HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PRESTASI AKADEMIK MATEMATIKA PADA REMAJA NAMA : TYA ANGGREINI NPM : 10505235 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA ABSTRAKSI Setiap kali sering ditemui rendahnya prestasi akademik matematika. Rendahnya prestasi akademik matematika dapat dipengaruhi berbagai bermacam hal salah satunya adalah cemas terhadap matematika. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika dengan prestasi akademik matematika pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menguji sejauh mana hubungan antara kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika dengan prestasi akademik. Subjek penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah para siswa dan siswi kelas XI pada Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 1 Babelan Bekasi.Sampel yang digunakan pada kelas XI tersebut adalah 84 orang. Di mana pengambilan sampel dari populasi adalah dengan menggunakan Purposive Sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kuesioner tertutup dengan memberikan tanda checklist. Untuk mengukur kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika adalah dengan mengunakan skala kecemasan yang diperoleh dari komponen- komponen kecemasan yang di kemukakan oleh Dacey (2000). Sedangkan untuk melihat prestasi akademik matematika digunakan raport kelas X semester 2. Hasil penelitian ini diketahui nilai validitas dari skala kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika bergerak dari nilai 0,301 sampai dengan 0,538 dan reliabilitas sebesar 0,824. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teknik korelasi Pearson (1-tailed) diketahui nilai koefisien korelasi sebesar r = - 0.221 dengan taraf signifikansi sebesar 0,022 (p < 0,05). Hal ini artinya terdapat hubungan yang negatif antara kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika dengan prestasi akademik matematika pada remaja, dimana semakin tinggi tingkat kecemasan remaja dalam menghadapi mata pelajaran matematika maka semakin rendah prestasi akademik matematika pada remaja. Kata Kunci : Kecemasan, Prestasi Akademik Matematika, SMUN (Sekolah Menengah Umum Negeri).
51
Embed
hubungan antara kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN ANTA R A KECE M A S A N DAL A M MENGH A D A P IMATA PEL A J A R A N MATE M AT I K A DENGAN PRE ST A S I
AKA D E M I K MATE M AT I K A PA D A REM A J A
NAMA TYA ANGGREININPM 10505235
FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS GUNADARMA
ABST R A K S I
Setiap kali sering ditemui rendahnya prestasi akademik matematika Rendahnya prestasi akademik matematika dapat dipengaruhi berbagai bermacam hal salah satunya adalah cemas terhadap matematika Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika dengan prestasi akademik matematika pada remaja Penelitian ini bertujuan untuk menguji sejauh mana hubungan antara kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika dengan prestasi akademik
Subjek penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah para siswa dansiswi kelas XI pada Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 1 Babelan BekasiSampel yang digunakan pada kelas XI tersebut adalah 84 orang Di mana pengambilan sampel dari populasi adalah dengan menggunakan Purposive Sampling Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kuesioner tertutup dengan memberikan tanda checklist Untuk mengukur kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika adalah dengan mengunakan skala kecemasan yang diperoleh dari komponen-komponen kecemasan yang di kemukakan oleh Dacey (2000) Sedangkan untuk melihat prestasi akademik matematika digunakan raport kelas X semester 2
Hasil penelitian ini diketahui nilai validitas dari skala kecemasandalam menghadapi mata pelajaran matematika bergerak dari nilai 0301 sampai dengan 0538 dan reliabilitas sebesar 0824 Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teknik korelasi Pearson (1-tailed) diketahui nilai koefisien korelasi sebesar r = - 0221 dengan taraf signifikansi sebesar 0022 (p lt 005) Hal ini artinya terdapat hubungan yang negatif antara kecemasan dalam menghadapi mata pelajaran matematika dengan prestasi akademik matematika pada remaja dimana semakin tinggi tingkat kecemasan remaja dalam menghadapi mata pelajaran matematika maka semakin rendah prestasi akademik matematika pada remajaKata Kunci Kecemasan Prestasi Akademik Matematika SMUN (SekolahMenengah Umum Negeri)
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Correlation is significant at the 005 level (1-tailed)
Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian ini
diterima artinya terdapat
hubungan negatif yang
signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Prestasi Akademik
Mata Pelajaran Matematika
Remaja
Hipotesis
AIdentifikasi Variabel-Variabel Penelitian
BDefinisi Operasional Variabel Penelitian
CPopulasi dan Sampel
DTeknik Pengumpulan Data
EValiditas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
FTeknik Analisa Data
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
6 Hasil Perhitungan Mean
Empirik dan Mean
Hipotetik
Hasil perhitungan dari
perbandingan antara
mean empirik dengan
mean hipotetik antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika dan
prestasi akademik
matematika terlihat
bahwa kecemasan siswa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
sedang Hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut
ini
Tabel 13
Hasil Perhitungan
Mean Empirik dan
Mean Hipotetik Skala
Kecemasan
Variabel Mean
Empirik
Mean
Hipotetik
Standar
Deviasi
Skala
Kecemasan
7614 90 18
Dibawah ini
merupakan deskripsi
untuk lebih mengetahui
gambaran kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan klasifikasi sangat
rendah rendah sedang
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Prestasi Akademik
Mata Pelajaran Matematika
Remaja
Hipotesis
AIdentifikasi Variabel-Variabel Penelitian
BDefinisi Operasional Variabel Penelitian
CPopulasi dan Sampel
DTeknik Pengumpulan Data
EValiditas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
FTeknik Analisa Data
tinggi dan sangat tinggi
yang dapat diketahui
dengan cara perhitungan
sebagai berikut
Jumlah aitem yang
valid pada skala
kecemasan sebanyak 36
item dengan
menggunakan kategori
nilai dari 1 sampai
dengan 4 Ini berarti nilai
skala terkecil berjumlah 1
dan yang terbesar
berjumlah 4 Jarak
minimum adalah nilai
terkecil dikalikan dengan
jumlah item yang valid (1
x 36 = 36) dan jarak
maksimum adalah nilai
terbesar dikalikan dengan
jumlah item yang valid (4
x 36 = 144) Untuk
mendapatkan nilai jarak
sebaran yaitu dengan cara
mengurangi jarak
maksimum dengan jarak
minimum (144 ndash 36 =
108)
Standar Deviasi (δ)
didapatkan dengan cara
membagi nilai jarak
sebaran dengan 6 atau
nilai jarak sebaran 6 =
(108 6 = 18) nilai 6 ini
didapat dari kurva
distribusi normal yang
terbagi atas 6 wilayah 3
daerah positif (+) dan 3
daerah negatif (-) Setelah
mendapatkan nilai standar
deviasi (δ) kemudian
langsung mencari nilai
Mean Hipotetik (micro)
dengan cara mengalihkan
nilai tengah skala dengan
cara mengalikan nilai
tengah skala dengan
jumlah item yang valid
(25 x 36 = 90) Nilai 25
didapatkan dari nilai
tengah dari kategori nilai
minimum (1) sampai
dengan kategori nilai
maksimum (4)
Berikut ini adalah
pengelompokkan skala
kecemasan yang
diperoleh dengan cara
menghitung
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Prestasi Akademik
Mata Pelajaran Matematika
Remaja
Hipotesis
AIdentifikasi Variabel-Variabel Penelitian
BDefinisi Operasional Variabel Penelitian
CPopulasi dan Sampel
DTeknik Pengumpulan Data
EValiditas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
FTeknik Analisa Data
Sangat Rendah =
ME lt MH ndash 2SD
=
ME lt 90 -2 (18)
=
ME lt 54
Rendah =
MH ndash 2SD le ME lt MH -
1SD
=
90 ndash 36 le ME lt 90 ndash 18
=
54 le ME lt 72
Rata-rata =
MH ndash 1SD le ME lt MH +
1SD
=
90 ndash 18 le ME lt 90 + 18
=
72 le ME lt 108
Tinggi = MH +
1SD le ME lt MH + 2SD
=
90 + 18 le ME lt 90 + 36
=
108 le ME lt 126
Sangat Tinggi = ME ge
MH + 2SD
=
ME ge 90 + 36
=
ME ge 126
Tabel 14
Pengelompokkan Skala
Kecemasan (Azwar
2008)
Keterangan
1 ME Mean
Empirik
ME lt MH ndash 2SD = ME lt 54 (Sangat Rendah)
MH ndash 2SD le ME lt MH - 1SD = 54 le ME lt 72 (Rendah)
MH ndash 1SD le ME lt MH + 1SD = 72 le ME lt 108 (Rata-rata)
MH + 1SD le ME lt MH + 2SD = 108 le ME lt 126 (Tinggi)
ME ge MH + 2SD = ME ge 126 (Sangat Tinggi)
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Prestasi Akademik
Mata Pelajaran Matematika
Remaja
Hipotesis
AIdentifikasi Variabel-Variabel Penelitian
BDefinisi Operasional Variabel Penelitian
CPopulasi dan Sampel
DTeknik Pengumpulan Data
EValiditas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
FTeknik Analisa Data
2 MH Mean
Hipotetik
3 SD Standar
Deviasi
Dibawah ini
merupakan penggolongan
subjek penelitian yang
digambarkan pada kurva
berikut
Gambar 1
Kurva Distribusi
Normal Kecemasan
dalam menghadapi
Mata Pelajaran
Matematika
Berdasarkan kurva
distribusi normal diatas
diketahui bahwa rata-rata
kecemasan remaja dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada taraf sedang
atau rata-rata
D Pembahasan
Penelitian ini
bertujuan untuk menguji
hipotesis yang berbunyi
terdapat hubungan yang
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis pada
penelitian ini hasil
tersebut menunjukkan
bahwa hipotesis diterima
Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik -2SD
-1SD
MH
+1SD
+2SD54 72 90 10
8126
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
7614
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Prestasi Akademik
Mata Pelajaran Matematika
Remaja
Hipotesis
AIdentifikasi Variabel-Variabel Penelitian
BDefinisi Operasional Variabel Penelitian
CPopulasi dan Sampel
DTeknik Pengumpulan Data
EValiditas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
FTeknik Analisa Data
matematika pada remaja
dimana semakin tinggi
tingkat kecemasan remaja
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
maka semakin rendah
prestasi akademik
matematika pada remaja
Menurut Nawangsari
(2000) kecemasan adalah
suatu kondisi yang tidak
menyenangkan meliputi
rasa takut rasa tegang
khawatir bingung tidak
suka yang sifatnya
subjektif dan timbul
karena adanya perasaan
tidak aman terhadap
bahaya yang diduga akan
terjadi Kecemasan bisa
terjadi dalam berbagai
macam kondisi ketika
kecemasan ini terjadi
pada saat individu sedang
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka secara jelas
individu tersebut akan
memiliki perasaan tidak
aman saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Hal ini terlihat dalam
penelitian ini dimana
hasil mean empirik skala
kcemasan dalam
penelitian ini yaitu 7614
berada pada posisi rata-
rata Hasil ini
menunjukkan bahwa
terdapat kecemasan yang
dialami oleh siswa dan
siswi kelas XI di Sekolah
Menengah Umum Negeri
(SMUN) 1 Babelan
Bekasi saat menghadapi
mata pelajaran
matematika
Kecemasan siswa
dan siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Berdasarkan gabungan
dari pendapat Jersild dari
Ahli Konstitusi (ahli yang
meneliti tentang sifat
alamiah yang dimiliki
oleh setiap individu)
Freud dari Ahli
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Prestasi Akademik
Mata Pelajaran Matematika
Remaja
Hipotesis
AIdentifikasi Variabel-Variabel Penelitian
BDefinisi Operasional Variabel Penelitian
CPopulasi dan Sampel
DTeknik Pengumpulan Data
EValiditas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
FTeknik Analisa Data
Psikoanalisis Calvin S
Hall dari Ahli Kultural
dan Mowrer dari Ahli
Teori Belajar (dalam
Soeharjono 1988) faktor
yang mempengaruhi
remaja menjadi cemas
yaitu faktor Mikrokosmos
(keadaan diri individu)
seperti keadaan biologi
individu seperti jenis
kelamin dan dapat pula
dipengaruhi oleh
perkembangan individu
yang dapat dilihat dari
usia individu dan faktor
Makrokosmos (keadaan
lingkungan) seperti
lingkungan kelas
Hal ini terlihat dari
hasil data yang diperoleh
dalam penelitian ini
berdasarkan hasil data
yang didapatkan
kecemasan dapat
dipengaruhi oleh jenis
kelamin usia dan kelas
Andi (2007) mengatakan
bahwa dalam belajar
matematika diperlukan
rasa ingin tahu perhatian
dan minat dalam
mempelajari matematika
serta sikap ulet dan
percaya diri dalam
pemecahan masalah
Menurut Tapia
(1996) kecemasan
terhadap pelajaran
matematika berhubungan
dengan jenis kelamin
dimana faktor yang
mempengaruhi
kecemasan adalah rasa
percaya diri minat
terhadap pelajaran
matematika dan motivasi
Tapia menerangkan lebih
lanjut bahwa rasa percaya
diri minat terhadap
pelajaran matematika dan
motivasi pada pria lebih
rendah dibandingkan
dengan wanita sehingga
pria lebih cemas dalam
pelajaran matematika
Hal ini dijelaskan
lebih lanjut dari hasil
penelitian Nawangsari
(2001) diperoleh data
bahwa siswa pria lebih
cemas terhadap
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Prestasi Akademik
Mata Pelajaran Matematika
Remaja
Hipotesis
AIdentifikasi Variabel-Variabel Penelitian
BDefinisi Operasional Variabel Penelitian
CPopulasi dan Sampel
DTeknik Pengumpulan Data
EValiditas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
FTeknik Analisa Data
matematika dibandingkan
siswa wanita
Hal di atas juga
terlihat pada hasil
penelitian ini di mana
jenis kelamin subjek pria
lebih tinggi tingkat
kecemasannya
dibandingkan dengan
subjek wanita ini terlihat
dari skor mean
kecemasan 7663 pada
pria dan 7555 pada
wanita
Berdasarkan
pengamatan yang
dilakukan oleh Riyanto
(2009) di mana kelas IPS
lebih banyak mengalami
kesulitan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika jika
dibandingkan dengan
kelas IPA karena untuk
memahami mata
pelajaran matematika
dibutuhkan pemahaman
yang mendalam dan
latihan yang berulang kali
untuk memperoleh hasil
yang baik sedangkan
materi yang banyak
diberikan di kelas IPS
adalah materi yang
menggunakan metode
menghafal Hal ini lah
yang menyebabkan kelas
IPS lebih cemas bila
dibandingkan dengan
kelas IPA Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian ini
terhadap
pengelompokkan kelas di
mana diperoleh hasil
mean kecemasan yang
tertinggi berada pada
kelas XI IPS dengan skor
7796 yang berarti bahwa
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
siswa kelas XI IPS lebih
cemas jika dibandingkan
dengan siswa XI IPA
Selanjutnya
berdasarkan
pengelompokkan usia
terlihat dari hasil
penelitian yang dilakukan
oleh Pearson (dalam
Soeharjono 1988) pada
100 orang anak yang
berusia 5 ndash 18 tahun
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Prestasi Akademik
Mata Pelajaran Matematika
Remaja
Hipotesis
AIdentifikasi Variabel-Variabel Penelitian
BDefinisi Operasional Variabel Penelitian
CPopulasi dan Sampel
DTeknik Pengumpulan Data
EValiditas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
FTeknik Analisa Data
ternyata anak yang
berusia diatas 12 tahun
lebih menunjukkan rasa
cemas akan di caci maki
atau dibuat malu karena
tidak dapat melakukan
sesuatu dengan baik dan
benar disamping itu
dipengaruhi pula oleh
jumlah terkecil dari
subjek yang menduduki
suatu kelompok usia atau
jumlah terkecil dari
keberadaan subjek yang
menduduki kelompok
usia tertentu
Hasil penelitian
diatas terlihat pula dalam
penelitian ini di mana
diperoleh hasil mean
kecemasan yang tertinggi
terletak pada usia 17
tahun dengan jumlah 6
subjek diperoleh skor
mean 8567 kemudian di
susul oleh usia 15 tahun
dengan jumlah 14 subjek
diperoleh skor mean
8543 dan yang terendah
terletak pada usia 16
tahun dengan jumlah 64
subjek skor mean 8144
hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kecemasan subjek dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
dapat terlihat dari
banyaknya jumlah subjek
Di mana semakin banyak
subjek yang berada dalam
suatu populasi maka
semakin rendah tingkat
kecemasannya
Bila kecemasan
dalam menghadapi
matematika terjadi dalam
satu kurun waktu tertentu
atau satu semester secara
tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi
akademik matematika
siswa dan siswi tersebut
Hal ini terlihat pada
data yang dihasilkan
dalam penelitian ini
dimana ada korelasi
negatif antara kecemasan
dalam menghadapi mata
pelajaran matematika
dengan prestasi akademik
matematika pada remaja
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Prestasi Akademik
Mata Pelajaran Matematika
Remaja
Hipotesis
AIdentifikasi Variabel-Variabel Penelitian
BDefinisi Operasional Variabel Penelitian
CPopulasi dan Sampel
DTeknik Pengumpulan Data
EValiditas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
FTeknik Analisa Data
dengan nilai koefisien
korelasi sebesar r = -
0221 dengan signifikansi
sebesar 0022 (p lt 005)
yang artinya semakin
tinggi tingkat kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik matematika
siswa dan sebaliknya
semakin rendah tingkat
kecemasan siswa dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
maka akan semakin tinggi
prestasi akademik
matematika yang
dihasilkan oleh siswa
Hasil penelitian ini
ternyata sama dengan
penelitian yang
dikemukakan oleh
Nawangsari (2000) di
mana ada korelasi negatif
antara skor kecemasan
terhadap matematika
dengan prestasi akademik
pada siswa SLTP di
Surabaya Hal ini
menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat
kecemasan siswa
terghadap pelajaran
matematika maka
semakin rendah prestasi
akademik yang dihasilkan
oleh siswa begitu pula
sebaliknya semakin
rendah tingkat kecemasan
siswa terhadap pelajaran
matematika maka
semakin tinggi prestasi
akademik yang dihasilkan
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengumpulan data dan hasil
analisis data yang telah
dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa
hipotesis dalam penelitian
ini diterima hal ini
menunjukkan bahwa ada
hubungan yang negatif
antara kecemasan dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dengan prestasi
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Prestasi Akademik
Mata Pelajaran Matematika
Remaja
Hipotesis
AIdentifikasi Variabel-Variabel Penelitian
BDefinisi Operasional Variabel Penelitian
CPopulasi dan Sampel
DTeknik Pengumpulan Data
EValiditas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
FTeknik Analisa Data
akademik matematika pada
siswa dan siswi kelas XI di
Sekolah Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1 Babelan
Bekasi
Berdasarkan data
tambahan diperoleh hasil
bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan
siswa dalam menghadapi
mata pelajaran matematika
adalah jenis kelamin usia
dan kelas Di mana siswa
pria cenderung lebih cemas
dalam menghadapi mata
pealajaran matematika
dibandingkan dengan siswa
wanita Selain itu diperoleh
pula data bahwa usia 17
tahun jauh lebih cemas
dibandingkan selanjutnya
disusul usia 15 tahun dan
16 tahun hal ini terlihat
dari jumlah subjek pada
usia tertentu di mana
jumlah subjek yang
menduduki usia 17 tahun
lebih sedikit atau berjumlah
6 subjek kemudian di susul
oleh usia 15 tahun yang
berjumlah 14 subjek dan
pada usia 16 tahun
sejumlah 64 subjek Bukan
hanya usia namun kelas pun
menunjukkan data bahwa
kelas XI IPS cenderung
lebih cemas dalam
menghadapi mata pelajaran
matematika dibandingkan
dengan kelas XI IPA
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah
dilakukan peneliti
mempunyai beberapa saran
yang dapat diberikan
sebagai berikut
d Berdasarkan hasil
data yang diperoleh
terlihat bahwa
kecemasan siswa dan
siswi dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
berada pada kategori
rata-rata atau sedang
Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata siswa
dan siswi di Sekolah
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Prestasi Akademik
Mata Pelajaran Matematika
Remaja
Hipotesis
AIdentifikasi Variabel-Variabel Penelitian
BDefinisi Operasional Variabel Penelitian
CPopulasi dan Sampel
DTeknik Pengumpulan Data
EValiditas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
FTeknik Analisa Data
Menengah Umum
Negeri (SMUN) 1
Babelan Bekasi
mengalami
kecemasan cemas saat
menghadapi mata
pelajaran matematika
Untuk mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
peneliti menyarankan
kepada siswa dan
siswi sebelum
menghadapi mata
pelajaran matematika
diharapkan siswa dan
siswi dapat lebih giat
lagi untuk berlatih
mengerjakan tugas-
tugas matematika
soal-soal matematika
dan memperdalam
kembali materi yang
telah diajarkan oleh
guru matematika Hal
ini bertujuan untuk
membantu siswa dan
siswi agar
mengurangi
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
Bila kecemasan itu
berkurang maka
secara tidak langsung
prestasi akademik
matematika siswa dan
siswi akan meningkat
Sehubungan
penelitian ini peneliti
menyarankan kepada para
peneliti selanjutnya agar
dapat menggunakan
populasi yang lebih luas
lagi bukan hanya siswa
dan siswi dari SMUN
(Sekolah Menengah
Umum Negeri) mungkin
dengan mengambil
sampel dari siswa yang
berasal dari SMUS
(Sekolah Menengah
Umum Swasta) untuk
melihat apakah siswa dari
SMUS (Sekolah
Menengah Umum
Swasta) juga mengalami
kecemasan dalam
menghadapi mata
pelajaran matematika
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Prestasi Akademik
Mata Pelajaran Matematika
Remaja
Hipotesis
AIdentifikasi Variabel-Variabel Penelitian
BDefinisi Operasional Variabel Penelitian
CPopulasi dan Sampel
DTeknik Pengumpulan Data
EValiditas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
FTeknik Analisa Data
yang secara langsung
akan mempengaruhi
prestasi akademik
matematikanya Selain itu
untuk pengembangan
teori psikologi pendidikan
diharapkan untuk
penelitian selanjutnya
dapat melihat kecemasan-
kecemasan lain yang
terjadi di luar mata
pelajaran matematika di
mana mata pelajaran
tersebut sering pula
dialami oleh siswa dan
siswi selain kecemasan
menghadapi mata
pelajaran matematika
Misalnya cemas
menghadapi pelajaran
kimia bahasa inggris
ataupun pelajaran lainnya DAFTAR PUSTAKAAndi (2007) Program akademik
matematika Diperoleh dari httpsmpacotstbellarminus=jktnetindexphpoption=com_contentamptask=viewampid=20ampItemid=34
Alsa A (1984) Usia mental jenis kelamin dan prestasi belajar matematika Jurnal Psikologi Pendidikan 12 1 22-29
Arjuna (1999) Kaitan antara pembelajaran matematika realistik dengan pengertian siswa Diperoleh dari httpwwwexacuktelematicsT3mathsactar01htm
Azwar S (1996) Tes prestasi Fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar (edisi ke 2) Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (1997) Reliabilitas dan validitas Yogyakarta Pustaka Pelajar
Azwar S (2008) Penyusunan skala psikologi Yogyakarta Pustaka Pelajar
Christantie JI amp Hartanti (1997) Hubungan antara persepsi terhadap jurusan A-1 A-2 A-3 dan motif berprestasi dengan prestasi belajar Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 47 1997
Dacey JS (2000) Your anxious child How parents and teachers can relieve anxiety in children San Fransisco Jossey-Bass Publishers
Hartanti amp Judith ED (1997) Hubungan antara konsep diri dan kecemasan menghadapi masa depan dengan penyesuaian sosial anak-anak Madura Jurnal Psikologi Pendidikan Anima 12 46 2007
Nawangsari N A F (2000) Kecemasan siswa pada bidang matematika di SLTP Surabaya (Laporan penelitian universitas airlangga) Surabaya Universitas Airlangga
Nawangsari N A F (2001) Pengaruh self-efficacy dan expectancy-value
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers
Prestasi Akademik
Mata Pelajaran Matematika
Remaja
Hipotesis
AIdentifikasi Variabel-Variabel Penelitian
BDefinisi Operasional Variabel Penelitian
CPopulasi dan Sampel
DTeknik Pengumpulan Data
EValiditas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data
FTeknik Analisa Data
terhadap kecemasan menghadapi pelajaran matematika Jurnal Psikologi Pendidikan Insan media psikologi 32 2001 75-88
Papalia Olds amp Fielman (2004) Human development New York Mc Graw Hill Inc
Riyanti BPDwi Hendro Prabowo dan Ira Puspitawati (1996) Psikologi umum 1 Depok Universitas Gunadarma
Riduwan (2008) Metode dan teknik menyusun tesis Bandung Alfabeta Bandung
Riyanto G (2009) Aku IPA maka Aku Ada Diperoleh dari httpwwwkompascoidkompas-cetak070512 humaniora3526503 Htm
Santrock JW (2003) Adolescence perkembangan remaja (6thed) Jakarta Erlangga
Setyono A (2005) Mathemagics cara jenius belajar matematika Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama
Soehardjono L amp Endang WG (1988) Kecemasan pada anak dan remaja Majalah anima Media Psikologi Indonesia
Suryabrata S (1998) Psikologi pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Thompson T amp Dale L D (2007) Poor performance in mathematics is there a basis for a self-worth explanation for women Journal Educational Psychology 27 3 2007
Tapia M (1996) The relationship of math anxiety and gender of math Diperoleh darihttptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwrapidintellectcomAEQweb5may2690l4htm
Wahyuningsih AS (2004) Hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas 2 SMU lab school Jakarta Timur (Skripsi Tidak diterbitkan) Jakarta Universitas Persada Indonesia YAI
Yoeanto NH (2002) ldquoHubungan kemampuan memecahkan soal cerita matematika dengan tingkat kreativitas siswa sekolah menengah umumrdquo Jurnal Psikologi Pendidikan Insan 42 2002 63-72
Zeidner M (1998) Test anxiety The state of the art New York Kluwer Academic Publishers