Top Banner
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN IKLAN MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA NEGERI 1 SAMATIGA ACEH BARAT SKRIPSI NANA SARINDA NIM : 09C10104122 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR 2014
47

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

Jun 23, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA

DAN IKLAN MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA

SISWA SMA NEGERI 1 SAMATIGA ACEH BARAT

SKRIPSI

NANA SARINDA

NIM : 09C10104122

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

2014

Page 2: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

ABSTRAK

Nana Sarinda Hubungan AntaraDukungan Orang Tua, Teman Sebaya dan Iklan

Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa SMA Negeri 1 Samatiga.

Dibawah bimbingan Baharuddin, SKM, M.Kes dan Maiza Duana, SKM.

Merokok merupakan masalah yang sangat sulit diselesaikan hingga saat ini. Pada

siswa SMA Negeri 1 Samatiga dengan jumlah siswa169 orang dengan siswi

berjumla 74 orang serta siswanya berjumlah 94 orang yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah siswa yang berjumlah 66 orang dimana sebagiannya merokok

baik pada saat jam istirahat sekolah maupun jam pulang sekolah. Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan anatara orang tua, teman sebaya

dan iklan merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMA Negeri 1 Samatiga

Aceh Barat.

Popilasi berjumlah 66 dengan sampel dalam penelitian ini adalah 66 siswa SMA

Negeri 1 Samatiga Aceh Barat. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

dengan menggunakan metode Total Sampling.

Hasil penelitian diketahui bahwa dari 34 responden dukungan orang tuanya baik

61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya

tidak baik 68,8% merokok dengan peluang nilai OR 3,554. Dari 33 responden

yang teman sebayanya baik 69,7% tidak merokok, sedangkan dari 33 responden

yang temansebanya tidak baik 75,8% merokok dengan nilai OR7,188. Dari 36

responden yang iklan merokoknya baik 61,1% tidak merokok, sedangkan dari 30

responden yang iklan merokoknya tidak baik 70% merokok dengan nilai

OR7,3,667.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan semua variabel independen (orang tua,

teman sebaya, iklan merokok) mempunyai hubungan dengan perilaku merokok

dimana Pvalue < α (0,05).

Kepada SMA Negeri 1 Samatiga agar dapat mengadakan pendidikan khusus

tentang bahayanya merokok dan kepada siswi SMA Negeri 1 Samatiga agar lebih

meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dengan menghindari

merokok.

Kata Kunci: Orang Tua, Teman Sebaya, Iklan Merokok dan Perilaku Merokok

Page 3: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya

sehingga dapat menyelesaikan skripsi/tugas akhir berjudul “Hubungan Antara

Dukungan Orang Tua, Teman Sebaya Dan Iklan Merokok Dengan Perilaku

Merokok Pada Siswa SMA Negeri 1 Samatiga Aceh Barat”. Skripsi ini adalah

untuk memenuhi slah satu syarat kelulusan dalam meraih derajat Kesehatan

Masyarakat Universitas Teuku Umar.

Selama penelitian dan penyusunan skripsi/tugas akhir ini, penulis tidak

luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan,

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis inin

sampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya

1. Kepada Bapak Dr.Prof Jasman J. Ma’ruf, MBA. Selaku Rektor Universitas

Teuku Umar Meulaboh

2. Kepada Bapak Sufyan Anwar, SKM, MARS, selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh

3. Kepada dewan pemimbing yaitu Bapak Baharuddin, SKM, M.Kes. selaku

pemimbing I yang telah meluangkan waktu dalam membimbing penulis

dalam menyusun skripsi ini dan kepada Ibu Maiza Duana, SKM, selaku

pemimbing II, yang telah membantu penulis menyusun skripsi ini

4. Kepada Ibu Marniati, SKM, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar.

Page 4: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

melakukan di dalam perkarangan sekolah karena aturan sekolah melarang

merokok bagi para siwa, dan peraturan tersebut tidak membuat para siswa

berhenti merokok namun ada saja yang merokok di luar perkarangan sekolah.

1.2. Rumusan Maslah

Dari latar belakang diatas maka penulis ingin mengetahui bagaimana

hubungan Anatara Dukungan Orang Tua, Teman Sebaya dan Iklan Rokok Dengan

perilaku merokok pada siswa SMA Negeri Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk melihat bagaimana hubungan anatara dukungan orang tua, teman

sebaya dan iklan rokok dengan perilaku merokok pada siswa SMA Negeri

Samatiga Aceh Barat.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk melihat apakah ada hubungan anatara dukungan orang tua,

dengan perilaku merokok pada siswa SMA Negeri Samatiga Aceh

Barat.

2. Untuk melihat apakah ada hubungan anatara teman sebaya Dengan

perilaku merokok pada siswa SMA Negeri Samatiga Aceh Barat.

3. Untuk melihat apakah ada hubungan anatara iklan rokok Dengan

perilaku merokok pada siswa SMA Negeri Samatiga Aceh Barat

Page 5: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

ternyata lebih dari 11persen menggap aspek-aspek ini penting buat

mereka.

5) Faktor Farmokologis

Nikotin mencapai otak dalam singkat, mungkin pada menit pertama

sejak dihisap. Cara kerja bahan komplek. Pada dosis sama dengan yang

di dalam rokok, bahan ini dapat menimbulkan stimulasi dan rangsangan

si suatu sisi tetapi juga relaksasi di sisi lainnya. Efek ini tergantung

bukan saja pada dosis dan kondisi tubuh seseorang, tetapi juga pada

suasana hati (mood) dan situasi. Oleh karena itu bila kita sedang marah

atau takut, efeknya dalah menenangkan. Tetapi dalam keadaaan lelah

atau bosan, bahan ini akan merangsang dan memacu semangat. Dalam

pengertian ini nikotin berfungsi untuk menjaga keseimbangan mood

dalam situasi stress.

2.2 Rokok

2.2.1 Pengertian

Rokok adalah hasil olahan terbungkus yang mengandung nikotin dan tar

dengan atau tanpa bahan tambahan. Rokok adalah silender dari kertas berukuran

panjang 70 hungga 120 mm (bervariasi tergantung Negara) dengan diameter

sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah (Sitopoe,

2000).

2.2.2 Komposisi Rokok

Satu-satunya Negara di dunia yang menghasilkan rokok dengan bahan

baku tembakau dan cengkeh hanyalah Indonesia, dengan sebutan rokok

kretek dengan perbandingan tembakau dan cengkeh adalah 60 ; 40. Sedangkan

Page 6: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Adanya hungan antara dukungan orang tua dengan perilaku merokok

dengan nilai Pvalue lebih kecil dari α= 0,05 yaitu 0,025 dan nilai OR

3,554.

2. Adanya hungan antara teman sebaya dengan perilaku merokok dengan

nilai Pvalue lebih kecil dari α= 0,05 yaitu 0,001 dan nilai OR 3,554.

3. Adanya hungan antara iklan merokok dengan perilaku merokok dengan

nilai Pvalue lebih kecil dari α= 0,05 yaitu 0,023 dan nilai OR 3,554.

5.3 Saran

1. Kepada SMA Negeri 1 Samatiga agar dapat mengadakan pendidikan

khusus tentang bahaya merokok dan dapat mengadakan seminar dan

persentasi kepada siswa tentang merokok dan bahaya merokok bagi

kesehatan.

2. Kepada siswa SMA Negeri 1 Samatiga agar lebih meningkatkan

kesadaran akan pentingnya kesehatan dengan menghindari rokok dan

meningkatkan pengetahuan mengenai tentang bahaya merokok bagi

kesehatan agar dapat meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y., 2008. Adminitrasi Rumah Sakit. UI Press. Jakarta

Asrosuddin, M., 2006. Kalbar Sehat Tanpa Rokok. Jurnal Kesehatan.

Kalimantan Barat.

Aulia Sani, 2004. Pelayanan Tiga Tahun Pelayanan Klinik Berhenti Merokok.

Yayasan Indonesia. Jakarta.

Baradja, F., 2008. Pelajar Jangan Mencoba Merokok. Pelita. Jakarta.

Budiarto, E, 2001. Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. EGC. Jakarta

Bustaman, M. M., 2000. Eidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rieneka Cipta.

Jakarta.

Caroline, 2008. Akibat Merokok. Fransisi. Jakarta.

Depkes RI, 2005. Pendekatan Dan Penanganan Pada Remaja Beresiko Tinggi.

Jakarta.

Imsar. 2008. Kampanye Anti Rokok di Indonesia. Jurnal Universitas Indonesia.

Jakarta.

Istiqomah. I., 2004. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. EGC. Jakarta.

Komasari, D & Helmi, A.F., 2000. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Merokok

Pada Remaja Jurnal Psikologi. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Mu’tadin Zainul, 2002. Remaja dan Rokok. Wordpress. Jakarta.

Mustafa. RulliA., 2005. Waspadai Bahaya Merokok. www.combat 2005.

Glogdrive.com

Nawi, N. et al., 2007. “if I don’t smoke, I’m not a real man”- Indonesia

teenager boys view about smoking, Health Education Research. Oxford

Journal.

Nasution. IK., 2007. Strees Pada Remaja. USU. Medan

Notoatmodjo. S., 2002. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rieneka

Cipta. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehata.

Rineka Cipta. Yogyakarta.

Pitaloka. A., 2006. Moral Exclusion dan Rokok. EGC. Jakarta.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

Sari. F., 2003. Kanker Payudara Pada Perempuan. Majalah Kedokteran

Indonesia, Vol. 51 No. 6

Sitopoe, M. 2000. Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta. Grasindo

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Sangung

Seto. Jakarta.

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung

Sukendro, Suryo, 2007. Filosofi Rokok. Pinus Book Publisher. Yogyakarta.

Sustani, dkk. 2006. Kebiasaan Merokok. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Triyanti, 2006. Kebiasaan Merokok. Bayumedia. Malang.

Wismanto, Y.B, & B, Sarwo. 2007. Strategi Penghentian Perilaku Merokok.

Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang

YKI. 2008. Hentikan Merokok. Yayasan Kanker Indonesia. Depok Jakarta.

Yusuf, S., 2006. Psiklogi Perkembangan Anak dan Remaja. PT. Remaja

Rosdakarya. Bandung

Zulkifli, 2008. Pedoman Riset Operasi. Jurnal Institut Teknologi Bandung.

Bandung.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

b. Tar

Tar adalah hidrokarbon aromatic polisiklik yang ada dalam asap rokok,

tergolong dalam zat karsinogen, yaitu zat yang dapt menumbuhkan kanker.

Kadar tar yang terkandung dalam asap rokok inilah yang berhubungan

dengan resiko timbulnya kanker. Sumber tar adlah tembakau, cengkeh,

pembalut rokok dan bahan organic lain yang terbakar(Pemerintah RI, 2003

dalam Sukendro, 2007).

c. Karbon monoksida (CO)

kabon monoksida adalah gas yang bersifat toksin/ gas beracun yang tidak

bewarna, zat yang mengikat hegmolobin dalam darah, membuat darah tidak

mampu mengikat oksigen. Kandungannya didalam asap rokok 2-6%. Karbon

monoksida pada paru-paru mempunyai daya pengikat dengan hemoglobin

(Hb) sekitar 200 kali lebih kuat dari pada daya ikat oksigen(O2) dengan

hemoglobin (Hb). Membuatdarah tidak mampu mengikat oksigen

(pemerintah RI, 2003 dalam Sukendro, 2007).

2.2.4 Dampak Rokok Pada Remaja

Rokok memiliki 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, diantaranya

adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenetik. Rokok

memang hanya memiliki 8-20 mg nikotin, yang setah dibakar 25 persennya akan

masuk kedalam darah. Namun, jumlah kecil ini hanya menumbuhkan waktu 15

detik untuk sampai ke otak.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

Dengan merokok mengurangi jumlah sel-sel berfilia (rambut getar)

menambah sel lender sehingga menghambat oksigen ke paru-paru sampai resiko

P Value = 0,023 ini lebih kecil dari α= 0,05 sehingga terdapatnya hubungan yang

signifikan antara iklan merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMA

Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.

Dilihat dari nilai OR 3,667 maka dapat diartikan bahwa iklan merokok

yang baik memiliki peluang 4 kali tidak merokok dari pada ikalm merokoknya

tidak baik.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Dukungan Orang Tua Dengan Perilaku Merokok

Pada lokasi penelitian terdapat hubungan antara dukungan orang tua

dengan perilaku merokok terlihat dari hasil uji chi square di dapat nilai P Value =

0,025 dan ini lebih kecil dari α= 0,05 sehingga terdapatnya hbungan yang

signifikan antara dukungan orang tua dengan perilaku merokok pada siswa SMA

Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014 ini disebabkan orang tua yang

merokok anaknya juga merokok sebagai orang tuaseharusnya menjadi panutan,

seseorang anak elihat apa yang dilakukan oleh orang tuanya dan masih kurangnya

pengawasan orang tua terhadap anak.

Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan respon

orang tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara langsung.

Sedangkan menurut Istiqomah merokok adalah membakar tembakau kemudian

dihisap, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temparatur

Page 11: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 90 derajat celcius untuk ujung rokok

yang dibakar, dan 30 derajat celcius untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir

perokok (Istiqomah, 2004).

Perilaku remaja memang sangat menarik dan gaya mereka pun

bermacam-macam. Ada yang atraktif, lincah, modis, agresif dan kreatif dalam hal-

hal yang berguna, namun ada juga remaja yang suka hura-hura bahkan mengacau.

Pada masa remaja, remaja memulai berjuang melepas ketergantungan kepada

orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui

sebagai orang dewasa. Pada masa ini hubungan keluarga yang dulu sangat erat

sekarang tampak terpecah. Orang tua sangat berperan pada masa remaja, salah

satunya adalah pola asuh keluarga akan sangat berpengaruh pada perilaku

remaja.pola asuh keluarga yang kurang baik akan menimbulkan perilaku yang

menyimpang seperti merokok, minum minuman keras, menggunakan obat-obat

terlarang dan lain-lain (Depkes RI, 2005).

Penelitian Hasanah (2011) terhadap hubungan dukungan orang tua dengan

perilaku merokok siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali menunjukkan adanya

kecenderungan semakin tinggi dukungan orang tua, maka semakin tinggi perilaku

merokok siswa. Kecenderungan tersebut terlihat dari distribusi perilaku merokok

siswa ditinjau dari dukungan orang tua. Pada dukungan orang tua tidak mendukung

perilaku merokok terbanyak adalah rendah sebanyak 6 responden (86%) dari 7

responden dengan dukungan orang tua tidak mendukung. Kelompok dengan

dukungan orang tua kurang mendukung terdapat 12 responden dan memiliki perilaku

merokok terbanyak adalah rendah sebanyak 6 responden (50%), selanjutnya sedang

sebanyak 4 responden (33%), dan tinggi sebanyak 2 responden (17%).

4.3.2. Pengaruh Teman Sebaya Dengan Perilaku Meroko

Page 12: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

Setelah dilakukan penelitian pada SMA Negeri 1 Samatiga diketahui dari

33 responden yang teman sebayanya baik 61,8% tidak merokok sedangkan 33

responden yang teman sebayanya tidak baik 75,8% merokok. Semakin banyak

temannya yang baik maka semakin banyak siswa yang tidak merokok begitu juga

sebaliknya. Pengaruh teman sangatlah besar dimana di dalam satu kelompok

pertemanan mereka ditunjuk harus memiliki perilku yang sama maka dari itu

banyak dari SMA Negeri 1 Samatiga siswanya merokok karena mengikuti teman

dan tidak dianggap keren jika tidak mengikuti teman yang merokok.

Pengaruh kelompok sebaya terhadap perilaku beresiko kesehatan pada

remaja dapat terjadi melalui mekanisme peer socialization, dengan arah pengaruh

berasal kelompok sebaya, artinga ketika remaja bergabung dengan kelompok

sebaya maka seorang remaja akan dituntut berperilau sama dengan kelompoknya,

sesui dengan norma yang dikembangkan oleh kelompok tersebut (Mu’tdin, 2002).

Remaja pda umumnya bergaul dengan sesame mereka, karakteristik

persahabatan remaja dipengaruhi oleh kesamaan: usia, jenis kelamin, dan ras.

Kesamaan dalam menggunakan obat-obatan, merokok sangat berpengaruh kuat

dalam pemilihan teman (Yusuf, 2006).

Penelitian Hasanah (2011) terhadap hubungan teman sebaya dengan

perilaku merokok siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali menunjukkan adanya

kecenderungan semakin tinggi dukungan teman sebaya, maka semakin tinggi

perilaku merokok siswa. Kecenderungan tersebut terlihat dari distribusi perilaku

merokok siswa ditinjau dari dukungan teman sebaya. Pada dukungan teman

sebaya tidak mendukung perilaku merokok terbanyak adalah rendah sebanyak 14

responden (93%) dari 15 responden dengan dukungan teman sebaya tidak

Page 13: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

mendukung. Kelompok dengan dukungan teman sebaya kurang mendukung

terdapat 10 responden dan memiliki perilaku merokok terbanyak adalah rendah

sebanyak 5 responden (50%) dan sedang sebanyak 5 responden (30%).

4.3.3 Pengaruh Iklan Merokok Dengan Perilaku Merokok

Di SMA Negeri 1 Samatiga menurut hasil penelitian diketahui dari 36

responden yang iklan merokoknya baik 61,1% tidak merokok sedangkan dari 30

responden yang iklan merokoknya tidak baik 70% merokok. Di perkuat dengan

hasil uji chi square di dapat nilai P Value = 0,023 dan ini lebih kecil dari α= 0,05

sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara iklan merokok dengan perilaku

merokok pada siswa SMA Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014. Iklan

dimasa sekarang ini sangatlah membuat konsumen tertarik iklan televisi misalnya

hampir sepanjang hari ditayangkan iklan merokok maka dari itu tidak ada batasan

bagi mereka untuk merokok karena ketertarikan terhadap iklan di Televisi yang

membuat mereka tertarik untuk merokok.

Menutut ogawa (dalam Triyanti, 2006) dahulu perilaku merokok disebut

sebagai duatu kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut

sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai perilaku

penggunaan tembakau yangmenetap, biasanya lebih dari setengah bungkus rokok

per hari, dengan adanya tambahan distress yang disebabkan oleh kebutuhan akan

tembakau secara berulang-ulang. Perilaku merokok dapat juga dideinikan sebagai

aktivitas subjek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya, yang diukur

melalui intnsitas merokok, waktu merokok, dan funsi merokok dalam kehidupan

sehari-hari (Komalasari Helmi, 2000).

Page 14: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

Banyaknya iklanmmerokok di media cetak, elektronik, dan media luar

ruang telah mendorong rasa ingin tahu remaja tentang produk rokok. Iklan rokok

mempunyai tujuanuntuk mengumpulkan kalangan muda yang belum merokok

untuk mencoba merokok dan setelahmencoba merokok akan terus berkelanjutan

sampai ketagihan (Istiqomah, 2004).

Penelitian Hasanah (2011) terhadap hubungan iklan merokok dengan

perilaku merokok siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali menunjukkan adanya

kecenderungan semakin tinggi dukungan iklan rokok , maka semakin tinggi

perilaku merokok siswa. Kecenderungan tersebut terlihat dari distribusi perilaku

merokok siswa ditinjau dari dukungan iklan rokok . Pada dukungan iklan rokok

tidak mendukung perilaku merokok terbanyak adalah rendah dan sedang masing-

masing sebanyak 2 responden (50%). Kelompok dengan dukungan iklan rokok

kurang mendukung terdapat 16 responden dan memiliki perilaku merokok

terbanyak adalah rendah sebanyak 13 responden (81%) dan sedang sebanyak 3

responden (19%).

Page 15: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

Kemudian untuk mengamati derajat hubungan antara variabel tersebut

akan dihitung nilai odd ratio (OR).

Aturan yang berlaku pada Chi–Square adalah :

a. Bila pada 2 x 2 dijumpai nilai expected (harapan) kurang dari 5, maka yang

digunakan adalah“Fisher’s Exact Test”

b. Bila tabel 2 x 2, dan tidak ada nilai E < 5, maka uji yang dipakai

sebaiknya“Continuity Correction (a)”

c. Bila tabel lebih dari 2 x 2, misalnya 3 x 2, 3 x 3, dsb, maka digunakan

uji“Pearson Chi-Square”

d. Uji“Likelihood Ration” dan “Linear-by-Linear Asscaiton”, biasanya

digunakan untuk keperluan lebih spesifik, misalnya analisis stratifikasi pada

bidang epidemiologi dan juga untuk mengetahui hubungan linier dua variabel

katagori, sehingga ke dua jenis ini jarang digunakan.

Analisa data dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer untuk

membuktikan hipotesa yaitu dengan ketentuan p value < 0,05 (Ho ditolak)

sehingga disimpulkan ada hubungan yang bermakna (Budiarto, 2001).

Page 16: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-laki

2.1.1 Pengertian Perilaku Merokok

Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan respons

orang tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara langsung.

Sedangkan menurut Istiqomah merokok adalah membakar tembakau kemudian

dihisap, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temparatur

sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 90 derajat Celcius untuk ujung rokok

yang dibakar, dan 30 derajat Celcius untuk ujung rokok yang terselip di antara

bibir perokok (Istiqomah, 2003).

Munculnya perilaku dari organisme ini dipengaruhi oleh faktor stimulus

yang diterima, baik stimulus internal maupun stimulus eksternal. Seperti halnya

perilaku lain, perilaku merokok pun muncul karena adanya faktor internal (faktor

biologis dan faktor psikologis, seperti perilaku merokok dilakukan untuk

mengurangi stres) dan faktor eksternal (faktor lingkungan sosial, seperti

terpengaruh oleh teman sebaya). Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku

merokok adalah aktivitas menghisap atau menghirup asap rokok dengan

menggunakan pipa atau rokok.

Menurut Ogawa (dalam Triyanti, 2006) dahulu perilaku merokok disebut

sebagai suatu kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut sebagai

tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai perilaku penggunaan

Page 17: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

7

tembakau yang menetap, biasanya lebih dari setengah bungkus rokok per hari,

dengan adanya tambahan distres yang disebabkan oleh kebutuhan akan tembakau

secara berulang-ulang. Perilaku merokok dapat juga didefinisikan sebagai

aktivitas subjek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya, yang diukur

melalui intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi merokok dalam

kehidupan sehari-hari (Komalasari & Helmi, 2000).

Intensitas merokok sebagai wujud dari perilaku merokok menurut

(Bustan, M.N., 2000) rokok aktif adalah asap rokok yang berasal dari isapan

perokok atu asap utama pada rokok yang dihisap (mainstream). Dari pendapat

diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perokok aktif (active smoker) adalah orang

yang merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya

bagi kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar.

Menurut Wardoyo (1996) dalam Komalasari & Helmi (2000). Perokok

pasif adalah asap rokok yang dihirup oleh seseorang yang tidak merokok (Pasive

Smoker). Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.

Asap rokok lebih berbahaya terhadap perokok pasif dari pada perokok aktif. Asap

rokok sigaret kemungkinan besar berbahaya terhadap mereka yang bukan

perokok, terutama di tempat tertutup. Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok

aktif dan terhirup oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon

monoksida, empat kali lebih banyak mengandung tar dan nikotin.

Sedangkan menurut (Mu’tadin, 2002) perilaku merokok berdasarkan

intensitas merokok membagi jumlah rokok yang dihisapnya setiap hari, yaitu:

Page 18: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

8

a) Perokok sangat berat adalah perokok yang mengkomsumsi rokok sangat

sering yaitu merokok lebih 31 batang tiap harinya dengan selang merokok

lima menit setelah bangun tidur pagi hari.

b) Perokok berat adalah perokok yang menghabiskan 21-30 batang rokok

setiap hari dengan selang waktu merokok berkisar 6-30 menit setelah

bangun tidur pagi hari.

c) Perokok sedang adalah perokok yang mengkomsumsi rokok cukup yaitu

11-21 batang per hari dengan selang waktu 31-60 menit mulai bangun

tidur pagi hari.

d) Perokok ringan adalah perokok yang mengkomsumsi rokok jarang yaitu

sekitar 10 batang per hari dengan selang waktu 60 menit dari bangun tidur

pagi.

Menurut Tomkins cit Wismanto dan Sarwo (2007) ada 4 tipe perilaku

merokok berdasarkan Management of affect theory, keempat tipe tersebut adalah :

a) Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok

seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Dalam hal ini dibagi

dalam 3 sub tipe:

1. Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau

meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok

setelah minum kopi atau makan.

2. Stimulation to pick them up, perilaku merokok hanya dilakukan

sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.

3. Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yang diperoleh

dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

9

Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan

tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu

beberapa menit saja atau perokok lebih senang berlama-lama

memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum dia

menyalakan dengan api.

b) Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang

menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila

marah, cemas ataupun gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat.

c) Perilaku merokok yang adiktif (psychological addiction). Bagi yang sudah

adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah

efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi

keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun.

d) Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan

rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka,

tetapi karena benar-benar sudah kebiasaan rutin. Pada tipe orang seperti ini

merokok merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis.

2.1.2 Tahap-tahap Perilaku Merokok

Laventhal dan Pitaloka (2006) mengungkapkan empat tahap dalam

perilaku merokok, yaitu :

a) Tahap Preparatory

Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai

merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan, sehingga

menimbulkan niat untuk merokok.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

10

b) Tahap Initiation

Tahap perintisan merokok, yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan

ataukah tidak terhadap perilaku merokok.

c) Tahap Becoming A Smoker

Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per

hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.

d) Tahap Maintaining Of Smoking

Pada tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara

pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh

efek yang menyenangkan.

2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

Menurut Komalasari dan Helmi (2000), perilaku merokok selain

disebabkan dari faktor dalam diri (internal) juga disebabkan faktor dari

lingkungan (eksternal).

a) Faktor Diri (internal)

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin

melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Merokok juga memberi image

bahwa merokok dapat menunjukkan kejantanan (kebanggaan diri) dan

menunjukkan kedewasaan. Individu juga merokok dengan alasan sebagai alat

menghilangkan stres (Nasution, 2007).

Remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis psikososial

yang dialami pada perkembangannya yaitu pada masa ketika mereka sedang

mencari jati dirinya (Komalasari dan Helmi, 2000).

Page 21: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

11

b) Faktor Lingkungan (eksternal)

Menurut soetjiningsih (2004), faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap perilaku merokok remaja adalah keluarga atau orang tua, saudara

kandung maupun teman sebaya yang merokok, dan iklan rokok.

1) Dukungan Orang Tua

Perilaku remaja memang sangat menarik dan gaya mereka pun

bermacam-macam. Ada yang atraktif, lincah, modis, agresif dan kreatif

dalam hal-hal yang berguna, namun ada juga remaja yang suka hura-hura

bahkan mengacau. Pada masa remaja, remaja memulai berjuang melepas

ketergantungan kepada orang tua dan berusaha mencapai kemandirian

sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Pada masa ini

hubungan keluarga yang dulu sangat erat sekarang tampak terpecah.

Orang tua sangat berperan pada masa remaja, salah satunya adalah pola

asuh keluarga akan sangat berpengaruh pada perilaku remaja. Pola asuh

keluarga yang kurang baik akan menimbulkan perilaku yang

menyimpang seperti merokok, minum-minuman keras, menggunakan

obat-obat terlarang dan lain-lain (Depkes RI, 2005).

2) Teman Sebaya

Pengaruh kelompok sebaya terhadap perilaku beresiko kesehatan pada

remaja dapat terjadi melalui mekanisme peer sosialization, dengan arah

pengaruh berasal kelompok sebaya, artinya ketika remaja bergabung

dengan kelompok sebayanya maka seorang remaja akan dituntut untuk

berperilaku sama dengan kelompoknya, sesuai dengan norma yang

dikembangkan oleh kelompok tersebut (Mu’tadin, 2002).

Page 22: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

12

Remaja pada umumnya bergaul dengan sesama mereka, karakteristik

persahabatan remaja dipengaruhi oleh kesamaan: usia, jenis kelamin dan

ras. Kesamaan dalam menggunakan obat-obatan, merokok sangat

berpengaruh kuat dalam pemilihan teman. (Yusuf, 2006).

3) Iklan Rokok

Banyaknya iklan rokok di media cetak, elektronik, dan media luar ruang

telah mendorong rasa ingin tahu remaja tentang produk rokok. Iklan

rokok mempunyai tujuan mensponsori hiburan bukan untuk menjual

rokok, dengan tujuan untuk mengumpulkan kalangan muda yang belum

merokok untuk mencoba merokok dan setelah mencoba merokok akan

terus berkelanjutan sampai ketagihan (Istiqomah, 2004).

Menurut Hansen dalam Wismanto dan Budi (2007), mengungkapkan

bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok yaitu:

1) Faktor Psikologis

Individu merokok untuk mendapatkan kesenangan, kenyamanan, merasa

lepas dari kegelisahan dan juga untuk mendapatkan rasa percaya diri. Oleh

karena itu individu perokok yang bergaul dengan perokok lebih sulit untuk

berhenti merokok, daripada perokok yang bergaul atau lingkungan sosialnya

menolak perilaku merokok.

2) Faktor Biologis

Banyak penelitian yang menyatakan bahwa semakin tinggi kadar nikotin

dalam darah, maka semakin besar pula ketergantungan seorang terhadap

rokok.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

13

Menurut Baradja (2008), mengungkapkan faktor-faktor penyebab

merokok dapat dibagi dalam beberapa golongan sekalipun sesungguhnya faktor-

faktor itu saling berkaitan satu sama lain :

1) Faktor Genetik

Beberapa studi menyebut faktor genetik sebagai penentu dalam

timbulnya perilaku merokok dan bahwa kecenderungan menderita

kanker, serta tendensi untuk merokok adalah faktor yang diwarisi

bersama-sama. Studi menggunakan pasangan kembar membuktikan

adanya pengaruh genetik, karena kembar identik, walaupun dibesarkan

terpisah, akan memiliki pola kebiasaan merokok yang sama bila

dibandingkan dengan kembar non-identik. Akan tetapi secara umum,

faktor genetik ini kurang berarti bila dibandingkan dengan faktor

lingkungan dalam menentukan perilaku merokok yang akan timbul.

2) Faktor Kepribadian (personality)

Banyak peneliti mencoba menetapkan tipe kepribadian perokok. Tetapi

studi statistik tak dapat memberi perbedaan yang cukup besar antara

pribadi orang yang merokok dan yang tidak. Oleh karena itu tes-tes

kepribadian kurang bermanfaat dalam memprediksi apakah seseorang

akan menjadi perokok. Lebih bermanfaat adalah pengamatan dan studi

observasi dilapangan.

Anak sekolah yang merokok menganggap dirinya, seperti orang lain

juga memandang dirinya, sebagai orang yang kurang sukses dalam

pendidikan. Mereka biasanya memiliki prestasi akademik kurang, tanpa

minat belajar dan kurang patuh pada otoritas. Asosiasi ini sudah secara

Page 24: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

14

konsisten ditemukan sejak permulaan abad ini. Dibandingkan dengan

yang tidak merokok, mereka lebih impulsif, haus sensasi, gemar

menempuh bahaya dan risiko dan berani melawan penguasa. Mereka

minum teh dan kopi dan sering juga menggunakan obat termasuk

alkohol. Mereka lebih mudah bercerai, beralih pekerjaan, mendapat

kecelakaan lalulintas, dan enggan mengenakan ikat pinggang

keselamatan dalam mobil.

Banyak dari perilaku ini sesuai dengan sifat kepribadian extrovert dan

antisosial yang sudah terbukti berhubungan dengan kebiasaan merokok.

3) Faktor Kejiwaan (psikodinamik)

Dua teori yang paling masuk akal adalah bahwa merokok itu adalah suatu

kegiatan kompensasi dari kehilangan kenikmatan oral yang dini atau

adanya suatu rasa rendah diri yang tak nyata. Ahli lainnya berpendapat

bahwa merokok adalah semacam pemuasan kebutuhan oral yang tidak

dipenuhi semasa bayi. Kegiatan ini biasanya dilakukan sebagai

pengganti merokok pada mereka yang sedang mencoba berhenti

merokok.

4) Faktor Sensorimotorik

Buat sebagian perokok, kegiatan merokok itu sendirilah yang

membentuk kebiasaan tersebut, bukan efek psikososial atau

farmakologiknya. Sosok sebungkus rokok, membukanya, mengambil dan

memegang sebatang rokok, menyalakannya, mengisap, mengeluarkan

sambil mengamati asap rokok, aroma, rasa dan juga bunyinya semua

berperan dalam terciptanya kebiasaan ini. Dalam suatu penelitian

Page 25: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

15

ternyata lebih dari 11 persen menganggap aspek-aspek ini penting buat

mereka.

5) Faktor Farmakologis

Nikotin mencapai otak dalam waktu singkat, mungkin pada menit pertama

sejak dihisap. Cara kerja bahan ini sangat kompleks. Pada dosis sama dengan

yang didalam rokok, bahan ini dapat menimbulkan stimulasi dan rangsangan

di satu sisi tetapi juga relaksasi di sisi lainnya. Efek ini tergantung

bukan saja pada dosis dan kondisi tubuh seseorang, tetapi juga pada

suasana hati (mood) dan situasi. Oleh karena itu bila kita sedang marah

atau takut, efeknya adalah menenangkan. Tetapi dalam keadaan lelah

atau bosan, bahan itu akan merangsang dan memacu semangat. Dalam

pengertian ini nikotin berfungsi untuk menjaga keseimbangan mood

dalan situasi stress.

2.2 Rokok

2.2.1 Pengertian

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus yang mengandung

nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Rokok adalah silinder dari

kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara)

dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah

dicacah (Sitopoe, 2000).

2.2.2 Komposisi Rokok

Satu-satunya negara di dunia yang menghasilkan rokok dengan bahan

baku tembakau dan cengkeh hanyalah indonesia, dengan sebutan rokok kretek

dengan perbandingan tembakau dan cengkeh adalah 60 : 40. Sedangkan

Page 26: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

16

pembungkusannya, rokok digulung dengan berbagai jenis pembungkus, ada yang

menggunakan kertas, misalnya rokok kretek dan rokok putih, daun nipah, pelepah

tongkol jagung atau disebut rokok klobot, dan dengan tembakau sendiri disebut

rokok cerutu. Lapisan pembungkus rokok kretek dibuat dua lapis sehingga

minyak cengkih ditahan oleh lapisan paling dalam, sedangkan pembungkus

lapisan luar tidak tembus oleh minyak cengkeh sehingga warna rokok tetap putih.

Rokok biasanya terdiri dari rokok dengan atau tanpa filter. Filter digunakan untuk

menyaring bahan-bahan yang berbahaya yang didalam asap rokok yang dihisap

(Sitepoe, Mangku, 2000).

2.2.3 Racun pada Rokok

Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan setidaknya

2000 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok,

yaitu:

a. Nikotin

Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah.

Zat ini bersifat karsinogen dan mampu memicu kanker paru-paru yang

mematikan. Komponen ini terdapat didalam asap rokok dan juga didalam

tembakau yang tidak dibakar. Nikotin diserap melalui paru-paru dan

kecepatan absorpsinya hampir sama dengan masuknya nikotin secara

intravena. Nikotin masuk kedalam otak dengan cepat dalam waktu kurang

lebih 10 detik. Dapat melewati barrier diotak dan diedarkan keseluruh bagian

otak, kemudian menurun secara cepat, setelah beredar keseluruh bagian tubuh

dalam waktu 15- 20 menit pada waktu penghisapan terakhir (Pemerintah RI,

2003 dalam Sukendro, 2007).

Page 27: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

17

b. Tar

Tar adalah hidrokarbon aromatik polisiklik yang ada dalam asap rokok,

tergolong dalam zat karsinogen, yaitu zat yang dapat menumbuhkan kanker.

Kadar tar yang terkandung dalam asap rokok inilah yang berhubungan

dengan resiko timbulnya kanker. Sumber tar adalah tembakau, cengkeh,

pembalut rokok dan bahan organik lain yang terbakar (Pemerintah RI, 2003

dalam Sukendro, 2007)

c. Karbon monoksida (CO)

Karbon monoksida adalah gas yang bersifat toksin/ gas beracun yang tidak

berwarna, zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak

mampu mengikat oksigen. Kandungannya di dalam asap rokok 2-6%. Karbon

monoksida pada paru-paru mempunyai daya pengikat dengan hemoglobin

(Hb) sekitar 200 kali lebih kuat dari pada daya ikat oksigen (O2) dengan

hemoglobin (Hb). membuat darah tidak mampu mengikat oksigen

(Pemerintah RI, 2003 dalam Sukendro, 2007).

2.2.4 Dampak Rokok Pada Remaja

Rokok memiliki 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, diantaranya

adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Rokok

memang hanya memiliki 8-20 mg nikotin, yang setelah dibakar 25 persennya akan

masuk kedalam darah. Namun, jumlah kecil ini hanya membutuhkan waktu 15

detik untuk sampai ke otak.

Dengan merokok mengurangi jumlah sel-sel berfilia (rambut getar),

menambah sel lendir sehingga menghambat oksigen ke paru-paru sampai resiko

Page 28: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

18

delapan kali lebih besar terkena kanker dibandingkan mereka yang hidup sehat

tanpa rokok (Zulkifli, 2008).

Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh kebiasaan menghisap rokok

yang mungkin saja tidak terjadi dalam waktu singkat namun memberikan perokok

potensi yang lebih besar. Beberapa diantaranya antara lain:

1) Impotensi

Merokok dapat menyebabkan penurunan seksual karena aliran darah ke penis

berkurang sehingga tidak terjadi ereksi.

2) Osteoporosis

Karbon monoksida dalam asap rokok dapat mengurangi daya angkut oksigen

darah perokok sebesar 15 persen, mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga

lebih mudah patah dan membutuhkan waktu 80 persen lebih lama untuk

penyembuhan.

3) Pada Kehamilan

Merokok selama kehamilan menyebabkan pertumbuhan janin lambat dan

dapat meningkatkan resiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Resiko

keguguran pada wanita perokok 2-3 kali lebih sering karena karbon

monoksida dalam asap rokok dapat menurunkan kadar oksigen.

4) Jantung koroner

Penyakit jantung adalah salah satu penyebab kematian utama di indonesia.

Sekitar 40 persen kematian akibat serangan jantung yang terjadi sebelum

umur 65 tahun buasanya berhubungan dengan kebiasaan merokok.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

19

5) Sistem Pernapasan

Kerugian jangka pendek sistem pernapasan akibat rokok adalah kemampuan

rokok untuk membunuh sel rambut getar (silia) di saluran pernapasan. Ini

adalah awal dari bronkitis, iritasi, batuk. Sedangkan untuk jangka panjang

berupa kanker paru, emphycema atau hilangnya elasitas paru-paru, dan

bronkitis kronis.

2.3. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Dari kerangka teori yang menjadi masalah perilaku merokok pada lokasi

penelitian adalah pengaruh dari orang tua, teman sebaya dan iklan merokok, maka

dari itu penulis mengambil orang tua, teman sebaya dan iklan merokok sebagai

variable independen untuk melihat pengaruh terhadap perilaku merokok.

Komalasari dan Helmi (2000)

1. Faktor diri

2. Faktor lingkungan

- Orang tua

- Teman sebaya

- Iklan merokok

Husen dalam Wismanto dan

Budi (2007)

1. Faktor psikologis

3. Faktor biologis

- Genetik

- Kepribadian

- Kejiwaan

- Sensorimotorik

- Farmakologis

Perilaku Merokok

Page 30: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

20

2.4. Kerangka Konsep

Berdasarkan teori Komalasari dan Helmi (2000), maka penelitian ini

dikembangkan dengan kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Orang Tua

Teman Sebaya

Iklan Merokok

Perilaku Merokok

Page 31: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif Analitik dengan desain Cross

Sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan orang tua,

teman sebaya dan iklan merokok dengan perilaku merokok pada siswa SMA

Negeri 1 Smagatiga Aceh Barat (Notoatmodjo, 2010).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Smagatiga Aceh Barat dan

penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 sampai 19 Mei Tahun 2014.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA

Negeri 1 Smagatiga Kelas X dan XI yang berjumlah 66 orang.

3.3.2 Sampel

Populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 dalam Notoatmodjo (2005)

apabila populasi kurang dari 100 maka tehnik dalam penentuan sampel

menggunakan total sampling dimana keseluruh keseluruhan populasi

dijadikan sampel yaitu sebanyak 66 siswa. Berikut penjabaran sampel

berdasarkan kelas :

Page 32: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

22

Tabel 3.1. Jumlah Sampel Perkelas

No Kelas Jumlah Populasi

1 X-1 13

2 X-2 9

3 X-3 13

4 XI-IPA 1 5

5 XI-IPA2 5

6 XI-IPS 1 11

7 XI-IPS 2 10

JUMLAH 66

Sumber : data sekunder dari SMAN 1 Samatiga

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data primer

Diperoleh dengan melaksanakan metode wawancara dengan

menggunakan kuesioner yang berisikan daftar pertanyaan.

3.4.2 Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat dari pihak sekolah SMA

Negeri 1 Samatiga yang berhubungan dengan jumlah siswa di sekolah

tersebut.

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.5 Definisi Operasional

No Variabel Definisis Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1 Dukungan

Keluarga

Sikap orang tua

dan membimbing

serta dorongan

orang tua kepada

siswa

Wawancara Kuesioner 1. Baik > 50%

2. Tidak baik <

50%

Ordinal

2 Teman

Sebaya

Perilaku teman

siswa dan

pergaulannya

Wawancara Kuesioner 1. Baik > 50%

2. Tidak baik <

50%

Ordinal

Page 33: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

23

3 Iklan

Merokok

Pengaruh iklan

baik dimedia cetak

maupun elektronik

yang berdampak

pada psikis atau

dorongan siswa

atas

ketertarikannya

pada iklan dan

ingin mencobanya.

Wawancara Kuesioner 1. Baik > 50%

2. Tidak Baik <

50%

Ordinal

Variabel Dependen

4 Perilaku

Merokok

Aktifitas seseorang

yang merupakan

ransangan dari luar

yaitu factor-faktor

yang mendorong

siswa untuk

merokok

Wawancara Kuesioner 1. Tiadak ada >

50%

2. Ada < 50%

Ordinal

3.6 Aspek Pengukuran Variabel

1. Dorongan Orang Tua

a. Kategori Baik jika nilai > 50%

b. Kategori Tidak Baik jika nilai < 50%

2. Teman Sebaya

a. Kategori Baik jika nilai > 50%

b. Kategori Tidak Baik jika nilai < 50%

3. Iklan Merokok

a. Kategori Baik jika nilai > 50%

b. Kategori Tidak Baik jika nilai < 50%

4. Perilaku Merokok

a. Kategori Tidak Kejadian jika nilai > 50%

b. Kategori Kejadian jika nilai < 50%

Page 34: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

24

3.7 Tehnik Pengumpulan Data

Setelah data dikumpulkan penulis melakukan pengolahan data dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing, yaitu : penulis memeriksa kembali data-data yang diperoleh baik dari

hasil wawancara maupun laporan yang didapat untuk menilai tingkat

kesesuaian.

2. Coding, yaitu : pengkodean data yakni untuk mempermudah dalam

pengolahan dan menganalisis data memberikan kode dalam bentuk angka.

3. Transfering yaitu menyusun total nilai dari variabl –variabel penulisan yang

diberikan.

4. Tabulating, yaitu : data yang telah terkumpul ditabulasikan dalam bentuk

master tabel.

3.8 Tenik Analisis Data

3.8.1 Analisis Univariat

Data dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui distribusi dari variabel-

variabel yang diteliti.

3.8.2 Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hipotesis dengan menentukan

hubungan antara variabel independen (variabel bebas) dengan variabel Dependen

(variabel terikat) dengan menggunakan uji statistic chi-square (X2) (Budiarto,

2001).

Page 35: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

25

Kemudian untuk mengamati derajat hubungan antara variabel tersebut

akan dihitung nilai odd ratio (OR).

Aturan yang berlaku pada Chi–Square adalah :

a. Bila pada 2 x 2 dijumpai nilai expected (harapan) kurang dari 5, maka yang

digunakan adalah“Fisher’s Exact Test”

b. Bila tabel 2 x 2, dan tidak ada nilai E < 5, maka uji yang dipakai

sebaiknya“Continuity Correction (a)”

c. Bila tabel lebih dari 2 x 2, misalnya 3 x 2, 3 x 3, dsb, maka digunakan

uji“Pearson Chi-Square”

d. Uji“Likelihood Ration” dan “Linear-by-Linear Asscaiton”, biasanya

digunakan untuk keperluan lebih spesifik, misalnya analisis stratifikasi pada

bidang epidemiologi dan juga untuk mengetahui hubungan linier dua variabel

katagori, sehingga ke dua jenis ini jarang digunakan.

Analisa data dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer untuk

membuktikan hipotesa yaitu dengan ketentuan p value < 0,05 (Ho ditolak)

sehingga disimpulkan ada hubungan yang bermakna (Budiarto, 2001).

Page 36: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Sekolah SMA Negeri 1 Samatiga berdiri pada tangga 24 Juli 1981

dengan status sekolah Negeri yang beralamatkan di Jalan T. Daud Suak Timah,

Kecamatan Samatiga Aceh Barat. Jumlah guru di SMA Negeri 1 Samatiga

berjumlah 37 tenaga pengajar dimana 33 orang (98%) berstatus PNS dan 4 orang

(2%) lagi berstatus guru honorer. Jumlah siswa pada tahun 2013/2014 berjumlah

152 siswa.

Tahun Kelas Jumlah

X XI XII

2009/2010 82 86 104 272

2010/2011 66 88 104 228

2011/2012 129 112 85 326

2012/2013 115 108 75 298

2013/2014 42 52 59 152

4.1.1 Visi dan Misi SMA Negeri 1 Samatiga

4.1.1.1 Visi Sekolah

Visi Sekolah : “Mantap Dalam Keimanan Dan Ketaqwaan, Berakhlak

Mulia, Meningkat Dalam Prestasi, Terampil Dalam Berbudaya, Serta

Menguasai Iptek”.

4.1.1.2 Misi Sekolah

Untuk melanjutkan Visi diatas dirumuskan beberapa misi sekolah sebagai

berikut:

1. Mendorong setiap siswa melaksanakan ajaran agama yang dianut

sehingga menjadi pedoman berbangsa dan bernegara.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

27

2. Mengupayakan percept peningkatan mutu pendidikan baik pendidikan

agama maupun umum.

3. Mendorong setiap warga sekolah mancapai hasil kerja yang optimal

sehingga mampu bersaing untuk melanjutkan kependidikan kejenjang

yang lebih tinggi

4. Membutuhkan semangat inovasi secara insentif kepada seluruh warga

sekolah

5. Menerapkan pemanfaatan laboratorium sebagai sarana pemecah

masalah keilmuan

6. Menerapkan manajemen partisipasif melibatkan seluruh warga sekolah

dan komite sekolah

7. Menumbuhkan kesadaran serta rasa cinta siswa terhadap kesenian dan

budaya daerah.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Univariat

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tangga 16-19 Mei 2014

di SMA Negeri Samatiga, maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:

Tabel 4.1 : Data Distribusi Dukungan Orang Tua Pada Siswa SMA Negeri 1

Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.

No Pengetahuan Frekuensi %

1 Baik 34 51,5

2 Tidak Baik 32 48,5

Total 66 100

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2014)

Page 38: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

28

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 66 responden dukungan orang tua

baik sebanyak 34 (51,5%) dan dukungan orang tuanya tidak baik sebanyak 32

(48,5%).

Tabel 4.2 : Data Distribusi Teman sebaya Pada Siswa SMA Negeri 1

Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.

No Pengetahuan Frekuensi %

1 Baik 33 50,0

2 Tidak Baik 33 50,0

Total 66 100

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2014)

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 66 teman sebaya responden teman

sebaya baik sebanyak 33 (50%) dan teman sebayanya tidak baik sebanyak 33

(50%).

Tabel 4.3 : Data Distribusi Iklan merokok Pada Siswa SMA Negeri 1

Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.

No Pengetahuan Frekuensi %

1 Baik 36 54,5

2 Tidak Baik 30 45,5

Total 66 100

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2014)

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 66 iklan rokok responden iklan

merokok baik sebanyak 36 (54,5%) dan iklan merokoknya tidak baik sebanyak 30

(45,5%).

Tabel 4.4 : Data Distribusi Perilaku merokok Pada Siswa SMA Negeri 1

Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.

No Pengetahuan Frekuensi %

1 Tidak Ada 31 47,0

2 Ada 35 53,0

Total 66 100

Sumber: dari data primer (diolah tahun 2014)

Page 39: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

29

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 66 perilaku merokok responden

yang merokok sebanyak 35 (53%) sedangkan yang tidak merokok sebanyak 31

(47%).

4.1.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan variabel independen dan

dependen. Penguji ini menggunakan uji chi-square. Dikatakan ada hubungan yang

bermakna secara statistik jika diperoleh nilai Pvalue < α (0,05).

4.2.2.1 Dukungan Orang Tua Dengan Perilaku Merokok

Tabel 4.5. Hubungan Dukungan Orang Tua dengan Perilaku merokok Pada

Siswa SMA Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.

Sumber: data primer (diolah tahun 2014)

Dari tabel di atas di ketahui bahwa dari 34 responden yang dukungan

orang tuanya baik 21 (61,8%) tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang

dukungan orang tuanya tidak baik 22 (68,8%) merokok. Dari hasil uji chi square

di dapat nilai P Value = 0,025 dan ini lebih kecil dari α= 0,05 sehingga

terdapatnya hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua dengan perilaku

merokok pada siswa SMA Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.

Dilihat dari nilai OR 3,554 maka dapat diartikan bahwa dukungan orang

tua yang baik memiliki peluang 4 kali tidak merokok dari pada dukungan orang

tuanya tidak baik.

Dukungan

Orang Tua

Keracunan Pestisida

Total

P

Tidak ada Ada

n % n % n % OR

Baik 21 61,8 13 38,2 34 100 0,025 3,554

Tidak baik 10 31,3 22 68,8 32 100 (1,284-9,840)

Jumlah 31 47,0 35 53,0 66 100

Page 40: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

30

4.2.2.2 Teman sebaya Dengan Perilaku Merokok

Tabel 4.6. Hubungan Teman sebaya dengan Perilaku merokok Pada Siswa

SMA Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.

Sumber: data primer (diolah tahun 2014)

Dari tabel di atas di ketahui bahwa dari 33 responden yang teman

sebayanya baik 23 (69,7%) tidak merokok sedangkan dari 33 responden yang

teman sebayanya tidak baik 25 (75,8%) merokok. Dari hasil uji chi square di

dapat nilai P Value = 0,001 dan ini lebih kecil dari α= 0,05 sehingga terdapatnya

hubungan yang signifikan antara teman sebaya dengan perilaku merokok pada

siswa SMA Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.

Dilihat dari nilai OR 7,188 maka dapat diartikan bahwa teman sebaya yang

baik memiliki peluang 7 kali tidak merokok dari pada teman sebayanya tidak baik.

4.2.2.3 Iklan rokok Dengan Perilaku Merokok

Tabel 4.7. Hubungan Iklan rokok dengan Perilaku merokok Pada Siswa

SMA Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014.

Sumber: data primer (diolah tahun 2014)

Dari tabel di atas di ketahui bahwa dari 36 responden yang iklan rokoknya

baik 22 (61,1%) tidak merokok sedangkan dari 30 responden yang iklan rokoknya

tidak baik 21 (70%) merokok. Dari hasil uji chi P Value = 0,023 ini lebih kecil

Teman

sebaya

Keracunan Pestisida

Total

P

Tidak ada Ada

n % n % n % OR

Baik 23 69,7 10 30,3 33 100 0,001 7,188

Tidak baik 8 24,2 25 75,8 33 100 (2,420-21,347)

Jumlah 31 47,0 35 53,0 66 100

Iklan rokok Keracunan Pestisida

Total

P

Tidak ada Ada

n % n % n % OR

Baik 22 61,1 14 38,9 36 100 0,023 3,667

Tidak baik 9 30,0 21 70,0 30 100 (1,310-10,260)

Jumlah 31 47,0 35 53,0 66 100

Page 41: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

31

dari α= 0,05 sehingga terdapatnya hubungan yang signifikan antara iklan merokok

dengan perilaku merokok pada siswa SMA Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun

2014.

Dilihat dari nilai OR 3,667 maka dapat diartikan bahwa iklan merokok

yang baik memiliki peluang 4 kali tidak merokok dari pada ikalm merokoknya

tidak baik.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Dukungan Orang Tua Dengan Perilaku Merokok

Pada lokasi penelitian terdapat hubungan antara dukungan orang tua

dengan perilaku merokok terlihat dari hasil uji chi square di dapat nilai P Value =

0,025 dan ini lebih kecil dari α= 0,05 sehingga terdapatnya hbungan yang

signifikan antara dukungan orang tua dengan perilaku merokok pada siswa SMA

Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014 ini disebabkan orang tua yang

merokok anaknya juga merokok sebagai orang tuaseharusnya menjadi panutan,

seseorang anak elihat apa yang dilakukan oleh orang tuanya dan masih kurangnya

pengawasan orang tua terhadap anak.

Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan respon

orang tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara langsung.

Sedangkan menurut Istiqomah merokok adalah membakar tembakau kemudian

dihisap, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temparatur

sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 90 derajat celcius untuk ujung rokok

yang dibakar, dan 30 derajat celcius untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir

perokok (Istiqomah, 2004).

Page 42: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

32

Perilaku remaja memang sangat menarik dan gaya mereka pun

bermacam-macam. Ada yang atraktif, lincah, modis, agresif dan kreatif dalam hal-

hal yang berguna, namun ada juga remaja yang suka hura-hura bahkan mengacau.

Pada masa remaja, remaja memulai berjuang melepas ketergantungan kepada

orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui

sebagai orang dewasa. Pada masa ini hubungan keluarga yang dulu sangat erat

sekarang tampak terpecah. Orang tua sangat berperan pada masa remaja, salah

satunya adalah pola asuh keluarga akan sangat berpengaruh pada perilaku

remaja.pola asuh keluarga yang kurang baik akan menimbulkan perilaku yang

menyimpang seperti merokok, minum minuman keras, menggunakan obat-obat

terlarang dan lain-lain (Depkes RI, 2005).

Penelitian Hasanah (2011) terhadap hubungan dukungan orang tua dengan

perilaku merokok siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali menunjukkan adanya

kecenderungan semakin tinggi dukungan orang tua, maka semakin tinggi perilaku

merokok siswa. Kecenderungan tersebut terlihat dari distribusi perilaku merokok

siswa ditinjau dari dukungan orang tua. Pada dukungan orang tua tidak mendukung

perilaku merokok terbanyak adalah rendah sebanyak 6 responden (86%) dari 7

responden dengan dukungan orang tua tidak mendukung. Kelompok dengan

dukungan orang tua kurang mendukung terdapat 12 responden dan memiliki perilaku

merokok terbanyak adalah rendah sebanyak 6 responden (50%), selanjutnya sedang

sebanyak 4 responden (33%), dan tinggi sebanyak 2 responden (17%).

4.3.2. Pengaruh Teman Sebaya Dengan Perilaku Meroko

Setelah dilakukan penelitian pada SMA Negeri 1 Samatiga diketahui dari

33 responden yang teman sebayanya baik 61,8% tidak merokok sedangkan 33

responden yang teman sebayanya tidak baik 75,8% merokok. Semakin banyak

Page 43: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

33

temannya yang baik maka semakin banyak siswa yang tidak merokok begitu juga

sebaliknya. Pengaruh teman sangatlah besar dimana di dalam satu kelompok

pertemanan mereka ditunjuk harus memiliki perilku yang sama maka dari itu

banyak dari SMA Negeri 1 Samatiga siswanya merokok karena mengikuti teman

dan tidak dianggap keren jika tidak mengikuti teman yang merokok.

Pengaruh kelompok sebaya terhadap perilaku beresiko kesehatan pada

remaja dapat terjadi melalui mekanisme peer socialization, dengan arah pengaruh

berasal kelompok sebaya, artinga ketika remaja bergabung dengan kelompok

sebaya maka seorang remaja akan dituntut berperilau sama dengan kelompoknya,

sesui dengan norma yang dikembangkan oleh kelompok tersebut (Mu’tdin, 2002).

Remaja pda umumnya bergaul dengan sesame mereka, karakteristik

persahabatan remaja dipengaruhi oleh kesamaan: usia, jenis kelamin, dan ras.

Kesamaan dalam menggunakan obat-obatan, merokok sangat berpengaruh kuat

dalam pemilihan teman (Yusuf, 2006).

Penelitian Hasanah (2011) terhadap hubungan teman sebaya dengan

perilaku merokok siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali menunjukkan adanya

kecenderungan semakin tinggi dukungan teman sebaya, maka semakin tinggi

perilaku merokok siswa. Kecenderungan tersebut terlihat dari distribusi perilaku

merokok siswa ditinjau dari dukungan teman sebaya. Pada dukungan teman

sebaya tidak mendukung perilaku merokok terbanyak adalah rendah sebanyak 14

responden (93%) dari 15 responden dengan dukungan teman sebaya tidak

mendukung. Kelompok dengan dukungan teman sebaya kurang mendukung

terdapat 10 responden dan memiliki perilaku merokok terbanyak adalah rendah

sebanyak 5 responden (50%) dan sedang sebanyak 5 responden (30%).

Page 44: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

34

4.3.3 Pengaruh Iklan Merokok Dengan Perilaku Merokok

Di SMA Negeri 1 Samatiga menurut hasil penelitian diketahui dari 36

responden yang iklan merokoknya baik 61,1% tidak merokok sedangkan dari 30

responden yang iklan merokoknya tidak baik 70% merokok. Di perkuat dengan

hasil uji chi square di dapat nilai P Value = 0,023 dan ini lebih kecil dari α= 0,05

sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara iklan merokok dengan perilaku

merokok pada siswa SMA Negeri 1 Samatiga Aceh Barat Tahun 2014. Iklan

dimasa sekarang ini sangatlah membuat konsumen tertarik iklan televisi misalnya

hampir sepanjang hari ditayangkan iklan merokok maka dari itu tidak ada batasan

bagi mereka untuk merokok karena ketertarikan terhadap iklan di Televisi yang

membuat mereka tertarik untuk merokok.

Menutut ogawa (dalam Triyanti, 2006) dahulu perilaku merokok disebut

sebagai duatu kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut

sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai perilaku

penggunaan tembakau yangmenetap, biasanya lebih dari setengah bungkus rokok

per hari, dengan adanya tambahan distress yang disebabkan oleh kebutuhan akan

tembakau secara berulang-ulang. Perilaku merokok dapat juga dideinikan sebagai

aktivitas subjek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya, yang diukur

melalui intnsitas merokok, waktu merokok, dan funsi merokok dalam kehidupan

sehari-hari (Komalasari Helmi, 2000).

Banyaknya iklanmmerokok di media cetak, elektronik, dan media luar

ruang telah mendorong rasa ingin tahu remaja tentang produk rokok. Iklan rokok

mempunyai tujuanuntuk mengumpulkan kalangan muda yang belum merokok

Page 45: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

35

untuk mencoba merokok dan setelahmencoba merokok akan terus berkelanjutan

sampai ketagihan (Istiqomah, 2004).

Penelitian Hasanah (2011) terhadap hubungan iklan merokok dengan

perilaku merokok siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali menunjukkan adanya

kecenderungan semakin tinggi dukungan iklan rokok , maka semakin tinggi

perilaku merokok siswa. Kecenderungan tersebut terlihat dari distribusi perilaku

merokok siswa ditinjau dari dukungan iklan rokok . Pada dukungan iklan rokok

tidak mendukung perilaku merokok terbanyak adalah rendah dan sedang masing-

masing sebanyak 2 responden (50%). Kelompok dengan dukungan iklan rokok

kurang mendukung terdapat 16 responden dan memiliki perilaku merokok

terbanyak adalah rendah sebanyak 13 responden (81%) dan sedang sebanyak 3

responden (19%).

Page 46: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

36

Page 47: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA …repository.utu.ac.id/651/1/BAB I_V.pdf · 61,8% tidak merokok sedangkan dari 32 responden yang dukungan orang tuanya tidak baik

36

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Adanya hungan antara dukungan orang tua dengan perilaku merokok

dengan nilai P Value lebih kecil dari α= 0,05 yaitu 0,025 dan nilai OR

3,554.

2. Adanya hungan antara teman sebaya dengan perilaku merokok dengan

nilai P Value lebih kecil dari α= 0,05 yaitu 0,001 dan nilai OR 3,554.

3. Adanya hungan antara iklan merokok dengan perilaku merokok dengan

nilai P Value lebih kecil dari α= 0,05 yaitu 0,023 dan nilai OR 3,554.

5.3 Saran

1. Kepada SMA Negeri 1 Samatiga agar dapat mengadakan pendidikan

khusus tentang bahaya merokok dan dapat mengadakan seminar dan

persentasi kepada siswa tentang merokok dan bahaya merokok bagi

kesehatan.

2. Kepada siswa SMA Negeri 1 Samatiga agar lebih meningkatkan

kesadaran akan pentingnya kesehatan dengan menghindari rokok dan

meningkatkan pengetahuan mengenai tentang bahaya merokok bagi

kesehatan agar dapat meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya.