-
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Studi Pengukuran Radiasi Gelombang Elektromagnetik di Sekitar
Antena GSM / DCS
Ketua Tim Peneliti :
Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D.
Th. 2003
MAGISTER REKAYASA KESELAMATAN INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
Universitas Gadjah Mada
Studi Pengukuran Radiasi Gelombang Elektromagnetik di Sekitar
Antena GSM / DCS
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
1
Subyek Penelitian : Pengukuran besarnya radiasi di sekitar
antena GSM / DCS. Material yang diteliti : Daya pancar radiasi
pengion antena GSM / DCS Aspek penelitian : Menentukan metoda
pengukuran dan teknik perhitungannya,
serta perkiraan bahaya radiasi bagi tubuh manusia.
Keterangan:
a. Pelaksanaan penelitian dimulai awal Juni 2003 dan berlangsung
selama 5
minggu.
b. Lokasi Penelitian : Lokasi BTS (antena GSM / DCS)
Widuran-Solo Jawa Tengah yang ditentukan sebagai obyek
penelitian.
c. Hasil yang ditargetkan : Menentukan besarnya radiasi pada
lingkungan Antena, analisis perkiraan efeknya terhadap kesehatan
penduduk yang bertempat tinggal di sekitar antena. Yogyakarta, 13
Agustus 2003
Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D. Ketua Tim Peneliti
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
2
KATA PENGANTAR Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur
besarnya radiasi, baik radiasi pengion maupun radiasi non-pengion
di sekitar BTS Widuran Solo Jawa tengah. Penelitian ini belum
pernah dilakukan sebelumnya, namun demikian dengan beberapa metode
standard yang dilakukan untuk pengukuran radiasi nuklir (radiasi
pengion) dan dengan mengembangkan metode baru, kami bersyukur bisa
menyelesaikan pekerjaan ini dengan rasa puas. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat membantu memberi penyelesaian dan masukan bagi
beberapa pihak yang sedang bersitegang
karena ada beberapa kesalah pahaman. Dari pengalaman ini dan
dari kerja keras Tim kami dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
kami mendapatkan pemahaman baru tentang rekayasa pengukuran radiasi
non-pengion, sekaligus kami bisa membantu masyarakat memahami
hal-hal yang berkaitan dengan bahaya radiasi. Kami baru sadar bahwa
selama ini masyarakat masih belum bisa membedakan antara radiasi
pengion (akibat aktifitas nuklir maupun zat radio aktif) dan
radiasi non-pengion. Orang sering bicara tentang radiasi tanpa
menyadari adanya perbedaan antara radiasi pengion dan radiasi non
pengion. Kami bisa memahami hal itu mengingat jahatnya akibat
paparan radiasi pengion; seperti pada kasus bom atom di Hiroshima
dan Nagasaki, munculnya kanker akibat radiasi pengion, kecelakaan
Chernobyl, dan sebagainya. Maka kami mulai saat inipun menyadari
harus menyebar luaskan ke masyarakat pentingnya pengertian ini.
Kami sangat berterima kasih kepada PT. Telekomunikasi Selular yang
telah bersedia menanggung seluruh biaya penelitian ini, dan juga
kepada seluruh jajaran Staff PT. Telkomsel yang sangat membantu
dengan tenaga, perhatian, dan waktu
mereka. Kami berharap hasil penelitian ini bisa memuaskan semua
pihak.
Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D. Ketua Peneliti
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
3
Dafar Isi
halaman KATA PENGANTAR 2 ABSTRAK 4
I. LATAR BELAKANG PENELITIAN 5 II. STUDI PUSTAKA 6 III.
METODOLOGI PENELITIAN 9 IV. PERCOBAAN DAN PENGUKURAN 10 V. HASIL
PENGUKURAN 12
A. Hasil Pengukuran dengan Detektor GM-SSD-RFD 12 B. Hasil
Perhitungan Dosis Teoritis 13
C. Hasil Pengukuran Langsung 14 VI. KESIMPULAN DAN SARAN 15 A.
KESIMPULAN 15 B. SARAN 16 Daftar Pustaka 17
LAMPIRAN 18
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
4
ABSTRAK
Studi Pengukuran Radiasi Gelombang Elektromagnetik di Sekitar
Antena GSM / DCS
Oleh: Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D. Magister Rekayasa Keselamatan
Industri Fakultas Teknik UGM
Perkembangan dunia telekomunikasi seluler saat ini sangat maju
dan manfaatnya sangat dirasakan oleh masyarakat banyak. Dibangunnya
BTS-BTS di berbagai daerah menimbulkan rasa cemas bagi penduduk di
sekitar BTS akibat banyaknya rumor yang berkembang bahwa radiasi
gelombang elektromagnetik yang dipancarkan antena GSM/DCS dapat
membahayakan kesehatan manusia terutama penduduk di sekitar BTS.
Telah dilakukan penyusunan teori dan pengukuran radiasi pada area
sekitar antena BTS, untuk mengkonfirmasikan ada tidaknya bahaya
radiasi bagi penduduk sekitar. Pada penelitian ini digunakan 3
(tiga) jenis sensor/detektor, yakni: Detektor Geiger Muller (GM),
Single Surface Detektor (SSD), dan Radio Frekuensi Detektor (RFD).
Dari hasil pengukuran dan perhitungan diperoleh konfirmasi yang
menunjukkan bahwa tidak terdeteksi adanya radiasi pengion akibat
dari aktifitas antena GSM/DCS di sekitar BTS. Hasil perhitungan
secar teoritis menunjukkan bahwa pancaran radiasi elektromagnetik
non-pengion yang diterima secara rata-rata di bawah antena adalah
0.0018 miliwatt/cm2, demikian juga dengan hasil pengukuran langsung
pada lokasi menunjukkan besarnya radiasi non-pengion adalah sekitar
0.00126 miliwatt/cm2. Hal ini menunjukkan bahwa paparan yang
diterima penduduk sekitar BTS masih jauh di bawah batas ketentuan
internasional tentang radiasi non-pengion, yakni 0.5 hingga 1
miliwatt/cm2. Kepastian tidak adanya radiasi pengion (yang
membahayakan kesehatan manusia) ditunjukkan dengan tidak adanya
peningkatan nilai cacah-per-menitnya (CPM) pada detektor GM dan
SSD, dibandingkan dengan back-ground pada daerah yang jauh dari
BTS.
Dari hasil penelitian dan perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa
pancaran antena GSM/DCS yang berada pada BTS Widuran Solo tidak
membahayakan bagi kesehatan penduduk di sekitar antena. Hasil
penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan dan masukan bagi para
peneliti tentang bahaya radiasi dan bagi para praktisi di bidang
telekomunikasi.
Keywords: Efek radiasi, radiasi non-pengion, radiasi GSM/DCS,
BTS
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
5
I. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Perkembangan teknologi komunikasi sangat pesat saat ini,
pemanfaatan gelombang radio sebagai media komunikasi tidak bisa
dihindarkan. Radiasi karena pancaran gelombang elektromagnetik
dengan frekuensi di atas cahaya tampak
terbukti dapat menimbulkan ionisasi pada tubuh manusia dan pada
media yang dilaluinya.
Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti lebih dalam besarnya
radiasi pengion dan radiasi non-pengion yang diterima penduduk yang
tinggal di sekitar antena GSM/DCS. Dengan memahami mekanisme
gangguan dan berapa besarnya dosis yang diterima tubuh manusia,
maka dapat dianalisis efek gangguan yang akan diterima oleh
jaringan tubuh manusia berdasarkan standar kesehatan yang ada.
Hasil penelitian ini secara ilmiah juga akan memberikan informasi
dan teori yang penting untuk mengetahui seberapa besar gelombang
elektromagnetik yang diterima oleh jaringan tubuh dan seberapa
besar hal itu mempengaruhi kesehatan manusia yang bertempat tinggal
di sekitar daerah medan elektromagnetik. Hal-hal seperti ini
penting dilakukan penelitian dan pengukuran agar tidak menimbulkan
kecemasan pada masyarakat yang pada gilirannya akan memunculkan
penentangan-penentangan pengembangan teknologi seluler. Diharapkan
dengan mensosialisakan hasil penelitian ini akan memberi
penyelesaian yang bersifat saling memuaskan bagi pihak-pihak yang
pro maupun kontra menyikapi kehadiran BTS di lingkungan mereka.
Demikian juga bagi investor dalam hal ini PT. Telekomunikasi
Selular dapat dengan leluasa membuat rencana pengembangan dan
pembangunan infrastruktur baru yang berwawasan lingkungan
hidup.
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
6
II. STUDI PUSTAKA Perkembangan teknologi seluler akan selalu
diiringi dengan perkembangan
stasiun pemancar seluler sesuai dengan semakin meningkatnya
masyarakat pengguna telepon seluler. Semakin banyak pengguna
telepon seluler maka akan semakin banyak pula jumlah stasiun
pemancarnya (BTS) untuk memenuhi permintaan daerah jangkauan yang
semakin luas.
Tidak seperti stasiun transmisi berdaya besar seperti televisi
atau radio, stasiun pemancar seluler tergolong berdaya sangat
rendah yakni sekitar 20 hingga 100 watt. Daerah kerja frekuensinya
juga berada pada range sekitar 3KHz hingga 300GHz seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1. Hal ini secara teoritis menunjukkan
bahwa teknologi seluler masih menggunakan frekuensi non-pengion
(tidak berbahaya). Sebagai catatan, batasan radiasi pengion (yang
bisa membahayakan kesehatan) mulai dari cahaya tampak. Dengan
demikian, penggunaan ultraviolet, Sinar-X, Sinar Roentgen, Sinar
Gamma adalah teknologi yang menggunakan frekuensi pengion sehingga
penggunaannya harus diawasi secara ketat dan dipergunakan secara
bijaksana2).
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
7
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Frek
uen
s i sa
nga
t ren
dah
Mic
r ow
ave
Caha
ya Ta
mpa
k
Sinar
Gam
ma
2 4 6 8 10 12 14 16 18
Non-Ionizing radiation Ionizing radiation20 22 24 26
Khz Mhz Ghz Frekuensi
PLNRADIO
HANDPHONE
BTSRADIOTERAPI
ROENTGEN
PENERANGAN
CAHAYAMATAHARI
Gambar 1. Spektrum frekuensi gelombang elktromagnetik
non-pengion dan pengion Pada teknologi selular, penempatan stasiun
pemancarnya tergantung dari
permintaan akan kebutuhan sinyal pada suatu daerah tertentu.
Tujuan utama yang ingin dicapai pada penentuan lokasi penempatan
stasiun pemancar adalah pemancar itu memiliki daerah jangkauan yang
optimal tanpa gangguan dari stasiun pemancar lain dan tidak
mengganggu lingkungan sekitarnya. Jarak jangkauan terkecil yang
bisa dijangkau pemancar adalah sekitar 0,01 km pada daerah padat
seperti di tengah kota dan jarak jangkauan terjauh 100 km pada
daerah terbuka. Pada saat pengguna telepon seluler bergerak dari
satu titik ke titik lain maka sistem akan memilih stasiun
pemancar yang paling baik untuk mempertahankan sinyal
komunikasinya. Menurut AEE (Assessment of the Enviromental Effects)
efek stasiun pemancar terhadap lingkungan termasuk didalamnya
adalah :
Efek kesehatan dan keselamatan
Efek visual
Efek terhadap lingkungan tempat tinggal
Gangguan terhadap penerimaan sinyal radio dan televisi
Faktor-faktor yang mempengaruhi paparan radiasi adalah :
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
8
Jarak : semakin jauh jarak dari sumber radiasi maka akan semakin
berkurang kekuatan radiasi dan tingkat paparannya.
Kekuatan transmitter : semakin kuat transmiternya maka akan
semakin
tinggi paparannya.
Arah dari antena : menambah jumlah antena yang mengarah pada
satu daerah tertentu akan meningkatkan kekuatan transmisi dan
meningkatkan paparan.
Ketinggian antena dari tanah : semakin tinggi antena akan
semakin
jauh jangkauannya dan semakin kecil paparannya. Tekstur
permukaan tanah : semakin bervariasi maka akan mengurangi
paparan.
Batas paparan radiasi yang biasa dikenal umum ada dua bentuk
yaitu specific absorption rate (SAR) dan atau densitas daya
gelombang permukaan (plane wave power density) 1).
Specific Absorption Rate (SAR) SAR adalah tingkat besarnya
energi yang diserap oleh tissu dengan massa
tertentu, dosisnya dalam watts/Kg. Batas yang dapat diterima
menurut standar National Radiological Protection Board (NRPB) pada
pemakaian telepon seluler berarti batas besarnya energi yang
diserap di kepala yaitu sebanding dengan 0,1 Watt
terserap pada 10g tissu selama 6 menit rata-rata. Perhitungan
ini memperkirakan bahwa kepala tidak akan naik suhunya lebih dari 1
walaupun setelah menerima paparan dalam jangka waktu lama.
Sementara untuk stasiun pemancar batasnya adalah 0,4 Watt/Kg selama
15 menit rata-rata terserap oleh seluruh tubuh dengan asumsi jarak
tubuh dengan pemancar hanya beberapa meter saja 2).
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
9
Plane Wave Power Density Densitas daya adalah besarnya daya per
unit area normal searah dengan
rambatan gelombang. Satuannya adalah Watt/m. satuan standar ini
dapat lebih luas
diterima dan dikembangkan oleh International Commission on
Non-Ionizing Radiation Protection (INCIRP), Institution of
Electrical and Electronics Engineers and American National
Standards Institute (IEEE/ANSI), dan National Council on Radiation
Protection and Measurement (NCRP). Paparan yang diperbolehkan untuk
umum adalah 0,5-1 mW/cm. Batas ini tampak sangat konservatif dan
sangat pesimistis, karena masih jauh di bawah tingkat bahaya yang
sebenarnya1).
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
10
III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian yang dirancang menggunakan prinsip in-stu, yakni
percobaan, pengujian, dan pengambilan data dilakukan pada kondisi
di mana komponen sample (antena pemancar) berada pada kondisi
aktif, atau berada pada kondisi di mana komponen tersebut sedang
bekerja secara normal pada suatu sistem10).
Pada penelitian ini, akan digunakan pengukur besar radiasi dari
pemancar dengan menggunakan unit pemantau efek gangguan berupa
detektor SSD yang dikembangkan secara khusus untuk mendeteksi
radiasi yang diakibatkan pemancar GSM/DCS, program-komputer untuk
menganalisis dan memperhitungkan efek gangguannya pada tubuh
manusia, unit komputer untuk pengolahan data, penyimpanan data,
soft-ware untuk analisis dan pengendalian data, dan penampil yang
dapat dicetak 7).
Hasil pengamatan dan data yang akan didapat dari penelitian
tersebut akan dipelajari, dihitung, dan dianalisis untuk
mendapatkan efek radiasi gelombang elektromagnetik terhadap
lingkungan di sekitar medan elektromagnetik khususnya seberapa
besar efek radiasi tersebut mempengaruhi jaringan tubuh para
penduduk yang bertempat tinggal di sekitar lokasi antena
berdiri.
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
11
IV. PERCOBAAN DAN PENGUKURAN
Peralatan yang digunakan :
Komputer
Detektor (RFD,SSD, Geiger Muller) Preamplifier dan amplifier
Detektor
Konektor
Skema sistem pengukuran dapat dilihat pada Gambar 2.
RFD PREAMP
PREAMP
INTERFACEADC 12 BIT
PC
DATASTORAGE
MONITOR
PRINTEROPERATOR
SSD
BTS
BLOK DIAGRAM SISTEM PENGUKURAN
PENGUAT INSTRUMENTASI
PENGUAT INSTRUMENTASI
DETEKTOR
DETEKTOR
Gambar 2. Blok diagram sistem pengukuran yang dipakai pada
penelitian ini
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
12
Percobaan dilakukan untuk menentukan paparan radiasi pada level
permukaan. Semakin besar penguatan akan meningkatkan efisiensi
detektor.
Percobaan I . Menentukan nilai referensi awal instrumen
pengukur. Detektor : RDF, SSD, Geiger Muller
Jarak dari tower : 0m Penguatan : 1x,100x
Waktu sampling : 2 menit
Percobaan III . Menentukan tingkat level ground detektor RFD
Jarak dari tower : 0m Penguatan : 10x,20x,30x,50x,100X Waktu
sampling : 2 menit
Percobaan III. Menentukan tingkat level ground detektor SSD
Jarak dari tower : 0m
Penguatan : 10x,20x,30x,50x,100X Waktu sampling : 2 menit
Percobaan IV. Menentukan besar ionisasi pada daerah sekitar
BTS
dengan Geiger Muller. Jarak dari tower : 0m 50m
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
13
V. HASIL PENGUKURAN
A. Hasil Pengukuran dengan Detektor GM-SSD-RFD Dari pengukuran
didapatkan tegangan reff awal instrumen sebesar 0,0195v untuk SSD
maupun RFD. SSD dengan penguatan 100x diberi sumber Cs-137 pada
jarak 0cm memberikan tegangan keluaran 0,0439v 0,0195v = 0,0244v.
Cacah latar untuk Detektor Geiger Muller sebesar 30 Cpm (Count per
Minute). Hasil pengukuran setelah diberi sumber radiasi berupa kaos
petromak sebesar 500Cpm. (Kaos petromak mengandung Thorium yang
memancarkan radiasi pengion).
1. Dari hasil pengukuran didapatkan tegangan puncak tertinggi
:
Detektor RFD :
penguatan 10x = 0,0244 - 0,0195 = 0,00491v penguatan 20x =
0,0268 - 0,0195 = 0,00730v penguatan 30x = 0,0390 - 0,0195 =
0,0195v penguatan 50x = 0,0586 - 0,0195 = 0,0391v penguatan 100x =
0.0781 - 0,0195 = 0,0586v
Detektor SSD : penguatan 10x = 0,0195v - 0,0195v = 0 v penguatan
20x = 0,0195v - 0,0195v = 0 v penguatan 30x = 0,0195v - 0,0195v = 0
v penguatan 50x = 0,0195v - 0,0195v = 0 v penguatan 100x = 0,0195v
- 0,0195v = 0 v
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
14
2. Dari hasil pengukuran menggunakan Geiger Muller dengan daerah
pengukuran radius 0-50 m dari pusat BTS ditemukan cacah sebesar
30Cpm, atau sama dengan cacah latar. Sehingga dapat dipastikan
bahwa tidak terjadi proses ionisasi akibat aktivitas BTS.
B. Hasil Perhitungan Dosis Teoritis Hasil perhitungan dosis yang
diterima penduduk terdekat dengan BTS dapat
dilihat pada Tabel 1. Dari hasil perhitungan tampak bahwa dosis
tertinggi adalah sekitar 0.0018 mW/cm2 , semakin jauh dari BTS
semakin mengecil secara signifikan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dari hasil perhitungan jelas bahwa dosis yang
diterima penduduk sekitar BTS Widuran Solo, jauh di bawah ketentuan
Internasional yakni antara 0.5 hingga 1 mW/cm2 7).
TABEL 1. Hasil perhitungan dosis teoritis yang diterima penduduk
terdekat : PERHITUNGAN DOSIS
Power Lossing Real Power Panjang Jarak mW/cm2
50 5 39.71641174 40 30 0.000351029 50 5 39.71641174 40 30
0.000351029 50 5 39.71641174 40 30 0.000351029 35 3 28.73119956 40
30 0.000253937 35 3 28.73119956 40 30 0.000253937 35 3 28.73119956
40 30 0.000253937
Total Dosis 0.001814899
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
15
C. Hasil Pengukuran Langsung Dengan menggunakan detektor RFD
yang dilengkapi dengan instrumen penguat
awal dan Unit Penguat Instrumentasi, serta memanfaatkan ADC
12bit yang dikemas dalam interface untuk Komputer yang berbasis
Pentium 4, diperoleh hasil analisis komputasi sebesar : 0.00126
mW/cm2. Hasil ini menunjukkan kondisi nyata dari paparan antena BTS
Widuran Solo. Hasil ini menunjukkan bahwa aktifitas antena GSM/DCS
pada kondisi memenuhi persyaratan internasional yakni berada di
bawah batas yang ditentukan untuk keselamatan dan kesehatan
lingkungan yakni sebesar 0.5 hingga 1 mW/cm2. Dibandingkan dengan
hasil perhitungan, hasil pengukuran langsung ini menunjukkan
perbedaan yang tidak signifikan. Bahkan lebih kecil dari hasil
perhitungan (teoritis) 6).
Karakter RFD yang digunakan dapat dilihat dari Tabel 2.
Tabel 2. Spesifikasi Teknis RFD
Resistansi Pasif
30.0 Ohm
Induktansi Pasif 250.0 mH
Impedansi Aktif 142.0x 105 Ohm
Efisiensi 52.0 x 106
Luas Permukaan Efektif 1 cm2
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
16
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN 1. Perkembangan dunia komunikasi seluler saat ini
sangat maju dan manfaatnya
sangat dirasakan oleh masyarakat banyak. Dibangunnya BTS-BTS di
berbagai daerah menimbulkan rasa cemas penduduk di sekitar BTS
akibat
banyaknya rumor yang berkembang bahwa radiasi gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan antena GSM/DCS dapat
membahayakan
kesehatan manusia terutama penduduk di sekitar BTS. 2. Telah
dilakukan penyusunan teori dan pengukuran radiasi pada area
sekitar
antena BTS untuk mengkonfirmasi ada tidaknya bahaya radiasi bagi
penduduk sekitar. Pada penelitian ini menggunakan 3 (tiga) jenis
sensor/detektor, yakni: Detektor Geiger Muller, Single Surface
Detektor, dan
Radio Frekuensi Detektor. 3. Dari hasil pengukuran dan
perhitungan diperoleh konfirmasi yang
menunjukkan bahwa tidak terjadinya radiasi pengion akibat dari
aktifitas antena GSM/DCS di sekitar BTS. Hasil pengukuran
menunjukkan bahwa pancaran radiasi elektromagnetik yang diterima
secara rata-rata di bawah antena adalah 0.00126 miliwatt/cm2,
berarti masih di bawah hasil perhitungan teoritis yakni 0.00181
miliwatt/cm2 . Dosis tersebut berada jauh di bawah batas ketentuan
internasional tentang radiasi non pengion, yakni 0.5 hingga 1
miliwatt/cm2.
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
17
4. Dengan menggunakan detektor Geiger Muller ternyata tidak
terjadi peningkatan cacah back-ground (dibanding dengan back-ground
ditempat netral) yakni sebesar 30 cacah per menit. Sehingga bisa
dipastikan tidak terjadi proses ionisasi akibat aktivitas antena
GSM/DCS di daerah di dekat antena.
5. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pancaran
antena GSM/DCS yang berada pada BTS Widuran Solo tidak membahayakan
bagi kesehatan penduduk disekitar antena. Hasil penelitian ini
dapat dipakai sebagai acuan
dan masukan bagi para peneliti tentang bahaya radiasi dan bagi
para praktisi di bidang komunikasi.
B. SARAN Kecemasan yang berkembang di masyarakat tentang bahaya
radiasi pemancar GSM/DCS adalah akibat dari pemberitaan yang salah
dan tidak didasarkan atas penelitian yang benar. Untuk itu perlu
segera disebar luaskan tentang kenyataan yang
sebenarnya dengan dasar-dasar ilmiah yang bisa dipertanggung
jawabkan. Perlunya diadakan penelitian lebih lanjut tentang dampak
sosial atas munculnya teknologi selular di Indonesia beserta
aspek-aspek ekonominya disaat ini agar masyarakat dapat
memanfaatkan kehadiran dan menerima kehadiran teknologi selular
beserta aspek sosial-ekonomisnya. Peneliti masih akan terus
melakukan pengukuran dan meningkatkan model evaluasinya di masa
yang akan datang, untuk bisa lebih memberikan keyakinan pada
masyarakat untuk menerima kehadiran BTS-BTS dilingkungan meraka
tanpa rasa cemas.
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
18
Daftar Pustaka
1. Shepherd, C. 2003, Cellular Phones & Human Health Aldes
Briefing Paper
2. World Health Organisation (WHO) fact sheets on
Electromagnetic Fields and Public Health.
http://www.who.int/peh-emf/publications/facts-press/fact_english.htm
3. Jordan, C, Edward and Balman, G, Keith. 1968, Electromagnetic
Waves and Radiation Systems Prentice-Hall, Inc, Engliwood Clieffs,
New Jersey.
4. William H Hayt, JK. 1981, Engineering Electromagnetics,
McGraw-Hill, ISBN 0-07-027395-2
5. Ma, T. P. and Dressendorfer, P. V., 1989, Ionizing Radiation
Effects in MOS Devices and Circuits, John Wiley and Sons, Ins., New
York.
6. Knoll, F, Glennn. 1979, Radiation Detection and Measurement,
John Wiley & Sons, New York Chichester Brisbane Toronto.
7. Rubinstein. 1981, Simulation and The Monte Carlo Method, John
Wiley & Sons, New York Chichester Brisbane Toronto.
8. Chang, C.Y. and Sze, S.M. 1996, ULSI Technology, McGraw-Hill
International Editions.
9. Webster, G, John. 1978, Medical Instrumentasion : Application
and Design Houghton Mifflin Company, Boston
10. Sunarno, 1995, Studies on Soft Error on Memory ICs Induced
by Fusion Neutrons, Dissertation, Osaka University.
11. Sunarno, 1996, Derau Pada IC Memori Akibat radiasi Neutron
Hasil reaksi Fusi, Media Teknik, UGM, Nov. No. ISSN 0216-3012,
80-83.
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
19
LAMPIRAN
INFORMASI UMUM
I.1. Judul : Studi Pengukuran Radiasi Gelombang Elektromagnetik
di Sekitar Antena GSM / DCS
I.2. Ketua Peneliti Nama : Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D
Bidang Keahlian : Efek Radiasi Jabatan : Ketua Program Magister
Rekayasa Keselamatan Industri Unit Kerja : Jurusan Teknik Fisika
Alamat surat : Jurusan Teknik Fisika
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika 2,
Yogyakarta 55281 Telepon : (0274)-580882, 902120 HP: 0815 685 2056
Faksimili : (0274)-902210 E-mail : [email protected]
I.3. Anggota Peneliti : No Nama dan Gelar
Akademik Bidang
Keahlian Instansi Alokasi Waktu
(jam/minggu) Bulan 1 Purwadi, ST. Elektronika CITS PAU UGM 30
1
2 D. Arie Hartanto Programmer Jurusan Teknik Nuklir FT-UGM 30
1
3 Bertha Aditiya Pengukuran Radiasi Jurusan Teknik
Nuklir FT-UGM 30 1
4. Angga Programer CITS-UGM 30 1
5. Tim Telemetri & Instr. Hardware Jurusan Teknik Fisika
FT-UGM 30 1
6. Heru Luthfi Listianto,SE Administrasi Jurusan Teknik Fisika
FT-UGM 30 1
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
20
I.4. Subyek Penelitian : Pengukuran besarnya radiasi dan
perhitungan efeknya pada manusia yang tinggal di sekitar antena GSM
/ DCS.
Material yang diteliti : Daya pancar radiasi pengion antena GSM
/ DCS Aspek penelitian : Menentukan metoda pengukuran dan
teknik
perhitungannya, serta perkiraan bahaya radiasi bagi
tubuh manusia.
I.5. Periode Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai Juli 2003 dan berlangsung selama
5 minggu.
I.6. Lokasi Penelitian : Lokasi antena GSM / DCS yang ditentukan
sebagai sample penelitian. BTS Widuran Solo, Jawa Tengah
I.7. Hasil yang ditargetkan : Besaran radiasi pada lingkungan
Antena, analisis perkiraan efeknya pada jaringan tubuh penduduk
yang bertempat tinggal di sekitar antena.
3. TUJUAN KHUSUS Meneliti perkiraan besaran radiasi pengion yang
berasal dari sumber
pemancar GSM / DCS yang diterima.
Mempelajari efek gangguan gelombang elektromagnetik terhadap
jaringan tubuh penduduk di sekitar antena pemancar GSM / DCS.
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
21
2. BIOGRAFI 4.1. Ir. Sunarno, M.Eng., Ph.D Solo, 24 November
1955 4.2. Pendidikan
Universitas dan Lokasi Gelar Thn. Selesai Bidang Studi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Ir. 1984 Teknik Nuklir
Osaka University, Jepang M.Eng 1990 Elektronika Nuklir
Osaka University, Jepang Ph.D 1995 Elektronika Nuklir
4.3. Pengalaman Kerja dalam Penelitian dan Pengamalan
Profesional serta kedudukan saat ini
Institusi Jabatan Periode Bekerja Program Magister MRKI UGM
Ketua Program 2002-Sekarang
CITS-PAU UGM Wakil Direktur Bidang Elektronika
1997-sekarang
Pusat Studi Energi-UGM Staff Ahli 1997~sekarang UGM Peneliti
Utama 2001 RUT Peneliti utama 1997-1999 UGM Peneliti Utama 1999
Japan Aero Space Tecn. Assosiation
Member 1990-1995
Japan Nuclear Eng. Association
Member 1990-1995
4.4. Publikasi 1.
Studies on Soft Error on Memory ICs Induced by Fusion Neutrons,
Dissertation, Osaka University, 1995
2. Soft-Error on Memory ICs Induced by D-T Neutrons, Journal of
Nuclear Science and Technology, Vol.30, No.2, pp 107-115, February
1993
3. Derau Pada IC Memori Akibat radiasi Neutron Hasil reaksi
Fusi, Media Teknik, UGM, Nov. No. ISSN 0216-3012, 80-83. 1996.
4. Sistem Pemantauan Jarak Jauh Arus Lalu Lintas Kendaraan
Menggunakan Sistem Pancar Multivariable, Seminar FT-UGM, no.11,
2002.
-
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210
22
]
Program Magister Rekayasa Keselamatan Industri Fakultas
Teknik-Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Telepon. (0274) 902120,
fax (0274) 902210