Top Banner
1 HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA PADA KARYAWAN ALIH DAYA DI BALI SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi I GEDE AYANA WIRIA PARTHA TUBAN 1002205016 Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2015
111

HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

Aug 08, 2019

Download

Documents

lydung
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

1

HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA PADA KARYAWAN ALIH DAYA DI BALI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

I GEDE AYANA WIRIA PARTHA TUBAN 1002205016

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

2015

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

2

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA PADA KARYAWAN ALIH DAYA DI BALI

Oleh

I GEDE AYANA WIRIA PARTHA TUBAN

NIM : 1002205016

Telah disetujui oleh :

Tanggal, ..............

Pembimbing Skripsi,

Komang Rahayu Indrawati, S.Psi, M.Si

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

3

Dipertahankan Di Depan Panitia Ujian Skripsi Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran,

Universitas Udayana Dan Diterima Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Pada Tanggal:

……………..

Mengesahkan

Program Studi Psikologi

Fakulltas Kedokteran

Universitas Udayana

Dekan,

Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp. OT(K), M.Kes.

Panitia Penguji :

Tim Penilai Tanda Tangan

1. Komang Rahayu Indrawati, S.Psi, M.Si. Psikolog

2. Dr. Ni Made Swasti Wulanyani, M.Erg

3. L. K. Pande Ary Susilawati, S.Psi, M.Si. Psikolog

4. Naomi Vembriati, S.Psi, M.Psi. Psikolog

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

4

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertanda tangan dibawah ini, Saya, I Gede Ayana Wiria Partha Tuban, dengan

disaksikan oleh tim penguji skripsi, dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya

sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh derajat kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi manapun. Dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis/diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini

kecuali, dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan

isi pernyataan ini, maka saya bersedia derajat kesarjanaan ini dicabut.

Denpasar, ………….

Yang menyatakan,

I Gede Ayana Wiria Partha Tuban

(1002205016)

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

5

HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA PADA KARYAWAN ALIH DAYA DI BALI

I Gede Ayana Wiria Partha Tuban Komang Rahayu Indrawati

Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana [email protected]

ABSTRAK

Salah satu usaha untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan adalah memanfaatkan karyawan alih daya untuk mengurangi jumlah karyawan tetap. Perusahaan menggunakan karyawan alih daya bertujuan untuk memaksimalkan pekerjaan pokok perusahaan dan tidak dibebani oleh pekerjaan pendukung. Dari tahun 2005-2012, jumlah perusahaan alih daya yang tercatat di Kabupaten Badung sebanyak 42 perusahaan. Penggunaan karyawan alih daya menyebabkan perusahaan lebih fokus pada pekerjaan pokok, sedangkan kerja pendukung sepenuhnya dikelola oleh perusahaan alih daya. Sistem kerja alih daya pada umumnya menguntungkan perusahaan dan merugikan karyawan alih daya. Hal ini dikarenakan tidak adanya jenjang karir dan kejelasan masa depan kerja karyawan alih daya. Ketidakjelasan jenjang karir karyawan alih daya dan masa depan kerja tidak menentu membuat karyawan alih daya berpotensi mengalami ketidakamanan kerja. Berbagai pengaruh yang diakibatkan oleh ketidakamanan kerja menyebabkan karyawan alih daya merasa dipandang sebelah mata oleh perusahaan dan merasa tidak adil dengan status pekerjaannya sebagai karyawan alih daya. Hal ini menyebabkan karyawan alih daya tidak ingin meningkatkan etos kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di Bali.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan alih daya yang bekerja di Kabupaten Badung sebanyak 116 karyawan. Alat ukur dalam penelitian ini adalah menggunakan skala ketidakamanan kerja dengan jumlah 37 item dan skala etos kerja dengan jumlah 76 item. Koefisien reliabilitas skala ketidakamanan kerja adalah 0,928 dan skala etos kerja adalah 0,960.

Penelitian ini menggunakan analisis data regresi linier sederhana dengan menggunakan bantuan bantuan program SPSS 15 for windows. Hasil dari penelitian diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,282 dengan nilai probabilitas sebesar 0,001 (p>0,001). Sehingga dapat dinyatakan terdapat hubungan yang negatif antara ketidakamanan kerja dengan etos kerja. Koefisien determinasi (R2) diperoleh sebesar 0,079 yang bermakna 7,9% dari etos kerja dapat dijelaskan oleh variabel ketidakamanan kerja, sedangkan sisanya sebesar 92,1% dapat dijelaskan oleh faktor yang lain.

Kata kunci: karyawan alih daya, ketidakamanan kerja, dan etos kerja.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

6

CORELATION BETWEEN JOB INSECURITY AND W ORK ETHOS AT OUTSOURCING EMPLOYEES IN BALI

I Gede Ayana Wiria Partha Tuban Komang Rahayu Indrawati

Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Udayana University [email protected]

ABSTRACT One of the efforts to improve the efficiency and performance of the company is occupying outsourcing employees to reduce the number of permanent employees. The company use outsourcing employee to maximize the core works and are not burdened by the non-core works. The number of outsourcing companies from 2005 to 2013 is recorded as many as 42 companies in Badung District. The use of outsourcing employee caused the company is more focused on the core works, while non-core works are fully managed by outsourcing companies. Outsourcing work system is generally profitable for companies but unprofitable for outsourcing employees. This due to no clear career path and work future of outsourcing employees. There is no clear career path of outsourcing employee and the uncertain of work future make outsourcing employees potentially experiencing of job insecurity. Various influences by job insecurity caused the outsourcing employees feel despised by the company and feel unfair about the employment status as an outsourcing employee. These cause the outsourcing employees feel it is not necessary to increase their work ethos. This research is aimed to find out the corelation between job insecurity and work ethos of the outsourcing employees in Bali.

This research is a quantitative research using cluster sampling. Respondents in this research is outsourcing employees who work in Badung regency. The number of respondents is 116 people. Scales in this research is job insecurity scale that is accomodated in 37 items of questionaires dan work ethos scale is loaded in 76 items. The reliability coefficient of job insecurity scale is 0,928 and work ethos scale is 0,960.

This research uses a simple linear regression analysis with SPSS 15 for windows program. The results of this research showed a coefficient corelation is -0,282 and the probability is 0,001 (p>0,001). As conclusion is, there is a negative corelation between job insecurity with work ethos. The coefficient determination (R2) is 0,079 which means is 7,9% of work ethos can be explained by job insecurity variable, and the rest of 92,1% can be explained by other factors. Keyword: outsourcing employee, job insecurity, work ethos

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

7

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-

Nya penelitian skripsi yang berjudul “ Hubungan Antara Ketidakamanan Kerja dan Etos Kerja

Pada Karyawan Alih Daya Di Bali” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada

waktunya. Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik tidak terlepas dari bantuan dari berbagai

pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya, antara lain kepada :

1. Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas restu dan karunia-Nyalah penulis dapat

meyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

2. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K), M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana.

3. Dra. Adijanti Marheni, M.Si. selaku ketua Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana.

4. Nicholas Simarmata, S.Psi, M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang dengan

sabar membimbing saya sedari saya memulai perkuliahan hingga mencapai jenjang

sarjana.

5. Komang Rahayu Indrawati, S.Psi, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi dari saya

yang dengan sabar dan setia telah memberikan arahan, pengetahuan, tutor dan

bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh karyawan alih daya yang tersebar di Kabupaten Badung yang bersedia untuk

menjadi responden dalam penelitian saya. Terima kasih atas waktu yang berharga

dalam pengerjaan kuisioner penelitian saya ini.

7. Bapak I Ketut Sono selaku kepala PT. SONADHE dan bapak Armijn Woda Kolo

selaku operation manage PT. ANDAL AMAN ABADI mengizinkan saya dalam

pengambilan data penelitian saya ini. Terima kasih atas izin dan bantuannya selama

proses pengambilan data.

8. Staf dosen dan pegawai PS. Psikologi Unud, terima kasih telah memberikan ilmu,

informasi, dan lainnya yang sangat bermanfaat bagi saya

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

8

9. I Ketut Simpartha dan Ni Made Wiriatini selaku kedua orang tua yang saya cintai dan

saya sayangi. Saya mengucapkan banyak terimakasih atas kasih sayang yang diberikan

kepada saya sedari saya lahir hingga detik ini. Terimakasih kepada kalian karena telah

sabar membimbing saya, memberikan ilmu, dan dukungan penuh kepada saya hingga

saya mencapai gelar sarjana ini. Terimaka kasih yang sebesar-besarnya atas segala

yang kalian berikan kepada saya dengan rasa tulus dan ikhlas tanpa pamrih.

10. I Dwi Ariana Wiria Partha Tuban selaku adik yang saya banggakan. Terima kasih atas

bantuannya dan dukungan penuh kepada saya serta motivasi yang tinggi terhadap apa

yang saya lakukan.

11. Keluarga besar Tuban yang sedia memberikan bantuan dikala menemui kesulitan.

Terimakasih kepada keluarga besar yang sudah membantu dalam proses pembutan

skripsi ini.

12. Sahabat-sahabat yang saya cintai senasib seperjuangan selama duduk di bangku

perkuliahan yaitu, Benny Sedana, Raden, Ude, Nago, Yogi, Angga, Sonny, Wira,

Dika, Beny Sutrisna, Gus Bao, Indra Cangking, Eko Budi, Adit, Riyan, Ojan, Galang,

dan Ariesta yang selama kuliah selalu memberikan canda tawa yang dapat

menghilangkan rasa jenuh selama kuliah. Kita dipertemukan saat kita mengenal

bangku perkuliahan, kita mungkin saat ini sudah berpisah dan menjalani hidup masing-

masing, akan tetapi ingatlah hari dimana kita duduk bersama, tertawa bersama, dan

saling mengenalkan diri satu sama lain ketika diawal kita berjumpa.

13. Sahabat-sahabat saya sedari SMP dan SMA yang selalu meluangkan waktu untuk

berkumpul bersama, dan bercerita satu sama lain serta saling memberikan dukungan

disaat kita menghadapi sebuah permasalahan.

14. Pemiliki kedai PSK, Yoga Janumerta dan istrinya Novi Listiya yang memberikan saya

fasilitas dalam mengerjakan skripsi. Terimakasih atas ide dan motivasi dalam

mengerjakan skripsi.

15. Teman-teman yang menemani saya selalu, Sapari Surya, I Gusti Agung Wipandika,

Agus Wiradnyana, Ari Saskara Pranata, Dwi Ariana, dan Ngurah Hendra baik dalam

suka maupun duka. Terimakasih atas waktu kalian untuk berkumpul bersama, tertawa

bersama selalu.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

9

Peneliti meminta maaf kepada mereka yang telah banyak membantu dalam pengerjaan

skripsi ini tetapi tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu. Akhir kata penulis mengucapkan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi informasi, serta dapat memunculkan ide-ide

dan inspirasi baru kepada pembaca.

Demikian yang dapat peneliti sampaikan. Diharapkan saran dan kritik yang

membangun untuk penyempurnaan skripsi ini mengingat skripsi yang dibuat peneliti ini jauh

dari kata sempurna.

Denpasar, ………………

Penulis

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

10

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ iii HALAMAN MOTO ....................................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................................................ vi ABSTRAK ..................................................................................................................... vii ABSTRACT ................................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xv DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 7 C. Keaslian Penelitian ............................................................................................. 7 D. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 12 E. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 13

1. Manfaat Teoritis........................................................................................... 13 2. Manfaat Praktis ............................................................................................ 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 15

A. Variabel Bebas .................................................................................................... 15 1. Ketidakamanan Kerja .................................................................................. 15

a. Definisi Ketidakamanan kerja .............................................................. 15 b. Dimensi Ketidakamanan Kerja ............................................................. 17 c. Faktor yang Mempengaruhi Ketidakamanan Kerja.............................. 19

B. Variabel Tergantung ........................................................................................... 21 1. Etos Kerja .................................................................................................... 21

a. Definisi Etos Kerja ............................................................................... 21 b. Dimensi Etos Kerja ............................................................................... 23 c. Faktor yang Mempengaruhi Etos Kerja ............................................... 25

C. Dinamika Antar Variabel .................................................................................... 26 1. Hubungan Antara Ketidakamanan Kerja dan Etos Kerja Pada Karyawan Alih Daya

..................................................................................................................... 26 2. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 29

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

11

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................. 30

A. Identifikasi Variabel Penelitian .......................................................................... 30 1. Variabel Bebas ............................................................................................. 30 2. Variabel Tergantung .................................................................................... 30

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 30 1. Definisi Operasional Variabel Bebas Ketidakamanan Kerja ....................... 31 2. Definisi Operasional Variabel Tergantung Etos Kerja ................................ 31

C. Subjek Penelitian ................................................................................................ 31 D. Metode Pengambilan Sampel ............................................................................. 32 E. Metode Pengumpulan Data ................................................................................. 33

1. Skala Pengukuran Variabel Bebas ............................................................... 34 2. Skala Pengukuran Variabel Tergantung ...................................................... 35

F. Validitas dan Reliabilitas .................................................................................... 36 1. Validitas ....................................................................................................... 37 2. Reliabilitas ................................................................................................... 37

G. Metode Analisis Data ......................................................................................... 38 H. Uji Asumsi Data Penelitian ................................................................................ 40

1. Uji Normalitas ............................................................................................. 40 2. Uji Linieritas ................................................................................................ 40

I. Uji Hipotesis ....................................................................................................... 41 1. Uji Regresi Linier Sederhana....................................................................... 41

BAB IV PERSIAPAN, LAPORAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................ 42

A. Persiapan Penelitian ............................................................................................ 42 1. Persiapan Uji Coba Alat Ukur Penelitian .................................................... 42

a. Subjek Uji Coba Penelitian................................................................... 42 b. Uji Coba Alat Ukur .............................................................................. 43

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ...................................................... 43 a. Uji Validitas Item Pada Skala Ketidakamanan Kerja ........................... 45 b. Uji Reliabilitas Item Pada Skala Ketidakamanan Kerja ....................... 47 c. Uji Validitas Item Pada Skala Etos Kerja ............................................. 48 d. Uji Reliabilitas Item Pada Skala Etos Kerja ......................................... 50

B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................................ 51 C. Analisis Data dan Hasil Penelitian ..................................................................... 52

1. Karakteristik Responden .............................................................................. 52 2. Deskripsi Data Penelitian ............................................................................ 55 3. Kategorisasi Skor Tiap Variabel .................................................................. 56

a. Kategorisasi Skor Variabel Ketidakamanan Kerja ............................... 57

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

12

b. Kategorisasi Skor Variabel Etos Kerja ................................................. 58 D. Uji Asumsi .......................................................................................................... 60

1. Uji Normalitas ............................................................................................. 61 2. Uji Linieritas ................................................................................................ 62

E. Uji Hipotesis ....................................................................................................... 62 1. Uji Regresi Linier Sederhana....................................................................... 62

F. Uji Beda Karakteristik Demografis .................................................................... 69 G. Pembahasan ........................................................................................................ 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 85 A. Kesimpulan ......................................................................................................... 85 B. Saran ................................................................................................................... 85

1. Saran Praktis ................................................................................................ 85 a. Kepada Perusahaan Pengguna Tenaga Kerja Alih Daya ...................... 86 b. Kepada Perusahaan Penyedia Tenaga Kerja Alih Daya ....................... 86 c. Kepada Karyawan Alih Daya ............................................................... 87 d. Kepada Pemerintah ............................................................................... 88

2. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya................................................................... 89 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 91

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

13

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Dinamika Antar Variabel .............................................................................. 29 Gambar 2. Gambar Grafik Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual ........ 68 Gambar 3. Gambar Grafik Scatterplot ........................................................................... 69

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

14

DAFTAR TABEL Tabel 1. Sebaran Item Variabel Bebas Skala Ketidakamanan Kerja (Sebelum Melakukan Uji Validitas) ........................................................................................................................ 35 Tabel 2. Sebaran Item Variabel Tergantung Skala Etos Kerja (Sebelum Melakukan Uji Validitas) ........................................................................................................................ 36 Tabel 3. Nomor Item Gugur Pada Skala Ketidakamanan Kerja (setelah melakukan uji validitas) ......................................................................................................................... 46 Tabel 4. Sebaran Item Skala Ketidakamanan Kerja (setelah melakukan uji validitas) .. 47 Tabel 5. Deskripsi Koefisien Validitas dan Reliabilitas Skala Ketidakamanan Kerja ... 48 Tabel 6. Nomor Item Gugur Pada Skala Etos Kerja (setelah melakukan uji validitas) . 49 Tabel 7. Sebaran Item Skala Etos Kerja (setelah melakukan uji validitas) .................... 50 Tabel 8. Deskripsi Koefisien Validitas dan Reliabilitas Skala Etos Kerja ..................... 51 Tabel 9. Gambaran Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin .......................... 53 Tabel 10. Gambaran Karakteristik Responden Menurut Usia (Tahun) .......................... 53 Tabel 11. Gambaran Karakteristik Responden Menurut Status Perkawinan ................. 54 Tabel 12. Gambaran Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan................ 54 Tabel 13. Gambaran Karakteristik Responden Menurut Masa Kerja (Tahun)............... 55 Tabel 14. Deskripsi Statistik Data Penelitian ................................................................. 55 Tabel 15. Rumus Kategorisasi Skor ............................................................................... 56 Tabel 16. Deskripsi Statistik Data Penelitian Skala Ketidakamanan Kerja ................... 57 Tabel 17. Hasil Kategorisasi Skor Responden pada Variabel Ketidakamanan Kerja .... 58

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

15

Tabel 18. Deskripsi Statistik Data Penelitian Skala Etos Kerja ..................................... 58 Tabel 19. Hasil Kategorisasi Skor Responden pada Variabel Etos Kerja ...................... 59 Tabel 20. Hasil Uji Normalitas ....................................................................................... 61 Tabel 21. Hasil Uji Linieritas ......................................................................................... 62 Tabel 22. Descriptive Statistics ...................................................................................... 63 Tabel 23. Correlations .................................................................................................... 63 Tabel 24. Variables Entered/Removed(b) ...................................................................... 64 Tabel 25. Model Summary(b) ......................................................................................... 64 Tabel 26. Anova(b) ......................................................................................................... 65 Tabel 27. Coefficients(a)................................................................................................. 65 Tabel 28. Hasil Uji Perbedaan Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Jenis Kelamin . 70 Tabel 29. Hasil Perbedaan Secara Statistik Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Jenis Kelamin .......................................................................................................................... 70 Tabel 30. Hasil Uji Perbedaan Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Usia ................. 71 Tabel 31. Hasil Uji Perbedaan Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Masa Kerja ...... 71 Tabel 32. Hasil Uji Perbedaan Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Status Perkawinan 72 Tabel 33. Hasil Uji Perbedaan Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Tingkat Pendidikan 72 Tabel 34. Hasil Uji Perbedaan Etos Kerja Pada Kelompok Jenis Kelamin ................... 73 Tabel 35. Hasil Uji Perbedaan Etos Kerja Pada Kelompok Usia ................................... 73 Tabel 36. Hasil Uji Perbedaan Etos Kerja Pada Kelompok Masa Kerja ........................ 74

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

16

Tabel 37. Hasil Uji Perbedaan Etos Kerja Pada Kelompok Status Perkawinan............. 74 Tabel 38. Hasil Uji Perbedaan Etos Kerja Pada Kelompok Tingkat Pendidikan ........... 74

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

17

DAFTAR LAMPIRAN Daftar lampiran ............................................................................................................... 95 Lampiran 1. Data try-out ketidakamanan kerja dan etos kerja ........................................................... 96 Lampiran 2. Data penelitian skala ketidakamanan kerja dan etos kerja ............................................. 129 Lampiran 3. Output try-out ketidakamanan kerja dan etos kerja ........................................................ 184 Lampiran 4. Output data penelitian ..................................................................................................... 193 Lampiran 5. Kuisioner try-out ............................................................................................................ 201 Lampiran 6. Kuisioner penelitian ........................................................................................................ 213 Lampiran 7. Surat-surat penelitian ...................................................................................................... 223

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, pasar tenaga kerja terdapat dua jenis pekerjaan yaitu pekerjaan sektor

formal dan pekerjaan sektor informal. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Iqbal

(2012) mencatat bahwa pada bulan Februari 2010, jumlah tenaga kerja formal mencapai 30,72

juta jiwa sedangkan tenaga kerja informal mencapai 76,6 juta jiwa. Pekerjaan formal adalah

pekerjaan yang diatur berdasarkan undang-undang atau peraturan ketenagakerjaan seperti

karyawan, pegawai, buruh, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan lain-lain, sedangkan untuk

pekerjaan informal adalah pekerjaan yang dilakukan dengan membuka usaha sendiri atau

wiraswasta dan tidak diatur dalam peraturan ketenagakerjaan (Puspa, 2012).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2013, mengatur secara detail

mengenai sistem ketenagakerjaan di Indonesia termasuk juga pekerjaan sektor formal

(Umbara, 2013). Undang-Undang ketenagakerjaan, pekerja formal dibedakan menjadi dua

yaitu sistem kerja tetap dan sistem kerja kontrak. Sistem kerja tetap adalah karyawan yang

bekerja pada pekerjaan yang menetap dan waktu bekerja hingga masa pensiun, sedangkan

sistem kerja kontrak adalah bentuk hubungan kerja yang termasuk kategori precarious work

yaitu karyawan yang bekerja memiliki batasan kerja dan jangka waktu kerja tertentu sesuai

dengan kontrak antara karyawan dengan perusahaan tempat karyawan bekerja, bekerja secara

lepas, tidak terjamin atau tidak aman dan tidak pasti yang biasa disebut dengan istilah

karyawan outsourcing (Sidabutar, 2009 & Herawati, 2010).

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

19

Data dari International Labour Organization (ILO), mencatat jumlah karyawan

outsourcing di Indonesia mendominasi jumlah pekerja di Indonesia yaitu sekitar 65% (Lubis,

2010). Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kabupaten Badung mencatat dari tahun

2005-2012, jumlah perusahaan outsourcing di Kabupaten Badung sebanyak 42 perusahaan,

untuk jumlah karyawan outsourcing di Kabupaten Badung tidak diketahui, hal tersebut

dikarenakan tidak adanya satupun perusahaan outsourcing di Kabupaten Badung

mendaftarkan jumlah karyawannya.

Outsourcing dalam istilah umum diartikan sebagai contract yaitu mengalihkan sebagian

aktivitas dalam perusahaan dan hak pengambilan keputusan dilakukan oleh pihak lain yang

dalam hal ini sebagai penyedia jasa outsourcing yang terikat dalam suatu kontrak kerja (Yasar,

2012). Outsourcing atau dalam Bahasa Indonesia adalah alih daya, diatur dalam Undang-

Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2003 pada pasal 64, 65, dan 66 yang menjelaskan

bahwa perusahaan penyedia jasa alih daya dapat menyerahkan sebagian atau beberapa

pekerjaan kepada perusahaan yang membutuhkan melalui perjanjian yang dibuat secara

tertulis (Umbara, 2013).

Yasar (2010) menjelaskan bahwa perusahaan alih daya merupakan perusahaan yang

bergerak dalam melakukan rekrutmen karyawan dan menyalurkan kepada user atau

perusahaan yang membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM). Terdapat tiga unsur penting di

dalam sistem kerja alih daya yaitu, terdapat pemindahan fungsi pengawasan, pendelegasian

tanggung jawab, dan difokuskan pada hasil yang ingin dicapai suatu perusahaan (Yasar,

2012). Menurut Yasar (2012) fungsi kerja yang masuk kedalam kategori alih daya adalah

pekerjaan yang bersifat menunjang (non-core) dan bukan pekerjaan pokok (core) seperti usaha

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

20

pelayanan kebersihan (cleaning service), usaha penyedia makanan (catering), usaha tenaga

pengamanan (security atau satpam), usaha angkutan karyawan, usaha jasa penunjang di

pertambangan dan perminyakan, usaha penunjang disektor perbankan (call center,

receptionist, data entry, IT, penjualan), usaha jasa penunjang di sektor telekomunikasi (IT,

data entry, call center, penjualan), usaha dalam bidang rekasaya (engineering) seperti

(product development, technology development), usaha bidang SDM (human resources)

seperti (linier programming, job design, strategic staffing), usaha bidang keuangan (portofolio

management, capital budgeting, relevant cost), usaha dalam bidang komunikasi (public

relation) seperti (majalah internal, web maintenance), dan usaha dalam bidang CSR. Menurut

Hasman (dalam Yasar, 2010) memberlakukan sistem kerja alih daya merupakan keputusan

internal perusahaan dalam melakukan efisiensi kerja agar dapat meningkatkan kinerja

perusahaan sehingga memiliki keunggulan bersaing menghadapi perkembangan ekonomi dan

teknologi.

Salah satu usaha dalam meningkatkan efisiensi dan kinerja, perusahaan saat ini adalah

memanfaatkan tenaga alih daya untuk mengurangi jumlah karyawan tetap dengan tujuan

memaksimalkan pekerjaan pokok perusahaan dan tidak dibebani oleh pekerjaan pendukung

seperti keamanan, kebersihan perusahaan dan lain-lain (Nusapala, 2010). Terdapat tiga

manfaat menurut Yasar (2010) pada penerapan sistem kerja alih daya yaitu, manfaat pertama

bagi pemerintah adalah dapat mengembangkan dan mendorong laju perekonomian masyarakat

serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, melakukan pembinaan dan

pengembangan kegiatan koperasi, usaha kecil dan menengah, serta mengurangi beban

pemerintah dalam mengatasi pengangguran dan perluasan tenaga kerja. Manfaat kedua bagi

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

21

masyarakat adalah dapat mendorong kegiatan ekonomi penunjang di lingkungan masyarakat

(pasar, warung, dll), mengembangkan infrastruktur sosial masyarakat, budaya kerja, disiplin,

dan peningkatan pendidikan sejalan dengan kemampuan ekonomi, mengurangi pengangguran

dan mencegah meningkatnya laju urbanisasi. Manfaat ketiga bagi industri adalah mengurangi

beban keterbatasan lahan untuk mengembangkan perusahaan di kawasan industri,

meningkatkan produksi dan mengembangkan produk baru dan meningkatkan daya saing

perusahaan.

Penggunaan karyawan alih daya menyebabkan perusahaan lebih fokus pada pekerjaan

pokok, sedangkan kerja pendukung sepenuhnya dikelola oleh perusahaan alih daya (Hartono,

2013). Perusahaan yang menggunakan jasa alih daya tidak perlu memikirkan gaji, dana

pensiun, tunjangan, karir dan sebagainya terkait dengan manajemen Sumber Daya Manusia

(SDM) karena yang mengelola adalah perusahaan yang menyediakan jasa tenaga kerja

(Hartono, 2013). Karyawan alih daya yang bekerja tidak memenuhi target perusahaan tidak

akan diperpanjang masa kontraknya, melainkan mengganti dengan karyawan baru dengan

harapan dapat memenuhi target perusahaan (Hartono, 2013). Berdasarkan paparan diatas,

praktik kerja alih daya pada umumnya menguntungkan perusahaan dan merugikan karyawan

alih daya itu sendiri. Hal itu disebabkan karena tidak adanya jenjang karir dan kejelasan masa

depan kerja karyawan alih daya yang bekerja hanya sebatas masa kontrak sesuai perjanjian

antara perusahaan dengan penyedia jasa tenaga kerja (Hartono, 2013).

Adapun kerugian yang umumnya terjadi bagi karyawan alih daya diantaranya adalah,

adanya pemotongan gaji yang dilakukan oleh perusahaan penyedia jasa tenaga kerja yang

digunakan sebagai tunjangan kesehatan, gaji dibawah Upah Minimum Provinsi (UMP) serta

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

22

ketidakjelasan jenjang karir karyawan alih daya (Hartono, 2013). Seperti pengakuan seorang

mantan karyawan alih daya yang bekerja di PLN, menuturkan bahwa dirinya selama bekerja 8

tahun menuntut kejelasan atas pekerjaannya karena beliau merasa tidak memiliki jenjang karir

serta beliau digaji dibawah UMP sekitar Rp. 800.000,00 – Rp. 1.000.000 (Sari, 2013).

Karyawan alih daya memiliki ketidakjelasan jenjang karir dan masa depan kerja yang

tidak pasti serta dapat diberhentikan atau dipecat oleh perusahaan karena berbagai

pertimbangan, seperti PT. Kereta Api Indonesia (KAI), karyawan alih daya melakukan demo

untuk menuntut kejelasan karir dan ingin segera diangkat menjadi karyawan tetap, akan tetapi

justru 316 karyawan alih daya yang ikut berdemo dipecat dari pekerjaannya (Dwi, 2013). Hal

serupa juga terjadi pada PLN di Bali yang melakukan Pemutusan Hubungan kerja (PHK)

terhadap 373 karyawan alih daya tanpa ada keterangan pasti (Wiguna, 2013). Ketidakjelasan

jenjang karir karyawan alih daya dan masa depan kerja tidak menentu yang sewaktu-waktu

dapat diberhentikan membuat karyawan alih daya berpotensi mengalami job insecurity.

Job insecurity atau ketidakamanan kerja merupakan suatu keadaan seseorang yang

merasa terancam dan tidak nyaman dengan pekerjaannya sekarang dan untuk dimasa yang

akan datang (Nopiando, 2012). Greenhalg dan Rosenblatt (1984) menyebutkan bahwa

ketidakamanan kerja adalah ketidakberdayaan seseorang dalam mempertahankan pekerjaan

karena situasi yang mengancam. Adanya ketidakjelasan status pekerjaan dan jenjang karir,

karyawan alih daya merasa tidak aman dalam bekerja dan merasa tidak berdaya dengan status

sebagai karyawan kontrak atau alih daya.

Ketidakamanan kerja tentunya berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan produktivitas

perusahaan, jika karyawan bekerja dengan situasi yang aman akan menyebabkan karyawan

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

23

semakin loyal, meningkatkan kinerja, dan akan berkomitmen dalam bekerja, sedangkan jika

bekerja dengan perasaan tidak aman, akan menyebabkan kinerja menurun dan kemungkinan

di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) (Leung, 2009). Penelitian dari Suppayah (2010) juga

mendukung dari penelitian Leung (2009) yang mengungkapkan bahwa ketidakamanan kerja

berpengaruh terhadap kepuasan kerja, komitmen organisasi dan intensitas turnover. Pengaruh

lain yang muncul menurut Greenhalg dan Rosenblatt (1984) adalah menurunnya semangat

atau effort dalam bekerja, kecenderungan untuk berhenti bekerja, dan resisten terhadap

perubahan yang terjadi. Berbagai pengaruh yang diakibatkan oleh ketidakamanan kerja,

menyebabkan karyawan alih daya merasa dipandang sebelah mata oleh perusahaan dan

merasa tidak adil dengan status pekerjaannya sehingga karyawan alih daya lupa untuk

meningkatkan kualitas dan etos kerja (Djajendra, 2013).

Etos kerja memiliki kesamaan dengan perilaku seseorang seperti bekerja keras, memiliki

ketekunan, loyalitas, pintar berkomunikasi, sangat disiplin, dan semangat kerja yang tinggi

(Djajendra, 2011). Menurut Sinamo (dalam Lubis, 2008) menjelaskan makna etos kerja

adalah perilaku yang berakar dari keyakinan yang disertai dengan komitmen total pada

paradigma kerja. Etos kerja juga bermakna seperangkat sikap atau pandangan manusia yang

menilai kerja sebagai sesuatu yang bersifat positif bagi peningkatan kualitas hidup serta

mempengaruhi perilaku dalam bekerja (Lubis, 2008).

Djajendra (2013) menjelaskan sudah banyak karyawan alih daya yang diangkat sebagai

karyawan tetap oleh perusahaan karena dalam bekerja, karyawan alih daya menunjukkan etos

kerja yang tinggi dan unggul serta mampu bersaing dengan karyawan tetap. Seperti yang

dilakukan PT. Dirgantara Indonesia (PDGI) mengangkat 700 karyawan alih daya menjadi

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

24

karyawan tetap dengan melakukan uji seleksi dengan tujuan mendapatkan karyawan yang

memiliki kualitas kerja yang unggul agar mampu menciptakan teknologi yang mampu

bersaing dengan dunia (Aliya, 2013). Hal serupa juga juga terjadi pada PLN yang mengangkat

16.000 karyawan alih daya menjadi karyawan tetap, dan BUMN lainnya seperti PT Telkom

mengangkat 14.000 karyawan alih daya, dan PT Pertamina mengangkat 7.000 karyawan alih

daya yang melalui tahapan seleksi sehingga terpilih karyawan yang memiliki kompetensi yang

unggul (Praditya, 2013).

Karyawan yang memunculkan pribadi yang unggul serta bersaing yang sehat dengan

sesama karyawan alih daya, maka akan memunculkan etos kerja yang berkualitas.

Berdasarkan uraian permasalahan mengenai karyawan alih daya, peneliti tertarik untuk

meneliti hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di Bali.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, peneliti kemudian merumuskan

masalah dalam penelitian ini “Apakah terdapat hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos

kerja pada karyawan alih daya di Bali?”

C. Keaslian Penelitian

Dari penelusuran referensi dan kepustakaan yang dilakukan, penelitian yang berjudul

“Hubungan Antara Ketidakamanan Kerja dan Etos Kerja Pada Karyawan Alih Daya di Bali”

merupakan penelitian yang belum pernah dilakukan. Terdapat beberapa penelitian yang

menggunakan variabel ketidakamanan kerja dan etos kerja dan subjek penelitian

menggunakan karyawan alih daya atau karyawan kontrak atau outsourcing, namun belum ada

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

25

yang menggabungkan ke dua variabel tersebut dalam melakukan penelitian yang khususnya

dilakukan di Bali.

Adapun penelitian yang terkait dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu, penelitian

pertama dari Suppayah (2010) dengan judul “Effects of Job Insecurity on Job Satisfaction,

Organizational Commitment and Turnover Intention” merupakan penelitian yang dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui apakah ketidakamanan kerja berpengaruh terhadap kepuasan

kerja, komitmen organisasi dan intensitas turnover. Variabel dari penelitian ini adalah Job

Satisfaction sebagai variabel bebas dan variabel Organizational Commitment dan Turnover

Intention sebagai variabel tergantung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

kuantitatif dengan menggunakan regresi ganda. Pada penelitian ini tidak dijelaskan mengenai

metode pengambilan sampel yang digunakan, adapun jumlah sampel yang digunakan

berjumlah 110 responden. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara Effects of

Job Insecurity dengan Job Satisfaction, Organizational Commitment and Turnover Intention.

Perbedaan penelitian yang dilakukan Suppayah (2010) dengan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti terletak pada variabel tergantung. Variabel tergantung dari Suppayah (2010)

menggunakan variabel Organizational Commitment dan Turnover Intention, sedangkan untuk

penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan variabel etos kerja. Pada metode penelitian,

Suppayah (2010) menggunakan metode kuantitatif dan metode regresi ganda, sedangkan pada

peneliti menggunakan metode kuantitatif regresi linier sederhana yang dilakukan untuk

melihat apakah ketidakamanan kerja dapat memprediksi tingkat etos kerja. Untuk metode

pengambilan sampel, Suppayah (2010) tidak menjelaskan teknik pengambilan sampel,

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

26

sedangkan untuk peneliti menggunakan quota sampling dengan populasi seluruh karyawan

alih daya di Kabupaten Badung.

Penelitian kedua dari Nopiando (2012) dengan judul ”Hubungan Antara Job Insecurity

dengan Kesejahteraan Psikologis Pada Karyawan Outsourcing” merupakan penelitian yang

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ketidakamanan kerja berpengaruh terhadap

kesejahteraan psikologis pada karyawan outsourcing. Variabel dari penelitian ini adalah job

insecurity sebagai variabel bebas dan kesejahteraan psikologis sebagai variabel tergantung.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional karena ingin melihat

hubungan antar varibel. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode quota

sampling dan populasi penelitiannya adalan seluruh karyawan outsourcing PT. Mitra

Pengusaha Indonesia cabang Kudus. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang

negatif antara job insecurity dengan kesejahteraan psikologis.

Perbedaan penelitian yang dilakukan Nopiando (2012) dengan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti terletak pada variabel tergantung. Variabel tergantung dari Nopiando (2012)

menggunakan variabel kesejahteraan psikologis, sedangkan untuk penelitian yang dilakukan

peneliti menggunakan variabel etos kerja. Pada metode penelitian dan pengambilan sampel,

Nopiando (2012) menggunakan kuantitatif korelasional sedangkan pada peneliti menggunakan

metode kuantitatif korelasional regresi linier sederhana yang dilakukan untuk melihat apakah

ketidakamanan kerja dapat memprediksi tingkat etos kerja. Untuk metode pengambilan

sampel, Nopiando (2012) menggunakan metode quota sampling dengan populasi

penelitiannya adalan seluruh karyawan outsourcing PT. Mitra Pengusaha Indonesia cabang

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

27

Kudus, sedangkan untuk peneliti menggunakan cluster sampling dengan populasi seluruh

karyawan alih daya di Kabupaten Badung.

Penelitian ketiga dari Sulistyawati, Nurtjahjanti, Prihatsanti (2012) dengan judul ”The

Relationship Between Work Efficacy With Job Insecurity on Production Employees PT “X”

Semarang” merupakan penelitian yang dilakukan dengan asumsi bahwa dengan tingginya

ketidakamanan kerja maka efikasi kerja akan tinggi. Variabel dari penelitian ini adalah

ketidakamanan kerja sebagai variabel bebas dan efikasi kerja sebagai variabel tergantung.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional karena ingin melihat

hubungan antar variabel. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan motode incidental

sampling dan populasi penelitiannya adalah dari karyawan tetap di PT. “X” di Semarang.

Hasil dari Penelitian ini adalah terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara efikasi

kerja dengan ketidakamanan kerja.

Perbedaan penelitian yang dilakukan Sulistyawati, Nurtjahjanti, Prihatsanti (2012)

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada variabel tergantung. Variabel

tergantung dari Sulistyawati, Nurtjahjanti, Prihatsanti (2012) menggunakan variabel efikasi

kerja, sedangkan untuk penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan variabel etos kerja.

Pada metode penelitian dan pengambilan sampel, Sulistyawati, Nurtjahjanti, Prihatsanti (2012)

menggunakan kuantitatif korelasional dan regresi, sedangkan pada peneliti menggunakan

metode kuantitatif regresi linier sederhana yang dilakukan untuk melihat apakah

ketidakamanan kerja dapat memprediksi tingkat etos kerja. Untuk metode pengambilan

sampel, Sulistyawati, Nurtjahjanti, Prihatsanti (2012) menggunakan metode incidental

sampling dan populasi penelitiannya adalah dari karyawan tetap di PT. “X” di Semarang,

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

28

sedangkan untuk peneliti menggunakan cluster sampling dengan populasi seluruh karyawan

alih daya di Kabupaten Badung

Penelitian keempat dari Sunarsa, Made, Ketut (2013) dengan judul ”Kontribusi Etos

Kerja, Pengalaman Kerja, dan Intensitas Keterlibatan Guru pada Kegiatan MGMP Terhadap

Kinerja Guru Matematika SMA Negeri Kabupaten Tabanan” merupakan penelitian yang

dilakukan dengan tujuan mengetahui besarnya sumbangan kontribusi etos kerja, pengalaman

kerja, dan intensitas keterlibatan guru pada kegiatan MGMP terhadap kinerja guru matematika

SMA Negeri Tabanan secara terpisah maupun secara simultan. Penelitian ini menggunakan

metode regresi-korelasi dan melakukan pengambilan sampel dengan metode proportional

random sampling. Populasi penelitian ini adalah 60 guru SMA Negeri di Kabupaten Tabanan.

Hasil dari penelitian ini bahwa etos kerja, pengalaman kerja, dan intensitas keterlibatan guru

pada kegiatan MGMP terhadap kinerja guru matematika SMA Negeri Kabupaten Tabanan

berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja guru matematika SMA Negeri Kabupaten

Tabanan.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Sunarsa, Made, Ketut (2013) dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada variabelnya. Pada penelitian Sunarsa,

Made, Ketut (2013), variabel bebas nya adalah kontribusi etos kerja, pengalaman kerja, dan

intensitas keterlibatan guru pada kegiatan MGMP dan variabel tergantungnya adalah kinerja

guru, sedangkan variabel bebas dari peneliti adalah ketidakamanan kerja dan variabel

tergantungnya adalah etos kerja. Pada penelitian Sunarsa, Made, Ketut (2013), etos kerja

sebagai variabel bebas, sedangkan pada peneliti etos kerja sebagai variabel tergantung.

Penelitian dari Sunarsa, Made, Ketut (2013) menggunakan metode penelitian regresi-korelasi

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

29

dan melakukan pengambilan sampel dengan metode proportional random sampling,

sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif regresi linier sederhana yang

dilakukan untuk melihat apakah ketidakamanan kerja dapat memprediksi tingkat etos kerja

dengan melakukan pengambilan sampel dengan metode cluster sampling. Populasi penelitian

Sunarsa, Made, Ketut (2013) adalah 60 guru SMA Negeri di Kabupaten Tabanan, sedangkan

populasi peneliti adalah seluruh karyawan alih daya di Kabupaten Badung

Penelitian kelima dari Sukiyah (2010) dengan judul “Etos Kerja Karyawan Wanita

Bagian Revisi Pada Industri Kayu PT Waroeng Batok Industri Majenang Cilacap Jawa

Tengah” merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan dan

menganalisis tentang pelaksanaan etos kerja yang meliputi penilaian prestasi kerja, ketekunan

dalam bekerja, disiplin kerja, dan kondisi kerja karyawan wanita bagian revisi. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif dan pengumpulan data menggunakan teknik

observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

karyawan wanita yang bekerja di bagian revisi pada PT. Waroeng Batok Iindustri

menunjukkan etos kerja yang baik.

Perbedaan penelitian yang dilakukan Sukiyah (2010) dengan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti terlihat dari metode penelitian yang menggunakan metode kualitatif, sedangkan

peneliti menggunakan metode kuantitatif. Pada penelitian dari Sukiyah (2010), terdapat

kesamaan variabel dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu variabel etos kerja, akan

tetapi penelitian dari Sukiyah (2010), hanya ingin meneliti etos kerja wanita yang bekerja pada

bagian revisi pada industri kayu PT Waroeng Batok Industri Majenang Cilacap Jawa Tengah.

Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, dan

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

30

dokumentasi, sedangkan peneliti melakukan pengumpulan data dengan menyebar angket atau

kuisioner kepada subjek penelitian.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan, adapun tujuan penelitian ini

dilakukan adalah untuk mengetahui hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada

karyawan alih daya di Bali.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan bahwa dapat memberikan manfaat bagi

penulisnya dan orang lain. Manfaat yang diharapkan diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian yang dilakukan ini diharapkan memberikan sumbangan ilmiah khususnya

psikologi industri dan organisaasi mengenai hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos

kerja pada karyawan alih daya di Bali.

b. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan teori psikologi khususnya

psikologi industri dan organisasi.

c. Sebagai sumber acuan atau referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pihak penyedia karyawan alih daya, hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan

informasi mengenai hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan

alih daya yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan tenaga kerja dan sumber

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

31

daya manusia serta memecahkan masalah yang mengarah kepada kesejahteraan dan status

pekerjaan dari karyawan

b. Bagi pihak penyewa karyawan alih daya, hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan

informasi mengenai hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan

alih daya yang dapat digunakan sebagai dasar dalam menjamin dan memberikan kepuasan

kerja serta meminimalkan risiko dari bekerja dalam situasi yang menekan dan diskriminasi

terhadap karyawan alih daya.

c. Bagi pemerintah, hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai

hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya yang dapat

digunakan sebagai dasar pembuatan kebijakan pemerintah terkait sistem kerja serta

tunjangan yang dapat diberikan sehingga karyawan dapat memunculkan kualitas kerja yang

unggul.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Variabel Bebas

1. Ketidakamanan Kerja

a. Definisi Ketidakamanan Kerja

Ketidakamanan kerja merupakan persepsi yang dirasakan seseorang yang berkaitan

dengan potensi kehilangan pekerjaan yang telah berlangsung seperti kehilangan pekerjaan

tetap hingga hilangnya hal-hal penting dalam pekerjaan tersebut (Greenhalg & Rosenblatt,

1984). Greenhalg & Rosenblatt (dalam Ashford, Lee, & Bobko, 1989) mendefinisikan

ketidakamanan kerja sebagai ketidakberdayaan seseorang untuk mempertahankan

keberlanjutan dalam bekerja dari situasi kerja yang mengancam. Gaunt and Benjamin (dalam

Cetin, 2013) menjelaskan bahwa ketidakamanan kerja adalah sebuah proses yang

mencerminkan perubahan mendasar yang terjadi di luar permintaan karyawan berdasarkan

persepsi pribadi dari situasi kerja berkelanjutan.

Mohr, van Vuuren (dalam Witte, 2012) memaparkan ketidakamanan kerja dapat

disamakan dengan perasaan terancam saat bekerja serta dapat didefinisikan sebagai

kekhawatiran tentang kelangsungan dari pekerjaan saat ini. Hal serupa dipaparkan oleh

Sulistyawati, Nurtjahjanti, dan Prihatsanti (2012) yang mengungkapkan bahwa ketidakamanan

kerja sangat berkaitan dengan ketidakberdayaan dalam menghadapi situasi kerja yang

mengancam. Situasi kerja yang mengancam dapat diartikan sebagai berbagai faktor yang

menyebabkan seseorang merasa terancam dalam bekerja. Faktor yang menyebabkan seseorang

merasa terancam dalam bekerja seperti mendapat surat pemberhentian kerja, situasi kerja yang

tidak kondusif, tidak adanya tunjangan dalam bekerja, persaingan kerja yang tidak sehat dan

lain sebagainya. Setiawan (2008) menjelaskan bahwa ketidakamanan kerja sebagai kondisi

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

33

yang dialami seorang pekerja yang disebabkan oleh (faktor eksternal) seperti perubahan

lingkungan dan (faktor internal) seperti watak atau kepribadian serta mental seseorang yang

mengalami kondisi tersebut.

Witte (2012) menyebutkan bahwa ketidakamanan kerja juga dikatakan sebagai persepsi

subjektif dari seseorang, sehingga setiap orang akan menginterpretasikan berbeda dari setiap

situasi kerja yang mengancam. Persepsi subjektif merujuk pada perbedaan pendapat pada

setiap orang dalam menginterpretasikan sesuatu. Sependapat dengan Witte (2012), Burchell

(2002) menjelaskan bahwa ketidakamanan kerja di definisikan sebagai perasaan subjektif

tentang risiko kehilangan seuatu pekerjaan yang dirasakan oleh karyawan tersebut. Witte

(2012) juga menjelaskan bahwa situasi objektif yang sama dapat ditafsirkan secara berbeda

oleh setiap karyawan. Beberapa karyawan merasa takut tentang suatu saat dirinya

diberhentikan dari pekerjaan, sedangkan karyawan lainnya merasa yakin tentang pekerjaan

mereka, sementara ada kemungkinan kuat bahwa mereka akan diberhentikan.

Pearce (dalam Sverke, 2006) menyebutkan bahwa seseorang yang memiliki

kecenderungan mengalami ketidakamanan kerja adalah karyawan tidak tetap atau karyawan

yang bekerja sementara (kontrak) atau outsourcing. Sependapat dengan Nopiando (2012)

menyebutkan bahwa golongan pekerja yang rentan mengalami ketidakamanan kerja salah

satunya adalah karyawan kontrak, karena ketidakpastian untuk bekerja jika kontrak sudah

habis maka karayawan merasa tidak berdaya.

Pendapat lainnya menyebutkan bahwa ketidakamanan kerja adalah harapan seseorang

tentang kontinuitas dalam bekerja (Davy, Kinicki, & Scheck, 1997) dalam (Sverke, 2006);

perhatian menyeluruh tentang masa depan dalam pekerjaan (Rosenblatt & Ruvio, 1996) dalam

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

34

(Sverke, 2006); Persepsi karyawan terhadap potensi terjadinya ancaman yang dapat

mempengaruhi kelangsungan dalam pekerjaannya saat ini (Heaney, Israel, & House, 1994)

dalam (Sverke, 2006); dan perbedaan antara tingkat keamanan berdasarkan pengalaman

seseorang (Hartley et al, 1991) dalam (Sverke, 2006).

Berdasarkan definisi dari ketidakamanan kerja yang telah dipaparkan diatas, dapat

disimpulkan definisi ketidakamanan kerja yang akan menjadi batasan dalam penelitian ini

mengacu pada teori dari Burchell (2002) yaitu perasaan subjektif tentang risiko kehilangan

seuatu pekerjaan yang dirasakan oleh karyawan tersebut.

b. Dimensi Ketidakamanan Kerja

Menurut Greenhalg & Rosenblatt (1984), terdapat dua dimensi dasar dari ketidakamanan

kerja yaitu:

1) perceived severity of threat (persepsi terhadap tingkat ancaman)

2) perceived powerlessness to resist threats (persepsi ketidakberdayaan untuk

melawan ancaman).

Burchell (2002) membagi ketidakamanan kerja keadalam dua diemensi yaitu:

1) Losing The Job Itself : Persepsi karyawan mengenai ketakunan yang dirasakan

ketika kehilangan pekerjaan. Pada komponen ini ketakunan yang dirasakan

karyawan ketika kehilangan pekerjaan dikarenakan oleh redundancies, lay-off,

sackings, dan bullying/harassment. Adapun penjelasan dari masing-masing aspek

adalah sebagai berikut:

a) redundancies : suatu keadaan dimana ketika suatu perusahaan atau organisasi

secara keseluruhan melakukan perampingan atau downsizing ketika perusahaan

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

35

mengalami merger atau di akuisisi dan ketika pekerjaan dari karyawan tidak

lagi diperlukan lagi oleh perusahaan (Armstrong, 2009)

b) lay-off : kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menekan cost atau

biaya perusahaan dengan memberhentikan sejumlah karyawan (Gomez, 2010).

Karyawan yang di layoff merasa ketakutan akan masa depan kerja yang tidak

pasti.

c) sackings : suatu keadaan dimana karyawan dipecat oleh perusahaan karena

suatu alasan seperti kinerja karyawan yang buruk, kualitas kerja yang rendah

atau perusahaan tidak menginginkan karyawan tersebut bekerja di perusahaan

lain. Karyawan yang mendapat lay-off atau di PHK tidak dapat bekerja di

perusahaan tersebut kembali dan akan digantikan dengan karyawan lain.

d) bullying/harassment : suatu keadaan dimana karyawan mendapat perlakukan

yang tidak mendapat menyenangkan atau mendapat perundungan dari

karyawan lain. Karyawan yang mendapat perundungan memiliki potensi untuk

pindah bekerja ke perusahaan lain karena tidak tahan dengan perlakuan yang

tidak menyenangkan dari karyawan lain.

2) Losing Valued Job Features : persepsi karyawan mengenai ketakutan yang

dirasakan ketika kehilangan aspek-aspek yang menyertai dalam bekerja. Pada

komponen ketakutan yang dirasakan ketika kehilangan aspek-aspek yang

menyertai dalam bekerja seperti, kehilangan kesempatan mendapat promosi,

kehilangan kontrol atas pekerjaan yang dilakukan, kehilangan kemampuan untuk

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

36

menyelesaikan keseluruhan pekerjaan, tidak mendapat kenaikan upah, dan

kehilangan kemandirian dalam bekerja.

Dalam penelitian ini, dimensi dari ketidakamanan kerja yang digunakan oleh peneliti

mengacu pada teori dari Burchell (2002) yaitu, Losing The Job Itself, dan Losing Valued Job

Features.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakamanan Kerja

Adanya ketidakamanan kerja tidak lepas dari faktor-faktor yang turut menyertai

kemunculan ketidakamanan kerja. Adanya perubahan dalam organisasi seperti merger,

pengurangan jumlah karyawan atau downsizing, reorganisasi, penggunaan teknologi baru dan

bahaya yang memberikan ancaman fisik adalah sumber dari ancaman yang dirasakan

karyawan sehingga timbul perasaan tidak aman dalam bekerja (Ashford, Lee, & Bobko, 1989).

Menurut Brockner (1988) dalam Ashford, Lee, & Bobko (1989) menggarisbawahi layoffs

sebagai penyebab langsung dari ketidakamanan kerja yang terjadi pada karyawan ketika

karyawan berusaha untuk menghindari diistirahatkan dalam bekerja. Schweiger & Ivancevich

(1985) dalam Ashford, Lee, & Bobko (1989) berpendapat bahwa mergers dalam perusahaan

berhubungan secara negatif dengan kemunculan ketidakamanan dan ketidaktentuan dalam

bekerja.

Adapun role ambiguity atau ketidakjelasan peran memberikan ancaman terhadap kontrol

pada karyawan dan dengan demikian memungkinkan menyebabkan persepsi dari

ketidakamanan kerja (Ashford, Lee, & Bobko, 1989). Faktor dalam diri yaitu, locus of control

juga berperan penting memunculkan perasaan tidak aman dalam bekerja (Ashford, Lee, &

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

37

Bobko, 1989). locus of control secara langsung berhubungan dengan perasaan tidak berdaya

ketika terdapat ketidakamanan dalam bekerja (Ashford, Lee, & Bobko, 1989).

Faktor karakteristik demografis juga dapat mempengaruhi munculnya ketidakamanan

kerja. Karakteristik demografis yang dapat mempengaruhi ketidakamanan kerja meliputi usia,

jenis kelamin, masa kerja, status pernikahan, dan tingkat pendidikan. Menurut Kinnunen,

Mauno, Natti, & Happonen (2000); Naswall, & De Witte (2003) dalam Irene (2008)

menjelaskan bahwa pria memiliki tingkat ketidakamanan kerja yang lebih tinggi dibandingkan

wanita karena berkaitan dengan peran pria sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga,

sehingga pria akan lebih tegang ketika menghadapi kehilangan pekerjaan. Usia memiliki

hubungan yang positif dengan ketidakamanan kerja dimana semakin tinggi usia seseorang,

ketidakamanan kerja yang dirasakan semakin tinggi pula. Sebaliknya, tingkat pendidikan dan

masa kerja berhubungan negatif dengan ketidakamanan kerja, yaitu semakin rendah tingkat

pendidika dan semakin pendek masa kerja, maka semakin tinggi ketidakamanan kerja yang

dirasakan.

Jika ditinjau dari karakteristik pekerjaan, hasil dari penelitian yang dilakukan oleh

Pearce (dalam Sverke, 2006) menjelaskan bahwa karyawan yang bekerja sementara atau

karyawan kontrak memiliki kecenderungan mengalami ketidakamanan kerja. Sependapat

dengan penelitian yang dilakukan oleh Pearce (dalam Sverke, 2006), menurut Nopiando

(2012) menyebutkan bahwa golongan pekerja yang rentan mengalami ketidakamanan kerja

salah satunya adalah karyawan kontrak.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

38

Peneliti pun menyimpulkan dari faktor-faktor yang dipaparkan diatas bahwa faktor yang

mempenharuhi kemunculan dari ketidakamanan kerja adalah perubahan dalam organisasi, role

ambiguity, locus of control, karakteristik demografis, dan karakteristik pekerjaan.

B. Variabel Tergantung

1. Etos Kerja

a. Definisi Etos Kerja

Seorang karyawan selain meningkatkan kinerja di dalam perusahaan, hendaknya

memunculkan etos kerja untuk menunjang kinerja sehingga menjadi lebih baik serta

meningkatkan produktivitas dalam bekerja.

Pemikirian mengenai etos kerja pada mulanya muncul pada akhir abad 20an oleh Max

Weber yang menjelaskan bahwa etos kerja berasal dari kata etos yang artinya bertindak

rasional, berorientasi pada kesuksesan, tidak mengumbar kesenangan, hemat, dan bersahaja

(Sinamo, 2013). Secara etimologis, etos berasal dari bahasa Yunani yang berarti adat istiadat

atau kebiasaan (Sinamo, 2013).

Geertz dalam Saputra (1996) menjelaskan bahwa etos adalah sikap mendasar terhadap

diri dan dunia dan etos merupakan aspek evaluatif yang bersifat menilai. Lubis (2008) menilai

etos merupakan sebuah pemahaman dan keyakinan terhadap nilai mendasar yang

mempengaruhi hidup manusia, menjadi prinsip pergerakan, dan cara berekspresi yang unik

pada sekelompok orang dengan budaya dan keyakinan yang sama.

Makna etos terdapat di berbagai hal salah satunya adalah etos kerja. Definisi dari etos

kerja atau semangat kerja merupakan sikap yang muncul atas kehendak sendiri dan

karakteristik pribadi yang dipengaruhi oleh budaya (Saputra, 1996). Berbeda dengan Anoraga

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

39

(2009) dalam Lubis (2008) yang menjelaskan bahwa etos kerja adalah pandangan dan sikap

suatu umat terhadap kerja.

Menurut Sunarsa, Made, Ketut (2013) di dalam jurnalnya menyebutkan bahwa etos kerja

adalah sikap terhadap kerja, sehingga dalam diri seseorang akan menyikapi paradigma kerja

menjadi positif, dan negatif serta tinggi, dan rendah. Menurut Soekaji dalam Sukiyah (2010)

mendefinisikan etos kerja sebagai norma dan penilaian seseorang dalam melakukan suatu

pekerjaan.

Etos kerja didefinisikan beragam oleh berbagai sumber. Definisi etos kerja menurut

bapak etos kerja Indonesia, Jansen Sinamo (2013) menjelaskan bahwa etos kerja merupakan

seperangkat perilaku kerja yang bernilai positif dan memiliki mutu yang tinggi, yang

berdasarkan pada kesadaran diri dan keyakinan yang kuat terhadap konsep utama dari suatu

pekerjaan yang holistik.

Pada sebuah perusahaan, etos kerja pada dasarnya memiliki perbedaan dengan etika

kerja, bahkan ada yang menyebutkan etos kerja dan etika kerja adalah sama (Djajendra, 2013).

Etika kerja mudah dimengerti oleh karyawan yang bekerja di suatu perusahaan, karena terkait

dengan hal-hal penting dalam menjalankan sebuah perusahaan, memiliki petunjuk yang detail

dan kode etik yang jelas serta dapat dengan mudah diukur dan diawasi. Etos kerja memiliki

ukuran interpretatif atas nilai perusahaan, semangat kerja dengan sepenuh hati (Djajendra,

2013).

Berdasarkan definisi dari etos kerja yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan

definisi etos kerja yang akan menjadi batasan dalam penelitian ini mengacu pada teori etos

kerja dari Jansen Sinamo (2013) yaitu perilaku seseorang yang memiliki kualitas dalam

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

40

bekerja dan penuh kesadaran diri tentang konsep dari suatu pekerjaan serta memiliki semangat

terhadap pekerjaan dan keyakinan yang kuat terhadap konsep utama dari suatu pekerjaan.

b. Dimensi Etos Kerja

Sinamo (2013) menjelaskan bahwa terdapat delapan dimensi dari etos kerja yang disebut

sebagai delapan etos kerja profesional yaitu,

1) Kerja adalah rahmat

Bekerja dengan tulus dan penuh rasa syukur. Pada dimensi ini dijelaskan bahwa bekerja

merupakan berkah atau rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dalam bekerja

hendaknya selalu bersyukur, tidak menghitung untung ataupun rugi, dan bekerja dengan

tulus ikhlas.

2) Kerja adalah amanah

Bekerja dengan benar dan penuh tanggung jawab. Pada dimensi ini dijelaskan bahwa

bekerja merupakan sebuah ikatan moral yang harus dilaksanakan penuh tanggung jawab

dengan baik dan benar.

3) Kerja adalah panggilan

Bekerja sampai tuntas dan penuh integritas. Pada dimensi ini dijelaskan bahwa bekerja

merupakan panggilan suci dari dalam diri sesuai kemampuan yang dimiliki. Dalam

melaksanakan kerja diharuskan sampai tuntas agar membangun integritas dalam diri.

4) Kerja adalah aktualisasi

Bekerja keras dan penuh semangat. Pada dimensi ini dijelaskan bahwa bekerja

merupakan mengembangkan potensi yang ada dalam diri seseorang. Aktualisasai adalah

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

41

proses dari mengubah potensi menjadi realita kemudian menjadi kinerja dan menjadi

sebuah prestasi.

5) Kerja adalah ibadah

Bekerja dengan serius dan penuh kecintaan. Pada dimensi ini dijelaskan bahwa bekerja

merupakan harus dilakukan layaknya seperti beribadah; taat, dan penuh kecintaan

terhadap pekerjaan.

6) Kerja adalah seni

Bekerja dengan cerdas dan penuh kreativitas. Pada dimensi ini dijelaskan bahwa bekerja

merupakan pengembangan dari diri seseorang dalam bekerja dalam menumbuhkan

kesenian dalam bekerja sehingga memunculkan gairah dalam bekerja yang dapat

meningkatkan produktivitas kerja.

7) Kerja adalah kehormatan

Bekerja dengan tekun dan penuh keunggulan. Pada dimensi ini dijelaskan bahwa bekerja

dapat meningkatkan suatu kehormatan bagi seseorang. Maka seseorang hendaknya

bekerja dengan penuh ketekunan agar mencapai kehormatan dalam bekerja.

8) Kerja adalah pelayanan

Bekerja secara paripurna dan penuh kerendahan hati. Pada dimensi ini dijelaskan bahwa

kemuliaan datang dari pelayanan yang dilakukan seseorang dalam bekerjaan. Sehingga

seseorang yang bekerja hendaknya selalu rendah hati dalam memberikan suatu layanan

dalam bekerja.

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

42

c. Faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi etos kerja yaitu:

1) Agama

Dasar pemikiran diawali pada tahun 1905 oleh Max Weber dalam Sinamo (2013)

menemukan hubungan hubungan yang rasional antara etos kerja dan suatu masyarakat

Protestan di Eropa.

2) Budaya

Menurut Samuel Huntington pada tahun 1997 dalam Sinamo (2013) menyebutkan

bahwa pada tahun 1960-an data-data ekonomi dan pendapatan per-kapita antara

penduduk Korea Selatan dengan penduduk Ghana relatif sama serta tingkat

kesejahteraan pun sama. Tetapi 30 tahun kemudian kedua Negara tersebut sangat

berbeda dalam hal pertumbuhan ekonomi. Sehingga Huntington menyebutkan satu-satu

nya alasan adalah perbedaan budaya. Sependapat dengan Huntington, Kahl (1968)

dalam Saputra (1996) menyebutkan kaitan antara etos kerja dengan nilai budaya sangat

erat sekali. Etos kerja individu atau suatu kelompok masyarakat sangat dipengaruhi oleh

nilai budaya yang berlaku. Secara fungsional sistem nilai budaya mendorong individu

untuk berprilaku seperti apa yang ditentukan.

3) Jenis kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor dari kemunculan etos kerja. Menurut

Widigdo (2010) tidak terdapat perbedaan etos kerja yang signifikan antara wanita dan

pria. Secara khusus sekalipun terdapat perbedaan etos kerja antara wanita dan pria, hal

ini juga tidak terlalu signifikan.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

43

4) Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan memberikan kontribusi dalam memunculkan etos kerja. Fatmawati

(2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat perbeedan etos kerja ditinjau

dari tingkat pendidikannya. Semakin rendah tingkat pendidikan seseorang, maka etos

kerja yang dimunculkan akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya.

5) Masa kerja

Masa kerja seseorang juga berpengaruh terhadap etos kerja yang dimunculkan.

Fatmawati (2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat perbedaan etos

kerja ditinjau dari masa kerjanya. Masa kerja yang rendah cenderung memunculkan etos

kerja yang tinggi, begitu pula sebaliknya.

Peneliti pun menyimpulkan dari faktor-faktor yang dipaparkan diatas bahwa faktor yang

mempenharuhi kemunculan dari etos kerja adalah agama, budaya, jenis kelamin, tingkat

pendidikan dan masa kerja.

C. Dinamika Antar Variabel

1. Hubungan Antara Ketidakamanan Kerja dan Etos kerja Pada Karyawan Alih Daya

Pada pemaparan pembahasan di latar belakang menjelaskan bahwa salah satu faktor

yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah adanya rasa tidak aman dalam bekerja.

Ketidakamanan dalam bekerja terdiri dari berbagai hal yang dapat mengancam dan

menganggu kinerja karyawan terutama karyawan alih daya. Karyawan alih daya yang

memiliki ketidakjelasan jenjang karir dan masa depan kerja merupakan golongan pekerja yang

paling rentan merasakan ketidakamanan kerja (Pearce, 1999) dalam (Sverke, 2006) dan

(Nopiando, 2012).

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

44

Ketidakamanan kerja yang dirasakan karyawan alih daya menimbulkan ancaman yang

menyebabkan rasa tidak aman dan merasa terancam dalam bekerja. Rasa tidak aman muncul

karena ketidakjelasan jenjang karir karyawan alih daya yang nantinya setelah selesai masa

kontrak kerja apakah kontrak diperpanjang atau pindah kerja ke perusahaan lain. Selain itu

juga pemecatan yang dapat dilakukan sewaktu-waktu dapat menyebabkan karyawan merasa

khawatir tentang masa depan kerjanya.

Ketidakamanan kerja muncul dari beberapa aspek yaitu, pentingnya aspek-aspek dalam

bekerja, kemungkinan kehilangan aspek-aspek pekerjaan, pentingnya kejadian negatif dalam

bekerja, kemungkinan munculnya kejadian negatif dalam bekerja, dan rasa ketidakberdayaan.

Ketidakamanan kerja berpengaruh pada menurunnya kinerja seorang karyawan atau

mungkin dapat di PHK (Leung, 2009) dan dapat menurunkan kepuasan kerja, komitmen

organisasi juga menurun serta meningkatnya intensitas turnover (Suppayah, 2010). Dengan

berbagai pengaruh yang ditimbulkan oleh ketidakamanan kerja, sehingga karyawan cenderung

bekerja seadanya dan lupa dalam meningkatkan kualitas dalam bekerja (Djajendra, 2013).

Kualitas kerja sangat identik dengan etos kerja yang berakar pada ketekunan dalam

bekerja, bekerja keras, memiliki loyalitas,tanggung jawab, disiplin, mampu berkomunikasi,

dan memiliki semangat kerja yang tinggi (Djajendra, 2011). Dapat dikatakan bahwa karyawan

yang merasakan ketidakamanan kerja cenderung bekerja seadanya dan lupa meningkatkan etos

kerja.

Etos kerja terdiri dari beberapa aspek yaitu, kerja adalah rahmat, kerja adalah amanah,

kerja adalah panggilan, kerja adalah aktualisasi, kerja adalah ibadah, kerja adalah seni, kerja

adalah kehormatan, dan kerja adalah pelayanan. Etos kerja sangat penting dimiliki oleh setiap

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

45

karyawan khususnya karyawan alih daya agar dapat meningkatan kinerja dan produktivitas

kerja. Menurut Djajendra (2013) sudah banyak karyawan alih daya yang diangkat menjadi

karyawan tetap hanya dengan memunculkan etos kerja yang unggul dalam perusahaan

sehingga mampu bersaing dengan karyawan tetap.

Dengan adanya ketidakamanan kerja dalam perusahaan, karyawan khususnya alih daya

berpengaruh terhadap menurunnya kualitas kerja atau etos kerja, sedangkan karyawan alih

daya dituntut mampu meningkatkan etos kerja agar dapat bersaing dengan karyawan tetap dan

dapat diangkat menjadi karyawan tetap.

Dari paparan penjelasan tersebut, diasumsikan bahwa ketidakamanan kerja memiliki

hubungan dengan etos kerja. Kondisi kerja yang tidak aman atau memiliki tingkat

ketidakamanan kerja yang tinggi, menyebabkan etos kerja seorang karyawan alih daya

menurum, sebaliknya kondisi kerja yang aman atau memiliki tingkat ketidakamanan kerja

yang rendah, menyebabkan etos kerja karyawan alih daya meningkat.

Berikut ini adalah bagan yang dapat menjelaskan dinamika hubungan antara

ketidakamanan kerja dan etos kerja.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

46

Gambar 1. Dinamika Antar Variabel

2. Hipotesis Penelitian

Ho : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketidakamanan kerja dengan etos

kerja pada karyawan alih daya di Bali.

Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara ketidakamanan kerja dengan etos kerja pada

karyawan alih daya di Bali.

Karyawan Alih Daya

- Tidak aman dalam bekerja - Perasaan tidak berdaya - Situasi kerja yang mengancam - Perasaan khawatir dan cemas

Ketidakamanan kerja (job insecurity)

- Ketidakpastian jenjang karir - Masa depan kerja tidak menentu - Tiba-tiba PHK - Kesenjangan gaji antara karyawan tetap dan alih daya - Pemotongan upah

Etos kerja

- Loyalitas dalam bekerja

- Disiplin - Semangat kerja

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Sebelum melakukan pengambilan data, hendaknya perlu ditentukan terlebih dahulu

variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Variabel didefinisikan sebagai segala

sesuatu yang akan menjadi objek suatu pengamatan atau penelitian (Suryabrata, 2000).

Variabel didefinisikan sebagai suatu sifat yang dapat memiliki bermacam nilai (Kerlinger,

2006).

Variabel penelitian dapat pula dinyatakan sebagai faktor yang memiliki peran dalam

suatu peristiwa yang akan diteliti (Suryabrata, 2000). Variabel penelitian dibagi menjadi dua

jenis yaitu variabel bebas (independen) dan variabel tergantung (dependen).

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang dipandang sebagai sebab dari kemunculan variabel

bebas (Kerlinger, 2006) atau variabel yang mempengaruhi variabel tergantung. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah ketidakamanan kerja yang disimbolkan

dengan huruf (X).

2. Variabel Tergantung

Variabel tergantung adalah variabel yang keadaannya bergantung pada variabel bebas

atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Suryabrata, 2000). Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel tergantung adalah etos kerja yang disimbolkan dengan huruf (Y).

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penyusunan definisi operasional dilakukan guna menunjuk alat pengambilan data yang

sesuai untuk digunakan. Definisi operasional adalah definisi dari variabel yang didasarkan atas

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

48

sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (Suryabrata, 2000). Definisi operasional

dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Definisi Operasional Variabel Bebas Ketidakamanan Kerja

Ketidakamanan kerja adalah perasaan subjektif seorang karyawan saat merasakan

ketidakberdayaan, khawatir, cemas, gelisah dalam menghadapi risiko munculnya ancaman

dalam bekerja seperti hilangnya aspek-aspek dalam bekerja dan kemungkinan kehilangan

pekerjaan tersebut. Ketidakamanan kerja diungkap dengan skala yang disusun sendiri oleh

peneliti berdasarkan dimensi dari teori ketidakamanan kerja Burchell (2002) yaitu, Losing

The Job Itself, dan Losing Valued Job Features.

2. Definisi Operasional Variabel Tergantung Etos Kerja

Etos kerja adalah suatu sifat dalam diri seseorang yang bernilai positif dan memiliki

mutu tinggi terhadap suatu pekerjaan serta memiliki semangat kerja dan keyakinan yang kuat

terhadap konsep suatu pekerjaan. Etos kerja diungkap dengan skala yang disusun sendiri oleh

peneliti berdasarkan dimensi dati teori etos kerja Jansen Sinamo (2013) yaitu, Kerja adalah

rahmat, Kerja adalah amanah, Kerja adalah panggilan, Kerja adalah aktualisasi, Kerja adalah

ibadah, Kerja adalah seni, Kerja adalah kehormatan, dan Kerja adalah pelayanan

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan sebagian orang yang diambil dalam satu populasi yang

nantinya akan menjadi fokus dalam penelitian. Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi

yang terdiri dari subyek maupun obyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang

telah ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2013). Untuk itu populasi dari penelitian yang

dilakukan adalah karyawan alih daya di Bali.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

49

Subjek penelitian dapat dikatakan sampel. Sampel adalah sebuah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Sehingga sampel yang

diambil dalam populasi harus bersifat representatif. Jadi, subyek penelitian yang digunakan

oleh peneliti adalah karyawan alih daya yang bekerja di Bali. Adapun juga data demografi dari

subjek tersebut antara lain usia subjek, jenis kelamin, masa kerja, status perkawinan dan

tingkat pendidikan.

D. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel merujuk pada metode yang digunakan dalam pengambilan

sampel. Sampel adalah bagian dari Sampel adalah sebuah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Dalam pengambilan sampel hendaknya

sangat memperhatikan karakteristik agar dapat mewakili dari sebuah populasi (Sugiyono,

2013).

Metode pengambilan sampel yang dilakukan peneliti menggunakan metode probability

sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan memberikan

peluang sama pada setiap anggota populasi untuk diambil sebagai sampel (Sugiyono, 2013).

Dalam probability sampling terdapat berbabagi macam teknik, dan yang digunakan oleh

peneliti adalah teknik cluster sampling. Teknik cluster sampling atau area sampling menjadi

pilihan peneliti karena digunakan untuk menentukan sampel yang jangkauannya cukup luas

(Sugiyono, 2013).

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan alih daya yang tersebar di seluruh

Kabupaten dan Kotamadya di Bali yang bekerja sebagai karyawan alih daya di berbagai

perusahaan di Bali. Selanjutnya, populasi dibagi kedalam sembilan kluster yaitu, Kabupaten

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

50

Singaraja, Kabupaten Negara, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Bangli, Kabupaten

Tabanan, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Badung dan Kotamadya

Denpasar. Setelah melakukan pengundian kluster, terpilih Kabupaten Badung sebagai

pemilihan kluster tempat karyawan alih daya bekerja.

Menurut Azwar (2013) menjelaskan bahwa jumlah sampel lebih dari 60 orang dapat

dikatakan cukup memadai dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

besaran sampel menurut (Azwar, 2013) sehingga peneliti menggunakan 60 orang karyawan

alih daya sebagai sampel.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merujuk pada cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

yaitu data yang diperoleh secara langsung dan dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertama

(Suryabrata, 2000).

Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti mengumpulkan data primer dengan cara

menyebar kuisioner kepada karyawan alih daya. Kuisioner adalah instrumen penelitian yang

berisi serangkaian daftar pertanyaan atau pernyataan yang mengharuskan subjek menelitian

menjawab sendiri tanpan bantuan orang lain. Dalam kuisioner ini, peneliti akan menggunakan

model pertanyaan tertutup yaitu bentuk pertanyaan dimana subjek hanya memilih jawaban

yang telah tersedia dalam kuisioner tersebut.

Terdapat dua data yang dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner yang

pertama adalah kuisioner ketidakamanan kerja dan kuisioner yang kedua adalah kuisioner etos

kerja. Instrumen penelitian tersebut terdapat skala pengukuran yang merupakan kesepakatan

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

51

yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan interval yang terdapat dalam alat ukur

sehingga jika alat ukur tesebut digunakan akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono,

2013). Selanjutnya, terdapat dua skala dalam penelitian ini yaitu, skala ketidakamanan kerja

dan skala etos kerja yang mana kedua skala tersebut telah disusun oleh peneliti berdasarkan

teori yang relevan dan telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

Sistem penilaian kedua skala tersebut menggunakan model skala likert. Skala likert

digunakan oleh peneliti guna mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang mengenai kejadian sosial (Sugiyono, 2013). Skala likert memiliki gradasi

dari yang bersifat positif hingga negatif (Sugiyono, 2013). Gradasi tersebut terdiri dari Sangat

Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pemberian skor

untuk item yang bersifat positif atau favorable dilakukan dengan urutan sebagai berikut:

Sangat Sesuai (SS) diberi skor 4, Sesuai (S) diberi skor 3, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2, dan

Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1. Sedangkan untuk item yang bersifat negatif atau

unfavorable dilakukan dengan urutan sebagai berikut: Sangat Sesuai (SS) diberi skor 1, Sesuai

(S) diberi skor 2, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 3, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor

4. Item yang bersifat positif atau favorable adalah item yang berisi konsep prilaku yang sesuai

dan mendukung atribut yang hendak diukur, sedangkan item yang bersifat negatif atau

unfavorable adalah item yang bersifat menentang dari item favorable (Azwar, 2013).

1. Skala Pengukuran Variabel Bebas

Pengukuran ketidakamanan kerja menggunakan skala yang telah disusun sendiri oleh

peneliti, selanjutnya akan dilakukan try out untuk menguji validitas dan reliabilitas skala

ketidakamanan kerja. Berikut ini adalah blueprint dari kuisioner ketidakamanan kerja,

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

52

Tabel 1 Sebaran Item Variabel Bebas Skala Ketidakamanan Kerja (Sebelum Melakukan Uji Validitas) No. Aspek Indikator Nomor item Jumlah

favorable unfavorable 1 Losing The Job Itself redundancies 1, 2, 3 28, 29, 30 6

lay-off 31, 32, 33 4, 5, 6 6

Sackings 7, 8, 9 34, 35, 36 6

bullying/harassment 37, 38, 39 10, 11, 12 6 2 Losing Valued Job

Features Kehilangan kesempatan

mendapatkan promosi

13, 14, 15 40, 41, 42 6

Kehilangan kontrol atas

pekerjaan yang dilakukan

43, 44, 45 16, 17, 18 6

Kehilangan kemampuan untuk

menyelesaikan keseluruhan

pekerjaan

19, 20, 21 46, 47, 48 6

Kehilangan kesempatan

mendapatkan kenaikan upah

49, 50, 51 22, 23, 24 6

Kehilangan kemandirian dalam bekerja

25, 26, 27 52, 53, 54 6

Jumlah 54

2. Skala Pengukuran Variabel Tergantung

Pengukuran etos kerja menggunakan skala yang telah disusun sendiri oleh peneliti,

selanjutnya akan dilakukan try out untuk menguji validitas dan reliabilitas skala etos kerja.

Berikut ini adalah blueprint dari kuisioner etos kerja,

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

53

Tabel 2 Sebaran Item Variabel Tergantung Skala Etos Kerja (Sebelum Melakukan Uji Validitas) No. Aspek Indikator Nomor item Jumlah

Favorable unfavorable 1 Kerja adalah rahmat Bekerja dengan tulus ikhlas 1, 2, 3 49. 50, 51 6

Bekerja penuh rasa syukur 52, 53, 54 4, 5, 6 6 2 Kerja adalah amanah Bekerja dengan benar 7, 8, 9 55, 56, 57 6

Bekerja dengan penuh tanggung jawab

58, 59, 60 10, 11, 12 6

3 Kerja adalah panggilan Bekerja sampai tuntas 13, 14, 15 61, 62, 63 6 Bekerja dengan penuh integritas

64, 65, 66 16, 17, 18 6

4 Kerja adalah aktualisasi Bekerja keras 19, 20, 21 67, 68, 69 6 Bekerja penuh semangat 70, 71, 72 22, 23, 24 6

5 Kerja adalah ibadah Bekerja dengan serius 25, 26, 27 73, 74, 75 6 Bekerja dengan penuh kecintaan

76, 77, 78 28, 29, 30 6

6 Kerja adalah seni Bekerja dengan cerdas 31, 32, 33 79, 80, 81 6 Bekerja penuh kreativitas 82, 83, 84 34, 35, 36 6

7 Kerja adalah kehormatan

Bekerja dengan tekun 37, 38, 39 85, 86, 87 6 Bekerja dengan penuh keunggulan

88, 89, 90 40, 41, 42 6

8 Kerja adalah pelayanan Bekerja secara paripurna 43, 44, 45 91, 92, 93 6 Bekerja dengan rendah hati 94, 95, 96 46, 47, 48 6

Jumlah 96

F. Validitas dan Reliabilitas

Validitas dan reliabilitas sangat diperlukan dalam mengungkap aspek-aspek kepribadian.

Untuk mengungkap aspek atau variabel yang ingin diteliti, diperlukan alat ukur berupa skala

yang bersifat reliabel dan valid agar kesimpulan penelitian tidak keliru dan memberikan

keadaan yang sebenarnya (Azwar, 2010).

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

54

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran (Azwar, 2010). Suatu alat tes dapat

dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika alat tes tersebut mampu menjalankan fungsi ukur

dan memberikan hasil pengukuran yang sesuai (Azwar, 2010).

Azwar (2013) menjelaskan bahwa dalam pada awal penyusunan skala, relevansi item

dengan indikator keprilakuan dan dengan tujuan pengukuran sebenarnya dapat dievaluasi

dengan akal dan nalar yang sehat (common sense), selanjutnya pembuktian secara empirik

perlu dilakukan dengan validitas konstrak. Dengan demikian peneliti menggunakan validitas

isi dan validitas konstrak untuk mengukur validitas skala dari kedua variabel.

Validitas isi adalah validitas yang didasarkan pada keselarasan item dengan indikator

yang dinilai oleh seseorang yang berkompeten (expert judgement) dan validitas konstrak

adalah validitas yang didasarkan pada sejauh mana definisi operasional dalam bentuk

indikator dapat mencerminkan konstrak yang hendak diukur (Azwar, 2013). Untuk

mengetahui seberapa tinggi koefisien validitas yang dapat digunakan, menurut Azwar (2010)

menjelaskan bahwa jika koefisien validitas berada disekitar angka 0,5 maka item tersebut

dapat digunakan dan jika koefisien validitas dibawah 0,3 maka item tersebut tidak

memuaskan. Sehingga koefisien validitas diatas 0,3 dapat diterima.

2. Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliability yang berarti keajegan, kestabilan, kepercayaan,

kestabilan, kekonsistensi dan sejauh mana hasil dari pengukuran dapat dipercaya (Azwar,

2010). Hasil dari suatu pengukuran dapat dipercaya atau tetap ajeg apabila dilakukan dalam

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

55

beberapa kali pelaksanaan pada subjek yang sama dan diperoleh hasil yang relatif sama

(Azwar, 2010).

Terdapat tiga metode dalam melakukan uji reliabilitas yaitu, metode tes-ulang (test-

retest), bentuk-paralel (parallel-forms), dan konsistenti internal (internal consistency) (Azwar,

2010). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan konsistensi internal, konsistensi

internal adalah pendekatan dengan menggunakan satu bentuk alat tes yang pelaksanaannya

dilakukan hanya satu kali pada sekelompok subjek (single-trial administration) (Azwar,

2010). Peneliti menggunakan pendekatan konsistensi internal dengan tujuan melihat

konsistensi antar item dalam tes tersebut. Melihat seberapa besar koefisien reliabilitas yang

dapat digunakan, menurut Azwar (2013) karena keterpercayaan bersifat relatif, maka

pemaknaan koefisien reliabilitasnya bersifat relatif, sehingga koefisien reliabilitas diatas 0,600

(> 0,600) dapat digunakan.

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data mengacu pada kegiatan mengelompokkan data berdasarkan

variabel dan jenis responden, metabulasi data dari tiap variabel yang diteliti, melakukan

penghitungan untuk menjawab rumusan masalah dan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan (Sugiyono, 2013). Teknik dalam melakukan analisis data pada penelitian kuantitaif

menggunakan statistik. Statistik adalah suatu cara yang digunakan untuk membatasi cara-cara

ilmiah dalam mengumpulkan, menyusun, meringkas, dan menyajikan data penyelidikan, serta

statistik merupakan cara untuk menolah data dan menarik sebuah kesimpulan (Hadi, 2002).

Terdapat dua macam statistik dalam melakukan analisis data yaitu, statistik deskriptif,

dan statistik inferensial (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini, peneliti penggunakan analisis

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

56

data dengan statistik inferensial karena teknik statisik ini digunakan untuk menganalisis data

sampel dan hasilnya diberlakukan dalam sebuah populasi (Sugiyono, 2013). Analisis data

dilakukan dengan bantuan teknik penghitungan statistik SPSS 15 for windows.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui hubungan antara

ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di Bali, maka teknik analisis

yang digunakan peneliti adalah teknik analisis regresi. Peneliti menggunakan teknik analisis

regresi karena di dalam analisis regresi selain mengukur hubungan antara dua variabel atau

lebih, juga dapat menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel

tergantung (Ghozali, 2012). Analisis regresi yang digunakan peneliti adalah analisis regresi

linier sederhana. Regresi liner sederhana didasarkan pada sebuah hubungan fungsional atau

kausal antara satu variabel bebas dengan satu variabel tergantung (Sugiyono, 2013).

Pada penelitian ini, peneliti juga melakukan analisis tambahan terhadap variabel

ketidakamanan kerja dan etos kerja pada masing-masing karakteristik demografis. Tujuannya

adalah mengetahui perbedaan ketidakamanan kerja dan etos kerja pada kelompok jenis

kelamin, usia, masa kerja, status perkawinan dan tingkat pendidikan. Metode analisis data

yang digunakan adalah analisis nonparametriks yaitu U-Mann Whitney Test dan Kruskal

Wallis Test. Metode analisis U-Mann Whitney Test digunakan untuk menguji perbedaan

antara dua sampel yang tidak saling berhubungan atau antara dua sampel independen

sedangkan metode analisis Kruskal Wallis Test digunakan untuk menguji perbedaan antara

tiga sampel atau lebih variabel yang tidak saling berhubungan atau antara tiga sampel atau

lebih variabel independen. Pedoman yang digunakan pada uji beda tersebut adalah dengan

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

57

melihat nilai Asymp. Sig., jika nilai asymp sig. lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) berarti bahwa

terdapat perbedaan signifikan mengenai kelompok yang ingin diukur.

H. Uji Asumsi Data Penelitian

Uji asumsi data penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah penelitian tersebut

menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik (Sugiyono, 2013). Statistik parametrik

memerlukan terpenuhinya asumsi yaitu uji normalitas dan linieritas, dan statistik

nonparametrik tidak memerlukan terpenuhinya uji normalitas dan linieritas (Sugiyono, 2013).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2012). Untuk mendeteksi

sebuah data berdistribusi normal dapat dilakukan dengan melakukan uji statistik Kolmogorov-

Smirnov. Jika nilai probabilitas signifikansi lebih dari 0,05 (>0,05) maka data dapat dikatakan

terdistribusi secara normal, sedangkan jika nilai signifikansi dibawah dari 0,05 (<0,05) maka

data dapat dikatakan tidak terdistribusi secara normal.

2. Uji Linieritas

Uji Linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah

benar atau tidak (Ghozali, 2012). Untuk medeteksi sebuah data berbentuk linier dapat

dilakukan dengan melakukan uji Test for Linearity Compare Means dengan taraf signifikansi

0,05. Jika nilai probabilitas signifikansi kurang dari 0,05 ( < 0,05) maka data dapat dikatakan

linier, sedangkan jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 ( > 0,05) maka data dapat dikatakan

tidak linier.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

58

I. Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan suatu proses pembuktian atau pengujian hipotesis penelitian

(apakah hipotesis tersebut diterima atau tidak) dengan mendasarkan pada hasil analisis data.

Perhitungan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan melihat hasil uji

regresi.

1. Uji Regresi Linier Sederhana

Peneliti menggunakan uji regresi linier sederhana karena peneliti ingin mengetahui

bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui variabel independen. Regresi linier

sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen

dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2013). Apabila nilai probabilitas signifikansi

menunjukkan angka dibawah 0,05 ( < 0,05 ) maka data tersebut signifikan, dengan kata lain

hipotesis o ( Ho ) ditolak dan hipotesis a ( Ha ) diterima, begitu juga sebaliknya.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

42

BAB IV

PERSIAPAN, LAPORAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan penelitian

1. Persiapan Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Persiapan uji coba alat ukur penelitian dimulai pada tanggal 17 Juni 2014 dengan

persiapan administrasi memohon surat pengantar penelitian kepada Program Studi Psikologi

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan Nomor 60 e/UN.14.2/2014, perihal

permohonan ijin pemgambilan data untuk kebutuhan penelitian kepada Kepala Dinas Sosial

dan Tenaga Kerja Pemerintah Kabupaten Badung.

Setelah surat permohonan didapat, peneliti kemudian mengirim surat kepada Kepala

Badan Kesbang,Pol dan Linmas untuk permohonan ijin pengambilan data jumlah karyawan

alih daya di Kabupaten Badung. Kemudian surat didapat pada tanggal 22 September 2014

dengan Nomor 070 / 985 / KESBANG (surat terlampir) bahwa peneliti mendapatkan ijin

untuk memperoleh data di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung perihal jumlah

karyawan alih daya dan jumlah perusahaan alih daya di Kabupaten Badung.

a. Subjek Uji Coba Penelitian

Sebelum melakukan penelitian yang sebenarnya, peneliti terlebih dahulu melakukan uji

coba penelitian (try out) alat ukur penelitian untuk memastikan alat ukur yang digunakan

dapat dipercaya atau sahih dan valid. Uji coba alat ukur penelitian dilakukan kepada karyawan

alih daya yang bekerja pada PT. Sonadhe, Nusa Dua dengan menyebar 110 eksemplar

kuisioner kepada seluruh karyawan alih daya laki-laki dan perempuan PT. Sonadhe. Peneliti

pun mengumpulkan kuisioner yang terkumpul berjumlah 85 eksemplar. Setelah diperoleh data

hasil uji coba alat ukur tersebut, kemudian dilakukan analisis terhadap data-data tersebut untuk

mengetahui kualitas dari alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian. Kualitas tersebut

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

60

meliputi tentang validitas dan reliabilitas alat ukur, dimana apabila alat ukur yang telah diuji

cobakan tersebut merupakan alat ukur yang valid dan reliabel, maka alat ukur tersebut layak

diberikan kepada subjek penelitian yang sebenarnya.

b. Uji Coba Alat Ukur

Uji coba alat ukur diawali dengan memohon surat pengantar penelitian kepada Program

Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan Nomor 62 d

/UN.14.2/PS/2015 pada tanggal 21 April 2015. Selanjutnya surat tersebut ditujukan kepada

Kepala PT. Sonadhe pada tanggal 6 Mei 2015. Uji coba alat ukur penelitian dilakukan pada

tanggal 7 Mei 2015 hingga tanggal 22 Juni 2015.

Uji coba alat ukur penelitian dilakukan untuk melihat reliabilitas dan kesahihan item

pada alat ukur yang dibuat oleh peneliti. Peneliti dapat melihat item-item mana saja yang valid

dan reliabel serta yang tidak valid dan tidak reliabel yang terdapat pada alat ukur tersebut.

Selanjutnya, item yang valid dan reliabel akan menjadi item-item yang digunakan dalam

penelitian yang sebenarnya, dan item yang tidak valid dan tidak reliabel dinyatakan sebagai

item yang gugur dan tidak diikut sertakan dalam penelitian.

Peneliti menyebar kuisoner yang terdapat dua skala didalamnya. Skala pertama adalah

skala ketidakamanan kerja yang berisi 54 item pernyataan dan skala kedua adalah skala etos

kerja berisi 96 item pernyataan, sehingga total item yang terdapat dalam satu eksemplar

kuisioner adalah 150 item.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran (Azwar, 2010). Suatu alat tes dapat

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

61

dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika alat tes tersebut mampu menjalankan fungsi ukur

dan memberikan hasil pengukuran yang sesuai (Azwar, 2010).

Azwar (2013) menjelaskan bahwa pada awal penyusunan skala, relevansi item dengan

indikator keprilakuan dan dengan tujuan pengukuran sebenarnya dapat dievaluasi dengan akal

dan nalar yang sehat (common sense), selanjutnya pembuktian secara empirik perlu dilakukan

dengan validitas konstrak. Dengan demikian peneliti menggunakan validitas isi dan validitas

konstrak untuk mengukur validitas skala dari kedua variabel.

Validitas isi adalah validitas yang didasarkan pada keselarasan item dengan indikator

yang dinilai oleh seseorang yang berkompeten (expert judgement) dan validitas konstrak

adalah validitas yang didasarkan pada sejauh mana definisi operasional dalam bentuk

indikator dapat mencerminkan konstrak yang hendak diukur (Azwar, 2013). Untuk

mengetahui seberapa tinggi koefisien validitas yang dapat digunakan, menurut Azwar (2010)

menjelaskan bahwa jika koefisien validitas berada disekitar angka 0,5 maka item tersebut

dapat digunakan dan jika koefisien validitas dibawah 0,3 maka item tersebut tidak

memuaskan. Sehingga koefisien validitas diatas 0,3 dapat diterima.

Setelah dilakukan uji Validitas, dilakukan uji Reliabilitas. Reliabilitas berasal dari kata

reliability yang berarti keajegan, kestabilan, kepercayaan, kestabilan, kekonsistensi dan sejauh

mana hasil dari pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2010). Hasil dari suatu pengukuran dapat

dipercaya atau tetap ajeg apabila dilakukan dalam beberapa kali pelaksanaan pada subjek yang

sama dan diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2010).

Terdapat tiga metode dalam melakukan uji reliabilitas yaitu, metode tes-ulang (test-

retest), bentuk-paralel (parallel-forms), dan konsistenti internal (internal consistency) (Azwar,

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

62

2010). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan konsistensi internal, konsistensi

internal adalah pendekatan dengan menggunakan satu bentuk alat tes yang pelaksanaannya

dilakukan hanya satu kali pada sekelompok subjek (single-trial administration) (Azwar,

2010). Peneliti menggunakan pendekatan konsistensi internal dengan tujuan melihat

konsistensi antar item dalam tes tersebut. Melihat seberapa besar koefisien reliabilitas yang

dapat digunakan, menurut Azwar (2013) karena keterpercayaan bersifat relatif, maka

pemaknaan koefisien reliabilitasnya bersifat relatif, sehingga koefisien reliabilitas diatas 0,600

(> 0,600) dapat digunakan.

a. Uji Validitas Item Pada Skala Ketidakamanan Kerja

Uji validitas pada skala ketidakamanan kerja dilakukan dengan menguji dua jenis

validitas, yaitu validitas isi dan validitas konstrak. Pengujian pertama adalah validitas isi

dilakukan dengan tujuan untuk menyelarasan item dengan indikator yang dinilai oleh

seseorang yang berkompeten (expert judgement). Seseorang berkompeten yang dimaksud

adalah dosen pembimbing selaku expert judgement. Setelah dilakukan validitas isi, didapat

bahwa terdapat beberapa pernyataan yang terlalu panjang dan memiliki makna yang ambigu

sehingga terdapat beberapa perbaikan atas saran dosen pembimbing. Setelah melalui beberapa

perbaikan, selanjutnya peneliti melanjutkan ke uji validitas konstrak.

Validitas konstrak dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa tinggi koefisien

validitas yang dapat digunakan. Dalam melakukan uji validiats konstrak, peneliti

menggunakan bantuan program SPSS 15 for windows untuk membantu menghitung validitas

konstrak dari skala ketidakamanan kerja. Setelah dilakukan pengujian, diperoleh hasil yang

menyatakan bahwa koefisien validitas bergerak antara -0.172 hingga 0.716. Setelah

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

63

melakukan seleksi dengan mengugurkan item yang berada dibawah toleransi koefisien

validitas yaitu <0.30, maka dari 54 item yang diuji terdapat 17 item yang gugur sehingga item

yang valid berjumlah 37 item. Berikut ini adalah tabel yang berisi nomor item yang gugur

setelah uji coba.

Tabel 3 Nomor Item Gugur Pada Skala Ketidakamanan Kerja (setelah melakukan uji validitas) No. Aspek Indikator Nomor item Jumlah

Favorable Unfavorable 1 Losing The Job Itself redundancies 1, 2, 3 28, 29, 30 6

lay-off 31, 32, 33 4, 5, 6 6 Sackings 7, 8, 9 34, 35, 36 6 bullying/harassment 37, 38, 39 10, 11, 12 6

2 Losing Valued Job Features

Kehilangan kesempatan mendapatkan promosi

13, 14, 15 40, 41, 42 6

Kehilangan kontrol atas pekerjaan yang dilakukan

43, 44, 45 16, 17, 18 6

Kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan keseluruhan pekerjaan

19, 20, 21 46, 47, 48 6

Kehilangan kesempatan mendapatkan kenaikan upah

49, 50, 51 22, 23, 24 6

Kehilangan kemandirian dalam bekerja

25, 26, 27 52, 53, 54 6

Jumlah 54 Keterangan: nomor yang dicetak tebal adalah nomor item yang gugur

Pada tabel 3 diatas, dapat dilihat bahwa terdapat 17 item yang gugur dari 54 item, yaitu

item 2, 6, 10, 13, 18, 20, 22, 26, 28, 34, 28, 40, 42, 43, 48, 51, dan 54. Sehingga jumlah total

item yang valid adalah 37 item. Selanjutnya dilakukan uji validitas kembali dengan

menggunakan item yang valid sejumlah 37 item dan koefisien validitas bergerak dari 0.304

hingga 0.753. Berikut adalah tabel yang memuat nomor item baru setelah nomor lama

mengalami penyortiran (dibuang).

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

64

Tabel 4 Sebaran Item Skala Ketidakamanan Kerja (setelah melakukan uji validitas) No. Aspek Indikator Nomor item Jumlah

Favorable Unfavorable 1 Losing The Job Itself redundancies 1 (1)

3 (2) 29 (20) 30 (21)

4

lay-off 31 (22) 32 (23) 33 (24)

4 (3) 5 (4)

5

Sackings 7 (5) 8 (6) 9 (7)

35 (25) 36 (26)

5

bullying/harassment 37 (27) 39 (28)

11 (8) 12 (9)

4

2 Losing Valued Job Features

Kehilangan kesempatan mendapatkan promosi

14 (10) 15 (11)

41(29) 3

Kehilangan kontrol atas pekerjaan yang dilakukan

44 (30) 45 (31)

16 (12) 17 (13)

4

Kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan keseluruhan pekerjaan

19 (14) 21 (15)

46 (32) 47 (33)

4

Kehilangan kesempatan mendapatkan kenaikan upah

49 (34) 50 (35)

23 (16) 24 (17)

4

Kehilangan kemandirian dalam bekerja

25 (18) 27 (19)

52 (36) 53(37)

4

Jumlah 37 Keterangan: nomor item yang diberi tanda kurung ( ) dan dihitamkan adalah nomor baru untuk item valid skala ketidakamanan kerja

b. Uji Reliabilitas Item Pada Skala Ketidakamanan Kerja

Uji reliabilitas pada skala ketidakamanan kerja dalam penelitian ini menggunakan

bantuan program SPSS 15 for windows dengan analisis dari Cronbach’s Alpha. Hasil dari

pengujian ini didapat nilai koefisien alfa (α) pada skala ketidakamanan kerja sebesar 0.907

(dengan jumlah item yang belum valid sebanyak 54 item). Setelah dilakukan uji reliabilitas

dengan menghilangkan item yang gugur, didapat hasil koefisien alfa (α) sebesar 0.928,

sehingga menunjukan skala ini dapat menggambarkan variasi yang terjadi pada skor murni

subjek sebanyak 92.80%. dapat disimpulkan bahwa skala ini dapat digunakan untuk mengukur

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

65

variabel yang dimaksudkan dalam penelitian ini, yaitu ketidakamanan kerja. Berikut adalah

tabel berisi deskripsi terkait validitas dan reliabilitas skala ketidakamanan kerja.

Tabel 5 Deskripsi Koefisien Validitas dan Reliabilitas Skala Ketidakamanan Kerja

Item skala Validitas minimum Validitas maksimum Keofisien reliabilitas

Sebelum -0.172 0.716 0.907

Sesudah 0.304 0.753 0.928

c. Uji Validitas Item Pada Skala Etos Kerja

Uji validitas pada skala etos kerja dilakukan dengan menguji dua jenis validitas, yaitu

validitas isi dan validitas konstrak. Pengujian pertama adalah validitas isi dilakukan dengan

tujuan untuk menyelaraskan item dengan indikator yang dinilai oleh seseorang yang

berkompeten (expert judgement). Seseorang berkompeten yang dimaksud adalah dosen

pembimbing selaku expert judgement. Setelah dilakukan validitas isi, didapat bahwa terdapat

beberapa pernyataan yang terlalu panjang dan memiliki makna yang ambigu sehingga terdapat

beberapa perbaikan atas saran dosen pembimbing. Setelah melalui beberapa perbaikan,

selanjutnya peneliti melanjutkan ke uji validitas konstrak.

Validitas konstrak dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa tinggi koefisien

validitas yang dapat digunakan. Dalam melakukan uji validiats konstrak, peneliti

menggunakan bantuan program SPSS 15 for windows untuk membantu menghitung validitas

konstrak dari skala ketidakamanan kerja. Koefisien validitas bergerak antara -0.387 hingga

0.721. Setelah melakukan seleksi dengan mengugurkan item yang berada dibawah toleransi

koefisien validitas yaitu <0.30, maka dari 96 item yang diuji terdapat 20 item yang gugur

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

66

sehingga item yang valid berjumlah 76 item. Berikut ini adalah tabel yang berisi nomor item

yang gugur setelah uji coba.

Tabel 6 Nomor Item Gugur Pada Skala Etos Kerja (setelah melakukan uji validitas) No. Aspek Indikator Nomor item Jumlah

Favorable unfavorable 1 Kerja adalah rahmat Bekerja dengan tulus ikhlas 1, 2, 3 49. 50, 51 6

Bekerja penuh rasa syukur 52, 53, 54 4, 5, 6 6 2 Kerja adalah amanah Bekerja dengan benar 7, 8, 9 55, 56, 57 6

Bekerja dengan penuh tanggung jawab

58, 59, 60 10, 11, 12 6

3 Kerja adalah panggilan Bekerja sampai tuntas 13, 14, 15 61, 62, 63 6 Bekerja dengan penuh integritas

64, 65, 66 16, 17, 18 6

4 Kerja adalah aktualisasi Bekerja keras 19, 20, 21 67, 68, 69 6 Bekerja penuh semangat 70, 71, 72 22, 23, 24 6

5 Kerja adalah ibadah Bekerja dengan serius 25, 26, 27 73, 74, 75 6 Bekerja dengan penuh kecintaan

76, 77, 78 28, 29, 30 6

6 Kerja adalah seni Bekerja dengan cerdas 31, 32, 33 79, 80, 81 6 Bekerja penuh kreativitas 82, 83, 84 34, 35, 36 6

7 Kerja adalah kehormatan

Bekerja dengan tekun 37, 38, 39 85, 86, 87 6 Bekerja dengan penuh keunggulan

88, 89, 90 40, 41, 42 6

8 Kerja adalah pelayanan Bekerja secara paripurna 43, 44, 45 91, 92, 93 6 Bekerja dengan rendah hati 94, 95, 96 46, 47, 48 6

Jumlah 96 Keterangan: nomor yang dicetak tebal adalah nomor item yang gugur

Pada tabel 6 diatas, dapat dilihat bahwa terdapat 20 item yang gugur dari 96 item, yaitu

item 3, 4, 5, 15, 17, 26, 27, 31, 33, 36, 40, 44, 46, 48, 76, 78, 79, 83, 86, dan 94. Sehingga

jumlah total item yang valid adalah 76 item. Selanjutnya dilakukan uji validitas kembali

dengan menggunakan item yang valid sejumlah 76 item dan koefisien validitas bergerak dari

0.303 hingga 0.730. Berikut adalah tabel yang memuat nomor item baru setelah nomor lama

mengalami penyortiran (dibuang).

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

67

Tabel 7 Sebaran Item Skala Etos Kerja (setelah melakukan uji validitas) No. Aspek Indikator Nomor item Jumlah

Favorable unfavorable 1 Kerja adalah rahmat Bekerja dengan tulus

ikhlas 1(1), 2(2) 49(35), 50(36),

51(37) 5

Bekerja penuh rasa syukur

52(38), 53(39), 54(40)

6 (3) 4

2 Kerja adalah amanah Bekerja dengan benar 7(4), 8(5), 9(6) 55(41), 56(42), 57(43)

6

Bekerja dengan penuh tanggung jawab

58(44), 59(45), 60(46)

10(7), 11(8), 12(9)

6

3 Kerja adalah panggilan

Bekerja sampai tuntas 13(10), 14(11) 61(47), 62(48), 63(49)

5

Bekerja dengan penuh integritas

64(50), 65(51), 66(52)

16(12), 18(13) 5

4 Kerja adalah aktualisasi

Bekerja keras 19(14), 20(15), 21(16)

67(53), 68(54), 69(55)

6

Bekerja penuh semangat 70(56), 71(57), 72(58)

22(17), 23(18), 24(19)

6

5 Kerja adalah ibadah Bekerja dengan serius 25(20)

73(59), 74(60), 75(61)

5

Bekerja dengan penuh kecintaan

77(62) 28(21), 29(22), 30(23)

4

6 Kerja adalah seni Bekerja dengan cerdas 32(24) 80(63), 81(64) 3 Bekerja penuh kreativitas

82(65), 84(66) 34(25), 35(26) 4

7 Kerja adalah kehormatan

Bekerja dengan tekun 37(27), 38(28), 39(29)

85(67), 87(68) 6

Bekerja dengan penuh keunggulan

88(69), 89(70), 90(71)

41(30), 42(31) 5

8 Kerja adalah pelayanan

Bekerja secara paripurna 43(32), 45(33) 91(72), 92(73), 93(74)

5

Bekerja dengan rendah hati

95(75), 96(76) 47(34) 3

Jumlah 76 Keterangan: nomor item yang diberi tanda kurung ( ) dan dihitamkan adalah nomor baru untuk item valid skala ketidakamanan kerja d. Uji Reliabilitas Item Pada Skala Etos Kerja

Uji reliabilitas pada skala etos kerja dalam penelitian ini menggunakan bantuan program

SPSS 15 for windows dengan melihat analisis dari Cronbach’s Alpha. Dalam pengujian ini

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

68

didapat hasil yang menyatakan bahwa nilai koefisien alfa (α) pada skala etos kerja adalah

sebesar 0.950 (dengan jumlah item yang belum valid sebanyak 96 item). Setelah dilakukan uji

reliabilitas dengan menghilangkan item yang gugur, didapat hasil koefisien alfa (α) sebesar

0.960, sehingga nilai koefisien alfa (α) sebesar 0.960 menunjukan bahwa skala ini dapat

menggambarkan variasi yang terjadi pada skor murni subjek sebanyak 96% Terkait dengan

hal tersebut, maka disimpulkan bahwa skala ini dapat digunakan untuk mengukur variabel

yang dimaksudkan dalam penelitian ini, yaitu ketidakamanan kerja. Berikut adalah tabel berisi

deskripsi terkait validitas dan reliabilitas skala ketidakamanan kerja.

Tabel 8 Deskripsi Koefisien Validitas dan Reliabilitas Skala Etos Kerja

Item skala Validitas minimum Validitas maksimum Keofisien reliabilitas

Sebelum -0.387 0.721 0.950

Sesudah 0.303 0.730 0.960

B. Pelaksanaan Penelitian

Proses pelaksanaan penelitian dilakukan pada awal Bulan Agustus 2015 dengan

menyebarkan kuisioner penelitian kepada karyawan alih daya yang bekerja di PT. ANDAL

AMAN ABADI. Proses pengambilan data diawali dengan mengunjungi PT. ANDAL AMAN

ABADI dengan membawa surat pengantar penelitian kepada Program Studi Psikologi

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan Nomor 62 d /UN.14.2/PS/2015 pada

tanggal 5 Agustus 2015. Selanjutnya PT. ANDAL AMAN ABADI mengeluarkan surat izin

pengambilan data pada tanggal 6 Agustus 2015.

Peneliti menyebar kuisoner yang terdapat dua skala didalamnya. Skala pertama adalah

skala ketidakamanan kerja yang telah valid dan reliabel sejumlah 37 item pernyataan dan skala

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

69

kedua adalah skala etos kerja yang telah valid dan reliabel sejumlah 76 item pernyataan,

sehingga total item yang terdapat dalam satu eksemplar kuisioner adalah 113 item.

Pengambilan data pun dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2015 hingga tanggal 13

Agustus 2015 dengan menyebar kuisioner kepada seluruh karyawan alih daya PT. ANDAL

AMAN ABADI yang tersebar di beberapa hotel di Badung, antara lain Hotel Amanusa, Hotel

Harris Ungasan, dan Hotel Holiday Inn Benoa. Peneliti menyebarkan kuisioner didampingi

oleh wakil dari PT. ANDAL AMAN ABADI untuk mengawasi dan mengantar peneliti. Dari

ketiga Hotel tersebut, peneliti menyebar total 150 kuisioner. Pada tanggal 13 Agustus 2015

peneliti kembali mendatangi ketiga Hotel tersebut didampingi wakil dari PT. ANDAL AMAN

ABADI untuk mengumpulkan kuisioner yang telah disebar. Dari total 150 kuisioner yang

disebar, kuisioner yang terkumpul sejumlah 116 eksemplar. Karena jumlah kuisioner yang

terkumpul sejumlah 116, maka syarat untuk jumlah subjek minimal dalam penelitian terpenuhi

yaitu lebih dari 60 subjek (Azwar, 2013).

C. Analisis Data dan Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Responden yang menjadi subyek penelitian ini berjumlah 116 orang yang berasal dari

karyawan alih daya yang bekerja di wilayah Kabupaten Badung pada lingkungan kerja

perhotelan. Penyajian data mengenai karakteristik responden dimaksudkan untuk memberikan

gambaran tentang keadaan diri dari keseluruhan responden meliputi jenis kelamin, usia, status

perkawinan, tingkat pendidikan, dan masa kerja, Berikut ini akan dibahas mengenai kondisi

dari masing-masing klasifikasi karakteristik demografis responden tersebut.

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

70

Tabel 9 Gambaran Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Pria 89 76,7 76,7 76,7

Wanita 27 23,3 23,3 100,0 Total 116 100,0 100,0

Tabel 9 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini, responden berjenis kelamin Pria

sebanyak 89 orang atau 76,7% dari total keseluruhan responden, sedangkan responden

berjenis kelamin Wanita sebanyak 27 orang atau 23,3% dari total keseluruhan responden.

Tabel 10 Gambaran Karakteristik Responden Menurut Usia (Tahun)

Usia Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 17 2 1,7 1,7 1,7

18 4 3,4 3,4 5,2 19 4 3,4 3,4 8,6 20 12 10,3 10,3 19,0 21 9 7,8 7,8 26,7 22 6 5,2 5,2 31,9 23 12 10,3 10,3 42,2 24 12 10,3 10,3 52,6 25 13 11,2 11,2 63,8 26 7 6,0 6,0 69,8 27 8 6,9 6,9 76,7 28 3 2,6 2,6 79,3 29 3 2,6 2,6 81,9 30 4 3,4 3,4 85,3 31 2 1,7 1,7 87,1 32 2 1,7 1,7 88,8 33 2 1,7 1,7 90,5 34 2 1,7 1,7 92,2 35 1 ,9 ,9 93,1 36 2 1,7 1,7 94,8 37 2 1,7 1,7 96,6 38 1 ,9 ,9 97,4 39 1 ,9 ,9 98,3 41 1 ,9 ,9 99,1 46 1 ,9 ,9 100,0 Total 116 100,0 100,0

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

71

Tabel 10 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini rentang usia responden dari usia 17

tahun hingga 46 tahun.

Tabel 11 Gambaran Karakteristik Responden Menurut Status Perkawinan

Status Perkawinan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid sudah menikah 50 43,1 43,1 43,1

belum menikah 66 56,9 56,9 100,0 Total 116 100,0 100,0

Tabel 11 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini responden yang sudah menikah lebih

sedikit dari responden yang belum menikah. Responden yang sudah menikah sebanyak 50

orang atau 43,1% dari total keseluruhan responden, sedangkan responden yang belum

menikah sebanyak 66 orang atau 56,9% dari total keseluruhan responden.

Tabel 12 Gambaran Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid SMP 1 ,9 ,9 ,9

SMA 99 85,3 85,3 86,2 Perguruan Tinggi 16 13,8 13,8 100,0 Total 116 100,0 100,0

Tabel 12 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden lebih banyak hingga tingkat

Sekolah Menengah Atas (SMA) daripada responden Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan

Perguruan Tinggi. Responden yang menyelesaikan pendidikannya hingga tingkat SMP hanya

1 orang atau 0,9% dari total keseluruhan responden. Responden yang menyelesaikan

pendidikan hingga tingkat SMA sebanyak 99 orang atau 85,3% dari total keseluruhan

responden. Responden yang menyelesaikan pendidikan hingga jenjang Perguruan Tinggi

sebanyak 16 orang atau 13,8% dari total keseluruhan responden.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

72

Tabel 13 Gambaran Karakteristik Responden Menurut Masa Kerja (Tahun)

Masa Kerja Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1 78 67,2 67,2 67,2

2 20 17,2 17,2 84,5 3 7 6,0 6,0 90,5 4 5 4,3 4,3 94,8 5 5 4,3 4,3 99,1 6 1 ,9 ,9 100,0 Total 116 100,0 100,0

Tabel 13 menunjukkan bahwa responden dengan masa kerja 1 tahun sebanyak 78 orang

atau 67,2% dari total keseluruhan responden. Responden dengan masa kerja 2 tahun sebanyak

20 orang atau 17,2% dari total keseluruhan responden. Responden dengan masa kerja 3 tahun

sebanyak 7 orang atau 6% dari total keseluruhan tkeseluruhan responden. Responden dengan

masa kerja 5 tahun sebanyak 5 orang atau 4,3% dari total keseluruhan responden. Responden

dengan masa kerja 6 tahun hanya 1 orang atau 0,9% dari total keseluruhan responden.

2. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan informasi yang diperoleh

dari penelitian, seperti rata-rata (mean), simpangan baku (standar deviasi), jumlah responden

(N), serta skor minimum dan skor maksimum dari tiap variabel. Deskripsi data penelitian

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14 Deskripsi Statistik Data Penelitian

N Range Min Max Mean Std.

Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

Ketidakamanan kerja

116 38 63 101 86,11 ,675 7,271 52,866

Etos kerja 116 106 193 299 247,07 1,993 21,461 460,569 Valid N (listwise) 116

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

73

Berdasarkan tabel deskripsi statistik data penelitian di atas, diketahui bahwa variabel

ketidakamanan kerja terdapat jumlah responden (N) = 116 responden, dengan skor minimum

= 63, skor maksimum = 101, dengan range = 38, memiliki nilai mean statistik = 86,11 dan

standar deviasi statistik = 7,271. Variabel etos kerja jumlah responden (N) = 116 responden,

dengan skor minimum = 193, skor maksimum = 299, dengan range = 106, memiliki nilai

mean statistik = 247,07 dan standar deviasi statistik = 21,461.

3. Kategorisasi Skor Tiap Variabel

Pengkategorian skor skor dilakukan peneliti untuk menambah hasil dalam analisis data

penelitian. Kategorisasi dilakukan untuk mengelompokkan responden ke dalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang berdasarkan atribut yang di ukur. Responden dalam

penelitian ini di kategorisasikan ke dalam 5 kelompok yaitu, kelompok sangat rendah, rendah,

sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Berikut merupakan rumus untuk pengkategorisasian skor.

Tabel 15 Rumus Kategorisasi Skor

Skor Kategorisasi

X ≤ ( µ – 1,5 σ ) Sangat Rendah

( µ – 1,5 σ ) < X ≤ ( µ – 0,5 σ ) Rendah

( µ – 0,5 σ ) < X ≤ ( µ + 0,5 σ ) Sedang

( µ + 0,5 σ ) < X ≤ ( µ + 1,5 σ ) Tinggi

( µ + 1,5 σ ) < X Sangat Tinggi

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

74

Berdasarkan rumus diatas, diperoleh hasil dari pengkategorisasian skor pada variabel

ketidakamanan kerja dan variabel etos kerja. Berikut hasil dari pengkategorisasian pada tiap

variabel:

a. Kategorisasi Skor Variabel Ketidakamanan Kerja

Item yang disajikan pada skala ketidakamanan kerja berjumlah 37 item dengan

masing-masing item memiliki skor 1, 2, 3, dan 4. Hasil penghitungan kategorisasi skala

ketidakamanan kerja dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 16 Deskripsi Statistik Data Penelitian Skala Ketidakamanan Kerja

Variabel N Mean Teoritis

Mean Empiris

Standar Deviasi Teoritis

Standar Deviasi Empiris

Sebaran Teoritis

Sebaran Empiris

Ketidakamanan Kerja

116 92,5 86,11 18,5 7,271 Min Max Min Max

37 148 63 101

Pada tabel 16 diatas dapat dilihat bahwa sebaran empiris adalah skor minimal dari

variabel ketidakamanan kerja sebesar 63 dan skor maksimal dari variabel ketidakamanan kerja

sebesar 101. Sebaran teoritis adalah jumlah item total skala ketidakamanan kerja sebesar 37

dikali skor minimal (37.1=37) dan jumlah item total skala ketidakamanan kerja sebesar 37

dikali skor maksimal (37.4=148). Standar deviasi empiris sebesar 7,271 sedangkan standar

deviasi teoritis sebesar 18,5. Standar deviasi teoritis didapat dari selisih dari sebaran teoritis

dibagi 6 ((148-37) : 6 = 18,5). Mean empiris sebesar 86,11 sedangkan mean teoritis sebesar

92,5. Mean teoritis didapat dari penjumlahan dari sebaran teoritis kemudian dibagi 2

((37+148) : 2 = 92,5). Berikut merupakan hasil dari kategorisasi skor responden pada variabel

ketidakamanan kerja:

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

75

Tabel 17 Hasil Kategorisasi Skor Responden pada Variabel Ketidakamanan Kerja

variabel Rentang Nilai Kategori Responden Presentase

Ketidakamanan Kerja

X ≤ 64,75 Sangat Rendah 1 0,8%

64,75 < X ≤ 83,25 Rendah 42 36,27%

83,25 < X ≤ 101,75 Sedang 73 62,93%

101,75 < X ≤ 120,25 Tinggi 0 0%

120,25 < X Sangat Tinggi 0 0%

Jumlah 116 100%

Kategorisasi variabel ketidakamanan kerja tersebut menunjukkan bahwa responden yang

termasuk dalam kategori sangat rendah sebanyak 1 orang, kategori rendah sebanyak 42 orang,

kategori sedang sebanyak 73 orang, kategori tinggi sebanyak 0 orang, dan kategori sangat

tinggi sebanyak 0 orang.

b. Kategorisasi Skor Variabel Etos Kerja

Item yang disajikan pada skala etos kerja berjumlah 76 item dengan masing-masing item

memiliki skor 1, 2, 3, dan 4. Hasil penghitungan kategorisasi skala etos kerja dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 18 Deskripsi Statistik Data Penelitian Skala Etos Kerja

Variabel N Mean Teoritis

Mean Empiris

Standar Deviasi Teoritis

Standar Deviasi Empiris

Sebaran Teoritis

Sebaran Empiris

Etos Kerja 116 190 247,07 38 21,461 Min Max Min Max

76 304 193 299

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

76

Pada tabel 18 diatas dapat dilihat bahwa sebaran empiris adalah skor minimal dari

variabel etos kerja sebesar 193 dan skor maksimal dari variabel ketidakamanan kerja sebesar

299. Sebaran teoritis adalah jumlah item total skala ketidakamanan kerja sebesar 76 dikali skor

minimal (76.1=76) dan jumlah item total skala ketidakamanan kerja sebesar 76 dikali skor

maksimal (76.4=304). Standar deviasi empiris sebesar 21,461 sedangkan standar deviasi

teoritis sebesar 38. Standar deviasi teoritis didapat dari selisih dari sebaran teoritis dibagi 6

((304-76) : 6 = 38). Mean empiris sebesar 247,07 sedangkan mean teoritis sebesar 190. Mean

teoritis didapat dari penjumlahan dari sebaran teoritis kemudian dibagi 2 ((76+304) : 2 = 190).

Berikut merupakan hasil dari kategorisasi skor responden pada variabel ketidakamanan kerja:

Tabel 19 Hasil Kategorisasi Skor Responden pada Variabel Etos Kerja

variabel Rentang Nilai Kategori Responden Presentase

Etos Kerja X ≤ 133 Sangat Rendah 0 0%

133 < X ≤ 171 Rendah 0 0%

171 < X ≤ 209 Sedang 2 1,72%

209 < X ≤ 247 Tinggi 62 53,45%

247 < X Sangat Tinggi 52 44,83%

Jumlah 116 100%

Kategorisasi variabel etos kerja tersebut menunjukkan bahwa responden yang termasuk

dalam kategori sangat rendah sebanyak 0 orang, kategori rendah sebanyak 0 orang, kategori

sedang sebanyak 2 orang, kategori tinggi sebanyak 62 orang, dan kategori sangat tinggi

sebanyak 52 orang.

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

77

D. Uji Asumsi

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini bertujuan mengetahui

hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di Bali. Adapun

teknik untuk menganalisis data yang terdapat dalam penelitian ini menggunakan prosedur

analisis dengan menggunakan regresi sederhana. Terdapat dua syarat penting yang harus

dilakukan dan dipenuhi terlebih dahulu oleh peneliti jika akan melakukan analisis data dengan

menggunakan regresi sederhana. Syarat tersebut adalah dilakukannya pengujian asumsi

terhadap data penelitian yaitu uji normalitas dan uji linearitas.

Uji normalitas dan uji linearitas data penelitian dilakukan dengan menggunakan bantuan

SPSS 15.0 for windows. Berikut dijelaskan mengenai hasil yang diperoleh dari pengujian

kedua asumsi tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2012). Mendeteksi sebuah data

berdistribusi normal dapat dilakukan dengan melakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov.

Jika nilai probabilitas signifikansi lebih dari 0,05 (p>0,05) maka data dapat dikatakan

terdistribusi secara normal, sedangkan jika nilai signifikansi dibawah dari 0,05 (p<0,05) maka

data dapat dikatakan tidak terdistribusi secara normal.

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

78

Tabel 20 Hasil Uji Normalitas

Ketidakamanan

kerja Etos kerja N 116 116

Normal Parameters(a,b) Mean 86,11 247,07 Std. Deviation 7,271 21,461

Most Extreme Differences Absolute ,084 ,107 Positive ,084 ,107 Negative -,059 -,062

Kolmogorov-Smirnov Z ,902 1,157 Asymp. Sig. (2-tailed) ,390 ,138

a. Sebaran Data pada Variabel Ketidakamanan kerja

Sebaran data pada variabel ketidakamanan kerja memiliki nilai signifikansi dengan

probabilitas sebesar (p) 0,390 atau memiliki probabilitas diatas 0,05 (0,390>0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa sebaran data pada variabel ketidakamanan kerja adalah berdistribusi

secara normal.

b. Sebaran Data pada Variabel Etos Kerja

Sebaran data pada variabel etos kerja memiliki nilai signifikansi dengan probabilitas

sebesar (p) 0,138 atau memiliki probabilitas diatas 0,05 (0,138>0,05). Hal ini menunjukkan

bahwa sebaran data pada variabel etos kerja adalah berdistribusi secara normal.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah

benar atau tidak (Ghozali, 2012). Mendeteksi sebuah data berbentuk linier dapat dilakukan

dengan melakukan uji Test for Linearity Compare Means dengan taraf signifikansi 0,05. Jika

nilai probabilitas signifikansi kurang dari 0,05 (p< 0,05) maka data dapat dikatakan linier,

sedangkan jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 ( p> 0,05) maka data dapat dikatakan tidak

linier.

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

79

Tabel 21 Hasil Uji Linieritas

Hasil uji linieritas variabel etos kerja dengan variabel ketidakamanan kerja menunjukkan

nilai F = 11,814 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Syarat terpenuhinya uji linieritas

adalah nilai probabilitas signifikansi berada dibawah 0,05 (p<0,05), dengan nilai probabilitas

0,001 lebih kecil dari 0,05 (0,001<0,05) sehingga dapat dikatakan hubungan antara variabel

etos kerja dan variabel ketidakamanan kerja adalah linier.

E. Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan suatu proses pembuktian atau pengujian hipotesis penelitian

dengan mendasarkan pada hasil analisis data. Peneliti melakukan uji hipotesis untuk menguji

apakah terdapat hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya

di Bali. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, pengujian hipotesis dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana pada program SPSS

15.0 for windows.

1. Uji Regresi Linier Sederhana

Tujuan menggunakan uji regresi linier sederhana karena peneliti ingin mengetahui

bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui variabel independen. Regresi linier

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Etos kerja * Ketidakamanan kerja

Between Groups

(Combined) 21684,555 27 803,132 2,259 ,002

Linearity 4199,619 1 4199,619 11,814 ,001 Deviation from

Linearity 17484,936 26 672,498 1,892 ,015

Within Groups 31280,894 88 355,465 Total 52965,448 115

Page 80: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

80

sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen

dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2013). Apabila nilai probabilitas signifikansi

menunjukkan angka dibawah 0,05 ( < 0,05 ) maka data tersebut signifikan, dengan kata lain

hipotesis o ( Ho ) ditolak dan hipotesis a ( Ha ) diterima, begitu juga sebaliknya. Analisis uji

linier sederhana terdapat beberapa tabel, maka akan dibahas bertahap, berikut ini adalah hasil

dari uji regresi linier sederhana:

Tabel 22 Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Etos kerja 247,07 21,461 116

Ketidakamanan kerja 86,11 7,271 116

Rata-rata tingkat etos kerja dengan jumlah responden sebanyak 116 responden adalah

247,07 dengan standar deviasi sebesar 21,461. Rata-rata tingkat ketidakamanan kerja yang

dirasakan dengan jumlah responden sebanyak 116 responden adalah 86,11 dengan standar

deviasi sebesar 7,271.

Tabel 23 Correlations

Etos kerja Ketidakamanan

kerja Pearson Correlation Etos kerja 1,000 -,282

Ketidakamanan kerja -,282 1,000 Sig. (1-tailed) Etos kerja . ,001

Ketidakamanan kerja ,001 . N Etos kerja 116 116

Ketidakamanan kerja 116 116

Besarnya hubungan antara variabel ketidakamanan kerja dan etos kerja ditunjukkan

dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,282. Hal ini menunjukkan bahwa antara

ketidakamanan kerja dan etos kerja terdapat hubungan yang tidak kuat karena jauh dari angka

1. Nilai koefisien yang terdapat tanda negatif ( - ) menunjukkan arah hubungan antara

Page 81: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

81

ketidakamanan kerja dan etos kerja, sehingga tanda negatif pada nilai koefisien korelasi

menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat ketidakamanan kerja maka semakin rendah

tingkat etos kerja responden, begitu pula sebaliknya.

Tingkat signifikansi koefisien korelasi menghasilkan nilai sebesar 0,001. Dengan tingkat

signifikansi yang berada di bawah 0,05 (0,001 < 0,05), maka korelasi antara ketidakamanan

kerja dan etos kerja sangat nyata.

Tabel 24 Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered Variables Removed Method 1

Ketidakamanan kerja(a) . Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Etos kerja

Pada tabel 19 menunjukkan bahwa variabel yang dimasukkan adalah variabel

ketidakamanan kerja dan tidak ada variabel yang dikeluarkan (removed), hal ini disebabkan

karena peneliti menggunakan metode single step dan bukan menggunakan stepwise.

Tabel 25 Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate 1 ,282(a) ,079 ,071 20,683

a Predictors: (Constant), Ketidakamanan kerja b Dependent Variable: Etos kerja

Angka R Square sebesar 0,079 adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi. R Square

dapat diartikan sebagai koefisien determinasi yang memiliki makna bahwa 0,079 atau 7,9%

etos kerja dapat dijelaskan oleh variabel ketidakamanan kerja, sedangkan sisanya sebesar

92,1% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain. Nilai dari R Square berada pada rentang 0

sampai 1, dengan makna semakin kecil angka R Square, maka semakin lemah hubungan

Page 82: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

82

antara variabel ketidakamanan kerja dan etos kerja, begitu pula sebaliknya. Angka R Square

sebesar 0,079 berada jauh dari angka 1 dan mendekati angka 0, sehingga dapat dikatakan

hubungan antara variabel ketidakamanan kerja dan etos kerja adalah lemah.

Standard error of estimate variabel etos kerja selaku variabel dependent pada tabel 20

menunjukkan angka 20,683. Pada analisis tabel 17 menunjukkan nilai dari standard deviation

variabel etos kerja selaku variabel dependent adalah 21,461. Nilai dari standard deviation

yang menunjukkan angka 21,461 lebih besar dari Standard error of estimate yang

menunjukkan angka 20,683 ( 21,461 > 20,683 ), maka dapat disimpulkan bahwa variabel

ketidakamanan kerja lebih baik dikatakan sebagai prediktor etos kerja daripada nilai rata-rata

dari etos kerja itu sendiri.

Tabel 26 Anova(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4199,619 1 4199,619 9,817 ,002(a) Residual 48765,829 114 427,770 Total 52965,448 115

a Predictors: (Constant), Ketidakamanan kerja b Dependent Variable: Etos kerja

Pada tabel 21 dijelaskan bahwa dari uji anova atau F Test didapat F hitung adalah 9,817

dengan tingkat signifikansi 0,002. Adapun taraf signifikansi menunjukkan nilai 0,002 lebih

kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05), maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi etos kerja.

Tabel 27 Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) 318,639 22,923 13,901 ,000

Ketidakamanan kerja -,831 ,265 -,282 -3,133 ,002 a Dependent Variable: Etos kerja

Page 83: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

83

Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan kausal atau fungsional antara satu

variabel independen dengan satu variabel dependen. Dalam regresi linier sederhana terdapat

sebuah persamaan umum yaitu: Y = a + bX. Adapun persamaan regresi dalam penelitian ini

adalah Y = 318,639 + (-0,831)X yang mana simbol Y melambangkan etos kerja dan simbol X

melambangkan ketidakamanan kerja.

Konstanta dari tabel koefisien sebesar 318,639 menyatakan bahwa jika tidak ada

ketidakamanan kerja yang dirasakan responden, maka etos kerja responden sebesar 318,639.

Koefisien regresi sebesar -0,831 menyatakan bahwa setiap penurunan 1% dari ketidakamanan

kerja maka akan diprediksi meningkatkan etos kerja sebesar 0,831%. Namun sebaliknya, jika

terjadi kenaikan 1% dari ketidakamanan kerja maka akan diprediksi terjadi penururan etos

kerja sebesar 0,831%. Terjadinya penaikan atau penurunan disebabkan oleh tanda positif ( + )

atau negatif ( - ) pada koefisien regresi. Tanda ( + ) menunjukkan arah hubungan yang searah

sedangkan tanda ( - ) menunjukkan arah hubungan yang berlawanan. Sehingga tanda ( + )

atau ( - ) memprediksi kenaikan atau penurunan variabel independen ( X ) akan

mengakibatkan kenaikan atau penurunan variabel dependen ( Y ).

Persamaan regresi yang telah dipaparkan diatas selanjutnya akan diuji apakah memang

variabel independen valid untuk memprediksi variabel dependen atau apakah variabel

ketidakamanan kerja benar-benar bisa memprediksi variabel etos kerja di masa mendatang.

Pengujian dilakukan dengan uji t dan berdasarkan probabilitas. Pengujian dengan uji t

dilakukan dengan dasar pengambilan keputusannya adalah jika statistik t hitung lebih kecil

dari statistik t tabel atau statistik t hitung < statistik t tabel maka koefisien regresi tidak

signifikan, sedangkan jika statistik t hitung lebih besar dari statistik t tabel atau statistik t

Page 84: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

84

hitung > statistik t tabel maka koefisien regresi signifikan. Selanjutnya peneliti mencari

statistik t hitung dan statistik t tabel. Pada tabel 22 didapat bahwa statistik t hitung adalah -

3,133. Setelah mendapat statistik t hitung, peneliti melanjutkan untuk mencari statistik t tabel

dengan bantuan SPSS 15 for windows. Prosedur pencarian statistik t tabel adalah dengan

tingkat signifikansi 10% atau tingkat kepercayaan sebesar 90%, derajat kebebasan (df)

ditentukan dengan jumlah data - 2 atau 116-2 = 114, dan pengujian dilakukan dua sisi karena

peneliti ingin mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien regresi.

Peneliti pun melakukan prosedur untuk mendapatkan statistik t tabel, didapatkan t tabel

sebesar 1,2890. Setelah didapat statistik t hitung sebesar -3,133 dan statistik t tabel sebesar

1,2890, maka dasar pengambilan keputusannya adalah statistik t hitung > statistik t tabel atau

(-3,133 > 1,2890) sehingga dapat dikatakan koefisien regresi signifikan. Tanda ( - ) pada

statistik t hitung hanya menunjukkan arah dan pada prosedur sudah dijelaskan bahwa

pengujian dilakukan dengan dua sisi bahwa jika statistik t hitung sebesar -3,133 sama dengan

statistik t hitung sebesar +3,133.

Setelah melakukan pengujian dengan uji t didapat hasil bahwa koefisien regresi adalah

signifikan, peneliti selanjutnya melakukan uji koefisien regresi yang didasarkan pada

probabilitas. Pada kolom sig atau significance pada tabel 22 menunjukkan angka probabilitas

sebesar 0,002. Karena probabilitas berada dibawah 0,05 ( 0,002 < 0,05 ) didapat bahwa

koefisien regresi signifikan atau variabel ketidakamanan kerja berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel etos kerja.

Page 85: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

85

Setelah melakukan analisis berupa tabel, peneliti kemudian melanjutkan analisis

berdasarkan chart atau grafik untuk mengetahui sejauh mana syarat persamaan regresi

terpenuhi, berikut adalah gambar grafik untuk uji model regresi:

Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

Ex

pe

cte

d C

um

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

9

7

76 5262

1711167

48

38

51

1116

4589

46

75

69

114

6537

108

14

68

615778

8354

2779112

105

63102

5956

22

77

3241

95

28

42

94

8158

110

961

60

107

42

100

645

104

982591

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Etos kerja

Gambar 2. Gambar Grafik Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual

Saat melakukan uji normalitas, sebaran data ketidakamanan kerja dan etos kerja

berdistribusi secara normal. Jika residual berasa dari distribusi data yang normal , maka nilai

sebaran data akan terdistribusi di sekitar garis lurus. Pada gambar terlihat bahwa sebaran data

pada grafik dapat dikatakan tersebar di sekitar garis lurus. Maka dapat dikatakan bahwa

persyaratan normalitas terpenuhi.

Page 86: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

86

Regression Standardized Predicted Value420-2

Reg

ress

ion

Stu

dent

ized

Del

eted

(Pre

ss)

Res

idua

l

3

2

1

0

-1

-2

-3

116115

114

112

111

110109

108

107

106105

104

103

102

101

10099

98

97

96

9594

93

92

91

90

89

87

868584

83

82

81

807978

77

76

75

74

73

71

70

6968

67

66

65

64

62

61

60

58

57

56

55

54

53

52

51

50

49

48

47

4645

44

43

424140

39

38

37

36

35

3433

3231

30

29

28

27

26

25

24

23

22

21

20

19

18

17

16

15

14

1312

11

10

9

8

7

6

54

3

2

1

Scatterplot

Dependent Variable: Etos kerja

Gambar 3. Gambar Grafik Scatterplot

Gambar grafik kedua menggambarkan tentang kelayakan model regresi atau model fit.

Jika model regresi layak dipakai untuk prediksi (fit), data akan berada disekitar angka nol (0

pada sumbu Y) dan tidak membentuk suatu pola atau garis tertentu. Dari grafik diatas terlihat

sebaran data ada disekitar titik nol dan tidak nampak adanya suatu pola atau garis tertentu,

sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi memenuhi syarat untuk memprediksi etos

kerja.

F. Uji Beda Karakteristik Demografis

Uji beda pada penelitian ini merupakan analisis tambahan untuk mengetahui perbedaan

ketidakamanan kerja dan etos kerja pada masing-masing karakteristik demografis jenis

Page 87: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

87

kelamin, usia, masa kerja, status perkawinan dan tingkat pendidikan. Seperti yang telah

disebutkan sebelumnya, uji beda yang digunakan pada penelitian ini adalah U-Mann Whitney

dan Kruskal Wallis Test. Pertama yang akan dibahas adalah mengenai hasil dari uji perbedaan

variabel ketidakamanan kerja pada masing-masing karakteristik demografis. Hasil uji beda

ketidakamanan kerja pada kelompok jenis kelamin, usia, masa kerja, status perkawinan dan

tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 28 Hasil Uji Perbedaan Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Jenis Kelamin Test Statistics(a)

Ketidakamanan kerja Mann-Whitney U 883,000 Wilcoxon W 4888,000 Z -2,084 Asymp. Sig. (2-tailed) ,037 a Grouping Variable: Jenis Kelamin

Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. (2-tailed) sebesar

0,037. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas

lebih kecil dari tingkat signifikansi ( 0,037<0,05 ). Hal ini diartikan bahwa terdapat perbedaan

ketidakamanan kerja antara responden berjenis kelamin pria dan berjenis kelamin wanita.

Tabel 29 Hasil Perbedaan Secara Statistik Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Jenis Kelamin Ranks

Jenis Kelamin N Mean Rank Sum of Ranks Ketidakamanan kerja Pria

Wanita Total

89 27

116

54,92 70,30

4888,00 1898,00

Tabel ranks diatas menjelaskan mengenai rata-rata dari ketidakamanan kerja yang

dirasakan antara responden berjenis kelamin pria dan berjenis kelamin wanita. Pada tabel 24

menunjukkan nilai rata-rata ketidakamanan kerja yang dirasakan responden pria sebesar 54,92

Page 88: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

88

dengan jumlah sebanyak 89 responden sedangkan nilai rata-rata ketidakamanan kerja yang

dirasakan responden wanita sebesar 70,30 dengan jumlah sebanyak 27 responden. Jika

dibandingkan (54,92<70,30), maka ketidakamanan kerja yang dirasakan oleh pria lebih kecil

dari ketidakamanan kerja yang dirasakan oleh wanita.

Tabel 30 Hasil Uji Perbedaan Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Usia Test Statistics(a,b)

Ketidakamanan kerja Chi-Square 32,314 df 24 Asymp. Sig. ,119 a Kruskal Wallis Test b Grouping Variable: Umur (tahun)

Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. (2-tailed) sebesar

0,119. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas

lebih besar dari tingkat signifikansi ( 0,119>0,05 ). Maka hal ini diartikan bahwa tidak

terdapat perbedaan antara ketidakamanan kerja dengan kelompok usia.

Tabel 31 Hasil Uji Perbedaan Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Masa Kerja Test Statistics(a,b)

Ketidakamanan kerja Chi-Square 6,290 df 5 Asymp. Sig. ,279 a Kruskal Wallis Test b Grouping Variable: Masa kerja (tahun)

Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. (2-tailed) sebesar

0,279. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas

Page 89: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

89

lebih besar dari tingkat signifikansi ( 0,279>0,05 ). Maka hal ini diartikan bahwa tidak

terdapat perbedaan antara ketidakamanan kerja dengan kelompok masa kerja.

Tabel 32 Hasil Uji Perbedaan Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Status Perkawinan Test Statistics(a)

Ketidakamanan kerja Mann-Whitney U 1511,500 Wilcoxon W 2786,500 Z -,773 Asymp. Sig. (2-tailed) ,439 a Grouping Variable: Status Perkawinan

Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. (2-tailed) sebesar

0,439. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas

lebih besar dari tingkat signifikansi ( 0,439>0,05 ). Maka hal ini diartikan bahwa tidak

terdapat perbedaan antara ketidakamanan kerja dengan kelompok status perkawinan.

Tabel 33 Hasil Uji Perbedaan Ketidakamanan Kerja Pada Kelompok Tingkat Pendidikan Test Statistics(a,b)

Ketidakamanan kerja Chi-Square 3,917 df 2 Asymp. Sig. ,141 a Kruskal Wallis Test b Grouping Variable: Tingkat Pendidikan

Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. (2-tailed) sebesar

0,141. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas

lebih besar dari tingkat signifikansi ( 0,141>0,05 ). Maka hal ini diartikan bahwa tidak

terdapat perbedaan antara ketidakamanan kerja dengan kelompok tingkat pendidikan.

Page 90: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

90

Selanjutnya akan dibahas mengenai hasil uji perbedaan variabel etos kerja pada masing-

masing karakteristik demografis. Hasil uji beda etos kerja pada kelompok jenis kelamin, usia,

masa kerja, status perkawinan dan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 34 Hasil Uji Perbedaan Etos Kerja Pada Kelompok Jenis Kelamin Test Statistics(a)

Etos kerja Mann-Whitney U 1053,000 Wilcoxon W 1431,000 Z -,970 Asymp. Sig. (2-tailed) ,332 a Grouping Variable: Jenis Kelamin

Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. (2-tailed) sebesar

0,332. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas

lebih besar dari tingkat signifikansi ( 0,332>0,05 ). Maka hal ini diartikan bahwa tidak

terdapat perbedaan antara etos kerja dengan kelompok jenis kelamin.

Tabel 35 Hasil Uji Perbedaan Etos Kerja Pada Kelompok Usia Test Statistics(a,b)

Etos kerja Chi-Square 28,678

df 24 Asymp. Sig. ,232

a Kruskal Wallis Test b Grouping Variable: Umur (tahun)

Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. (2-tailed) sebesar

0,232. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas

lebih besar dari tingkat signifikansi ( 0,232>0,05 ). Maka hal ini diartikan bahwa tidak

terdapat perbedaan antara etos kerja dengan kelompok usia.

Page 91: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

91

Tabel 36 Hasil Uji Perbedaan Etos Kerja Pada Kelompok Masa Kerja Test Statistics(a,b)

Etos kerja Chi-Square 4,751 df 5 Asymp. Sig. ,447 a Kruskal Wallis Test, b Grouping Variable: Masa kerja (tahun)

Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. (2-tailed) sebesar

0,447. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas

lebih besar dari tingkat signifikansi ( 0,447>0,05 ). Maka hal ini diartikan bahwa tidak

terdapat perbedaan antara etos kerja dengan kelompok masa kerja.

Tabel 37 Hasil Uji Perbedaan Etos Kerja Pada Kelompok Status Perkawinan Test Statistics(a)

Etos kerja Mann-Whitney U 1456,000 Wilcoxon W 3667,000 Z -1,082 Asymp. Sig. (2-tailed) ,279 a Grouping Variable: Status Perkawinan

Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. (2-tailed) sebesar

0,279. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas

lebih besar dari tingkat signifikansi ( 0,279>0,05 ). Maka hal ini diartikan bahwa tidak

terdapat perbedaan antara etos kerja dengan kelompok status perkawinan

Tabel 38 Hasil Uji Perbedaan Etos Kerja Pada Kelompok Tingkat Pendidikan Test Statistics(a,b)

Etos kerja Chi-Square 4,346 df 2 Asymp. Sig. ,114 a Kruskal Wallis Test, b Grouping Variable: Tingkat Pendidikan

Page 92: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

92

Tabel dari test statistic di atas menunjukkan nilai dari asymp.sig. (2-tailed) sebesar

0,114. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05, maka nilai probabilitas

lebih besar dari tingkat signifikansi ( 0,114>0,05 ). Maka hal ini diartikan bahwa tidak

terdapat perbedaan antara etos kerja dengan kelompok tingkat pendidikan.

G. Pembahasan

Peneliti melakukan penelitian ini kepada karyawan alih daya di Kabupaten Badung.

Peneliti menyebar kuisioner penelitian kepada karyawan alih daya yang bekerja pada PT.

ANDAL AMAN ABADI. Karyawan alih daya yang bekerja di PT. ANDAL AMAN ABADI

tersebar di beberapa hotel di Kabupaten Badung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya. Terdapat satu

hipotesis dalam penelitian ini, dan hipotesis peneliti dapat diterima.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat oleh peneliti yang berbunyi “apakah

terdapat hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di

Bali”. Selanjutnya peneliti merumuskan hipotesis penelitian yang berbunyi “Ho: tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya

di Bali, dan Ha: terdapat hubungan yang signifikan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja

pada karyawan alih daya di Bali”. Setelah melakukan analisis data dengan uji regresi linier

sederhana, diperoleh hasil bahwa hipotesis yang terpenuhi adalah “Ha: terdapat hubungan

yang signifikan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di Bali”.

Terpenuhinya hipotesis a atau Ha mengacu pada besarnya hubungan antara variabel

ketidakamanan kerja dan etos kerja ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,282.

Hal ini menunjukkan bahwa antara ketidakamanan kerja dan etos kerja terdapat hubungan

Page 93: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

93

yang tidak kuat karena jauh dari angka 1. Nilai koefisien yang terdapat tanda negatif ( - )

menunjukkan arah hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja, sehingga tanda

negatif pada nilai koefisien korelasi menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

ketidakamanan kerja maka semakin rendah tingkat etos kerja responden, begitu pula

sebaliknya. Tingkat signifikansi koefisien korelasi menghasilkan nilai sebesar 0,001. Dengan

tingkat signifikansi yang berada di bawah 0,05 (0,001 < 0,05), maka korelasi antara

ketidakamanan kerja dan etos kerja sangat nyata, sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan

yang signifikan dan hubungan yang negatif ( - ) antara ketidakamanan kerja dan etos kerja

pada karyawan alih daya di Bali. Selain itu, angka R Square sebesar 0,079 dapat diartikan

sebagai koefisien determinasi yang memiliki makna bahwa 0,079 atau 7,9% etos kerja dapat

dijelaskan oleh variabel ketidakamanan kerja, sedangkan sisanya sebesar 92,1% dapat

dijelaskan oleh faktor-faktor yang lain. Nilai dari R Square berada pada rentang 0 sampai 1,

dengan makna semakin kecil angka R Square, maka semakin lemah hubungan antara variabel

ketidakamanan kerja dan etos kerja, begitu pula sebaliknya, sehingga dapat dikatakan bahwa

terdapat hubungan yang lemah antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih

daya di Bali.

Ditinjau dari hasil kategorisasi variabel ketidakamanan kerja dan etos kerja, didapat

bahwa pada responden merasakan ketidakamanan kerja yang rendah dan memiliki etos kerja

yang cenderung tinggi. Pada tabel 17 menunjukkan responden merasakan ketidakamanan kerja

dalam kategori sangat rendah sebayak 1 orang, merasakan ketidakamanan kerja dalam

kategori rendah sebanyak 42 orang, dan merasakan ketidakamanan kerjadalam kategori

sedang sebanyak 73 orang, serta responden tidak ada yang merasakan ketidakamanan kerja

Page 94: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

94

dalam kategori tinggi dan sangat tinggi. Adapun pada tabel 19 mendapati hasil bahwa

responden tidak menunjukkan etos kerja dalam kategori sangat rendah dan kategori rendah.

Responden justru menunjukkan etos kerja dalam kategori sedang sebanyak 2 orang,

menunjukkan etos kerja dalam kategori tinggi sebanyak 62 orang, dan menunjukkan etos kerja

dalam kategori sangat tinggi sebanyak 52 orang

Peneliti pun menemukan sebuah keterkaitan antara pengaruh ketidakamanan kerja

terhadap etos kerja dengan kategorisasi variabel ketidakamanan kerja dan etos kerja. Besarnya

pengaruh ketidakamanan kerja kepada etos kerja yang menunjukkan nilai 7,9% dikarenakan

responden merasakan ketidakamanan kerja yang rendah dan memiliki etos kerja yang

cenderung tinggi. Sehingga pengaruh ketidakamanan kerja sangat kecil terhadap etos kerja

pada karyawan alih daya.

Kontribusi variabel ketidakamanan kerja yang kecil terhadap variabel etos kerja

mungkin dikarenakan responden dalam penelitian ini hanya terbatas pada karyawan alih daya

yang bekerja pada bidang perhotelan. Industri perhotelan di Provinsi Bali, khususnya

Kabupaten Badung merupakan industri yang kompetitif dan banyak menyerap tenaga kerja.

Peneliti pun mengasumsikan bahwa dengan banyaknya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan,

maka perusahaan alih daya memiliki banyak pilihan dalam menyalurkan tenaga kerja alih daya

kepada user di industri perhotelan yang membutuhkan jasa dari karyawan alih daya.

Banyaknya pilihan dalam menyalurkan tenaga kerja alih daya memberikan kesempatan kepada

karyawan alih daya untuk bekerja sesuai skill yang dimiliki, sehingga karyawan alih daya

tidak mengalami role ambiguity yang dapat menyebabkan rasa tidak aman dalam bekerja

(Ashford, Lee, & Bobko, 1989).

Page 95: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

95

Terkait dengan diterimanya hipotesis alternatif atau Ha dan arah hubungan antar

variabel, yaitu tingginya ketidakamanan kerja yang dirasakan karyawan alih daya akan

berpotensi menurunnya etos kerja karyawan, begitu pula sebaliknya jika ketidakamanan kerja

yang dirasakan relatif rendah maka etos kerja karyawan akan tinggi. Ketidakamanan kerja

merupakan keadaan yang dirasakan karyawan mengenai perasaan terancam dengan

pekerjaannya saat ini dan untuk dimasa yang akan datang (Nopiando, 2012). Ketidakamanan

kerja sangat berkaitan dengan ketidakberdayaan dalam mempertahankan dan menghadapi

situasi kerja yang mengancam (Greenhalg dan Rosenblatt, 1984) (Sulistyawati, Nurtjahjanti,

dan Prihatsanti, 2012). Situasi kerja yang mengancam dapat diartikan sebagai berbagai faktor

yang menyebabkan seseorang merasa terancam dalam bekerja. Faktor yang menyebabkan

seseorang merasa terancam dalam bekerja seperti mendapat surat pemberhentian kerja, situasi

kerja yang tidak kondusif, tidak adanya tunjangan dalam bekerja, persaingan kerja yang tidak

sehat dan serta ketidakjelasan jenjang karir (Hartono, 2013). Dengan ketidakamanan kerja

yang dirasakan oleh karyawan alih daya, maka berpengaruh terhadap beberapa hal.

Ketidakamanan kerja tentunya berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan produktivitas

perusahaan, jika karyawan bekerja dengan situasi yang aman akan menyebabkan karyawan

semakin loyal, meningkatkan kinerja, dan akan berkomitmen dalam bekerja, sedangkan jika

bekerja dengan perasaan tidak aman, akan menyebabkan kinerja menurun dan kemungkinan

di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) (Leung, 2009). Pengaruh lain yang muncul menurut

Greenhalg dan Rosenblatt (1984) adalah Menurunnya semangat atau effort dalam bekerja,

kecenderungan untuk berhenti bekerja, dan resisten terhadap perubahan yang terjadi. Berbagai

pengaruh yang diakibatkan oleh ketidakamanan kerja, menyebabkan karyawan alih daya

Page 96: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

96

merasa dipandang sebelah mata oleh perusahaan dan merasa tidak adil dengan status

pekerjaannya sehingga karyawan alih daya lupa untuk meningkatkan kualitas dan etos kerja

(Djajendra, 2013). Adanya ketidakjelasan jenjang karir pada karyawan alih daya tentunya

berpengaruh dengan menurunnya etos kerja. Hal tersebut terbukti dari analisis data yang

dilakukan peneliti.

Penelitian dari Nopiando (2012) menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif

antara ketidakamanan kerja dengan kesejahteraan psikologi pada karyawan outsourcing. Jika

ketidakamanan kerja yang dirasakan karyawan outsourcing tinggi maka kesejahteraan

psikologis yang dirasakan akan rendah, begitu pula sebaliknya. Kesejahteraan psikologis

dalam bekerja erat kaitannya dengan kemampuan seseorang melakukan dan melaksanakan

pekerjaannya sendiri. Kemampuan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya dapat

dikatakan sebagai efikasi kerja. Seseorang yang mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri

maka akan berdampak pada kesejahteraan psikologis karyawan. Sependapat dengan Nopiando

(2012), penelitian yang dilakukan oleh Sulistyawati, Nurtjahjanti, dan Prihatsanti (2012)

menemukan hubungan yang negatif antara efikasi kerja dengan ketidakamanan kerja. Jika

ketidakamanan kerja tinggi maka efikasi kerja karyawan cenderung rendah, begitu pula

sebaliknya. Saat ketidakamanan kerja dirasakan oleh seorang karyawan terkait dengan masa

depan pekerjaan yang tidak menentu, maka akan menimbulkan perasaan ketidakmampuan

dalam melakukan dan menyelesaikan pekerjaannya sendiri. Ketidakamanan kerja merupakan

hal yang penting untuk diperhatikan oleh pihak perusahaan. Jika ketidakamanan kerja tidak

diperhatikan, pada akhirnya reaksi yang ditampilkan oleh karyawan dapat memberikan efek

negatif pada pekerjaan yang dilakukan, sehingga lupa untuk meningkatkan etos kerja yang

Page 97: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

97

mana etos kerja sangat penting ditingkatkan agar seseorang mampu menunjukkan kualitas

kerja dan hasil kerja yang unggul.

Pembahasan berikutnya mengenai perbedaan antara variabel ketidakamanan kerja dan

etos kerja dengan masing-masing karakteristik demografis responden penelitian. Karakter

demografis meliputi kelompok jenis kelamin, usia, masa kerja, status perkawinan dan tingkat

pendidikan. Pembahasan variabel yang pertama adalah variabel ketidakamanan kerja dengan

karakteristik demografis responden penelitian.

Hasil uji perbedaan ketidakamanan kerja dengan kelompok jenis kelamin menemukan

nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi ( 0,037<0,05 ). Hal ini diartikan bahwa

terdapat perbedaan ketidakamanan kerja antara responden berjenis kelamin pria dan berjenis

kelamin wanita. Perbedaan itu ditunjukkan dengan nilai rata-rata ketidakamanan kerja yang

dirasakan responden pria sebesar 54,92 dengan jumlah sebanyak 89 responden sedangkan nilai

rata-rata ketidakamanan kerja yang dirasakan responden wanita sebesar 70,30 dengan jumlah

sebanyak 27 responden. Jika dibandingkan (54,92<70,30), maka ketidakamanan kerja yang

dirasakan oleh pria lebih kecil dari ketidakamanan kerja yang dirasakan oleh wanita. Hasil dari

penelitian diatas bertolak belakang dengan penelitian dari Kinnumen, Mauno, Natti, &

Happonen; Naswall & De Witte (dalam Irene, 2008) yang menyebutkan bahwa pria memiliki

tingkat ketidakamanan kerja yang lebih tinggi daripada wanita karena terkait dengan peran

pria sebagai pencari nafkah keluarga, sehingga pria akan merasa tegang ketika menghadapi

kehilangan pekerjaan.

Peneliti selanjutnya melakukan uji perbedaan ketidakamanan kerja pada kelompok usia.

Hasil dari uji perbedaan menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (

Page 98: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

98

0,119>0,05 ), maka hal ini diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan antara ketidakamanan

kerja dengan kelompok usia. Temuan ini berbeda dengan temuan yang dilakukan oleh

Kinnumen, Mauno, Natti, & Happonen; Naswall & De Witte (dalam Irene, 2008) yang

menemukan bahwa usia memiliki hubungan yang positif dengan ketidakamanan kerja

sehingga semakin tinggi usia seseorang, tingkat ketidakamanan kerja yang dirasakan semakin

tinggi pula, begitu pula sebaliknya. Pada tabel 10 dipaparkan karakteristik responden

penelitian menurut usia responden. Peneliti menemukan bahwa rentang usia responden adalah

dari usia 17 sampai 46 tahun. Responden paling banyak dalam penelitian ini berusia antara 17

– 25 tahun. Berdasarkan gambaran tersebut dapat peneliti asumsikan bahwa responden berusia

17 – 25 tahun belum sepenuhnya merasakan ketidakamanan dalam bekerja karena usia 17 – 25

tahun tergolong masa dewasa awal. Masa dewasa awal dimulai di akhir usia belasan tahun

hingga awal dua puluhan dan berakhir sampai usia tiga puluhan (Santrock, 2007). Pada masa

ini ditandai dengan kemandirian secara pribadi dan ekonomi serta perkembangan karir.

Hasil yang sama juga ditemukan ketika melakukan uji perbedaan ketidakamanan kerja

pada kelompok masa kerja yang menemukan nilai probabilitas lebih besar dari tingkat

signifikansi ( 0,279>0,05 ). Hal tersebut berarti bahwa tidak terdapat perbedaan antara

ketidakamanan kerja dengan kelompok masa kerja. Hasil dari penelitian ini berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Kinnumen, Mauno, Natti, & Happonen; Naswall & De Witte

(dalam Irene, 2008) yang menyebutkan bahwa ketidakamanan kerja memiliki hubungan yang

negatif dengan masa kerja. Seseorang dengan masa kerja lebih pendek maka ketidakamanan

kerja yang dirasakan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya. Pada tabel 13 dipaparkan

karakteristik responden berdasarkan masa kerja. Peneliti menemukan rentang masa kerja

Page 99: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

99

responden dari 1 – 6 tahun. Responden memiliki masa kerja paling banyak pada masa kerja 1

tahun dan masa kerja 2 tahun. Peneliti pun mengasumsikan bahwa responden dengan masa

kerja 1 tahun dan 2 tahun tergolong karyawan baru bekerja, sehingga karyawan alih daya

belum sepenuhnya merasakan ketidakamanan kerja.

Perbedaan ketidakamanan kerja dengan kelompok status perkawinan juga menemukan

nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi ( 0,439>0,05 ). Dapat diartikan bahwa

tidak terdapat perbedaan antara ketidakamanan kerja dengan kelompok status perkawinan.

Tidak adanya perbedaan dikarenakan baik karyawan yang sudah menikah dan belum menikah

sama-sama merasakan ketidakamanan kerja yang sama.

Uji beda antara ketidakamanan kerja dengan kelompok tingkat pendidikan menemukan

nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi ( 0,141>0,05 ). Maka hal ini diartikan

bahwa tidak terdapat perbedaan antara ketidakamanan kerja dengan kelompok tingkat

pendidikan. Hasil dari penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kinnumen, Mauno, Natti, & Happonen; Naswall & De Witte (dalam Irene, 2008)

menyebutkan bahwa ketidakamanan kerja memiliki hubungan yang negatif dengan tingkat

pendidikan. Semakin rendah tingkat pendidikan seseorang, maka ketidakamanan kerja yang

dirasakan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya.

Pembahasan selanjutnya yaitu mengenai perbedaan antara variabel etos kerja dengan

masing-masing karakteristik demografis responden penelitian. Peneliti pun melakukan uji

perbedaan antara etos kerja dengan kelompok jenis kelamin. Hasil dari uji perbedaan

menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi ( 0,332>0,05 ). Hal ini

diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan antara etos kerja dengan kelompok jenis kelamin.

Page 100: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

100

Sependapat dari penelitian yang dilakukan Widigdo (2010) yang menjelaskan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan bahwa wanita lebih baik bekerja daripada laki-laki, karena

pengelolaan pendapatan umumnya dijadikan satu.

Hasil yang sama juga didapat setelah peneliti melakukan uji perbedaan etos kerja pada

kelompok usia yaitu nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi ( 0,232>0,05 ).

Dengan nilai probabilitas lebih tinggi dari tingkat signifikansi, maka tidak terdapat perbedaan

antara etos kerja dengan kelompok usia. Tidak adanya perbedaan usia dengan etos kerja yang

dimunculkan karena etos kerja merupakan sikap yang muncul atas kehendak diri dan

karakteristik yang dipengaruhi oleh budaya (Saputra, 1996). Hidup seseorang adalah sebuah

eksistensi dan bekerja merupakan konsekuensi dari eksistensi tersebut (Sinamo, 2013). Dapat

dikatakan etos kerja merupakan perilaku yang diturunkan dari anak-anak hingga dewasa

sehingga konsep dari etos kerja berakar dalam diri setiap manusia.

Selanjutnya peneliti melakukan uji perbedaan etos kerja dengan kelompok masa kerja.

Peneliti juga menemukan kesamaan dengan uji perbedaan sebelumnya yaitu nilai probabilitas

lebih besar dari tingkat signifikansi ( 0,447>0,05 ). Hal tersebut berarti bahwa tidak terdapat

perbedaan antara etos kerja dengan kelompok masa kerja. Hasil dari uji perbedaan etos kerja

dengan kelompok masa kerja bertentangan dengan hasil yang didapatkan oleh Fatmawati

(2013), yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan etos kerja dengan masa kerja. Semakin

lama masa kerja, etos kerja yang dimunculkan semakin rendah. Perbedaan hasil antara yang

didapat peneliti dengan Fatmawati (2013) dikarenakan perbedaan responden penelitian.

Peneliti melakukan penelitian dengan responden karyawan alih daya yang memiliki masa

kerja tidak menentu dan tidak jelasnya jenjang karir, sedangkan Fatmawati (2013) melakukan

Page 101: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

101

penelitian dengan responden guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang memiliki jenjang

karir yang jelas. Dilihat dari status perkawinan, uji beda yang dilakukan dengan etos kerja

menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikan ( 0,279>0,05 ). Maka hal ini

diartikan bahwa tidak terdapat perbedaan antara etos kerja dengan kelompok status

perkawinan.

Uji perbedaan yang terakhir dilakukan antara etos kerja dengan kelompok tingkat

pendidikan. Hasilnya menunjukkan kesamaan dengan uji perbedaan sebelumnya yaitu nilai

probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi ( 0,114>0,05 ), maka hal ini diartikan bahwa

tidak terdapat perbedaan antara etos kerja dengan kelompok tingkat pendidikan. Hasil dari uji

perbedaan etos kerja dengan kelompok tingkat pendidikan bertentangan dengan hasil yang

didapatkan oleh Fatmawati (2013), yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan etos kerja

dengan kelompok tingkat pendidikan. Semakin rendah tingkat pendidikan, etos kerja yang

dimunculkan relatif rendah dan semakin tinggi tingkat pendidikan, etos kerja yang

dimunculkan relatif tinggi.

Page 102: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, peneliti melakukan analisis data yang telah

dijelaskan pada bab sebelumnya, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel ketidakamanan kerja dengan variabel etos kerja.

Nilai koefisien korelasi sebesar -0,282 menunjukkan bahwa antara variabel ketidakamanan

kerja dan variabel etos kerja terdapat hubungan yang tidak kuat karena jauh dari angka 1.

Tanda negatif pada koefisien korelasi menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

ketidakamanan kerja maka semakin rendah tingkat etos kerja, begitu pula sebaliknya.

Variabel ketidakamanan kerja berkontribusi sebesar 7,9% kepada variabel etos kerja.

Pengaruh variabel ketidakamanan kerja yang kecil terhadap variabel etos kerja dikarenakan

ketidakamanan kerja yang dirasakan responden rendah sedangkan responden menunjukkan

etos kerja yang cenderung tinggi. Variabel etos kerja memiliki nilai standard deviation sebesar

21,461 yang lebih besar daripada nilai Standard error of estimate yang menunjukkan angka

20,683. Oleh karena standard deviation lebih besar dari Standard error of estimate, maka

variabel ketidakamanan kerja lebih baik dikatakan sebagai prediktor etos kerja. Variabel

ketidakamanan kerja dapat memprediksi variabel etos kerja. Hal tersebut dilihat dari

probabilitas yang berada dibawah 0,05 ( 0,002 < 0,05 ), sehingga koefisien regresi signifikan.

B. Saran

1. Saran Praktis

Berdasarkan kesimpulan yang yang telah peneliti buat, maka dapat disampaikan saran-

saran kepada beberapa pihak, yaitu:

Page 103: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

103

a. Kepada Perusahaan Pengguna Tenaga Kerja Alih Daya

1) Perusahaan merekrut karyawan alih daya sesuai dengan keperluan perusahaan. Sebagai

contoh, jika perusahaan membutuhkan tenaga kerja untuk mengisi jabatan security atau

satpam, maka tenaga kerja alih daya yang direkrut harus memiliki latar belakang di

bidang satpam dan bukan merekrut dari latar belakang yang berbeda. Rasa tidak aman

dalam bekerja muncul ketika seorang karyawan merasa pekerjaan yang sedang

dilakukannya tidak sesuai dengan latar belakang dan skill yang dimiliki atau

ketidakjelasan peran ketika bekerja (Ashford, Lee, & Bobko, 1989). Karyawan yang

bekerja tidak sesuai dengan peran yang dimiliki akan cenderung berusaha untuk fokus

dengan peran barunya dan memungkinkan menurunnya etos kerja karyawan alih daya.

2) Perusahaan hendaknya merekrut karyawan baik itu karyawan tetap atau karyawan

kontrak sesuai dengan kebutuhan perusahaan, hal tersebut dilakukan guna mengurangi

dampak dari kelebihan karyawan yang bekerja. Ketika karyawan yang bekerja melebihi

dari kebutuhan perusahaan, maka perusahaan dapat membuat kebijakan dengan

melakukan pengurangan jumlah karyawan atau downsizing. Adanya pengurangan

jumlah karyawan dapat menimbulkan rasa tidak aman dalam bekerja karena karyawan

akan berpikir tentang masa depan kerjanya (Ashford, Lee, & Bobko, 1989).

b. Kepada Perusahaan Penyedia Tenaga Kerja Alih Daya

1) Dalam menyalurkan tenaga kerja alih daya ke perusahaan yang membutuhkan tenaga

kerja, diharapkan perusahaan menyalurkan tenaga kerja sesuai antara kemampuan dan

kompetensi yang dimiliki karyawan dengan kebutuhan dari perusahaan agar tidak salah

dalam menempatkan dan memperkerjakan karyawan. Menurut Ashford, Lee, & Bobko

Page 104: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

104

(1989) rasa tidak aman dalam bekerja muncul ketika seorang karyawan merasa

pekerjaan yang sedang dilakukannya tidak sesuai dengan latar belakang dan skill yang

dimiliki atau ketidakjelasan peran ketika bekerja. Ketika karyawan alih daya memiliki

kemampuan dalam bidang cleaning service dan perusahaan alih daya menyalurkan

karyawan tersebut kepada user yang menginginkan jasa security, maka yang terjadi

adalah karyawan yang bekerja tidak sesuai dengan peran yang dimiliki dan beresiko

mengalami ketidakamanan kerja.

2) Mengingat dalam hasil penelitian ini ketidakamanan kerja memiliki kontribusi yang

rendah, maka kiranya dapat melihat faktor lain yang berpengaruh pada etos kerja.

Adapun salah satu contoh faktor yang kiranya dapat dijadikan contoh adalah faktor

kepuasan gaji. Menurut Indartono, Widodo,. E., P., R. Budi, P. (2014) terdapat

hubungan yang signifikan dan positif antara kepuasan terhadap gaji dengan etos kerja

dengan kepuasan terhadap gaji berkontribusi sebesar 30,3% terhadap etos kerja. Dengan

demikian perusahaan hendaknya tidaklah telat dalam menggaji karyawan alih daya dan

sesuai dengan hak yang seharusnya didapat. Apabila hal tersebut dilakukan, maka

diharapkan etos kerja karyawan alih daya akan meningkat.Sebagai contoh karyawan A

mendapatkan gaji Rp. 1,800,000.00 yang didapat setiap tanggal 3 perbulan. Perusahaan

tidak boleh mengurangi atau melebihkan nominal gaji dan pemberian gaji tidak boleh

telat dalam sebulan. Hal tersebut akan menimbulkan kepuasan gaji yang dirasakan

karyawan alih daya.

c. Kepada Karyawan Alih Daya

Page 105: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

105

1) Karyawan alih daya hendaknya memiliki locus of control yang baik. Locus of control

dapat diartikan kemampuan dalam diri seseorang dalam mencapai keberhasilan atau

kepercayaan seseorang bahwa dirinya dapat menyelesaikan sesuatu. Hal ini yang perlu

ditingkatkan oleh karyawan alih daya mengingat Ashford, Lee, & Bobko (1989) dalam

penelitiannya menyebutkan bahwa locus of control berhubungan secara negatif dengan

ketidakamanan kerja sebesar –0,17. Diharapkan karyawan alih daya dapat meningkatkan

locus of control agar dapat mereduksi ketidakamanan kerja yang dirasakan. Menurut

Ayudiati, S., E. (2010) locus of control berpengaruh secara positif dengan kinerja

karyawan. Hal ini menjelaskan bahwa locus of control yang baik berdampak pada

kinerja yang baik. Kinerja karyawan erat kaitannya dengan etos kerja. Dengan demikian

karyawan alih daya sangat penting meningkatkan locus of control.

d. Kepada Pemerintah

1) Pemerintah hendaknya mengawasi penggunaan tenaga kerja alih daya secara lebih ketat,

secara berkesinambungan dan sesuai dengan undang-undang yang berlaku, mengingat

masih banyaknya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan dalam penggunaan tenaga

kerja alih daya oleh perusahaan-perusahaan pengguna tenaga kerja alih daya, seperti

penempatan karyawan tidak sesuai dengan skill yang dimiliki karyawan sehingga dapat

menyebabkan role ambiguity yang memicu kemunculan ketidakamanan kerja (Ashford,

Lee, & Bobko, 1989). Pemerintah khususnya pemerintah daerah melalui dinas sosial dan

tenaga kerja hendaknya membuat semacam layanan pengaduan. Hal tersebut dilakukan

ketika terjadi pelanggaran, karyawan alih daya yang bersangkutan dapat melaporkan

kepada pihak dinas sosial dan tenaga kerja agar pihak dinas sosial dan tenaga kerja dapat

Page 106: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

106

memberikan teguran atau sanksi kepada perusahaan alih daya yang terbukti melakukan

pelanggaran.

2. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Memperluas bidang kerja dari karyawan alih daya untuk dijadikan sampel penelitian

mengingat sampel dalam penelitian ini hanya karyawan alih daya yang bekerja di bidang

perhotelan. Pada penelitin ini, variabel ketidakamanan kerja berpengaruh kecil terhadap

variabel etos kerja. Hal ini terjadi mungkin karena subjek penelitian hanya terbatas pada

karyawan alih daya di bidang perhotelan. Hendaknya dalam penelitian selanjutnya

memperluas bidang kerja untuk dijadikan subjek penelitian. Menurut Yasar (2012) bidang

kerja alih daya meliputi usaha pelayanan kebersihan (cleaning service), usaha penyedia

makanan (catering), usaha tenaga pengamanan (security atau satpam), usaha angkutan

karyawan, usaha jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan, usaha penunjang

disektor perbankan (call center, receptionist, data entry, IT, penjualan), usaha jasa

penunjang di sektor telekomunikasi (IT, data entry, call center, penjualan), usaha dalam

bidang rekasaya (engineering) seperti (product development, technology development),

usaha bidang SDM (human resources) seperti (linier programming, job design, strategic

staffing), usaha bidang keuangan (portofolio management, capital budgeting, relevant

cost), usaha dalam bidang komunikasi (public relation) seperti (majalah internal, web

maintenance), dan usaha dalam bidang CSR. Dengan demikian diharapkan beragamnya

bidang kerja yang dijadikan subjek penelitian dapat memberikan pengaruh yang besar

antara ketidakamanan kerja dan etos kerja.

Page 107: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

107

b. Mempertimbangkan subjek yang akan dijadikan penelitian. Mengingat pada proses try out

dan pengambilan data, peneliti mengalami kesulitan dalam mendapatkan subjek dan

pengumpulan data try out dan data penelitian. Hal ini dikarenakan banyak perusahaan alih

daya yang tidak aktif, tidak terdaftar di dinas sosial dan tenaga kerja daerah, tidak adanya

karyawan, dan sulitnya menghubungi perusahaan alih daya terkait dengan pengambilan

data.

c. Meneliti variabel lain yang dapat mempengaruhi etos kerja karyawan dengan tujuan untuk

memperkaya literatur mengenai etos kerja karyawan, mengingat kontribusi variabel

ketidakamanan kerja etos kerja karyawan hanya sebatas 7,9% sementara sisanya

ditentukan oleh faktor lain.

d. Dalam menjabarkan indikator penelitian yang digunakan, hendaknya diperinci agar dapat

merumuskan item dengan tepat mengingat dalam proses try out banyak item yang gugur

pada variabel ketidakamanan kerja dan etos kerja, sekaligus juga mempertimbangkan

jumlah item agar tidak terlalu banyak.

Page 108: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

108

DAFTAR PUSTAKA

Aliya, A. (2013). 700 Karyawan Kontrak dan Outsourcing PTDI Diangkat Jadi Tetap. Diakses pada tanggal 10 Mei 2014 di http://finance.detik.com/read/2013/11/18/110838/2415576/1036/700-karyawan-kontrak-dan-outsourcing-ptdi-diangkat-jadi-tetap

Armstrong, M. (2009). Armstrong’s Handbook of Human Resource Management Practice. United Kingdom: British Library Cataloguing-in-Publication Data

Ashford, S., J., Lee, C., Bobko P. (1989). Content, Causes, and Consequence of Job Insecurity: A Theory-Based Measure and Substantive Test. Academy of Management Review, vol. 32, No. 4, 803-829.

Azwar, S. (2013). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

_______. (2010). Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ayudiati, S., E. (2010). Analisis Pengaruh Locus of Control Terhadap Kinerja Dengan Etika Kerja Islam Sebagai Variabel Moderating (studi pada karyawan tetap Bank Jateng Semarang). Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang

Burchell, B., Ladipo, D., Wilkinson, F. (2002). Job Insecurity And Work Intensification. New York: Routledge

Cetin. C., Turan, N. (2013). The Relationship Between Qualitative Job Insecurity and Burnout. European Journal of Research on Education, Special Issue: Human Resource Management, 21-28.

Djajendra. (2011). Perbedaan Antara Etos Kerja Dengan Etika Kerja. Diakses pada tanggal 21 Maret 2014 di http://djajendra-motivator.com/?p=2714

________. (2013). Bosan Menjadi Karyawan Outsourcing. Diakses pada tanggal 21 Maret 2014 di http://djajendra-motivator.com/?p=7851

________. (2013). Etos Kerja Yang Kuat Akan Membahagiakan Lingkungan Kerja. Diakses pada tanggal 21 Maret 2014 di http://djajendra-motivator.com/?p=7824

Dwi. (2013). 316 Karyawan Outsourcing PT KAI Dipecat. Diakses pada tanggal 10 Mei 2014 di http://poskotanews.com/2013/07/10/316-karyawan-outsourcing-pt-kai-dipecat/

Fatmawati, V. (2013). Etos Kerja Guru Pendidikan Anak Usia Dini Di Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Dan Masa Kerja. Jurnal Publikasi (tidak diterbitkan). Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Ghozali, I . (2012). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 20. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Page 109: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

109

Gomez, L., R., Balkin, D., B., Cardy, R., L. (2010). Managing Human Resources. New Jersey: Pearson Education

Greenhalgh, L., Rosenblatt, Z. (1984). Job Insecurity: Toward Conceptual Clarity.Academy of Management Review, vol. 9, No. 3, 438-448.

Hadi, S. (2002). Statistik. Yogyakarta: Andi Offset

Hartono. (2013). Dilema Karyawan Outsourcing dan Kontrak: diakses pada tanggal 21 maret 2014 di http://www.pajak.go.id/content/article/dilema-karyawan-outsourcing-dan-kontrak

Herawati, R. (2010). Kontrak dan Outsourcing Harus Diwaspadai. Bandung: Yayasan AKATIGA dan FES.

Indartono, Widodo,. E., P., R. Budi, P. (2014). Hubungan Klepuasan Terhadap Gaji Dengan Etos Kerja Karyawan KPRI di Kota Semarang. Vol 3, No 4: Empati Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Iqbal, S. (2012). Indonesia Decent Work Country Profile. Jakarta-Indonesia. Diakses pada tanggal 10 Mei 2014 di http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/presentation/wcms_181573.pdf

Irene, J. (2008). “Hubungan antara Occupational Self-Efficcacy dan Job Insecurity pada Tenaga Kerja Outsourcing”. Diambil pada 20 Mei 2015 dari www.digilib.ui.ac.id/file?file=digital/125951-658...%20Literatur.pdf.

Kerlinger, F., N. (2006). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS.

Leung. (2009). Job Security and Productivity: Evidence From Academics. Department of Economics, University of California, Berkeley.

Lubis, A. (2010). Outsourcing Kuasai Pekerja Indonesia. Diakses pada tanggal 1 April 2014 di http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=164092:outsourcing-kuasai-pekerja-indonesia&catid=18&Itemid=95

Lubis, S., H. (2008). Aspek-aspek Etos Kerja dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN). Diakses pada tanggal 26 Maret 2014 di http://www.stan.ac.id/kategori/index/9/page/aspek-aspek-etos-kerja-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhinya

Nopiando, B. (2012). Hubungan Antara Job Insecurity Dengan Kesejahteraan Psikologis Pada Karyawan Outsourcing. Journal of Social and Industrial Psychology, 1-6.

Nusapala. (2010). Memaksimalkan Outsourcing di Indonesia. Jakarta-Indonesia. Diakses pada tanggal20 maret 2014 di

Page 110: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

110

http://www.nusapalagroup.com/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=84:memaksimalkan-outsourcing-di-indonesia&catid=53:artikel-a-berita&Itemid=125

Praditya, I,. I. (2013). PLN Angkat 16 Ribu Pegawai Outsourcing Jadi Karyawan Tetap. Diakses pada 10 Mei 2014 di http://bisnis.liputan6.com/read/759187/pln-angkat-16-ribu-pegawai-outsourcing-jadi-karyawan-tetap

Puspa. (2009). Mengenali Dunia Kerja. Jawa Timur-Indonesia. Diakses pada tanggal 20 maret 2014 di http://www.infokerja-jatim.com/index.php/detail/artikel/14

Santrock, J., W. (2007). Remaja. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sari, N., V. (2013). Kisah Pegawai Outsourcing BUMN, 8 Tahun Digaji Dibawah UMP. Diakses pada tanggal 10 Mei 2014 di http://www.merdeka.com/uang/kisah-pegawai-outsourcing-bumn-8-tahun-digaji-di-bawah-ump.html

Saputra, S., D., Harsono, T., D., Nuh, M., I., Setiahati, D., Zakbah. (1996). Persepsi Tentang Etos Kerja: Kaitannya Dengan Nilai Budaya Masyarakat Riau (Kasus Kelurahan Pesisir Kotamadya Pekanbaru). Riau: Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Riau.

Setiawan , R., Hadianto, B. (2008). Job Insecurity Dalam Organisasi. Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Vol. 7, No 2.

Sidabutar, M. (2009). Perbedaan Karyawan Tetap Dengan Karyawan Kontrak. Soroako-Indonesia. Diakses pada tanggal 20 maret 2014 di http://talent-effectiveness-institute.com/2009/07/21/perbedaan-karyawan-tetap-dengan-karyawan-kontrak/

Sinamo, J. (2013). 8 Etos Kerja Profesional. Jakarta: Institut Darma Mahardika.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Sukiyah. (2010). Etos Kerja Karyawan Wanita Bagian Revisi Pada Industri Kayu PT Waroeng Batok Industri Majenang Cilacap Jawa Tengah. Skripsi (tidak diterbitkan) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta.

Sulistyawati, R., Nurtjahjanti, H., Prihatsanti, U. (2012). The Relationship Between Work Efficacy With Job Insecurity on Production Employees PT “X” Semarang. Vol 1, No 1, halaman 139-153.

Sunarsa, I., W., Made, Y., I., Ketut, A., S., I., G. (2013). Kontribusi Etos Kerja, Pengalaman Kerja, dan Intensitas Keterlibatan Guru pada Kegiatan MGMP Terhadap Kinerja Guru Matematika SMA Negeri Kabupaten Tabanan. Vol 4, no.1. Universitas Pendidikan Ganesha-Singaraja.

Suppayah, M. (2010). Effects of Job Insecurity on Job Satisfaction, Organizational Commitment and Turnover Intention. Universiti Sains Malaysia.

Page 111: HUBUNGAN ANTARA KETIDAKAMANAN KERJA DAN ETOS KERJA … · 2 lembar pengesahan skripsi hubungan antara ketidakamanan kerja dan etos kerja pada karyawan alih daya di bali oleh i gede

111

Suryabrata, S. (2000). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sverke, M., Hellgren, J., Naswall, K. (2006). Job Insecurity A Literature Review. Stockholm, Sweden: SALTSA

Umbara, C. (2013). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah RI Tahun 2012 Tentang Ketenagakerjaan. Bandung: Citra Umbara.

Widigdo, I. (2010). Etos Kerja Wanita Pengrajin Batik Tulis. Vol 1, no. 2. Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Wiguna, D., S. (2013). PLN Bali PHK 373 Karyawan ‘Outsourcing’. Diakses pada tanggal 10 Mei 2014 di http://m.antarabali.com/40843/pln-bali-phk-373-karyawan-outsourcing

Witte, H., D., Cuyper, N., D., Elst, T., V., Vanbelle, E., Niesen, W. (2012). Job insecurity: Review of Literature and a Summary of Recent Studies From Belgium. Romanian Journal of Applied Psychology. Vol 14, No 1, 11-17

Yasar, I. (2010). Menjadi Karyawan Outsourcing. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

______. (2012). Outsourcing Tidak Akan Pernah Bisa Dihapus. Jakarta: Pelita Fikir Indonesia.