Page 1
i
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL
SPIRITUAL DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN
SISWA KELAS XI MAN I MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2014/2015.
SKRIPSI
Disusun Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh :
ISNAINI NAFIATUN
NIM : 111 09 057
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
Page 6
vi
MOTTO
HIDUP ITU INDAH KETIKA KITA SELALU MENJAGA HATI DEKAT
DENGAN ALLAH SANG MAHA SEGALANYA
BERCERMINLAH SEBELUM KITA MENCERMINKAN ORANG LAIN
Page 7
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak (Saefudin) dan ibu (siti khatijah) atas semua yang telah diberikan selama
ini, juga untuk setiap do’a yang diberikan dengan tulus, semoga Allah meridhai.
2. Kakakku (Fitriyatun Uswah) dan adikku (Ahmad Alfan Nurhuda), yang selalu
member inspirasi.
3. Orang yang aku cintai dan mencintaiku yang selalu memberi motivasi.
Salatiga, 13 Maret 2015
Penulis
Page 8
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmatNya kepada hamba-
hambaNya. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw
beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang teguh berpegang kepada risalahNya.
Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Islam. Dengan terselesaikannya skripsi ini, dengan rasa kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Ibu Siti Ruhayati, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
3. Bapak Drs. H. Ahmad Sulthoni, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang
senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
4. Ibu Maslikhah, S.Ag, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
memberikan bimbingan dan motivasi.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan perpustakaan dan bagian administrasi yang
telah banyak membimbing dan membantu dalam penyelesaian skripsi.
6. Drs. H. M. Mansur Asnawi, M.Si, selaku kepala MAN 1 Magelang yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7. Bapak ibu guru, karyawan serta siswa sisi MAN 1 Magelang yang telah
membantu terselesaikannya skripsi ini.
Page 9
ix
8. Seluruh keluargaku di rumah yang telah membantu baik materiil maupun
spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan
lancar.
9. Rekan-rekan PAI B angkatan tahun 2009 serta seluruh mahasiswa STAIN
Salatiga angkatan tahun 2009.
10. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
Semoga kebaikan mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT dan
mendapat balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca serta dunia pendidikan.
Salatiga, Maret 2015
Penulis
Page 10
x
ABSTRAK
Nafiatun, Isnaini. 2015. Hubungan Kecerdasan Emosional Spiritual Dengan Perilaku
Keberagamaan Siswa kelas XI MAN 1 Magelang Tahun Pelajaran
2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama
Islam. Intitut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Ahmad
Sulthoni, M.Pd.
Kata kunci: Kecerdasan Emosional Spiritual dan Perilaku Keberagamaan
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui hubungan kecerdasan
emosional spiritual dengan perilaku keberagamaan siswa kelas XI MAN 1 Magelang
Tahun Pelajaran 2014/2015. Rumusan masalah yang ingin dicari jawabannya adalah
(1) bagaimana variasi kecerdasan Emosional Spiritual siswa kelas XI MAN 1
Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015 ? (2) Bagaimana variasi Perilaku
Keberagamaan siswa kelas XI MAN 1 Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015? (3)
Adakah hubungan antara kecerdasan emosional spiritual dengan perilaku
keberagamaan siswa kelas XI MAN 1 Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015? Untuk
menjawab pertanyaan itu, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
metode angket.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional spiritual siswa
kelas XI MAN 1 Magelang Tahun 2014/2015 yang berada pada kategori tinggi
sebanyak 34 responden atau sebesar 34%, yang berada pada kategori sedang
sebanyak 59 responden atau 59%, dan yang berada pada kategori rendah sebanyak 7
responden atau sebesar 7%. Perilaku keberagamaan siswa kelas XI MAN 1 Magelang
Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berada pada kategori tinggi sebanyak 40 responden
atau sebesar 40%, yang berada pada kategori sedang sebanyak 55 responden atau
55%, yang berada pada kategori rendah sebanyak 5 responden atau sebesar 5%. Dari
hasil tersebut menunjukkan bahwa Kecerdasan Emosional Spiritual dan Perilaku
Keberagamaan siswa kelas XI MAN 1 Magelang Tahun 2014/2015 berada pada
kategori sedang.
Setelah dihitung dengan rumus product moment, hasilnya r hitung = 0,199.
Kemudian dikonsultasikan denagan r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N
sebesar 100 = 0,195. Jadi 0,199>0,195. Apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka
hasilnya signifikan. Artinya. ada hubungan positif antara kecerdasan emosional
spiritual dengan perilaku keberagamaan siswa kelas XI MAN 1 Magelang Tahun
Pelajaran 2014/2015.
Page 11
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
GAMBAR LOGO IAIN SALATIGA ..................................................................... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ...................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................... v
MOTTO .................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix
ABSTRAK .............................................................................................................. x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
D. Hipotesa Penelitian ..................................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9
F. Definisi Operasional ................................................................................... 10
G. Metode Penelitian ....................................................................................... 13
H. Sistematika Penulisan.................................................................................. 18
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kecedasan Emosional Spiritual................................................................... 20
B. Perilaku Keberagamaan .............................................................................. 46
C. Hubungan Kecerdasan Emosional Spiritual Dengan Perilaku
Keberagamaan ............................................................................................. 53
Page 12
xii
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MAN 1 Magelang ......................................................... 56
B. Penyajian Data .. ......................................................................................... 67
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Pertama.......................................................................................... 76
B. Analisis Kedua ............................................................................................ 89
C. Analisis Ketiga ............................................................................................ 101
D. Interpretasi Data .......................................................................................... 105
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 106
B. Saran ............................................................................................................ 107
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 109
LAMPIRAN- LAMPIRAN
Page 13
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Daftar Nama Responden....………………………………….......... 67
Tabel 3.2 : Distribusi Jawaban Angket Kecerdasan Emosional Spiritual…….. 70
Tabel 3.3 : Distribusi Jawaban Angket perilaku Keberagamaan ..................... 73
Tabel 4.1 : Nilai Angket Kecerdasan Emosional Spiritual ……………........... 76
Tabel 4.2 : Nominasi Kecerdasan Emosional Spiritual……………….............. 80
Tabel 4.3 : Persentase Tingkat Kecerdasan Emosional …………………......... 83
Tabel 4.4 : Persentase Jawaban Per Item Angket Kecerdasan Emosional
Spiritual............................................................................................ 84
Tabel 4.5 : Nilai Angket Perilaku Keberagamaan……............................…….. 90
Tabel 4.6 : Nominasi Perilaku Keberagamaan…..…………………………..... 93
Tabel 4.7 : Persentase Perilaku Keberagamaan………………..…………........ 96
Tabel 4.8 : Persentase Jawaban Per Item Anket Perilaku Keberagamaan……. 97
Tabel 4.9 : Tabel Kerja Koefisien Korelasi Kecerdasan Emosional Spiritual (X)
dengan Perilaku Keberagaman (Y) …………...........…................ 101
Page 14
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Intrumen Penelitian....................................................................................... 111
2. Daftar Riwayat Hidup................................................................................... 117
3. Daftar SKK................................................................................................... 118
4. Surat Tugas Pembimbing.............................................................................. 124
5. Lembar Konsultasi ....................................................................................... 125
6. Surat Ijin Penelitian...................................................................................... 126
7. Struktur Organisasi MAN 1 Magelang......................................................... 127
8. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment............................................................. 128
9. Surat Keterangan Penelitian......................................................................... 129
Page 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tidak bisa dipungkiri manusia sebagai makhluk sosial yang hidup di
muka bumi ini mempunyai dua kebutuhan yang harus dipenuhi, yaitu
kebutuhan jasmani dan rohani. Secara sadar atau tidak sadar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya itu tidak seimbang. Terlebih lagi dizaman yang
semakin modern ini agama sudah dilupakan fungsinya. Agama dalam
masyarakat modern tidak lagi berfugsi sebagai sumber terpenting akan
kesadaran makna kehidupan (sense of meaning), dan sumber legitimasi
kehidupan masyarakat. Agama dizaman modern ini hanya menjadi sandaran
kehidupan kerohanian (spiritual) yang cakupannya begitu sempit, dan hanya
menyentuh kehidupan personal manusia.(Arifin, 1996: 8)
Selain itu di zaman modern ini manusia dalam berfikir cenderung
hanya menggunakan akal saja tanpa diikuti oleh hati. Hal tersebut
menyebabkan ketimpangan dalam kehidupan manusia, sehingga dapat
mengganggu fitrah manusia dan berakibat fatal dalam menjalankan fungsinya
sebagai khalifah di bumi. Serta akan berdampak buruk bagi perjalanan
kehidupan seluruh makhluk.
Page 16
2
Firman Allah dalam surat Ar Ruum ayat 41:
اذ اىب ط ىز ق ذاىفغب د ف اىجش اىجحش ثب مغج ظش
( اثعض اىز عيا ىعي ش جع )
Artinya: telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar) (Q.S Ar Ruum : 41.) (Departemen Agama, 1989: 647)
Tuhan mengaruniakan potensi pada manusia sebagai bekal untuk hidup
di dunia . Salah satu potensi yang dimilikinya adalah kecerdasan. Dengan
kecerdasan tersebut, manusia mampu menciptakan peradaban, perilaku baik
dan buruk. Semua itu tergantung dari individu dan pendidikan lingkungan
sekitar.
Secara garis besar, setidaknya dikenal dengan tiga macam kecerdasan.
Pertama Kecerdasan Intelektual, atau Intelegence Quotient (IQ). Kedua
Kecerdasan Emosional atau Emotional Quotient (EQ). Keatiga Kecerdasan
Spiritual atau Spiritual Quotient (SQ).
Emosi adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk
mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur-angsur (Mustofa,
2007 : 22). Emosi yang Allah berikan kepada manusia memiliki berbagai
manfaat bagi kelangsungan hidup. Kegunaan emosi dapat dirasakan jika
masih dalam batas-batas kewajaran. Di luar itu, dampaknya akan mengganggu
Page 17
3
kehidupan manusia sendiri. Tanpa emosi, hidup menjadi hampa tidak berarti
karena manusia tidak akan bisa merasakan lapangnya kebahagiaan dan
sempitnya kesedihan (Mustofa, 2007: 15).
Kecerdasan Emosi merupakan kemampuan mengendalikan setiap
kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, dan nafsu ataupun keadaan mental
yang hebat, Kecerdasan Emosi erat kaitannya dengan perilaku pengendalian
dan pengenalan diri, serta kemampuan menjalin hubungan sosial. Secara
umum, kecerdasan ini menyangkut Kecerdasan Intrapersonal dan
Interpersonal.
Dilihat dari hubungan interpersonal Goleman menyebutkan
Kecerdasan Emosi meliputi kemampuan dalam membina hubungan sosial,
dan berperilaku empati pada sesama. Islampun juga menghendaki umatnya
agar berhubungan baik dengan sesama. Apabila hubungan baik tercipta maka
muncullah perilaku saling mengerti, menyayangi, dan suka menolong. Intinya
orang yang cerdas secara emosi sangat termotivasi untuk mendukung
bertaburannya etika moral yang baik dalam kehidupan (Mustofa, 2007:51).
Untuk dapat mengendalikan kecerdasan interpersonal dengan baik seseorang
harus mengendalikan kecerdasan intrapersonalnya terlebih dahulu, yaitu
sebelum memahami emosi orang lain pahamilah emosi diri sendiri agar
perasaan yang terungkap bias pas. Akan tetapi, mengandalkan kecerdasan
emosional saja tidak cukup. Apabila hanya mengandalkan kecerdasan emosi,
jiwa manusia akan merasakan kekeringan dan ketidaktentraman. Realitas
Page 18
4
kehidupan membuktikan bahwa manusia selalu mendapatkan permasalahan
yang terkadang membuat dirinya frustasi.
Peristiwa yang datang tidak terduga menjadikan hidup terasa penuh
tekanan. Kecerdasan Emosi tidak dapat memberi solusi bagi permasalahan
yang muncul dalam kehidupan. Maka dibutuhkan Kecerdasan Spiritual untuk
menjawab segala persoalan tersebut. Dengan Kecerdasan Spiritual manusia
dapat membaca dan memahami secara intuitif mengapa Allah ta’ala memberi
kehidupan dan persoalan kepada manusia (Nasution, 2009: 6).
Kecerdasan Spiritual merupakan kecerdasan memberi makna hidup,
pengetahuan akan kesadaran diri, tujuan hidup, dan nilai-nilai tertinggi.
Kecerdasan ini berupa kemampuan mengelola suara hati sehingga
terekspresikan secara tepat, dan efektif yang memungkinkan kita bekerja sama
dengan lancar menuju sasaran yang lebih luas dan bermakna (Nasution,
2009:4).
Sebagai umat islam, sudah selayaknya memiliki kedua kecerdasan
tersebut, yakni kecerdasan emosional dan spiritual. Islam memandang
kecerdasan bukan hanya dilihat secara intelektual saja. Namun juga secara
emosional dan spiritual. Nabi pernah menyinggung hal tersebut dalam
haditsnya :
حذثبشب ث عجذاىييل اىحص. ثب ثقخ ث اىىذ. حذث ث ا
ش ع ضشح ث حجت, ع اث عي شذاد اط, قبه سعه
Page 19
5
صلى الله عليه وسلم : اىنظ دا فغ, عو ىب ثعذ اىد. اىعبجض ارجع الله
فغ اب, ث ر عي الله )سا اث بج(
Artinya: Berkata kepada kami Hisyam bin Abdul Malik Al Khimsi,
Baqiyyah bin Al Walid, berkata kepadaku Ibnu Abi Maryam dari Dhamrah
bin Habib, dari Abi Ya’la Syaddadi bin Ausi bersabda Rasullulah SAW:
orang yang cerdas adalah orang yang bisa menundukkan nafsunya dan
beramal bagi kehidupan sesudah mati sedangkan orang yang lemah pikiran
adalah orang yang mengikuti kehendak nafsunya dan berangan pada
pemberian Allah SWT (Fuad Abdul Al Baqi, 1995: 1423).
Menurut Jalaludin (2000: 197) keberagamaan adalah suatu keadaan
yang ada pada diri seseorang yang mendorong untuk bertingkah laku
sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama.
Perilaku keberagamaan merujuk kepada aspek rohani individu yang
berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang merefleksikan ke dalam
peribadatan kepada-Nya baik yang bersifat hablumminallah maupun
hablumminannas (Utomo, 2012: 34).
Bila diamati kondisi riil siswa, ada ketidak seimbangan antara EQ dan
SQ pada mereka. Terlihat dari munculnya perilaku keberagamaan yang tidak
utuh. Ada siswa yang menonjol perilaku sosialnya, mampu berhubungan baik
dengan sesama, tetapi spiritualnya masih kurang. Kemampuan memaknai
peristiwa dalam kehidupan masih minim. Disisi lain ada siswa yang rajin
melakukan ritual agama, namun tidak termanifestasikan dalam perilaku
sosialnya. Pada dasarnya orang yang mngerjakan shalat akan terhindar dari
kemungkaran. Namun masih banyak orang yang setiap harinya mengerjakan
Page 20
6
shalat menghina saudaranya dan menjatuhkan nama baik temannya. Itulah
ibadah ritual yang tidak termanifestasikan dalam perilaku sosial yang baik.
Antara kecerdasan emosi dan spiritual harus bersinergi.
Ketidakseimbangan EQ dan SQ akan memunculkan dikotomisasi, sehingga
muncul istilah manusia sosial, individual, dan agamis. Padahal Islam sendiri
menyuruh umatnya benar keyakinannya, ritualnya, perilaku sosialnya, dan
berbuat baik terhadap diri sendiri. Kemampuan mengendalikan diri, mengenal
diri sendiri, memotivasi diri, adalah wujud dari perilaku ihsan terhadap diri
sendiri. Kemampuan membina hubungan sosial, berperilaku empati, adalah
wujud dari hablumminannas, yang semua itu adalah bentuk pengabdian
kepada sang Pencipta. Oleh karena itu, Kecerdasan Emosional Spiritual
adalah akhlak dalam Islam (Ginanjar, 2001: 276). Akhlak yang baik adalah
buah dari ibadah yang baik atau ibadah yang baik dan diterima Allah tentu
akan melahirkan akhlak yang baik dan terpuji (Ilyas, 2007: 11).
Islam menghendaki umatnya menjadi muslim yang kaffah. Artinya
setiap muslim setidaknya benar aqidahnya, rajin beramal, dan berakhlak yang
baik. Ini tidak lain umat Islam diharuskan menjadi hamba yang sholeh, dan
seimbang antara urusan dunia dan akhirat. Tujuannya agar umat Islam
mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
Dari uraian dan pemikiran diatas, penulis terdorong untuk meneliti
seberapa jauh konsep dimuka dengan melakukan penelitian di MAN
Magelang, dengan mengambil judul “Hubungan Kecerdasan Emosional
Page 21
7
Spiritual dengan Perilaku Keberagamaan Siswa Kelas XI di MAN 1
Magelang Tahun Pelajaran 2014/ 2015”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan pejelasan yang penulis sajikan, penulis
kemukakan bahwa pokok masalah dalam penelitian ini, penulis rumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana variasi kecerdasan emosional spiritual siswa kelas XI MAN 1
Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015?
2. Bagaimana variasi perilaku keberagamaan siswa kelas XI MAN 1
Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015?
3. Adakah hubungan antara kecerdasan emosional spiritual dengan perilaku
keberagamaan siswa kelas XI MAN 1 Magelang Tahun Pelajaran
2014/2015?
C. Tujuan Penelitian
Agar dapat memberikan gambaran yang nyata serta arahan yang jelas
dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis perlu merumuskan tujuan yang ingin
dicapai, yaitu:
1. Untuk mengetahui variasi kecerdasan emosional spiritual siswa kelas XI
MAN 1 Magelang Tahun Pelajaran2014/ 2015.
2. Untuk mengetahui variasi perilaku keberagamaan siswa kelas XI MAN 1
Magelang Tahun Pelajaran 2014/ 2015.
Page 22
8
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kecerdasan emosional
spiritual dengan perilaku keberagamaan siswa kelas XI MAN 1` Magelang
Tahun Pelajaran 2014/ 2015.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
belum jawaban yang empirik dengan data. (Sugiyono, 2010 : 96).
Dari arti katanya, hipotesis memang berasal dari 2 penggalan
kata,”hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya ”kebenaran”.
Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan
Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
(Arikunto, 2005 : 110)
Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa hipotesis
adalah dugaan sementara terhadap suatu permasalahan, yang belum tentu
kebenarannya, hipotesis ini akan diterima apabila benar dan ditolak apabila
salah.
Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesisnya sebagai
berikut:
Page 23
9
“Adanya korelasi positif yang signifikan antara variabel satu yaitu :
kecerdasan emosional spiritual dengan variabel dua yaitu perilaku
keberagamaan pada siswa kelas XI MAN 1 Magelang Tahun Pelajaran 2014/
2015.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara teoritis maupun praktis, yaitu :
1. Secara teoritis, sebagai tambahan khasanah keilmuan dunia pendidikan
islam dan dapat memperluas pengetahuan baik bagi penulis maupun
pembaca.
2. Secara praktis, enelitian ini berguna untuk memperbaiki kualitas
pendidikan di MAN 1 Magelang.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda
dengan yang penulis maksud dalam penggunaan kata pada judul ini, perlu
penjelasan pada istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel
penelitian.
1. Kecerdasan emosional spiritual
Page 24
10
Kecerdasan emosional spiritual adalah bagaimana mengatur tiga
komponen: iman, islam, ihsan dalam keselarasan dan kesatuan tauhid
(Ginanjar, 2003: 14). Kecerdasan emosional spiritual adalah gabungan
dari dua kecerdasan yaitu kecerdasan emosi dan spiritual yang didasarkan
oleh ihsan, rukun iman dan rukun Islam. Dalam bukunya Ary Ginanjar
yang berjudul “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual ” kecerdasan ini didasarkan dengan satu hati, 6 prinsip, dan 5
langkah. Kecerdasan emosional spiritual menurut Ary Ginanjar tersebut
adalah suatu perangkat kerja dalam hal pengembangan karakter dan
kepribadian berdasarkan nilai-nilai rukun iman dan rukun islam yang pada
akhirnya akan menghasilkan manusia unggul disektor emosi dan spiritual
yang mampu mengeksplorasi dan menginternalisasi kekayaan ruhiyah dan
jasadiyah dalam hidupnya.
Berikut ini penulis mengambil indikator kecerdasan emosional dan
spiritual yang bersumber dari pendapat Ginanjar (2001: 276).
Indikator kecerdasan emosional spiritual tersebut adalah:
a. Selalu konsisten dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran
islam.
b. Berlaku rendah hati dihadapan orang lain.
c. Bertawakal kepada Allah Swt dalam menyelesaikan masalah.
d. Melakukan kebaikan dengan tulus hanya karena Allah Swt
Page 25
11
e. Menyeimbangkan antara kebutuhan fisik dan rohani.
f. Berperilaku jujur dan dapat dipercaya.
g. Berbuat kebajikan dengan sebaik-baiknya.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil indikator kecerdasan
emosional spiritual menurut Ary Ginanjar untuk menyusun instrumen.
2. Perilaku Keberagamaan
Perilaku keberagamaan adalah tanggapan atau reaksi individu
terhadap rangsangan atau lingkungan (KBBI, 2007: 859).
Keberagamaan adalah perihal beragagama (KBBI, 2007: 12).
Perilaku keberagamaan merujuk kepada aspek rohani individu yang
berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang merefleksikan ke
dalam peribadatan kepada-Nya baik yang bersifat hablumminallah
maupun hablumminannas (Utomo, 2012: 34).
Dengan demaikian dapat disimpulkan bahwa perilaku
keberagamaan adalah tingkah laku, perbuatan dan sikap seseorang atas
pengakuan dirinya dengan hal-hal yang disyari’atkan Allah dalam
rangka beribadah kepadanya, baik dalam aspek ibadah, akhlak maupun
aspek sosial.
Menurut Glok dan Stark ada lima macam dimensi keberagamaan,
yaitu : dimensi keyakinan (ideologi), dimensi peribadatan (ritualistik),
dimensi penghayatan (eksperiensial), dimensi pengamalan
(konsekuensial), dimensi pengetahuan (intelektual). Namun oleh
Page 26
12
Djamaludin Ancok (1994:80) dimensi- dimensi tersebut dibagi
menjadi tiga bagian, diantaranya dimensi keyakinan sama dengan
dimensi akidah Islam, dimensi praktik agama disejajarkan dengan
syariah, dan dimensi pengamalan disejajarkan dengan akhlak.
Dari uraian di atas, penulis membatasi indicator perilaku
keberagamaan dengan mengambil indikator milik Djamaludin Ancok
pada dimensi praktik agama dan pengamalan atau akhlak. Adapun
indikator tersebut adalah
a. Dimensi praktek agama atau syariah
1) Menjadikan shalat sebagai suatu kebutuhan.
2) Melaksanakan puasa semata-mata hanya untuk beribadah
kepada Allah.
3) Rajin membaca Al Qur’an.
4) Selalu berdo’a dalam menjani kehidupan baik dalam keadaan
senang maupun susah.
b. Dimensi pengamalan atau akhlak.
1) Menolong orang yang membutuhkan dengan ikhlas
2) Menjalin hubungan baik dengan siapa saja
3) Berjuang untuk hidup sukses.(Djamaludin Ancok, 1994 : 81)
G. Metode Penelitian
Page 27
13
Untuk memperoleh data yang lengkap dan dapat dipertanggung
jawabkan, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode yang dipandang
tepat yaitu:
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan
menggunakan rancangan penelitian studi korelasional. Hal ini
dikarenakan penelitian ini meneliti tentang hubungan antara variabel
satu yaitu kecerdasan emosional spiritual dengan variabel yang kedua
yaitu perilaku keberagamaan.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah MAN 1 Magelang . Penelitian ini
dilaksanakan selama 2 bulan yakni Februari sampai dengan Maret
yang terbagi dalam beberapa teknis dari proses pengumpulan data
hingga proses penulisan laporan.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada diwilayah penelitian,
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau
penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. (Arikunto,
2013: 173)
Page 28
14
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MAN 1
Magelang kelas XI sebanyak 500 siswa.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2010: 118) sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto, jika kita hanya akan meneliti sebagian
dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.(Arikunto,
2013: 174)
Dalam pengambilan sampel, Arikunto menjelaskan apabila subjeknya
kurang dari seratus orang, lebih baik diambil semua. Selanjutnya jika
jumlah subjeknya lebih dari 100 maka diambil sampel antara 10-20%
atau 20-25% atau (Arikunto, 2013: 177). Maka untuk menghemat
waktu dalam penelitian, peneliti mengambil sampel 100 orang siswa
dari 500 orang siswa atau sekitar 20% dari total populasi siswa.
4. Metode Pengumpulan Data.
a. Angket atau Kuesioner (Questionnaire)
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. (Arikunto, 2013: 194)
sedangkan menurut Sugiyono, kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
Page 29
15
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. (Sugiyono,2010: 199).
Metode angket penulis gunakan sebagai metode pokok untuk mencari
data tentang kecerdasan spiritual dan perilaku keberagamaan siswa.
b. Observasi
Orang seringkali mengartikan observasi sebagai suatu aktiva
yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan
mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut
pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian
terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.
(Arikunto,2013: 199)
Metode ini penulis gunakan sebagai pelengkap dalam mencari data
penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan pengumpulan
data (Arikunto, 2005: 101). Setelah pemilihan teknik pengumpulan
data, penulis menetapkan instrumen penelitian. Berdasarkan jenis
metode yang telah dipilih penulis menggunakan instrument angket
tertutup. Dengan demikian responden menjawab pertanyaan dengan
Page 30
16
memilih tiga alternatif jawaban yang telah disediakan. Kemudian
penulis memberikan skor sebagai berikut:
1). Pilihan jawaban A jumlah skor 3
2). Pilihan jawaban B jumlah skor 2
3). Pilihan jawaban C jumlah skor 1
5. Analisis Data
Proses data untuk menganalisa data pertama penulis menggunakan
rumus persentase sebagai berikut:
Keterangan:
P : Angka persentase
F : Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N : Jumlah siswa atau siswi
100% : Bilangan konstan
Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
kecerdasan spiritual dengan perilaku keberagamaan siswa, penulis
menggunakan rumus:
rxy =
√{ }{ } (Arikunto, 2013: 317 )
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi variable X dan variable Y
X : Variabel pengaruh
Y : Variabel terpengaruh
X2 : Product dari X
Y2
: Product dari Y
N : jumlah sample yang diambil
Page 31
17
H. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mudah dan memperjelas gambaran dalam memahami
skripsi sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat
penelitian, definisi operasional, metodologipenelitian dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Kajian Pustaka
Pada bab ini berisi tentang deskripsi variable
kecerdasan emosional spiritual dan ciri-cirinya, definisi
perilaku keberagamaan dann dimensi-dimensinya serta uraian
hubungan kecerdasan emosional spiritual dengan perilaku
keberagamaan.
BAB III : Laporan Hasil Penelitian
Pada bab ini dilaporkan hasil pengumpulan data yang
berkaitan dengan gambaran umum lokasi penelitian yang
meliputi sejarah singkat berdirinya sekolah, letak geografis,
struktur organisasi, sarana dan prasarana, guru, siswa,
kurikulum di MAN 1 Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015
serta penyajian data hasil penelitian.
Page 32
18
BAB IV : Analisis Data
Bab IV berisi tentang analisis data penelitian
kecerdasan emosional spiritual, analisis data perilaku
keberagamaan, dan uji hipotesis hubungan kecerdasan
emosional spiritual dengan perilaku keberagamaan siswa.
BAB V : Penutup
Pada bab ini memuat kesimpulan dan saran-saran..
Diakhiri dengan daftar pustaka serta lampiran-lampiran yang dapat
mendukung laporan penelitian ini.
Page 33
19
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kecerdasan Emosional Spiritual
Sebelum membahas teori kecerdasan emosional spiritual, terlebih
dahulu penulis akan mendefinisikan arti kecerdasan. Kecerdasan berasal dari
kata cerdas yang artinya kesempurnaan akal budi (seperti kepandaian,
ketajaman pikiran, dan sebagainya (Poerwodarminta, 2006:201). Pada tahun
1980-an seorang pesikolog dari Harvard, yaitu Howard Gardner (dalam Uno,
2000 : 96) memberikan definisi tentang kecerdasan sebagai kecakapan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, kecakapan untuk
mengembangkan masalah baru untuk dipecahkan dan kecakapan untuk
membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat didalam
kehidupannya.
Dari definisi tersebut diatas penulis mendapat pengertian bahwa
kecerdasan adalah kemampuan seseorang dalam berpikir dan bertindak untuk
menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap tuntutan lingkungan secara
cepat, tepat, efektif dan efisien.
1. Kecerdasan Emosional
a. Pengertian
Konsep kecerdasan yang banyak dibahas dewasa ini,
adalah kecerdasan emosional. Menurut Saphiro (dalam Uno,
2000 : 69), istilah kecerdasan emosional pertama kali
Page 34
20
dilontarkan pada tahun 1990 oleh dua orang ahli , yaitu Peter
Salovey dan John Mayer dengan mendefinisikan kecerdasan
emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan,
meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran,
memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan
perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan
emosi dan intelektual.
Pendapat lain dikemukakan oleh Reuven Bar-On (dalam
Uno,2000 : 69), menjelaskan bahwa kecerdasan emosional
adalah serangkaian kemampuan , kompetensi, dan kecakapan
non kognitif yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan. Dengan
kata lain kecerdasan emosional adalah serangkaian kecakapan
yang memungkinkan kita melapangkan jalan di dunia yang
rumit, mencakup aspek pribadi, sosial, dan pertahanan dari
seluruh kecerdasan, akal sehat yang penuh misteri, dan
kepekaan yang penting untukberfungsi secara efektif setiap
hari.
Kecerdasan emosional dapat diartikan dengan kemampuan
untuk menjinakkan emosi dan mengarahkannya kepada hal-hal
yang lebih positif (Hude, 2006:19). Dalam pandangan Islam,
Page 35
21
kecerdasan emosional diukur dari kemampuan mengendalikan
emosi dan menahan diri.
Pada intinya kecerdasan emosional merupakan kemampuan
seseorang untuk mengendalikan emosi yang sedang bergejolak
sehingga diharapkan tidak merugikan diri-sendiri maupun
orang lain. Kecerdasan emosi ini juga dimaknai dengan
kemampuan seseorang dalam membina hubungan dengan
sesamanya, memahami perasaan serta mampu untuk bekerja
sama. Jadi kecerdasan emosional berkaitan dengan hubungan
intrapersonal dan interpersonal, di mana seseorang tidak hanya
dituntut untuk bisa memahami diri sendiri, memotivasi diri,
mengendalikan diri. Akan tetapi juga dapat berperilaku sosial
yang baik dengan orang lain. Inti kemampuan pribadi dan
sosial yang merupakan kunci utama keberhasilan
sesungguhnya adalah kecerdasan emosi (Ginanjar, 2001:9).
b. Macam-Macam Emosi
Jumlah emosi manusia ada ratusan, bersama campuran, variasi,
mutasi, dan nuansanya. Akan tetapi Goleman (1997:411),
mengemukakannya ke dalam delapan jenis emosi yaitu:
1) Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel,
kesal hati, terganggu, berang, tersinggung, bermusuhan, agresi,
tindak kekerasan, dan kebencian patologis.
Page 36
22
2) Kesedihan: pedih, sedih, muram, kesepian, ditolak, putus asa,
dan depresi berat.
3) Rasa Takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was,
waspada, tidak tenang, ngeri, fobia, dan panik.
4) Kenikmatan: bahagia, gembira, puas, senang, terhibur,
bangga, kenikmatan inderawi, rasa terpesona, rasa terpenuhi,
kegirangan, luar biasa, dan mania.
5) Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati,
rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih.
6) Terkejut: kaget, terkesikap, takjub, terpana.
7) Jengkel: hina, jijik, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
8) Malu: rasa salah, kesal hati, sesal aib, dan hati hancur lebur.
Sedangkan menurut pendapat Darwis Hude (2006: 137), di
dalam Al Qur’an, emosi dasar manusia meliputi:
1) Emosi Senang
Segala sesuatu yang membuat hidup dalam
perasaan senang, seperti perasaan cinta, puas, gembira
disebut emosi senang. Pada unmumnya manusia
tertarik dengan lawan jenisnya, harta dan kemewahan,
menerima kenikmatan dan lepas dari kesulitan
Page 37
23
ىئ ارقب عبء ثعذ ضشاء غز ىقى رت
اىغـبد ع ا ىفشح فخس )اىد :. ا (
Artinya: Dan jika kami rasakan kepadanya
kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya
dia akan berkata “ Telah hilang bencana-bencana itu dari
padaku; sesungguhnya dia sangat gembira lagi
bangga.(Q.S Huud: 1) (Departemen Agama, 1989: 328).
2) Emosi Marah
Emosi marah muncul, disebabkan oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari
dalam diri manusia atau temperament. Sedang faktor
eksternal datang dari lingkungan alam dan sosial.
Emosi ini bisa diidentifikasi dengan perubahan raut
muka, nada suara yang berat, badan bergetar, dan
bersedia menyerang. Jika tidak demikian, maka
ekspresi marah diungkapkan dengan diam saja. Setiap
orang mengekspresikan kemarahan melalui tindakan
yang berbeda-beda.
Page 38
24
فشجع غ أى ق غضجب أعفب قب ه ب ق أ ى
عذا حغب أفطب ه عين اىعذ أ عذ م سثن
أسدر أ حو عين غضت سثن فؤ خيفز
عذ
Artinya: Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan
marah dan bersedih hati. Berkata Musa: Hai kaumku
bukankah TuhanMu telah menjanjikan kepadamu suatu janji
yang baik? Apakah terasa lama masa perjanjian itu bagimu?
atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhan
menimpamu. Lalu kamu melanggar perjanjianmu dengan
aku.(Q.S Thaaha: 86) (Departemen Agama, 1989:486).
3) Emosi Sedih
Emosi sedih menghinggapi hati manusia ketika
tertimpa musibah, mendapatkan masalah, dan akibat dari
hubungan interpersonal yang tidak baik, dikarenakan
perilaku dan sikap seseorang yang menyakitkan hati. Emosi
ini diekspresikan dengan tangisan, dan kekhawatiran.
شش فئط لاغئ الاغب دعبء اىخشا غ اى
قط ) فصيذ : (
Artinya: Manusia tidak jemu memohon kebaikan dan jika
mereka ditimpa malapetaka mereka sangat sedih lagi putus
harapan(Q.S Fusilat: 49). (Departemen Agama, 1989:780).
Page 39
25
4) Emosi Takut
Dalam kehidupanya, manusia kadang diliputi emosi
takut. Manusia takut dengan kematian, kekurangan harta,
tertimpa bencana alam, dan lain-lain. Sebab-sebab yang
membuat manusia takut dari masing-masing individu
berbeda-beda.
فآجظ ف فغ خفخ ع قيب لا رخف ال اذ
الاعي ) ط : (
Artinya: Maka Musa merasa takut dalam hatinya. Kami
berkata: Janganlah kamu takut sesungguhnya kamulah yang
paling unggul (menang.)(Q.S Thaaha: 67-68) (Departemen
Agama, 1989:483).
5) Emosi Benci
Dalam Al Qur’an telah digambarkan tentang orang-
orang yang membenci kebenaran dari Allah, keharusan
taat, dan berjihad.
ب سة ج ايقبه ا ىعين اىقبى
( عي ) اىشعشاء:
Artinya: Luth berkata: Sesungguhnya aku sangat benci
kepada perbuatanmu. (Luth berdoa): Ya Tuhanku
selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan
yang mereka kerjakan. (Q.S Asy Shu’ara’: 168-
169)(Departemen Agama, 1989:585).
Page 40
26
6) Emosi Heran dan Kaget
Seandainya ada sesuatu yang terjadi di luar dugaan
dan rencananya, maka emosi heran dan kaget akan
menghinggapi batin manusia.
ثعي شخب قي ا قبىذ بيزءاىذابعجصزا
سحذ الله زاىشئ عجت قبىاارعجج اشالله
ثشمبرقي عين او اىجذ قي ا حذ جذ
: () د
Artinya: Istrinya berkata: Sungguh mengherankan apakah
aku akan melahirkan anak. Padahal aku adalah seorang
perempuan tua, dan suamiku pun dalam keadaan yang sudah
tua pula? Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat
aneh. Para malaikat itu berkata: Apakah kamu merasa heran
tentang ketetapan Allah? (itu adalah) rahmat Allah yang
keberkatanNya, dicurahkan atas kamu hai ahlul bait!
Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.(Q.S
Hud: 72-73)Departemen Agama, 1989:338).
c. Ciri-Ciri Kecerdasan Emosional
Menurut Salovey sebagaimana dikutip oleh Goleman
(1997:56), tanda-tanda orang yang memiliki kecerdasan emosi
adalah sebagai berikut:
1) Mampu Mengenali Emosi Diri Sendiri
Mengenali emosi adalah dasar dari kecerdasan
emosional. Orang yang mengenali emosi diri, akan menyadari
Page 41
27
apa yang sedang dirasakan. Apakah dalam kondisi senang,
susah, atau khawatir. Tanda orang yang bisa mengenali emosi,
dia bisa mengatakan bagaimana suasana hatinya saat itu, dan
dia menyadarinya sehingga dengan mudah mengatasi
perasaannya. Bila suasana hatinya sedang jelek, mereka tidak
risau dan tidak larut ke dalamnya, dan mereka mampu
melepaskan diri dari suasana itu dengan lebih cepat. (Goleman,
1997:65).
2) Mampu Mengelola Emosi
Emosi seperti kesedihan, jika dibiarkan akan
menggangu kesehatan dan berlanjut pada depresi. Emosi yang
menyenangkan seperi cinta, apabila tidak dikelola juga akan
membuat lupa diri. Dengan mengelola emosi, berarti mampu
untuk menjaga keseimbangan emosi. Menjaga emosi yang
merisaukan agar tetap terkendali adalah kunci kecerdasan
emosi. (Mustofa, 2007:43)
3) Mampu Memotivasi Diri sendiri
Motivasi adalah menggunakan hasrat kita yang paling
dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran
membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat
efektif, serta untuk bertahan menghadapi kegagalan dan
frustasi (Mustofa, 2007:47). Langkah memotivasi diri
Page 42
28
merupakan upaya untuk mengantarkan seseorang kepada
kesuksesan di berbagai bidang.
4) Memiliki Empati
Empati merupakan kemampuan untuk merasakan apa
yang dirasakan orang lain. Empati adalah memahami perasaan
dan masalah orang lain, berpikir dengan sudut pandang orang
lain dan menghargai perbedaan perasaan orang mengenai
berbagai hal (Goleman, 1997:428). Hasil dari empati yakni
munculnya sikap altruisme.
5) Mampu Membina Hubungan dengan lingkungan sekitar
Dari kematangan empatik yang dimiliki seseorang akan
dapat mengarahkan orang tersebut untuk dapat berhubungan
dengan orang lain sekaligus memelihara hubungan tersebut,
meyakinkan, mempengaruhi, dan membuat orang lain merasa
aman (Yasin Mustofa:46). Hubungan sosial sangat dibutuhkan
dalam kehidupan, karena manusia adalah zoon politicon
(makhluk sosial dan tidak dapat hidup sendiri). Jika hubungan
sosial diabaikan, maka kesulitan sering di dapat.
2. Kecerdasan Spiritual
a. Pengertian
Kecerdasan spritual tersusun dalam dua kata yaitu
kecerdasan dan spiritual. Kecerdasan adalah kecakapan untuk
Page 43
29
menangani situasi-situasi dan kemampuan mempelajari
sesuatu, termasuk pencapaian hubungan dengan yang lain.
Kemampuan berurusan dengan kerumitan, kerumitan atau
dengan abstrak-abstrak, kemampuan dan kecakapan berfikir.
(Sudarsono, 1993, 118).
Kecerdasan berasal dari kata “cerdas” yang mendapat
imbuan ke-an. Cerdas berarti akal budi, pandai, tajam pikiran
(Poerwadarminta, KBBI. 2006 hal.363 ).
Spiritual adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan atau bersifat kejiwaan, rohani atau batin
(Perwadarminta, 2006: 1143).
kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient) adalah
kemampuan seseorang untuk mendengarkan hati sebagai
bisikan kebenaran yang berasal dari Allah Swt, ketika
seseorang mengambil keputusan atau melakukan pilihan,
berempati, dan beradaptasi. Potensi ininsangat ditentukan oleh
upaya membersihkan qalbu dan memberikan pencerahan
qalbu, sehingga mampu memberikan nasehat dan mengarahkan
tindakan, bahkan akhirnya menuntut seseorang dalam
mengambil tiap-tiap keputusan (Tasmara, 2001 : 48).
Sedangkan menurut Danah Zohar dan Ian Marsall
kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menempati
Page 44
30
makna atau value yaitu kecerdasan untuk menempatkan
perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas
dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau
tujuan hidup seorang lebih bermakna dibandingkan dengan
yang lain. SQ adalah landasan yang digunakan untuk
mengoptimalkan EQ dan IQ dengan baik. Bahkan dapat
dikatakan bahwa SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita
(Zohar,Marshall dalam Nasution,2009 :16).
Firman Allah dalam surat Ar Ruum ayat 30:
ط عيب فبق جل ىيذ حفب قي فطشد الله اىز فطشاىب
لاعي ىن امثشاىبط قي لارجذو ىخيق الله رىل اىذ اىق
) اىش : (
Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
mencipatakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan dalam fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus;
tetapi kebnyakan manusia tidak mengetahui.”(Q.S Ar Ruum:
30). ). (Departemen Agama, 1989: 645)
Dalam perbuatannya setiap orang memiliki prinsip-
prinsip yang dipegangi dan mengikuti dorongan hati. Jiwa
manusia ada nilai-nilai spiritual yang bersifat universal seperti
kejujuran, kebenaran, kepedulian, cinta, tenggang rasa,
keberanian, tanggung jawab, keadilan, rasa syukur, dan lain-
Page 45
31
lain. Oleh Ary Ginanjar, nilai-nilai itu dinamakan suara hati
fitrah yang bersumber dari asmaul husna. Ia menjelaskan
bahwa nilai yang paling dalam itu (God Spot) mengandung
sifat-sifat Tuhan (Asmaul Husna) sebagai potensi diri untuk
dikembangkan (Nasution, 2009 : 27).
Sedangkan dalam ESQ, kecerdasan spiritual adalah
kemampuan untuk memberi makna spiritual adalah
kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap
pemikiran, perilaku dan kegiatan, serta menyinergikan IQ, EQ
dan SQ secara komprehensif (Ginanjar, 2007 : 47).
Yang dimaksud dengan SQ yakni pengetahuan akan
kesadaran diri, makna hidup dan nilai-nilai tertinggi.
Kecerdasan ini berupa mengelola “kecerdasan hati” sehingga
terekspresikan kita bekerja sama dengan lancar menuju sasaran
yang lebih luas dan bermakna.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa definisi kecerdasan spiritual adalah kemampuan
potensial setiap manusia yang menjadikan ia dapat menyadari
dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta terhadap
kekuatan yang lebih besar dan sesama makhluk hidup, karena
merasa sebagai bagian dari keseluruhan.
Page 46
32
Nilai-nilai spiritual inilah yang dapat memberikan
makna kehidupan karena sesungguhnya pemaknaan terhadap
kehidupan ini bukan datang dari luar akan tetapi datang dari
dalam. Dengan kata lain, harta, jabatan, dan kemewahan
lainnya (dunia luar) tidak bisa memberikan ketenangan yang
hakiki bagi kehidupan manusi. Buktinya banyak orang yang
cukup secara materi, tetapi batin mereka kering dan hampa
(Nasution,2009:10). Meskipun demikian, bukan berarti
kemiskinan (jauh dari harta, jabatan dan kemewahan) menjadi
kunci ketenangan. Akan tetapi yang dimaksud adalah kita
orang islam jangan terjebak kepada fatamorgan kemewahan
dunia. Jadikanlah materi hanya sebagai target “antara” untuk
mempertahankan kelangsungan hidup mengabdi kepada Allah
Ta’ala menuju target akhir (Kehidupan abadi di akhirat).
Jadi kecerdasan spiritual adalah kemampuan seseorang
untuk menghadapi dan memecahkan masalah serta memaknai
kehidupan dari berbagai sudut pandang, menjadikan setiap
perilaku dan kegiatan sebagai ibadah kepada Allah serta
berprinsip hanya kepada-Nya.
Page 47
33
b. Ciri-Ciri Kecerdasan Spiritual
Menurut Zohar dan Ian Marshall dalam Muhaimin
(2010 :43) seseorang yang memiliki kecerdasan
spiritual mempunyai ciri-ciri berikut :
1) Kemampuan Berperilaku Fleksibel (adaptif
secara sepontan dan aktif).
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual
yang tinggi ditandai dengan sikap hidupnya yang
berperilaku fleksibel akan terlihat luwes dalam
menyelesaikan permasalahan dikarenakan
pengetahuannya yang luas dan dalam. Dia
menyesuaikan diri dalam situasi dan kondisi
apapun dengan mudah.
2) Tingkat Kesadaran Diri yang Tinggi.
Tingkat kesadaran yang tinggi ditandai dengan
mengenali siapa dirinya. Kesadaran yang tinggi
telah menjadikannya mudah untuk mengendalikan
diri dan memahami orang lain.
3) Kemampuan Menghadapi Penderitaan
Seseorang yang mampu menghadapi
penderitaan itu adalah jalan untuk menuju
manusia yang berkualitas. Dia meyakini dalam
Page 48
34
penderitaan itu masih ada orang yang lebih
menderita dari pada dirinya, dan dia akan selalu
mengambil hikmah disetiap penderitaan itu.
4) Kemampuan Menghadapi Rasa Takut
Rasa takut pasti pernah dialami setiap orang.
Dalam kehidupannya, manusia terkadang merasa
takut kehilangan jabatannya, hartanya, orang yang
disayanginya dan sebagainya. Namun dengan
kecerdasan spiriatual rasa takut itu bisa dihadapi
dengan wajar tanpa ada kecurangan ataupun
tindakan yang tidak terpuji.
5) Kualitas Hidup yang Diilhami Oleh Visi dan
Nilai
Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual
selalu berpegang teguh dengan visi dan nilai yang
diyakininya. Visi dan nilai ini bisa bersumber dari
pengalaman hidup. Visi dan nilai membuat
kehidupan menjadi berkualitas, selalu terarah
kepada kebaikan, tidak goyah ketika menghadapi
cobaan, dan lebih mudah untuk meraih
kebahagiaan.
Page 49
35
6) Enggan Menyebabkan Kerugian yang Tidak
Perlu
Agar keputusan atau langkah-langkah yang
diambil tidak merugikan diri sendiri dan orang
lain, maka orang yang cerdas spiritualnya akan
berpikir selektif.dia selalu memutuskan sesuatu
yang mempertimbangkan sisi baik buruknya,
sehingga menimbulkan langkah yang efektif.
7) Cenderung Melihat Keterkaitan Berbagai Hal
Berpikir holistik atau melihat keterkaitan
berbagai hal, bermanfaat untuk menghasilkan
kebaikan. Berpikir holistik membuat seseorang
tampak lebih matang dan berkualitas.
Kecenderungan melihat keterkaitan berbagai hal
diperlukan saat menghadapi suatu kejadian.
8) Cenderung Bertanya “Mengapa” atau
“Bagaimana Jika”
Pertanyaan “mengapa” atau” bagaimana jika”
merupakan pertanyaan untuk mencari jawaban
yang mendasar. Dengan mengajukan pertanyaan
seperti itu, seseorang akan terbantu memahami
permasalahan secara baik dan bukan parsial.
Page 50
36
Tujuan bertanya mengapa atau bagaimana jika
adalah supaya seseorang tidak tejebak dalam satu
permasalahan yang memungkinkan seseorang
dapat mengambil keputusan dengan tidak tepat ,
dan terhindar dari kegagalan mencapai sebuah
keberhasilan.
Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi akan
bias menjadi pemimpin yang penuh pengabdian dan tanggung jawab.
(Zohar dan Marshall, 2007:14)
Tony Buzan menyebutkan ciri-ciri orang yang memiliki
kecerdasan spiritual : senang berbuat baik, senang menolong orang
lain, menemukan tujuan hidup, turut merasa memikul sebuah misi
yang mulia kemudian merasa terhubung dengan sumber kekuatan, dan
memiliki selera humor yang baik (Muhaimin, 2010 :56).
3. Kecerdasan Emosional Spiritual
a. Pengertian
Kecerdasan emosional spiritual adalah bagaimana
mengatur tiga komponen: Iman, Islam, Ihsan dalam
keselarasan dan kesatuan tauhid (Ginanjar, 2001:14).
Kecerdasan emosional spiritual menurut Ary Ginanjar
(2001:25) adalah suatu perangkat kerja dalam hal
pengembangan karakter dan kepribadian berdasarkan nilai-nilai
Page 51
37
rukun Iman dan rukun Islam yang akhirnya akan menghasilkan
manusia unggul di sektor emosi dan spiritual yang mampu
mengeksplorasi dan menginternalisasi kekayaan ruhiyah dan
jasadiyah dalam hidupannya.
Menurut penulis kecerdasan emosional spiritual adalah
gabungan dari dua kecerdasan yaitu kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual. Kedua kecerdasan tersebut didasarkan
pada pemaknaan rukun iman,islam dan ihsan.
b. Ciri-Ciri Kecerdasan Emosional Spiritual.
Ary Ginanjar (2001:276) berpendapat: hal-hal yang
berhubungan dengan kecakapan emosi dan spiritual, seperti
konsistensi (istiqamah), kerendahan hati (Tawadhu’), berusaha
dan berserah diri (tawakkal), ketulusan/sincerity (keikhlasan),
totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas, dan
penyempurnaan (Ihsan).
1) Konsisten (istiqomah)
Secara etimologis istiqomah berasal dari kata
istaqama yastaqimu yang artinya tegak lurus. Dalam
terminologi akhlak istiqomah adalah perilaku teguh
dalam mempertahankan keimanan dan keislaman
sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan
godaan (Ilyas, 2007:97).
Page 52
38
Orang yang istiqomah dalam melaksanakan
perintah Allah jiwanya tidak akan terpengaruh oleh
kondisi lingkungan, ujian kehidupan baik yang bersifat
menyenangkan maupun menyedihkan. Dengan
keistiqomahannya seseorang akan tetap menghadapi
ujian itu dan tetap berpegang teguh kepada Allah.
Hubungannya dengan kecerdasan emosi, orang yang
istiqomah akan dijauhkan dari kesedihan, yang negatif
yakni kesedihan berlarut-larut dan diliputi penyesalan
mendalam serta ketakutan menghadapi masa depan.
2) Kerendahan Hati (Tawadu’)
Tawadhu’ atau kerendahan hati bukan berarti
merendahkan diri di hadapan manusia, akan tetapi
tawadhu’ adalah tidak memandang diri lebih tinggi dari
orang lain. Orang yang tawadhu’ menyadari bahwa apa
saja yang dia miliki baik bentuk rupa yang cantik atau
tampan, ilmu pengetahuan, harta kekayaan, pangkat,
dan kedudukan, semuanya itu adalah karunia Allah Swt
(Ilyas, 2007:123). Sedangkan orang yang takabbur suka
melecehkan orang lain dan menolak kebenaran.
Keutamaan tawadhu’ membuat seseorang dihormati,
dihargai, dan ditinggikan derajatnya oleh orang lain.
Page 53
39
3) Berusaha dan Berserah Diri (Tawakal)
Tawakal artinya menyerahkan segala sesuatu
kepada Allah SWT dan selalu bergantung kepadaNya.
Tawakal diawali dengan usaha (ikhtiar) yang sungguh-
sungguh dan maksimal. Kemudian apa yang telah
diusahakan itu, diserahkan kepada Allah. Tawakal
hanya diperbolehkan kepada Allah. Tawakal kepada
ikhtiar (berusaha tanpa ada kepasrahan kepada Allah)
akan mendatangkan kesombongan. Ini termasuk cara
tawakalnya orang-orang kafir.
Diantara hikmah tawakal yaitu ketika seseorang
sudah merencanakan sesuatu dengan cermat,
mengerahkan segala tenaga, dan melaksanakan
rencananya dengan penuh kedisiplinan, dan dirinya
putus asa. Pada setiap proses yang akan dan telah kita
lalui, terdapat takdir atau hokum ketetapan Tuhan, yang
bersifat pasti (Ginanjar, 2001 : 212).
4) Ketulusan
Ikhlas berasal dari bahasa Arab khalasha yang
artinya bersih, jernih, murni, tidak bercampur. Secara
istilah ikhlas adalah beramal semata-mata
mengharapkan ridha Allah Swt (Ilyas, 2007:29). Jadi
Page 54
40
ikhlas adalah beramal dengan sebaik-baiknya tanpa ada
rasa pamrih dan mengharapkan ridho Allah. Ikhlas
membuat seseorang tidak lupa diri menerima pujian,
mundur karena cacian, tidak putus asa saat menghadapi
permasalahan, dan terhindar dari kesombongan.
Menurut pendapat Ilyas, ikhlas itu tidak ditentukan
oleh ada atau tidaknya imbalan materi tetapi ditentukan
oleh tiga faktor: niat yang ikhlas, beramal dengan
sebaik-baiknya, dan memanfaatkan hasil usaha dengan
tepat. (Ilyas, 2007:30)
Niat yang ikhlas berarti niat yang didasarkan hanya
untuk mencari ridho Allah. Prinsip mencari ridho Allah
tersebut, selain membuat hati menjadi tenteram dan
bahagia juga menjaga kestabilan emosi (Ginanjar,
2001:133). Beramal sebaik-baiknya sama dengan
melakukan pekerjaan secara professional. Pemanfatan
hasil usaha adalah menggunakan hasil jerih payahnya
untuk kebajikan diri sendiri dan orang lain.
5) Totalitas (kaffah)
Totalitas (kaffah) artinya keseluruhan. Dalam Al
Qur’an disebutkan agar orang mukmin masuk Islam
secara keseluruhan.
Page 55
41
Seseorang yang masuk Islam secara kaffah, maka akan
menjalankan ajaran agamanya dengan menyeluruh secara
lahir batin. Dia akan komitmen dengan ajaran Islam seperti
perintah untuk menaati rukun Iman, langsung dari Allah
dan bersyahadat kepada Allah (Ginanjar, 2001:265).
Dengan begitu tampak dalam aktivitas kehidupannya
yang diabdikan hanya untuk Allah. Semua perbuatannya
diniatkan semata-mata ibadah kepada Allah. Tujuannya
mencari ridha Allah.
6) Keseimbangan (Tawaazun)
Tawazun berasal dari bahasa Arab yatawaazanu –
Tawaazana – Tawaazunan, yang artinya keseimbangan
(Munawir, 2002:1556). Adapun yang dimaksud dengan
tawazun di sini adalah menyeimbangkan kebutuhan fisik,
rohani, dan akal, serta menyeimbangkan antara urusan
dunia dan akhirat.
Fisik atau jasmani membutuhkan istirahat, makanan
dan minuman. Akal membutuhkan ilmu dan wawasan baru.
Ruh (hati) memerlukan siraman rohani untuk meraih
ketenangan. Selain itu, pemenuhan urusan dunia (harta,
jabatan, dan lain-lain) dan urusan akhirat (ibadah),
keduanya juga dituntut untuk seimbang tanpa dikotomisasi.
Page 56
42
Di dunia ini, setiap orang membutuhkan bahagia.
Dengan menjaga keseimbangan itulah seseorang dapat
meraih kebahagiaan hakiki yang merupakan nikmat Allah.
Kebahagiaan itu dapat berupa kebahagiaan batin
(ketenangan jiwa) dan kebahagiaan dhahir (kestabilan
dalam kerja).
7) Integritas
Integritas adalah perilaku jujur dan dapat dipercaya
(Ary Ginanjar, 2001:129). Integritas merupakan kesamaan
antara perkataan, perbuatan, dan pikiran. Orang yang
integritas dalam melakukan pekerjaan tidak membutuhkan
pujian maupun tepuk tangan dari orang lain. Dia
mengerjakannya dengan penuh kesungguhan, ketuntasan,
dan bekerja dengan hati. Ketika diberi kepercayaan dia
akan menjaga kepercayaan itu tanpa berkhianat sedikitpun.
Inilah gambaran dari orang yang mempunyai integritas,
sebagai akibatnya dia mendapatkan kepercayaan dari orang
lain dan hubungan sosialnya berjalan dengan baik.
8) Penyempurnaan.
Kata ihsan berasal dari Bahasa Arab yuhsinu-ahsana-
ihsanan yang artinya berbuat kebaikan. (munawir,
2000:265).
Page 57
43
Nabi Saw mengartikan ihsan dalam hadisnya berikut ini :
. جعبع اث حذثباثثنش اث عج, صشث حشة
حذثبأعبعو ث اثشا, ع اث حب, عيخ قبه صش:
ع اث صسعخ ث عشث جشش, ع اث ششح: قبه:
سعه الله صلى الله عليه وسلم ب ثبسصا ىبط فآرب سجو. فقبه: ب مب
سعه الله, بالاب؟ قبه: ا رؤ ثبلله لائنز مزبث
ىقبئ سعي رؤ ثبىجعث الاخش, قبه: بسعه الله
بالاعلا؟ قبه: الاعلا ا رعجذالله لا رششك ث شآ. رق
. ضمبح اىفشضاىصلاح اىنزج. رؤد اى
بالاحغب؟ قبه ا رصشضب. قبه: بسعه الله
....رعجذالله مبل رشا. فبل ا ى رشا فب شاك.
Artinya: Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. Pada
suatu hari Rasullulah SAW muncul di tengah orang
banyak, lalu beliau didatangi oleh seorang laki-laki. Orang
itu bertanya, “wahai Rasullulah, apakah iman itu? Beliau
menjawab, “ iman adalah kamu harus percaya kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-Nya, pertemuan
dengan-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kebangkitan di
akhirat nanti.” Orang itu bertanya lagi, “wahai
Rasullulah, apakah islam itu?” Beliau menjawab, “islam
adalah kamu harus menyembah Allah dan jangan
menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, mendirikan
shalat wajib, mengeluarkan zakat fardhu, dan mengerjakan
puasa pada bulan Ramadhan.” Orang itu bertanya lagi,
“Wahai Rasullulah, apakah ihsan itu?” Beliau
Page 58
44
menjawab, “Ialah kamu menyembah Allah, seolah-olah
kamu melihat-Nya karena jika kamu tidak dapat melihat-
Nya, pasti Dia melihatmu.”....(Abu Khusain Muslim, tanpa
tahun:39).
Bentuk pengabdian kepada Allah tidak hanya sebatas
ibadah ritual saja, akan tetapi juga menyangkut hubungan
baik dengan sesama, diri-sendiri, dan alam lingkungan.
Pengabdian itu diniati hanya karena Allah ta’ala.
Ihsan menghendaki manusia untuk menyadari
kehadiran Allah dan berperilaku dengan sebaik-baiknya.
(Ginanjar, 2003 : 17) ihsan membuat seseorang melakukan
kegiatan secara maksimal karena ia selalu merasa diawasi
oleh Allah.
B. Perilaku Keberagamaan.
1. Pengertian
Sebelum dijelaskan arti perilaku keberagamaan, terlebih dahulu
perlu diketahui pengertian perilaku. Perilaku adalah tanggapan atau
reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (KBBI, 2007:
859).
Sedangkan keberagamaan berasal dari kata agama.Agama adalah
ajaran. Siatem yang mengatur tata keimanan(kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa serta tatakaidah yang
Page 59
45
berhubngan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.(KBBI, 2007: 12).
Menurut asal katanya, kata agama dalam bahasa sansekerta, terdiri
dari kata a dan gam.”A” berarti tidak dan “gam” berarti pegi. Jadi kata
agama artinya tidak pergi tetap ditempat, langgeng, diwariskan bsecara
turun temurun (Abdul, 1996: 2).
Dalam bahasa Arab agama disebut Al Din artinya kepercayaan,
paksaan, pembalasan, dan keputusan (Munawir, 2002: 437).
Khadijah Salim sebagaimana dikutip oleh Mujahid Abdul (1996:
4), mendefinisikan agama adalah peraturan Allah SWT yang
diturunkan-Nya kepada Rasul-Rasul-Nya yang telah lalu yang berisi
suruhan, larangan, dan sebagainya yang wajib ditaati oleh umat
manusi dan menjadi pedoman serta pegangan hidup agar selamat
dunia akhirat. Dengan demikian agama merupakan perintah Tuhan
yang disampaikan melalui utusan-Nya, untuk mengatur kehidupan
manusia agar selamat didunia dan akhirat.
Keberagamaan menurut Jalaludin(2000: 197) adalah suatu keadaan
yang ada pada diri seseorang yang mendorong untuk bertingkah laku
sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama.
Perilaku keberagamaan merujuk kepada aspek rohani individu
yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang merefleksikan ke
Page 60
46
dalam peribadatan kepada-Nya baik yang bersifat hablumminallah
maupun hablumminannas (Utomo, 2012: 34).
Dengan demikian penulis meyimpulkan bahwa perilaku
keberagamaan adalah tingkah laku, perbuatan dan sikap seseorang atas
pengakuan dirinya dengan hal-hal yang disyari’atkan Allah dalam
rangka beribadah kepadanya, baik dalam aspek ibadah, akhlak maupun
aspek sosial yang mencakup aspek afektif, kognitif dan psikomotorik.
2. Dimensi Keberagamaan.
Keberagamaan manusia dapat diwujudkan dalam berbagai
dimensi. Aktivitas beragama tidak hanya terjadi saat seseorang
melakukan ibadah ritual, aktivitas yang tampak dilihat oleh mata,
namun juga aktivitas yang tidak tampak dan terjadi didalam hati.
Menurut Glok dan Stark ada lima macam dimensi
keberagamaan, yaitu : dimensi keyakinan (ideologi), dimensi
peribadatan (ritualistik), dimensi penghayatan (eksperiensial), dimensi
pengamalan (konsekuensial), dimensi pengetahuan (intelektual)
(Ancok, 2005 :77).
a. Dimensi keyakinan merupakan tingkatan seseorang dalam
berpegang teguh terhadap agama yang dipeluknya dan mengakui
kebenaran-kebenaran yang diajarkan agamanya.
b. Dimensi praktik agama adalah perilaku pemujaan, ketaatan yang
dilakukan sebagai komitmen terhadap ajaran agamanya.
Page 61
47
c. Dimensi penghayatan yaitu persepsi-persepsi, perasaan, dan
sensasi seseorang saat memeluk dan melakukan ritual agama
contohnya merasakan kehadiran Tuhan, merasa Tuhan
mengabulkan do’anya.
d. Dimensi pengetahuan agama adalah beragama setidaknya
seseorang mengetahui dasar-dasar meyakini agama, tata cara ritual,
kitab suci maupun tradisi agama.
e. Dimensi pengamalan dan konsekuensi adalah dimensi ini mengacu
pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik,
pengalaman dan pengetahuan seseorang dari hari kehari. (Ancok,
2005: 78)
Menurut pendapat Ancok, dimensi keberagamaan diatas
memiliki kesamaan dengan Islam,walupun tidak sepenuhnya sama,
dimensi kyakinan dapat disejajarkan dengan akidah, dimensi praktik
agama disejajarkan dengan syariah, dan dimensi pengalaman
disejajarkan dengan akhlak (Ancok, 2005: 80).
Dimensi keayakinan atau akidah islam adalah tingkatan
keyakinan muslim terhadap kebenaran agamanya dan ajaran-ajaran
agamanya. Dimensi ini meliputi enam rukun iman : iman kepada
Allah, Malikat, Kitab, Rasul, hari akhir, dan iman kpeda qadha dan
qadar. Selain itu ada juga yang harus diimani yaitu sesuatu yang
Page 62
48
berhubungan dengan yang ghaib, seperti adanya ruh dalam jasad,
adanya jin dan syetan serta adanya alam ghaib.
Dimensi Syariat atau praktek agama adalah kepatuhan dan
pelaksanaan ibadah atau kegiatan ritual seperti shalat, zakat, puasa,
haji, zikir, ibadah qurban, membaca Al-Qur’an dan lain-lain.
Dimensi pengalaman atau akhlak adalah berperilaku sesuai
dengan ajaran agama seperti bersinteraksi dengan lingkungan sekitar
dengan baik, beribadah tepat waktu, menolong sesama dalam
kebaikan, memaafkan kesalahan orang lain, berjuang untuk hidup
sukses, bekerja sama dengan orang lain dan sebagainya.
Menurut William James ciri-ciri dan sikap keberagamaan
dalam bukunya (Jalaludin, 1987: 81) menilai secara garis besarnya
sikap dan perilaku keagamaan itu dapat dikelompokkan menjadi dua
tipe, yaitu: tipe orang yang sakit jiwa dan tipe orang yang sehat jiwa.
Kedua tipe ini menunjukkan perilaku dan sikap keagamaan yang
berbeda:
1. Tipe orang yang sakit jiwa.
Keberagamaan orang yang sakit jiwa ini ditemui pada
mereka yang pernah mengalami latar belakang kehidupan
keagamaan yang terganggu. Latar belakang itulah yang
menjadi penyebab perubahan sikap mendadak terhadap
keyakinan agama. Mereka beragama akibat dari suatu
Page 63
49
penderitaan yang mereka alami sebelumnya, penderitaan yang
dialami disebabkan oleh dua faktor utama yaitu: faktor intern
(dalam diri) sedangkan yang kedua adalah karena faktor
ekstern.
a. Faktor intern yang menjadi penyebab dari timbulnya
sikap keberagamaan ini adalah:
1) Temperamen, sikap ini merupakan salah satu unsur dalam
membentuk kepribadian manusia sehingga dapat tercermin
dari kehidupan jiwa orang-orang yang melancholis akan
berbeda dengan orang yang berkepribadian displatis dalam
sikap dan pandanganya terhadap agama.
2) Gangguan jiwa, orang yang mengidap gangguan jiwa
menunjukkan kelainan dalam sikap dan tingkah lakunya.
Tindak tanduk keagamaan dan pengalaman keagamaan
yang ditampilkannya tergantung dari gangguan jiwa yang
mereka idap.
3) Konflik dan keraguan, konflik kejiwaan yang yang terjadi
pada diri seseorang mengenai keagamaan mempengaruhi
sikap keagamaanya. Konflik dan keraguan ini dapat
mempengaruhi sikap seseorang terhadap agama seperti taat,
fanatic atau agnostic hingga ke atheis.
Page 64
50
4) Jauh dari Tuhan, orang yang kehidupannya jauh dari
ajaran agama, lazimnya akan merasa dirinya lemah dan
kehilangan pegangan saat menghadapi cobaan, hal ini
menyebabkan terjadi semacam perubahan sikap pada
dirinya.
Adapun ciri-ciri keagamaan mereka yang mengalami kelainan
kejiwaan itu pada umumnya cenderung menampilkan sikap:
pesimis, introvert, menyayangi paham yang ortodoks, mengalami
proses keagamaan secara non-graduasi.
a. Faktor ekstern adalah faktor yang turut mempengaruhi sikap
keagamaan secara mendadak adalah:
1) Musibah, musibah yang serius dapat mengguncangkan
kejiwaan seseorang, keguncangan ini sering pula
menimbulkan kesadaran pada diri manusia berbagai macam
tafsiran. Bagi mereka yang semasa sehatnya kurang
memiliki pengalaman dan kesadaran agama yang cukup
umumnya menafsirkan musibah sebagai peringatan Tuhan
bagi dirinya. Akibat musibah seperti itu tak jarang pula
menimbulkan perasaan menyesal yang mendalam dan
mendorong mereka untuk mematuhi ajaran agama secara
sungguh-sungguh.
Page 65
51
2) Kejahatan, mereka yang menekuni kehidupan
dilingkungan dunia hitam, baik sebagai pelaku maupun
pendukung kejahatan, umumnya akan mengalami
keguncangan batin dan rasa berdosa.
2. Tipe orang yang sehat jiwa.
Ciri dan sifat agama pada orang yang sehat jiwa menurut
W. Starbuck yang dikemukakan oleh W. Houston clark dalam
bukunya “Religion Psychology” adalah :
a. Optimis dan gembira
Orang yang sehat jiwa menghayati segala bentuk ajaran
agama dengan perasaan optimis. Pahala menurut pandanganya
adalah hasil jerih payahnya yang diberikan oleh Tuhan.
b. Exstrovert dan tak mendalam.
Sikap optimis dan terbuka yang dimiliki orang yang
sehat jiwa ini menyebabkan mereka mudah melupakan kesan-
kesan buruk dan luka hati yang tergores sebagai akses agamis
tindakanya. Dosa mereka anggap sebagai akibat perbuatan
mereka yang keliru.
c. Menyenangi ajaran ketauhidan yang liberal.
Sebagai pengaruh kepribadian yang exstrovert maka
mereka cenderung:
1) Menyenangi theologi yang tidak luwes dan tidak baku.
Page 66
52
2) Menunjukkan tingkah laku keagamaan yang lebih bebas.
3) Menekankan ajaran cinta kasih daripada kemurkaan dan
dosa.
4) Bersifat liberal dalam menafsirkan pengertian ajaran Islam.
5) Selalu berpandangan positif.
C. Hubungan Kecerdasan Emosional Spiritual dengan Perilaku
Keberagamaan.
Dalam bukunya, Ari Ginanjar menjelaskan tentang pengertian
kecerdasan emosional (EQ) yang mengutip pendapat Robert K. Cooper Phd.
yang mengatakan bahwa kecerdasan emosi “hati mengaktifkan nilai-nilai kita
yang paling dalam mengubahnya dari sesuatu yang kita pikirkan menjadi
sesuatu yang kita jalani. Hati tahu hal-hal yang tidak atau tidak dapat
diketahui pikiran. Hati adalah sumber keberanian dan semangat, integritas dan
komitmen. Hati adalah sumber energi dan perasaan mendalam yang menuntut
kita belajar, menciptakan kerja sama, memimpin dan melayani”. Ari Ginanjar
juga mengatakan bahwa hati nurani akan menjadi pembimbing terhadap apa
yang harus ditempuh dan apa yang harus diperbuat. Artinya setiap manusia
sebenarnya telah memiliki sebuah radar hati sebagai pembimbingnya.
Kecerdasan emosional spiritual adalah kecerdasan yang bersumber
dari pemaknaan rukun Iman, rukun Islam, dan Ihsan. Ketiganya merupakan
dasar-dasar agama Islam. Kecerdasan emosional spiritual berguna untuk
membentuk karakter baik. sehingga pada akhirnya akan menghasilkan
Page 67
53
manusia unggul di sector emosi dan spiritual yang mampu menyinergikan
kekayaan hati, pikiran dan fisik dalam kesatuan yang integral (Ginanjar,
2001:25).
Telah dijelaskan pada halaman sebelunya, bahwa seseorang yang
memiliki kecerdasan emosional spiritual dapat dilihat indikatornya. Dalam
Islam, hal-hal yang berhubungan dengan kecakapan emosi dan spiritual,
seperti konsistensi (Istiqamah), kerendahan hati (tawadhu), berusaha dan
berserah diri (tawakal), ketulusan (sincerity), totalitas (kaffah), keseimbangan
(tawazun), integritas dan penyempurnaan (ihsan) itu dinamakan akhlakul
karimah (Ginanjar, 2001:276).
Akhlak merupakan cerminan dari Iman. Keimanan seseorang tidak
hanya diucapkan dalam hati, tetapi harus diwujudkan dalam langkah nyata
melalui ibadah. Ajaran Islam menuntut setiap muslim selalu melaksanakan
ibadah ritual (hablumminallah) dan ibadah sosial (hablumminannas). Akhlak
yang baik adalah buah dari ibadah yang baik, atau ibadah yang baik dan
diterima oleh Allah Swt tentu akan melahirkan akhlak yang baik dan terpuji
(Ilyas, 2007:11).
Dari uaraian diatas sudah jelas bahwa perilaku seseorang merupakan
cerminan hati orang tersebut. Ketika orang tersebut mampu mendengarkan
suara hatinya kemudian ia dapat mengelola hatinya dengan baik maka
perilaku yang akan timbul pada orang tersebut akan baik seperti apa yang
sudah ada dalam hatinya. Begitu pun sebaliknya ketika ada seseorang yang
Page 68
54
berperilaku kurang baik, kemungkinan besar oarang tersebut tidak
mendengarkan suara hatinya, ia hanya menjalankan kemauannya sendiri
karena seseungguhnya suara hati selalu mendorong manusia untuk selalu
berbuat kebaikan baik. Maka ketika ada orang berbuat kejahatan, apabila
orang tersebut beriman suatu saat ia akan menyesal atas perbuatannya dan
diliputi rasa bersalah karena yang ia lakukan sebenarnya tidak sesuai dengan
suara hatinya.
Dengan demikian, kecerdasan emosional spiritual ada kaitannya
dengan dimensi perilaku keberagamaan yakni pada dimensi pengamalan, dan
sosial. Jadi semakin baik kecerdasan emosi dan spiritual seseorang, semakin
baik ibadah dan akhlaknya.
Page 69
55
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umun MAN 1 Magelang.
1. Sejarah Berdirinya MAN 1 Magelang.
Madrasah Aliyah Negeri 1 Magelang beralamat di jalan Sunan Bonang
nomor 17 desa Karet, Jurangombo, Kabupaten Magelang. MAN 1
Magelang pada awalnya merupakan Sekolah Guru Hakim Agama (SGHI)
yang berdiri tangal 25 Mei 1950. Kemudian berubah menjadi Pendidikan
Guru Agama Pertama (PGAP) pada tahun 1956. Tahun 1960 berubah
menjadi Pendidikan Guru Agama 4 tahun atau PGA 4 tahun dan berubah
menjadi PGA 6 tahun pada tahun 1967. Akhirnya PGAN berubah menjadi
Madrasah Aliyah Negeri 1 Magelang sampai saat ini. MAN 1 merupakan
sekolah setingkat SMA/SMK yang berada di bawah naungan Kementrian
Agama, yang membedakan dengan SMA adalah mata pelajaran agama
lebih banyak dan terdapat asrama yang dikhususkan bagi siswa berprestasi
untuk menimba ilmu agama lebih dalam. MAN 1 Magelang memiliki 4
program penjurusan yaitu; Agama, Bahasa, IPA, dan IPS.
MAN 1 Magelang telah terakreditasi A. Menurut Keputusan
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama (Dirjen Binbaga)
Nomor E/248.A/1997 tanggal 20 Februari 1998 mengenai penetapan 35
MAN se-Indonesia, MAN 1 Magelang termasuk salah satu diantara MAN
1 yang dilengkapi dengan Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB), dimana
Page 70
56
di dalam kurikulum memasukkan kelas keterampilan. Kelas keterampilan
yang ada di MAN 1 Magelang adalah reparasi peralatan listrik (RPL),
reparasi sepeda motor (RSP), tata busana dan teknik komputer jaringan
(TKJ).
Siswa kelas keterampilan adalah siswa pilihan dan yang berminat
mengikuti kelas tersebut. Kelas keterampilan dilaksanakan setelah jam
13.00 dan berakhir pada jam 16.00 tiga kali dalam satu minggu. MAN 1
Magelang menyelenggarakan Boarding School (asrama sistem pesantren)
bagi peserta didik unggulan dengan prinsip Billingual Class Program
jurusan Agama, IPA, IPS, dan Bahasa dilengkapi fasilitas yang cukup
memadai, pengasuh dari Pondok Pesantren ternama. Peserta didik yang
memenuhi syarat dan dari keluarga kurang mampu dapat memperoleh
fasilitas pendidikan gratis.
2. Keadaan Fisik MAN 1 Magelang
Keadaan fisik MAN 1 Magelang meliputi bangunan, tata ruang
dan fasilitas madrasah dijabarkan sebagai berikut:
a. Luas Tanah Madrasah
1) Luas tanah keseluruhan :27.550 m2.
2) Luas pekarangan :18.792 m2.
3) Luas bangunan :7.876 m2.
4) Luas lapangan olahraga :882 m2.
b. Status Bangunan.
Page 71
57
1) Status gedung : Milik sendiri (APBN, ASFI dan
BP.3).
2) Sifat gedung : Permanen
3) Status tanah : Hak pakai
c. Identitas Madrasah
1) Nama Madrasah : MAN 1 Magelang.
2) Tahun Berdiri : 1950
3) Status Madrasah : Negeri
4) Nomor Statistik Madrasah : 311337101263
5) Nomor kode Provinsi : 33
6) Nomor kode kota : -
7) Nomor kode kecamatan : -
8) Nomor pokok wajib pajak : 00.004.736.5-524.000
9) Alamat Madrasah : Jalan Sunan Bonang Nomor 17,
desa Karet, Jurangombo, kabupaten Magelang.
10) Status Akreditasi : A
3. Visi dan Misi MAN 1 Magelang.
MAN 1 Magelang sebagai institusi pendidikan memiliki visi, dan
misi sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran.
a. Visi MAN 1 Magelang.
1) Berakhlak Mulia yaitu didik yang berkepribadian
Islami, dengan mengimplementasikan nilai-nilai Islam
Page 72
58
dan norma positif secara tepat dalam kehidupan sehari-
hari.
2) Berkarakter yaitu yakni memiliki watak dasar jujur,
santun, disiplin dan bertanggung jawab.
3) Cerdas yaitu memiliki kecerdasan intelektual,
emosional dan spiritual dalam memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
4) Kompetitif yaitu mempunyai daya saing signifikan
dalam era globalisasi dengan prinsip kompetensi dan
etos kerja yang memadai.
5) Mandiri yaitu memiliki kepercayaan diri dalam berfikir,
bersikap, bertindak serta kesiapan dalam menghadapi
kehidupan berbangsa dan bernegara.
b. Misi MAN 1 Magelang
1) Membudayakan kehidupan Islami dalam kehidupan
sehari-hari.
2) Meningkatkan kejujuran ilmiah dan kesantunan
amaliah dalam segala aspek kehidupan.
3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
sarana prasarana secara efektif dan efisien.
4) Mengembangkan semangat pengabdian melalui
produktivitas kinerja secara komprehensif.
Page 73
59
4. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan MAN 1 Magelang.
a. Mengoptimalkan proses dan hasil pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif, menyenangkan dan bermakna.
b. Membentuk kepribadian Islami, berkarakter, berakhlak mulia dan
bermartabat.
c. Menghasilkan lulusan yang menguasai IPTEK, kompetitif dan
mandiri di era global.
d. Mengantarkan lulusan memasuki perguruan tinggi favorit dalam
dan luar negeri.
e. Membudayakan komunikasi dalam bahasa Inggris dan Arab.
f. Meningkatkan prestasi siswa di bidang olimpiade mata pelajaran,
karya ilmiah, karya seni, keterampilan dan olahraga.
5. Fasilitas MAN 1 Magelang
a. Ruang Kepala Sekolah
Kepala sekolah memiliki ruangan kerja tersendiri yang
terpisah dari guru. Hal ini dimaksudkan agar lebih konsentrasi
dalam penyelenggaraan kepemimpinan di Sekolah. Di
dalamnya terdapat inventaris kursi, meja, sofa, lemari, dan
televisi.
Page 74
60
b. Ruang Wakasek
Ruangan wakasek terdapat di dekat ruang tamu atau lobby
MAN 1 Magelang. Terdapat 4 ruang wakasek, yaitu waka
kesiswaan dan keIslaman, kurikulum, humas serta sarana
prasarana.
c. Ruang Guru
Ruang guru terdapat di sebelah barat lobby MAN 1
Magelang. Ruangan ini berkapasitas banyak, sehingga dapat
menampung semua guru MAN 1 Magelang. Inventaris yang
terdapat di dalamnya diantaranya: kursi, meja, komputer,
printer, lemari, lemari es dan rak buku.
d. Ruang Tata Usaha
Ruang Tata Usaha terletak disebelah barat ruang kepala
madrasah. Ruangan ini berkapasitas 10 orang karyawan.
Inventaris yang terdapat di dalamnya adalah: kursi, meja,
computer, printer, lemari, dan dispenser.
e. Ruang Kelas
MAN 1 Magelang mempunyai kelas sebanyak ruang
dengan rincian sebagai berikut:
1) Kelas X : 17 ruang kelas
Page 75
61
2) Kelas XI : 14 ruang kelas terdiri dari 4 jurusan, yaitu
Jurusan Agama 1 kelas, jurusan Bahasa 2 kelas, jurusan
IPA 4 kelas, dan jurusan IPS 7 kelas.
3) Kelas XII : 11 ruang kelas terdiri dari 4 jurusan yaitu
jurusan Agama 1 kelas, jurusan Bahasa 1 kelas, jurusan
IPA 3 kelas, dan jurusan IPS 6 kelas.
Inventaris yang terdapat di dalam kelas diantaranya adalah:
kursi, meja, papan tulis, lemari. Di dalam kelas juga terdapat
beberapa fasilitas pendukung antara lain LCD(Liquid Crystal
Display) proyektor permanen di setiap kelas XII, namun untuk
kelas X dan XI masih menggunakan LCD(Liquid Crystal
Display) proyektor bersama yang jumlahnya 2 buah dan
penggunaannya secara bergantian.
f. Laboratorium
MAN 1 Magelang memiliki laboratorium pendukung mata
pelajaran sejumlah tujuh ruang ditambah satu ruang yang
masih dalam rencana, terdiri dari dua laboratorium komputer,
satu laboratorium Biologi, satu laboratorium fisika, satu
laboratorium kimia, dan dua laboratorium bahasa serta satu
laboratorium agama yang masih dalam rencana. Laboratorium
komputer yang pertama memiliki fasilitas internet dengan 20
komputer untuk setiap komputer bisa dipakai oleh dua siswa.
Page 76
62
Laboratorium kedua dengan 32 komputer namun karena ada
beberapa yang rusak dan yang masih dapat digunakan 25
komputer dan belum dilengkapi denga fasilitas internet. Dana
pengadaan komputer di laboratorium diperoleh dari DIPA.
Laboratorium bahasa di MAN 1 Magelang ada dua buah.
Masing – masing ruang laboratorium memiliki daya tampung
30 siswa. Alat dalam laboratorium bahasa sudah cukup
lengkap dan cukup representatif. Laboratorium bahasa ini
digunakan untuk menunjang mata pelajaran bahasa yang
memerlukan peralatan khusus seperti headphone serta
komputer. Laboratorium agama/ ibadah dan dakwah di MAN 1
Magelang masih dalam rencana karena melalui penuturan
kepala laboratorium baru mengajukan proposal mengenai
pembangunan laboratorium ibadah dan dakwah. Laboratorium
ibadah dan dakwah merupakan laboratorium yang digunakan
untuk menunjang mata pelajaran agama di MAN 1 Magelang.
g. Perpustakaan
Di MAN 1 Magelang terdapat dua perpustakaan yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan buku referensi siswa.
Didalam ruang perpustakaan terdapat fasilitas pendukung yaitu
1 televisi, 1 buah VCD(Video Compact Disc) dan DVD(Digital
Versatile Disc) Player yang digunakan untuk memutar film
Page 77
63
atau gambar yang berkaitan dengan pembelajaran, satu buah
komputer yang digunakan untuk pendataan buku dan
pembuatan lable, dan terdapat ruang baca yang bisa
menampung lebih dari 30 siswa.
Koleksi buku diperpustakaan MAN 1 Magelang lebih
difokuskan pada bukubuku paket atau buku penunjang belajar
siswa untuk menghadapi ujian, baik ujian sekolah maupun
ujian nasional. Dalam memenuhi buku paket siswa pihak
sekolah menyesuaikan anggaran belanja buku, jadi tidak semua
siswa bias mendapatkan buku satu persatu.
Tidak hanya buku paket saja, buku referensi yang lain juga
ada diantaranya adalah buku Ensiklopedia,Kamus Bahasa arab,
Kamus bahasa jepang, Kamus bahasa Inggris, Kamus bahasa
Indonesia, Novel atau buku fiksi, buku keterampilan dan
bahkan majalah atau surat kabar juga tersedia di perpustakaan
tersebut. Namun, buku-buku paket yang tersedia jumlahnya
tidak terlalu banyak karena pihak sekolah lebih memfokuskan
untuk pemenuhan buku paket.
Untuk peminjaman buku siswa diharuskan menggunakan
kartu anggota, namun dalam kegiatan sehari-hari untuk
pemenuhan buku paket dalam KBM, siswa yang diwakili oleh
ketua kelas atau petugas piket kelas dapat mengambilnya di
Page 78
64
perpustakaan dengan menghubungi petugas perpustakaan
terlebih dahulu.
h. Fasilitas Olahraga
1) Lapangan volly 2 buah
2) Gedung olah raga (GOR)
3) Lapangan basket 1 buah
4) Lapangan sepak bola 1 buah
i. Tempat Ibadah
Tempat ibadah di MAN 1 Magelang berupa masjid yang
menampung jamaah kurang lebih sekitar 700 jamaah. Masjid
yang diberi nama An Najah ini pada saat sholat dhuhur masjid
tersebut hanya digunakan oleh siswa putra, karena jumlah
siswa yang banyak sehingga siswi putri dipindahkan tempat
ibadah sholat dhuhurnya di gedung PSBB (pusat sumber
belajar bersama). Di dalam masjid ini pula juga dilengkapi
dengan perangkat sholat, sehingga bagi siswa ataupun guru
yang lupa tidak membawa perangkat sholat.
j. Koprasi
Koperasi di MAN 1 Magelang didirikan pada tahun 1991,
sumber dana berasal dari simpanan wajib dari tiap guru. Dalam
koperasi tersebut terdapat 7 pengurus dan diketuai oleh bu
Endang.
Page 79
65
k. Asrama
MAN 1 Magelang mempunyai 2 komplek asrama yang
bernama Darunnajah, asrama yang terletak disebelah masjid
An-Najah adalah asrama putra dan disebelah gedung PSBB
adalah asrama putri.
Syarat masuk Asrama Darunnajah :
1) Santri atau Siswa berprestasi yang diundang dari masing-
masing MTs
2) Jalur reguler : Siswa diwajibkan untuk mengikuti tes
tertulis, tes
wawancara dan praktek Keagamaan.
Jumlah Kamar yang terdapat di Arama ada 18 kamar baik
putra dan putri. Tiap kamar mempunyai daya tampung 4
sampai 6 Santri. Fasilitas tiap Kamar memiliki 1 kamar mandi,
dipan (tempat tidur) dan Perlengkapannya. Untuk Biaya
keseluruhan tinggal di asrama ditanggung dari pihak sekolah
kecuali biaya makan, Siswa dikenakan biaya sebesar
RP.240.000 Perbulan.
6. Keadaan Guru, Siswa, dan Tenaga Administrasi
a. Guru
1) Lulusan S-2 : 12 orang
2) Lulusan S-1 : 83 orang
Page 80
66
3) Lulusan D-3 : 1 orang
b. Siswa
1) Kelas X : 655 siswa
2) Kelas XI : 500 siswa
3) Kelas XII : 373 siswa
c. Tenaga Administrasi
1) Lulusan S-1 : 3 orang
2) Lulusan D-3 : 3 orang
3) Lulusan SLTA : 22 orang
7. Struktur organisasi MAN 1 Magelang. (Terlampir)
B. Penyajian Data
1. Data kecerdasan Emosional Spiritual
Data tentang kecerdasan Emosional Spiritual diperoleh melalui
metode angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung
yaitu angket yang berisi sejumlah pertanyaan tentang kondisi
seseorang (responden) dan dijawab oleh responden tersebut secara
langsung. Angket yang digunakan bersifat tertutup. Responden
menjawab pertanyaan dengan memilih salah satu dari tiga alternatif
jawaban.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil responden dari siswa
kelas XI MAN 1 Magelang sebanyak 100 siswa. Untuk lebih jelasnya,
penulis sajikan tabel responden sebagai berikut:
Page 81
67
Tabel : 3.1
Daftar Nama Responden
No Nama Responden Kelas
1 Cahya Sekar S.I XI IPS 6
2 Aditya D.P XI IPS 6
3 Alis Hamam S.N XI IPS 6
4 Anissa Dewi K XI IPS 6
5 Ardi Anggara XI IPS 6
6 Billy Janawi XI IPS 6
7 Avina A.S XI IPS 6
8 Bima A.A XI IPS 6
9 Ronal S XI IPS 6
10 Siti N XI IPS 6
11 Soni A XI IPS 6
12 Sonya K XI IPS 6
13 Oktavina A XI IPS 6
14 Praga SP XI IPS 6
15 Erine Puspita G.L XI IPS 6
16 Fani C.H XI IPS 6
17 Vita A XI IPS 6
18 Vicky A XI IPS 6
19 Depro Aditya D.A XI IPS 6
20 Dewi A XI IPS 6
21 Dimas W.K XI IPS 6
22 Doddy S XI IPS 6
23 Fiki F XI IPS 6
24 Galang R XI IPS 6
25 Hari N.R XI IPS 6
26 Imam K XI IPS 6
27 Imron R XI IPS 6
28 M. Nuryanto XI IPS 6
29 M. Zaki M XI IPS 6
30 Nur A XI IPS 6
31 Nur P XI IPS 6
32 Chrisnanda XI IPS 6
33 Ahmad C.I XI IPS 6
34 Fajar D.O XI IPS 6
35 Bella N XI IPS 8
36 Ghina A.R XI IPS 8
37 Tia D.A XI IPS 8
Page 82
68
38 Septi A XI IPS 8
39 Setya P XI IPS 8
40 Suci Ardiana R.S XI IPS 8
41 Lita H.H XI IPS 8
42 Nana I XI IPS 8
43 Siti F XI IPS 8
44 Siti M XI IPS 8
45 H.Idham R.A XI IPS 8
46 Lestari XI IPS 8
47 Isfatul A XI IPS 8
48 Ivah N.F XI IPS 8
49 Novi A.S XI IPS 8
50 Elok D XI IPS 8
51 Rahayu N.A XI IPS 8
52 Ami N XI IPS 8
53 Nava N.A XI IPS 8
54 Sofiana I XI IPS 8
55 Anif M XI IPS 8
56 P.Cahyo S XI IPS 8
57 Imam B XI IPS 8
58 Zaky E.K XI IPS 8
59 Faizal D.J XI IPS 8
60 Candra A.P XI IPS 8
61 Ikhwan A XI IPS 8
62 Romi M XI IPS 8
63 Anas I.C XI IPS 8
64 Endi K XI IPS 8
65 Anang K XI IPS 8
66 Heru S XI IPS 8
67 Risqi S.N XI Bahasa 1
68 Zamzam Aditya S.Y XI Bahasa 1
69 Siti Masruroh XI Bahasa 1
70 Lusi k XI Bahasa 1
71 Dwi M.S XI Bahasa 1
72 Siti S.M XI Bahasa 1
73 Koriyati XI Bahasa 1
74 Risqia R XI Bahasa 1
75 Silvia M.A XI Bahasa 1
76 Wahyu L.C XI Bahasa 1
77 Kurnia S XI Bahasa 1
78 Qisthi XI Bahasa 1
Page 83
69
79 Sita R XI Bahasa 1
80 Alfiatul M XI Bahasa 1
81 Syafina S.U XI Bahasa 1
82 Nur faizah XI Bahasa 1
83 Meita W XI Bahasa 1
84 Aghnia N.A XI Bahasa 1
85 Fadilah XI Bahasa 1
86 Nila L.N XI Bahasa 1
87 Nutria K XI Bahasa 1
88 Dini D.R XI Bahasa 1
89 Nanda Y.L XI Bahasa 1
90 Ilmi Q XI Bahasa 1
91 Nailis S XI Bahasa 1
92 Kholid M XI Bahasa 1
93 Septiana T.W.P XI Bahasa 1
94 M.ilham XI Bahasa 1
95 M.Naufal C XI Bahasa 1
96 Eva D.P XI Bahasa 1
97 Dichy I XI Bahasa 1
98 Umar S XI Bahasa 1
99 Alif M.A.M XI Bahasa 1
100 Berliana N.F XI Bahasa 1
Jumlah item pertanyaan tentang variabel kecerdasan emosional
spiritual adalah 15 item. Setiap item disediakan tiga alternatif jawaban
yaitu a, b, dan c. Berikut ini hasil rekapan datanya.
Tabel : 3. 2
Distribusi Jawaban Angket Kecerdasan Emosional Spiritual
No
Responden
Option
A B C
1 5 7 3
2 6 9 0
3 7 8 0
4 3 6 6
5 10 4 1
6 3 9 3
7 8 4 3
Page 84
70
8 2 11 2
9 2 11 2
10 7 3 5
11 4 9 2
12 2 13 0
13 6 5 4
14 6 6 3
15 2 13 0
16 5 7 3
17 0 10 5
18 6 6 3
19 7 5 3
20 7 5 3
21 4 10 1
22 7 5 3
23 3 9 3
24 9 4 2
25 5 7 3
26 7 6 2
27 2 9 4
28 4 8 3
29 5 9 1
30 10 2 3
31 6 5 4
32 7 6 2
33 4 10 1
34 5 7 3
35 4 8 3
36 2 11 2
37 4 5 6
38 6 6 3
39 5 9 1
40 2 7 6
41 3 11 1
42 2 10 3
43 3 7 5
44 1 10 4
45 6 4 5
46 5 10 0
47 5 10 0
48 2 11 2
Page 85
71
49 6 6 3
50 5 7 3
51 7 7 1
52 2 7 6
53 4 8 3
54 6 8 1
55 7 5 3
56 4 9 2
57 5 8 2
58 5 9 1
59 4 8 3
60 6 4 5
61 2 6 7
62 4 8 3
63 6 7 2
64 6 7 2
65 2 11 2
66 6 6 3
67 6 3 6
68 8 4 3
69 5 9 1
70 6 5 4
71 4 9 2
72 3 10 2
73 5 9 1
74 1 13 1
75 5 8 2
76 5 8 2
77 6 6 3
78 3 10 2
79 5 9 1
80 4 11 0
81 6 8 1
82 2 11 2
83 4 9 2
84 6 8 1
85 3 10 2
86 4 8 3
87 6 7 2
88 8 6 1
89 2 13 0
Page 86
72
90 0 12 3
91 3 10 2
92 5 9 1
93 4 9 2
94 3 10 2
95 4 11 0
96 3 12 0
97 8 6 1
98 4 8 3
99 5 9 1
100 3 10 2
2. Data Perilaku Keberagamaan
Data tentang perilaku keberagamaan juga diperoleh melalui
metode angket. Jenis angket yang digunakan sama dengan data
kecerdasan Emosional Spiritual. Responden menjawab dengan cara
memilih salah satu dari tiga alternatif jawaban yang telah disediakan.
Jumlah item pertanyaan sama banyak dengan jumlah soal pada data
sebelumnya, yakni 15 item. Adapun hasil rekapan datanya adalah
Tabel : 3. 3
Distribusi Jawaban Angket Perilaku Keberagamaan
No
Responden
Option
A B C
1 7 6 2
2 7 5 3
3 5 8 2
4 5 7 3
5 10 4 1
6 8 6 1
7 4 11 0
8 1 10 4
9 4 8 3
10 8 7 0
Page 87
73
11 8 5 2
12 3 12 0
13 7 6 2
14 5 8 2
15 5 9 1
16 3 8 4
17 3 10 2
18 7 7 1
19 9 5 1
20 4 9 2
21 5 8 2
22 7 5 3
23 2 8 5
24 6 6 3
25 7 8 0
26 10 5 0
27 8 5 2
28 8 4 3
29 4 9 2
30 7 8 0
31 5 7 3
32 7 7 1
33 4 8 3
34 4 5 6
35 7 8 0
36 6 9 0
37 6 7 2
38 7 7 1
39 3 6 6
40 5 10 0
41 5 10 0
42 3 10 2
43 4 9 2
44 11 4 0
45 7 8 0
46 7 8 0
47 6 9 0
48 9 6 0
49 6 9 0
50 6 8 1
51 5 7 3
Page 88
74
52 6 8 1
53 8 7 0
54 8 7 0
55 6 6 3
56 7 7 1
57 4 7 4
58 7 8 0
59 5 5 5
60 8 5 2
61 10 4 1
62 6 9 0
63 6 8 1
64 3 11 1
65 8 6 1
66 5 8 2
67 4 11 0
68 3 9 3
69 8 7 0
70 3 11 1
71 7 8 0
72 5 9 1
73 2 12 1
74 4 9 2
75 3 11 1
76 6 7 2
77 5 10 0
78 4 10 1
79 4 11 0
80 4 11 0
81 4 10 1
82 9 6 0
83 8 5 2
84 3 11 1
85 8 7 0
86 5 10 0
87 6 9 0
88 5 8 2
89 7 8 0
90 10 5 0
91 7 6 2
92 5 10 0
Page 89
75
93 4 10 1
94 4 9 2
95 6 8 1
96 7 7 1
97 2 12 1
98 8 7 0
99 4 9 2
100 5 10 0
Page 90
76
BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul dan direkap secara lengkap, langkah
selanjutnya adalah menganalisis data. Analisis data dilakukan untuk
mencapai tujuan penelitian yang telah disebutkan di halaman awal dan
untuk membuktikan hipotesis yang telah diajukan.
A. Analisis Pertama
Pada analisis pertama ini, penulis menganalisis data
Kecerdasan Emosional Spiritual siswa. Langkah awal, penulis
memberikan penilaian setiap jawaban responden dengan
ketentuan:
1. Alternatif A nilainya 3
2. Alternatif B nilainya 2
3. Alternatif C nilainya 1
Hasil penilaian data kecerdasan emosional spiritual
sebagaimana tabel berikut:
Tabel 4. 1
Nilai Angket Kecerdasan Emosional Spiritual
No
Responden
Option Skor Jumlah
Skor A B C 3 2 1
1 5 7 3 15 14 3 32
2 6 9 0 18 18 0 36
3 7 8 0 21 16 0 37
4 3 6 6 9 12 6 27
5 10 4 1 30 8 1 39
6 3 9 3 9 18 3 30
Page 91
77
7 8 4 3 24 8 3 35
8 2 11 2 6 22 2 30
9 2 11 2 6 22 2 30
10 7 3 5 21 6 5 32
11 4 9 2 12 18 2 32
12 2 13 0 6 26 0 32
13 6 5 4 18 10 4 32
14 6 6 3 18 12 3 33
15 2 13 0 6 26 0 32
16 5 7 3 15 14 3 32
17 0 10 5 0 20 5 25
18 6 6 3 18 12 3 33
19 7 5 3 21 10 3 34
20 7 5 3 21 10 3 34
21 4 10 1 12 20 1 33
22 7 5 3 21 10 3 34
23 3 9 3 9 18 3 30
24 9 4 2 27 8 2 37
25 5 7 3 15 14 3 32
26 7 6 2 21 12 2 35
27 2 9 4 6 18 4 28
28 4 8 3 12 16 3 31
29 5 9 1 15 18 1 34
30 10 2 3 30 4 3 37
31 6 5 4 18 10 4 32
32 7 6 2 21 12 2 35
33 4 10 1 12 20 1 33
34 5 7 3 15 14 3 32
35 4 8 3 12 16 3 31
36 2 11 2 6 22 2 30
37 4 5 6 12 10 6 28
38 6 6 3 18 12 3 33
39 5 9 1 15 18 1 34
40 2 7 6 6 14 6 26
41 3 11 1 9 22 1 32
42 2 10 3 6 20 3 28
43 3 7 5 9 14 5 28
44 1 10 4 3 20 4 27
45 6 4 5 18 8 5 33
46 5 10 0 15 20 0 35
47 5 10 0 15 20 0 35
Page 92
78
48 2 11 2 6 22 2 30
49 6 6 3 18 12 3 33
50 5 7 3 15 14 3 32
51 7 7 1 21 14 1 36
52 2 7 6 6 14 6 26
53 4 8 3 12 16 3 31
54 6 8 1 18 16 1 35
55 7 5 3 21 10 3 34
56 4 9 2 12 18 2 32
57 5 8 2 15 16 2 33
58 5 9 1 15 18 1 34
59 4 8 3 12 16 3 31
60 6 4 5 18 8 5 31
61 2 6 7 6 12 7 25
62 4 8 3 12 16 3 31
63 6 7 2 18 14 2 34
64 6 7 2 18 14 2 34
65 2 11 2 6 22 2 30
66 6 6 3 18 12 3 33
67 6 3 6 18 6 5 29
68 8 4 3 24 8 3 35
69 5 9 1 15 18 1 34
70 6 5 4 18 10 4 32
71 4 9 2 12 18 2 32
72 3 10 2 9 20 2 31
73 5 9 1 15 18 1 34
74 1 13 1 3 26 1 30
75 5 8 2 15 16 2 33
76 5 8 2 15 16 2 33
77 6 6 3 18 12 3 33
78 3 10 2 9 20 2 31
79 5 9 1 15 18 1 34
80 4 11 0 12 22 0 34
81 6 8 1 18 16 1 35
82 2 11 2 6 22 2 30
83 4 9 2 12 18 2 32
84 6 8 1 18 16 1 35
85 3 10 2 9 20 2 31
86 4 8 3 12 16 3 31
87 6 7 2 18 14 2 34
88 8 6 1 24 12 1 37
Page 93
79
89 2 13 0 6 26 0 32
90 0 12 3 0 24 3 27
91 3 10 2 9 20 2 31
92 5 9 1 15 18 1 34
93 4 9 2 12 18 2 32
94 3 10 2 9 20 2 31
95 4 11 0 12 22 0 34
96 3 12 0 9 24 0 33
97 8 6 1 24 12 1 37
98 4 8 3 12 16 3 31
99 5 9 1 15 18 1 34
100 3 10 2 9 20 2 31
Langkah berikutnya adalah memberikan nominasi agar
diketahui tingkatan kecerdasan emosional spiritual siswa. Dalam
menentukan nominasi, penulis menggunakan rumus berikut:
i
i =
i =
i = 5,66666667
i = 6
Dari perhitungan di atas diperoleh nilai interval 6. Sehingga
rentangan intervalnya adalah sebagai berikut:
34-39 = tingkat kecerdasan emosional spiritual tinggi
28-33 = tingkat kecerdasan emosional spiritual sedang
22-27 = tingkat kecerdasan emosional spiritual rendah
Page 94
80
Setelah diketahui rentangan interval, salanjutnya memberi
nominasi kepada responden sesuai dengan jumlah skor yang
diperoleh berdasarkan rentangan interval dan tingkatannya.
34-39 = nilai nominasi A
28-33 = nilai nominasi B
22-27 = nilai nominasi C
Supaya lebih jelas, lihat tabel nominasi berikut ini:
Tabel 4. 2
Nominasi Kecerdasan Emosional Spiritual
No Jumlah
Skor
Nilai
Nominasi
1 32 B
2 36 A
3 37 A
4 27 C
5 39 A
6 30 B
7 35 A
8 30 B
9 30 B
10 32 B
11 32 B
12 32 B
13 32 B
14 33 B
15 32 B
16 32 B
17 25 C
18 33 B
19 34 A
20 34 A
21 33 B
22 34 A
23 30 B
24 37 A
Page 95
81
25 32 B
26 35 A
27 28 B
28 31 B
29 34 A
30 37 A
31 32 B
32 35 A
33 33 B
34 32 B
35 31 B
36 30 B
37 28 B
38 33 B
39 34 A
40 26 C
41 32 B
42 28 B
43 28 B
44 27 C
45 33 B
46 35 A
47 35 A
48 30 B
49 33 B
50 32 B
51 36 A
52 26 C
53 31 B
54 35 A
55 34 A
56 32 B
57 33 B
58 34 A
59 31 B
60 31 B
61 25 C
62 31 B
63 34 A
64 34 A
65 30 B
Page 96
82
66 33 B
67 29 B
68 35 A
69 34 A
70 32 B
71 32 B
72 31 B
73 34 A
74 30 B
75 33 B
76 33 B
77 33 B
78 31 B
79 34 A
80 34 A
81 35 A
82 30 B
83 32 B
84 35 A
85 31 B
86 31 B
87 34 A
88 37 A
89 32 B
90 27 C
91 31 B
92 34 A
93 32 B
94 31 B
95 34 A
96 33 B
97 37 A
98 31 B
99 34 A
100 31 B
Berdasarkan tabel V diketahui, jumlah nominasi tinggi
sebanyak 34 responden, nominasi sedang sebanyak 59 responden,
dan nominasi rendah sebanyak 7 responden. Kemudian hasil
tersebut dicari prosentasenya dengan rumus prosentase:
P=
x100
Page 97
83
1. Prosentase Kecerdasan Emosional Spiritual tinggi adalah
P=
1
P=34%
2. Prosentase Kecerdasan Emosional Spiritual sedang adalah
P
1 x100
P= 59%
3. Prosentase Kecerdasan Emosional Spiritual rendah adalah
P=
1 x100
P= 7%
Setelah dihitung presentasenya, maka dibuat table prosentase
berikut:
Tabel 4. 3
Persentase Tingkat Kecerdasan Emosional Spiritual
No Kategori Interval Frekuensi Persentase
1 Tinggi 34-39 34 34%
2 Sedang 28-33 59 59%
3 Rendah 22-27 7 7%
Jumlah 100 100%
Jadi dapat disimpulkan, bahwa kategori kecerdasan Emosional
Spiritual tinggi memiliki frekuensi sebanyak 34 responden dengan
presentase 34%. Kecerdasan Emosional Spiritual sedang memiliki
frekuensi sebanyak 59 responden dengan presentase 59%.
Kecerdasan Emosional Spiritual rendah memiliki frekuensi
sebanyak 7 responden dengan presentasse 7%.
Dengan demikian, tingkat kecerdasan emosional sspiritual
siswa kelas XI MAN 1 Magelang berada pada kategori sedang.
Supaya lebih jelas penulis sajikan table persentasi per item
angket kecerdasan emosional spiritual sebagai berikut :
Page 98
84
Tabel 4. 4
Persentase Jawaban Per Item Angket Kecerdasan
Emosional Spiritual
No Pertanyaan Angket
Kecerdasan
Emosional Spiritual
Option Persentase
A B C A B C
1 Apakah Anda selalu
berpegang teguh pada
ajaran agama dalam
situasi apapun?
35 58 7 35% 58% 7%
2 Apakah Anda selalu
mensyukuri nikmat
yang diberikan Allah
kepada Anda baik
sedikit maupun
banyak?
29 68 3 29% 68% 3%
3 Ada teman Anda
yang
memberitahukan
informasi yang sering
anda dengar. Teman
Anda
menyampaikannya
dengan antusias.
Apakah Anda akan
mendengarkannya
dengan baik?
33 52 15 33% 52% 15%
4 Dikelas Anda
termasuk anak yang
pandai, apakah
kemudian Anda
bergaul hanya dengan
anak-anak yang
pandai juga?
81 17 2 81% 17% 2%
5 Ketika Anda ada
masalah kemudian
Anda sudah berusaha
memperbaikinya
tetapi Anda tidak
mendapatkan solusi
yang tepat apakah
Anda pasrah dan
41 39 20 41% 39% 20%
Page 99
85
bertawakal kepada
Allah?
6 Anda sudah belajar
dan materi yang Anda
pelajari tidak keluar
dalam ujian, apakah
anda akan menyontek
pekerjaan teman?
22 48 30 22% 48% 30%
7 Ketika Anda
membantu orang lain
kemudian setelah
dibantu orang
tersebut tidak
mengucapkan
terimakasih pada
anda, apakah Anda
menyesal telah
membantunya?
27 50 23 27% 50% 23%
8 Ketika ada teman
Anda yang sering
Anda bantu
mengatakan kepada
orang lain bahwa
anda tidak pernah
membantunya,
apakah Anda akan
marah-marah kepada
teman Anda tersebut?
45 34 21 45% 34% 21%
9 Ketika Anda sibuk
belajar untuk
menghadapi ujian,
apakah Anda
meluangkan waktu
untuk membaca Al-
Qur’an?
23 67 10 23% 67% 10%
10 Ketika Anda sedang
makan diwarung,
kemudian ada
pengemis datang
meminta sedekah,
apakah Anda tergerak
hatinya untuk
40 49 11 40% 49% 11%
Page 100
86
berdsedekah kepada
pengemis tersebut?
11 Ketika Anda
melakukan kesalahan,
apakah Anda akan
mengakui kesalahan
Anda dan
memperbaikinya?
10 78 12 10% 78% 12%
12 Ketika anda dititipi
barang oleh teman
Anda kemudian Anda
diajak menonton
hiburan gratis oleh
saudara Anda,
apakahAanda akan
menolak ajakan
tersebut karena
sedang mendapat
amanah?
10 76 14 10% 76% 14%
13 Anda makan permen
tetapi disekitar Anda
tidak ada tempat
sampah, apakah Anda
akan menyimpan
bungkus permen
tersebut sampai Anda
menemukan tempat
sampah?
10 60 30 10% 60% 30%
14 Ketika Anda berjalan,
kemudian Anda
melihat ada batu di
tengah-tengah jalan,
apakah Anda akan
menyikirkan batu
tersebut?
37 40 23 37% 40% 23%
15 Anda sedang naik bis,
kemudian ada
seorang ibu-ibu naik
dan sudah tidak ada
tempat duduk kosong,
apakah Anda akan
memberikan tempat
19 62 19 19% 62% 19%
Page 101
87
duduk Anda
sedangkan Anda
turunya masih lama?
Keterangan:
1. Pertanyaan pertama, dari 100 siswa yang menjawab A sebanyak
35%, yang menjawab B sebanyak 58% dan yang menjawab C
sebanyak 7%.
2. Pertanyaan kedua. Dari 100 siswa yang menjawab A sebanyak
29%, yang menjawab B sebanyak 68%, dan yang menjawab C
sebanyak 3%.
3. Pertanyaan ketiga. Dari 100 siswa yang menjawab A sebanyak
33%, yang menjawab B sebanyak 52%, dan yang menjawab C
sebanyak 15%.
4. Pertanyaan keempat. Dari 100 siswa yang menjawab A sebanyak
81%, yang menjawab B sebanyak 17%, dan yang menjawab C
sebanyak 2%.
5. Pertanyaan kelima. Dari 100 siswa yang menjawab A sebanyak
41%, yang menjawab B sebanyak 39% dan yang menjawab C
sebanyak 20%.
6. Pertanyaan keenam. Dari 100 siswa, yang menjawab A sebanyak
22%, yang menjawab B sebanyak 48%, dan yang menjawab C
sebanyak 30%.
Page 102
88
7. Pertanyaan ketujuh. Dari100 siswa yang menjawab A sebanyak
27%, yang menjawab B sebanyak 50%, dan yang menjawab C
sebanyak 23%.
8. Pertanyaan kedelapan. Dari 100 siswa yang menjawab A sebanyak
48%, yang menjawab B sebanyak 34%, dan yang menjawab C
sebanyak 21%.
9. Pertanyaan kesembilan. Dari 100 siswa yang mnjawab A sebanyak
23%, yang menjawab B sebanyak 67%, dan yang menjawab C
sebanyak 10%.
10. Pertanyaan kesepuluh. Dari 100 siswa yang menjawab A sebanyak
40%, yang menjawab B sebanyak 49%, dan yang menjawab C
sebanyak 11%.
11. Pertanyaan kesebelas. Dari 100 siswa yang menjawab A sebanyak
10%, yang menjawab B sebanyak 78%, dan yang menjawab C
sebanyak 12%.
12. Pertanyaan keduabelas. Dari 100 siswa yang menjawab A
sebanyak 10%, yang menjawab B sebanyak 76%, dan yang
menjawab C sebanyak 14%.
13. Pertanyaan ketigabelas. Dari 100 siswa yang menjawab A
sebanyak 10%, yang menjawab B sebanyak 60%, dan yang
menjawab C sebanyak 30%.
Page 103
89
14. Pertanyaan keempatbelas. Dari 100 siswa yang menjawab A
sebanyak 37%, yang menjawab B sebanyak 40%, dan yang
menjawab C sebanyak 23%.
15. Pertanyaan kelimabelas. Dari 100 siswa yang menjawab A
sebanyak 19%, yang menjawab B sebanyak 62%, dan yang
menjawab C sebanyak 19%.
B. Analisis Kedua
Analisis kedua bertujuan untuk mengetahui tingkat perilaku
keberagamaan siswa. Pada analisis kedua ini, penulis
melakukan langkah-langkah seperti pada analisis data pertama.
Langkah pertama penulis memberikan skor kepada setiap
jawaban responden dengan ketentuan berikut:
Alternatif A nilainya 3
Alternatif B nilainya 2
Alternatif C nilainya 1
Tabel 4. 5
Nilai Angket Perilaku Keberagamaan
No
Responding
Option Skor Jumlah
Skor A B C 3 2 1
1 7 6 2 21 12 2 35
2 7 5 3 21 10 3 34
3 5 8 2 15 16 2 33
4 5 7 3 15 14 3 32
5 10 4 1 30 8 1 39
6 8 6 1 24 12 1 37
7 4 11 0 12 22 0 34
Page 104
90
8 1 10 4 3 20 4 27
9 4 8 3 12 16 3 31
10 8 7 0 24 14 0 38
11 8 5 2 24 10 2 36
12 3 12 0 9 24 0 33
13 7 6 2 21 12 2 35
14 5 8 2 15 16 2 33
15 5 9 1 15 18 1 34
16 3 8 4 9 16 4 29
17 3 10 2 9 20 2 31
18 7 7 1 21 14 1 36
19 9 5 1 27 10 1 38
20 4 9 2 12 18 2 32
21 5 8 2 15 16 2 33
22 7 5 3 21 10 3 34
23 2 8 5 6 16 5 27
24 6 6 3 18 12 3 33
25 7 8 0 21 16 0 37
26 10 5 0 30 10 0 40
27 8 5 2 24 10 2 36
28 8 4 3 24 8 3 35
29 4 9 2 12 18 2 32
30 7 8 0 21 16 0 37
31 5 7 3 15 14 3 32
32 7 7 1 21 14 1 36
33 4 8 3 12 16 3 31
34 4 5 6 12 10 6 28
35 7 8 0 21 16 0 37
36 6 9 0 18 18 0 36
37 6 7 2 18 14 2 34
38 7 7 1 21 14 1 36
39 3 6 6 9 12 6 27
40 5 10 0 15 20 0 35
41 5 10 0 15 20 0 35
42 3 10 2 9 20 2 31
43 4 9 2 12 18 2 32
44 11 4 0 33 8 0 41
45 7 8 0 21 16 0 37
46 7 8 0 21 16 0 37
47 6 9 0 18 18 0 36
48 9 6 0 27 12 0 39
Page 105
91
49 6 9 0 18 18 0 36
50 6 8 1 18 16 1 35
51 5 7 3 15 14 3 32
52 6 8 1 18 16 1 35
53 8 7 0 24 14 0 38
54 8 7 0 24 14 0 38
55 6 6 3 18 12 3 33
56 7 7 1 21 14 1 36
57 4 7 4 12 14 4 30
58 7 8 0 21 16 0 37
59 5 5 5 15 10 5 30
60 8 5 2 24 10 2 36
61 10 4 1 30 8 1 39
62 6 9 0 18 18 0 36
63 6 8 1 18 16 1 35
64 3 11 1 9 22 1 32
65 8 6 1 24 12 1 37
66 5 8 2 15 16 2 33
67 4 11 0 12 22 0 34
68 3 9 3 9 18 3 30
69 8 7 0 24 14 0 38
70 3 11 1 9 22 1 32
71 7 8 0 21 16 0 37
72 5 9 1 15 18 1 34
73 2 12 1 6 24 1 31
74 4 9 2 12 18 2 32
75 3 11 1 9 22 1 32
76 6 7 2 18 14 2 34
77 5 10 0 15 20 0 35
78 4 10 1 12 20 1 33
79 4 11 0 12 22 0 34
80 4 11 0 12 22 0 34
81 4 10 1 12 20 1 33
82 9 6 0 27 12 0 39
83 8 5 2 24 10 2 36
84 3 11 1 9 22 1 32
85 8 7 0 24 14 0 38
86 5 10 0 15 20 0 35
87 6 9 0 18 18 0 36
88 5 8 2 15 16 2 33
89 7 8 0 21 16 0 37
Page 106
92
90 10 5 0 30 10 0 40
91 7 6 2 21 12 2 35
92 5 10 0 15 20 0 35
93 4 10 1 12 20 1 33
94 4 9 2 12 18 2 32
95 6 8 1 18 16 1 35
96 7 7 1 21 14 1 36
97 2 12 1 6 24 1 31
98 8 7 0 24 14 0 38
99 4 9 2 12 18 2 32
100 5 10 0 15 20 0 35
Langkah kedua, penulis mencari tingkatan perilaku
keberagamaan siswa. Untuk mengetahui tingkatan perilaku
keberagamaan, penulis mencari rentangan interval dengan
rumus berikut:
i =
+1
i = 1
+1
i = 1
1
i = 5,66666667
i = 6
Jadi rentangan intervalnya adalah sebagai berikut:
36-41 : tingkat Perilaku Keberagamaan tinggi
30-35 : tingkat Perilaku Keberagamaan sedang
24-29 : tingkat Perilaku Keberagamaan Rendah
Page 107
93
Langkah selanjutnya memberi nominasi dengan ketentuan
berikut:
Tingkat perilaku keberagamaan tinggi diberi nominasi A,
tingkat perilaku keberagamaan sedang diberi nilai nominasi B,
tingkat perilaku keberagamaan rendah diberi nominasi C.
Untuk lebih jelas, penulis sajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4. 6
Nilai Nominasi Perilaku Keberagamaan
No Jumlah Skor Nilai Nominasi
1 35 B
2 34 B
3 33 B
4 32 B
5 39 A
6 37 A
7 33 B
8 27 C
9 31 B
10 38 A
11 36 A
12 33 B
13 35 B
14 33 B
15 34 B
16 39 A
17 31 B
18 36 A
19 38 A
20 32 B
21 33 B
22 34 B
23 27 C
24 33 B
25 37 A
Page 108
94
26 40 A
27 36 A
28 35 B
29 32 B
30 37 A
31 32 B
32 36 A
33 31 B
34 28 C
35 37 A
36 36 A
37 34 B
38 36 A
39 28 C
40 35 B
41 35 B
42 31 B
43 32 B
44 41 A
45 37 A
46 37 A
47 36 A
48 39 A
49 36 A
50 35 B
51 32 B
52 35 B
53 38 A
54 38 A
55 33 B
56 36 A
57 30 B
58 37 A
59 40 A
60 36 A
61 39 A
62 36 A
63 35 B
64 32 B
65 37 A
66 33 B
Page 109
95
67 34 B
68 30 B
69 38 A
70 32 B
71 37 A
72 34 B
73 31 B
74 32 B
75 32 B
76 34 B
77 35 B
78 33 B
79 34 B
80 34 B
81 33 B
82 39 A
83 36 A
84 32 B
85 38 A
86 35 B
87 36 A
88 33 B
89 37 A
90 40 A
91 35 B
92 35 B
93 33 B
94 32 B
95 35 B
96 36 A
97 31 B
98 38 A
99 32 B
100 35 B
Berdasarkan tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan. Nilai
nominasi A sebanyak 40, nilai nominasi B sebanyak 55, dan
nilai nominasi C sebanyak 5. Dengan demikian, tingkat
Page 110
96
Perilaku Keberagamaan siswa tergolong sedang. Kemudian,
jumlah masing-masing nimonasi itu, dicari prosentasenya
dengan rumus prosentase berikut:
P =
x100
1. Persentase perilaku keberagamaan tinggi :
P =
1 x100%
P = 40%
2. Persentase perilaku keberagamaan sedang :
P =
1 x100
P = 55%
3. Persentase perilaku keberagamaan rendah :
P =
1 x100
P = 5%
Selanjutnya, hasil perhitungan persentase di atas, disajikan
dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4. 7
Persentase Tingkat Perilaku Keberagamaan
No Kategori Interval Frekuensi Persentase
1 Tinggi 36-41 40 40%
2 Sedang 35-30 55 55%
3 Rendah 24-29 5 5%
Jumlah 100 100%
Page 111
97
Kategori perilaku keberagamaan tinggi sebesar 40%,
perilaku keberagamaan sedang sebesar 55%, dan perilaku
keberagamaan rendah sebesar 5%. Jadi perilaku keberagamaan
siswa kelas XI MAN 1 Magelang angkatan 2014/2015 berada
pada level sedang.
Selanjutnya, penulis menghitung persentase jawaban per
item dari 16 pertanyaan tentang perilaku keberagamaan.
Adapun hasil perhitungan persentasenya adalah
Tabel 4. 8
Persentase Jumlah Jawaban Per Item Angket Perilaku
Keberagamaan
No Pertanyaan Angket
Perilaku Keberagamaan
Otion Persentase
A B C A B C
1 Ketika Anda sedang
asyik-asyiknya
menonton film
kesukaan anda lalu
kemudian adzan
berkumandang. apakah
Anda akan
meninggalkan
keasyikan Anda dan
segera ambil wudhu
untuk mengerjakan
shalat?
15 78 7 15% 78% 7%
2 Ketika malam terasa
dingin banget kemudian
Anda terbangun dari
tidur Anda.Apakah
Anda kemudian
beranjak dari tempat
tidur untuk mengambil
wudhu kemudian
19 60 21 19% 60% 21%
Page 112
98
melakukan tahajud?
3 Apakah Anda selalu
mengganti puasa
ramadhan yang Anda
tinggalkan?
70 30 0 70% 30% 0%
4 Selain puasa wajib
apakah Anda juga
mengerjakan puasa
sunnah?
45 35 20 45% 35% 20%
5 Apakah Anda selalu
meluangkan waktu
untuk membaca Al-
Qur’an?
25 59 16 25% 59% 16%
6 Ketika membaca Al-
Qur’an, apakah Anda
juga membaca
terjemahannya?
15 70 15 15% 70% 15%
7 Apakah Anda selalu
berdo’a ketika hendak
dan setelah melakukan
sesuatu?
58 42 0 58% 42% 0%
8 Apakah Anda berdo’a
hanya saat Anda sedang
mengalami kesusahan?
45 35 20 45% 35% 20%
9 Ketika berdo’a, apakah
Anda berdo’a dengan
sepenuh hati?
37 63 0 37% 63% 0%
10 Ketika Anda melihat
guru Anda sedang
kesulitan, apakah anda
membantunya?
50 38 12 50% 38% 12%
11 Ketika Anda menolong
sesama, apakah Anda
melakukan hal itu
dengan penuh
keihlasan?
30 70 0 30% 70% 0%
12 Apakah Anda selalu
menyempatkan diri
untuk bersilaturahim ke
tempat kerabat atau
teman ketika ada waktu
39 51 10 39% 51% 10%
Page 113
99
luang?
13 Apakah Anda selalu
memberikan target
disetiap aktivitas yang
anda lakukan?
34 61 5 34% 61% 5%
14 Ketika Anda melakukan
sesuatu, apakah Anda
selalu
menyelesaikannya tepat
waktu?
34 55 11 34% 55% 11%
15 Apakah Anda selalu
berusaha untuk
mendapatkan nilai
terbaik ketika mendapat
tugas atau ujian?
59 41 0 59% 41% 0%
Keterangan:
1. Pertanyaan pertama. Dari 100 siswa yang menjawab A
sebanyak 15%, yang menjawab B sebanyak 78%, dan yang
menjawab C sebanyak 7%.
2. Pertanyaan kedua. Dari 100 siswa, yang menjawab A
sebanyak 19%, yang menjawab B sebanyak 60%, dan yang
menjawab C sebanyak 21%.
3. Pertanyaan ketiga. Dari 100 siswa, yang menjawab A
sebanyak 70%, yang menjawab B sebanyak 30%, dan yang
menjawab C sebanyak 0%.
4. Pertanyaan keempat. Dari 100 siswa yang menjawab A
sebanyak 45%, yang menjawab B sebanyak 35%, dan yang
menjawab C sebanyak 20%.
Page 114
100
5. Pertanyaan kelima. Dari 100 siswa yang menjawab A
sebanyak 25%, yang menjawab B sebanyak 59%, dan yang
menjawab C sebanyak 16%.
6. Pertanyaan keenam, dari 100 siswa, 15% menjawab A, 70%
menjawab B, dan 15% menjawab C.
7. Pertanyaan ketujuh. Dari 100 siswa, 58% menjawab A, 42%
menjawab B, dan 0% menjawab C.
8. Pertanyaan kedelapan. Dari 100 siswa, yang menjawab A
sebanyak 45%, yang menjawab B sebanyak 35% dan yang
menjawab C sebanyak 20%.
9. Pertanyaan kesembilan. Dari 100 siswa yang menjawab A
sebanyak 37%, yang menjawab B sebanyak 63%, dan yang
menjawab C sebanyak 0%.
10. Pertanyaan kesepuluh. Dari 100 siswa, 50% menjawab A,
38% menjawab B, dan 12% menjawab C.
11. Pertanyaan kesebelas. Dari 100 siswa, 30% menjawab A,
70% menjawab B, dan 0% menjawab C.
12. Pertanyaan keduabelas. Dari 100 siswa 39% menjawab A,
51% menjawab B, dan 10% menjawab C.
13. Pertanyaan ketigabelas. Dari 100 siswa yang menjawab A
sebanyak 34%, yang menjawab B sebanyak, 61%, dan yang
menjawab C sebanyak 5%.
Page 115
101
14. Pertanyaan keempatbelas. Dari 100 siswa, yang menjawab A
sebanyak 34%, yang menjawab B sebanyak 55%, dan yang
menjawab C sebanyak 11%.
15. Pertanyaan kelimabelas. Dari 100 siswa, 59% menjawab A,
41% menjawab B, dan 0% menjawab C.
C. Analisis Ketiga
Analisis ketiga ini bertujuan untuk membuktikan akan ada
tidaknya hubungan kecerdasan Emosional Spiritual dengan
Perilaku Keberagamaan siswa kelas XI MAN 1 Magelang.
Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan oleh penulis di
pembahasan pertama, maka penulis melakukan langkah-
langkah sebagai berikut ini:
1. Membuat Tabel Persiapan (Tabel Kerja)
Tabel 4. 9
Tabel Kerja Koefisien Korelasi Kecerdasan Emosional
Spiritual (X) Dengan Perilaku Keberagamaan (Y)
No X Y X2
Y2
XY
1 32 35 1024 1225 1120
2 36 34 1296 1156 1224
3 37 33 1369 1089 1221
4 27 32 729 1024 864
5 39 39 1521 1521 1521
6 30 37 900 1369 1110
7 35 34 1225 1156 1190
8 30 27 900 729 810
9 30 31 900 961 930
Page 116
102
10 32 38 1024 1444 1216
11 32 36 1024 1296 1152
12 32 33 1024 1089 1056
13 32 35 1024 1225 1120
14 33 33 1089 1089 1089
15 32 34 1024 1156 1088
16 32 29 1024 841 928
17 25 31 625 961 775
18 33 36 1089 1296 1188
19 34 38 1156 1444 1292
20 34 32 1156 1024 1088
21 33 33 1089 1089 1089
22 34 34 1156 1156 1156
23 30 27 900 729 810
24 37 33 1369 1089 1221
25 32 37 1024 1369 1184
26 35 40 1225 1600 1400
27 28 36 784 1296 1008
28 31 35 961 1225 1085
29 34 32 1156 1024 1088
30 37 37 1369 1369 1369
31 32 32 1024 1024 1024
32 35 36 1225 1296 1260
33 33 31 1089 961 1023
34 32 28 1024 784 896
35 31 37 961 1369 1147
36 30 36 900 1296 1080
37 28 34 784 1156 952
38 33 36 1089 1296 1188
39 34 27 1156 729 918
40 26 35 676 1225 910
41 32 35 1024 1225 1120
42 29 31 841 961 899
43 28 32 784 1024 896
44 27 41 729 1681 1107
45 31 37 961 1369 1147
46 35 37 1225 1369 1295
47 35 36 1225 1296 1260
48 30 39 900 1521 1170
49 33 36 1089 1296 1188
50 32 35 1225 1225 1120
Page 117
103
51 36 32 1296 1024 1152
52 26 35 676 1225 910
53 31 38 961 1444 1178
54 35 38 1225 1444 1330
55 34 33 1156 1089 1122
56 32 36 1024 1296 1152
57 33 30 1089 900 990
58 34 37 1156 1369 1258
59 31 30 961 900 930
60 31 36 961 1296 1116
61 25 39 625 1521 975
62 31 36 961 1296 1116
63 34 35 1156 1225 1190
64 34 32 1156 1024 1088
65 30 37 900 1369 1110
66 33 33 1089 1089 1089
67 29 34 841 1156 986
68 35 30 1225 900 1050
69 34 38 1156 1444 1292
70 32 32 1024 1024 1024
71 32 37 1024 1369 1184
72 31 34 961 1156 1054
73 34 31 1156 961 1054
74 30 32 900 1024 960
75 33 32 1089 1024 1056
76 33 34 1089 1156 1122
77 33 35 1089 1225 1155
78 31 33 961 1089 1023
79 34 34 1156 1156 1156
80 34 34 1156 1156 1156
81 35 33 1225 1089 1155
82 30 39 900 1521 1170
83 32 36 1024 1296 1152
84 35 32 1225 1024 1120
85 31 38 961 1444 1178
86 31 35 961 1225 1085
87 34 36 1156 1296 1224
88 37 33 1369 1089 1221
89 32 37 1024 1369 1184
90 27 40 729 1600 1080
91 31 35 961 1225 1085
Page 118
104
92 34 35 1156 1225 1190
93 32 33 1024 1089 1056
94 31 32 961 1024 992
95 34 35 1156 1225 1190
96 33 36 1089 1296 1188
97 37 31 1369 961 1147
98 31 38 961 1444 1178
99 34 32 1156 1024 1088
100 31 35 961 1225 1085
N100 ∑3221 ∑3440 ∑104674 ∑119186 ∑110979
Dari tabel di atas dapat diketahui :
N : 100
∑X : 3221
∑Y : 3440
∑X2
: 104674
∑Y2 : 119186
∑XY : 110979
2. Memasukkan nilai X dan Y ke dalam rumus product
moment.
Langkah selanjutnya, penulis memasukkan hasil
perhitungan di atas ke dalam rumus product moment.
rxy =
√{ }{ } (Arikunto, 2013: 317)
rxy = 1 11 1
√{1 1 6 1 8 }{1 11 86 118 6 }
rxy = 11 11 8
√{1 6 1 8 1}{11 86 118 6 }
rxy = 1 66
√ 8
Page 119
105
rxy = 17660
√7867515000
rxy = 1 66
886
rxy = 0,199
D. Interpretasi
Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product
moment dan diperoleh rxy hitung sebesar 0,199, kemudian nilai
rxy yang telah diketahui tersebut diadakan tes signifikasi, yaitu
dikonsultasikan pada r tabel product moment dengan N = 100
pada taraf signifikasi 5% diperoleh nilai 0,195. Dengan ini
dapat diketahui bahwa rxy hitung sebesar 0,199> rxy tabel sebesar
0,195.
Sesuai dengan kaidah analisis data, jika r hitung lebih besar
atau sama dengan r tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Jika r hitung kurang dari r tabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Diketahui r hitung= 0,199 dan r tabel 0,195 pada taraf
signifikansi 5% .Dengan demikian hipotesis positif (Ha) yang
diajukan penilis diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan
emosional spiritual dengan perilaku keberagamaan siswa kelas
XI MAN 1 Magelang tahun pelajaran 2014/2015.
Page 120
106
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Variasi Kecerdasan Emosional Spiritual siswa kelas XI MAN 1 Magelang
Tahun 2014/2015 yang berada pada kategori tinggi sebanyak 34
responden atau sebesar 34%, yang berada pada kategori sedang sebanyak
59 responden atau 59%, dan yang berada pada kategori rendah sebanyak 7
responden atau sebesar 7%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
kecerdasan emosional spiritual siswa kelas XI MAN 1 Magelang Tahun
2014/2015 berada pada kategori sedang.
2. Variasi Perilaku Keberagamaan siswa kelas XI MAN 1 Magelang Tahun
2014/2015 yang berada pada kategori tinggi sebanyak 40 responden atau
sebesar 40%, yang berada pada kategori sedang sebanyak 55 responden
atau 55%, yang berada pada kategori rendah sebanyak 5 responden atau
sebesar 5%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa perilaku
keberagamaan siswa kelas XI MAN 1 Magelang Tahun 2014/2015 berada
pada kategori sedang.
Page 121
107
3. Ada hubungan positif antara kecerdasan emosional spiritual siswa kelas
XI MAN 1 Magelang Tahun 2014/2015. Hasil perhitungan data dengan
menggunakan rumus product moment sebesar 0,199, kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N
sebesar 100. Jadi 0,199 > 0,195. Sesuai dengan kaidah analisis data, jika r
hitung lebih besar atau sama dengan r tabel, maka Ha diterima dan Ho
ditolak. Dengan demikian hasilnya sangat signifikan.
B. Saran
1. Saran Untuk Siswa
Kecerdasan emosional spiritual sangat penting untuk setiap orang,
oleh karena itu kecerdasan ini perlu ditingkatkan dengan melatih diri
secara terus-menerus. Begitu juga dengan agama. Sebagai siswa
muslim, beragama bukan hanya mengetahui materi agama dan
pengakuan di lisan. Namun ajaran agama sebaiknya diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berprinsip pada ajaran agama
maka hidup akan lebih bermakna dan bermanfaat baik untuk
kehidupan dunia maupun akhirat.
2. Saran Untuk Lembaga
Lembaga MAN 1 Magelang mempunyai sebuah visi untuk
mewujudkan peserta didik yang beraklak mulia serta keseimbangan
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan
spiritual. Maka dari itu, sebagai lembaga Islam, para pendidik di MAN
Page 122
108
1 Magelang perlu terus meningkatkan kecerdasan emosional spiritual
siswa melalui bimbingan, dan pembelajaran. Dengan begitu visi yang
dijunjung tinggi oleh lembaga terwujud.
Page 123
109
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quotient The ESQ Way 165 Jilid 1.
Jakarta: PT Arga Tilanta.2001
____________________ Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional
Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quotient The ESQ Way 165 Jilid 2.
Jakarta: PT Arga Tilanta.2003.
Al Baqi, Muhammad Fuad Abdul. Faharisu Sunan Ibnu Majah. Bairut: Darut Kutubil
Ilmiyah.1995.
Ancok, Djamaludin & Suroso, Fuat Nashori. Psikologi Islami: Solusi Islam Atas
Problem-Problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2005.
Arifin, Syamsul, AgusPurwadi, &KhoirulHabib, Spiritualitas Islam
danPeradabanMasaDepan.Yogyakarta :SIPRESS. 1996.
Arikunto, Suharsimi.. Menejemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.2005
________________. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.2013
Azzet, Muhammad Muhaimin,Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Bagi Anak.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2010.
Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: PT
Karya Toha Putra.1989.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.2007.
Goleman, Daniel. 1995. Kecerdasan Emosional. Terjemahan oleh T. Hermaya.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.1997
Hamzah B.Uno. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta :
BumiAksara, 2006.
Hude, Darwis. Emosi: Penjelajahan Religio Psikologis Tentang Emosi Manusia di
dalam Al Qur’an. Jakarta: Erlangga.2006.
Ilyas, Yunahar. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.2007.
Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.2000.
Jalaludin & Ramayulis.Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kalam Mulia.1987.
Manaf, Mudjahid Abdul. Sejarah Agama-Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.1996.
Munawir, Ahmad Warson. Al Munawir: Kamus Arab Indonesia. Surabaya: Pustaka
Progresif.2002.
Muslim, Abu Kusain. Shokhih Muslim bi Syar’i Nawawi I. Indonesia: Maktabah
Dahlan.Tanpa Tahun.
Mustofa, Yasin. EQ untuk Anak Usia Dini dalam Pendidikan Islam: Meningkatkan
Perilaku Pengendalian Diri dan Rasa Empati atau Kasih Sayang pada Anak.
Yogyakarta: Sketsa.2007.
Page 124
110
Nasution, Ahmad Taufik. Melejitkan SQ dengan Prinsip 99 Asmaul Husna:
Merengkuh Puncak Kebahagiaan dan Kesuksesan Hidup. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.2009.
Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid I. Jakarta:
Universitas.1995.
Poerdarminto, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.2006.
Suharsono.Akserlasi Intelegensi Optimalkan IQ, EQ, dan SQ, Jakarta: Garmedia
Pustaka Utama. 2004
Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D,Alfabeta, Bandung,
2011.
Toto Tasmara. Kecerdasan Ruhaniah, Jakarta : Gema Insani Press, 2001.
Utomo, Nurhuda Sandi.Hubungan Antara Kedisiplinan Dalam Keluarga Militer
Dengan Perilaku Keberagamaan Pada Remaja di Asrama Garnisum Kota
Salatiga Tahun 2011. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga Jurusan Tarbiyah
STAIN Salatiga.2012.
Zohar, Danah dan Ian Marshall. SQ, Spiritual Intellegence, The
UltimateIntellegence, Bandung : Mizan, 2007.
Page 125
111
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Page 126
112
Instrumen Penelitian
A. Petunjuk
1. Tuliskan identitas diri anda pada tempat yang tersedia!
2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan cermat, kemudian
bubuhkan tanda silang (X) pada salah satu jawaban !
3. Jawablah pertanyaan-dibawah dengan sejujurnya!
B. Identitas Responden
Nama : ……………
Nomer Urut : ……………
Kelas : ……………
C. Daftar pertanyaan
a. Variabel kecerdasan emosional spiritual
8. Apakah anda selalu berpegang teguh pada ajaran agama dalam situasi
apapun?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
9. Apakah anda selalu mensyukuri nikmat yang diberikan Allah kepada anda
baik sedikit maupun banyak?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
10. Ada teman anda yang memberitahukan informasi yang sering anda
dengar. Teman anda menyampaikannya dengan antusias. Apakah anda
akan mendengarkannya dengan baik?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
Page 127
113
11. Dikelas anda termasuk anak yang pandai, apakah kemudian anda bergaul
hanya dengan anak-anak yang pandai juga?
a. Tidak pernah b. kadang-kadang c. selalu
12. ketika anda ada masalah kemudian anda sudah berusaha memperbaikinya
tetapi anda tidak mendapatkan solusi yang tepat apakah anda pasrah dan
bertawakal kepada Allah?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
13. Anda sudah belajar dan materi yang anda pelajari tidak keluar dalam
ujian, apakah anda akan menyontek pekerjaan teman?
a. Tidak pernah b. kadang-kadang c. selalu
14. Ketika anda membantu orang lain kemudian setelah dibantu orang tersebut
tidak mengucapkan terimakasih pada anda, apakah anda menyesal telah
membantunya?
a. Tidak pernah b. kadang-kadang c. selalu
15. Ketika ada teman anda yang sering anda bantu mengatakan kepada orang
lain bahwa anda tidak pernah membantunya, apakah anda akan marah-
marah kepada teman anda tersebut?
a. Tidak pernah b. kadang-kadang c. selalu
16. Ketika anda sibuk belajar untuk menghadapi ujian, apakah anda
meluangkan waktu untuk membaca Al-Qur’an?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
Page 128
114
17. Ketika anda sedang makan diwarung, kemudian ada pengemis datang
meminta sedekah, apakah anda tergerak hatinya untuk berdsedekah
kepada pengemis tersebut?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
18. Ketika anda melakukan kesalahan, apakah anda akan mengakui kesalahan
anda dan memperbaikinya?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
19. Ketika anda dititipi barang oleh teman anda kemudian anda diajak
menonton hiburan gratis oleh saudara anda, apakah anda akan menolak
ajakan tersebut karena sedang mendapat amanah?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
20. Anda makan permen tetapi disekitar anda tidak ada tempat sampah,
apakah anda akan menyimpan bungkus permen tersebut sampai anda
menemukan tempat sampah?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
21. Ketika anda berjalan, kemudian anda melihat ada batu di tengah-tengah
jalan, apakah anda akan menyikirkan batu tersebut?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
22. Anda sedang naik bis, kemudian ada seorang ibu-ibu naik dan sudah tidak
ada tempat duduk kosong, apakah anda akan memberikan tempat duduk
anda sedangkan anda turunya masih lama?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
Page 129
115
b. Variable perilaku keberagamaan
1. Ketika anda sedang asyik-asyiknya menonton film kesukaan anda
lalu kemudian adzan berkumandang. apakah anda akan
meninggalkan keasyikan anda dan segera ambil wudhu untuk
mengerjakan shalat?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
2. Ketika malam terasa dingin banget kemudian anda terbangun dari
tidur anda.Apakah anda kemudian beranjak dari tempat tidur untuk
mengambil wudhu kemudian melakukan tahajud?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
3. Apakah anda selalu mengganti puasa ramadhan yang anda
tinggalkan?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
4. Selain puasa wajib apakah anda juga mengerjakan puasa sunnah?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
5. Apakah anda selalu meluangkan waktu untuk membaca Al-
Qur’an?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
6. Ketika membaca Al-Qur’an, apakah anda juga membaca
terjemahannya?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
Page 130
116
7. Apakah anda selalu berdo’a ketika hendak dan setelah melakukan
sesuatu?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
8. Apakah anda berdo’a hanya saat anda sedang mengalami
kesusahan?
a. Tidak b. kadang-kadang c. selalu
9. Ketika berdo’a, apakah anda berdo’a dengan sepenuh hati?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
10. Ketika anda melihat guru anda sedang kesulitan, apakah anda
membantunya?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
11. Ketika anda menolong sesama, apakah anda melakukan hal itu
dengan penuh keihlasan?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
12. Apakah anda selalu menyempatkan diri untuk bersilaturahim ke
tempat kerabat atau teman ketika ada waktu luang?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
13. Apakah anda selalu memberikan target disetiap aktivitas yang anda
lakukan?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
14. Ketika anda melakukan sesuatu, apakah anda selalu
menyelesaikannya tepat waktu?
Page 131
117
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
15. Apakah anda selalu berusaha untuk mendapatkan nilai terbaik
ketika mendapat tugas atau ujian?
a. Selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
Page 132
118
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Isnaini Nafiatun
Tempat Tanggal Lahir : Magelang, 04 Agustus 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Cebongan Kidul RT 04/RW 09, Danurejo, Mertoyudan,
Magelang
Riwayat Pendidikan :
MDA Candran Danurejo Mertoyudan Magelang Lulus
Tahun 2003
MIM Pagersari Mungkid Magelang Lulus Tahun 2003
SMP N 2 Mertoyudan Magelang Lulus Tahun 2006
MAN Magelang Lulus Tahun 2009
IAIN Salatiga Semarang Tahun 2015