Page 1
72
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Sebagaimana telah dipaparkan pada Bab I, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara : (1) Kondisi fisik dengan prestasi olahraga angkat besi,
(2) Motivasi berprestasi dengan prestasi olahraga angkat besi, (3) Kecemasan dengan
prestasi olahraga angkat besi, (4) Kondisi fisik, motivasi berprestasi, dan kecemasan
secara bersama-sama dengan prestasi olahraga angkat besi. Guna mencapai tujuan
tersebut, dalam Bab IV ini akan dipaparkan hasil pengujian hipotesis, sehingga dapat
memperoleh jawaban dari rumusan masalah yang diajukan secara teruji melalui taraf-
taraf signifikansi yang sudah ditentukan.
Dalam penelitian terdiri dari empat variabel: kondisi fisik, motivasi berprestasi,
kecemasan, dan prestasi olahraga angkat besi. Selanjutnya, langkah analisis data yang
akan dipergunakan untuk menguji hipotesis, diantaranya: uji prasyarat analisis yang
meliputi uji normalitas dan uji linieritas, dan untuk pengujian hipotesis antara variabel
X dengan variabel Y, analisis data yang dipergunakan meliputi: analisis persamaan
regresi linier sederhana, koefisien korelasi, koefisien determinasi, uji keberartian
koefisien korelasi (uji t), koefisien korelasi parsial. Selanjutnya, untuk tahap pengujian
hipotesis antara variabel X1, X2, X3 secara bersama-sama dengan variabel Y, analisis
data yang dipergunakan meliputi: analisis persamaan regresi ganda, analisis koefisien
korelasi ganda, uji keberartian analisis regresi (uji F). Sebelum dipaparkan hasil
pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dipaparkan deskripsi statistik hasil tes tiap
variabel sebagai berikut:
Page 2
73
1. Deskripsi Data Statistik Hasil Tes Kondisi Fisik, Motivasi Berprestasi,
Kecemasan, dan Prestasi Olahraga Angkat Besi
Tujuan penelitian ini dapat dicapai dengan mengumpulkan data dari masing-
masing variabel penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari
tiga variabel bebas, yaitu: kondisi fisik, motivasi berprestasi, kecemasan, dan satu
variabel terikat, yaitu: prestasi olahraga angkat besi. Adapun rangkuman deskripsi
data statistik hasil tes dari masing-masing variabel secara keseluruhan disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Statistik Hasil Tes Masing-masing Variabel
Variabel N Mean S.Deviasi Max Min
Kondisi Fisik 20 145,60 50,77 263 83
Motivasi Berprestasi 20 87,20 4,67 97 81
Kecemasan 20 61,25 5,08 72 54
Prestasi 20 220,45 53,32 300 124
Berdasarkan tabel 4.1 data statistik hasil tes massing-masing variabel dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Data Statistik Tes Kondisi Fisik
Pada variabel kondisi fisik, data hasil tes diperoleh berdasarkan
pengumpulan hasil tes kondisi fisik yang meliputi: tes daya tahan otot lengan,
kekuatan genggaman tangan kanan dan kiri, kekuatan tarikan dan dorongan
lengan, kekuatan otot punggung dan tungkai, power lengan, dan fleksibilitas,
yang selanjutnya dilakukan dengan langkah Zscore dan Tscore untuk
mengconverter hasil tes tersebut menjadi satu nilai kondisi fisik. Setelah
dilakukan Tscore diperoleh data statistik berupa mean rata-rata sebesar 145,60,
Page 3
74
dan standar deviasi sebesar 50,77 dengan nilai maksimal sebesar 263, dan nilai
minimum 83, seperti yang tertera pada lampiran.
b. Data Statistik Hasil Tes Motivasi Berprestasi
Pada variabel motivasi berprestasi, data hasil tes diperoleh berdasarkan
hasil tes angket motivasi berprestasi dengan indikator tes yang meliputi: need for
achievment (kebutuhan akan prestasi), need for affiliation (kebutuhan akan
afiliasi), need for power (kebutuhan akan kekuasaan). Dari hasil tes yang telah
dilakukan diperoleh mean rata-rata sebesar 87,20 dan standar deviasi sebesar
4,67 dengan nilai maksimal sebesar 97, dan nilai minimum 81, seperti yang
tertera pada lampiran.
c. Data Statistik Hasil Tes Kecemasan
Pada variabel kecemasan, data hasil tes diperoleh berdasarkan hasil tes angket
kecemasan dengan indikator tes yang meliputi: perasaan gugup, takut akan
kegagalan, dan perasaan tegang. Dari hasil tes yang telah dilakukan diperoleh
mean rata-rata sebesar 61,25 dan standar deviasi sebesar 5,08 dengan nilai
maksimal sebesar 72, dan nilai minimum sebesar 54, seperti yang tertera pada
lampiran.
d. Data Statistik Hasil Tes Prestasi Olahraga Angkat Besi
Pada variabel prestasi, hasil data diperoleh berdasarkan hasil tes mengangkat
beban dengan dua jenis model angkatan yaitu: jenis angkatan snatch, dan clean
and jerk, yang selanjutnya dijumlahkan menjadi hasil total angkatan. Dari hasil
tes yang telah dilakukan diperoleh mean rata-rata sebesar 220,45 dan standar
deviasi sebesar 53,32 dengan nilai maksimal sebasar 300, dan nilai minimum
sebesar 124, seperti pada lampiran.
Page 4
75
2. Hasil Uji Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan analisis data lebih lanjut untuk kepentingan pengujian
hipotesis, maka perlu dilakukan pengujian prasyarat analisis (uji asumsi) yang
meliputi: uji normalitas data, dan uji linieritas data. Adapun hasil dari pengujian
normalitas dan linieritas dipaparkan sebagai berikut:
a. Hasil Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk melihat dan mengetahui apakah data yang
diperoleh dari tiap-tiap variabel tes berdistribusi normal. Adapun hasil uji
normalitas dari tiap-tiap variabel dengan taraf signifikansi (α=0,05) dipaparkan
pada tabel berikut:
1) Hasil Uji Normalitas Data Kondisi Fisik
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Kondisi Fisik
Variabel N Mean St.Deviasi Lhitung Ltabel KesimpulanKondisi Fisik 20 145,6 50,769 0,167 0,190 Normal
Berdasarkan tabel 4.2 hasil uji normalitas data kondisi fisik, diketahui
bahwa nilai Lhitung sebesar 0,167 < lebih kecil nilai Ltabel 0,190 pada taraf
signifikan (α 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, hasil uji
normalitas data variabel kondisi fisik berdistribusi normal.
2) Hasil Uji Normalitas Data Motivasi Berprestasi
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Motivasi Berprestasi
Variabel N Mean St.Deviasi Lhitung Ltabel KesimpulanMotivasi 20 87,2 4,675 0,132 0,190 Normal
Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji normalitas data motivasi berprestasi,
diketahui bahwa nilai Lhitung sebesar 0,132 < lebih kecil nilai Ltabel 0,190
Page 5
76
pada taraf signifikan (α 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
hasil uji normalitas data variabel motivasi berprestasi berdistribusi normal.
3) Hasil Uji Normalitas Data Kecemasan
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Kecemasan
Variabel N Mean St.Deviasi Lhitung Ltabel KesimpulanKecemasan 20 61,25 5,077 0,149 0,190 Normal
Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji normalitas data kecemasan, diketahui
bahwa nilai Lhitung sebesar 0,149 < lebih kecil nilai Ltabel 0,190 pada taraf
signifikan (α 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, hasil uji
normalitas data variabel kecemasan berdistribusi normal.
4) Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Olahraga Angkat Besi
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Prestasi Olahraga Angkat Besi
Variabel N Mean St.Deviasi Lhitung Ltabel KesimpulanPrestasi 20 220,45 53,32 0,095 0,190 Normal
Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji normalitas data prestasi olahraga angkat
besi, diketahui bahwa nilai Lhitung sebesar 0,095 < lebih kecil nilai Ltabel
0,190 pada taraf signifikan (α 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa, hasil uji normalitas data variabel prestasi olahraga angkat besi
berdistribusi normal.
b. Hasil Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah gugusan data linier atau
tidak dari tiap variabel X dengan variabel Y. Adapun hasil uji linieritas dari tiap
variabel X dengan Y pada taraf signifikansi (α=0,05), dipaparkan pada tabel
berikut:
Page 6
77
1) Hasil Uji Linieritas X1 Dengan Y.
Tabel 4.6 Hasil Uji Linieritas X1 Dengan Y
Variabel N db MKtc MKe Fhitung Ftabel KesimpulanX1 dengan Y 20 15 : 3 1882,5 249,33 7,55 8,70 Linier
Berdasarkan tabel 4.6 Hasil Uji Linieritas X1 kondisi fisik Dengan Y
prestasi olahraga angkat besi diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 7,55 <
lebih kecil dari Ftabel 8,70 pada taraf signifikan (α 0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa, bentuk linieritas data antara variabel X1 dengan
variabel Y berbentuk linier dan dapat dilanjutkan untuk tahapan pengujian
analisis data.
2) Hasil Uji Linieritas X2 Dengan Y
Tabel 4.7 Hasil Uji Linieritas X2 Dengan Y
Variabel N db MKtc MKe Fhitung Ftabel KesimpulanX2 dengan Y 20 10 : 8 2410,2 1824,2 1,32 3,35 Linier
Berdasarkan tabel 4.7 Hasil Uji Linieritas X2 motivasi berprestasi
Dengan Y prestasi olahraga angkat besi diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar
1,32 < lebih kecil dari Ftabel 3,35 pada taraf signifikan (α 0,05). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa, bentuk linieritas data antara variabel X2
dengan variabel Y berbentuk linier dan dapat dilanjutkan untuk tahapan
pengujian analisis data.
3) Hasil Uji Linieritas X3 Dengan Y
Tabel 4.8 Hasil Uji Linieritas X3 Dengan Y
Variabel N db MKtc MKe Fhitung Ftabel KesimpulanX3 dengan Y 20 10 : 8 2410,2 1824,2 1,32 3,35 Linier
Berdasarkan tabel 4.6 Hasil Uji Linieritas X3 kecemasan Dengan Y
prestasi olahraga angkat besi diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 7,55 <
Page 7
78
lebih kecil dari Ftabel 8,70 pada taraf signifikan (α 0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa, bentuk linieritas data antara variabel X3 dengan
variabel Y berbentuk linier dan dapat dilanjutkan untuk tahapan pengujian
analisis data.
2. Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesi bertujuan untuk mengetahui terdapat atau tidak terdapatnya
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat pada taraf uji signifikansi α=
0,05. Adapun hasil pengujian serta langkah-langkah dalam pengujian hipotesis dapat
disajikan sebagai berikut:
a. Hasil Persamaan Regresi Linier Sederhana
Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis, untuk memperkuat hasil pengujian
linieritas, selanjutnya akan dipaparkan hasil persamaan regresi linier sederhana
yang bertujuan untuk mengetahui persamaan model kelinieran antara variabel X
dengan Y. Adapun hasil persamaan regresi linier sederhana dapat dipaparkan
sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Persamaan Regresi Linier Sederhana
Variabel N a b dk Fhitung Ftabel Kesimpulan
X1Y 20 116,36 0,71 1 : 18 15,54 4,41 Signifikan
X2Y 20 -410,49 7,24 1 : 18 7,13 4,41 Signifikan
X3Y 20 -101,68 5,26 1 : 18 6,03 4,41 Signifikan
Berdasarkan tabel 4.9 hasil persamaan regresi linier sederhana di atas dapat
diperoleh kesimpulan bahwa:
1) Hasil Persamaan Regresi Variabel X1 Dengan Variabel Y
Page 8
79
Variabel X1 kondisi fisik dengan variabel Y prestasi olahraga angkat
besi memiliki persamaan regresi Ŷ=116,36+0,71x dengan tingkat
keberartian analisis regresi yang signifikan dimana Fhitung 15,54 > lebih
besar dari Ftabel 4,41 pada taraf signifikansi (α= 0,05).
2) Hasil Persamaan Regresi Variabel X2 Dengan Variabel Y
Variabel X2 motivasi berprestasi dengan variabel Y prestasi olahraga
angkat besi memiliki persamaan regresi Ŷ=-410,49+7,24x dengan tingkat
keberartian analisis regresi yang signifikan dimana Fhitung 7,13 > lebih besar
dari Ftabel 4,41 pada taraf signifikansi (α= 0,05).
3) Hasil Persamaan Regresi Variabel X3 Dengan Variabel Y
Variabel X3 kecemasan dengan variabel Y prestasi olahraga angkat besi
memiliki persamaan regresi Ŷ=-101,68+5,26x dengan tingkat keberartian
analisis regresi yang signifikan dimana Fhitung 6,03 > lebih besar dari Ftabel
4,41 pada taraf signifikansi (α= 0,05).
b. Hasil Analisis Koefisien Korelasi Sederhana
Beranjak dari hasil uji prasyarat analisis dengan menggunakan uji
normalitas dan linieritas, didapatkan data keseluruhan berdisttribusi normal, dan
memiliki kelinieran antara variabel X dengan variabel Y. Selanjutnya dari hasil
tersebut, dapat dipaparkan hasil analisis koefisien korelasi sederhana yang
bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan atau arah hubungan antara
variabel X dengan variabel Y secara keseluruhan seperti pada tabel berikut:
Page 9
80
Tabel 4.10 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Variabel X dan Y
Variabel N Rxy R2 %
Kondisi Fisik dengan Prestasi / X1Y 20 0,681 0,463 46,43%
Motivasi Berprestasi dengan Prestasi/ X2Y 20 0,647 0,419 41,86%
Kecemasan dengan Prestasi / X3Y 20 0,479 0,229 22,91%
Berdasarkan tabel 4.10 hasil analisis koefisien korelasi antara variabel X
dengan variabel Y di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa:
1) Hasil Analisis Koefisien Korelasi Variabel X1 Dengan Variabel Y
Hubungan antara variabel kondisi fisik dengan prestasi olahraga angkat
besi memiliki arah hubungan yang ditandai dengan nilai R sebesar 0,681 dan
koefisien determinasi R2 0,463 atau 46,43% yang artinya dapat disimpulkan
bahwa, kondisi fisik memiliki arah hubungan sebesar 46,43% dengan
prestasi olahraga angkat besi.
2) Hasil Analisis Koefisien Korelasi Variabel X2 Dengan Variabel Y
Hubungan antara variabel motivasi berprestasi dengan prestasi
olahraga angkat besi memiliki arah hubungan yang ditandai dengan nilai R
sebesar 0,647 dan koefisien determinasi R2 sebesar 0,419 atau 41,86% yang
artinya dapat disimpulkan bahwa, motivasi berprestasi memiliki arah
hubungan sebesar 41,86% dengan prestasi olahraga angkat besi.
3) Hasil Analisis Koefisien Korelasi Variabel X3 Dengan Variabel Y
Hubungan antara variabel kecemasan dengan prestasi olahraga angkat
besi memiliki arah hubungan yang ditandai dengan nilai R sebesar 0,479 dan
koefisien determinasi R2 sebesar 0,229 atau 22,91% yang artinya dapat
Page 10
81
disimpulkan bahwa, kecemasan memiliki arah hubungan sebesar 22,91%
dengan prestasi olahraga angkat besi.
c. Hasil Uji Keberartian Koefisien Korelasi Sederhana (Uji Signifikan T)
Pengujian keberartian koefisien korelasi sederhana (Uji signifikan T)
dilakukan bertujuan untuk mengetahui terdapat atau tidak terdapatnya hubungan
yang signifikan antara variabel X (bebas) dengan variabel Y (terikat). Adapun
kriteria pengujian, dan tabel hasil uji keberartian koefisien korelasi sederhana
disajikan sebagai berikut:
Kriteria pengujian:
Ho : Ho diterima jika nilai Thitung < lebih kecil dari Ttabel pada taraf
signifikansi (α 0,05), artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X
dengan variabel Y.
Ha : Ha diterima jika nilai Thitung > lebih besar dari Ttabel pada taraf
signifikansi (α 0,05), artinya terdapat hubungan antara variabel X dengan
variabel Y.
Tabel 4.11 Hasil Uji Keberartian Koefisien Korelasi (Uji T)
Variabel N R Thitung Ttabel Kesimpulan
X1-Y 20 0,681 3,943 2,086 Signifikan
X2-Y 20 0,647 3,60 2,086 Signifikan
X3-Y 20 0,479 2,313 2,086 Signifikan
Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji keberartian koefisien korelasi antara
variabel X dengan variabel Y dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Page 11
82
1) Hasil Uji Keberartian Koefisien Korelasi X1 Dengan Y
Terdapat hubungan antara variabel X1 kondisi fisik dengan variabel Y
prestasi olahraga angkat besi, pada kriteria hasil pengujian Thitung (3,943) >
lebih besar dari Ttabel (2,086) dengan taraf pengujian signifikansi (α 0,05).
2) Hasil Uji Keberartian Koefisien Korelasi X2 Dengan Y
Terdapat hubungan antara variabel X2 Motivasi Berprestasi dengan
variabel Y prestasi olahraga angkat besi, pada kriteria hasil pengujian Thitung
(3,60) > lebih besar dari Ttabel (2,086) dengan taraf pengujian signifikansi
(α 0,05).
3) Hasil Uji Keberartian Koefisien Korelasi X3 Dengan Y
Terdapat hubungan antara variabel X3 kecemasan dengan variabel Y
prestasi olahraga angkat besi, pada kriteria hasil pengujian Thitung (2,313) >
lebih besar dari Ttabel (2,086) dengan taraf pengujian signifikansi (α 0,05).
d. Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial
Tujuan dilakukannya analisis koefisien korelasi parsial adalah untuk
melihat suatu nilai yang memberikan kuatnya hubungan dua variabel X dengan
variabel Y, dengan salah satu variabel bebasnya X lainnya dianggap konstant
atau dibuat tetap. Adapun hasil analisis koefisien korelasi parsial antara variabel
X dengan variabel Y dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Page 12
83
Tabel 4.12 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Parsial (x-y)x
Variabel N Rparsial R2 parsial %R(x1y)x2 20 0,434 0,188 18,84%R(x1y)x3 20 0,551 0,304 30,39%R(x2y)x1 20 0,348 0,121 12,08%R(x2y)x3 20 0,497 0,247 24,70%R(x3y)x1 20 -0,004 0,0002 0,002%R(x3y)x2 20 -0,04 0,002 0,16%
Berdasarkan tabel 4.12 hasil analisis koefisien korelasi parsial di atas,
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1) Hubungan Parsial Antara Kondisi Fisik Dengan Prestasi Olahraga
Angkat Besi, Apabila Motivasi Berprestasi Konstan
Hubungan antara variabel kondisi fisik dengan prestasi olahraga angkat
besi memiliki kekuatan hubungan parsial yang positif, apabila variabel
motivasi berprestasi konstant yang ditandai dengan Rparsial sebesar 0,434 dan
R2parsial sebesar 0,188 atau 18,84%. Artinya dapat disimpulkan bahwa,
kondisi fisik memiliki kekuatan hubungan parsial yang positif dengan
prestasi olahraga angkat besi, apabila motivasi berprestasi konstant.
2) Hubungan Parsial Antara Kondisi Fisik Dengan Prestasi Olahraga
Angkat Besi, Apabila Kecemasan Konstan
Hubungan antara variabel kondisi fisik dengan prestasi olahraga angkat
besi memiliki kekuatan hubungan parsial yang positif apabila variabel
kecemasan konstant yang ditandai dengan Rparsial sebesar 0,551 dan R2parsial
sebesar 0,304 atau 30,39%. Artinya dapat disimpulkan bahwa, kondisi fisik
Page 13
84
memiliki kekuatan hubungan parsial yang positif dengan prestasi olahraga
angkat besi, apabila kecemasan konstant.
3) Hubungan Parsial Antara Motivasi Berprestasi Dengan Prestasi
Olahraga Angkat Besi, Apabila Kondisi Fisik Konstan
Hubungan antara variabel motivasi berprestasi dengan prestasi
olahraga angkat besi memiliki kekuatan hubungan parsial yang positif,
apabila variabel kondisi fisik konstant yang ditandai dengan Rparsial sebesar
0,348 dan R2parsial sebesar 0,121 atau 12,08%. Artinya dapat disimpulkan
bahwa, motivasi berprestasi memiliki kekuatan hubungan parsial yang
positif dengan prestasi olahraga angkat besi, apabila kondisi fisik konstant.
4) Hubungan Parsial Antara Motivasi Berprestasi Dengan Prestasi
Olahraga Angkat Besi, Apabila Kecemasan Konstan
Hubungan antara variabel motivasi berprestasi dengan prestasi olahraga
angkat besi memiliki kekuatan hubungan parsial yang positif apabila
variabel kecemasan konstant yang ditandai dengan Rparsial sebesar 0,497 dan
R2parsial sebesar 0,247 atau 24,70%. Artinya dapat disimpulkan bahwa,
motivasi berprestasi memiliki kekuatan hubungan parsial yang positif
dengan prestasi olahraga angkat besi, apabila kecemasan konstant.
5) Hubungan Parsial Antara Kecemasan Dengan Prestasi Olahraga
Angkat Besi, Apabila Kondisi Fisik Konstan
Hubungan antara variabel kecemasan dengan prestasi olahraga angkat
besi memiliki kekuatan hubungan parsial yang negatif, apabila variabel
Page 14
85
kondisi fisik konstant yang ditandai dengan Rparsial sebesar -0,004 dan
R2parsial sebesar 0,0002 atau 0,002%. Artinya dapat disimpulkan bahwa,
kecemasan tidak memiliki kekuatan hubungan parsial yang positif dengan
prestasi olahraga angkat besi, apabila kondisi fisik konstant.
6) Hubungan Parsial Antara Kecemasan Dengan Prestasi Olahraga
Angkat Besi, Apabila Motivasi Berprestasi Konstan
Hubungan antara variabel kecemasan dengan prestasi olahraga angkat
besi memiliki kekuatan hubungan parsial yang negatif, apabila variabel
motivasi berprestasi konstant yang ditandai dengan Rparsial sebesar -0,04 dan
R2parsial sebesar 0,002 atau 0,16%. Artinya dapat disimpulkan bahwa,
kecemasan tidak memiliki kekuatan hubungan parsial yang positif dengan
prestasi olahraga angkat besi, apabila motivasi berprestasi konstant.
e. Hasil Analisis Persamaan Regresi Ganda
Hasil persamaan analisis regresi ganda diperoleh dengan langkah
penghitungan metriks seperti yang tertera pada lampiran. Dari hasil
penghitungan diperoleh persamaan analisis regresi ganda yang menggambarkan
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat secara keseluruhan
sebagai berikut:
Ŷ= -174,23+0,579X1+5,777X2-3,158X3
Keterangan:
Ŷ= Nilai taksiran variabel prestasi
X1= Variabel kondisi fisik
X2= Variabel motivasi berprestasi
X3= Variabel kecemasan
Page 15
86
Berdasarkan persamaan regresi diatas, diketahui variabel kondisi fisik, dan
motivasi berprestasi memiliki tanda positif yang menunjukan bahwa variabel
kondisi fisik dan motivasi berprestasi memberikan persamaan garis berbanding
lurus dengan prestasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi kondisi
fisik, dan semakin tinggi motivasi berprestasi, maka cenderung akan diikuti
dengan prestasi yang semakin tinggi. Sedangkan pada variabel kecemasan
memiliki tanda negatif yang menunjukan bahwa variabel kecemasan
memberikan persamaan garis berbanding terbalik dengan prestasi. Artinya dapat
disimpulkan bahwa, semakin tinggi kecemasan, maka cenderung akan diikuti
semakin turunnya atau rendahnya prestasi.
f. Hasil Analisis Koefisien Korelasi Ganda
Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi ganda antara variabel
X1,X2,X3 secara bersama-sama dengan variabel Y, diperoleh nilai koefisien
korelasi ganda Ry sebesar 0,748 dengan R2y determinasi sebesar 0,559 atau 56%.
Artinya dapat disimpulkan bahwa, hubungan antara variabel kondisi fisik,
motivasi berprestasi, dan kecemasan secara bersama-sama memiliki arah
hubungan sebesar 56% dengan variabel prestasi olahraga angkat besi.
g. Hasil Uji Keberartian Analisis Regresi Ganda (Uji Signifikan F)
Uji keberatian analisis regresi ganda (uji F) dilakukan bertujuan untuk
mengetahui keberartian hubungan yang signifikan atau tidak signifikan antara
variabel bebas X1,X2,X3 secara bersama-sama dengan variabel Y sesuai dengan
kriteria pengujian pada taraf signifikansi Ftabel (α 0,05). Adapun kriteria
Page 16
87
pengujian, dan hasil uji keberartian analisis regresi ganda dapat dipaparkan
sebagai berikut:
Kriteria pengujian:
Ho = Diterima jika nilai Fhitung < lebih kecil dari Ftabel pada taraf signifikan α
0,05. Artinya, tidak terdapat hubungan secara bersama-sama antara
variabel X1 X2 X3 dengan variabel Y.
Ha = Diterima jika nilai Fhitung > lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikan
α 0,05. Artinya, terdapat hubungan secara bersama-sama antara variabel
X1 X2 X3 dengan variabel Y.
Tabel 4.13 Hasil Uji Keberartian Analisis Regresi Ganda
Variabel N db JKreg JKres Fhitung Ftabel Kesimpulan
X1 X2 X3-Y 20 3 : 16 30209,78 23807,17 6,77 3,24 Signifikan
Berdasarkan tabel 4.13 hasil uji keberartian analisis regresi ganda (uji F)
dapat disimpulkan bahwa, Ho ditolak, dan Ha diterima dengan kriteria pengujian
hipotesis dimana Fhitung 6,77 > lebih besar dari Ftabel 3,24 pada taraf signifikan α
0,05. Artinya dapat disimpulkan bahwa, terdapat hubungan secara bersama-sama
antara kondisi fisik, motivasi berprestasi, dan kecemasan dengan prestasi
olahraga angkat besi.
3. Hasil Penghitungan Sumbangan Tiap Variabel
Dari hasil penghitungan sumbangan atau kontribusi antara variabel kondisi
fisik, motivasi berprestasi, dan kecemasan dengan variabel prestasi olahraga angkat
besi, diperoleh hasil penghitungan sebagai berikut:
Page 17
88
a. Sumbangan Efektivitas Regresi
Berdasarkan hasil penghitungan sumbangan atau kontribusi efektivaitas
regresi seperti yang tertera pada lampiran, diperoleh sumbangan sebesar 56%.
Artinya dapat disimpulkan bahwa, secara keseluruhan kondisi fisik, motivasi
berprestasi, dan kecemasan memiliki sumbangan atau kontribusi sebesar 56%
terhadap prestasi olahraga angkat besi.
b. Sumbangan Relatif Tiap Variabel
Berdasarkan hasil penghitungan sumbangan atau kontribusi relatif tiap-tiap
variabel seperti yang tertera pada lampiran, diperoleh hasil pengitungan sebagai
berikut:
1) Kondisi fisik memiliki sumbangan atau kontribusi relatif dengan prestasi
olahraga angkat besi sebesar 67%.
2) Motivasi berprestasi memiliki sumbangan atau kontribusi relatif dengan
prestasi olahraga angkat besi sebesar 59%.
3) Kecemasan memiliki sumbangan atau kontribusi relatif dengan prestasi
olahraga angkat besi sebesar -26%.
c. Sumbangan Efektif Tiap Variabel
Berdasarkan hasil penghitungan sumbangan atau kontribusi efektif tiap-
tiap variabel seperti yang tertera pada lampiran, diperoleh hasil penghitungan
sebagai berikut:
1) Kondisi fisik memiliki sumbangan atau kontribusi efektif dengan prestasi
olahraga angkat besi sebesar 38%.
2) Motivasi berprestasi memiliki sumbangan atau kontribusi efektif dengan
prestasi olahraga angkat besi sebesar 33%.
Page 18
89
3) Kecemasan memiliki sumbangan atau kontribusi efektif dengan prestasi
olahraga angkat besi sebesar -14%.
B. Hasil Pembahasan Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada dasarnya merupakan suatu langkah untuk menjawab
perumusan hipotesis yang diajukan sesuai dengan kriteria pengujian. Hipotesis yang
diajukan dapat diterima jika fakta-fakta empiris dan data-data yang dikumpulkan
mendukung pernyataan pengujian hipotesis. Sebaliknya, hipotesis yang diajukan dapat
ditolak jika fakta-fakta empiris dan data-data yang dikumpulkan tidak mendukung
pernyataan pengujian hipotesis. Adapun hasil pembahasan pengujian hipotesis dapat
disajikan sebagai berikut:
1. Hubungan Antara Kondisi Fisik Dengan Prestasi Olahraga Angkat Besi
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada variabel kondisi
fisik dengan variabel prestasi dapat diringkas melalui pembahasan yang diantaranya:
(1) Hubungan antara kondisi fisik dengan prestasi olahraga angkat besi memiliki
persamaan garis regresi linier Ŷ= 116,36+0,71 dengan tingkat keberartian regresi
linier yang signifikan sebesar 15,54 pada taraf α 0,05. (2) Hubungan antara kondisi
fisik dengan prestasi olahraga angkat besi memiliki keeratan atau arah hubungan
sebesar 46,34%. (3) Hubungan antara kondisi fisik dengan prestasi olahraga angkat
besi memiliki kekuatan hubungan parsial yang positif sebesar 0,434 apabila
motivasi berprestasi konstant, dan 0,551 apabila kecemasan konstant. (4) Hubungan
antara kondisi fisik dengan prestasi olahraga angkat besi memiliki sumbangan atau
kontribusi yang positif secara relatif sebesar 67%, dan secara efektif sebesar 38%.
(5) Pada tahap uji keberartian koefisien korelasi antara kondisi fisik dengan prestasi
Page 19
90
olahraga angkat besi diperoleh kesimpulan bahwa, terdapat hubungan antara kondisi
fisik dengan prestasi olahraga angkat besi pada kriteria hasil pengujian dimana
Thitung 3,943 > lebih besar dari Ttabel 2,086 dengan taraf signifikan (α 0,05).
2. Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Dengan Prestasi Olahraga Angkat Besi
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada variabel motivasi
berprestasi dengan variabel prestasi olahraga angkat besi dapat diringkas melalui
pembahasan yang diantaranya: (1) Hubungan antara motivasi berprestasi dengan
prestasi olahraga angkat besi memiliki persamaan garis regresi linier Ŷ=-
410,49+7,24 dengan tingkat keberartian regresi linier yang signifikan sebesar 7,13
pada taraf signifikan (α 0,05). (2) Hubungan antara motivasi berprestasi dengan
prestasi olahraga angkat besi memiliki keeratan atau arah hubungan sebesar 41,86%.
(3) Hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi olahraga angkat besi
memiliki kekuatan hubungan parsial yang positif sebesar 0,348 apabila kondisi fisik
konstant, dan 0,497 apabila kecemasan konstant. (4) Hubungan antara motivasi
berprestasi dengan prestasi olahraga angkat besi memiliki sumbangan atau
kontribusi yang positif secara relatif sebesar 59%, dan secara efektif sebesar 33%.
(5) Pada tahap uji keberartian koefisien korelasi antara motivasi berprestasi dengan
prestasi olahraga angkat besi diperoleh kesimpulan bahwa, terdapat hubungan antara
motivasi berprestasi dengan prestasi olahraga angkat besi pada kriteria hasil
pengujian dimana Thitung 3,60 > lebih besar dari Ttabel 2,086 dengan taraf signifikan
(α 0,05).
Page 20
91
3. Hubungan Antara Kecemasan Dengan Prestasi Olahraga Angkat Besi
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada variabel kecemasan
dengan variabel prestasi olahraga angkat besi dapat diringkas melalui pembahasan
yang diantaranya: (1) Hubungan antara kecemasan dengan prestasi olahraga angkat
besi memiliki persamaan garis regresi linier Ŷ=-101,68+5,26 dengan tingkat
keberartian regresi linier yang signifikan sebesar 6,03 pada taraf α 0,05. (2)
Hubungan antara kecemasan dengan prestasi olahraga angkat besi memiliki keeratan
atau arah hubungan sebesar 22,91%. (3) Hubungan antara kecemasan dengan
prestasi olahraga angkat besi memiliki kekuatan hubungan parsial yang negatif
sebesar -0,004 apabila kondisi fisik konstant, dan -0,04 apabila motivasi berprestasi
konstant. (4) Hubungan antara kecemasan dengan prestasi olahraga angkat besi
memiliki sumbangan atau kontribusi yang negatif secara relatif sebesar -26%, dan
secara efektif sebesar -14%. (5) Pada tahap uji keberartian koefisien korelasi antara
kecemasan dengan prestasi olahraga angkat besi diperoleh kesimpulan bahwa,
terdapat hubungan antara kecemasan dengan prestasi olahraga angkat besi pada
kriteria hasil pengujian dimana Thitung 2,313 > lebih besar dari Ttabel 2,086 dengan
taraf signifikan (α 0,05).
4. Hubungan Antara Kondisi Fisik, Motivasi Berprestasi, dan Kecemasan
Dengan Prestasi Olahraga Angkat Besi
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dengan menggunakan
analisis regresi linier ganda pada variabel kondisi fisik, motivasi berprestasi, dan
kecemasan, dengan variabel prestasi olahraga angkat besi, diperoleh persamaan
regresi ganda sebagai berikut:
Page 21
92
Ŷ= -174,23+0,579X1+5,777X2-3,158X3
Dari persamaan analisis regresi linier ganda di atas, diketahui bahwa kondisi
fisik, dan motivasi berprestasi memiliki tanda positif yang menunjukan bahwa
kondisi fisik dan motivasi berprestasi memberikan garis hubungan positif
berbanding lurus dengan hasil prestasi olahraga angkat besi. Artinya bahwa,
semakin tinggi kondisi fisik, dan semakin tinggi motivasi, maka cenderung akan
diikuti oleh hasil prestasi yang semakin tinggi. Sedangkan pada kecemasan memiliki
tanda negatif yang menunjukan bahwa kecemasan memberikan garis hubungan
negatif berbanding terbalik dengan hasil prestasi olahraga angkat besi. Artinya
bahwa, semakin tinggi kecemasan, maka cenderung akan diikuti semakin rendahnya
prestasi.
Selanjutnya pada hasil analisis data dengan menggunakan analisis koefisien
korelasi ganda pada variabel kondisi fisik, motivasi berprestasi, dan kecemasan
dengan variabel prestasi olahraga angkat besi, diproleh nilai R sebesar 0,748 dengan
koefisien determinasi R2 sebesar 0,559 atau 56%. Artinya dapat disimpulkan bahwa,
variabel kondisi fisik, motivasi berprestasi, dan kecemasan secara bersama-sama
memiliki keeratan atau arah hubungan dengan prestasi olahraga angkat besi sebesar
56%, dan pada hasil uji keberartian analisis regresi ganda antara variabel kondisi
fisik, motivasi berprestasi, dan kecemasan secara bersama-sama dengan prestasi
olahraga angkat besi, diperoleh kriteria hasil pengujian yaitu, dimana Fhitung 6,77 >
lebih besar dari Ftabel 3,24 dengan taraf pengujian signifikansi (α 0,05). Artinya
dapat disimpulkan bahwa, terdapat hubungan secara bersama-sama antara kondisi
fisik, motivasi berprestasi, dan kecemasan dengan prestasi olahraga angkat besi.