Top Banner
REFLEKSI KASUS November 2015 “HIPERBILIRUBINNEMIA + GANGGUAN NAPAS SEDANG” Nama : Irham No. Stambuk : N 111 15 050 Pembimbing : dr. Suldiah, Sp.A DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU 1
41

hiperbilirubinemia

Jan 29, 2016

Download

Documents

refka
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: hiperbilirubinemia

REFLEKSI KASUS November 2015

“HIPERBILIRUBINNEMIA + GANGGUAN NAPAS SEDANG”

Nama : Irham

No. Stambuk : N 111 15 050

Pembimbing : dr. Suldiah, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA

PALU

2015

1

Page 2: hiperbilirubinemia

PENDAHULUAN

Ikterus pada neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai

oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak

terkonjugasi yang berlebih. Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi

baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mg/dl.

Hiperbilirubinemia adalah terjadinya peningkatan kadar plasma bilirubin 2

standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau

lebih dari persentil 90.

Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis yang paling

sering ditemukan pada bayi baru lahir. Lebih dari 85 % bayi cukup bulan yang

kembali dirawat dalam minggu pertama kehidupan disebabkan oleh keadaan ini.

Hiperbilirubinemia menyebabkan bayi terlihat kuning, keadaan ini timbul karena

akumulasi pigmen bilirubin (4Z, 15Z bilirubin IX alpha) yang berwarna ikterus

pada sclera dan kulit.

Klasifikasi Hiperbilirubinemia terbagi atas dua yaitu fisiologis dan

patologis. Hiperbilirubinemia fisiologis memiliki karakteristik ; timbul pada hari

kedua-ketiga, kadar bilirubin indirek tidak melebihi 12 mg/dl pada neonatus

cukup bulan dan 10 mg/dl pada bayi kurang bulan, kecepatan peningkatan kadar

bilirubin tidak melebihi 5 mg/dl / hari, gejala ikterus akan hilang pada kurang dari

10 hari. Hiperbilirubinemia patlogis memiliki karakteristik ; ikterus terjadi kurang

dari 24 jam pertama kehidupan, ikterus dengan kadar bilirubin indirek 12 mg/dl

pada bayi cukup bulan dan 10 mg/dl pada bayi premature, ikterus dengan

peningkatan kadar bilirubin > 5 mg/dl per hari, ikterus yang menetap sesudah dua

minggu pertama kehidupan.

Gangguan nafas sampai saat ini masih merupakan salah satu faktor penting

sebagai penyebab tingginya angka kesakitan dan angka kematian pada masa

neonatus. Di Indonesia berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun

2010, sebesar 20% kematian neonatus disebabkan oleh kelainan saluran nafas.

Gangguan napas dapat disebabkan oleh kelainan paru seperti pneumonia, kelainan

2

Page 3: hiperbilirubinemia

jantung yaitu penyakit jantung bawaan, disfungsi miokardium, kelainan susunan

saraf pusat akibat yaitu asfiksia, perdarahan otak, kelainan metabolik yaitu

hipoglikemia, asidosis metabolik, hernia diafragmatika, dan kelainan lain seperti

Sindrom Aspirasi Mekonium, “Transient tachypnea of the Newborn “ dan

Penyakit Membran Hialin.

3

Page 4: hiperbilirubinemia

KASUS

IDENTITAS

Nama : Bayi M

Jenis kelamin : Laki-laki

Tanggal lahir : 15.oktober.2015

ANAMNESIS

Bayi berjenis kelamin laki – laki rujukan dari Rumah Sakit Wirabuana

berumur 4 hari masuk dengan sesak dan tampak sianosis,namun hilang dengan

pemberian oksigen 3 liter/menit. Bayi lahir sectio cessaria atas indikasi

polihidramnion. Pada saat lahir bayi tidak langsung menangis. Air ketuban

berwarna jernih. APGAR score 3/5/7, BBL 3100 gr, PB 46 cm.

Riwayat maternal:GIP0A0.Usia ibu 29 tahun. Selama kehamilan, ibu pernah

mengalami demam pada saat kehamilan. Ibu teratur melakukan antenatal care di

puskesmas. Nafsu makan ibu bagus selama kehamilan. Ibu tidak mengkonsumsi alkohol

maupun merokok.

PEMERIKSAAN FISIK

Tanda-tanda vital

Denyut jantung : 148x/m

Suhu : 36,70C

Respirasi : 65x/menit

CRT : < 2 detik

Berat Badan : 3100gram

Panjang Badan : 43 cm

Lingkar kepala : 35,5 cm

Lingkar dada : 40 cm

Lingkar perut : 36 cm

Lingkar lengan : 11 cm

4

Page 5: hiperbilirubinemia

Sistem neurologi :

Aktivitas : kurang aktif

Kesadaran : Composmentis

Fontanela : Datar

Sutura : Belum menutup

Refleks cahaya : +/+

Kejang : Tidak ada

Tonus otot : Normal

Sistem pernapasan

Sianosis : Tampak sianosis (hilang dengan O2)

Merintih : Ada

Apnea : Tidak ada

Retraksi dinding dada : Ada

Pergerakan dinding dada : Simetris Bilateral

Cuping hidung : Ada

Bunyi pernapasan : bronchovesikular +/+

Bunyi tambahan : wheezing -/-, rhonchi -/-.

Skor Down

Frekuensi Napas : 0

Merintih : 1

Sianosis : 2

Retraksi : 0

Udara Masuk : 1

Total skor : 4 (gawat napas)

Sistem hematologi :

Pucat : Tidak ada

Ikterus : Tampak ikterus kremer IV

Sistem kardiovaskuler

Bunyi Jantung : SI dan SII murni reguler

Murmur : Tidak ada

5

Page 6: hiperbilirubinemia

Sistem Gastrointestinal

Kelainan dinding abdomen: Tidak ada

Muntah : Tidak ada

Diare : Tidak ada

Residu lambung : Tidak ada

Organomegali : Tidak ada

Peristaltik : Positif, kesan normal

Umbilikus

Pus : Tidak ada

Kemerahan : Tidak ada

Edema : Tidak ada

Sistem Genitalia.

Keluaran : Tidak ada

Anus imperforata : Tidak ada

Skor Ballard

Maturitas Neuromuskuler maturitas fisik

Sikap tubuh : 4 kulit : 0

Persegi jendela : 4 lanugo : 0

Recoil lengan : 4 payudara : 4

Sudut poplitea : 4 Mata/telinga : 2

Tanda selempang : 4 genital : 0

Tumit ke kuping : 4 permukaan plantar : 0

Total Skor : 30

Estimasi umur kehamilan : 36 minggu

6

Page 7: hiperbilirubinemia

RESUME

Bayi berjenis kelamin laki – laki umur 4 hari masuk dengan sesak dan

tampak sianosis,namun hilang dengan pemberian oksigen 3 liter/menit. Bayi lahir

sectio cessaria atas indikasi polihidramnion. Pada saat lahir bayi tidak langsung

menangis. Air ketuban berwarna jernih. APGAR score 3/5/7. Riwayat

maternal:GIP0A0.Usia ibu 29 tahun. Ibu pernah mengalami demam pada saat kehamilan.

Ibu teratur melakukan antenatal care di puskesmas. Nafsu makan ibu bagus selama

kehamilan. Ibu tidak mengkonsumsi alkohol maupun merokok. Pada pemeriksaan fisik

didapatkan Denyut jantung 148 x/m, suhu 36,70C, respirasi 65 x/menit, berat

badan 3100 gram, skor downe 4 (gawat napas), Skor ballard 35, estimasi usia

kehamilan 36 minggu. Sianosis (+) hilang dengan pemberian oksigen,

merintih(+), retraksi dinding dada (+), pernapasan cuping hidung (+), serta

tampak ikterus kremer IV.

DIAGNOSIS

Hiperbilirubinemia + gangguan napas sedang

TERAPI

Menjaga kehangatan bayi

IVFD Dextrose 5% 9 tpm

Pemberian oksigen 3 lpm

ASI/PASI 8 x 25-30 cc

Fototerapi

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tanggal 19 oktober 2015

LABORATORIUM HASIL NILAI NORMAL

GDS 51 mg/dl 74-100 mg/dl

RBC 3,25 106/ul 5-10 x 103 /ul

WBC 6,18 103/ul 4-6 x 106 /ul

7

Page 8: hiperbilirubinemia

PLT 8 103/ul 150-450 x 103 /ul

HB 12,5 g/dl 12-18 g/dl

HCT 35,5 % 35-52 %

Tanggal 20 oktober 2015

LABORATORIUM HASIL NILAI RUJUKAN

Bilirubin total 21,3 mg/dl 0,1-1,2 mg/dl

Bilirubin direk 0,5 mg/dl 0,1-0,3 mg/dl

Bilirubin indirek 20,8 mg/dl 0,1-1,0 mg/dl

Tanggal 22 oktober 2015

LABORATORIUM HASIL NILAI RUJUKAN

Bilirubin total 20,6 mg/dl 0,1-1,2 mg/dl

Bilirubin direk 0,7 mg/dl 0,1-0,3 mg/dl

Bilirubin indirek 19,9 mg/dl 0,1-1,0 mg/dl

Tanggal 24 oktober 2015

LABORATORIUM HASIL NILAI RUJUKAN

Bilirubin total 15,0 mg/dl 0,1-1,2 mg/dl

Bilirubin direk 0,5 mg/dl 0,1-0,3 mg/dl

Bilirubin indirek 14,5 mg/dl 0,1-1,0 mg/dl

Tanggal 26 oktober 2015

LABORATORIUM HASIL NILAI RUJUKAN

Bilirubin total 14,8 mg/dl 0,1-1,2 mg/dl

Bilirubin direk 0,8 mg/dl 0,1-0,3 mg/dl

8

Page 9: hiperbilirubinemia

Bilirubin indirek 14,0 mg/dl 0,1-1,0 mg/dl

FOLLOW UP

Tanggal 19 oktober 2015

S Sesak (+)

Retraksi dada (+)

Sianosis jika oksigen dilepas

O Keadaan umum : sedang

Denyut jantung : 128 x/menit

Respirasi : 62 x/menit

Suhu : 36,5oC

Berat badan : 2900 gr

Sistem Pernapasan

- Merintih : (-)

- Apnea : (-)

- Retraksi : (-)

- Bunyi Pernapasan : Bronkovesikular +/+

- Bunyi Tambahan : Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Sistem Kardiovaskular

- Bunyi Jantung I/II : Teratur

- Murmur : (-)

Sistem Neurologis

- Aktivitas : Lemah

- Tonus Otot : Normal

- Kejang : (-)

System Hematologi

- Pucat : (-)

- Icterus : (-)

Sistem Gastrointestinal

9

Page 10: hiperbilirubinemia

- Muntah : (-)

- Diare : (-)

- Peristaltik : (+) Kesan Normal

- Umbilikus : Baik

Sistem Genitalia

- Anus Imperforata : (-)

- Keluaran : (-)

- Keluaran : (-)

Pemeriksaan Lain

Ektremitas : Akral hangat

Turgor : Normal

A Gangguan napas sedang

P IVFD dextrose 5% 10 tpm

Oksigen 3 lpm

Asi/Pasi 8 x 25-30 cc

Observasi ttv/jam

Tanggal 20 oktober 2015

S Sesak (+)

Ikterus kremer IV

O Keadaan umum : sedang

Denyut jantung : 124 x/menit

Respirasi : 58 x/menit

Suhu : 36,8oC

Berat badan : 2900 gr

Sistem Pernapasan

- Merintih : (-)

- Apnea : (-)

- Retraksi : (+)

- Bunyi Pernapasan : Bronkovesikular +/+

- Bunyi Tambahan : Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Sistem Kardiovaskular

10

Page 11: hiperbilirubinemia

- Bunyi Jantung I/II : Teratur

- Murmur : (-)

Sistem Neurologis

- Aktivitas : Lemah

- Tonus Otot : Normal

- Kejang : (-)

System Hematologi

- Pucat : (-)

- Icterus : (+) ikterus kremer IV

Sistem Gastrointestinal

- Muntah : (-)

- Diare : (-)

- Peristaltik : (+) Kesan Normal

- Umbilikus : Baik

Sistem Genitalia

- Anus Imperforata : (-)

- Keluaran : (-)

- Keluaran : (-)

Pemeriksaan Lain

Ektremitas : Akral hangat

Turgor : Normal

A Hiperbilirubinemia + Gangguan napas

P IVFD dextrose 5% 10 tpm

Oksigen 1 lpm

Asi/Pasi 8 x 25-30 cc

Observasi ttv/jam

Tanggal 21 oktober 2015

S Ikterus kremer IV

Aktivitas tidur

O Keadaan umum : sedang

Denyut jantung : 133 x/menit

11

Page 12: hiperbilirubinemia

Respirasi : 38 x/menit

Suhu : 36,1oC

Berat badan : 2900 gr

Sistem Pernapasan

- Merintih : (-)

- Apnea : (-)

- Retraksi : (-)

- Bunyi Pernapasan : Bronkovesikular +/+

- Bunyi Tambahan : Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Sistem Kardiovaskular

- Bunyi Jantung I/II : Teratur

- Murmur : (-)

Sistem Neurologis

- Aktivitas : Lemah

- Tonus Otot : Normal

- Kejang : (-)

System Hematologi

- Pucat : (-)

- Icterus : (+) ikterus kremer IV

Sistem Gastrointestinal

- Muntah : (-)

- Diare : (-)

- Peristaltik : (+) Kesan Normal

- Umbilikus : Baik

Sistem Genitalia

- Anus Imperforata : (-)

- Keluaran : (-)

- Keluaran : (-)

Pemeriksaan Lain

Ektremitas : Akral hangat

Turgor : Normal

12

Page 13: hiperbilirubinemia

A Hiperbilirubinemia

P IVFD dextrose 5% 24 tpm

Asi/Pasi 8 x 25-30 cc

Fototerapi

Observasi ttv/jam

Tanggal 22 oktober 2015

S Ikterus berkurang

Post fototerapi

O Keadaan umum : sedang

Denyut jantung : 112 x/menit

Respirasi : 61 x/menit

Suhu : 36,7oC

Berat badan : 2900 gr

Sistem Pernapasan

- Merintih : (-)

- Apnea : (-)

- Retraksi : (-)

- Bunyi Pernapasan : Bronkovesikular +/+

- Bunyi Tambahan : Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Sistem Kardiovaskular

- Bunyi Jantung I/II : Teratur

- Murmur : (-)

Sistem Neurologis

- Aktivitas : Lemah

- Tonus Otot : Normal

- Kejang : (-)

System Hematologi

- Pucat : (-)

- Icterus : (+) ikterus kremer IV

Sistem Gastrointestinal

- Muntah : (-)

13

Page 14: hiperbilirubinemia

- Diare : (-)

- Peristaltik : (+) Kesan Normal

- Umbilikus : Baik

Sistem Genitalia

- Anus Imperforata : (-)

- Keluaran : (-)

- Keluaran : (-)

Pemeriksaan Lain

Ektremitas : Akral hangat

Turgor : Normal

A Hiperbilirubinemia

P IVFD dextrose 5% 10 tpm

Fototerapi

Asi/Pasi 8 x 30 cc

Observasi ttv/jam

Tanggal 23 oktober 2015

S Sementara fototerapi paket II

ikterus

O Keadaan umum : sedang

Denyut jantung : 128 x/menit

Respirasi : 41 x/menit

Suhu : 37,7oC

Berat badan : 2900 gr

Sistem Pernapasan

- Merintih : (-)

- Apnea : (-)

- Retraksi : (-)

- Bunyi Pernapasan : Bronkovesikular +/+

- Bunyi Tambahan : Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Sistem Kardiovaskular

- Bunyi Jantung I/II : Teratur

14

Page 15: hiperbilirubinemia

- Murmur : (-)

Sistem Neurologis

- Aktivitas : Lemah

- Tonus Otot : Normal

- Kejang : (-)

System Hematologi

- Pucat : (-)

- Icterus : (+) ikterus kremer IV

Sistem Gastrointestinal

- Muntah : (-)

- Diare : (-)

- Peristaltik : (+) Kesan Normal

- Umbilikus : Baik

Sistem Genitalia

- Anus Imperforata : (-)

- Keluaran : (-)

- Keluaran : (-)

Pemeriksaan Lain

Ektremitas : Akral hangat

Turgor : Normal

A Hiperbilirubinemia

P IVFD dextrose 5% 10 tpm

Fototerapi

Asi/Pasi 8 x 30 cc

Observasi ttv/jam

Tanggal 24 oktober 2015

S Post fototerapi

Ikterus berkurang

O Keadaan umum : sedang

Denyut jantung : 137 x/menit

Respirasi : 58 x/menit

15

Page 16: hiperbilirubinemia

Suhu : 36,4oC

Berat badan : 2900 gr

Sistem Pernapasan

- Merintih : (-)

- Apnea : (-)

- Retraksi : (-)

- Bunyi Pernapasan : Bronkovesikular +/+

- Bunyi Tambahan : Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Sistem Kardiovaskular

- Bunyi Jantung I/II : Teratur

- Murmur : (-)

Sistem Neurologis

- Aktivitas : Lemah

- Tonus Otot : Normal

- Kejang : (-)

System Hematologi

- Pucat : (-)

- Icterus : (+) ikterus kremer III

Sistem Gastrointestinal

- Muntah : (-)

- Diare : (-)

- Peristaltik : (+) Kesan Normal

- Umbilikus : Baik

Sistem Genitalia

- Anus Imperforata : (-)

- Keluaran : (-)

- Keluaran : (-)

Pemeriksaan Lain

Ektremitas : Akral hangat

Turgor : Normal

A Hiperbilirubinemia

16

Page 17: hiperbilirubinemia

P Fototerapi

Asi/Pasi 8 x 30 cc

Observasi ttv/jam

Tanggal 26 oktober 2015

S Ikterus berkurang

O Keadaan umum : sedang

Denyut jantung : 146 x/menit

Respirasi : 79 x/menit

Suhu : 36,6oC

Berat badan : 3000 gr

Sistem Pernapasan

- Merintih : (-)

- Apnea : (-)

- Retraksi : (-)

- Bunyi Pernapasan : Bronkovesikular +/+

- Bunyi Tambahan : Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Sistem Kardiovaskular

- Bunyi Jantung I/II : Teratur

- Murmur : (-)

Sistem Neurologis

- Aktivitas : aktif

- Tonus Otot : Normal

- Kejang : (-)

System Hematologi

- Pucat : (-)

- Icterus : (+) ikterus kremer II

Sistem Gastrointestinal

- Muntah : (-)

- Diare : (-)

- Peristaltik : (+) Kesan Normal

- Umbilikus : Baik

17

Page 18: hiperbilirubinemia

Sistem Genitalia

- Anus Imperforata : (-)

- Keluaran : (-)

- Keluaran : (-)

Pemeriksaan Lain

Ektremitas : Akral hangat

Turgor : Normal

A Hiperbilirubinemia

P Asi/Pasi 8 x 60 cc

Observasi ttv

Tanggal 27 oktober 2015

S Ikterus bekurang

O Keadaan umum : sedang

Denyut jantung : 146 x/menit

Respirasi : 79 x/menit

Suhu : 36,6oC

Berat badan : 3000 gr

Sistem Pernapasan

- Merintih : (-)

- Apnea : (-)

- Retraksi : (-)

- Bunyi Pernapasan : Bronkovesikular +/+

- Bunyi Tambahan : Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Sistem Kardiovaskular

- Bunyi Jantung I/II : Teratur

- Murmur : (-)

Sistem Neurologis

- Aktivitas : aktif

- Tonus Otot : Normal

- Kejang : (-)

System Hematologi

18

Page 19: hiperbilirubinemia

- Pucat : (-)

- Icterus : (-)

Sistem Gastrointestinal

- Muntah : (-)

- Diare : (-)

- Peristaltik : (+) Kesan Normal

- Umbilikus : Baik

Sistem Genitalia

- Anus Imperforata : (-)

- Keluaran : (-)

- Keluaran : (-)

Pemeriksaan Lain

Ektremitas : Akral hangat

Turgor : Normal

A Post hiperbilirubinemia

P Asi/Pasi 8 x 60 cc

Observasi ttv

Pasien dipulangkan

Anjuran rawat jalan di poliklinik

DISKUSI

Diagnosis pada kasus ini yaitu Hiperbilirubinemia + Gangguan napas sedang

yang ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang.

Dari anamnesis didapatkan bahwa bayi berjenis kelamin laki – laki rujukan

dari Rumah Sakit Wirabuana berumur 4 hari masuk dengan sesak dan tampak

sianosis,namun hilang dengan pemberian oksigen 3 liter/menit. Bayi lahir sectio

19

Page 20: hiperbilirubinemia

cessaria atas indikasi polihidramnion. Pada saat lahir bayi tidak langsung

menangis. Air ketuban berwarna jernih. APGAR score 3/5/7.

Riwayat maternal:GIP0A0.Usia ibu 29 tahun. Selama kehamilan, ibu pernah

mengalami demam pada saat kehamilan. Ibu teratur melakukan antenatal care di

puskesmas. Nafsu makan ibu bagus selama kehamilan. Ibu tidak mengkonsumsi alkohol

maupun merokok. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Denyut jantung 148 x/m,

suhu 36,70C, respirasi 65 x/menit, berat badan 3100 gram, skor downe 4 (gawat

napas), Skor ballard 35, estimasi usia kehamilan 36 minggu. Sianosis (+) hilang

dengan pemberian oksigen, merintih(+), retraksi dinding dada (+), pernapasan

cuping hidung (+), serta tampak ikterus kremer IV. Serta pada pemeriksaan

penunjang didapatkan hasil pemeriksaan bilirubin yaitu bilirubin total : 21,3

mg/dl, bilirubin indirek : 0,5 mg/dl, bilirubin indirek : 20,8 mg/dl. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa diagnosis dari pasien ini yaitu hiperbilirubinemia + gangguan

napas.

Ikterus merupakan suatu diskolorisasi kuning kulit atau organ lain akibat

penumpukan bilirubin. Bilirubin merupakan suatu produk metabolisme dari

destruksi eritrosit. Secara klinis, icterus terjadi jika kadar bilirubin dalam serum

darah >5 mg/dl, sedangkan hiperbilirubinemia terjadi apabila kadar bilirubin >13

mg/dl. Icterus ini dapat terjadi secara fisiologis dan patologis. Icterus fisiologis

dimulai >24 jam pertama setelah lahir dan menghilang pada hari ke 7- 10 hari.

Icterus fisiologis terjadi akibat imaturitas dari hepatosit karena belum optimalnya

enzim yang bertanggungjawab dalam proses konjugasi bilirubin dihati. Icterus

patologis terjadi dimulai <24 jam setelah lahir, dan meningkat secara abnormal

lebih dari 10 hari. Pada kasus ini, pasien tampak kuning dengan kremer IV,

artinya manifestasi kuning yang tampak mulai dari kepala, wajah, thoraks,

punggung, perut, ekstremitas atas dan bawah (proksimal dan distal), kecuali

telapak tangan. Serta dari pemeriksaan bilirubin didapatkan kadar bilirubin total

yaitu 21,3 mg/dl yang menunjukan bahwa pasien ini mengalami

hiperbilirubinemia.

20

Page 21: hiperbilirubinemia

Etiologi hiperbilirubinemia pada neonatus dapat disebabkan oleh berbagai

keadaan  berikut :

a. Penyebab yang sering

- Hiperbilirubinemia fisiologis

- Inkompatibilitas golongan darah ABO

- Breast milk jaundice

- Inkompatibilitas rhesus

- Infeksi

- Sefalhematoma, hematoma subdural

- IDM (infant of diabetic mother)

- Polisitemia (hiperviskositas)

- Prematuritas / BBLR

- Breast feeding jaundice

b. Penyebab yang jarang

- Defisiensi G6PD (Glucose 6- Phosphat Dehydrogenase)

- Defisiensi Pyruvat kinase

- Lucey – Driscoll syndrome (ikterus neonatorum familial)

- Hipotiroidism

- Hemoglobinopathy

Pada pasien ini yang menyebabkan terjadinya hiperbilirubinemia karena

prematuritas, berpatokan pada estimasi usia kehamilan yaitu 36 minggu.

Metabolisme bilirubin

Bilirubin merupakan produk hasil degradasi hemoglobin darah dan dari

hasil eritropoiesis yang tidak efektif. Pembentukan bilirubin dimulai dari proses

oksidasi heme yang berasal dari hemoglobin yang menghasilkan biliverdin dan

zat-zat lain. Biliverdin inilah yang nantinya akan mengalami reduksi dan menjadi

bilirubin bebas (bilirubin indirek). Bilirubin indirek tidak larut dalam air,

21

Page 22: hiperbilirubinemia

melainkan larut dalam lemak yang sulit dieksresi dan mudah melalui membran

biologis seperti plasenta dan sawar darah otak.

Bilirubin indirek ini kemudian akan berikatan dengan senyawa albumin dan

dibawa ke hati. Dalam hepar, bilirubin terikat oleh reseptor membran sel hepar

dan masuk ke dalam hepar. Setelah berada di dalam sel hepar, terjadi

persenyawaan ligandin, protein Z dan glutation hepar yang membawa bilirubin

indirek ini ke dalam retikulum endoplasma hepar, tempat terjadinya konjugasi.

Proses konjugasi ini diperantarai oleh enzim glukoronil transferase yang

kemudian menghasilkan bentuk bilirubin direk. Bilirubin indirek merupakan jenis

bilirubin yang larut dalam air dan dapat dieksresikan melalui ginjal. Sebagian

besar bilirubin direk akan dieksresikan melalui duktus hepatikus ke dalam saluran

pencernaan dan selanjutnya menjadi urobilinogen dan keluar dengan tinja sebagai

sterkobilin. Dalam usus, sebagian bilirubin direk ini akan diabsorbsi kembali oleh

mukosa usus dan dibawa kembali ke hati, sehingga terbentuklah proses

enterohepatik.

Sebagian besar kasusnya ringan, dengan ikterus sebagai satu-satunya

manifestasi klinis. Bayi biasanya tidak terkena menyeluruh pada saat lahir; tidak

ada pucat dan hidrops fetalis sangat jarang. Hati dan limpa tidak sangat

membesar, jika ditemukan. Ikterus biasanya muncul dalam 24 jam pertama.

Kadang-kadang penyakit ini menjadi berat, dan gejala-gejala serta tanda-tanda

kernikterus berkembang dengan cepat.

Fototerapi merupakan standar untuk pengobatan hiperbilirubinemia pada

bayi. Fototerapi yang efisien secara cepat mereduksi konsentrasi bilirubin serum.

Fototerapi dapat menyebabkan terjadinya isomerasi bilirubin indirek yang mudah

larut dalam plasma dan lebih mudah di eksresikan oleh hati ke dalam saluran

empedu. Energi dari fototerapi akan mengubah senyawa bilirubin yang berbentuk

4Z-15Z menjadi senyawa bilirubin 4Z-15E bilirubin yang merupakan bentuk

isomernya yang mudah larut dalam air . indikasi fototerapi adalah untuk

menurunkan kadar bilirubin direk pada bayi dengan hiperbilirubinemia / ikterus

non fisiolgis, berdasarkan kurva panduan fototerapi bayi ini termasuk dalam risiko

tinggi.

22

Page 23: hiperbilirubinemia

Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pelaksanaan terapi sinar

adalah:

1.Lampu yang dipakai sebaiknya tidak di gunakan lebih dari 500 jam, untuk

menghindari turunnya energi yang dihasilkan lampu.

2.Pakaian bayi dibuka agar bagian tubuh dapat seluas mungkin terkena sinar

3.Kedua mata ditutup dengan enutup yang memantulkan cahaya

4.Letakkan bayi dibawah lampu dengan jarak 45-50 cm

5.Ubah posisi bayi tiap 3 jam

6.Pastikan kebutuhan cairan bayi terpenuhi.

7.Periksa kadar bilirubin serum tiap 6-12 jam pada bayi dengan kadar

bilirubin yang ceat meningkat, bayi kurang bulan atau bayi sakit.6;7

Fototerapi dihentikan bila :

1. Bayi cukup bulan dengan bilirubin total ≤ 12 mg/dl

2. Bayi kurang bulan dengan bilirubin total ≤ 10 mg/dl

3. Timbul efek samping (kerusakan retina)

Efek samping foto terapi :

1.Enteritis

2.Hipertermi

3.Dehidrasi

4.Kelainan kulit

5.Gangguan minum

6.Bronze baby syndrome

7.Kerusakan retina

Pada pasien ini dilakukan fototerapi sebanyak 3 paket, fototerapi paket

pertama dilakukan tanggal 21 oktober 2015, kemudian dilakukan lagi

pemeriksaan bilirubin dan hasilnya yaitu bilirubin total : 20,6 mg/dl, bilirubin

indirek : 0,7 mg/dl, bilirubin direk : 19,9 mg/dl. Fotorerapi paket kedua dilakukan

pada tanggal 23 oktober 2015, serta fototerapi paket ketiga dilakukan pada tanggal

24 oktober 2015, dan dilakukan lagi pemeriksaan bilirubin dan hasilnya yaitu

bilirubin total : 15,0 mg/dl, bilirubin indirek : 0,5 mg/dl, bilirubin direk : 14,5

23

Page 24: hiperbilirubinemia

mg/dl. Ini menunjukan bahwa terapi fototerapi efektif untuk menurunkan kadar

bilirubin dalam plasma.

Gangguan napas adalah suatu keadaan bayi yang sebelumnya normal atau

bayi dengan asfiksia yang sudah dilakukan resusitasi dan berhasil tetapi dalam

beberapa saat kemuadian terjadi gangguan napas. Yang ditandai dengan;

1. Takipneu : frekuensi napas > 60-80 kali/menit

2. Retraksi intercostal atau substernal

3. Napas cuping hidung selama inspirasi

4. Merintih saat ekspirasi

5. Sianosis ; sianosis sentral yaitu warna kebiruan pada bibir. Dapat

mencerminkan abnormalitas jantung, hematologi, atau pernapasan yang

harus dilakukan tindakan segera

6. Apneu atau henti napas

7. Bila takipneu, retraksi, cuping hidung dan merintih menetap beberapa pada

beberapa jam setelah lahir harus dilakukan tindakan segera.

Gangguan napas memiliki faktor predisposisi diantaranya sebagai berikut :

1. Bayi kurang bulan : Paru bayi secara biokimiawi masih imatur dengan

kekurangan surfaktan yang melapisi rongga alveoli

2. Depresi neonatal ( kegawatan neonatal )

3. Bayi dari ibu DM : terjadi distres respirasi akibat kelambatan pematangan

paru

4. Bayi lahir dengan operasi sesar : bayi yang lahir dengan operasi sesar, dapat

mengakibatkan terlambatnya absorpsi cairan paru (TTN)

5. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita demam, ketuban pecah dini atau air

ketuban yang berbau dapat mengakibatkan pneumonia bakterialis atau

sepsis

6. Bayi dengan kulit berwarna seperti mekonium yang kemungkinan terjadi

akibat aspirasi mekonium.

Faktor penyebab terjadinya gangguan nafas :

24

Page 25: hiperbilirubinemia

1. Kelainan paru: Pnemonia

2. Kelainan jantung : Penyakit Jantung Bawaan, Disfungsi miokardium

3. Kelainan Susunan Syaraf Pusat akibat : Asfiksia, Perdarahan otak

4. Kelainan metabolik : Hipoglikemia, Asidosis metabolik

5. Kelainan Bedah : Pneumotoraks, Fistel Trakheoesofageal, Hernia

diafragmatika

6. Kelainan lain : Sindrom Aspirasi Mekonium, “Transient tachypnea of the

Newborn“ dan Penyakit Membran Hialin.

Penyebab gangguan nafas menurut masa gestasi :

1. Pada Bayi Kurang Bulan :

a. Penyakit Membran Hialin

b. Pneumonia

c. Asfiksia

d. Kelainan atau Malformasi Kongenital

2. Pada Bayi Cukup Bulan :

a. Sindrom Aspirasi Mekonium

b. Pneumonia

c. ”Transient Tachypnea of the Newborn ”

d. Asidosis metabolik

e. Kelainan atau Malformasi Kongenital

Frekuensi napas Gejala tambahan gangguan napas Klasifikasi

> 60 kali/menit Dengan Sianosis sentral dan tarikan dinding

dada atau merintih saat ekspirasi.

Gangguan

napas beratAtau > 90 kali/

menit

Dengan Sianosis sentral atau tarikan dinding

dada atau merintih saat ekspirasi.

Atau < 30 kali/ Dengan Atau Gejala lain dari gangguan napas.

25

Page 26: hiperbilirubinemia

menit tanpa

60-90 kali/menit Dengan Tarikan dinding dada atau merintih

saat ekspirasi

Gangguan

napas sedangTetapiTanpa Sianosis sentral

Atau > 90 kali/

menit

Tanpa Tarikan dinding dada atau merintih

saat ekspirasi atau sianosis sentral.

60-90 kali/menit Tanpa Tarikan dinding dada atau merintih

saat ekspirasi atau sianosis sentral.

Gangguan

napas ringan

60-90 kali/menit Dengan Sianosis sentral Kelainan

jantung

kongenitalTetapiTanpa Tarikan dinding dada atau merintih.

Berdasarkan pedoman di atas, bayi pada kasus ini termasuk ke dalam

gangguan napas sedang. Penangan bayi dengan gangguan napas dibagi menjadi 2

yaitu managemen umum dan management spesifik, yaitu diantaranya ;

A. Manajemen secara umum yaitu :

1. Pasang jalur infus intravena Dekstrosa 5% berdasarkan kebutuhan cairan

perhari

2. Pantau selalu tanda vital

3. Jaga patensi jalan napas dan memberikan oksigen 2-3 liter/menit

4. Jika bayi mengalami apnea:

a. Lakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan

b. Lakukan penilaian lanjut

5. Bila terjadi kejang potong kejang

6. Segera periksa kadar glukosa darah

B. Management spesifik

Management gangguan napas berat adalah

- Dengan pemberian 02 dengan kecepatan aliran sedang

26

Page 27: hiperbilirubinemia

- Bila bayi menunjukan tanda perburukan atau terdapat sianosis sentral,

naikkan pemberian 02 pada kecepatan aliran tinggi. Jika gangguan napas

bayi semakin berat dan sianosis sentral menetap walaupun diberikan 02

100% , segera rujuk

- Jika gangguan napas masih menetap setelah 2 jam, pasang pipa lambung

untuk mengosongkan cairan lambung dan udara.

- Jika bayi sudah menunjukkan tanda perbaikan ( frekuensi napas menurun,

tarikan dinding dada berkurang dan warna kulit membaik).

Management gangguan napas sedang adalah

- Lanjutkan pemberian 02 dengan kecepatan aliran sedang

- Bayi dipuasakan

- Bila suhu aksila 34-36,50 C atau 37,5-390 C tangani untuk suhu abnormal

- Bila suhu normal terus amati, pada kasus ini suhu bayi normal

- Bila tidak ada tanda-tanda kearah sepsis, nilai kembali bayi setelah 2 jam.

Apabila bayi tidak menunjukkan perbaikan atau tanda-tanda perburukan

setalah 2 jam.

- Bila telah menunjukan perbaikan (frekuensi napas menurun, tarikan

dinding dada berkurang atau suara merintih berkurang

- Kurangi terapi 02 secara bertahap.

Management gangguan napas ringan

- Amati pernapasan bayi setiap 2 jam selama 6 jam berikutnya

- Bila dalam pengamatan gangguan napas memburuk atau timbul gejala

sespsis lainnya terapi dengan kemungkinan sepsis dan tangani gangguan

napas sedang atau berat

- Beri ASI bila bayi mampu mengisap

- Kurangi pemberian 02 secara bertahap bila ada perbaikan gangguan napas.

Hentikan pemberian 02 jika frekuensi napas antara 30-60 x/menit. Jika

frekuensi napas menetap 30-60 x/menit dan tidak ada tanda-tanda sepsis

pasien dapat dipulangkan.

27

Page 28: hiperbilirubinemia

Prognosis hiperbilirubinemia baru akan berpengaruh buruk apabila bilirubin

indirek telah melalui sawar darah otak maka sebaiknya pada semua penderita

hiperbilirubinemia dilakukan pemeriksaan berkala, baik dalam pertumbuhan fisik

dan motorik, ataupun perkembangan mental serta ketajaman pendengarannya.

Prognosis pada pasien ini adalah baik. Karena ikterus mengalami perbaikan

yang ditandai dengan penurunan kadar bilirubin direk serta indirek dalam waktu

kurang dari 2 minggu. Kemudian dianjurkan pasien untuk tetap kontrol

dipoliklinik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kosim M.S., Yunato A., Dewi R., Sarosa G.I., dan Usman A., 2008. Buku Ajar

Neonatologi. ed I. pp: 127-137. Jakarta : Badan Penerbit IDAI.

2. Tim Paket Pelatihan Klinik PONED. Buku Acuan Pelayanan Obstetri dan

Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Jakarta. 2008

28

Page 29: hiperbilirubinemia

3. Rosiswatmo R., 2012. Sari Pediatri, Vol. 14. Pp: 79-82. Jakarta. Badan

Penerbit IDAI

4. Behrman, Kliegman & Arvin., 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol I, ed

15. pp: 589-598. Jakarta. EGC

29