Hasil Monev Kolaborasi TB HIV Dinas Kesehatan Provinsi Bali
Jan 05, 2016
Hasil MonevKolaborasi TB HIV
Dinas Kesehatan Provinsi Bali
Wadah/Organisasi
• Tingkat Provinsi – Pokja TB HIV Provinsi Bali Tahun 2011
• Tingkat Kabupaten/Kota– Pokja TB HIV di 5 Kabupaten/Kota
Buleleng Tabanan Badung Denpasar Gianyar
Wadah/Organisasi
• Tingkat Kabupaten/Kota– Pokja TB HIV di 4 Kabupaten/Kota (sudah difasilitasi )
Jembrana Bangli Klungkung Karangasem
Wadah/Organisasi
• Tingkat Fasyankes – Terutama di Rumah Sakit– Dalam bentuk Pokja TB HIV – Tim / Surat Keputusan– Rumah sakit awal pengembangan (6)– RS lainnya diharapkan menyusul :
Bagian dari “akreditasi RS” Pelayanan lebih kompleks dibanding Fasyankes lain Mendukung kegiatan TB DOTS
Perencanaan Bersama
• Bukan membentuk program baru “TB HIV” • Perencanaan dilakukan dimasing-masing
program • Sebelumnya koordinasi “wajib” dilakukan• Pengembangan dan inovasi kegiatan
dilakukan di masing-masing program• Monitoring dan evaluasi dilakukan termasuk
dalam kegiatan program masing-masing
Pelaksanaan TB HIV dan pengembangannya
Tingkat Epidemi HIV/AIDS
mengacu
TB Paru dan Ekstra Paru di Provinsi Bali
Tahun 2011
89.87%
10.13%
TB Paru TB Ekstra-paru
87.68%
12.32%
TB Paru TB Ekstra-paru
Tahun 2012
TB Paru dan Ekstra Paru di Provinsi Bali
Tahun 2011
1549
14330
331
47
21444 126
7 55 3
243
24
619
26
1077
144
0200
4006
0080
01,00
002
0040
0600
8001,
000
0200
4006
0080
01,00
0
TB Paru TB Ekstra-paru TB Paru TB Ekstra-paru TB Paru TB Ekstra-paru
TB Paru TB Ekstra-paru TB Paru TB Ekstra-paru TB Paru TB Ekstra-paru
TB Paru TB Ekstra-paru TB Paru TB Ekstra-paru TB Paru TB Ekstra-paru
Jembrana Tabanan Badung
Gianyar Klungkung Bangli
Karang Asem Buleleng Kota Denpasar
coun
t of s
ex
Graphs by Kab/Kota
11520
108 27
266
31
21835 82 7 74 1
19517
571
54
948
169
020
0400
6008
001,00
00
2004
0060
08001
,000
020
0400
6008
001,00
0
TB Paru TB Ekstra-paru TB Paru TB Ekstra-paru TB Paru TB Ekstra-paru
TB Paru TB Ekstra-paru TB Paru TB Ekstra-paru TB Paru TB Ekstra-paru
TB Paru TB Ekstra-paru TB Paru TB Ekstra-paru TB Paru TB Ekstra-paru
Jembrana Tabanan Badung
Gianyar Klungkung Bangli
Karang Asem Buleleng Kota Denpasarco
unt o
f sex
Graphs by Kab/Kota
Tahun 2012
Kasus TB per Golongan Umur di Provinsi Bali
Tahun 2011 Tahun 2012
02
004
006
008
00co
unt o
f se
x
0-4 5-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65+
02
004
006
008
00co
unt o
f se
x
0-4 5-14 15-24 25-34 35-44 45-54 55-64 65+
Kasus TB Per Golongan Umur Tahun 20110
100
200
300
400
01
00
200
300
400
0-4 5-1415-2425-3435-4445-5455-64 65+ 0-4 5-1415-2425-3435-4445-5455-64 65+
0-4 5-1415-2425-3435-4445-5455-64 65+
Baru-BTA(+) Baru-BTA(-)
Ekstra-paru
co
un
t of se
x
Graphs by Tipe pasien
Kasus TB Per Golongan Umur Tahun 20120
100
200
300
400
01
00
200
300
400
0-4 5-1415-2425-3435-4445-5455-64 65+ 0-4 5-1415-2425-3435-4445-5455-64 65+
0-4 5-1415-2425-3435-4445-5455-64 65+
Baru-BTA(+) Baru-BTA(-)
Ekstra-paru
co
un
t of se
x
Graphs by Tipe pasien
Evaluasi Akhir Pengobatan TB 2011
8.197%
Sembuh Lengkap
Meninggal GagalDefault Pindah
Evaluasi Akhir Pengobatan TB 2011
9% 8% 5%
5% 8% 21%
3% 13% 8%
Jembrana Tabanan Badung
Gianyar Klungkung Bangli
Karang Asem Buleleng Kota Denpasar
Sembuh LengkapMeninggal Gagal
Default Pindah
Graphs by Kab/Kota
Diagnosis terlambat • TB Paru (stadium klinis 3 )
• TB Ekstra Paru (stadium klinis 4 )
Angka Kematian Tinggi
Semua pasien TBSuspek TB dengan penilaian faktor resiko
Surveilans HIV Pada Pasien TB
• Dilaksanakan pada semua Fasyankes DOTS – Terlatih TB (masuk dalam jejaring TB) – Terlibat (melaporkan suspek dan kasus TB)
• Masuk dalam kegiatan penanggulangan TB sehingga pemantauan secara rutin “dapat dilakukan”
• Perkuat pencatatan dan pelaporan yang menyangkut “TB HIV”
Surveilans HIV Pada Pasien TB
Pencatatan dan Pelaporan TB HIV Fasyankes• TB – 06 (belum optimal)• TB – 01• TB – 03 UPK • Formulir Pelaporan TB HIV dari Unit TB • TB Elektronik Penemuan dan Pengobatan RS• TB – 05 dimodifikasi• TB – 09 dimodifikasi
Monitoring dan Evaluasi
• Monitoring dan evaluasi dimasing-masing program menyangkut kolaborasi TB HIV
• Dilakukan rutin pada setiap tingkatan (Fasyankes, Kabupaten/kota dan provinsi)
• Semua kegiatan telah dilakukan monitoring dan evaluasi
Pencatatan dan Pelaporan Penemuan Kasus TB HIV di Unit TB
Fasyankes
DOTS dengan Klinik PDP
Fasyankes DOTS
dengan Klinik KTS
Suspek TB
Formulir Penilaian Faktor Risiko HIV pada Pasien TB
Register Suspek TB 06
Beresiko
Formulir Rujukan
Pencatatan dan Pelaporan Pengobatan Kasus TB HIV di Unit TB
Fasyankes
DOTS dengan Klinik PDP
Fasyankes DOTS
dengan Klinik KTS
Pasien TB
Kartu Pengobatan TB 01
Register TB 03 UPK
Formulir Rujukan
Menurunkan Beban TB pada ODHA
Akselerasi 2013
• Normalisasi tes HIV : Penawaran tes HIV kepada semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, pasien Infeksi Menular Seksual (IMS), pasangan ODHA (sero discordant couple), dan pasien TB, tanpa dilakukan penilaian faktor risiko pada daerah dengan masalah HIV yang tinggi
• Aktivasi layanan Infeksi Menular Seksual di Puskesmas yang dalam wilayah kerjanya terdapat hot spot area, dengan melakukan tatalaksana IMS yang telah ditetapkan termasuk menjalankan rutin skrining, dan peningkatan penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko.
22
Layanan Kolaborasi TB-HIV
• Layanan melapor kegiatan kolaborasi TB-HIV secara rutin setiap 3 bulan dan setiap bulan sesuai kebutuhan program HIV-AIDS :
• RSUP Sanglah• RSUD Wangaya• RSUD Tabanan• RSUD Badung• RSUD Buleleng• RSUD Sanjiwani
• Layanan KT hanya melakukan skrening TB rutin terhadap seluruh klien dengan hasil reaktif
24
Suspek TB pada ODHA (WHO 2012) :
– Batuk– Demam– Berkeringat malam– Penurunan berat badan drastisNPV 98 %, “bila tidak ada 4 gejala diatas
kemungkinanan tidak TB jadi diperlukan diagnosis lainnya.
Alur Penemuan Kasus TB HIVdari ODHA
Klinik PDP
Klinik KTS
• Sreening pada semua ODHA • Harus melalui Unit DOTS • Dapat mengikuti layanan
GeneXpert di RSUP Sanglah • Pikirkan Pengendalian Penyakit
Infeksi
Unit DOTS
Gambaran GeneXpert Prinsip• Metode : Deteksi DNA dengan real-time PCR•Mendeteksi MTB complex dan resistensi terhadap RIF •Dilakukan paralel dalam satu cartridges •Potensi mengukur HIV load
Alur kerja• bahan sputum •Pemrosean sputum sederhana ( 1 tahap, masukan dapar dalam wadah isi sputum campur ) 20 menit. Run time 100 menit•Waktu seluruhnya : kira-kira 2 jam/pengerjaan• Tak perlu biosafety cabinet ( BSC)
Harga• 17 USD/tes• Alat dengan 4 modul: kira2 17000 USD
MTB
Algoritme GeneXpert untuk suspek TB pada ODHA
Menurunkan Beban HIV pada Pasien TB
• Mendorong pemenuhan konselor di semua Fasyankes DOTS – Semua kabupaten / kota Puskesmas– RS swasta belum– DPS belum– Lab swasta belum
• Menginisiasi jejaring rujukan untuk pasien TB mendapatkan layanan konseling dan testing
Alur Penemuan Kasus TB HIVdari Pasien TB
Fasyankes DOTS Tanpa
Konselor Fasyankes
DOTS dengan Klinik PDP
Fasyankes DOTS
dengan Klinik KTS
• Suspek dan Pasien TB yang dirujuk
• Bersifat anjuran dari provider
• Sebaiknya konselor “mobile”
• Terintegrasi dengan program lainnya
Alur Penemuan Kasus TB HIVdari Pasien TB
Fasyankes DOTS Dengan
Konselor Fasyankes
DOTS dengan Klinik PDP
Fasyankes DOTS
dengan Klinik KTS
• Konseling dapat dilakukan tanpa merujuk suspek dan pasien TB
• Testing dilakukan di Fasyankes lain
• Dapat dilakukan pengambilan darah
• Pengiriman darah dengan biaya BOK
• Hasil testing disampaikan kembali ke konselor
• Post konseling dilakukan oleh konselor
Alur Penemuan Kasus TB HIVdari Pasien TB
Klinik PDP
Klinik KTS
• Konseling dan testing suspek dan pasien TB dapat dilakukan paralel
• Konseling dapat dilakukan di Unit TB dengan konselor yang “mobile” atau oleh unit TB sendiri ( KTIPK)
• Konseling dapat dijadwalkan pada hari atau jam tertentu
• Semua rujukan untuk layanan konseling dan testing harus melalui Unit DOTS
• Hasil testing disampaikan kembali ke Unit DOTS
Unit DOTS
Mencegah HIV dan IMS
• PPI di Unit TB dan HIV• KIE bagi pasien TB di Unit TB• Workshop kolaborasi TB HIV untuk TB MDR
pada ODHA• Pelayanan paralel dalam satu layanan
mencegah PPI• Kondom di Klinik DOTS “jarang”
Pengobatan Pencegahan dg PPK
• Merupakan bagian dari kegiatan rutin • Belum berjalan optimal • Berhubungan erat dengan pencatatan• Kesulitan dalam pengumpulan data dimasing-
masing Fasyankes tanpa pelayanan “PDP” terutama Puskesmas.
Perawatan Dukungan dan Pengobatan HIV (PDP)
• Dilihat dari cakupan ARV pada pasien TB HIV • Masih rendah pada semua kabupaten/kota• Berhubungan dengan pencatatan • Tingginya penolakan karena “tidak nyaman“
bagi pasien• Meningkatkan angka kematian pada pasien TB
HIV
Hasil Kolaborasi TB HIV
Pasien TB Yang Dianjurkan KonselingTahun 2011
18.4%36.99%
13.76%
32.95% 6.015% 3.448%
14.98% 25.74% 19.89%
Jembrana Tabanan Badung
Gianyar Klungkung Bangli
Karang Asem Buleleng Kota Denpasar
Tidak Ya
Graphs by Kab/Kota
Pasien TB Yang Dianjurkan KonselingTahun 2011
5.984%
18.9%
27.14%32.63%
TW 1 TW 2
TW 3 TW 4
Tidak Ya
Graphs by Triwulan
Pasien TB Yang DiKonselingTahun 2011
Pasien TB Ditest HIV Tahun 2011
Pasien TB HIV Tahun 2011
Laporan Pencapaian Kegiatan Kolaborasi TB-HIVPenurunan Beban HIV pada Pasien TB
PROPINSI : BALIKABUPATEN/KOTA : SEMUA KABUPATEN/ KOTA DI BALITRIWULAN 1 TAHUN 2011 s/d TRIWULAN 4 TAHUN 2011
No Variable Jumlah1 Jumlah Pasien TB yang tercatat 3190
1.1 Jumlah pasien TB yang tercatat dan HIV positif sebelum pengobatan TB 34Data konseling dan tes HIV pada pasien TB yang belum periksa HIV
2Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan tersebut dan ditawarkan/dianjurkan tes HIV (PITC/VCT) selama pengobatan TB 675
3Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan tersebut dan dilakukan konseling HIV selama masa pengobatan TB 481
4Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan tersebut dan dilakukan tes HIV selama masa pengobatan TB 471
5Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan tersebut yang hasil tes HIV tercatat selama pengobatan TB 526
6Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan tersebut dengan hasil tes HIV positif selama pengobatan TB 135
Data koinfeksi TB HIV pada pasien TB7 Jumlah Pasien Koinfeksi TB HIV 1698 Jumlah Pasien Koinfeksi TB HIV yang mendapatkan ART 239 Jumlah pasien koinfeksi TB HIV yang menerima PPK 23
Diskusi
• Dikes Kabupaten Bangli pendanaan di SK wajib diisi tetapi kenyataannya dari mana ? Mata anggaran dan DPA terlampir ?
• Dikes Kabupaten Klungkung masuk di APBD II atau KPA ?
• Bagaimana dengan kegiatan kolaborasi TB HIV di unit HIV Kabupaten Jembrana ?