i HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS IV MI MIFTAKHUL AKHLAQIYAH BRINGIN NGALIYAN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam Annie Qodriyah NIM. 093111142 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM WALISONGO SEMARANG 2011
74
Embed
HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN HASIL …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl-annie... · Pendidikan dan pembelajaran ini dapat diberikan sejak ia masih
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN
HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AQIDAH
AKHLAK SISWA KELAS IV MI MIFTAKHUL
AKHLAQIYAH BRINGIN NGALIYAN SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana
dalam Ilmu Pendidikan Islam
Annie Qodriyah
NIM. 093111142
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
NOTA PEMBIMBING Semarang, September 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan,
arahan dan koreksi naskah skripsi dengan :
Judul : Hubungan antara Gaya Belajar dengan Hasil
Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Siswa
Kelas IV MI Miftakhul Akhlaqiyah Beringin
Ngaliyan Semarang
Nama : Annie Qodriyah
NIM : 093111142
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan
kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam
sidang munaqosah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
Dr. Hj. Sukasih, MPd
NIP.195202021992032032001
iii
iv
ABSTRAK
Judul : Hubungan antara Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas IV MI Miftakhul
Akhlaqiyah Beringin Ngaliyan Semarang
Nama : Annie Qodriyah
NIM : 093111142
Skripsi ini membahas tentang hubungan gaya belajar dengan hasil belajar
Aqidah Akhlak siswa MI Miftakhul Akhlaqiyah. Kajian ini dilatarbelakangi oleh
banyaknya gaya belajar siswa di madrasah tersebut sehingga ada dugaan
berpengaruh terhadap nilai belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk
mengetahui gaya belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak kelas IV MI
Miftakhul Akhlaqiyah Beringin Ngaliyan Semarang, 2) untuk mengetahui hasil
belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak kelas IV MI Miftakhul
Akhlaqiyah Beringin Ngaliyan Semarang, dan 3) untuk mengetahui hubungan
antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar mata pelajaran aqidah akhlak kelas
IV MI Miftakhul Akhlaqiyah Beringin Ngaliyan Semarang. Jenis penelitian ini
termasuk penelitian kuantitatif dengan teknik analisis statistik product moment.
Pengumpulan data diperoleh melalui angket, interview, dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya belajar siswa kelas IV MI
Miftakhul Akhlaqiyah Bringin Ngaliyan Semarang dapat diketahui bahwa
meannya adalah 63,57. Hal ini menunjukkan bahwa gaya belajar siswa adalah
dalam kategori baik yakni berada pada interval 64-70. Sedangkan hasil belajar
Aqidah Akhlak siswa kelas IV MI Miftakhul Akhlaqiyah Bringin Ngaliyan
Semarang juga diketahui bahwa meannya adalah 77,03. Hal ini menunjukkan
bahwa hasil belajar Aqidah Akhlak siswa adalah dalam kategori baik yakni
berada pada interval 74-79.
Berdasarkan perhitungan dalam analisis, ternyata diketahui bahwa kualitas
kedua variabel sama-sama dalam kategori baik. Dengan kata lain, tingginya gaya
belajar siswa diikuti pula dengan tingginya hasil belajar Aqidah Akhlak siswa
kelas VI MI Miftakhul Akhlaqiyah Bringin Ngaliyan Semarang. Hipotesis
penelitian ini telah terjawab, yakni “adanya hubungan positif antara gaya belajar
siswa dengan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV MI Miftakhul
Akhlaqiyah Bringin Ngaliyan Semarang.” Setelah dilakukan perhitungan melalui
analisis product moment yang menghasilkan nilai sebagai berikut. Berdasarkan
konsultasi tabel ternyata setelah diolah dengan analisis perbandingan antara ro
dengan rt diperoleh ro > rt (ro lebih besar dari rt) 10,43311526 > 1,70 (dalam taraf
signifikansi 5%) dan 10,43311526 > 2,75 (dalam taraf signifikansi 1%).
Berdasarkan perhitungan ini, hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi tidak ada
hubungan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa
ditolak dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi ada hubungan yang positif antara
gaya belajar siswa dengan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa diterima. Hal ini
berarti bahwa, gaya belajar siswa dapat menentukan tingkat prestasi/hasil belajar
Aqidah Akhlak siswa.
v
MOTTO
Artinya : Wahai orang-orang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Beriralah
kelapangan dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah
kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat)
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan (QS: Al Mujadalah: 11).1
1 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan terjemahnya, Bandung: PT. Sygma Examedia
Arkanleema, 2009, hlm.543.
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
1. Ayahku, yang selalu mendoakan semua
putra-putrinya, agar kelak menjadi orang
yang berguna bagi nusa, bangsa dan
agamanya.
2. Suamiku tersayang, yang selalu memberi
semangat dan dorongan, agar tidak
gampang menyerah dan putus asa
dengan berbagai macam cobaan.
3. Anak-anakku yang selalu menjadi
inspirasiku.
4. Sahabat-sahabatku di mana pun berada
vii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Annie Qodriyah
NIM : 093111142
Jurusan /Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk
sumbernya.
Semarang, September 2011
Saya yang menyatakan
Annie Qodriyah
NIM 093111142
materai
viii
KATA PENGANTAR
Sungguh segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga terselesaikannya skripsi ini. Shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw berserta keluarga dan sahabat-
sahabatnya yang telah meneruskan risalah Islam ke seluruh penjuru dunia.
Selanjutnya penulis sampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H. Sudja’i, M.Ag, sekalu Dekan yang telah memberikan
pengarahan kepada penulis.
2. Dr. Hj. Sukasih, M.Pd selaku pembimbing yang dengan ikhlas
membimbing dan memberi petunjuk, arahan pada penulis dalam
menyelesaikan sekripsi ini.
3. Bapak dan Ibu dosen serta segenap karyawan-karyawati yang secara
langsung ikut berpartisipasi.
4. Kepala MI Miftakhul Akhlaqiyah Bringin Tambakaji Ngaliyan Semarang.
5. Bapak dan ibu serta segenap keluarga yang selalu memberikan doa
restunya kepada penulis.
6. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya, kepada Allah Swt segala sesuatu dikembalikan, semoga tulisan
ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan umumnya kepada para pembaca. Kritik
dan saran dari siapapun sangat diharapkan demi kesempurnaan tulisan ini.
Semarang, September 2011
Penulis
Annie Qodriyah
NIM 093111142
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ………………….…………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iii
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .……………………………………………. v
PERNYATAAN KEASLIAN………….....................………………………. vi
ABSTRAK PENELITIAN ......................……………………………………. vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. x
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. xi
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1
B. Definisi Operasional……………………………………………… 5
C. Rumusan Masalah …………………………………………….. 6
D. Tujuan Penelitian ……………………………………………… 7
E. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 7
BAB II : GAYA BELAJAR DAN HASIL BELAJAR ……………… 8
A. Deskripsi Teori ………………………………………………… 8
1. Gaya Belajar Siswa …………………………………………. 8
a. Pengertian Gaya Bahasa …………………………………. 8
b. Macam-macam Gaya Bahasa ...……………..…………… 11
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar …..…… 15
2. Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ……………… 17
a. Pengertian Hasil Belajar ………………………………… 17
b. Macam-macam hasil Belajar ……………………………. 21
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ………. 23
d. Faktor-faktor Yang Menghambat Hasil Belajar …………. 26
e. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ……………………………. 27
x
3. Hubungan Gaya Belajar dan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Aqidah Akhlak …………………………………………….. 28
B. Kajian Penelitian yang Relevan ..……………………………….. 29
C. Pengajuan Hipotesis ……………….…………………………….. 31
BAB III: METODE PENELITIAN …………………………………………. 32
A. Metode Penelitian …………………………….………………… 32
B. Waktu dan Penelitian …………………………………………… 33
C. Variabel Penelitian ……………………………………………… 33
D. Populasi dan Sampel …………………………………………… 34
E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………… 34
F. Teknik Analisa Data ……..……………………………………… 35
BAB : IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .………………… 38
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian .………………………………… 38
1. Gaya Belajar Siswa …………………………………………… 38
2. Hasil Belajar Aqidah Akhlak ………………………………… 39
B. Analisis Pendahuluan ……………….………………………….... 40
1. Skor Hasil Angket Gaya Belajar ……………………………… 41
2. Skor Hasil Belajar Siswa Aqidah Akhlak Siswa ……………. 43
C. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………. 48
D. Keterbatasan Penelitian …………………………………………. 49
BAB V : PENUTUP ………………………………………………………… 50
A. Kesimpulan ……………………………………………………… 50
B. Saran-saran ………………………………………………….. …. 51
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia membutuhkan pendidikan dan sekaligus pembelajaran.
Pendidikan dan pembelajaran ini dapat diberikan sejak ia masih kecil hingga
tumbuh menjadi anak-anak, remaja dan dewasa. Setiap mereka akan berkembang
sesuai dengan pengalaman yang diberikan kepadanya.
Setiap anak merupakan individu yang unik, masing-masing akan melihat
dunia dengan “caranya“ sendiri. Meskipun melihat satu kejadian pada waktu yang
bersamaan, tidak menjamin beberapa anak melaporkan hal yang sama. Seringkali
yang menjadi pergumulan dalam dunia pendidikan bukan pada masalah “apakah
anak dapat belajar?”, tetapi pada masalah ”bagaimana mereka secara alami belajar
dengan cara terbaiknya?”
Seorang peneliti bidang psikologi Herman Witkin, melalui studi risetnya
mengemukakan dua macam karateristik gaya belajar yang dimiliki seseorang
yaitu: gaya belajar global dan gaya belajar analitik. Gaya belajar ini melihat anak
dalam berfikir dan memahami sesuatu secara menyeluruh atau melihat gambar
yang besar dan bagian demi bagian. Sedangkan anak yang belajar analitik
cenderung memandang sesuatu masalah secara bertahap dan memfokuskan diri
pada bagian-bagian yang membentuk gambar secara urut dan terperinci.
Kecenderungan gaya belajar ini akan mempengaruhi anak dalam banyak hal,
seperti: cara dia medengarkan, memperhatikan, menyimpan informasi, dan cara
menggunakan cara informasi tersebut.
Setiap anak memiliki lebih dari satu gaya belajar yang dipakai dalam
usaha mencapai tujuan belajarnya. Apabila seorang guru dapat mengidentifikasi
2
kencenderungan gaya belajar siswa maka hal ini akan bermanfaat sekali dalam
mengembangkan proses belajar mengajar.1
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditujukan sebagai
bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada
pada individu yang belajar.2
Setiap orang yang belajar akan tampak dari hasil belajarnya itu setelah
dilaksanakan proses belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar. Howard Kingsley
membagi tiga macam hasil belajar, yakni: a) keterampilan dan kebiasaan, b)
pengetahuan dan pengertian, c) dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima
kategori hasil belajar, yakni informasi verbal, keterampilan intelek, strategi
kognitif, sikap, dan keterampilan motorik.3
Untuk mencapai tujuan belajar di madrasah atau sekolah, setiap siswa
akan selalu berusaha supaya tujuan belajarnya tercapai yaitu dengan belajar tekun.
Gaya belajar siswa yang beraneka macam bertujuan agar siswa dapat belajar
dengan nyaman, dengan demikian diharapkan tujuan belajar bisa tercapai dengan
baik.
Keberhasilan belajar siswa tidaklah lepas dari beberapa faktor yang
mempengaruhi, di antaranya karena faktor guru maupun faktor siswa. Guru
merupakan pengelola belajar atau yang disebut pembelajar.4 Dengan
kedudukannya, guru mempunyai peran vital dalam kelancaran berlangsungnya
proses belajar siswa di madrasah atau sekolah. Selain guru, faktor siswa juga
berpengaruh sekali, sebab siswa merupakan subyek belajar. Terdapat tiga faktor
1 www.pepak/pustaka/gaya belajar global dan analitik.com/16012010
2 Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar
dapat dibagi menjadi dua macam, yakni: tes obyektif dan tes essai.8 Tes semacam
5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2002, hlm. 132 6 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), hlm. 54-71 7 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evasluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja
Rasdakarya, 2001), hlm. 33-35 8 Ibid., hlm. 35.
4
inilah yang biasa dipakai setiap guru di madrasah untuk mengukur keberhasilan
siswa.
Sekolah atau madrasah umumnya memprioritaskan pelajaran umum yang
diujikan secara nasional yang dapat menentukan kelulusan, sehingga kadangkala
pendidikan agama agak dikesampingkan atau dianggap sebagai mata pelajaran
pelengkap. Namun banyak pula sekolah atau madrasah yang juga aktif
melaksanakan pembelajaran agama, terutama sekolah atau madrasah yang
merupakan sekolah berbasis agama seperti: Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah
Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan sekolah-sekolah lain yang
berbasis agama.
Mata pelajaran aqidah akhlak merupakan satu dari beberapa mata
pelajaranan agama yang ada di madrasah atau atau di sekolah. Pelajaran ini
penting dalam menjadikan siswa yang berakhlak mulia dan peduli terhadap
sesama manusia. Selain itu juga membantu dalam memberikan bekal dan
menyiapkan siswa dalam hidup bermasyarakat di tempat tinggalnya. Jadi tidak
hanya mata pelajaran umum saja yang dikedepankan, melainkan juga pelajaran
agama seperti mata pelajaran aqidah akhlak dan mata pelajaran agama yang lain.
Berawal dari uraian di atas, ada beberapa alasan yang mendorong peneliti
untuk memilih judul “Hubungan antara Gaya Belajar dengan Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas VI MI Miftahul Akhlaqiyah Bringin
Ngaliyan Semarang”, antara lain:
Peneliti ingin mengetahui berbagai macam gaya belajar siswa dalam
proses belajar baik di rumah maupun di madrasah, sehingga diharapkan akan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dalam hal ini mata pelajaran aqidah
akhlak. Peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan positif antara gaya belajar
siswa dengan prestasi belajar mata pelajaran aqidah akhlak MI Miftahul
Akhlaqiyah Beringin Ngaliyan Semarang.
Dari sedikit uraian yang telah peneliti paparkan di atas, dapat diketahui
bahwa prestasi belajar itu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat kompleks
5
dan bisa dikatakan sistematik. tidak boleh menganggap sepele salah satu faktor
tersebut, karena antara faktor satu dengan faktor lainnya saling berhubungan.
Dengan demikian harus dapat mengusahakan dan menciptakan suasana yang
kondusif agar tujuan belajar dapat tercapai secara optimal.
B. Definisi Operasional
Agar penelitian skripsi ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang
diharapkan, maka perlu adanya definisi operasional untuk menghindari
kesalahpahaman.
1. Gaya Belajar
Menurut Nasution yang dinamakan gaya belajar adalah cara yang
konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau
informasi, cara mengingat, berfikir dan memecahkan soal.9 Sedangkan
menurut Adi W. Gunawan, gaya belajar adalah cara yang lebih disukai dalam
melakukan kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi.10
Hasil riset menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan
menggunakan gaya belajar yang dominan, saat mengerjakan tes, akan
mencapai nilai yamg jauh lebih tinggi dibandingkan bila mereka belajar
dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka.11
2. Hasil Belajar/Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalamannya.12Penilaian terhadap
hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana ia telah mencapai sasaran,
9 Nasution, Berbagai Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009), hlm. 94. 10 Adi Gunawan, Genius Lesrning Strategy Petunjuk Proses Mengajar, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2004, hlm. 139. 11 Umi Machmudah dan Abdul Wahab Rosyidi, Active Learning dalam Pembelajaran Bahas
Arab, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm. 1. 12 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2003),
cet. V, hlm. 22.
6
inilah yang disebut prestasi belajar. Menurut Muhibbin, prestasi belajar
merupakan hasil evaluasi belajar yang dilakukan guru untuk mengetahui
perubahan yang terjadi pada siswa yang mencerminkan dimensi cipta, rasa
dan karsa. Aspek prestasi belajar merupakan perpaduan dari aspek kognitif,
aspek efektif dan aspek psikomotoris dari siswa.13
Adapun Aqidah Akhlak adalah mata pelajaran yang diajarkan di
Madrasah Ibtidaiyah sebagai bagian atau pengembangan dari mata pelajaran
pendidikan agama Islam (PAI).
Pada penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar Aqidah Akhlak
adalah nilai akhir semester genap mata pelajaran Aqidah Akhlak tahun 2011
siswa kelas VI MI Miftahul Akhlaqiyah Bringin Ngaliyan Semarang.
3. MI Miftahul Akhlaqiyah Bringin Ngaliyan Semarang
Madrasah Ibtidaiyah ini adalah merupakan lembaga pendidikan
madrasah setingkat sekolah dasar (SD) yang menyelenggarakan pendidikan
keagamaan di bawah kurikulum Kemenag dan juga sekaligus kurikulum
sekolah dasar (SD) dari Kemendiknas. MI tersebut terletak di Jl. Bringin Kel.
Tambakaji Kec. Ngaliyan Kota Semarang.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
yang menjadi fokus penelitian sebagai berikut:
Bagaimana hubungan antara gaya belajar siswa dengan hasil belajar mata
pelajaran aqidah akhlak kelas IV MI Miftahul Akhlaqiyah Beringin Ngaliyan
Semarang?
13Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 213-214.
7
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui hubungan antara
gaya belajar siswa dengan hasil belajar mata pelajaran aqidah akhlak kelas IV MI
Miftahul Akhlaqiyah Beringin Ngaliyan Semarang
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung
tentang perbedaan gaya belajar masing-masing siswa, sehingga para guru
dapat menerapkan metode yang tepat untuk melakukan pendekatan
pembelajaran sesuai dengan perbedaan tersebut dengan lebih kreatif dan
inovatif, khususnya pada pembelajaran Akidah Akhlak.
2. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan motivasi belajar mereka
masing-masing sesuai dengan gaya belajar mereka. Oleh karena itu
diharapkan hasil belajar mereka dapat meningkat dengan mengetahuinya gaya
belajar masing-masing.
3. Bagi MI Miftakhul Akhlaqiyah, hasil penelitian ini dapat memberikan
masukan positif untuk pengembangan pembelajaran mata pelajaran Aqidah
Akhlak khsusnya dan mata pelajaran lain pada umumnya.
8
BAB II
GAYA BELAJAR DAN HASIL BELAJAR
A. Deskripsi Teori
1. Gaya Belajar Siswa
a. Pengertian Gaya Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia gaya adalah tingkah
laku, gerak gerik dan sikap.1 Sedangkan belajar adalah menuntut ilmu.2
Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses aktif untuk menuju
satu arah tertentu yang dapat meningkatkan perbuatan, kemampuan atau
pengertian baru. Menurut rumusan Gathrie and Brown;….“learning is
always a case of improving same perfornce or gaining same new ability
or understanding”.3 Lebih lanjut Ernest R. Hilgard, merinci rumusan
belajar sebagai berikut; ”learning is the process by which an activity
originates or is changes through training procedures wheter in the
laboratory or in the natural environment distinguished from changes by
faktors not attributabel to training “.4
Berdasarkan rumusan tersebut, dapat ditarik suatu pengertian
bahwa belajar adalah sesuatu yang dapat meningkatkan perbuatan,
kemampuan, atau pengertian baru. Belajar juga dapat diartikan suatu
proses yang dapat menghasilkan suatu aktivitas baru melalui pelatihan di
laboratorium maupun di lingkungan alam, yang hasil tersebut berbeda
dengan hasil yang diperoleh tanpa adanya proses latihan. Tokoh-tokoh
pendidikan lain yang memaknai belajar sebagai proses perubahan
perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. Belajar
adalah suatu proses latihan menuju perubahan yang akan menghasilkan
1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hlm. 46. 2 Ibid., hlm. 15. 3 Edwin Gathrie and Francis F. Brown, Educational Psychology, (New York: Press
Company, 1950), hlm. 145. 4 Ernest R Hilgard, Theories of Learning, (New York: Appleton Century CroftsInc, 1968),
hlm. 5.
9
sesuatu yang dapat diukur dan dapat dipertanggungjawabkan secara
keilmuan, karena proses latihan tersebut telah melalui tahapan-tahapan
sistematis yang telah dipersiapkan sebelumnya melalui uji coba secara
ilmiah.
Perubahan dalam rumusan pengertian belajar tersebut dapat
menyangkut semua aspek kepribadian individu, yang di dalamnya
melaksanakan, menilai, mencoba, menganalisis, dan sebagainya.5
Sementara itu, P. De Cecco William crow ford dalam bukunya
The Psychology of Learning and Instruction mendefinisikan belajar
adalah Learning is a relatively permanent change in a behavioral
tendentcy and is the result of reinforced praktice,6 Artinya “Belajar
adalah perubahan yang relatif tetap dalam suatu kecenderungan
tingkah laku sebagai hasil dari praktek penguatan”.
Ws. Wingkel mendefinisikan belajar adalah “Suatu aktivitas
mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap perubahan itu
bersifat secara relatif konstan dan berbekas”.7
Sementara menurut Nasution yang dinamakan gaya belajar
adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam
menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan
memecahkan soal.8
5 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), hlm. 156. 6 John P. De Cecco William Crow Ford, The Psychology of Learning and Instruction,
(India: Ofset Press, 2001, cet. IV, hlm. 170. 7 Ws. Wingkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004), Cet. V, hlm. 54 8 Nasution, Berbagai Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2009), hlm. 94.
10
Sedangkan menurut Adi W. Gunawan Pengertian gaya belajar
adalah cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berfikir,
memproses dan mengerti suatu informasi.9.
Hasil riset menunjukkan bahwa murid yang belajar dengan
menggunakan gaya belajar yang dominan, saat mengerjakan tes, akan
mencapai nilai yamg jauh lebih tinggi dibandingkan bila mereka
belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka.10
Ajaran Islam mewajibkan umatnya untuk belajar, salah satu di
antara dimensi ajaran Islam yang paling menonjol adalah perintah
untuk menuntut ilmu pengetahuan. Belajar sebagaimana yang
diperintah oleh Allah Swt di dalam Quran adalah belajar untuk
membaca (Iqro’) seperti pada wahyu yang pertama kali turun. yaitu
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS. Al-Alaq: 1-5). 11
Para peneliti menemukan adanya berbagai macam gaya belajar
pada siswa yang dapat digolongkan menurut kategori-kategori tertentu,
dengan kesimpulan bahwa:
a) Tiap murid belajar menurut cara sendiri yang kita sebut dengan
gaya belajar.
b) Kita dapat menemukan gaya belajar itu dengan instrumen tertentu
9 Adi Gunawan, Genius Lesrning Strategy Petunjuk Proses Mengajar, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2004, hlm. 139. 10 Umi Machmudah dan Abdul Wahab Rosyidi, Active Learning dalam Pembelajaran
Bahas Arab, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm. 1. 11 A. Hafidz Dasuki dkk, Quran dan Terjemahannya, (Surabaya: CV. Jaya Sakti, 2002),
cet. V, hlm. 1080.
11
c) Kesesuaian gaya belajar mempertinggi efektivitas belajar.12
Dengan demikian siswa yang mempunyai keragaman gaya
belajar yang variatif dan untuk diharapkan akan dapat tercipta suasana
belajar yang kondusif.
b. Macam-macam Gaya Belajar
Gaya belajar yang dimiliki siswa banyak sekali macamnya dan
unik bila dilihat. Macam-macam gaya belajar di antaranya:
1. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar macam ini berhubungan dengan masalah
pendengaran siswa. Hal ini ada kaitannya dengan proses belajar
menghafal, membaca maupun matematika dalam mengerjakan soal
cerita.
Ciri-ciri dalam gaya belajar Auditorial, antara lain:
a) Mudah ingat dari apa yang didengarkannya
b) Tidak bisa belajar dalam suasana atau berisik
c) Senang dibacakan atau mendengarkan
d) Lebih menyukai diskusi atau juga cerita
e) Bisa mengulangi apa yang dengarkannya.
Kendala dalam gaya belajar auditorial ini adalah anak
sering lupa apa yang dijelaskan guru. Sering keliru apa yang
disampaikan oleh guru, dan juga sering lupa membuat tugas yang
diperintahkan melalui lisan. Siswa yang menyukai gaya belajar
auditorial umumnya tidak suka membaca buku petunjuk. Dia lebih
suka bertanya untuk mendapatkan informasi yang diperlukannya.13
2. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar macam ini berhubungan dengan masalah
penglihatan siswa. Hal ini kaitannya dengan proses belajar seperti
matematika (Geometri), bahasa mandarin dan arab, atau yang
sedang sebagian yang lain dengan pencahayaan yang suram. Ada siswa
yang belajar paling baik secara berkelompok, sedangkan yang lain lagi
memilih adanya figur yang otoriter seperti orang tua atau guru, yang
lain lagi merasa bahwa bekerja sendirilah yang paling efektif bagi
mereka. Sebagaian orang memerlukan musik sebagai iringan belajar,
sedang yang lain tidak dapat berkonsentrasi kecuali dalam keadaan
ruangan sepi. Ada siswa yang memerlukan lingkungan kerja yang
teratur dan rapi, tetapi yang lain lagi lebih suka menggelar segala
sesuatunya supaya dapat dilihat.
Ketika belajar siswa perlu berkosentrasi dengan baik. Untuk
bisa berkonsentrasi dengan baik, perlu adanya lingkungan yang
mendukung belajar siswa. Faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi konsentrasi belajar siswa antara lain:
1. Suara
Tiap siswa mempunyai reaksi yang bebeda-beda terhadap
suara, ada yang menyukai belajar dengan mendengarkan musik
lembut, keras ataupun nonton televisi. Ada juga yang menyukai
belajar dalam suasana sepi dan ada juga yang menyukai belajar
dalam suasana ramai dalam belajar kelompok.
2. Pencahayaan
Pencahayaan merupakan faktor yang kurang pengaruhnya
kurang dirasakan dibandingkan pengaruh suara. Hal ini dapat
diatur dengan mudah dan pencahayaan yang dibutuhkan siswa agar
dapat berkosentrasi dalam belajar.
3. Temperatur
Tiap siswa juga mempunyai selera yang berbeda-beda. Ada
yang suka tempat sejuk, ada juga yang lebih menyukai tempat yang
hangat.
4. Desain belajar
Desain belajar ada dua macam, yaitu desain belajar formal
dan belajar desain belajar tidak formal. Desain formal contohnya
17
belajar di meja belajar lengkap dengan alat-alatnya, sedang desain
tidak formal belajar dengan santai, duduk di lantai, duduk di sofa
ataupun sambil tiduran.18
2. Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah akhlak
a. Pengertian Hasil Belajar
Dalam kamus Bahasa Indonesia hasil adalah pendapat. Sesuatu
yang diciptakan sukses.19 Sementara belajar adalah menuntut ilmu.20
Elisabeth B. Hurlock mendefinisikan belajar adalah Learning Is
Development That Comes from Exercise and Eford. 21 Artinya “Belajar
adalah suatu bentuk perkembangan yang timbul dari latihan dan
usaha”. Sedangkan menurut Margareth “Belajar adalah proses
memperoleh berbagai kecakapan”. Keterampilan dan sikap. Sementara
Slameto mendefinisikan “Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan” sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.22
Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalamannya.23 Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk
mengetahui sejauh mana ia telah mencapai sasaran, inilah yang disebut
prestasi belajar. Seperti yang dikatakan Winkel, bahwa proses belajar
yang dialami siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang
pengetahuan dan pemahaman, nilai, sikap dan Keterampilan.24 Adanya
18 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, op.cit., hlm. 71 19 Ibid., hlm. 49. 20 Elisabeth B. Hurlock, Child Development, (MC. Graw Hill Book Company, 2002),
hlm. 20. 21 Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta: Rajawali Press,
2001), cet. V, hlm. 3. 22 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2005), hlm. 2. 23 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Jakarta: Remaja Rosdakarya,
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 33
Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan hasil
usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan
dari kegiatan belajar dibidang akademik di madrasah/sekolah pada
jangka waktu tertentu yang meliputi aspek kognitif, aspek efektif dan
aspek psikomotoris dari siswa.
Hasil belajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam
proses pembelajaran. Proses penilaian hasil belajar dapat
memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam
upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.
Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan
membina kegiatan-kegiatan lebih lanjut, baik untuk keseluruhan
kelas maupun individu.
32 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005), hlm. 158. 33 Ibid., hlm. 55.
21
Untuk mengetahui keberhasilan belajar yang telah ditetapkan
dalam interaksi atau proses pembelajaran diperlukan penilaian atau
evaluasi. Menurut Ngalim Purwanto, untuk mengevaluasi hasil
belajar seorang guru dapat menggunakan dua macam tes, yaitu:
1) Tes yang telah distandarkan (standardizet test)
Suatu tes yang telah mengalami proses standarisasi, yakni
suatu proses validasi yaitu benar-benar mampu meniali apa yang
dinilai, dan keandalan (reability) yaitu tes tersebut menunjukkan
ketelitian pengukuran yang berlaku untuk setiap orang yang
diukur dengan tes (soal) yang sama.
2) Tes bantuan guru sendiri (teacher made test)
Suatu tes yang dibuat pleh guru dengan isi dan tujuan-
tujuan khusus untuk sekolah atau sekolah tempat mengajar.34
Tes bantuan guru sebagaimana tersebut diatas, dapat
dibagimenjadi dua golongan, yakni: tes lisan (oral test)atau tes
tertulis (writes test). Tes tertulis masih dapat di bagi menjadi dua
macam, yakni: tes obyektif dan tes essay.35 Tes semacam inilah
yang biasa dipakai setiap guru di Madrasah untuk mengukur
keberhasilan belajar siswa.
b. Macam-macam Hasil Belajar
Pertanyaan pokok sebelum melakukan penelitian adalah apa yang
harus dinilai itu? Terhadap pertanyaan ini kembali kepada unsur-unsur
yang terdapat dalam proses belajar mengajar. Ada empat unsur utama
proses belajar mengajar yaitu: tujuan, bahan, metode dan alat serta
penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar pada
hakekatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat
dikuasi oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman
belajarnya. Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang
dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam
34 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: