DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i LEMBAR PERSETUJUAN................................. ii DAFTAR ISI......................................... iii DAFTAR TABEL....................................... vi DAFTAR GAMBAR...................................... vii DAFTAR LAMPIRAN.................................... ...............................................viii PERNYATAAN......................................... ix MOTTO.............................................. x PERSEMBAHAN........................................ xi KATA PENGANTAR..................................... xii ABSTRAK............................................ xiv ABSTRACT…………………………………………………………………. xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.......................... 1 B. Rumusan Masalah......................... 4 C. Tujuan Penelitian....................... 4 D. Manfaat Penelitian...................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori.......................... 6 1. Nyeri................................ 6 a. Definisi Nyeri ................... 6 b. Klasifikasi Nyeri.................. 6 c. Intensitas Nyeri................... 9 iii
120
Embed
hubungan antara intensitas nyeri dengan disabilitas sehari-hari pada penderita LBP
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... viii
PERNYATAAN............................................................................................... ix
MOTTO............................................................................................................ x
PERSEMBAHAN............................................................................................. xi
KATA PENGANTAR...................................................................................... xii
ABSTRAK........................................................................................................ xiv
ABSTRACT…………………………………………………………………. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori....................................................................... 6
dilakukan dengan menggunakan kuesioner Oswestry. Skor yang
diberikan pada kuesioner yang telah diisi oleh subjek penelitian yang
telah dinyatakan dalam persen (%) merupakan hasil bagi antara
jumlah nilai jawaban dibagi jumlah skor tertinggi.
41
Tabel 6. Distribusi sampel berdasarkan keterbatasan fungsional
aktivitas sehari-hari
Keterbatasan
Fungsional Aktivitas
Jumlah Presentase (%)
Minimal 9 17,6%
Sedang 24 47,1%
Berat 16 31,4%
Sangat Berat 2 3,9%
Jumlah 51 100%
Berdasarkan tabel 6, didapatkan bahwa tingkat keterbatasan
fungsional aktivitas sehari-hari paling banyak adalah kesulitan
sedang dengan jumlah penderita 24 orang (47,1%).
c) Hubungan antara intensitas nyeri dengan keterbatasan fungsional
aktivitas
Tabel 7. Hasil Crosstabulation antara Intensitas Nyeri dengan
Keterbatasan Fungsional Aktivitas
Cross-
tabulation
Kesulitan
Minimal
Kesulitan
Sedang
Kesulitan
Berat
Kesulitan
Sangat
Berat
Total
Nyeri
Ringan
8 0 0 0 8
Nyeri
Sedang
1 24 2 0 27
Nyeri Berat 0 0 14 1 15
Nyeri
Sangat Berat
0 0 0 1 1
Total 9 24 16 2 51
42
Tabel 7 mengenai hasil crosstabulation antara intensitas nyeri
dengan disabilitas aktivitas dapat diketahui bahwa nyeri sedang
dengan kesulitan sedang adalah yang terbanyak.
Tabel 8. Hasil uji korelasi Gamma dan Somers’d
Hubungan Nilai Korelasi Kemaknaan
Intensitas Nyeri
(Variabel
Independen)
(+) 0,803 0,000
Disabilitas Aktivitas
(Variabel Dependen)
(+) 0,869 0,000
Korelasi antar variabel ordinal penelitian menggunakan uji
korelasi Gamma dan Sommers’d, sehingga dapat diketahui bentuk
hubungan dan tingkat kemaknaan antara dua variabel. Koefisien
korelasi disimbolkan dengan huruf r, dimana semakin tinggi nilai r
(semakin mendekati 1), maka tingkat ditafsirkan sangat kuat (r > 0,8),
kuat (0,6 – 0,79), sedang (0,4 – 0,59), lemah (0,2 – 0,39) dan sangat
lemah (0,0 – 0,19). Bentuk hubungan antara dua variabel dengan
tanda negatif (-) menunjukkan arah hubungan berbanding terbalik,
yaitu peningkatan nilai dari satu variabel akan diikuti dengan
penurunan nilai variabel yang lain. Tanda positif (+) menunjukkan
arah hubungan searah, yaitu peningkatan nilai dari satu variabel akan
diikuti juga dengan peningkatan variabel yang lain. Untuk menilai
tingkat kemaknaan korelasi antara dua variabel dilambangkan dengan
p(sig.), dimana terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel
jika nilai p < 0,05 (Dahlan, 2010).
Hasil yang dapat dilihat dari tabel diatas diketahui bahwa
hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis kerja (H1) diterima yang
berarti ada hubungan antara intensitas nyeri dengan keterbatasan
43
fungsional aktivitas sehari-hari pada penderita LBP di RSUD Dr.
Moewardi di Surakarta.
Intensitas nyeri dipakai sebagai variabel bebas dan keterbatasan
fungsonal aktivitas sehari-hari sebagai variabel tergantung, maka
diketahui dari hasil uji korelasi Gamma dan Somers’d mempunyai
nilai korelasi (r) sebesar 0,803 yang menunjukkan bahwa terdapat
korelasi atau hubungan yang sangat kuat (r > 0,8) antara dua variabel,
dengan nilai kemaknaan 0,000 (p.sig < 0,05), hal ini menunjukkan
bahwa korelasi antara intensitas nyeri dengan disabilitas aktivitas
sehari-hari secara statistika bermakna karena nilai p<0,05.
B. Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan pada 51 penderita LBP telah diketahui
bahwa intensitas nyeri digunakan sebagai variabel bebas dan disabilitas
aktivitas sehari-hari sebagai variabel tergantung. Hasil penelitian terbanyak
menunjukkan intensitas nyeri sedang dengan keterbatasan fungsional yang
sedang, dan yang didapatkan dari hasil uji korelasi Gamma dan Somers’d
mempunyai nilai korelasi (r) sebesar 0,803. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat korelasi atau hubungan yang sangat kuat antara intensitas nyeri
terhadap keterbatasan fungsional aktivitas sehari-hari pada penderita LBP di
RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Setyohadi (2009) yang mengatakan
bahwa nyeri dapat menyebabkan impairment dan keterbatasan fungsional.
Impairment adalah abnormalitas atau hilangnya fungsi anatomis, fisiologis,
maupun psikologis. Sedangkan keterbatasan fungsional adalah hasil dari
impairment, yaitu keterbatasan atau gangguan kemampuan untuk melakukan
aktivitas sehari-hari.
Keterbatasan fungsional pada penderita LBP juga dipengaruhi oleh
intensitas nyeri yang dapat menjadi berat karena batuk, status pengobatan dan
pemeriksaan laseque (Kambodji, 2003). Penderita nyeri kronik sering
44
berakhir pada kondisi keterbatasan fungsional yang dapat menyebabkan
gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari (Purba, 2006).
LBP kronis dapat menyebabkan keterbatasan fungsional yang berat.
Sedangkan proses terjadinya LBP kronis disebabkan adanya nyeri nosiseptif
yang persisten, atau terdapat mekanisme sensitasi sentral akibat nyeri
berkepanjangan. Selain hal itu dapat juga disebabkan oleh pengobatan yang
tidak adekuat pada fase LBP akut (Kambodji, 2003).
Dari 180 penderita LBP akut yang di ikuti selama satu tahun ternyata
38% mengalami keterbatasan fungsional yang menetap. Keterbatasan
fungsional yang menetap bukan saja dipengaruhi oleh beratnya nyeri, tetapi
juga faktor premorbid faktor distress psikologi, rendahnya aktivitas fisik,
merokok, ketidakpuasan dalam pekerjaan, dan faktor yang berhubungan
dengan lamanya gejala, luasnya nyeri, dan terbatasnya mobilitas spinal
(Thomas, 1999). Keterbatasan fungsional yang dikarenakan nyeri punggung
bawah mengakibatkan tingginya biaya yang dibutuhkan setiap tahun,
sehingga terhadap penderita perlu dilakukan evaluasi seberapa besar
ketidakmampuan fungsional yang terjadi dan faktor yang mempengaruhinya
(Liebenson, 1999).
Menurut Suharto (2005) saat melakukan aktivitas berat dan dengan
postur tubuh yang salah mengakibatkan otot tidak mampu untuk
mempertahankan posisi tulang belakang torakal dan lumbal, sehingga facet
joint terlepas disertai dengan adanya tarikan dari samping, kemudian terjadi
gesekan pada permukaan kedua faset sendi yang dapat menyebabkan
ketengangan otot dan dapat mengakibatkan keterbatasan gesekan pada tulang
belakang. Gejala yang ditimbulkan adalah nyeri, spsme otot tulang belakang
torakolumbal dan keterbatasan gerakan punggung.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lamsudin (2001), 90% LBP akut
dapat membaik dalam 6 minggu dan bisa berakibat kronik apabila
berhubungan dengan kondisi psikologis yang kurang baik. Penatalaksanaan
dalam kondisi akut dapat dilakukan misalnya dengan cara tirah baring,
orthosis, pemberian NSAID, relaksan otot serta terapi secara manual tidak
45
terlalu memberikan dampak yang efisien jika tidak disertai dengan
biopsikosoial.
Sedangkan untuk nyeri punggung kronis penatalaksanaan juga mengarah
pada rehabilitasi secara multidisiplin baik dari terapis maupun dari penderita
itu sendiri. Pemberian NSAID masih kurang menguntungkan disbanding
dengan pemberian opioid dan anti depresan (Purba, 2006)
Tabel 2 menyajikan distribusi sampel menurut jenis kelamin. Diperoleh
data bahwa penderita LBP terbanyak pada perempuan, yaitu sebesar 60,8%
atau 31 orang dari 51 total sampel. Hal ini dikarenakan pada wanita terjadi
menstruasi dan proses menopause yang menyebabkan kepadatan tulang
berkurang akibat penurunan hormon esterogen. Hasil penelitian ini sama
dengan penelitian Altinel, Levent, et al (2007) di Turki didapatkan bahwa
prevalensi nyeri punggung bawah pada perempuan adalah 63,2% dan pada
laki-laki sebesar 33,8%. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Suharto (2005), yang menyatakan bahwa wanita lebih banyak
mengeluh nyeri pinggang, dimana pada perempuan proses menopause juga
dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormone
esterogen sehingga memungkinkan terjadinya LBP. Dan dalam Department
of Pain Medicine (2011) menyatakan bahwa wanita pada usia produktif yang
pernah mengalami dua atau lebih kehamilan memilliki risiko terkena LBP.
Tabel 3 menyajikan distribusi sampel menurut usia. Dalam penelitian
ini termasuk dalam golongan usia produktif (15 – 55 tahun) dan didapatkan
hasil bahwa usia 45-54 tahun yang terbanyak dengan presentase 37,3% atau
sebanyak 19 orang mengalami LBP. Karena proses terjadinya LBP adalah
degenerasi diskus intervertebralis, oleh karena banyak terjadi pada dekade 3
sampai 5. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yudianta
(2007) di dapatkan bahwa besarnya risiko LBP pada usia 40 – 60 tahun
ditunjukkan dengan angka kejadian LBP sebesar 44,6%. Seiring dengan
pertambahan umur maka kelenturannya menghilang dan terjadi penyusutan
matriks diskus, sehingga risiko terjadinya stenosis spinalis menjadi
meningkat. Bukti dari pemeriksaan MRI bahwa kerusakan diskus mencapai
46
30% pada orang berusia 30 tahun (Cluett, 2012). Prevalensi sepanjang hidup
(lifetime) populasi dewasa sekitar 70% dan prevalensi dalam 1 tahun antara
15-45%, dengan puncak prevalensi terjadi pada usia 35 dan 55 tahun.
Kebanyakan LBP akut bersifat self limiting dan hanya 2-7% yang menjadi
kronis (Jalaluddin, 2008). Gejala awal LBP mulai ada usia produktif 25-50
tahun sehingga mengakibatkan kerugian kerja. Keadaan ini bisa disebabkan
karena pada usia produktif mereka bekerja dengan aktivitas yang lebih berat
atau akibat bekerja dengan postur tubuh yang salah (Jonaedi, 2005).
Tabel 4 menyajikan distribusi sampel berdasarkan jenis pekerjaan, pada
penelitian ini didapatkan bahwa pekerjaan ibu rumah tangga merupakan
kelompok yang paling banyak menderita LBP. Hal ini bisa disebabkan karena
banyak melakukan aktivitas tubuh yang salah. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Zamna (2007) yang menyatakan bahwa LBP adalah salah satu
gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh salah,
kebanyakan orang sering melupakan masalah posisi tubuh dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
Sikap yang tidak baik dapat membuat tubuh menjadi cepat lelah,
ketegangan otot dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Pekerjaan dan
aktivitas berat juga dapat menyebabkan LBP, seperti mengangkat, menarik,
mendorong, memutar pinggang, terpeleset, duduk dalam jangka waktu lama,
atau terpapar getaran yang lama (Jonaedi, 2007).
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Dalam penelitian ini
dilakukan observasi (faktor risiko) dan variabel terikat (efek) dalam sekali
waktu serta pada saat yang sama, sehingga terdapat beberapa kelemahan
dalam penelitian ini. Kelemahan dalam penelian ini disebabkan oleh
keterbatasan waktu dalam teknik pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner, serta melihat data rekam medis pasien yang didapatkan kurang
lengkap.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Terdapat korelasi yang kuat (r=0,803) dan bermakna (p.sig<0,05)
antara intensitas nyeri dengan keterbatasan fungsional aktivitas sehari-hari
pada penderita Low Back Pain (LBP) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
B. Saran
1. LBP dapat menyebabkan keterbatasan fungsional
pada aktivitas sehari-hari, maka sebaiknya dicegah dengan tidak
melakukan pekerjaan atau aktivitas secara berlebihan dan beraktivitas
dengan posisi yang tubuh yang benar/anatomis.
2. Pengobatan pada nyeri sebaiknya dioptimalkan pada
fase akut, karena bila sudah mencapai fase kronik akan menyebabkan
keterbatasan fungsional.
3. Pada penderita LBP dengan keterbatasan fungsional
yang sedang dan berat, perlu dilakukan terapi yang adekuat baik
dalam terapi kausatif, operatif, maupun rehabilitatif supaya dapat
mengoptimalkan kembali fungsi normal punggung.
49
DAFTAR PUSTAKA
Adam & Victor’s, 2009. Principles of Neurology 9th edition. Boston: The McGraw-Hill Companies.pp: 124-144
Albar Z. Mixed pain dibidang Reumatologi. Dalam Simposium “Mixed Pain; The Pathologyand Current Treatment Option in Mixed Pain Therapy”. Ritz Carlton, Mei 13, 2006
Altinel, L, et al. the Prevalence of Low Back Pain and Risk factor among Adults Population in Afyon Region Turkey. Acta Traumatol Turc 2008: 42 (5) :328-333.
Amroisa R.A.N, 2006. Tes Lasegue Sebagai Tes Diagnostik Radikulopati Lumbosakral Pada Pasien Nyeri Punggung Bawah. Universitas Gadjah Mada. Pendidikan Dokter Spesialis Saraf. Arnstein P.M., Berry P.H., Chapman C.R., et al., eds. Pain: Current Understanding of Assessment, Management, and Treatments. National Pharmaceutical Council. April, 2004. Available at www.ampainsoc.org Arief, M., 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Universitas Sebelas Maret Press.
Bogduk N, Maajor G, Ghabrial J, et all. Evidence Based Clinical Guidelines for the Management of Acute Low Back Pain. London: Royal Cloege of General Practioners, 1996.
Cluett, J, 2012. Herniated DiscHealth’s Disease and Condition. About.com
Department of Pain Medicine, 2011. Low Back Pain : Predisposing Factor, http://www.stoppain.org.
Harsono S, 2006. Nyeri Punggung Bawah, dalam Kapita Selekta Neurologi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, pp: 265-285
Hartwig & Wilson, 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran. II(6):1063-1103
Hoskins W, 2011. Low Back Pain and Injury in Athletes, In: Low Back Pain Pathogenesis and Treatment ed Yoshihito Sakai,pp 41-68
Ibrahim I, 2000. Penilaian dan Pengukuran pada Nyeri Punggung Bawah Non Spesifik, MKS No.32(3), pp: 52-56.
Jalaluddin J. 2008. Keefektifan Hipnoterapi Pada Proses Persalinan Dengan Penderita Low Back Pain. Universitas Sebelas Maret. Pendidikan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa. Tesis
Kambodji, Joyce. 2002. Pengaruh Intensitas Nyeri Terhadap Keterbatasan Fungsioal Aktivitas Sehari-hari Penderita Nyeri Punggung Bawah Kronis. Universitas Gadjah Mada. Pendidikan Dokter Spesialis Saraf. Laporan Penelitian.
Kim DH, 2005. Epidemiologi, Phatophysiologi, and Clinical Evaluation of Low Back Pain, in: Low Back Pain . pp: 6-11.
Lamsudin R, 2001. Manajemen Nyeri Pinggang Bawah (Nyeri Boyok) Berdasarkan Evidence-Based Healthcare. Universitas Gadjah Mada. Pendidikan Dokter Spesialis Saraf
Liebenson C,1999. How Do I Justify the Medical Necissity Of my Care? Part II: The Roland-Morrs Questionnare, The Chiropractic Resource Organitation.
Loeser JD, 2001. Medical Evaluation of the Patient with Pain, Dalam: Bonica’s Management of Pain Part II, Lippincott Williams & Wilkins, pp: 1-3
Lubis I. Epidemiologi nyeri punggung bawah. dalam : Meliala L. Suryamiharja A. Purba JS. Sadeli HA. Editors. Nyeri punggung bawah, Jakarta. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI),2003: p; 1-3Meliala A. 2003. Assesmen NPB, Dalam: Nyeri Punggung Bawah, Perdossi, pp 37-49.
Meliawan S., 2009. Diagnosis dan Tatalaksana HNP Lumbal. Dalam : Diagnosis dan Tatalaksana Kegawat Daruratan Tulang Belakang. Jakarta. Sagung Seto. p; 62-87
Murti B, 1997. Prinsip dan Metoda Riset Epidemiologi. Gadjah Mada University Press, pp: 143.
National Pharmaceutical Council, 2001. Pain: Current Understanding of Assessment, Management, and Treatments. I: 10 -12
Nix W. Cinical Impact, Diagnosis and Treatment of the Mixed Pain Syndrome. Dalam Simposium “Mixed Pain; The Pathologyand Current Treatment Option in Mixed Pain Therapy”. Ritz Carlton, Mei 13, 2006
Noerjanto, 1993. Gangguan Saraf pada Usia Lanjut. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang, pp: 316-325.
Parsons G & Preece W., 2010. Principles and Practice of Managing Pain. USA: The McGraw-Hill Companies.
Partoatmodjo L, 2003. Diagnostik Klinik NBP, dalam: Nyeri Punggung Bawah, Jakarta. Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia (PERDOSSI), 2003
Purba JS, 2006. Nyeri Punggung Bawah Studi Epidemiolog, Patofisiologi dan Penanggulangan. BNS No.7 (2), pp: 85-93
Robinson JP, 2001. Evaluation of Function and Disability, Dalam: Bonica’s Management of Pain Part II, Lippincott Williams & Wilkins, pp: 343-359
Sakai, 2012. Low Back Pain Pathogenesis and Treatment.Croatia
Samara Diana, 2004. Lama Dan Sikap Duduk Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Nyeri Pinggang Bawah. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
Setyohadi B, 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Universitas Indonesia, pp 2720-2723
Sidharta P, Mardjono M, 2000. Neurologi Klinis Dasar, cet VIII. Jakarta: Dian Rakyat, pp: 95-104.Snell R, 2006. Clinical Anatomy for Medical Students, Lippincott and Wilkins, pp881-889.
53
Suharto, 2005. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Nyeri Pinggang bawah Aspesifik Akibat Joint Block Thorakal dan Lumbal, dalam: Cerminan Dunia Kedokteran No.146, Pp: 152-154
Sunaryanto. 2009. Penatalaksanaan Kasus Nyeri. FK UNUD: Bagian Anestesiologi and Reanimasi.
Tamsuri, 2007. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC.
Thomas, E., Silman, AJ., Croft, PR., Papageorgiou, AC., Jayson MIV., 1999. Predicting Who develops chronic low back pain in primary care: a prospective study. BMJ, 318 : 1662-1666.
Tulaar.A.B.M, 2008. Nyeri Leher dan Punggung. Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Wagiu A.S : Pendekatan Diagnosis Low Back Pain (LBP), www.neurology.multiply.com/journal/item/24. 16 Mei 2012.
Wheeler H Anthony. Low Back Pain and Sciatica. Feb, 2013: http://emedicine.medscape.com/ article.
WHO Scientific Group, 2003. WHO Technical Report Series 919. The Burden of Musculoskeletal Conditions at the Start of The New Milenium, WHO library Cataloguing in Publication Data, pp : 1-5.
Wibowo, B.S., 2006. Clinical Impact and Treatment Options in Mixed Pain. Jakarta: Departement of Neurology in Medical Faculty of Indonesia University. pp:101-123.
Yudianta, Asmedi A, Setyaningsih I. 2007. Gejala Radikulo-Diskogenik Sebagai Prediktor Diagnosis Radikulopati Lumbosakral Pada Pasien Nyeri Punggung Bawah. Universitas Gadjah Mada. Pendidikan Dokter Spesialis Saraf. Yogyakarta.
Zamna I, 2007. Hubungan Lama Duduk Saat Perkuliahan Dengan Keluhan Low Back Pain, http://inna-ppni.pr.id/index.php.
Berilah tanda titik tebal pada skala VAS sesuai derajat nyeri yang
anda rasakan ( 0 = tidak nyeri ; 10 = nyeri yang berat)
Lampiran 6
Kuesioner Disabilitas Oswestry
Versi Bahasa Indonesia
Kami mengharap anda dapat melengkapi pertanyaan dibawah ni. Pertanyaan dibawah ini kami rancang untuk memperoleh keterangan sehubungan dengan gangguan pada pinggang dan kaki yang telah anda alami dan mengganggu pekerjaan nda sehari-hari. Andadiminta untuk menjawab setiap bagian dengan memberi tanda (x) hanya pada satu kotak saja yang menurut anda erat hubungannya dengan keadaan anda.
Bagian 1 Intensitas Nyeri
[ ] Saya tidak merasa nyeri pada saat ini
[ ] Nyeri yang saya rasakan saat ini ringan
[ ] Nyeri yang saya rasakan agak berat
[ ] Nyeri yang saya rasakan sangat berat
[ ] Nyeri yang saya rasakan adalah yang terburuk dari yang pernah terjadi
Bagian 2 Perawatan Pribadi (Mencuci,merias dan lain-lain)
[ ] Saya dapat merawat diri saya sendiri secara normal tanpa menimbulkan nyeri
[ ] Saya dapat merawat diri saya sendiri secara normal tetapi disertai rasa nyeri
[ ] Saya merasa nyeri bila merawat diri saya sendiri, saya menjadi lamban dan hati-hati
[ ] Saya memerlukan beberapa bantuan untuk sebagian besar perawatan diri saya
[ ] saya memerlukan bantuan setiap hari bagi setiap segi perawatan diri saya
[ ] Saya tidak dapat berpakaian, susah mencuci dan tinggal di tempat tidur
Bagian 3 Mengangkat
[ ] Saya dapat mengangkat beban berat tanpa nyeri yang berarti
[ ] Saya dapat mengangkat beban berat namun menimbulkan nyeri
[ ] Karena nyeri, saya tidak dapat mengangkat benda yang berat dari lantai, tetapi saya dapat melakukannya bila letak benda tersebut mudah dicapai, misalnya diatas meja
[ ] Karena nyeri, saya tidak dapat mengangkat benda yang berat dari lantai, tetapi saya dapat meengangkat benda yang tidak terlalu berat bila letak benda tersebut mudah dicapai
[ ] Saya hanya dapat mengangkat benda yang tidak terlalu berat bila letaknya mudah dicapai
[ ] Saya tidak dapat mengangkat benda apapun
Bagian 4 Berjalan
[ ] Saya dapat berjalan lebih dari 1mil* karena nyeri
[ ] Saya tidak dapat berjalan lebih dari I mil karena nyeri
[ ] Saya tidak dapat berjalan lebih dari ½ mil karena nyeri
[ ] saya tidak dapat berjalan lebih dari ¼ mil karena nyeri
[ ] Saya hanya bias berjalan menggunakan tongkat atau kruk
[ ] Saya berada di tempat tidur sebagian besar waktu dan harus merangkak menuju kamar mandi / WC
Bagian 5 Duduk
[ ] Saya dapat duduk pada setiap kursi kursi selama mungkin sesuka saya
[ ] Saya dapat duduk dikursi saya selama mungkin sesuka saya
[ ] Karena nyeri, saya tidak dapat duduk lebih dari 1 jam
[ ] Karena nyeri saya tidak dapat duduk lebih dari ½ jam (30 menit)
[ ] Karena nyeri saya tidak bias duduk lebih dari 10 menit
[ ] Karena nyeri saya tidak bias duduk sama sekali
Bagian 6 Berdiri
[ ] Saya bisa berdiri selama yang saya inginkan tanpa nyeri yang berat
[ ] Saya bisa berdiri selama yang saya inginkan, menimbulkan nyeri
[ ] Saya tidak dapat berdiri selama lebih dari 1 jam
[ ] Saya tidak dapat berdiri lebih dari ½ jam (30 menit)
[ ] Saya tidak dapat bediri lebih dari 10 menit
[ ] Saya tidak dapat berdiri sama sekali
Bagian 7 Tidur
[ ] tidur saya tidak pernah terganggu karena nyeri
[ ] Tidur saya jarang terganggu karena nyeri
[ ] Karena nyeri saya tidur kurang dari 6 jam
[ ] Karena nyeri saya tidur kurang dari 4 jam
[ ] Karena nyeri saya tidur kurang dari 2 jam
[ ] Karena nyeri saya tidak dapat tidur sama sekali
Bagian 8 Kehidupan Seksual (bila melakukan)
[ ] kehidupan seksual saya normal dan tidak menimbulkan nyeri
[ ] kehidupan seksual saya normal tetapi menimbulkan sedikit nyeri
[ ] kehidupan seksual saya normal tapi lebih nyeri
[ ] kehidupan seksual saya sangat terbatas karena nyeri
[ ] kehidupan seksual saya hampir tidak ada karena nyeri
[ ] kehidupan seksual saya tidak ada sama sekali karena nyeri
Bagian 9 Kehidupan Sosial
[ ] kehidupan sosial saya normal tidak menimbulkan nyeri berarti
[ ] kehidupan sosial saya normal tapi meningkatkan derajat nyeri
[ ] Nyeri tidak berpengaruh yang berarti terhadap kehidupan sosial saya selain dari minat yang lebih besar yang memerlukan tenaga misalnya olahraga
[ ] Nyeri telah membatasi kegiatan sosial saya dan saya tidak dapat sering keluar rumah
[ ] Sakit telah membatasi kegiatan sosial dan dilakukan dirumah saja
[ ] Nyeri menyebabkan hilangnya kehidupan sosial saya
Bagian 10 Bepergian
[ ] Saya dapat melakukan perjalanan mana saja tanpa nyeri
[ ] Saya dapat melakukan perjalanan mana saja, menimbulkan nyeri tambahan
[ ] Nyeri yang saya rasakan hebat tetapi saya dapat melakukan perjalanan lebih dari 2 jam
[ ] Nyeri memperpendek waktu bepergian saya sehingga kurang dari setengah jam
[ ] Nyeri memperpendek waktu bepergian saya yang penting kurang dari 30 menit
[ ] Nyeri menyebabkan saya tidak bepergian sama sekali kecuali untuk berobat
Lampiran 7
FREQUENCIES VARIABLES=Umur
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Output Created 17-DEC-2013 13:26:24
Comments
Input
DataE:\Tugas\olah data-
unyo.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
Data File51
Missing Value
Handling
Definition of Missing
User-defined missing
values are treated as
missing.
Cases UsedStatistics are based on
all cases with valid data.
Syntax
FREQUENCIES
VARIABLES=Umur
/ORDER=ANALYSIS.
ResourcesProcessor Time 00:00:00.02
Elapsed Time 00:00:00.02
[DataSet1] E:\Tugas\olah data-unyo.sav
Statistics
umur responden
NValid 51
Missing 0
umur responden
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
15-24 1 2.0 2.0 2.0
25-34 6 11.8 11.8 13.7
35-44 17 33.3 33.3 47.1
45-54 19 37.3 37.3 84.3
55 8 15.7 15.7 100.0
Total 51 100.0 100.0
Frequencies
JENIS KELAMIN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
L 20 39.2 39.2 39.2
P 31 60.8 60.8 100.0
Total 51 100.0 100.0
Frequency Table
PEKERJAAN RESPONDEN
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Bengkel 1 2.0 2.0 2.0
Guru 1 2.0 2.0 3.9
IRT 13 25.5 25.5 29.4
karyawan 5 9.8 9.8 39.2
mahasiswa 1 2.0 2.0 41.2
pedagang 4 7.8 7.8 49.0
pengangguran 8 15.7 15.7 64.7
Pengusaha 1 2.0 2.0 66.7
penjahit 1 2.0 2.0 68.6
pensiun 1 2.0 2.0 70.6
pensiun guru 2 3.9 3.9 74.5
pensiunan 1 2.0 2.0 76.5
petani 2 3.9 3.9 80.4
PNS 4 7.8 7.8 88.2
wiraswasta 6 11.8 11.8 100.0
Total 51 100.0 100.0
NILAI VAS
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
nyeri ringan 8 15.7 15.7 15.7
nyeri sedang 21 41.2 41.2 56.9
nyeri berat terkontrol 19 37.3 37.3 94.1
nyeri berat tidak
terkontrol3 5.9 5.9 100.0
Total 51 100.0 100.0
DISABILITAS
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
ringan 2 3.9 3.9 3.9
sedang 21 41.2 41.2 45.1
berat 9 17.6 17.6 62.7
berat 10 19.6 19.6 82.4
ringan 6 11.8 11.8 94.1
sangat berat 3 5.9 5.9 100.0
Total 51 100.0 100.0
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
intensitas nyeri *
Disabilitas51 100.0% 0 0.0% 51 100.0%
intensitas nyeri * Disabilitas Crosstabulation
Count
Disabilitas Total
berat minim
al
ringan sangat
berat
sedang
intensitas
nyeri
berat 14 0 0 1 0 15
ringan 0 1 7 0 0 8
sangat berat 0 0 0 1 0 1
sedang 2 1 0 0 24 27
Total 16 2 7 2 24 51
Directional Measures
Value Asymp.
Std. Errora
Approx.
Tb
Ordinal by
OrdinalSomers' d
Symmetric .834 .076 9.615
intensitas nyeri
Dependent.803 .086 9.615
Disabilitas Dependent .869 .068 9.615
Directional Measures
Approx. Sig.
Ordinal by
OrdinalSomers' d
Symmetric .000
intensitas nyeri
Dependent.000
Disabilitas Dependent .000
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Symmetric Measures
Value Asymp. Std.
Errora
Approx.
Tb
Approx.
Sig.
Ordinal by
OrdinalGamma .903 .054 9.615 .000
N of Valid Cases 51
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Lampiran 8
No Nama Jenis Umur Jenis Intensitas Keterbatasan
Kelamin Pekerjaan Nyeri Fungsional
1 SL P 47 IRT NBT Berat
2 WD P 42 IRT NS Sedang
3 SS P 54 Guru NS Sedang
4 SD P 53 IRT NS Sedang
5 SW P 48 Wirswasta NBT Berat
6 ND L 55 Karyawan NS Sedang
7 RR P 27 Penjahit NR Ringan
8 HS L 55 Petani NS Sedang
9 SR P 54 Pensiun guru NBT Berat
10 JM P 54 Wiraswasta NS Sedang
11 DE P 43 IRT NS Sedang
12 SM P 46 PNS NBT Berat
13 ST L 55 Pensiun guru NBT Berat
14 SR L 48 pengangguran NBT Berat
15 SD L 55 Pengangguran NBT Sangat berat
16 SM P 53 IRT NBT Berat
17 IT P 45 IRT NS Sedang
18 SP L 55 Pengangguran NS Sedang
19 YL P 52 IRT NBT Berat
20 SK P 52 Wiraswasta NBT Berat
21 PA P 39 IRT NS Sedang
22 JD L 55 Wiraswasta NR Ringan
23 SH P 41 Pedagang NBT Sangat berat
24 SY L 55 Pensiun NBT Berat
25 NA P 42 pedagang NBT Berat
26 MSD P 55 IRT NR Ringan
27 WT P 44 PNS NS Sedang
28 PM L 32 Pengangguran NBTT Sangat berat
29 DH L 28 Bengkel NS Sedang
30 FF L 28 Pengusaha NS Sedang
31 EN P 37 IRT NS Sedang
32 RB P 50 Pensiun NR Ringan
33 SE L 39 Wiraswasta NS Sedang
34 SG L 35 Petani NS Sedang
35 TW P 30 Pedagang NBT Berat
36 AL P 22 Mahasiswa NBT Berat
37 SW P 42 Pedagang NS Sedang
38 FU L 40 Karyawan NR Ringan
39 RL L 39 Wiraswasta NBT Berat
40 WM L 41 Karyawan NR Ringan
41 MY P 40 IRT NS Sedang
42 AW P 33 PNS NBT Berat
43 LW P 50 PNS NR Ringan
44 SP P 48 Karyawan NBT Berat
45 SH L 46 Pengangguran NR Ringan
46 SR L 49 Pengangguran NBT Berat
47 SK L 51 Pengangguran NS Sedang
48 MY P 40 IRT NS Sedang
49 SM P 40 Karyawan NBT Berat
50 PN P 39 IRT NBT Berat
51 DN L 55 pengangguran NS Sedang
Keterangan :
L : Laki-laki NS : Nyeri Sedang
P : Perempuan NR : Nyeri Ringan
IRT : Ibu Rumah Tangga NBT : Nyeri Berat Terkontrol
PNS : Pegawai Negeri Sipil NBTT : Nyeri Berat Tidak Terkontrol