Top Banner
What are treatment options? The treatment options for osteoarthritis, include: Joint and muscle exercises to improve strength and flexibility Weight management to relieve stress on weight-bearing joints Anti-inflammatory drugs for degenerative joint disorders Heat/Cold therapies Synovectomy (surgical removal of inflamed synovial tissue) Osteotomy (restructuring of the bones to shift stresses from diseased to more healthy tissue) Partial knee replacements (unicompartmental knee - replaces only diseased portion of the joint) Total knee replacement (used when severe osteoarthritis is present) http://www.zimmer-latinoamerica.com/ctl? template=PC&template=PC&op=global&action=1&id=380 2011 DR.Noer Rachma,dr.SpRM. Margono,dr.,Mkk. Anik Lestari,dr.,MKes. Siswarni,dr.SpRM. Veronika Ika B.,dr. Osteoartritis adalah suatu penyakit sendi degeneratif yang disebabkan perubahan pada tulang rawan dan tulang sekelilingnya. Nyeri didefinisikan sebagai pengalaman sensoris dan emosional berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial. Fleksibilitas merupakan salah satu bagian yang berpengaruh untuk membentuk gerakan yang diinginkan, berhubungan dengan lingkup gerak sendi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara nyeri dan fleksibilitas sendi lutut dengan kecepatan berjalan pada penderita OA lutut.
29

Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

Apr 15, 2016

Download

Documents

sunaryo l

oa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

What are treatment options? The treatment options for osteoarthritis, include:

Joint and muscle exercises to improve strength and flexibility Weight management to relieve stress on weight-bearing joints Anti-inflammatory drugs for degenerative joint disorders Heat/Cold therapies Synovectomy (surgical removal of inflamed synovial tissue) Osteotomy (restructuring of the bones to shift stresses from diseased to more healthy

tissue) Partial knee replacements (unicompartmental knee - replaces only diseased portion of the

joint) Total knee replacement (used when severe osteoarthritis is present)

http://www.zimmer-latinoamerica.com/ctl?template=PC&template=PC&op=global&action=1&id=3802011

DR.Noer Rachma,dr.SpRM.Margono,dr.,Mkk.Anik Lestari,dr.,MKes.Siswarni,dr.SpRM.Veronika Ika B.,dr.Osteoartritis adalah suatu penyakit sendi degeneratif yang disebabkan perubahanpada tulang rawan dan tulang sekelilingnya. Nyeri didefinisikan sebagai pengalamansensoris dan emosional berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial.Fleksibilitas merupakan salah satu bagian yang berpengaruh untuk membentuk gerakanyang diinginkan, berhubungan dengan lingkup gerak sendi. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui adakah hubungan antara nyeri dan fleksibilitas sendi lutut dengan kecepatanberjalan pada penderita OA lutut.Osteoartritis adalah penyakit sendi yang paling sering ditemukan diantara penyakit sendi lainnya, dikenal dengan singkatan OA. Pada OA primer, sendilutut adalah yang paling sering terkena dibanding sendi yang lain, dimana gangguanfungsi terjadi karena merupakan sendi penumpu berat ( Soeroso, 2008 ).OA lutut merupakan sebagian penyebab disabilitas lokomotor. Nyerisendi merupakan keluhan utama yang sering dirasakan sehingga membawa penderitaberobat ke dokter atau rumah sakit. Mula-mula nyeri dirasakan setelah melakukanaktivitas, akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari serta tidur penderita padastadium lanjut. Keluhan keterbatasan gerak sendi terutama dalam gerakan fleksi danekstensi maksimal acapkali dirasakan oleh penderita OA lutut. Hal ini dapatmenyebabkan gangguan kemampuan penderita untuk berjalan, menaiki, danmenuruni tangga serta kegiatan sehari-hari lainnya ( Sterling. et al,2002 ).Intervensi Rehabilitasi Medik meliputi : pengurangan rasa nyeri,pemeliharaan serta pemulihan lingkup gerak sendi dan kekuatan otot, penguranganbeban sendi, pencegahan atau pengurangan kontraktur, serta pemeliharaan

Page 2: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

kesegarisan sendi. Seperti kita ketahui bahwa tujuan utama dari program Rehabilitasiadalah menolong penderita mendapatkan kembali kemampuan fungsional padatingkat yang setinggi mungkin, diantaranya dalam hal pola berjalan ( Soeroso,2008 ).2Evaluasi pola berjalan dipakai secara luas karena pengukuran klinis darikekuatan otot, lingkup gerak sendi dan kesegarisan postural saja kurang dapatmenggambarkan kemampuan seseorang dalam berjalan. Tujuan evaluasi pola berjalanantara lain untuk melihat derajat ketidakmampuan berjalan penderita, untukmenentukan penanganan yang sesuai, dan untuk mencari mekanisme penyebabterjadinya fungsi berjalan yang tidak normal ( Norkin, 2001 ).Pola berjalan pada penderita OA lutut dipengaruhi oleh banyak faktor,maka perlu diketahui faktor-faktor pengaruh tersebut di antaranya : nyeri lutut, danfleksibilitas lutut. Untuk itu ingin dicari hubungan antara nyeri lutut, fleksibilitaslutut, dan pola berjalan dalam hal ini kecepatan berjalan pada penderita OA lutut.Dengan diketahuinya hubungan antara faktor-faktor tersebut diharapkan dapatdipakai sebegai arah dan ketepatan terapi Rehabilitasi Medik pada penderita OAlutut.1. Anatomi dan Fisiologi Sendi Lututa. Sendi, Ligamen Articular, Dan MeniscusLutut, sendi terbesar merupakan sendi condylar, terbentuk dari 3 artikulasi (persendian) yaitu tibiofemoral lateral dan medial, dan patellofemoral dan terdapat cavum. Tulang lutut distabilisasi oleh ligamen, capsula articular, ligamentum patella, ligamentum collateral medial (tibial) dan ligamentum collateral lateral (fibular), dan ligamentum cruciatum anterior dan posterior. Bantalan femoral dan condylus tibial adalah discus fibrocartilagenous lateral dan medial, meniscus. (Isbagio,2001 ; Tulaar, 2007)Lutut yang berisi ligamen yang lebar dimana membantu mengatur gerakan dengan mengikat tulang dan menyangga sendi juga mencegah gerakan yang abnormal.Discus fibrocartilagineous sebagai bantalan lutut / membantu menahan tekanan lutut selama gerakan. Kartilago artikular merupakan jenis jaringan penyambung yang paling sering terserang penyakitpenyakit reumatik. Biasanya pada kartilago artikular tak ada pembuluh darah maupun saraf. Kartilago ini menerima nutrisi dari cairan sendi yang meliputinya atau dari pembuluh-pembuluh darah yang memperdarahi lempeng ujung tulang. (Rochman, 2007)b. Membran Synovial Dan BursaMembran synovial lutut membran terbesar, pada tepi atas patella,membentuk kantong tendon otot quadriceps femoris.Regio lutut terdapat beberapa bursa :1) Bursa prepatellar relatif besar terletak pada aspek anterior lutut dan memisahkan kulit dari patella.2) Bursa infrapatellar superficial terletak antara kulit dan bagian proksimal ligamentum patella.3) Bursa infrapatellar dalam terletak pada bagian distal ligamentum patella.4) Subpopliteal terletak posterior pada aspek lateral sendi dan memisahkan tendon otot popliteus dari condylus lateral femur, perluasan dari membransynovial sendi lutut.5) Bursa gastrocnemius terletak pada aspek posterior dan medial sendi antara caput. Medial otot gastrocnemius dan capsula articular. Secara klinis dianggap penting, bursa juga berhubungan dengan sendi lutut, dan dengan bursa semimembranosus yang terletak lebih superficial.

Page 3: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

6) Bursa semimembranosus terletak posterior dari aspek medial lutut. Terletak antara otot semimembranosus dan caput medial otot gastrocnemius.7) Bursa anserine sebelah medial dan terletak antara ligamentum collateral medial dan tendon otot sartorius, gracillis dan semitendinosus.Fungsi utama bursa adalah : menyokong dan melindungi tubuh dan organ-organ interna. Selain itu, juga mempunyai peran utama dalam(1) menyalurkan nutrisi dan produk sisa dan (2) proses peradangan dan perbaikan yang terjadi dalam jaringan-jaringan yang cedera. Tiga jenis protein fibrilar yang terdapat dalam jaringan penyambung adalah : elastin, retikulin, dan kolagen, sedangkan kolagen merupakan jenis protein yang paling banyak jumlahnya dibandingkan dengan yang lain. (Thompson,1998)c. OtotOtot yang paling penting adalah quadriceps femoris. Merupakan otot ekstensor terbesar dari tungkai, menyatu dengan ligamentum patella menutupi patella, dan insersi pada tuberositas tibial. Fleksi tungkai oleh otot hamstring (biceps femoris, semitendinosus, dan semimembranosus).Rotasi eksternal tibia dan fibula adalah fungsi dari otot biceps femoris, dan rotasi internal adalah fungsi dari otot popliteus dan semitendinosus.Otot gastrocnemius, membentuk sebagian besar betis, membantu membatasi hyperekstensi lutut, juga plantar fleksi kaki.2. Osteoartritisa. PengertianDi Amerika Serikat dengan pemeriksaan radiologis ditemukan lebih dari 50% populasi usia 65 tahun menderita kelainan OA pada sendi lutut dan semua populasi pada usia > 75 tahun mempunyai kelainan pada sendi lututnya, walaupun demikian sebagian besar dari populasi ini tidak menunjukkan gejala OA. Oleh karena itu OA tidak dapat disebut sebagai tanda-tanda atau ciri-ciri pada lansia normal. (Fife RS, 2008)Menurut Brandt (2000) Diantara semua penyakit sendi yang spesifik, OA merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan keluhan reumatik.Pada pemeriksaan radiology, pada populasi yang lebih dari 55 tahun,lebih dari 80% menunjukkan adanya OA. Akan tetapi tidak semua penderita menunjukkan gejala atau keluhan, 10-20% mengalami keterbatasan gerak pada sendi yang terkena. Secara makroskopis kelainan pada penderita OA pada awalnya dimulai dengan terjadinya irregularitas dari permukaan sendi, dilanjutkan dengan terjadinya fibrilasi dan kerusakan pada rawan sendi. Secara mikroskopis pada permukaan rawan sendi akan tampak irregularitas ataufibrasi, kemudian terjadi celah dan akhirnya rawan sendi akan menipis sampai menghilang sehingga terjadi kontak antara ke-2 tulang persendian.Pada awal terjadinya OA, dapat ditemukan sel-sel inflamasi akan tetapi keadaan ini hanya ditemukan dalam waktu yang singkat, kecuali OA pada tangan terutama penderita wanita.b. Faktor resikoM enurut Berenbaum (2008), faktor terjadinya semua perubahanini masih belum pasti. Tetapi ada beberapa faktor resiko yangmemungkinkan seseorang untuk memgalami osteoarthritis, y aitu:3) Kesegarisan tungkaiKesegarisan (alignment) tungkai termasuk salah satu faktor yang penting dalam penyebab OA lutut.

Page 4: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

Sudut femoral-tibial diukur dalam posisi berdiri dengan pandangan AP sebagai parameter deformitas varus, di mana pada OA bisa lebih dari 180 derajat.Pada orang Jepang umur 20-35 tahun, didapatkan lebih valgus.

c. Patogenesis dan patologi OA lututOA merupakan hasil akhir proses biokimiawi, seluler dan enzimatik yang dicetuskan oleh bermacam-macam mekanisme. Pada OA lutut, faktor biomekanik memegang peranan penting. (Thompson,1998)3. Pola BerjalanBerjalan yang normal dapat diartikan sebagai suatu serial gerakyang ritmis, bergantian dari anggota gerak bawah yang menghasilkanpergerakan pusat gravitasi ke depan.

Beberapa terminology dalam gait ( Braddom,2000) :a. Siklus gait, satu siklus gait terdiri dari aktivitas yang terjadi antara saat tumit menyentuh lantai (heel strike) dari satu tungkai sampai ke heel strike berikutnya dari tungkai yang sama. Satu siklus gait dapat dibagi atas 60% stance fase dan 40% swing phase.b. Stance phase, yaitu suatu gerakan yang dimulai dari saat heel strike dan berakhir saat ibu jari kaki tungkai yang sama terangkat dari lantai (toe-off).Stance phase dapat dibagi atas 4 bagian yaitu :1) Heel strike, yaitu saat tumit mulai menyentuh lantai. Ada penulis lainyang menyebutnya initial contact.2) Foot flat, yaitu saat segera setelah heel strike, di mana telapak kakimenyentuh lantai. Saat ini juga merupakan permulaan dari periodedouble support, dan berat badan secara cepat bergerak ke bagian depan.3) Mid Stance, yaitu saat di mana seluruh berat badan berada tepat di atastungkai yang menumpu.4) Push Off, yaitu saat antara heel off dan toe off dari tungkai yang sama.c. Swing fase, yaitu saat tungkai bawah mengayun ke depan (melangkah),yaitu dimulai saat toe off dan berakhir saat heel strike16Fase Swing dapat bibagi atas 3 bagian :1) Akselerasi , yaitu saat kaki mulai lepas landas dari lantai, pada saat initerjadi percepatan agar kaki tersebut dapat berada di depan tubuhuntuk mempersiapkan heel strike berikutnya.2) Mid Swing , yaitu terjadi ketika tungkai menyusul ke depan dan tepatberada di bawah badan. Pada saat ini tungkai harus cukup memendekagar kaki dapat tinggal landas dengan sempurna.3) Deselarasi , terjadi setelah mid swing di mana gerakan ke depan daritungkai diperlambat untuk mengontrol posisi kaki dalammempersiapkan heel strike berikutnya.Double Support yaitu suatu periode kedua kaki kontak dengan lantai secarabersama-sama. Terjadi saat heel off dan toe off sisi yang satu serta heel strikedan foot flat sisi yang lain.Double Support hanya terjadi pada saat berjalan, sedangkan pada saat berlarihal ini tidak terjadi.

Page 5: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

Peran sendi lutut dalam berjalan :Fungsi lutut dalam berdiri dan pola berjalan manusia harus diketahuisebelum melakukan evaluasi pola berjalan. Semua aspek dari tubuh dan17ekstremitas bawah khususnya lutut, berperan dalam koordinasi pola jalanyang sinkron. (Calliet, 1992)Faktor-faktor yang berperan dalam hal ini adalah :a. Koordinasi neuromuskulerb. Kelompok otot Quadrisepc. Pengaruh kelompok otot hamstringd. Pergerakan sendi yang adekuate. Struktur sekitar lututf. Sistim proprioseptifg. Pengaruh sendi paha dan kakiSemua yang tersebut di atas harus dipertimbangkan dalam evaluasi fungsilutut pada pola berjalan.4. Kecepatan BerjalanDisebut juga Walking velocity , yaitu waktu yang diperlukan untukmenempuh suatu jarak tertentu, diukur dengan satuan panjang per waktu(meter per detik). Kecepatan berjalan sangat bervariasi, pada umumnya untukmeningkatkan kecepatan berjalan adalah dengan meningkatkan cadence ataustride length. (Pramudiyo, 2008)185. CadenceYaitu jumlah langkah dalam 1 menit. Pada orang dewasa normalakan berjumlah sekitar 90-120 kali permenit.6. Stride LengthYaitu panjang langkah seseorang dimana pijakan kaki kanan sampaidengan langkah kaki kanan selanjutny a (cm)7. NyeriNy eri merupakan keluhan yang paling sering dijumpai dan adakalanyamemberi tantangan dalam upaya mengatasinya, serta dapat mengakibatkankecacatan.Ny eri didefinisikan sebagai pengalaman sensoris dan emosionalberkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial ataupun yangdigambarkan dalam kerusakan serupa.Ny eri dapat bersifat akut atau kronik. Nyeri akut dengan semua responautonomik, psikologik, emosional serta perilaku yang berkaitan dicetuskanoleh rangsangan noksius (tidak enak) akibat cedera dan atau penyakit kulit,struktur somatik yang tidak menyebabkan kerusakan jaringan aktual.Walaupun faktor psikologik mempunyai pengaruh besar terhadap pengalamannyeri akut namun nyeri akut (dengan kekecualian langka) bukan secara primer19disebabkan pengaruh psikopatologi atau lingkungan. Ini dibandingkan dengannyeri kronik yang menetap berbulan-bulan atau tahunan setelah penyakit ataucedera seharusnya sudah sembuh, dapat juga disebabkan suatu proses

Page 6: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

patologik kronik pada struktur somatik atau visera, atau oleh disfungsi bagiansistem saraf perifer atau pusat, serta faktor psikopatologi dan lingkungan yangmemainkan peranan penting. (Adnan, 2008)Klasifikasi nyeri sangat sulit karena banyak perbedaan pendapat,malahan komite ICD – 9 membutuhkan waktu 6 tahun untuk mengembangkantaksonomi nyeri. Salah satu jenis klasifikasi adalah menurut sistem yangterlibat terdiri atas :a. Sistem saraf (pusat, perifer, autonomik, dan khusus)b. Sistem Respiratori dan Kardiovaskularc. Sistem Muskuloskeletal dan Jaringan Ikat.d. Kelenjar Kutan dan Subkutan dan yang berhubungan.e. Sistem Genito - Urinari.f. Organ dan Visera lain.g. Lebih dari Satu Sistem.Penatalaksanaan nyeri yang baik dan berhasil haruslah tepat danmemerlukan suatu evaluasi nyeri yang harus memperhatikan berbagairangsangan nyeri pada daerah tertentu serta mengetahui anatomi dankinesiologi fungsional daerah tersebut.20Nyeri MuskuloskeletalTerdapat lima (5) perubahan patologik yang dapat mempengaruhi ketujuhstruktur anatomik dan menyebabkan gejala muskuloskeletal sebagai berikut :STRUKTUR ANATOMI1) Tulang dan periosteum2) Rawan Hialin3) Kapsul Sinovial4) Ligamen5) Otot, t endon, dan sarungnya6) Meniskus intra art ikular7) BursaPERUBAHAN PATOLOGIK1) Traumaa) ekstrinsikb) int rinsik2) Inflamasi (radang)3) Penyakit metabolic4) Neoplasma5) Kelainan bawaan (Kongenital)20Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam evaluasi nyeri muskuloskeletaladalah (Adnan, 2008) :1) Onset (terjadinya) nyeria) Nyeri akut : dengan / tanpa traumab) Ny eri kronik2) Sifat trauma (cedera)a) Makrotrauma c) Ekstrinsikb) M ikrotrauma d) Intrinsik3) Sifat nyeri

Page 7: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

Berdenyut, tajam atau tumpul, membakar, terus menerus atau intermiten(terputus-p utus), malam hari, dan lain sebagainya.4) Pengaruh istirahat pada nyeria) Mengurangib) Menambah kekakuan5) Pengaruh aktivitas pada nyeria) Menambahb) Aktivitas awal mengurangi kekakuan dan nyeri tetapi aktivitas terusmenerus menambah nyeri6) Bengkak7) Keterlibatan satu sendi atau lebih8) Kelemahan9) Atrofi2110) Sensasi (perabaan)11) Keterbatasan gerakPemeriksaan fisik dilakukan juga pada waktu istirahat dan pemeriksaan gerakdalam rentang secara volunter maupun pasif. Pemeriksaan gaya jalan (gait)adalah penting dan membantu diagnosis. Pemeriksaan sendi dan otot secarakhusus, disertai evaluasi saraf dan vaskuler perifer.8. FlexibilitasDalam gerak manusia fleksibilitas merupakan salah satu bagianyang berpengaruh untuk membentuk gerakan yang diinginkan. Ada 2komponen utama yang mempengaruhi terbentuknya gerakan yang efektif danefisien (tepat sasaran & tepat waktu). Yang pertama adalah fleksibilitas otot,jaringan konektif (connective tissue) dan kulit. Jaringan tersebut memeliharaatau mengatur gerakan dengan proses pemanjangan dan pemendekan sesuaidengan kebutuhan dari mobilitas sendi yang diinginkan dalam kegiatan seharihari.Komponen kedua dari fleksibilitas adalah berhubungan dengan lingkupgerak sendinya. Struktur sendi harus dapat bekerja sesuai dengan gerakan yangakan dibutuhkan. Kemampuan struktur sendi tersebut dapat menentukan arahdan bentuk gerakan yang dihasilkan, sehingga dengan fleksibilitas yang baikdari jaringan maka akan menghasilkan gerakan yang efektif dan efisien. (Pagetet al., 2000)22Dari fleksibilitas jaringan yang dijelaskan di atas maka ada 2 hal yangperlu diperiksa yaitu fleksibilitas statis (Static fleksibility ) dan fleksibilitasdinamis (Dynamic fleksibility ). Pemeriksaan dengan fleksibilitas statismenunjukkan jarak gerak sendi yang dimungkinkan, sedangkan denganfleksibilitas dinamis menunujukkan tahanan pada sendi dari gerakan aktif yangdilakukan. Semakin meningkat tahanan maka semakin menurun fleksibilitasdinamis yang dimiliki. (Frontera et al., 2002)Perkembangan fleksibilitas berjalan secara stabil pada anak laki-lakipada usia 5 sampai 8 tahun, dan mulai mengalami penurunan secara perlahanpada usia 12 sampai 13 tahun. Setelah masa tersebut akan mengalamipeningkatan fleksibilitas secara perlahan pula sampai usia 18 tahun.

Page 8: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

Pada wanita perkembangan fleksibilitas stabil pada usia 5 sampai 11tahun dan mengalami peningkatan pada sampai usia 14 tahun. Setelah itucenderung mengalami perkembangan yang konstan. Untuk semua usia wanitacenderung lebih fleksibel dibandingkan laki-laki. Pada usia dewasa tua,fleksibilitas cenderung mengalami penurunan karena terjadinya perubahan padajaringan konektif, tingkat aktivitas, kekuatan otot, dan sendi.(O’Sullivan, 2001)23a. Nyeri1) Cara mengukur : Visual Analog Scale merupakan salah satu penilaian derajatnyeri dari berbagai metode. Penilaian VAS berdasar penilaian ekspresi wajahpasien. VAS menggunakan skala 1-10 cm. Tanda 0 di sebelah kirimenunjukkan tidak nyeri, tanda 10 di sebelah kanan menunjukkan paling nyeri.Menurut berat ringannya nyeri dapat dikategorikan sebagai nyeri ringan, sedangdan berat (Wirjoatmodjo K, 2000).Gambar 3. Visual Analog Scale (VAS)2) Skala pengukuran : Rasio, dengan kriteria sesuai rumus sbb:0 = tidak nyeri < mean / < 5,51 = nyeri _ mean / _ 5,529b. Fleksibilitas sendi lutut1) Cara mengukur : Diukur pada posisi terlentang , pasien diminta membawatumit ke arah pantat dengan kaki tetap kontak di meja pemeriksaan. Goniometerditempatkan disebelah lateral dengan satu tangkai di garis yang lurus denganmaleolus lateralis dan tangkai yang lain di garis lurus dengan trochanter mayor.Ini untuk memeriksa fleksi penuh lutut. Dari posisi fleksi, lutut di ekstensikanmaksimal dengan kaki membentuk sudut 45° dengan garis horizontal.Nilai dicatat ( dalam derajat ) dari fleksi ekstensi max.2) Skala pengukuran : Rasio, dengan kriteria sesuai rumus sbb:0 = tidak ada gangguan = jarak antara fleksi ekstensimaksimal yaitu 135°1 = ada gangguan = jarak antara fleksi ekstensimaksimal yaitu < 135°2. Variabel Terikata. Kecepatan Berjalan1) Cara mengukur :Walking VelocityDiukur kecepatan berjalan pasien dalam meter permenit. Pengukuran dilakukandengan stop watch. Pencatatan dilakukan dalam jarak 6m sebanyak 3 kali danhasilnya kemudian di ambil rata-rata.2) Skala pengukuran : Ratio3. Variabel Luar30a. Dikendalikan : Umur, Jenis Kelaminb. Tidak dikendalikan : Pekerjaan, Kegemukan, Kesegarisan Tungkai, Genetik

mendukung teori dari Paul Dippe, juga konsep penurunan fungsi, disabilitas,

Page 9: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

bahwa OA lutut akan menyebabkan nyeri (Klippel et al., 2008), selanjutny amengakibatkan penurunan pergerakan sendi lutut, akhirnya mengakibatkankesulitan melangkah dan menaiki/ menuruni tangga dan berkurangnya kecepatanberjalan (Dippe, 2008).

Menurut Paul Dippe penurunan fleksibilitas dari tungkai yang terkenaOA lutut merupakan hal yang sering terjadi. Ini sering dihubungkan oleh adanyanyeri. Penyebab dari keterbatasan fleksibilitas sendi kemungkinan oleh karenalipping dari khondrosit dan osteofit, juga oleh karena remodeling dari sendi,ditambah adanya penebalan kapsul sendi.(Dippe, 2008)Penurunan fleksibilitas ini menyebabkan penurunan pergerakan sendi lutut,kemudian mengakibatkan berkurangnya kemampuan jarak dan kecepatanberjalan.(Guccione AA, Minor MA, 2007)DAFTAR PUSTAKAAdnan Z.A. 2008. Penatalaksanaan Nyeri Sebagai Tantangan Pelayanan Terbaik, dalam: Rheumatology, Osteoporosis & Phy topharmaca Update I. Yogyakarta.Altman R.D. 2005. Management Of Osteoarthritis, In : Arthritis and Allied Conditions ATextbook of Rheumatology . 13th ed. Eds . M cCarty DJ , Koopman WJ. ByLea & Febiger. pp : 765 – 776.Braddom, R.L. 2000. Physical Medicine and Rehabilitation. 2nd ed. Philadelphia : WBSaunders.Brandt, K.D. 2000. Diagnosis and Nonsurgical Management of Osteoartritis. 2nd ed. Inc :Profesional Communication.Berenbaum F. 2008. Osteoartritis B. Pathology and Pathogenesis, In : Klippel JH, StoneJH, Crofford LJ. Eds : Primer on the Rheumatic Diseases. 13thed. Atlanta :Arthritis Foundation.Calliet R. 1992. Knee Pain and Disability. Philadelphia : F.A. Davis Company, pp : 190-202 and 263-275.Dippe P. 2008. Osteoartritis C. Clinical Features, In : Klippel JH, Stone JH, Crofford LJ.Eds : Primer on The Rheumatic Diseases. 13thed. Atlanta : ArthritisFoundation.Fife R.S. 2008. Osteoartritis A. Epidemiology, Pathology, Pathogenesis, In : Klippel JH,Stone JH, Crofford LJ. Eds : Primer on The Rheumatic Diseases. 13thed.Atlanta, Arthritis Foundation.40Frontera, et al. 2002. Essentials of Physical Medicine and Rehabilitation. Philadelphia.G Hernandez-Molina 1, T Neogi 1, D J Hunter 1, J Niu 1, A Guermazi 1, S Reichenbach1, F W Roemer 2, C E McLennan 3, D T Felson 3. 2008. The Association ofBone Attrition with Knee Pain and other MRI features of osteoarthritisAnnals of The Rheumatic Diseases. 67: 43-47.Guccione AA, Minor MA. 2007. Arthritis. In : O’Sullivan SB, Schmitz TJ, eds. PhysicalRehabilitation. 5th ed. Philadelphia : F.A. Davis Company, pp : 1066-68.Isbagio H. 2001. Sendi, Membran Sinovial, Rawan Sendi, dan Otot skelet, dalam : BukuAjar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. 3th ed. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.Kalim H. 2001. Osteoartritis , dalam : Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. 3 thed.Jakarta : Balai Penerbit FK UI.

Page 10: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

Klippel , et al. 2008. Primer on The Rheumatic Diseases. 13th ed. Atlanta : ArthritisFoundation.Murti, Bhisma. 1994. Penerapan Metode Statistik Non Parametrik Dalam Ilmu-ilmuKesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.Murti, Bhisma. 2006. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif danKualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada UniversityPress.Norkin CC. 2001. Gait Analysis dalam : O’ Sullivan SB, Schmitz TJ. PhysicalRehabilitation Assessment and Treatment. 4th ed, pp : 257-294.41O’ Sullivan SB. 2001. Physical Rehabilitation Assessment and Treatment. 4th ed.Philadelphia : F.A. Davis Company.Paget, Stephen A, et al. 2000. Manual of Rheumatology and Outpatient OrthopedicDisorders. 4th ed. Philadelphia : LWW.Pramudiyo, Riardi. 2008. Efektivitas dan Keamanan Nasha pada Osteoartritis, dalam :Rheumatology, Osteoporosis & Phy topharmaca Update I. Yogyakarta.Reider B. 2005. The Orthopaedic Physical Examination. 2nd ed. Phyladelphia,Pennsylvania.Rochman, Fathur. 2007. Musculoskeletal Complication in Degenerative Diseases, dalam: Congress of the ASEAN Rehabilitation Medicine Association (ARM A). 4th

ed. Jakarta.Soeroso, Juwono. 2008. Comprehensive Management of Osteoarthritis, dalam :Rheumatology, Osteoporosis & Phy topharmaca Update I. Yogyakarta.Sterling G. West, et all. 2002. Rheumatology Secrets. 2nd ed. Philadelphia : Hanley &Belfus.Taufiqqurohman MA. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan.Surakarta : CGSF, pp : 71-76.Thompson CW, et all. 1998. Manual of Structural Kinesiology. Singapore.Tulaar A. 2007. Pathomechanics of Knee Deformities, dalam : Congress of The ASEANRehabilitation Medicine Association (ARM A). 4th ed. Jakarta.42Wirjoatmodjo K. 2000. Anestesiologi dan Reanimasi Modul Dasar Untuk Pendidikan S1Kedokteran. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DepartemenPendidikan Nasional. http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/dokumen/128730408201010471.pdf

American College of Rheumatology Criteria

The American College of Rheumatology has established clinical criteria for diagnosing primary osteoarthritis of the hand, hips, and knees:

Osteoarthritis of the Hand

Hand pain, aching, or stiffness and; Hard tissue enlargement of two or more of 10 selected joints and; Fewer than three swollen MCP (metacarpophalangeal) joints and;

Page 11: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

Hard tissue enlargement of two or more DIP (distal interphalangeal) joints or deformity of two or more of 10 selected joints

The 10 selected joints include:

Second and third DIP joints of both hands Second and third PIP (proximal interphalangeal) joints of both hands First CMC (carpometacarpal) joints of both hands

Hand Osteoarthritis - What You Need to Know

Osteoarthritis of the Hip

Hip pain and; Femoral and/or acetabular osteophytes evident on x-ray or sedimentation rate less than or

equal to 20 mm/hour and; Joint space narrowing evident on x-ray

Internal hip rotation of less than or equal to 15 degrees, morning stiffness in the hip lasting less than or equal to one hour, and age of 50 years or older are additional criteria which are useful for diagnosing osteoarthritis of the hip.

Hip Osteoarthritis - What You Need to Know

Osteoarthritis of the Knee

Knee pain and; At least three of the following 6 criteria: 50 years of age or older, stiffness lasting less than 30

minutes, crepitus, bony tenderness, bony enlargement, no warmth to the touch

Laboratory findings which are useful to assessing knee osteoarthritis include sedimentation rate less than 40 mm/hour, rheumatoid factor less than 1:40, and synovial fluid examination showing clear, viscous fluid with a white blood cell count less than 2,000/mm3.

It is the doctor's job to be the diagnostician but it clearly is helpful if the patient understands why tests are being performed and what the results mean. If a patient understands the process from early symptoms to diagnosis to treatment plan, the patient will likely be more compliant and the outcome of treatment will likely be more successful.

http://osteoarthritis.about.com/od/osteoarthritisdiagnosis/a/OA_diagnosis.htm

Page 12: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

Diagnosis of Osteoarthritis

An Accurate Diagnosis of Osteoarthritis Ensures Proper TreatmentBy Carol Eustice, About.com Guide

Updated October 05, 2009

Terapi farmakologis. Dengan memberikan obat-obatan yang bersifat meredakan nyeri (pain killer) seperti analgetika dan obat antiinflamasi non steroid (OAINS). Pemberian OAINS harus diwaspadai efek sampingnya terhadap jantung, sehingga pasien dengan penyakit jantung tidak boleh diberikan obat ini. Obat untuk osteoartritis tidak hanya meredakan nyeri, tetapi sudah mulai dimodifikasi.Karenanya timbul obat yang bersifat kondroprotektor (memproteksi rawan sendi). Obat ini termasuk dalam DMOAD (Disease Modifying Osteo Arthritis Drug), misalnya Glukosamin Kondroitin Sulfat (GKS) yang dalam penelitian dapat menghambat penyempitan celah sendi dan mengaktifkan sel rawan sendi untuk mensintesis matriks ekstra seluler, menghambat aksi enzim metaloproteinase dan proses inflamasi.(Dr.Djoko Merdikoputro Sp.PD & Asri http://www.suaramerdeka.com/harian/0601/23/ragam01.htm

Senin, 23 Januari 2006 RAGAM

Nyeri Lutut Membatasi Mobilitas

Glucosamine and chondroitin sulfate occur naturally in the body, mainly in joint cartilage. They can also be made and given in pill form or by injection. The theory is that these supplements can help protect, or possibly even repair, damaged cartilage. Scientific studies lend support to the benefits that these supplements have on reducing pain, swelling, and tenderness, along with improving knee joint mobility.Laboratory experiments suggest that glucosamine introduced to the body is absorbed by the synovial fluid. Glucosamine supplements also seem to encourage production of hyaluronic acid. Doctors think that normal hyaluronic acid levels in the knee joint keep the cartilage healthy and suppress pain in patients with knee OA.Glucosamine and chondroitin sulfate also help fight inflammation, which in turn reduces joint pain, swelling, and tenderness from knee OA. These compounds seems to work in a different way than NSAIDs. They take longer to achieve the same beneft, but the results tend to last

Page 13: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

longer than NSAIDs. Most importantly, they have fewer side effects than NSAIDs. It's possible that some patients may get good pain relief with a combination of the two.Though the data isn't conclusive, these two supplements have been shown to decrease pain and improve joint mobility in patients with knee OA. Most people start to notice a difference after taking the supplements for four weeks. Maximum benefits happen by eight to 12 weeks, and the benefits seem to last even after treatment has ended.

One potential benefit beyond pain relief for both glucosamine and chondroitin sulfate seems to be that patients experience fewer side effects with these drugs than with NSAIDs.

Most people can take these supplements without complications. The main complaints are gastrointestinal problems. These clear up when patients stop taking the supplement. Although rare, negative reactions may include nausea and vomiting, headache, painful digestion, softened or loose stool, abdominal pain, heartburn, throbbing or fluttering of the heart, skin reaction, edema (swelling), and discomfort in the legs.

Patients who take numerous medications should seek the advice of their doctor before supplementing with glucosamine and chondroitin sulfate. As glucosamine sulfate affects the way insulin works, diabetics are encouraged to monitor their blood glucose levels carefully and to alert their doctor of any marked changes. Also, children, pregnant women, and patients who are on blood thinners should only take chondroitin sulfate with the approval of their doctor.

http://www.kneeandshouldersurgery.com/knee-disorders/glucosamine.html

paul kiritsis. 2007 knee disorders.

Gambar knee arthritis. http://www.bupa.co.uk/running/injury-prevention-and-recovery/injuries/knee-arthritis/. Simon Fairthorne, MCSP, Bupa Sports Medicine physiotherapist

Publication date: June 2009a. Faktor Predisposisii. Faktor Demografi- UsiaProses penuaan dianggap sebagai penyebab peningkatan kelemahan di sekitar sendi, penurunan kelenturan sendi, kalsifikasi tulang rawan dan menurunkan fungsi kondrosit,yang semuanya mendukung terjadinya OA. Studi Framingham menunjukkan bahwa 27% orang berusia 63 –70 tahun memiliki bukti radiografik menderita OA lutut, yangmeningkat mencapai 40% pada usia 80 tahun atau lebih.10Studi lain membuktikan bahwa risiko seseorang mengalami gejala timbulnya OA lutut adalah mulai usia 50 tahun.14 Studi mengenai kelenturan pada OA telah menemukan bahwa terjadi penurunan kelenturan pada pasien usia tua dengan OA lutut.37- Jenis kelamin

Page 14: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

Prevalensi OA pada laki-laki sebelum usia 50 tahun lebih tinggi dibandingkan perempuan, tetapi setelah usia lebih dari 50 tahun prevalensi perempuan lebih tinggi menderita OA dibandingkan laki-laki. Perbedaan tersebut menjadi semakin berkurang setelah menginjak usia 80 tahun. Hal tersebut diperkirakan karena pada masa usia 50 – 80 tahun wanita mengalami pengurangan hormon estrogen yangsignifikan.13- Ras / EtnisPrevalensi OA lutut pada penderita di negara Eropa dan Amerika tidak berbeda, sedangkan suatu penelitian membuktikan bahwa ras Afrika – Amerika memiliki risikomenderita OA lutut 2 kali lebih besar dibandingkan ras Kaukasia. Penduduk Asia juga memiliki risiko menderita OA lutut lebih tinggi dibandingkan Kaukasia.15,28 Suatu studi lain menyimpulkan bahwa populasi kulit berwarna lebih banyak terserang OA dibandingkan kulit putih.4ii. Faktor GenetikFaktor genetik diduga juga berperan pada kejadian OA lutut, hal tersebut berhubungan dengan abnormalitas kode genetic untuk sintesis kolagen yang bersifat diturunkan.15iii. Faktor Gaya Hidup- Kebiasaan MerokokBanyak penelitian telah membuktikan bahwa ada hubungan positif antara merokok dengan OA lutut. Merokok meningkatkan kandungan racun dalam darah danmematikan jaringan akibat kekurangan oksigen, yang memungkinkan terjadinya kerusakan tulang rawan. Rokok juga dapat merusakkan sel tulang rawan sendi. Hubungan antara merokok dengan hilangnya tulang rawan pada OA lutut dapat dijelaskan sebagai berikut :381. Merokok dapat merusak sel dan menghambat proliferasi sel tulang rawan sendi.2. Merokok dapat meningkatkan tekanan oksidan yang mempengaruhi hilangnya tulang rawan.3. Merokok dapat meningkatkan kandungan karbon monoksida dalam darah, menyebabkan jaringan kekurangan oksigen dan dapat menghambat pembentukan tulang rawan.Di sisi lain, terdapat penelitian yang menyimpulkan bahwa merokok memiliki efek protektif terhadap kejadian OA lutut.Hal tersebut diperoleh setelah mengendalikan variable perancu yang potensial seperti berat badan.15- Konsumsi Vitamin DOrang yang tidak biasa mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D memiliki peningkatan risiko 3 kali lipat menderita OA lutut.10,19,39iv. Faktor Metabolik- Obesitas

Page 15: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

Obesitas merupakan faktor risiko terkuat yang dapat dimodifikasi. Selama berjalan, setengah berat badan bertumpu pada sendi lutut. Peningkatan berat badan akanmelipatgandakan beban sendi lutut saat berjalan. Studi di Chingford menunjukkan bahwa untuk setiap peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebesar 2 unit (kira-kira 5 kgberat badan), rasio odds untuk menderita OA lutut secara radiografik meningkat sebesar 1,36 poin.20 Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa semakin berat tubuh akan meningkatkan risiko menderita OA lutut. Kehilangan 5 kg berat badan akan mengurangi risiko OA lutut secara simtomatik pada wanita sebesar 50%. Demikian jugapeningkatan risiko mengalami OA lutut yang progresiftampak pada orang-orang yang kelebihan berat badan dengan penyakit pada bagian tubuh tertentu.13- OsteoporosisHubungan antara OA lutut dan osteoporosis mendukung teori bahwa gerakan mekanis yang abnormal tulang akan mempercepat kerusakan tulang rawan sendi. Suatu studimenunjukkan bahwa terdapat kasus OA lutut tinggi pada penderita osteoporosis.15- Penyakit LainOA lutut terbukti berhubungan dengan diabetes mellitus, hipertensi dan hiperurikemi, dengan catatan pasien tidak mengalami obesitas.15- HisterektomiPrevalensi OA lutut pada wanita yang mengalami pengangkatan rahim lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak mengalami pengangkatan rahim. Hal ini didugaberkaitan dengan pengurangan produksi hormon estrogen setelah dilakukan pengangkatan rahim.15- MenisektomiOsteoartritis lutut dapat terjadi pada 89% pasien yang telah menjalani menisektomi.4 Menisektomi merupakan operasi yang dilakukan di daerah lutut dan telah diidentifikasisebagai faktor risiko penting bagi OA lutut.40 Hal tersebut dimungkinkan karena beberapa hal berikut ini :411. Hilangnya jaringan meniskus akibat menisektomi membuat tekanan berlebih pada tulang rawan sendi sehingga memicu timbulnya OA lutut.2. Bagi pasien yang mengalami menisektomi, degenerasi meniskal dan robekan mungkin menjadi lebih luas dan perubahan pada tulang rawan sendi akan lebih besardaripada mereka yang tidak melakukan menisektomi.b. Faktor Biomekanisi. Riwayat Trauma LututTrauma lutut yang akut termasuk robekan pada ligamentum krusiatum dan meniskus merupakan faktor risiko timbulnya OA lutut.4 Studi Framingham menemukan bahwa orang dengan riwayat trauma lutut memiliki risiko 5 – 6

Page 16: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

kali lipat lebih tinggi untuk menderita OA lutut.10 Hal tersebut biasanya terjadi pada kelompok usia yang lebih muda serta dapat menyebabkan kecacatan yang lama dan pengangguran.ii. Kelainan AnatomisFaktor risiko timbulnya OA lutut antara lain kelainan lokal pada sendi lutut seperti genu varum, genu valgus, Legg – Calve –Perthes disease dan displasia asetabulum. Kelemahan otot kuadrisep dan laksiti ligamentum pada sendi lutut termasukkelainan lokal yang juga menjadi faktor risiko OA lutut.15iii. PekerjaanOsteoartritis banyak ditemukan pada pekerja fisik berat, terutama yang banyak menggunakan kekuatan yang bertumpupada lutut. Prevalensi lebih tinggi menderita OA lutut ditemukan pada kuli pelabuhan, petani dan penambang dibandingkan padapekerja yang tidak banyak menggunakan kekuatan lutut sepertipekerja administrasi.4,16 Terdapat hubungan signifikan antarapekerjaan yang menggunakan kekuatan lutut dan kejadian OAlutut.17iv. Aktivitas fisikAktivitas fisik berat seperti berdiri lama (2 jam atau lebih setiaphari), berjalan jarak jauh (2 jam atau lebih setiap hari),mengangkat barang berat (10 kg – 50 kg selama 10 kali ataulebih setiap minggu), mendorong objek yang berat (10 kg –50 kg selama 10 kali atau lebih setiap minggu), naik turuntangga setiap hari merupakan faktor risiko OA lutut.4,18v. Kebiasaan olah ragaAtlit olah raga benturan keras dan membebani lutut sepertisepak bola, lari maraton dan kung fu memiliki risiko meningkatuntuk menderita OA lutut. Kelemahan otot kuadrisep primermerupakan faktor risiko bagi terjadinya OA dengan prosesmenurunkan stabilitas sendi dan mengurangi shock yangmenyerap materi otot.15 Tetapi, di sisi lain seseorang yangmemiliki aktivitas minim sehari-hari juga berisiko mengalami OAlutut. Ketika seseorang tidak melakukan gerakan, aliran cairansendi akan berkurang dan berakibat aliran makanan yangmasuk ke sendi juga berkurang. Hal tersebut akanmengakibatkan proses degeneratif menjadi berlebihan.11C. Penatalaksanaan OsteoartritisTujuan dari penatalaksanaan pasien yang mengalami OAadalah untuk edukasi pasien, pengendalian rasa sakit, memperbaikifungsi sendi yang terserang dan menghambat penyakit supaya tidakmenjadi lebih parah. Penatalaksanaan OA terdiri dari terapi non obat(edukasi, penurunan berat badan, terapi fisik dan terapi kerja), terapi obat,terapi lokal dan tindakan bedah.341. Terapi Non ObatTerapi non obat terdiri dari edukasi, penurunan berat badan,

Page 17: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

terapi fisik dan terapi kerja. Pada edukasi, yang penting adalahmeyakinkan pasien untuk dapat mandiri, tidak selalu tergantung padaorang lain. Walaupun OA tidak dapat disembuhkan, tetapi kualitashidup pasien dapat ditingkatkan.4Penurunan berat badan merupakan tindakan yang penting,terutama pada pasien-pasien obesitas, untuk mengurangi beban padasendi yang terserang OA dan meningkatkan kelincahan pasien waktubergerak. Suatu studi mengikuti 21 penderita OA yang mengalamiobesitas, kemudian mereka melakukan penurunan berat badandengan cara diet dan olah raga. Setelah diikuti selama 6 bulan,dilaporkan bahwa pasien-pasien tersebut mengalami perbaikan fungsisendi serta pengurangan derajat dan frekuensi rasa sakit.42Terapi fisik dan terapi kerja bertujuan agar penderita dapatmelakukan aktivitas optimal dan tidak tergantung pada orang lain.Terapi ini terdiri dari pendinginan, pemanasan dan latihanpenggunaan alat bantu. Dalam terapi fisik dan terapi kerja dianjurkanlatihan yang bersifat penguatan otot, memperluas lingkup gerak sendidan latihan aerobik. Latihan tidak hanya dilakukan pada pasien yangtidak menjalani tindakan bedah, tetapi juga dilakukan pada pasienyang akan dan sudah menjalani tindakan bedah, sehingga pasiendapat segera mandiri setelah pembedahan dan mengurangikomplikasi akibat pembedahan.15,342. Terapi ObatParasetamol merupakan analgesik pertama yang diberikanpada penderita OA dengan dosis 1 gram 4 kali sehari, karenacenderung aman dan dapat ditoleransi dengan baik, terutama padapasien usia tua. Kombinasi parasetamol / opiat seperti coproxamolbisa digunakan jika parasetamol saja tidak membantu. Tetapi jikadimungkinkan, penggunaan opiat yang lebih kuat hendaknyadihindari.34Kelompok obat yang banyak digunakan untuk menghilangkannyeri penderita OA adalah obat anti inflamasi non steroid (OAINS).OAINS bekerja dengan cara menghambat jalur siklooksigenase (COX)pada kaskade inflamasi. Terdapat 2 macam enzim COX, yaitu COX-1(bersifat fisiologik, terdapat pada lambung, ginjal dan trombosit) danCOX-2 (berperan pada proses inflamasi). OAINS tradisional bekerjadengan cara menghambat COX-1 dan COX-2, sehingga dapatmengakibatkan perdarahan lambung, gangguan fungsi ginjal, retensicairan dan hiperkalemia. OAINS yang bersifat inhibitor COX-2 selektifakan memberikan efek gastrointestinal yang lebih kecil dibandingkanpenggunaan OAINS yang tradisional.4,15,343. Terapi LokalTerapi lokal meliputi pemberian injeksi intra artikular steroidatau hialuronan (merupakan molekul glikosaminoglikan besar danberfungsi sebagai viskosuplemen) dan pemberian terapi topikal,seperti krem OAINS, krem salisilat atau krem capsaicin. Injeksi

Page 18: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

steroid intra artikular diberikan bila didapatkan infeksi lokal atau efusisendi.154. OperasiBagi penderita dengan OA yang sudah parah, maka operasimerupakan tindakan yang efektif.43 Operasi yang dapat dilakukanantara lain arthroscopic debridement, joint debridement, dekompresitulang, osteotomi dan artroplasti. Walaupun tindakan operatif dapatmenghilangkan nyeri pada sendi OA, tetapi kadang-kadang fungsisendi tersebut tidak dapat diperbaiki secara adekuat, sehingga terapifisik pre dan pasca operatif harus dipersiapkan dengan baik.15,435. Tindakan Alternatif LainPerkembangan penatalaksanaan OA yang terbaru adalahpenggunaan glukosamin dan kondroitin untuk pengobatan OA, yangdigolongkan dalam makanan suplemen, namun hasilnya masihkontroversial. Terapi lain yang masih dalam tahap eksperimen adalahcartilage repair dan transplantasi rawan sendi. Kedua modelpenatalaksanaan tersebut belum dapat digunakan untuk pengobatanOA secara umum.4Sumber : Modifikasi 4,15,34,42,43Gambar 2.3 Piramida Penatalaksanaan OsteoartritisD. Ringkasan Telaah PustakaOsteoartritis (OA) adalah penyakit dengan penyebab multifaktorial,perkembangan slow progressive, ditandai dengan perubahan metabolik,OperasiIntervensi LanjutNon OperasiinjeksiIntervensi Sederhana Non Operasiobat anti inflamasi non steroid,fisioterapiPerawatan Mandirianalgesik sederhana, topical agents, gaya hidupInformasi dan Advispendidikan, penurunan berat badan, perubahan gaya hidupJumlah PenderitaSedikitBeberapaSemuaDiawasiRinganParahbiokimia pada struktur rawan sendi serta jaringan sekitarnya yangakhirnya menyebabkan kerusakan sendi31Di dalam tubuh manusia terdapat 230 sendi yang menghubungkan206 tulang dan pada permukaannya terdapat tulang rawan. Tulang rawanberfungsi untuk melindungi tulang dari gesekan. Namun karenaterdapatnya berbagai faktor risiko disertai faktor presipitasi mekanik, makaterjadi erosi pada tulang rawan dan berkurangnya cairan pada sendi.Tulang rawan sendiri berfungsi untuk meredam getar antar tulang. Tulang

Page 19: Hubungan Antara Nyeri Dan Fleksibilitas Sendi Lutut

rawan terdiri atas jaringan lunak kolagen yang berfungsi untukmenguatkan sendi, proteoglikan yang membuat jaringan tersebut elastisdan air (70% bagian) yang menjadi bantalan, pelumas dan pemberinutrisi.32Pada umumnya, gambaran klinis osteoartritis berupa nyeri sendi,terutama bila sendi bergerak atau menanggung beban, yang akanberkurang bila penderita beristirahat.33 Selain nyeri, dapat pula terjadikekakuan sendi setelah sendi tidak digerakkan beberapa lama (gelphenomenon), tetapi kekakuan ini akan hilang setelah sendi digerakkan.Jika terjadi kekakuan pada pagi hari, biasanya hanya berlangsung selamabeberapa menit ( tidak lebih dari 30 menit ).34 Gambaran lainnya adalahketerbatasan dalam bergerak, nyeri tekan lokal, pembesaran tulang disekitar sendi, efusi sendi dan krepitasi. 33Dari sekian banyak sendi yang dapat terserang OA, lututmerupakan sendi yang paling sering dijumpai terserang OA. Osteoartritislutut merupakan penyebab utama rasa sakit danketidakmampuan dibandingkan OA pada bagian sendi lainnya.8 DataArthritis Research Campaign menunjukkan bahwa lebih dari 550 ribuorang di Inggris menderita OA lutut yang parah dan 2 juta orangmengunjungi dokter praktek umum maupun rumah sakit karena OA lutut.