HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RS DR. R ISMOYO KENDARI TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH HARLINA T P00312016071 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN KENDARI 2017
63
Embed
HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/414/1/SKRIPSI.pdfiii halaman pengesahan hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian retensio
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA
DI RS DR. R ISMOYO KENDARI TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH
HARLINA T
P00312016071
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN KENDARI
2017
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RS DR. R ISMOYO
KENDARI TAHUN 2016
Diajukan Oleh:
HARLINA T P00312016071
Telah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim
5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kendari
Jurusan Kebidanan yang telah mengarahkan dan memberikan ilmu
vi
pengetahuan selama mengikuti pendidikan yang telah memberikan
arahan dan bimbingan.
6. Suamiku (Bapak Sugianto) dan anak-anakku (Muh Fahrian, Sahvira
Julita Putri).
Seluruh teman-teman D-IV Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kendari, yang senantiasa memberikan bimbingan, dorongan,
pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas
selama penulis menempuh pendidikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan dalam penyempurnaan skripsi ini serta sebagai bahan
pembelajaran dalam penyusunan skripsi selanjutnya.
Kendari, Desember 2017
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................. iii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR......................................................................... v
DAFTAR ISI...................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian.................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 8
A. Telaah Pustaka.......................................................................... 8
B. Landasan Teori.......................................................................... 21
C. Kerangka Teori.......................................................................... 22
D. Kerangka Konsep...................................................................... 23
E. Hipotesis Penelitian................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 25
A. Jenis Penelitian......................................................................... 25
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 25
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 26
D. Variabel Penelitian..................................................................... 26
E. Definisi Operasional.................................................................. 27
F. Jenis dan Sumber Data Penelitian............................................ 26
G. Instrumen Penelitian.................................................................. 28
H. Alur Penelitian........................................................................... 28
viii
I. Pengolahan dan Analisis Data.................................................. 28
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 32
A. Hasil Penelitian.......................................................................... 32
B. Pembahasan............................................................................. 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 43
A. Kesimpulan................................................................................ 43
B. Saran........................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 45
LAMPIRAN
ix
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RS DR. R ISMOYO KENDARI
TAHUN 2016
Harlina T1 Hj. Nurnasari
2 Hj. Syahrianti
2
Latar belakang: Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta
hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta disebabkan oleh gangguan kontraksi uterus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian retensio plasenta di RS dr. R Ismoyo Kendari Tahun 2016. Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan ialah observasional dengan rancangan case control study. Sampel penelitian adalah ibu bersalin retensio plasenta dan yang tidak mengalami retensio plasenta yang berjumlah 82 orang. Perbandingan sampel kasus kontrol 1:1 (41:41). Instrumen pengumpulan data berupa ceklist tentang kejadian retensio plasenta dan anemia dalam kehamilan. Data dianalisis dengan uji Chi Square dan untuk melihat besarnya risiko mengunakan uji Odds Ratio (OR). Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan Terdapat 41 kasus (13,66%) retensio plasenta dari 300 persalinan di RS Dr. Ismoyo Kendari pada tahun 2016. Terdapat 25 kasus (11,09%) anemia dalam kehamilan dari 210 persalinan di RS Dr. Ismoyo Kendari pada tahun 2016. Ada hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian retensio plasenta di RS dr. R Ismoyo Kendari Tahun 2016 (p=0,038; X
2=4,321). Ibu hamil
dengan anemia berisiko 2,68 kali mengalami retensio plasenta dibandingkan yang tidak mengalami anemia dalam kehamilan (OR=2,68; CI95%=1,045-6,858).
Kata kunci : retensio plasenta, anemia dalam kehamilan
dengan kateter yang berdiameter besar serta pemberian
cairan kristaloid (sodium klorida isotonik atau larutan ringer
laktat yang hangat, apabila menungkinkan). Monitor jantung,
nadi, tekanan darah dan saturasi oksigen. Tranfusi darah
14
apabila diperlukan yang dikonfirmasi dengan hasil
pemeriksaan darah.
2) Drips oksitosin (oxytocin drips) 20 IU dalam 500 ml larutan
ringer laktat atau NaCL 0,9% (normal saline) sampai uterus
berkontraksi.
3) Plasenta coba dilahirkan dengan Brandt Andrews, jika berhasil
lanjutkan dengan drips oksitosin untuk mempertahankan
uterus.
4) Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan manual
plasenta. Indikasi manual plasenta adalah: perdarahan pada
kala tiga persalinan kurang lebih 400 cc, retensio plasenta
setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan buatan yang
sulit seperti forsep tinggi, versi ekstraksi, perforasi, dan
dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir, tali pusat putus.
5) Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan
dapat dikeluarkan dengan tang (cunam) abortus dilanjutkan
kuret sisa plasenta. Pada umumnya pengeluaran sisa
plasenta dilakukan dengan kuretase. Kuretase harus
dilakukan di rumah sakit dengan hati-hati karena dinding
rahim relatif tipis dibandingkan dengan kuretase pada abortus.
6) Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta,
dilanjutkan dengan pemberian obat uterotonika melalui
suntikan atau per oral.
15
7) Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda infeksi dan
untuk pencegahan infeksi sekunder.
g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelepasan Plasenta
Menurut Pranoto (2014), menyatakan bahwa ada beberapa
faktor yang mempengaruhi pelepasan plasenta antara lain:
1) Kelainan dari uterus sendiri, yaitu anomali dari uterus atau
serviks, kelemahan dan tidak efektifnya kontraksi uterus;
kontraksi yang tetanik dari uterus; serta pembentukan
constriction ring.
2) Kelainan plasenta, misalnya plasenta letak rendah atau
plasenta previa; implantasi di cornu; dan adanya plasenta
akreta.
3) Kesalahan manajemen kala tiga persalinan, seperti manipulasi
uterus yang tidak perlu sebelum terjadinya pelepasan plasenta
menyebabkan kontraksi yang tidak ritmik; pemberian
uterotonik yang tidak tepat waktunya yang juga dapat
menyebabkan serviks kontraksi dan menahan plasenta; serta
pemberian anestesi terutama yang melemahkan kontraksi
uterus.
h. Terapi Retensio Plasenta
Terapi untuk retensio atau inkarserasi adalah 35 unit syntocinon
(oksitosin) IV yang diikuti oleh usaha pengeluaran secara hati-hati
dengan tekanan pada fundus. Jika plasenta tidak lahir, usahakan
16
pengeluaran secara manual setelah 15 menit. Jika ada keraguan
tentang lengkapnya plasenta, lakukan palpasi sekunder (Walyani,
2015).
2. Anemia Dalam Kehamilan
a. Pengertian
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
kadar haemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3
atau kadar haemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester 2.
Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan wanita tidak
hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2
(Saifuddin, 2012).
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang
lazim disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi,
bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.
Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel
darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam
kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan
mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36
minggu (Wiknjosastro, 2012).
Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya
17
kehamilan. Penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai
berikut:
a) Kurang gizi (malnutrisi)
b) Kurang zat besi dalam diet
c) Malabsorpsi
d) Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid
dan lain-lain
e) Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus,
malaria dan lain-lain
b. Gejala dan tanda
Secara klinik dapat dilihat ibu lemah, pucat, mudah pingsan,
mata kunang-kunang, sementara pada tekanan darah masih dalam
batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi. Untuk menegakkan
diagnosa dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan melakukan
pemeriksaan kadar Hb (Saifuddin, 2012).
c. Klasifikasi anemia dalam kehamilan
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Wiknjosastro
(2012), adalah sebagai berikut:
1) Anemia Defisiensi Besi
Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam
darah. Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita
hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah
pemberian tablet besi.
18
(a) Terapi oral adalah dengan memberikan preparat besi
yaituferosulfat, feroglukonat atau Natrium ferobisitrat.
Pemberian preparat besi 60 mg/hari dapat menaikkan kadar
Hb sebanyak 1 gr% tiap bulan. Saat ini program nasional
menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram
asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2012).
(b) Terapi parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak
tahan akan zat besi per oral, dan adanya gangguan
penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa
kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2012). Pemberian preparat
parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg)
intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat
meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2012).
Untuk menegakkan diagnosa anemia defisiensi besi
dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan
keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan
keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan
pengawasan Hb dapat dilakukan minimal 2 kali selama
kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb, dapat
digolongkan sebagai berikut (Saifuuddin, 2012) :
(a) Hb 11 gr% : Tidak anemia
(b) 9-10 gr% : Anemia ringan
(c) Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
19
(d) Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata
mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg
diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi
digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal,
kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin
dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3
kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg
zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288
hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg
sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita
hamil (Manuaba, 2012).
2) Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folat,
jarang sekali karena kekurangan vitamin B12. Pengobatannya:
(a) Asam folat 15 – 30 mg per hari
(b) Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
(c) Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
(d) Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban
sehingga dapat diberikan transfusi darah.
3) Anemia Hipoplastik
20
Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang,
membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostic diperlukan
pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi
lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan
retikulosit.
4) Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel
darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Wanita
dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil; apabila ia hamil,
maka anemianya biasanya menjadi lebih berat. Gejala utama
adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah,
kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi
kelainan pada organ-organ vital. Pengobatannya tergantung
pada jenis anemia hemolitik dan beratnya anemia. Obat-obat
penambah darah tidak member hasil. Tranfusi darah, kadang
dilakukan berulang untuk mengurangi penderitaan ibu dan
menghindari bahaya hipoksia janin.
5) Anemia-anemia lain
Seorang wanita yang menderita anemia, misalnya
berbagai jenis anemia hemolitik herediter atau yang diperoleh
seperti anemia karena malaria, cacing tambang, penyakit ginjal
menahun, penyakit hati, tuberkulosis, sifilis, tumor ganas dan
sebagainya dapat menjadi hamil. Dalam hal ini anemianya
21
menjadi lebih berat dan berpengaruh tidak baik pada ibu dalam
masa kehamilan, persalinan, nifas serta berpengaruh pula bagi
anak dalam kandungan. Pengobatan ditujukan pada sebab
pokok anemianya, misalnya antibiotika untuk infeksi, obat-obat
anti malaria, anti sifilis obat cacing dan lain-lain.
d. Penanganan Anemia Dalam Kehamilan Menurut Tingkat Pelayanan
Menurut Saifuddin (2012) penanganan anemia dalam
kehamilan menurut tingkat pelayanan adalah sebagai berikut :
1) Polindes
(a) Membuat diagnosis klinik dan rujukan pemeriksaan
laboratorium.
(b) Memberikan terapi oral : tablet besi 90 mg/hari.
(c) Penyuluhan gizi ibu hamil dan menyusui.
2) Puskesmas
(a) Membuat dignosis dan terapi.
(b) Menentukan penyakit kronik (malaria, TBC) dan
penanganannya.
3) Rumah Sakit :
(a) Membuat diagnosis dan terapi.
Diagnosis thalasemia dengan elektroforesis Hb, bila ibu ternyata
pembawa sifat, perlu tes pada suami untuk menentukan risiko pada
bayi.
22
B. Landasan Teori
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta
hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hampir sebagian
besar gangguan pelepasan plasenta disebabkan oleh gangguan kontraksi
uterus (Nugroho, 2012). Penyebab retensio plasenta secara fungsional
dapat terjadi karena his kurang kuat (penyebab terpenting), plasenta sukar
terlepas karena tempatnya (insersi disudut tuba), bentuknya (plasenta
membranasea, plasenta anularis) dan ukurannya (plasenta yang sangat
kecil). Plasenta yang sukar lepas karena penyebab diatas disebut
plasenta adhesive (Rukiyah, 2015).
Salah satu faktor penyebab terjadinya retensio plasenta adalah
anemia dalam kehamilan. Anemia dalam kehamilan menyebabkan
terjadinya gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh
maupun sel otak. Selain itu anemia menyebabkan oksigen yang diikat
dalam darah kurang sehingga vaskularisasi ke miometrium berkurang,
suplai darah menurun menyebabkan kontraksi uterus tidak adekuat untuk
melahirkan plasenta (Saifuddin, 2012).
23
C. Kerangka Teori
Gambar 1. Kerangka teori penelitian dimodifikasi dari Nugroho (2012); Rukiyah (2015);
Saifuddin (2012)
Anemia pada kehamilan
Hb kurang sehingga oksigen yang diikat dalam darah kurang
Vaskularisasi ke miometrium berkurang, suplai darah menurun
Kontraksi uterus tidak adekuat untuk melahirkan plasenta
Retensio Plasenta
24
D. Kerangka Konsep
Gambar 2: Kerangka Konsep
Keterangan :
Variabel bebas : Anemia dalam kehamilan
Variabel terikat : Retensio plasenta
E. Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan retensio
plasenta.
Anemia dalam
kehamilan
Retensio Plasenta
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan rancangan
Case Control Study. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
anemia dalam kehamilan dengan retensio plasenta. Penelitian dimulai dari
faktor efek (retensio plasenta) dan akan ditelusuri faktor risikonya (anemia
dalam kehamilan) (Nursalam, 2013)
Gambar 3. Skema rancangan penelitian
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RS Dr. Ismoyo Kendari yang ini
dilakukan pada 02 s/d 07 Oktober 2017.
Populasi
300 orang
Sampel Retensio Plasenta dan Tidak Retensio Plasenta (82 orang)
Kasus Retensio Plasenta
(41 orang)
Kontrol Tidak Retensio
Plasenta (41 orang)
Anemia dalam kehamilan
Tidak Anemia dalam kehamilan
Tidak Anemia dalam kehamilan
Anemia dalam kehamilan
26
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di ruang
bersalin RS Dr. Ismoyo Kendari tahun 2016 berjumlah 300 ibu
bersalin.
2. Sampel dalam penelitian adalah ibu bersalin dengan retensio
plasenta dan tidak retensio plasenta yang berjumlah 82 orang.
Perbandingan sampel kasus kontrol 1:1 (41:41).
a. Kasus: ibu bersalin dengan retensio plasenta pada tahun 2016
yang berjumlah 41 orang. Tehnik pengambilan sampel kasus
secara total sampling, dimana seluruh ibu bersalin dengan
retensio plasenta diambil sebagai kasus.
b. Kontrol: ibu bersalin dengan tidak retensio plasenta pada tahun
2016 yang berjumlah 41 orang. Tehnik pengambilan sampel
kontrol secara sistematik random sampling, dimana seluruh ibu
bersalin yang tidak retensio plasenta diurut memakai nomor, lalu
dari 259 orang ibu ibu bersalin dengan tidak retensio plasenta
dibagi jumlah kontrol yang diambil 259:44 = 6,3, sehingga
sampel untuk kontrol adalah kelipatan 6.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat (dependent) yaitu retensio plasenta.
2. Variabel bebas (independent) yaitu anemia dalam kehamilan.
27
E. Definisi Operasional
1. Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya
plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir
sesuai dengan status ibu. Skala ukur adalah nominal.
Kriteria objektif
a. Retensio plasenta: jika plasenta lahir > 30 menit
b. Tidak retensio plasenta: jika plasenta lahir ≤ 30 menit
(Nugroho, 2012)
2. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
haemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar
haemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester 2 sesuai dengan
status ibu yang diperoleh dari medical record atau rekam medis.
Skala ukur adalah nominal.
Kriteria objektif
a. Anemia dalam kehamilan: jika kadar HB <11 gr%
b. Tidak Anemia dalam kehamilan: jika kadar HB ≥11 gr%
(Saifuddin, 2012)
F. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data adalah data sekunder. Data yang dikumpulkan
adalah data tentang kejadian retensio plasenta, anemia dalam
kehamilan. Data diperoleh dari buku register di Ruang bersalin RS Dr.
Ismoyo Kendari tahun 2016.
28
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelelitian ini adalah lembar
master tabel tentang karakterisitk responden, kejadian retensio plasenta
dan anemia dalam kehamilan.
H. Alur Penelitian
Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 5 : Alur penelitian
I. Pengolahan dan Analisis Data
a. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpul, diolah dengan cara manual dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing
Populasi Ibu bersalin yang berjumlah 300 orang
Sampel Ibu bersalin retensio plasenta dan tidak retensio plasenta yang berjumlah 82 orang yang terbagi menjadi 2 yaitu ibu bersalin retensio plasenta sebanyak
41 orang dan ibu bersalin tidak retensio plasenta sebanyak 41 orang
Pengumpulan data
Analisis data
Pembahasan
Kesimpulan
29
Dilakukan pemeriksaan/pengecekan kelengkapan data yang
telah terkumpul, bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam
pengumpulan data tersebut diperiksa kembali.
2. Coding
Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai
dengan petunjuk.
3. Tabulating
Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta
pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk
tabel distribusi.
b. Analisis data
1. Univariat
Data diolah dan disajikan kemudian dipresentasikan dan
uraikan dalam bentuk table dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
f : variabel yang diteliti
n : jumlah sampel penelitian
K: konstanta (100%)
X : Persentase hasil yang dicapai
2. Bivariat
Untuk mendeskripsikan hubungan antara independent
variable dan dependent variable. Uji statistik yang digunakan
Kxn
fX
30
adalah Chi-Square. Adapun rumus yang digunakan untuk
Chi-Square koreksi Yates adalah sebagai berikut :
X2 =
Keterangan :
N : Jumlah
A : Kasus positif
B : Kontrol positif
C : Kasus negatif
D : Kontrol negatif
Pengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesa
adalah ada hubungan jika p value < 0,05 dan tidak ada
hubungan jika p value > 0,05 atau X2 hitung ≥ X2 tabel maka
H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada hubungan dan X2
hitung < X2 tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti
tidak ada hubungan.
Untuk mendeskripsikan risiko independent variable
pada dependent variable. Uji statistik yang digunakan adalah
perhitungan Odds Ratio (OR). Mengetahui besarnya OR
dapat diestimasi factor risiko yang diteliti. Perhitungan OR
menggunakan tabel 2x2 sebagai berikut:
31
Tabel 1 Tabel Kontegensi 2 x 2 Odds Ratio Pada Penelitian
plasenta anularis) dan ukurannya (plasenta yang sangat kecil). Plasenta
yang sukar lepas karena penyebab diatas disebut plasenta adhesive
(Rukiyah, 2015). Salah satu faktor penyebab terjadinya retensio plasenta
adalah anemia dalam kehamilan.
40
Anemia dalam kehamilan menyebabkan terjadinya gangguan dan
hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak. Selain itu
anemia menyebabkan oksigen yang diikat dalam darah kurang sehingga
vaskularisasi ke miometrium berkurang, suplai darah menurun
menyebabkan kontraksi uterus tidak adekuat untuk melahirkan plasenta
(Saifuddin, 2012). Pada ibu hamil, zat besi memiliki peranan yang cukup
penting untuk pertumbuhan janin. Selama hamil, asupan zat besi harus
ditambah mengingat selama kehamilan, volume darah pada tubuh ibu
meningkat. Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan bila tidak
diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Kondisi ini
dapat meningkatkan risiko kematian pada saat melahirkan (Kemenkes RI,
2015). Anemia defisiensi besi dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
kadar hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar
hemoglobin <10,5 gr% pada trimester II dan merupakan salah satu
penyebab kematian pada ibu hamil (Kemenkes RI, 2015).
Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat
kehamilan, persalinan dan nifas. Prevalensi anemia yang tinggi berakibat
negatif seperti gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel
tubuh maupun sel otak, kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan
kurangnya oksigen yang dibawa/ditransfer ke sel tubuh maupun ke otak
(Manuaba, 2012). Ibu hamil yang menderita anemia memiliki
kemungkinan akan mengalami perdarahan postpartum yang disebabkan
karena retensio plasenta.
41
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim
disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah
kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi
pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut:
plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah
dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro,
2012).
Pada saat hamil, bila terjadi anemia dan tidak tertangani hingga
akhir kehamilan maka akan berpengaruh pada saat postpartum. Pada ibu
dengan anemia, saat postpartum kontraksi uterus akan menurun sehingga
bisa menyebabkan plasenta tertahan atau tidak lahir. Hal ini disebabkan
karena oksigen yang dikirim ke uterus kurang. Jumlah oksigen dalam
darah yang kurang menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi
dengan adekuat sehingga timbul retensio plasenta yang mengakibatkan
perdarahan banyak (Manuaba, 2012).
Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan bila tidak diatasi
dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Anemia dalam
kehamilan merupakan salah satu risiko kematian ibu (Kemenkes RI,
2016). Menurut Manuaba (2012) pada saat hamil, bila terjadi anemia dan
tidak tertangani hingga akhir kehamilan maka akan berpengaruh pada
saat postpartum. Pada ibu dengan anemia, saat postpartum kontraksi
uterus akan menurun sehingga bisa menyebabkan plasenta tertahan atau
42
tidak lahir. Hal ini disebabkan karena oksigen yang dikirim ke uterus
kurang. Jumlah oksigen dalam darah yang kurang menyebabkan otot-otot
uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul retensio
plasenta yang mengakibatkan perdarahan banyak.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Terdapat 28 kasus (34,15%) anemia dalam kehamilan dari 82
persalinan di RS Dr. Ismoyo Kendari pada tahun 2016.
2. Terdapat 41 kasus (13,66%) retensio plasenta dari 300 persalinan
di RS Dr. Ismoyo Kendari pada tahun 2016.
3. Ada hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian
retensio plasenta di RS dr. R Ismoyo Kendari Tahun 2016
(p=0,038; X2=4,321). Ibu hamil dengan anemia berisiko 2,68 kali
mengalami retensio plasenta dibandingkan yang tidak mengalami
anemia dalam kehamilan (OR=2,68; CI95%=1,045-6,858).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara anemia dalam
kehamilan dengan kejadian retensio plasenta di RS dr. R Ismoyo Kendari
Tahun 2016, peneliti menyarankan :
1. Kepada masyarakat, khususnya ibu hamil untuk memeriksakan dirinya
selama kehamilan dan selalu mengkonsumsi makanan bergizi agar
terhindar dari anemia.
2. Kepada petugas kesehatan, khususnya bidan untuk selalu
meningkatkan promosi kesehatan melalui penyuluhan masyarakat,
terutama ibu hamil untuk meningkat pengetahuan ibu hamil mengenai
44
anemia serta mendorong ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi
selama kehamilan dan juga makanan-makanan bergizi.
3. Kepada insitusi dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
anemia pada kehamila maupun faktor-faktor lain yang mempengaruhi
retensio plasenta.
45
DAFTAR PUSTAKA
Anik, Yulianingsih, 2012. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan.
Jak ar t a : CV Trans Info Media. Ayu, W. (2010). Hubungan antara anemia kehamilan dan kejadian
perdarahan post partum karena atonia uteri di RSUD wonogiri. Naskah Publikasi.
Badan Pusat Statistik, Kantor Menteri Negara Kependudukan/Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Departemen Kesehatan, & Macro International Inc. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta.Dinkes Sultra, 2016. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2015. Kendari: Dinkes SUltra.
Fenny, Atik, M., Wahyu, S., (2017). Hubungan Anemia Dalam Kehamilan
Dengan Kejadian Retensio Plasenta di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Naskah Publikasi
Kemenkes RI, 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta:
Kemenkes RI. ___________, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI. Maryunani, A., 2015. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum).
Jakarta: TIM. Manuaba, IBG., 2012. Ilmu Kebinanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Nanda, Wawang (2011). Karakteristik Responden Dengan Kejadian
Retensio Plasenta Pada Pasien Yang Dirawat di Rumah Sakit Al Ikhsan Bandung. Naskah Publikasi.