STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASCA ERUPSI MERAPI PENDUDUK DI DUSUN WONOKERSO CANGKRINGAN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES Jenderal A.Yani Yogyakarta Disusun oleh: RR WAHYU NINGROOM 3207043 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI YOGYAKARTA 2014 i
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN TINGKAT
KECEMASAN PASCA ERUPSI MERAPI PENDUDUK
DI DUSUN WONOKERSO CANGKRINGAN SLEMAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES Jenderal A.Yani Yogyakarta
Disusun oleh:
RR WAHYU NINGROOM
3207043
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI
YOGYAKARTA 2014
i
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASCA ERUPSI MERAPI PENDUDUK DI DUSUN WONOKERSO CANGKRINGAN SLEMAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan oleh:
RR WAHYU NINGROOM 3207043
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah
Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta Tanggal:……………………..
Menyetujui :
Penguji,
(Dewi Retno P,S,Kep,Ns.MNg)
Pembimbing I,
(Ns.Sutejo,M.Kep.Sp.Kep.J)
Pembimbing II,
(Puji Sutarjo, S Kep, Ns)
Mengesahkan,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta
(Dewi Retno P,S,Kep,Ns.MNg
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASCA ERUPSI MERAPI PENDUDUK DI DUSUN WONOKERSO CANGKRINGAN SLEMAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Rr. Wahyu Ningroom(1), Sutejo(2), Puji Sutarjo(3)
INTISARI
Latar belakang masalah: Kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, dan keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya pengelolaan kecemasan melalui manajemen stres dari berbagai kejadian termasuk bencana alam erupsi gunung berapi yang terjadi di Dusun Wonokerso. Tujuan: Mengetahui adanya hubungan antara manajemen stres dengan tingkat kecemasan pasca erupsi merapi di Dusun Wonokerso Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Metode: Penelitian ini meenggunakan metode survey analitik deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga Dusun Wonokerso Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman sejumlah 256 jiwa dengan sampel penelitian sebanyak 71 orang. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara manajemen stres dengan tingkat kecemasan pasca erupsi merapi di Dusun Wonokerso Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki tingkat kecemasan yang baik dari keseluruhan responden. 24 responden dari seluruh responden memiliki tingkat manajemen stres kurang. Analisis data dilakukan dengan uji statistik menggunakan uji kendall’s tau.dan perhitungan yang dilakukan, pada p value didapatkan angka sebesar 0.007 maka hasil p value lebih kecil dari 0.05. Saran: Hendaknya masyarakat aktif dalam melakukan pengelolaan stres melalui manajemen stres yang baik sehingga kecemasan dalam hal menghadapi dan bencana alam seperti gunung meletus dapat diatasi Kata kunci: Kecemasan, Manajemen stres, Hubungan
(1) Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta (2) Dosen Poltekes Kemnkes Yogyakarta (3) Rumah Sakit Grhasia yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
THE RELATIONSHIP BETWEEN STRESS MANAGEMENT WITH THE ANXIETY LEVEL OF RESIDENTS IN THE VILLAGE OF WONOKERSO
CANGKRINGAN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA AFTER MERAPI ERUPTION
Problem Background: Anxiety is a concern that is not obvious and spreading, related with feelings of uncertainty and helplessness, and this emotional state does not have a specific object. It can be caused by anxiety management through stress management of various events including natural disasters of volcanic eruptions that occurred in the village of Wonokerso. Purpose: Knowing the relationship between stress management and anxiety level after the eruption of Merapi in the village of Wonokerso Cangkringan in Sleman District. Method: This research using quantitative descriptive analytical survey method with cross sectional approach. the population in this study were all residents of Wonokerso village in Cangkringan Sleman district as much as 256 people with sample as many as 71 people. Conclusion: There is a significant relationship between level of anxiety wit stress management after the eruption of Merapi in the village of Wonokerso Cangkringan in Sleman District. Suggestion: Public should be active in managing stress through good stress management so anxiety in face natural disasters such as volcanic eruptions can be overcome. Keyword: Stress Management, Anxiety, Relationship 1. Student of Nursing Science of STIKES A. Yani Yogyakarta 2. Lecture of Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 3. Ghrasia Hospitol Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan
judul:
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN STRES DENGAN TINGKAT
KECEMASAN PENDUDUK PASCA ERUPSI MERAPI DIDUSUN
WONOKERSO CANGKRINGAN SLEMAN YOGYAKARTA
Yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan pada
Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari
skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar
kesarjanaan di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta maupun di Perguruan Tinggi atau instasi lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka
Yogyakarta, Agustus 2014
RR WAHYUNINGROOM NPM: 3207043
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah -Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Manajemen Stres dengan Tingkat Kecemasan Penduduk Pasca Erupsi Merapi di Dusun Wonokerso Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ahmad Yani Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. I Edy Puwoko, Sp. B, selaku ketua STIKES Jendral Ahmad Yani Yogyakarta. 2. Dewi Retno Pamungkas,S.Kep.,Ns.MNg. selaku ketua Prodi Ilmu Keperawatan
STIKES Ahmad Yani Yogyakarta. 3. Sutejo, M.Kep,Sp. Kep.J dan Puji Sutarjo, S Kep, Ns selaku pembimbing
penyusunan skripsi yang banyak memberikan arahan, bimbingan dalam pembuatan Skripsi ini.
4. Kepala Dukuh Dusun Wonokerso Cangkringan Sleman Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
5. Kepada orang tuaku dan adikku yang tercinta yang tak henti-hentinya memberikan semangat do’a serta dukungan moral maupun material kepada penulis.
6. Semua teman-teman mahasiswa STIKES Ahmad Yani Yogyakarta yang telah membantu selesainya Skripsi ini.
7. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan Skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat.
Yogyakarta 12 Agustus 2014
Penulis
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii INTISARI ....................................................................................................... iii ABSTRACT ................................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................................... v HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................. ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4 E. Keaslian Penelitian ................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Toritis ........................................................................ 8 B. Kerangka Teori ......................................................................... 27 C. Kerangka Konsep ..................................................................... 28 D. Hipotesis ................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ...................................................................... 29 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 29 C. Variabel Penelitian.................................................................... 29 D. Definisi Operasional ................................................................. 30 E. Populasi dan Sampel ................................................................. 31 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ......................................... 32 G. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................... 34 H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................... 36 I. Jalanya Penelitian ..................................................................... 39 J. Etika Penelitian ......................................................................... 40
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Singkat Lokasi Penelitian ......................................... 41 B. Hasil dan Pembahasan Penelitian .............................................. 42 C. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian .................................... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 52 B. Saran ........................................................................................ 52
Tabel 4.1 Hubungan antara Manajemen Stres dengan Tingkat Kecemasan
Pasca Erupsi Merapi ……………………………………………… 45
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Rentang Respon Cemas .............................................................. 21 Gambar 2.2 Kerangka Teori .......................................................................... 27 Gambar 2.3 Kerangka Konsep ....................................................................... 28
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat ijin Penelitian Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3. Pernyataan Menjadi Responden Lampiran 4. Pernyataan Persetujuan sebagai Asisten Penelitian Lampiran 5. Karakteristik Responden di Dusun Wonokerso Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Penelitian di Dusun Wonokerso Lampiran 7. Distribusi Frekuensi Responden di Dusun Wonokerso Lampiran 8. Uji Kuisioner Manajemen Stres di Padukuhan Bronggang Lampiran 9. Uji Kuisioner Tingkat Kecemasan di Padukuhan Bronggang
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis. Salah satu bencana yang sering terjadi di
dunia adalah bencana alam. Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,
dan tanah longsor (Bappenas, 2008).
Berbagai bencana alam telah menimbulkan korban harta dan jiwa. Korban
yang selamat akan mengalami dampak psikologis akibat bencana, misalnya
ketakutan, kecemasan, dan kesedihan yang mendalam (Kharismawan dkk, 2012).
Trauma akibat bencana alam adalah sesuatu yang katastropik yaitu di luar rentang
pengalaman trauma yang umum dialami manusia dalam kejadian sehari-hari
sehingga dapat menyebabkan kecemasan yang luar biasa. Hal ini akan membuat
mereka dalam keadaan stress berkepanjangan dan berusaha untuk tidak
mengalami stres (Sunardi, 2007).
Stres merupakan suatu respon fisiologik ataupun perilaku terhadap sesuatu
hal yang dipandang menyebabkan ketakutan karena kecemasan yang berlebihan,
gangguan keseimbangan (homeostasis), baik internal maupun eksternal (stressor)
(Gunarya, 2008). Stres bersifat subjektif sesuai persepsi orang yang
memandangnya, dengan perkataan lain apa yang mencekam bagi seseorang belum
tentu dipersepsi mencekam bagi orang lain dan stres juga dapat diartikan sebagai
tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek
dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
karena stres akan timbul dari suatu tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak
menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang (Gunarya, 2008).
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, dan keadaan emosi ini
tidak memiliki objek yang spesifik (Hawari, 2004). Kecemasan ini mencakup
disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik,
menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional, jika berlangsung terus
dalam waktu yang lama, individu tersebut dapat mengalami kelelahan dan
kematian (Stuart, 2006).
Manusia sebenarnya mempunyai kemampuan penggunaan sumber daya
secara efektif untuk mengatasi gangguan mental dan emosional seperti stres dan
kecemasan yang muncul melalui manajemen stres. Manajemen stres merupakan
kecakapan menghadapi tantangan dengan cara mengendalikan tanggapan secara
proporsional/ mengontrol, mengelola dan mengurangi ketegangan yang terjadi
dalam situasi stress dengan kemampuan sumber daya (Hawari, 2004).
Gunung Merapi meletus pada hari Jumat, 26 November 2010 khususnya di
Kecamatan Cangkringan, Sleman mengakibatkan korban 382 jiwa dan kerugian
harta benda total keseluruhan mencapai 33 milyar, 29 orang korban luka bakar
dan 74 orang yang menjalani perawatan non luka bakar (Dinas Sosial Sleman,
2010). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan
Geologi menetapkan wilayah aman letusan menjadi 20 km dari puncak Merapi.
Sebelumnya, wilayah aman ini 15 km. Hal ini menimbulkan banyak problem
sosial, diantaranya problem kecemasan dan emosional bagi korban yang selamat.
Salah satu wilayah yang mengalami dampak erupsi Merapi tahun 2010
yaitu Dusun Wonokerso, Desa Argomulyo. Berdasarkan data kependudukan Desa
Argomulyo Tahun 2013 jumlah penduduk di Dusun Wonokerso adalah 400
orang, dengan rincian neonatus lahir-14 hari sebanyak 10 bayi, bayi 2 minggu - 2
tahun sebanyak 20 bayi, kanak- kanak umur 2-6 tahun sebanyak 34 anak, remaja
12-18 tahun sebanyak 98 orang, dewasa 18-35 tahun sebanyak 100 orang, Dewasa
pertengahan umur 36-64 sebanyak 62 dan lansia 65-70 tahun sebanyak 71 orang.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
Letak Desa Argomulyo bersebelahan langsung dengan sungai Gendol yang
sewaktu-waktu dapat dialiri lahar panas maupun dingin ketika terjadi erupsi
Merapi dan pasca erupsi Merapi. Hasil wawancara dengan penduduk didapatkan,
bahwa terdapat satu orang meninggal dunia pada Tanggal 26 Oktober 2010, dua
orang mengalami trauma karena setiap mendengar suara pesawat terbang individu
seperti mendengar suara gempa, mengira akan terjadi letusan susulan kembali dan
empat warga mengalami kecemasan jika akan terjadi letusan susulan kembali
dalam beberapa jam setelah kejadian erupsi Merapi.
Tanggal 27 April 2012 Kepala Pukesmas mengatakan sebanyak tiga
warga menyatakan merasakan cemas sampai tiga hari, dan mulai menyadarkan
diri bahwa hal ini adalah kehendak Tuhan, sedangkan empat warga mengalami
kecemasan sampai berbulan-bulan karena merasa takut menghadapi hidup
selanjutnya akibat hilangnya harta benda yang dimiliki. Pada tanggal 5 Februari
2013 Bapak Lurah Cangkringan mengatakan masih tampak adanya dampak dari
erupsi merapi khususnya di kawasan Bebeng telah didapatkan satu korban
meninggal dunia karena terkena sisa lahar dingin yang mengalir saat hujan tiba.
Pada tanggal 22 Agustus 2013 Bapak Camat Cangkringan mengatakan terjadi lagi
letusan vulkanik kecil yang tidak menyebabkan korban namun penduduk tetap
merasakan ketakutan.
Uraian di atas menunjukkan masih terlihat dampak dari adanya
kecemasan penduduk pasca erupsi Merapi dan penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan manajemen stres dengan tingkat kecemasan pasca
erupsi Merapi di Dusun Wonokerso, Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan.
Pada tanggal 18 November 2013 Kepala Pukesmas mengatakan terjadi letusan
Merapi, warga sempat mengungsi tetapi tidak ada korban jiwa, warga masih
merasakan cemas jika ada letusan susulan kembali.
Pada tanggal 9 Maret 2014 Kepala Pukesmas mengatakan Merapi
kembali meletus warga sempat merasakan getaran gempa sesaat, tidak ada korban
jiwa, tetapi warga cemas jika akan terjadi letusan susulan. Pada tanggal 27 Maret
2014 Kepala Pukesmas mengatakan terjadi letusan kecil warga sempat cemas dan
akan mengungsi, tidak ada korban jiwa.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan BNPB
(Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mengatakan pada Tanggal 20 April
2014 Gunung Merapi meletus disertai hujan krikil dan abu pukul 04.00 pagi,
warga mengalami kecemasan dan akan mengungsi, tidak ada korban jiwa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah Ada Hubungan Antara manajemen stres
dengan tingkat kecemasan Penduduk Pasca Erupsi Merapi di Dusun Wonokerso
Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui adanya hubungan antara manajemen stres dengan tingkat
kecemasan pasca erupsi merapi penduduk di Dusun Wonokerso Kecamatan
Cangkringan Kabupaten Sleman.
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui manajemen stres penduduk pasca erupsi Merapi di Dusun
Wonokerso Kecamatan Cangkringan Kebupaten Sleman.
b. Mengetahui tingkat kecemasan Pasca Erupsi Merapi Penduduk di Dusun
Wonokerso Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis :
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan tentang manajemen stres dan tingkat kecemasan.
b. Bagi Instansi Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam
keperawatan jiwa untuk menangani kecemasan penduduk pasca bencana
merapi dan dapat digunakan sebagai upaya preventif bagi pemberian
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
pelayanan keperawatan pada masyarakat melalui promosi kesehatan
khususnya manajemen stres, sehingga kecemasan pada masyarakat yang
menjadi korban bencana dapat diminimalkan.
c. Bagi Mahasiswa Keperawatan STIKES A.Yani
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan
menambah wawasan bagi mahasiswa Keperawatan STIKES A. Yani
terutama tentang manajemen stress dan tingkat kecemasan dalam
mengahdapi bencana alam.
d. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah referensi ilmu pengetahuan bagi
peneliti khususnya ilmu keperawatan dalam bidang manajemen stres.
e. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan tambahan referensi
bagi peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian yang berhubungan
dengan manajemen stres dan tingkat kecemasan.
E. Keaslian Penelitian
1. Limasari (2010) dengan judul “Pengaruh Manajemen Stres Terhadap
Regulasi Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Primer”. Jenis penelitian
ini merupakan penelitian pra-eksperimental dengan pre-post test desain
dengan besar sampel sebanyak 15 responden di desa Wonoplintahan, Sidoarjo
yang diambil dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data
dilakukan dengan observasi. Analisis data dengan uji wilcoxon. Hasil
penelitian ini menyimpulkan manajemen stres dengan teknik meditasi,
relaksasi pernapasan, dan aromaterapi memiliki pengaruh pada pengaturan
tekanan darah pada pasien dengan hipertensi primer di desa Wonoplintahan,
Sidoarjo. Penelitian ini juga menyatakan manajemen stres dapat membantu
mengurangi tingkat stres pada pasien dengan hipertensi primer. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama
meneliti manajemen stres sebagai variabel bebas. Perbedaannya adalah pada
variabel terikat yang diteliti adalah regulasi tekanan darah, sedangkan yang
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
penulis lakukan adalah kecemasan. Penelitian Limasari (2010) dilakukan di
Desa Wonoplintahan, Sidorejo sedangkan penulis pada penelitian ini
mengambil tempat di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan. Analisis
data juga ada perbedaan, Limasari (2010) dengan uji statistik wilcoxon
sedangkan pada penelitian penulis menggunakan analisis Kendall’s Tau ().
2. Dewi (2010) dengan judul “Pengaruh Manajemen Stres (Meditasi Benson)
terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre - Operatif di Ruang Mawar
Kuning RSUD Sidoarjo”. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen
semu. Populasi adalah 25 orang pasien pra operasi di ruang Mawar Kuning
RSUD Sidoarjo. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sebanyak
20 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Analisis data
dengan uji Wilcoxon Signed Peringkat Test dan Mann Whitney U-Test. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa meditasi Benson berpengaruh pada
tingkat pengurangan kecemasan. Hal ini berarti meditasi Benson efektif
mengurangi tingkat kecemasan pada pasien pra operasi di ruang Mawar
Kuning RSUD Sidoarjo. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang
penulis lakukan adalah sama-sama ingin mengetahui faktor yang
berhubungan dengan kecemasan. Perbedaanya adalah pada variabel bebas
yang diteliti adalah Meditasi Benson, sedangkan yang penulis lakukan adalah
menejemen stres secara umum. Penelitian Dewi (2010) dilakukan pada
sampel pasien pre - operatif di Ruang Mawar Kuning RSUD Sidoarjo
sedangkan penulis pada penelitian ini mengambil sampel di Dusun
Wonokerso, Kecamatan Cangkringan. Analisis data juga ada perbedaan,
Dewi (2010) dengan uji statistik wilcoxon dan Mann Whitney U-Test
sedangkan pada penelitian ini menggunakan analisis Kendall’s Tau ().
3. Afandi (2007) dengan judul “Efektifitas Pelatihan Meditasi Mindfulnes
Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Survivor Gempa Bumi di Bantul”.
Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu. Populasi dan
sampel adalah 15 siswa di SMA 1 Pleret Bantul. Pengumpulan data dilakukan
dengan kuesioner. Analisis data dengan uji Mann Whitney U-Test. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa pelatihan meditasi mindfulnes terbukti
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7
menurunkan tingkat kecemasan. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian
yang penulis lakukan adalah sama-sama ingin mengetahui faktor yang
berhubungan dengan kecemasan. Perbedaannya adalah penulis menggunakan
variabel manajemen stres sebagai variabel bebas, sedangkan pada penelitian
Afandi (2007) sebagai variabel bebasnya adalah pelatihan meditasi
mindfulness. Penelitian Afandi (2007) dilakukan di Kecamatan Pleret Bantul,
sedangkan penulis pada penelitian ini mengambil sampel di Dusun
Wonokerso, Kecamatan Cangkringan. Analisis data juga berbeda, Afandi
(2007) dengan uji statistik Mann Whitney U-Test sedangkan pada penelitian
ini menggunakan analisis Kendall’s Tau ().
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. GambaranUmumTempatPenelitian
Cangkringan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Cangkringan berada disebelah Timur laut dari
Ibukota Kabupaten Sleman. jarak Ibukota Kecamatan ke pusat Pemerintah (Ibukota)
Kabupaten Sleman adalah 25 kilometer. lokasi ibukota Kecamatan Cangkringan
berada di 7.66406’LS dan 110.46143’ BT, Kecamatan Cangkringan mempunyai luas
wilayah 4.799 Ha.
Wilayah Cangkringan terletak dekat dengan Gunung Merapi khususnya di
Dusun Wonokerso yang berjarak antara 15 kilometer dari puncak Merapi, dusun
Wonokerso dekat dengan sungai gendol. Gunung Merapi adalah Gunung berapi paling
aktif di Indonesia dan termasuk dalam 16 gunung paling berbahaya di Dunia menurut
IAVCEI (Internasional Association of Volcanology and Chemistry of the Earth’s
Interior). Erupsi Merapi terjadi dengan siklus 4 tahunan artinya setiap 4 tahun aktivitas
gunung ini akan meningkat mencapai status berbahaya, kadang disertai letusan besar.
dari keadaan yang demikian maka pemerintah, para masyarakat desa, perangkat
kelurahan relawan, TNI, PMI bekerja sama membantu penduduk yang terkena letusan
Merapi seperti mendirikan shelter untuk berteduh dan hunian sementara, bagi korban
yang terkena erupsi Merapi, yang kehilangan harta benda. Keadaan pasca erupsi
Merapi pada tanggal 26 November 2010 mengakibatkan korban 382 jiwa dan kerugian
harta benda total keseluruhan mencapai 33 milyar, 29 jiwa korban luka bakar dan 74
jiwa yang menjalani perawatan non luka bakar Wonokerso banyak rumah- rumah
tertibun abu vulkanik, banyak rumah yang rusak dan roboh, pohon – pohon banyak
yang tumbang dan hangus terkana lahar panas saat erupsi. binatang ternak mati dan
tumbuhan dipersawahan mati dan kering.
Data kependudukan Dusun Wonokerso, Desa Argomulyo Tahun 2013
sejumlah 256 jiwa yang terdiri dari 156 orang perempuan dan 100 orang laki – laki
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
42
yang berumur 20 tahun sampai 60 tahun, sebagian besar pekerjaan penduduk Dusun
Wonokerso adalah Ibu rumah tangga yaitu sebanyak 31 orang.
B. Penyajian Data Karateristik Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, umur responden
dapat didiskripsikan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Dusun Wonokerso, Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Sleman
Yogyakarta Bulan Juli Tahun 2014 Umur Frekuensi (f) Persentase (%) < 21 7 9,9
Achidiat. A. (2003). Teori Dan Manajemen Stres. Malang: Taroda.
Arikunto. S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara.
Afandi. (2007). Efektifitas Pelatihan Meditasi Mindfulnes Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Survivor Gempa Bumi di Bantul. Kediri: STIKES Surya Mitra Husada.
Bappenas. (2008). Macam – Macam Bencana dalam Kehidupan Masyarakat. Diakses 7 Oktober 2012
Dewi.W. (2010). Pengaruh Manajemen Stres (Meditasi Benson) Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre-Operatif di Ruang Mawar Kuning RSUD Sidoarjo. http://alumni.unair.ac.id. Diakses 23 September 2012.
Dinas Sosial Sleman.(2010). Dampak Meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta. Www Dinas Sosial Sleman.Com .Diakses 14 Oktober 2013.
Gunarya. (2008). Manajemen Stres. Makasar: Pusat Bimbingan & Konseling UNHAS.
Hawari, D. (2004). Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Hawari. D. (2007). Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa, Skizofrenia. Jakarta : FKUI.
Kharismawan, Kuriake. Panduan Program Psikososial Paska Bencana. Diakses tanggal 30 April 2012 dari http://www.sintak.unika.ac.id/
Keliat.BA (2011). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Limasari. (2010). Pengaruh Manajemen Stres Terhadap Regulasi Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Primer. http://alumni.unair.ac.id. Diakses 23 September 2012.
Mumpuni .Y & Wulandari. A (2010). Mengelola Stres Dengan Manajemen Stres. Yogyakarta Penerbit Andi.
Notoatmodjo.S. (2005). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta.