1 PENGARUH PRODUK, PERSEPSI HARGA, DISTRIBUSI DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MEBEL PADA PT.NADIRA PRIMA DI SEMARANG Milad Nufal Akbar Eisha Lataruva, SE, MM ABSTRACT This study aims to determine the effect of the product, the perception of price, promotion, and distribution of furniture purchasing decisions on the PT. Nadira Prima in Semarang. Where the independent variables are product, price perception, promotion, and distribution affect the purchase decision as the dependent variable. The research was conducted at PT. Nadira Prima in Semarang. Methods of data collection in this study is the questionnaire filled out by respondents are employees of PT. Nadira Prima in Semarang who worked at Prima Nadira in Semarang. Sampling as many as 97 respondents in this study using a non probability sampling methods. The independent variable in this study consisted of the product, the perception of price, promotion, and distribution, while the dependent variable is the purchase decision. Analysis used in this research include test validity, test reliability, test the assumptions of classical, linear multiple regression analysis and hypothesis testing which includes the t test, F test, and coefficient of determination (R2). The results of analysis using multiple linear regression can be seen that the variable has a positive effect on product purchase decisions PT. Nadira Prima Semarang. Second, variable rates have a positive perception towards purchasing decisions PT. Nadira Prima Semarang. Third, the promotion of a positive influence on purchase decisions PT. Nadira Prima Semarang. Fourth, the variable distribution of positive influence on purchase decisions PT. Nadira Prima Semarang. Results of analysis using the t test can be known product, the perception of price, promotion, and distribution significantly influence the purchase decisions of PT. Nadira Prima Semarang. The results of analysis using the coefficient of determination is known that 51.7% variable purchase decision can be explained by variations of the variables product, price perception, promotion, and distribution, while 37.9% explained by other variables that are not included in this study. Key words: Products, Perceptions of Price, Promotion, Distribution, Purchasing Decisions
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PENGARUH PRODUK, PERSEPSI HARGA, DISTRIBUSI
DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
MEBEL PADA PT.NADIRA PRIMA DI SEMARANG
Milad Nufal Akbar
Eisha Lataruva, SE, MM
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of the product, the perception of
price, promotion, and distribution of furniture purchasing decisions on the PT.
Nadira Prima in Semarang. Where the independent variables are product, price
perception, promotion, and distribution affect the purchase decision as the
dependent variable.
The research was conducted at PT. Nadira Prima in Semarang. Methods of
data collection in this study is the questionnaire filled out by respondents are
employees of PT. Nadira Prima in Semarang who worked at Prima Nadira in
Semarang. Sampling as many as 97 respondents in this study using a non
probability sampling methods. The independent variable in this study consisted of
the product, the perception of price, promotion, and distribution, while the
dependent variable is the purchase decision. Analysis used in this research include
test validity, test reliability, test the assumptions of classical, linear multiple
regression analysis and hypothesis testing which includes the t test, F test, and
coefficient of determination (R2).
The results of analysis using multiple linear regression can be seen that the
variable has a positive effect on product purchase decisions PT. Nadira Prima
Semarang. Second, variable rates have a positive perception towards purchasing
decisions PT. Nadira Prima Semarang. Third, the promotion of a positive
influence on purchase decisions PT. Nadira Prima Semarang. Fourth, the variable
distribution of positive influence on purchase decisions PT. Nadira Prima
Semarang. Results of analysis using the t test can be known product, the
perception of price, promotion, and distribution significantly influence the
purchase decisions of PT. Nadira Prima Semarang. The results of analysis using
the coefficient of determination is known that 51.7% variable purchase decision
can be explained by variations of the variables product, price perception,
promotion, and distribution, while 37.9% explained by other variables that are not
included in this study.
Key words: Products, Perceptions of Price, Promotion, Distribution, Purchasing
Decisions
2
PENDAHULUAN
Saat ini industri permebelan Indonesia pada umumnya mengalami
kelesuan. Hal ini karena beberapa faktor diantaranya, krisis global dan sulitnya
mencari bahan baku kayu (karena adanya pembatasan dalam penebangan kayu).
Di satu sisi, produsen sulit mencari bahan baku kayu, karena adanya
peraturan pemerintah yang membatasi dan menebang kayu secara liar berdampak
pada bahan baku yang semakin sulit. Akibatnya beberapa perusahaan yang
memproduksi kayu menjadi bahan mebel banyak yang gulung tikar atau bangkrut.
Di sisi lain, semakin sedikitnya jumlah pembeli, baik dari pembeli lokal maupun
mancanegara. Beberapa sebab semakin sedikitnya pembeli mancanegara
disebabkan oleh beberapa hal seperti, adanya produsen mebel dari negara pesaing
(Cina dan Malaysia) yang menawarkan mebel dengan harga yang murah dan
kualitasnya tidak kalah dengan mebel dari Indonesia serta semakin rendahnya
kemampuan para pembeli mancanegara akibat terkena krisis global
(www.kapanlagi.com/g/).
Salah satu perusahaan mebel Indonesia yang masih tetap berdiri hingga
sekarang adalah PT. Nadira Prima, Kawasan Industri Terboyo Park, Blok J No. 6
Semarang. Namun demikian, beberapa tahun terakhir, penjualannya mengalami
penurunan. Berikut adalah data penjualan mebel PT. Nadira Prima, Kawasan
Industri Terboyo Park, Blok J No. 6 Semarang yaitu tahun 2010 :
3
Tabel 1.1
Penjualan Mebel PT. Nadira Prima
Tahun 2010
(Dalam rupiah)
TAHUN Penjualan Penurunan
Januari 2.758.950.000
Februari 2.792.140.000 33.190.000
Maret 2.658.950.000 (-133.190.000)
April 2.592.740.000 (-662.100.000)
Mei 2.505.450.000 (-87.290.000)
Juni 2.202.500.000 (-302.950.000)
Juli 1.908.500.000 (-294.000.000)
Agustus 1.850.000.000 (-58.500.000)
September 1.425.000.000 (-425.000.000)
Jumlah 20.794.230.000 -1.333.950.000
Rata-Rata 2.310.470.000 -166.743.750
Sumber : PT. Nadira Prima Semarang, tahun 2010
Tabel 1.1. menunjukkan bahwa dari tahun 2010, penjualan mebel pada PT.
Nadira Prima rata-rata mengalami penurunan sebesar Rp. 166.743.750. Total
penurunan pada Tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 1.333.950.000. Terdapat indikasi
bahwa penurunn penjualan dipengaruhi oleh produk, harga, promosi dan
distribusi. Hal ini karena produk yang dibuat kadang-kadang terjadi kesalahan
dalam ukuran dan bentuknya ataupun terdapat kerusakan (dalam 2 bulan terakhir
telah terjadi komplain dari pelanggan sebanyak 8 kali), promosi kurang maksimal
karena promosi hanya dilakukan melalui pameran dan juga melakukan
penawaran-penawaran terhadap calon pembeli (pameran hanya 2 kali selama
tahun 2010) serta distribusinya yang kurang cepat (dalam 2 bulan terakhir ini telah
terjadi komplai keterlambatan pengiriman sebanyak 4 kali), sehingga perusahaan
4
mendapatkan komplain dari kesalahan-kesalahan tersebut(Sumber wawancara
dengan Miladania Mifta Rizka, General Manager PT. Nadira Prima, 2010).
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil
judul “PENGARUH PRODUK, PERSEPSI HARGA, PROMOSI, DAN
DISTRIBUSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MEBEL PADA
PT. NADIRA PRIMA DI SEMARANG”
1.1. Rumusan Masalah
Keputusan pembelian konsumen banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti produk, harga, promosi dan distribusi, tidak terkecuali pembelian mebel.
Salah satu produsen mebel adalah PT. Nadira Prima. Permasalahannya adalah
mebel produksi PT. Nadira Prima sudah dikenal kualitasnya oleh masyarakat,
namun demikian untuk akhir-akhir ini penjualannya menurun. Penurunan tersebut
dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya produk yang rendah
kualitasnya, harga yang relatif mahal, promosi yang kurang gencar serta distribusi
(pengiriman) yang sering terlambat kepada konsumen.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh produk terhadap keputusan pembelian mebel pada
PT. Nadira Prima di Semarang ?
2. Apakah terdapat pengaruh persepsi harga terhadap keputusan pembelian
mebel pada PT. Nadira Prima di Semarang ?
3. Apakah terdapat pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian mebel pada
PT. Nadira Prima di Semarang ?
4. Apakah terdapat pengaruh distribusi terhadap keputusan pembelian mebel
pada PT. Nadira Prima di Semarang
5
TELAAH TEORI
Pemasaran adalah segala kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke
tangan (rumah tangga) dan ke konsumen industri, tetapi tidak termasuk kegiatan
perubahan bentuk barang (Alma, 2004:1). Menurut Angipora (2004:5), pemasaran
adalah proses bisnis yang dinamis karena merupakan sebuah proses integral yang
menyeluruh dan bukan gabungan aneka fungsi dan pranata yan terurai.
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi
atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan (Kotler dan Keler,
2009:240). Definisi lain keputusan pembelian adalah keputusan pembeli tentang
merek mana yang dibeli (Kotler dan Amstrong,2008:181). Konsumen dapat
membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun, ada dua
faktor yang dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian, yaitu
sikap dan faktor situasi yang tidak terantisipasi (Kotler,2005:227).
Produk
Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,
termasuk didalamnya warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang
menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang
diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya (Alma,2004:139). Definisi
lain produk adalah sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata di dalamnya
sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan
pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai
sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya (Angipora,2002:152).
Suatu tantangan paling besar dihadapi oleh setiap perusahaan adalah
masalah pengembangan produk. Pengembangan produk dapat dilakukan oleh
personalia dalam perusahaan dengan cara mengembangkan produk yang sudah
ada. Di samping itu juga dapat menyewa para peneliti guna menciptakan produk
baru dengan model-model yang sesuai. Perusahaan yang tidak mengadakan atau
tidak mampu menciptakan produk baru akan menghadapi resiko seperti
penurunan volume penjualan, karena munculnya pesaing yang lebih kreatif,
6
adanya perubahan selera konsumen, munculnya teknologi baru dalam proses
produksi.
Produk yang diinginkan konsumen adalah produk yang berkualitas,
menarik dan tentunya cocok bagi konsumen. Dari uraian tersebut dapat diketahui
bahwa keputusan pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh produk yang salah
satunya berkualitas, sehingga dapat dibuat suatu hipotesis :
H1 : Produk berpengaruh secara positif terhadap keputusan konsumen
untuk melakukan pembelian.
Persepsi Harga
Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang
dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan
yang menyertainya (Angipora,2002: 268). Definisi lain harga adalah jumlah uang
yang telah disepakati oleh calon pembeli dan penjual untuk ditukar dengan barang
atau jasa dalam transaksi bisnis normal (Tandjung,2004:78).
Perusahaan perlu memonitor harga yang ditetapkan oleh para pesaing agar
harga yang ditentukan oleh perusahaan tidak terlalu tinggi atau sebaliknya. Dalam
hal ini, kembali bagian pemasaran melalui para tenaga penjualnya mempunyai
peranan yang sangat penting dalam mencari dan mengumpulkan informasi yang
berguna untuk penetapan harga karena tenaga penjual yang berhubungan langsung
dengan konsumen.
Harga yang diinginkan konsumen adalah terjangkau, bersaing dengan
merek lain serta sesuai dengan kualitasnya. Dari uraian tersebut dapat diketahui
bahwa keputusan pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh harga. Oleh karena
itu dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :
H2 : Persepsi harga berpengaruh secara positif terhadap keputusan
konsumen untuk melakukan pembelian.
Promosi
Promosi adalah proses komunikasi suatu perusahaan dengan pihak-pihak
yang berkepentingan sekarang, dan yang akan datang serta masyarakat
(Kotler,2005:247). Definisi lain promosi adalah mengkomunikasikan informasi
7
antara penjual dan pembeli potensial atau orang lain dalam saluran untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku (Cannon,dkk,2008:69).
Suatu produk apabila ingin dikenal oleh masyarakat, maka harus
dipromosikan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan promosi,
diantara melalui iklan, brosur dan papan nama. Dengan demikian semakin sering
dipromosikan suatu produk, maka keputusan konsumen untuk melakukan
pembelian semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat
hipotesis sebagai berikut :
H4 : Promosi berpengaruh secara positif terhadap keputusan konsumen
untuk melakukan pembelian.
Distribusi
Distribusi atau saluran distribusi adalah suatu jalur yang dilalui oleh arus
barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai
(Angipora,2002:295). Sedangkan menurut Lamb, dkk, (2001:8), saluran distribusi
adalah serangkaian dari organisasi yang saling bergantung yang memudahkan
pemindahan kepemilikan sebagaimana produk-produk bergerak dari produsen ke
pengguna bisnis atau pelanggan.
Nabhan dan Kresnaini (2005) menyatakan bahwa distribusi berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Konsumen menginginkan suatu produk yang
dibeli dalam kondisi selalu ada (ready stock), tersedia cukup banyak dan lengkap.
Dengan demikian, konsumen tidak perlu mencari di tempat lain apabila konsumen
membutuhkan suatu produk. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa
keputusan pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh distribusi yang lengkap,
selalu ada dan tersedia cukup banyak, sehingga dapat dijelaskan hipotesis sebagai
berikut :
H3 : Distribusi berpengaruh secara positif terhadap keputusan
konsumen untuk melakukan pembelian.
8
2.1. Kerangka Pemikiran :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
Produk
( X1 )
Persepsi
Harga
( X2 )
Promosi
( X3 )
Distribusi
( X4 )
Keputusan
Pembelian
( Y )
9
METODE PENELITIAN
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi 2,
yaitu : 1. Variabel independen (bebas), yaitu variabel yang mempengaruhi
variabel lain. 2. Variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi
variabel lain.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Produk (X1), Persepsi
Harga (X2), Promosi (X3) dan Distribusi (X4). Sedangkan variabel dependen
dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian (Y).
Indikator pengukuran dalam penelitian ini adalah:
1. Produk (X1)
a. Variasi produk
b. Kualitas produk
c. Desain produk
d. Jaminan (garansi) yang ditawarkan
2. Persepsi Harga (X2)
a. Keterjangkauan harga
b. Harga produk pesaing
c. Diskon atau allowance (potongan pembelian)
d. Periode Pembayaran
3. Promosi (X3)
a. Periklanan yang menarik
b. Promosi penjualan
c. Publisitas Pesaing
d. Public Relation
4. Distribusi (X4)
a. Lokasi Toko
b. Jaringan Toko yang dimiliki
c. Ketersediaan Produk
d. Distribusi pesaing
10
5. Keputusan Pembelian ( Y )
a. Pilihan merek
b. Penentuan saat pembelian
c. Jumlah pembelian
d. Rekomendasi kepada orang lain
Penentuan sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004).
Populasi pada penelitian ini adalah konsumen yang membeli produk mebel
PT Nadira Prima, Kawasan Industri Terboyo Park, Blok J No.6 Semarang. Karena
jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui maka penentuan jumlah
sampel yang digunakan menggunakan rumus sebagaimana berikut (Rao Purba
dalam Nancy, 2005):
n = = 2
2
)1,0(4
96,196,04 ≈97
Keterangan:
n : Jumlah sampel
Z : Tingkat keyakinan yang dalam penentuan sampel 90 % = 1,96
moe : Margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi,
disini ditetapkan sebesar 10 %.
Dengan dasar tersebut maka dapat dilihat ukuran sampel minimal yang
harus dicapai dalam penelitian ini adalah sebesar :
n = 96,04 ≈97
Berdasarkan rumus di atas, sampel yang dapat diambil dari populasi yang
besar sebanyak 96,04 orang, bila dibulatkan, maka banyaknya sampel adalah
sebesar 97 responden. (Supranto, 2001).Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan teknik Accidental Sampling. Sedangkan
Accidental Sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan
kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti bisa
11
dijadikan sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data (Sugiyono,2005:77).
Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala Likert dari
pertanyaan yang diberikan kepada responden, yaitu :
a. Untuk jawaban sangat tidak setuju diberi nilai = 1
b. Untuk jawaban tidak setuju diberi nilai = 2
c. Untuk jawaban netral diberi nilai = 3
d. Untuk jawaban setuju diberi nilai = 4
e. Untuk jawaban sangat setuju diberi nilai = 5
Metode Analisis
Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner (Ghozali,2005:45). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Jadi, validitas adalah mengukur apakah pertanyaan dalam
kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Uji validitas dapat diketahui dengan melihat r hitung, apabila r hitung sig.
≤ 0,05 = valid dan r hitung sig. > 0,05 = tidak valid (Ghozali, 2005:47).
Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali,2005:41). Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap
pertanyaan ini dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara
konsisten atau jawaban tidak boleh acak oleh karena masing-masing pertanyaan
hendak mengukur hal yang sama. Jika jawaban terhadap indikator ini acak, maka
dapat dikatakan bahwa tidak reliabel (Ghozali,2005:42).
Suatu variabel dikatakan reliabel, apabila (Ghozali,2005:42) : Hasil α > 0,60 =
reliabel dan Hasil α < 0,60 = tidak reliabel
12
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam
model regresi berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005:110). Untuk menguji
suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan
grafik normal plot (Ghozali, 2005:112). Pada grafik normal plot, dengan asumsi :
Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali,2005: 105).
Deteksi ada tidaknya problem heteroskedastisitas adalah dengan media grafik,
apabila grafik membentuk pola khusus maka model terdapat heteroskedastisitas
(Ghozali, 2005:105).
Dasar pengambilan keputusan : Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-
point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi,
maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel
bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (0). Untuk
13
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah
sebagai berikut (Ghozali, 2005:92) :
a. Mempunyai angka Tolerance diatas (>) 0,1
b. Mempunyai nilai VIF di di bawah (<) 10
Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan pengaruh dua atau
lebih variabel prediktor (variabel bebas) terhadap satu variabel kriterium (variabel
terikat) atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara
dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y) (Usman
dan Akbar,2006:241).
Rumus (Usman dan Akbar,2006:242) :
exbxbxbxbaY 44332211
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, yaitu
produk (X1), persepsi harga (X2), promosi (X3), dan distribusi
(X4) secara simultan terhadap variabel terikat, yaitu keputusan
pembelian (Y). Kriteria yang digunakan adalah :
a) H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya tidak ada pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas, produk (X1), persepsi harga
(X2), promosi (X3), dan distribusi (X4) secara simultan
terhadap variabel terikat, yaitu keputusan pembelian (Y)
b) Ha : b1 - b3 > 0, artinya ada pengaruh positif yang signifikan
dari variabel bebas, produk (X1), persepsi harga (X2), promosi
(X3), dan distribusi (X4) secara simultan terhadap variabel
terikat, yaitu keputusan pembelian (Y)
Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
a)
b) Distribusi t dengan derajat kebebasan (n – k).
c) Apabila F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
14
d) Apabila F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Pengujian Hipotesis (Uji – t)
Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini apakah variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel terikat, maka digunakan uji – t.
Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat, maka langkah-langkahnya :
Koefisien Determinasi (RSquare)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model (produk, harga, distribusi dan promosi) dalam menerangkan
variasi variabel dependen/tidak bebas (keputusan pembelian). Banyak peneliti
menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2
(Adjusted R Square) pada
saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R
2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam
model (Ghozali,2005:83).
Dalam penelitian ini, untuk mengolah data digunakan alat bantu SPSS
(Statistical Package for Social Science).
15
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Uji Validitas Variabel Produk
Item Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
Pertanyaan x1.1
Pertanyaan x1.2
Pertanyaan x1.3
Pertanyaan x1.4
0,463
0,415
0,376
0,377
0,198
0,198
0,198
0,198
Valid
Valid
Valid
Valid
Uji Validitas Variabel Persepsi Harga
Item Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
Pertanyaan x2.1
Pertanyaan x2.2
Pertanyaan x2.3
Pertanyaan x2.4
0,535
0,499
0,627
0,699
0,198
0,198
0,198
0,198
Valid
Valid
Valid
Valid
Uji Validitas Variabel Promosi
Item Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
Pertanyaan x3.1
Pertanyaan x3.2
Pertanyaan x3.3
Pertanyaan x3.4
0,474
0,423
0,453
0,408
0,198
0,198
0,198
0,198
Valid
Valid
Valid
Valid
Uji Validitas Variabel Distribusi
Item Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
Pertanyaan x4.1
Pertanyaan x4.2
Pertanyaan x4.3
Pertanyaan x4.4
0,522
0,550
0,640
0,557
0,198
0,198
0,198
0,198
Valid
Valid
Valid
Valid
Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian
Item Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
Pertanyaan y.1
Pertanyaan y.2
Pertanyaan y.3
Pertanyaan y.4
0,964
0,930
0,949
0,956
0,198
0,198
0,198
0,198
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011
Hasil nilai korelasi jawaban responden dengan nilai total pada masing-
masing variabel diperoleh hasil yang signifikan yaitu nilai sig. < α = 0,05, dengan
16
demikian dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator yang digunakan variabel
produk, persepsi harga, promosi, distribusi dan keputusan pembelian dinyatakan
valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel.
Uji Reliabilitas
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Item Nilai Alpha Keputusan
Produk x1.1 - x1.4 0,628 Reliabel
Persepsi Harga x2.1 – x2.4 0,782 Reliabel
Promosi x3.1 – x3.4 0,658 Reliabel
Distribusi x4.1 – x4.4 0,765 Reliabel
Keputusan Pembelian y1 – y4 0,978 Reliabel
Sumber : Data Primer yang diolah, 2011
Hasil uji reliabilitas memperlihatkan, nilai cronbach’s alpha semua
variabel lebih besar atau di atas 0,60, yang menunjukkan indikator dari variabel
produk, harga, distribusi, promosi dan keputusan pembelian dinyatakan reliabel
sebagai alat ukur variabel.
Uji Normalitas
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas (Normal P-P Plot)
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011
17
Grafik Normal P-P Plot memperlihatkan bahwa titik-titik pada grafik
menyebar dan berhimpit di sekitar garis diagonal, dengan demikian model
regresi berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
TABEL 4.12 PENGUJIAN MULTIKOLINIERITAS
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Toleranc
e VIF
1 (Constant)
Produk .866 1.155
persepsi harga .886 1.128
Promosi .963 1.039
Distribusi .910 1.099
a. Dependent Variable: keputusan pembelian
Nilai tolerance masing-masing variabel independen di atas 0,1 dan nilai
VIF di bawah 10, sehingga antar variabel independen produk, harga, distribusi
dan promosi tidak terjadi multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)
18
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011
Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik pada grafik
tidak bisa membentuk pola tertentu yang jelas, dimana titik-titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka pada model regresi tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Berganda
Tabel Hasil Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -31.520 4.565 -6.905 .000
produk .858 .165 .397 5.208 .000
persepsi harga .455 .141 .244 3.236 .002
promosi .766 .168 .330 4.564 .000
distribusi .720 .147 .363 4.887 .000
a. Dependent Variable: keputusan pembelian
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011
Dalam penelitian ini digunakan hasil uji regresi yang standardized
dikarenakan untuk menyamakan ukuran variabel independen (Produk, Persepsi
Harga, Promosi dan Distribusi) yang tidak sama. Keuntungan menggunakan hasil
regresi yang standardized yaitu mampu mengeliminasi perbedaan unit ukuran
pada variabel independen.
Berdasarkan dari nilai coeffients maka dapat dibuat persamaan linear regresi
berganda antara variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut :
Y = 0,397 X1 + 0,244 X2 + 0,330X3 + 0,363X4
Keterangan :
Y = Keputusan pembelian
X1 = produk
19
X2 = persepsi harga
X3 = promosi
X4 = distribusi
Uji t
Tabel Hasil Uji – t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -31.520 4.565 -6.905 .000
produk .858 .165 .397 5.208 .000
persepsi harga .455 .141 .244 3.236 .002
promosi .766 .168 .330 4.564 .000
distribusi .720 .147 .363 4.887 .000
a. Dependent Variable: keputusan pembelian
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011
Ketentuan penerimaan hipotesis secara parsial, yaitu apabila nilai sig. t ≤ α = 0,05,
maka hipotesis diterima. Sedangkan apabila nilai sig. t > α = 0,05 maka hipotesis
ditolak. Dalam tabel terlihat signifikasi < 0,05 maka pengujian hippotesis secara
parsial diterima.
Uji f
Tabel Hasil Uji – f
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 878.672 4 219.668 26.685 .000a
Residual 757.348 92 8.232
Total 1636.021 96
a. Predictors: (Constant), distribusi, promosi, persepsi harga, produk
b. Dependent Variable: keputusan pembelian
20
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011
Hasil uji simultan antara produk, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan
pembelian didapatkan nilai F sebesar 26,685 dengan sig. < α = 0,05. Hasil ini
menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan produk, harga, distribusi dan
promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian secara simultan,
diterima.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ini digunakan untuk menjelaskan seberapa
besar pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap
variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi digunakan adjusted R
square.
TABEL 4.16
HASIL KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .733a .537 .517 2.869
a. Predictors: (Constant), distribusi, promosi, persepsi harga, produk
Sumber : Data Primer yang diolah, 2011
Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa koefisien determinasi
(adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,517. Hal ini berarti 51,7 persen keputusan
pembelian dapat dijelaskan oleh variabel produk, persepsi harga, promosi, dan
distribusi. Sedangkan sisanya sebesar 48,3 persen (100%-51,7%) keputusan
pembelian dijelaskan oleh variabel lain selain keempat variabel tersebut.
21
Pembahasan
Pengaruh variabel produk terhadap keputusan pembelian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel produk memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap keputusan pembelian dengan arah koefisien positif. Hasil
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2008), dan Abubakar
(2005) yang menyatakan bahwa variabel produk mempunyai hubungan searah
dengan keputusan pembelian. Bila persepsi pelanggan pada variabel produk
semakin besar maka keputusan pembelian juga akan semakin besar.
Alma (2004:139) menyatakan produk adalah seperangkat atribut baik
berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya masalah warna, harga,
nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik
serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan
keinginannya. Salah satu tugas utama dan tanggung jawab yang berkecimpung di
bidang manajemen pemasaran adalah memikirkan desain produk. Produk yang
dibuat adalah produk yang dibutuhkan konsumen, karena itu bagian pemasaran
seolah-olah bertugas sebagai “mata” perusahaan, yang harus selalu jeli dalam
mengamati kebutuhan konsumen. Mereka yang ada di bagian ini harus secara
terus menerus memberikan saran, perbaikan atau kalau perlu, perubahan desain
produk, disesuaikan dengan keinginan pembeli (Anoraga,2000:220).
Pengaruh variabel persepsi harga terhadap keputusan pembelian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel persepsi harga memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian dengan arah yang
koefisien positif. Hasil ini memberikan bukti bahwa semakin tinggi tingkat
variabel persepsi harga maka keputusan pembelian akan semakin besar pula.
Menurut Swasta, (1997:246) penentuan harga yang terjangkau,
mempertimbangkan harga produk pesaing, terdapat diskon atau allowance
(potongan pembelian), dan mempunyai periode pembayaran. Harga seperti itu
dapat menjadi hal yang menarik bagi konsumen dalam membeli produk.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2008),
Abubakar (2005) dan Satmoko dkk, (2005) yang menyatakan bahwa variabel
22
variabel harga mempunyai hubungan searah dengan keputusan pembelian. Bila
variabel harga oleh pelanggan terhadap produk semakin besar maka keputusan
pembelian juga akan bergerak ke arah yang sama. Tandjung (2004:78)
menyatakan harga adalah jumlah uang yang telah disepakati oleh calon pembeli
dan penjual untuk ditukar dengan barang atau jasa dalam transaksi bisnis normal.
Harga merupakan variabel yang dapat dikendalikan dan menentukan diterima atau
tidaknya suatu produk oleh konsumen. Harga semata-mata tergantung pada
kebijakan perusahaan, tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan berbagai hal.
Murah atau mahalnya harga suatu produk sangat relatif sifatnya. Untuk
mengatakannya perlu terlebih dahulu dibandingkan dengan harga produk serupa
yang diproduksi atau dijual perusahaan lain. Perusahaan perlu memonitor harga
yang ditetapkan oleh para pesaing agar harga yang ditentukan oleh perusahaan
tidak terlalu tinggi atau sebaliknya, sehingga harga yang ditawarkan dapat
menimbulkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian.
Pengaruh variabel promosi terhadap keputusan pembelian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel promosi memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap keputusan pembelian dengan arah koefisien positif. Hasil
ini memberikan bahwa promosi yang semakin tinggi maka keputusan pembelian
akan semakin besar.
Hasil ini mendukung pernyataan Wijayanti (2008), dan Abubakar (2005)
yang menyatakan bahwa variabel promosi mempunyai hubungan searah dengan
keputusan pembelian. Bila semakin tinggi maka keputusan pembelian juga akan
bergerak ke arah yang sama. Kotler (2005:247) menyatakan promosi adalah
proses komunikasi suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
sekarang, dan yang akan datang serta masyarakat. Agar perusahaan berhasil
terhadap produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen, harus
mengkomunikasikan sejumlah informasi tentang perusahaan, produk, struktur
harga, dan sistem distribusi kepada sejumlah pemirsa yang meliputi konsumen,
perantara perdagangan dan media. Komunikasi pemasaran mengacu pada
promosi, dapat digunakan untuk mendapatkan keunggulan daya saing
23
(Boyd,2000:64). Fungsi utama dari suatu strategi promosi para pemasar adalah
untuk meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang ditawarkan
tersebut memiliki keunggulan yang berbeda dibandingkan pesaing, sehingga hal
ini dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian.
Pengaruh variabel distribusi terhadap keputusan pembelian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel distribusi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian dengan arah koefisien
positif. Hasil ini memberikan bahwa semakin lancarnya distribusi yang dilakukan
oleh perusahaan maka akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang
semakin besar.
Hasil ini mendukung pernyataan Satmoko dkk (2005) yang menyatakan
bahwa variabel distribusi mempunyai hubungan searah dengan keputusan
pembelian. Hasil tersebut sama dengan teori Lamb, dkk (2001:8) yang
menyatakan bahwa distribusii berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Bila
semakin tinggi maka keputusan pembelian juga akan bergerak ke arah yang sama.
Distribusi atau saluran distribusi adalah suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-
barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai
(Angipora,2002:295). Distribusi ini menyangkut cara penyampaian produk ke
tangan konsumen. Manajemen pemasaran mempunyai peranan dalam
mengevaluasi penampilan para penyalur. Bila perusahaan merencanakan suatu
pasar tertentu, yang pertama kali dipikirkan adalah siapa yang akan ditunjuk
sebagai penyalur di sana, atau berapa banyak yang bersedia untuk menjadi
penyalur di daerah itu. Suatu produk yang cepat dan merata kepada konsumen,
maka berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk melakukan pembelian.
24
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan uji hipotesis disimpulkan bahwa variabel produk memiliki
pengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil temuan
menunjukkan produk yang semakin tinggi yang akan menciptakan
peningkatan keputusan pembelian konsumen pada produk.
2. Berdasarkan uji hipotesis disimpulkan bahwa variabel persepsi harga
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan pembelian.
Hasil temuan menunjukkan persepsi harga yang semakin tinggi yang akan
menciptakan peningkatan keputusan pembelian konsumen pada produk.
3. Berdasarkan uji hipotesis disimpulkan bahwa variabel promosi memiliki
pengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan pembelian. . Hasil
temuan menunjukkan promosi yang semakin tinggi yang akan menciptakan
peningkatan keputusan pembelian konsumen pada produk.
4. Berdasarkan uji hipotesis disimpulkan bahwa variabel distribusi memiliki
pengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil temuan
menunjukkan distribusi yang semakin tinggi yang akan menciptakan
peningkatan keputusan pembelian konsumen pada produk.
5. Berdasarkan hasil uji regresi berganda maka didapatkan hasil persamaan
regresi sebesar Y = 0,397 X1 + 0,244 X2 + 0,330X3 + 0,363X4. Dari hasil
koefesien regresi yang didapat menunjukkan, produk (b1=0,397) menjadi
faktor terbesar yang mempengaruhi keputusan pembelian, kemudian
distribusi (b4=0,363), kemudian promosi (b3=0,330), sementara persepsi
harga (b2=0,244) menjadi faktor terendah yang mempengaruhi keputusan
pembelian.
6. Pada pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F (secara bersama-sama
atau simultan) dapat dijelaskan bahwa ketiga variabel yaitu produk (X1),
persepsi harga (X2), promosi (X3), dan distribusi (X4) terhadap variabel
25
terikat keputusan pembelian (Y) secara bersama-sama berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan dari nilai F hitung sebesar 26,685
dengan angka signifikansi (P Value) sebesar 0,000<0,05.
7. Nilai koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan adalah 0,517. Hal ini berarti
sebesar 51,7 persen perubahan variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan
oleh perubahan variabel produk (X1), persepsi harga (X2), promosi (X3), dan
distribusi (X4) secara bersama-sama, sedangkan sisanya sebesar 48,3 persen
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
Saran-Saran
Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini dapat dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut :
a. Pihak Manajemen PT. Nadira Prima Semarang perlu untuk
meningkatkan produk yang dihasilkan dalam hal menawarkan mebel
dengan berbagai variasi produk, kualitas yang baik. Dari wawancara
dengan konsumen produk yang baik yaitu memiliki ukuran yang tepat
dan sesuai dengan desain yang diminta konsumen, finishing yang rapi,
kuaitas bahan kayu yang baik dan disertai dengan jaminan yang handal
(contoh mempunyai garansi perbaikan maupun penggantian).
b. Pihak Manajemen PT. Nadira Prima Semarang perlu meningkatkan
harga yang terjangkau, harga bersaing, ada potongan harga dan harga
sesuai kualitas produk serta memberikan kelonggaran jangka waktu
pelunasan pembayaran.
c. PT. Nadira Prima Semarang perlu melakukan beberapa hal seperti
mengembangkan dan memperhatikan promosi dengan memasang iklan
melalui berbagai media (contoh misalnya media elektronik yaitu
melalui radio, media cetak melalui iklan di koran), papan nama,
promosi dengan menyebar brosur/kartu nama, promosi dengan memberi
hadiah, dan promosi melalui media koran, mengadakan berbagai
promosi penjualan untuk memperkenalkan produk-produknya (misal
pameran, cuci gudang dll).
26
d. Manajemen PT. Nadira Prima Semarang perlu melakukan beberapa hal
seperti mengembangkan dan memperhatikan distribusi dengan
mempunyai lokasi toko yang strategis (contoh mudah dijangkau dan
mudah ditemukan pelanggan), memiliki banyak jaringan distribusi
untuk memasarkan produk-produknya (misal toko, agensi, swalayan,
dan ritel), selalu mempunyai produk yang diinginkan oleh pelanggan,
dan distribusi produk PT Nadira Prima lebih baik daripada distribusi
oleh pesaing.
e. Saran untuk penelitian mendatang, penelitian ini hanya memfokuskan
pada kajian empat variabel yaitu produk, persepsi harga, promosi dan
distribusi. Sehingga hanya mampu menjelaskan keputusan pembelian
sebesar 51,7%. Penambahan variabel lain perlu dilakukan dalam
penelitian yang akan datang agar dapat menghasilkan gambaran yang
lebih luas tentang keputusan pembelian.
f. Untuk penelitan yang akan datang disarankan untuk meneliti produk-
produk lain yang mungkin mengalami permasalahan yang hampir sama
dengan produk mebel PT. Nadira Prima. Dengan mengambil contoh
produk atau objek penelitian lain maka permasalahan yang dialami
dalam pengaruh produk, persepsi harga, promosi dan distribusi terhadap
keputusan pembelian tentu juga berbeda, sehingga hal ini dapat
dijadikan sebagai pembanding sekaligus melengkapi penelitian ini.
27
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, Rusydi. 2005. “Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran Terhadap
Proses Keputusan Pembelian Konsumen Pada Jamu Di Banda Aceh”.
Jurnal Sistem Teknik Industri. Volume 6. No. 3. Juli. Hal. 54 – 62.
Universitas Malikussaleh Lhokseumawe. Aceh.
Alma, Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi.
Cetakan Kelima. CV. Alfabeta. Bandung.
Angipora, Marius. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo