Page 1
HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG DIMODERASI OLEH IDENTITAS MAJEMUK PADA MAHASISWA
SKRIPSI
Oleh Winda Haniifah Permatasari
17320298
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2021
Page 2
i
HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG DIMODERASI OLEH IDENTITAS MAJEMUK PADA MAHASISWA
SKRIPSI
Diajukan kepada Program Studi Psikologi, Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia, Untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi
Oleh Winda Haniifah Permatasari
17320298
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2021
Page 3
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul:
HUBUNGAN ANTARA EXTRAVERSION DAN KREATIVITAS YANG DIMODERASI OLEH IDENTITAS MAJEMUK PADA MAHASISWA
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripi Program Studi Psikologi,
Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia, Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat
Sarjana S1 Psikologi
Pada Tanggal
____________________
Mengesahkan,
Program Studi Psikologi,
Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Ketua Prodi
Resnia Novitasari, S.Psi., M.A
Dewan Penguji Tanda Tangan 1. Susilo Wibisono, S.Psi., MA.
2. Dr. Rina Mulyati, S.Psi., M.Si., Psikolog
3. Annisa Miranty Nurendra, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
asus
Typewritten text
5 April 2021
Page 4
iii
PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Winda Haniifah Permatasari
Nomor Mahasiswa : 17320298
Program Studi : Psikologi
Jurusan : Psikologi
Judul Skripsi : Hubungan Extraversion dan Kreativitas yang
Dimoderasi oleh Identitas Majemuk pada
Mahasiswa
Membuat pernyataan sebagai berikut:
1. Selama melakukan penelitian dan pembuatan laporan penelitian skirpsi, saya
tidak melakukan tindak pelanggaran etika akademik dalam bentuk apapun,
seperti penjuplakan, pembuatan skripsi oleh orang lain, atau pelanggaran lain
yang bertentangan dengan etika akademik yang dijunjung tinggi oleh
Universitas Islam Indonesia. Oleh karena itu, saya menyatakan dengan tegas
bahwa skripsi yang saya buat merupakan karya ilmiah saya sebagai penulis,
bukan karya jiplakan atau karya orang lain.
2. Apabila dalam ujian skripsi saya terbukti melanggar etika akademik, maka saya
siap menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Indonesia.
3. Apabila di kemudian hari setelah saya lulus dari Prodi Psikologi, Jurusan
Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam
Indonesia, ditemukan terbukti secara meyakinkan bahwa skripsi saya adalah
karya jiplakan atau karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
akademis yang berlaku dan ditetapkan oleh Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta, 1 Februari 2021
Yang Menyatakan
Winda Haniifah Permatasari
Stamp
Page 5
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus
shalih. Segala puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas segala
rahmat, karunia dan nikmat-Nya. Ucapan syukur tak terhingga selalu dipanjatkan
kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas kesehatan, kesempatan, kekuatan,
kemudahan dan kelancaran yang telah dianugerahkan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak
dukungan, bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak yang sangat berarti
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dengan segala
hormat dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekanat Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam
Indonesia beserta jajaran karyawan yang telah memfasilitasi penulis
mendapatkan ijin penelitian skripsi.
2. Bapak Susilo Wibisono selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
membimbing, mendidik, mengarahkan, meluangkan waktu, tenaga, pikiran,
kesabaran selama proses penyusunan skripsi berlangsung sehingga skripsi yang
disusun dapat selesai dengan baik sesuai apa yang diharapkan.
3. Semua partisipan yang telah membantu proses pengambilan data dengan
sukareka meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah disusun
oleh penulis.
4. Rater dari penelitian ini, Annisa Skhamamora Seta Hayono, Roisah Savitri, dan
Wintya Nisrina Intansari atas ketersediaan waktu dan pikirannya untuk
melakukan skoring pada skala kreativitas.
5. Orang tua penulis, Ibu Dandang Setyawanti, Bapak Adji Winarno atas
dukungan baik secara moril maupun materi serta doa dan ridho yang selalu
diberikan selama proses penyusunan skripsi ini hingga selesai.
6. Bunda dan Paknda, Ibu Sri Hardini dan Bapak Agus Yusup atas dukungan dan
doa yang selalu diberikan selama proses penyusunan skripsi ini hingga selesai.
Page 6
v
7. Adik-adik, Wanda Haniifah Permatasari, Wintya Nisrina Intansari dan Wina
Hasnaa Berliana atas dukungan dan hiburan yang diberikan selama proses
penyusunan skripsi.
8. Teman sedosen pembimbing, Nadiah Cahyani, Nada Nur Fadilla Sandy, Arin
Khusnul Khabibah yang telah menemani proses, saling membantu, saling
bertukar informasi, dan saling menguatkan selama proses penyusunan skripsi.
9. Annisa Skhamamora Seta Hayono, Roisah Savitri Anitahirrayidi, Rosi Agustina
Sulistyobudi yang telah memberikan bantuan, dukungan, dan memberikan
masukan ketika berlatih presentasi.
10. Teman seperjuangan dari awal kuliah, Rizkyanisa Novita, Erviyani, Auliaulfa
Navynda iriawan, Luthfiah Ainul Fikri, Sarah Sasqia yang telah menemani
proses, saling dukung satu sama lain, saling membantu selama proses
penyusunan skripsi
11. Teman-teman Marketing Communication FPSB yang telah memberikan
dukungan dalam penyusunan skripsi.
12. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu Namanya
yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis selama proses
penyusunan skripsi.
Akhir kata, penulis berharap semoga semua bantuan yang telah diberikan
kepada penulis dapat dibalas oleh Allah Ta’ala dengan nikmat yang berkah. Penulis
juga berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat setidaknya bagi penulis
pribadi dan bagi orang lain khususnya kepada mahasiswa.
Yogyakarta, 1 Februari 2021
Winda Haniifah Permatasari
Page 7
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil’alamin, segala puji bagi Allah Subhanahuwata’ala
atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah serta kasih sayang-Nya yang telah
dianugerahkan kepada saya dan keluarga saya. Shalawat beserta salam selalu
tercurahkan kepada junjungan umat Islam Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi
Wasallam yang kita nanti- nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah. Setelah melalui
perjalanan yang cukup panjang dan mendapat banyak pelajaran serta pengalaman
di kampus tercinta Universitas Islam Indonesia akhirnya saya dapat menyelesaikan
studi S1 Psikologi dengan baik. Dengan mempersembahkan karya penelitian yaitu
skripsi yang ditulis dengan penuh perjuangan. Sebuah karya berjudul “Hubungan
extraversion dan kreativitas yang dimoderasi oleh identitas majemuk pada
mahasiswa” peneliti persembahkan kepada:
Mama Dandang Setyawanti dan Papa Adji Winarno
Terimakasih atas bimbingan dan dukungan mama dan papa selama ini, baik
dukungan materi maupun dukungan do’a yang selalu dicurahkan untuk anak-
anaknya. Terimakasih atas kasih dan sayang yang tiada henti diberikan kepada saya.
Mama-Papa semoga karya sederhana ini dapat sedikit memberikan kebahagiakan
untuk kalian. Doakan saya agar penelitian yang saya buat dapat bermanfaat untuk
orang banyak, serta doakanlah anakmu ini agar selalu amanah mengemban gelar
yang sebentar lagi akan tersematkan dibelakang namanya.
Adik-adik saya: Wanda Haniifah Permatasari, Wintya Nisrina Intansari,
dan Wina Hasnaa Berliana
Terimakasih sudah selalu memberikan dukungan, memberikan masukan,
dan selalu manjadi penghibur di setiap saat. Terimakasih sudah bisa menjadi patner
dalam segala hal. Kalian menjadi motivasi saya untuk saya menjadi pribadi yang
kuat dan tangguh. Semangat selalu buat kalian dalam menggapai cita-cita.
Page 8
vii
HALAMAN MOTTO
ه ا لیك ول تبغ الفساد ن كما احسن ن الدنیا واحس یبك م رة ول تنس نص خ ه الدار ال وابتغ ف یما اتىك
ین د فس ب المه ل یهح ف ى الرض ا ن
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan
berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak
menyukai orang yang berbuat kerusakan.”
(QS. AL-Qasas ayat 77)
ا ر س ه ر ی س عه ل ع ا إ ن م ف
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah ayat 5)
یقا سلك ومن سه طر لما ف یه یلتم ه سهل ع یقا ب ه لهه الجنة إ لى طر
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga”
(HR. Muslim)
“Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan
penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang”
(R.A. Kartini)
Page 9
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... ii
PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK .................................................................... iii
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ vi
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xii
ABSTRACT ........................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
B. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 7
A. Kreativitas ........................................................................................................ 7
1. Pengertian kreativitas .................................................................................. 7
2. Dimensi kreativitas ..................................................................................... 8
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas ............................................... 9
B. Extraversion .................................................................................................... 11
1. Pengertian extraversion ............................................................................. 11
2. Indikator variabel extraversion................................................................... 12
C. Identitas Majemuk ......................................................................................... 13
D. Kerangka Teoritik ............................................................................................. 14
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 18
A. Desain Penelitian ............................................................................................ 18
B. Partisipan Penelitian ...................................................................................... 19
C. Prosedur Penelitian ........................................................................................ 19
D. Pengukuran .................................................................................................... 20
1. Instrumen Extraversion ............................................................................. 20
2. Instrumen Identitas Majemuk..................................................................... 20
3. Instrumen Kreativitas ................................................................................ 21
E. Rencana Analisis Data .................................................................................... 23
Page 10
ix
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 24
A. Orientasi Kancah ........................................................................................... 24
B. Deskripsi Partisipan/Subjek/Responden Penelitian ........................................ 25
C. Deskripsi data penelitian ................................................................................ 25
D. Uji Asumsi ...................................................................................................... 26
E. Analisis Hipotesis ........................................................................................... 27
F. Pembahasan ................................................................................................... 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 33
A. Kesimpulan .................................................................................................... 33
B. Saran .............................................................................................................. 33
1. Saran kepada peneliti selanjutnya ............................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 34
LAMPIRAN .......................................................................................................... 39
Page 11
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penilaian jawaban partisipan pada instrumen kreativitas ........................22 Tabel 2. Tendensi sentral setiap variabel penelitian dan korelasi antar variabel ...26 Tabel 3. Uji normalitas variabel penelitian ............................................................27 Tabel 4. Analisis regresi terhadap keterkaitan antara extraversion dan dimensi-dimensi kreativitas dengan dimoderasi identitas majemuk....................................27
Page 12
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model teoritik keterkaitan antara extraversion dan kreativitas dengan identitas majemuk sebagai moderator ....................................................................17
Page 13
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Partisipasi Partisipan ............................................................39 Lampiran 2. Lembar Ketersediaan Partisipan ........................................................41 Lampiran 3. Identitas Partisipan ............................................................................42 Lampiran 4. Instrumen Extraversion .....................................................................43 Lampiran 5, Instrumen Identitas Majemuk ............................................................44 Lampiran 6. Instrumen Kreativitas ........................................................................45 Lampiran 7. Aitem Attention Check ......................................................................46 Lampiran 8. Identifikasi Unik ................................................................................46 Lampiran 9. Lembar Debrief Partisipan ................................................................47 Lampiran 10. Link Data Hasil Penelitian...............................................................48 Lampiran 11. Syntax ..............................................................................................48 Lampiran 12. Hasil Penelitian ................................................................................53 Lampiran 13. Surat keputusan AASP 2021 Seoul Conference ..............................60
Page 14
xiii
The Association of Extraversion and Creativity Moderated by Multiple
Identities
Winda Haniifah Permatasari
ABSTRACT
The study aimed to examine the association of extraversion with creativity and the
moderation role of multiple social identities. Correlational design was applied
through a survey to 118 undergraduate students in Indonesia (Female = 81.4%,
Male = 18.6%, Mage = 20.80, SDage = 1.34). Extraversion and multiple identities
were assessed through self-report, while creativity was measured through time-
bound open-ended questions scaled with multi rater scoring process. The creativity
represented three dimensions: fluency, flexibility, and originality. The results
showed a significant positive association of extraversion with fluency dimension.
However, the moderation role of multiple identities was not supported by the data
in this study.
Keywords: extraversion, creativity, social identity, multiple identities.
Page 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini, mahasiswa dihadapkan pada era revolusi industri 4.0, dimana
teknologi menjadi dasar pada kehidupan manusia. Era revolusi industri 4.0
dibangun di atas revolusi digital dengan jangkauan internet yang luas dan kuat, serta
artificial intelligencess (Schwab, 2016). Pada era ini, persaingan untuk
mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Persaingan tidak hanya terjadi pada sesama
manusia, namun manusia juga akan bersaing dengan adanya mesin yang dapat
beroperasi secara mandiri ataupun berkoordinasi dengan manusia (Sung, 2017).
Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan
kerja pada pada Agustus 2020 sebanyak 138,22 juta orang. Komponen pembentuk
angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja sebanyak 128,76 juta orang dan
pengangguran sebanyak 7,10 juta orang. Dilihat dari jenjang pendidikan tertinggi
yang ditamatkan, tingkat pengangguran terbuka dari tamatan perguruan tinggi atau
universitas sebesar 7.35% (BPS, 2020). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat
penawaran tenaga kerja dari lulusan perguruan tinggi yang tidak terserap di dunia
kerja.
Salah satu faktor yang membuat lulusan perguruan tinggi sulit untuk bersaing
masuk di dunia kerja adalah kurangnya keterampilan kerja (Nur, Zain, & Fattah,
2016) yang salah satu komponen utamanya adalah kreativitas (Griffin, McGraw, &
Care, 2012). Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi utuh atau
kompetensi abad ke-21 sangat dibutuhkan, dimana kreativitas menjadi salah satu
Page 16
2
keterampilan kunci yang ada pada kompetensi abad ke-21 (Qian, Plucker, & Yang,
2019). Kreativitas, inovasi, berpikir kritis, pemecahan masalah, dan pembuatan
keputusan termasuk dalam kategori cara berpikir pada Assessment and Teaching of
21st Century Skills (ATC21S) (Griffin dkk, 2012).
Hennessey dan Amabile (2010) mengungkapkan kreativitas merupakan
keterampilan mengembangkan produk baru, ide, gagasan, atau solusi masalah yang
bernilai bagi individu dan / atau kelompok sosial yang lebih besar. Kreativitas
membantu manusia dalam menciptakan berbagai hal seperti teori, konsep, dan
perangkat teknologi, baik yang sebelumnya sudah ada (terjadi proses revisi atau
peningkatan), maupun yang sebelumnya tidak ada. Selain itu, kreativitas membantu
individu memecahkan berbagai masalah, seperti permasalahan ekonomi, sosial,
pendidikan, dan lain sebagainya. Kreativitas pada individu juga dapat membantu
dalam berbagai aspek kehidupan, seperti belajar, bekerja, maupun bermain
(entertainment). Kreativitas adalah hasil proses berpikir dari individu yang kreatif
untuk menciptakan ide baru atau karya baru. Menciptakan karya baru yang berbeda
dari sebelumnya dan unik dapat meningkatkan keunggulan sebuah organisasi atau
produk.
Kreativitas sebagai sebuah kompetensi individu ditentukan oleh banyak
faktor, baik yang berasal dari kepribadian (Steffens, Goclowska, Cruwys, &
Galinsky, 2015) maupun proses belajar sosial dari lingkungan (Baer, 2012). Salah
satu tinjauan tentang dimensi kepribadian yang terkait dengan kreativitas adalah
teori kepribadian Big-Five Personalities (Steffens dkk, 2015; Hoseinifar,
Siedkalan, Zirak, Nowrozi, Shaker, Meamar, & Ghaderi, 2011) yang memandang
Page 17
3
kepribadian individu berdasarkan lima dimensi: Openness to experience,
Consciousness, Extraversion, Agreeableness, dan Neuroticism. Dalam hal
keterkaitan antara dimensi-dimensi kepribadian tersebut dan kreativitas, kami akan
fokus pada dimensi extraversion, sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh
Hoseinifar dkk (2011) yang menemukan bahwa extraversion merupakan prediktor
kuat dari kreativitas.
Individu dengan kepribadian extraversion cenderung berani mengambil
risiko, sebuah tendensi perilaku yang merupakan kunci berkembangnya kreativitas
(Yao & Li, 2020). McCrae dan Costa (2003) menyebutkan skor extraversion yang
rendah menunjukkan sifat emosi datar, menghindari hubungan dengan individu
lain, dan penurut, sedangkan skor extraversion yang tinggi menunjukkan sifat yang
banyak bicara, suka berteman, mudah bersosialisasi, dan berperilaku tegas. Lebih
lanjut, Badriyah dan Faradiba (2018) juga mengungkapkan skor extraversion yang
tinggi menunjukkan sifat yang ramah, mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial, banyak bicara, aktif, tertarik terhadap banyak hal, energik serta
berorientasi pada hubungan bersama. Extraversion mampu memprediksi kreativitas
karena individu dengan extraversion yang tinggi mudah bersosialisasi, senang
mencari pengalaman baru, tertarik akan banyak hal, dan energik. Ketika individu
tersebut berinteraksi dengan orang lain serta banyak melakukan hal baru, ia dapat
menangkap banyak pengetahuan baru yang bisa menambah pengetahuannya.
Di luar faktor kepribadian extraversion yang sifatnya cenderung stabil
dalam diri individu, kami juga memasukkan variabel sosial yang terepresentasikan
dalam identitas sosial majemuk (disederhanakan menjadi identitas majemuk atau
Page 18
4
multiple identities). Identitas majemuk merepresentasikan beberapa kategorisasi
sosial atau kelompok yang dimiliki oleh individu (Steffens dkk, 2015). Pada
umumnya individu memiliki lebih dari satu identitas sosial. Representasi paling
sederhana dari individu yang memiliki identitas majemuk adalah individu yang
berasal dari budaya-budaya yang berbeda, atau individu yang memiliki keterikatan
dengan berbagai kelompok yang berbeda. Individu bikultural atau individu yang
pernah tinggal di beberapa negara dengan budaya yang berbeda-beda memiliki
tingkat kreativitas yang lebih tinggi, karena memiliki pengalaman dalam
beradaptasi dengan budaya dan norma sosial yang baru serta mereka memiliki
pengalaman multikultural yang luas (Tadmor, Galinsky & Maddux, 2012; Godart,
Maddux, Shipilov, & Galinsky, 2015; Leung & Chiu, 2010). Dua faktor ini
(kepribadian extraversion dan identitas majemuk) sangat mungkin berinteraksi
dalam memprediksi kreativitas individu.
Terkait dengan kebaruan penelitian ini, kami akan mengulas beberapa
penelitian sebelumnya yang kami anggap relevan. Penelitian yang dilakukaan oleh
Singh dan Kaushhik (2015) menganalisis keterkaitan antara extraversion dan
kreativitas pada pekerja industri kreatif. Penelitian tersebut menemukan hubungan
positif yang signifikan antara kreativitas dan extraversion. Lebih lanjut, hasil
penelitian yang dilakukan oleh Silvia, Nusbaum, Berg, Martin, dan O’Corner
(2009) terhadap mahasiswa Psikologi di University of North California
menyimpulkan bahwa kepribadian extraversion mampu memprediksi kreativitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Yao dan Li (2020) terhadap karyawan empat
Page 19
5
perusahaan seluler di Tiongkok menyimpulkan bahwa extraversion memiliki
keterkaitan dengan perilaku kreatif karyawan tetap.
Penelitian mengenai kreativitas dan identitas majemuk yang dilakukan oleh
Gaither, Remedios, Sanchez dan Sommers (2015) menyimpulkan bahwa semakin
banyak identitas yang melekat pada diri individu akan meningkatkan kreativitas.
Penelitian lain dari Gocłowska dan Crisp (2014) mengungkapkan bahwa terdapat
hubungan antara identitas majemuk dan kreativitas, individu yang memiliki dua
identitas sosial atau lebih memiliki kreativitas yang lebih tinggi.
Dibandingkan dengan beberapa penelitian diatas, penelitian ini memiliki
beberapa perbedaan, yaitu: (1) penelitian ini mengukur kreativitas dengan
menggunakan pertanyaan terbuka yang menuntut eksplorasi pikiran dan kreativitas
untuk menjawabnya, sementara penelitian-penelitian sebelumnya menggunakan
pengukuran yang sifatnya self-report; (2) skoring pada instrumen kreativitas
menggunakan beberapa orang rater demi menghindari bias.
Berdasarkan latar belakang latar belakang diatas, maka rumusan masalah
yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah: 1) Apakah terdapat keterkaitan
antara extraversion dan kreativitas? 2) Apakah identitas majemuk dapat menjadi
moderator bagi keterkaitan antara extraversion dan kreativitas?”.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis keterkaitan antara kreativitas
dan extraversion, serta untuk menganalisis peran identitas majemuk dalam
hubungan antara kreativitas dan extraversion.
Page 21
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kreativitas
1. Pengertian kreativitas
Kreativitas dalam pengertian yang umum merupakan gagasan baru yang
berkaitan dengan prosedur, proses, produk, dan jasa yang ditawarkan seseorang
(Shin, Kim, Lee, & Bian, 2012). Kreativitas pada dasarnya menggambarkan proses
pengembangan ide tentang praktik, prosedur, produk, dan layanan yang baru dan
berpotensi memiliki manfaat bagi suatu organisasi (Çekmecelioğlu & Günsel,
2013). Sebagai kompetensi individu, kreativitas seringkali didefinisikan sebagai
kemampuan individu untuk mengemukakan inovasi baru dalam bentuk gagasan
yang mempunyai unsur terdahulu (perbaikan dari yang sudah ada) dan dapat
diperbaharui secara terus menerus (Sanny, Cahyani & Andhika, 2013).
Kreativitas dianggap sebagai karakteristik individu yang mencakup bidang
minat yang luas dan tingkat energi yang tinggi (Beheshtifar & Zare, 2013).
Kreativitas dalam pengembangan gagasan merupakan sebuah tindakan berpikir
yang tidak memiliki batas, termasuk juga pengembangan keputusan ataupun
pemecahan masalah (Sanny dkk, 2013). Namun demikian, kreativitas merupakan
hal yang dibentuk oleh kekuatan eksternal seperti budaya atau proses belajar sosial
serta kekuatan internal seperti potensi kepribadian (Luescher, Barthelmess, Kim,
Richter & Mittag, 2016). Oleh karenanya, sebagaimana yang kami sampaikan
dalam Bab 1, upaya untuk memprediksi kreativitas seharusnya mempertimbangkan
dimensi kepribadian dan proses belajar sosial.
Page 22
8
Berdasarkan uraian di atas, kami mendefinisikan kreativitas sebagai
kemampuan individu untuk mengembangan ide atau gagasan baru, baik
berdasarkan sesuatu yang telah ada maupun belum ada sebelumnya. Dalam konteks
praktis, individu kreatif memiliki potensi untuk cepat menyelesaikan masalah
secara efektif, dan mampu melihat lebih banyak alternatif yang dapat dihadirkan
untuk menjawab satu persoalan.
2. Dimensi kreativitas
Ada banyak pendekatan untuk menganalisis kemampuan kreatif individu.
Namun demikian, dalam penelitian ini kami memilih satu pendekatan yang
dikembangkan oleh Steffens dkk (2015) yang menggunakan tiga dimensi
kreativitas, yaitu fluency, flexibility, dan originality. Tiga indikator ini kami
pandang relevan bagi penelitian kami karena proses pengukuran yang digunakan
tidak berbasis pada self-report, dengan mempertimbangkan bahwa kreativitas
adalah sebuah kemampuan (ability).
Selanjutnya, kami akan memberikan definisi masing-masing dimensi
tersebut. Fluency yaitu produksi ide-ide kreatif yang dilihat dari banyaknya ide
yang dihasilkan. Hal ini menjadi salah satu elemen dasar dari kreativitas yang
merepresentasikan kemampuan individu untuk menghasilkan banyak alternatif
untuk menjawab satu pertanyaan (Simonton, 1997). Fluency menggambarkan cara
berpikir yang bebas dan menyebar tanpa terikat pada kaidah-kaidah yang sudah ada
sebelumnya. Dalam proses ini, individu secara spontan memanggil semua alternatif
yang muncul dalam pikirannya ketika dihadapkan pada satu persoalan.
Page 23
9
Flexibility mengacu pada keberagaman ide yang dimunculkan, apakah satu
alternatif berbeda dengan alternatif yang lain. Flexibility umumnya dievaluasi
berdasarkan produksi ide yang berbeda satu sama lain dan menggunakan berbagai
kategori semantik ketika menghasilkan ide serta solusi masalah (Steffens dkk,
2015). Dimensi ini memberikan batasan pada dimensi sebelumnya (fluency) yang
hanya menekankan pada jumlah alternatif yang dimunculkan. Dimensi flexibility
menekankan bahwa antara satu alternatif yang dimunculkan dan alternatif lainnya
seharusnya berbeda dan tidak overlap.
Dimensi yang ketiga adalah originality. Dimensi ini mengacu pada keaslian
ide yang dihasilkan. Ide kreatif dimaknai sebagai sesuatu yang baru atau asli
(Steffens dkk, 2015), dan belum pernah ada sebelumnya. Individu sangat mungkin
terinspirasi oleh apa yang sudah ada sebelumnya, dan melakukan modifikasi
sebagaimana jargon industri kreatif di Indonesia yang menekankan prinsip ATM
(Amati, Tiru, Modifikasi). Namun demikian, dimensi originality menekankan
bahwa proses modifikasi tersebut harus memiliki ‘jarak’ yang jauh dengan apa yang
sudah ada sebelumnya, atau bahkan memunculkan sesuatu yang belum ada
sebelumnya. Originality yang tinggi diindikasikan oleh proses berpikir yang
menghasilkan sesuatu yang belum ada sebelumnya, atau setidaknya memiliki
‘jarak’ perbedaan yang jauh dari apa yang sudah ada sebelumnya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas
Sebagaimana yang telah kami sampaikan pada Bab 1, kreativitas memiliki
keterkaitan dengan dimensi kepribadian dan proses sosial. Oleh karenanya, kami
akan memfokuskan pembahasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
Page 24
10
kreativitas pada dua dimensi tersebut. Pada dimensi kepribadian, hasil penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa kreativitas memiliki keterkaitan dimensi-dimensi
kepribadian (Steffens dkk, 2015). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puryear,
Kettler dan Rinn (2017) mengungkapkan bahwa kepribadian openness to
experience dan extraversion lebih kuat dalam memprediksi kreativitas secara
positif. Hoseinifar dkk (2011) mengungkapkan bahwa openness to experience dan
extraversion menjadi prediktor positif dari kreativitas. Hal ini diperkuat oleh
penelitian lain yang menunjukkan bahwa extraversion memiliki hubungan positif
yang signifikan dengan kreativitas (Steffens dkk, 2015; Yao & Li, 2020)
Selain faktor kepribadian, proses belajar sosial yang dilakukan individu juga
mempengarui kemampuan kreatifnya, seperti bagaimana individu berjejaring dan
memiliki hubungan yang kuat dengan individu lain (Baer, 2012). Proses belajar
sosial individu didapati dari bagaimana ia berhubungan dengan kelompok
sosialnya. Setiap individu pasti memiliki identitas majemuk, yang didapati mulai
dari jenis kelamin, asal daerah, hobi, dan lain-lain. Identitas majemuk memotivasi
individu untuk mengembangkan kreativitas (Baer, 2012). Artinya, kreativitas tidak
dapat dilihat sebagai sesuatu yang sifatnya bawaan, melainkan juga merupakan
sesuatu yang dapat dikembangkan melalui proses belajar sosial dengan lingkungan.
Oleh karenanya, konsep identitas majemuk yang kami jadikan sebagai salah satu
prediktor kreativitas dalam penelitian ini dapat menjadi medium individu untuk
mengembangkan kreativitasnya.
Page 25
11
B. Extraversion
1. Pengertian extraversion
Extraversion merupakan dimensi Big Five Personality yang memiliki
karakteristik mudah bersosialisasi, tegas, tingkat aktivitas tinggi, emosi positif, dan
impulsif (Lucas & Diener, 2001). Eysenck (1998) menyebutkan individu dengan
kepribadian extraversion memiliki ciri utama mudah bergaul dan impulsif. Selain
itu juga memiliki sifat gembira, cerdas, optimis, dan ciri lainnya yang menunjukkan
individu dihargai karena pergaulan mereka dengan orang lain. Individu dengan
kepribadian extraversion memiliki orientasi dasar ke dunia luar, mereka terlibat
secara sosial, aktif, dan suka berpetualang (Cervone & Pervin, 2013). Ellis,
Farrington, dan Hoskin (2019) menambahkan extraversion mengacu pada berbagai
kecenderungan orang untuk menjadi spontan dan ramah, terutama dalam keadaan
sosial baru.
Meskipun kami tidak melibatkan seluruh dimensi kepribadian dalam Big
Five Personality, namun kami merasa bahwa penjelasan singkat tentang berbagai
dimensi kepribadian yang lain diperlukan untuk memberikan gambaran yang lebih
jelas tentang extraversion. Secara lebih luas, lima dimensi dalam Five Factor Model
(FFM) of personality menurut tersebut adalah McCrae dan Costa (1987) adalah
openness to experience, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan
neuroticism (biasanya disingkat OCEAN). Openness to experience
menggambarkan kesediaan seseorang untuk terlibat dalam ide-ide baru, tingkat
kosa kata seseorang atau kecerdasan, dan tingkat keingintahuan, terutama dalam
situasi baru. Conscientiousness menggambarkan tentang kedisiplinan diri dan
Page 26
12
penetapan tujuan individu. Extraversion dikaitkan dengan individu yang sangat
interaktif serta kecenderungan untuk memilih pengalaman yang luas daripada
kedalaman jika dipaksa untuk memilih. Individu dengan tingkat agreeableness
yang tinggi berpikir lebih kolektif dan fleksibel, simpatik, dan pemaaf. Terakhir,
neuroticism ditandai dengan kurangnya stabilitas emosi termasuk sifat gugup dan
tegang (McCrae & Costa, 1987).
Kemampuan melakukan interaksi sosial menjadi kunci utama dari
kepribadian extraversion ini. Individu dengan kepribadian extraversion sering
mengambil posisi menjadi pemimpin karena mereka senang dan cakap dalam
memberikan pendapat serta saran untuk orang lain (Salmon, 2012). Mengacu pada
uraian di atas, kami mendefinisikan extraversion sebagai dimensi kepribadian yang
memiliki ciri mudah berteman atau bersosialisasi, kuatnya perasaan optimis, emosi
positif, dan senang mencari pengalaman baru.
2. Indikator variabel extraversion
Eysenck (Cervone & Pervin, 2013) menyebutkan terdapat lima indikator
perilaku yang biasanya digunakan untuk mengukur extraversion, yaitu:
a) Suka bergaul atau ramah. Individu secara konsisten bersosialisasi di
setiap keadaan yang melibatkan orang lain dan di mana perilaku sosial
diperbolehkan oleh norma sosial yang berlaku;
b) Bersemangat atau lincah. Individu memiliki energi dan antusiasme
yang tinggi terhadap berbagai macam hal;
c) Aktif atau gesit. Individu senang mencari kesibukan atau melakukan
banyak aktivitas;
Page 27
13
d) Tegas. Individu menunjukkan kepribadian yang percaya diri dan kuat;
e) Mencari sensasi. Individu senang mencari pengalaman baru yang
menantang, serta senang memperoleh perhatian dari orang lain.
Namun demikian, Rammstedt dan John (2007) pada skala the Big Five
Inventory versi pendek yang telah diuji, mengerucutkan indikator extraversion
menjadi dua, yaitu: a) suka bergaul atau ramah, yang diindikasikan oleh
kecenderungan individu untuk bersosialisasi di setiap keadaan yang melibatkan
orang lain sejauh sesuai dengan norma sosialnya; dan b) bersemangat atau lincah,
yang diindikasikan oleh energi dan antusiasme yang tinggi pada individu terhadap
berbagai macam hal. Dua indikator ini nantinya akan kami kembangkan dan
gunakan sebagai instrumen ukur untuk mengevaluasi variabel extraversion.
C. Identitas Majemuk
Identitas majemuk adalah identifikasi individu terhadap kelompok-
kelompok yang relevan dengan dirinya, misalnya gender, pekerjaan, asal daerah,
hobi, dan lain-lain (Steffens dkk, 2015; Kang & Bodenhausen, 2015). Identitas
majemuk adalah beberapa identitas yang melekat pada diri individu secara
bersamaan. Misalnya ia berperan sebagai siswa, kemudian juga berperan sebagai
teman dalam hubungan relasional, dan sebagai warga negara sebagai identitas
sosialnya (Kulich, de Lemus, Kosakowska-Berezecka, Lorenzi-Cioldi, 2017).
Individu yang menyadari bahwa ia memiliki identitas majemuk dapat lebih
mudah memahami hubungan antar individu (Kulich dkk, 2017). Pengalaman
dengan berbagai identitas majemuk memungkinkan individu untuk
mengembangkan keterampilan kognitif dan flexibility yang merupakan sumber
Page 28
14
daya intelektual yang berguna dalam memecahkan masalah. Individu yang
menyadari identitas majemuknya juga memiliki lebih banyak sumber dukungan
disaat ia berada di masa-masa sulit dan stres (Haslam, Holme, Haslam, Iyer, Jetten
& Williams, 2008). Representasi paling sederhana dari identitas majemuk adalah
keterlibatan aktif individu dalam berbagai kelompok sosial, misalnya dalam
lingkaran pertemanan, organisasi mahasiswa, keluarga, kelompok berorientasi laba,
aktivitas kesukarelawanan, dan lain sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas, identitas majemuk adalah keterlibatan individu
dalam berbagai kelompok sosial yang berbeda. Dalam penelitian ini, identitas
majemuk kami pandang sebagai faktor yang menguatkan keterkaitan antara
kepribadian extraversion dengan dimensi-dimensi kreativitas.
D. Kerangka Teoritik
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah kreativitas. Kreativitas
merupakan kemampuan individu untuk mengembangan ide atau gagasan baru, baik
berdasarkan sesuatu yang telah ada maupun belum ada sebelumnya. Dalam konteks
praktis, individu yang memiliki kreativitas memiliki potensi untuk cepat
menyelesaikan masalah secara efektif, dan mampu melihat lebih banyak alternatif
yang dapat dihadirkan untuk menyelesaikan sebuah permasalahan. Kreativitas
sebagai sebuah kemampuan terbentuk berdasarkan faktor yang sifatnya personal
(kepribadian) dan proses yang dipelajari melalui lingkungan. Ada banyak dimensi
yang dapat menjelaskan tentang kepribadian individu, salah satunya adalah gagasan
bahwa individu memiliki lima dimensi kepribadian, yaitu openness to experience,
Page 29
15
consciousness, extraversion, agreeableness, neuroticism (McCrae & Costa, 1987).
Berdasarkan penelitian sebelumnya (Steffens dkk, 2015), dimensi extraversion
memiliki daya prediksi yang positif terhadap kreativitas. Individu dengan skor
kepribadian extraversion tinggi memiliki pemikiran dan perilaku kreatif (Feist,
2019).
Extraversion adalah dimensi kepribadian yang memiliki ciri mudah
berteman atau bersosialisasi, kuatnya perasaan optimis, emosi positif, dan senang
mencari pengalaman baru. Berbagai indikator ini relevan sebagai sebuah potensi
dasar untuk menumbuhkan kemampuan kreatif individu. Individu yang aktif,
optimis, serta senang mencari pengalaman baru tentu saja lebih memiliki peluang
untuk menggunakan daya kreatifnya dalam melihat dan menyelesaikan persoalan
yang dihadapi. Oleh karenanya, extraversion kami posisikan sebagai variabel bebas
dalam penelitian ini.
Lebih lanjut, sebagaimana yang kami sampaikan bahwa dimensi
kepribadian bukanlah faktor tunggal, kami juga memandang bahwa lingkungan
sosial memiliki peran dalam membangun kreativitas individu. Proses belajar sosial
yang dilakukan oleh individu salah satunya adalah dengan berhubungan dengan
kelompok-kelompok sosial yang sifatya majemuk. Dalam teori identitas sosial
(Tajfel & Turner, 1979), keterlibatan individu dalam berbagai kelompok sosial
yang berbeda dikenal sebagai identitas sosial majemuk, atau biasanya dipersingkat
sebagai identitas majemuk (multiple identities). Pada satu individu, pasti memiliki
identitas sosial yang beragam, bisa didapati dari jenis kelamin, umur, asal daerah,
Page 30
16
agama, suku, dan lain sebagainya. Namun demikian, tidak semua identitas sosial
tersebut teraktivasi dan mendorong individu untuk terlibat di dalamnya.
Keterlibatan individu dalam berbagai kelompok sosial dapat menjadi
prediktor bagi kreativitas, sekaligus dapat menjadi sesuatu yang menguatkan
keterkaitan antara faktor kepribadian (extraversion) dan dimensi-dimensi
kreativitas. Oleh karenanya, identitas majemuk pada penelitian ini kami posisikan
sebagai variabel moderator.
Lebih lanjut, perlu kami sampaikan juga bahwa penelitian ini merupakan
replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Steffens dkk (2015). Hasil yang
diperoleh melalui pengujian terhadap 208 mahasiswa berbagai universitas di
Australia adalah bahwa: 1) identitas majemuk dikaitkan dengan peningkatan
kreativitas pada dimensi flexibility; 2) kreativitas individu terkait dengan variabel
kepribadian extraversion; 3) identitas majemuk meningkatkan kreativitas pada
dimensi fluency dan flexibility serta memediasi efek kepribadian pada dimensi
originality. Hal yang membedakan penelitian tersebut dengan penelitian kami
adalah bahwa kami memposisikan variabel identitas majemuk sebagai moderator
yang mempengaruhi kualitas hubungan antara kepribadian extraversion dan
dimensi-dimensi kreativitas.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji keterkaitan extraversion dan
kreativitas dengan identitas majemuk sebagai variabel moderator. Untuk
mempermudah proses analisis dalam penelitian ini, maka model teoritik yang kami
uji adalah seperti Gambar 1 di bawah ini.
Page 31
17
Gambar 1. Model teoritik keterkaitan antara extraversion dan kreativitas dengan identitas majemuk sebagai moderator
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. H1: Ada keterkaitan positif yang signifikan antara extraversion dengan
kreativitas pada mahasiswa.
2. H2: Ada keterkaitan positif yang signifikan antara identitas majemuk dengan
kreativitas pada mahasiswa.
3. H3: Ada interaksi antara extraversion dengan identitas majemuk dalam
memprediksi kreativitas. Secara lebih spesifik, partisipan yang memiliki
identitas majemuk tinggi memiliki keterkaitan positif antara extraversion
dengan kreativitas yang lebih signifikan dibandingkan partisipan yang memiliki
identitas majemuk rendah.
Kreativitas x Fluency x Flexibility x Originality
Page 32
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif korelasional dengan
menerapkan survey sebagai mekanisme pengambilan data. Variabel yang
dilibatkan dalam penelitian ini adalah extraversion yang merupakan salah satu
komponen dari Big Five personality sebagai variabel bebas, kreativitas sebagai
variabel tergantung, dan identitas majemuk (multiple identities) sebagai variabel
moderator. Secara operasional, extraversion didefinisikan sebagai sifat individu
yang memiliki sifat mudah bergaul, aktif, banyak bicara, senang berteman,
memiliki inisiatif, tegas, dan ekspresif (Barrick & Mount, 1991). Kreativitas adalah
kemampuan individu untuk mengemukakan inovasi baru dalam bentuk gagasan
yang mempunyai unsur terdahulu dan dapat diperbaharui ke dalam konfigurasi
melalui dimensi konten verbal (Sanny dkk, 2013). Lebih lanjut, identitas majemuk
adalah identifikasi individu terhadap kelompok-kelompok yang relevan dengan
dirinya (Steffens dkk, 2015). Sebagaimana disampaikan dalam Bab II, setiap
individu pada dasarnya memiliki identitas yang majemuk. Seorang mahasiswa
misalnya, juga dapat menjadi bagian dari sebuah klub sepak bola, klub penggemar
wayang, klub sepeda motor, anggota keluarga, dan lain sebagainya. Identitas
majemuk dalam penelitian ini mengukur sejauh mana individu berafiliasi dengan
berbagai kelompok sosialnya.
Page 33
19
B. Partisipan Penelitian
Partisipan dari penelitian ini adalah individu dalam rentang usia mahasiswa
di Indonesia pada umumnya. Tidak ada kriteria yang khusus dalam proses
perekrutan partisipan untuk penelitian ini. Partisipan hanya harus menguasai
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar yang digunakan dalam proses survei.
C. Prosedur Penelitian
Tahap awal dalam melakukan penelitian ini adalah dengan melakukan uji
preliminasi terhadap alat ukur yang digunakan. Tujuan dilakukannya preliminasi
adalah melihat apakah butir yang digunakan dalam kuesioner dapat dipahami
dengan baik oleh calon partisipan. Uji preliminasi dilakukan dengan cara
membagikan kuesioner daring kepada tiga orang yang memiliki karakteristik
identik dengan partisipan penelitian (mahasiswa). Tiga orang tersebut kemudian
diminta untuk meneliti dan mengoreksi setiap butir. Selanjutnya, peneliti
melakukan perbaikan terhadap redaksi butir berdasarkan saran yang disampaikan
oleh tiga individu tersebut.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan skala
Likert. Peneliti membagikan kuesioner kepada mahasiswa secara daring
menggunakan Google form sebagai platform survei dan media sosial sebagai alat
distribusi partisipan. Partisipan diminta untuk membaca lembar informasi
penelitian, mengisi lembar ketersediaan partisipan, dan mengisi kuesioner jika
bersedia. Tidak ada paksaan sama sekali dalam proses rekrutmen partisipan.
Partisipan diminta untuk mengisi kuesioner sesuai dengan kondisi yang dirasakan
saat ini. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel extraversion dan
Page 34
20
identitas majemuk (menggunakan Likert) dipisahkan dari kuesioner yang berisi
pertanyaan terbuka berbatas waktu yang digunakan untuk mengukur kreativitas.
Untuk mencocokkan responden yang mengisi di laman terpisah, identifikasi unik
diterapkan pada partisipan dengan meminta partisipan mengisi: 1) dua huruf
pertama nama Ibunya; 2) dua huruf pertama kota kelahiran; dan 3) dua angka
pertama tanggal lahir partisipan.
D. Pengukuran
1. Instrumen Extraversion
Extraversion diukur menggunakan dua butir aitem yang diadopsi dari the Big
Five Inventory versi pendek (Rammstedt & John, 2007). Aitem tersebut adalah:
“saya melihat diri saya sebagai seseorang yang pendiam” dan “saya melihat diri
saya sebagai orang yang supel dan mudah bergaul”. Butir pertama bersifat
unfavorable. Setiap aitem diukur menggunakan skala Likert 5 poin yang bergerak
dari sangat tidak setuju (skor 1 poin) ke sangat setuju (Skor 5 poin). Skor untuk
item unfavorable diperoleh dengan membalik arah skoring (reversed coding). Skor
variabel diperoleh dengan menggunakan rata-rata dari skor aitem yang digunakan
dalam survey. Skor yang tinggi pada variabel ini menunjukkan tingginya level
extraversion pada partisipan penelitian. Hasil analisis reliabilitas menunjukkan
bahwa butir-butir dalam instrumen ini memiliki koefisien reliabilitas yang baik (α
= .72) dengan koefisien korelasi butir – total sebesar .56.
2. Instrumen Identitas Majemuk
Identitas majemuk (multiple identities) diukur menggunakan empat butir dari
skala Group Membership Listings dan Exeter Identity Transition Scales (Haslam
Page 35
21
dkk, 2008). Keempat aitem tersebut adalah “saya termasuk anggota dari beberapa
kelompok yang berbeda”, “saya memiliki ikatan yang kuat dengan beberapa
kelompok yang berbeda”, “saya memiliki teman yang merupakan anggota dari
beberapa kelompok berbeda”, dan “saya bergabung dalam kegiatan beberapa
kelompok yang berbeda”. Setiap butir diukur menggunakan skala Likert 7 poin,
yang bergerak dari “Sangat Setuju” (skor 1 poin) ke Sangat Tidak Tetuju (skor 7
poin). Skor variabel diperoleh dengan menggunakan rata-rata dari skor aitem yang
digunakan dalam survei. Skor yang tinggi pada variabel ini menunjukkan tingginya
level identitas majemuk pada partisipan penelitian. Hasil analisis reliabilitas
menunjukkan bahwa butir-butir dalam instrumen ini memiliki koefisien reliabilitas
yang baik (α= .87) dengan koefisien korelasi butir – total yang bergerak dari .65 ke
.81.
3. Instrumen Kreativitas
Kreativitas diukur menggunakan dua pertanyaan yang sifatnya terbuka dan
berbatas waktu dalam menjawabnya (Steffens dkk., 2015). Pertanyaan diadaptasi
dalam konteks yang lebih familiar di Indonesia. Pertanyaan pertama adalah:
“Sebutkan sebanyak-banyaknya ide nama untuk menjual sebuah produk ‘kopi’”,
dan pertanyaan kedua adalah “Sebutkan sebanyak-banyaknya ide nama untuk
menjual sebuah produk ‘sepatu’”. Dalam menjawab skala ini, partisipan diberikan
waktu enam menit, dimana tiga menit pertama untuk menjawab aitem pertama dan
tiga menit berikutnya untuk menjawab aitem kedua. Mengacu pada karakteristiknya
yang terbuka, maka skoring untuk variabel ini dilakukan dengan menggunakan tiga
orang rater yang tidak saling berkomunikasi. Dimensi kreativitas yang digunakan
Page 36
22
untuk mengevaluasi jawaban partisipan disusun berdasarkan skala yang
dikembangkan oleh De Dreu, Baas, Roskes, Sligte, Ebstein, Chew, & Tong (2014)
dengan adaptasi sebagai berikut:
Tabel 1. Penilaian jawaban partisipan pada instrumen kreativitas
Fluency Flexibility Originality
Kriteria penilaian Kriteria Penilaian Kriteria penilaian
Jumlah
jawaban yang diberikan
SKOR 0 Tidak menyebutkan nama untuk produk atau hanya menyebutkan nama asli
SKOR 0
Menyebutkan merk yang sudah ada/familiar
SKOR 1 Hanya menambahkan 1 kosakata (kopiku, kopisu, sepatuku, sepatulu)
SKOR 2 Hanya menambahkan 1 kata yang umum (javanesse coffe, sepatu nyaman)
SKOR 3 Menyebutkan merk tanpa kata 'kopi', atau 'sepatu'
SKOR 1 Menyebutkan merk yang belum ada
SKOR 4
Menyebutkan 1 nama unik tapi orang dapat lagsung paham bahwa itu merk kopi/sepatu
SKOR 5
Menyebutkan 2 nama unik tapi orang dapat lagsung paham bahwa itu merk kopi/sepatu
Variabel kreativitas dianalisis secara orthogonal berdasarkan tiga dimensi
tersebut. Skor yang tinggi pada masing-masing dimensi menunjukkan semakin
tinggi level dimensi kreativitas pada partisipan penelitian. Analisis reliabilitas
pengukuran dilakukan dengan menggunakan inter-rater reliability menggunakan
interclass correlation coefficient. Koefisien ini mengukur tingkat persetujuan rater
Page 37
23
pada observasi yang dilakukan dengan menggunakan kategori nilai yang bersifat
ordinal. Hasil analisis menunjukkan interclass correlation coefficient sebesar .96
(Fluency), .73 (Flexibility), dan .69 (Originality).
E. Rencana Analisis Data
Berdasarkan hipotesis yang diajukan, analisis data dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi dengan variabel moderator. Dalam analisis ini, selain
melihat signifikansi model secara keseluruhan (Uji F), kami juga melihat kontribusi
masing-masing predictor (variabel bebas dan variabel moderator) dalam
memprediksi setiap dimensi kreativitas (R2). Selain itu, kami juga melihat interaksi
antara extraversion dan identitas majemuk dalam memprediksi setiap dimensi
kreativitas.
Page 38
24
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah
Penelitian dilakukan pada mahasiswa sebagai kelompok yang menurut kami
paling relevan. Hal ini karena usia mahasiswa adalah usia ketika individu
melakukan persiapan sebelum akhirnya terjun di tengah masyarakat atau dunia
kerja. Dalam posisi tersebut, kreativitas merupakan kompetensi kunci yang sangat
dibutuhkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi. Indonesia
menempati peringkat 115 dari 139 negara pada Global Creativity Index (GCI) 2015
(Florida, Mellander & King, 2015). Survei tersebut menilai indikator kreativitas
suatu negara berdasarkan tiga parameter, yaitu toleransi, talent atau kapasitas
sumber daya manusia dan teknologi (Florida dkk, 2015). Hal tersebut menunjukkan
kreativitas individu di Indonesia masih rendah. Oleh karena itu diperlukan cara
untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan kreativitas atau apa yang
mempengaruhi kreativitas.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan total mahasiswa pada tahun
2018 sebanyak 8.043.480 ( Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, 2018). Pada tahun
2020 total mahasiswa di Indonesia mengalami peningkatan menjadi 8.511.871 jiwa
(Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, 2020).
Mahasiswa dihadapkan pada era revolusi industri 4.0. SDM yang memiliki
kompetensi utuh atau kompetensi abad ke-21 sangat dibutuhkan pada era ini.
Kompetensi abad ke-21 diidentifikasikan dengan komputasi yang semakin cepat,
semakin banyak informasi yang dapat diakses dimana saja, komunikasi yang dapat
Page 39
25
dilakukan dari mana saja, dan otomasi yang menggantikan pekerjaan rutin. Pada
era Revolusi Industri 4.0 terjadi perubahan strategis serta drastis pada pola produksi
di tiga dimensi utamanya, yaitu manusia, teknologi, dan big data. Sekitar 250
peneliti dari 60 institusi di dunia yang tergabung dalam proyek Assessment and
Teaching of 21st Century Skills (ATC21S) mengkategorikan keterampilan abad ke-
21 menjadi empat kategori, yaitu cara berpikir, cara bekerja, alat untuk bekerja, dan
keterampilan untuk hidup di dunia (Griffin dkk, 2012). Berdasarkan uraian di atas,
kajian tentang kreativitas, khususnya di kalangan mahasiswa memiliki relevansi
yang tinggi.
B. Deskripsi Partisipan/Subjek/Responden Penelitian
Sebanyak 118 partisipan (Perempuan = 81.4%, Laki-laki = 18.6%, Musia =
20.80, SDusia =1.34) berpartisipasi dalam penelitian ini. Berdasarkan suku bangsa
atau etnis, 76.3% partisipan berasal dari Jawa, 3.4% Sunda, 3% Melayu, dan
sisanya berasal dari berbagai suku bangsa lain di Indonesia. Berdasarkan asal
daerahnya, 55.1% berasal dari Kabupaten Klaten, 5.9% berasal dari Kota
Yogyakarta, 2.5% berasal dari Kabupaten Gunungkidul, dan sisanya tersebar dari
berbagai daerah yang lain.
C. Deskripsi data penelitian
Tujuan dari deskripsi data yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk
mengetahui korelasi antara extraversion, kreativitas dan identitas majemuk yang
dirasakan oleh mahasiswa. Adapun deskripsi data penelitian disajikan sebagai
berikut.
Page 40
26
Tabel 2. Tendensi sentral setiap variabel penelitian dan korelasi antar variabel
No Variabel Mean (Range)
SD 1 2 3 4 5
1 Kreativitas: Fluency 3.61 (0-13) 2.13 2 Kreativitas: Flexibility 2.61 (0-5) 0.77 .47** 3 Kreativitas:
Originality 0.37 (0-1) 0.30 .16 .64**
4 Extraversion 3.32 (1-5) 0.88 .17 .16 -.05 5 Identitas Majemuk 3.23 (1-7) 1.39 .14 -.02 -.09 -.11
* p <.05, **p<.01, *** p <.001
Tabel 2. di atas menunjukkan gambaran umum skor masing-masing variabel
pada partisipan. Sebagaimana dapat dilihat, pada variabel kreativitas dimensi
fluency, partisipan memiliki rerata skor yang cenderung rendah. Selanjutnya,
pada variabel kreativitas dimensi flexibility dan originality, partisipan memiliki
rerata skor skor pada level menengah. Kemudian, pada variabel extraversion,
partisipan memiliki rerata skor pada level tinggi. Pada variabel identitas
majemuk, partisipan memiliki rerata skor pada level menengah.
Hasil analisis juga menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan
antar dimensi fluency dan flexibility. Lebih lanjut, korelasi positif yang
signifikan juga ditemukan pada dimensi flexibility dan originality. Identitas
majemuk tidak memiliki korelasi positif yang signifikan dengan dimensi-
dimensi kreativitas, demikian juga dengan extraversion.
D. Uji Asumsi
Peneliti melakukan uji asumsi dengan melakukan uji normalitas pada data.
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat sebaran data dari variabel
bebas, variabel tergantung, dan variabel moderator terdistribusi normal atau tidak.
Page 41
27
Uji asumsi normalitas dilakukan dengan menggunakan indikator Skewness dan
Kurtosis pada distribusi data setiap variabel. Kriteria yang digunakan adalah bahwa,
data dengan distribusi normal memiliki nilai Skewness lebih besar dari -2 dan lebih
kecil dari +2, serta nilai Kurtosis lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari +2
(Wahyono, 2009).
Tabel 3. Uji normalitas variabel penelitian
Variabel Skewness Kurtosis Kreativitas: Fluency 1.35 2.97 Kreativitas: Flexibility -0.43 1.40 Kreativitas: Originality 0.41 -0.90 Extraversion -0.09 -0.79 Identitas Majemuk 0.54 -0.41
Berdasarkan kriteria dan tabel diatas, maka variabel extraversion, dimensi
flexibility kreativitas, dimensi originality kreativitas dan identitas majemuk
memiliki distribusi data yang normal.
E. Analisis Hipotesis
Setelah melakukan uji asumsi langkah selanjutnya yang dilakukan oleh
peneliti adalah uji hipotesis. Uji hipotesis bertujuan untuk menentukan hipotesis
yang dibuat oleh peneliti dapat diterima atau tidak. Uji hipotesis yang dilakukan
analisis moderator Peneliti menggunakan uji hipotesis regresi Hayes.
Tabel 4. Analisis regresi terhadap keterkaitan antara extraversion dan dimensi-dimensi kreativitas dengan dimoderasi identitas majemuk.
Variabel
Kreativitas: Fluency R2 = 0.5, F (3,114) =
2.26, p = .086
Kreativitas: Flexibility R2 = 0.3, F (3,114) = 1.26, p
= .291
Kreativitas: Originality R2 = 0.3, F (3,114) =
1.40, p = .250 b p 95%CI b p 95%CI b p 95%CI
Block 1 Extraversion .46 .041 [.02, .90] .13 .098 [-.02, .29] -.02 .420 [-.09, .04]
Page 42
28
Identitas Majemuk .24 .108 [-.05, .52] .01 .835 [-.09, .12] -.01 .535 [-.05, .03] Block 2 Extraversion*Identitas Majemuk
.05 .741 [-.25, .35] -.05 .380 [-.16 - .06] -.03 .078 [-.08, .01]
Berdasarkan Tabel 4, sebagian besar hipotesis yang diajukan tidak
memperoleh dukungan empiris dari data yang dikumpulkan. Satu-satunya
keterkaitan yang signifikan berdasarkan data tersebut hanyalah adanya keterkaitan
yang signifikan antara extraversion dan dimensi fluency dalam kreativitas (p =
.041). Lebih lanjut, extraversion terlihat tidak memiliki keterkaitan yang signifikan
dengan dimensi kreativitas yang lain (p = .098 dengan flexibility, dan p = .420
dengan originality). Analisis terhadap efek langsung identitas majemuk juga
mendapati bahwa identitas majemuk tidak memiliki keterkaitan yang signifikan
dengan tiga dimensi kreativitas (p = .108 untuk dimensi fluency, p = .835 untuk
dimensi flexibility, dan p = .535 untuk dimensi originality). Interaksi antara
extraversion dan identitas majemuk juga tidak memiliki keterkaitan yang signifikan
dengan setiap dimensi kreativitas.
F. Pembahasan
Hipotesis penelitian yang pertama (H1) yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara extraversion dengan kreativitas pada
mahasiswa dapat diterima berdasarkan analisis data yang dilakukan. Namun
demikian, hipotesis penelitian yang lain tidak memperoleh dukungan empirik dari
data penelitian yang diperoleh. Temuan terkait dengan keterkaitan antara
extraversion dan dimensi fluency dalam kreativitas ini menjelaskan temuan
sebelumnya yang menyatakan bahwa extraversion berkorelasi positif dengan
Page 43
29
kreativitas (Hoseinifar dkk, 2011; Widhiastuti, 2014). Dimensi fluency merupakan
komponen utama dalam konsep kreativitas karena kreativitas selalu terkait dengan
kemampuan individu dalam mengeksplorasi ragam sudut pandang dari suatu
persoalan. Individu yang memiliki sifat periang, suka berkumpul, banyak bicara,
dan penuh dengan kasih sayang cenderung memiliki daya kreativitas dimensi
fluency yang baik.
Keterkaitan antara extraversion dan dimensi fluency dalam kreativitas dapat
dijelaskan dengan perspektif bahwa extraversion merepresentasikan tendensi untuk
aktif dalam berbagai hal, kemampuan bersosialisasi, keberanian mengungkapkan
gagasan, dan toleransi terhadap pengalaman atau ide-ide baru yang bahkan tidak
biasa (Steffens dkk, 2015). Karakteristik inilah yang sangat mungkin menjelaskan
kemampuan individu untuk mengeksplorasi berbagai ide yang ada di dalam
pikirannya. Hal ini relevan dengan pengukuran dimensi fluency yang mengarahkan
individu untuk menggali hal-hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang secara
umum. Seperti yang diungkapkan oleh Steffens dkk (2015), individu yang memiliki
kemampuan sosialisasi yang baik akan lebih banyak memunculkan ide daripada
individu yang memiliki kemampuan sosialisasi yang rendah. Individu yang
mendapat skor tinggi dalam extraversion akan bersedia untuk berbagi ide mereka
seperti apa yang ada di kreativitas dimensi fluency (Puryear dkk, 2017).
Extraversion dengan kreativitas flexibility dan originality memiliki korelasi
yang tidak kuat, hal tersebut konsisten dengan temuan yang mengungkapkan bahwa
tidak ada keterkaitan signifikan antara extraverion dengan kreativitas dimensi
flexibility dan originality (Puryear dkk, 2017).
Page 44
30
Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara identitas majemuk dan
berbagai dimensi kreativitas tidak sesuai dengan temuan Steffens dkk (2015) yang
menyatakan bahwa semakin banyak individu terhubung dengan berbagai kelompok
(identitas sosial), maka semakin banyak ide yang dapat dia hasilkan (fluency), dan
semakin kreatif ide-ide tersebut (originality). Lebih lanjut, Steffens dkk (2015) juga
menemukan bahwa identitas majemuk mampu memprediksi dimensi-dimensi
kreativitas setelah dimensi kepribadian seperti extraversion dikontrol. Keterkaitan
antara identitas majemuk dan kreativitas ini dipandang tidak dapat diatribusikan
pada beberapa variabel lain seperti afirmasi diri dan tendensi untuk mencari
kebaruan (Steffens dkk, 2015).
Extraversion dengan identitas majemuk memiliki korelasi yang tidak kuat,
hal tersebut tidak konsisten dengan temuan yang mengungkapkan bahwa identitas
majemuk memotivasi individu untuk menghadapi tantangan kreatif tertentu yang
mendasari bentuk dari kreativitas (Haslam, Adarves-Yorno, Postmes & Jans, 2013).
Haslam dkk (2013) juga mengungkapkan bahwa individu yang memiliki peran di
berbagai kelompok membentuk tindakan yang kreatif. Selain itu, juga terdapat
temuan yang mengungkapkan bahwa masyarakat bikultural memprediksi
kreativitas secara lebih efektif daripada masyarakat monokultural (Saad, Damian,
Benet-Martinez, Moons & Robins , 2013). Bikultural adalah individu yang
memiliki penerimaan lebih baik terhadap dua budaya, ia juga mampu terlibat dalam
pertukaran antar budaya dengan baik (Goldstein & Naglieri, 2011). Identitas
majemuk membuat individu memiliki banyak pengalaman dalam menghadapi
berbagai permasalahan yang membentuk perilaku kreatif.
Page 45
31
Tidak signifikannya fungsi moderasi variabel identitas majemuk dalam
keterkaitan antara extraversion dan dimensi-dimensi kreativitas juga berbeda
dengan temuan yang mengungkapkan bahwa individu yang memiliki banyak
pengalaman dari keragaman identitas sosial akan memiliki menguatkan keterkaitan
antara dimensi kepribadian extraversion dan kreativitas (Steffens dkk, 2015).
Secara teoritis, keterkaitan positif antara extraversion dan fluency membawa
implikasi pada adanya kemungkinan bahwa dimensi kepribadian yang lain juga
memiliki keterkaitan dengan kreativitas. Penelitian selanjutnya penting dilakukan
untuk mengeksplorasi bagaimana dimensi-dimensi kepribadian mempengaruhi
kreativitas individu.
Secara praktis, hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa kepribadian
individu dapat mempengaruhi kreativitas yang dihasilkan. Individu yang mudah
untuk bersosialisasi dengan baik (merepresentasikan extraversion yang tinggi)
memiliki kreativitas yang lebih tinggi, khususnya pada dimensi fluency. Lebih
lanjut, penelitian ini membawa implikasi praktis berupa perlunya individu untuk
bersosialisasi dengan individu lain agar kreativitas dapat meningkat. Hal itu
dikarenakan semakin banyak individu bertemu dengan individu baru akan banyak
pula mendapatkan wawasan atau pengetahuan baru.
Penggunaan instrumen kreativitas yang menggunakan pertanyaan terbuka
dan terbatas waktu serta penggunaan tiga rater dalam skoringnya menjadi kelebihan
dari penelitian ini. Hal ini berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya yang
menggunakan instrumen self report untuk mengukur level kreativitas (Silvia dkk,
2009; (Singh & Kaushhik, 2015). Namun demikian, terdapat pula beberapa
Page 46
32
keterbatasan yang kami sadari dalam penelitian ini. Pertama, dalam mengukur
extraversion yang hanya menggunakan dua aitem pertanyaan, meskipun dua item
tersebut memiliki parameter reliabilitas yang baik, namun penggunaan dua item
tentu saja tidak mampu merepresentasikan berbagai indikator dimensi kepribadian
extraversion. Kedua, partisipan pada penelitian ini kurang tersebar ke berbagai
daerah di Indonesia yang menyebabkan tidak bisa mendapat gambaran untuk
mahasiswa di Indonesia secara keseluruhan, sehingga perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut dengan partisipan yang lebih banyak dan tersebar di berbagai daerah di
Indonesia. Replikasi atas penelitian ini diperlukan untuk menghasilkan informasi
ilmiah yang lebih robust terkait dengan faktor kepribadian dan faktor sosial yang
mempengaruhi kreativitas.
Berdasarkan kelebihan dan keterbatasan di atas, kami menyarankan agar
penelitian selanjutnya lebih memperhatikan instrumen yang digunakan, dengan
fokus pada indikator-indikator extraversion yang lebih spesifik. Kemudian juga
menggunakan pertanyaan terbuka yang berbatas waktu, dan skoring menggunakan
rater untuk instrumen kreativitas demi menghindari bias. Selain itu, sebaiknya
peneliti selanjutnya lebih memperluas daerah sebaran partisipan untuk memperoleh
hasil yang lebih kuat.
Page 47
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
terdapat keterkaitan positif antara extraversion dan kreativitas dimensi fluency pada
mahasiswa. Semakin tinggi skor extraversion yang direpresentasikan oleh
kemampuan bersosialisasi pada mahasiswa, maka semakin banyak juga ide yang
dapat diciptakan. Sebaliknya, semakin rendah skor extraversion atau kemampuan
bersosialisasi pada mahasiswa maka semakin sedikit ide yang dapat diciptakan.
Lebih lanjut, extraversion secara efektif dapat menjadi prediktor bagi dimensi
fluency.
B. Saran
1. Saran kepada peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti lebih jauh terkait extraversion
dan kreativitas yang di moderasi oleh identitas majemuk, sebaiknya menggunakan
menggunakan instrumen extraversion yang lebih spesifik. Selain itu, sebaiknya
peneliti selanjutnya menggunakan social identity mapping, serta memperluas
daerah sebaran partisipan ke seluruh daerah di Indonesia.
Page 48
34
DAFTAR PUSTAKA
Badriyah, L., & Faradiba, A. T. (2018). Hubungan faktor kepribadian extraversion
dan prestasi akademik. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni, 2(1),
272. https://doi.org/10.24912/jmishumsen.v2i1.1685
Baer, M. (2012). Putting creativity to work: The implementation of creative ideas
in organizations. Academy of Management Journal, 55(5), 1102–1119.
https://doi.org/10.5465/amj.2009.0470
Barrick, M. R., & Mount, M. K. (1991). the Big Five Personality Dimensions and
Job Performance: a Meta‐Analysis. Personnel Psychology, 44(1), 1–26.
https://doi.org/10.1111/j.1744-6570.1991.tb00688.x
Beheshtifar, M., & Zare, E. (2013). Employee creativity: a compulsory factor in
organizations. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in
Business, 5(2), 242–247.
BPS. (2020). Berita Resmi Statistik: Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus
2020. Badan Pusat Statistik
Çekmecelioğlu, H. G., & Günsel, A. (2013). The Effects of Individual Creativity
and Organizational Climate on Firm Innovativeness. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 99, 257–264.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.10.493
Cervone, Daniel. Pervin, L. A. (2013). Personality : theory and research (Twelfth
Ed). John Wiley & Sons.
De Dreu, C. K. W., Baas, M., Roskes, M., Sligte, D. J., Ebstein, R. P., Chew, S. H.,
Tong, T., Jiang, Y., Mayseless, N., & Shamay-Tsoory, S. G. (2014).
Oxytonergic circuitry sustains and enables creative cognition in humans.
Social Cognitive and Affective Neuroscience, 9(8), 1159–1165.
https://doi.org/10.1093/scan/nst094
Ellis, L., Farrington, D. P., & Hoskin, A. W. (2019). Personality and Behavioral
Factors. In Handbook of Crime Correlates (pp. 205–257). Academic Press.
https://doi.org/10.1016/b978-0-12-804417-9.00005-3
Eysenck, H. J. (1998). Dimensions of personality. In Transaction Publishing.
Page 49
35
Transaction Publishing.
Feist, G. J. (2019). Creativity and the Big Two model of personality: plasticity and
stability. Current Opinion in Behavioral Sciences, 27, 31–35.
https://doi.org/10.1016/j.cobeha.2018.07.005
Florida, R., Mellander, C., & King, K. (2015). The Global Creativity Index 2015.
In Martin Prosperity Institute. http://martinprosperity.org/media/Global-
Creativity-Index-2015.pdf
Gaither, S. E., Remedios, J. D., Sanchez, D. T., & Sommers, S. R. (2015). Thinking
outside the box: multiple identity mind-sets affect creative problem solving.
Social Psychological and Personality Science, 6(5), 1–8.
https://doi.org/10.1177/1948550614568866
Gocłowska, M. A., & Crisp, R. J. (2014). How dual-identity processes foster
creativity. In Review of General Psychology (Vol. 18, Issue 3, pp. 216–236).
https://doi.org/10.1037/gpr0000008
Godart, F. C., Maddux, W. W., Shipilov, A. V., & Galinsky, A. D. (2015). Fashion
with a foreign flair: Professional experiences abroad facilitate the creative
innovations of organizations. Academy of Management Journal, 58(1), 195–
220. https://doi.org/10.5465/amj.2012.0575
Goldstein, Sam. Naglieri, J. A. (2011). Encyclopedia of child behavior and
development. In Springer. Springer. https://doi.org/10.1007/978-0-387-
79061-9
Griffin, P., McGraw, B., & Care, E. (2012). Assessment and teaching of 21st
century skills. In Springer Science+Business Media.
https://doi.org/10.1007/978-94-007-2324-5_2
Haslam, C., Holme, A., Haslam, S. A., Iyer, A., Jetten, J., & Williams, W. H.
(2008). Maintaining group memberships: Social identity continuity predicts
well-being after stroke. Neuropsychological Rehabilitation, 18(5–6), 671–
691. https://doi.org/10.1080/09602010701643449
Haslam, S. A., Adarves-Yorno, I., Postmes, T., & Jans, L. (2013). The collective
origins of valued originality: a social identity approach to creativity.
Personality and Social Psychology Review, 17(4), 384–401.
Page 50
36
https://doi.org/10.1177/1088868313498001
Hennessey, B. A., & Amabile, T. M. (2010). Creativity. Annual Review of
Psychology, 61, 569–598.
https://doi.org/10.1146/annurev.psych.093008.100416
Hoseinifar, J., Siedkalan, M. M., Zirak, S. R., Nowrozi, M., Shaker, A., Meamar,
E., & Ghaderi, E. (2011). An investigation of the relation between creativity
and five factors of personality in students. Procedia - Social and Behavioral
Sciences, 30, 2037–2041. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.10.394
Kang, S. K., & Bodenhausen, G. V. (2015). Multiple identities in social perception
and interaction: Challenges and opportunities. Annual Review of Psychology,
66(7), 1–28. https://doi.org/https://doi.org/10.1146/annurev-psych-010814-
015025
Kulich, C., de Lemus, S., Kosakowska-Berezecka, N., & Lorenzi-Cioldi, F. (2017).
Editorial: Multiple identities management: Effects on (of) identification,
attitudes, behavior and well-being. Frontiers in Psychology, 8(DEC), 8–11.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.02258
Leung, A. K. yee, & Chiu, C. Y. (2010). Multicultural Experience, Idea
Receptiveness, and Creativity. Journal of Cross-Cultural Psychology, 41(5),
723–741. https://doi.org/10.1177/0022022110361707
Lucas, R. E., & Diener, E. (2001). Extraversion Extraversion-Introversion
Understanding Individual Variation in Student Alcohol Use.
Luescher, R., Barthelmess, P. Y. Z., Kim, S. Y., Richter, U. H., & Mittag, M.
(2019). Conceptualizing Creativity: General and Cultural Biases in Gough’s
Creative Personality Scale. Journal of Creative Behavior, 53(1), 30–43.
https://doi.org/10.1002/jocb.160
McCrae, Robert R. Costa, P. T. (2003). Personality in Adulthood: a five-factor
theory perspective. In The Guilford Press (Second Edi).
https://doi.org/10.4324/9780203428412
McCrae, R. R., & Costa, P. T. (1987). Validation of the Five-Factor Model of
Personality Across Instruments and Observers. Journal of Personality and
Social Psychology, 52(1), 81–90. https://doi.org/10.1037/0022-3514.52.1.81
Page 51
37
Nur, M., Zain, M. Y., & Fattah, S. (2016). Pengangguran Terdidik di Provinsi
Sulawesi Selatan. Jurnal Analisis, 5(1), 29–33.
Puryear, J. S., Kettler, T., & Rinn, A. N. (2017). Relationships of personality to
differential conceptions of creativity: a systematic review. Psychology of
Aesthetics, Creativity, and the Arts, 11(1), 59–68.
https://doi.org/10.1037/aca0000079
Qian, M., Plucker, J. A., & Yang, X. (2019). Is creativity domain specific or domain
general? Evidence from multilevel explanatory item response theory models.
Thinking Skills and Creativity, 33, 100571.
https://doi.org/10.1016/j.tsc.2019.100571
Rammstedt, B., & John, O. P. (2007). Measuring personality in one minute or less:
A 10-item short version of the Big Five Inventory in English and German.
Journal of Research in Personality, 41(1), 203–212.
https://doi.org/10.1016/j.jrp.2006.02.001
Saad, C. S., Damian, R. I., Benet-Martínez, V., Moons, W. G., & Robins, R. W.
(2013). Multiculturalism and creativity: effects of cultural context, bicultural
identity, and ideational fluency. Social Psychological and Personality Science,
4(3), 369–375. https://doi.org/10.1177/1948550612456560
Salmon, C. (2012). Birth Order, Effect on Personality, and Behavior. In
Encyclopedia of Human Behavior: Second Edition (2nd ed.). Elsevier Inc.
https://doi.org/10.1016/B978-0-12-375000-6.00064-1
Sanny, L., Bebby Cahyani, R. A., & Andhika, Y. (2013). Analisis Pengaruh
Lingkungan Kerja dan Motivasi terhadap Kreativitas Karyawan Perum
Pegadaian (Kanwil). Binus Business Review, 4(1), 389.
https://doi.org/10.21512/bbr.v4i1.1170
Schwab, K. (2016). The fourth industrial revolution. World Economic Forum:
Switzerland.
Shin, S. J., Kim, T. Y., Lee, J. Y., & Bian, L. (2012). Cognitive team diversity and
individual team member creativity: A cross-level interaction. Academy of
Management Journal, 55(1), 197–212. https://doi.org/10.5465/amj.2010.0270
Silvia, P. J., Nusbaum, E. C., Berg, C., Martin, C., & O’Connor, A. (2009).
Page 52
38
Openness to experience, plasticity, and creativity: Exploring lower-order,
high-order, and interactive effects. Journal of Research in Personality, 43(6),
1087–1090. https://doi.org/10.1016/j.jrp.2009.04.015
Simonton, D. K. (1997). Creative Productivity: A Predictive and Explanatory
Model of Career Trajectories and Landmarks. Psychological Review, 104(1),
66–89. https://doi.org/10.1037/0033-295X.104.1.66
Singh, Thiyam Kiran. Kaushhik, S. (2015). A study of creativity in relation to big
5 personality traits. International Journal of Indian Psychology, 3(1), 124–
128. https://doi.org/10.25215/0301.162
Steffens, N. K., Gocłowska, M. A., Cruwys, T., & Galinsky, A. D. (2015). How
multiple social identities are related to creativity. Personality and Social
Psychology Bulletin, 42(2), 1–16. https://doi.org/10.1177/0146167215619875
Sung, T. K. (2017). Industry 4.0: a Korea perspective. Technological Forecasting
and Social Change, 132, pp. 40–45. doi: 10.1016/j.techfore.2017.11.005.
Tadmor, C. T., Galinsky, A. D., & Maddux, W. W. (2012). Getting the most out of
living abroad: Biculturalism and integrative complexity as key drivers of
creative and professional success. Journal of Personality and Social
Psychology, 103(3), 520–542. https://doi.org/10.1037/a0029360
Tajfel, H., & Turner, J. C. (1979). An integrative theory of intergroup conflict. In M. J. Hatch, Organizational identity: a reader (p. 13). New York: Oxford University Press.
Tinggi, P. D. P. (2018). Statistik pendidikan tinggi tahun 2018. In Kemenristekdikti.
Kemenristekdikti.
https://pddikti.ristekdikti.go.id/asset/data/publikasi/Statistik Pendidikan
Tinggi Indonesia 2018.pdf
Tinggi, P. D. pendidikan. (2020). Data statistik PDDikti dalam angka.
https://pddikti.kemdikbud.go.id/
Wahyono, T. (2009). 25 Model analisis statistik dengan SPSS 17. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Widhiastuti, H. (2014). Big Five Personality sebagai prediktor kreativitas dalam
meningkatkan kinerja anggota dewan. Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi
Page 53
39
Universitas Semarang, 41(1), 115–133.
Yao, X., & Li, R. (2020). Big five personality traits as predictors of employee
creativity in probation and formal employment periods. Personality and
Individual Differences, February, 109914.
https://doi.org/10.1016/j.paid.2020.109914.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Partisipasi Partisipan
Page 55
41
Lampiran 2. Lembar Ketersediaan Partisipan
Page 56
42
Lampiran 3. Identitas Partisipan
Page 57
43
Lampiran 4. Instrumen Extraversion
Page 58
44
Lampiran 5, Instrumen Identitas Majemuk
Page 59
45
Lampiran 6. Instrumen Kreativitas
Page 60
46
Lampiran 7. Aitem Attention Check
Lampiran 8. Identifikasi Unik
Page 61
47
Lampiran 9. Lembar Debrief Partisipan
Page 62
48
Lampiran 10. Link Data Hasil Penelitian
Jika anda tertarik untuk melihat data penelitian ini, silahkan akses ke
tautan berikut: http://bit.ly/DataSkripsiWinda
Lampiran 11. Syntax
* Encoding: UTF-8. *1. Seleksi partisipan DATASET ACTIVATE DataSet1. USE ALL. COMPUTE filter_$=(Sukarela = 1 & Pernyataan = 1 & Usia < 26 & E1 > 0 & A1 > 0 & C1 > 0 & N1 > 0 & AC1 = 1 & O1 > 0 & E2 > 0 & A2 > 0 & C2 > 0 & AC2 = 1 & N2 > 0 & O2 > 0 & MI1 > 0 & MI2 > 0 & AC3 = 5 & MI3 > 0 & MI4 > 0 & Submit = 1). VARIABLE LABELS filter_$ 'Sukarela = 1 & Pernyataan = 1 & E1 > 0 & A1 > 0 & C1 > 0 & N1 > 0 & '+ 'AC1 = 1 & O1 > 0 & E2 > 0 & A2 > 0 & C2 > 0 & AC2 = 1 & N2 > 0 & O2 > 0 & MI1 > 0 & MI2 > 0 '+ '& AC3 = 5 & MI3 > 0 & MI4 > 0 & Submit = 1 (FILTER)'. VALUE LABELS filter_$ 0 'Not Selected' 1 'Selected'. FORMATS filter_$ (f1.0). FILTER BY filter_$. EXECUTE. *Demografi FREQUENCIES VARIABLES=Jenis_Kelamin Usia Suku_Bangsa Asal_Daerah /STATISTICS=STDDEV MEAN /ORDER=ANALYSIS. FREQUENCIES VARIABLES=E1 A1 C1 N1 AC1 O1 E2 A2 C2 AC2 N2 O2 MI1 MI2 AC3 MI3 MI4 /STATISTICS=STDDEV MEAN /ORDER=ANALYSIS. *2. Reverse scoring COMPUTE E1R=6 - E1. EXECUTE.
Page 63
49
COMPUTE A2R=6 - A2. EXECUTE. COMPUTE C1R=6 - C1. EXECUTE. COMPUTE N1R=6 - N1. EXECUTE. COMPUTE O1R=6 - O1. EXECUTE. *3. Mengecek apakah masing-masing item terdistribusi normal atau tidak berdasarkan Skewness dan Kurtosis *Extraversion FREQUENCIES VARIABLES=E1R E2 /STATISTICS=STDDEV MEAN SKEWNESS SESKEW KURTOSIS SEKURT /ORDER=ANALYSIS. * Semua skor item extraversion menuunjukkan distribusi normal, SE Skewness & SE Kurtosis < 1.6 *Muliple Identities FREQUENCIES VARIABLES=MI1 MI2 MI3 MI4 /STATISTICS=STDDEV MEAN SKEWNESS SESKEW KURTOSIS SEKURT /ORDER=ANALYSIS. *Semua skor item multiple identities menuunjukkan distribusi normal, SE Skewness & SE Kurtosis < 1.6 *Fluency DATASET ACTIVATE DataSet1. FREQUENCIES VARIABLES=K_Fluency_R1 K_Fluency_R2 K_Fluency_R3 S_Fluency_R1 S_Fluency_R2 S_Fluency_R3 /STATISTICS=STDDEV MEAN SKEWNESS SESKEW KURTOSIS SEKURT /ORDER=ANALYSIS. FREQUENCIES VARIABLES=Fluency /STATISTICS=STDDEV MEAN SKEWNESS SESKEW KURTOSIS SEKURT /ORDER=ANALYSIS. *Skor fluency menuunjukkan distribusi normal, SE Skewness & SE Kurtosis < 1.6
Page 64
50
*Flexibility FREQUENCIES VARIABLES=Flexibility /STATISTICS=STDDEV MEAN SKEWNESS SESKEW KURTOSIS SEKURT /ORDER=ANALYSIS. *Skor flexibility menuunjukkan distribusi normal, SE Skewness & SE Kurtosis < 1.6 *Originality FREQUENCIES VARIABLES=Originality /STATISTICS=STDDEV MEAN SKEWNESS SESKEW KURTOSIS SEKURT /ORDER=ANALYSIS. *Skor originality menuunjukkan distribusi normal, SE Skewness & SE Kurtosis < 1.6 *4. Analisis item koefisien reliabilitas & Korelasi item total *Extraversion RELIABILITY /VARIABLES=E1R E2 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE /SUMMARY=TOTAL. *Alpha = .733 *Korelasi item total semuanya diatas .25 --> tidak ada item yang dieliminasi *Multiple Identities RELIABILITY /VARIABLES=MI1 MI2 MI3 MI4 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE /SUMMARY=TOTAL. *Alpha = .860 *Korelasi item total semuanya diatas .25 *Fluency
Page 65
51
RELIABILITY /VARIABLES=K_Fluency_R1 K_Fluency_R2 K_Fluency_R3 S_Fluency_R1 S_Fluency_R2 S_Fluency_R3 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR /ICC=MODEL(MIXED) TYPE(CONSISTENCY) CIN=95 TESTVAL=0. *Interclass corelation Average measure .958, yang berarti baik, diatas 0.6 *p = .000, p<0.01 *Flexibility RELIABILITY /VARIABLES=K_Flex_R1 K_Flex_R2 K_Flex_R3 S_Flex_R1 S_Flex_R2 S_Flex_R3 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR /ICC=MODEL(MIXED) TYPE(CONSISTENCY) CIN=95 TESTVAL=0. *Interclass corelation Average measure .734, yang berarti baik, diatas 0.6 *p = .000, p<0.01 *Originality RELIABILITY /VARIABLES=K_Ori_R1 K_Ori_R2 K_Ori_R3 S_Ori_R1 S_Ori_R2 S_Ori_R3 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR /ICC=MODEL(MIXED) TYPE(CONSISTENCY) CIN=95 TESTVAL=0. *Interclass corelation Average measure .689 *p = .000, p<0.01 *5 Scale creation = membuat data skor variabel *a. Variabel openness COMPUTE Openess=MEAN(O1R,O2). EXECUTE. *b. Variabel Multiple Identities COMPUTE Multiple_Identities=MEAN(MI1,MI2,MI3,MI4).
Page 66
52
EXECUTE. *c Variabel Extraversion COMPUTE Extraversion=MEAN(E1R,E2). EXECUTE. *d Variabel Kreativitas aspek Fluency COMPUTE Fluency=MEAN(K_Fluency_R1,K_Fluency_R2,K_Fluency_,S_Fluency_R1,S_Fluency_R2,S_Fluency_R3). EXECUTE. *Variabel Kreativitas aspek Flexibility COMPUTE Flexibility=MEAN(K_Flex_R1,K_Flex_R2,K_Flex_R3,S_Flex_R1,S_Flex_R2,S_Flex_R3). EXECUTE. *Variabel Kreativitas aspek Originality COMPUTE Originality=MEAN(K_Ori_R1,K_Ori_R2,K_Ori_R3,S_Ori_R1,S_Ori_R2,S_Ori_R3). EXECUTE. FACTOR /VARIABLES O1R O2 E1R E2 C1R C2 A2R A1 N1R N2 /MISSING LISTWISE /ANALYSIS O1R O2 E1R E2 C1R C2 A2R A1 N1R N2 /PRINT INITIAL KMO EXTRACTION ROTATION /CRITERIA FACTORS(5) ITERATE(25) /EXTRACTION PC /CRITERIA ITERATE(25) /ROTATION VARIMAX /METHOD=CORRELATION.
Page 67
53
Lampiran 12. Hasil Penelitian
a. Demografi Partisipan
Statistics
Jenis_Kelami
n Usia Suku_Bangsa Asal_Daerah N Valid 118 118 108 115
Missing 0 0 10 3 Mean 1.8136 20.7966 1.6574 8.3826 Std. Deviation .39112 1.33691 1.87039 11.68639
b. Uji Normalitas
Extraversi
on Multiple_Ident
ities Fluenc
y Flexibil
y Original
ity N Valid 118 118 118 118 118
Missing 0 0 0 0 0 Mean 3.5000 3.2331 3.6059 2.6059 .3729 Std. Deviation 1.01063 1.38819 2.1332
2 .77062 .30090
Skewness -.379 .544 1.350 -.429 .409 Std. Error of Skewness
.223 .223 .223 .223 .223
Kurtosis -.453 -.413 2.971 1.397 -.897 Std. Error of Kurtosis
.442 .442 .442 .442 .442
c. Uji Reliabilitas
x Skala Extraversion
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items .718 2
Page 69
55
x Skala Identitas Majemuk
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items .866 4
x Skala Kreativitas
- Fluency
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items .958 .959 6
- Flexibility
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items .739 .748 6
- Originality
Reliability Statistics
Page 70
56
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items .685 .684 6
d. Uji Korelasi
Page 71
57
e. Uji Hipotesis
Page 74
60
Lampiran 13. Surat keputusan AASP 2021 Seoul Conference