Page 1
PEMBIMBING : Bapak H. Muhammad basri
ALKOHOLISME
DISUSUN OLEH:KELOMPOK II
1. NURFADILLAH (NH0110312) 7. NURLENA (NH0110318)2. NURHAFIFAH (NH0110313) 8. NURMIYANTI (NH0110319)3. NURHIDAYAH (NH0110314) 9. NURREZKIANI (NH0110320)4. NURHIDAYAH LAKA (NH0110315) 10. NURSARINA (NH0110321)5. NURHIKMAH (NH0110316) 11. NURSATRIANI H.B
(NH0110322)6. NURJUMIATI (NH0110317)
Page 2
STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2010/2011
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan puja syukur ke hadirat ALLAH SWT
karena atas petunjuk dan hidayatnya, akhirnya makalah dengan
judul “REGURGITASI KATUP MITRAL” ini dapat diselesaikan walaupun
masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
karena sesungguhnya manusia itu tak pernah luput dari kesalahan.
Makalah yang saya susun ini dengan tujuan agar teman-teman
tahu tentang apa yang dimaksud dengan Regurgitasi Katup Mitral,
dan dengan pembahasan makalah ini juga kita semua dapat
mengetahui serta mempelajarinya lebih mendalam dan menjadi suatu
pengetahuan bagi kita semua.
Saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada
pembimbing yang telah memberikan tugas kepada saya, karena dengan
tugas inilah saya dapat belajar dan mungkin lebih giat dan
semangat untuk melakukan tugas ini agar dapat terselesaikan.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini dapat
terselesaikan semata-mata karena pertolongan ALLAH SWT, Semoga
apa yang disampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua. Akhir kata Wassalamualaikum wr,wb.
Penyusun
Page 3
Febrina
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………i
Daftar Isi ……………………………………………………………ii
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang ……………………………………………………………B. Tujuan ……………………………………………………………
BAB II. Pembahasan
A. Pokok Permasalahan ……………………………………………………………B. Faktor Penyebab ……………………………………………………………C. Penanganan Masalah ……………………………………………………………D. Pihak-pihak yang dilibatkan ……………………………………………………………
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………B. Saran ……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia yang kompetitif dewasa ini, yang hidup
hingga harapan layak merupakan penyebab penderitaan bagi
banyak orang. Pemuda mengalah dengan tantangan dan tekanan
duniawi dan percobaan dengan alkohol dan obat-obatan.
Alkoholisme dapat menyebabkan masalah kesehatan yang
serius seperti sirosis hati, disfungsi ginjal, penyakit
jantung, sindrom alkohol pada janin dan gangguan lain organ-
organ tubuh, sistem saraf pusat dan kode genetik.
Konsekuensi dari penyalahgunaan alkohol melampaui rezim
masalah medis. Kehilangan kontrol diri adalah fitur utama
penyalahgunaan alkohol. Akibatnya, penyalahgunaan alkohol
Page 5
memberikan jalan untuk masalah-masalah terkait seperti
kecelakaan, bunuh diri, pembunuhan, penyalahgunaan fisik
anggota keluarga dan luka-luka akibat perbuatan sendiri.
Pengobatan terbaik datang dalam bentuk suku dan
masyarakat pribumi terpadu mengambil inisiatif untuk
menaklukkan pelecehan. Sekutu dalam menyebabkan ini termasuk
orang tua dan keluarga, personil sekolah, penyedia layanan
sosial, dan fisik dan mental penyedia layanan kesehatan. Di
samping itu, pengadilan, penegakan hukum dan pemerintahan
suku personil dapat memberikan bantuan yang berharga juga.
The muncul sikap optimisme juga telah mengambil upaya ke
depan. Keyakinan bahwa sukses adalah mungkin membuka jalan
untuk menolak penyalahgunaan. Warisan suku, tradisi dan
nilai-nilai spiritual juga diakui sebagai tambahan sumber
daya vital. Perasaan kesukuan seseorang kebanggaan dan
persatuan perlu ditularkan. Tradisi dan nilai-nilai ini
harus diungkapkan untuk menanamkan rasa harga diri yang
positif dan memperkuat perjuangan melawan penyalahgunaan
alkohol.
Alkoholisme bukan kemunduran suatu individu tetapi
melibatkan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.
Bahkan, ia memiliki potensi untuk menelan generasi. Sangat
secara bertahap, pengguna alkohol menjadi pelaku alkohol.
Setelah itu, persepsi realitas mulai berubah dan individu
Page 6
menjadi budak terhadap pelecehan dan dikelilingi oleh
perasaan putus asa dan putus asa.
B. Tujuan
- Untuk mengetahui apa itu Alkoholisme
- Untuk mengetahui Bahaya yang ada pada Alkoholisme
- Untuk mengetahui Penyebab dan Gejala serta Pengobatan
pada Alkoholisme
- Serta kita dapat memahami dan menghindari Alkoholisme
Page 7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pokok Permasalahan
Alkoholisme adalah simtoma klinis yang ditandai dengan
kecenderungan untuk meminum alkohol lebih dari pada yang
direncanakan, kegagalan usaha untuk menghentikan kebiasaan
minum minuman keras walaupun dengan konsekuensi sosial dan
pekerjaan yang merugikan.
Paparan kronis terhadap etanol, senyawa organik yang
terdapat di dalam alkohol, akan merusak mitokondria
hepatosit dengan meningkatkan reaksi oksidasi terhadap DNA
yang terdapat di dalam mitokondria, yang kemudian
berpengaruh pada respirasi selular pada rantai pernafasan
beserta respirasomnya. Disamping itu, etanol juga
menginduksi pembentukan ROS dan stres oksidatif.
"Alkohol adalah sebuah molekul sangat kecil yang
dapat terangkut dalam aliran darah, dan tidak seperti
Page 8
obat-obat lain, ukurannya begitu kecil sehingga dapat
masuk ke dalam setiap sel. Karena itu kemampuannya
untuk mendatangkan bahaya dan kerusakan tak pernah
berakhir," kata Sheila Blume, M.D, direktur medis programpenanggulangan alkoholime New York, Amerika Serikat.
Di bawah ini gambar dari minuman akohol:
Para peneliti tahu bahwa penyalahgunaan alkohol dapat
menyebabkan kerusakan sangat parah pada berbagai organ,
tetapi minum alkohol secara berlebihan tidak memberikan
dampak yang sama pada setiap orang.
Resiko penggunan alkohol
Alkohol dapat mempengaruhi kerja tubuh dan pikiran.
Pengaruh alcohol sangat berbahaya, tidak hanya dari segi
kesehatan, tetapi alcohol juga akan menganggu pertumbuhan,
Page 9
menambah kondisi stress, melambankan aktivitas dan dapat
mengubah emosi.
Konsumsi alcohol yang berkepanjangan dapat menghambat
liver untuk memproduksi enzim yang diperlukan dalam proses
pencernaan, merusak kemampuan tubuh dalam menyerap protein
dan lemak, nutris esensial serta vitamin A,D,E,K.
Toksin yang dihasilkan oleh alcohol mempunyai efek yang
sangat berbahaya liver akan mengalamai perlemakan, kemudian
berkembang menjadi hepatitis dan biasanya akan berakibat
fatal yaitu sirosis. Selain itu organ lain seperti pancreas,
otak dan system syaraf pusat perlahan akan dirusak tanpa
menimbulkan rasa sakit. Wanita hamil yang alkoholisme dapat
melahirkan bayi yang abnormal dan keterbelakangan mental.
Saran :
Vitamin C dosis tinggi juga dibutuhkan untuk menangkal
efek radikal dari alcohol dan menekan efek stress dan
emosional penderita. Yang terpenting, bersamaan dengan itu
penderita harus belajar menurunkan dosis alcohol secara
perlahan sampai berhenti sama sekali sehingga ketergantungan
alcohol dapat diatasi.
Menurut Atkinson penderita alkoholisme umumnya melewati
empat tahap yang meliputi : Pra Alkoholik, Prodormal, Gawat,
Koronis
Page 10
a.PraAlkoholik
Pada tahap ini individu minum-minum bersama-sama teman
sebayanya dan terkadang minum agak banyak untuk meredakan
ketegangan dan melupakan masalah yang dialaminya.
b.Prodormal
Pada tahap ini individu minum secara sembunyi-sembunyi. Ia
masih tetap sadar dan relatif koheren tetapi kemudian tidak
lagi dapat mengingat kejadian-kejadian yang pernah dialaminya.
c.Gawat
Pada tahap ini semua kendali hilang. Penderita akan minum dan
melanjutkannya sampai pingsan atau sakit.
d.Kronis
Pada tahap ini hidup penderita hanya untuk minum, minum terus-
menerus tanpa berhenti. Kondisi tubuhnya sudah terbiasa dengan
alkohol, sehingga ia mengalami gejala-gejala penarikan diri
tanpa alkohol dan gejala-gejala gangguan fisiologis.
Adapun gejala yang ditimbulkan dalam jangka panjang dari
alkoholisme yaitu
1. Kadar asam urat yg rendah Anemia, cacat lahir
2. Kadar niasin yg rendah Pellagra (kerusakan kulit,diare,
depresi)
3. Kerongkongan Peradangan (esofagitis, kanker
4. Lambung Peradangan (gastritis), ulkus
5. Hati Peradangan (hepatitis), sirosis, kanker
Page 11
6. Pankreas Peradangan (pankreatitis), kadar gula darah
rendah, kanker
7. Jantung Denyut jantung abnormal (aritmia, gagal jantung
8. Pembuluh darah Tekanan darah tinggi, aterosklerosis,
stroke
9. Otak Kebingungan, berkurangnya koordinasi, ingatan
jangka pendek yg buruk, psikosa Saraf
10. Berkurangnya kemampuan untuk berjalan (kerusakan saraf
di lengan dan tungkai yg mengendalikan pergerakan
Selain gejala dalam jangka panjang, adapula gejala
ringan meliputi gemetar, lemah, berkeringat dan mual. Beberapa pecandu
mengalami kejang (diseburt epilepsi alkoholisme). Peminum berat yang berhenti
minum bisa mengalami halusinasi alkohol. Mereka mengalami
halusinasi dan mendengar suara-suara yang tampaknya menuduh
dan mengancam, menyebabkan ketakutan dan teror. Halusinasi
alkohol bisa berlangsung berhari-hari dan dapat dikendalikan
dengan obat-obatan anti-psikosa (seperti klorpromazin atau
tioridazin).
Jika tidak diobati, gejala putus alkohol dapat
menyebabkan sekumpulan gejala yang lebih serius yang disebut
Delirium Tremens (DTs). DTs biasanya tidak segera terjadi,
tetapi muncul sekitar 2-10 hari setelah berhenti minum.
Pada DTs, pecandu pada awalnya merasakan cemas,
kemudian terjadi kebingungan, sulit tidur, mimpi buruk,
keringat berlebihan dan depresi berat. Denyut nadi cenderung
menjadi lebih cepat. Bisa terjadi demam.
Page 12
Episode ini bisa meningkat menjadi halusinasi, ilusi
yang menimbulkan rasa takut dan gelisah dan disorientasi
terhadap halusinasi lihat yang menimbulkan teror.
Benda yang terlihat dalam cahaya terang menimbulkan rasa
takut.
Pada akhirnya, penderita menjadi sangat kebingungan dan
mengalami disorientasi berat.
Penderita DTs kadang merasa lantai bergerak, dinding roboh
dan ruangan berputar.
Tangan menjadi gemetar yang kadang menjalar ke kepala dan
seluruh tubuh, dan sebagian besar penderita menjadi sangat
tidak terkoordinasi. DTs bisa berakibat fatal, apalagi jika
tidak diobat.
Masalah lainnya secara langsung berhubungan dengan efek
racun dari alkohol terhadap otak dan hati. Kerusakan hati
karena alkohol menyebabkan hati tidak mampu membuang bahan-
bahan racun dari dalam tubuh sehingga menyebabkan koma
hepatikum.
Pecandu yang mengalami koma hepatikum, tampak
mengantuk, setengah sadar dan kebingungan, dan biasanya
tangannya gemetar. Koma hepatikum bisa berakibat fatal dan
harus segera diobati Sindroma Korsakoff (Psikosa Amnesik
Korsakoff) biasanya terjadi pada pecandu yang meminum
sejumlah besar alkohol secara rutin, terutama yang mengalami
malnutrisi (kurang gizi) dan kekurangan vitamin B (terutama
Page 13
tiamin).
Penderita mengalami kehilangan ingatan jangka pendeknya.
Ingatannya sangat buruk sehingga penderita sering mengarang-
ngarang cerita untuk menutupi kemampuan ingatnnya yang
berkurang. Sindroma Korsakoff kadang terjadi setelah
serangan DTs.
Efek biologis
Alkohol dengan cepat diserap dari usus halus ke dalam
peredaran darah.
Penyerapan alkohol terjadi lebih cepat dibandingkan
metabolisme dan pembuangannya dari tubuh, sehingga kadar
alkohol dalam darah meningkat dengan cepat.
Sejumlah kecil alkohol dalam darah dibuang ke dalam air
kemih, keringat dan udara pernafasan. Sebagian besar alkohol
dimetabolisme di hati dan menghasilkan sekitar 210
kalori/100 gram (7 kalori per mililiter) dari alkohol murni
yang diminum.
Alkohol segera menekan fungsi otak; seberapa beratnya
tergantung kepada kadarnya di dalam darah; semakin tinggi
kadarnya, semakin berat gangguan yang terjadi.
Kadar alkohol dapat diukur dalam darah atau dapat
diperkirakan dengan mengukur jumlahnya dalam contoh udara
yang dihembuskan.
Page 14
Penggunaan alkohol jangka jumlah yang berlebihan bisa
merusak berbagai organ di tubuh, terutama hati, otak dan
jantung. Alkohol cenderung menyebabkan toleransi, sehingga
seseorang yang secara teratur minum lebih dari 2 gelas
alkohol/hari, bisa mengkonsumsi alkohol lebih banyak
daripada non-alkoholik, tanpa mengalami intoksikasi.
Pecandu alkohol juga dapat menjadi toleransi terhadap
obat-obatan anti-depresi lainnya. Sebagai contoh, pecandu
yang minum barbiturat/benzodiazepin biasanya membutuhkan
dosis yang lebih besar untuk memperoleh efek pengobatannya.
Toleransi tampaknya tidak merubah cara metabolisme atau
pembuangan alkohol.
Alkohol bahkan menyebabkan otak dan jaringan lainnya
menyesuaikan diri dengan kehadiran alkohol.
Bila seorang pecandu tiba-tiba berhenti minum, akan
terjadi gejala putus obat.
Sindroma putus obat alkohol biasanya dimulai dalam 12-48 jam
setelah seseorang berhenti meminum alkohol.
B. Faktor Penyebab Alkoholisme
Penyebab seseorang menjadi pecandu alkohol belum
diketahui secara pasti, namun penggunaan alkohol bukan satu-
satunya faktor penyebab. Dari orang-orang yang meminum
alkohol, sekitar 10% menjadi pecandu. Pecandu alkohol
memiliki angka kejadian yang lebih tinggi dibandingkan
pecandu zat lainnya. Juga, alkoholisme lebih sering diderita
Page 15
para anak-anak pecandu dari pada anak-anak yang diadopsi,
yang memperlihatkan bahwa alkoholisme melibatkan kelainan
genetik atau biokimia.
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa orang yang
beresiko menjadi alkoholik tidak mudah mengalami keracunan,
karena itu otak mereka kurang sensitif terhadap efek yang
ditimbulkan oleh alkohol. Selain kemungkinan kelainan
genetik, latar belakang dan kepribadian tertentu dapat
menjadi faktor pendukung seseorang menjadi pecandu.
Pecandu sering berasal dari keluarga yang pecah dan
dari mereka yang hubungan dengan orang tuanya kurang
harmonis. Pecandu alkohol cenderung merasa terisolasi,
sendiri, malu, depresi atau bermusuhan. Mereka biasa
memamerkan perilaku perusakan diri, dan mungkin secara
seksual tidak dewasa. Meskipun demikian, penyalahgunaan dan
ketergantungan alkohol sangat umum sehingga pecandu mudah
dikenali diantara orang-orang dengan berbagai kepribadian.
C. Perencanaan Penanganan Alkoholisme
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menangani
pecandu alkohol yaitu sebagai berikut :
1. Hilangkan minuman keras dari sekitar anda
Page 16
Jika anda ingin memenangkan pertempuran melawan
minuman keras, itu sangat penting bagi anda untuk
menghindari minuman keras. Tidak ada gunanya menyatakan
bahwa anda berencana untuk berhenti minum tetapi anda
masih memiliki sejumlah botol minuman keras.
2. Jauhi teman-teman yang masih minum minuman keras.
Karna bila anda masih berteman dengan mereka, maka
anda dapat terpengaruh lagi untuk meminum minuman
keras.
3. Carilah kesibukan untuk diri anda.
Coba dan libatkanlah diri anda dalam kegiatan-
kegiatan yang positif.
Selain cara diatas penanganan alkohol juga bisa dilakukan
dengan pengobatan yaitu : Alkoholik yang menderita
gejala putus obat biasanya mengobati dirinya dengan meminum
lagi. Beberapa penderita mencari penyelesaian medis karena
mereka tidak ingin berlanjut minum minuman keras atau karena
gejala putus obatnya terlalu berat.
Pada kasus ini, pertama-tama diperiksa kemungkinan
cedera kepala yang terjadi karena komplikasinya. Kemudian
digambarkan jenis gejala putus obatnya, ditentukan berapa
banyak seseorang biasanya minum dan dicari tahu kapan
terakhir minum.
Page 17
Karena kekurangan vitamin menyebabkan gejala putus obat
yang mengancam jiwa, maka dokter unit gawat darurat biasanya
memberikan memberikan vitamin B kompleks (terutama tiamin)
dan vitamin C dosis besar lewat infus.
Cairan infus, magnesium dan glukosa sering diberikan untuk
mencegah beberapa gejala putus obat dan untuk menghindari
dehidrasi.
Diberikan benzodiazepin selama beberapa hari untuk
menenangkan dan membantu mencegah gejala putus obat. Obat-
obatan anti-psikosa umumnya diberikan untuk sejumlah kecil
pecandu dengan halusinasi alkoholik.
DTs bisa berakibat fatal dan diobati dengan lebih
agresif untuk mengendalikan demam tinggi dan agitasi yang
berat. Biasanya diperlukan cairan infus, obat penurun panas
(seperti asetaminofen), obat penenang dan pengawasan yang
ketat.
Dengan pengobatan tersebut, DTs biasanya akan menghilang
dalam waktu 12-24 jam setelah timbulnya gejala.
Setelah masalah medis darurat berhasil diatasi, program
detoksikasi dan rehabilitasi harus dimulai. Pada tahap
pertama pengobatan, alkohol sama sekali tidak digunakan.
Kemudian seorang pecandu harus mengubah perilakunya.
Tanpa bantuan, sebagian besar pecandu akan kambuh dalam
beberapa hari atau beberapa minggu.\
Pengobatan kelompok dipercaya lebih baik dari pada
penyuluhan dari orang ke orang, tetapi pengobatannya harus
Page 18
disesuaikan dengan individu pecandu. Dukungan dari anggota
keluarga sangat diperlukan. Terapi obat-obatan Kadang-kadang
seorang alkoholik bisa menghindari minum alkohol dengan
mengkonsumsi obat tertentu.
Disulfiram (antabuse) bisa diperoleh dengan resep dokter.
Obat ini terlibat dalam metabolisme alkohol, membentuk
asetaldehid, suatu metabolit alkohol yang terdapat dalam
darah.
Asetaldehid merupakan racun dan menyebabkan kemerahan
pada wajah, sakit kepala berdenyut, denyut jantung yang
cepat, pernafasan cepat dan berkeringat dalam waktu 5-15
menit seteleh minum alkohol. 30-60 menit kemudian terjadi
mual dan muntah-muntah. Reaksi ini terjadi selama 1-3 jam.
Timbulnya reaksi tersebut (karena minum alkohol setelah
menelan disulfiram), sangat menyiksa, sehingga pecandu
memilih menghindari alcohol.
Alkoholik yang baru pulih, tidak dapat langsung
mengkonsumsi disulfiram setelah berhenti minum alkohol; obat
ini hanya diminum setelah beberapa hari tidak minum alkohol.
Disulfiram bisa mempengaruhi metabolisme alkohol sampai 3-7
hari setelah dosis terakhir obat ini.
Beratnya reaksi terhadap alkohol yang berhubungan
dengan pengobatan, menyebabkan disulfiram tidak boleh
diberikan kepada wanita hamil atau pecandu yang memiliki
penyakit yang serius.
Page 19
Obat lainnya adalah naltrekson, yang bisa membantu
mengurangi ketergantungan pecandu jika digunakan sebagai
bagian dari program pengobatan menyeluruh.
Naltrekson merubah efek alkohol pada endorfin tertentu di
otak, yang mungkin berhubungan dengan keinginan untuk minum
alkohol.
Naltrekson tidak menyebabkan reaksi seperti disulfiram.
Tetapi pecandu yang mendapatkan naltrekson bisa terus
menerus minum alkohol. Naltrekson tidak boleh diberikan
kepada penderita hepatitis atau penyakit hati.
D. Pihak-pihak yang dilibatkan dalam Penanganan
Alkoholisme
Dalam masalah ini pihak-pihak yang dapat dilibatkan
antara lain
1. orang-orang disekitar anda, seperti keluarga dan
sahabat. Jangan mencoba untuk berhenti sendiri,
biarkan keluarga anda membantu anda. Mereka bisa
mengawasi anda dan membantu menjaga anda sehingga
anda tidak kembali ke cara hidup lama.
2. Polisi, dalam hal ini polisi bertugas dalam
penyergapan pusat pembuatan alkohol serta tempat-
tempat yang sering dijadikan sebagai tempat untuk
mengkonsumsi alkohol tersebut.
Page 20
3. Instansi kesehatan, disini instansi kesehatan
berperan untuk memberikan sosialisasi tentang
akibat-akibat yang dapat ditimbulkan apabila
mengkonsumsi alkohol
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Minum minuman beralkohol secukupnya, dua takar per hari
untuk pria, ada manfaatnya, termasuk menurunkan risiko
menderita penyakit jantung. Akan tetapi dalam jumlah lebih
besar, alkohol menjadi racun yang mempengaruhi setiap sel
dalam tubuh. Maka dari itu alcohol juga dapat berdampak baik
dan dapat berdampak buruk pada manusia atau seseorang yang
mengkonsumsi alcohol tersebut. Karena Alkoholisme adalah
simtoma klinis yang ditandai dengan kecenderungan untuk
meminum alkohol lebih dari pada yang direncanakan, kegagalan
usaha untuk menghentikan kebiasaan minum-minuman keras
walaupun dengan konsekuensi sosial dan pekerjaan yang
merugikan.
Page 21
B. Saran
Saran kami bagi pembaca yaitu jangan pernah mencoba
yang namanya alkohol khususnya bagi kaula muda karena dapat
menghancurkan masa depan kalian, selain itu banyak pula
akibat-akibat yang ditimbulkan seperti yang telah dipaparkan
dalam pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
Apotik online dan media informasi obat - penyakit : m e d i c a st o r e . c o m
Berry, Ralph E.; Boland James P. The Economic Cost of Alcohol AbuseThe Free Press, New York, 1977 ISBN 0-02-903080-3
Royce, James E. and Scratchley, David Alcoholism and Other Drug Problems Free Press, March 1996 ISBN-10: 0-684-82314-4 ISBN-13: 978-0-684-82314-0
Page 22
Valliant, George E., The Natural History of Alcoholism Revisited, HarvardUniversity Press, May 1995 ISBN-10: 0-674-60378-8 ISBN-13: 978-0-674-60378-3
Pence, Gregory, "Kant on Whether Alcoholism is a Disease," Ch. 2, The Elements of Bioethics, McGraw-Hill Books, 2007 ISBN-10: 0-073-13277-2.
Milam, Dr. James R. and Ketcham, Katherine Under The Influence: AGuide to the Myths and Realities of Alcoholism. Bantam, 1983, ISBN 0-553-27487-2
Warren Thompson, MD, FACP. “Alcoholism.” Emedicine.com, June6, 2007. Retrieved 2007-09-02.
Etiology and Natural History of Alcoholism . National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism.