Top Banner
1 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN DIRI PENDERITA GAGAL GINJAL TERMINAL Muhammad Dody Kurniawan Rina Mulyati INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada penderita gagal ginjal terminal yang menjalani terapi hemodialisa. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada penderita gagal ginjal terminal. Semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh semakin tinggi pula tingkat penerimaan diri subjek, demikian pula sebaliknya. Subjek dalam penelitian ini adalah para penderita gagal ginjal terminal yang menjalani terapi hemodialisa di unit hemodialisa RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, yang berusia antara 20 – 60 tahun. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode skala untuk mengetahui dukungan sosial yang dirasakan dan penerimaan diri yang diperoleh, untuk Skala Dukungan Sosial berjumlah 128 aitem, mengacu pada aspek-aspek dukungan sosial yang dikemukakan oleh House dan Kahn (1985) dan Skala Penerimaan Diri yang berjumlah 60 aitem mengacu pada delapan karakteristik penerimaan diri yang diungkapkan Sheerer (Cronbach, 1963). Data penelitian dianalisis dengan teknik uji korelasi statistik non-parametrik dari Spearman-rho karena sebaran data tidak normal dengan bantuan program SPSS versi 11.5. Hasilnya ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada penderita gagal ginjal terminal, dibuktikan dengan nilai korelasi sebesar 0,503 dengan p = 0,000 (p<0,01), yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat dukungan sosial yang dirasakan oleh penderita maka semakin tinggi pula tingkat penerimaan dirinya, begitu pula sebaliknya. Subjek umumnya memiliki tingkat penerimaan diri yang tergolong sedang. Kata kunci : Dukungan Sosial, Penerimaan Diri, Penderita Gagal Ginjal Terminal
25

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

Feb 05, 2018

Download

Documents

vonhan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

1

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN DIRI

PENDERITA GAGAL GINJAL TERMINAL

Muhammad Dody Kurniawan

Rina Mulyati

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada penderita gagal ginjal terminal yang menjalani terapi hemodialisa. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada penderita gagal ginjal terminal. Semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh semakin tinggi pula tingkat penerimaan diri subjek, demikian pula sebaliknya. Subjek dalam penelitian ini adalah para penderita gagal ginjal terminal yang menjalani terapi hemodialisa di unit hemodialisa RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, yang berusia antara 20 – 60 tahun. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode skala untuk mengetahui dukungan sosial yang dirasakan dan penerimaan diri yang diperoleh, untuk Skala Dukungan Sosial berjumlah 128 aitem, mengacu pada aspek-aspek dukungan sosial yang dikemukakan oleh House dan Kahn (1985) dan Skala Penerimaan Diri yang berjumlah 60 aitem mengacu pada delapan karakteristik penerimaan diri yang diungkapkan Sheerer (Cronbach, 1963). Data penelitian dianalisis dengan teknik uji korelasi statistik non-parametrik dari Spearman-rho karena sebaran data tidak normal dengan bantuan program SPSS versi 11.5. Hasilnya ada hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada penderita gagal ginjal terminal, dibuktikan dengan nilai korelasi sebesar 0,503 dengan p = 0,000 (p<0,01), yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat dukungan sosial yang dirasakan oleh penderita maka semakin tinggi pula tingkat penerimaan dirinya, begitu pula sebaliknya. Subjek umumnya memiliki tingkat penerimaan diri yang tergolong sedang. Kata kunci : Dukungan Sosial, Penerimaan Diri, Penderita Gagal Ginjal Terminal

Page 2: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

2

PENGANTAR

Latar Belakang Permasalahan

Penderita penyakit yang sudah sampai pada tahap terminal mengalami

peningkatan yang cukup fantastis. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan sekaligus

perawatan dan pengobatan yang dilakukan hanya sekedar untuk menjaga kondisi

fisik penderita dengan tujuan untuk memperpanjang usia penderita. Gagal ginjal

terminal dan berbagai jenis penyakit terminal lainnya seperti jantung, kanker,

diabetes mellitus dan HIV/AIDS (Taylor, 1995), kasusnya di seluruh dunia mengalami

peningkatan di atas 50% dan di Indonesia sendiri di tahun 2004 ditemukan

sebanyak 4500 kasus (http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0804/10/0307.htm

030106) dan mengalami peningkatan 20% tiap tahunnya (Suhardjono, 2004).

Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

perempuan dan tidak mengenal batas usia. Umumnya penderita tidak menyadari

bahwa dirinya menderita penyakit gagal ginjal terminal dikarenakan penyakit ini

berlangsung bertahap dan memakan waktu bertahun-tahun seiring dengan

menurunnya fungsi ginjal dari penderita. Umumnya penderita baru mengetahui

bahwa dirinya menderita gagal ginjal ketika sudah sampai pada tahap terminal di

mana fungsi ginjalnya hanya tinggal kurang dari 10% (http://www.kompas.com),

dari sumber lain dikatakan kurang dari 5%.

Penderita gagal ginjal terminal membutuhkan terapi pengganti ginjal (TPG)

untuk dapat menggantikan fungsi ginjalnya di mana sampai saat ini terdapat dua

macam terapi pengganti ginjal yaitu hemodialisis atau dalam istilah yang awam

dikenal dengan terapi cuci darah dan transplantasi ginjal yang dapat diperoleh dari

donor hidup maupun jenazah (Roesli, 2004).

Page 3: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

3

Ketika seseorang divonis menderita gagal ginjal terminal maka ia harus

menjalankan terapi hemodyalisis secara rutin seumur hidup sebanyak satu sampai

tiga kali seminggu tergantung kondisi ginjal penderita. Mereka tidak hanya

mengalami penderitaan secara fisik namun juga penderitaan mental seperti

gangguan kecemasan, depresi atau bahkan psikotik. Umumnya gejala yang lebih

sering ditunjukkan oleh penderita adalah depresi dan kekecewaan Soewadi (Pitoyo,

2003), karena di satu sisi harus bergantung seumur hidup pada mesin dialisis dan di

sisi lain ia harus tetap menjalankan peran dan aktivitas dalam kehidupannya.

Kesulitan lain yang dialami penderita gagal ginjal terminal adalah untuk dapat

menjalani kehidupan dengan sebagaimana mestinya. Dari fakta yang ditemui di

lapangan, sebagian besar penderita gagal ginjal terminal harus menggunakan kursi

roda untuk dapat berjalan dalam jarak yang cukup jauh, jika ingin naik atau turun

dari tempat tidur harus digendong. Selain itu mereka juga sering mengeluhkan

banyak hal termasuk kondisi dan kemampuan fisik mereka yang sudah banyak

mengalami penurunan— mereka menjadi merasa tidak bisa mandiri sehingga

berpikiran bahwa dirinya hanya merepotkan orang lain, selain itu mereka juga

merasa bahwa dirinya tidak memiliki hal yang dapat dibanggakan. Jika kondisi ini

berlangsung dalam jangka waktu yang panjang tanpa ada intervensi pada sisi

psikologis mereka, maka bisa menjadikan mereka sulit untuk menerima dirinya, tidak

menyenangi dirinya, mencemooh diri sendiri, merasa orang lain menjauhi dan

menghina dirinya, tidak percaya pada perasaan dan sikapnya sendiri. Gejala-gejala

yang ditunjukkan tersebut menurut Hurlock (1973) merupakan tanda rendahnya

tingkat penerimaan diri.

Penerimaan diri menurut Pannes (Hurlock, 1973) adalah tingkat di mana ia

menerima karakteristik pribadinya, ia merasa mampu dan mau untuk hidup

Page 4: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

4

sebagaimana mestinya. Hurlock (1973), berpendapat bahwa individu yang menerima

karakteristik pribadinya, maka ia akan menyukai dirinya dan merasa orang lain juga

akan menyukai kualitas yang ada pada dirinya. Lebih lanjut Hjelle dan Ziegler (Sari

dan Nuryoto, 2002) mengatakan bahwa penerimaan diri adalah sikap individu

mencerminkan toleransi terhadap frustasi atau kejadian-kejadian yang

menjengkelkan dan toleransi terhadap kelemahan-kelemahan dirinya tanpa harus

menjadi sedih atau marah.

Kemampuan penerimaan diri yang dimiliki seseorang berbeda-beda

tingkatannya sebab kemampuan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

lain usia, latar belakang pendidikan, pola asuh orang tua dan dukungan sosial. Jika

mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Loscoco & Spitze (Taylor

dkk.,1994) yang mengatakan bahwa dukungan sosial membantu baik laki-laki

maupun perempuan untuk mengelola stres di tempat kerja, dapat disimpulkan

bahwa umumnya individu bisa lebih mudah menerima kondisi yang kurang

menguntungkan yang dialaminya jika ia mendapatkan bantuan dari orang-orang

terdekatnya. Selain itu dari hasil temuan yang ditemukan di lapangan sebagian besar

penderita mengungkapkan bahwa mereka menginginkan dirinya selalu ditemani oleh

anggota keluarga atau kerabat dekatnya dengan demikian mereka merasa bahwa

mereka dapat merasa nyaman dan tetap dihargai walaupun dengan kondisi penyakit

mereka. Bentuk dukungan bisa bermacam-macam seperti perhatian yang diberikan,

materi yang bisa berupa uang dan barang atau alat yang bisa bermanfaat bagi orang

tersebut, informasi terkait dengan masalah dan apresiasi atas perilaku yang bersifat

positif yang berhasil dilakukan si penderita.

Cohen dan Syme (1985) secara umum mendefinisikan dukungan sosial

sebagai suatu keadaan bermanfaat atau menguntungkan yang diperoleh individu dari

Page 5: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

5

orang lain baik berasal dari hubungan sosial struktural yang meliputi keluarga/teman

dan lembaga pendidikan maupun berasal dari hubungan sosial yang fungsional yang

meliputi dukungan emosi, informasi, penilaian dan instrumental.

Mengacu pada pengertian dukungan sosial di atas, maka bisa diasumsikan

bahwa ketika seseorang dihadapkan pada masalah atau kesulitan hidup dan ia

mendapatkan dukungan sosial dari lingkungannya berupa tersedianya orang yang

dapat memberikan motivasi yang diperlukan ketika sedang “down”, mendengarkan

keluh kesah, memberikan informasi yang diperlukan, diajak berdiskusi dan bertukar

pikiran maka orang tersebut akan merasa lebih nyaman, merasa diperhatikan, serta

merasa memiliki tempat untuk berbagi keluh kesah yang dialami sehingga beban

psikologis yang terasa berat, jika harus ditanggung sendirian, bisa lebih ringan.

Demikian halnya jika dukungan sosial ini tidak ia peroleh, maka beban yang dialami

orang tersebut akan terasa lebih berat sehingga bisa memunculkan stres dan frustasi

saat menghadapi masa-masa sulitnya.

Asumsi di atas ternyata didukung oleh hasil penelitian yang menyebutkan

bahwa dukungan sosial secara efektif dapat mengurangi penyebab timbulnya stres

psikologis ketika menghadapi masa-masa sulit (Cohen & Wills, Kessler & McLeod,

dan Littlefield dkk.) (Taylor dkk., 1994), Loscoco & Spitze (Taylor dkk., 1994)

menambahkan bahwa dukungan sosial yang didapatkan mampu membantu

karyawan laki-laki maupun perempuan untuk mengelola stres di tempat kerja. Hasil

yang sama juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Hasanat

(1998) yang menyimpulkan bahwa dukungan sosial yang diperoleh penderita kanker

akan menurunkan tingkat depresi penderita.

Para penderita gagal ginjal terminal di mana hidupnya sangat tergantung

pada mesin dialisis dengan harapan sembuh yang kecil dan dengan kondisi

Page 6: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

6

kesehatannya yang membatasi aktifitasnya, diasumsikan mengalami tekanan dan

rasa frustasi akibat penyakitnya. Mereka merasa tidak bisa mengaktualisasikan lagi

potensinya selama ini sehingga mereka sulit untuk menerima keadaan dirinya. Lain

halnya jika mereka bisa mendapatkan perhatian, cinta dan empati, mereka akan

merasakan beban mereka terkurangi. Lebih jauh jika peralatan yang dibutuhkan

untuk penopang hidupnya tersedia dan informasi yang lengkap tentang penyakit

maupun perawatannya akan mengurangi ketidakpastian dan ketidakjelasan sehingga

bisa memunculkan rasa aman dan tenang yang bisa membantu proses pemulihan

kondisi mental penderita gagal ginjal terminal. Perhatian dan empati yang diberikan

oleh lingkungan sekitar penderita seperti keluarga, dokter atau perawat serta teman-

temannya baik sesama penderita maupun rekan kerja dapat membantu penderita

untuk dapat lebih menerima dirinya.

Paparan di atas memunculkan asumsi bahwa dukungan sosial memiliki

keterkaitan dengan kemampuan penderita gagal ginjal terminal untuk menerima

dirinya dan kondisi yang menyertainya. Tetapi dari asumsi tersebut masih

memunculkan pertanyaan apakah betul ada hubungan antara tingkat dukungan

sosial dengan tingkat penerimaan diri penderita gagal ginjal terminal? Apakah tingkat

dukungan yang semakin tinggi akan meningkatkan penerimaan diri penderita gagal

ginjal terminal? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perlu dilakukan

penelitian tentang “Hubungan antara tingkat dukungan sosial dengan tingkat

penerimaan diri penderita gagal ginjal terminal”.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

7

METODE PENELITIAN

Peneliti menggunakan subyek penelitian yaitu para penderita gagal ginjal

terminal baik laki-laki maupun perempuan yang menjalani terapi hemodialysis rutin

di R.S. PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan berusia 20 tahun sampai dengan lebih

dari 50 tahun

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode skala. Skala merupakan konsep psikologis yang

menggambarkan aspek kepribadian inidividu. Jawaban pada skala psikologi

merupakan refleksi dari keadaan diri subjek yang bersangkutan. Peneliti melakukan

pengumpulan data sebanyak satu kali sebab peneliti menggunakan metode try-out

terpakai— keterbatasan jumlah subjek dan keterbatasan kemampuan subjek dalam

beraktifitas termasuk mengerjakan angket terkait dengan efek dari penyakit yang

diderita. Terdapat dua macam alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Skala Penerimaan diri

Skala penerimaan diri ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

tingkat penerimaan diri seorang penderita gagal ginjal terminal. Tingkat penerimaan

diri seorang penderita gagal ginjal terminal ditunjukkan dengan jumlah skor yang

diperoleh dari keseluruhan pernyataan yang diajukan.

Skala penerimaan diri ini disusun sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada

teori Sheere (Cronbach, 1963) tentang ciri-ciri individu yang dapat dikatakan

menerima dirinya— terdiri dari 60 butir pernyataan.

Aitem-aitem dalam skala penerimaan diri ini disusun berdasarkan pada skala

Likert yang terdiri atas lima alternatif jawaban yaitu sangat cocok, cocok, antara

cocok dan tidak cocok (ragu-ragu), tidak cocok, dan sangat tidak cocok. Ketentuan

Page 8: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

8

penilaian skor untuk jawaban pernyataan aitem favourable adalah lima untuk

jawaban sangat cocok, empat untuk jawaban cocok, tiga untuk jawaban ragu-ragu,

dua untuk jawaban tidak cocok dan satu untuk jawaban sangat tidak cocok.

Sedangkan ketentuan untuk penilaian skor untuk jawaban aitem unfavourable adalah

satu untuk jawaban sangat cocok, dua untuk jawaban cocok, tiga untuk jawaban

ragu-ragu, empat untuk jawaban tidak cocok dan lima untuk jawaban sangat tidak

cocok. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula tingkat

penerimaan diri penderita gagal ginjal terminal.

Adapun karakteristik-karakteristik penerimaan diri yang diungkap oleh Sheere

(Cronbach, 1963) meliputi: (a). Mempunyai keyakinan akan kemampuannya untuk

menghadapi kehidupan, (b). Menganggap dirinya berharga sebagai manusia yang

sederajat dengan orang lain, (c). Berani memikul tanggung jawab terhadap

perilakunya, (d). Menerima pujian dan celaan secara objektif, (e). Tidak

menyalahkan dirinya akan keterbatasan yang dimilikinya, (f). Bertindak berdasarkan

nilai dan standar yang ada dalam dirinya daripada dipengaruhi tekanan-tekanan dari

luar, (g). Menyadari dan tidak merasa malu akan keadaan dirinya, (h). Menempatkan

dirinya sebagaimana manusia yang lain sehingga individu lain dapat menerima

dirinya.

2. Skala Dukungan Sosial

Skala ini bertujuan untuk mengetahui dukungan sosial yang dirasakan oleh

penderita gagal ginjal terminal. Dukungan sosial yang dirasakan oleh penderita gagal

ginjal terminal ditunjukkan oleh jumlah skor yang diperoleh dari keseluruhan

pernyataan yang diajukan.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

9

Aitem-aitem pernyataan dalam skala dukungan sosial ini disusun sendiri oleh

peneliti dengan mengacu pada aspek-aspek dukungan sosial yang diungkapkan oleh

House dan Kahn (Cohen dan Syme, 1985) meliputi (a). Dukungan emosional

(emotional support); (b). Dukungan informatif (information support); (c). Dukungan

alat (instrumental support); (d). Dukungan penghargaan (self appraisal). Yang

kemudian masing-masing aspek dibagi lagi ke dalam tiga bagian berdasarkan sumber

dukungan, yaitu keluarga, teman dan tenaga medis.

Peneliti menyusun skala dukungan sosial yang terdiri 128 butir pernyataan.

Masing-masing aspek dijabarkan dalam pernyataan yang dibagi ke dalam pernyataan

favourable (bersifat mendukung) dan pernyataan unfavourable (bersifat tidak

mendukung).

Metode yang digunakan dalam penyusunan skala penelitian ini adalah

metode Likert dengan lima alternatif jawaban yaitu tidak pernah, pernah, kadang-

kadang, sering dan selalu. Ketentuan penilaian skor untuk jawaban pernyataan aitem

favourable adalah lima untuk jawaban selalu, empat untuk jawaban sering, tiga

untuk jawaban kadang-kadang, dua untuk jawaban pernah dan satu untuk jawaban

tidak pernah. Sedangkan untuk ketentuan penilaian skor untuk jawaban aitem

unfavourable adalah satu untuk jawaban selalu, dua untuk jawaban sering, tiga

untuk jawaban kadang-kadang, empat untuk jawaban pernah dan lima untuk

jawaban tidak pernah. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula

dukungan sosial yang dirasakan oleh penderita gagal ginjal terminal.

Tujuan dilakukannya analisis data adalah untuk memudahkan dalam

pembacaan data hasil penelitian yang masih berupa data kasar. Metode analisis data

dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan statistik.Teknik

statistik yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah teknik statistik

Page 10: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

10

korelasi Spearman-Rho. Teknik ini digunakan karena dalam penelitian ini mencari

korelasi antara variabel tergantung dengan variabel bebas dan. Proses analisisnya

dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS for Windows 11.5.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

11

HASIL PENELITIAN

Setelah dilakukan pengambilan data terhadap subjek penelitian di Unit

Haemodialisa RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, maka diperoleh gambaran sebagai

berikut :

Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia No. Rentang Usia Prosentase 1 20-30 tahun 18,18% 2 31-40 tahun 11,36% 3 41-50 tahun 31,81% 4 51 tahun ke atas 38,63% Total 100%

Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Frekuensi Terapi Haemodialisa No. Frekuensi HD Fungsi Ginjal Prosentase 1 1 Kali Seminggu 50% 11,36% 2 2 Kali Seminggu Di bawah 50% 81,82% 3 3 Kali Seminggu 0 - 5% 6,82% Total 100%

Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Fasilitas Asuransi yang Dimiliki No. Fasilitas ASKES Prosentase 1 ASKES Sosial 52,27% 2 ASKES Gakin 45,46% 3 Swasta 2,27% Total 100%

Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Ada Atau Tidaknya Komplikasi Penyakit No. Komplikasi Prosentase 1 Ada 54,55% 2 Tidak Ada 45,45% Total 100%

Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Prosentase 1 SMU 50% 2 Akademi 15,91% 3 Sarjana 34,09%

Page 12: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

12

Total 100%

Deskripsi Data Penelitian Variabel Penerimaan Diri

Variabel Skor Yang Diperoleh (Empirik) Skor Yang Dimungkinkan (Hipotetik)

Min Max SD Mean Min Max Mean Penerimaan

Diri 126 274 34,501 205,023 60 300 180

Kategorisasi Data Tingkat Penerimaan Diri No. Kategorisasi Norma 1 Tinggi x = 220 2 Sedang 140 = x < 220 3 Rendah X < 140

Deskripsi Data Penelitian Variabel Dukungan Sosial

Variabel Skor Yang Diperoleh (Empirik) Skor Yang Dimungkinkan (Hipotetik)

Min Max SD Mean Min Max Mean Dukungan

Sosial 151 523 59,656 447,296 128 640 384

Kategorisasi Tingkat Dukungan Sosial

No. Kategorisasi Norma 1 Tinggi x = 469,3 2 Sedang 298,7 = x < 469,3 3 Rendah x < 298,7

Distribusi Skor Tingkat Penerimaan Diri Subjek Penelitian

No. Kategorisasi Norma Presentase 1 Tinggi x = 220 31,81% 2 Sedang 140 = x < 220 65,91% 3 Rendah X < 140 2,28%

Distribusi Skor Tingkat Penerimaan Diri Antara Subjek Laki-laki dan Perempuan

Subjek Laki-laki Subjek Perempuan No. Kategorisasi Norma Presentase Presentase

1 Tinggi x = 220 33,33% 27,27% 2 Sedang 140=x<220 66,67% 63,63% 3 Rendah x < 140 - 9,10%

Distribusi Skor Tingkat Dukungan Sosial Yang Diterima Subjek

No. Kategorisasi Norma Presentase

Page 13: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

13

1 Tinggi x = 469,3 45,45% 2 Sedang 298,7 = x < 469,3 52,27% 3 Rendah x < 298,7 2,28%

Distribusi Perbedaan Tingkat Dukungan Sosial yang Diterima Antara Subjek laki-laki dan perempuan

Subjek Laki-laki Subjek Perempuan No. Kategorisasi Norma Presentase Presentase

1 Tinggi x = 469,3 45,45% 45,45% 2 Sedang 298,7=x<469,3 51,52% 54,55% 3 Rendah x < 298,7 3,03% -

1. Uji Hipotesis

Hasil analisis data menggunakan korelasi Spearman-rho pada program

komputer SPSS for windows 11.5, sebab dari hasil uji normalitas yang dilakukan

diperoleh sebaran yang tidak normal untuk variabel dukungan sosial. Hipotesis yang

menyatakan ada hubungan antara penerimaan diri dengan dukungan sosial memiliki

angka korelasi sebesar 0,503 dengan p = 0,000 (p<0,01), maka hipotesis penelitian

yang menyatakan ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan penerimaan

diri dapat diterima.

2. Analisis Tambahan

a. Tidak terdapat perbedaan penerimaan diri subjek yang signifikan berdasarkan

frekuensi hemodialisa. Nilai F hitung 1.036 dengan probabilitas 0.853 (p<0.05).

b. Tidak ada perbedaan penerimaan diri yang signifikan antara subjek yang memiliki

komplikasi penyakit dengan yang tidak. Nilai t hitung untuk komplikasi penyakit

yang diderita oleh subjek adalah sebesar 0.555 dengan probabilitas 0.461

(p<0.05)

c. Terdapat perbedaan penerimaan diri subjek berdasarkan tingkat pendidikan. F

hitung adalah 5.136 dengan probabilitas 0.010 (p<0.05).

Page 14: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

14

d. Tidak terdapat perbedaan penerimaan diri subjek yang signifikan berdasarkan

usia. Nilai F hitung adalah 0.408 dengan probabilitas 0.748 (p<0.05).

e. Tidak ada perbedaan penerimaan diri yang signifikan antara subjek yang sumber

pembiayaan terapi hemodialisanya berasal dari askes sosial maupun askes gakin.

Nilai t hitung 2.374 dengan probabilitas 0.131 (p<0.05).

f. Tidak ada perbedaan penerimaan diri yang signifikan antara subjek berdasarkan

jenis kelamin. Nilai t hitung 0.684 dengan probabilitas 0.413 (p<0.05).

g. Tidak terdapat perbedaan penerimaan diri subjek yang signifikan berdasarkan

lamanya sakit. Nilai F hitung adalah 0.082 dengan probabilitas 0.921 (p<0.05).

Penelitian ini membuktikan bahwa tingkat penerimaan diri penderita gagal ginjal

terminal terkait dengan tersedianya dukungan sosial (r = 0,503 dengan p = 0,000)

di mana semakin besar dukungan sosial yang diterima oleh penderita gagal ginjal

terminal ternyata semakin meningkatkan penerimaan diri mereka dan semakin

rendahnya dukungan sosial maka semakin sulit para penderita tersebut untuk

menerima kondisi dan penyakitnya.

Penerimaan diri pada penelitian ini dikaitkan dengan dukungan sosial karena

dukungan sosial dapat bermanfaat bagi seseorang antara lain, dalam memperkuat

atau menaikkan perasaan harga dirinya, memberikan informasi yang relevan

terhadap masalah yang dihadapi dan alternatif penyelesaiannya, memberi nasehat

ataupun tuntunan, berfungsi bagi individu dalam melakukan bermacam-macam

aktifitas sosialnya, dan memberikan dorongan kepada individu dalam mengambil

keputusan serta memberikan keyakinan bahwa masalah yang dihadapi dapat

terselesaikan, Wills (Cohen dan Syme, 1985). Selanjutnya dukungan sosial dapat

dikatakan sebagai suatu keadaan di mana individu merasa diperhatikan, dicintai,

Page 15: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

15

dihargai dan dipercayai oleh orang lain— berupa dukungan instrumental, dukungan

informatif, dukungan emosional dan penilaian yang bermanfaat bagi individu

tersebut sebab dukungan-dukungan tersebut dapat membantu individu untuk

memecahkan masalahnya. Penderita gagal ginjal terminal akan mengalami banyak

perubahan dalam kondisi fisik maupun psikologisnya diakibatkan oleh penyakit yang

dideritanya, oleh karena itu bagi penderita yang tidak dapat menerima perubahan-

perubahan tersebut antara lain akan menjadi membenci dirinya sendiri dan tidak

mempunyai kepercayaan akan perasaan dan sikapnya sendiri (Hurlock, 1973). Akan

tetapi berbeda halnya dengan penderita yang memperoleh dukungan sosial yang

tinggi karena penderita akan mampu untuk memperkuat atau menaikkan perasaan

harga dirinya yang diperoleh dari dukungan yang berasal dari lingkungan sekitarnya.

Dukungan sosial yang diperoleh dapat berupa saran-saran untuk mencari jalan

kesembuhan, kehangatan, perhatian, empati, semangat dan motivasi serta bantuan

materi dan alat kesehatan yang diperlukan. Melalui dukungan sosial tersebut

penderita akan dapat mengurangi tekanan psikologis yang diakibatkan oleh

penyakitnya (Brehm dan Kassin, 1990). Ketika penderita mampu untuk mengurangi

tekanan psikologis yang diakibatkan oleh penyakitnya maka penderita tersebut

mampu untuk dapat lebih menerima dirinya. Hal tersebut sejalan dengan hasil

penelitian yang diungkapkan oleh Sari dan Nuryoto (2002) yang mengatakan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri adalah terdiri dari dukungan sosial

dan pendidikan.

Dari angka korelasi 0,503 yang telah disebutkan di atas antara dukungan

sosial dengan penerimaan diri, maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini

penerimaan diri dipengaruhi oleh dukungan sosial sebesar 25,30% sementara itu

sebesar 74,70% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain, misalnya lamanya sakit, tingkat

Page 16: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

16

pendidikan, usia, jenis kelamin, frekuensi hemodialisa, ada tidaknya komplikasi

penyakit, pembiayaan terapi.

Oleh karena itu peneliti dalam penelitian ini mencoba melakukan analisis

tambahan mengenai faktor-faktor tersebut di atas untuk mengetahui apakah faktor-

faktor tersebut mampu memberikan pengaruh terhadap penerimaan diri penderita

gagal ginjal terminal.

Pada faktor lamanya sakit diperoleh hasil (F=0.082; p=0.921) untuk

penerimaan diri dan (F=0.753; p=0.477) untuk dukungan sosial yang berarti bahwa

lamanya sakit tidak cukup memberikan dampak terhadap penerimaan diri dan

dukungan sosial penderita gagal ginjal terminal. Hal ini dikarenakan belum tentu

semakin lama seseorang menderita penyakit terminal maka semakin baik ia dalam

menerima keadaan dirinya dan memperoleh dukungan sosial yang lebih baik, bahkan

mungkin sebaliknya penderita tersebut akan merasa jenuh dan semakin stres, yang

juga berakibat penderita tersebut bersikap acuh tak acuh terhadap lingkungan

sekitarnya

Sedangkan pada faktor tingkat pendidikan diperoleh hasil (F=5.136;

p=0.010) di mana semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang ternyata mampu

memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan penderita gagal ginjal

terminal dalam menerima keadaan diri dan kondisi penyakitnya. Dengan tingkat

pendidikan yang semakin tinggi maka seseorang akan lebih mampu untuk dapat

mengenali kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan yang dimilikinya

sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik di masyarakat, Hurlock (1973). Hal

tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sari dan Nuryoto (2002) yang

menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya

penerimaan diri adalah tingkat pendidikan. Selain berpengaruh pada kemampuan

Page 17: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

17

menerima keadaan diri penderita gagal ginjal terminal, ternyata tingkat pendidikan

juga memiliki pengaruh terhadap tingkat dukungan sosial yang diperoleh penderita

gagal ginjal terminal, dari hasil analisis yang diperoleh (F=4.901; p=0.012) berarti

bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan penderita maka akan semakin banyak pula

jumlah dukungan sosial yang diperolehnya, hal tersebut dapat terjadi karena

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin luas pula pergaulan dan

lingkungan sosialnya (Sari dan Nuryoto, 2002).

Untuk faktor usia diperoleh hasil (F=0.408; p=0.748) di mana ternyata pada

penelitian ini faktor usia tidak cukup memberikan dampak terhadap penerimaan diri

penderita gagal ginjal terminal. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Spivack,

dan Engel (Jersild, 1963) dalam penelitiannya menemukan bahwa tingkat

penerimaan diri seseorang semakin baik jika seiring dengan usianya. Hal ini

diakibatkan jumlah penderita gagal ginjal terminal yang menjadi responden dalam

penelitian ini hanya 44 orang dengan rentang usia 20 sampai dengan lebih dari 51

tahun, sehingga peneliti menyadari keberagaman responden di lapangan tidak dapat

dikontrol. Sementara untuk dukungan sosial diperoleh hasil (F=1.041; p=0.385)

yang juga menunjukkan bahwa faktor usia tidak memberikan dampak yang cukup

terhadap tingkat dukungan sosial yang diperoleh penderita gagal ginjal terminal.

Pada faktor jenis kelamin diperoleh hasil (t=0.684; p=0.413) untuk

penerimaan diri dan (t=0.112; p=0.739) untuk dukungan sosial di mana jenis

kelamin tidak cukup memberikan dampak baik terhadap kemampuan penderita gagal

ginjal terminal dalam menerima dirinya dan penyakit yang dideritanya maupun

dukungan sosial yang diperoleh mereka, hal ini diakibatkan jumlah responden yang

hanya 44 orang sehingga peneliti menyadari keterbatasan jumlah responden

mempengaruhi hasil analisis tambahan yang dilakukan.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

18

Pada faktor frekuensi hemodialisa diperoleh hasil (F=1.036; p=0.853) di

mana frekuensi hemodialisa tidak memberikan dampak yang cukup dalam

kemampuan penderita gagal ginjal terminal dalam menerima keadaan diri dan

kondisi penyakitnya. Berbeda dengan variabel penerimaan diri, pada variabel

dukungan sosial diperoleh hasil (F=5.765; p=0.006) di mana faktor frekuensi

hemodialisa memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap jumlah dukungan

sosial yang diperoleh penderita gagal ginjal terminal, hal ini diakibatkan oleh semakin

tinggi frekuensi hemodialisa penderita dalam satu minggu maka semakin tinggi pula

jumlah interaksi antara penderita gagal ginjal terminal dengan tenaga paramedis

serta dengan penderita dan keluarga penderita yang lain hal ini secara langsung

memperluas lingkungan sosial penderita. sehingga memungkinkan penderita untuk

dapat memperoleh dukungan sosial yang lebih baik. Hal tersebut mendukung

ungkapan Wortman dan Conway (Farhati dan Rosyid, 1996) yang mengatakan

bahwa dukungan sosial dapat berasal dari partner, anggota keluarga, teman, dokter

serta ahli-ahli di bidang keahlian yang sesuai. Mengingat dari nilai mean yang

didapat bahwa ternyata yang paling banyak memperoleh dukungan sosial bukanlah

sujek dengan frekuensi HD tiga kali seminggu tetapi dua kali seminggu hal ini dapat

terjadi karena dukungan yang diperoleh berasal dari sumber dukungan yang bersifat

artifisial (dokter dan tenaga paramedis) sehingga hampir dapat dipastikan bahwa

dukungan yang diberikan sulit dirasakan oleh subjek, tidak bersifat spontan, terjadi

karena kebetulan dan cenderung terbebani Rook dan Dooley (Kuntjoro, 2002).

Sedangkan pada faktor ada tidaknya komplikasi penyakit diperoleh hasil

(t=0.555; p=0.461) di mana ada tidaknya komplikasi dengan penyakit lain tidak

memberikan pengaruh yang cukup pada kemampuan penderita gagal ginjal terminal

dalam menerima keadaan dan kondisi penyakitnya. Dengan hanya mengidap

Page 19: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

19

penyakit terminal para penderita gagal ginjal terminal sudah mengalami penderitaan

secara fisik dan mental seperti gangguan kecemasan, depresi atau bahkan psikotik

dan pada umumnya gejala yang lebih sering ditunjukkan oleh penderita adalah

depresi dan kekecewaan (Soewadi, 2003), karena di satu sisi harus bergantung

seumur hidup pada mesin dialisis dan di sisi lain ia harus tetap menjalankan peran

dalam kehidupannya yang menuntut dirinya untuk tetap dapat beraktifitas. Dari hal

tersebut dapat disimpulkan bahwa baik memiliki komplikasi atau tidak penderita

gagal ginjal terminal sudah sulit untuk menerima keadaanya dan kondisi penyakitnya

sehingga ada atau tidak komplikasi penyakit tidak memberikan dampak yang cukup

berpengaruh. Sementara itu faktor ada tidaknya komplkasi untuk variabel dukungan

sosial diperoleh hasil (t=4.046; p=0.051) di mana faktor ada tidaknya komplikasi

juga tidak memberikan dampak yang cukup terhadap dukungan sosial yang diterima

oleh penderita gagal ginjal terminal.

Berikutnya pada faktor pembiayaan terapi, diperoleh hasil (t=2.374;

p=0.131) untuk penerimaan diri dan (t=3.059; p=0.088) untuk dukungan sosial, di

mana faktor pembiayaan terapi tidak memberikan dampak yang cukup, baik

terhadap kemampuan menerima keadaan diri dan kondisi penyakitnya maupun

jumlah dukungan sosial yang diperoleh. Hal ini diakibatkan oleh meskipun memiliki

nama jenis asuransi pembiayaan kesehatan yang berbeda namun pada dasarnya

fasilitas yang diperoleh untuk pembiayaan terapi hemodialisa bersifat sama, yang

membedakan hanya fasilitas pembiayaan pelayanan kesehatan yang lain di luar

terapi hemodialisa.

Pada penelitian yang dilakukan dalam waktu yang singkat ini peneliti merasa

bahwa terdapat beberapa kelemahan, pertama pada saat pengambilan data

penelitian, peneliti menyebar angket kepada para subjek pada saat subjek sedang

Page 20: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

20

menjalani proses haemodialisa, umumnya ketika seorang pasien sedang menjalani

proses HD mereka merasakan keluhan-keluhan seperti pusing, mual, menggigil,

batuk-batuk, muntah, tidak mengerti bahasa Indonesia dan sebagainya, sehingga

ketika peneliti memberi petunjuk pengisian angket ada beberapa subjek yang tidak

dapat memperhatikan penjelasan dari peneliti dengan baik, namun umumnya para

subjek didampingi oleh keluarga yang mengantar atau menemani selama proses HD

tersebut sehingga peneliti dibantu oleh keluarga subjek dalam memberikan

penjelasan. Kedua, proses pengisian angket yang dilakukan oleh subjek umumnya

dilakukan di rumah, sehingga peneliti kurang dapat mengontrol bias yang terjadi

pada saat pengisian angket, walaupun ada beberapa subjek yang langsung mengisi

pada saat mereka menjalani proses HD.

Selama penelitian di lapangan peneliti melakukan pengamatan dan

wawancara dengan subjek, keluarga subjek dan tenaga perawat mengenai kondisi

yang biasanya dialami oleh penderita gagal ginjal terminal. Berdasarkan hasil

tersebut umumnya penderita gagal ginjal terminal memiliki keluhan dan kebiasaan

yang sama. Mereka cenderung putus asa menghadapi penyakit yang dideritanya

dengan menyadari seumur hidup mereka harus bergantung pada mesin dialisis

belum lagi kemunduran kondisi fisik yang signifikan dan efek samping dari penyakit

yang diderita sehingga menghambat aktifitas sehari-hari mereka, kondisi ini

umumnya terjadi pada pasien yang masih tergolong dalam usia produktif, walau ada

pula penderita yang tergolong pada usia lanjut mengalami hal ini. Kondisi ini terjadi

baik pada penderita laki-laki maupun perempuan. Hal yang menarik adalah ternyata

tidak semua penderita gagal ginjal merasa putus asa dengan keadaan fisiknya,

sebagian kecil dari mereka masih mampu melakukan aktifitasnya sehari-hari seperti

halnya orang lain, hal ini disebabkan oleh penderita tersebut dapat bekerjasama

Page 21: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

21

dengan keadaan dirinya dan tidak lelah untuk berusaha mencari cara untuk menjaga

dan memperbaiki kesehatannya. Dengan kondisi organ penting dalam tubuh yang

sudah tidak dapat berfungsi mereka berusaha untuk menghindari segala sesuatu

yang dapat memperburuk kondisi fisiknya antara lain dengan mengkonsumsi obat-

obatan yang alami, dan yang terpenting mereka selalu berusaha menjaga hati untuk

dapat selalu menerima keadaan dirinya.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

22

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di RS. PKU Muhammadiyah

Yogyakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Subjek pada penelitian ini secara umum memiliki tingkat penerimaan diri yang

cukup.

2. Secara umum subjek dalam penelitian ini memperoleh dukungan sosial yang

cukup dari lingkungan sosialnya.

3. Semakin tinggi tingkat dukungan sosial yang diperoleh subjek maka semakin

tinggi pula tingkat penerimaan dirinya.

4. Perbedaan jenis kelamin, usia, komplikasi penyakit, frekuensi hemodialisa dan

pembiayaan terapi hemodialisa tidak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap penerimaan diri subjek.

5. Perbedaan latar belakang pendidikan memberikan pengaruh yang cukup

siginifikan terhadap penerimaan diri subjek Di mana untuk responden dengan

tingkat pendidikan SMA memiliki tingkat penerimaan diri yang rendah, untuk

akademi tergolong sedang dan sarjana memiliki tingkat penerimaan diri yang

tinggi.

6. Frekuensi hemodialisa dan latar belakang pendidikan memberikan pengaruh yang

cukup signifikan terhadap dukungan sosial yang diterima oleh subjek. Subjek

dengan frekuensi HD yang tinggi secara otomatis akan lebih sering berinteraksi

baik dengan tenaga paramedis maupun pasien dan keluarga pasien yang lain.

Sementara dengan semakin tinggi tingkat pendidikan subjek maka semakin luas

pula lingkungan pergaulannya.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

23

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti mengajukan

saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Keluarga Dari Penderita Gagal Ginjal Terminal

? Mengingat dukungan sosial dapat meningkatkan penerimaan diri di mana hal itu

dapat membuat seseorang menyenangi dirinya sendiri, maka keluarga dari

penderita gagal ginjal terminal perlu menciptakan kondisi yang dapat membuat

penderita merasa nyaman antara lain seperti, memberikan perhatian,

mendengarkan keluh kesah mereka, menyediakan alat kesehatan atau obat yang

dibutuhkan— disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

? Tetap melibatkan penderita dalam kegiatan keluarga secara lebih intensif namun

yang tidak terlalu melelahkan.

? Membentuk perkumpulan keluarga penderita gagal ginjal terminal, dengan

tujuan dapat menjadi wadah bagi keluarga agar dapat saling bertukar pikiran

mengenai penanganan terhadap penderita gagal ginjal terminal.

2. Bagi Lembaga Kesehatan

? Mengingat frekuensi hemodialisa dapat meningkatkan dukungan sosial yang

diterima oleh subjek dan pada akhirnya meningkatkan penerimaan diri subjek

maka lembaga kesehatan, dalam hal ini para perawat dan dokter, perlu untuk

dapat memberikan dukungan mulai dari hal yang sepele seperti menanyakan

kabar dan kondisi yang sedang dirasakan sampai pada memberikan penjelasan

mengenai penyakit yang diderita dengan baik dan sejelas-jelasnya seperti,

memberi tahu cara untuk menangani kondisi pasien ketika sedang anfal di

rumah.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

24

3. Bagi peneliti selanjutnya

? Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk lebih mengetahui hal-hal yang

berkaitan dengan penerimaan diri, dapat memperhatikan faktor lain yang dapat

dihubungkan dengan penerimaan diri antara lain kepribadian, tingkat religiusitas,

dan budaya.

? Mengantisipasi kelemahan penelitian yaitu pada saat pelaksanaan penelitian,

sebaiknya skala tidak dibawa pulang oleh subjek karena tidak semua dapat

kembali atau jika ingin subjek merasa nyaman dalam mengerjakan dan

memperoleh jaminan skala akan kembali sebaiknya datangi subjek ke rumahnya

di waktu-waktu senggangnya dan subjek dalam keadaan “sehat”. Disamping itu

peneliti selanjutnya sebaiknya lebih dapat memperhitungkan jumlah aitem pada

tiap skala yang digunakan agar tidak terlalu banyak mengingat kondisi kesehatan

subjek.

? Mengingat karakteristik subjek yang unik maka peneliti selanjutnya perlu

menggali lebih dalam sisi psikologis subjek dengan cara melakukan wawancara

dan observasi secara intensif terhadap subjek.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penyakit gagal ginjal terminal dapat menyerang baik laki-laki maupun

25