HASIL WAWANCARA PETANI TANAMAN BAWANG MERAH Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah PTHPT Oleh KELOMPOK IV DINIRIYANTI AULIANA 150510100102 AZKA MILLA TINA 150510100109 DICKDOYO LANGGENG 150510100120 CHRISTYANDO R SARAGIH 150510100129 RAMLY FREDY C 150510100136 AGROTEKNOLOGI – C FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJAJARAN JATINANGOR 2012
23
Embed
Hasil Wawancara Petani Tanaman Bawang Merah Lembang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HASIL WAWANCARA PETANI TANAMAN BAWANG MERAH
Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah PTHPT
Oleh
KELOMPOK IV
DINIRIYANTI AULIANA 150510100102
AZKA MILLA TINA 150510100109
DICKDOYO LANGGENG 150510100120
CHRISTYANDO R SARAGIH 150510100129
RAMLY FREDY C 150510100136
AGROTEKNOLOGI – C
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR 2012
1. Profil Petani
Petani yang kami
wawancara bernama Pak Dedi
( 39 Tahun ), beliau merupakan
salah satu petani bawang
merah di desa Cibogo,
Kecamatan Cibogo, Kabupaten
Bandung Barat ( Lembang ).
Pak Dedi hanya mengenyam
pendidikan sampai tingkat SD
( Sekolah Dasar ). Beliau
memiliki 1 orang istri ( Ibu rumah tangga ), 2 orang anak, dan 1
orang mertua yang menjadi tanggungannya. Selain menjadi seorang petani
beliau juga bekerja sebagai penjual bibit tanaman – tanaman hortikultura
didaerahnya.
2. Kondisi Agroekosistem
Pak Dedi mengelola lahan sesuai dengan kebutuhan, yaitu seluas 50 bata sampai 1
ha, tapi lahan yang dikelolanya untuk ditanami dengan tanaman bawang merah saat ini,
hanya sekitar 150 m2 yang ditanami dengan bawang merah. Lahan yang digunakan oleh
Pak Dedi adalah lahan sewaan. Kawasan desa Cibogo dapat dikategorikan wilayah
dataran tinggi dengan ketinggian ( > 1000 dpl ). Tanah di daerah Desa Cibogo dapat
dikategorikan masuk kedalam Ordo Andisol. Sistem pertanaman yang diterapkan oleh
Pak Dedi adalah tumpangsari antara tanaman bawang merah, tanaman tomat, dan juga
tanaman seledri. Selain itu juga apabila iklim kurang cocok untuk menanam tanaman
bawang merah Pak Dedi menyelingi dengan menanam tanaman singkong dan kacang.
Dalam menanam tanaman bawang Pak Dedi baru memulainya sejak 1 tahun yang lalu.
Jenis tanaman yang berbatasan dengan lahan utama, sebelah barat terdapat jalan raya,
sebelah timur tanaman seledri, sebelah selatan lahan tomat, dan sebelah utara tanaman
seledri.
3. Hama dan Penyakit
a. Hama
Data Jenis Hama yang ditemukan pada pertanaman
No Jenis Hama Jenis
Tanaman/Tumbuhan
Bagian
tanaman yang
diserang
Gejala Kerusakan
1. Ulat bawang
( Spodoptera exigua )
Bawang Daun Daun dimakan
( pada saat
pengamatan tidak
ditemukan )
Pak Dedi dalam wawancara
mendeskripsikan bahwa terdapat 1 jenis
hama sering menyerang tanaman
bawang merah yaitu :
1. Ulat Bawang ( Spodoptera
exigua ) hama ini dapat
dikategorikan hama primer pada
pertanaman bawang.
- Morfologi / Biokeologi
Serangga dewasa ( imago )
merupakan ngengat dengan
sayap depan berwarna kelabu gelap dan belakang berwarna
agak putih. Imago betina meletakkan telur pada ujung daun
secara berkelompok, dan satu kelompok telur rata-rata terdapat
1.000 butir. Telur dilapisi oleh bulu-bulu putih yang berasal
dari sisik tubuh induknya. Telur berwarna putih, dengan bentuk
bulat atau bulat telur ( lonjong ) dengan ukuran sekitar 0,5 mm,
dan larva S. exigua berukuran panjang 2,5 cm dengan warna
yang bervariasi. Bila masih muda berwarna hijau muda dan
apabila sudah tua berwarna hijau kecoklatan gelap dengan garis
kekuning-kuningan, dan pupa dibentuk pada permukaan tanah.
Daur hidup S. exigua adalah 3 – 4 minggu, bersifat polifag.
Telur berbentuk bulat sampai bulat panjang, diletakkan oleh
induknya dalam bentuk kelompok pada permukaan daun atau
batang dan tertutup oleh bulu-bulu atau sisik dari induknya.
Tiap kelompok telur maksimum terdapat 80 butir. Jumlah telur
yang dihasilkan oleh seekor ngengat betina sekitar 500 – 600
butir. Setelah 2 hari telur menetas menjadi larva. Larva atau
ulat muda berwarna hijau dengan garis-garis hitam pada
punggungnya. Ulat tua mempunyai beberapa variasi warna,
yaitu hijau, coklat muda dan hitam kecoklatan. Ulat yang
hidup di dataran tinggi umumnya berwarna coklat. Stadium
ulat terdiri dari 5 instar. Instar pertama panjangnya sekitar 1,2
– 1,5 mm, instar kedua sampai instar terakhir antara 1,5 – 19
mm. Setelah instar terakhir ulat merayap atau menjatuhkan diri
ke tanah untuk berkepompong. Ulat lebih aktif pada malam
hari. Stadium larva berlangsung selama 8 – 10 hari. Pupa
berwarna coklat muda dengan panjang 9 – 11 mm, tanpa rumah
pupa. Pupa berada di dalam tanah dengan kedalaman + 1 cm,
dan sering dijumpai juga pada pangkal batang, terlindung di
bawah daun kering, atau di bawah partikel tanah. Pupa
memerlukan waktu 5 hari untuk berkembang menjadi ngengat.
Hama ulat bawang tersebut menyebar di daerah sentra
produksi bawang merah di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara
Barat dan Irian.
- Gejala serangan yang ditimbulkan oleh ulat bawang ditandai
dengan adanya lubang-lubang pada daun, mulai dari tepi daun
permukaan atas atau bawah. Serangan tertinggi biasanya terjadi
pada umur 5 – 8 minggu setelah tanam.
- Tanaman inang lainnya antara lain bawang putih, jagung,
tembakau, kacang-kacangan, kentang dan bayam.
- Pengendalian
Pengendalian Hayati
Suatu teknik pengendalian hama secara biologi yaitu
dengan memanfaatkan musuh alami seperti prodator, parasitoid
dan pathogen. Keuntungan pengendalian hayati ini adalah
aman, tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan tidak
menyebabkan resistensi (Jumar, 2000). Beberapa spesies
predator dari S. litura adalah Solenopsis sp, Paedorus sp,
Euberellia sp, Lycosa sp, dan laba-laba.
Pengendalian Secara Kultur Teknis
Pengendalian serangga hama dengan memodifikasi
kegiatan pertanian agar lingkungan pertanian menjadi tidak
menguntungkan bagi perkembangan hama. Usaha-usaha
tersebut mencakup sanitasi, pengolahan tanah, pergiliran
tanaman, pemupukan berimbang, penggunaan mulsa,
penggunaan tanaman perangkap (Endah dan Novisan, 2003).
Pengendalian Kimiawi
Usaha mengendalikan hama dengan menggunakan
bahan kimia pestisida yang mempunyai daya racun terhadap
serangga hama yang di sebut Insektisida. Insektisida dapat
bersifat racun perut, racun konkak, dan racun pernapasan.
Insektisida yang dapat bersifat racun perut seperti : Curacron
500EC dan Decis 2,5 EC ( Anonim, 1994 ). Pengendalian
ulat bawang pada tanaman bawang merah hingga saat ini masih
mengandalkan penggunaan insektisida secara intensik baik
dengan meningkatkan dosis maupun dengan meningkatkan
interval waktu penyemprotan dengan system kelender
( Moeksan dan Supriyadi, 1993 ).
Pestisida adalah semua zat campuran zat yang khusus di
gunakan untuk mengendalikan, mencegah gangguan serangga,