40 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah Koran Sindo Koran SINDO merupakan surat kabar dari PT Media Nusantara Informasi (PT MNI) yang terbit perdana, pada 30 Juni 2005. PT Media Nusantara Informasi (MNI) merupakan anak perusahaan dari PT. Media Nusantara Citra,Tbk. (MNC Group). PT Media Nusantara Citra,Tbk merupakan perusahaan besar yang menaungi perusahaan- perusahaan yang bergerak di bidang media dan telekomunikasi, seperti RCTI, MNC TV, Global TV, Indovison, MNC Pictures, Trijaya Network, dan masih banyak lagi. PT Media Nusantara Informasi adalah perusahaan yang bergerak di bidang media massa yaitu menjalankan usaha penerbitan surat kabar harian atau koran yang biasa disebut Koran SINDO. PT Media Nusantara Informasi mulai berproduksi secara komersial pada 1 Juli 2005. Memiliki beberapa cabang yang disebut Biro di berbagai daerah di Indonesia untuk mendukung kelancaran operasional secara nasional. Beberapa Biro yang tersebar di Indonesia antara lain Biro Jawa Barat di Bandung, Biro Jawa Tengah di Semarang, Biro Jawa Timur di Surabaya, Biro Sumatera Utara di Medan, Biro Sumatera Selatan di Palembang, dan Biro Sulawesi Selatan di Makassar.
79
Embed
HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2012-2-00863-MC Bab4001.pdf · HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah Koran Sindo Koran SINDO
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
40
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1. Sejarah Koran Sindo
Koran SINDO merupakan surat kabar dari PT Media Nusantara Informasi (PT
MNI) yang terbit perdana, pada 30 Juni 2005. PT Media Nusantara Informasi (MNI)
merupakan anak perusahaan dari PT. Media Nusantara Citra,Tbk. (MNC Group). PT
Media Nusantara Citra,Tbk merupakan perusahaan besar yang menaungi perusahaan-
perusahaan yang bergerak di bidang media dan telekomunikasi, seperti RCTI, MNC TV,
Global TV, Indovison, MNC Pictures, Trijaya Network, dan masih banyak lagi.
PT Media Nusantara Informasi adalah perusahaan yang bergerak di bidang
media massa yaitu menjalankan usaha penerbitan surat kabar harian atau koran yang
biasa disebut Koran SINDO. PT Media Nusantara Informasi mulai berproduksi secara
komersial pada 1 Juli 2005. Memiliki beberapa cabang yang disebut Biro di berbagai
daerah di Indonesia untuk mendukung kelancaran operasional secara nasional. Beberapa
Biro yang tersebar di Indonesia antara lain Biro Jawa Barat di Bandung, Biro Jawa
Tengah di Semarang, Biro Jawa Timur di Surabaya, Biro Sumatera Utara di Medan,
Biro Sumatera Selatan di Palembang, dan Biro Sulawesi Selatan di Makassar.
41
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Kelompok Perusahaan MNC Group
Koran SINDO ditujukan agar memudahkan dan memenuhi kebutuhan pembaca
akan informasi, karena di dalamnya terdapat berbagai rubrik antara lain berita (news),
ekonomi dan bisnis, olahraga (hattrick), gaya hidup (lifestyle), entertainment dan
referensia. Semua itu terangkum dalam KORAN SINDO yang disajikan secara menarik
agar dapat dinikmati oleh pembaca. Rubrik tersebut dikemas sedemikian rupa agar dapat
dinikmati oleh para pembaca dari berbagai kalangan.
Sebagai pendatang baru dalam dunia surat kabar, PT Media Nusantara Informasi
berupaya secara maksimal untuk membuka pasar pembaca koran dengan memulai
produksi sekitar 1.800.000 eksemplar perbulan pada bulan Juni 2005 dengan tingkat
laku di pasaran sekitar 39% dan telah mencapai 2.800.000 eksemplar pada tahun 2010
42
dengan laku di pasaran sekitar 84%. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa Koran
SINDO tetap dapat diserap oleh pasar hingga saat ini. Tren kenaikan tersebut terus
dioptimalkan oleh PT Media Nusantara Informasi.
Dibandingkan dengan surat kabar lain yang telah lebih dulu ada, Koran SINDO
mengalami perkembangan jumlah pembaca yang sangat pesat pada hal usia Koran
SINDO masih terbilang muda, yaitu 7 (tujuh) tahun. Perbandingan tersebut
memperlihatkan bahwa Koran SINDO adalah surat kabar yang menarik dan terpercaya
bagi masyarakat. Saat ini Koran SINDO menduduki tempat kedua setelah Koran
Kompas untuk surat kabar terpopuler tingkat nasional. Kepopuleran Koran Kompas
belum dapat tersaingi karena Koran Kompas memiliki pengetahuan nasional yang luas
dan mereka telah berdiri sejak empat puluh tujuh tahun yang lalu.
Gambar 4.2 Best Of Readership Newspaper In National Newspaper
Selain terfokus pada surat kabar, brand Koran SINDO atau yang lebih dikenal
dengan sebutan Sindo memiliki satu kelompok yang dinamakan Sindo Media. Terdapat
43
empat media yang termasuk dalam Sindo Media Group, yaitu Harian Koran Sindo,
Sindo TV, Sindo Radio, dan SindoNews.Com.
Gambar 4.3 Bagan Sindo Media Group
Koran SINDO hadir setiap pagi dengan sajian berita-berita yang akurat,
mendalam, penuh gaya dan warna. Koran SINDO juga akan menyapa pembaca dengan
setuhan jurnalisme khas untuk selalu memberikan lebih dari sekadar berita. Apalagi
ditunjang dengan kreatifitas visual yang progresif dan tidak konservatif, KORAN
SINDO yakin akan menjadi media yang unik di mata pembaca KORAN SINDO.
PT Media Nusantara Informasi selalu ingin memberikan dan meningkatkan
kualitas terbaik atas produknya, maka dari itu PT Media Nusantara Informasi
mendapatkan anugerah Top 3 Indonesia Best Brand Award 2007 for Newspaper
Category dari majalah SWA edisi Agustus 2007 dan anugerah Service Award dari Mark
44
Plus pada bulan Oktober 2008. Hal ini membuat motivasi KORAN SINDO semakin
menggebu untuk menjadi salah satu surat kabar yang terbaik di Indonesia.
Secara umum aspek permintaan atas koran dipengaruhi oleh minat baca dan
tingkat belanja masyarakat. Target pembaca KORAN SINDO adalah masyarakat
menengah ke atas dari segala jenis gender, jenjang usia yang berbeda, tingkat
pendidikan yang berbeda, dan jenis pekerjaan yang beragam. Diagram grafik pembaca
KORAN SINDO berdasarkan usia pendidikan, dan pekerjaan dapat dilihat gambar di
bawah ini;
Gambar 4.4 Persentase Pembaca Koran SINDO
4.1.2. Visi Dan Misi Koran SINDO
A. VISI :
Menjadi harian nasional terbesar, independen dan terpercaya yang berkomitmen
penuh terhadap pengembangan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
Indonesia.
45
B. MISI :
1. Melayani pembaca dengan sepenuh hati dengan komitmen dan tanggungjawab
2. Menyediakan wahana aspirasi masyarakat dengan penuh tanggungjawab
3. Mendorong perubahan untuk membawa karakter masyarakat kearah yang
konstruktif
4. Melakukan fungsi kontrol dan penyeimbang tegaknya demokrasi
5. Menumbuhkan nilai nilai Nasionalisme demi keutuhan bangsa dan negara
6. Menggerakan ekonomi masyarakat melalui berbagai informasi yang memberi
stimulasi dan peluang berusaha
7. Memaksimalkan efektifitas komunikasi media kepada semua mitra
8. Menciptakan nilai terbaik kepada Pemegang Saham dan pemangku kepentingan
lainnya
Koran SINDO juga memiliki slogan yang selalu dijunjung dan selalu tertera
dengan nama dan logo Koran SINDO yaitu “Sumber Referensi Terpercaya”. Slogan
tersebut diharapkan dapat memotivasi setiap bagian dan fungsi yang ada di perusahaan
agar melakukan yang terbaik bagi kejayaan dan tercapainya tujuan PT Media Nusantara
Informasi.
46
4.1.3. Lokasi Koran SINDO
Penelitian yang dilakukan penulis pada Koran SINDO yang berlokasi di :
Motivasi Luar Biasa), radio (Sindo Radio, Fimela Radio, MRA Radio, Indika Radio),
portal (okezone.com). Kedua, adanya mobil semangat baru sampai akhir maret 2013
dengan tujuan lebih mendekat diri kepada masyarakat sekaligus dalam hal meningkatkan
brand awareness bahwa Koran SINDO merupakan media cetak yang tepat sebagai
pilihan masyarakat dan banyak layanan-layanan yang menarik yang diberikan Koran
SINDO. Ketiga, adanya kegiatan special event seperti seminar 200 Jam Semangat Baru,
Event ReBi Ke 9, Event Jakarta Community Carnival bersama Indomie, Inspiring
Women bersama BII, dan masih banyak lagi.
87
Sejauh ini, data yang penulis dapatkan melalui observasi melahirkan kesimpulan
bahwa upaya sosialisasi yang dilakukan oleh PR Koran SINDO sangat efektif sekali
dalam menigkatkan kesadaran produk dalam mengelola citra melalui upaya sosialisasi
terhadap masyarakat atau target pasarnya karena dengan adanya wujud nyata Koran
SINDO dalam mensosialisasikan perubahan tersebut akan membawa dampak pula bagi
masyarakat yang melihatnya secara tidak langsung sehingga disini penulis melihat
dibutuhkan perencanaan dan strategi yang tepat pula setelah melakukan perubahan nama
dan logo. Karena itu perubahan yang terjadi di Koran SINDO seperti perubahan nama
dan logo itu memerlukan strategi yang tepat agar masyarakat pun sadar akan produk dan
brand perusahaan tersebut. Dimana akhir tujuan setiap perusahaan itu pastinya adanya
peningkatan penjualan dan masyarakat pun sadar dan tahu brand perusahaan tersebut
hingga brand itu pun menjadi pilihan masyarakat dalam kehidupannya.
Dari segi komunikasi antar kelompok, PR Koran SINDO melakukan adanya
komunikasi tatap muka dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai
tujuan perusahaan seperti menjalin hubungan komunikasi antar media atau juga
melayani berbagai pertanyaan seputar informasi perubahan nama dan logo Koran
SINDO.
Dari segi mengelola citra, PR Koran SINDO membangun persepsi publik tentang
perusahaan menyangkut pelayanannya yang dipergunakan yakni Talk Center, Mobil
Semangat Baru, Loper Wanita di lampu merah, sedangkan dari kualitas produk seperti
konten dan tampilan koran semakin dinamis, progresif dan visual. Pada akhirnya
persepsi akan memengaruhi sikap publik, apakah mendukung, netral atau memusuhi.
Citra dimulai dari identitas korporat sebagai titik pertama yang tercermin melalui nama
88
perusahaan (logo) dan tampilan lainnya, seperti laporan tahunan, brosur, kemasan
produk, company profile, interior kantor, seragam karyawan, newsletter, iklan,
pemberitaan media, materi tertulis maupun audiovisual.
4.3.2. Data Sekunder
Penulis dapatkan data sekunder itu berasal dari database dari Koran SINDO
seperti company profile Koran SINDO dan data-data lain dari perusahaan tersebut.
Sedangkan untuk literaturnya penulis menggunakan buku-buku mengenai Public
Relations, Advertising, Sosiologi, Metodelogi Penelitian, dan lain-lain. Lalu untuk yang
bersumber dari internet, penulis menggunakan google books dan situs resmi portal koran
sindo www.koran-sindo.com.
4.4. Hasil Analisa Data
Upaya sosialisasi perubahan nama dan logo oleh Public Relations Koran SINDO
dalam mengelola citra perusahaan memerlukan tahapan dan perencanaan yang baik.
Oleh karena itu perlu adanya strategi yang tepat dalam mensosialisasikan perubahan
tersebut. Sosialisasi sendiri menurut Peter Berger (2004:21) di dalam buku Pengantar
Sosiologi bahwa, “sosialisasi sebagai a process by which a child learns to be a
participant member of society – proses melalui mana seorang anak belajar menjadi
seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Karena menurut R.Diniarti F
Soe’oed (2004:32) dalam buku Bunga Rampai Sosiologi Keluarga bahwa, “syarat
penting untuk berlangsungnya proses sosialisasi adalah interaksi sosial, karena tanpa
interaksi sosial sosialisasi tidak mungkin berlangsung”. Sehingga sesuai dengan teori
yang dijelaskan di atas bahwa dapat dilihat dari upaya sosialisasi yang dilakukan Koran
89
SINDO yaitu untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang perubahan yang terjadi
seperti dari logo, nama, konten, layanan, dan tema yang diangkat di dalam perubahan
tersebut agar dapat diterima oleh masyarakat melalui interaksi sosial yang terjadi lewat
komunikasi antar kelompok yang dilakukan PR Koran SINDO. Sesuai dengan teori yang
diungkapkan oleh Suprapto (2009:6) bahwa, komunikasi organisasi adalah komunikasi
dalam organisasi khususnya yang mempunyai hubungan dengan satu atau lebih dimensi-
dimensi struktur organisasi. Jadi PR Koran SINDO sendiri melakukan interaksi sosial
dengan cara terlebih dahulu terjalin komunikasi organisasi bail itu dalam organisasi atau
pun di luar organisasi dengan tujuan dalam mensosialisasikan perubahan tersebut untuk
memperkenal dan memberitahukan perubahan tersebut kepada publik.
Ada pun perubahan nama dan logo Koran SINDO yang sebelumnya adalah
Harian Seputar Indonesia yang memiliki latar belakang sendiri. Seperti apa yang
dikatakan oleh key informan yakni Bapak Aloysius Novianto:
“Pada awalnya pimpinan Koran SINDO membuat koran baru dengan menggunakan nama Harian Seputar Indonesia yang diambil dari program berita yang ada di RCTI yaitu “Berita Seputar Indonesia”. Kemudian agar campaignnya tidak susah dalam pengucapannya maka terciptalah nama yaitu Koran SINDO. Seiringnya berjalannya, banyak masyarakat mempersepsikan Koran SINDO itu adalah program berita acara yang ada di RCTI bukan sebagai media cetak harian. Makanya agar mensinergi antara produk dan brand, perusahaan tersebut mengambil langkah untuk melakukan perubahan nama dan logo agar masyarakat lebih mengenal produk dan brand itu sebagai Koran SINDO bukan program berita yang ada di RCTI, karena itu berbeda sekali. Jadi diharapkan dalam perubahan nama dan logo yang baru ini, masyarakat tidak terasosiasi dengan produk yang lain”.
Upaya sosialisasi yang dilakukan oleh Public Relations Koran SINDO
merupakan suatu proses untuk memperkenalkan produk dan layanan kepada masyarakat
90
agar masyarakat merasakan keberadaan produk dan layanan tersebut. Karena sesuai
dengan teori menurut Denny Griswold dalam buku Hanbook Of Public Realations:
Pengantar Komprehensif (Ardianto.2011:9) bahwa PR adalah fungsi manajemen yang
mengevaluasi publik, memperkenalkan berbagai kebijakan dan prosedur dari suatu
individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan membuat perencanaan,
serta melaksanakan suatu program kerja dalam upaya memperoleh pengertian dan
pengakuan publik.
Ketercukupan informasi akan terwujud bila public relations menyediakan
saluran komunikasi yang terbuka (open communication) dan memungkinkan terjadinya
komunikasi dua arah yang timbal balik (two way reciprocal). Penulis menganggap
bahwa upaya tersebut sesuai di dalam buku Soekanto, S., & Sukanto, S. (2007:58)
“Sosiologi: Suatu Pengantar” bahwa adanya syarat-syarat terjadinya sosialisasi seperti:
a. Adanya Kontak Sosial
Kontak sosial berlangsung dalam tiga bentuk yaitu antar individu, antar individu
dengan kelompok dan antar kelompok. Jadi dalam hal ini Koran SINDO melakukan
kontak sosial dengan bentuk komunikasi organisasi yang baik dengan tujuan yang
telah diketahui. Misalnya kontak sosial yang terjadi antar internal organisasi di
Koran SINDO yaitu antar setiap divisi bagian terjalin dengan baik komunikasinya
sehingga susunan rencana yang telah disepakati dan ditentukan oleh perusahaan pun
dapat berjalan dengan lancer, sedangkan eksternal organisasi terjalin kontak sosial
dengan media (jadi media cetak Koran SINDO mengundang kelompok media lain
untuk hadir dalam acara press conference) dan lalu ada kontak sosial dengan
masyarakat (mengajak dan memberitahukan kepada target sasaran/masyarakat
91
bahwa Koran SINDO melakukan perubahan baik dari nama, logo, konten, serta
layanan).
b. Adanya Komunikasi
Yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain (berwujud pembicaraan,
gerak – gerak badaniah atau sikap), perasaan – perasaan apa yang ingin disampaikan
oleh orang tersebut. Seperti apa yang dikatakan oleh informan II - Ibu Eti Rosdianti
bahwa:
“Saat event launching, kita ada kegiatan sampling dahulu dimana kegiatan tersebut membagi-bagikan koran secara gratis dengan menggunakan logo dan nama koran yang baru. Sebelum kegiatan press conference berlangsung kita ada icon-icon juga yang membawa balon dan mereka berkumpulan di Bundaran HI sebagai awal prosesinya perubahan nama dan logo Koran SINDO yang sebelumnya adalah Harian Seputar Indonesia dan kita melepaskan balon di udara sebagai tanda perubahan nama dan logo kita”.
Dari hasil wawancara di atas bahwa komunikasi yang terjadi dapat dilihat secara
langsung dengan membagi-bagikan sampling koran yang baru kepada masyarakat dan
melakukan pelepasan balon sebagai tanda awal bahwa Koran SINDO resmi melakukan
perubahan nama dan logo dengan tema yaitu “Generasi Semangat Baru”. Dari tema
tersebut juga secara tidak langsung mengajak masyakarat untuk menjadi generasi
semangat yang baru dalam setiap hal untuk menuju hal-hal yang positif. Adapun makna
dari logo Koran SINDO yang baru tersebut diungkapkan pula dalam wawancara dengan
key informan Bapak Aloysius Novianto;
Pertama, aku sampaikan kalau secara basic ada rajawali, kemudian bola dunia itu tujuannya adalah kita Koran SINDO yang progresif. Ini punya istilahnya “Helikopter View ; bagaimana kita melihat Indonesia secara utuh yah,,,jadi mata elang, terbangnya elang yang mengelilingi kepulauan Indonesia, dan segala macamnya itu, kepulauan Indonesia adalah bagaimana kita satu untuk melihat Indonesia menjadi lebih baik, kedua memang mengajak dari Sabang sampai Merauke mmh..bahwa kita perlu
92
Indonesia lebih maju gitu yah… dan kita adalah belong in to Indonesia itu konteks dari sisi rajawali kepada bumi Indonesia. Kemudian kita bahas dari konteks logo Koran SINDO itu sendiri yang sekarang memang kenapa logo yang take font menggunkan itu, kita memang mempunyai kecenderungan yang jujur, kecenderungan yang to the point. Jelas take font nya kan American take font yah.. dan secara spirit warna merah yang ada di group koran sendiri mengartikan koran kita yang semangat baru, semangat kita untuk lebih progresif, semangat kita untuk lebih maju.
Adapun upaya sosialisasi yang dilakukan Public Relations Koran SINDO itu
merupakan salah satu strategi dan perencanaan PR dalam melakukan hubungan
komunikasi dalam bentuk publikasi yang positif dengan tujuan promosi, penyebaran
informasi, komersial dan perkenalan (introduction) seperti nama, logo, konten dan
layanan yang baru diberikan oleh Koran SINDO sebagai strategi perusahaan tersebut
dalam mengelola citra perusahaan (corporate identity ang good image) tersebut menjadi
baik di mata masyarakat.
Adapun upaya-upaya sosialisasi yang dilakukan PR merupakan suatu strategi
yang tepat sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Ruslan yang dikutip oleh Firsan
Nova (2009:41-43) dalam buku Crisis Public Relations: Bagaimana PR Menangani
Krisis Perusahaan mengungkapkan bahwa strategi Public Relations yaitu:
a) Publications
Fungsi dan tugas public relations adalah menyelenggarakan publikasi atau
menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan
perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik. Dalam hal ini,
tugas PR Koran SINDO adalah melakukan publikasi mengenai Koran SINDO untuk
mencari publisitas melalui kerjasama dengan pihak media (grup atau non grup) dan
perusahaan-perusahaan yang terkait dengan tujuan menguntungkan citra lembaga
93
atau organisasi yang diwakilinya. Seperti hasil wawancara dengan informan Ibu
Ester Perangin Angin :
“dari tim PR melakukan berbagai aktivitas promosi seperti promosi baik itu promo lewat media seperti televisi, radio, media cetak maupun portal. Itu adalah strategi kita untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas bahwa Koran SINDO melakukan perubahan nama dan logo. Selain itu juga dari tim PR juga, melakukan pendekatan-pendekatan di berbagai pihak mungkin dalam hal ini para pendukung acara kita untuk launching dan press conference Koran SINDO seperti brand ambassadornya, terus tokoh-tokoh generasi semangat baru yang sudah kita pilih brandnya untuk Koran SINDO itu adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PR Koran SINDO dalam kegiatan perubahan nama dan logo perusahaan”.
b) Event
Merancang sebuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan produk dan layanan
perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat memengaruhi opini
publik. Di karenakan perubahan nama dan logo Koran SINDO jadi strategi PR
Koran SINDO dalam upaya sosialisasi perubahan tersebut maka banyak kegiatan
atau aktivitas seperti event dan seminar yang dilakukan PR agar tujuan dari
perusahaan dapat tercapai yakni masyarakat bisa menerima dan loyal terhadap
produk Koran SINDO. Sehingga dari hasil wawancara yang dilakukan penulis
adalah seperti apa yang dikatakan oleh Informan II Ibu Eti Rosdianti:
“Dari sisi PR-nya, kita pasti mengadakan event yang pasti orientasinya kepada menjangkau masyarakat banyak yang artinya mengenalkan inilah Koran SINDO yang to be number one”.
c) News (menciptakan berita)
Berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter, bulletin, dan lain-
lain. Untuk itulah seorang PR harus mempunyai kemampuan menulis untuk
94
menciptakan publisitas. Event yang diselenggrakan Koran SINDO selalu menyajikan
press release guna mempermudah khususnya tamu dari media dalam hal meliput
kegiatan acara yang diselenggarakan Koran SINDO. Dari hasil wawancara dengan
informan Ester Perangin Angin bahwa:
“PR selalu berusaha untuk lebih mendekatkan Koran SINDO kepada masyarakat luas terutama para pembacanya kalau kita selalu melakukan atau memberikan informasi-informasi yang terkait dengan perubahan nama dan logo Harian Seputar Indonesia menjadi Koran SINDO. Yang kita lakukan itu dalam aktivitas promosi kita sengaja melakukan aktivitas promosi yang sangat tinggi sehingga perubahan tersebut dapat diterima di seluruh Indonesia dan perubahan nama dan logo Koran SINDO menjadi benar langsung mengenai sasarannya”.
d) Community involvement (kepedulian pada komunitas)
Keterlibatan tugas sehari-hari seorang PR adalah mengadakan kontak sosial dengan
kelompok masyarakat tertentu guna menjaga hubungan baik (community relations
and humanity relations) dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. PR
Koran SINDO juga melakukan kontak sosial dengan komunitasnya yaitu SINDO
Community dimana tujuannya adalah agar Koran SINDO tetap menjaga hubungan
yang baik dengan kelompok masyarakat seperti dari hasil wawancara dengan
informan Eti Rosdianti bahwa:
“kita sudah punya relasi komunitas yang cukup erat karena kan kita punya program sindo community dimana hubungan kita cukup erat karena kita juga menawarkan berbagai macam pengalaman yaitu diskon-diskon di berbagai tempat entertain terus kita juga ada liputan yang dimasukkan ke dalam tabloid komunitas yang terbit sekitar 2 minggu sekali, awalnya terbit sekitar seminggu sekali dan sekarang 2 minggu sekali. Dan relasi-relasi komunitas-komunitas tersebut kita manjakan di komunitas tersebut”.
95
e) Inform or image (memberitahukan atau meraih citra)
Ada dua fungsi utama dari PR, yaitu memberikan informasi kepada publik atau
menarik perhatian sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan berupa citra
positif. PR Koran SINDO juga memberikan layanan telepon interaktif dimana
masyarakat dapat secara langsung mengetahui atau bertanya mengenai cara
berlangganan Koran SINDO atau pun hal lainnya. Sedangkan dalam menarik
perhatian masyarakat banyak kegiatan promo yang dilakukan PR seperti
memberikan khusus seperti potongan harga atau voucher event secara gratis apabila
berlanggan Koran SINDO. Seperti yang disampaikan oleh informan Eti Rosdianti
bahwa:
“ya..jadi PR dalam mengelola citra perusahaan kita memang..mmh… selain meng-handle kegiatan dalam artian untuk PIC liputan media. Itu juga kita memang menangani promonya. Jadi promo kita di group itu selalu naik setiap hari baik RCTI,Global TV, kita selalu create setiap hari apa yang bisa naik di mereka. Jadi tidak akan pernah kosong. Kalau pun kita lagi ga ada event atau promo kita akan buat dengan tim brand ya..kita akan buat dengan tim sesuatu promo internal untuk meningkatkan brand awareness kita supaya masyarakat tetap awarenessnya tetap stabil dan tinggi. Selama 7 tahun kita tetap didukung oleh group kita”.
f) Lobbying and negotiation
Keterampilan untuk melobi melalui pendekatan pribadi dan kemampuan
bernegoisasi sangat diperlukan bagi seorang PR. Tujuan lobi adalah untuk mencapai
kesepakatan (deal) atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang
berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. Dalam hal ini PR Koran
96
SINDO terus melakukan lobbying dengan setiap perusahaan seperti yang dilakukan
PR Koran SINDO yang ingin bekerjasama dengan pihak media TRANS TV.
“Promo kita yang cukup heavy di bulan Maret itu, harus kita mintakan khusus kepada masing-masing group. Kita mintakan khusus terus dan kita buatkan permohonan , syukurnya semua bisa berjalan dengan baik. Lalu yang kedua kita mencoba untuk mencari kerja sama dengan media lain. Sejauh ini sudah di cover untuk Metro TV dan yang lain-lain. Lalu mmh..dikarenakan kita masih butuh peningkatan awareness di peliputan mmh..kita sudah mengajak 2 stasiun TV yang kita anggap sudah sesuai dengan segmen kita yaitu Metro TV dan TV One, akan tetapi dipertengahan jalan mereka mengundurkan diri dikarenakan satu dan lain hal sehingga mereka tidak bisa mendukung kita. Lalu kita dalam waktu yang cepat kita mencari solusi ketempat lain di Trans TV. Mmh..masalah seperti media-media itu juga kita melakukan pendekatan mereka itu benar-benar secara khusus karena ini event yang besar pendekatan kita memang begitu berbeda dengan biasanya seperti meeting khusus dengan pemrednya. Memberikan space khusus yang berbeda kepada mereka. Apabila mereka membutuhkan promo begitu”.
g) Social resposibillity (tanggung jawab sosial)
Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas Public Relations menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat. Hal ini akan
meningkatkan citra perusahaan di mata publik. Ada pun kegiatan sosial yang
dilakukan pihak Koran SINDO di dalam upaya sosialisasi perubahan nama dan logo
tersebut dengan cara memberikan bantuan sumbangan dana kepada anak kecil
penderita kanker yang bernama “Sidney” pada bulan Mei, dimana dari hasil
observasi di lapangan penulis langsung menghubungi ibu Tina yang merupakan
orang tua dari anak penderita kanker tersebut. Juga untuk mencari banyak informasi
tentang anak tersebut dan meminta persetujuan dari orang tua Sidney untuk boleh
mengangkat berita mengenai Sidney sebagai informasi berita di Koran SINDO
97
sebagai kepedulian sindo terhadap anak kecil yang menderita kanker dan mengajak
masyarakat untuk menunjukkan kepedulian tersebut kepada sesama manusia.
Terlihat penjelasan di atas bahwa tugas PR Koran SINDO itu sendiri di dalam
upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO yang sebelumnya namanya
adalah Harian Seputar Indonesia menurut penulis sesuai dengan teori Sr Maria
Assumpta Rumanti (2005:39-42) dalam buku Dasar-Dasar Public Relations: Teori Dan
Praktik bahwa:
a. PR Koran SINDO meyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian
informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik atau
stakeholder, supaya mempunyai pengertian yang positif tentang organisasi atau
perusahaan, tujuan, serta kegiatan yang dilakukan Koran SINDO dalam
meningkatkan kesadaran terhadap nama dan logo serta pelayanan dan perubahan
yang lainnya kepada publik. Dalam hal ini PR merupakan sumber informasi yang
mewakili perusahaan.
b. Memonitor , merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau
masyarakat. Hal ini dilakukan PR Koran SINDO yang terus memonitoring
pemberitaan atau hasil liputan mengenai Koran SINDO di setiap media massa, dan
mengevaluasi tanggapan yang ada dlingkungan masyarakat seperti aktivitas Koran
SINDO dalam upaya sosialisasi perubahan nama dan logo dengan adanya mobil
semangat baru, loper-loper wanita di lampu merah, kerjasama dengan armada
bluebird dimana setiap armada akan ada Koran SINDO dan masih banyak lagi.
c. Memperbaiki citra organisasi. Koran SINDO ingin mengubah persepsi masyarakat
tentang Koran SINDO dimana dengan nama Harian Seputar Indonesia banyak
98
masyarakat mengaitkan itu dengan program berita di RCTI pada hal itu Harian
Seputar Indonesia merupakan produk koran PT Media Nusantara Informasi. Oleh
karena itu perubahan nama dan logo yang dilakukan pada tanggal 1 Maret 2013
menjadi awal dalam mengubah persepsi masyarakat agar tidak terasosiasi dengan
produk yang lain. Dan hasil wawancara dengan informan Ester Perangin-Angin
bahwa:
“Untuk mengubah persepsi Koran SINDO menjadi media cetak yang terbaik adalah kita melakukan berbagai aktivitas seperti yang kita bicara tadi. Jadi tidak hanya promosi media, promosi yang kita lakukan ini. Kita akan usahakan berbeda dengan media-media lainnya. Kita mau menampilkan kreatif-kreatif iklan yang dinamis, yang menarik perhatian sehingga itu menjadi differentiation kita dengan media lain. Jadi apa yang dilakukan oleh Koran SINDO diusahakan selalu berbeda, kita juga melakukan pembenahan dari sisi konten dan kita juga bisa menjadi media yang membawa perubahan positif untuk Bangsa dan Negara ini. Dan kita juga membuat Koran SINDO semakin viewpaper. Jadi orang-orang selalu tertarik untuk terus melihat dan membaca koran karena kita kan tahu dengan derasnya informasi di internet orang bisa membuka portal kapan saja. Kalau kita tidak melakukan hal-hal yang lain tentu kita akan tertinggal dengan media lain”.
d. Tanggung jawab sosial yang dilakukan PR terutama kelompok publik sendiri, publik
internal, dan pers sangat penting, karena tujuannya untuk mendapat kepercayaan dari
publik dan masyarakat serta stakeholder terkait.
e. Komunikasi merupakan salah satu bentuk penghubung PR dalam menjalin hubungan
yang positif baik masyarakat dan stakeholder sehingga apa yang hendak dicapai oleh
perusahaan dapat tersampaikan dengan benar.
Dalam hal ini berkaitan dengan produknya yaitu Koran SINDO berupa barang
dan jasa yang akan disampaikan kepada khalayak atau publik tertentu seperti adanya talk
center, mobil semangat baru, tampilan konten dan layout yang semakin dinamis,
99
progresif, dan visual. Dengan demikian hal tersebut akan menciptakan suatu citra yang
baik dari masyarakat terhadap nama perusahaan Koran SINDO. Sesuai dengan teori
yang diungkapkan di dalam buku Metodologi Penelitian Untuk Public Relations:
Kuantitatif dan Kualitatif menurut Sutisna bahwa,
“ image adalah realitas, seperti yang dikemukakan Bernstein dalam Gronroos. Oleh karena itu, program pengembangan dan perbaikan citra harus didasarkan pada realitas. Jika citra tak sesuai dengan realitas dan kinerja kita tidak baik, itu adalah kesalahan kita dalam berkomunikasi. Jika citra sesuai dengan realitas dan merefleksikan kinerja kita yang buruk, itu berarti kesalahan kita dalam mengelola organisasi”. (Sutisna, dalam Ardianto.2011:99)
Jadi disimpulkan bahwa Koran SINDO itu bukan hanya mempunyai strategi
yang tepat atau mengkomunikasikan perubahan nama dan logo tersebut kepada publik
tetapi strategi tersebut juga harus dilakukan secara realitas sebagai salah satu bentuk
program pengembangan untuk mengelola citra perusahaan menjadi yang terbaik.
Perlunya strategi komunikasi yang efektif dalam mensosialisasikan perubahan
nama dan logo Koran SINDO oleh Public Relations. Menurut Nurjaman & Umam
(2012:46-49) dalam buku Komunikasi & Public Relations bahwa ada pun strategi
komunikasi yang efektif yang perlu diketahui yakni:
a. Ketahui Mitra Bicara (audience)
Dalam upaya sosialisasi yang dilakukan oleh Koran SINDO mitra bicara/audience
mereka adalah semua kalangan masyarakat baik yang berlangganan atau pun yang
tidak berlangganan atau juga para pembaca atau pun yang bukan pembaca Koran
SINDO. Hal ini diharapkan dengan upaya sosialisasi ini mitra bicara/audience dapat
lebih awareness dengan produk dan layanan yang dimiliki oleh Koran SINDO. Oleh
100
karena itu Koran SINDO mengangkat tema dalam perubahan nama dan logonya
yaitu “Generasi Semangat Baru”. Seperti apa yang dikatakan Bapak Aloysius
Novianto:
“Bicara generasi semangat baru bukan artinya segmenya hanya anak muda saja tapi segmennya generasi kepada siapa pun orang di Indonesia tanpa pandang bulu baik itu usia, jenis kelamin, agama, dan lain - lain. Asalkan mereka mempunyai niat yang baik, jujur, kreatif, mempunyai niat yang maju buat Indonesia”.
b. Ketahui Tujuan
Tujuan dalam berkomunikasi sangat menentukan cara kita menyampaikan informasi.
Adapun tujuan dari upaya sosialisasi yang dilakukan Koran SINDO yakni
memperkenalkan dan mengajak masyarakat, seperti apa yang dikatakan Bapak
Aloysius Novianto dalam temanya “Generasi Semangat Baru” yakni:
“untuk berubah menjadi positif itu kita harus membawa suatu gerakan yakni semangat baru dimana membawa Indonesia menjadi semakin baik. Jadi tidak serta merta campaign kita semangat baru dengan berbicara mengenai pembaruan koran kita, tetapi kita lihat bahwasanya diluar sana dalam konteks PR yang selama ini kita ketahui bahwa kejadian-kejadian di Indonesia yang negatif harus dirubah menjadi positif”.
c. Perhatikan Konteks
Dalam hal konteks perubahan nama dan logo Koran SINDO, perusahaan tersebut
melakukan launching dan press conference pada tanggal 1 Maret 2013 yang
bertempat di Bundaran HI untuk sesi launching dan press conference di MNC
Tower. Konteks sangat berperan dalam memperjelas informasi yang disampaikan.
Seperti apa yang dikatakan Bapak Aloysius Novianto;
101
“apa yang kita perbarui dari sisi nama, logo, produk, dan dari sisi tayangan serta merta itu juga diungkapkan kepada masyarakat. Perubahan tersebut mengajak masyarakat Indonesia agar mempunyai semangat yang baru untuk menuju Indonesia yang lebih baik. Jadi konteks kita itu tidak hanya untuk Koran SINDO tetapi untuk masyarakat Indonesia”.
d. Pelajari Kultur
Kultur atau budaya, habit atau kebiasaan orang atau masyarakat juga perlu
diperhatikan dalam komunikasi. Hal ini penting karena itu Koran SINDO melakukan
perubahan nama dan logo tersebut untuk menjadi media cetak generasi semangat
baru dalam menyajikan informasi-informasi berita yang tepat sesuai dengan
kebutuhan setiap masyarakat.
e. Pahami Bahasa
Bahasa menunjukkan bangsa, artinya bahasa dapat menjadi ciri atau identitas suatu
bangsa. Berbicara identitas berarti berbicara harga diri atau kebanggaan. Jadi Koran
SINDO menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh publik atau masyarakat
yakni dengan mengangkat tema “Generasi Semangat Baru” seperti yang
disampaikan oleh Bapak Aloysius Novianto:
“secara umumnya kita menyemangati pembaruan ini untuk membawa hidup baru, semangat baru, tidak hanya sekadar sebatas tagline atau campaign tetapi kita juga mengambil beberapa person-person yang dipercaya untuk melangsungkan spirit ini dengan cara meminta kesediaan Rhenald Kasali, Billy Boen, Happy Salma, dan Donna Agnesia yang dari latar belakang mereka yang mendukung upaya campaign generasi semangat baru dan kita jadikan panutan bahwa mereka-mereka ini adalah generasi semangat baru”.
102
Proses upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO oleh Public
Relations dalam mengelola citra perusahaan, penulis melakukan tahapan sosialisasi
menurut Kun Maryati dan Juju Suryawati yaitu:
1. Sosialisasi primer adalah sosialisasi yang terjadi apabila mengadakan hubungan
langsung bertemu dan berhadapan muka antar kelompok. Misalnya yang dilakukan
Koran SINDO seperti apa yang dikatakan Informan II – Ibu Eti Rosdianti bahwa:
“kita ada sampling dahulu dimana kegiatan sampling dengan membagi-bagikan koran secara gratis dengan logo dan nama koran yang baru”.
Kegiatan sampling itu dilakukan secara langsung dan tatap muka kepada masyarakat
bahwa menunjukkan ini adalah koran baru SINDO dengan bukti nyata membagikan
koran-koran secara gratis kepada masyarakat.
2. Sosialisasi sekunder adalah sosialisasi yang terjadi menggunakan perantara, seperti
menggunakan orang lain sebagai perantara, telepon, telegram, surat, dan lain-lain.
Misalnya yang dilakukan PR Koran SINDO dalam mensosialisasikan perubahan
tersebut dengan mengirimkan surat undangan dan press release melalui email dan
fax, sedangkan untuk mengkonfirmasi kehadirannya PR melakukan via telepon. Ada
pun upaya sosialisasi yang dilakukan PR Koran SINDO seperti yang dikatakan Ibu
Eti Rosdianti sebagai berikut:
“Oh..ya jadi kita di bulan Maret ini sudah booking space promo di semua TV Media MNC, ada juga tambahan di luar group media yakni METRO TV, Radio Indika FM Fimela.com yang kita upayakan kerjasamanya dalam bentuk barter”.
103
Mengenai perubahan nama dan logo Koran SINDO hal utama perusahaan
melakukan perubahan yakni sebagai sebuah proses pengubahan citra sebuah perusahaan
agar lebih dapat menarik lebih banyak lagi penggunaan produk dan jasa layanan di
perusahaan tersebut yaitu Koran SINDO. Alasan perusahaan Koran SINDO melakukan
perubahan itu dapat penulis simpulkan berdasarkan teori menurut Yuliana Agung
(2006:110-111) dalam buku 101 Konsultasi Praktis Pemasaran 2 bahwa, pada dasarnya
perubahan tersebut dilakukan karena sebuah merek telah memasuki masa jenuh dan
dibutuhkan suatu energi atau semangat baru untuk memulihkan tenaga tersebut sehingga
dapat mencegah konsumen jenuh dan pindah ke merek lain. Dengan perubahan nama
dan logo (rebranding) dapat menciptakan logo baru untuk mempertahankan produk
tersebut supaya tidak mati dan konsumen dapat merasakan sesuatu yang baru.
Pengertian dari nama Koran SINDO itu sendiri yakni seperti apa yang dikatakan oleh
Bapak Aloysius Novianto bahwa:
“Nama SINDO sendiri adalah singkatan yang cukup lama yaitu huruf S dari kata “SEPUTAR” dan INDO dari kata “INDONESIA”, jadi jika digabungkan menjadi SINDO. Itu sudah lama dengan nama SINDO. Bahkan di RCTI sendiri pun memberikan penghargaan menggunakan SINDO”.
Alasan lain Koran SINDO melakukan perubahan nama dan logo itu di karenakan
perusahaan ingin memberikan sesuatu yang baru, berupa pembenahan perusahaan dalam
bentuk konten, tampilan atau layout dan layanan Koran SINDO “Talk Center” bagi
masyarakat. Lalu apa yang dikatakan oleh Bapak Aloysius Novianto , perubahan itu
terjadi juga untuk:
“Ya kalau dulu nama Koran SINDO itu kan masih mengacu sedikit refleksi dari program Berita Seputar Indonesia di RCTI. Nah emmhh…
104
sekarang itu sudah jelas, sudah klik antara nama Koran SINDO sekarang yang which-is dikenal masyarakat dengan brandnya”.
PT Media Nusantara Informasi atau yang dikenal dengan nama Koran SINDO ini
melakukan perubahan nama dan logo tersebut saat kondisi yang tepat dengan adanya
permasalahan yang terjadi di kalangan masyarakat sehingga menimpa brand perusahaan
tersebut. Seperti di dalam jurnal menurut Prayudi dan Jana Juanita (2005:170) bahwa
ada pun hasil dalam melakukan rebranding atau perubahan nama dan logo yang
dijalankan perusahaan dalam konteks penelitian skripsi dapat dilihat hal tersebut dimana
ada perubahan logo dan nama yang dilakukann Koran SINDO untuk mensinergikan
antara produk dengan nama serta logo perusahaan sehingga nama dan logo yang dimiliki
tidak terasosiasi dengan brand yang lain. Kemudian perusahaan Koran SINDO juga
melakukan refreshment logo yang dimaksud untuk menyegarkan product brand atau
company brand dibenak pelanggan agar masyarakat tetap tetap menjadi top of mind
seperti yang disampaikan oleh Bapak Aloysius Novianto bahwa:
“Ya jadi karena waktu kita menentukan perubahan logo sehingga klik dengan nama yang dikenal masyarakat. Disitu pula kita melakukan refreshment atau pembaruan terhadap layout-layout kita karena kan kita dari awal itu koran yang cenderung progresif, lebih colorfull, foto-fotonya lebih jauh kelihatan dan modern”
Makanya salah satu strategi untuk mengembalikan nama baik perusahaan
tersebut Koran SINDO melakukan perubahan nama dan logo (rebranding). Seperti hasil
wawancara dengan Ibu Eti Rosdianti bahwa:
“Akan tetapi di logo kita yang masih ada Seputar Indonesia awalnya, kemudian menjadi Harian Seputar Indonesia, dimana dengan menyebutkan nama Seputar Indonesia kebanyakan masyarakat lebih banyak menyamakan program kita ke berita Seputar Indonesia yang ada di RCTI. Sehinga untuk menyamakan visi dan brand yang beredar, kita
105
rubah logo dan nama menjadi Koran SINDO. Itu juga sinergi dengan Sindo Media yang sudah lebih dulu berdiri. Sindo Media itu ada SINDO TV, SINDO Weekly, SINDO Radio dan terakhir Koran SINDO”.
Sehingga dari perubahan nama dan logo tersebut dapat memperbaiki secara tidak
langsung citra perusahaan, karena menurut Elvinaro Ardianto (2011:62) dalam
Handbook Of Public Realations: Pengantar Komprehensif bahwa citra dengan sengaja
diciptakan agar bernilai positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting
dalam perusahaan atau organisasi. Jadi sesuai dengan teori tersebut maka pimpinan
perusahaan mengambil keputusan untuk melakukan perubahan baik dari nama, logo,
konten, layanan, dan masih banyak lagi. Ada pun kendala dalam upaya sosialisasi yang
diungkapkan dari hasil wawancara dengan key informan Bapak Aloysius Novianto
bahwa:
“Kita tidak pernah melihat itu sebagai kendala tetapi kita melihat itu sebagai tantangan dalam membangun dan menumbuhkan brand kita. Tantangannya cukup berat karena kan pada saat kita menunjukkan generasi semangat baru itu seolah-olah memang di lihat sebagai penetrasi yang ditunjukkan kepada kaum muda karena tema yang diangkat generasi semangat baru. Nah disitulah tantangan untuk menegaskan kepada semua masyarakat Indonesia bahwa kita tidak pandang usia, tidak pandang background pekerjaannya atau pun aktivitasnya bahwa generasi semangat baru adalah dibangun agar Indonesia dalam tahun atau setelah tahun ini merujuk menjadi lebih baik dan meninggalkan yang negatif”.
Selain itu juga kendala yang dihadapi oleh PR Koran SINDO dalam hal
kerjasama dengan pihak media dimana tujuan yang hendak dicapai yaitu publisitas
dalam hal melakukan promo tentang perubahan nama dan logo yang baru yaitu Koran
SINDO kepada publik. Ada pun solusi yang dilakukan oleh PR Koran SINDO dalam
106
menghadapi kendala tersebut seperti hasil wawancara penulis dengan informan Eti
Rosdianti seperti;
“Lalu dalam waktu cepat kita mencari solusi ketempat lain di Trans TV. Mmh..masalah seperti media-media itu juga kita melakukan pendekatan mereka itu benar-benar secara khusus karena ini event yang besar pendekatan kita memang begitu berbeda dengan biasanya seperti meeting khusus dengan pemrednya. Memberikan space khusus yang berbeda kepada mereka. Apabila mereka membutuhkan promo begitu”.
Sehingga dapat disimpulkan oleh penulis bahwa salah bentuk solusi mengatasi
kendala yang mereka hadapi dalam upaya sosialisasi perubahan tersebut yang dihadapi
PR dengan cara komunikasi secara efektif dan tepat baik terhadap publik atau target
sasaran, pelanggan, media, atau pun stakeholder lainnya yang mempunyai pengaruh
positif dalam pengembangan citra perusahaan PT Media Nusantara Informasi yaitu
Koran SINDO agar menjadi media cetak yang tepat bagi konsumennya sesuai dengan
tagline yang ada pada logo “Sumber Referensi Terpercaya”.
4.5. Pemaparan Temuan yang Diperoleh dari Proses Analisa Data
Dari hasil pemaparan temuan yang diperoleh dari proses analisis data, penulis
menarik kesimpulan dalam pembahasan penelitian yang akan penulis gabungkan dengan
teori-teori yang mendukung penelitian ini. Kategorinya sebagai berikut:
4.5.1. Perubahan Nama dan Logo Koran SINDO
Koran SINDO merupakan media cetak yang terbit setiap hari dan belum lama ini
melakukan perubahan logo dan nama serta tampilan dan kontennya juga. Tepat pada
tanggal 1 Maret 2013 di MNC Tower, media cetak tersebut melakukan press conference
dan launching di Bundaran HI. Perubahan tersebut merupakan suatu proses pengubahan
107
citra sebuah institusi agar lebih dapat menarik lebih banyak lagi penggunaan produk dan
jasa layanan di perusahaan tersebut. Ada pun latar belakang perubahan nama dan logo
Koran SINDO yaitu pada awalnya nama yang di luncurkan adalah “Harian Seputar
Indonesia” yang memang mengacu kepada nama yang diambil dari berita Seputar
Indonesia. Kemudian dilakukan campaign supaya tidak susah dalam pengucapannya,
maka terciptalah nama Koran SINDO. Tapi pada kenyataannya, ternyata audience itu
selalu berpikir bahwa Koran SINDO itu adalah program Seputar Indonesianya RCTI.
Jadi beranjak dari kenyataan inilah maka dari pihak perusahaan melakukan perubahan
dengan mengubah nama Harian Seputar Indonesia menjadi Koran SINDO. Perubahan
itu dilakukan tidak hanya dari perubahan nama dan logo tapi mulai yang menyangkut
konten-kontenya juga semua benar-benar diubah, ini dilakukan supaya image
masyarakat yang tadinya bahwa Harian Seputar Indonesia adalah program RCTI bisa
kita kikis pelan-pelan. Jadi orang tidak terasosiasi ke brand yang lain atau produk yang
lain.
Jadi dari pemaparan temuan penulis terhadap analisis data di atas bahwa Koran
SINDO ingin melakukan pembaharuan baik dari nama dan logo selain itu juga
melakukan pembaharuan terhadap layanan, konten, layout, dan yang lainnya untuk
menjadi media cetak yang terbaik semakin lebih mendekatkan diri kepada masyarakat
melalui berbagai kegiatan-kegiatan positif dari perusahaan.
4.5.2. Arti Nama dan Logo Koran SINDO
Nama dan logo merupakan hal yang sangat penting di dalam setiap perusahaan,
dimana hal tersebut merupakan hal yang dapat membedakan perusahaan yang satu
108
dengan lain. Sehingga hal tersebut yang menjadi salah satu strategi dari Koran SINDO
untuk melakukan pembaruan terhadap nama dan logo sehingga tidak terasosiasi dengan
produk atau brand yang lain. Nama dan Logo merupakan salah satu bentuk identitas
perusahaan untuk membedakan antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Adapun
makna dari logo dan nama Koran SINDO yakni merupakan singkatan dari S adalah
seputar dan INDO berasal dari kata Indonesia. Sedangkan nama koran itu menunjukkan
jenis produk yang diproduksi oleh perusahaan PT media Nusantara Informasi.
Sedangkan dari logo secara dasarnya ada burung rajawali dan bola dunia, dimana
artinya burung rajawali yang mengelilingi kepulauan Indonesia untuk dapat melihat
Indonesia menjadi lebih baik, serta mengajak masyarakat dari Sabang sampai Merauke
untuk lebih maju. Dari sisi warna pada nama dan logo terlihat ada 2 warna yang
mencolok yaitu merah artinya spirit yang ada di grup koran sendiri mengartikan koran
yang semangat baru dan warna biru artinya sesuatu yang memang bersifat establish.
Perubahan nama dan logo Koran SINDO juga mengangkat tema besar yaitu
“Generasi Semangat Baru” dimana perubahan tersebut mengajak masyarakat bangsa
Indonesia untuk maju bersama-sama menjadi yang lebih baik. Koran SINDO
menggunakan empat orang sebagai brand ambassador generasi semangat baru yang
pertama Bapak Rhenald Kasali selaku Owner Rumah Perubahan/ Founder Rumah
Perubahan, Billy Boen Owner Young On Top Nusantara, lalu dari sisi entertaimentnya
Happy Salma dan Dona Agnesia. Mereka ini mewakili prespektif kita sebagai
“Generasi Semangat Baru”. Mereka pribadi yang sukses dalam artian menjalankan visi
mereka dengan mewujudkan aksi nyata mereka.
109
4.5.3. Upaya Sosialisasi Public Relations
Upaya-upaya sosialisasi yang dilakukan oleh PR Koran SINDO dalam perubahan
nama dan logo yang baru yaitu terus mengkampanyekan perubahan nama dan logo
tersebut agar masyarakat pun menjadi lebih awareness terhadap brand dan produk
Koran SINDO. Upaya sosialisasi juga sudah ada di hari pertama, pada tanggal 1 Maret
2013 saat melakukan peresmian logo dan nama yang baru, Koran SINDO membagikan
sampling koran yang menggunakan logo dan nama baru secara gratis.
Jadi selama dua minggu pertama Koran SINDO fokus campaign baik melalui
print add maupun billboard. Semua yang ada di media yang basenya visual ditunjukkan
kepada masyarakat, bahwa sekiranya dari tanggal 1 Maret 2013 sampai di dua minggu
berikutnya, upaya sosialisasi itu fokus terhadap rejuvenasi dan perubahan logo yang
baru.
Kemudian di fase berikutnya yakni memperkenalkan produk sama brand melalui
“Mobil Semangat Baru” yang hadir di setiap pagi sampai akhir bulan Maret 2013.
Dimana Koran SINDO memberikan value dan benefit kepada masyarakat selain
mendapatkan koran juga mendapatkan dukungan sarapan pagi dengan tujuan agar
audiens atau masyarakat bersama-sama Koran SINDO memiliki semangat di pagi hari,
dimana juga Koran SINDO ada pula di pagi hari. Mobil Semangat Baru itu desain
dengan logo baru Koran SINDO dan ada di titik-titik lokasi yang strategis di Jakarta.
Ada pun 12 lokasi tersebut sebagai berikut: Rawamangun, Kampung Melayu, Uki
Cililitan, Bulungan, Lebak Bulus, Cibubur, Fatmawati, Senen, Kelapa Gading, Pasar
Rebo, Depok, dan Bekasi.
110
Ada pun loper-loper wanita yang mengenakan rompi khusus dari Koran SINDO
yang ada di setiap lampu merah merupakan upaya sosialisasi perubahan nama dan logo
Koran SINDO di bulan Maret 2013. Upaya sosialisasi tersebut tujuannya untuk menarik
perhatian masyarakat bawa Koran SINDO memberikan banyak perubahan dan menjadi
semakin yang terbaik serta menjadi media cetak pilihan masyarakat.
Setelah di bulan Maret ini, adapun upaya sosialisasi perubahan nama dan logo
Koran SINDO tersebut terus dilakukan sampai akhir tahun 2013. Awal bulan April
upaya sosialisasi selanjutnya ada “200 Jam Semangat Baru”. 200 Jam Semangat Baru
adalah seminar yang digalang ke kampus-kampus dan sekolah dimana pembicaranya
adalah salah satu dari icon brand ambassador Koran SINDO seperti Bapak Rhenald
Kasali selaku Owner Rumah Perubahan/ Founder Rumah Perubahan, Billy Boen Owner
Young On Top Nusantara, lalu dari sisi entertainment ada Happy Salma dan Dona
Agnesia. Mereka ini mewakili prespektif Koran SINDO sebagai Generasi Semangat
Baru. Dan untuk kedepannya lagi PR Koran SINDO akan menyusun perencanaan dalam
upaya sosialisasi, baik dalam bentuk event-event yang berhubungan dengan “Generasi
Semangat Baru”. Event-event itu pun menurut penulis selama melakukan observasi di
Koran SINDO yakni ada Event Rekor Bisnis dan BII; Jakarta Community Carnival;
Inspiring Women; Malam ReBi Ke 9; dan masih banyak lagi. Sedangkan untuk kegiatan
CSR yakni ikut serta dalam program Jalinan Kasih untuk membantu seorang anak
penderita kanker. Lalu dari kegiatan promosinya yaitu PR Koran SINDO membuatkan
perrmohonan khusus kepada pihak media (group dan non group), untuk dapat
melakukan promosi Koran SINDO di media tersebut. Untuk media grup hampir
semuanya dapat di handle secara baik oleh PR Koran SINDO. Sedangkan untuk media
non grup sejauh ini sudah di cover untuk Metro TV dan yang lain-lain. Lalu dikarenakan
111
logo dan nama Koran SINDO masih butuh peningkatan awareness di peliputan, PR
Koran SINDO pun mengajak dua stasiun TV yang dianggap sesuai dengan segmen
Koran SINDO yaitu Metro TV dan TV One untuk mau bekerja sama. Akan tetapi
dipertengahan jalan mereka mengundurkan diri dikarenakan satu dan lain hal sehingga
mereka tidak bisa mendukung dari sisi peliputan berita mengenai Koran SINDO.
4.5.4. Kendala dalam Upaya Sosialisasi Perubahan Nama & Logo Koran SINDO
Kendala yang dihadapi PR Koran SINDO dalam melakukan upaya sosialisasi
perubahan nama dan logo tersebut itu tidak dilihat sebagai kendala tetapi melihat itu
sebagai tantangan dalam membangun dan menumbuhkan brand Koran SINDO.
Tantangannya tersebut cukup berat dikarenakan pada saat menunjukkan generasi
semangat baru itu seolah-olah dilihat sebagai penetrasi yang ditunjukkan kepada kaum
muda. Karena tema besar yang diangkat oleh Koran SINDO dalam perubahan nama dan
logo yang baru adalah “Generasi Semangat Baru”. Tantangan tersebut adalah untuk
menegaskan kepada semua masyarakat Indonesia bahwa Koran SINDO tidak
memandang dari usia, latar belakang pekerjaan atau pun aktivitas-aktivitas masyarakat
lainnya dan bagaimana juga PR dapat menkomunikasikan hal tersebut sesuai dengan visi
misi perubahan nama dan logo Koran SINDO kepada masyarakat dan stakeholder.
Generasi Semangat Baru diangkat sebagai tema agar Indonesia dalam tahun ini atau pun
setelah tahun ini merujuk menjadi lebih baik dan meninggalkan hal negatif.
Tema itu pun diangkat menunjukkan bahwa Koran SINDO tidak membeda-bedakan
atau mengkotak-kotakan siapapun stakeholder yang ada di Indonesia, apakah pihak dari
media lain, masyarakat biasa, atau pun perusahaan-perusahaan lainnya. Kepada siapa
pun Koran SINDO mengajak semua kalangan agar mereka bisa turut menyukseskan
“Semangat Baru”. Dengan media lain pun, karena Koran SINDO juga bagian dari
112
media, saat launching dan press conference hampir semua media diundang karena
Koran SINDO mempunyai tujuan yang positif dan strategis agar bersama-sama bisa
maju. Kalau pun itu maju, bukan hanya Koran SINDO saja tetapi untuk semua
stakeholder Koran SINDO juga diajak maju. Oleh karena itu Koran SINDO tidak
menjadi antipasti baik kepada media yang satu atau pun dengan media yang lainnya,
tetapi justru bersinergi dengan mereka, agar Indonesia semakin baik dengan
campaignnya semangat baru.
Kendala lainnya yang dihadapi oleh PR Koran SINDO seperti yang sudah dijelaskan
dalam upaya sosialisasi perubahan nama dan logo di atas bahwa adanya kerja sama antar
media yang dilakukan perusahaan tersebut dalam hal ini untuk peliputan, diantaranya
Metro TV dan TV One. Tetapi dipertengahan jalan mereka mengundurkan diri
dikarenakan satu dan lain hal sehingga mereka tidak bisa mendukung kegiatan promo
Koran SINDO. Kendala tersebut menjadi hambatan oleh PR Koran SINDO untuk dapat
masuk ke media lain dalam hal melakukan kerjasama. Tapi sebagian media ada yang
mau kerjasama, dalam artian promo to promo, tapi ada juga yang tidak mau karena
mereka takut meningkatkan media yang lain.
Lalu PR Koran SINDO dalam waktu yang cepat mencari solusi ketempat media lain
di Trans TV. Jadi disini PR dituntun dapat bisa menjalin hubungan baik dengan antar
media secara khusus seperti jika ada event yang cukup besar, pendekatan yang dilakukan
PR Koran SINDO begitu berbeda dengan biasanya misalnya melakukan meeting khusus
dengan pemimpin redaksinya, lalu memberikan space khusus yang berbeda kepada
pihak media tersebut apabila mereka membutuhkan publikasi.
Jadi dapat penulis tarik kesimpulan bahwa fungsi Public Relations di media tersebut
itu sangat penting, karena menurut Cutlip and Center pakar PR Internasional di dalam
113
buku “Effective Public Relations” bahwa fungsi PR yaitu menunjang aktivitas utama
manajemen dalam mencapai tujuan bersama, membina hubungan yang harmonis antar
badan atau organisasi dengan publik sebagai khalayak sasaran, mengidentifikasi segala
sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap
badan/organisasi, melayani keinginan publik, dan juga menciptakan komunikasi dua
arah secara timbal balik serta mengatur arus informasi, publikasi dan pesan dari
organisasi ke publik atau sebaliknya.
4.5.5. Upaya Public Relations Mengelola Citra Perusahaan
Dalam hal mengelola citra perusahaan tersebut selama 7 (tujuh) tahun, dari tim
PR Koran SINDO sendiri melakukan berbagai banyak aktivitas tidak hanya dari sisi
promosi (media grup dan non grup) saja, tetapi juga dapat dilakukan dengan
meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak luar. PR Koran SINDO juga memiliki
program-program dalam hal bagaimana mengelola citra perusahaan tersebut, yakni
dengan adanya media visit di Koran SINDO seperti yang dilakukan SD KUPU-KUPU
pada tanggal 5 Maret 2013. Tujuan adanya media visit tersebut agar pihak luar
mengetahui bagaimana media Koran SINDO itu, lalu bagaimana pelaksanaan pekerjaan
di kantor misalnya apa yang dilakukan oleh pihak redaksi, sales, tim marcomm dan yang
lain-lain di dalam Koran SINDO, serta bagaimana tahap-tahap produksi Koran SINDO
hingga koran tersebut bisa langsung sampai ke masyarakat. Kegiatan itu secara tidak
langsung dapat mengelola citra perusahaan Koran SINDO di mata pihak eksternal Koran
SINDO.
Selain itu dalam hal mengelola citra perusahaan PR Koran SINDO melakukan
kegiatan CSR seperti kegiatan yang dilakukan belum lama ini Koran SINDO
114
memberikan bantuan kepada anak penderita kanker. Jadi Koran SINDO ikut dalam
program “Sindo Peduli”, dimana beberapa tahun yang lalu Koran SINDO membangun
Sekolah Ramah Gempa di pengalengan Jawa Barat. Lalu membangun sekolah Paud
Ramah Gempa juga di Padang dan rumah ramah gempa juga.
Koran SINDO juga mempunyai program-program Lunch Club, dimana Koran
SINDO mengundang para peminat atau para pembaca untuk mengirim profil
perusahaannya dan Koran SINDO akan datang ke tempat mereka lalu melakukan
berbagai sharing mengenai Koran SINDO. Program ini dilakukan pada waktu makan
siang jadi mereka akan mendapatkan lunch yang gratis.
PR Koran SINDO juga menangani langsung promonya. Jadi promo Koran
SINDO yang ada di grup itu selalu naik setiap hari baik di RCTI, Global TV, Sindo
Weekly, Genie, Mom & KIDS, Sindo Radio, MNC TV, MNC Channel, dan masih
banyak yang lainnya. PR Koran SINDO selalu create setiap harinya, apa yang bisa di
promosikan atau di publikasikan di pihak media lain. Jadi tidak akan pernah kosong
kegiatan dalam hal publikasi/promo. Jika tidak ada event atau promo, biasanya tim PR
Koran SINDO bekerja sama dengan tim brand membuat sesuatu promo internal untuk
meningkatkan brand awareness Koran SINDO supaya masyarakat awarenessnya tetap
stabil dan tinggi.
Sedangkan dari segi pelayanan kepada publik dalam mengelola citra Koran
SINDO, di dalam perubahan nama dan logo Koran SINDO ada juga pembaharuan dari
sisi layanan. Dimana Koran SINDO sendiri membuat layanan telepon interaktif yaitu
“Talk Center”. Jadi PR dalam mengelola citra perusahaan membuka bauran komunikasi
yang efektif dengan publik/masyarakat. Hot line ini ditujukan kepada masyarakat atau
pelaggan Koran SINDO yang ingin menyampaikan keluhan, saran, atau cara untuk
115
berlangganan Koran SINDO, atau juga menyampaikan kritikan akibat keterlambatan dan
layanan agen yang kurang memuaskan. Sehingga dengan adanya “Talk Center”
masyarakat/para pembaca bisa dapat berinteraksi langsung dengan Koran SINDO agar
dapat mengetahui apa yang diinginkan dan diharapkan oleh para pembaca atau publik.
Yang tidak kalah pentingnya juga menggunakan bauran channel social media
baik itu twitter maupun di facebook. Tujuannya pertama untuk membangun persepsi
yang sama antara Koran SINDO dengan masyarakat. Kedua, mempunyai hubungan
mutual antara brand, produk, dan masyarakat, serta membangun hubungan dengan
masyarakat. Itu adalah aspek atau upaya PR dalam mengelola citra perusahaan dengan
saluran komunikasi.
Dari hasil pemaparan analisis data di atas, penulis menggunakan trianggulasi
sumber dalam menguji keabsahan data penelitian dimana salah satu cara dengan
mewawancara sumber yang telah penulis pilih dan sumber tersebut adalah dari Dosen
BINUS University yaitu Bapak Marta Sanjaya, SIP., MSI matakuliah PR Management
dan Ibu Amalia E Maulana selaku Brand Consultant & Ethnographer. Ada pun hasil
wawancara yang diperoleh dari Bapak Marta Sanjaya bahwa;
“Berbicara logo itu bagian dari dalam identitas perusahaan atau jati diri perusahaan. Tugas PR itu sendiri harus dapat mengatur atau sistem manejemen baik di dalam atau pun di luar perusahaan. Dalam hal internal perusahaan ini PR melakukan controling dari bawah hingga ke atasan, mempersiapkan konsep publikasi, informasi dan sebagainya. Lalu harus menyiapkan iklan, mempersiapkan brosur atau mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana publikasi informasi ke luar perusahaan dengan produk tersebut. Lalu dari luar perusahaan bagaimana respon masyarakat dari informasi yang di berikan perusahaan tersebut. Jadi kalau dia sudah melalui iklan orang tahu bahwa produk perusahan itu seperti tersebut dan secara tidak langsung iklan tersebut juga mengajak masyarakat untuk menggunakan produk tersebut”
116
Dari hasil wawancara dengan sumber menunjukkan bahwa PR dalam
management sesuatu strategi harus terlebihi dahulu di rencana secara tepat dan di
komunikasikan dengan pihak internal perusahaan lalu disosialisasikan terlebih dahulu ke
internal perusahaan baru ke eksternal perusahaan. Seperti yang dilakukan Koran SINDO
dalam mensosialisasikan perubahan tersebut mengajak rekan-rekan karyawan hingga
pemegang saham di dalam perusahaan tersebut untuk bersama-sama untuk menjadi
generasi semangat baru untuk Indonesia yang lebih maju. Upaya sosialisasi yang
dilakukan PR Koran SINDO dari hasil wawancara penulis dengan sumber seperti yang
diungkapkan oleh Bapak Marta Sanjaya bahwa;
“Koran SINDO melakukan kegiatan CSR sebagai salah satu strategi PR dalam mensosialisasikan kegiatan dalam perubahan nama dan logo. Bagaimana logo tersebut bisa dipahami dan diterima masyarakat dengan melalui event-event atau pun kegiatan-kegiatan positif di mata masyarakat sehingga pada saat event itu dijalankan dan kehadiran masyarakat sebagai suatu peserta. Tugas PR berkaitan dengan diluar perusahaan (eksternal) dan di dalam perusahaan (internal). Kalau di luar perusahaan misalnya mengiklankan, memasukan publikasi melalui poster, atau juga melalui media komunikasi massa. Itu semua merupakan dari upaya sosialisasi, jadi orang-orang yang tidak tahu, tidak mengerti menjadi mengerti melalui dari bukti kegiatan realisasi sosialisasi tersebut”
Ada pun pandangan tentang sosialisasi menurut sumber tentang sosialisasi tersebut seperti yang disampaikan oleh Bapak Marta Sanjaya:
“Sosialisasi itu sendiri adalah orang yang tidak tahu menjadi tahu, orang yang tidak mengerti jadi mengerti. Seorang PR perlu menyampaikan informasi ke banyak orang baik itu di dalam kegiatan, atau pun di dalam event sehingga dalam kegiatan atau event itu dilakukan dalam merangkul masyarat untuk memperkenalkan ke orang banyak apa itu produk, apa itu barang, apa itu jasa. Karena namanya PR dalam kegiatan sosialisasi merupakan suatu bentuk kegiatan yang memperkenalkan kepada masyarakat. PR itu sendiri yaitu menjaga image perusahaan, harga diri. Bagaimana tugas pertama PR untuk bisa menjaga kredibilitas dan reputasi perusahaan dan itu merupakan bagian dari tanggung jawab PR. Sehingga perlu melakukan penyampaian informasi dengan cara
117
bersosialisasi kepada masyarakat umum yang berkaitan dengan kinerja PR”
Sedangkan dari hasil wawancara penulis dengan sumber yang kedua Ibu Amalia
mengungkapkan bahwa dalam upaya sosialisasi yang dilakukan Koran SINDO itu:
“Perlu sekali, karena untuk menghindari kesimpangsiuran. Karena selama ini nama yang dikenal berbagai macam, yaitu Seputar Indonesia, Sindo, Koran Sindo... sehingga yang ada di benak audience maupun target audience nya bisa jadi bercampur aduk. Yang lebih penting dalam sosialisasi bukan hanya menjelaskan nama barunya tetapi juga menguraikan makna dari Brand Name yang dipilih (dalam hal ini yaitu Koran SINDO), mengapa menggunakan LOGO seperti itu, apa tujuannya, dan visi misi Koran Sindo yang baru ini menjadi sangat penting. Bila sosialisasi dilakukan dengan baik, akan mempermudah tugas teman-teman di MarCom division, sehingga tidak harus selalu mengulang kembali pertanyaan-pertanyaan yang mendasar yaitu seputar nama dan siapa kah Koran yang baru ini”
Dalam kutipan tanggapan Ibu Amalia di atas, penulis mengambil kesimpulan
bahwa upaya sosialisasi itu sangat penting di dalam mempromosikan sesuatu hal yang
baru kepada masyarakat atau juga untuk menghindari kesimpangsiuran terjadi terhadap
perusahaan tersebut sesuai dengan tujuan hendak dicapai. Seperti kasus dalam penelitian
ini bahwa dulu Koran SINDO sebelumnya mempunyai nama Harian Seputar Indonesia.
Banyak publik yang salah mempersepsikan terhadap nama yang dimiliki oleh PT Media
Nusantara Informasi (Koran SINDO) tersebut sehingga dari respon masyarakat pula
tidak menyadari hal itu sangat berbeda.
Ibu Amalia juga mengungkapkan juga bahwa awareness itu pekerjaan yang lebih
mudah, karena dengan adanya iklan besar-besaran di stasiun TV milik MNC maka
banyak yang akan mengenalnya. Tetapi bila untuk mendapatkan pembaca yang loyal, ini
118
yang sulit, karena menyangkut apakah content dari Koran SINDO ini yang diminati.
Karena loyalitas bermula dari “intention to read’ terlebih dahulu, kemudian setelah itu
repeaters, artinya mau membaca lagi secara sering, barulah sebuah koran menjadi
‘soulmate’ dari seorang pembacanya. Apa saja yang membuat orang tertarik untuk
membaca KORAN SINDO dan beralih dari media cetak yang lain? Apakah setiap anak
muda selalu akan beralih ke SINDO, tipe anak muda yang seperti apa dan yang
bagaimana perilakunya terhadap kebutuhan informasi/entertainment, yang menjadi
soulmate SINDO? Semua itu yang harus dipelajari oleh SINDO secara seksama, needs
nya ini yang harus digali sehingga jelas dan clear – jangan hanya mengandalkan asumsi
dari para redaktur seniornya saja, tetapi benar-benar harus memahami secara keseharian
target audience (eksplorasi dengan cara ethnography), sehingga apa yang akan diberikan
sebagai value kepada konsumennya memang benar-benar VALUABLE dan