-
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN
MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN HASIL BELAJAR FIQIH
KELAS IX SEMESTER 1 MTs MA’ARIF WALISONGO
SIDOWANGI, KAJORAN, MAGELANG
TAHUN 2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
TANTRI SUPRIHATININGTYAS
NIM.111-14-071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 2020
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
DAN
KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : TANTRI SUPRIHATININGTYAS
NIM : 111-14-071
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul Skripsi : Hubungan antara Penggunaan Media Audio Visual
dengan
Hasil Belajar Fiqih Kelas IX Semester 1 MTs Ma‟arif
Walisongo Sidowangi, Kajoran, Magelang Tahun 2020
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain.
Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan
pada e-
repository perpustakaan IAIN Salatiga.
Salatiga, 28 Februari 2020
Penulis,
TANTRI SUPRIHATININGTYAS
Materai
-
vi
MOTTO
Ilmu yang bermanfaat adalah yang dibagikan untuk
kemaslahatan orang banyak dan orang yang belajar akan
berhati hati dalam bertindak dan berusaha menjauhi
kesalahan untuk kedua kalinya
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah
dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Qs. Al-Mujadilah:11)
-
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayah bundaku tercinta, Dwi Sarasa dan Budi Kurniati yang
selalu dengan
sabar mencurahkan kasih sayang, dukungan dan do‟a yang tak
pernah
putus untuk penulis.
2. Suamiku Andri Santosa, terimakasih atas kasih sayang,
perhatian dan
kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dan inspirasi
dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Anakku tersayang, Muhammad Pandu Andrian Pratama yang
senantiasa
memberikan semangat dengan senyuman dan motivasi dengan
pelukan
sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
4. Kakakku Achmad Charis Prasetyo dan Humam Abdurrouf dan
adikku
tersayang Farkhi Rizqi Kurmiawan, Raykhan Fikri Anugrah dan
Talenta
Dewi Aisyah yang selalu memberi dukungan sehingga
terselesainya
skripsi ini.
5. Teman-teman seperjuanganku Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan
angkatan 2014 khususnya jurusan Pendidikan Agama Islam.
-
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq
dan
hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat
menyelesaikan skripsi
ini.
Skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Penggunaan Media Audio
Visual
dengan Hasil Belajar Fiqih Kelas IX Semester 1 MTs Ma‟arif
Walisongo
Sidowangi, Kajoran, Magelang Tahun 2020” ini, telah disusun
dengan sungguh-
sungguh sehingga memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) pada Institut Agama Islam Negeri ( IAIN )
Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan
saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini
dapat
terealisasikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag selaku Rektor Institut Agama
Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu
Keguruan (FTIK)
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Program Pendidikan
Agama Islam
(PAI)
-
ix
4. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si selaku Pembimbing Akademik
yang
senantiasa membimbing dan mengarahkan dalam proses bimbingan
akademik
selama kuliah.
5. Ibu Dra. Hj.Siti Farikhah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang
telah
berkenan meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis
dalam
penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak
membantu
selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi
Terselesaikannya tulisan ini selain sebagai bentuk tanggung
jawab
pengenyam perguruan tinggi yang tentunya kelak akan menjadi
salah satu
referensi. Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh
dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis
harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya
dan para pembaca pada umumnya
Salatiga, 28 Februari 2020
Penulis,
-
x
ABSTRAK
Suprihatiningtyas, Tantri. 2020. Hubungan Antara Penggunaan
Media Audio
Visual dengan Hasil Belajar Fiqih Kelas IX Semester 1 MTs
Ma‟arif
Walisongo Sidowangi, Kajoran, Magelang Tahun 2020. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Pendidikan Agama Islam
(PAI).
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dra.
Hj.Siti Farikhah, M.Pd.
Kata Kunci : Media Audio Visual, Hasil Belajar Fiqih
Tujuan Penelitian ini adalah 1). Untuk mengetahui pengunaan
media
audio visual pada mata pelajaran Fiqih pada siswa MTs Ma‟arif
Walisongo
Sidowangi Kec. Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020. 2). Untuk
mengetahui hasil
belajar fiqih pada siswa MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi Kec.
Kajoran Kab.
Magelang Tahun 2020. 3). Untuk mengetahui hubungan penggunaan
media audio
visual dan hasil belajar fiqih pada siswa MTs Ma‟arif Walisongo
Sidowangi Kec.
Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020.
Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kuantitatif dan
jenis
penelitian ini adalah hubungan atau korelasi. Penelitian
kuantitatif dalam melihat
hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat
sebab-akibat
(kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen
dan dependen.
Sedangkan metode pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini
adalah
Kuesioner, Dokumentasi, Wawancara dan Observasi. Analisis data
menggunakan
Product Moment dari Karl Pearson untuk mengetahui hubungan
penggunaan
antara media audio visual dan hasil belajar fiqih kelas IX MTs
Ma‟arif Walisongo
Sidowangi Kec. Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020.
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan media pembelajaran
audio
visual pada mata pelajaran fiqih MTs Ma‟arif Walisongo: 1).
Kategori (A) baik
sekali sebanyak 43 orang atau 63,24%, 2). Kategori (B) baik
sebanyak 11 orang
atau 16,18%, 3). Kategori (C) cukup sebanyak 6 orang atau 8,82%
dan 4).
Kategori (D) kurang sebanyak 8 orang atau 11,77%. Hasil belajar
fiqih MTs
Ma‟arif Walisongo menunjukkan: 1). Kategori A (Sangat Baik)
sebanyak 24 atau
35,29%, 2). Kategori B (Baik) sebanyak 21 atau 30,88% dan 3).
Kategori C
(Cukup) sebanyak 23 atau 33,83%. Hubungan penggunaan media audio
visual dan
hasil belajar fiqih di MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi Kec.
Kajoran Kab.
Magelang Tahun 2020 sangat positif dan signifikan, terbukti pada
N=68 dengan r
observasi (hitung) = 0,392 > r tabel 0,306. maka dapat
disimpulkan bahwa tinggi
rendahnya hasil belajar fiqih kelas IX MTs Ma‟arif Walisongo
Sidowangi Kab.
Magelang sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pengunaan
media audio
visual.
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
.........................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO
......................................................................................
ii
PERSETUJUAN
PEMBIMBING.....................................................................
iii
PENGESAHAN
KELULUSAN........................................................................
iv
DEKLARASI.....................................................................................................
v
MOTTO
............................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN
............................................................................................
vii
KATA PENGANTAR
......................................................................................
viii
ABSTRAK
.......................................................................................................
x
DAFTAR ISI
....................................................................................................
xi
DAFTAR
LAMPIRAN....................................................................................
xiv
DAFTAR
TABEL............................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
............................................................ 1
B. Rumusan Masalah
......................................................................
5
C. Tujuan Penelitian
.......................................................................
6
D. Manfaat Penelitian
.....................................................................
6
E. Definisi Operasional
.................................................................
7
F. Sistematika Penulisan
................................................................
12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Audio Visual
.............. 13
1. Pengertian Media Pembelajaran
.......................................... 13
-
xii
2. Audio Visual
........................................................................
15
3. Media Berbasis Audio Visual
.............................................. 16
4. Nilai-Nilai Praktis Penggunaan Media
................................ 17
5. Fungsi dan Manfaat Media Dalam Pembelajaran ...............
19
6. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
............................. 20
7. Indikator Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual ..22
B. Tinjauan Hasil Belajar
..............................................................
23
1. Pengertian Belajar
……………............................................. 23
2. Pengertian Hasil Belajar
..............................................................
24
3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil
Belajar..................................... 25
C. Tinjauan Mata Pelajaran Fiqih tingkat MTs
............................. 30
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Fiqih
MTs........................... 30
2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fiqih di
MTs.................... 32
3. Standar Kelulusan Bidang Studi Fiqih di
MTs...................... 32
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fiqih MTs........
34
5. Fiqih
Ibadah...........................................................................
38
D. Hubungan antara Penggunaan Media Audiio Visual dan Hasil
Belajar Peserta didik
..................................................................
42
E. Kajian Pustaka (Penelitian Terdahulu)
...................................... 44
F. Hipotesis Penelitian
...................................................................
47
-
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
……….................................................……… 48
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
.................................................... 49
C. Populasi dan Sampel
.................................................................
49
D. Variabel Penelitian
....................................................................
50
E. Instrumen Penelitian
..................................................................
51
F. Metode Pengumpulan Data
....................................................... 53
G. Teknik Analisis Data
.................................................................
55
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
............................................... 57
BAB V PENUTUP
...........................................................................................
76
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................
79
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................
82
-
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Surat Izin
Penelitian.................................................. 83
2. Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
dari
Sekolah..........................................................................................
84
3. Lampiran 3 Lembar Konsultasi
Skripsi......................................... 85
4. Lampiran 4 Pedoman
Angket........................................................
87
5. Lampiran 5 Hasil Angket
.............................................................
89
6. Lampiran 6 Foto Pengisian
Angket............................................... 95
7. Lampiran 7 Foto Gedung
Madrasah.............................................. 97
8. Lampiran 8 Tabel Product
Moment............................................... 99
9. Lampiran 9 Daftar Riwayat
Hidup.............................................. 100
-
xv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fiqih
Semester I Kurikulum 2013
......................................................... 34
2. Tabel 1.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fiqih
Semester II Kurikulum
2013.........................................................
35
3. Tabel 2.1 Pergantian Kepala
Sekolah........................................... 59
4. Tabel 2.2 Daftar Guru MTs Ma‟arif
Walisongo........................... 60
5. Tabel 2.3 Perkembangan Jumlah
Siswa........................................ 61
6. Tabel 2.4 Hasil Angket Penggunaan Media Audo
Visual............ 62
7. Tabel 2.5 Tabel Distribusi
Frekuensi............................................ 66
8. Tabel 2.6 Hasil Nilai Raport Hasil Balajar
Fiqih.......................... 68
9. Tabel 2.7 Predikat Hasil Belajar
Fiqih.......................................... 70
10. Tabel 2.8 Persiapan untuk Menghitung Hubungan antara
Hasil
Angket dengan Hasil
Belajar.........................................................
71
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada
diri
setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi
karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkunganya. Oleh karena itu,
belajar
dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda
bahwa
seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku
pada diri
orang itu, yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan
pada
tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya (Sudjana,
2013:13).
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di
sekolah-sekolah, tidak lain ini di maksudkan untuk
mengarahkan
perubahan pada diri peserta didik secara terencana, baik dalam
aspek
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi yang terjadi
selama
proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, yang
antara lain
terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah,
bahan atau
materi pelajaran (buku, modul, majalah, rekaman video atau
audio, dan
yang sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas
(proyektor
overhead, perekam pita audio dan video, radio, televisi,
komputer,
perpustakaan, pusat sumber belajar, dan lain-lain).
Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peranan yang
penting
dalam menggunakan metode mengajar dan media mengajar.
Pemilihan
-
2
salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis
media
pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain
yang
harus diperhatikan dalam memilih media. Salah satu fungsi utama
media
adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi
iklim,
kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh
guru. Guru
banyak menyadari bahwa tanpa adanya suatu media yang
menunjang
dalam proses pembelajaran akan sulit dipahami oleh peserta
didik. Pada
dasarnya setiap mata pelajaran dalam kelas mempunyai tingkat
kesukaran
yang berbeda. Sehingga terdapat mata pelajaran yang membutuhkan
media
pembelajaran namun ada juga yang tidak membutuhkan media
pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang amat
penting
dalam proses pembelajaran yang dapat dimuati pesan yang akan
disampaikan kepada siswa yang berupa alat, selain itu media
pembelajaran
elektronik merupakan salah satu cara untuk peningkatan kualitas
hasil
belajar dan berkomunikasi dengan siswa agar lebih efektif. Oleh
karena itu
penggunaan media pembelajaran elektronik saat proses
pembelajaran
sangat diperlukan (Rivai, 2002:65).
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang amat
penting
dalam proses pembelajaran yang dapat dimuati pesan yang akan
disampaikan kepada siswa yang berupa alat, selain itu media
pembelajaran
elektronik merupakan salah satu cara untuk peningkatan kualitas
hasil
belajar dan berkomunikasi dengan siswa agar lebih efektif. Oleh
karena itu
-
3
penggunaan media pembelajaran elektronik saat proses belajar
mengajar
sangat diperlukan (Sudjana, 2002:65). Pemakaian media dalam
proses
pembelajaran juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan
bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik.
Menurut Asnawir (2002:95) bahwa pengajaran dengan teknologi
audio visual adalah cara atau menyampaikan materi dengan
menggunakan
mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan
audio
visual. Pengajaran audio visual jelas bercirikan pemakaian
perangkat keras
selama proses belajar, seperti mesin proyektor, film bersuara,
gambar
hidup dan televisi. Jadi pengajaran dengan audio visual adalah
produksi
dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan
dan
pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman
kata
atau simbol-simbol yang serupa agar para siswa mampu termotivasi
dalam
mengikuti pelajaran. Penggunaan alat audio visual seperti
tersebut
ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
proses
pembelajaran sehingga diharapkan peserta didik mampu
mengembangkan
daya nalar serta daya rekannya. Hasil berbagai penelitian bahwa
proses
belajar dan mengajar menggunakan sarana audio visual mampu
meningkatkan efisiensi pengajaran 20% - 50% (Darwanto,
2007:101).
Secara umum Abdurrahman (2003:38) menjelaskan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan
belajar, menurutnya juga anak-anak yang berhasil dalam belajar
ialah
-
4
berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan
instruksional.
Hasil belajar ini menjadi salah satu tujuan proses pembalajaran
dimana
siswa yang hasil belajarnya tinggi dapat dikatakan sudah
mengerti dan
paham tentang materi yang telah disampaikan dan siswa yang
hasil
belajarnya rendah belum memahami tentang materi yang telah
disampaikan.
Inilah yang menjadikan hasil belajar itu sebagai tolak ukur
kepahaman siswa
dalam proses pembelajaran.
Mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam penyusunan
skripsi
ini adalah tentang fiqih, yaitu bidang studi yang memberikan
pendidikan
untuk mengamalkan dan memahami fiqih. Fiqih merupakan
pengetahuan
tentang hukum-hukum syariat Islam mengenai
perbuatan-perbuatan
manusia, yang diambil dari dalil-dalil secara terinci. Jadi,
ilmu fiqih
bertujuan untuk memberi pelajaran, pengetahuan atau petunjuk
tentang
hukum, apa yang disuruh dan apa yang dilarang, mana yang boleh
dan
mana yang tidak, serta menunjukkan cara melaksanakan suatu
perintah
ajaran Islam. Sebagaimana lazimnya suatu bidang studi yang
diajarkan di
madrasah, materi keilmuan mata pelajaran fiqih mencakup
dimensi
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang berguna bagi
kehidupan
siswa di masa depan. Dengan mempelajari fiqih secara optimal,
siswa
dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, dapat menjadi
manusia
yang memiliki spiritual tinggi dan dapat mencegah terjadinya
perilaku
menyimpang. Maka sangatlah perlu untuk seorang guru dalam
proses
pembelajaran menggunakan media pembelajaran, salah satunya
adalah
-
5
media audio visual yang berfungsi sebagai memotivasi dan
meningkat
hasil belajar siswa pada pelajaran fiqih di MTs Ma‟arif
Walisongo
Sidowangi Kec. Kajoran Kab. Magelang.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian
dengan judul yaitu: “Hubungan antara Penggunaan Media Audio
Visual
dengan Hasil Belajar Fiqih Kelas IX Semester 1 MTs Ma‟arif
Walisongo
Sidowangi, Kajoran, Magelang Tahun 2020”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam
penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan media pembelajaran audio visual pada
mata
pelajaran fiqih kelas IX semester 1 MTs Ma‟arif Walisongo
Sidowangi
Kec. Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020?
2. Bagaimana hasil belajar fiqih kelas IX semester 1 MTs
Ma‟arif
Walisongo Sidowangi Kec. Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020?
3. Apakah ada hubungan penggunaan media audio visual dengan
hasil
belajar fiqih kelas IX semester 1 MTs Ma‟arif Walisongo
Sidowangi
Kec. Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020?
-
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin
di
capai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengunaan media audio visual pada mata pelajaran
fiqih
pada siswa MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi Kec. Kajoran Kab.
Magelang Tahun 2020.
2. Mendeskripsikan hasil belajar fiqih pada peserta didik MTs
Ma‟arif
Walisongo Sidowangi Kec. Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020.
3. Mendefiniskan hubungan penggunaan media audio visual
dengan
hasil belajar fiqih pada siswa MTs Ma‟arif Walisongo
Sidowangi
Kec. Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi
yang jelas tentang hubungan antara media audio visual dengan
hasil
belajar fiqih kelas IX semester 1 Mts Ma‟arif Walisongo
Sidowangi Kec.
Kajoran Kab. Magelang, sehingga mampu memberikan manfaat
baik
secara teoritis dan praktis
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada
dunia
pendidikan dan dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya
tentang penerapan media pembelajaran audio visual terhadap
hasil
belajar peserta didik pada mata pelajaran fiqih bagi orang
yang
membacanya.
-
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Guru diharapkan mampu memanfaatkan media audio visual
secara maksimal agar siswa lebih mudah dalam mempelajari
materi fiqih.
b. Bagi Siswa
Siswa diharapkan dengan menggunakan media audio visual lebih
mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru dan bisa
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.
c. Bagi Sekolah
Sekolah mampu bersaing dengan sekolah lain dengan melengkapi
sarana prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran
sehingga mutu pendidikan semakin meningkat.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekaburan dalam
penafsiran judul, maka perlu dikemukakan maksud dan istilah
yang
digunakan dalam judul skripsi ini agar dapat dipahami.
1. Media audio visual
a. Media
Menurut Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2011:3) media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi dan kejadian
yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
-
8
pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru,
buku
materi pembelajara dan lingkungan sekolah adalah media.
Sedangkan
menurut Hamzah (2011:78), media merupakan alat komunikasi
yang
digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu sumber
kepada
penerimanya.
Jadi dapat disimpulkan media adalah segala sesuatu yang
dapat
digunakan oleh seorang guru sebagai perantara untuk menyalurkan
pesan
kepada peserta didik sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan,
perhatian dan minat peserta didik sedemikian rupa sehingga
terjadi
proses pembelajaran
b. Audio Visual
Menurut Sanjaya (2015:211) audio adalah media yang hanya
dapat
didengar saja atau media yang hanya memiliki unsur suara seperti
radio
dan rekaman suara. Sedangkan menurut Hamdani (2011:248)
media
audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
(hanya
dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan
kemampuan para siswa untuk mempelajari bahan ajar.
Media visual menurut Arsyad (2007:91) memegang peran sangat
penting dalam proses belajar, media visual dapat memperlancar
pemahan
(misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan
memperkuat
ingatan. Visual juga dapat pula menumbuhkan minat siswa dan
dapat
memberikan hubungan antar isi materi pembelajaran dan dunia
nyata.
Bentuk visual bisa berupa gambar representasi (gambar, lukisan,
atau
-
9
foto), diagram (melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi
dan
struktur isi materi), peta (menunjukkan hubungan-hubungan
ruang),
grafik (tabel, grafik, chart) yang menyajikan gambaran atau
kecenderungan data
Audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang
penyerapanya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak
seluruhnya
tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa
agar
para siswa mampu termotivasi dalam mengikuti pelajaran
(Sukiman,
2012:22). Jadi, audio visual adalah media penyalur pesan
dengan
memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan.
Jadi bisa disimpulkan bahwa media pembelajaran audio visual
adalah perantara atau alat peraga yang digunakan oleh guru
dalam
kegiatan pembelajaran yang produksi dan penggunaan materi
yang
penyerapannya melalui pandangan (gambar) dan pendengaran
(suara).
Dari berbagai jenis media audio visual, salah satu yang
digunakan adalah
video di dalam laptop yang ditampilkan menggunakan
proyektor.
Berdasarkan penjelasan istilah diatas, maka indikator
penggunaan
media audio visual adalah:
1) Guru terampil menggunakan media yang dapat dilihat dan
dapat
didengar.
2) Guru menggunakan media pembelajaran audio visual dalam
rangka
komunikasi dan interaksi guru dengan siswa dalam proses
pembelajaran.
-
10
3) Guru dalam menggunakan media pembelajaran audio visual
mampu
membuat siswa memperhatikan materi yang disampaikan.
2. Hasil Belajar Fiqih
a. Hasil Belajar
Hasil Belajar dalam KBBI “hasil” diartikan sebagai sesuatu
yang
dihasilkan dibuat, dijadikan, dsb oleh suatu usaha (Balai
Pustaka,
2007:391). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki
oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya
(Sukiman,
2012:25).
Sedangkan menurut Sam‟s hasil belajar adalah suatu kemampuan
yang berupa ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari
latihan
atau pengalaman yang diperoleh (Sam‟s dan Rosma Hartiny,
2010:48).
Jadi hasil belajar merupakan kemampuan anak yang berupa
keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan
yang
diperoleh dari lingkungan dimana anak berada.
b. Pelajaran Fiqih
Fiqih dalam Kamus Arab-Indonesia “fiqih” berasal dari kata
faqiha-yafqahu-fiqhan yang berarti mengerti, faham akan
sesuatu
(2007:321). Sedangkan menurut Karim (2006:11) fiqih adalah
ilmu
yang mempelajari syariat yang bersifat amaliah (perbuatan)
yang
diperoleh dari dalil-dalil hukum yang terperinci.
Pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari mata pelajaran
pendidikan agama Islam (PAI) yang membahas dan menerangkan
-
11
tentang hal-hal yang berkaitan tentang hukum-hukum syara‟
dengan
dalil-dalil yang terperinci yang dipahami melalui kekuatan rasio
atau
hasil pemikiran berdasarkan dalil-dalil tersebut.
Maka bisa disimpulkan bahwa hasil belajar mata pelajaran
fiqih
adalah sesuatu yang dihasilkan dari sebuah usaha sadar oleh
individu
untuk mencapai suatu tujuan yang terjadi setelah proses
pembelajaran
mata pelajaran fiqih itu dilaksanakan dan selesai. Biasanya
hasil akan
diterima siswa setelah melakukan suatu evaluasi.
-
12
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini penulis susun terdiri dari
bab-bab dan
sub bab sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, yang berisi : Latar Belakang Masalah,
Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian (Manfaat Teoretis
dan
Manfaat Praktis), Definisi Operasional dan Sistematika
Penulisan.
Bab II Landasan Teori, memuat tentang: Landasan teori
(Deskripsi
Media Audio Visual dan Deskripsi Hasil Belajar Fiqih), Kajian
pustaka
(Kajian penelitian terdahulu) dan Hipotesis penelitian.
Bab III Metode Penelitian, berisi : Jenis Penelitian, Lokasi dan
Waktu
Penelitian, Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian, Instrumen
Penelitian,
Metode Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data.
Bab IV Deskripsi dan Analisis Data, berisi: Deskripsi Data
(pertama
analisis tentang variabel Penggunaan Audio Visual, kedua
analisis tentang
variabel Hasil belajar fiqih dan ketiga analisis tentang
hubungan antara
penggunaan media audio visual dengan hasil belajar fiqih kelas
IX semster 1
MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi, Kajoran, Magelang Tahun
2020
Bab V Penutup, bab ini berisi mengenai kesimpulan dan
saran-saran
-
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Audio Visual
1. Pengertian Media Pembelajaran
Dalam Arsyad (2013:3) menuliskan bebrapa pendapat dari para
ahli mengenai definisi media pembelajaran, yaitu:
a. Gerlach dan Ely
Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi
atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu
memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.
b. Association of Education ang Community Technology (AECT)
Media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
meyampaikan pesan atau informasi.
c. Gagne and Briggs
Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk
menyampaikan isi materi pengajaran.
Menurut Daryanto (2011:4), media adalah alat komunikasi,
penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi
atau
ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik
secara
verbal maupun nonverbal. Gagne dalam (Solihatin dan Raharjo,
2007:
23) mengartikan media sebagai jenis komponen dalam
lingkungan
peserta didik yang dapat merangsang mereka untuk belajar.
Senada
-
14
dengan itu, Djamarah dan Zain (2006:120) menyatakan bahwa,
media
adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur
pesanguna mencapai tujuan pembelajaran.
Jadi media adalah alat untuk menyampaikan pesan dari
pengirim
kepada penerima pesan yang disini orang yang menyampaikan
pesan
disebut guru dan penerima pesan disebut peserta didik.
Sedangkan media pembelajaran adalah sebuah alat yang
berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar,
pengajar, dan
bahan ajar. Media pembelajaran adalah alat bantu yang
digunakan
seorang pengajar dalam proses tranformasi pengetahuan, budaya,
ilmu
dari satu generasi ke generasi lain untuk mempermudah proses
pembelajaran tersebut dipahami oleh para peserta didik dari apa
yang
diujarkan dan di jelaskan oleh pendidik (Arsyad, 2006:3).
Gagne dan Briggs secara implisit mengatakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku,
tape-
recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide
(gambar
bingkai), foto, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain,
media
adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung
materi instructional di lingkungan peserta didik yang dapat
merangsang
peserta didik untuk belajar (Asnawir, 2002:13).
-
15
Ibrahim dan Syaodih (2003: 112) mengartikan bahwa media
pembelajaran adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan
pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan perhatian
dan
kemampuan peserta didik. Sedangkan Asosiasi Teknologi dan
Komunikasi Pendidikan (Association of Education and
Communication
Technology/AECT) di Amerika, menyatakan bahwa media
pembelajaran
adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan/informasi (Sadiman,dkk, 2006: 6).
Jadi, dapat disimpulkan pengertian media pembelajaran
merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan
atau
isi dari materi pembelajaran.
2. Audio Visual
Audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang
penyerapanya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak
seluruhnya
tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa
agar
para peserta didik mampu termotivasi dalam mengikuti
pelajaran
(Darwanto, 2007:101).
Menurut Sukiman (2012:184) audio visual adalah media
penyalur pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan
penglihatan.
Jadi bisa disimpulkan media pembelajaran audio visual adalah
perantara atau media yang digunakan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran melalui pandangan (gambar) dan pendengaran
(suara).
-
16
3. Media Berbasis Audio Visual
Media pembelajaran berbasis audio visual adalah media
penyaluran pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan
penglihatan. Diantara jenis media audio visual adalah media
film, video,
dan televisi. Dalam penelitian ini peneliti lebuh terfokus
membahas
media pembelajaran audio visual berupa film dan video. Definisi
film
menurut UU 8/1992 adalah karya cipta seni dan budaya yang
merupakan
media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat berdasarkan
asas
sinemografi. Film kini diartikan sebagai suatu cabang seni
yang
menggunakan audio dan visual sebagai medianya (Sukiman,
2012:185).
Sedangkan video adalah seperangkat komponen atau media yang
mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu yang
bersamaan. Media video ini dalam pembelajaran PAI dapat
digunakan
untuk mengajarkan materi untuk pengembangan aspek sikap atau
nilai-
nilai meupun ketrampilan seperti ketrampilan wudhu, shalat,
manasik
haji, dan sebagainya. Media film dan video memiliki kelebihan
dan
kekurangan, diantaranya kelebihan dari media film dan video
adalah:
a. Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman
dasar
peserta didik ketika mereka membaca, berdiskusi, dan
berpraktik.
b. Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat
yang
dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu.
Misalnya langkah – langkah berwudhu dan sholat fardhu.
-
17
c. Film dan video dapat meningkatkan motivasi dan menanamkan
sikap
yang baik.
d. Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat
mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta
didik (Arsyad, 2011:49).
Berdasarkan penjelasan teori-teori yang dikemukakan diatas
maka salah satu hal yang bisa dilakukan oleh seorang guru
dalam
menjelaskan materi Fiqih yakni dengan pemanfaatan media
pembelajaran
secara maksimal terutama penggunaan media film dan video.
Pembelajaran Fiqih yang banyak praktiknya menuntut seorang
guru
supaya dapat menjelaskan materi secara jelas dan terperinci agar
mudah
dipahami oleh peserta didik. Misalnya saja pada saat menjelaskan
tentang
tata cara shalat dan bacaan-bacaannya bisa diputarkan video,
dengan
melihat tata cara shalat secara langsung dan mendengarkan
penjelasan
materi tersebut diharapkan peserta didik dapat memahami dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang selama ini dilakukan
setelah
diputarkan video mengenai tata cara shalat.
4. Nilai-Nilai Praktis Penggunaan Media
Penggunaan media dalam proses pembelajaran mempunyai
nilai-nilai praktis sebagai berikut:
a. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman
yang
dimiliki peserta didik atau mahapeserta didik. Pengalaman
masing-
masing individu yang beragam karena kehidupan keluarga dan
-
18
masyarakat sangat menentukan macam pengalaman yang dimiliki
mereka. Dalam hal ini media dapat mengatasi perbedaan
tersebut.
b. Media dapat mengatasi ruang kelas. Banyak yang sukar untuk
dialami
secara langsung oleh peserta didik didalam kelas. Maka
dengan
melalui media akan dapat diatasi kesukaran-kesukaran
tersebut.
c. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta
didik
dengan lingkungannya.
d. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan
yang
dilakukan peserta didik dapat secara bersama-sama diarahkan
menuju
hal-hal yang sesuai dengan tujuan yang dicapai.
e. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit
dan
realistis.
f. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.
g. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta
didik
untuk belajar. Dengan adanya media pembelajaran dapat
menimbulkan rangsangan tertentu kearah keinginan untuk
belajar.
h. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu
yang
konkret kepada yang abstrak (Asnawir, 2002:14).
Jadi dengan adanya penggunaan media pembelajaran audio
visual yang mempunyai nilai-nilai praktis maka akan
mempermudah
seorang guru dan seorang peserta didik. Bagi seorang guru
penggunakan
media akan membantu dalam memberikan penjelasan kepada
peserta
didik terhadap hal-hal yang dianggap sulit menjadi sesuatu yang
bisa
-
19
dipelajari dan dipahami secara lebih sederhana. Dengan
menggunakan
media audio visual peserta didik bisa melihat secara langsung
materi
fiqih dan mendengar penjelaskan dari materi tersebut yang
diharapkan
membantu pemahaman peserta didik. Adanya media audio visual
yang
menjelaskan materi dengan melihat secara langsung dan
mendengarkan
maka peserta didik dalam mengikuti pembelajaran tidak akan
merasa
bosan dan akan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
5. Fungsi dan Manfaat Media Dalam Pembelajaran
Pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan, dan membawa
pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap peserta didik. Bahan-bahan audio visual
dapat
memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam
proses
pembalajaran. Hubungan peserta didik dengan guru tetap
merupakan
elemen paling penting dalam sistem pendidikan modern saat
ini.
Berdasarkan penjelasan istilah diatas maka manfaat praktis
penggunaan
media pembelajaran dalam proses pembelajaran yaitu:
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan
proses
dan hasil belajar.
b. Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak peserta didik
sehingga menimbulkan motivasi, interaksi yang lebih langsung
antara
-
20
peserta didik dengan lingkungan, dan kemungkinan peserta
didik
untuk belajar sendiri sesuai kemampuan dan minatnya.
c. Media pembelajaran dapat mengetasi keterbatasan indra, ruang
dan
waktu.
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada
peserta didik tentang peristiwa dilingkungan mereka serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,
masyarakat, dan lingkungan (Kustandi, 2011:23).
Penggunaan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk
memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media
tersebut.
Fungsi media adalah sebagai berikut:
a. Memotivasi minat atau tindakan. Untuk memenuhi fungsi
memotivasi,
maka media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik
penyampaian materi dengan berbasis audio visual.
b. Memberikan instruksi/ pengarahan kepada peserta didik.
c. Menyajikan informasi kepada peserta didik mengenai hal-hal
yang
belum dimengerti oleh peserta didik (Daryanto, 2013:20).
6. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
kegiatan proses pembelajaran. Penggunaan media dalam
pembelajaran
akan membantu seorang guru dalam menjelaskan materi kepada
peserta
didik akan lebih jelas. Karena beraneka ragamnya media tersebut,
maka
masing-masing media mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda.
-
21
Media audio visual merupakan salah satu media pembelajaran
dengan
suara dan gambar yang bisa digunakan oleh guru untuk
menjelaskan
materi fiqih yang bersifat praktik. Untuk itu perlu memilihnya
dengan
cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih
media, antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
ketepat
gunaan, kondisi peserta didik, ketersediaan perangkat keras
dan
perangkat lunak, mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu,
beberapa
pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan
pembelajaran yang sudah ditetapkan. Masalah tujuan belajar
ini
merupakan komponen yang utama yang harus diperhatikan dalam
memilih media. Dalam penerapan media harus jelas dan
operasional,
spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku.
b. Aspek materi menjadi pertimbangan yang amat penting dalam
memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media
yang
digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran peserta
didik.
c. Kondisi peserta didik dari segi subjek belajar menjadi
perhatian yang
serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan
kondisi
anak. faktor umum, intelegensi, latar belakang pendidikan,
budaya dan
lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan
dalam
memilih media pengajaran.
-
22
d. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru
mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal
yang
perlu menjadi pertimbangan seorang guru. Seringkali suatu
media
dianggap tepat untuk digunakan dikelas akan tetapi di sekolah
tersebut
tidak tersedia media atau peralatan yang diperlukan, sedangkan
untuk
mendesain atau merancang suatu media yang dikehendaki tidak
mungkin dilakukan oleh guru. Media yang dipilih seharusnya
dapat
menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada peserta didik
secara
tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan yang ditetapkan
dapat
dicapai secara optimal.
e. Biaya yang akan dikeluarkan dlam pemanfaatam media harus
seimbang dengan hasil yang akan dicapai. Pemanfaatan media
yang
sederhana mungkin lebih menguntungkan daripada menggunakan
media yang canggih bilamana hasil yang dicapai tidak
sebanding
dengan dana yang dikeluarkan (Asnawir, 2002:17).
Jadi, pemilihan media pembelajaran harus sesuai dengan
tujuan
yang akan dicapai, Karakteristik media sesuai dengan proses
pembelajaran, media mudah diperoleh, penggunaan media tidak
memakam waktu yang lama dan kesesuaian media pembelajaran
dengan
cara berfikir peserta didik.
7. Indikator Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual
Adapun indikator penggunaan media pembelajaran audio visual
adalah sebagai berikut:
-
23
a. Guru terampil menggunakan media yang dapat dilihat dan
dapat
didengar.
b. Guru menggunakan media pembelajaran audio visual dalam
rangka
komunikasi dan interaksi guru dengan peserta didik dalam
proses
pembelajaran.
c. Guru dalam menggunakan media pembelajaran audio visual
mampu
membuat peserta didik memperhatikan materi yang disampaikan
(Hermawan, 2007:22-34).
B. Tinjauan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar dalam pengertian secara luas yaitu perkembangan
psiko-
fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Maksudnya
belajar itu
suatu perubahan mental yang menjadikan seseorang berkembang
secara
baik. Sedangkan dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai
usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian
kegiatan
menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (Baharuddin,
2010:13).
Manurut Slameto (2010:2), belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan
menurut
Purwanto (2009:42), belajar merupakan aktifitas mental atau
psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan
perubahan-perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Tujuan
-
24
belajar adalah untuk memperoleh kepandaian dan untuk merubah
perilaku individu menjadi lebih baik. Belajar merupakan proses
atau
usaha untuk memperoleh tujuan belajar tersebut.
Jadi, belajar adalah suatu proses usaha untuk menghasilkan
perubahan tingkah laku dengan melalui praktik-praktik, yaitu
mendengar,
mengikuti, membaca, mencoba hal-hal baru, mengamati dan
mengikuti
petunjuk serta pengarahan.
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil Belajar terdiri dari dua kata „hasil‟ dan „belajar‟.
Dalam
KBBI hasil memiliki beberapa arti:1) Sesuatu yang diadakan oleh
usaha,
2) pendapatan; perolehan; buah. Sedangkan belajar adalah
perubahan
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman
(Tim
Penyusun Pusat Bahasa, 2007:121).
Secara umum Abdurrahman (2003:38) menjelaskan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan
belajar, menurutnya juga anak-anak yang berhasil dalam belajar
ialah
berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan
instruksional.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu
setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan
perubahan
tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan
keterampilan
siswa sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil
belajar
merupakan salah satu indikator dari proses belajar. Hasil
belajar adalah
perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami
aktivitas
-
25
belajar. Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu
proses
pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai
oleh siswa
(Purwanto, 2002:82).
Menurut Tri Anni, Hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu
sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh
suatu bentuk perilaku yang relatif menetap (2004:4).
Dapat disimpulkan hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah proses belajar yang dapat memberikan
perubahan
tingkah laku.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Peserta
Didik
Dalyono (2007:55-60) menyatakan, faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar peserta didik terdiri dari:
a. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)
1) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya
terhadap kemampuan belajar peserta didik. Bila peserta didik
selalu
tidak sehat sakit kepala, demam, pilek, dan sebagainya,
dapat
mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.
Demikian halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik,
misalnya mengalami gangguan pikiran, ini dapat mengganggu
dan
mengurangi semangat belajar.
-
26
2) Intelegensi dan Bakat
Dua aspek kejiwaan (psikis) ini besar sekali pengaruhnya
terhadap kemampuan belajar. Peserta didik yang memiliki
intelagensi baik (IQ- nya tinggi) umumnya mudah belajar dan
hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya peserta didik yang
intelegensi-nya rendah cenderung mengalami kesukaran dalam
belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya rendah.
Bakat
juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan
belajar.
Misalnya belajar bermain gitar, apabila dia memiliki bakat
musik
akan lebih mudah dan cepat pandai dibanding dengan peserta
didik
yang tidak memiliki bakat itu.
Selanjutnya, bila peserta didik mempunyai intelegensi
tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka
proses
belajarnya akan lancar dan suskses dibanding dengan peserta
didik
yang memiliki bakat saja tetapi intelegensinya rendah.
3) Minat dan Motivasi
Sebagaimana halnya intelegensi dan bakat, maka minat
dan motivasi adalah dua aspek psikis yang juga besar
pengaruhnya
terhadap pencapaian prestasi belajar. Minat dapat timbul
karena
daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari.
Timbulnya
minat belajar bisa disebabkan dari berbagai hal, diantaranya
minat
belajar yang besar untuk menghasilkan prestasi yang tinggi.
-
27
Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah daya
pendorong untuk melakukan pekerjaan, yang bisa berasal dari
dalam diri (intrinsik) yaitu dorongan yang umumnya karena
kesadaran akan pentingnya sesuatu. Motivasi yang berasal dari
luar
diri (ekstrinsik), misalnya dari orang tua, guru atau teman.
4) Cara Belajar
Cara belajar peserta didik juga mempengaruhi pencapaian
hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan tekhnik dan
faktor
fisiologis, psikologis, dan kesehatan, akan memperoleh hasil
yang
kurang memuaskan. Peserta didik yang rajin belajar siang dan
malam tanpa istirahat yang cukup. Cara belajar seperti ini
tidak
baik, belajar harus istirahat untuk memberi kesempatan
kepada
mata, otak, serta tubuh lainnya untuk memperoleh tenaga
kembali.
Selain itu, teknik- teknik belajar perlu diperhatikan
bagaimana caranya membaca, mencatat, membuat ringkasan, apa
yang harus dicatat dan sebagainya. Selain dari teknik teknik
tersebut, perlu juga diperhatikan waktu belajar, tempat,
fasilitas
untuk belajar.
b. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri)
1) Keluarga
Faktor keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan peserta didik dalam belajar. Tinggi rendahnya
pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau
-
28
kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, keharmonisan
keluarga, semuanya turut mempengaruhi pencapaian prestasi
belajar peserta didik.
2) Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi
tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode
mengajarnya,
kesesuaian kurikulum dengan kemampuan peserta didik, keadaan
fasilitas sekolah, keadaan ruangan, dan sebagainya. Semua ini
turut
mempengaruhi prestasi belajar peserta didik.
3) Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar.
Bila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri
dari
orang- orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-
rata
bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong
anak
lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal di
lingkungan
banyak anak- anak yang nakal, tidak bersekolah dan
pengangguran,
hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat
dikatakan
tidak menunjang sehingga motivasi belajar berkurang.
4) Lingkungan Sekitar
Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal juga sangat
penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan
lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu
lintas,
iklim dan sebagainya. Keadaan lalu lintas yang membisingkan,
-
29
suara hiruk pikuk orang disekitar, suara pabrik, polusi udara,
iklim
yang terlalu panas, semua ini akan mempengaruhi kegairahan
belajar. Sebaliknya tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk
akan
menunjang proses belajar.
Faktor-faktor diatas sangat berpengaruh terhadap proses
pembelajaran. Ketika dalam proses belajar peserta didik tidak
memenuhi
faktor tersebut dengan baik, maka hal tersebut akan
berpengaruh
terhadap hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Oleh
karena itu,
untuk mencapai hasil belajar yang telah direncanakan seorang
guru harus
memperhatikan faktor-faktor diatas agar hasil belajar yang
dicapai
peserta didik bisa maksimal.
Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa, kurikulum
2013 bertujuan dapat membentuk dan meningkatkan sumber daya
manusia sebagai model pembangunan bangsa dan negara Indonesia
serta
meningkatkan persaingan yang sehat antar satuan pendidikan
tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai. Karena sekolah
diberikan
keleluasaan untuk mengembangkan Kurikulum 2013 sesuai
kondisi
satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik dan potensi
daerah.
-
30
C. Tinjauan Mata Pelajaran Fiqih tingkat MTs
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Fiqih MTs
Kata fiqih (فقه) secara bahasa terdapat dua makna. Makna
pertama
adalah al fahmu al mujarrad ( المجرد الفهم ), yang artinya
adalah mengerti
secara langsung atau sekedar mengerti saja (Syafi‟i,
2006:82).
Kata fiqih yang berarti sekedar mengerti atau memahami,
disebutkan di dalam ayat Al Quran Al Karim, ketika Allah
menceritakan
kisah kaum Nabi Syu‟aib „Alaihis Salam yang tidak mengerti
ucapannya.
Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang
apa
yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar
melihat
kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah
karena
keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun
bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami" (Qs.Hud:91)
Menurut Syafi‟i (2006:98), Fiqih Secara Istilah Mengandung Dua
Arti:
a. Pengetahuan tentang hukum-hukum syari‟at yang berkaitan
dengan
perbuatan dan perkataan mukallaf (mereka yang sudah
terbebani
menjalankan syari‟at agama), yang diambil dari dalil-dalilnya
yang
bersifat terperinci, berupa nash-nash al Qur‟an dan As sunnah
serta
yang bercabang darinya yang berupa ijma‟ dan ijtihad.
-
31
b. Hukum-hukum syari‟at itu sendiri. Jadi perbedaan antara
kedua
definisi tersebut bahwa yang pertama digunakan untuk
mengetahui
hukum-hukum (Seperti seseorang ingin mengetahui apakah suatu
perbuatan itu wajib atau sunnah, haram atau makruh, ataukah
mubah, ditinjau dari dalil-dalil yang ada), sedangkan yang
kedua
adalah untuk hukum-hukum syari‟at itu sendiri (yaitu hukum
apa
saja yang terkandung dalam shalat, zakat, puasa, haji, dan
lainnya
berupa syarat-syarat, rukun-rukun, kewajiban-kewajiban, atau
sunnah-sunnahnya).
Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum MTs adalah salah satu
bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan
untuk
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
dan
mengamalkan hukum Islam yang kemudian menjadi dasar
pandangan
hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
latihan
penggunaan, pengamalan dan pembiasaan.
Mata pelajaran fiqih MTs ini meliputi fiqih ibadah, fiqih
muamalah, fiqih jinayat dan fiqih siyasah yang menggambarkan
bahwa
ruang lingkup fiqih mencakup perwujudan keserasian, keselarasan,
dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri
sendiri,
sesama manusia, makhluk lainnya, maupun lingkungannya
(Dirjen
Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 2005:46).
-
32
2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fiqih di MTs
Pembelajaran fiqih di MTs. bertujuan untuk membekali peserta
didik agar dapat: (1) mengetahui dan memahami pokok-pokok
hukum
Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan
hubungan
manusia dengan Allah yang diatur dalam fiqih ibadah dan
hubungan
manusia dengan sesama yang diatur dalam fiqih muamalah. (2)
Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar
dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial.
Pengalaman
tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum
Islam,
disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan
pribadi
maupun sosial (Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI,
2005:49).
Sedangkan fungsi dari pembelajaran fiqih di MTs. adalah
sebagai berikut:
a. Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik
kepada
Allah SWT. sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di
dunia
dan akhirat.
b. Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan
peserta
didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan peraturan
yang
berlaku di madrasah dan masyarakat.
c. Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial
di
madrasah dan masyarakat.
-
33
d. Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
serta
akhlaq mulia peserta didik seoptimal mungkin untuk
melanjutkan
yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan
keluarga.
e. Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik
dan
sosial melalui ibadah dan muamalah.
f. Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta
didik
dalam keyakinan dan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan
sehari-
hari.
g. Pembekalan peserta didik untuk mendalami fiqih/hukum Islam
pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Standar Kelulusan Bidang Studi Fiqih di MTs
Standar kelulusan fiqih di MTs. adalah siswa dapat memahami
ketentuan hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah mahdah
dan
muamalah serta dapat mempraktekkan dengan benar dalam
kehidupan
sehari-hari.
Bila standar kelulusan hanya dapat memahami dan
mempraktekkan, berarti hanya sampai pada kemampuan kognitif
dan
psikomotorik saja, belum sampai kepada aspek afektifnya atau
kesadaran
melaksanakan ibadah dan muamalah serta mendapatkan
kecerdasan
emosional dan spiritual untuk diaplikasikan dalam kehidupan
nyata.
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Fiqih MTs dan
Pemetaannya
-
34
Tabel 1.1 Standar kompetensi dan kompetensi dasar fiqih di
MTs
semester I Kurikulum 2013 berdasarkan Permenag Nomor 2
Tahun 2008
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Melaksanakan ketentuan Taharah
(bersuci)
1.1. Menjelaskan macam-macam
najis dan tatacara Taharahnya (
bersucinya ).
1.2. Menjelaskan hadas kecil dan
tata cara Taharahnya
1.3. Menjelaskan hadas besar dan
tatacara Taharahnya
1.4. Mempraktekkan bersuci dari
najis dan hadas
2. Melaksanakan tata cara salat
fardu dan sujud sahwi
2.1. Menjelaskan tata cara salat
lima waktu
2.2. Menghafal bacaan-bacaan
salat lima waktu
2.3. Menjelaskan ketentuan waktu
salat lima waktu
2.4. Menjelaskan ketentuan sujud
sahwi
2.5. Mempraktekkan salat lima
waktu dan sujud sahwi
3. Melaksanakan tata cara azan,
ikamah, salat jamaah
3.1. Menjelaskan ketentuan azan
dan ikamah
-
35
3.2. Menjelaskan ketentuan salat
berjamaah
3.3. Menjelaskan ketentuan
makmum masbuq
3.4. Menjelaskan cara
mengingatkan imam yang lupa
3.5. Menjelaskan cara
mengingatkan imam yang
batal
3.6. Mempraktekkan azan, ikamah,
dan salat jamaah
Tabel 1.2 Standar kompetensi dan kompetensi dasar fiqih di MTs
Semester II
Kurikulum 2013 berdasarkan Permenag Nomor 2
Tahun 2008
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
4. Memahami shalat dan khutbah
sesuai tuntunan Rasul Saw
1.1. Menjelaskan ketentuan-
ketentuan shalat Jum‟at
dan khutbahnya
1.2. Mendemonstrasikan tata
cara shalat Jum‟at dan
khutbahnya
1. Membiasakan shalat berjamaah
dalam setiap shalat lima waktu
2.1. Menjelaskan ketentuan-
ketentuan shalat berjamaah
2.2. Menjelaskan ketentuan-
-
36
ketentuan makmum masbuk
2.3. Menjelaskan cara
mengingatkan imam yang
lupa
2.4. Memperaktekkan shalat
berjamaah dalam setiap
waktu
2. Memahami shalat qashar, jama dan
qashar jama.
3.1. Menjelaskan ketentuan-
ketentuan shalat qashar,
jama dan qashar jama
3.2. Menghapal niat shalat
qashar, jama dan qashar
jama
3.3. Mendemonstrasikan tata
cara shalat qashar, jama dan
qashar jama
3. Memahami tata cara shalat dalam
keadaan darurat
4.1. Menjelaskan ketentuan-
ketentuan shalat dalam
keadaan darurat
4.2. Membedakan shalat dalam
keadaan darurat ketika
sedang sakit dan di
kendaraan
4.3. Mendemonstrasikan shalat
darurat dalam keadaan sakit
dan sedang di kendaraan
4. Memahami tata cara shalat Jenazah 5.1. Menjelaskan
ketentuan-
ketentuan shalat Jenazah
5.2. Menghafal bacaan-bacaan
shalat Jenazah
-
37
5.3. Mendemonstrasikan tata
cara shalat jenazah
6. Membiasakan shalat sunah malam
(lail)
6.1. Menjelaskan macam-
macam shalat malam
6.2. Menjelaskan ketentuan-
ketentuan macam-macam
shalat malam
6.3. Mempraktekkan macam-
macam shalat malam
7. Memahami tata cara shalat „Idain 7.1. Menjelaskan
ketentuan-
ketentuan shalat „Idain
7.2. Menghafal bacaan niat dan
bacaan tasbih ketika shalat
„Idain
7.3. Mendemonstrasikan shalat
„Idain
8. Membiasakan shalat Dhuha 8.1. Menjelaskan ketentuan-
ketentuan shalat Dhuha
8.2. Menghapal do‟a setelah
shalat Dhuha
8.3. Memperaktekkan shalat
Dhuha
9. Membiasakan shalat sunah Tahiyatul
masjid
.
9.1. Menjelaskan ketentuan-
ketentuan shalat Tahiyatul
masjid
9.2. Menjelaskan ketentuan-
ketentuan I‟tikaf
9.3. Memperaktekkan shalat
Tahiyatul masjid dan I‟tikaf
-
38
Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
Kurikulum K13 Permenag Nomor 2 Tahun 2008, dapat disimpulkan
bahwa tuntutan dalam kompetensi dasar fiqih MTs lebih ditekankan
pada
kemampuan kognitif dan psikomotorik semata belum sampai pada
kemampuan afektif. Hal ini tampak jelas dari kata-kata dalam
kompetensi
dasar itu seperti menghafal, menjelaskan, mempraktekkan dan
mendemonstrasikan suatu materi.
Guru sebagai motivator dituntut untuk mampu mengembangkan
kompetensi dasar itu sekaligus materinya agar siswa termotivasi
untuk
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Motivasi itu dapat
berupa
pahala yang akan mereka terima, keuntungan yang akan didapat,
manfaat
yang akan mereka rasakan atau kebaikan-kebaikan lainnya yang
akan
mereka nikmati dengan mengamalkan ibadah dan muamalah yang
mereka
pelajari.
5. Fiqih Ibadah
a. Pengertian Fiqih ibadah
Ibadah berasal dari kata arab ‘ibadah jamaknya lafadz
‘ibadat yang berarti pengabdian, penghambaan, ketundukan dan
kepatuhan. Dari akar kata yang sama kita kenal dengan istilah
„abd
(hamba, budak) yang menghimpin makna kekurangan, kehinaan
dan
kerendahan (Ali, 2012:15).
Ibadah juga bisa diartikan dengan taat yang artinya patuh,
tunduk dengan setunduk-tunduknya, artinya mengkuti semu
perintah
-
39
Allah SWT dan menjauhi semua larangan yang dikehendaki oleh
Allah Swt. Karena makna asli ibadah adalah menghamba, dapat
pula
diartikan sebagai bentuk perbuatan yang menghambakan diri
sepenuhnya kepada Allah SWT.
Konsep ibadah adalah konsep tentang seluruh perbuatan
lahiriah maupun batiniah, jasmani dan rohani yang di cintai dan
di
ridhoi oleh Allah SWT. Ibadah juga diartikan sebagai
hubungan
manusia dengan yang diyakini kebesaran dan kekuasaannya.
Artinya, jika yang diyakini kebesarannya adalah Allah, maka
menghambakan diri kepada Allah.
b. Ruang lingkup fiqih ibadah
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa semua kehidupan
hamba Allah yang dilaksanakan dengan niat mengharap
keridhaan
Allah Swt. bernilai ibadah. Hanya saja ada ibadah yang
sifatnya
langsung berhubungan dengan Allah tanpa ada perantara yang
merupakan bagian dari ritual formal atau hablum minallah dan
ada
ibadah yang secara tidak langsung, yakni semua yang
berkaitan
dengan masalah muamalah, yang disebut dengan hablum minannas
(hubungan antar manusia).
Secara umum, bentuk ibadah kepada Allah dibagi menjadi
dua yaitu Ibadah mahdhah dan Ibadah ghoiru mahdhah. Ibadah
mahdhah adalah ibadah yang perintah dan larangannya sudah
jelas
secara dzahir dan tidak memerlukan penambahan atau
pengurangan.
-
40
Ibaah ini di tetapkan oleh dalil-dalil yang kuat (qad‟i
ad-dilalah),
misalnya perintah shalat, zakat, puasa, ibadah haji dan bersuci
dari
hadas kecil dan besar (Ridwan, 2009:70-71).
Ibadah ghairu mahdhoh adalah ibadah yang cara
pelakanaannya dapat direkayasa oleh manusia, artinya
bentuknya
dapat beragam dan mengikuti situasi dan kondisi, tetapi
subtansi
ibadahnya tetap terjaga. Misalnya, perintah melaksanakan
perdagangan dengan cara yang halal dan bersih, larangan
perdagangan yang gharar, mengandung unsur penipuan dan
sebagainya.
Ibadah merupakan bentuk pengakuan yang hakiki dari
hamba Allah bahwa dirinya adalah alam yang akan binasa,
dirinya
tiada berarti, dirinya lemah, dirinya kotor dan tidak berdaya
upaya.
Oleh karena itu, beribadah kepada Allah merupakan upaya agar
Allah memberikan kekuatan-Nya, melimpahkan rahmat,
melimpahkan kasih sayangnya serta membersihkan jiwa yang
kotor.
c. Macam-Macam Fiqih Ibadah
Beberapa macam-macam ibadah dilihat dari berbagai
tinjauan, antara lain :
1) Dilihat dari segi umum dan khusus, ibadah dibagi menjadi dua
:
a) Ibadah umum ialah ibadah yang mencakup semua aspek
ialah kehidupan.
-
41
b) Ibadah khusus ialah ibadah yang macam dan cara
melaksanakannya ditentukan dalam syara‟. Ibadah khusus
inilah yang bersifat khusus dan mutlak. Contohnya, bersuci
untuk mengerjakan shalat di lakukan menggunakan air
(Basyir, 2003:15-16)
2) Dilihat dari tatacara melaksanakannya, ibadah dibagi
menjadi
lima :
a) Ibadah badaniyyah (dzatiyyah), seperti : shalat.
b) Ibadah maaliyah, seperti : zakat.
c) Ibadah ijtima‟iyyah, seperti : haji, shalat berjamaah,
shalat
idul fitri, idul adha dan shalat jum‟ah.
d) Ibadah ijabiyah, seperti : tawaf.
e) Ibadah salbiyah, seperti : meninggalkan segala sesuatu
ang
diharamkan ketika sedang berikhram.
3) Dilihat dari niat melaksanakannya, ibadah dapat di bagi
menjadi
dua :
a) Ibadah hakiki, yakni ibadah yang dilakukan sepenuh-
penuhnya untuk ibadah semata. Misalnya, berdo‟a kepada
Allah Swt. ibadah hakiki bersifat ghair ma‟qulatil-ma‟na,
artinya maknanya tidak fahami secara ma‟qul, tidak jelas
maksud dan hikmahnya. Semua perbuatan dimaksudkan
hanya semata-mata ta‟abudi, sebagai bentuk memperbudak
diri hanya kepada Allah.
-
42
b) Ibadah sifati artinya yang memperbuatannya memiliki
nilai-
nilai ibadah. Ibadah seperti ini jelas sifat-sifatnya atau
ma‟qulatul ma‟na. Semua urusan ibadah sosial atau bernilai
duniawi yang mengandung unsur ukrawi, dalam
pelaksanaannya, memiliki hukum asal mubah dan tidak
mutlak harus dilaksanakan.
Dengan dua macam ibadah tersebut, ibadah itu
berhubungan secara langsung dengan Allah, artinya tidak ada
satupun ibadah yang keluar dari komunikasi hamba dengan
Allah.
D. Hubungan antara Penggunaan Media Pembelajaran Audio
Visual
dan Hasil Belajar Peserta didik
Pengajaran dengan teknologi audio visual adalah cara atau
menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis
dan
elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio visual (Asnawir,
2002:
95). Pengajaran audio visual jelas bercirikan pemakaian
perangkat keras
selama proses belajar, seperti mesin proyektor, film bersuara,
gambar
hidup dan televisi. Jadi pengajaran dengan audio visual adalah
produksi
dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan
dan
pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman
kata
atau symbol-simbol yang serupa agar para peserta didik mampu
termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Penggunakan alat audio
visual
seperti tersebut, ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi
-
43
proses belajar mengajar, sehingga diharapkan anak-anak mampu
mengembangkan daya nalar serta daya rekannya. Hasil berbagai
penelitian
bahwa proses belajar dan mengajar menggunakan sarana audio
visual
mampu meningkatkan efisiensi pengajaran 20% - 50% (Darwanto,
2007:
101).
Media audio visual merupakan salah satu jenis media yang
mampu menampilkan materi dengan jelas dan menarik, selain itu
dalam
penggunaannya media ini dapat merupakan kombinasi antara media
audio
dan media visual maupun animasi, sehingga dapat menggambarkan
secara
nyata hal yang bersifat verbal menjadi konkrityangdapatmendukung
isi
materi pembelajaranagar siswa lebih mudah dalam memahami materi
yang
diberikan oleh guru. Hasil belajar akan menjadi lebih baik
ketika sebuah
metode yang digunakan tepat, hal ini lah pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual sebagai langkah strategis
untuk
meningkatkan hasil belajar, karena media tersebut mengandung
unsur
suara dan gambar, dimana dalam proses penyerapan materi
melibatkan
indra penglihatan dan indra pendengaran peserta didik secara
langsung.
Hal ini sejalan diperkuat oleh pendapat Arsyad (2002: 15)
tentang
manfaat pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar-mengajar
yang dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan, serta memberikan
pengaruh-
pengaruh psikologis terhadap siswa.
-
44
Berdasarkan uraian di atas maka ada hubungan antara
penggunaan
media audio visual terhadap hasil belajar siswa. Dengan
penggunaan media
audio visual proses pembelajaran akan lebih menarik sehingga
akan
tercipta lingkungan belajar yang kondusif dan dengan sendirinya
akan
meningkat hasil belajar pada peserta didik.
E. Kajian Pustaka (Penelitian Terdahulu)
Sebelum penlitian dilakukan, penulis mencari rujukan berupa
buku atau beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
antara
lain:
1. Skripsi Khusnul Afifah. 2015. Pengaruh Penggunaan Media
Pembelajaran Audio Visual dan Motivasi Terhadap Hasil
Belajar
Peserta didik Pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Assalafi
Kenteng,
Kec.Susukan, Kab.Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Penggunaan media
pembelajaran audio visual oleh guru kategori tinggi yaitu
sebesar 64,15
%. (2) Motivasi belajar dalam kategori tinggi yaitu sebesar
73,58%. (3)
Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqih dalam
kategori
tinggi yaitu sebesar 67,92%. (4) Tidak ada pengaruh pengaruh
penggunaan media pembelajaran audio visual terhadap hasil
belajar
peserta didik pada mata pelajaran Fiqih, hal ini dibuktikan
dengan r
(0,256 < 0,361). (5) Ada pengaruh antara motivasi belajar
terhadap
hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqih, hal ini
dibuktikan
dengan rh > r (0,499 > 0,361). (6) Ada pengaruh penggunaan
media
-
45
pembelajaran audio visual dan motivasi terhadap hasil belajar
peserta
didik pada mata pelajaran Fiqih. Hal ini dibuktikan dengan rt
(0,532 >
0,361). Hasil uji F dengan taraf kesalahan 5%, dan diperoleh F
sebesar
10,071 dan Ft sebesar 3,18. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Fh
> F
(10,071 > 3,18) berarti persamaan regresi tersebut
signifikan.
Persamaan penelitian Khusnul Afifah (2015) dengan
penelitaian ini adalah terdapat pengaruh atau Hubungan
antara
Penggunaan media audio visual dengan hasil belajar fiqih, sedang
kan
perbedaanya terletak pada motivasi dan lokasi objek.
2. Skripsi Abdul Hadi (2009), Pengaruh Media Film Dokumenter
terhadap Hasil Belajar Fiqih (Kasus Pada Materi Manasik Haji
dan
Umroh) di MTs Al mursyidiyyah Pamulan Tahun 2009.
Hasil dari penelitian diperoleh, tabel r product moment dengan
df
yang mendekati pada angka 38 yaitu 40, taraf signifikansi 5 %
dari df 40 maka
diperoleh r sebesar 0,304 sedangkan taraf signifikansi 1 %
diperoleh rt sebesar
0,393. Sedangkan nilai rxy atau r h sebesar 0,018. Karena r atau
r atau ro (0,304
>0,018) maka Ha di tolak dan Ho diterima jadi pada taraf
signifikansi 5 %
berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel
X pengaruh
media film dokumenter dengan variabel Y hasil belajar fiqih
dengan kata lain
korelasi antara variabel X dengan variabel Y sangat lemah. t
pada taraf
signifikansi 5 % lebih besar dari nilai r Sedangkan pada taraf
signifikansi 1 %
didapat pula rxY lebih besar dari r (0,393 _ 0,018) maka Ha
ditolak dan Ho
diterima jadi pada taraf signifikansi 1 % berarti tidak terdapat
korelasi yang
-
46
signifikan antara variabel X dengan variabel Y dengan kata lain
korelasi
antara variabel X dengan variabel Y sangat lemah.
Persamaan penelitian Abdul Hadi (2009) dengan penelitian ini
adalah terdapat pengaruh antara Penggunaan media audio visual
dengan
hasil belajar fiqih, sedang kan perbedaanya terletak lokasi
objek.
3. Skripsi oleh Nining Hasanah, 2010. Pengaruh Penggunaan
Media
Audio Visual terhadap Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits Di MTs
Tarqiyatul Himmah Kauman Lor, Kecamatan Pabelan, Kabupaten
Semarang.
Hasil temuan dapat menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara penggunaan media audio visual terhadap hasil
belajar
Al-Qur‟an Hadits dengan kualitas pembelajaran di MTs
Tarqiyatul
Himmah Kauman Lor Kecamatan Pabelan dengan koefisien
korelasi
produk moment: hasil % hitung lebih besar dengan % tabel dengan
taraf
signifikan 5 % dengan hasil rXY hitung = 0,376 dan rxy tabel =
0,294.
Jadi, penggunaan media audio visual merupakan salah satu
komponen
yang harus ada setiap pembelajaran dalam jenjang pendidikan
apapun.
Media juga menentukan kualitas pembelajaran, sehingga akan
terjadi
interaksi dengan baik antara guru dengan peserta didik yang
akhirnya
dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
tujuan
yang telah ditentukan.
Persamaan skripsi Nining Hasanah (2010) dengan penelitian
ini adalah Tujuan dari variabel pertama yaitu untuk
mengetahui
-
47
penggunaan media audio visual. Sedangkan perbedaanya terletak
pada
objek atau tempat penelitian, tahun penelitian, variabel kedua
yaitu
Nining Hasanah (2010) fokus pada mata pelajaran Al-Qur‟an
Hadits
dan dalam penelitian ini adalah hasil belajar fiqih.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang artinya di bawah dan
“thesa” artinya kebenaran. Hipotesis adalah suatu teori
sementara yang
kebenarannya masih diuji (di bawah kebenaran) (Arikunto,
2011:68-69).
Jadi, hipotesis digunakan untuk menentukan apakah jawaban
teoritis yang terkandung dalam pernyataan hipotesis didukung
oleh fakta
yang di kumpulkan dan di analisis dalam proses pengujian
data.
Hipotesis yang akan diujikan kebenarannya secara empiris
adalah:
Penggunaan media audio visual berpengaruh dalam meningkatkan
hasil
belajar fiqih pada siswa kelas IX semster 1 MTs Ma‟rif
Walisongo,
Sidowangi, Kajoran, Magelang tahun 2020
-
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kuantitatif
dan
jenis penelitian ini adalah hubungan atau korelasi. Penelitian
kuantitatif
dalam melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti
lebih bersifat
sebab-akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada
variabel
independen dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya
dicari
seberapa besar hubungan penggunaan variabel independen
terhadap
variabel dependen (Sugiyono, 2011:11).
Dipilihnya dengan kuantitatif ini dengan pertimbangan
sebagai
berikut:
1. Penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu media audio visual
sebagai
variabel bebas serta hasil belajar siswa pada mata pelajaran
fiqih
sebagai variabel terikat.
2. Penelitian ini dilakukan untuk mencari adakah hubungan
penggunaan
media pembelajaran audio visual terhadap hasil belajar siswa
pada mata
pelajaran fiqih.
-
49
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi Kajoran
Magelang Provinsi Jawa Tengah dan Waktu Penelitian dilaksanakan
pada
tanggal 04 September 2019- 15 Februari 2020.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualitas serta karakteristik tertentu
yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 80). Dalam penelitian ini,
yang
menjadi populasi adalah siswa kelas IX MTs Ma‟arif Walisongo
Sidowangi Kec. Kajoran Kab. Magelang Tahun 2020 dengan
jumlah
populasi 314 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Menurut Sugiyono (2012:88) sampel
adalah
sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti hendak
diselidiki.
Sedang teknik yang dipergunakan yaitu Purposive Sampling.
Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non
random
sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan
cara
menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan
penelitian
sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian
-
50
(Sugiyono, 2012:92). Tujuan purposive sampling adalah karena
tidak
semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena
yang
diteliti. Oleh karena itu, Peneliti memilih teknik purposive
sampling
yang menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau
kriteria-kriteria
tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel-sampel yang digunakan
dalam
penelitian ini.
Dalam hal ini sampel yang diambil adalah siswa kelas IX yang
berjumlah 68 orang, dengan jumlah laki-laki 23 orang dan
perempuan
45 orang. Peneliti mengambil sampel kelas IX karena siswa kelas
IX
lebih memahami pertanyaan dalam lembar kuesioner atau angket,
siswa
kelas VII dan VIII sedang melakukan kegiatan pramuka.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang
menjadi
titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdiri
dari 2 variabel
yaitu:
1. Variabel Independen
Menurut Widianto variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi variabel lain (Widiyanto, 2013:23)
Sebagai variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah media
audio visual yang disebut variabel (X) diambil dari nilai hasil
isian
kuesioner atau angket.
-
51
2. Variabel Dependen
Menurut Sugiyono dalam Zulfikar variabel dependen adalah
variabel yang dipengaruhi atau dikenal juga sebagai variabel
yang
menjadi akibat karena adanya variabel independen (Zulfikar,
2016:45)
Sebagai variabel terpengaruh yang disebut dalam penelitian
ini
adalah hasil belajar fiqih MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi
Kec.
Kajoran Kab. Magelang berupa Nilai Ulangan ataupun Nilai
Raport
(Y).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar
kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Instrumen
pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti
untuk mengumpulkan data. Instumen sebagai alat bantu dalam
menggunakan metode pengumpulan data merupakan sarana yang
dapat
diwujudkan dalam benda, misalnya angket, perangkat tes,
pedoman
wawancara, pedoman observasi dan skala (Arikunto, 2006:149).
-
52
1. Instrumen Variabel Penggunaan Media Audio Visual
Instumen variabel penggunaan media audio visual yaitu video
di dalam laptop yang ditampilkan menggunakan proyektor
adalah
kuesioner. Berikut adalah indikator penggunaan media audio
visual:
a. Terpenuhinya media audio visual (Proyektor, Sound system
ataupun
Laptop)
b. Kualitas atau kondisi media audio visual selalu baik saat
digunakan saat
pembelajaran fiqih
c. Penyampaian materi dengan media audio visual sangat tepat
dan
jelas
d. Penggunaan media audio visual dalam setiap kali pelajaran
e. Media audio visual yang ditampilkan sesuai dengan materi
yang
dibahas
f. Guru fiqih menggunakan media audio visual sangat cekatan
dalam
mengoperasikan komputer
g. Kesesuaian penjelasan guru dengan menggunakan media audio
visual
h. Suasana saat penggunaan media audio visual
i. Media audio visual yang sedang dijalankan atau diputar
sangat
membantu dalam menemukan hal baru terkait materi fiqih
j. Guru fiqih mengembangkan materi dengan gaya Bahasa yang
baik
dalam penggunaan media audio visual
-
53
k. Guru fiqih memberi anda kesempatan untuk bertanya pada
saat
menggunakan media audio visual
l. Keaktifan atau interaksi siswa menjawab setiap pertanyaan
dari guru
ketika pemutaran media sedang berlangsung
2. Intrumen Hasil Belajar Fiqih
Instumen pada hasil belajar fiqih menggunakan nilai raport
mata pelajaran pada siswa IX semester 1 MTs Ma‟arif
Walisongo
Sidowangi Kec. Kajoran Kab. Magelang.
F. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penulisan skripsi ini akan
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan
memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang
hendak dipecahkan, disusun dan disebarkan kepada responden
untuk
memperoleh informasi (Sukardi, 2011:79).
Kuesioner dalam penelitian ini berupa beberapa pertanyaan
terkait penggunaan media audio visual sebagai pengukur hasil
belajar
fiqih kelas IX MTs Ma‟arif Walisongo Sidowangi Kec. Kajoran
Kab.
Magelang.
-
54
2. Dokumentasi
Tenik ini adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan
tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga
buku-buku
tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum yang
berhubungan
dengan masalah penyelidikan (Sugiyono, 2012:115).
Dokumentasi dapat berupa data sekunder adalah data yang
diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti
dari subyek
penelitiannya, dan data ini terwujud data dokumentasi atau data
laporan
yang tersedia. Data ini berfungsi sumber data yang dijadikan
sebagai
data pelengkap dan pendukung dari data primer. Sedangkan
data
sekunder ini didapat dari arsip nilai-nilai test ataupun raport
siswa,
Profil Sekolah dan data resmi dari MTs Ma‟arif Walisongo
Sidowangi
Kec. Kajoran Kab. Magelang.
3. Wawancara
Wawancara identik dengan pengumpulan data dengan bertanya
langsung, lisan maupun tertulis kepada narasumber (Sugiyono,
2012:111). Wawancara digunakan oleh peneliti untuk
mengetahui
kondisi fisik maupun non fisik tentang keadaan MTs Ma‟arif
Walisongo Sidowangi Kec. Kajoran Kab. Magelang.
4. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui
pengamatan langsung menggunakan pancainderanya yaitu indra
penglihatan atau peninjauan secara cermat dan langsung di
lapangan
-
55
atau lokasi penelitian (Sukardi, 2011:78). Dalam hal ini,
peneliti dengan
berpedoman kepada desain penelitiannya perl