BAB I PENDAHULUAN 1.1Sejarah Program Studi Pendidikan Dokter Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dibuka sejak tahun 2016 berdasarkan keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No.126/KPT/I/2016. Program Studi ini merupakan Program Studi Pendidikan Dokter di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam negeri dibawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia. 1.2 Visi Visi Program Studi Pendidikan Dokter UIN Maulana Malik Ibrahim Malang adalah menjadi Program Studi Pendidikan Dokter terkemuka untuk menghasilkan dokter yang memiliki kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, keluasan ilmu dan kematangan profesional serta memiliki keunggulan dalam mengelola kesehatan haji. 1.3 Misi Misi Program Studi Pendidikan Dokter UIN Maulana Malik Ibrahim Malang adalah: 1. Menyelenggarakan pendidikan dokter yang berkualitas dengan keunggulan dalam pengelolaan kesehatan haji. 1 | UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
91
Embed
Home - FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN · Web viewMelakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Program Studi Pendidikan Dokter
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu
Kesehatan (FKIK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dibuka sejak tahun 2016
berdasarkan keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia No.126/KPT/I/2016. Program Studi ini merupakan Program Studi
Pendidikan Dokter di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam negeri dibawah
naungan Kementerian Agama Republik Indonesia.
1.2 Visi
Visi Program Studi Pendidikan Dokter UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
adalah menjadi Program Studi Pendidikan Dokter terkemuka untuk menghasilkan
dokter yang memiliki kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, keluasan ilmu dan
kematangan profesional serta memiliki keunggulan dalam mengelola kesehatan
haji.
1.3 Misi
Misi Program Studi Pendidikan Dokter UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang adalah:
1. Menyelenggarakan pendidikan dokter yang berkualitas dengan
keunggulan dalam pengelolaan kesehatan haji.
2. Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam proses pendidikan tahap
akademik dan profesi.
3. Menyelenggarakan penelitian kedokteran dalam rangka pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, untuk memecahkan
masalah kesehatan lokal, nasional maupun global dengan keunggulan di
bidang kesehatan haji.
1 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
4. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat di bidang kedokteran
dan kesehatan haji yang didasari spirit Islam.
1.4 Tujuan Penyelenggaraan
Tujuan penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Dokter UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang adalah:
1. Terwujudnya lulusan dokter yang berke-Tuhan-an, beretika, kompeten
dan profesional, serta mahir dalam mengelola kesehatan haji.
2. Terwujudnya suasana akademik yang dijiwai nilai-nilai Islam, sehingga
mendukung terbentuknya keluhuran akhlak.
3. Terwujudnya penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran, untuk memecahkan masalah kesehatan lokal,
nasional maupun global terutama di bidang kesehatan haji.
4. Terwujudnya kegiatan pengabdian kepada masyarakat di bidang
kedokteran dan kesehatan haji dengan didasari spirit Islam.
1.5 Bidang ilmu yang dikembangkan
Bidang ilmu Program Studi Pendidikan Dokter dan konstelasinya terhadap
bidang ilmu lain pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan UIN
Maulana Malik Ibrahim digambarkan dalam Pohon Ilmu Kedokteran dan
Kesehatan sebagai berikut:
1. Akar, menggambarkan landasan keilmuan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu-ilmu Kesehatan, meliputi (1) Pancasila dan Kewarganegaraan, (2)
Filosofi Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, (3) Bahasa Indonesia, (4)
Bahasa Inggris, (5) Bahasa Arab dan (6) Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
2. Batang, menggambarkan pilar keilmuan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu-ilmu Kesehatan, meliputi (1) Studi Al-Qur’an, (2) Studi Al-Hadist
Studi Fiqh (3) Sejarah Peradaban Islam.
2 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
3. Cabang, menggambarkan macam-macam bidang ilmu dan integrasi
bidang ilmu tersebut dalam bangunan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-
ilmu Kesehatan, meliputi (1) Ilmu Kedokteran dan (2) Ilmu Kesehatan.
4. Ranting, menggambarkan bidang kajian ilmu, pada ilmu kedokteran
meliputi (1) Prinsip Metode Ilmiah (2) Ilmu Biomedik, (3) Ilmu
Kedokteran Klinik, (4) Ilmu Bioetika dan Humaniora, (4) Ilmu
Kedokteran Komunitas/Kesehatan Masyarakat.
Bidang ilmu yang terdapat di bagian akar dimaksudkan sebagai dasar
untuk mengkaji bidang ilmu di bagian selanjutnya. Pancasila dan
Kewarganegaraan bertujuan mendidik mahasiswa memahami, menghayati dan
mengamalkan Pancasila dengan benar, memberikan pengetahuan tentang
wawasan nusantara, ketahanan nasional, kebijaksanaan dan strategi nasional
untuk menumbuhkan cinta tanah air dan bangsa. Filosofi ilmu Kedokteran dan
Kesehatan akan menumbuhkan motivasi pelayanan kedokteran yang selalu
disertai dimensi kemanusiaan dan ketuhanan sehingga juga akan mendukung
pencapaian aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pembelajaran bahasa, yakni
bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa Arab. Bahasa Indonesia bertujuan
agar mahasiswa mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, khususnya
dalam konteks karya ilmiah. Bahasa Inggris membekali mahasiswa dalam
komunikasi dan memahami referensi kedokteran, bahasa Arab diberikan dalam
konteks kedokteran yang bertujuan memberikan kemampuan komunikasi
sebagai salah satu upaya meningkatkan daya saing. Ilmu sosial budaya dasar
memberikan bekal agar mahasiswa memiliki kepekaan dan empati sosial,
demokratis dan berkeadaban. Jadi bidang ilmu pada bagian akar ini mendukung
area kompetensi profesionalitas yang luhur (Pancasila dan Kewarganegaraan,
Filsafat Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Ilmu Sosial Budaya Dasar), area mawas
diri dan pengembangan diri (Filsafat Ilmu Kedokteran dan Kesehatan) serta area
komunikasi efektif (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Arab)
3 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
Bidang ilmu yang terdapat di bagian batang yakni Studi Al-Quran dan Al-
Hadist, Studi Fiqh dan Sejarah Peradaban Islam. Studi Al-Qur’an dan Al-Hadist
bertujuan agar mahasiswa mampu memahami Al-Qur’an dan Hadis Nabi
Muhammad SAW. sebagai sumber hukum dalam Islam, melalui upaya
pemahaman dan penguasaan terhadap konsep tentang ilmu Al-Qur’an dan Hadis
dan nilai-nilai kemanusiaan universal yang terkandung di dalamnya. Studi Fiqh
memberikan pemahaman tentang fiqh dalam kehidupan sehari-hari dan
kontribusi ilmu kedokteran dan kesehatan dalam pembahasan fiqh kontemporer.
Sejarah Peradaban Islam memberikan pemahaman tentang sejarah
perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan dalam peradaban Islam dan
kontribusi Islam pada perkembangan kedokteran dan kesehatan. Jadi bidang
ilmu pada bagian batang ini mendukung tercapainya kompetensi pada area
profesionalitas yang luhur.
Bidang ilmu yang termasuk dalam cabang pohon keilmuan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan yakni Ilmu Kedokteran (Kedokteran Umum
dan Kedokteran Gigi), Ilmu Kesehatan (Keperawatan, Kebidanan, Farmasi,
Kesehatan Masyarakat). Pengelolaan bidang ilmu ini secara terintegrasi dalam
satu bangunan fakultas akan memberikan beberapa keuntungan yakni
penggunaan bersama fasilitas laboratorium sehingga memungkinkan
perkembangan fasilitas yang relevan dan lebih canggih dan akan menumbuhkan
kebersamaan dan kerjasama yang baik bagi dokter dan tenaga kesehatan lain.
Pada bagian ranting pohon, menggambarkan bidang kajian yang menjadi
pokok dari Program Studi Pendidikan Dokter meliputi prinsip-prinsip metode
ilmiah, ilmu biomedik, ilmu kedokteran klinik, ilmu humaniora, ilmu kedokteran
komunitas yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia.
Prinsip-prinsip metode ilmiah meliputi metodologi penelitian, filsafat ilmu,
berpikir kritis, biostatistik dan evidence-based medicine. Ilmu biomedik meliputi
Anatomi, Biokimia, Histologi, Biologi Sel dan Molekuler, Fisiologi, Mikrobiologi,
Imunologi, Parasitologi, Patologi Anatomi, Patologi Klinik, dan Farmakologi. Ilmu
biomedik ini dijadikan sebagai dasar dalam mengkaji ilmu kedokteran klinik
4 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
sehingga mahasiswa mempunyai pengetahuan yang cukup untuk memahami
konsep dan praktik kedokteran klinik. Ilmu Humaniora meliputi Psikologi
Kedokteran, Sosiologi Kedokteran, Agama, Etika dan Hukum Kedokteran, Bahasa,
Pancasila dan Kewarganegaraan. Ilmu Kedokteran Klinik meliputi Ilmu Penyakit
Dalam beserta cabangnya, Ilmu Bedah, Ilmu Penyakit Anak, Ilmu Kebidanan dan
Kandungan, Ilmu Penyakit Syaraf, Ilmu Kesehatan Jiwa, Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin, Ilmu Kesehatan Mata, Ilmu Penyakit Telinga Hidung dan Tenggorokan,
Radiologi, Anestesiologi, Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Ilmu
Kedokteran Komunitas meliputi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Kedokteran
Pencegahan, Epidemiologi, Ilmu Kesehatan Kerja, Ilmu Kedokteran Keluarga,
serta Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Keseluruhan bidang ilmu tersebut
diajarkan secara terintegrasi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Diagram relasi antar bidang kajian ilmu dijelaskan melalui filosofi pohon
ilmu seperti di bawah ini:
Gambar 1.1 Rumpun keilmuan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu kesehatan
5 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
2.1 Pimpinan Fakultas
Dekan adalah pimpinan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan,
sebagai penanggung jawab tertinggi di tingkat fakultas dan bertanggung
jawab langsung kepada Rektor.
Dalam melaksanakan tugas, Dekan dibantu oleh 3 (tiga) Wakil Dekan yang
terdiri atas : Wakil Dekan Bidang Akademik, Wakil Dekan Bidang Administrasi
Umum, Perencanaan, dan Keuangan (AUPK), dan Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama.
2.2 Senat Fakultas
Senat fakultas merupakan badan normatif dan perwakilan tertinggi di tingkat
fakultas yang memiliki wewenang untuk menjabarkan kebijakan dan
peraturan universitas untuk fakultas yang bersangkutan. Senat Fakultas
terdiri atas para guru besar, pimpinan fakultas, ketua Program Studi, wakil
dosen, dan unsur lain yang ditetapkan senat.
2.3 Tata Usaha
Tata Usaha Fakultas merupakan unsur pelaksana administrasi akademik,
kemahasiswaan dan umum yang berada dibawah koordinasi dan
bertanggung jawab langsung kepada Dekan. Tata Usaha Fakultas dipimpin
oleh seorang kepala bagian Tata Usaha yang dibantu oleh kepala Sub Bagian,
yaitu: (a) Sub Bagian Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni, (b) Sub Bagian
Perencanaan, Akuntansi, dan Keuangan, (c) Sub Bagian Administrasi Umum.
2.4 Program Studi Pendidikan Dokter
Program Studi merupakan unsur pelaksana pendidikan, pengajaran dan
pengembangan satu cabang disiplin ilmu yang ada di fakultas. Program Studi
6 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
dipimpin oleh seorang Ketua Program Studi/ Ketua Jurusan dan dibantu oleh
seorang Sekretaris Program Studi/ Sekretaris Jurusan yang bertanggung
jawab kepada Dekan. Ketua Program Studi membawahi beberapa struktur di
bawahnya untuk membantu pelaksanaan kegiatan tridarma Perguruan
Tinggi, meliputi:
1. Unit Pendidikan Kedokteran
2. Unit Dokter Muslim
3. Unit Penelitian dan Pengabdian
4. Laboratorium KBK Tutorial
5. Laboratorium Skill
6. Laboratorium Kedokteran Dasar
7. Laboratorium Kedokteran Klinik
8. Kedokteran Kedokteran Komunitas
9. Bagian, meliputi Bagian Preklinik dan Bagian Klinik
Bagian Preklinik terdiri dari para dosen dengan bidang ilmu meliputi:
Mata, Kulit Kelamin, Kedokteran Jiwa, Kedokteran Forensik, Anestesi,
Radiologi.
2.5 Bagan Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi Program Studi Pendidikan Dokter digambarkan
dalam bagan di bawah ini:
7 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
8 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
UNIT PENDIDIKAN KEDOKTERAN
LAB. SKILL
UNIT PENELITIAN
DAN PENGABDIAN
LAB. KEDOKTERAN
DASAR
LAB. KEDOKTERAN KOMUNITAS
LAB. KEDOKTERAN
KLINIK
UNIT DOKTER MUSLIM
LAB. KBK TUTORIAL
DEKAN
WD I WD II WD III
KETUA PRODIStaf Administrasi
Unit Jaminan Mutu
SEKRETARIS PRODI
BAGIAN-BAGIAN
BAB III
STANDAR KOMPETENSI DOKTER
3.1 Batasan Kompetensi
Berdasarkan Pasal 1 Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.
045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, yang dimaksud dengan
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
3.2 Jabaran Operasional Kompetensi
Batasan Kompetensi diatas dijabarkan sebagai berikut:
1. Kompetensi sebagai “seperangkat tindakan cerdas yang penuh
tanggungjawab” menunjukkan bahwa hakikat dasar Kompetensi
adalah sebuah kemampuan yang diperoleh dari integrasi 3
domain: a) cerdas, sebagai kemampuan kognitif yang
merupakan buah pikir intelektual, b) tindakan, sebagai kemampuan
psikomotorik, dan c) bertanggungjawab, merupakan kemampuan
afektif sebagai buah perilaku dan sikap.
2. Dalam konteks profesi dokter, kompetensi ini mengandung
makna sebagai integrasi kemampuan berfikir, bertindak, dan
berperilaku sebagai seorang dokter. Setiap tindakan profesional
seorang dokter harus didasarkan kepada hasil berfikir yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dilakukan sesuai
dengan standar prosedur yang ditetapkan, dan disertai dengan
sikap dan perilaku sesuai dengan etika, kode etik, dan
tanggungjawab seorang dokter.
3. Penguasaan keilmuan (kognitif), keterampilan bertindak
(psikomotorik), sikap dan perilaku profesional (afektif), secara
9 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
sendiri-sendiri tidak menggambarkan penguasaan kompetensi,
melainkan harus dilakukan secara integratif diantara ketiganya.
4. “Dianggap mampu oleh masyarakat“ dalam definisi kompetensi
mengindikasikan beberapa hal: 1) bahwa lulusan Program Studi
Pendidikan Dokter tidak otomatis dipandang kompeten dalam
menjalankan tugasnya melainkan telah dibekali dengan
kompetensi untuk mampu memerankan kompetensi itu di
masyarakat (“competence performer”), 2) kompetensi berbeda
dengan ijazah yang merupakan bentuk pengakuan resmi institusi
pendidikan yang menghasilkannya, dan 3) dalam praktek,
pengakuan masyarakat atas kompetensi lulusan pendidikan
dokter direpresentasikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia
dengan memberikan lisensi untuk berpraktek di masyarakat.
5. “Melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu“,
mengindikasikan bahwa kompetensi itu spesifik untuk setiap
profesi, dan sebaliknya kompetensi itu tidak dapat dilaksanakan
apabila yang bersangkutan bertugas di masyarakat di luar
profesinya tersebut.
3.3 Manfaat Standar Kompetensi Dokter
1. Bagi Institusi Pendidikan Kedokteran
Sesuai dengan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan yang mengatakan bahwa kurikulum
program studi menjadi wewenang institusi pendidikan kedokteran,
maka Standar Kompetensi Dokter merupakan kerangka acuan
utama bagi institusi pendidikan kedokteran dalam mengembangkan
kurikulumnya masing-masing. Dengan demikian, walaupun kurikulum
berbeda, tetapi dokter yang dihasilkan dari berbagai institusi
diharapkan memiliki kesetaraan dalam hal penguasaan kompetensi.
10 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
2. Bagi Pengguna
Standar Kompetensi Dokter dapat dijadikan kerangka acuan utama
bagi Departemen Kesehatan maupun Dinas Kesehatan Propinsi
ataupun Kabupaten dalam pengembangan sumber daya manusia
kesehatan, dalam hal ini dokter, agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang baik. Dengan Standar Kompetensi, Depkes dan
Dinas Kesehatan sebagai pihak yang akan memberikan lisensi dapat
mengetahui kompetensi apa yang telah dikuasai oleh dokter dan
kompetensi apa yang perlu ditambah, sesuai dengan kebutuhan
spesifik di tempat kerja. Dengan demikian pihak Depkes dan Dinas
Kesehatan dapat menyelenggarakan pembekalan atau pelatihan
jangka pendek sebelum
memberikan Ijin Praktik.
3. Bagi Orang Tua Mahasiswa dan Penyandang Dana
Dengan standar kompetensi dokter, orang tua murid dan
penyandang dana dapat mengetahui secara jelas kompetensi yang
akan dikuasai oleh mahasiswa. Hal ini sebagai bentuk akuntabilitas
publik.
4. Bagi Mahasiswa
Standar Kompetensi Dokter dapat digunakan oleh mahasiswa untuk
mengarahkan proses belajarnya, karena mahasiswa mengetahui sejak
awal kompetensi yang harus dikuasai di akhir pendidikan. Dengan
demikian proses pendidikan diharapkan dapat berjalan lebih efektif
dan efisien.
5. Bagi Departemen Pendidikan Nasional dan Badan Akreditasi Nasional
Standar Kompetensi Dokter dapat dikembangkan lebih lanjut
menjadi kriteria pada Akreditasi Program Studi Pendidikan Dokter.
6. Bagi Kolegium Dokter Indonesia
11 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
Standar Kompetensi Dokter dapat dijadikan acuan dalam
menyelenggarakan program pengembangan profesi secara
berkelanjutan.
3.4 Area Kompetensi
Kompetensi utama disusun dengan mengacu pada Standar Kompetensi
Dokter Indonesia (SKDI) 2012. Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri
atas profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri, serta
komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa pengelolaan informasi,
landasan ilmiah ilmu kedokteran, keterampilan klinis, dan pengelolaan masalah
kesehatan. Oleh karena itu, area kompetensi disusun dengan urutan sebagai
berikut:
1. Profesionalitas yang Luhur
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
3. Komunikasi Efektif
4. Pengelolaan Informasi
5. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
6. Keterampilan Klinis
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan
Gambar 3.1. Pondasi dan Pilar Kompetensi
12 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
3.5 Komponen Kompetensi
1. Area Komunikasi Efektif
a. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya
b. Berkomunikasi dengan sejawat
c. Berkomunikasi dengan masyarakat
d. Berkomunikasi dengan profesi lain
2. Area Keterampilan Klinis
a. Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang
pasien dan keluarganya
b. Melakukan prosedur klinik dan laboratorium
c. Melakukan prosedur kedaruratan klinis
3. Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
a. Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik,
perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan
kesehatan tingkat primer.
b. Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang sesuai menentukan efektivitas suatu
tindakan.
4. Area Pengelolaan Masalah Kesehatan
a. Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu
yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat.
b. Melakukan Pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit.
c. Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit.
d. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan.
e. Mengelola sumber daya manusia serta sarana dan prasarana secara
efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan
pendekatan kedokteran keluarga.
13 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
5. Area Pengelolaan Informasi
a. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu
penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan
promosi kesehatan, serta penjagaan, dan pemantauan status kesehatan
pasien.
b. Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi.
c. Memanfaatkan informasi kesehatan.
6. Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
a. Menerapkan mawas diri
b. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat
c. Mengembangkan pengetahuan baru
7. Area Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien
a. Memiliki Sikap profesional
b. Berperilaku profesional dalam bekerja sama
c. Sebagai anggota Tim Pelayanan Kesehatan yang profesional
d. Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di
Indonesia
e. Memenuhi aspek medikolegal dalam praktik kedokteran
f. Menerapkan keselamatan pasien dalam praktik kedokteran
3.6 Penjabaran Kompetensi
1.3.1 Area Komunikasi Efektif
Kompetensi Inti:
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal
dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan
profesi lain
Lulusan Dokter Mampu:
A. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya
1. Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya
a. Memberikan salam
14 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
b. Memberikan situasi yang nyaman bagi pasien
c. Menunjukkan sikap empati dan dapat dipercaya
d. Mendengarkan dengan aktif (penuh perhatian dan memberi
waktu yang cukup pada pasien untuk menyampaikan
keluhannya dan menggali permasalahan pasien).
e. Menyimpulkan kembali masalah pasien, kekhawatiran, maupun
harapannya.
f. Memelihara dan menjaga harga diri pasien, hal-hal yang bersifat
pribadi, dan kerahasiaan pasien sepanjang waktu.
g. Memperlakukan pasien sebagai mitra sejajar dan meminta
persetujuannya dalam memutuskan suatu terapi dan tindakan.
2. Mengumpulkan Informasi
a. Mampu menggunakan open-ended maupun closed question
dalam menggali informasi (move from open to closedquestion
properly).
b. Meminta penjelasan pada pasien pada pernyataan yang kurang
dimengerti
c. Menggunakan penalaran klinik dalam penggalian riwayat
penyakit pasien sekarang, riwayat keluarga, atau riwayat
kesehatan masa lalu.
d. Melakukan penggalian data secara runtut dan efisien.
e. Tidak memberikan nasehat maupun penjelasan yang prematur
saat masih mengumpulkan data.
3. Memahami Perspektif Pasien
a. Menghargai kepercayaan pasien terhadap segala sesuatu yang
menyangkut penyakitnya.
b. Melakukan eksplorasi terhadap kepentingan pasien,
kekhawatirannya, dan harapannya.
c. Melakukan fasilitasi secara profesional terhadap ungkapan
emosi pasien (marah takut, malu, sedih, bingung, eforia maupun
15 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
pasien dengan hambatan komunikasi misalnya bisu-tuli,
gangguan psikis).
d. Mampu merespon verbal maupun bahasa non-verbal dari pasien
secara professional.
e. Memperhatikan faktor biopsikososiobudaya dan norma-norma
setempat untuk menetapkan dan mempertahankan.
f. terapi paripurna dan hubungan dokter pasien yang professional
g. Menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti oleh
pasien (termasuk bahasa daerah setempat) sesuai dengan umur,
tingkat pendidikan ketika menyampaikan pertanyaan, meringkas
informasi, menjelaskan hasil diagnosis, pilihan penanganan serta
prognosis.
4. Memberi Penjelasan dan Informasi
a. Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut
dan stres sebelum melakukan pemeriksaan fisik.
b. Memberi tahu adanya rasa sakit atau tidak nyaman yang
mungkin timbul selama pemeriksaan fisik atau tindakannya.
c. Memberi penjelasan dengan benar, jelas, lengkap, dan jujur
tentang tujuan, keperluan, manfaat, risiko prosedur.
d. diagnostik dan tindakan medis (terapi, operasi, prognosis,
rujukan) sebelum dikerjakan.
e. Menjawab pertanyaan dengan jujur, memberi konsultasi, atau
menganjurkan rujukan untuk permasalahan yang sulit.
f. Memberikan edukasi dan promosi kesehatan kepada pasien
maupun keluarganya.
g. Memastikan mengkonfirmasikan bahwa informasi dan pilihan-
pilihan tindakan telah dipahami oleh pasien.
h. Memberikan waktu yang cukup kepada pasien untuk
merenungkan kembali serta berkonsultasi sebelum membuat
persetujuan.
16 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
i. Menyampaikan berita buruk secara profesional dengan
menjunjung tinggi etika kedokteran.
j. Memastikan kesinambungan pelayanan yang telah dibuat dan
disepakati.
B. Berkomunikasi dengan sejawat
1. Memberi informasi yang tepat kepada sejawat tentang kondisi
pasien baik secara lisan, tertulis, atau elektronik pada saat yang
diperlukan demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran.
2. Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan
benar, demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran.
3. Melakukan presentasi laporan kasus secara efektif dan jelas, demi
kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran.
C. Berkomunikasi dengan masyarakat
1. Menggunakan bahasa yang dipahami oleh masyarakat.
2. Menggali masalah kesehatan menurut persepsi masyarakat.
3. Menggunakan teknik komunikasi langsung yang efektif agar
masyarakat memahami kesehatan sebagai kebutuhan.
4. Memanfaatkan media dan kegiatan kemasyarakatan secara efektif
ketika melakukan promosi kesehatan.
5. Melibatkan tokoh masyarakat dalam mempromosikan kesehatan
secara professional.
D. Berkomunikasi dengan profesi lain
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberi waktu cukup
kepada profesi lain untuk menyampaikan pendapatnya.
2. Memberi informasi yang tepat waktu dan sesuai kondisi yang
sebenarnya ke perusahaan jasa asuransi kesehatan
untukpemrosesan klaim.
3. Memberikan informasi yang relevan kepada penegak hukum atau
sebagai saksi ahli di pengadilan (jika diperlukan).
17 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
4. Melakukan negosiasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan
masalah kesehatan masyarakat.
II. Area Keterampilan Klinis
Kompetensi Inti:
Melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan sesuai
kewenangannya.
Lulusan Dokter Mampu:
1. Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang
pasien dan keluarganya.
2. Menggali dan merekam dengan jelas keluhan-keluhan yang disampaikan
(bila perlu disertai gambar), riwayat penyakit saat ini, medis, keluarga,
sosial serta riwayat lain yang relevan.
3. Melakukan prosedur klinik dan laboratorium.
a. Memilih prosedur klinis dan laboratorium sesuai dengan masalah
pasien.
b. Melakukan prosedur klinis dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien
dan kewenangannya.
c. Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara yang seminimal mungkin
menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien
d. Melakukan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan masalah pasien
e. Menemukan tanda-tanda fisik dan membuat rekam medis dengan jelas
dan benar.
f. Mengidentifikasi, memilih dan menentukan pemeriksaan
laboratorium yang sesuai.
g. Melakukan pemeriksaan laboratorium dasar.
h. Membuat permintaan pemeriksaan laboratorium penunjang.
i. Menentukan pemeriksaan penunjang untuk tujuan penapisan
penyakit.
18 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
j. Memilih dan melakukan keterampilan terapeutik, serta tindakan
prevensi sesuai dengan kewenangannya.
4. Melakukan prosedur kedaruratan klinis
a. Menentukan keadaan kedaruratan klinis.
b. Memilih prosedur kedaruratan klinis sesuai kebutuhan pasien atau
menetapkan rujukan.
c. Melakukan prosedur kedaruratan klinis secara benar dan etis, sesuai
dengan kewenangannya.
d. Mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut.
III. Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
Kompetensi Inti:
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah
kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran kesehatan mutakhir untuk
mendapat hasil yang optimum.
Lulusan Dokter Mampu:
1. Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik,
perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan
kesehatan tingkat primer.
a. Menjelaskan prinsip-prinsip ilmu kedokteran dasar yang berhubungan
dengan terjadinya masalah kesehatan, besertapatogenesis dan
patofisiologinya.
b. Menjelaskan masalah kesehatan baik secara molekular maupun
selular melalui pemahaman mekanisme normal dalam tubuh.
c. Menjelaskan faktor-faktor non biologis yang berpengaruh terhadap
masalah kesehatan.
d. Mengembangkan strategi untuk menghentikan sumber penyakit,
poin-poin patogenesis dan patofisiologis, akibat yangditimbulkan,
serta risiko spesifik secara efektif.
e. Menjelaskan tujuan pengobatan secara fisiologis dan molecular.
19 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
f. Menjelaskan berbagai pilihan yang mungkin dilakukan dalam
penanganan pasien.
g. Menjelaskan secara rasional dan ilmiah dalam menentukan
penanganan penyakit baik klinik, epidemiologis,farmakologis,
fisiologis, diet, olah raga, atau perubahan perilaku.
h. Menjelaskan pertimbangan pemilihan intervensi berdasarkan
farmakologi, fisiologi, gizi, ataupun perubahan tingkah laku.
i. Menjelaskan indikasi pemberian obat, cara kerja obat, waktu paruh,
dosis, serta penerapannya pada keadaan klinik.
j. Menjelaskan kemungkinan terjadinya interaksi obat dan efek
samping.
k. Menjelaskan manfaat terapi diet pada penanganan kasus tertentu.
l. Menjelaskan perubahan proses patofisiologi setelah pengobatan.
m. Menjelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam mengelola
masalah kesehatan.
2. Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji
laboratorium dan prosedur yang sesuai.
a. Menjelaskan (patofisiologi atau terminologi lainnya) data klinik dan
laboratorium untuk menentukan diagnosis pasti.
b. Menjelaskan alasan hasil diagnosis dengan mengacu pada evidence-
based medicine.
3. Menentukan efektivitas suatu tindakan
a. Menjelaskan bahwa kelainan dipengaruhi oleh tindakan.
b. Menjelaskan parameter dan indikator keberhasilan pengobatan.
c. Menjelaskan perlunya evaluasi lanjutan pada penanganan penyakit.
IV. Area Pengelolaan Masalah Kesehatan
Kompetensi Inti:
20 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat
secara komprehensif, holistik, berkesinambungan,koordinatif, dan kolaboratif
dalam konteks pelayanan kesehatan tingkat primer.
Lulusan Dokter Mampu:
1. Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu
yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat.
a. Menginterpretasi data klinis dan merumuskannya menjadi diagnosis
sementara dan diagnosis banding.
b. Menjelaskan penyebab, patogenesis, serta patofisiologi suatu
penyakit
c. Mengidentifikasi berbagai pilihan cara pengelolaan yang sesuai
penyakit pasien.
d. Memilih dan menerapkan strategi pengelolaan yang paling tepat
berdasarkan prinsip kendali mutu, kendali biaya,manfaat, dan
keadaan pasien serta sesuai pilihan pasien.
e. Melakukan konsultasi mengenai pasien bila perlu merujuk ke sejawat
lain sesuai dengan Standar Pelayanan Medis yang berlaku, tanpa atau
sesudah terapi awal.
f. Mengelola masalah kesehatan secara mandiri dan bertanggung jawab
sesuai dengan tingkat kewenangannya.
g. Memberi alasan strategi pengelolaan pasien yang dipilih berdasarkan
patofisiologi, patogenesis, farmakologi, faktor psikologis, sosial, dan
faktor-faktor lain yang sesuai.
h. Membuat instruksi tertulis secara jelas, lengkap, tepat, dan dapat
dibaca.
i. Menulis resep obat secara rasional (tepat indikasi, tepat obat, tepat
dosis, tepat frekwensi dan cara pemberian, sertasesuai kondisi
pasien), jelas, lengkap, dan dapat dibaca.
21 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
j. Mengidentifikasi berbagai indikator keberhasilan pengobatan,
memonitor perkembangan penanganan, memperbaiki danmengubah
terapi dengan tepat.
k. Memprediksi, memantau, mengenali kemungkinan adanya interaksi
obat dan efek samping, memperbaiki ataumengubah terapi dengan
tepat.
l. Menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga secara holistik,
komprehensif, koordinatif, kolaboratif, dan berkesinambungan dalam
mengelola penyakit dan masalah pasien.
m. Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan, dan lingkungan
sosial sebagai faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit
serta sebagai faktor yang mungkin berpengaruh terhadap
pertimbangan terapi.
2. Melakukan Pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit
a. Mengidentifikasi, memberi alasan, menerapkan dan memantau
strategi pencegahan tertier yang tepat berkaitan denganpenyakit
pasien, keadaan sakit atau permasalahannya (Pencegahan tertier
adalah pencegahan yang digunakan untuk memperlambat progresi
dari penyakitnya dan juga timbulnya komplikasi, misalnya diet pada
penderita DM, olah raga).
b. Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau
strategi pencegahan sekunder yang tepat berkaitan dengan pasien
dan keluarganya (Pencegahan sekunder adalah kegiatan penapisan
untuk mengidentifikasi faktor risikodari penyakit laten untuk
memperlambat atau mencegah timbulnya penyakit, contoh pap
smear, mantous test).
c. Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau
kegiatan strategi pencegahan primer yang tepat,berkaitan dengan
pasien, anggota keluarga dan masyarakat (Pencegahan primer adalah
mencegah timbulnya penyakit,misalnya imunisasi).
22 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
d. Mengidentifikasi peran keluarga pasien, pekerjaan, dan lingkungan
sosial sebagai faktor risiko terjadinya penyakit dan sebagai faktor
yang mungkin berpengaruh terhadap pencegahan penyakit.
e. Menunjukkan pemahaman bahwa upaya pencegahan penyakit sangat
bergantung pada kerja sama tim dan kolaborasi dengan professional
di bidang lain.
3. Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit
a. Mengidentifikasi kebutuhan perubahan perilaku dan modifikasi gaya
hidup untuk promosi kesehatan pada berbagai kelompok umur, jenis
kelamin, etnis, dan budaya.
b. Merencanakan dan melaksanakan pendidikan kesehatan dalam
rangka promosi kesehatan di tingkat individu, keluarga,dan
masyarakat.
c. Bekerja sama dengan sekolah dalam mengembangkan “program
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)”.
4. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan
a. Memotivasi masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah
kesehatan masyarakat.
b. Menentukan insidensi dan prevalensi penyakit di masyarakat serta
mengenali keterkaitan yang kompleks antara faktor psikologis, kultur,
sosial, ekonomi, kebijakan, dan faktor lingkungan yang berpengaruh
pada suatu masalah kesehatan.
c. Melibatkan masyarakat dalam mengembangkan solusi yang tepat bagi
masalah kesehatan masyarakat.
d. Bekerja sama dengan profesi dan sektor lain dalam menyelesaikan
masalah kesehatan dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan
pemerintah, termasuk antisipasi terhadap timbulnya penyakit-
penyakit baru.
23 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
e. Menggerakkan masyarakat untuk berperan serta dalam intervensi
kesehatan.
f. Merencanakan dan mengimplementasikan intervensi kesehatan
masyarakat, serta menganalisis hasilnya.
g. Melatih kader kesehatan dalam pendidikan kesehatan.
h. Mengevaluasi efektivitas pendidikan kesehatan.
i. Bekerja sama dengan masyarakat dalam menilai ketersediaan,
pengadaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatanmasyarakat.
5. Mengelola sumber daya manusia dan sarana–prasarana secara efektif dan
efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan
kedokteran keluarga.
a. Menjalankan fungsi managerial (berperan sebagai pemimpin, pemberi
informasi, dan pengambil keputusan).
b. Menerapkan manajemen mutu terpadu dalam pelayanan kesehatan
primer dengan pendekatan kedokteran keluarga.
c. Mengelola sumber daya manusia.
d. Mengelola fasilitas, sarana dan prasarana.
V. Area Pengelolaan Informasi
Kompetensi Inti:
Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan
informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah,atau mengambil
keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer.
Lulusan Dokter Mampu:
1. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu
penegakan diagnosis, pemberianterapi,tindakan pencegahan dan promosi
kesehatan, serta penjagaan, dan pemantauan status kesehatan pasien
a. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (internet) dengan
baik.
24 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
b. Menggunakan data dan bukti pengkajian ilmiah untuk menilai
relevansi dan validitasnya.
c. Menerapkan metode riset dan statistik untuk menilai kesahihan
informasi ilmiah.
d. Menerapkan keterampilan dasar pengelolaan informasi untuk
menghimpun data relevan menjadi arsip pribadi.
e. Menerapkan keterampilan dasar dalam menilai data untuk
melakukan validasi informasi ilmiah secara sistematik.
f. Meningkatkan kemampuan secara terus menerus dalam merangkum
dan menyimpan arsip.
2. Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi
Menerapkan prinsip teori teknologi informasi dan komunikasi untuk
membantu penggunaannya, dengan memperhatikan secara khusus
potensi untuk berkembang dan keterbatasannya.
3. Memanfaatkan informasi kesehatan
a. Memasukkan dan menemukan kembali informasi dan database
dalam praktik kedokteran secara efisien.
b. Menjawab pertanyaan yang terkait dengan praktik kedokteran
dengan menganalisis arsipnya.
c. Membuat dan menggunakan rekam medis untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan.
VI. Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
Kompetensi Inti:
1. Melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas
kemampuan dan keterbatasannya
2. Mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan
yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya
3. Belajar sepanjang hayat
25 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
4. Merencanakan, menerapkan dan memantau perkembangan profesi
secara berkesinambungan
Lulusan Dokter Mampu:
1. Menerapkan mawas diri
a. Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri berkaitan dengan
praktik kedokterannya dan berkonsultasi bila diperlukan
b. Mengenali dan mengatasi masalah emosional, personal dan masalah
yang berkaitan dengan kesehatannya yang dapat mempengaruhi
kemampuan profesinya
c. Menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama pendidikan
dan praktik kedokteran
d. Menyadari peran hubungan interpersonal dalam lingkungan profesi
dan pribadi
e. Mendengarkan secara akurat dan bereaksi sewajarnya atas kritik yang
membangun dari pasien, sejawat, instruktur, dan penyelia
f. Mengelola umpan balik hasil kerja sebagai bagian dari pelatihan dan
praktik.
g. Mengenali nilai dan keyakinan diri yang sesuai dengan praktik
kedokterannya.
2. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat
a. Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru.
b. Berperan aktif dalam Program Pendidikan dan Pelatihan Kedokteran
Berkelanjutan (PPPKB) dan pengalaman belajar lainnya
c. Menunjukkan sikap kritis terhadap praktik kedokteran berbasis bukti
(Evidence-Based Medicine).
d. Mengambil keputusan apakah akan memanfaatkan informasi atau
evidence untuk penanganan pasien dan justifikasialasan keputusan
yang diambil
e. Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan relevansinya
terhadap pasiennya
26 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
f. Menyadari kinerja professionalitas diri dan mengidentifikasi kebutuhan
belajarnya
3. Mengembangkan pengetahuan baru
a. Mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yang sudah ada dan
mengembangkannya menjadi pertanyaanpenelitian yang tepat
b. Merencanakan, merancang, dan mengimplementasikan penelitian untuk
menemukan jawaban dari pertanyaanpenelitian
c. Menuliskan hasil penelitian sesuai dengan kaidah artikel ilmiah
d. Membuat presentasi ilmiah dari hasil penelitiannya
VII. Area Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan
Pasien
Kompetensi Inti:
1. Berperilaku professional dalam praktik kedokteran serta mendukung
kebijakan kesehatan
2. Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun
3. Aspek medikolegal dalam praktik kedokteran
4. Menerapkan program keselamatan pasien
Lulusan Dokter Mampu:
1. Memiliki Sikap profesional
a. Menunjukkan sikap yang sesuai dengan Kode Etik Dokter Indonesia
b. Menjaga kerahasiaan dan kepercayaan pasien
c. Menunjukkan kepercayaan dan saling menghormati dalam hubungan
dokter pasien
d. Menunjukkan rasa empati dengan pendekatan yang menyeluruh
e. Mempertimbangkan masalah pembiayaan dan hambatan lain dalam
memberikan pelayanan kesehatan sertadampaknya
f. Mempertimbangkan aspek etis dalam penanganan pasien sesuai
standar profesi
g. Mengenal alternatif dalam menghadapi pilihan etik yang sulit
27 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
h. Menganalisis secara sistematik dan mempertahankan pilihan
i. Etik dalam pengobatan setiap individu pasien
2. Berperilaku profesional dalam bekerja sama
a. Menghormati setiap orang tanpa membedakan status sosial
b. Menunjukkan pengakuan bahwa tiap individu mempunyai kontribusi
dan peran yang berharga, tanpa memandangstatus sosial
c. Berperan serta dalam kegiatan yang memerlukan kerja sama dengan
para petugas kesehatan lainnya
d. Mengenali dan berusaha menjadi penengah ketika terjadi konflik
e. Memberikan tanggapan secara konstruktif terhadap masukan dari
orang lain
f. Mempertimbangkan aspek etis dan moral dalam hubungan dengan
petugas kesehatan lain, serta bertindak secaraprofessional
g. Mengenali dan bertindak sewajarnya saat kolega melakukan suatu
tindakan yang tidak profesional
3. Berperan sebagai anggota Tim Pelayanan Kesehatan yang Profesional
a. Berperan dalam pengelolaan masalah pasien dan menerapkan nilai-
nilai profesionalisme
b. Bekerja dalam berbagai tim pelayanan kesehatan secara efektif
c. Menghargai peran dan pendapat berbagai profesi kesehatan
d. Berperan sebagai manager baik dalam praktik pribadi maupun dalam
sistem pelayanan kesehatan
e. Menyadari profesi medis yang mempunyai peran di masyarakat dan
dapat melakukan suatu perubahan
f. Mampu mengatasi perilaku yang tidak profesional dari anggota tim
pelayanan kesehatan lain
4. Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di
Indonesia
a. Menghargai perbedaan karakter individu, gaya hidup, dan budaya dari
pasien dan sejawat
28 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
b. Memahami heterogenitas persepsi yang berkaitan denganusia,
gender, orientasi seksual, etnis, kecacatan dan status
c. sosial ekonomi
5. Aspek Medikolegal dalam praktik kedokteran
Memahami dan menerima tanggung jawab hukum berkaitan dengan :
a. Hak asasi manusia
b. Resep obat
c. Penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual
d. Kode Etik Kedokteran Indonesia
e. Pembuatan surat keterangan sehat, sakit atau surat kematian
f. Proses di pengadilan
g. Memahami UU RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
h. Memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia sebagai badan yang
mengatur praktik kedokteran
i. Menentukan, menyatakan dan menganalisis segi etika dalam
kebijakan kesehatan
6. Aspek keselamatan pasien dalam praktik kedokteran
Menerapkan standar keselamatan pasien :
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
g. Komunikasi yang merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien
Menerapkan 7 (tujuh) langkah keselamatan pasien :
a. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
b. Memimpin dan mendukung staf
29 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
c. Integrasikan aktifitas pengelolaan risiko
d. Kembangkan sistem pelaporan
e. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
g. Cegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
3.7 Kompetensi Pendukung
Adapun kompetensi pendukung yang harus dikuasai oleh lulusan dibagi
dalam 2 (dua) kategori, yaitu:
1. Kompetensi integrasi nilai-nilai islam dalam ilmu kedokteran
a. Mampu memahami prinsip dasar islam yang terkait dengan ilmu
kedokteran dan kesehatan.
b. Mampu mengintegrasikan prinsip-prinsip dasar islam dengan ilmu
kedokteran dan kesehatan.
c. Mampu menerapkan prinsip dasar islam dalam praktik kedokteran.
2. Kompetensi keunggulan kesehatan haji
a. Mengetahui dan memahami ilmu yang berhubungan dengan
kesehatan haji.
b. Mampu mengidentifikasi, mengkaji dan memecahkan masalah-
masalah kesehatan haji.
c. Mampu mengembangkan fenomena kesehatan haji secara
berkesinambungan.
30 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
BAB IV
KAJIAN KURIKULUM
4.1 Struktur Umum Kurikulum
Program Studi Pendidikan Dokter UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dengan mengacu pada
Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012 dengan beban minimal 80%
dan muatan keunggulan serta muatan loal dengan beban maksimal 20%. Strategi
pendekatan yang digunakan dalam KBK adalah SPICES (Student-centered,
Problem based, Integrated, community based, Elective/Early Clinical exposure,
systematic) dengan berlandaskan tiga prinsip pembelajaran nabi (prophetic
learning), yaitu hikmah (prinsip kebijaksanaan), mau’idzah hasanah (prinsip
nasihat dengan kalimat yang baik dan mulia), dan mujadalah (diskusi dan dialog
dengan cara yang santun). Muatan keunggulan dan muatan lokal dikembangkan
sesuai dengan visi dan misi Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan.
Pendidikan Kedokteran di UIN Maulana Malik Ibrahim ditempuh selama
6 tahun yang dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap Sarjana Kedokteran dan
tahap Profesi Dokter. Tahap Sarjana Kedokteran akan ditempuh selama 8
semester dengan beban studi 158 SKS dan akan mendapatkan gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked). Pada tahap ini, struktur kurikulum terdiri dari sistem blok,
CSL, mata kuliah non-blok, skripsi dan KKN (Kuliah Kerja Nyata).
Tahap Profesi Dokter ditempuh selama 4 semester dengan beban studi 44
SKS dan akan mendapatkan gelar dokter (dr.). Pada tahap ini, mahasiswa
menempuh kepaniteraan klinik di Rumah Sakit Pendidikan Utama serta wahana
pendidikan kesehatan lainnya sehingga menjadi kompeten untuk menerapkan
ilmu dan ketrampilan klinik yang dimilikinya secara komprehensif. Peraturan
31 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
teknis tentang pelaksanaan tahap profesi dokter akan dituangkan tersendiri
dalam buku pedoman akademik tahap profesi.
4.2 Peta Kurikulum
Peta Kurikulum Tahap Sarjana Kedokteran dijabarkan dalam tabel
4.1 di bawah ini :
Tabel 4.1. Peta Kurikulum Tahap Sarjana Kedokteran
Adapun sebaran mata kuliah tiap semester beserta bobot SKS pada tahap Sarjana
Kedokteran adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Sebaran Mata Kuliah Tahap Sarjana Kedokteran
NOMATA KULIAH
SKS KET. KODE NAMA
MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN (MPK)No. Kode Mata Kuliah SKS
1 1600101 Pancasila dan kewarganegaraan 22 1600103 Bahasa Inggris I 2
32 | U I N M a u l a n a M a l i k I b r a h i m M a l a n g
3 1600121 Bahasa Arab I 24 1600122 Bahasa Arab II 25 1600123 Blok Budaya Ilmiah dan Konsep Dokter Muslim 46 1600124 Studi Keislaman I 17 1600125 Studi Keislaman II 18 1600126 Studi Keislaman III 19 1600127 Studi Keislaman IV 1
10 1600128 Studi Keislaman V 111 1600129 Studi Keislaman VI 1
MATA KULIAH KEILMUAN DAN KETRAMPILAN (MKK)1 1667201 Blok Biomedik I 42 1667202 Blok Biomedik II 43 1667203 Blok Etika Kedokteran dan Humaniora 44 1667204 Blok Mekanisme Dasar Penyakit 45 1667205 Blok Hematoimunologi 66 1667206 Blok Endokrin, Nutrisi dan Metabolisme 57 1667207 Blok Muskuloskeletal 58 1667208 Blok Neuropsikiatri 69 1667209 Blok Kardiovaskuler 5