[HIPERREALITAS HERO PADA IKLAN TELEVISI PRODUK SABUN DALAM MEMBENTUK PERILAKU KONSUMSI ANAK (Tinjauan Mitologi Barthes Pada Iklan Lifebuoy Changing Colour Handwash)] Atiqa Khaneef Harahap 312 HIPERREALITAS HERO PADA IKLAN TELEVISI PRODUK SABUN DALAM MEMBENTUK PERILAKU KONSUMSI ANAK (Tinjauan Mitologi Barthes Pada Iklan Lifebuoy Changing Colour Handwash) Atiqa Khaneef Harahap Pengajar Program Studi Ilmu Komunikasi – Universitas Pertamina Email : [email protected]ABSTRACT This study dismantle the hero hyperreality that is packaged in a product marketing practices targeting children. This study can explain about how advertising is reduced to explain consumption mark on contemporary society as expressed in the theory of consumer society. This study bases itself on competitive market conditions becomes its own pressure for manufacturers to update their strategy in marketing the products. This condition makes the manufacturers to shift in their marketing communications activities which originally ranged in to inform turn out to be the creator of the fake images through the use of myth to encourage consumption. Manufacturers urged by the need to secure the flow of production amid strong competition for market share. Producing needs through sign into how to resolve the problem of the production flow. According to Baudrillard consumption in contemporary society is not just using, wearing or digest but the consumption is absorbing the signs. Society is directed into a storefront sign and negate self-reflection. This research is critical to the design of qualitative methods Barthes semiotics. As a result, hyperreality hero performed by shifting the meaning of hero who is identified with possession of strength and fight while the product is positioned as an enabler to become ‘’jagoan’’ Keywords: Hero Hiperreality, Children, Advertising, Consumer Society PENDAHULUAN Komunikasi pemasaran menduduki peranan penting dalam menjalankan tujuan ekonomi produsen barang dan jasa. Salah satu bagian dalam komunikasi pemasaran yang paling populer adalah iklan. Iklan yang disebarkan melalui berbagai medium transmisi dianggap menjadi salah satu alat yang efektif untuk mencapai target konsumen. Data persentase belanja iklan tahun 2012 menunjukkan media televisi mendominasi 64% dari total belanja iklan, diikuti surat kabar sebesar 33%, dan 3% di majalah atau
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
[HIPERREALITAS HERO PADA IKLAN TELEVISI
PRODUK SABUN DALAM MEMBENTUK PERILAKU
KONSUMSI ANAK (Tinjauan Mitologi Barthes Pada Iklan
Lifebuoy Changing Colour Handwash)]
Atiqa Khaneef
Harahap
312
HIPERREALITAS HERO PADA IKLAN TELEVISI PRODUK SABUN
DALAM MEMBENTUK PERILAKU KONSUMSI ANAK
(Tinjauan Mitologi Barthes Pada Iklan Lifebuoy Changing Colour
Handwash)
Atiqa Khaneef Harahap
Pengajar Program Studi Ilmu Komunikasi – Universitas Pertamina
KONSUMSI ANAK (Tinjauan Mitologi Barthes Pada Iklan
Lifebuoy Changing Colour Handwash)]
Atiqa Khaneef
Harahap
316
saat ini produsen dituntut untuk
melakukan lebih yaitu dengan
melakukan personifikasi konsumen
melalui penciptaan simbol atau
tanda. Hal ini merupakan upaya
menciptakan kebutuhan, dimana
individu diarahkan untuk meng-
konsumsi sesuatu tidak bergantung
pada nilai guna produk namun pada
tanda yang dapat diserapnya.
Produsen dan pemasar ber-upaya
mengendalikan kebutuhan melalui
penciptaan tanda yang dise-barkan
melalui iklan, dimana individu dibuat
menginginkan tanda bukan nilai
guna produk. Misalnya para
perempuan yang mati-matian
berusaha membeli tas branded untuk
menampilkan bahwa tanda bahwa
dirinya berasal dari kalangan atas.
Padahal semua tas branded atau
tidak fungsinya adalah untuk
menyimpan barang-barang bawaan.
Iklan tidak hanya menja-lankan
fungsi pemasaran tetapi juga
menjalankan fungsi ideologi.
Ideologi disini mengandung arti
sebagai makna yang dijadikan
kebutuhan oleh berbagai kondisi
masyarakat sekaligus turut serta
dalam melanggengkan kondisi
tersebut (Williamson, 2007 : 6).
Meneliti teks media terutama
iklan televisi produk yang dikhu-
suskan bagi anak dianggap penting
karena anak-anak memiliki kemam-
puan terbatas dalam mencerna infor-
masi. Penanaman ideologi yang tidak
tepat mungkin tidak langsung ber-
efek buruk dan terlihat pada perilaku
anak. Namun, hal itu setidaknya
dapat mempengaruhi kognitif anak
mengingat iklan menyajikan pera-
saan dan imaji yang diinginkan
setiap anak.
Berangkat dari pemikiran diatas
dipahami bahwa iklan tidak dapat
dipercaya untuk menampilkan
realitas dengan benar, mengingat
iklan sendiri adalah wujud kepen-
tingan berbagai pihak. Penelitian ini
akan mengungkap hiperrealitas hero
pada iklan televisi produk sabun
yang digunakan untuk memancing
perilaku konsumsi pada anak. Hero
merupakan salah satu tema penting
dalam kehidupan anak. Oleh karena
itu penggambaran yang tidak tepat
dapat menimbulkan dukungan pada
perilaku kekerasan. Fantasi bertema
Hero merupakan bagian penting
daam kehidupan anak-anak. Melalui
fantasi anak memahami banyak hal
dalam kehidupan. Singer dan Singer
(2009: 377) menjelaskan tiga gaya
anak-anak dalam berfantasi. Pertama,
tipe fantastis dimana anak-anak
mengkhayalkan tentang dongeng,
peristiwa yang sangat imajiner dan
tidak masuk akal. Kedua, tipe aktif
dimana anak-anak bermimpi tentang
hero, pengejaran intelektual dan
prestasi. Ketiga, tipe negatif agresif
dimana melamunkan masalah seperti
pembunuhan dan perkelahian.
Sejumlah penelitian sering
mengaitkan hero dengan proses per-
kembangan anak. Para peneliti ber-
keyakinan terdapat hubungan antara
konsep dan nilai hero yang dipahami
Semiotika, Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
317
anak dengan identifikasi diri.
Memainkan tema pahlawa adalah
salah satu cara bagi anak-anak untuk
memahami masyarakat, peran dalam
masyarakat, dan dampak positif
terhadap potensi yang dimiliki
(White, 1999: 83). Obsesi anak-anak
terhadap figur hero telah sejak lama
diteliti dalam ranah psikologi. Tema
Hero ataupun kepahlawanan memi-
liki peran yang besar dalam perkem-
bangan anak, dimana diyakini
mampu mengajarkan seperangkat
nilai yang harus dimiliki anak untuk
berproses dalam masyarakat
Hero merupakan tema besar dan
sangat dekat dengan kehidupan anak-
anak serta sering diangkat dalam
menjalankan strategi pema-saran
seperti iklan televisi. Anak-anak
disuguhi sajian audiovisual dan
narasi yang menarik dengan meng-
hadirkan figur heroik melalui alur
cerita yang menekankan sisi kepan-
daian dalam menaklukan musuh.
Fantasi aksi heroik yang
diidentifikasi dengan hero tertentu
dipergunakan untuk menciptakan
keinginan konsumsi pada khalayak
anak.
Sajian audiovisual produk
dengan memasukkan hero dibentuk
sedemikian rupa sesuai kebutuhan
pemasar. Mulai dari pemilihan hero
hingga adegan yang dijalani hero
tersebut adalah hasil pilihan yang
dianggap mewakili kepentingan iklan
produk.
Hero dalam iklan televisi produk
sabun diwakili dengan potongan
adegan pertarungan atau menge-
sankan perlawanan sebagai per-
wujudan keberanian dan kelihaian
para hero dalam memperjuangkan
kepentingan bersama. Pada
kenyataannya, hero bukan hanya
sosok yang pandai bertarung dan
keberanian tidak selalu harus
diwujudkan dalam pertem-puran.
Hero bisa berupa orang yang
mene-mukan sesuatu yang berguna
bagi dunia, orang yang melakukan
upaya pemecahan masalah sosial,
atau orang yang memiliki rasa
empati dan kasih yang luar biasa
pada sesama.
Produsen dalam upaya
memasarkan produknya ditengah
persaingan sengit mengubah orien-
tasi komunikasi pemasarannya dari
sekedar memasarkan produk berubah
menjadi pencipta imaji palsu
sehingga memahami iklan tidak
sebatas aktivitas komunikasi pema-
saran belaka namun ada wacana
penanaman ideologi tertentu.Adapun
pertanyaan yang muncul dalam
penelitian ini adalah : Bagaimana
hiperrealitas hero dalam iklan
televisi produk sabun sebagai
pembentuk perilaku konsumsi pada
anak?
Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkap hiperrealitas hero
dalam iklan televisi produk sabun
sebagai pembentuk perilaku kon-
sumsi tanda pada anak. Penelitian ini
terbatas hanya melihat hiperrealitas
hero secara general, tidak melakukan
pembahasan lebih spesifik terhadap
aspek lain seperti gender. Penelitian
ini hanya mengkaji bagaimana
hiperrealitas hero secara umum
[HIPERREALITAS HERO PADA IKLAN TELEVISI
PRODUK SABUN DALAM MEMBENTUK PERILAKU
KONSUMSI ANAK (Tinjauan Mitologi Barthes Pada Iklan
Lifebuoy Changing Colour Handwash)]
Atiqa Khaneef
Harahap
318
dengan konsumsi bukan melihat
relasi gender secara khusus.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian kritis dengan desain
kualitatif menggunakan metode
semiotika Barthes. Adapun strategi
dalam mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah menggunakan
analisis wacana. Analisis wacana
dalam penelitian ini menggunakan
paradigma kritis, dimana meman-
dang adanya konstelasi kekuatan
yang terjadi pada proses produksi
dan reproduksi makna (Eriyanto,
2001: 6).
Analisis wacana digunakan untuk
membongkar adanya suatu strategi
tersembunyi dalam suatu teks. Dalam
hal ini teks adalah iklan televisi
produk sabun yaitu Iklan Lifebuoy
Changing Colour Hand Wash.
Penelitian ini menggunakan
metode semiotika post-strukturalis,
dimana menekankan keberadaan
konteks dibalik tanda bukan hanya
mempersoalkan stuktur tanda.
Adapun metode yang dipilih yaitu
semiotika Roland Barthes. Model
semiotika yang diutarakan Barthes
dikenal dengan sebutan signifikasi
dua tahap.
Model Barthes secara siste-matis
menampilkan kaitan denotasi,
konotasi hingga adanya mitos. Model
ini mendobrak batasan semiotika
yang berkutat pada teks. dan
membuka ruang bagi adanya konteks
dibalik suatu tanda.
Gambar 2.1 Bagan Signifikasi Dua Tahap (First Order dan Second Order)
(Sumber : Fiske, John. (1990). Introduction to Communication Studies.
London : Routledge. Halaman 88)
Denotasi merupakan hubu-ngan
antara penanda dan petanda dalam
tanda, dimana tanda tersebut
merupakan referen dari realitas
Semiotika, Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
319
eksternal (Fiske, 1990: 85). Pada
tahap ini, tanda dianggap merupakan
makna langsung, sebagaimana
adanya, tidak ada kaitan lain dengan
campuran lain seperti budaya. Suatu
benda dimana saja berada dipandang
memiliki arti dan makna yang ber-
laku sama bagi semua. Misalnya
gambar iklan mobil dalam pengertian
denotatifnya adalah alat transportasi
beroda empat yang bergerak meng-
gunakan menggunakan mesin.
Sementara makna konotatifnya dapat
berupa kemewahan, kekayaan, dan
lain sebagainya.
Tanda denotatif memiliki
pengertian yang general, sementara
tanda konotatif tidak. Inilah
pemikiran penting Barthes yang
memberikan ruang bagi adanya
konteks sehingga makna bersifat
lebih cair. Konotasi merupakan inte-
raksi ketika tanda bertemu dengan
emosi pengguna dan nilai dalam
budayanya (Fiske, 1990: 86).
Konotasi merupakan konsep
yang digunakan Barthes untuk
mengungkap makna yang tersem-
bunyi dalam teks (Noth, 1990: 311).
Pada signifikasi tahap kedua juga
terdapat mitos sebagai salah satu cara
tanda bekerja. Mitos adalah tipe
wicara, dimana dilatarbelakangi
situasi tertentu hingga suatu mitos
dapat terbentuk dan bukan hanya
sekedar wicara. Barthes menye-
butkan bahwa mitos bermula dari
sistem komunikasi yaitu pesan.
Mitos bukan didefenisikan oleh
objek dari pesan, namun cara
mengutarakan pesan itu sendirilah
yang membentuk mitos (Barthes,
1997: 107).
Mitos sebenarnya adalah produk
kelas sosial yang mendomi-nasi pada
sejarah tertentu. Dengan kata lain,
mitos membawa asal usul tersebut
bersama eksistensnya. Mitos
membentuk dirinya sebagai sesuatu
yang natural sehingga sejrah tersebut
bisa tersamarkan. Mitos membi-
ngungkan atau mengaburkan asal-
usul serta dimensi politik atau
sosialnya tersebut (Fiske, 1990: 89).
Mitos melakukan naturalisasi dengan
menghubungkan dirinya pada
beberapa aspek alami yang ada
dalam suatu situasi tertentu.
Misalnya mitos bahwa perempuan
seharusnya berada dalam ranah
domestik dikaitkan dengan keistime-
waan perempuan sebagai ibu yang
diberikan tugas mulia untuk
mengandung dan melahirkan anak.
Selain itu, dikaitkan pula dengan
nilai-nilai keperempuan yang
digambarkan dengan kemampuan
melakukan pekerjaan domestik
misalnya keterampilan memasak,
merapikan rumah, merawat anak.
Mitos menciptakan keterhubungan
dengan hal-hal tersebut sehingga
domes-tifikasi perempuan dianggap
adalah sesuatu yang sudah
sewajarnya.
Efek dari keberadaan mitos
adalah terciptanya penyederhanaan
semua relasi dalam sistem. Twhaites
dkk menyebutkan mitos dapat
menyebabakan simplifikasi radikal
dengan mengkodekan secara
berlebihan keseluruhan sistem
menjadi satu unsur dominan tunggal
[HIPERREALITAS HERO PADA IKLAN TELEVISI
PRODUK SABUN DALAM MEMBENTUK PERILAKU
KONSUMSI ANAK (Tinjauan Mitologi Barthes Pada Iklan
Lifebuoy Changing Colour Handwash)]
Atiqa Khaneef
Harahap
320
dan satu relasi tunggal (2009: 98).
Simplifikasi dilakukan oleh mitos
diantaranya melalui penggunaan
oposisi biner. Dengan demikian
menampilkan seorang petualang
yang diberikan kekuatan untuk
menumpas kejahatan mendorong
oposisi biner terhadap kuat lemah
atau baik buruk.
Melalui model semiotika Barthes
akan dilakukan analisis terhadap
iklan televisi sabun Lifebuoy
Changing Colour Hand Wash untuk
menemukan mitos Hero yang ada
dalam iklan tersebut. Setelah analisis
tanda dilakukan lalu dikaitkan
dengan teori masyarakat konsumsi
yang dikemukakan oleh Baudrillard.
Masyarakat konsumsi dalam
pandangan Baudrillard adalah ma-
syarakat yang membutuhkan objek
untuk hidup secara lebih nyata
(2004:38). Masyarakat berada pada
posisi subordinat dibawah kekuasaan
tatanan produksi didorong unutuk
melakukan kegiatan konsumsi yang
tiada habisnya dengan tujuan meng-
amankan sistem produksi.
Kehidupan masyarakat kon-temporer
dianalogikan sebagai akti-vitas untuk
mengumpulkan tanda-tanda yang
menjadi penunjuk dirinya. Dengan
berada dibawah kekuasaan tanda
maka kehidupan masyarakat dengan
mudah disetir oleh para produsen
dalam melang-gengkan aliran
produksinya.
Baudrillard menjelaskan adanya
pergeseran dari semula mode of
production menjadi mode of con-
sumption. Semula kekuatan produktif
dan hubungan produksi dipandang
sebagai hal yang paling utama
sehingga produksi terus menerus
dilakukan dan pada akhirnya
mencapai titik kelimpahruahan. Pada
titik kelimpahruahan, aliran produksi
terancam dimana barang produksi
berlebih sementara permintaan tidak
sebanding dengan produksi. Pada
titik ini, produsen dituntut mencari
jalan keluar untuk menyelesaikan
ancaman pada aliran produksi. Lalu
sistem kebutuhan diciptakan melalui
tatanan tanda sebagai jalan keluar
dari ancaman aliran produksi yang
tidak berjalan.
Pada akhirnya, sistem kebu-tuhan
menjadi kekuatan produktif baru
yang sangat penting sekaligus
melahirkan banyak perubahan dalam
sistem masyarakat. Kebutuhan dicip-
takan melalui penggunaan tanda-
tanda, dimana kegunaan fungsional
produk bukan lagi hal yang penting.
Konsumsi itu sendiri diperlakukan
dibawah kekuasaan tanda. Akhirnya,
Konsumsi merupakan penyerapan
tanda-tanda bukan lagi penggunaan
atau pemakaian barang. Baudrillard
menyebut hal ini sebagai mode of
consumption.
Dengan memahami konsumsi
sebagai suatu tanda, maka upaya
untuk melihat apa yang ada dibalik
tanda memerlukan penggunaan ilmu
mengenai tanda atau lazim disebut
sebagai semiotika/semiologi. Adapun
landasan pemikiran yang menjadi
Semiotika, Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
321
dasar penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Proses Pergeseran Nilai
Genealogi of Consumption
1. Tatanan produksi menghasilkan kekuatan mesin/ kekuatan produktif, sebuah sistem teknis yang secara radikal berbeda dengan alat tradisional.
2. Ia menciptakan penumpukan modal. Kekuatan produktif yang dibentuk secara rasional. suatu sistem penanaman dan pertukaran modal rasional yang secara mendasar berbeda dengan model perdagangan sebelumnya.
3. Ia menghasilkan kekuatan untuk mengupah tenaga kerja, adanya kekuatan produktif yang terstruktur dan sistematis yang memiliki perbedaan mendasar dengan pekerja tradisional.
4. Tatanan produksi ini menciptakan kebutuhan-kebutuhan. Sistem kebutuhan, permintaan/ kekuatan produktif sebagai sesuatu yang rasional, padu, dan berada dalam pengawasan, melengkapi tiga tatanan proses pengawasan kekuatan produktif dan proses produksi. Kebutuhan sebagai sistem sangat berbeda dengan kegembiraan atau kepuasan. Kebutuhan dijadikan sebagai unsur dalam suatu sistem
Aktivitas produksi digeser untuk mendukung kepen tingan konsumsi
Nilai Guna dan Nilai Tukar
Tanda
Mitos Hero
Iklan menggunakan mitos hero untuk menjangkau khalayak anak.(Iklan bertindak sebagai pengatur kebutuhan dalam masyarakat konsumsi)
Nilai Tanda dan Nilai Simbol
Produk
Konsumsi Kontemporer
Semiotika untuk membong kar struktur tanda dalam Iklan
Mode of Production Mode of Consumption
[HIPERREALITAS HERO PADA IKLAN TELEVISI
PRODUK SABUN DALAM MEMBENTUK PERILAKU
KONSUMSI ANAK (Tinjauan Mitologi Barthes Pada Iklan
Lifebuoy Changing Colour Handwash)]
Atiqa Khaneef
Harahap
322
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Peneliti menggunakan semiotika
Bathes untuk mengungkap mitos
dibalik iklan televisi Lifebuoy
Changing Colour Hand Wash.
Dalam menganalisis teks iklan akan
dilakukan penelusuran makna
denotasi dan konotasi dari sistem
tanda dalam iklan tersebut. Pada
tataran pertama terlihat gabungan
penanda (signifier) dan petanda
(signified) menjadi suatu tanda
(sign). Tataran awal ini memiliki
keterkaitan secara denotatif.
Pada tahap kedua, tanda muncul
sebagai penanda baru yang memiliki
makna lebih dalam. Pada tahap ini
terjadi hubungan konotatif. Konotasi
identik dengan operasi ideologi yang
disebut Barthes sebagai mitos dan
berfungsi untuk mengungkapkan dan
memberikan pembenaran bagi nilai-
nilai dominan yang berlaku dalam
suatu periode tertentu (Sobur, 2004 :
71).
Pada tahap inilah nantinya
dilakukan pembongkaran mitos yang
tersembunyi dibalik teks. Penelu-
suran ini bersifat kontekstual
sebagaimana ditegaskan Barthes
bahwa bukan objek pesan yang men-
defenisikan mitos namun cara
menyatakan pesanlah yang mem-
bentuk mitos. Mitos adalah sesuatu
yang telah lama ada dalam kehi-
dupan manusia. Barthes menggu-
nakan istilah mitologi untuk membe-
dakan mitos asli dan versi mo-
dernnya. Mitologi adalah refleksi
versi modern dari tema, plot dan
karakter mitos (Danesi, 2012 :173).
Dengan kata lain, kisah hero adalah
cerita yang akrab bagi setiap bangsa.
Namun, mitos tersebut mengalami
olesan modern dalam tema, plot dan
karakternya.Melalui dua tahapan
analisis semiotika Roland Barthes
tersebut diharapkan temuan mitos
hero yang dipergunakan sebagai
pemancing prilaku konsumsi pada
anak. Sebagaimana dikemukakan
oleh Barthes sebuah mitologi bisa
membawa suatu pem-bentukan gaya
hidup atau tren social (Danesi,
2012:174). Mitologi menghadirkan
konsep yang mengkarakterisasi suatu
hal. Misalnya, mitologi hero dikarak-
terisasi oleh keberanian, kemampuan
bertarung, pengorbanan, kebaikan
dan sejumlah hal yang dianggap
menjadi keharusan pada seorang diri
hero. Berikut analisis iklan Lifebuoy
Changing Colour Handwash :
Gambaran Umum Iklan
Cerita
Iklan ini merupakan iklan produk
sabun pencuci tangan yang
diproduksi oleh Unilever. Iklan
Lifebuoy Changing Colour Hand-
wash Versi Hulk ini termasuk iklan
dengan format demonstration. Iklan
jenis ini menampilka kesesuaian
performa produk dengan taglinenya.
Dalam iklan ini, digambarkan suatu
cerita singkat bagaimana suatu pro-
Semiotika, Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
323
duk bekerja sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh pesan iklan.
Iklan ini berdurasi 31 detik.
Dengan durasi yang cukup singkat,
iklan ini menampilkan potongan
potongan visual yang saling terkait
satu sama lain dan membentuk suatu
rangkaian cerita. Iklan ini
menampilkan elemen-elemen pem-
bentuk cerita menjadi sebuah bentuk
dramatisasi yang bertujuan untuk
mempertegas performa produk
dengan pesan mereka. Format iklan
jenis ini sangat berguna bagi
khalayak untuk mengidentifikasi
penting produk (Solomon dkk, 2003:
389).
Iklan Lifebuoy Changing Colour
Handwash Versi Hulk menampilkan
bagaimana sabun pencuci tangan
Lifebuoy berubah warna dan
membunuh kuman dalam sepuluh
detik. Dramatisasi matinya kuman
ditunjukkan dengan aksi bocah laki
laki yang tangannya berubah menjadi
hijau dan menyerang kuman dengan
membanting, melempar dan berbagai
tindakan lainnya.
Alur
Pada Iklan Lifebuoy Cha-nging
Colour Handwash Versi Hulk
khalayak dibawa menikmati rang-
kaian visual yang disusun dengan
bumbu dramatisasi pada sejumlah
adegan. Iklan ini mengedepankan
demonstrasi bagaimana produk
sabun cuci tangan dapat membunuh
kuman dengan cepat yaitu 10 detik.
Hal ini senada dengan pemikiran
Lifebuouy bahwa anak-anak
cenderung lebih terburu buru dalam
mencuci tangan dibanding orang
dewasa.6 Visual iklan dimulai
dengan menampilkan seorang anak
laki-laki yang bermain dengan
mainan Hulk. Anak tersebut ingin
mencomot roti yang ada diatas meja.
Namun, ibunya melarangnya me-
makan roti tersebut dan menyu-
ruhnya untuk mencuci tangan terle-
bih dahulu agar kuman ditangannya
mati.
Pada awal iklan ini dibuka
dengan dialog ibu dan anak. Lalu
anak tersebut pergi ke wastafel untuk
mencuci tangannya dengan sabun
pencuci tangan lifebuoy. Busa
ditangannya pun berubah menjadi
hijau. Tidak terkecuali, tangannya
pun ikut berubah menjadi berwarna
hijau dan membesar.
Latar
Keseluruhan adegan dalam Iklan
ini menggunakan latar (setting)
dalam ruangan. Adegan iklan ditam-
pilkan dengan ruangan-ruangan da-
lam rumah seperti ruang keluarga
dan kamar mandi. Adegan terlama
yaitu 15 detik ditampilkan dengan
latar kamar mandi. Latar kamar
mandi ditampilkan sebagai arena
bertarung antara bocah laki-laki dan
kuman yang bertebaran. Rangkaian
adegan mempertontonkan aksi perta-
rungan bocah laki-laki dengan
kuman-kuman yang ditampilkan
sebagai pengganggu jahat yang
harus dimusnahkan dengan per-
6http://www.unilever.com/brands-in-
action/detail/The-Hulk-of-
handwashes/348441/
[HIPERREALITAS HERO PADA IKLAN TELEVISI
PRODUK SABUN DALAM MEMBENTUK PERILAKU
KONSUMSI ANAK (Tinjauan Mitologi Barthes Pada Iklan
Lifebuoy Changing Colour Handwash)]
Atiqa Khaneef
Harahap
324
lawanan penuh. Iklan ini meng-
gunakan beberapa model pengam-
bilan gambar kamera seperti Close-
Up (CU), Medium Shot (MS) dan
Long Shot (LS). Adapun yang paling
sering digunakan adalah model
Medium Shot (MS), Long Shot (LS),
dan Extreme Long Shot. Dengan
menggunakan model pengambilan
gambar tersebut aksi bocah laki-lak
terlihat sangat nyata dan menonjol
sehingga besar peluang mening-
galkan kesan di benak khalayak yang
menontonnya terutama anak-anak
sebagai target pemasaran produk
tersebut.
Selain pengambilan gambar, hal
lain yang perlu diperhatikan adalah
titik sudut pandang kamera atau
point of view. Iklan ini menggunakan
dua titik sudut pandang yaitu
objective point of view dan subjective
point of view. Objective point of view
memberikan kesan rangkaian cerita
iklan bergulir seperti film pendek.
Khayalak iklan dibuat menikmati
alur cerita seperti sedang menonton
film. Sementara subjective point of
view menciptakan sensasi perasaan
terlibat dalam benak khalayak iklan
seolah olah mereka turut dalam cerita
pertarungan membunuh kuman.
Adapun aspek teknis lainnya adalah
terkait dengan pergerakan kamera,
dalam iklan ini yang terbanyak
digunakan adalah Tilt U dan Pan
R/L.
Karakter
Karakter merupakan sesuatu
yang penting dalam iklan televisi.
Karakter merupakan salah satu taktik
kreatif untuk menarik perhatian
khalayak iklan. Karakter seringkali
dijadikan lahan untuk membang-
kitkan hubungan antara produk
dengan makna yang diharapkan
muncul dalam benak khayalak iklan.
Misalnya, iklan rokok seringkali
menampilkan karakter pria berjiwa
berani, tangguh dan kuat.
Karakter disajikan kehadapan
khalayak sesuai kebutuhan peng-
iklan. Iklan Lifebuoy Changing
Colour Handwash Versi Hulk
bercerita tentang anak yang beraksi
melawan kuman-kuman jahat.
Karakter anak yang gesit untuk
melawan kejahatan kuman meru-
pakan karakter utama dalam iklan
ini. Bocah laki-laki tersebut ditam-
pilkan dengan tangkas membanting
dan melempar kuman hingga lumer
dan menghilang. Iklan sabun pencuci
tangan ini menggunakan bocah laki-
laki sebagai karakter utama mewakili
tokoh jagoan Hulk yang juga adalah
seorang laki-laki.
Karakter tambahan lain dalam
iklan ini misalnya tokoh ibu yang
concern pada kesehatan sehingga
mengingatkan anaknya untuk
mencuci tangan dengan sabun
pencuci tangan sebelum mencomot
roti. Selain itu, di penghujung iklan
ditampilkan karakter ahli kesehatan
yang menguatkan kelebihan sabun
Semiotika, Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
325
pencuci tangan tersebut. Karakter ini
hanya merupakan pelengkap cerita.
Gagasan dibalik kelebihan
produk ini telah disajikan melalui
karakter bocah laki-laki yang me-
lawan kuman dengan hanya sepuluh
detik sejak tangannya berubah mem-
besar dan kehijauan. Penghitung
waktu pun ditampilkan disudut layar
saat aksi pertarungan dimulai. Hal ini
memvisualisasikan bagaimana kehe-
batan sabun pencuci tangan yang
berubah warna dapat membunuh
kuman hanya dengan 10 detik.
Analisis Tatanan Pertanda Iklan
Berikut analisis tanda pada
potongan gambar iklan televisi
produk sabun (lihat pada table 3.1.,
3.2, dan 3.3.)
Aktivitas komunikasi pemasaran
bergeser menjadi berorientasi pada
konsumen, dimana iklan sebagai
salah satu strategi penjualan selektif
didesain menggunakan informasi-
informasi diri target pemasaran
untuk mengamakan level permintaan
produk.
Iklan menjadi salah satu jalan
keluar untuk mengamankan permin-
taan terhadap produk dengan mema-
par target konsumen melalui berba-
gai susunan penanda iklan yang
dapat diterjemahkan dan bermakna
bagi khalayak luas. Hal ini juga
berlangsung pada segmen anak-anak
yang diperebutkan banyak pemasar
produk karena dianggap potensial
baik secara jumlah maupun kemam-
puan yang mereka miliki untuk
mempengaruhi orang dewasa dalam
membeli. Anak-anak merupakan
market of influencer yang penting
(Valkenburgh, 2001:61). Anak-anak
merupakan individu yang seringkali
menentukan produk rumah tangga
tertentu seperti makanan, minuman
ataupun produk pembersih diri apa
yang ia inginkan untuk dikonsumsi.
Anak-anak dipandang sebagai indi-
vidu yang berpengaruh dalam pema-
saran baik dengan posisi sebagai
pembeli potensial (misalnya anak-
anak berusia belasan tahun yang
memiliki uang saku sendiri untuk
melakukan pembelian) hingga posisi
sebagai pengarah dalam kegiatan
konsumsi yang dilakukan orang
dewasa (contohnya orang tua yang
seringkali sulit menolak dan menu-
ruti saja permintaan anak-anaknya).
Sejumlah literatur menun-jukkan
keterkaitan antara hero atau imaji
kepahlawanan dengan dunia anak-
anak. Hal ini menunjukkan bahwa
hero atau imaji kepahlawanan
memiliki posisi penting dalam kehi-
dupan anak untuk memahami dunia
sekitarnya. Inilah yang digunakan
oleh pemasar produk bersegmentasi
anak untuk memapar target pema-
sarannya sehingga atensi lebih
mungkin didapatkan.
Melalui iklan, pemasar meng-
korelasikan produk dan nilai hero
yang memiliki makna penting bagi
anak-anak untuk tujuan ekonominya.
Iklan melekatkan penanda hero pada
produk untuk membangkitkan pera-
saan seperti hero. Perasaan tersebut
dibangkitkan melalui penunjukan
pada kekuatan dan pertarungan. Iklan
mengenakan sebutan hero pada
[HIPERREALITAS HERO PADA IKLAN TELEVISI
PRODUK SABUN DALAM MEMBENTUK PERILAKU
KONSUMSI ANAK (Tinjauan Mitologi Barthes Pada Iklan
Lifebuoy Changing Colour Handwash)]
Atiqa Khaneef
Harahap
326
sosok yang memiliki atribut seperti
kekuatan yang tidak terkalahkan,
ketangkasan fisik, sikap perlawanan,
dan lain sebagainya.
Semiotika, Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
327
Gambar 3.1 Foto Tabel Analisis Tanda Pada Beberapa Potongan
Gambar Iklan Lifebuoy Fase 1 : Pemberian Kekuatan
[HIPERREALITAS HERO PADA IKLAN TELEVISI
PRODUK SABUN DALAM MEMBENTUK PERILAKU
KONSUMSI ANAK (Tinjauan Mitologi Barthes Pada Iklan
Lifebuoy Changing Colour Handwash)]
Atiqa Khaneef
Harahap
328
Gambar 3.2 Foto Tabel Analisis Tanda Pada Beberapa Potongan Gambar Iklan Lifebuoy Fase 2 : Pemberian
Pertarungan
Semiotika, Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
329
Gambar 3.3 Foto Tabel Analisis Tanda Pada Beberapa Potongan Gambar
Iklan Lifebuoy Fase 3 : Pemberian Kemenangan
[HIPERREALITAS HERO PADA IKLAN TELEVISI
PRODUK SABUN DALAM MEMBENTUK PERILAKU
KONSUMSI ANAK (Tinjauan Mitologi Barthes Pada Iklan
Lifebuoy Changing Colour Handwash)]
Atiqa Khaneef
Harahap
330
Iklan televisi sabun lifebuoy
changing colour handwash versi
hulk menunjukkan atribut tersebut
melalui penonjolan baik dari segi
alur cerita, aksi yang dilakukan,
karakter utama, dan aspek lain
sehingga timbul pembedaan yang
tidak menggunakan atribut tersebut
bukanlah hero. Misalnya melalui
penonjolan pintar maka bodoh dapat
dipahami.
Pemasar mengkonstruksikan hero
sebagai petarung dan bukan yang
lain melalui iklan. Dalam konotasi
seringkali digunakan hubungan
oposisi yang pada tahap selanjutnya
akan membentuk mitos. Berikut
oposisi biner yang didapatkan
melalui analisis tanda iklan Lifebuoy
Changing Colour Handwash Versi
Hulk :
Tabel 3.4 Oposisi Biner
Iklan Oposisi Biner Simpulan
Lifebuoy
Changing Colour
Handwash Versi
Hulk
-Laki-laki
-Pemberani
-Pahlawan
-Kuat
-Menang
-Perkasa
-Senang
-Bersih
-Sehat
-Tangguh
-Mengenaskan
-Perempuan
-Penakut
-Penjahat
-Lemah
-Kalah
-Tidak perkasa
-Tidak senang
-Kotor
-Sakit
-Tidak tangguh
-Tidak mengenas kan
Hero adalah sosok yang
identik dengan karakter
maskulin, sehat, tangguh,
bersih, senang, berani, kuat,
perkasa, gesit, pemenang,
memiliki kemampuan untuk
melakukan perlawanan dan
menghancurkan lawan
dengan mengenaskan
Oposisi biner dapat menciptakan
pemahaman melalui proses
simplifikasi dengan menampilkan
keberlawanan dari berbagai hal.
Makna hero sebagai sosok yang
memiliki kekuatan luar biasa dan
kekuatan fisik yang selalu menang
dalam pertarungan dikontraskan
dengan kekalahan sosok yang
diaggap lawan hancur dengan me-
ngenaskan. Dengan penggambaran
tersebut, iklan melekatkan penanda
hero yang telah dikonstruksikan pada
produknya untuk membuat diferen-
siasi pada khalayak anak-anak yang
membuat anak-anak yang tidak
menggunakan produk merasa dirinya
berbeda dengan kelompok yang me-
ngenal hero. Dengan kata lain, anak-
anak yang menggunakan produk
adalah anak yang senang, berani,
kuat dan pemenang sementara yang
tidak menggunakan adalah anak
Semiotika, Volume 9, Nomor 2, Desember 2015
331
yang murung, penakut, lemah dan
pecundang.
Mengontraskan satu gam-
baran dengan gambaran lain menjadi
cara iklan untuk menciptakan pema-
haman mengenai yang terbaik.
Melalui penggambaran yang tidak
baiklah maka gambaran baik muncul.
Mitos Hero dimunculkan melalui
aspek-aspek seperti berikut :
Tabel 3.5 Aspek Yang Memunculkan Mitos Hero
Karakter Hero adalah
- Laki-laki
- Pemberani
- Tangguh
- Perkasa
- Pandai bertarung
- Memiliki kekuatan
- Senang
- Bersih
Atribut Hero ditandai dengan kepemilikan kekuatan super yang diterima dan
menjadikannya tidak terka-lahkan dalam pertarungan
Plot Hero melalui 3 fase :
-Terbentuknya kekuatan, pada fase ini hero adalah orang biasa yang
kemudian menjadi pihak yang menerima kekuatan
-Pertarungan, pada fase ini hero menggunakan kekuatan tersebut
untuk membasmi lawan atau musuh.
-Kemenangan, pada fase ini hero telah mengalahkan musuh,
kekuatannya berakhir, kembali menjadi sosok biasa.
Selanjutnya, temuan pada karakter,
atribut, dan plot dikaitkan dengan
iklan dan produk. Pertama, Posisi
tokoh utama dengan karakter Hero
dalam iklan berikut ini :
Tabel 3.6 Posisi Tokoh Utama dan Karakter Hero dalam Iklan
Iklan Karakter Tokoh Utama Keterangan
Lifebuoy
Changing
Colour
Handwash
-Anak laki-laki diposi sikan
sebagai pahlawan yang
melawan kuman
Dalam iklan ini, anak merupakan tokoh
utama yang diperlihatkan mengalami
perubahan pada tangan yang membesar dan
menghijau. Sementara mainan hulk menjadi
penanda keterhubungan cairan hijau sabun
dengan kekuatan super yang merubah anak
tersebut. Anak tersebut digambarkan seperti
karakter hulk yang dikenal kuat dan seluruh
tubuhnya berwarna hijau
[HIPERREALITAS HERO PADA IKLAN TELEVISI
PRODUK SABUN DALAM MEMBENTUK PERILAKU
KONSUMSI ANAK (Tinjauan Mitologi Barthes Pada Iklan
Lifebuoy Changing Colour Handwash)]
Atiqa Khaneef
Harahap
332
Keterhubungan ini memperlihatkan
penokohan dibentuk untuk merang-
sang hasrat menjadi pribadi yang
ideal seperti hero. Melalui peng-
gunaan karakter yang diperlihatkan
sangat berani, aktif, cerdas, kuat,
pandai bertarung, tidak takut melaku-
kan perlawanan dan lain sebagainya
sekaligus menciptakan disonansi
dalam diri anak-anak. Gambaran
seperti penakut, lemah, cenderung
pasif, tidak mampu melawan menjadi
sesuatu yang mereka hindari serta
dianggap sebagai sesuatu yang salah.
Selain karakter, terdapat hal lain
yang perlu diamati yaitu atribut yang
dipergunakan :
Tabel 3.7 Atribut dan Kaitannya Dengan Posisi Produk