Page 1
HARGA TRANSFERMakalah ini diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah
Manajemen Pajak
Dosen Pembina :
Juan Kasma,SE.,M.AkOleh:
21111058 Nicky Prameswary
21111060 Rizki Sugiarti
21111064 Tresna Fatria
21111065 Nurrisa Ayuningtyas
21111073 Faisal Aris Munandar
21111076 Gendis Yulianda Pratiwi
21111085 Gartina Wulan Utami
21111090 Ina Raspati
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Page 2
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2014
2
Page 3
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada allah subhanahu wa ta’ala atas segala curahan rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya, sehingga tugas pembuatan maklah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Manajemen Pajak dengan judul materi “Harga Transfer”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasihkepada: 1. Juan Kasma,SE.,M.Ak selaku dosen pembina yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk serta saran penyusunan
makalah ini.
2. Keluarga besar penulis atas doa, cinta, restu, kasih
sayang, dukungan, semangat, nasehat dan perhatian yang
diberikan kepada penulis baik secara moril maupun
materil sehingga penulis bisa seperti sekarang ini.
3. Semua rekan-rekan 3 Akuntansi 2 dan rekan rekan
spesialisasi perpajakan yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, terimakasih untuk kebersamaan dan kerjasamanya.
4. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas ini. Bantuan, saran, semangat dan
dukungannya sangatlah berarti bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan yang penulis buat masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan penulisan laporan dimasa yang akan datang.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas semua bantuan dan kerjasamanya. Semoga laporan ini dapat
3
Page 4
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
bermanfaat bagi penulis khususnya juga bagi semua pihak umumnya.
Bandung, Maret 2014
Penulis
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR ..........................................….2DAFTAR ISI ............................................... 3
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang .......................................4
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah ...................................5
1.2.2 Tujuan .............................................5
1.3 Perusahaan Multinasional .............................6
1.4 Hubungan Istimewa ....................................6
1.5 Harga Transfer
1.5.1...........................Pengertian Harga Transfer
...................................................8
1.5.2................................Tujuan Harga Transfer
....................................................9
4
Page 5
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
1.5.3...............................Metode Harga Transfer
..................................................11
1.6 Harga Transfer Ganda ................................12
1.7 Isu-isu Internasional Dalam Harga Transfer ..........13
1.8 Perusahaa Multinasional dan Aspek Pajaknya ..........14
1.9 Perlakuan Harga Transfer Di Indonesia ...............16
1.10 Penangkal Harga Transfer ............................17
1.11 Advanced pricing Agreement (APA) ....................17
BAB II PEMBAHASAN 2.1............... Contoh Kasus Harga Transfer Negoisasi
20
2.2... Contoh Kasus Harga Transfer Dasar Biaya .......21
2.3 Contoh Kasus Harga Transfer atas Dasar Harga
Pasar.................................................22
2.4 Contoh Kasus Perbandingan Harga Transfer dengan
Tidak Menggunakan Harga Transfer ...................26
BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan ....................................32
DAFTAR PUSTAKA ............................................33
5
Page 6
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu perusahaan yang organisasinya telah
dibagi-bagi menjadi pusat-pusat laba, transfer barang
atau jasa antar pusat laba tersebut menimbulkan masalah
penentuan harga transfer, karena masing-masing pusat
laba diukur kinerjanya berdasarkan laba, sehingga setiap
transfer barang atau jasa antar pusat laba akan berdampak
terhadap laba masing - masing pihak yang terkait.
Perusahaan melakukan penetapan harga dengan berbagai
cara. Pada perusahaan-perusahaan kecil biasanya
ditetapkan oleh manajemen puncak bukannya oleh bagian
pemasaran.Sedangkan pada perusahaan-perusahaan besar
penetapan harga biasanya ditangani oleh manajer divis dan
lini produk.Bahkan disni manajemen punjak juga menetapkan
tujuan dan kebijakan umum penetapan harga serta serta
pemberian persetujuan atas ususlan harga dari manajemen
dibawahnya.
6
Page 7
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Perusahaan yang melakukan pengembangan bisnisnya
secara pesat, selalu melakukan diversivikasi usahanya
untuk memasuki berbagai pasar.Diversivikasi merupakan
sutu usaha manajemen puncak untuk menghadapi
ketidakpastiaan yang semakkin tinggi dalam lingkungan
bisnis yang semakin kompleks. Semakin luas proses
diversivikasi yang dilakukan oleh manajemen puncak,
semakin diperlukan metode-metode untuk mengintegrasi
unit-unit organisasi yang telah dibentuk. Harga transfer
merupakan salah satu alat untuk menciptakan mekanisme
integrasi dalam perusahaan yang mendiversisifikasi.
Masalah penentuan Harga Transfer dijumpai dalam
perusahaan yang organisasinya disusun menurut pusat –
pusat laba, dan antara pusat laba yang dibentuk terjadi
transfer barang atau jasa. Latar belakang timbulnya
masalah harga transfer dapat dihubungkan dengan proses
diferensiasi bisnis dan perluna integrasi dalam
organisasi yang telah melakukan diferensiasi bisnis.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
7
Page 8
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
1.2.1 Rumusan Masalah
1. Apa definisi Harga Transfer ?
2. Apa Tujuan Harga Transfer ?
3. Apa Dasar Hukum Harga Transfer dalam Perpajakan ?
4. Ada Berapakah Metode – Metode pada Harga Transfer ?
1.2.2 Maksud dan Tujuan
1) Untuk Mengetahui Definisi Harga Transfer
2) Untuk mengetahui Tujuan Harga Transfer
3) Untuk Mengetahui Metode – Metode Harga Transfer
4) Untuk Mengetahui Dasar Hukum Berkaitan dengan Harga
Transfer
1.3 PERUSAHAAN MULTINASIONAL
8
Page 9
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Perusahaan Multinasional (Multinational
Corporation/MNC) adalah perusahaan yang beroperasi
melewati lintas batas antarnegara, yang terikat hubungan
istimewa, baik karena penyertaan modal saham, pengendalian
manajemen atau penggunaan teknologi; dapat berupa anak
perusahaan, cabang perusahaan, agen, dan sebagainya dengan
berbagai motif.
Ada tiga motif utama berdirinya MNC :
Bermotif memperluas usahanya dalam rangka mencari bahan
baku (raw material seeker) dan menjual produknya ke luar
negeri. Bahkan, pemerintah tidak tahu berapa banyak dan
apa saja yang dihasilkan oleh perusahaan asing tersebut
(seperti PT Freeport (timah dan emas) di Irian Jaya, PT
Caltex (minyak) di Riau, dan PT Port Newman (minyak) di
Batu Binjai NTB).
Bermotif mencari pasar (market seeker). Setelah
terpenuhinya pasar dalam negara tersebut, perusahaan
multinasional ini berusaha mencari pasar-pasar baru
untuk memasarkan produknya. Hal ini dapat memperluas
jangkauan pemasaran barang tersebut.
9
Page 10
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Bermotif menimumkan biaya (cost minimazer), seperti
keringanan pajak, tenaga kerja murah, harga tanah murah,
biaya pengolahan limbah dengan syarat ringan,
menghindari adanya batasan kuota di negaranya, dan
pelayanan purnajual cepat.
1.4 HUBUNGAN ISTIMEWA
Terdapat hubungan istimewa antara induk perusahaan
dengan anak perusahaannya atau cabang-cabangnya atau
perwakilannya yang berada di dalam negeri maupun di luar
negeri, di Indonesia diatur dalam Pasal 18 ayat (3), (3a),
dan (4) UU PPh, yang menyatakan sebagai berikut:
(3) Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan
kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta
menentukan utang sebagai modal untuk menghitung
besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang
mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya
sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak
dipengaruhi oleh hubungan istimewa dengan menggunakan
metode perbandingan harga antara pihak yang independen,
10
Page 11
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
metode harga penjualan kembali, metode biaya-plus, atau
metode lainnya.
(3a) Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan
perjanjian dengan Wajib Pajak dan bekerja sama dengan
pihak otoritas pajak negara lain untuk menentukan harga
transaksi antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), yang
berlaku selama suatu periode tertentu dan mengawasi
pelaksanaannya serta melakukan renegosiasi setelah
periode tertentu tersebut berakhir.
(4) Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat
(3)sampai dengan ayat (3d), Pasal 9 ayat (1) huruf f,
dan Pasal 10 ayat (1) dianggap ada apabila:
a.Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau
tidak langsung paling rendah 25% (dua puluh lima
persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib
Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh
lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih; atau
hubungan di antara dua Wajib Pajak atau lebih yang
disebut terakhir;
11
Page 12
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
b.Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua
atau lebih Wajib Pajak berada di bawah penguasaan
yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau
c.Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun
semenda dalam garis keturunan lurus dan/atau ke
samping satu derajat.
1.5 HARGA TRANSFER
1.5.1 Pengertian Harga Transfer
Harga transfer sering juga disebut intracompany
pricing, intercorporate pricing,interdivisional
pricing,atau internal pricing. Pengertian harga transfer
dapat dibedakan menjadi 2, yaitu pengertian yang bersifat
netrl dan pengertian yang bersifat peyoratif. Pengertian
Netral mengasumsikan bahwa harga transfer adalah murni
merupakan strategi dan taktik bisnis tanpa motif
pengurangan beban pajak. Sedangkan pengertian Peyoratif
mengasumsikan harga transfer sebagai upaya untuk menghemat
beban pajak derngan taktik,antara lain menggeser laba ke
Negara yang tariff pajaknya rendah.
12
Page 13
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
a. Pengertian Netral
Berikut merupakan pengertian harga transfer secara
netral.
Harga transfer adalah penentuan harga atau imbalan
sehubungan dengan penyerahan barang,jasa,atau
pengalihan teknologi antar perusahaan yang mempunyai
hubungan istimewa (Dr, Gunadi, MSc., Ak.)
Harga transfer adalah penentuan harga balas jasa
suatu transaksi antar unit dalam suatu perusahaan
atau antar perusahaan dalam suatu grup (Sophar
Lumbantoruan).
A transfer price is a price used to measure the value
of goods or services furnished by a profit center to
other responsibility centers within a company (Robert
N. Anthony, Glenn A. Welsch, dan James S.Reece)
Harga transfer adalah penentuan dari harga pertukaran
pada saat unit unit bisnis yang berbeda didalam suatu
perusahaan bertukar produk atau jasa. Produk produk
tersebut mungkin merupakn produk akhir yang dapat
dijual pada pelanggan luar atau produk menengah yang
13
Page 14
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
merupakan kommponen produk akhir (Edward J. Blocher,
Kung H. Chen, dan Thomas W. lin).
b. Pengertian Peyoratif
Transfer prices are the amount charged by one segment
of an organization for a product that it supplies to
another segment of the same organization in
multinasional campanies, transfer prices are used to
minimize worldwide income taxes and import duties
(Charles T.Horngren dan Gary L.Sunden).
Harga transfer adalah suatu rekayasa manipulasi harga
secara sistematis dengan maksud mengurangi laba
artificial, membuat seolah-olah perusahaan rugi,
menghindari pajak atau bea di suatu negara (Dr.
Gunadi, m.Sc., Ak.).
Harga transfer adalah suatu perbuatan pemberian harga
faktur (invoice) pada barang- barang (juga jasa-jasa)
yang diserahkan antarbagian/cabang suatu perusahaan
multinasional (Prof.Dr.Rochmat Soemitro, S.H.).
1.5.2 Tujuan Harga Transfer
14
Page 15
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Dengan globalisasi bisnis, aspek internasional dari
harga transfer menjadi suatu perhatian yang lebih kritis,
terutama dengan adanya isu-isu pajak. tujuan internasional
yang lain mencakup meminimalkan beban – beban pajak,
pengendalian devisa, dan berkenaan dengan risiko
pengambilalihan oleh pemerintah asing. Fenomena perusahaan
multinasional dalam ekspansinya cenderung mengoperasikan
usahanya secara desentralisasi dan melaksanakan konsep
cost revenue profit dan corporate profit center concepts,
yang dapat mengukur dan menilai kinerja dan motivasi
setiap divisi/unit yang bersangkutan dalam rangka mencapai
tujuan perusahaan . Untuk mencapai tujuan tersebut antara
lain digunakan sistem harga transfer . Transfer pricing
multinasional berhubungan dengan transaksi antardivisi
dalam satu unit hukum (entitas) atau antarentitas dalam
satu kesatuan ekonomi yang meliputi berbagai wilayah
kedaulatan negara.
Tujuan yang ingin dicapai dalam harga transfer antara lain
sebagai berikut:
1. Memaksimalkan penghasilan global
15
Page 16
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2. Mengamankan posisi kompetitif anak/ cabang perusahaan
dan penetrasi pasar
3. Evaluasi kinerja anak/ cabang perusahaan mancanegara
4. Menghindarkan pengendalian devisa
5. Mengatrol kreditabel asosiasi
6. Mengurang resiko moneter
7. Mengatur cash flow anak/ cabang yang memadai
8. Membina hubungan baik dengan administrasi setempat
9. Mengurangi beban pengenaan pajak dan bea masuk
10.Mengurangi resiko pengambilalihan oleh pemerintah
1.5.3 Metode Harga Transfer
Beberapa metode harga transfer yang sering digunakan
oleh perusahaan-perusahaan multinasional dan
16
Page 17
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
divisionalisasi/ departementasi dalam melakukan aktifitas
keuangannya adalah:
1. Harga Transfer Dasar Biaya (Cost-Based Transfer
Pricing)
Perusahaan yang menggunakan metode transfer atas dasar
biaya menetapkan harga transfer atas biaya variabel dan
tetap yang bisa dibagi dalam tiga pemilihan bentuk,
yaitu biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah
mark-up (full cost plus markup), dan gabungan antara
biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed fee).
2. Harga Transfer atas Dasar Harga Pasar (Market Basis
Transfer Pricing)
Apabila ada suatu pasar yang sempurna, metode transfer
pricing atas dasar harga pasar inilah merupakan ukuran
yang paling memadai karena sifatnya yang independen.
Namun keterbatasan informasi pasar terkadang menjadi
kendala dalam mengunakan transfer pricing yang
berdasarkan harga pasar.
3. Harga Transfer Negosiasi (Negotiated Transfer Prices)
17
Page 18
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan
memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan yang
berkepentingan dengan transfer pricing untuk
menegosiasikan harga transfer yang diinginkan. Harga
transfer negosiasian mencerminkan prespektif
kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat
pertanggungjawaban karena setiap divisi yang
berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan
bertanggung jawab atas harga transfer yang
dinegosiasikan.
4. Penentuan Harga Berdasarkan Arbitrase
Pendekatan ini menekankan pada harga transfer
berdasarkan interaksi kedua divisi dan pada tingkat yang
dianggap terbaik bagi kepentingan perusahaan tanpa
adanya pemaksaan oleh salah satu divisi mengenai
keputusan akhir. Pendekatan ini mengesampingkan tujuan
konsep pusat pertanggungjawaban laba.
18
Page 19
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
1.6 HARGA TRANSFER GANDA
Untuk memenuhi disparitas pertanggungjawaban dari dua
divisi, dikenal juga harga transfer ganda. Misalnya,
divisi penerima dapat mempertimbangkan penerapan harga
transfer berdasarkan biaya diferensial. Sebaliknya, divisi
yang melakukan transfer dapat mempertimbangkan unsur laba
dalam penentuan harga transfer dan memungkinkan kinerja
divisi.
Prosedur aplikasi pendekatan ini dapat berupa:
1. Pemakaian harga transfer berdasarkan harga pasar,
negosiasi, atau arbitrase oleh divisi yang melakukan
transfer dalam menghitung penghasilan dari penyerahan
antar perusahaan.
2. Biaya variabel divisi yang melakukan transfer plus
margin kontribusi atas beban tetap, ditransfer kepada
divisi penerima.
3. Total laba per divisi akan lebih besar daripada laba
perusahaan, dan laba divisi produksi akan dieliminasi
dalam penysunan laporan keuangan.
19
Page 20
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
1.7 ISU-ISU INTERNASIONAL DALAM HARGA TRANSFER
Penelitian akhir-akhir ini telah menemukan bahwa
lebih dari 80% perusahaan-perusahaan multinasional (MNC)
melihat transfer pricing sebagai suatu isu pajak
internasional utama, dan lebih dari setengah dari
perusahaan ini mengatakan bahwa isu ini adalah isu yang
paling penting. Sebagian besar negara sekarang menerima
perjanjian modal Organization of Economic Cooperation and
Development (OECD), yang menyatakan bahwa harga-harga
transfer sebaiknya disesuaikan dengan menggunakan standar
arm’s-length, artinya pada suatu harga yang akan dicapai
oleh pihak-pihak yang independen. Sementara perjanjian
model tersebut diterima secara luas, terdapat perbedaan-
perbedaan dalam cara negara-negara menerapkannya. Meskipun
demikian, terdapat dukungan yang kuat di seluruh dunia
terhadap suatu pendekatan untuk membatasi usaha-usaha oleh
MNC untuk mengurangi kewajiban pajak dengan menetapkan
harga-harga transfer yang berbeda dengan arm’s-length
20
Page 21
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
standard tersebut. (Edward J. Blocher, Kun H. Chen, dan
Thomas W. Lin., 1999)
Arm’s-length Standard
Menurut Arm’s-length standard, harga-harga transfer
seharusnya ditetapkan supaya dapat mencerminkan harga yang
akan disusun oleh pihak-pihak yang tidak terkait yang
bertindak secara bebas. Arm’s-length standard diterapkan
dalam banyak cara, tetapi metode yang paling banyak
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Comparable uncontrolled pricing method
Metode ini mengevaluasi kewajaran harga transfer dengan
mengacu kepada tingkat harga yang terjadi antara unit yang
independen atau antara perusahaan multinasional dengan
unit yang independen. Secara teoritis metode ini termasuk
yang paling baik, namun dalam pelaksanaannya terdapat
beberapa kendala, misalnya perbedaan kuantitas, kualitas,
kondisi, waktu penjualan, merek dagang, pangsa pasar, dan
geografis pasar.
2. Resale pricing method
21
Page 22
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Metode ini ditetapkan untuk produk yang ditransfer ke
anggota group lainnya untuk dijual kembali. Kewajaran
harga transfer didekati dengan pengurangan harga penjualan
kepada pihak independen dengan suatu mark up yang wajar
(sebanyak laba dan biaya si penjual).
3. Cost plus pricing method
Metode ini mendekati kewajaran harga transfer dengan
menambahkan markup yang wajar pada harga pokok pihak yang
mentransfer. Pendekatan ini umumnya dipakai dalam hal
penyerahan barang setengah jadi (semifinished product)
atau salah satu anggota group sebagai subkontaktor dari
yang lainnya.
4. Other method
Dalam keadaan tertentu, kombinasi ketiga metode diatas
perlu diterapkan atau mungkin menggunakan metode lain,
misalnya alokasi laba yang diperoleh grup perusahaan dalam
transaksi tertentu, kalkulasi tingkat keuntungan yang
pantas pada investasi wajib pajak (Frederick D. S. Choi
dan Genhard G. Mueller, 1985).
22
Page 23
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
1.8 PERUSAHAAN MULTINASIONAL DAN ASPEK PAJAKNYA
Perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia
dalam arti perusahaan-perusahaan multinasional Indonesia
yang mempunyai unit (anak perusahaan/ cabang/ perwakilan)
di luar negeri maupun perusahaan-perusahaan multinasional
di luar negeri yang mempunyai unit (anak perusahaan/
cabang/ perwakilan) di Indonesia pada umumnya akan
senantiasa berusaha dengan instrumen harga transfer,
mencapai salah satu tujuannya memaksimalkan keuntungan
dengan berupaya meminimalkan beban pajaknya, terutama
pajak penghasilan badan (corporation income tax).
Upaya yang dilakukan dengan pergeseran harga dari
negara yang beban pajaknya tinggi ke negara yang beban
pajaknya rendah atau nihil. Selain itu, diadakan pula
perjanjian bilateral di bidang perpajakan, dengan maksud
antara lain untuk menghindarkan pengenaan pajak berganda,
sehingga beban pajak dapat ditekan.
Gambar
23
Page 24
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Penentuan Harga Transfer Domestik dan Internasional
24
Page 25
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Sebagai contoh, pembebanan harga transfer yang rendah
untuk anak perusahaan asing mungkin akan mengurangi
pembayaran bea cukai sebagai akibat dari batas-batas
internasional, atau mungkin membantu anak perusahaan untuk
bersaing dalam pasar asing dengan mempertahankan biaya
anak perusahaan yang rendah. Di sisi lain, membebankan
suatu harga transfer yang tinggi mungkin membantu MNC
mengurangi laba pada negeri yang telah memperketat kendali
pengiriman uang asing, atau mungkin memberikan kemudahan
bagi MNC memindahkan pendapatan dari suatu negara yang
memiliki tingkat pajak pendapatan yang tinggi ke suatu
negara dengan tingkat pajak rendah (tax haven country).
1.9 PERLAKUAN HARGA TRANSFER DI INDONESIA
Harga transfer dapat terjadi baik antarwajib pajak
dalam negeri maupun antara wajib pajak dalam negeri dengan
pihak luar negeri. Terhadap transaksi antara wajib pajak
yang mempunyai hubungan istimewa, undang-undang perpajakan
Indonesia menganut asas material (substance over form
rule). Hubungan istimewa tersebut dapat mengakibatkan
25
Page 26
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
kekurangwajaran harga, biaya, atau imbalan lain yang
direalisasikan dalam suatu transaksi usaha.
Kekurangwajaran tersebut dapat terjadi pada:
• harga penjualan
• harga pembelian
• alokasi biaya administrasi dan umum (biaya overhead)
• pembebanan bunga atas pemberian pinjaman oleh
pemegang saham
• pembayaran komisi, lisensi, waralaba, sewa, royalti,
imbalan jasa manajemen, imbalan jasa teknik, dan
imbalan jasa lainnya
Contoh kasus kekurangwajaran perlakuan harga transfer di
Indonesia
1. Harga Penjualan
PT.A memiliki 25% saham PT.B Atas barang penyerahan
barang ke PT.B. PT. A membebankan harga jual Rp.160,-
per unit, berbeda dengan harga yang diperhitungkan
atas penyerahan barang yang sama kepada Pt.X (tidak
ada ubungan istimewa) yaitu Rp.200,-per unit
26
Page 27
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Perlakuan Perpajakan :
Dalam contoh tersebut , harga pasar sebanding
(comparable uncontrolled price) atas barang yang sama
adalah yang dijual kepada PT.X yang tidak ada
hubungan istimewa . Dengan demikian harga yang wajar
adalah Rp.200,- per unit. Harga ini dipakai sebagai
dasar perhitungan penghasilan dan/ atau pengenaan
pajak.
Jika PT.A adalah pengusaha kena pajak (PKP) , ia
harus menyetor kekurangan PPN-nya (dan PPnBM
terutang)
Atas kekurangan tersebut dapat diterbitkan SKP dan
PT.A tidak boleh menerbtkan faktur pajak atas
kekurangan tersebut, sehingga tidak merupakan kredit
pajak bagi PT.A
2. Harga Pembelian
H Ltd Hongkong memiliki 25% saham PT.B. PT.B
mengimpor barang produksi H Ltd dengan harga Rp3000,-
per unit . Produk tersebut dijual kembali kepada PT.Y
27
Page 28
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
(tidak memiliki hubungan istimewa) dengan harga
Rp3500,- per unit
Perlakuan Perpajakan :
Pada contoh tersebut diatas, pertama-tama dicari
harga pasar sebanding untuk barang yang sama, sejenis
atau serupa atas pembelian /impor dari pihak yang
tidak ada hubungan istimewa aau antar pihak-pihak
yang tidak ada hubungan istimewa (ama halnya dengan
kasus harga penjualan) . Apabila ditemui
kesulitan ,maka pendekatan harga jual minus dapat
diterapkan, yaitu dengan mengurangkan laba kotor
(mark up) yang wajar ditambah biaya lainnya yang
dikeluarkan wajib pajak
Dari harga jual barang kepada pihak yang tidak ada
hubungan istimewa . Apabila laba yang wajar diperoleh
adalah Rp750,- maa harga wajar untuk perpajakan atas
pembelian barang dari H Ltd di hongkong adalah
Rp2750,- (3500 – 750) . Harga ini merupakan dasar
perhitungan harga pokok PT.B dan selisih Rp250,-
antara pembayaran uang ke H Ltd di hongkong dengan
28
Page 29
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
harga pokok yang seharusnya diperhitungkan dianggap
sebagai pembayaran deviden terselubung.
3. alokasi biaya administrasi dan umum (biaya overhead)
Pusat perusahaan (Head Office) diluar negeri dari BUT
di Indnesia sering mengalokasikan biaya administrasi
dan umum (overhead cost)nkepada BUT tersebut. Biaya
yang di Alokasikan tersebut antara lain adalah :
a. Biaya training karyawan BUT di Indonesia yang
diselenggarakan kantor pusat diluar negeri;
b. Biaya Perjalanan dinas direksi kantor pusat
tersebut masing – masing BUT;
c. Noaya Administrasi/Manajemen lainnya dari kantor
pusat yang merupakan biaya penyelenggaraan
perusahaan;
d. Biaya riset dan pengembangan yang dikeluarkan
kantor pusat
Perlakuan Perpajakan:
Alokasi biaya-biaya tersebut diatas diperbolehkan
sepanjang sebanding dengan manfaat yang diperoleh
masing masing BUT dan bukan merupakan duplikasi
29
Page 30
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
biaya. Biaya kantor Pusat yang boleh di alokasikan
keada BUT tidak termasuk bunga atas penggunaan dana
kantor pusat, kecuali untuk jenis perbankan,dan
royalty/sewa atas harta kantor pusat. Dalam hal
berlaku perjanjian penghindaran pajak berganda maka
pengalokasian biaya kantor pusat, kepada BUT adalah
seperti yang di atur dalam perjanjian tersebut.
Kewajaran biaya training diatas dapat diuji dengan
membandingkan jumlah biaya training yang sama atau
sejenis,yang diselenggarakan oleh pihak pihak yang
tidak mempunyai hubungan istimewa . Untuk biaya
lainnya, maka besarnya biaya yang dapat dialokasikan
di hitung berdasarkan factor-faktor tertentu yang
dapat mencerminkan dengan baik proporsi manfaat yang
dierimanya, misalnya perbandingan dengan peredaran.
4. pembebanan bunga atas pemberian pinjaman oleh
pemegang saham
H Ltd hongkong memiliki 80% saham PT.c Dengan modal
yang belum disetor sebesar Rp200.000.000,. H Ltd juga
memberikan pinjaman sebesar Rp500.000.000 dengan30
Page 31
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
bunga 25% aau Rp125.000.000 setahun. Tingkat bunga
setempat yang berlaku adalah 20%.
Perlakuan Perjakan :
a) Penentuan kembali jumlah utang PT.C pinjaman
sebesar Rp200.000.000 diaggap sebagai penyetoran
modal terselubung, sehingga besar hutang PT.C yang
dapat diakui ada;ah sebesar Rp300.000.000
(Rp500.000.000 – Rp200.000.000)
b) Perhitungan pajak penghasilan bagi PT.C pengurangan
biaya bunga yang dapat dibebankan adalah
Rp60.0000.000 (20% x 300.000.000) yang berarti
koreksi positif penghasilan kena pajak. Selisih
Rp65.000.000 (125.000.000 – 60.000.000) dianggap
sebagai pembayaran deviden kelluar negeri yang
dikenakan pajak penghasilan pasal 26 sebesar 20%
atau dianggap dengan tarif sesuai dengan perjanjian
penghindaran pajak yang berlaku
Keterangan PT. C (WP)
(juta)
PT.C (Fiskal)
(Juta)
Pinjaman 500.000.000 300.000.000
31
Page 32
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Bunga 125.000.000
(25% x
500.000.000)
60.000.000
(20% x
300.000.000)
Penurunan Laba 125.000.000 60.000.000
Pengurangan
PPh
31.250.000
(25% x
125.000.000)
15.000.000
(20% x
60.000.000)
Selisih PPh sebesar 16.250.000 (31.250.000 –
15.000.000)
Maka degan menggunakan Transfer Pricing Perusahaan
dapat menghemat beban pajak sebesar Rp16.250.000
32
Page 33
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Selain itu, ada pula indikator dari manipulasi harga
transfer, yaitu antara lain:
• SPT Tahunan PPh Badan melaporkan rugi dalam beberapa
tahun berturut-turut
• Peredaran usaha tinggi tapi laba yang diperoleh kecil
• Transaksi hubungan istimewa yang cukup besar
• Rugi yang tidak dapat dijelaskan
Untuk meminimalkan atau mengurangi praktik penghindaran
pajak, Direktur Jenderal Pajak mengeluarkan peraturan baru
yang dituangkan dalam Peraturan Dirjen Pajak No.
PER-32/PJ/2011 tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan
Kelaziman Usaha dalam Transaksi antara Wajib Pajak dengan
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa sebagai perubahan
atas PER-43/PJ/2010.
1.10PENANGKAL HARGA TRANSFER
33
Page 34
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Ada beberapa prosedur yang dapat ditempuh untuk
menanggulangi manuver pajak melalui harga transfer sebagai
berikut.
• Menyingkap praktik bisnis antarperusahaan secara
lengkap sehingga dapat dievaluasi keinginan harga
transfer.
• Harmonisasi pemajakan internasional untuk meniadakan
disparitas beban pajak.
• Kerja sama internasional.
• Advanced Pricing Agreement (APA)
1.11ADVANCED PRICING AGREEMENT (APA)
Advanced Pricing Agreement (APA) adalah persetujuan
di antara Internal Revenue Service (IRS) dan perusahaan
dengan menggunakan harga-harga transfer, untuk menetapkan
harga transfer yang disepakati. APA biasanya diperoleh
sebelum perusahaan terikat dalam transfer. Maksud dari
program APA adalah memecahkan masalah perselisihan harga
transfer dengan cara tepat dan menghindari proses
pengadilan yang menghabiskan banyak biaya.
34
Page 35
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Kesepakatan yang dibuat dalam APA terjadi antara
wajib pajak dengan otoritas pajak, bisa terjadi dengan
satu otoritas pajak dan juga dengan dua otoritas pajak
dari negara yang berbeda. Apabila APA dilakukan antara
wajib pajak dengan otoritas pajak dalam satu negara maka
disebut unilateral APA, sedangkan apabila APA dibuat oleh
wajib pajak dengan dua atau lebih otoritas pajak dari
negara yang berbeda maka disebut multilateral APA.
Manfaat APA
Beberapa manfaat dari diselenggarankannya APA adalah
sebagai berikut :
• Memberikan kepastian kepada wajib pajak atas semua
penghitungan mengenai harga transaksi dengan
menggunakan metode yang disetujui.
• Memberikan kepastian terhadap kegiatan wajib pajak
termasuk kepastian mengenai kewajiban pajak yang
berkaitan dengan harga transfer.
• Mengurangi biaya dan waktu pada saat diaudit, karena
selama periode APA berlaku harga transaksi yang telah
disepakati oleh wajib pajak dan otoritas pajak.
35
Page 36
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
• Dapat mencegah praktik harga transfer yang tidak
benar dan semata-mata hanya untuk menghindari pajak.
Masalah dalam Penyelenggaraan APA
Hal yang harus dipertimbangkan dalam penyelenggaraan APA
yaitu kemungkinan adanya potensi kerugian, yaitu:
• Pengorbanan waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk
penyelenggaraan APA.
• Wajib pajak harus mengungkapkan informasi yang
mungkin merupakan rahasia perusahaan kepada otoritas
pajak.
Yang perlu diperhatikan, bahwa APA tidak menjamin wajib
pajak untuk tidak diaudit olehotoritas pajak. Masalah-
masalah yang tidak tercakup dalam APA masih dapat diaudit
dalam kriteria audit yang biasa dilakukan. APA tidak
berlaku retroaktif sehingga masalah hargatransfer yang ada
sebelum APA disepakati tidak dapat diselesaikan dengan
APA.
(Sumber Materi Dari Buku Erly Suandi Perencanaan Pajak)
36
Page 37
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Contoh Kasus Harga Transfer Negosiasi
PT. Batu Halak dengan dua divisi yang saling
melakukan transaksi, yaitu Divisi Penjual (A) dan Divisi
pembeli (B). Divisi A bekerja dengan full capacity dan
menjual produknya ke pasar luar. Jika Divisi A tidak
menjual kepada pasar luar/regular atau, dijual ke divisi
B, maka Divisi A dapat menghemat biaya pemasaran dan
37
Page 38
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
distribusi $ 700/unit.. Perusahaan bekerja selama 250
hari/tahun, dan informasi kedua Divisi adalah berikut
ini :
Kedua
divisi
sepakat dan setuju melakukan harga transfer negosiasi ,
dengan menjual produk dari Divisi A ke produk B , maka
Divisi tidak perlu mengeluarkan biaya pemasaran dan
distribusi variabel.
Harga transfer Minimumnya $ 500.000 - $ 10.000 = $
490.000 atau
per unitnya $490.000/ 12.500 = $ 39,20. Disini
Divis A tidak meraih
38
Divisi
A
Divisi B
Unit terjual perhari 50 unit 40 unitPer tahuni 250 hari 12.500 10.000Harga Jual $40 $
500.000
$ 400.000
Biaya manufaktur
variabel
200.000 120.000
Biaya distribusi
variabel
10.000 15.000
Biaya tetap/tahun $
120.000
$ 110.000
Page 39
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
laba atau rugi, namun Divisi B meraih laba = 40
x 10.000=$400.000.
Harga maksimum adaah $ 50.000 atau per unit
$50.000/12.500 = $40/unit.
Kedua divisi hendak merealiser harga transfer
negosiasi yang sudah disepakati, yaitu:
($ 40 + 39,20 )/2 = $ 39,60.
Dengan adanya harga trsnsfer Negosiasi ini maka
tambahan laba untuk
perusahaan adalah :
Tambahan laba Divisi A = ( $ 39,60 -$ 39,20)x 40 unit
= $ 16/unit atau pe rhari 10.000x $16 = $ 160.000.
Tambahan laba Divisi B = ( $ 40 -$ 39,60) x 40 $
16/unit.
Tambahan laba untuk perusahaan ($ 40-39,20) 40 = 0,8
x $ 40 = $ 32./Unit.
2.2 Contoh Kasus Harga Transfer Dasar Biaya
Contoh : Harga transfer dnegan Biaya Variabel.
Divisi A dan B adalah 2 divisi yang disentraliser
dari PT. Doremi. Divisi A memproduksi kulit yang
digunakan dalam memproduksi sepatu oleh Divisi B.
Informasi kedua divisi untuk tahun 2006:
39
Page 40
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Divisi A
Dapat menjual kulit ke pasar regular 1.000 gulung
dengan harga $ 100/gulung., sedangkan ke divisi B sebesar
600 gulung dengan harga yang sama. Biaya variabel untuk
memproduksi kulit $ 50/gulung, biaya tetap $ 120.000/thn.
Satu gulung kulit menghasilkan satu pasang sepatu.
Divisi B.
Jumlah produksi 600 pasang sepatu, karena
gulung kulit hanya dapat menghasilkan 1 pasang sepatu.
Divisi B menjual 600 sepatu dengan harga $ 250/unit. Biaya
variabel tambahan untuk memproduksi kulit menjadi sepatu
sebesr 140/unit, biaya tetap $180.000/tahun.
Jawaban
Divisi A:
Penjualan ke pihak luar 1.000 x $ 100 = $100.000
Penjualan ke Dibisi B 600 x 50 = .30.000 $ 130.000
Biaya Overhead : $ 50 x 1.600 = $ 80.000 BIaya tetap 120.000/12 10.000
$ 90.000
40
Page 41
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Laba kotor dengan-------------Harga Transfer Biaya Variabel
$ 40.000Divisi B.(Sepatu)
Penjualan 600 pasang X $ 250 $150.000
Harga Transfer variabel 600 x $ 50 = $30.000
Biaya tambahan variabel 600 x $14084.000
Biaya tetap $180.000/12 15.000 $129.000
Laba kotor dengan biaya variabel----------- Dalam penetapan harga transfer $
21.000
2.3 Contoh Kasus Harga Transfer atas Dasar Harga
Pasar
McDonald Ltd. memiliki bisnis utama restoran siap
saji, disamping juga sebagai produsen makanan kecil dan
minuman dengan kualitas prima. Salah satu divisi yang
dimiliki dan sudah beroperasi adalah Dunkin Donald yang
menjual makanan siap saji. Selain menjual makanan Dunkin
Donald juga menjual aneka minuman baik ringan maupun semi
41
Page 42
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
keras. Salah satu jenis minuman yang dijual adalah bir
klutuk. Dalam kegiatan bisnisnya, McDonald Ltd. baru saja
membeli divisi usaha baru yaitu Plamongan Beverage yang
menghasilakn bir klutuk. Dalam perjalanannya, Manajer
Divisi Bir Klutuk telah melobi Manajer Divisi Dunkin
Donald untuk penjualan di restoran siap saji Dunkin
Donald. Manajer Divisi Dunkin Donal sepakat bahwa kualitas
bir klutuk Plamongan Beverage sebanding dengan kualitas
aneka minuman bir yang biasa mereka jual. Persoalannya
adalah masalah harga.
Berikut ini adalah informasi tentang produk dan biaya
untuk kedua divisi tersebut periode bulan April 2007:
42
Page 43
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Berdasarkan data diatas, berapa harga transfer yang harus
ditetapkan dan disepakati oleh kedua divisi tersebut, jika
digunakan market-based transfer pricing?.
43
Divisi Plamongan Beverage
Kapasitas Produksi pabrik divisi bir
klutuk per bulan.
10.000 liter
Biaya produksi variabel per liter bir
klutuk.
$ 8.
Total biaya tetap per bulan $ 70.000
Harga jual bir klutuk yang sudah
beredar di pasar
$ 20. per botol
(asumsi tiap 1
liter
dikemas menjadi 2
botol)
Divisi Dunkin Donald
Harga pokok yang dipatok untuk
minuman jenis bir klutuk
$ 18. per botol
Penjualan normal bir klutuk
per bulan
2.000 liter
Page 44
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Jawab:
Selama ini Plamongan Beverage telah menjual bir
klutuk dengan harga pasar $ 20 per botol. Sebenarnya tanpa
membeli dari Plamongan Beverage, Dunkin Donald dapat
membeli bir klutuk dari pemasok luar dengan harga Rp 18.
per botol. Namun kenapa Dunkin Donald bersedia membeli bir
klutuk tersebut dari Plamongan Beverage, padahal harga
dari pemasok lebih rendah dibanding dengan harga jual
Plamongan Beverage.
Dalam beberapa skema penetapan harga, transfer
pricing akan diturunkan sampai Rp 18. dan Dunkin Donald
akan diarahkan untuk membeli dari Plamongan Beverage
sepanjang Plamongan Beverage bersedia menjual.
Harga pasar luar untuk bir jahe yang dihasilkan oleh
Plamongan Beverage adalah $ 20 per barel. Walaupun
begitu, Dunkin Donald dapat membeli seluruh bir jahe
yang diinginkannya dari pemasok luar seharga $ 18 per
barel. Mengapa Dunkin Donald bersedia membeli dari
Plamongan Beverage, padahal di pasar harganya lebih
rendah? Dalam beberapa skema, harga transfer akan
diturunkan sampai $ 18, harga pasar penjual luar, dan44
Page 45
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Dunkin Donald akan diarahkan untuk membeli dari Imperial
Beverage sepanjang Plamongan Beverage bersedia menjual.
Perspektif penjual:
Harga transfer ≥ biaya variabel per unit + (margin
kontribusi total pada hilangnya penjualan / jumlah unit
yang ditransfer)
Perspektif pembeli:
Harga transfer ≤ biaya yang dibayarkan kepada pemasok
luar.
Berdasarkan kasus di atas:
Devisi penjual, akan tertarik dalam proposal hanya jika:
Karena devisi penjual memiliki kapasitas menganggur, tidak
ada kehilangan penjualan reguler, karena biaya variabel
per unit adalah 8, harga transfer terendah yang dapat
diterima divisi penjualan juga sebesar 8.
Perhitungan:
Harga transfer ≤ 8 + ( 0 / 2000) = 8
Devisi Pembeli, akan dapat membeli yang serupa dari suatu
penjual luar seharga 18. Oleh karena itu, devisi pembeli
45
Page 46
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
tidak akan bersedia membayar lebih dari 18 per unit.
Mengkombinasikan persyaratan-persyaratan divisi penjual
maupun divisi pembeli, jangkauan harga-harga transfer yang
dapat diterima dalam situasi ini adalah:
8 ≤ harga transfer ≤ 18
Jika divisi Plamongan B menjual ke konsumen luar sebanyak
9.000 barel, dan pihak divisi pembeli atau Dunkin Donald
masih membutuhkan bir sebanyak 2.000 barel, apakah harga
transfer akan terjadi?
Jawab:
Harga transfer ≥ biaya variabel + ( margin kontribusi pada
produk hilang / jumlah unit yang ditransfer)
Harga transfer ≥ $ 8 + ( $ 20 - $ 8 ) 1000 / 2000
Harga transfer ≥ $ 8 + ( 12 / 2 )
Harga transfer ≥ $ 8 + $ 6
Harga transfer ≥ $ 14
Jadi kesimpulannya harga transfer yang terjadi:
$ 14 ≤ Harga transfer ≤ $ 18
46
Page 47
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2.4 Contoh Kasus Perbandingan Harga Transfer dengan
Tidak Menggunakan Harga Transfer
Xco, sebuah perusahaan manufaktur yang didirikan dan
berkedudukan dinegara A, menjual barang kepada perusahaan
afiliasinya,Yco, yang didirikan dan berkedudukan di negara
B Xco dapat mengurangi beban pajak terutangnya dengan cara
melakukan transfer pricing yang dilakukan tersebut
tersebut dapat mengurangi total beban pajak dari grup
perusahaan multinasional Xco dan Yco apabila :
1) Tarif pajak negara B lebih rendah dibandingkan degan
negara A
2) Negara B adalah yang dikategorikan sebagai tax haven
country (negara dengan tarif pajak yang rendah dan
memiliki kerahasiaan informasi)
3) Meskipun tarif pajak di negara B lebih tinggi
dibandingkan dengan tarifpajak di negara A, transfer
pricing tetap bisadilakukan apabila Yco mengalami
kerugian atau dinegara B terdapat banyak celah
( Loophole) yang dapat dimanfaatkan.
47
Page 48
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Gambaran sederhana tentang praktik tranferpricing yang
bertujuan untuk mengurangi beban pajak yang terutang.
Mengacu pada contoh sebelumnya , Xco ditahun2011 memiliki
laporan laba rugi yang dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 Laporan LabaRugi Perusahaan Xco ,2011
Uraian JumlahPenjualan 20.000.000Harga Pokok Penjualan 11.500.000Laba Kotor 8.500.000Biaya Operasi 2.500.000Laba bersihSebelumPajak
6.000.000
Pajak (30%) 1.800.000
Uumlah penjualn sebesar 20.000.000 tersebut adalah
penjualan kepada perusahaan independen Zcorp,di negara
C.Diatas transaksi tersebut Xcodapat memperoleh laba
bersihsebelumpajak sebesar 6.000.000 . Dengan tarif pajak
sebesar 30%di negara A,Xco dapat memperoleh laba bersih
setelah pajak sebesar 4.200.000.
Dalam rangka memperkecil jumlah pajak terutang perusahaan
XCo mendirikan perusahaan YCo (Anak Perusahaan ) di Negara
B yang dikategorikan sebagai Tax Haven Country , yang
Memiliki Tarif Pajak 10% . Perusahaan Yco berfungsi
48
Page 49
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
sebagai invoicing center atau dengan kata lain Yco tidak
melakukan fungsi apapun .
Skema Transfer pricing Perusahaan Xco dan Yco :
NEGARA ANEGARA B
INVOICE 14 JT
BARANG INVOICE
NEGARA C 2O JT
49
XCO AFFILIASI YCO AFFILIASI
Z CORP INDEPENDEN
Page 50
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Perusahaan XCO menjual produknya keaffiliasinya YCO yang
berdomisili dinegara B dengan harga sebesar 14 juta
kemudian YCO menjual kepada pihak independen Zcorp, yang
berdomisili dinegara C sebesar 20 juta . walaupun demikian
produk tersebut Pada dasarnya dikirim langsung dari XCO
kepada Zcorp .
LAPORAN LABA RUGI XCO PADA TAHUN 2011
URAIAN JUMLAH
PENJUALAN 14.000.000
HARGA POKOK PENJUALAN 11.500.000
LABA KOTOR 2.500.000
BIAYAOPERASI 2.500.000
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK 0
PAJAK (30%) 0
LABA BERSIH SETELAH PAJAK 0
LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN YCO, 2011
URAIAN JUMLAH
PENJUALAN 20.000.000
HARGA POKOK PENJUALAN 14.000.000
LABA KOTOR 6.000.000
BIAYAOPERASI 500.000
50
Page 51
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK 5.500.000
PAJAK (10%) 550.000
LABA BERSIH SETELAH PAJAK 4.950.000
LAPORAN LABA RUGI GROUP PERUSAHAAN DENGAN TRANSFER PRICING
URAIAN XCO YCO LABA GROUP
PENJUALAN 14.000.000 20.000.000 20.000.000
HARGA POKOKPENJUALAN
11.500.000 14.000.000 11.500.000
LABA KOTOR 2.500.000 6.000.000 8.500.000
BIAYA OPERASI 2.500.000 500.000 3.000.000
LABA BERSIHSEBELUM PAJAK
0 5.500.000 5.500.000
PAJAK 0 550.000 550.000
LABA BERSIHSETELAH PAJAK
0 4.950.000 4.950.000
Dengan adanya skema tersebut, jika XCO melakukanskema transfer pricing dengan melakukan suatu transaksiaffiliasi dengan YCO, laba bersih setelah pajak yangdidapatkan oleh group perusahaan multinasional tersebut(4.950.000) akan lebih besar jika dibandingkan dengantanpaskema transfer pricing (4.200.000). dalam hal inigroup perusahaan multinasional tersebut akan mendapatkantambahan laba bersih setelah pajak sebesar 750.000.
51
Page 52
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
PERBANDINGAN LABA RUGI GROUP PERUSAHAAN XCO DAN YCO 2011
URAIAN TANPA TRANSFERPRICING
DENGAN TRANSFERPRICING
PENJUALAN 20.000.000 20.000.000
HARGA POKOKPENJUALAN
11.500.000 11.500.000
LABA KOTOR 8.500.000 8.500.000
BIAYAOPERASI 2.500.000 3.000.000
LABA BERSIHSEBELUM PAJAK
6.000.000 5.500.000
PAJAK 1.800.000 550.000
LABA BERSIHSETELAH PAJAK
4.200.000 4.950.000
JUMLAH PENGHEMATANPAJAK
750.000
Maka degan menggunakan Transfer Pricing Perusahaan dapat
menghemat beban pajak sebesar Rp750.000
Dalam ilustrasi tersebut, group perusahaan
multinasional hanya akan membayar sebesar 550.000 dengan
adanya transfer pricing, bandingan dengan jumlah yang
harus dibayar sebelum adanya skema transfer pricing
(1.800.000). Dengan demikian, skema transfer pricing jelas
akan sangat menguntungkan bagi group perusahaan
52
Page 53
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
multinasional tersebut, yang ditunjukan dengan semakin
kecilnya beban pajak yang pada akhirnya memperbesar laba
bersih setelah pajak.
Lalu bagaimana implikasi skema transfer pricing diatas
bagi negara A ?
Negara A akan dirugikan sebesar (1.800.000),
yangdihitung berdasarkan selisih antara perolehan pajak
sebelum adanya skema transfer pricing (1.800.000) dengan
perolehan pajak dengan adanya skema perolehan transfer
pricing (0 , karena XCO tidak memperoleh laba bersih sama
sekali ). Oleh karena itu , tidak mengherankan jika skema
transfer pricing menjadi hal yang menarik perhatian
otoritas pajak diberbagai negara.
53
Page 54
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Transaksi transfer pricing adalah transaksi yang
terjadi antara pihak – pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, sehingga harga yang terjadi tidak bersifat arm’s
54
Page 55
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
length. Implementasi transfer pricing cenderung dilakukan
oleh perusahaan multinasional dengan tujuan untuk
penghindaran pajak.
Implikasi pajak yang signifikan dari transaksi
transfer pricing adalah berkurangnya atau hilangnya
potensi penerimaan pajak yang seharusnya diperoleh .
Dan menurut kelompok kami dengan adanya transfer
pricing bisa menghemat dan meminimalkan beban pajak.
DAFTAR PUSTAKA55
Page 56
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Suandy, Erly. (2011). Perencanaan Pajak (Edisi 5). Jakarta:
Salemba Empat
pajak.go.id/dmdocuments/ UU - 36 - 2008 .pdf/
politik.kompasiana.com/2010/04/01/lika-liku-transfer-pricing-
mengendus-penghindaran-pajak-melalui-manipulasi-transfer-
pricing-107419.html/
Pohan, Chairil Anwar. (2003). Manajemen Perpajakan. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama
Darrusalam, Dani Saptriadi, dkk. (2003). Transfer Pricing. Dani
Darruasalam Tax Center
56
Page 57
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
57