TUGAS BANGUNAN AIR BENDUNG GERAK KEPOHBARU UNTUK KEPERLUAN AIR BAKU DAN IRIGASI DESA SUMBERHARJO KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN BOJONEGORO Oleh : Hayuning Santa Asisi NIM : 21010111140196 Doswal : 2205 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015
62
Embed
Hayuning Santa Asisi-21010111140196-Kelas C-Kode Doswal 2205.pdf
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS BANGUNAN AIR
BENDUNG GERAK KEPOHBARU UNTUK KEPERLUAN AIR
BAKU DAN IRIGASI DESA SUMBERHARJO KECAMATAN
KEPOHBARU KABUPATEN BOJONEGORO
Oleh :
Hayuning Santa Asisi
NIM : 21010111140196
Doswal : 2205
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
BAB I
LATAR BELAKANG
Kabupaten Bojonegoro yang terletak di antara 112°25’ BT sampai dengan
112°09’BT dan 6°59’ LS sampai dengan 7°37’LS mempunyai luas wilayah lebih dari 2000
km2, dengan 81,29 persen dari luas wilayah Kabupaten Bojonegoro berada pada ketinggian
25 m atau lebih dan yang lainnya berada pada ketinggian 25 m.
Untuk membangun sektor pertanian pemerintah setempat melakukan pembangunan
besar-besaran di sektor pertanian. dengan dana pinjaman dari ADB pemerintah Kabupaten
Bojonegoro membangun saluran irigasi dan bendung gerak di Bojonegoro. diharapkan
pembangunan di sektor pertanian dapat meningkatkan pendapatan kabupaten dan
mencukupi kebutuhan pangan domestik.
Sejalan dengan perubahan iklim global dan perubahan lingkunan di Daerah Aliran
Sungai (DAS) , maka ketersediaan air di daerah irigasi menjadi semakin berkurang dengan
keandalan yang semakin menurun.Hal tersebut ditambah lagi adanya pergeseran nilai air,
meningkatnya persaingan penggunaan air, dan minimnya peran serta masyarakat dalam
pengelolaan air yang semuanya mengakibatkan sulitnya memenuhi kebutuhan air bagi
pengguna. di lain pihak, tuntutan terhadap pertanian serta ketersediaan air meningkat baik
secara kualitas dan kuantitas menyebabkan sektor pemanfaatan air paling diutamakan.
BAB II
LOKASI BENDUNG
Desa Sumberharjo terletak di Kecamatan Kepohbaru termasuk dalam wilayah
Bojonegoro bagian barat yang terletak 23 m dpl Bojonegoro dan memiliki topografi yang
relatif datar dan terdapat 2 stasiun hujan yaitu Stasiun Hujan Kerjo dan Stasiun Hujan
Medalem. Kali Sumberharjo yang terletak di desa Sumberharjo merupakan sungai periodik
sehingga hanya teraliri air pada musim penghujan sedangkan pada musim kemarau sungai
tersebut mengering. Mengingat kebutuhan air sangat penting untuk kelangsungan hidup
masyarakat sekitar, dibangun bendung gerak di aliran kali Sumberharjo agar potensi air di
daerah tersebut bisa dimanfaatkan untuk air baku dan irigasi.Perlu diketahui pola tanam
yang digunakan adalah padijagung-palawija.
Gambar 2.1. Lokasi Bendung Gerak
Gambar 2.2. Lokasi Bendung Gerak
KP penunjang
Gambar 2.3. Bagan Alir Survey Lapangan
Mulai
Studi Literatur
Survey lapangan
Data Pengumpulan
Analisa Hidrologi
Perencanaan
Bendung Gerak
Analisa
Kestabilan
Kesimpulan
Bumi Peta Rupa
Data curah hujan
Data Mekanika tanah
Data eksisting sungai
TIDAK
YA
KP Penunjang, KP
1-7, Perhitungan
Debit Bangunan
Air
Gambar 2.3. Bagan Alir Pengumpulan Data
Mulai
Studi Literatur
Survey lapangan
Data Pengumpulan
Analisa Hidrologi
Perencanaan
Bendung Gerak
Analisa
Kestabilan
Kesimpulan
Bumi Peta Rupa
Data curah hujan
Data Mekanika tanah
Data eksisting sungai
TIDAK
YA
Mengetahui
keadaan sungai
serta kondisi lokasi
Gambar 2.3. Bagan Alir Analisa Hidrologi
Mulai
Studi Literatur
Survey lapangan
Data Pengumpulan
Analisa Hidrologi
Perencanaan
Bendung Gerak
Analisa
Kestabilan
Kesimpulan
Bumi Peta Rupa
Data curah hujan
Data Mekanika tanah
Data eksisting sungai
TIDAK
YA
- Perhitungan hujan rata-rata
- Perhitungan hujan rencana
- Uji distribusi probabilitas
dengan uji chi kuadrat dan uji
smirnov Kolmogorov
- Perhitungan debit maksimum
dengan metode rasional
- Perhitungan hidrograf dengan
metode nakayasu
Gambar 2.3. Bagan Alir Perencanaan Bendung Gerak
Mulai
Studi Literatur
Survey lapangan
Data Pengumpulan
Analisa Hidrologi
Perencanaan
Bendung Gerak
Analisa
Kestabilan
Kesimpulan
Bumi Peta Rupa
Data curah hujan
Data Mekanika tanah
Data eksisting sungai
TIDAK
YA
- Desain pintu
- Perhitungan stang pintu
- Perhitungan gaya tekuk stang
- Perhitungan puntiran stang
Gambar 2.3. Bagan Alir Analisa Kestabilan
Mulai
Studi Literatur
Survey lapangan
Data Pengumpulan
Analisa Hidrologi
Perencanaan
Bendung Gerak
Analisa
Kestabilan
Kesimpulan
Bumi Peta Rupa
Data curah hujan
Data Mekanika tanah
Data eksisting sungai
TIDAK
YA
- Tekanan
hidrostatis
- Berat pilar
- ½ berat pintu
- Pa (tekanan aktif)
- Pp (tekanan pasif)
- Kestabilan geser
- Kestabilan guling
- Rembesan
BAB III
ANALISA HIDROLOGI
Data curah hujan maksimum diambil dari stasiun Mendalem dan Stasiun Kerjo selama 10
tahun diambil dalam kurun waktu 2001-2010.
Tabel 3.1 Data Curah Hujan 2 Stasiun (Sumber Balai Besar Pengairan Bojonegoro)
3.1 Analisa Data Curah Hujan
Sebelum data hidrologi dipergunakan dalam analisa-analisa perlu diadakan uji
kualitas terlebih dahulu agar dalam perhitungan dapat dipertanggungjawabkan. Uji
tersebut meliputi :
a. Uji konsistensi
b. Uji Homogenitas data
3.1.1 Uji Konsistensi
Uji konsistensi data agar ketepatan (accurancy) dan ketelitian (precision) data
dapat dicapai. Ketidaksesuaian data dapat mengakibatkan penyimpangan terhadap hasil
terakhir perhitungan. Adanya beberapa factor yang menyebabkan ketidaksesuaian data
antara lain :
a. Spesifikasi alat penakar berubah
b. Tempat alat ukur dipindah
c. Perubahan lingkungan di sekitar alat penakar
d. Cara memasang alat penakar yang kurang baik
Uji konsistensi dapat dilakukan dengan metode massa (double mass curve analysis)
dengan menggambarkan korelasi antara akumulatif tinggi hujan harian maksimum tahunan
dan stasiun yang dicek dengan stasiun acuan. Jika semua titik dianalisa dengan garis lurus
dan ternyata benar maka rangkaian data tersebut dinyatakan konsisten.
Tabel 3.2 Uji Konsistensi Data Curah Hujan Maksimum dari 2 Stasiun Hujan
Gambar 3.1 Grafik Double Mass Curve Analysis Stasiun Medalem dan Stasiun Kerjo
Dari tampilan grafik double mass curve dapat diambil kesimpulan bahwa
data hujan hujan stasiun Kerjo dan Medalem sudah konsisten.
3.1.2 Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas bertujuan agar mengetahui apakah seri data yang terkumpul dari stasiun
pengukur yang berada di dalam suatu daerah pengaliran atau salah satu berada di luar
daerah pengaliran yang bersangkutan berasal dari popularitas yang sama atau bukan.
Pengujian homogeritas suatu seri data dilakukan dengan metode Uji-t yang rumusnya
sebagai berikut :
Tabel 3.4 Perhitungan Uji Homogeritas Data dengan Uji-t
Dari table 3.3 didapat nilai t kritis untuk Distribusi Uji-t dua sisi lihat lampiran (1.1)
dapat dilihat untuk nilai dk=18 dan derajat kepercayaan 5 % atau 0,05 diperoleh nilai t
table = 1,734.
Oleh karena t terhitung= -0,47 sedangkan t kritis = 1,734 diperoleh t terhitung < t
kritis. Maka dapat disimpulkan bahwa seri data hujan dari stasiun Kerjo dan stasiun
Medalem pada table 3.3 adalah homogen atau berasal dari satu populasi.
3.2 Curah Hujan
3.2.1 Curah Hujan Rata-Rata
Wilayah DAS Kepohbaru merupakan daerah yang relative datar sehingga metode
perhitungan hujan rata-rata menggunakan Metode Aritmathic mean.
Metode arithmetic mean :
Tabel 3.5 Perhitungan Curah Hujan Rata-Rata
3.4 Perhitungan Curah Hujan Rencana
Dari data curah hujan yang diambil 2 stasiun hujan selama 10 tahun. Maka akan dapat
diperkirakan hujan rencana pada masing-masing periode waktu metode-metode yang
dipergunakan adalah sebagai berikut :
a. Metode distribusi Normal
b. Metode distribusi Gumbel
c. Metode distribusi Log Normal
d. Metode distribusi Log Person Type III
Tabel 3.6 Perhitungan Parameter Statistik
3.4.2 Metode Distribusi Normal
Perhitungan Curah hujan rencana periode ulang 5 tahun dan 10 tahun Metode Distribusi
Normal
Tabel 3.7 Perhitungan Curah Hujan Rencana Periode Ulang untuk T tahun
Menggunakan Metode Distribusi Normal
3.4.3 Metode Distribusi Gumbel
Perhitungan Curah Hujan rencana periode ulang 5 tahun dan 10 tahun Metode
Distribusi Gumbel
Tabel 3.8 Perhitungan curah hujan untuk T tahun menggunakan Metode Distribusi
Gumbel
Tabel 3.9 Perhitungan Logaritma s Curah Hujan Rencana
3.4.4 Metode Distribusi Log Normal
Perhitungan Curah Hujan Rencana periode ulang 5 tahun dan 10 tahun Metode Distribusi
Log Normal.
Tabel 3.10 Curah Hujan Rencana untuk Periode Ulang T tahun dengan Distribusi
Probabilitas Log Normal
3.4.4 Metode Distribusi Log Person III
Perhitungan Curah hujan rencana periode ulang 5 tahun dan 10 tahun Metode Distribusi
Log Person III
Tabel 3.11 Curah hujan rencana dengan periode ulang T untuk distribusi
probabilitas Log Person III
Tabel 3.12 Rekapitulasi perhitungan curah hujan rencana dengan Periode Ulang T
tahun
Tabel 3.12 Persyaratan Parameter statistic suatu distribusi
3.4.1 Perhitungan Parameter Dasar Statistik
Dari perhitungan parameter statistic koefisien kepencengan dan kurtosis maka jenis
distribusi yang digunakan adalah distribusi Log Person III mengacu pada table 3.11
Persyaratan Parameter Statistik.
3.5 Uji Distribusi Probabilitas
Untuk menentukan kecocokan (the goodness of the fit test) distribusi frekuensi dari
contoh data terhadap fungsi distribusi peluang yang diperkirakan dapat menggambarkan
atau mewakili distribusi frekuensi tersebut diperlukan pengujian parameter.
Pengujian parameter yang dilakukan dalam analisa kali ini adalah uji parameter :
a. Uji chi-Kuadrat
b. Uji Smirnov-Kolmogorof
3.5.1 Uji Chi-Kuadrat
Uji ini dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi peluang yang
dipilih mewakili distribusi peluang yang dipilih dapat mewakili distribusi stastistik
sample data yang dianalisis. Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter
X2 .
Untuk menghitung nilai uji chi-kuadrat langkah-langkahnya sebagai berikut :
Tabel 3.14 Pengurutan curah hujan dari besar ke kecil
1. Menghitung jumlah kelas
3.Menghitung Kelas Dsistribusi
4.Menghitung Interval Kelas
Selanjutnya dapat disusun perhitungan seperti ditunjukkan table 3.15