LAPORAN KASUS KepadaYth : Dipresentasikan pada : Hari/tanggal : Jam : HERPES ZOSTER THORAKALIS DEKSTRA PADA PASIEN DENGAN SARKOMA FEMUR DEKSTRA Oleh: I Gde Nengah Adhilaksman Sunyamurthi Wirawan Pembimbing: dr. Ni Md. Dwi Puspawati, Sp.KK PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/RSUP SANGLAH DENPASAR 2016
13
Embed
HERPES ZOSTER THORAKALIS DEKSTRA PADA PASIEN DENGAN ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN KASUS KepadaYth :
Dipresentasikan pada :
Hari/tanggal :
Jam :
HERPES ZOSTER THORAKALIS DEKSTRA
PADA PASIEN DENGAN SARKOMA FEMUR
DEKSTRA
Oleh:
I Gde Nengah Adhilaksman Sunyamurthi Wirawan
Pembimbing:
dr. Ni Md. Dwi Puspawati, Sp.KK
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I
BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA/RSUP
SANGLAH DENPASAR
2016
1
PENDAHULUAN
Herpes zoster (HZ), yang disebut juga shingles, adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh reaktivasi dari infeksi laten virus varicella-zoster (VVZ).
Shingles berasal dari Bahasa Latin “cingulum” yang artinya girdle atau korset,
karena manifestasi HZ sesuai dermatomal, sedangkan zoster berasal dari Bahasa
Yunani kuno yang berarti ikat pinggang pejuang Yunani.2
Angka kejadian herpes zoster meningkat seiring dengan bertambahnya
usia akibat penurunan imunitas selular. Pada kelompok individu dengan usia 85
tahun, 50% akan mengalami herpes zoster. Sedangkan pada kelompok individu
dengan usia 45 tahun, insidensnya kurang dari 1 per 1000 orang. Studi di Eropa
dan Amerika Utara menunjukkan angka kejadian HZ sebesar 1,5-3 per 1000
orang/tahun (semua usia) dan 6-8 per 1000 orang/tahun (usia > 60 tahun), serta 8-
12 per 1000 orang/ tahun (usia > 80 tahun).1,3
Berdasarkan data di poliklinik Kulit
dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar pada tahun 2015
terdapat 99 kasus herpes zoster baru dari total 2953 kunjungan pasien baru atau
sebanyak 3,3%.5
Mekanisme reaktivasi VVZ belum diketahui pasti, namun dikatakan
proses ini berhubungan dengan penurunan imunitas seluler spesifik terhadap
VVZ. Pasien dengan imunokompromais memiliki resiko 20 hingga 100 kali lebih
besar untuk menderita herpes zoster dibandingkan pasien dengan imunokompeten
pada usia yang sama. Kondisi-kondisi imunosupresif yang berhubungan dengan
resiko HZ yang tinggi, antara lain infeksi human immunodeficiency virus (HIV),
transplantasi sumsum tulang, leukimia dan limfoma, penggunaan kemoterapi
kanker, dan penggunaan kortikosteroid.1
Diagnosis HZ ditegakkan secara klinis, namun pada tahap awal
(prodormal) seringkali menyerupai penyakit lainnya. Pemeriksaan penunjang
dapat membantu penegakkan diagnosis HZ pada kasus yang atipikal mulai dari
pemeriksaan Tzanck hingga Polymerase Chain Reaction (PCR) ataupun Direct
Fluorescent Antibody (DFA). Penatalaksanaan HZ berupa terapi anti viral, terapi
topikal, anti inflamasi serta analgesik.1,6
2
Berikut dilaporkan kasus herpes zoster thorakalis dekstra pada pasien
dengan sarcoma femur dekstra. Kasus ini dilaporkan untuk memberikan
pemahaman tentang manifestasi klinis, cara diagnosis dan penanganan yang tepat
pada penderita herpes zoster pada kanker.
KASUS
Seorang laki-laki, 53 tahun, suku Sasak, warga negara Indonesia, dengan
nomer rekam medis 15.04.86.31 datang ke dikonsulkan dari bagian bagian bedah
onkologi RSUP Sanglah Denpasar pada tanggal 9 April 2016 dengan keluhan
utama muncul bintil berair pada dada sebelah kanan sampai ke punggung. Bintil
berair muncul sejak 8 hari yang lalu. Awalnya hanya tampak sedikit dan disertai
kemerahan pada kulit. Kemudian bintil berair tersebut semakin lama semakin
banyak dan menyebar disekelilingnya. Pasien mengeluh nyeri dan panas seperti
terbakar di daerah dada dan punggung sejak 3 hari sebelumnya. Pasien mengalami
demam naik turun sejak sehari sebelum muncul lesi. Pasien juga mengeluh sedikit
gatal pada daerah lesi.
Riwayat penyakit serupa sebelumnya disangkal oleh pasien. Riwayat
penyakit cacar air dialami pasien pada saat anak-anak, tetapi pasien tidak ingat
pada saat usia berapa. Keluhan sama pada keluarga atau tetangga pasien
disangkal. Riwayat mengoleskan minyak dan obat tradisional disangkal oleh
pasien. Pasien pernah memberikan bedak bayi pada lesi 2 hari yang lalu, tetapi
tidak ada perubahan pada keluhan pasien. Pasien memiliki riwayat alergi obat
berupa asam mefenamat dan amoksisilin. Pasien memiliki keluhan benjolan pada
paha kanan sejak 2 tahun yang lalu yang didiagnosa sebagai sarkoma femur
dekstra oleh bagian bedah onkologi dan telah diberikan kemoterapi yang pertama
pada tanggal 17 maret 2016.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis. Tekanan darah 120/70 mmHg. Nadi 80 kali/menit,
frekuensi nafas 20 kali/menit, suhu aksila 37,10C dan visual analog scale (VAS)
2. Status generalis didapatkan kepala normocephali, pada kedua mata tidak
3
didapatkan adanya tanda-tanda anemia dan ikterus, serta tidak terdapat hiperemia
pada konjungtiva. Pemeriksaan telinga, hidung dan tenggorokan tidak ditemukan
adanya kelainan, tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening regional.
Pemeriksaaan jantung didapatkan suara jantung (S1 dan S2) tunggal, regular,
tidak terdapat murmur. Suara nafas vesikuler, tidak ditemukan adanya ronkhi
ataupun wheezing. Pemeriksaan abdomen didapatkan bising usus dalam batas
normal, tidak terdapat distensi abdomen, hepar dan lien tidak teraba. Pada
pemeriksaan ekstremitas teraba hangat, tidak ditemukan edema.
Status dermatologi, lokasi pada dada kanan sampai punggung setinggi
thorakal 3-4, didapatkan vesikel bergerombol multipel, batas tegas, bentuk bulat-
oval, ukuran 0,3-0,5 cm, konfluen membentuk geografika dengan ukuran 2x5cm –
4x7cm berdinding tegang berisi cairan serious, dengan dasar kulit eritema, pada
beberapa tempat tampak erosi multipel, batas tegas, bentuk geografika, ukuran
0,5x1-2x3 cm. (Gambar 1-3).
Pemeriksaan Tzanck dari dasar vesikel didapatkan adanya multinucleated
giant cells. Pemeriksaan darah lengkap pada tanggal 3 April 2016 didapatkan