Top Banner
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT “IMPLEMENTASI ASAS CABOTAGE PADA INDUSTRI PELAYARAN DAN PELUANG PEMBIAYAANNYA BAGI PERBANKAN”
28

Hubla-1

Jan 03, 2016

Download

Documents

poetoet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Hubla-1

DEPARTEMEN PERHUBUNGANDIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

“IMPLEMENTASI ASAS CABOTAGE PADA INDUSTRI PELAYARAN DAN PELUANG

PEMBIAYAANNYA BAGI PERBANKAN”

Page 2: Hubla-1

-2-

INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN TERBESAR DI DUNIA

Jumlah Pulau : + 17.504Garis Pantai : + 81.000 km (kedua terpanjang setelah

Kanada)Luas Wilayah Daratan : 1,9 Juta km2

Luas Wilayah Lautan : 5,8 Juta km2

• Laut Teritorial : 0,8 Juta km2

• Laut Nusantara : 2,3 Juta km2

• ZEE : 2,7 Juta km2

Pelayaran merupakan infrastruktur yang menghubungkan ribuan pulau dan jembatan penghubung yang mempersatukan dan mempertahankan kedaulatan bangsa.

Page 3: Hubla-1

Instruksi Presiden Republik Indonesia

Nomor 5 Tahun 2005Tanggal 28 Maret 2005

tentang

Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional

-3-

Page 4: Hubla-1

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK IDONESIANOMOR 5 TAHUN 2005

TENTANG PEMBERDAYAAN INDUSTRI PELAYARAN NASIONAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan kebijakan pemberdayaan industri pelayaran nasional, dengan ini menginstruksikan :

Kepada : 1. Menteri Negara Koordinator Bidang Perekonomian;2. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional;3. Menteri Perhubungan;4. Menteri Keuangan;5. Menteri Dalam Negeri;6. Menteri Perindustrian; 7. Menteri Perdagangan;8. Menteri Kehutanan;9. Menteri Pendidikan Nasional;10. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral;11. Menteri Kelautan dan Perikanan; 12. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara;13. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah;14. Para Gubernur/Bupati/Walikota di seluruh Indonesia.

Untuk :PERTAMA : Menerapkan asas cabotage secara konsekuen dan merumuskan kebijakan

serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing guna memberdayakan industri pelayaran nasional sebagai berikut :

1. Perdagangan … -4-

Page 5: Hubla-1

INSTRUKSI PRESIDEN NO. 5 TAHUN 2005

Menerapkan asas Cabotage secara konsekuen danmerumuskan kebijakan serta mengambil langkah-langkahyang diperlukan sesuai dengan kewenangan masing-masing

guna memberdayakan industri pelayaran Nasional

BidangPerdagangan

BidangPerdagangan

Muatan dalamnegeri(Cabotage))Muatan imporKemitraan dengan kontrakangkutan jangkapanjang.

BidangKeuanganBidang

Keuangan

PerpajakanLembagaKeuanganAsuransi

BidangPerhubungan

BidangPerhubungan

Angkutan Laut- Angkutan Laut

Dalam Negeri (Cabotage)

Pelabuhan

BidangPerindustrian

BidangPerindustrian

Industriperkapalan

Pembangunankapal

BidangESDM

BidangESDM

Jaminan penyedia-an BBM bagi kapal

berbenderaIndonesia untuk

angkutan lautdalam negeri

BidangPendidikan &

Latihan

BidangPendidikan &

Latihan

MendorongPemda danswasta me-ngembangkan diklat ber-standar IMOKerjasama dengan peng-guna jasa pelaut

-5-

Page 6: Hubla-1

AMANAT INPRES NO. 5/ 2005UNTUK MENERAPKAN ASAS CABOTAGE

AMANAT INPRES NO. 5/ 2005UNTUK MENERAPKAN ASAS CABOTAGE

Bidang PerdaganganMuatan pelayaran antarpelabuhan di dalam negeri dalam jangka waktu sesingkat-singkatnya setelah Instruksi Presiden ini berlaku, wajib diangkut dengan kapal berbendera Indonesia dan dioperasikan oleh perusahaan pelayaran nasional.

Bidang PerhubunganAngkutan LautMenata penyelenggaraan angkutan laut nasional dalam jangka waktu sesingkat-singkatnya setelah Instruksi Presiden ini berlaku, sehingga angkutan laut dalam negeri seluruhnya dilayani oleh kapal-kapal berbendera Indonesia.

-6-

Page 7: Hubla-1

Instruksi Presiden ini mulai berlaku pada tangal dikeluarkan.

-7-

Page 8: Hubla-1

PENGERTIAN ASAS CABOTAGEPENGERTIAN ASAS CABOTAGECabotage is the principle of reserving the privilege or right of navigating and trading along the coast between two or more ports within the national territory only to vessels that are duly registered in that country (Cabotage adalah prinsip yang memberikan hak kepada suatu negara bahwa pengangkutan antarpelabuhan di dalam negeri suatu negara hanya dapat diangkut oleh kapal-kapal berbendera negara tersebut);Asas Cabotage berakar pada konsepsi bahwa kegiatan angkutan laut dalam negeri adalah bagian dan kekuatan strategis dalam mempertahankan kedaulatan negara, dengan demikian pelaksanaan asas Cabotage bukan semata-mata menyangkut masalah ekonomi atau proteksi ekonomi tetapi adalah menyangkut masalah kedaulatan negara.

-8-

Page 9: Hubla-1

Peraturan Menteri Perhubungan No. 71 Tahun 2005 tanggal 18 Nopember 2005 tentang Pengangkutan Barang/ Muatan Antarpelabuhan di Dalam Negeri;

Peraturan ini menetapkan Roadmap Pelaksanaan Asas Cabotage Angkutan Laut Dalam Negeri Berdasarkan Komoditi, dimana sesuai dengan kapasitas armada nasional yang tersedia diharapkan seluruh barang/ muatan antar pelabuhan di dalam negeri akan telah dapat diangkut oleh perusahaan angkutan laut nasional dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia selambat-lambatnya 1 Januari 2011.Barang/ muatan antarpelabuhan di dalam negeri meliputi :

1. Minyak dan gas bumi (Oil/ Petroleum);2. Barang umum (General Cargo);3. Batubara (Coal)4. Kayu dan olahan primer (Wood)5. Beras (Rice)6. Minyak kelapa sawit (CPO)7. Pupuk (Fertilizer)8. Semen (Cement)9. Bahan galian tambang/ bahan galian logam, bahan galian non logam dan bahan

galian golongan C (Mine and Quarry);10. Biji-bijian lainnya (Other Grains);11. Muatan cair dan bahan kimia lainnya (Other Liquid);12. Bijian hasil pertanian (Agri Grain)13. Sayur, buah-buahan dan ikan segar (Fresh Product);14. Penunjang kegiatan usaha hulu dan hilir minyak dan gas bumi (Offshore).

ROADMAP PELAKSANAAN ASAS CABOTAGE BERDASARKAN KOMODITI

-9-

Page 10: Hubla-1

-10-

0

2

4

6

8

10

12

14

1 Jan 2005 1 Jan 2006 1 Jan 2007 1 Jan 2008 1 Jan 2009 1 Jan 2010 1 Jan 2011

General Cargo

Wood

Fertilizer

Rice

Cement

Fresh Product

CPO

Mine and Quarry

Other Grains

ROADMAP PELAKSANAAN ASAS CABOTAGE BERDASARKAN KOMODITI

OtherLiquid

Agri Grain

Oil/Petroleum

Coal

Offshore

Jenis dan Jumlah Komoditi

Batas AkhirPember-

lakuan AsasCabotage

2

1413

11

9

55

Page 11: Hubla-1

ROADMAP PELAKSANAAN ASAS CABOTAGEANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI BERDASARKAN KOMODITI (2005-2010)

Pangsa Muatan (%)

1 Jan 2006

Pangsa Muatan (%)

1 Jan 2007

Pangsa Muatan (%)

1 Jan 2008

Pangsa Muatan (%)

1 Jan 2009

Pangsa Muatan (%)

1 Jan 2010

Pangsa Muatan (%)

1 Jan 2011No Komoditi

KapalIndonesia

KapalAsing

KapalIndonesia

Kapal Asing

KapalIndonesia

Kapal Asing

KapalIndonesia

Kapal Asing

KapalIndonesia

Kapal Asing

KapalIndonesia

Kapal Asing

1 General Cargo 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0

2 Wood 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0

3 Fertilizer 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0

4 Cement 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0

5 Rice 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0

6 Fresh product 95 5 95 5 100 0 100 0 100 0 100 0

7 CPO 80 20 80 20 100 0 100 0 100 0 100 0

8 Other grains 70 30 70 30 100 0 100 0 100 0 100 0

9 Mine and Quarry

40 60 40 60 100 0 100 0 100 0 100 0

10 Agri grain 70 30 70 30 80 20 100 0 100 0 100 0

11 Other liquid 40 60 40 60 65 35 100 0 100 0 100 0

12 Coal 60 40 60 40 75 25 95 5 100 0 100 0

13 Oil/ Petroleum 40 60 40 60 60 40 90 10 100 0 100 0

Komoditi 5 5 9 11 13 13

Penunjang Kegiatan usaha hulu dan hilir minyak dan gas bumi (offshore) dilaksanakan selambat-lambatnya 1 Januari 2011

-11-

Page 12: Hubla-1

PENINGKATAN JUMLAH ARMADA NIAGA NASIONAL BERBENDERA INDONESIA

(POSISI 31 MARET 2005 VS 31 MARET 2008)

6041

7846

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

s.d 31 Maret 2005 s.d 31 Maret 2008

1.805 Unit( 29,9 %)

Unit Kapal

Posisi 31 Maret 2008 total armada sebanyak 7.846 unit kapal, bila dibandingkan dengan bulan Maret 2005 yang total armadanya sebanyak 6.041 unit kapal maka terjadi peningkatan jumlah armada sebanyak 1.805 unit kapal atau sebesar 29,9 %, dimana sebagian besar merupakan pengalihan bendera kapal milik perusahaan pelayaran nasional dari bendera asing ke bendera Indonesia serta pembangunan kapal baru dan pengadaan kapal bekas dari luar negeri.

Page 13: Hubla-1

SIUPAL : Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan LautSIOPSUS : Surat Izin Operasi Perusahaan Angkutan Laut Khusus

888

238

1.030

267

1.139

300

1.272

317

1.381

330

1.485

346

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

2002

2003

2004

2005

2006

2007

SIUPAL SIOPSUS

Jum

lah

Peru

saha

an

Tahun

PERKEMBANGAN PERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT NASIONAL

-13-

NO. JENISPERUSAHAAN 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1 ANGKUTAN LAUT (SIUPAL) 888 1.030 1.150 1.272 1.381 1.485 2 ANGKUTAN LAUT KHUSUS (SIOPSUS) 238 267 300 317 330 346

TOTAL 1.126 1.297 1.450 1.589 1.711 1.831

JUMLAH PERUSAHAAN

Page 14: Hubla-1

2,44

5,8

20,95

70,81

1 s/d 3 4 s/d 10 11 s/d 20 > 20-14-

PROFIL KEPEMILIKAN KAPALPERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT NASIONAL

Berdasarkan Unit Armada Yang Dimiliki (Tahun 2007)

Page 15: Hubla-1

PROFIL KEPEMILIKAN KAPALPERUSAHAAN ANGKUTAN LAUT NASIONAL

28,55

16,74

16,52 8,33

5,583,62

20,65

GT 175 s.d GT 500 GT 501 s.d GT1000 GT 1001 s.d GT 2000 GT 2001 s.d GT 3000GT 3001 s.d GT 4000 GT 4001 s.d GT 5000 GT > 5000

-15-

Berdasarkan GT Kumulatif Armada Yang Dimiliki (Tahun 2007)

Page 16: Hubla-1

PERKEMBANGAN ARMADA NIAGABERBENDERA NEGARA ASEAN (RIBUAN DWT)

No NegaraPosisi

1 Jan 2005

Posisi

1 Jan 2006

Posisi

1 Jan 2007

% Change

2005-2006

% Change

2006-2007

1 Brunei 422 421 421 0 0

2 Cambodia - - 2700 - -

3 Indonesia 5038 5308 6392 5 20

4 Malaysia 8709 7755 8571 -11 11

5 Myanmar 656 645 574 -2 -11

6 Philippines 7008 7129 6704 2 -6

7 Singapore 40943 48562 51043 19 5

8 Thailand 4383 4591 4320 5 -6

9 Vietnam 2127 2479 3144 17 27

Sumber : Review of Maritime Transport 2007, UNCTAD-16-

Page 17: Hubla-1

PENINGKATAN PANGSA MUATAN PELAYARAN NASIONAL UNTUK ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI

54,0

46,0

55,5

44,5

61,3

38,7

65,3

34,7

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

2004 2005 2006 2007

Kapal Nasional Kapal Asing

%

No Muatan 2004 2005 2006 2007

1 Nasional 101,3 (54,0%) 114,5 (55,5%) 135,3 (61,3%) 148,7 (65,3%)2 Asing 86,3 (46,0%) 91,8 (44,5%) 85,4 (38,7%) 79,2 (34,7%)

Jumlah 187,6 206,3 220,7 227,9

Juta Ton

-17-

Page 18: Hubla-1

3,5

96,5

5,0

95,0

5,7

94,3

5,9

94,1

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

2004 2005 2006 2007

Kapal Nasional Kapal Asing

%

Juta Ton

No Muatan 2004 2005 2006 2007

1 Nasional 16,3 (3,5%) 24,6 (5,0%) 29,4 (5,7%) 31,4 (5,9%)2 Asing 448,8 (96,5%) 468,4 (95,0%) 485,8 (94,3%) 500,5 (94,1%)

Jumlah 465,1 493,0 515,2 531,9

PENINGKATAN PANGSA MUATAN PELAYARAN NASIONAL UNTUK ANGKUTAN LAUT LUAR NEGERI

-18-

Page 19: Hubla-1

90,0

50,5

100,197,995,692,791,489,2

41,4 45,049,0

60,375,0

48,147,344,238,0 43,6

0

20

40

60

80

100

120

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Oil/Petroleum Coal General Cargo

PROYEKSI PERTUMBUHAN 3 KOMODITI DENGAN VOLUME MUATAN TERBESAR UNTUK ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI

-19-

Juta Ton

Page 20: Hubla-1

PROYEKSI PERTUMBUHAN MUATAN PROYEKSI PERTUMBUHAN MUATAN ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERIANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI

Volume Muatan(Dalam Juta Ton)Jenis Komoditi

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Pertumbuhan rata-rata/ tahun (%)

1) Oil/Petroleum 89.2 91.4 92.7 95.6 97.9 100.1 2.3

2) Coal 41.4 45 49 60.3 75 90 18.9

3) General Cargo 38.0 43.6 44.2 47.3 48.1 50.5 3.7

4) Cement 6.7 7.3 8.0 8.8 9.7 10.7 10.0

5) Wood 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 0

6) Fertilizer 6.2 6.4 6.5 6.6 6.8 6.9 1.9

7) CPO 4.4 5.7 5.9 6.1 6.3 6.5 3.3

8) Mine and Quarry 5.0 5.3 5.5 5.7 5.9 6.1 3.6

9) Other Grains 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3.0 3.6

10) Other Liquid 1.7 1.9 2.1 2.3 2.5 2.7 9.2

11) Rice 1.3 1.4 1.4 1.5 1.5 1.5 1.7

12) Agri Grain 1.3 1.4 1.4 1.4 1.5 1.5 1.7

13) Fresh Product 0.3 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0

All Cargo 206.3 220.7 227.9 247.1 266.8 288.2 6.9--2020--

Page 21: Hubla-1

JUMLAH JUMLAH VOLUME VOLUME MUATAN ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI YANG MUATAN ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI YANG MEMERLUKAN PENAMBAHAN ARMADA NASIONAL TAHUN MEMERLUKAN PENAMBAHAN ARMADA NASIONAL TAHUN 2010 2010

Volume MuatanJenis Komoditi

2006 2010

Proyeksi Penambahan

Muatan

Muatan Yg Diangkut Kpl

Bendera Asing Th 2006

Total Muatan Yang Diangkut Kpl Bendera Indonesia Th

2010

1) Coal 45 90 45 25.65 70.65

2) Oil/Petroleum 91.4 100.1 8.7 50.73 59.43

3) General Cargo 43.6 50.5 6.9 0 6.90

4) Mine and Quarry 5.3 6.1 0.8 3.71 4.51

5) Cement 7.3 10.7 3.4 0 3.40

6) CPO 5.7 6.5 0.8 2.28 3.08

7) Other Liquid 1.9 2.7 0.8 1.04 1.84

8) Other Grains 2.6 3.0 0.4 1.30 1.70

9) Agri Grain 1.4 1.5 0.1 0.70 0.80

10) Fertilizer 6.4 6.9 0.5 0 0.5

11) Rice 1.4 1.5 0.1 0 0.10

12) Fresh Product 0.4 0.4 0 0.03 0.03

13) Wood 8.3 8.3 0 0 0

Total Muatan 220.7 288.2 67.5 85.44 152.94

(dalam juta on)

--2121--

Page 22: Hubla-1

PROYEKSI MUATAN ANGKUTAN LAUT BATUBARAVS

KEBUTUHAN PENAMBAHAN KAPASITAS ARMADA

TahunUraian

2006 2007 2008 2009 2010 2015

Proyeksi Muatan Angk Laut Batubara 45 49 60,3 75 90 130

Kapasitas Angkut Armada Nasional 19,4 19,4 19,4 19,4 19,4 -

Kekurangan Kapasitas Angkut Kapal Nasional 25,6 29,6 40,9 55,6 70,6

Penambahan Kapasitas Angkut/ Tahun - - 23,5 23,5 23,6

Juta Ton

Juta Ton

-22-

25,6

70,647,1

23,5

Page 23: Hubla-1

OPSI/ SKENARIO SISTEM PENGANGKUTAN BATUBARA

-23-

Mining Area

MiningPort

TranshipmentLocation

End UserPower PlantTug & Barge

(Sea Train)50%

Panamax + Handymax50%

Tug & Barge(Sea Train)

50%

Page 24: Hubla-1

KEBUTUHAN PENAMBAHAN ARMADA NASIONAL TAHUN 2010KEBUTUHAN PENAMBAHAN ARMADA NASIONAL TAHUN 2010

Tipe Kapal Jumlah Kapal Ukuran Kapal (DWT) Keterangan

10 60,000 Panamax Type

13 45,000 Handymax Type

Coal Carrier

367 8,000 Tug/ Barge or Sea Train

8 30,000

12 20,000

22 11,500

40 6,000

Tanker

143 2,500

10 1,500

10 3,000

General Cargo

5 6,000

5 3,000

5 6,000

Container

4 15,000

Total 654

--2424--

Page 25: Hubla-1

Penambahan Kapal Nasional Yg Diperlukan Tahun 2010 Dana Yg Dibutuhkan (Juta US $)

Jenis Kapal Jumlah Kapal Ukuran Kapal(DWT)

Harga Pasar Kapal (Juta US$)

Dana Total Yg Dibutuhkan

Dana Bersih Yg Dibutuhkan (Di

luar modal sendiri*)

10 60,000 46.541) 465.40 372.32

13 45,000 34.001) 442.00 353.60

Coal Carrier

367 8,000 6.00 2) 2,202.00 1,761.60

8 30,000 21.005) 168.00 134.40

12 20,000 15.005) 180.00 144.00

22 11,500 12.002) 264.00 211.20

40 6,000 7.002) 280.00 224.00

Tanker

143 2,500 3.502) 500.50 400.40

10 1,500 1.504) 15.00 12.00

10 3,000 2.203) 20.00 17.60

General Cargo

5 6,000 3.304) 16.50 13.20

5 3,000 4.253) 21.25 17.00

5 6,000 5.004) 25.00 20.00

Container

4 15,000 10.004) 40.00 32.00

Total 654 4,635.65 3,713.32

*) Asumsi modal sendiri sebesar 20%1) Used Vessel (19 years old); 2) New Vessel3) Used Vessel (17 years old); 4)Used Vessel (20 years old)

KKEBUTUHAN DANA UNTUK PENAMBAHAN ARMADA NASIONAL TAHUN 2010EBUTUHAN DANA UNTUK PENAMBAHAN ARMADA NASIONAL TAHUN 2010

--2525--

Page 26: Hubla-1

KEBUTUHAN PENDANAAN UNTUK PENGEMBANGAN KEBUTUHAN PENDANAAN UNTUK PENGEMBANGAN ARMADA ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERIARMADA ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI

Sumber pendanaan untuk investasi yang besar bagi pengembanan Sumber pendanaan untuk investasi yang besar bagi pengembanan armada angkutan laut dalam negeri bersumber dari armada angkutan laut dalam negeri bersumber dari ::

Private Ship Financing :Private Ship Financing :1) modal sendiri1) modal sendiri22)) pinjaman dari bank komersial dan non bankpinjaman dari bank komersial dan non bank33)) leasing leasing dari perusahaan dari perusahaan leasingleasing4) penjualan saham dan penerbitan obligasi4) penjualan saham dan penerbitan obligasi ((pasar modalpasar modal))

Public Ship FinancingPublic Ship FinancingPinjaman lunak dari Pinjaman lunak dari ODAODA/ JBIC dengan skim Two Step Loan / JBIC dengan skim Two Step Loan melalui Public Ship Financing Program (melalui Public Ship Financing Program (PSFPPSFP) yang difasilitasi ) yang difasilitasi oleh Pemerintah.oleh Pemerintah.

Pelaksanaan Asas Cabotage

Tahun 2010

Kebutuhan Pengadaan Kapal

(Baru & Bekas)

Kebutuhan Pendanaan/ Investasi

Untuk Kapal

--2626--

Page 27: Hubla-1

KESIMPULANKESIMPULAN1.1. Penambahan armada kapal nasional saat ini Penambahan armada kapal nasional saat ini

terutama merupakan penggantian bendera;terutama merupakan penggantian bendera;2.2. Penambahan kapasitas armada angkutan laut Penambahan kapasitas armada angkutan laut

dalam negeri belum signifikan dibanding dengan dalam negeri belum signifikan dibanding dengan kebutuhan;kebutuhan;

3.3. Pasar angkutan laut dalam negeri (asas cabotage) Pasar angkutan laut dalam negeri (asas cabotage) bagi perusahaan pelayaran nasional masih cukup bagi perusahaan pelayaran nasional masih cukup besar;besar;

4.4. Dibutuhkan dana besar dalam kurun waktu yang Dibutuhkan dana besar dalam kurun waktu yang relatif pendek dalam rangka penambahan armada relatif pendek dalam rangka penambahan armada nasional;nasional;

5.5. Merupakan peluang investasi bagi perbankan dan Merupakan peluang investasi bagi perbankan dan lembaga keuangan/ pembiayaan lainnya.lembaga keuangan/ pembiayaan lainnya. 2727

Page 28: Hubla-1

-28-

Terima Kasih