BAB II ISI 2.1 SISTEM LYMFOID Limfosit terdapat sebagai sel yang berada di dalam darah, limfe, jaringan pengikat dan epitel, terutama dalam lamina propria tractus respiratorius dan tractus digestivus, limfosit terlihat bersama dengan plasmasit dan makrofag sebagai kumpulan yang padat dalam jaringan pengikat longgar. Apabila jaringan penyusunnya terdiri atas sel-sel limfosit saja maka jaringan tersebut disebut jaringan limfoid, sedangkan organ limfoid adalah jaringan limfoid yang membentuk bangunan sendiri. Jadi, jaringan dan organ limfoid adalah jaringan yang mengandung terutama limfosit, terlepas apakah terdapat bersama dengan plasmasit dan makrofag atau tidak. Berdasarkan atas fungsinya, jaringan limfoid terbagi menjadi: 1. Jaringan limfoid primer/sentral Jaringan limfoid primer berfungsi sebagai tempat diferensiasi limfosit yang berasal dari jaringan myeloid. Terdapat dua jaringan limfoid primer , yaitu kelenjar thymus yang merupakan diferensiasi limfosit T dan sumsum tulang yang merupakan diferensiasi limfosit B. Pada aves, limfosit B berdiferensiasi dalam bursa fabricius. Jaringan limfoid primer mengandung banyak sel-sel limfoid diantara sedikit
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
ISI
2.1 SISTEM LYMFOID
Limfosit terdapat sebagai sel yang berada di dalam darah, limfe, jaringan pengikat dan
epitel, terutama dalam lamina propria tractus respiratorius dan tractus digestivus, limfosit terlihat
bersama dengan plasmasit dan makrofag sebagai kumpulan yang padat dalam jaringan pengikat
longgar. Apabila jaringan penyusunnya terdiri atas sel-sel limfosit saja maka jaringan tersebut
disebut jaringan limfoid, sedangkan organ limfoid adalah jaringan limfoid yang membentuk
bangunan sendiri. Jadi, jaringan dan organ limfoid adalah jaringan yang mengandung terutama
limfosit, terlepas apakah terdapat bersama dengan plasmasit dan makrofag atau tidak.
Berdasarkan atas fungsinya, jaringan limfoid terbagi menjadi:
1. Jaringan limfoid primer/sentral
Jaringan limfoid primer berfungsi sebagai tempat diferensiasi limfosit yang berasal dari
jaringan myeloid. Terdapat dua jaringan limfoid primer , yaitu kelenjar thymus yang
merupakan diferensiasi limfosit T dan sumsum tulang yang merupakan diferensiasi
limfosit B. Pada aves, limfosit B berdiferensiasi dalam bursa fabricius. Jaringan limfoid
primer mengandung banyak sel-sel limfoid diantara sedikit sel makrofag dalam anyaman
sel stelat yang berfungsi sebagai stroma dan jarang ditemukan serabut retikuler.
2. Jaringan limfoid perifer/sekunder
Jaringan limfoid sekunder berfungsi sebagai tempat menampung sel-sel limfosit yang
telah mengalami diferensiasi dalam jaringan sentral menjadi sel-sel yang imunokompeten
yang berfungsi sebagai komponen imunitas tubuh. Dalam jaringan limfoid sekunder,
sebagai stroma terdapat sel retikuler yang berasal dari mesenkim dengan banyak serabut-
serabut retikuler. Jaringan limfoid yang terdapat dalam tubuh sebagian besar tergolong
dalam jaringan ini, contohnya nodus lymphaticus, limfa dan tonsilla.
Berdasarkan susunan histologisnya, jaringan limfoid terbagi menjadi:
1. Jaringan limfoid longgar
Susunan unsur sel yang menetap (sel makrofag dan sel retikuler) lebih banyak dari
sel-sel bebas.
2. Jaringan limfoid padat
Limfosit mendominasi dibandingkan sel-sel lain.
3. Jaringan limfoid noduler
Sebenarnya merupakan jaringan limfoid padat karena sel-sel limfosit memadati
jaringan tersebut dan tersusun dalam struktur bulat, disebut juga noulus lymphaticus.
Jaringan limfoid ini merupakan bangunan sementara yang dapat menghilang dan
timbul lagi, berfungsi sebagai tempat proliferasi limfosit. Bagian tengah nodul berisi
limfosit-limfosit muda yang berukuran besar dengan inti pucat yang disebut centrum
germinalis.
Organ Limfoid terdiri dari :
1. Thymus
2. Nodus lympaticus
3. Lien
4. Tonsilla.
Jaringan Limfoid
1. Nodus Lymphaticus
Nodus lymphaticus merupakan organ kecil yang terletak berderet-deret sepanjang
pembuluh limfe. Jaringan parenkimnya merupakan kumpulan yang mampu mengenal
antigen yang masuk dan memberi reaksi imunologis secara spesifik. Organ ini berbentuk
seperti ginjal atau oval dengan ukuran 1-2,5 mm. Bagian yang melekuk ke dalam disebut
hillus, yang merupakan tempat keluar masuknya pembuluh darah. Pembuluh limfe aferen
masuk melalui permukaan konveks dan pembuluh limfe eferen keluar melalui hillus. Nodus
lymphaticus tersebar pada ekstrimitas, leher, ruang retroperitoneal di pelvis dan abdomen
dan daerah mediastinum.
a. Gambaran Histologis
Cortex: ini terletak di bawah kapsul. Dibentuk dari serangkaian erat dikemas nodul getah
bening diatur secara teratur.
Medulla: Dibentuk dari anastomosing tali limfosit dipisahkan oleh sinus limfatik berlimpah.
Kapsul: Penutup jaringan ikat yang septa atau trabekula menembus substansi kelenjar getah
bening.
Sinus kortikal: Limfatik sinus memisahkan nodul kortikal dari kapsul. Limfe dari pembuluh
limfatik aferen memasuki node melalui sinus kortikal.
Getah nodul: Erat dikemas agregat limfosit dalam korteks dari node. Juga dikenal sebagai
folikel kortikal atau nodul primer. Nodul limfatik adalah struktur sementara yang dapat
berkembang, hilang, dan membangun kembali. Ukuran dan jumlah bulatan bervariasi.
Pusat germinal: Juga dikenal sebagai nodul sekunder atau pusat reaksi. Wilayah di tengah
nodul getah bening pewarnaannya ringan. Ukuran bervariasi sesuai usia, yang terbaik yang
dikembangkan di masa tumbuh/sewaktu kecil. Hal ini diyakini menjadi pusat cytogenic atau
lymphocytopoietic. Ini adalah struktur sementara seperti nodul getah bening.
Pembuluh darah: Cabang arteri yang masuk di hilus dari node.
Nodus lymphaticus terutama terdiri atas jaringan limfoid yang ditembusi anyaman pembuluh
limfe khusus yang disebut sinus lymphaticus. Nodus lymphaticus dibungkus oleh jaringan
pengikat sebagai kapsula yang menebal di daerah hillus dan beberapa jalur menjorok ke dalam
sebagai trabekula. Parenkim diantara trabekula diperkuat oleh anyaman serabut retikuler yang
berhubungan dengan sel retikuler. Diantara anyaman ini diisi oleh limfosit, plasmasit dan sel
makrofag. Parenkim nodus lymphaticus terbagi atas cortex dan medulla, dengan perbedaan
terdapat pada jumlah, diameter dan susunan sinus.
1. Cortex
Dengan M.E. tampak sebagai kumpulan pada sel-sel limfoid yang dilalui oleh
trabekula dan sinus corticalis. Pada cortex dibedakan daerah-daerah sebagai
nodulus lymphaticus primarius, nodulus lymphaticus secondaris dan jaringan
limfoid difus. Nodulus lymphaticus primer dan sekunder menmpati cortex
bagian luar, sedang jaringan limfoid difus menempati cortex bagian dalam
atau daerah paracortical.Pada pengamatan dengan M.E. sel retikuler terlihat
memiliki inti yang jernih dengan sitoplasma menagndung granular
endoplasmic retikulum dan diduga membuat serabut-serabut retikuler. Pada
umumnya germinal center banayk terdapat di daerah cortex. Daerah dekat
sinus marginalis mengandung banyak limfosit kecil karena menerima limfosit
yang baru datang dari pembuluh darah aferen. Pada bagian dalam cortex, sel-
selnya tersusun lebih longgar dan terutama terdapat limfosit kecil dan sel
retikuler yang makin bertambah.
2. Medulla/Medulla Cord
Medulla cord merupakan kumpulan jaringan limfoid yang tersusun di sekitar
pembuluh darah. Kumpulan jaringan limfoid ini membentuk anyaman dan
berakhir di daerah hillus. Medulla ini banyak sekali mengandung anyaman
serabut retikuler dan sel retikuler yang di dalamnya mengandung limfosit,
plasmasit dan makrofag. Kadang ditemukan granulosit dan eritrosit. Dalam
keadaan sakit jumlah unsur sel akan bertambah.
b. Pembuluh Darah
Hampir semua pembuluh darah yang menuju nodus lymphaticus akan
masuk melalui hillus, hanya sedikit yang melalui permukaan cortex., Mula-
mula arteri dari hillus mengikuti trabecula memasuki medullary cord menjadi
kapiler. Arterinya sendiri menuju cortex untuk bercabang-cabang menjadi
kapiler membentuk anyaman. Anyaman kapiler di cortex ini akan ditampung
dalam venula dengan endotil berbentuk kuboid. Dari venula ini akan
berkumpul menjadi vena yang jalannya mendampingi arteri. Venula ini tidak
mempunyai serabut otot polos dan terdapat juga pada beberapa bagian
pembuluh darah di tonsilla, plaques Peyeri dan appendix.
c. Histofisiologi
Dinding pembuluh limfe yang tipis mudah ditembus oleh makromolekul
dan sel-sel yang berkelana dari jaringan pengikat, sehingga tidak dijumpai
adanya barier yang mencegah bahan-bahan antigenik, baik endogen maupun
eksogen. Sel bakteri dapat dengan mudah melintasi epidermis dan epitel
membrana mukosa yang membatasi ruangan dalam tubuh, yang apabila luput
dari perngrusakan oleh fagosit dalam darah maka akan berproliferasi dan
menghasilkan toksin yang mudah masuk dalam limfe.
Nodus lymphaticus berfungsi sebagai filtrasi terhadap limfe yang masuk
karena terdapat sepanjang pembuluh limfe sehingga akan mencegah pengaruh
yang merugikan dari bakteri tersebut. Fungsi imunologis nodus lymphaticus
disebabkan adanya limfosit dan plasmasit dengan bantuan makrofag untuk
mengenal antigen dan pembuangan antigen fase terakhir. Nodus lymphaticus
juga merupakan tempat penyebaran sel-sel yang baru dilepas oleh thymus atau
sumsum tulang.Apabila dalam nodus lymphaticus ditemukan eritrosit sangat
banyak disebut sebagai hemal nodes. Jenis ini ditemukan pada domba, tetapi
tidak pada manusia
2.Tonsilla
Lubang penghubung antara cavum oris dan pharynx disebut faucia. Di daerah ini
membran mukosa tractus digestivus banyak mengandung kumpulan jaringan limfoid dan
terdapat infiltrasi kecil-kecil diseluruh bagian di daerah tersebut. Selain itu diyemukan juga
organ limfoid dengan batas-batas nyata.
Rangkaian organ limfoid ini (cincin Waldeyer) meliputi:
a. Tonsila Lingualis
Tonsilla lingualis terdapat pada facies dorsalis radix linguae sebagai tonjolan-tonjolan
bulat. Pada permukaannya terdapat lubang kecil yang melanjutkan diri sebagai celah
invaginasi(crypta) yang dilapisi oleh epitel gepeng berlapis. Crypta tersebut
dikelilingi oleh jaringan limfoid. Sejumlah limfosit yang mengalami infiltrasi dalam
epitel dan berkumpul dalam crypta yang kemudian mengalami degenerasi dan
membentuk suatu kumpulan dengan sel epitel yang sudah terlepas bersama bakteri
sebagai detritus. Kadang-kadang dalam crypta bermuara kelenjar mukosa. Dalam
jaringan limfoid tampak adanya nodus lymphaticus.
b. Tonsila Palatina
Diantara arcus glossoplatinus dan arcus pharyngopalatinus terdapat ua buah jaringan
limfoid dibawah membrane mukosa yang masing-masing disebut tonsilla palatine.
Epitel bersama jaringan pengikat yang menutupi mengadakan invaginasi membentuk
crypta sebanyak 10-20 buah. Pada dasar crypta, batas antara epitel dan jaringan
limfoid kabur karena infiltrasi limfosit dalam epitel. Limfosit yang telah melintasi
epitel bersama dengan leukosit dan sel epitel yang mati sebagai corpusculum
salivarius. Terdapat nodulus lymphaticus sebesar 1-2 mm dengan germinal centernya
tersusun berderet dalam jaringan limfoid yang difus. Antara nodulus lymphaticus
yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh jaringan pengikat (capsula) yang
mengandung limfosit, mast sell dan plasmasit. Apabila ditemukan granulosit, hal ini
menunjukkan adanya radang.
Crypt: pelagica epitel ke dalam substansi tonsil dilapisi oleh epitel permukaan.
Epitel skuamosa berlapis: Meliputi permukaan bebas dari tonsil dan garis diabadikan.
Lymphold nodul: Compact agregat limfosit di tengah-tengah selembar difus jaringan
limfatik. Terjadi dekat dengan epitel. Mungkin berisi pusat-pusat germinal.
Limfosit: jenis sel Dominan di tonsil palatina.
c.Tonsila Pharyngealis
Pada atap dan dinding dorsal nasopharynx terdapat kelompok jaringan limfoid yang
ditutupi pula oleh epitel yang dinamakan tonsilla pharyngealis. Jenis epitelnya sama dengan
epitel tractus respiratorius ialah epitel semu berlapis bercillia dengan sel piala. Epitelnya tidak
mengadakan invaginasi membentuk crypta tetapi melipat-lipat. Pada puncak lipatan banyak
infiltrasi limfosit, dibawah epitel terdapat nodulus lymphaticus yang mengikuti lipatan-lipatan.
Jaringan limfoid ini dipisahkan oleh capsula tipis jaringan pengikat dan diluar capsula terdapat
kelenjar-kelenjar campuran yang saluran keluarnya menembus jaringan limfoid dan bermuara
didalam saluran lipatan epitel.
Kelenjar Limfe
1. Lien
Lien merupakan organ limfoid yang terletak di cavum abdominal di sebelah kiri atas di
bawah diafragma dan sebagian besar dibungkus oleh peritoneum. Lien merupakan organ
penyaring yang kompleks yaitu dengan membersihkan darah terhadap bahan-bahan asing dan
sel-sel mati disamping sebagai pertahanan imunologis terhadap antigen. Lien berfungsi pula
untuk degradasi hemoglobin, metabolisme Fe, tempat persediaan trombosit, dan tempat
limfosit T dan B. Pada beberapa binatang, lien berfungsi pula untuk pembentukan eritrosit,
granulosit dan trombosit
a. Gambaran Histologis
Lien dibungkus oleh jaringan padat sebagai capsula yang melanjutkan diri sebagai
trabecula. Capsula akan menebal di daerah hilus yang berhubungan dengan peritoneum. Dari
capsula melanjutkan serabut retikuler halus ke tengah organ yang akan membentuk anyaman.
Pada sediaan terlihat adanya daerahbulat keabu-abuan sebesar 0,2-0,7 mm, daerah tersebut
dinamakan pulpa alba yang tersebar pada daerah yang berwarna merah tua yang dinamakan
pulpa ruba
1. Pulpa Alba (Pulpa Putih)
Pulpa alba sering disebut pula sebagai corpusculum malphigi terdiri atas jaringan
limfoid difus dan noduler.Pulpa alba membentuk selubung limfoid periarterial
(periarterial limfoid sheats/PALS) di sekitar arteri yang baru meninggalkan trabecula,
selubung tersebut mengikuti arteri sampai bercabang-cabang menjadi kapiler.
Sepanjang perjalanannya pada beberapa tempat selubung tersebut mengandung
germinal center. PALS dan germinal center merupakan jaringan limfoid, tetapi PALs
sebagian besar mengandung limfosit Tdan germinal center mengandung limfosit B.
Struktur PALS terdiri dari anyaman longgar serabut retkuler dan sel retikuler. Di
tengah pulpa alba terdapat arteri sentralis .dalam celah-celah anyaman terdapat
limfosit kecil dan sedang, kadang ditemukan plasmasit. Pada waktu adanya
rangsangan antigen di daerah PALS banyak terdapat limfosit besar, limfoblas dan
plasmasit muda banyak sekali.
White Pulp: Compact limfatik jaringan selubung yang mengelilingi arteri pusat. Selubung ini
membentuk pembesaran bulat telur pada interval. Pembesaran, yang dikenal sebagai nodul
limfatik, nodul limpa atau sel-sel * Malphigi, mungkin memiliki pusat-pusat germinal.
Campuran ke dalam red pulp yang berdekatan. Limfosit adalah elemen seluler dominan, tetapi
sel plasma, makrofag, dan sel-sel bebas lainnya juga ditemukan.
Red Pulp: Jaringan limfatik tidak berdekatan. Dilalui oleh saluran vena (sinusoid)
Limfosit: Besar, menengah, dan kecil limfosit merupakan jenis sel utama yang ditemukan
dalam pulpa putih. Mereka kompak diatur dalam pulpa putih dan lebih longgar diatur dalam
pulp merah.
Central arteriole: Lapangan di pulpa putih. Adventitia digantikan oleh jaringan retikuler,
yang disusupi oleh limfosit dalam pulpa putih. Dilengkapi kapiler pada pulpa putih.
2. Pulpa rubra
Pulpa rubra terdiri atas pembuluh-pembuluh darah besar yang tidak teratur sebagai
sinus renosus dan jaringan yang mengisi diantaranya sebagai splendic cords of
Billroth. Warna merah pulpa rubra disebabkan karena eritrosit yang mengisi sinus
venosus dan jaringan diantaranya.Di dalam celah pulpa terdapat sel-sel bebas seperti
makrfag, semua jenis sel dalam darah dengan beberapa plasmasit. Dengan M.E.
makrofag dapat dengan mudah ditemukan sebagai sel besar dengan sitoplasma yag
kadang-kadang mengandung eritrosit, netrofil dan trombosit atau pigmen. Bagian tepi
pulpa alba terdapat daerah peralihan dengan pulpa rubra sebesar 80-100 mikron,
daerah ini dinamakan zona marginalis yang mengandung sinus venosus kecil. Zona
marginais merupakan pulpa rubra yang menerima darah arterial sehingga merupakan
tempat hubungan pertama antara sel-sel darah dan partikel dengan parenkim lien.
Capsula dan trabecula terdiri atas jaringan pengikat padat dengan sel otot polos dan
anyaman serabut elastis. Permukaan luar terdiri dari sel mesotil sebagai bagian
peritoneum. Trabecula merupakan lanjutan kapsula yang membawa arteri, vena dan
pembuluh limfe. Trabecua mengandung lebih banyak serabut elastis dan beberapa
serabut sel otot polos.Cabang-cabang arteri linealis masuk melalui hilus,mengikuti
trabecula dan tiap kali bercabang menjadi makin kecil. Mula-mula arteri ini sebagai
jenis arteri muskuler dengan tunika adventitia yang longgar dalam jaringan pengikat
padat trabecula. Setelah mencapai diameter 0,2 mm, arteri tersebut mennggalkan
trabecula dan tunika adventitianya diganti oleh jaringan limfoid hingga menjadi arteri
sentralis.
Arteri sentralis merupakan arteri muskuler dengan endotil berbentuk tinggi disertai
selapis atau dua lapis otot polos yang melanjutkan dengan bercabang-cabang dan
makin kecil. Pada diameter 40-50 mikron, selubung limfoid menipis dan bercabang
menjadi 2-6 pembuluh sebagai arteria penicillus atau arteria pulpa rubra. Pada waktu
masuk pulpa rubra, arteri penicillus bercabang menjadi 2-3 kapiler dengan dinding
yang menebal yag disebut selubung Schweiger Seidel. Kapilernya disebut sheated
capillary.
Menurut Baley’s Textbook of Histology, arteri penicullus terdiri dari tiga bagian: