BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak sekali gangguan-gangguan yang dapat mengancam keadaan sistem tubuh mamalia. Sistem tubuh mamalia memiliki organ-organ yang berfungsi untuk mempertahankan keadaan sistem tubuh itu sendiri. Keadaan sistem tubuh itu diatur oleh homeostasis dalam tubuh. Mekanisme homeostasis berkaitan erat dengan keadaan cairan dalam tubuh, baik dalam hal pengeluaran maupun asupan cairan tubuh. Mamalia sangat beruntung karena memiliki organ-organ penunjang dalam mempertahankan keadaan tubuh tersebut, karena apabila hal ini tidak terdapat dalam sistem tubuh maka semua kegiatan hidup tidak akan berjalan dengan normal. Akibat dari tidak berfungsinya homeostasis tubuh, mamalia dapat mengalami sakit atau bahkan akan menuju kematian. Berkaitan dengan pentingnya keadaan homeostasis dalam mempertahankan kadar cairan dalam tubuh, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang peran homeostasis beserta mekanismenya. B. Rumusan Masalah 1. Mengapa homeostasis penting bagi mamalia? 2. Apa yang dimaksud dengan ekskresi? 3. Mengapa limbah nitrogen dan karbondoksida harus dikeluarkan dari tubuh? 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak sekali gangguan-gangguan yang dapat mengancam keadaan
sistem tubuh mamalia. Sistem tubuh mamalia memiliki organ-organ
yang berfungsi untuk mempertahankan keadaan sistem tubuh itu
sendiri. Keadaan sistem tubuh itu diatur oleh homeostasis
dalam tubuh. Mekanisme homeostasis berkaitan erat dengan
keadaan cairan dalam tubuh, baik dalam hal pengeluaran maupun
asupan cairan tubuh.
Mamalia sangat beruntung karena memiliki organ-organ
penunjang dalam mempertahankan keadaan tubuh tersebut, karena
apabila hal ini tidak terdapat dalam sistem tubuh maka semua
kegiatan hidup tidak akan berjalan dengan normal. Akibat dari
tidak berfungsinya homeostasis tubuh, mamalia dapat mengalami
sakit atau bahkan akan menuju kematian.
Berkaitan dengan pentingnya keadaan homeostasis dalam
mempertahankan kadar cairan dalam tubuh, maka dalam makalah ini
akan dibahas tentang peran homeostasis beserta mekanismenya.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa homeostasis penting bagi mamalia?
2. Apa yang dimaksud dengan ekskresi?
3. Mengapa limbah nitrogen dan karbondoksida harus
dikeluarkan dari tubuh?
1
4. Bagaimana struktur kasar ginjal, detail nefron dan
reabsorpsi berupa filtrat tubulus atau urin sekunder. Urin sekunder
mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang memberi
warna dan bau pada urin.
c. Augmentasi
Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa seperti
asam urat, ion hidrogen, amonia, kreatin, dan beberapa obat
ditambahkan ke dalam urin sekunder sehingga tubuh terbebas dari
zat-zat berbahaya. Urin sekunder yang telah ditambahkan dengan
berbagai zat tersebut disebut urin. Kemudian, urin disalurkan
melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal. Dari rongga
ginjal, urin menuju ke kantung kemih melalui saluran ginjal
(ureter).
d. Proses Pengeluaran Urin
Jika kandung kemih penuh dengan urin, dinding kantong
kemih akan tertekan. Kemudian dinging otot kantong kemih
meregang sehingga timbul rasa ingin buang ir kecil.
Selanjutnya, urin keluar melalui saluran kencing (uretra).
Pengeluaran air melalui urin ada hubungannya dengan pengeluaran
air melalui keringat pada kulit. Pada waktu dara dingin, badan
kita tidak berkeringat. Pengeluaran air dari dalam tubuh banyak
dikeluarkan melalui urin sehingga kita sering buang air kecil.
Sebaliknya, pada waktu udara panas, badan kita banyak
mengeluarkan keringat dan jarang buang air kecil.
D. Fungsi Ginjal Dalam Pengendalian Limbah Metabolik.
Kandungan Urin
11
Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebagian besar teidiri
atas (95%) air dan zat yang terlarut, yaitu urea, asam urat,
dan amonia. yang merupakan sisa-sisa perombakan protein:
bermacam-macam garam terutama garam dapur (NaCl), zat warna
empedu yang menyebabkan warna kuning pada urin, dan zat-zat
yang berlebihan di dalam darah seperti vitamin B, C, obat-
obatan, dan hormon. Urin tidak mengandung protein dan glukosa.
Jika urin mengandung protein, berarti terjadi gangguan atau
kerusakan ginjal pada glomerulus. Jika urin mengandung gula,
berarti tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan
sempurna. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada
tubulus ginjal, tetapi dapat pula disebabkan oleh tingginya
kadar gula di dalam darah sehingga tubulus ginjal tidak dapat
menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat glomerulus.
Kadar gula darah yang tinggi disebabkan oleh terhambatnya
proses pengubahan gula menjadi glikogen, akibatnya produksi
hormon insulin terhambat. Kelainan ini dikenal sebagai penyakit
kencing manis (diabetes mellitus). Dilihat dari segi banyaknya zat
yang terkandung di urin, dapat disimpulkan bahwa ginjal
merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh. Ginjal
berfungsi untuk menyaring darah, mengeluarkan sisa metabolisme,
membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, dan mengatur
keseimbangan air dan garam di dalam darah.
12
F. Fungsi Ginjal Dalam Pengendalian Kadar Air Tubuh Sebagai
Contoh Mekanisme Kontrol Umpan Balik Negatif.
Konsep Dasar Cairan Dan Elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses
dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang
tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan.
Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri,
tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-
proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan
adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis.
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini
dinamakan “homeostasis”.
Kompartemen Cairan
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua
kompartemen utama, yaitu : cairan intraselular (CIS) dan cairan
ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat 70 kg,
Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan
atau sekitar 42 L. persentase ini dapat berubah, bergantung
pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas ( Guyton & Hall,
1997)
1. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total
Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang
dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh adalah intraselular,
sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg).
13
Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan
intraselular.
2. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total
Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun
dengan peningkatan usia. Pada bayi baru lahir, kira-kir ½
cairan tubuh terkandung didalam (CES). Setelah 1 tahun, volume
relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume
total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria
dewasa (70 kg). Lebih jauh (CES) dibagi menjadi:
(a) Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama
dengan kira-kira 8 L pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk
dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran tubuh,
volume (CIT) kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi
baru lahir dibanding orang dewasa.
(b) Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di
dalam pembuluh darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang
dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang dewasa kira-
kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah
PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM,
atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai
bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit);
dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada
orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat
badan dan faktor-faktor lain. Adapun fungsi dari darah adalah
mencakup :
- pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan oksigen) ke jaringan
- transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
14
- pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
- transpor hormon ke tempat aksinya
- sirkulasi panas tubuh
3. Cairan Transelular (CTS)
Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari
tubuh. Contoh (CTS) meliputi cairan serebrospinal, perikardial,
pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi
lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati jumlah 1 L. Namun,
sejumlah besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar
ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh, saluran
gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan
mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.
Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan
sebagai berikut :
PROSENTASE TOTAL CAIRAN TUBUH DIBANDINGKAN BERAT BADAN
15
DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH
Keterangan : Untuk laki-laki, BB = 70 Kg
Catatan : Sebenarnya ada kompartemen CES lain, yaitu : limfe
& cairan transeluler. Cairan transelular hanya 1-2 % BB,
meliputi cairan sinovial, pleura, intraokuler, dll.
NILAI RATA-RATA CAIRAN EKSTRASELULER (CES) DAN CAIRAN
INTRASELULER (CIS) PADA DEWASA NORMAL TERHADAP BB
Maxwell, Morton H. Clinical Disorders of Fluid and Electrolyte
Metabolism, 4th ed. McGraw Hill, 1987, p.9.
16
Fungsi Cairan Tubuh
1. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel
2. Mengeluarkan buangan-buangan sel
3. Membantu dalam metabolisme sel
4. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
5. Membantu memelihara suhu tubuh
6. Membantu pencernaan
7. Mempemudah eliminasi
8. Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, SDP, SDM)
Komposisi Cairan Tubuh
Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi
terlarut (zat terlarut)
1. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria
Dewasa hampir 60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata
wanita mengandung 55% air dari berat badannya.
2. Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi
terlarut (zat terlarut) elektrolit dan non-elektrolit.
(a) Elektrolit
Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan
dan akan menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi
menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan kapasitasnya
untuk saling berikatan satu sama lain( miliekuivalen/liter
mEq/L ) atau dengan berat molekul dalam garam ( milimol/liter
17
mol/L ). Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam
miliekuivalen, dalam larutan selalu sama.
Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan.
Kation ekstraselular utama adalah natrium (Na˖), sedangkan
kation intraselular utama adalah kalium (K˖). Sistem pompa
terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan
kalium ke dalam
Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan.
Anion ekstraselular utama adalah klorida ( Clˉ ), sedangkan
anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO4ɜ).
Karena kandungan elektrolit dari palsma dan cairan
interstisial secara esensial sama (lihat Tabel. 1-2), nilai
elektrolit plasma menunjukkan komposisi cairan ekstraselular,
yang terdiri atas cairan intraselular dan interstisial. Namun
demikian, nilai elektrolit plasma tidak selalu menunjukkan
komposisi elektrolit dari cairan intraselular. Pemahaman
perbedaan antara dua kompartemen ini penting dalam
mengantisipasi gangguan seperti trauma jaringan atau
ketidakseimbangan asam-basa. Pada situasi ini, elektrolit dapat
dilepaskan dari atau bergerak kedalam atau keluar sel, secara
bermakna mengubah nilai elektrolit palsma.
(b) Non-elektrolit
Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi
dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100
ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting
mencakup kreatinin dan bilirubin.
18
Tabel. 1.2 Unsur utama kompartemen cairan tubuh
Ini adalah daftar parsial. Unsur lain termasuk ion kalsium Ca
2+, magnesium Mg2+, protein dan asam organik.
Catatan : Nilai tertentu adalah rata-rata.
Pendapat ahli lain tentang unsur utama kompartemen cairan tubuh
disebutkan sebagai berikut:
Morgan, G. Edward. Clinical Anesthesiology. Appleton & Lange,
1996, p.518
19
KANDUNGAN ELEKTROLIT CAIRAN TUBUH
INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN DARI UNSUR TUBUH YANG UTAMA
Catatan : Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) & paru
disebut Insensible Loss (IWL)
Bila ingin mengetahui “Insensible Loss (IWL)” maka kita dapat
menggunakan penghitungan sebagai berikut :
DEWASA = 15 cc/kg BB/hari
ANAK = (30 – usia (th)) cc/kg BB/hari
20
Jika ada kenaikan suhu :
IWL = 200 (suhu badan sekarang – 36.8C)
(Dari Iwasa M, Kogoshi S. Fluid Therapy. Bunko do, 1995. P 8.)
JUMLAH KEHILANGAN AIR DAN ELEKTROLIT per 100 kcal BAHAN
METABOLIK DALAM KEADAAN NORMAL MAUPUN SAKIT
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan
elektrolit diantaranya adalah :
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh,
metabolisme yang diperlukan dan berat badan. selain itu sesuai
aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan usia. Berikut akan
disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai
usia.
21
2. Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara
proporsional, karena lebih banyak mengandung lemak tubuh
3. Sel-sel lemak
Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun
dengan peningkatan lemak tubuh
4. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme
sel, konsentrasi darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat
menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat
meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan
ginjal dan jantung, gangguan hormon akan mengganggu
keseimbangan cairan
6. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat.
Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30
g/hari
7. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan
memecah cadangan energi, proses ini akan menimbulkan pergerakan
cairan dari interstisial ke intraselular.
Pengaturan Keseimbangan Volume Cairan Tubuh
1. Rasa Dahaga
Mekanisme rasa dahaga :
22
* Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin, yang
pada akhirnya menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat
menrangsang hipotalamus untuk melepaskan substrat neural yang
bertanggung jawab terhadap sensasi haus
* Osmoreseptor di hipotalamus mendeteksi peningkatan tekanan
osmotik dan mengaktivasi jaringan syaraf yang dapat
mengakibatkan sensasi rasa dahaga.
2. Anti Diuretik Hormon
ADH dibentuk di hipotalamus dan disimpan dalam
neurohipofisis dari hipofisis posterior. Stimuli utama untuk
sekresi ADH adalah peningkatan osmolalitas dan penurunan cairan
ekstrasel. Hormon ini meningkatkan reabsorpsi air pada duktus
koli gentes, dengan demikian dapat menghemat air.
3. Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang
bekerja pada tubulus ginjal untuk meningkatkan absorpsi
natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan
konsentrasi kalium, natrium serum dan sistem angiotensi renian
dan sangat efektif dalam mengendalikan hiperkalemia
4. Prostaglandin
Prostaglandin adalah asam lemak alami yang
terdapat dalam banyak jaringan dan berfungsi dalam merespons
radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus dan
mobilitas gastrointestinal. Dalam ginjal, prostaglandin
berperan mengatur sirkulasi ginjal, respons natrium dan efek
ginjal pada ADH.
23
5. Glukokortikoid
Meningkatkan resorpsi natrium dan air, sehingga
volume darah naik dan terjadi retensi natrium. Perubahan kadar
glukokortikoid menyebabkan perubahan keseimbangan volume darah.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan Cairan Tubuh
1. Membran
Setiap kompartemen cairan dipisahkan oleh membran
permeabel selektif yang memungkinkan gerakan air dan beberapa
zat terlarut. Permeabilitas membran yang selektif membantu
untuk mempertahankan komposisi unik dari setiap kompartemen
sementara memungkinkan gerakan nutrien dari plasma ke sel-sel
dan gerakan produk sisa keluar dari sel dan akhirnya ke dalam
palsma. Membran semipermeabel tubuh meliputi :
a. membran sel : memisahkan CIS dan CIT dan terdiri atas lipid
dan protein
b. membran kapiler : memisahkan CIV dari CIT
c. membran epitelial : memisahkan CIT dan CIV dari CTS.
Contoh : epitelium mukosa dari lambung dan usus, membran
sinovial dan tubulus ginjal.
2. Proses transpor
Selain selektivitas membran, gerakan air dan zat
terlarut ditentukan juga oleh beberapa proses transpor cairan
tubuh, seperti yang telah dibahas diatas.
3. Konsentrasi cairan tubuh
a. Osmolalitas : adalah jumlah keseluruhan partikel-partikel
yang larut didalam larutan. Istilah osmolality sering digunakan
untuk memberikan / menggambarkan kepekatan suatu larutan.
24
Perubahan dalam osmolalitas ekstraseluler dapat mengakibatkan
perubahan pada volume cairan ekstraseluler dan intraseluler :
Penurunan Osmolalitas CES –> Gerakan air dari CES ke CIS
Peningkatan Osmolalitas CES –> Gerakan air dari CIS ke CES
b. Tonisitas : adalah istilah lain untuk osmolalitas efektif.
Molekul kecil seperti urea dengan mudah melewati semua membran
dengan cepat berekuilibrium diantara kompartemen dan hanya
memberikan sedikit efek pada gerakan air. Molekul ini disebut
osmol takefektif.
Sebaliknya natrium, glukosa dan manitol adalah contoh dari
osmol efektif, molekul ini tidak melewati membran sel dengan
cepat dan akan mempengaruhi gerakan air. Dengan demikian
osmolalitas efektif tidak hanya tergantung pada jumlah zat
terlarut tetapi juga pada permeabilitas membran terhadap zat
terlarut ini.
Larutan isotonik adalah larutan yang mempunyai osmolalitas
sama efektifnya dengan cairan tubuh (kira-kira 280-300
mOsm/kg). Contohnya adalah normal salin-larutan (NaCl) 0,9%
Larutan hipotonik adalah larutan yang mempunyai osmolalitas
sama efektif lebih kecil dari cairan tubuh. Contoh larutan
(NaCl) 0,45%
Larutan hipertonik adalah larutan yang mempunyai osmolalitas
sama efektif lebih besar dari cairan tubuh. Contoh
larutannya adalah (NaCl) 3%
25
Pengeluaran Cairan Tubuh
Pengeluaran cairan terjadi melalui organ –organ seperti:
a. Ginjal
Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima
170 liter darah untuk di saring setiap hari.
Produksi urin untuk semua usia 1ml/ kg/ jam.
Pada orang dewasa produksi urin sekitar 1,5 lt/ hari.
Jumlah urine yang di produksi oleh ginjal di pengaruhi oleh
ADH dan aldosteron.
b. Kulit
Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh syaraf simpatis
yang merangsang aktifitas kelenjar keringat.
Rangsangan kelenjar keringat dapat di hasilkan dari
aktivitas otot, temperatur lingkungan yang meningkat dan
demam.
Disebut juga Isensible Water Loss (IWL) sekitar 15 –20 ml/
24 jam.
c. Paru –paru
Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/ hari.
Meningkatnya cairan yang hilang sebagai respons terhadap
perubahan kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan
atau demam.
d. Gastrointestinal
Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari
gastrointestinal setiap hari sekitar 100-200 ml.
26
Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15 cc/kg BB/ 24
jam, dengan kenaikan 10 % dari IWL pada setiap kenaikan suhu
1 derajat Celcius.
Keterangan IWL : (Insensible Water Loss)
F. STRUKTUR SELULER PULAU LANGERHANS DARI PANKREAS DAN PERANNYASEBAGAI KELANJAR ENDOKRIN
Pankreas merupakan organ memanjang terletak di sebelah
atas bagian pertama dari usus halus/ kecil. Anatomi dan
struktur jaringan pankreas sebagai kelenjar eksokrin dan
saluran dibahas dalam konteks sistem pencernaan. Pankreas
sebagai kelenjar endokrin mengacu pada sel-sel dalam pankreas
yang mensintesis dan mengeluarkan hormon.
Sebagai kelenjar Endokrin, Pankreas tersusun atas pulau
Langerhans di bagian kortek pancreas. Kebanyakan pulau
berdiameter 100-200 um dan mengandung beberapa ratus sel,
pulau-pulau kecil sel endokrin ditemukan tersebar di antara
sel-sel eksokrin pancreas. Sel-sel penyusun pulau Langerhans
disebut Sel Islet yang meliputi sel asidofil (A) penghasil
hormone Glukagon dan Basofil (B) penghasil Insulin.
STRUKTUR SEL ISLET DAN PULAU LANGERHANS
Bagian endokrin pankreas berbentuk kelompok sel kecil yang
disebut pulau Langerhans atau lebih sederhana disebut dengan
Islet. Manusia memiliki sekitar satu juta pulau. Dalam bagian
histologis standar pankreas, Islet dalam pewarnaan nampak
sebagai kelompok yang relatif pucat tertanam di lautan gelap-
pewarnaan jaringan eksokrin.
27
Gambar 1 : Pankreas Gambar 2 : Sebuah pulau langerhans (putih) tersusun atas sel Islet dan pembuluh kapiler yang dikelilingi oleh selasinus pancreas.
Tiga jenis sel utama Pankreas endokrin, yang masing-masing
menghasilkan produk endokrin yang berbeda yaitu:
Alpha sel (sel A) menghasilkan hormon glukagon.
Beta sel (sel B) memproduksi insulin
28
Delta sel (sel D) mengeluarkan hormon somatostatin, yang
juga diproduksi oleh sejumlah sel endokrin lainnya dalam
tubuh.
Jenis sel yang berbeda di dalam satu pulau kecil
distribusinya teratur, sel beta menempati bagian tengah pulau
dan dikelilingi oleh "kulit" dari sel alfa dan delta. Selain
dari glukagon, insulin dan somatostatin, sejumlah hormon
lainnya telah diidentifikasi sebagai produk dari sel pankreas
pulau. Pulau Langerhans banyak pembuluh, yang memungkinkan
hormon disekresikan dalam untuk sirkulasi. Meskipun pulau
hanya terdiri dari 1-2% dari massa pankreas, mereka menerima
sekitar 10 sampai 15% dari aliran darah pankreas. Selain itu,
mereka dipengaruhi oleh neuron parasimpatis dan simpatis, dan
sinyal saraf jelas memodulasi sekresi insulin dan glukagon.
B. REGULASI KONSENTRASI GLUKOSA DARAH DENGAN MEKANISME
NEGATIVE FEED BACK CONTROL
29
Bila kadar gula darah tinggi (> 120 mg%) akan merangsang
sel beta Pankreas memproduksi insulin dan masuk ke dalam darah.
Glukosa akan dirubah menjadi Glikogen di sel-sel hati, ada yang
dirubah menjadi asam lemak dan Gliserol, sehingga Glukosa darah
turun pada level normal. Bila kadar glukosa darah turun (< 80
mg%) maka sel alfa akan memproduksi hormone Glukagon dan masuk
ke dalam darah. Glukagon masuk ke dalam sel-sel hati untuk
merubah Glikogen menjadi glukosa, sehingga kadar glukosa darah
naik .
Pengendalian sekresi insulin
Sel β dalam pulau Langerhans memproduksi insulin dalam
menanggapi tingginya tingkat glukosa dalam darah. Mereka
melakukan hal ini melalui fungsi-fungsi berikut
30
1. K + saluran (Kalium) dalam membran plasma terbuka, K +
berdifusi keluar dan bagian dalam sel adalah-70mV dibandingkan
dengan luar (beda potensial)
2. Glukosa memasuki sel jika ada kadar glukosa yang tinggi
3. Glukosa terfosforilasi oleh enzim glukokinase dan
dimetabolisme untuk menghasilkan ATP
4. Kehadiran extra ATP membuat K + saluran dekat
5. K + tidak dapat berdifusi keluar, dan perbedaan potensial
mengurangi menjadi sekitar 30mV
6. Ca 2 + saluran yang biasanya dekat terbuka dalam menanggapi
perubahan potensial membran.
7. Ca 2 + ion menyebabkan vesikel (diciptakan oleh aparat Golgi,
penuh insulin) untuk melepaskan insulin oleh exocytosis
C. REGULASI KONTROL GULA DARAH DAN DIABETES MELITUS
Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolisme
karbohidrat yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang
tinggi (hiperglikemi) dan adanya glukosa dalam urin
(glukosuria). Penyebab diabetes melitus adalah kegagalan
pankreas mensekresi insulin yang berfungsi memanfaatkan
glukosa sebagai sumber energi dan mensintesa lemak. (Widowati,
dkk., 1997 dalam Prihandayani,2008). Akibatnya glukosa
bertumpuk dalam darah (hiperglikemia) dan akhirnya diekresikan
lewat kemih tanpa digunakan (glukosuria). Karena itu, produksi
kemih sangat meningkat dan pasien harus sering kencing, merasa
31
sangat haus, berat badan menurun dan terasa lelah (Tjay dan
Rahardja, 2002 dalam Prihandayani,2008).
Sistem untuk klasifikasi DM dikembangkan oleh The National
Diabetes Data Group of the National Institutes of Health (USA)
dengan masukan dari Word Health Organization tahun 1985
adalah: Diabetes Mellitus dibagi dalam dua tipe yaitu DM type
1 (insulin dependen diabetes mellitus) dan DM type 2 (non
insulin dependen diabetes mellitus), berikut ini akan
dijelaskan mengani tipe-tipe tersebut.
1) DM Type 1
Diabetes tipe I ditandai dengan sekresi insulin oleh
pankreas yang dapat berasal dari reaksi autoimun, infeksi
virus, dan mungkin faktor genetik. Secara normal, insulin
bekerja untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan membolehkan
glukosa masuk kedalam sel untuk dimetabolisme. Caranya dengan
mengikat dirinya secara kuat pada tempat reseptor pada membran
sel. Efek utama metabolik insulin adalah di otot dan jaringan
adiposa. Pada orang diabetes, kekurangan atau ketiadaan insulin
menimbulkan kelaparan pada jaringan ini dan ini menjelaskan
mengapa pasien menjadi lelah dan berat badan menurun.
Karena kurangnya insulin, terjadi penumpukan didalam
darah pada orang diabet dan meluap kedalam urine yang
menyebabkan haus dan keluarnya urine dalam jumlah yang banyak.
Lebih lanjut masalah ini akan menimbulkan komplikasi
physiologic, kecuali kalau diberikan penggantian insulin.
32
Sehingga orang yang menderita DM Tipe I perlu injeksi insulin
secara teratur dalam hidupnya untuk mencegah ketosis. Suatu
komplikasi yang muncul,akibat gangguan metabolisme lemak.
Untuk alasan ini, DM tipe I dikenal sebagai IDDM (Insulin
Dependent Diabetes Melitus).
2) DM Type 2
Type II akibat dari tidak sensitifnya reseptor insulin
terhadap insulin yang sudah tersedia. Pada kelompok ini khusus
dianjurkan untuk menurunkan BB dan diberikan tablet untuk
merangsang pancreas untuk mensekresi lebih banyak insulin.
Karena tidak dibutuhkan insulin maka diabetes tipe II dikenal
sebagai NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes melitus).
Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin disebabkan kegagalan
relatif sel β pulau Langerhans dan resisteni insulin. Resitensi
insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat
produksi glukosa oleh hati. Sel β tidak mampu mengimbangi
resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi
relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya
sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan
glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Berarti
sel β pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa
(Mansjoer, A., 1999 dalam Prihandayani, 2008).
Gejala yang sering muncul pada DM, yaitu :
* Poliuria (banyak dan sering kencing)
* Polipagia (banyak makan)
33
* Polidipsi (banyak minum)
kemudian diringi dengan keluhan-keluhan :
* Kelemahan tubuh, lesu, tidak bertenaga.
* Berat badan menurun
* Rasa kesemutan, karena iritasi (perangsangan) pada
serabut-serabut saraf
* Kelainan kulit, gatal-gatal, bisul-bisul
* Infeksi saluran kencing
* Kelainan ginjal kalogi: keputihan
* Infeksi yang sukar sembuh
Pada pemeriksaan laboratorium: Kadar gula darah meningkat,
Peningkatan plasma proinsulin dan plasma C polipeptida dan
Glukosuria
Faktor –Faktor yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi
DM yaitu:
1. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya
sel beta sampai kegagalan sel beta melepas insulin.
2. Faktor-faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta,
antara lain agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana
pemasukan karbohidrat dan gula yang diproses secara
berlebihan, obesitas dan kehamilan.
3. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh
autoimunitas yang disertai pembentukan sel-sel antibodi
antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel-sel penyekresi
insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
34
4. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan
kepekaan jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor
insulin yang terdapat pada membran sel yang responsir terhadap
insulin.
BAB III
KESIMPULAN
1. Dalam tubuh manusia banyak sekali faktor-faktor internal
tubuh yang harus dipertahankan secara homeostasis. Zat-zat
ini harus dikeluarkan dari tubuh karena dapat membahayakan
tubuh. Proses pengeluaran zat-zat sisa dari dalam tubuh
disebut ekskresi.
2. Ginjal secara umum tersusun atas korteks, medulla dan
pelvis. Adapun nefron tersusun atas kapsula bowman,
glomerulus dan tubulus.
Ginjal merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa
fungsi, antara lain:
a. Mengekskresikan zat yang membahayakan tubuh (racun),
misalnya protein-protein asing, zat sisa metabolism (urea atau
asam urat), serta bermacam-macam garam.
b. Menyaring darah sehingga menghasilkan urin.
c. Mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya
kadar gula darah yang melebihi normal
d. Mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler.
3. Sebagai organ yang berperan dalam Homeostasis, Pankreas bertindak sebagai kelenjar endokrin. Bagian Pulau langerhans
35
mengandung sel Islet yaitu Sel α menghasilkan hormon Glukagondan sel β menghasilkan hormone Insulin.
4. Hormon Glukagon berperan merubah Glikogen menjadi Glukosa, sedangkan hormone Insulin merubah Glukosa menjadi Glikogen dalam mekanisme Feed back Control
5. Regulasi control gula darah berkaitan dengan gangguan Diabetes Melitus (DM) . Ada 2 type DM yaitu IDDM (Insulin Dependen Diabetes Mellitus) dan DM type 2 NIDDM (Non Insulin Dependen Diabetes Mellitus).
DAFTAR PUSTAKA
Guyton.A.C, 1996.Textbook of Medical Physiology, Philadelpia: ElseviersaundersD:\!Jurnal Biologi\Functional Anatomy of the Endocrine Pancreas.htm. Diakses 29-9-2012
Prihandayani, Dini.2008. Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah EkstrakHeksana Herba Daun Sendok (Plantago mayor L.)pada kelinci Jantan yangDibebani Glukosa.(online) http://www.skripisiindonesia.Diakses 21 Pebruari 2011.
D:\!Jurnal Biologi\A-Level Biologi Tengah Konsep Kontrol,koordinasi dan homeostasis - Wikibooks, buku terbuka untukdunia yang terbuka.htm. Diakses 25 September 2012
Yusnia, Pengaturan kadar gula Darah, (on line) www.yusnia-bio.webs.com. Diakses 20 September 2012