BAB I LAPORAN KASUS STATUS OBSTETRI Tanggal masuk RS : 26 Oktober 2013 pukul 12.00 WIB Tanggal pemeriksaan : 26 Oktober 2013 pukul 12.45 WIB ANAMNESA I. IDENTIFIKASI Nama : Ny. Y/30/336284 Umur : 30 tahun Kebangsaan : Indonesia Pendidikan : SMP Agama : Islam Pekerjaan : IRT Alamat : Jln. Wiyata Karya, Natar, Lampung Selatan Nama Suami : Tn. D Umur : 33 tahun Kebangsaan : Indonesia Pendidikan : SMP Agama : Islam Pekerjaan : Buruh Bangunan II. KELUHAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
LAPORAN KASUS
STATUS OBSTETRI
Tanggal masuk RS : 26 Oktober 2013 pukul 12.00 WIB
Tanggal pemeriksaan : 26 Oktober 2013 pukul 12.45 WIB
ANAMNESA
I. IDENTIFIKASI
Nama : Ny. Y/30/336284
Umur : 30 tahun
Kebangsaan : Indonesia
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jln. Wiyata Karya, Natar, Lampung Selatan
Nama Suami : Tn. D
Umur : 33 tahun
Kebangsaan : Indonesia
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh Bangunan
II. KELUHAN
Utama : Post Partum diluar ± 2 jam yang lalu disertai
perdarahan e.c Retensio Placenta
Tambahan : -
III. Riwayat Penyakit Sekarang
± 2 jam yang lalu, os melahirkan spontan ditolong oleh bidan, dengan bbl
2500 JK: ♀, setelah melahirkan ibu mengalami perdarahan dikarnakan tali
pusat terputus dan ari-ari belum keluar dan kemudian os dirujuk bidan ke
RSUAM.
IV. RIWAYAT HAID
Menarche : 15 tahun
Siklus Haid : 28 hari, teratur
Lamanya : 6 hari
HPHT : 19 Januari 2013
TP : 26 Oktober 2013
V. RIWAYAT KEHAMILAN – PERSALINAN – NIFAS TERDAHULU
No.Usia Anak
Jenis Persalinan
PenolongJenis
KelaminBB
LahirKeadaan
1. 12 th spontan bidan ♂ 2800 gr sehat
2. 6 th spontan bidan ♀ 3000 gr sehat
3. 1 hari spontan bidan ♀ 2500 gr sehat
VI. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
OS tidak pernah menderita penyakit jantung, asma, dan kencing manis. OS
juga menyangkal penggunaan obat-obatan/alkohol, jamu, makan sirih, dan
merokok.
VII. RIWAYAT KONTRASEPSI
Sejak melahirkan anak yang perama OS menggunakan kontrasepsi pil KB.
VIII. RIWAYAT PERKAWINAN
Pernikahan ini merupakan pernikahan yang pertama dan telah belangsung 13
tahun.
PEMERIKSAAN FISIK
I. STATUS PRESENT
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 37 oC
II. STATUS GENERALIS
Kulit : sawo matang,
Mata : konjungtiva anemis, sklera anikterik
Gigi/Mulut : tak ada kelainan
Thoraks : cor dan pulmo dalam batas normal
Abdomen : cembung, simetris, hepar dan lien sulit dinilai
P3A0 Post Partum Spontan diluar dengan HPP dini e.c Retensio Placenta
PENATALAKSANAAN
Penanganan Ekspektif
1. O2 5 L.
2. Infus RL gtt xx/mnt
3. Konsul dokter Sp.OG
3. Observasi TTV, perdarahan
4. Periksa DR, golongan darah (cross match).
7. R/ Manual Placenta
ANALISA KASUS
1. Apakah diagnosa kasus ini telah tepat ?
Pada setiap plasenta dianggap retensi bila belum dilahirkan dalam batas watu tertentu
setelah bayi lahir ( dalam waktu 30 menit setelah penatalaksanaan aktif). Diagnosis
adanya retensio plasenta ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan beberapa
pemeriksaan. Gejala pertama yang membawa pasien ke dokter atau rumah sakit ialah
setelah bayi lahir tetapi plasenta belum terlepas ± 30 menit, Tinggi fundus uteri
sepusat, terdapat perdarahan sedang- banyak.
2. Apakah penatalaksanaan yang dilakukan benar ?
Penatalaksanaan yang dilakukan telah tepat. Tetapi sebelumnya dicoba lakukan peregangan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan. Bila ekspulsi plasenta tidak terjadi, coba traksi terkontrol tali pusat.
Pasang infus oksitosin 20 IU dalam 500 mL NS/RL dengan 40 tetes per menit. Bila perlu, kombinasikan dengan misoprostol 400 mg per rektal (sebaiknya tidak menggunakan ergometrin karena kontraksi tonik yang timbul dapat menyebabkan plasenta terperangkap dalam kavum uteri)
Bila traksi terkontrol gagal untuk melahirkan plasenta, lakukan manual plasenta secara hati-hati dan halus untuk menghindari terjadinya perforasi dan perdarahan
Lakukan transfusi darah apabila diperlukan
Beri antibiotika profilaksis (ampisilin 2 g IV / oral + metronidazol 1 g supositoria /oral)
BAB II
ISI
A. DEFINISI
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan atau hilangnya darah
500 cc atau lebih yang terjadi setelah anak lahir. Perdarahan dapat terjadi
sebelum, selama, atau sesudah lahirnya plasenta.
Definisi lain menyebutkan Perdarahan Pasca Persalinan adalah
perdarahan 500 cc atau lebih yang terjadi setelah plasenta lahir.
Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian :
a. Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorrhage)
yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.
b. Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage)
yang terjadi antara 24 jam dan 6 minggu setelah anak lahir.
B. EPIDEMIOLOGI
1. Insiden
Angka kejadian perdarahan postpartum setelah persalinan pervaginam
yaitu 5-8 %. Perdarahan postpartum adalah penyebab paling umum perdarahan
yang berlebihan pada kehamilan, dan hampir semua tranfusi pada wanita hamil
dilakukan untuk menggantikan darah yang hilang setelah persalinan.
2. Peningkatan angka kematian di Negara berkembang
Di negara kurang berkembang merupakan penyebab utama dari
kematian maternal hal ini disebabkan kurangnya tenaga kesehatan yang
memadai, kurangnya layanan transfusi, kurangnya layanan operasi.
C. ETIOLOGI
Banyak faktor potensial yang dapat menyebabkan hemorrhage
postpartum, faktor-faktor yang menyebabkan hemorrhage postpartum adalah
atonia uteri, perlukaan jalan lahir, retensio plasenta, sisa plasenta, kelainan
pembekuan darah.
1. Tone Dimished : Atonia uteri
Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana uterus gagal untuk berkontraksi
dan mengecil sesudah janin keluar dari rahim.
Perdarahan postpartum secara fisiologis di control oleh kontraksi serat-serat
myometrium terutama yang berada disekitar pembuluh darah yang
mensuplai darah pada tempat perlengketan plasenta. Atonia uteri terjadi
ketika myometrium tidak dapat berkontraksi. Pada perdarahan karena atonia
uteri, uterus membesar dan lembek pada palpasi. Atonia uteri juga dapat
timbul karena salah penanganan kala III persalinan, dengan memijat uterus
dan mendorongnya kebawah dalam usaha melahirkan plasenta, sedang
sebenarnya bukan terlepas dari uterus. Atonia uteri merupakan penyebab
utama perdarahan postpartum.
Disamping menyebabkan kematian, perdarahan postpartum memperbesar
kemungkinan infeksi puerperal karena daya tahan penderita berkurang.
Perdarahan yang banyak bisa menyebabkan “ Sindroma Sheehan “ sebagai
akibat nekrosis pada hipofisis pars anterior sehingga terjadi insufiensi bagian
tersebut dengan gejala : astenia, hipotensi, dengan anemia, turunnya berat
badan sampai menimbulkan kakeksia, penurunan fungsi seksual dengan
atrofi alat-alat genital, kehilangan rambut pubis dan ketiak, penurunan
metabolisme dengan hipotensi, amenorea dan kehilangan fungsi laktasi.
Beberapa hal yang dapat mencetuskan terjadinya atonia meliputi :
Manipulasi uterus yang berlebihan,
General anestesi (pada persalinan dengan operasi ),
Uterus yang teregang berlebihan :
o Kehamilan kembar
o Fetal macrosomia ( berat janin antara 4500 – 5000 gram )