-
HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA
MIN KECANDRAN SALATIGA
TAHUN 2008/2009
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN SALATIGA
2008
-
DEPARTEMEN AdAMA Kl SEKOLAH i l N d d l AGAMA ISIAM NEGERI
S A L A T I G AJl. Stadion No. 3 Salatiga 50721 Telp. (0298)
323433, 323706
Drs. H.M. Banany Dosen STAIN Salatiga Jl. Stadion No.3
Salatiga
Salatiga, 09 Agustus 2008
NOTA PEMBIMBING
Kepada Yth.Lampiran : 3 (tiga) Eksemplar Ketua STAIN SalatigaHal
: Naskah Skripsik di
Sdr. BASIROH Salatiga
Assalamu 'alaikum Wr. W b.
Setelah kami teliti dan kami adakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara :
BASIROH 11406005TARBIYAH/PAI EKSTENSI PENGARUH KEAKTIFAN
MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN TINGKAT KEDISIPLINAN
SISWA MIN KECANDRAN SALATIGA TAHUN 2008/2009
Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera
di munaqosahkan. Demikian harap dijadikan perhatian.
NamaNIMJurusan/ Progdi Judul
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
i o. i i . ivi, u a i tai
NIP. 150170134
ii
-
PEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGa MA ISLAM NEGERI
S A L A T I G AJL Stadion No. 3 Salatiga 50721 Telp. (0298)
323433, 323706
PENGESAHAN S k k lP S I
Judul : HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN
MENGIKUTI KEGIATAN EKTRAKURIKULER DI
SEKOLAH DENGAN TINGKAH LAKU SISWA MIN
KECANDRAN SALATIGA TAHUN 2008/2009
Nama : Basiroh
NIM : 11406005
Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga, 25 Agustus 2008
Panitia Ujian,
Sekretaris SidangKeti^Sidang4
0
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. DR. H. Muh. Saerozi. M.Ag.'w ! 150216814
150247014
Penguji I Penguji II
UNama Prof.Dr. Muh. Zuhri NIP. 150182686
■M W .Nama Dra. Siti Asdigoh N IP .150267136
-
MOTTO
\pr. Qijf\ ijj CT̂'P o j 0 yvaxjfj(®)^-^aJU I j-ys> I j j j
^
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran. ”(QS:Al-Ashr:l-3)
“KETIDAKBISAAN YANG DITAKUTKAN OLEH SESEORANG SEBENARNYA LAHIR
DARI KATA TIDAK BISA ITU SENDIRI”
“KEGAGALAN HANYA TERCIPTA JIKA SESEORANG TIDAK MEMPERSIAPKAN
DIRI KETIKA HENDAK MERAIH SUATU KEINGINAN”
IV
-
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan skripsi ir.i kepada :
❖ Suamiku tercinta, yang telah setia memberi motivasi dan
bimbingan
❖ Bapak dan Ibu tercinta di rumah.
❖ Anakku tersayang
❖ Teman-temanku seperjuangan, semoga tetap semangat.
v
-
KATA PENGANTAR
j l l (j* * j l l 4Jll ^WJ
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa
melimpahkan taufiq, hidayah dan inayah, serta ridho-Nya sehingga
skripsi ini
dapat diselesaikank, sholawat serta salam semoga selalu
terlimpahkan atas
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
Berkat ketekunan serta dorongan dari semua pihak, maka
penyusunan
skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MENGIKUTI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN TINGKAT
KEDISIPLINAN SISWA MIN KECANDRAN SALATIGA TAHUN
2008/2009” dapat terselesaikan.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada
berbagai
pihak yang telah membantu, terutama kepada :
1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga yang
telah
memberikan rekomendasi untuk penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Drs. H.M. Banany, selaku pembimbing yang dengan sabar
dan ikhlas
meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran, berkenaan bimbingan
dan
pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Joko Sutopo, M.Ag., selaku Ketua Program
Pendidikan Agama
Islam/Ekstensi, yang telah memberikan motivasi dan dukungan.
4. Bapak Drs. H. Sa’adi, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Tarbiyah,
yang telah
membantu dalam kegiatan belajar mengajar mahasiswa
PAI/ekstensi.
5. Segenap sivitas akademika STAIN Salatiga, yang telah banyak
membantu
penulis dalam menuntut ilmu.
6. Kepala Sekolah MIN Kecandran Kota Salatiga, yang telah
memberikan ijin
dalam melanjutkan studi.
7. Kedua orang tua yang telah mencurahkan seluruh jiwa raga
daiam menuntun
menjadi orang yang bermanfaat bagi sesame.
8. Seganap sahabat mahasiswa yang secara langsung maupun tidak
langsung
telah banyak memberikan bantuannya.
vi
-
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,
atas segala jasa
yang diberikan.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan
do’a
semoga Allah SWT senantiasa memberikan imbalan pahala yang
setimpal atas
amal kebaikan yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa hasil penyusunan skripsi ini masih jauh
dari
kesempurnaan, untuk itu harapan penulis kritik dan saran yang
membangun dari
pembaca. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua. Amin.
Salatiga, 09Agustus 2008
1140600!)
-
C. HUBUNGAN KEAKTIFAN SISWA DALAM
MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KUIRKULER DI
SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA......... 27
BAB III LAPORAN PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM
1. Sejarah MIN
Kecandran.................................................. 30
2. Letak Geografis MIN
Kecandran.................................... 34
3. Sarana, prasarana dan
fasilitas........................................ 34
4. Kondisi sisw
a..................................................................
35
5. Kepala Sekolah, Guru dan
Karyawan............................. 36
B. HASIL PENELITIAN
1. Data
Responden..............................................................
37
2. Data Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler..... 39
3. Data Kedisiplinan
Siswa.................................................. 42
BAB IV ANALISIS DATA
A. Pengelompokan D
ata.............................................................
48
B. Analisis Per-item dengan
Persentase...................................... 50
C. Analisis
Kuantitatif..........................................................
59
D. Analisis Statistik Dengan Product M
oment........................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
.............................................................................
70
B.
Saran-saran..............................................................................
71
C. Penutup
..................................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA
..................................................................................
74
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
................................................................
76
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
TABEL XIV NILAI KEAKTIFAN MENGIKUTI
KEGIATANEKSTRAKURIKULER.........................................................
60
TABEL XV NILAI KEDISIPLINAN
SISWA............................................ 63
TABEL XVI NILAI VARIABEL KEAKTIFAN MENGIKUTI
KEGIATANEKSTRAKURIKULER (X) DAN TINGKAT KEDISIPINAN SISWA (Y
)............................................................................
66
-
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses secara sadar yang merubah
seseorang
menjadi lebih baik dari kondisi sebelumnya. Hal inilah yang
terjadi di setiap
lembaga pendidiKan baik formal maupun non formal, baik di
sekolah pada
saat jam belajar resmi yang terjadwal maupun pada jam ekstra (di
luar) jam
sekolah, yang dikenal dengan ekstrakurikuler, atau di luar
sekolah sekalipun.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan resmi, dalam
menyelenggarakan
kegiatan pendidikan secara bersama, sengaja, terarah, sistematis
oleh para
pendidik profesional dengan program yang dituangkan ke dalam
kurikulum
untuk jangka waktu tertentu. Dan di luar itu, ada kegiatan yang
menunjang
program tersebut yang dinamakan dengan kegiatan ekstrakurikuler
yang
dikemas dalam berbagai program kegiatan seperti: Pramuka, Palang
Merah
Remaja (PMR), dokter kecil, seni tari, maupun kegiatan
lainnya.
Dalam konteks sekolah dasar, kegiatan ini menjadi daya tarik
tersendiri bagi siswa. Berbagai jenis keterampilan, yang dikemas
dengan
nuansa bermain dan kebersamaan dan dibangun melalui berbagai
kegiatan.
Misalnya, dalam kegiatan pramuka ada kegiatan berkemah, memasak,
tali-
temali, dan lain-lain. PMR ada kegiatan memberi pertolongan
terhadap orang
sakit, atau dokter kecil ada kegiatan merawat orang sakit, dan
begitu pula
kegiatan ekstrakurikuler yang lainnya terdapat kegiatan yang
mengasah
keterampilan siswa. Kegiatan ini diasumsikan sedikit banyak akan
membawa
1
-
2
pengaruh terhadap perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari,
terutama
mengenai kedisiplinannya. Kebiasaan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler yang
menuntut kedisiplinan, kerapihan, kesabaran, dan sebagainya,
akan berdampak
positif pada terbawanya kebiasaan itu dalam kehidupannya.
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) pada peraturan yang
berlaku.1.
Kedisiplinan adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata
tertib karena di
dorong atau disebabkan oleh adanya kesadaran yang ada pada kata
hatinya.
Artinya bahwa kedisiplinan akan muncul dalam diri seseorang
dengan sadar
tanpa suatu paksaan.
Di MIN Kecandran, berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti
Pramuka, PMR, Dokter Kecil, Drum Band, sudah menjadi kegiatan
yang
diprogramkan di sekolah. Tidak sedikit, bahkan hampir seluruh
siswa MIN
Kecandran terlibat dalam kegiatan ini. Menariknya, tidak semua
siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler juga memiliki kebiasaan yang
sama,
terutama dalam hal kedisiplinan. Tata tertib yang diterapkan di
sekolah, tidak
secara utuh dilaksanakan oleh semua siswa, ada saja pelanggaran
yang terjadi,
misalnya pada waktu upacara, ada saja siswa yang tidak bertopi,
tidak
memakai sepatu yang dianjutkan, dan lain-lain.
Contoh lain yang lebih ekstrim adalah ketika pada suatu
kesempatan,
penulis bertemu dengan orang tua murid. Beliau mengeluh karena
nilai belajar
anaknya menurun. Orang tua siswa dipanggil ke sekolah oleh guru
untuk
diberitahu tentang kondisi belajar si anak. Menurut orang tua,
si anak ke
1 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 1989, hal. 1010
-
3
sekolah tiap hari bahkan sore hari juga ke sekolah untuk
kegiatan
ekstrakurikuler. Namun kenapa nilainya masih rendah. Si guru
yang bijak
kemudian menjelaskan mengapa nilai anak menurun. Diantara
faktor
penyebab menurunnya nilai tersebut adalah si anak terlalu aktif
kegiatan
ekstrakurikuler. Lho kok bisa? Ternyata si anak aktif
dikegiatan
ekstrakurikuler sehingga mengesampingkan proses belajar yang
wajib.
Dengan termangut-mangut si orang tua tadi mendengarkan
penjelasan guru.
Sungguh hal demikian ini diluar maksud dari diadakannya
ekstrakurikuler, yang dengan sengaja diselenggarakan di
sekolah-sekolah guna
mendukung proses pembelajaran anak, sehingga memiliki
kompleksitas
“kemampuan” baik secara kognitif, afektif, maupun
psikomotorik.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis
terdorong
untuk meneliti hubungan antara keaktifan siswa dalam mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler dengan tingkat kedisiplinan siswa, dan
menuliskan hasil
penelitian tersebut dalam sebuah skripsi yang penulis beri
judul
“HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN SISWA DALAM MENGIKUTI
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SEKOLAH DENGAN TINGKAT
KEDISIPLINAN SISWA MIN KECANDRAN SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2008/2009.
B. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang
berbeda
dan ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu
dijelaskan beberapa
-
4
istilah pokok maupun kata-kata yang terkandung dalam judul
skripsi ini,
antara lain:
1. Hubungan
Yang dimaksud dengan hubungan adalah keterkaitan antara satu
hal
dengan hal yang lainya.2
2. Keaktifan
Keaktifan berasal dari kata aktif, yang berarti kegiatan atau
kesibukan.3
Dalam hal ini yang dimaksud dengan keaktifan kegiatan adalah
intensitas
tinggi dalam menjalankan kegiatan. Dengan demikian, maksud
konkret
dari kata keaktifan adalah intensitas kegiatan yang dilakukan
siswa yang
berkaitan dengan segala kegiatan yang diadakan oleh organisasi/
sekolah.
3. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah pelajaran tambahan atau
kegiatan
tambahan yang dilakukan sekolah di luar jam pelajaran
sekolah.4
Indikator - Indikator keaktifan siswa dalam mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah adalah sebagai berikut:
a. Mengikuti minimal salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang
diadakan
sekolah.
b. Mengikuti perkembangan kegiatan ekstrakurikuler yang
diikuti.
c. Hadir dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
d. Menjadi anggota dari salah satu kegiatan
2 WJS. Poerwodarminto, Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 1982, him. 362
3 Ibid, him. 264 Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan,
Gunung Agung, Jakarta, 1981, hlm.188
-
5
4. Kedisiplinan
Kedisiplinan berarti sikap kepatuhan terhadap peraturan.
Sehingga
bisa diartikan bahwa disiplin merupakan sikap seseorang terhadap
suatu
peraturan dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator - Indikator kedisplinan siswa di sekolah adalah
sebagai berikut:
a. Tepat waktu mengikuti pelajara, tepat waktu mengerjakan
tugas
b. Memiliki jadwal pelajaran
c. Memiliki agenda kegiatan
d. Patuh terhadap peraturan
C. Rumusan Masalah
Pokok permasalahan dalam skripsi ini dapat dirumuskan
sebagai
berikut:
1. Bagaimana tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran
tahun
2008/2009?
2. Bagaimana disiplin siswa di sekolah Madrasah Ibtidaiyah
Negeri
Kecandran tahun 2008/2009?
3. Adakah hubungan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah dengan kedisiplinan siswa di sekolah
Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Kecandran tahun 2008/2009?
-
6
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran
tahun
2008/2009.
2. Untuk mengetahui tingkat kedisiplinan siswa di sekolah
Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Kecandran tahun 2008/2009.
3. Untuk mengetahui hubungan antara keaktifan siswa dalam
mengiktui
kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dengan tingkat kedisiplinan
siswa di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran tahun 2008/2009.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai bahan kajian
bagi
sekolah, siswa, maupun penulis sendiri untuk mengembangkan
prestasi yang
lebih baik.
1. Bagi sekolah, dapat menjadi evaluasi program-program kegiatan
yang ada
disekolah kaitannya dengan kreativitas dan pendisplinan
siswa.
2. Bagi siswa, dapat menjadi motivasi untuk berprestasi bahwa
untuk
menambah wawasan ternyata diperlukan kegiatan-kegiatan di luar
jam
sekolah
3. Bagi penulis, dapat menjadi referensi pengetahuan pribadi
penulis, dan
menjadi bahan kajian lebih lanjut dalam rangka memberi
kontribusi
gagasan kepada sekolah dimana penulis bekerja.
-
7
F. Hipotesis
Hitpotesis adalah kesimpulan yang tingkat kenyataannya rendah
karena
belum dikaji oleh kenyataan empirik.5 Dalam konteks iri
hipotesis adalah
jawaban yang bersifat sementara tentang permasalahan
penelitiannya sampai
terbukti melalui data yang terkumpul.6
Hipotesis yang penulis ungkapkan di sini adalah bahwa
Terdapat
hubungan antara tingkat keaktifan dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler
dengan tingkat kedisiplinan siswa.
G. Metodologi Penelitian
1. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian.7 8 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, populasi
adalah
semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh
dari
o
sampel itu hendak digeneralisasikan.
Berdasarkan pendapat di atas, populasi adalah seluruh
individu
atau penduduk dalam wilayah penelitian, yang nantinya akan
dikenai
hasil penelitian. Populasi penelitian ini mencakup seluruh siswa
IV, V,
dan VI MIN Kecandran 2008 yang berjumlah sekitar 75 siswa
dan
semuanya beragama Islam.
5 Tatang M, Arifin, Manyusun Rencana Penelitian, CV. Rajawali,
Jakarta, 1990, him. 826 Suharsini Arikutno,Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta,
him. 677 ibid, him. 115.8 Sutrisno Hadi, Metode Research l,
Fakultan Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981, him. 115.
-
8
b. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, sample adalah sebagian atau
wakil populasi yang diselidiki.9 Sedangkan menurut Sutrisno
Hadi
sebagian dari populasi disebut sampel. Sampel adalah
sejumlah
penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi.10
Berdasarkan dua pendapat di atas, penulis mengambil
kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang
merupakan hasil perwakilan dari keseluruhan subyek
penelitian.
Mengenai besar kecilnya sampel, menurut Suharsini Arikunto,
jika
penelitian menggunakan responden kurang dari 100, maka lebih
baik
diambil semua, tetapi jika lebih dari 100 maka dapat ditentukan
10-
15% atau 20-25% atau sampai 50% dari responden. Namun
demikian
bila sampel yang diambil lebih banyak maka hasil dari penelitian
akan
menjadi lebih baik.
Dalam penelitian ini penulis mengambil semua populasi
menjadi sampel, karena jumlah seluruh populasi tidak lebih
dari
seratus orang yaitu 75 responden. Sehingga dapat dikatakan
penelitian
ini merupakan penelitian populasi,
a. Variabel Penelitian
Penelitian ini mengkaji dua variabel, yaitu kaktifan siswa
dalam
mengikuti kegaitan ekstrakurikuler sebagai variable pertama
dan
9 Suharsimi Arikunto, op cit., him. 117.10 Sutrisno Hadi,
Statistik Jilid II, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM,
Yogyakarta, 1928, him. 221.
-
9
merupakan variable bebas yang diberi simbul (X) dan tingkat
kedisplinan
siswa sebagai variabel kedua yang terikat, diberi simbul
(Y),
b. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
penulis
menempuh dengan beberapa teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
1. Metode Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.11
Angket
digunakan sebagai metode pokok untuk memperoleh informasi
tentang
keaktifan siswa dalam mengiktui kegiatan ekstrakurikuler dan
tingkat
kediplinan siswa.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini bersifat langsung
dan jawaban angket telah disediakan oleh peneliti. Angket
bersifat
tertutup {closed form ), artinya siswa tinggal memilih jawaban
yang
telah disediakan yang dianggap paling sesuai dengan pribadinya
dan
tidak diberi kesempatan untuk menyusun kalimat sendiri.
2. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki oleh peneliti.
Pengamatan yang khusus dan pencatatan yang sistematis pada
beberapa masalah dalam penelitian dimaksudkan untuk
mendapatkan
11 Suharsimi Arikunto, op cit., him. 97.
-
9
merupakan variable bebas yang diberi simbul (X) dan tingkat
kedisplinan
siswa sebagai variabel kedua yang terikat, diberi simbul
(Y),
b. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
penulis
menempuh dengan beberapa teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
1. Metode Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.11
Angket
digunakan sebagai metode pokok untuk memperoleh informasi
tentang
keaktifan siswa dalam mengiktui kegiatan ekstrakurikuler dan
tingkat
kediplinan siswa.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini bersifat langsung
dan jawaban angket telah disediakan oleh peneliti. Angket
bersifat
tertutup {closed form), artinya siswa tinggal memilih jawaban
yang
telah disediakan yang dianggap paling sesuai dengan pribadinya
dan
tidak diberi kesempatan untuk menyusun kalimat sendiri.
2. Metode Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki oleh peneliti.
Pengamatan yang khusus dan pencatatan yang sistematis pada
beberapa masalah dalam penelitian dimaksudkan untuk
mendapatkan
11 Suharsimi Arikunto, op cit., him. 97.
-
10
data yang diperlukan oleh peneliti. Metode observasi dalam
penelitian
ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang sekolah MIN
Kecandran tahun 2008/2009
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode penelitian yang
menggunakan sekumpulan data variable yang berupa dokumen,
tulisan
dan foto.12 Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai keadaan sekolah dengan mengambil
dari dokumentasi yang tersedia di sekolah. Untuk mendapatkan
data
tentang jumlah siswa, jumlah guru, jumlah karyawan, serta
mengenai
catatan berdirinya MIN Kecandran.
4. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah metode penelitian yang bertujuan
untuk mendapatkan informasi langsung dari responden dengan
harapan
data yang diperoleh benar-benar valid. Wawancara dalam
penelitian ini
digunakan untuk memperoleh data penunjang yang menguraikan
sekilas tentang gambaran secara umum latar belakang siswa
MIN
Kecandran tahun 2008/2009.
c. Teknik Analisa Data
Setelah data terkumpul, maka peneliti akan melakukan
rekapitulasi
data, dilanjutkan dengan menganalisis data yang ada. Dalam
melakukan
analisis data, melalui dua tahap, yaitu:
12 Ibid, him. 115.
-
11
1. Analisis Awal
Untuk analisis awal, peneliti menganalisis data yang
terkumpul
dengan menggunakan teknik presentase yang bertujuan untuk
mengetahui frekuensi gejala yang muncul.
Rumus yang peneliti gunakan adalah:
p = — x m %
2. Analisis Akhir
Dari hasil pengumpulan data selama dalam penelitian,
peneliti
menggunakan analisis korelasi product moment. Analisis ini
bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara variabel keaktifan siswa
dalam
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan variabel kedisplinan
siswa.
Analisis korelasi product moment ini menggunakan rumus:
N
Keterangan:
P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah
r
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
-
12
N = Banyaknya data
X = Variabel pengaruh
Y = Variabel terpengaruh
X x = Jumlah skor dalam distribusi X
X y = Jumlah skor dalam distribusi Y
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan penelitian ini, penulis mensistematisasikan
dalam lima bab
dengan pokok bahasan dalam tiap bab sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini berisi: Latar Belakang Masalah,
Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat
Penelitian, Hipotesis, Metode Penelitian, dan Sistematika
Penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORi
Pada bab ini disajikan mengenai keatifan siswa dalam
mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler, meliputi beberapa bahasan
diantaranya
Pengertian ekstrakurikuler, visi dan misi ekstrakurikuler,
Fungsi
kegiatan ekstrakurikuler. Prinsip Kegiatan ekstrakurikuler,
jenis
ekstrakurikuler, dan Format kegiatan ekstrakurikuler.
Dibahas
pula mengenai disiplin yang menyangkut pengertian
kedisiplinan, dan upaya pembinaan kedisiplinan, serta pada
bagian akhir pembahasan bab ini dibahas pula mengenai
hubungan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstra
kuirkuler di sekolah terhadap kedisiplinan siswa.
-
13
BAB III
BAB IV
BABY
: LAPORAN PENELITIAN
Pada bab ini dibahas mengenai gambaran umum MIN Kecandran
menyangkut Sejarah MIN Kecandran, Letak Geografis MIN
Kecandran, Sarana, prasarana dan fasilitas, Kondisi siswa,
keadaan Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan. Pada bab ini
dilaporkan pula mengenai hasil penelitian berupa data-data,
yaitu
Data Responden, Data Keaktifan Mengikuti Kegiatan
Ekstrakurikuler, Data Kedisiplinan Siswa
: ANALISIS DATA
Pada bab keempat ini, akan dilakukan analisis terhadap data
yang
sudah terkumpul dengan pentahapan klasifikasi data, tabulasi
data, dan presentase untuk menjawab rumusan masalah pertama
dan kedua. Sementara untuk menjawab rumusan maslaah yang
ketiga, yaitu tentang ada dan tidaknya pengaruh Keaktifan
Berorganisasi di Sekolah Terhadap Tingkah Laku Disiplin
Siswa,
digunakan analisis statistik product moment.
: PENUTUP
Pada bab penutup ini, akan diuraikan mengenai kesimpulan
akhir
dari hasil penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan
penelitian ini, serta kata penutup dari peneliti.
-
BAB II
LAND ASAN TEORI
A. Kegiatan Ekstrakurikuler
Pendidikan merupakan sarana utama untuk meniti karir setiap
insan yang
berpengaruh luas buat kemajuan suatu bangsa terutama bagi negara
yang
sedang berkembang. Hal ini penting bagi kehidupan manusia
sebagai sarana
utama menjamin masa depan secara pribadi, keluarga, masyarakat,
dan
kehidupan bangsa itu sendiri. Pendidikan yang sejalan dengan
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), juga dengan Ilmu Agama tidak
akan
berpengaruh oleh keadaan dan situasi dalam perkembangan zaman
yang
berubah terus menerus. Abad ke-21 yang lebih dikenal tahun
millenium ke-3
sebagai tahun yang perlu dihadapi dengan pendidikan. Sehingga
generasi
masa depan perlu diberi pelajaran yang baik sehingga kelak siap
dalam
menghadapi tantangan hidup yang semakin kompleks.
....dan berilah mereka pelajaran, dan Katakanlah kepada mereka
perkataan yang berbekas pada jhva mereka. (QS:An-Nisaa:63)
Pembelajaran tidak cukup hanya dengan pembekalan akademis
saja
tetapi harus dilengkapi dengan pengembangan kecakapan hidup,
untuk
mencapai keseimbangan ini sekolah menyediakan pelatih yang
profesional
untuk memupuk minat dan bakat siswa yang dikemas dalam kegiatan
yang
disebut dengan ekstrakurikuler.
14
-
15
1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar
mata
pelajaran yang mempunyai visi berkembangnya potensi, bakat dan
minat
secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan
peserta
didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan
masyarakat.13 Pada
definisi lain dikatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan
yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam
susunan
program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
Kegiatan
ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan dan perbaikan
program
intrakurikuler serta kegiatan-kegiatan untuk memantapkan
pembentukan
kepribadian.14 Dalam konteks sekolah dasar, Kegiatan
ekstrakurikuler
adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan
konseling
untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan,
potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara
khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan
yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.
Kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan di MIN
Kecandran
berupa kegiatan Pramuka, PMR, Dokter Kecil, dan Drum Band.
13http://gudep-smkn 1
bawang.blogspot.com/2007/08/laporan-kegiatan-ekstra-
kurikuler.html, diakses tanggal 10 Juli 2008
14 http://members.tripod.com/alumni_smansa/ekskul/ekskul.htm,
diakses tanggal 10 Juli2008
http://gudep-smknhttp://members.tripod.com/alumni_smansa/ekskul/ekskul.htm
-
16
2. Visi dan Misi
Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi,
bakat
dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan
kebahagiaan
peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan
masyarakat.
Sedangkan misi dari kegiatan ekstrakurikuler adalah:
pertama,
menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta
didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka.
Kedua,
menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta
didik
mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan
atau
kelompok.15
3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler tidak semata sebagai pelengkap
kurikulum yang dilaksanakan di sekolah, melainkan lebih jauh
memiliki
fungsi yang signifikan. Fungsi tersebut diantaranya adalah:
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas siswa sesuai dengan
potensi, bakat dan minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial siswa.
l5http://www.google.co.id/search?hl=id&as_qdr=all&q=+%22ekstra+kurikulerH-adalah
%22&start=10&sa=N, diakses tanggal 10 Juli 2008
http://www.google.co.id/search?hl=id&as_qdr=all&q=+%22ekstra+kurikulerH-adalah
-
18
5. Jenis kegiatan Ekstrakurikuler
a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan
Siswa
(LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera
Pusaka (PASKIBRAKA).
b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR),
kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
c. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan
bakat
olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jumaistik, teater,
keagamaan.
d. Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi
antara lain
karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan,
seni
budaya.18
6. Format Kegiatan
a. Individual, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang
diikuti siswa
secara perorangan.
b. Kelompok, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
oleh
kelompok-kelompok siswa.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
siswa
dalam satu kelas.
d. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
siswa
antarkelas/antarsekolah/madraasah.
18 lbid.
-
19
e. Lapangan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti
seorang
atau sejumlah siswa melalui kegiatan di luar kelas atau
kegiatan
lapangan.19
Eksistensi kegiatan ekstrakurikuler seakan-akan memiliki dilema,
yaitu
Di satu sisi keberadaannya diperlukan siswa sebagai media
untuk
mengembangkan potensi diri, selain itu diharapkan mampu
mengangkat dan
mengharumkan nama sekolah dengan prestasinya. Namun di sisi lain
justru
menjadi musabab menurunnya nilai siswa dan bukan tidak mungkin
hanya
menjadi formalitas saja untuk mencari keuntungan.
Kenyataan di lapangan memang menunjukkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler mendapat proporsi yang tidak seimbang, kurang
mendapat
perhatian, bahkan cenderung disepelekan. Perhatian
sekolah-sekolah juga masih
kurang serius, hal ini terlihat dari kurangnya dukungan yang
memadai baik dari
segi dana, perencanaan, dan pelaksanaan, seria perannya sebagai
bagian dari
evaluasi keberhasilan siswa. Padahal dikalangan siswa, banyak
proses
aktualisasi potensi siswa yang terjadi melalui kegiatan
ekstrakurikuler ini.
Misalnya aktualisasi tentang kepemimpinan, kesenian, olahraga,
kepekaan
sosial, nilai religius, dan sebagainya sering muncul pada
kegiatan
ekstrakurikuler.
Jika dilihat secara mendalam, maka ada bebarapa manfaat
mengikuti
ektrakurikuler. Pertama, dapat mengakomodasi keragaman
kecerdasan dan
potensi siswa. Kedua, lebih mendekatkan pendidikan pada dunia
riil. Ketiga,
19 Ibid.
-
20
memiliki fleksibilitas yang tinggi dari segi program dan
kurikulum. Keempat,
pendidikan dilaksanakan secara menarik dan menyenangkan.
Dengan demikian pemahaman dan pengelolaan ektrakurikuler yang
baik akan
membentuk siswa yang kreatif, inovatif, dan beradab. Memang,
pada sekolah
tertentu pengelolaan ekstrakurikuler belum menunjukkan hasil
yang maksimal.20
Konferensi anak-anak sedunia di Gerenoble, Prancis tahun
1993
menyimpulkan bahwa kurikulum pendidikan formal memiliki
kemampuan
terbatas untuk menyerap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Konferensi ini juga merekomendasikan konsep pendidikan sains di
luar sekolah
melalui kegiatan-kegiatan ilmiah di luar sekolah.21 Hal tersebut
membuat
kulikulum formal menjadi terbatasi oleh birokrasi dan
penjabwalan kegiatan
yang terlambat. Akibatnya tidak seiring dengan perkembangan
teknologi dan
informasi. Kondisi inilah yang sebenarnya dapat ditutupi oleh
kegiatan
ektrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler tidak seperti
penjadwalan di dalam
kelas. Pembuatan programnya pun terbilang mudah dan tidak
serumit kurikulum
formal. Program penyelenggaraan ekstrakurikuler dapat bersifat
fleksibel
sehingga sangat memungkinkan untuk mengadakan pendidikan yang
integratif
dan multidisiplin.
Dari sini juga guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa
untuk
mengembangkan potensi diri. Bagi guru yang jeli, ia dapat juga
melihat
seberapa besar apresiasi siswa terhadap proses belajar mengajar
dengan kegiatan
ektrakulikuler. Jika siswa terlalu asik dengan ekstrakulikuler
maka guru dapat * *
20 Tri Hayat Ariwibowo, Quo Vadis Ekstrakulikuler, Artikel
Pendidikan pada http://re- searchengines.com/0208trihayat.html,
diakses tanggal 10 Juli 2008
* Ibid
http://re-searchengines.com/0208trihayat.htmlhttp://re-searchengines.com/0208trihayat.html
-
21
mengingatkan bahwa untuk tidak meninggalkan hal yang wajib. Atau
juga guru
memberikan motivasi pengembangan diri bagai siswa yang kesulitan
belajar
melalui kegiatan ekstrakulikuler. Sehingga orang tua tidak perlu
khawatir jika
anaknya terlalu asik dengan ektrakulikuler nilainya akan jatuh
karena guru
mengawasi secara langsung.
Jika ini mampu dilakukan guru maka ia berarti mampu
mengembangkan
10 kompetensi guru secara baik. Terlebih dalam UU Sisdiknas No.
22/2003
terutama pasal 58 tentang evaluasi. Disebutkan evaluasi hasil
belajar peserta
didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan,
dan perbaikan
hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Inilah yang
membuat
profesi guru menjadi unik, ia tidak saja mengajar tetapi juga
membimbing dan
mengarahkan siswa.
B. Kedisplinan Siswa
1. Pengertian kedisiplinan
Disiplin bukan sebuah kata yang asing didengar oleh
masyarakat
umum. Disiplin dalam pengertian umum adalah sebagai suatu
ketaatan
terhadap peraturan22 23. Dalam kamus Bahasa Indonesia dikatakan
'bahwa
disiplin adalah latihan batin dan watak dengan maksud supaya
segala
perbuatannya selalu mentaati tata tertib (baik di sekolah
maupun
kemiliteran)24. Penulis mengambil pendapat beberapa pakar
yang
mendefinisikan disiplin sebagai berikut:
22 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.22 Tahun 200323
WJS. Poerwodarminto, op.cit., him. 16.24 Ibid, him. 254.
-
22
a. William A. Kelly dalam bukunya Dolet Unaijan, menjelaskan
bahwa
disiplin adalah sebagai pendidikan yang komprehensif termasuk
di
dalamnya adalah mengenai pelatihan mental, psikis, dan
moral.25
b. Hadari Nawawi berpendapat, disiplin adalah usaha mencegah
terjadinya pelanggaran terhadap semua ketentuan yang
disetujuai
bersama agar pemberian hukuman terhadap orang lain dapat
dihindari.26
c. Elizabeth Hurlock
Elizabeth Hurlock, sebagaimanan dikutip oleh Singgih
Dirgagunarsa, menerangkan bahwa disiplin sebagai suatu proses
dari
latiahan atau belajar yang bersangkut paut dengan pertubuhan
dan
perkembangan.27
Pendapat lain mengatakan bahwa disiplin menurut bahasa
berasal dari kata latin dicipulus, yang berarti siswa atau
murid,
kemudian makna dari disiplin secara istilah adalah latihan watak
dan
batin agar segala perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan
yang
ada.
Dari definisi-definisi di atas, secara umum terdapat
persamaan
konsep meski secara deskriptif berbeda bunyinya, yaitu pada
konsep
ketaatan atau kepatuhan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
disiplin
merupakan suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang
tergabung
25 Dolet Unarjan, Manajemen Disiplin Ilmu, Gramedia Widiasarana,
Jakarta, 2003,him.8-9.
26 Hadari Nawai, Administrasi Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta,
1984, him. 12827 Singgih Dirgagunarsa, Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja, Gunung Mulia,
Jakarta, 1995, him. 81
-
22
a. William A. Kelly dalam bukunya Dolet Unaijan, menjelaskan
bahwa
disiplin adalah sebagai pendidikan yang komprehensif termasuk
di
dalamnya adalah mengenai pelatihan mental, psikis, dan
moral.25
b. Hadari Nawawi berpendapat, disiplin adalah usaha mencegah
teijadinya pelanggaran terhadap semua ketentuan yang
disetujuai
bersama agar pemberian hukuman terhadap orang lain dapat
dihindari.26
c. Elizabeth Hurlock
Elizabeth Hurlock, sebagaimanan dikutip oleh Singgih
Dirgagunarsa, menerangkan bahwa disiplin sebagai suatu proses
dari
latiahan atau belajar yang bersangkut paut dengan pertubuhan
dan
perkembangan.27
Pendapat lain mengatakan bahwa disiplin menurut bahasa
berasal dari kata latin dicipulus, yang berarti siswa atau
murid,
kemudian makna dari disiplin secara istilah adalah latihan watak
dan
batin agar segala perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan
yang
ada.
Dari definisi-definisi di atas, secara umum terdapat
persamaan
konsep meski secara deskriptif berbeda bunyinya, yaitu pada
konsep
ketaatan atau kepatuhan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
disiplin
merupakan suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang
tergabung
25 Dolet Unaijan, Manajemen Disiplin Ilmu, Gramedia Widiasarana,
Jakarta, 2003,hlm.8-9.
26 Hadari Nawai, Administrasi Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta,
1984, hlm.12827 Singgih Dirgagunarsa, Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja, Gunung Mulia,
Jakarta, 1995, him. 81
-
23
dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan yang ada
dengan senang hati.
Oleh karenanya disiplin sangat penting artinya bagi siswa
untuk menentukan identitas dirinya. Bahkan para ahli
megatakan
bahwa disiplin merupakan kunci dari keberhasilan seseorang
dalam
meraih apa yang dicita-citakannya. Disiplin mempunyai arti
luas,
yaitu disiplin dalam mendidik, menuntun, mengarahkan anak
dalam
28kehidupan dan dalam masa pertumbuhan serta
perkembangannya.
Munculnya kedisplinan dalam diri seseorang bukan sesuatu
yang lahir begitu saja, melainkan perlu adanya pelatihan,
dan
pengarahan, perlu adanya intervensi dari pendidik danitupun
dilakukan secara bertahap. Kebiasaan yang ditanamkan oleh
orang
tua dan guru, atau pendidik lainnya akan terbawa oleh anak
dan
sekaligus memberikan warna terhadap perilaku kedisiplinan
anak.
Menurut Webster’s, dalam New World Dictionary yang dikutip
oleh Oteng Sutrisna28 29, menjabarkan disiplin menjadi dua,
yaitu
disiplin negatif dan disiplin positif. Disiplin negatif
adalah
pendisiplinan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kekuatan dan kekuasaan. Hukuman kepada pelanggar aturan
untuk
menimbulkan efek jera, dan juga untuk memberi perhatian
kepada
orang lain untuk tidak melanggar peraturan. Sedangkan
pendekatan
positif adalah pendisplinan dengan melibatkan penciptaan
suatu
28 Charles Shcaefer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Dahara Prize,
Jakarta, 1989,hlm.l 1.
29 Oteng Sutrisna, Administrasi Pendidikan, Angkasa, Bandung,
1983, him. 97
-
24
sikap dan iklim organisasi di mana para anggotanya mematuhi
peraturan-peraturan yang perlu dari organisasi atas kemauan
sendiri.
Berlaku disiplin merupakan salah satu cara membentuk watak
yang baik30. Dengan disiplin semua kegiatan dalam kehidupan
akan
terarah dan teratur karena pelakunya selalu taat pada rel-rel
kegiatan
yang sudah ditentukan. Dalam hal belajar baik di sekolah maupun
di
rumah juga akan terpengaruh dengan sikap disiplin ini.
Pembuatan
agenda kegiatan dan jadwal pelajaran merupakan salah satu
indikator
bahwa pola hidup disiplin sudah mulai diterapkan.
Jenis sikap yang menjadi indikator pola kedisiplinan siswa
diantaranya adalah:
a. Tepat waktu, artinya siswa terbiasa datang, melaksanakan
kegiatan, mengumpulkan tugas, dan mengakhiri kegiatan
berdasarkan waktu yang telah ditentukan.
b. Memiliki jadwal pelajaran, artinya siswa terbiasa
mengatur
waktu belajar dan menyesuaikan diri dengan kegiatan belajar
yang ditentukan disekolah.
c. Memiliki agenda kegiatan, artinya siswa terbiasa mengatur
waktu untuk kegiatan yang dilakukan selama dirumah, baik
waktu untuk belajar, istirahat, bermain, dan
kegiatan-kegiatan
lainnya.
30 The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta, 1977, him.51
-
25
d. Patuh terhadap peraturan, artinya siswa terbiasa mentaati
segala
peraturan yang telah diketahuinya.
2. Cara pembentukan kedisiplinan
Belajar merupakan perbuatan yang dilakukan secara terus
menerus
sepanjang hayat manusia dan sekaligus merupakan suatu keseriusan
bagi
setiap manusia untuk melakukannya demi meningkatkan bobot
dan
kualitas hidup.31 32 Guna mencapai tingkat keseriusan ini perlu
disiplin yang
dapat mengarahkan seseorang untuk konsisten dan tekun dalam
melakukan
apa-apa yang dipikirkan. Jamal Abdul Hadi dan kawan-kawan
mengemukakan cara pembentukan kedisiplinan anak secara
Islami,
diantaranya:
a. Pertama, memberitahukan kepada anak bahwa agama Islam
memuliakan orang yang berilmu dan para ulama. Hal ini dapat
menumbuhkan perasaan takut dan ketaatan kepada Alah SWT,
serta
menjaga diri dari berbuat kesalahan.
b. Kedua, memberitahukan kepada anak bahwa ilmu paling
penting
dan harus diperhatikan, serta paling utama adalah ilmu
tentang
Allah, kemudian Al Qur’an dan keimanan, seteiah itu ilmu
tentang
kehidupan dunia, sebab ilmu-ilmu ini merupakan pondasi awal
dari
seseorang untuk taat di jalan Allah sebagai jalan mencapai
kebaikan
dunia dan akhirat.
31 Abd Rochmat Abror, Psikologi Pendidikan, PT. Tiara Wacana,
Yogyakarta, 1993,hlm.65
32 Jamal Abdul Hadi, dkk, Menuntun Buah Hati Menuju Surga, Era
Intermedia, Solo, 2005. him.72-81
-
26
c. Ketiga, anak harus didorong untuk mengaitkan berbagai
informasi
pelajaran yang didapat dengan masalah keimanan dan segala
hal
yang menunjukkan keagungan sang pencipta-Nya, serta
pengaturanya dengan cermat. Dengannya akan menanamkan sikap
pencarian ilmu yang berkesinambungan, sebab pada hakekatnya
ilmu adalah tanpa batas dan selalu bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
d. Keempat, anak dibantu untuk menerapkan teori-teori pelajaran
yang
didapatnya dalam kehidupan sehari-hari. Ini akan membuat
anak
lebih memahami kebenaran ilmu itu sendiri, sehingga anak
akan
cenderung paham dan termotivasi untuk mengembangkan ilmu
yang
didapatnya.
e. Kelima, anak diberi reward atau hadiah berupa pujian atau
sanjungan. Ini dapat membangkitkan pemahaman anak bahwa
prestasi itu penting adanya dan membuat dirinya menjadi
lebih
berarti.
f. Keenam, anak diberitahu cara-cara praktis dalam mengingat
pelajaran. Ini akan membuat anak merasa senang jika dia
mampu
mengingat apa yang telah didapatkannya, karena dia akan
merasa
puas jika mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan
tentang hal-hal yang telah diketahuinya.
g. Ketujuh, anak didorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan
sekoah
yang sesuai dengan kemampuannya. Dengan hal ini anak akan
-
27
berkesinambungan menggali kemampuannya karena didasari oleh
kesukaan terhadap kegiatan yang ditekuninya.
h. Kedelapan, anak dibantu dalam mengatur waktu dan jadwal
pelajaranya. Hal ini akan membuat anak terbiasa disiplin
membagi
waktu antara bermain, belajar, tidur dan kegiatan lain yang
sudah
teratur.
i. Kesembilan, anak harus dibiasakan bangun pagi. Hal ini
dapat
membuat anak merasa segar dan selalu siap untuk menghadapi
aktivitas di siang hari, termasuk sekolah dan kegiatan lainnya
yang
sudah diagendakan.
j. Kesepuluh, anak didorong untuk berkreasi. Hal ini akan
membuat
anak merasa dinamis dan tidak kaku dalam menyikapi suatu
masalah, dan anak akan cenderung memiliki daya kreativitas
tinggi
untuk menyelesaikan suatu masalah.
C. Hubungan Antara Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
di
Sekolah dengan Tingkat Kedisiplinan Siswa
Ekstrakurikuler yang merupakan kegiatan yang mengambil waktu di
luar
jam pelajaran, diselenggarakan oleh sekolah guna memfasilitasi
siswa untuk
mengaktualisasikan bakat yang dimiliki dan menambah daya
kreativitas siswa.
Namun demikian tidak jarang pula orang mengatakan bahwa
kegiatan
ekstrakurikuler terdengar membosankan. Yang demikian
biasanya
beranggapan bahwa kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di
sekolah
-
28
sifatnya monoton, tidak menarik. Sebaliknya justru kegiatan
kurikuler ini
sebagian besar bertumpu pada bentuk kegiatan yang berhubungan
dengan
penyaluran bakat dan minat siswa, seperti olahraga, kesenian,
karya ilmiah,
kesehatan, pramuka, pencinta alam, dan lainnya. Kegiatan
ekstrakurikuler
biasanya diikuti oleh siswa yang memang berminat pada kegiatan
tersebut.
Tetapi ada juga siswa yang mengikuti kegiatan ini berdasarkan
alasan
ikut-ikutan teman atau pelampiasan kejenuhan kondisi di rumah,
dan
sebagainya yang tidak lagi didorong oleh faktor minat. Maka
ekstrakurikuler
menjadi alasan yang tepat sebagai jalan keluar, apalagi
ramai-ramai dengan
teman. Kata “fleksibel”, itulah yang dapat dilakukan agar
ekstrakulikuler
tidak membosankan. Pola pelaksanaan yang begitu-gitu saja
diganti dengan
pola integratif dan multidisiplin serta tidak melupakan fun.
Melihat manfaat kegiatan ekstrakurikuler manfaat mengikuti
ektrakurikuler, seperti yang dikemukakan oleh Tri Hayar
Ariwibowo dalam
artikel pendidikannya bahwa ektsrakurikuler dapat
mengakomodasi
keragaman kecerdasan dan potensi siswa, kemudian kegiatan ini
dapat lebih
mendekatkan pendidikan pada dunia riil, dan kegiatan ini juga
menarik dan
menyenangkan, maka dapat dikatakan bahwa secara psikologis siswa
akan
terbiasa untuk melaksanakan apa-apa yang didapat dari
kegiatan
ekstrakurikuler ini, dalam hal ini adalah kedisiplinan.
Secara umum, sifatnya yang menyenangkan, juga pengelolaan
yang
professional, mengikat tetapi tidak terasa membebani siswa,
kegiatan
ekstrakurikuler menjadi alternatif beraktualisasi diri, bermain
dan bersosial
-
BAB mLAPORAN HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM
1. Sejarah Berdirinya MIN Kecandran
Berdasarkan Garis-Garis Besar Rencana Sekolah Tahun
2007/2008
sampai dengan 2010/2011', diringkas tentang sejarah berdirinya
MIN
Kecandan sebagai berikut:
Pada tahun 1963 terbentuk suatu kegiatan Belajar Mengajar
setingkat sekolah dasar. Disebabkan belum memiliki gedung
sekolah,
maka kegiatan tersebut dilaksanakan di rumah kediaman Bapak
Soeharto
(Bekel Gamol), dengan pertimbangan rumah beliau tersedia tempat
luas.
Tekad dan semangat para siswa untuk belajar serta memiliki
gedung
sendiri,akhirnya terbukti dari kegigihan mereka melakukan kerja
bhakti
bergotong royong bersama bapak guru untuk setiap hari Sabtu
mempersiapkan tempat untuk mendirikan sebuah gedung sekolah.
Tahun 1964 teijadi peristiwa pemberontakan G 30 S/PKI.
Wilayah
Gamol merupakan basis PKI, demikian pula masyarakatnya
terkenal
dengan masyarakat abangan yang di dalamya banyak sekali
tokoh-tokoh
PKI. Salah satu diantaranya adalah Bapak Soeharto (dari Desa
Gedhangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang) selaku guru
pada
saat itu. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap para siswa yang
mengikuti
Kegiatan Belajar Mengajar, sehingga kegiatan dibubarkan.
1 MIN Kecandran, Garis-Garis Besar Rencana Sekolah Tahun
2007/2008 - 2010/2011, MIN Kecandran, Salatiga, 2007.
30
-
31
Pasca pemberontakan G 30 S/PKI, tepatnya pada tahun 1966,
bapak H. Basyir selaku Kepala Desa Kecandran mempunyai
gagasan
untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan berbasis agama
Islam.
Gagasan tersebut dilatarbelakangi oleh rasa keprihatinan beliau
akan
keadaan masyarakat Dukuh Gamol serta tujuan utama adalah
menghilangkan image masyarakat Dukuh Gamol sebagai
masyarakat
abangan dan basis PKI. Untuk merealisasikan gagasan tersebut,
beliau
mengadakan musyawarah dengan para tokoh pemuka masyarakat,
yaitu:
1. Bapak Jarwo
2. Bapak Ismani
3. Bapak H. Soehaijo
(dari Gamol)
(dari Gamol)
(dari Gamol)
4. Bapak Djoyo Masiran (dari Gamol)
5. Bapak Toha
6. Bapak Irfani
(dari Kecandran)
(dari Kecandran)
Pada tahun 1966 berdirilah Madrasah Ibtidaiyah Gamol, dengan
tenaga pengajar:
1. Bapak Nurhadi, selaku Kepala Madrasah (dari Pulutan)
2. Bapak Irfani, selaku guru agama (dari Kecandran)
3. Bapak Istat Amat Ngarifm (dari Banyuputih)
Tahun 1967 mendapat tambahan tenaga pengajar:
1. Bapak Wagimin (dari Gamol)
-
32
2. Bapak Yasmin (dari Gamol)
3. Ibu Robiatun (dari Kecandran)
tempat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar meminjam dua
tempat, yaitu di rumah kediaman Bapak Soeharto di wilayah RT.
04, RW.
06 dukuh Gamol dan di serambi masjid. Atas gagasan dari Bapak
Basyir
pula, Madrasah Ibtidaiyah tersebut diberi nama Madrasah
Ibtidaiyah
Ma’arif (MIM).
Tahun 1970 didirikan sebuah gedung Madrasah Ibtidaiyah
Ma’arif
(MIM), dengan menggunakan bahan bangunan kayu yang telah
tersedia.
Gedung MIM memiliki enam lokasi kelas, dengan jumlah siswa 180
anak.
Sesuai dengan ketentuan pada saat itu maka siswa yang diterima
di MIM
hanya yang berasal dari Duren, Gamol, Kecandran dan Sodong
(wilayah
Kecamatan Getasan).
Dalam perkembangan selanjutnya Desa Kecandran memperoleh
bantuan SD Inpres yang didirikan menjadi satu lokasi dengan
SD
Kecandran yang telah ada lebih dulu, sehingga Desa Kecandran
mempunyai dua SD yaitu SD I dan SD II. Sejak saat itu Kepala
Desa
menetapkan peraturan baru bahwa siswa yang berasal dari Duren
harus
masuk SD Kecandran, sedangkan siswa dari Sodong harus masuk ke
SD
Polobugo III, sehingga MIM hanya memiliki siswa yang berasal
dari
Dukuh Gamol.
-
33
MIM mengikuti Ujian Akhir Madrasah (UAM) untuk pertama kali
pada tahun 1969, karena pada tahun tersebut MIM baru mempunyai
siswa
kelas VI. Sesudahnya tidak mengikuti UAM untuk sementara
waktu,
sebab mobilitas siswa (keluar dan masuk) belum stabil. Siswa
banyak
yang keluar sebelum mencapai kelas VI.
Pada tahun 1979 MIM dapat mengikuti ujian lagi. Pada saat
itu
jumlah siswa kelas VI yang mengikuti UAM hanya 5 (lima)
anak.
Diantara tahun 1991 sampai 1992 Pemerintah Kota Salatiga
(Kodya
Daerah Tingkat II Salatiga saat itu) mencanangkan program
pemekaran
wilayah.Dukuh Gamol yang pada waktu itu merupakan wilayah
Kabupaten Semarang yang merupakan salah saru target
pemekaran
wilayah Kota Salatiga. Bapak Auze yang menjabat Kasi Mapenda
pada
saat itu, berkunjung ke Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif menemui
staf
pengajar madrasah, beijanji jika nanti Dukuh Gamol menjadi
wilayah
Kodya Salatiga, beliau akan membantuk secara administratif
untuk
mengubah status Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif menjadi Madrasah
Ibtidaiyah Negeri (MIN).
Tahun 1996 Dukuh Gamol resmi menjadi wilayah Kodya Dati II
Salatiga. Seperti yang telah dijanjikan sebelumnya, maka Bapak
Auze
didukung pula oleh Bapak Mudatsir Muslim (Kasi Mapenda
Kabupaten
Semarang) membantu secara administratif proses penegerian bagi
MIM.
-
34
Pada tanggal 14 Juni 1997 bertempat di Madrasah Aliyah
Negeri
(MAN) II Tegalrejo, Madrasah Ma’arif resmi menyandang status
Negeri
dengan nam3 Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kecandran.
2. Letak Geografis MIN Kecandran
MIN Kecandran terletk di daerah Kecandran, Kecamatan
Sidomukti, Kota Salatiga, menempati lahan seluas 873 m2, dengan
panjang
area 43 m dan lebar 21 m, luas bangunan 448 m2, serta
dikelilingi pagar
tembol sepanjang 56 m.
3. Sarana, prasarana dan fasilitas yang tersedia di MIN
Kecandran adalah
sebagai berikut:
a. Kantor dan ruangan:
1 (satu) kantor kepala sekolah/guru
- 7 (tujuh) ruang kelas
- 2 (dua) kamar mandi/WC
1 (satu) pengadaan air bersih
1 (satu) listrik
b. Barang/Perkakas:
- 168 (seratus enam puluh delapan) buah kursi siswa
- 80 (delapan puluh) buah meja untuk satu siswa
- 85 (delapan puluh lima) buah meja untuk dua siswa
- 5 (lima) buah meja guru
5 (lima) buah kursi guru
- 7 (tujuh) buah almari
-
35
1 (satu) buah rak buku
- 6 (enam) buah papan tulis
1 (satu) set meja kursi tamu
- 7 (tujuh) unit alat peraga
1 (satu) unit alat kesenian
- 3 (tiga) unit alat olah raga
- 2 (dua) buah mesin ketik
- 4 (empat) unit komputer
4. Kondisi siswa
Keadaan siswa sampai tahun 2008/2009 adalah sebagai berikut:
Tabel IKeadaan Siswa MIN Kecandran sampai dengan tahun
2008/2009
No TahunSiswa
JumlahL P
1 2001/2002Awal 85 87 172Akhir 99 68 167
2 2002/2003Awal 104 64 168Akhir 102 57 159
3 2003/2004Awal 106 87 193Akhir 105 83 188
4 2004/2005Awal 88 102 190Akhir 86 100 186
5 2005/2006Awal 91 88 179Akhir 91 88 179
6 2006/2007Awal 87 99 186Akhir 87 99 186
7 2007/2009Awal 92 97 189Akhir 84 91 181
8 2008/2009Awal 95 87 182Akhir 99 69 168
Sumber: Data Primer2
2 J bid.
-
36
Adapun keadaan siswa MIN Kecandran tahun 2008/2009
adalah sebagai berikut:
Tabel IIKeadaan Siswa MIN tahun 2008/2009
No Kelas/Kelompok
JumlahPutra
JumlahPutri
JumlahTotal
1 I 20 8 282 II 25 11 363 III 15 14 294 IV 9 9 185 V 12 15 276
VI 18 12 30
Jumlah 99 69 168
5. Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan
a. Nama-nama kepala sekolah yang pernah dan masih menjabat di
MIN
Kecandran tahun 1966/1967sampai dengan tahun 2008/2009
adalah:
Tabel IUNama-Nama Kepala Sekolah MIN Kecandran sampai
dengan tahun 2008/2009
No NamaTahun 'ugas
Awal Akhir1 Drs. Kasimin al Nurhadi, BA 1996 19722 Dasuki al
Maryono 1977 19833 Muh. Hufron 1983 19874 Muslih 1989 19915 Markum,
A.Ma 1991 2002
6 Drs Taqwim 2002 2006
7 Achmad Arifin, S.Ag 2006 20088 Agus Rachmad Yuanta 2008Sumber:
Data primer*
3 Ibid.
-
37
b. Nama-nama guru dan karyawan yang masih aktif di MIN
Kecandran
hingga tahun 2008/2009 adalah sebagai berikut:
Tabe! IVKeadaan Guru dan Karyawan Aktif di MIN Kecandran
Sampai dengan tahun 2008/2009
No Nama Jabatan
1 Patmi, S.Pd Guru2 Bambang Sudrajat, A.Ma Guru3 Sadi Sarifudin,
S.Ag Guru4 Basiroh, A.Ma Guru5 Suryani Guru
6 Ratim, S.Ag Guru
7 Mohammad Zaini, A.Ma Guru8 Chusmiyati, S.Ag Guru9 Dra.
Mukasanah Guru10 Mustafifah, A.Ma Guru11 Zuhrotun, A.Ma Guru12
Aminudin Latif Guru13 Ponimin Penjaga sekolah
Sumber: Data primer4
B. HASIL PENELITIAN
1. Data Responden
Berikut disajikan tentang nama-nama responden:
Tabel VData Responden Penelitian
No Kelas/ KelompokJumlah
KelasPutra Putri
1 Slamet * IV2 Wahyu Ratmianah * IV
4 Ibid
-
38
3 Pricahyono * IV4 Sodik * IV5 Arif * IV6 Latifah Purwaningtias
* IV7 Sheila * IV8 Adelia * IV9 Doni * IV10 Fahmi * IV11 Ivorina y
* IV12 Feni * IV13 Riki * IV14 Joko * IV15 Siti * IV16 Widiyanti *
IV17 Zamzuri * IV18 Dewi Setiya Putri * IV19 Dimas * V20 Purwadi *
V21 Giyanto * V22 Fitriyani * V23 Liya * V24 Fahma Aristyani •
-
39
47 Fais * VI48 Tri Yulianto * VI49 Maulana Subhan * VI50
Misriyanto * VI51 Winaruo * VI52 Indah Pujiatun * VI53 Tri Utami *
VI54 Marsini * VI55 Widia Fitri * VI56 Rina Kiswati * VI57 M. Nuval
* VI58 Agustin Dwi Hapsari * VI59 Enggar Rudi H * VI60 Nurul
Isnaini * VI61 Said * VI62 Siswanto * VI63 Andri Sefthiyan * VI64
Munawiratun * VI65 M. Sodikin * VI66 Lita Febriani * VI67 Siti
Amsuriyah * VI68 Veti D Ahyani * VI69 Intan Yulianti * VI70 Anton
Effendi * VI71 Rismanto * VI72 Kabib * VI73 Eko Prasetyo * VI74
Andre Satya Andika * VI75 Johan Prasetio * VI
Jumlah 39 36
2. Data Keaktivan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
Data berikut merupakan hasil angket yang telah dirubah dari
data
kualitatif menjadi kuantitatif, dengan cara:
- xMemberi nilai 3 untuk jawaban A
- Memberi nilai 2 untuk jawaban B
- Memberi nilai 1 untuk jawaban C
-
40
Adapun hasil selengkapnya adalah sebagai berikut:
Tabel VIData Mengenai Keaktivan Siswa Mengikuti Kegiatan
Ekstrakurikuler
MIN Kecandran Tahun 2008/2009
NO NILAI NILAI AKUMlLILATIF JUMLAHA B C A B C
1 8 -> 2 0 24 4 0 282 6 4 0 18 8 0 263 9 1 0 27 2 0 294 9 1 0
27 2 0 295 8 2 0 24 4 0 286 6 4 0 18 8 0 267 9 1 0 27 2 0 298 8 0 2
24 0 2 269 5 4 1 15 8 1 24
. 10 6 4 0 18 8 0 2611 5 5 0 15 10 0 2512 6 2 2 18 4 2 2413 5 4
1 15 8 1 2414 7 3 0 21 6 0 2715 7 3 0 21 6 0 2716 6 4 0 18 8 0 2617
8 2 0 24 4 0 2818 7 2 1 21 4 1 2619 9 1 0 27 2 0 2920 10 0 0 30 0 0
3021 3 7 0 9 14 0 2322 9 1 0 27 2 0 2923 9 1 0 27 2 0 2924 9 1 0 27
2 0 2925 9 1 0 27 2 0 2926 5 5 0 15 10 0 2527 8 2 0 24 4 0 2828 6 4
0 18 8 0 2629 7 3 0 21 6 0 2730 9 1 0 27 2 0 2931 7 3 0 21 6 0 2732
9 1 0 27 2 0 2933 5 4 1 15 8 1 2434 6 2 2 18 4 2 2435 5 4 1 15 8 1
2436 9 0 1 27 0 1 2837 7 3 0 21 6 0 27
-
41
38 6 4 0 18 8 0 2639 6 4 0 18 8 0 2640 4 6 0 12 12 0 2441 6 3 1
18 6 1 2542 5 4 1 15 8 1 2443 6 3 1 18 6 1 2544 7 2 1 21 4 1 2645 3
6 1 9 12 1 2246 8 0 2 24 0 2 2647 8 2 0 24 4 0 2848 6 3 1 18 6 1
2549 2 8 0 6 16 0 2250 3 6 1 9 12 1 2251 2 8 0 6 16 0 2252 7 3 0 21
6 * 0 2753 4 4 2 12 8 2 2254 4 5 1 12 10 1 23
• 55 6 4 0 18 8 0 2656 4 3 3 12 6 3 2157 5 5 0 15 10 0 2558 7 3
0 21 6 0 2759 6 4 0 18 8 0 2660 5 4 1 15 8 1 2461 5 4 1 15 8 1 2462
3 6 1 9 12 1 2263 1 7 2 3 14 2 1964 7 3 0 21 6 0 2765 4 6 0 12 12 0
2466 7 3 0 21 6 0 2767 7 2 1 21 4 1 2668 1 7 2 3 14 2 1969 2 6 2 6
12 2 2070 0 5 5 0 10 5 1571 2 6 2 6 12 2 2072 9 1 0 27 2 0 2973 4 6
0 12 12 0 2474 7 2 1 21 4 1 2675 7 3 0 21 6 0 27
-
42
Berikut disajikan pula data mengenai tingkat kedisiplinan siswa
MIN
Kecandran Salatiga tahun 2008/2009.
Tabel VIIData Mengenai Kedisiplinan Siswa MIN Kecandran Tahun
2008/2009
NILAI NILAI AKUMULATIF JUMLAHA B C A B C
1 10 0 0 30 0 0 302 7 3 0 21 6 0 273 10 0 0 30 0 0 304 10 0 0 30
0 0 305 6 3 1 18 6 1 256 8 2 0 24 4 0 287 10 0 0 30 0 0 308 6 2 2
18 4 2 24
• 9 8 2 0 24 4 0 2810 10 0 0 30 0 0 3011 6 4 0 18 8 0 2612 10 0
0 30 0 0 3013 10 0 0 30 0 0 3014 10 0 0 30 0 0 3015 9 1 0 27 2 0
2916 9 1 0 27 2 0 2917 10 0 0 30 0 0 3018 7 1 2 21 2 2 2519 9 1 0
27 2 0 2920 10 0 0 30 0 0 3021 8 1 1 24 2 1 2722 9 1 0 27 2 0 2923
7 3 0 21 6 0 2724 6 4 0 18 8 0 2625 3 6 1 9 12 1 2226 4 6 0 12 12 0
2427 6 4 0 18 8 0 2628 5 5 0 15 10 0 2529 7 3 0 21 6 0 2730 6 4 0
18 8 0 2631 7 3 0 21 6 0 2732 4 6 0 12 12 0 2433 10 0 0 30 0 0 3034
8 2 0 24 4 0 2835 4 6 0 12 12 0 2436 6 4 0 18 8 0 26
-
43
37 5 5 0 15 10 0 2538 7 3 0 21 6 0 2739 3 7 0 9 14 0 2340 5 5 0
15 10 0 2541 3 7 0 0w 14 0 2342 4 6 0 12 12 0 2443 3 7 0 9 14 0
2344 4 6 0 12 12 0 2445 2 8 0 6 16 0 2246 2 6 2 6 12 2 2047 6 4 0
18 8 0 2648 3 7 0 9 14 0 2349 6 4 0 18 8 0 26
50 3 6 1 9 12 1 22
51 4 6 0 12 12 0 24
52 10 0 0 30 0 0 3053 5 4 1 15 8 1 24
• 54 5 5 0 15 10 0 2555 9 1 0 27 2 0 29
56 2 6 2 6 12 2 20
57 2 8 0 6 16 0 2258 6 4 0 18 8 0 2659 4 6 0 12 12 0 2460 4 5 1
12 10 1 23
61 3 3 4 9 6 A 1962 5 5 0 15 10 0 25
63 1 7 2 3 14 2 1964 8 2 0 24 4 0 2865 5 5 0 15 10 0 2566 4 6 0
12 12 0 24
67 10 0 0 30 0 0 30
68 8 2 0 24 4 0 28
69 3 5 2 9 10 2 21
70 0 6 4 0 12 4 16
71 3 5 2 9 10 2 2172 10 0 0 30 0 0 30
73 8 2 0 24 4 0 2874 10 0 0 30 0 0 30
75 9 1 0 27 2 0 29
-
44
3. Data Kedisiplinan Siswa
Dan berikut ini adalah rangkuman penilaian dari hasil
penelitian
mengenai kedua variabel, yaitu:
Tabel VIIIPenilaian Terhadap Keaktivan Mengikuti Kegiatan
Ekstrakurikuler
dan Kedisiplinan Siswa
NoResponden
Keaktivan Mengikuti Kgiatan Ekstrakurikuler
KedisiplinanSiswa
1 28 302 26 273 29 304 29 305 28 256 26 287 29 308 26 249 24
2810 26 3011 25 2612 24 3013 24 3014 27 3015 27 2916 26 2917 28
3018 26 2519 29 2920 30 3021 23 2722 29 2923 29 2724 29 2625 29
2226 25 2427 28 2628 26 2529 27 2730 29 2631 27 2732 29 24
-
45
33 24 3034 24 2835 24 2436 28 2637 27 2538 26 2739 26 2340 24
2541 25 2342 24 2443 25 2344 26 2445 22 2246 26 2047 28 2648 25
2349 22 2650 22 2251 22 2452 27 3053 22 2454 23 2555 26 2956 21
2057 25 2258 27 2659 26 2460 24 2361 24 1962 22 2563 19 1964 27
2865 24 2566 27 2467 26 3068 19 2869 20 2170 15 1671 20 2172 29
3073 24 2874 26 3075 27 29
-
46
Berdasarkai^hasil penghitungan di atas dapat diketahui nilai
tertinggi
untuk data mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah 30 dengan
nilai
terendah adalah 15 , d2 n diperoleh juga nilai tertinggi untuk
kedisiplinan
siswa, yaitu 30 , dan nilai terendah adalah 16
-
ANALISIS DATA
BAB IV
Setelah data terkumpul secara lengkap, langkah selanjutnya
adalah
menganalisis data. Untuk menganalisis data tersebut penulis
menggunakan teknik
statistik dengan maksud dapat memperoleh jawaban dari pokok
masalah yang
disajikan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam bagian ini
adalah:
A. Pengelompokan data hasil jawaban angket. Hal ini dilakukan
untuk
memudahkan dalam proses penghitungan dengan menggunakan
teknik
statistik dan analisisnya.
B. Analisis pertama, yaitu analisis dengan menggunakan
persentase per-item
disertai analisis kuantitatifnya. Hal ini digunakan untuk
mengetahui tingkat
keaktifan siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dan seberapa
jauh tingkat
kedisiplinan siswa kelas IV, V, dan VI MIN Kecandran Salatiga
dalam
kategori rendah, sedang, dan tinggi
C. Analisis kedua, yaitu analisis kuantitatif untuk mengetahui
variasi kedisiplinan
siswa kelas IV, V, dan VI MIN Kecandran, Salatiga dalam
kategaori rendah,
sedang, dan tinggi.
D. Analisi ketiga, yaitu dengan proses penghitungan dengan
korelasi product
moment guna mengetahui hubungan antara mengiktui kegiatan
ektrakurikuler
dengan kedisiplinan siswa kelas IV, V, dan VI MIN Kecandran,
Salatiga.
47
-
48
A. Pengelompokan Data
Tabel IXData Kolektif Nilai Keaktifan Mengikuti Kegiatan
Ekstrakurikuler
dan Kedisiplinan Siswa MIN K ecandran Tahun 2008/2009
NoResponden
Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
KedisiplinanSiswa
1 28 302 26 273 29 304 29 305 28 256 26 287 29 308 26 249 24
2810 26 3011 25 2612 24 3013 24 3014 27 3015 27 2916 26 2917 28
3018 26 2519 29 2920 30 3021 23 2722 29 2923 29 2724 29 2625 29
2226 25 2427 28 2628 26 2529 27 2730 29 2631 27 2732 29 2433 24
3034 24 2835 24 24
-
49
36 28 2637 27 2538 26 2739 26 2340 24 2541 25 2342 24 2443 25
2344 26 2445 22 2246 26 zO47 28 2648 25 2349 22 2650 22 2251 22
2452 27 3053 22 2454 23 2555 26 2956 21 2057 25 2258 27 2659 26
2460 24 2361 24 1962 22 2563 19 1964 27 2865 24 2566 27 2467 26
3068 19 2869 20 2170 15 1671 20 2172 29 3073 24 2874 26 3075 27
29
-
50
Berdasarkan hasil penghitungan di atas dapat diketahui nilai
tertinggi
untuk data mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah 30 dengan
nilai
terendah adalah 15 , dan diperoleh juga nilai tertinggi untuk
kedisiplinan
sisw a, yaitu 30 , dan nilai terendah adalah 16
B. Analisis per-item dengan persentase
Tabel XPersentase Jawaban Tentang Keaktifan Mengikuti
Ekstrakurikuler
No Item PertanyaanKategori Persentase (%)
A B C A B C
1Apakah anda aktif mengikuti perkembangan kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah?
69 5 1 92 7 2
2
Apakah dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang
diselenggarakan di sekolah dilakukan dengan suka rela?
64 10 1 85 13 2
3
Apakah dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, anda merasa
senang?
10 59 6 13 79 8
4
Apakah dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, anda meminta
ijin orang tua?
61 13 1 81 17 2
5
Apakah dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan
keinginan sendiri?
62 4 9 83 5 12
6Apakah anda selalu aktif pada setiap kegiatan? 35 40 0 47 53
0
7Apakah anda selalu hadir tepat waktu pada setiap kegiatan?
34 41 0 45 55 0
-
51
8
Apakah anda selalu meminta ijin jika berhalangan untuk hadir
pada suatu kegiatan?
39 32 4 52 43 5
9
Apakah anda menjadi anggota di salah satu kegiatan yang anda
ikuti?
54 20 1 72 26 2
10
Apakah anda selalu ikut kegiatan, jika ada kegiatan ke luar
sekolah (misalnya kemping/kemah)?
24 29 22 32 39 29
Berdasarkan tabel tersebut di atas, penulis dapat memberikan
keterangan sebagai berikut:
1. Pada item pertanyaan nomor satu tentang apakah anda aktif
mengikuti
perkembangan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, diperoleh
hasil
jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban
ya,
mencapai 61 siswa atau 81%, yang menjawab tidak 13 siswa atau
17%
dan yang menjawab tidak peduli 1 orang atau 2%.
2. Pada item pertanyaan nomor dua tentang apakah dalam
mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di sekolah
dilakukan
dengan suka rela, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden
bahwa
siswa yang memilih jawaban ya mencapai 69 siswa atau 92%,
yang
menjawab tidak 5 siswa atau 7% dan yang menjawab asal ikut saja
1
orang atau 2%.
-
52
3. Pada item pertanyaan nomor tiga tentang apakah dalam
mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler, anda merasa senang, diperoleh hasil
jawaban
dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban ya ada 64
siswa
atau 85%, yang menjawab tidak 10 siswa atau 13% dan yang
menjawab
tidak tahu 1 siswa atau 2%.
4. Pada item pertanyaan nomor empat tentang apakah dalam
mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler, anda meminta ijin orang tua, diperoleh
hasil
jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban ya
ada
10 siswa atau 13%, yang menjawab tidak 59 siswa atau 79% dan
yang
menjawab tidak peduli 6 siswa atau 8%.
5. Pada item pertanyaan nomor lima tentang apakah dalam
mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan keinginan sendiri,
diperoleh hasil
jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban
berdasarkan keinginan sendiri mencapai 6^ siswa atau 83%,
yang
menjawab karena ajakan teman ada 4 siswa atau 5% dan yang
menjawab
ikut-ikutan ada 9 siswa atau 12%.
6. Pada item pertanyaan nomor enam tentang apakah anda selalu
aktif
pada setiap kegiatan, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden
bahwa
siswa yang memilih jawaban selaiu hadir ada 35 siswa atau 47%,
yang
-
53
menjawab kadang-kadang 40 siswa atau 53% dan yang menjawab
tidak
pernah tidak ada.
7. Pada item pertanyaan nomor tujuh tentang apakah anda selalu
hadir tepat
waktu pada setiap kegiatan, diperoleh hasil jawaban dari 75
responden
bahwa siswa yang memilih jawaban selalu tepat waktu mencapai
34
siswa atau 45%, yang menjawab kadang-kadang 41 siswa atau 55 %
dan
yang menjawab tidak pernah tepat waktu tidak ada.
8. Pada item pertanyaan nomor delapan tentang apakah anda
selalu
meminta ijin jika berhalangan untuk hadir pada suatu
kegiatan,
diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang
memilih
jawaban selalu minta mencapai 39 siswa atau 52%, yang
menjawab
kadang-kadang 32 siswa atau 43% dan yang menjawab tidak
pernah
minta ijin ada 4 siswa atau 5%.
9. Pada item pertanyaan nomor sembilan tentang apakah anda
menjadi
anggota di salah satu kegiatan yang anda ikuti, diperoleh hasil
jawaban
dari 75 responden bahwa siswa yang memilih jawaban terdaftar
sebagai
anggota mencapai 54 siswa atau 72%, yang menjawab tidak
terdaftar ada
20 siswa atau 26% dan yang menjawab tidak mau tahu ada 1 orang
atau
2%.
-
54
10. Pada item pertanyaan nomor sepuluh tentang apakah anda
selalu ikut
kegiatan, jika ada kegiatan ke luar sekolah (misalnya
kemping/kemah),
diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang
memilih
jawaban selalu mengikuti mencapai 24 siswa atau 32%, yang
menjawab
kadang-kadang ada 29 siswa atau 39% dan yang menjawab tidak
pernah
mencapai 22 siswa atau 29%.
Selanjutnya data tersebut di atas diklasifikasikan kembali
dengan
menggunakan kategori jawaban jumlah jawaban item yang telah
diberikan,
danjuga persentase hasil perhitungan. Dengan pemberlakuan untuk
satu orang
siswa mendapat 10 item soal. Jumlah siswa (responden) adalah 75,
sehingga
jumlah item soal keseluruhan adalah 750 soal.
Tabel XIKesimpulan Hasil Perhitungan Per-item Keaktifan
Mengikuti
Kegiatan Ekstrakurikuler
No Kategori Jawaban Jumlah Jawaban Persentese (%)1 A 452 602 B
253 343 C 45 6
Jumlah 750 100
Dari tabel tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa:
- Kategori jawaban A sejumlah 452, apabila dipersentasekan
menjadi
452 : 750 = 0.60, 0.60 x 100 % = 60 %
Kategori jawaban B sejumlah 253, apabila dipersentasekan
menjadi
253 : 750 = 0.34, 0.34 x 100 % = 34 %
-
55
- Kategori jawaban C sejumlah 45, apabila dipersentasekan
menjadi
45 : 750 = 0.06, 0.06 x 100 % = 6 %
Tabel XIIPersentase Jaw aban Tentang Kedisiplinan Siswa
No Item PertanyaanKategori
Persentase
(%)A B C A B C
1Apakah anda pergi ke sekolah selalu tepat waktu? 37 37 1 49 49
2
2Apakah anda selalu berdoa ketika akan memulai belajar?
47 28 c 63 37 0
3Apakah anda pulang sekolah selalu tepat waktu? 43 26 6 57 35
8
4
Apakah anda selalu ganti pakaian dulu setelah pulang sekolah
sebelum melakukan kegiatan lain?
58 15 2 77 20 3
5Apakah anda memiliki jadwal pelajaran di rumah? 67 6 2 89 8
3
6Apakah anda memiliki jadwal kegiatan selain di sekolah? 40 33 2
53 44 3
7Apakah anda selalu mentaati peraturan sekolah? 48 21 6 64 28
8
8
Apakah anda selalu memakai seragam sesuai dengan peraturan
sekolah?
60 13 2 80 17 3
9
Apakah anda selalu ijin jika tidak masuk sekolah? 39 35 1 52 47
2
10Apakah anda selalu mengisi waktu luang di sekolah untuk
belajar?
30 39 6 40 52 8
-
56
Berdasarkan tabel tersebut di atas, penulis dapat memberikan
keterangan sebagai berikut:
1. Pada item pertanyaan nomor satu tentang apakah anda pergi ke
sekolah
selalu tepat waktu, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden
bahwa yang
menjawab selalu tepat waktu mencapai 37 siswa atau 49%, yang
menjawab kadang-kadang juga ada 37 siswa atau 49% dan yang
menjawab
tidak pernah tepat waktu ada 1 siswa atau 2%.
2. Pada item pertanyaan nomor dua tentang apakah anda selalu
berdoa ketika
akan memulai belajar, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden
bahwa
siswa yang memilih jawaban selalu berdoa mencapai 47 siswa atau
63%,
yang menjawab kadang-kadang 28 siswa atau 37% dan yang
menjawab
tidak pernah tidak ada.
3. Pada item pertanyaan nomor tiga tentang apakah anda pulang
sekolah
selalu tepat waktu, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden
bahwa siswa
yang memilih jawaban selalu tepat waktu mencapai 43 siswa atau
57%,
yang menjawab kadang-kadang 26 siswa atau 35% dan yang
menjawab
tidak pernah tepat waktu ada 6 siswa atau 8%.
4. Pada item pertanyaan nomor empat tentang apakah anda selalu
ganti
pakaian dulu setelah pulang sekolah sebelum melakukan kegiatan
lain,
diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa siswa yang
memilih
-
57
jawaban selalu ganti baju dahulu mencapai 58 siswa atau 77%,
yang
menjawab kadang-kadang 15 siswa atau 20% dan yang menjawab
tidak
pernah ganti baiu dahulu ada 2 siswa atau 3%.
5. Pada item pertanyaan nomor lima tentang apakah anda memiliki
jadwal
pelajaran di rumah, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden
bahwa
siswa yang memilih jawaban mempunyai jadwal pelajaran mencapai
67
siswa atau 89%, yang menjawab belajar tidak punya jadwal 6 siswa
atau
8% dan yang menjawab masa bodoh ada 2 siswa atau 3%.
6. Pada item pertanyaan nomor enam tentang apakah anda memiliki
jadwal
kegiatan selain di sekolah, diperoleh hasil jawaban dari 75
responden
bahwa siswa yang memilih jawaban mempunyai jadwal lain mencapai
40
siswa atau 53%, yang menjawab tidak punya ada 33 siswa atau 28%
dan
yang menjawab masa bodoh ada 2 siswa atau 3%.
7. Pada item pertanyaan nomor tujuh tentang apakah anda selalu
mentaati
peraturan sekolah, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden
bahwa siswa
yang memilih jawaban selalu taat pertaturan mencapai 48 siswa
atau 64%,
yang menjawab kadang-kadang 6 siswa atau 28% dan yang
menjawab
tergantung kemauan ada 6 siswa atau 8%.
-
58
8. Pada item pertanyaan nomor delapan tentang apakah anda selalu
memakai
seragam sesuai dengan peraturan sekolah, sedangkan besok akan
ada ujian
di sekolah, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden bahwa
siswa yang
memilih jawaban selalu berseragam sesuai aturan mencapai 60
siswa atau
80%, yang menjawab kadang-kadang 13 siswa atau 17% dan yang
menjawab tergantung kemauan ada 2 siswa atau 3%.
9. Pada item pertanyaan nomor sembilan tentang apakah anda
selalu ijin jika
tidak masuk sekolah, diperoleh hasil jawaban dari 75 responden
bahwa
siswa yang memilih jawaban selalu ijin mencapai 39 siswa atau
52%,
yang menjawab kadang-kadang 35 siswa atau 47% dan yang
menjawab
tidak pernah ijin ada 1 siswa atau 2%.
10. Pada item pertanyaan nomor sepuluh tentang apakah anda
selalu mengisi
waktu luang di sekolah untuk belajar, diperoleh hasil jawaban
dari 75
responden bahwa siswa yang memilih jawaban selalu mengisi waktu
luang
dengan belajar mencapai 30 siswa atau 40%, yang menjawab
kadang-
kadang 52 siswa atau 52% dan yang menjawab lebih baik bermain
ada 6
siswa atau 8%.
Selanjutnya data tersebut di atas diklasifikasikan kembali
dengan
menggunakan kategori jawaban jumlah jawaban item yang telah
dierikan,
danjuga persentase hasil perhitungan. Dengan pemberlakuan untuk
satu orang
-
59
siswa mendapat 10 item soal. Jumlah siswa (responden) adalah 75,
sehingga
jumlah item soal keseluruhan adalah 750 soal.
Tabel XIIIKesimpulan Hasil Perhitungan Per-item Keaktifan
Mengikuti
Kegiatan Ekstrakurikuler
No Kategori Jawaban Jumlah Jawaban Persentese (%)1 A 469 622 B
253 34
3 C 28 4Jumlah 750 100
Dari tabel tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Kategori jawaban A sejumlah 469, apabila dipersentasekan
menjadi
469: 750 = 0.62, 0.62 x 100 % = 62 %
- Kategori jawaban B sejumlah 253, apabila dipersentasekan
menjadi
253 : 750 = 0.34, 0.34 x 100 % = 34 %
- Kategori jawaban C sejumlah 28, apabila dipersentasekan
menjadi
28 : 750 = 0.040, 0.040 x 100 % = 4 %
C. Analisis kuantitatif
Untuk keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
menggunakan
instrument sebanyak 10 pertanyaan. Pada finalnya menghasilkan
nilai
tertinggi 30 dan nilai terendah 15 dengan demikian berdasarkan
rumus
interval ideal tersebut dapat dihitung untuk menentukan nilai
nominasi sebagai
berikut:
Nilaitertinggi - Nilaiterendah [ ^
Jumlahkelas
-
60
Maka
= 6
dengan hasil tersebut dapat ditentukan nilai nominasinya
sebagai
berikut:
- Untuk keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang
tergolong tinggi, akan masuk dalam kategori nilai antara
27-32.
- Untuk keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang
tergolong sedang, akan masuk dalam kategori nilai antara 21-
26.
- Untuk keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang
tergolong rendah, akan masuk dalam kategori nilai antara 15-
20.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat diketahui
hasil
penelitian tentang keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler,
adalah
sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:
Tabel XIVNilai Keaktifan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
No NilaiNominasi/Kategori
1 28 tinggi2 26 sedang3 29 tinggi4 29 tinggi5 28 tinggi6 26
sedang7 29 ' tinggi8 26 sedang
-
9 24 sedang
10 26 sedang
11 25 sedang12 24 sedang
13 24 sedang14 27 tinggi15 27 tinggi
16 26 sedang17 28 tinggi18 26 sedang
19 29 tinggi20 30 tinggi21 23 sedang
22 29 tinggi23 29 tinggi24 29 tinggi25 29 tinggi26 25 sedang
27 28 tinggi
28 26 sedang
29 27 tinggi30 29 tinggi31 27 tinggi
32 29 tinggi
33 24 sedang34 24 sedang
35 24 sedang
36 28 tinggi37 27 tinggi38 26 sedang
39 26 sedang
40 24 sedang
41 25 sedang
42 24 sedang
43 25 sedang
44 26 sedang
45 22 sedang
46 26 sedang
47 28 tinggi
48 25 sedang
49 22 sedang50 22 sedang
51 22 sedang52 27 tinggi
-
62
53 22 sedang54 23 sedang55 26 sedang56 21 sedang57 25 sedang58
27 tinggi59 26 sedang60 24 sedang61 24 sedang62 22 sedang63 19
rendah64 27 tinggi65 24 sedang
66 27 tinggi67 26 sedang
68 19 rendah
69 20 rendah
70 15 rendah
71 20 rendah
72 29 tinggi
73 24 sedang74 26 sedang
75 27 ______!isss!______
Dengan melihat tabel nominasi ini maka dapat disimpulkan
bahwa
keaktifan siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di MIN
Kecandran
Salatiga tahun 2008 tergolong dalam kategori sedang, dengan
melihat yang
tergolong dalam kategori tinggi mencapai 27 responden, yang
tegolong sedang
mencapai 43 responden, dan yang tergolong dalam kategori rendah
mencapai
5 responden.
Untuk kedisiplinan siswa, menggunakan instrument sebanyak 10
pertanyaan, dan pada finalnya menhasilkan nilai tertinggi 30 dan
nilai
terendah 15 dengan demikian berdasarkan rumus interval ideal
tersebut dapat
dihitung untuk menentukan nilai nominasi sebagai berikut:
-
63
_ Nilaitertinggi- Nilaiterendah + ̂
Jumlahkelas
Maka
30-16Li = ---------
3+ 1
= 5.67 dibulatkan menjadi 6
dengan hasil tersebut dapat ditentukan nilai nominasinya sebagai
berikut:
- Untuk kedisiplinan siswa yang tergolong tinggi, akan masuk
dalam
kategori nilai antara 28-33
- Untuk kedisiplinan siswa yang tergolong sedang, akan masuk
dalam
kategori nilai antara 22-27
- Untuk kedisiplinan siswa yang tergolong rendah, akan masuk
dalam
kategori nilai antara 16-21
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat diketahui
hasil
penelitian tentang kedisiplinan siswa, adalah sebagaimana
terlihat dalam tabel
berikut:
Tabel XVNilai Kedisiplinan Siswa
No NilaiNominasi/Kategori
1 30 tinggi2 27 sedang3 30 tinggi4 30 tinggi5 25 sedang6 28
tinggi7 30 tingg'8 24 sedang
-
9 28 tinggi10 30 tinggi11 26 sedang12 30 tinggi13 30 tinggi14 30
tinggi15 29 tinggi
16 29 tinggi17 30 tinggi18 25 sedang19 29 tinggi20 30 tinggi21
27 sedang22 29 tinggi23 27 sedang24 26 sedang
25 22 sedang26 24 sedang
27 26 sedang
28 25 sedang29 27 sedang
30 26 sedang
31 27 sedang32 24 sedang
33 30 tinggi34 28 tinggi35 24 sedang
36 26 sedang37 25 sedang38 27 sedang39 23 sedang40 25 sedang41
23 sedang
42 24 sedang
43 23 sedang44 24 sedang
45 22 sedang
46 20 rendah
47 26 sedang
48 23 sedang
49 26 sedang50 22 sedang
51 24 sedang52 30 tinggi
-
65
53 24 sedang54 25 sedang55 29 tinggi56 20 rendah57 22 sedang58
26 sedang
59 24 sedang
60 23 sedang61 19 rendah
62 25 sedang
63 19 rendah64 28 tinggi65 25 sedang66 24 sedang67 30 tinggi68
28 tinggi69 21 sedang
70 16 rendah
71 21 sedang
72 30 tinggi73 28 tinggi74 30 tinggi75 29 tinggi
Dengan melihat tabel nominasi ini maka dapat disimpulkan
bahwa
kedisiplinan siswa di MIN Kecandran Salatiga tahun 2008
tergolong dalam
kategori sedang,, dengan melihat yang tergolong dalam kategori
tinggi
mencapai 27 responden, yang tegolong sedang mencapai 46
responden, dan
yang tergolong dalam kategori rendah mencapai 4 responden.
D. Analisis statistik dengan product moment
Langkah berikutnya adalah menganalisa hubungan antara
keaktifan
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan kedisiplinan siswa,
dengan cara
menghitung cara statistik dari data yang telah terkumpul
menggunakan rumus
korelasi product moment, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
-
66
a. Membuat tabel nilai kedua variable guna mempermudah
perhitungan
statistiknya, yaitu:
Tabel XVINilai Variabel Keaktifan Mengikuti Kegiatan
Ekstrakurikuler (X) dan
Tingkat Kedisipinan Siswa (Y)
NO X Y XY X2 Y21 28 30 840 784 9002 26 27 702 676 7293 29 30 870
841 9004 29 30 870 841 9005 28 25 700 784 6258 26 28 728 676 7847
29 30 870 841 9008 26 24 624 676 5769 24 28 672 576 78410 26 30 780
676 90011 25 26 650 625 67612 24 30 720 576 90013 24 30 720 576
90014 27 30 810 729 90015 27 29 783 729 84116 26 29 754 676 84117
28 30 840 784 90018 26 25 650 676 62519 29 29 841 841 84120 30 30
900 900 90021 23 27 621 529 72922 29 29 841 841 84123 29 27 783 841
72924 29 26 754 841 67625 29 22 638 841 48426 25 24 600 625 57627
28 26 728 784 67628 26 25 650 676 62529 27 27 729 729 72930 29 26
754 841 67631 27 27 729 729 72932 29 24 696 841 57633 24 30 720 576
90034 24 28 672 576 78435 24 24 576 576 57636 28 26 728 784 67637
27 25 675 729 62538 26 27 702 676 729
-
67
39 26 23 598 676 52940 24 25 600 576 62b41 25 23 575 625 52942
24 24 576 576 57643 25 23 575 625 52944 26 24 624 676 57645 22 22
484 484 48446 26 20 520 676 40047 28 26 728 784 67648 25 23 575 625
52949 22 26 572 484 67650 22 22 484 484 48451 22 24 528 484 57652
27 30 810 729 90053 22 24 528 484 57654 23 25 575 529 62555 26 29
754 676 84156 21 20 420 441 40057 25 22 550 625 48458 27 26 702 729
67659 26 24 624 676 57660 24 23 552 576 52961 24 19 456 576 36162
22 25 550 484 62563 19 19 361 361 36164 27 28 756 729 78465 24 25
600 576 62566 27 24 648 729 57667 26 30 780 676 90068 19 28 532 361
78469 20 21 420 400 44170 15 16 240 225 25671 20 21 420 400 44172
29 30 870 841 90073 24 28 672 576 78474 26 30 780 676 90075 27 29
783 729 841
Jumlah 1907 1941 49742 49097 51033
b. Mengolah data yang didapat dari tabel dengan rumus product
moment:
Zxy-
r* =N
N
-
68
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = Banyaknya data
X = Variabel pengaruh
Y = Variabel terpengaruh
£ x = Jumlah skor dalam distribusi X
2 Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
selanjutnya memasukkan nilai masing-masing variabel ke dalam
rumus* * yaitu:
49742-
'V = -
(1907X1941)
75
|(49097-3636^ ) ( 5 1 0 3 3 - ^ 8i )75 75
49742-r_. =
3701487
757(46942 - 46606.58)(49207 - 49041.58)
49742-49353.2y — ---------------
* 7(608-347)(7" - 92)
388.84—_______* 7486629
388.84
^ " 697.59
rxy =0-557
-
69
Dari hasil perhitungan ini diketahui bahwa rxy adalah 0.557
Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel korelasi
product
rr.orrert pada taraf signifikansi 1% maupun 5 % dengan derajat
bebas (db) 75,
yaitu:
Pada taraf signifikansi 1 % adalah 0.227
dan pada taraf signifikansi 5 % adalah 0.296
Berdasarkan pada acuan, jika hitung > r,y tabel, maka
hipotesis
nol (Ho) ditolak, dan jika rxy hitung < rxy tabel, maka
hipotesis nol (Ho)
diterima. Karena hasil dari perhitungan menyatakan bahwa rxy
hitung sebesar
0.557 lebih besar dari rxy tabel 0.227 maupun 0.269, maka Ho
ditolak, artinya
bahwa hipotesis kerja “Terdapat hubungan positif antara
keaktifan mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler dengan kedisiplinan siswa” diterima,
dengan kata lain
bahwa berdasarkan hasil penelitian, ternyata menunjukkan
“terdapat hubungan
yang positif antara keaktifan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
dengan
kedisiplinan sisw