HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKT PRIMA SANGATTA 2014 SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan untuk Memperoleh gelar Sarjana Keperawatan DIAJUKAN OLEH AGUS TRIYONO 1311308230828 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH SAMARINDA 2014
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP
RUMAH SAKIT PKT PRIMA SANGATTA 2014
SKRIPSI
Diajukan sebagai persyaratan untuk
Memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
DIAJUKAN OLEH
AGUS TRIYONO
1311308230828
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
SAMARINDA
2014
Hubungan Antara Perilaku Caring Perawat
dengan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit PKT Prima Sangatta
Agus Triyono1, Nunung Herlina
2, Rinnellya Agustien
3
ABSTRAK
Latar belakang : Perilaku caring adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring adalah esensi dari keperawatan yang mampu memfasilitasi dan meningkatkan kualitas pemberian pelayanan kepada pasien sehingga meningkatkan kepuasan pasien dan menghasilkan keuntungan bagi rumah sakit. Tujuan : Mengetahui hubungan antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap rumah sakit PKT Prima Sangatta. Metode : deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 63 responden dari pasien ruang rawat inap (kelas I, II, III, VIP/VVIP dan HCU). Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan instrumen kuisioner. Hasil : analisis bivariat dengan Chi Square didapatkan nilai p = 0,000 (< 0,5) dengan nilai OR 12,083 (95% CI 3,632 – 40,201). Kesimpulan : ada hubungan yang bermakna antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap, dimana perilaku caring yang dilakukan oleh perawat memiliki peluang 12 kali untuk membuat pasien memperoleh kepuasan dibandingkan dengan perilaku caring yang tidak dilakukan oleh perawat.
Kata kunci : perilaku caring perawat, kepuasan, dan ruang rawat inap.
1 Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Samarinda
2 Rumah Sakit Abdul Wahab Syahranie Samarinda
3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Samarinda
The Relationship between Behavior of Caring Nurse with Patient Satisfaction In the PKT Prima Hospital of Sangatta
Agus Triyono
1, Nunung Herlina
2, Rinellya Agustien
3
ABSTRACT Background : The behavior of caring is an action taken to provide support to the individual as a whole or comprehensive. Caring behavior is the essence of nursing is able to facilitate and improve the quality of service delivery to the patient satisfaction and generate profits for the hospital. Objective : To determine the relationship between nurse caring behaviors with patient satisfaction in the PKT Prima hospital of Sangatta. Metods : Descriptive cross-sectional analytic approach. Number of sampel are 63 respondents from patients inpatient unit (class I, II, III, VIP/VVIP and HCU). Sampling using purposive sampling technique, the questionnaire instrument. Results : Bivariate analysis with Chi Square p value = 0,000 (< 0,05) with values 12,083 OR (95% CI 3,632 to 40,201). Conclusion : There is a significant relationship between nurse caring behaviors with patient satisfaction in the inpatient unit, where caring behavior perfomed by a nurse has a chance 12 times to make patients satisfied comparing with uncaring behavior by nurse.
Keywords: nurse caring behaviors, satisfaction, and patient wards
1College Of Health Science Muhammadiyah Samarinda
2 Abdul Wahab Syahrani Hospital Of Samarinda
3 College Of Health Science Muhammadiyah Samarinda
B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul
sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya
setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkan.
Pasien akan merasa puas apabila layanan kesehatan yang
diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya,
ketidakpuasan pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan
yang diperolehnya tidak sesuai dengan harapannya (Pohan, 2007).
Tingkat kepuasan pasien dalam menerima layanan kesehatan
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Muninjaya (2004), faktor-
faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna jasa pelayanan
kesehatan yaitu pemahaman pengguna tentang jenis pelayanan yang
akan diterimanya. Dalam hal ini komunikasi memegang peranan
penting karena pelayanan kesehatan adalah high personal contact,
emphaty / caring (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh petugas
kesehatan, biaya (cost), penampilan fisik (kerapian) petugas, kondisi
kebersihan dan kenyamanan ruangan (tangible), jaminan keamanan
yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan (assurance), ketepatan
jadual pemeriksaan dan kunjungan dokter juga termasuk pada faktor
ini, keandalan dan ketrampilan (reliability), petugas kesehatan dalam
memberikan perawatan, kecepatan petugas memberikan tanggapan
terhadap keluhan pasien (responsiveness).
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk berdedikasi pada orang lain, pengawasan dengan waspada,
perasaan empati kepada orang lain, dan perasaan cinta dan
menyayangi. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang
penting terutama dalam praktik keperawatan dan diyakini berperilaku
caring untuk klien dan bekerja sama dengan klien dari berbagai
lingkungan merupakan esensi keperawatan.
Perilaku caring perawat memungkinkan terjadinya hubungan
interpersonal yang harmonis antara perawat dan pasien, dapat
membantu dan memenuhi kebutuhan pasien,yang pada akhirnya
dapat memberikan kepuasan kepada pasien (Anjaswani, Keliat, Sabri,
2002). Hal ini dikarenakan perawat adalah tulang punggung layanan
kesehatan (rumah sakit), yang selalu bersama selama 24 jam,
sehingga indikator kinerja pelayanan kesehatan dapat tercermin salah
satunya dari sikap caring perawat.
Berdasarkan hasil survei penelitian Kementerian Kesehatan RI
(Usman, 2010), dengan mengambil sampel pasien rawat inap
sebanyak 738 pasien 23 rumah sakit (umum dan swasta) yang
dilakukan di lima kota besar di Indonesia, ditemukan 9 poin
permasalahan, salah satunya adalah 65,4% pasien mengeluh
terhadap sikap perawat yang kurang ramah, kurang simpatik dan
jarang tersenyum.
Penelitian Husein (2006), didapatkan bahwa 90% pasien merasa
tidak nyaman berbicara dengan perawat, 84% dari jumlah tersebut
memiliki pengalaman negatif karena perawat tidak memperhatikan
kebutuhan pasien, terutama pada malam hari. Fenomena diatas
secara umum menunjukkan adanya kecenderungan sikap dan perilaku
perawat yang tidak caring terhadap pasien yang dapat mempengaruhi
kualitas asuhan keperawatan dan berdampak pada tingkat kepuasan
pasien.
Rumah Sakit PKT Prima Sangatta (selanjutnya ditulis RSPKT-PS)
merupakan bagian dari strategic bussines unit (SBU) dari PT Kaltim
Medika Utama (PT KMU), yang sebelumnya bernama rumah sakit
Prima Sangatta. RSPKT-PS adalah rumah sakit tipe D dengan jumlah
tempat tidur sebanyak 50 buah dengan BOR rata-rata 40 % dan
jumlah pasien rawat inap rata-rata 200 pasien tiap bulan. Pada triwulan
kedua tahun 2014 (April-Juni), terjadi penurunan BOR yaitu 35 %
dengan jumlah pasien rata-rata 170 pasien tiap bulan. Penurunan
tersebut mengindikasikan adanya penurunan tingkat kepuasan pasien
terhadap RSPKT-PS. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien
terhadap perilaku caring perawat RSPKT-PS peneliti melakukan
wawancara prasurvei pada 10 pasien di ruang rawat inap (kelas II, I,
dan VIP) RSPKT-PS dengan hasil sebagai berikut, 2 pasien
mengatakan puas terhadap perilaku caring perawat, sedangkan 8
pasien mengatakan kurang puas terhadap perilaku caring perawat
dikarenakan kurang ramah, kurang memberikan informasi kepada
pasien, tidak memperkenalkan diri dan kurang mengontrol cairan infus
sehingga cairan infus kosong.
Berdasarkan fenomena tersebut di atas menarik peneliti untuk
melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Antara Perilaku Caring
Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diruang Rawat Inap Rumah Sakit
PKT Prima Sangatta 2014”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut “ Apakah ada Hubungan Antara Perilaku Caring Perawat
Dengan Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit PKT
Prima Sangatta 2014?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui Hubungan Antara Perilaku Caring Perawat
Dengan Kepuasan Pasien Di Ruang rawat Inap RSPKT-PS.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Mengidentifikasi karakteristik responden (umur, pendidikan,
jenis kelamin dan pekerjaan).
b. Mengidentifikasi perilaku caring perawat diruang rawat inap
RSPKT-PS.
c. Mengidentifikasi kepuasan pasien rawat inap di RSPKT-PS.
d. Menganalisa hubungan antara perilaku caring perawat dengan
kepuasan pasien di ruang rawat inap RSPKT-PS.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Meningkatkan khazanah ilmu pengetahuan khususnya tentang
hubungan antara perilaku caring dengan kepuasan pasien yang
dirawat di ruang rawat inap.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan evaluasi dan masukan untuk meningkatkan
perilaku caring di ruang rawat inap, agar mampu
memperbaiki mutu asuhan keperawatan kepada klien atau
pelanggan RSPKT-PS.
b. Bagi Perawat
Sebagai masukan dan informasi yang dapat dijadikan
perawat untuk memperbaiki dan meningkatkan perilaku
caring kepada pasien, sehingga tercipta layanan
keperawatan yang paripurna.
c. Bagi Pasien
Sebagai langkah terciptanya kepuasan pasien terhadap
mutu layanan rumah sakit.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
dan pengalaman dalam melakukan suatu penelitian,
khususnya penelitian yang berhubungan dengan perilaku
caring dan kepuasan pasien.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang berhubungan adalah sebagai berikut :
1. Tanjung, (2011), meneliti “Harapan Pasien Dalam Kepuasan
Perilaku Caring Perawat Di RSUD Deli Serdang Lubukpakam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh
harapan pasien terhadap tingkat kepuasan pasien pada perilaku
caring perawat di ruang rawat inap RSUD Deli Serdang
Lubukpakam. Desain penelitian yang digunakan adalah
deskripsi korelasi dengan sampel penelitian sebanyak 70 orang
pasien menggunakan probability sampling jenis stratified
random sampling. Adapun perbedaan pada penelitian ini adalah
pada purposive sampling dan pada uji bivariat penulis
menggunakan Chi Square, sedangkan Tanjung menggunakan
uji analisa hipotesis dengan uji statistik Paired-Sample t Test.
cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi,
pemenuhan kebutuhan aktifitas dan lain-lain), pemenuhan
kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan rasa
mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi
diri.
2) Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan
atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga
sebagian tindakan pelimpahan tugas yang di berikan. Hal ini
biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
umum atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3) Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara tim satu dengan yang lainnya.
Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan
seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada
penderita yang mempunyapenyakit kompleks. Keadaan ini
tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga
dari dokter ataupun yang lainnya.
d. Tugas Perawat
Tugas perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi
asuhan keperawatan ini dapat dilaksanakan sesuai dengan
tahapan dalam proses keperawatan. Tugas perawat ini
disepakati dalam lokakarya tahun 1983 yang berdasarkan
fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah:
1) Mengumpulkan data.
2) Menganalisis dan mengintrepetasi data.
3) Mengembangkan rencana tindakan keperawatan.
4) Menggunakan dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip
prinsip ilmu perilaku, sosial budaya, ilmu biomedik dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka
memenuhi kebutuhan dasar manusia.
5) Menentukan kriteria yang dapat diukur dalam menilai
rencana keperawatan.
6) Menilai tingkat pencapaian tujuan.
7) Mengidentifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan.
8) Mengevaluasi data permasalahan keperawatan.
9) Mencatat data dalam proses keperawatan.
10) Menggunakan catatan klien untuk memonitor kualitas
asuhan keperawatan.
11) Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam bidang
keperawatan.
12) Membuat usulan rencana penelitian keperawatan.
13) Menerapkan hasil penelitian dalam praktek keperawatan.
14) Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan.
15) Membuat rencana penyuluhan kesehatan.
16) Melaksanakan penyuluhan kesehatan.
17) Mengevaluasi penyuluhan kesehatan.
18) Berperan serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
19) Menciptakan komunikasi yang efektik baik dengan tim
keperawatan maupun tim kesehatan lain.
4. Kepuasan
a. Definisi Kepuasan
Kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal
dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan
suatu produk dengan harapannya (Nursalam, 2003).
Menurut Kotler (2005) kepuasan adalah tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang
dirasakan dibandingkan dengan harapannya.
Menurut Jacobalis (1989), kepuasan sebagai rasa lega atau
senang karena harapan atau hasrat tentang sesuatu terpenuhi.
Kepuasan mempunyai dimensi fisik, mental dan sosial.
Kepuasan konsumen merupakan dimensi persepsi
multidimensional yang tekait dengan struktur, proses dan
outcome layanan, sedangkan ketidakpuasan merupakan
kesenjangan antara harapan dengan kenyataan layanan yang
diterima oleh pasien. Ketidakpuasan adalah kekecewaan.
Ketidakpuasan terhadap layanan kesehatan diungkapkan dalam
bentuk keluhan, protes, kemarahan, surat terbuka dalam media
massa, pengaduan pada ikatan profesi sampai pada pengaduan
ke pengadilan dengan tuntutan malpraktek.
Dari berbagai pandangan diatas dapat disimpulkan bahwa
kepuasan konsumen adalah perasaan emosional yang
dirasakan konsumen setelah melakukan perbandingan yang
mencakup perbedaan antara harapan dan hasil yang dirasakan.
Apabila hasil yang dirasakan sesuai dengan harapan maka
seseorang merasa puas dan sebaliknya.
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan
Faktor utama penentu kepuasan pelanggan adalah persepsi
pelanggan terhadap kualitas jasa. Faktor–faktor yang
mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan menurut
Garpez, 1999 (dalam Nasution, 2005) adalah :
1) Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan pelanggan
ketika melakukan transaksi.
2) Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk.
3) Pengalaman dari teman – teman.
4) Komunikasi iklan.
Jacobalis (1989), mengatakan bahwa ketidakpuasan pasien
yang paling sering dikemukakan adalah ketidakpuasan
terhadap:
1) Sikap dan perilaku petugas rumah sakit dan karyawan.
2) Keterlambatan oleh dokter atau perawat.
3) Dokter atau Perawat yang merawat sulit ditemukan.
4) Petugas kurang komunikatif dan informatif.
5) Lamanya proses masuk rawat inap.
6) Aspek pelayanan hotel di rumah sakit.
7) Kebersihan dan ketertiban lingkungan.
Parasuraman (2001), mengemukakan konsep kualitas
layanan yang berkaitan dengan kepuasan ditentukan oleh lima
unsur yang biasa dikenal dengan istilah kualitas layanan
”RATER” (responsiveness, assurance, tangible, empathy, dan
reliability). Konsep kualitas layanan RATER intinya adalah
membentuk sikap dan perilaku dari pegembang layanan untuk
memberikan bentuk pelayanan yang kuat dan mendasar, agar
mendapat penilaian sesuai dengan kualitas layanan yang
diterima.
Lima dimensi kualitas layanan RATER, terdiri dari lima
dimensi mutu pelayanan (Service Quality), terdiri dari :
a) Wujud nyata (tangible) adalah wujud langsung yang meliputi
fasilitas fisik, yang mencakup kemutakhiran peralatan yang
digunakan, kondisi sarana, kondisi sumber daya manusia
perusahaan dan keselarasan antara fasilitas fisik dengan
jenis jasa yang diberikan.
b) Kehandalan (reliability) adalah aspek – aspek keandalan
system pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa yang
meliputi kesesuaian pelaksanaan pelayanan dengan
rencana, kepedulian perusahaan kepada permasalahan
yang dialami pasien, keandalan penyampaian jasa sejak
awal, ketepatan waktu pelayanan sesuai dengan janji yang
diberikan,keakuratan penanganan.
c) Ketanggapan (responsiveness) adalah keinginan untuk
membantu dan menyediakan jasa yang dibutuhkan
konsumen. Hal ini meliputi kejelasan informasi waktu
penyampaian jasa, ketepatan dan kecepatan dalam
pelayanan administrasi, kesediaan pegawai dalam
membantu konsumen, keluangan waktu pegawai dalam
menanggapi permintaan pasien dengan cepat.
d) Jaminan (assurance) adalah adanya jaminan bahwa jasa
yang ditawarkan memberikan jaminan keamanan yang
meliputi kemampuan SDM, rasa aman selama berurusan
dengan karyawan, kesabaran karyawan, dukungan
pimpinan terhadap staf.
e) Empati (empathy) adalah berkaitan dengan memberikan
perhatian penuh kepada konsumen yang meliputi perhatian
kepada konsumen, perhatian staf secara pribadi kepada
konsumen, pemahaman akan kebutuhan konsumen,
perhatian terhadap kepentingan konsumen, kesesuaian
waktu pelayanan dengan kebutuhan konsumen.
c. Metode Pengukuran Kepuasan
Menurut Kotler (2005) ada berbagai metode dalam mengukur
kepuasan pelanggan yaitu :
1) Sistem keluhan dan saran
Pemberi pelayanan memberikan kepuasan pada pelanggan
dengan cara menerima saran, keluhan masukan mengenai
produk atau jasa layanan. Jika penanganan keluhan,
masukan dan saran ini baik dan cepat, maka pelanggan
akan merasa puas, sebaliknya jika tidak maka pelanggan
akan merasa kecewa. Contoh dengan menggunakan
formulir, kotak saran, kartu komentar.
2) Riset kepuasan pelanggan
Model ini berusaha menggali tingkat kepuasan dengan
survei kepada pelanggan mengenai jasa yang selama ini
mereka gunakan. Jika dilakukan dengan baik , survei akan
mencerminkan kondisi lapangan yang sebenarnya mengenai
sikap pelanggan terhadap produk atau jasa yang digunakan.
3) Ghost Shopping
Yaitu model yang mirip dengan marketing intelligence yaitu
pihak pemberi jasa dari pesaingnya dengan cara berpura-
pura sebagai pembeli atau pengguna jasa dan melaporkan
hal–hal yang berkaitan dengan cara memahami kelemahan
dan kekuatan produk jasa atau cara pesaing dalam
menangani keluhan.
4) Analisa pelanggan yang hilang
Analisa pelanggan tertentu yang berhenti menggunakan
produk jasa dan melakukan studi terhadap bekas pelanggan
mereka. Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan
elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih
baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila pelanggan
merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang
disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak
efektif dan tidak efisien. Hal ini terutama sangat penting bagi
pelayanan publik. Pada kondisi persaingan sempurna,
dimana pelanggan mampu untuk memilih di antara beberapa
alternatif pelayanan dan memiliki informasi yang memadai,
kepuasan pelanggan merupakan satu determinan kunci dari
tingkat permintaan pelayanan.
Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan
merupakan faktor yang penting dalam mengembangkan suatu
sistim penyediaan pelayanan tanggap terhadap kebutuhan
pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta
memaksimalkan dampak pelayanan terhadap populasi sasaran.
d. Kepuasan terhadap layanan keperawatan
Menurut Azwar (1996) secara umum kepuasan terhadap
mutu pelayanan keperawatan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu tingkat:
a) Kepuasan yang mengacu pada kode etik dan standar
pelayanan.
1) Hubungan dokter atau perawat dan pasien.
2) Kenyamanan dan pelayanan yang menyangkut pada
sarana dan prasarana dari rumah sakit.
3) Kebebasan dalam melakukan pilihan.
4) Pengetahuan dan kompetisi teknis yang merupakan
prinsip pokok standar pelayanan.
5) Efektifitas pelayanan.
b) Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua
persyaratan pelayanan meliputi :
1) Ketersediaan pelayanan.
2) Kewajaran pelayanan.
3) Kesinambungan pelayanan.
4) Penerimaan pelayanan.
5) Ketercapaian pelayanan
Apabila dibandingkan antara kedua kelompok dimensi
kepuasan, dapat dilihat bahwa dimensi kepuasan yang kedua
bersifat ideal, karena untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang memenuhi persyaratan tidaklah semudah yang
diperkirakan. Untuk mengatasi hal tersebut diterapkan prinsip
kepuasan yang terkombinasi selektif, dalam arti penerapan
dimensi kepuasan kelompok pertama dilakukan secara optimal,
sedangkan penerapan dimensi kelompok kedua dilakukan
secara selektif yaitu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
5. Rawat Inap
Menurut Crosby, 1997 (dalam Nasution, 2005) rawat inap
adalah kegiatan penderita yang berkelanjutan ke rumah sakit untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang berlangsung lebih dari 24
jam. Secara khusus pelayanan rawat inap ditujukan untuk penderita
atau pasien yang memerlukan asuhan keperawatan secara terus
menerus (Continuous Nursing Care) hingga terjadi penyembuhan.
Dengan kualitas pelayanan rawat inap yang memuaskan, akan
mendorong pasien untuk tetap memilih rumah sakit tersebut apabila
membutuhkan kembali fasilitas pelayanan kesehatan. Pelayanan
rawat inap merupakan pusat kegiatan yang paling banyak terjadi
interaksi antara perawat dengan pasien, karena unit ini paling banyak
memberikan pelayanan dibandingkan dengan yang lainnya.
B. Penelitian Terkait
Abdul, (2013), meneliti “Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan
Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Baubau”. Pada
penelitiannya sampel yang digunakan sebanyak 64 responden.
Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan analitik cross
sectional. Adapun perbedaan antara penelitian Abdul dengan penulis
adalah pada purposive sampling dan pada uji statistik bivariat penulis
menggunakan uji statistik Chi Square sedangkan Abdul menggunakan
uji statistik Fisher Exact dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan Accidental Sampling. Hasil penelitian Abdul,(2013),
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku
caring perawat dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap. Uji fisher
menunjukkan p value = 0,000. Dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat dengan
kepuasan pasien rawat inap rumah sakit.
C. Kerangka Teori Penelitian
Kerangka teori merupakan uraian dari definisi-definisi terkait
dengan permasalahan yang akan dijadikan sebagai tujuan dalam
melakukan penelitian (Notoatmojo, 2010). Adapun kerangka teori
pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka teori
Sumber : Watson (2008), Parasuraman et. All (2001).
D. Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan
atau kaitan antara konsep satu dengan konsep lainnya, atau antara
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
perilaku caring
10 faktor karatif: 1. Sistem humanistic -
altruistic. 2. Penanaman Faith-
hope. 3. Sensitifitas/kepekaan
diri. 4. Hubungan saling
percaya. 5. Pengungkapan
ekspresi perasaan. 6. Metode ilmiah. 7. Peningkatan
pembelajaran dan pengajaran.
8. Dukungan lingkungan.
9. Pemenuhan kebutuhan dasar.
10. Faktor existensial phenomoligic.
Perilaku caring
Perilaku caring
perawat yang
tercantum dalam
daftar dimensi
caring (CDI=
caring dimension
indexs).
Kepuasan
1. Tangibles
2. Reliability
3. Responsiveness
4. Assurance
5. empathy
Faktor yang
mempengaruhi
kepuasan
1. komunikasi
2. kebutuhan
pribadi
3.Pengalaman
masa lalu
variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang
akan diukur atau diteliti (Notoatmojo, 2010).
Variabel-variabel yang terdapat dalam kerangka konsep
penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu variabel yang
berdiri sendiri atau bebas, dan variabel dependen yaitu variabel
yang terikat. Adapun yang menjadi variabel independen pada
penelitian ini adalah perilaku caring perawat, sedangkan kepuasan
pasien menjadi variabel dependen.
Kerangka konsep penelitian digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2. Kerangka konsep
E. Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hupo dan thesis. hupo artinya
sementara/lemah kebenaranya dan thesis artinya pernyataan/teori.
Dengan demikian, hipotesis berarti pernyataan sementara yang
perlu diuji kebenarannya (Hastono, 2011).
Perilaku caring perawat
Kepuasan Pasien
- Dilaksanakan
- Tidak dilaksanakan
- Puas
- Tidak puas
Variabel Dependen
Variabel Independen
Untuk menguji benarnya sebuah hipotesis digunakan pengujian
yang disebut pengujian hipotesis. Terdapat dua jenis hipotesis
dalam penelitian yaitu :
1. Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis yang dinyatakan tidak ada perbedaaan suatu kejadian
antara kedua kelompok, atau hipotesis yang dinyatakan tidak
ada hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain.
Pada penelitian ini, sesuai judul maka hipotesis nol dituliskan
sebagai berikut :
Ho : tidak ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan
kepuasan pasien di ruang rawat inap RSPKT-PS.
2. Hipotesis alternatif (Ha)
Hipotesis yang menyatakan ada perbedaan suata kejadian
antara kedua kelompok, atau hipotesis yang menyatakan ada
hubungan variabel satu dengan variabel yang lain.
Hipotesis alternatif pada penelitian ini adalah :
Ha : Ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan
kepuasan pasien di ruang rawat inap RSPKT-PS.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian kepada 63 orang responden dapat
diambil beberapa kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan
penelitian tentang hubungan antara perilaku caring perawat dengan
kepuasan pasien di RS PKT Prima Sangatta :
1. Karakteristik responden/pasien di RS PKT Prima Sangatta adalah
1) umur responden : < 25 tahun 25 %, 25-35 tahun 51%, 36-45
tahun 16 %, 46-55 tahun 6% dan ≥ 56 tahun 2%. 2) jenis kelamin :
laki-laki 43%, perempuan 57%. 3) pendidikan responden : SD 10%,
SMP 5%, SMU 60%, dan perguruan tinggi 25%. 4) pekerjaan
responden : PNS/POLRI/TNI 2%, pegawai swasta 52%, wiraswasta
14%, ibu rumah tangga 29% dan lain-lain 3%. 5) lama hari rawat
responden : 2-3 hari 57%, 4-6 hari 40% dan ≥ 7 hari sebanyak 3%.
2. Perilaku caring di ruang rawat inap RS PKT Prima Sangatta,
sebagian besar dilakukan oleh perawat (55,6%) dan sebagian
lainnya tidak dilakukan oleh perawat (44,4%).
3. Tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap RS PKT Prima
Sangatta tergolong baik yaitu (58,7%) dan hanya (41,3%) pasien
yang menyatakan tidak puas.
4. Ada hubungan yang signifikan / bermakna antara perilaku caring
perawat dengan kepuasan pasien. (p-value 0,000 < α 0,05).
B. Saran
Dalam penelitian ini dari uraian pembahasan dan kesimpulan
tersebut, penulis memberikan saran:
1. Untuk Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian dengan metode
studi banding antara perilaku caring yang dilakukan perawat di
rumah sakit negeri dan rumah sakit swasta.
2. Untuk Institusi Pendidikan
Dapat menjadi masukan dalam proses pembelajaran dan
pendidikan tentang Perilaku Caring Perawat.
3. Untuk Institusi Pelayanan
Sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme perawat, maka
perlu diberikan pelatihan tentang Customer Satisfaction. Dan bagi
manajemen rumah sakit, peningkatan sumber daya manusia bagi
tenaga kesehatan dengan berbagai pelatihan dan upaya
mewujudkan harapan/keinginan pasien perlu ditingkatkan untuk
menjaga kualitas dan mutu layanan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul. (2013). Hubungan Antara Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Baubau Buton, Jurnal Keperawatan.
Anggono, J.B. (1996). Faktor-Faktor Penentu Tingkat Kepuasan Pasien Atas Layanan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RS Elizabeth Semarang. Thesis Magister Administrasi Rumah Sakit Program Pasca Sarjana UI Jakarta.
Anjaswani, Keliat, B.A, Sabri, L. (2002). Analisis Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Perilaku Caring Perawat Di Rumah Sakit Umum dr. Saiful Anwar Malang. Jurnal Keperawatan Indonesia Volume 6 (2):41-48. Jakarta: FIK UI
Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta
Azwar, A. (2010). Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta: Bina Rupa Aksara
Cravens, D.W. (1996). Pemasaran Strategis. Jakarta : Erlangga
Dharma, K.K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan.Jakarta : Trans Info Media
Dwidiyanti, M. (2007). Konsep Caring. Diakses 4 Desember 2012 dari http://staff.undip.ac.id/psikfk/meidiana/2010/06/04/konsep-caring/
Ekowarni, E. (2003). Psikologi Perkembangan Dan Perubahan Sosial. Temu Ilmiah Nasional III, Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia. Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta.
Greenfield, B.H. (2008). Meaning Of Caring During Their First Year Of Clinical Practice. Journal Of Nursing Research (8thed).
Hastono, S. (2011). Statistik Kesehatan, Jakarta: Rajawali Pers
Hidayat, A. (2013). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah, (4th ed), Jakarta: Salemba Medika
Husein, M. (2006). Patient Satisfacation With Nursing Care Rumah Sakit Dera Ismail Khan, Gomal Medical College, Pakistan, Medical Jurnal: Volume 32. Januari-Juni 2007: 27
Hurlock, E. B. (2006) Psikologi Perkembangan, Jakarta : Erlangga
Jacobalis, S. (1989). Menjaga Mutu Pelayanan Di Rumah Sakit, Jakarta : Persi
Jones. (2008). Perception Of Nurses Caring Behaviors By Trauma Patient. Journal of Advance Nursing (2nd ed).
Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran, Analisis, Implementasi Dan Pengendalian, ( 6th ed), Jakarta: Erlangga
Kozier, B., Erb, G., & Blais, K. (2007). Professional Nursing Practice: Concept And Perspectives (3rd ed), California: Addison Wesley Longman
Mc Clean. (2010). Assesing The Security Needs Of Patient In Medium Secure Psychiatric Care In Northern Ireland.
Monica, E.L. (2008). Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan Pendekatan Berdasarkan Pengalaman, Jakarta: EGC
Muchlisin & Ichsan. (2008). Aplikasi Model Konseptual Caring Dari Jean Watson Dalam Asuhan keperawatan, Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697 (1st ed)
Muninjaya, A. A. G. (2004). Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC
Nasution, M.N. (2005). Manajemen Jasa Terpadu, Bogor : Ghalia Indonesia
Nasution, S.K. (2004). Meningkatkan Status Kesehatan Melalui Pendidikan Kesehatan dan Penerapan Pola Hidup Sehat. Artikel Ilmiah, library.usu.ac.id
Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta
Nuralamsyah, M. (2012). Hubungan Antara Perilaku Caring Dan Kualitas Caring Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Dalam Praktik Keperawatan Di Ruang Penyakit Dalam RSUD A. Makassau Parepare,
Jurnal Keperawatan.
Nurrachmah, E. (2001). Persepsi Klien Tentang Asuhan Keperawatan Bermutu Dan Tingkat Kepuasan, Januari 8, 2010, www.pdpersi.co.id
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta
Tanjung, N. (2011). Harapan Pasien Dalam Kepuasan Perilaku Caring Perawat Di RSUD Deli Serdang Lubukpakam. Jurnal Keperawatan
Tjiptono, F. (2004). Strategi Pemasaran, Yogyakarta : Andi Offset
Tomey, A.M., & Alligood, M.R. (2006). Nursing Theorists And Their Work (6th ed). Missouri; Mosby Elsevier
Usman, Y. (2010). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Rawat Jalan Dan Rawat Inap Pelayanan Kesehatan Di Jawa, Sumatra, Dan Kalimantan. Jurnal Penelitian Sistem Kesehatan (12th
ed).
Watson, J. (2006). Caring Science as Secret Science. Philadelphia: Davis Company
Watson, J. (2002). Theory Of Human Caring. Http://www2.ushsc.ed/son/caring/content/wct.asp.
Wolf, Z.B & Miller, P.A. (2003). Relationship Between Nurse Caring And Patient Satisfaction In Patient Undergoing Invasive Cardiac Prosedure.