Top Banner
Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia BG. Covino, DB. Scott, DH. Lambert
61

Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Apr 12, 2016

Download

Documents

alvyandani

spinal anest
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Handbook of Spinal Anaesthesia and

Analgesia

BG. Covino, DB. Scott, DH. Lambert

Page 2: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

AnatomiColumna vertebra

Canalis spinalis : foramen magnum- hiatus sacralisRuang SA : berakhir di ujung VS2Corda spinalis : berakhir di atas VL2 (T12-L3)

Page 3: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Columna vertebra : 7 VC, 12 VT, 5 VL, 5 VS, 1 VcoxVertebra : Corpus vertebra, pedikel, lamina, proc transversus,proc spinosusSudut proc spin di regio C, atas dan bawah T, dan L hampir horizontalRegio mid T : mengarah ke caudal dg max di T3-T7

Page 4: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Ligamentum Spinal

Page 5: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Ligamentum Flavum Lebih kuat daripada lig yang lain tipis di tengah menebal ke lateral

Page 6: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Meninges SpinalDura mater, arachnoid mater, pia mater ruang epidural, subdural, subarachnoid.Ruang epidural : lemak, nervus spinalis, pemb darah yang mensuplai vertebra dan corda spinalisDura mater menempel di foramen magnum dan VC1-2 cairan yang di inj di ruang epidural tidak akan mencapai kranium

Page 7: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Ruang Subarakhnoid : corda spinalis, nerves roots,LCS stabilisasi medial corda lig dentikulatum dan septum subarachnoid penyebaran obat di LCS

Page 8: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Dura materJaringan penyokong terdiri atas kolagen, serabut elastis dan substansi dasarSerabut elastis berjalan secara longitudinal dan transversalBevel jarum spinal yang diarahkan longitudinal akan merobek dura mater lebih kecil daripada transversal

Page 9: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Pia materMenempel pada corda spinalis dan pemb darahnyaLanjutan dari pia mater serebriTerdiri dari dua lapisan; lap dalam yang kontak dg sel glia dan tidak dapat dipisahkan dg corda spinalis

Dura, arachnoid, dan pia mater berlanjut ke lateral untuk melapisi radiks n. spinalis epi, peri, endoneurium.

Page 10: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Corda Spinalis Lanjutan dari medula oblongata dg panjang 45 cm mengalami 2 pembesaran di regio cervical dan lumbal inervasi ekstrimitasUjungnya menempel pada filum terminaleFisura median anterior dan posterior

Page 11: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Suplai darahCorda dan radix n spinalis a. spinal anterior tunggal dan sepasang a. spinal posterior ASA berasal dari a. vertebra 2/3 anterior cordaASP berasal dari a. cerebelar posterior inferior 1/3 postA. radikuler magna (adamkiewicz) vaskularisasi 2/3 bawah corda, biasanya kiri,di regio thorakal bawah atau lumbar atasInjury pada AAM sindrom arteri spinal anterior

Page 12: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

N. Spinalis31 pasang : 8 C, 12 T, 5 L, 5 S, 1 CocGabungan dari radiks ventral dan dorsalRadiks dorsalis mengalami pembesaran ganglion, yang mrp sel saraf sensoris somatik dan otonomRadiks ventral mrp sel saraf motorik

Page 13: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Cauda equina : terdiri dari radiks spinalis lumbar, sacral, dan coccygeal, serta filum terminale.Di ruang SA n. spinalis terbagi menjadi beberapa radiks yang dilapisi pia mater saja.Di ruang epidural, terdapat gabungan nervi yang besar dg dilapisi jaringan baik didalamnya maupun luarnya. Hal ini menjelaskan butuh dosis obat anestesi lokal yang lebih kecil untuk SAB daripada blok epidural

Page 14: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia
Page 15: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Distribusi segmental n. spinalis

Dermatom, miotom, dan osteotomMiotom dan osteotom :

1. Bahu : C6-82. Siku : C5-83. Wrist : C6-74. Hand and digits : C7-8, T15. Intercostal : T1-116. Diafragma : C3-57. Abdominal : T7-12

Page 16: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

8. Hip, flexion : L1-39. Hip, extension : L5, S110. Knee, flexion : L5, S111. Knee, Extension : L3-412. Ankle, flexion : L4-513. Ankle, extension : S1-2

Page 17: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia
Page 18: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Sistem syaraf otonomSistem syaraf simpatis

Berasal dari sel syaraf di cornu lateral substansia alba corda spinalisMeninggalkan corda spinalis melalui radiks syaraf ventral T1-L2Regio cervical : ganglion cervical superior, medial, dan ganglion stellateRegio thorax : n. splanknikusRegio abdomen : pleksus coeliacus, aortic dan hipogastric. Serabut preganglion sedikit bermielin, serabut postganglion tidak bermielin

Sistem syaraf parasimpatisBerasal dari n. cranialis dan n. spinalis S2-4

Page 19: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Distribusi segmental n.simpatis viscera : 1. Head, neck, upper limbs : T1-52. Jantung : T1-53. Paru : T2-44. Esofagus : T5-65. Lambung : T6-106. Pankreas, lien : T6-107. Usus kecil : T9-108. Usus besar : T11-L29. Liver dan empedu : T7-910. Kelenjar adrenal : T8-L1 11. Testis dan ovarium : T10-1112. Ginjal dan ureter : T10-L213. Bladder : T11-L214. Prostat : T11-L115. Uterus: T10-L1

Page 20: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia
Page 21: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

LCSDiproduksi di pleksus khoroideus di keempat ventrikelVentrikel lateral – foramen interventrikuler – ventrikel ketiga – aqueduktus sylvii – ventrikel keempat – foramen magendi (medial) dan foramen luschka (lateral) – ruang SA cranial – arachnoid granulation – sinus venosus

Page 22: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

FisiologiLCS

Densitas : 1,0001-1,0005 (370C)Specific gravity : 1,003-1,009Barisitas : 1,000pH : 7,31-7,3490% LCS dihasilkan di pleksus khoroidSetiap hari dihasilkan 150 ml LCS

Page 23: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Jalur Afferent sensoris

Mekanisme nyeri nosiseptor dan periferDitransmisikan melalui serabut A delta (bermielin sedikit, kec : 2-30 m/dtk) dan C (tidak bermielin, kec < 2 m/dtk) cornu dorsalis corda spinalis melalui radiks n spinalis dorsalis

Page 24: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Anatomi Cornu Dorsalis terdapat 6 lamina (Rexed laminae I- VI)Lamina I (marginal zone) : berespon thd stimulus mekanik yang kuat (A delta), suhu > 450C (A delta), stimulus mekanik, kimia, suhu yang berbahaya ( serabut C); ditransmisikan ke thalamus melalui jalur kontralateral ascending, intra/intersemental ascending melalui jalur dorsal/ dorsolateral.

Page 25: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Lamina II (subtansia gelatinosa) : sel utamanya adalah sel stalk dimana dendritnya masuk ke lamina III dan aksonnya di lamina I; berespon thd stimulus afferen nosisepsi mekanik dan termalLamina III-V (nucleus propius/ magnocellular area) : dendrit neuron yang relatif besar di lamina IV menyebar transversal ke lamina II; sel di lamina IV berespon terhadap sentuhan (A beta); neuron di lamina V mrp WDR karena dapat berespon thd stimulus sentuhan, mekanik, suhu, dan kimia (A beta, A delta, C); konduksi dari lamina V ditransmisikan ke STT, SRT, SMT.Lamina X (central canal) : bukan mrp bagian dari cornu dorsalis, mirip dg lamina I, berespon thd stimulus suhu tinggi dan mekanik yang berbahaya, proses nyeri

Page 26: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia
Page 27: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Mekanisme cornu dorsalisSerabut syaraf yang masuk ke corda spinalis, di pintu masuk radiks dorsalis terpisah antara serabut yang lebih besar (bermielin) di sebelah lateral sedangkan yang lebih kecil (tidak bermielin) di sebelah medial.Serabut nosiseptor lewat di cornu dorsalis paling luar dan bersinaps di lamina I, II, V, atau X.Serabut A beta (non painful tactil dan propiosepsi) lewat di corda spinalis medial untuk masuk ke cornu dorsalis dan bercabang : transmisi ke pusat melalui columna dorsalis dan sel di lamina II-V.

Page 28: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Transmisi neuronal di corda spinalisNyeri menstimulasi pelepasan substansi P. Ada

beberapa mekanisme tubuh untuk menghambat pelepasan substansi P :

1. Aktivasi reseptor prejunctional inhibitor oleh interneuron di SG dg neurotransmiter enkefalin

2. Serotonin dan norepinefrin pada jalur descending inhibitory

3. Aktivasi serabut A beta melepaskan GABA yang akan menekan stimulus nyeri di SG (Gate control theory oleh Melzack dan Wall)

Page 29: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Jalur nyeri AscendingSpinothalamic tract (STT)

Yang berakhir di thalamus bagian ventrobasal dan posterior berasal dari lamina I dan VTerbagi 2 : lateral STT (neoSTT) dan Medial STT (paleoSTT)neoSTT: proyeksi utama di nukleus ventral posterolateral thalamus, membawa karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, durasi)paleoSTT : proyeksi utama di nukleus thalamus medial dan intralaminar, reticular formation, pons, midbrain, periaqueductal grey, hipotalamus, membawa respon otonom dan unpleasant emotional thd nyeri

Page 30: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Spinoreticular Tract (SRT) Berasal dari lamina I, V, VII, VIII, dan X dan naik secara bilateral untuk berakhir di nukleus medullary reticular formationMengatur informasi nosisepsi dan terlibat dalam aspek otonom, aversive, motivasi nyeri.

Spinomesencephalic tract (SMT) Berasal dari lamina I dan V naik secara contra dan ipsilateral berakhir di PAG dan nukleus mesencephalic yang lain : aktivasi sistem inhibisi descending analgesiaBeberapa neuron berakhir di thalamus dan sistem limbic : motivasi, otonom, refleks thd nyeri

Page 31: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Spinocervical tractBerada di funiculus dorsolateral dan naik ipsilateral untuk berakhir di nukleus cervical lateral kemudian menyilang ke thalamus kontralateralTerlibat dalam spatial dan temporal discriminative dari stimulus nyeri

Page 32: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Mekanisme kontrol nyeri descending

Stimulasi PAG di midbrain menghasilkan analgesiaProyeksi dari PAG ke nukleus raphe magnus dan nukleus medullary reticular formation turun melalui funiculus lateral dorsalis ke neuron di cornu dorsalis 5-HT/ serotonin yang menekan aktivasi sel SGSerabut yang turun dari lokus coeruleus norepinefrin yang menekan aktivasi sel SG

Page 33: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Jalur nyeri visceralSerabut syaraf afferen visceral melewati ganglion otonom tetapi tidak bersinaps dan masuk ke corda spinalis atau batang otak bersama dg serabut afferen somatik syaraf yang sama.Serabut syaraf afferen visceral dan somatik membentuk hubungan refleks dg syaraf otonom preganglion di batang otak dan corda spinalisStimulus viscera berjalan bersamaan dg stimulus somatik melalui STT ke otak.Nyeri viscera berasal dari high frequency firing dari afferen viscera pada dasarnya memperantarai homeostatik daripada nosisepsi

Page 34: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Afferen viscera terstimulasi dg low rate oleh dilatasi ringan dari hollow viscus tetapi terstimulasi dg very high rate ketika dilatasi yang berlebihanVery high rate aktivasi sistem proyeksi nyeri yang berasal dari cornu dorsalis dipersepsikan berasal dari regio somatik dg segmen corda spinalis yang sama.

Page 35: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Distribusi segmental n.simpatis viscera : 1. Head, neck, upper limbs : T1-52. Jantung : T1-53. Paru : T2-44. Esofagus : T5-65. Lambung : T6-106. Pankreas, lien : T6-107. Usus kecil : T9-108. Usus besar : T11-L29. Liver dan empedu : T7-910. Kelenjar adrenal : T8-L1 11. Testis dan ovarium : T10-1112. Ginjal dan ureter : T10-L213. Bladder : T11-L214. Prostat : T11-L115. Uterus: T10-L1

Page 36: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Efek SAB thd kardiovaskular

Blok Simpatis (tergantung ketinggian blok) hipotensiPeripheral vascular resistanceCardiac OutputFrek JantungStroke VolumeVenous Return gravitasi perubahan posisiKontraktilitas jantung

Page 37: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

SinkopGejala : hipotensi, bradikardi, mual, muntah, berkeringat, pucat, cardiac arrest sementara, dan tidak sadar.Mirip vasofagal fainting attack, peran n vagusVenous return yang menurun mendadak menurunnya CO takikardi dan vasokontriksi (respon normal), pada sinkop respon yang terjadi adalah bradikardi shg CO semakin menurun mencegah kerusakan miokard dan menurunkan konsumsi O2 miokardAktivitas simpatis kembali tekanan arteri dan HR meningkatLate pregnancy (ICV occlusion)Terapi : Vasokonstriktor simpatetik, Posisi tubuh

Page 38: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Faktor yang mempengaruhi derajat hipotensi

Ketinggian blokPosisi pasien head upFaktor pasien kondisi pasien dan tonus simpatis basal hipovolemik, kehamilan, elderlyFaktor agen anestesi : 1. Jenis obat bupivakain < tetrakain2. Barisitas hiperbarik > iso/hipobarik3. GA

Page 39: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Efek terhadap RespirasiSetinggi mid thorax tidak mempengaruhi volume tidal, RR, ventilasi semenit, End tidal PCO2.Total spinal respiratori arrest paralisis otot –otot pernafasan dan atau iskemia batang otakObese memperbaiki oksigenasiFungsi Inspirasi dan ekspirasi utama : Diafragma (C3-5) dibantu m. intercostalis eksternus dan otot – otot asesoris (m. sternokleidomastoideus dan skalenus) meningkat

Page 40: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Konsumsi O2 dan produksi CO2 menurun (10-20%)Minimal/tidak ada : ventilasi semenit, ventilasi dead space, perbedaan O2 dan CO2 alveolar-arteri, shunt intrapulmoner, tekanan parsial O2 dan CO2 mid thoraxObese : SAB setinggi T4-T10 meningkatkan PaO2 sebesar 1 kPa peningkatan Compliance dinding dada peningkatan ventilasi-perfusi matching

Page 41: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Farmakologi Mekanisme aksi anestesi lokal

Konduksi impuls terjadi karena perubahan perbedaan muatan listrik di membran neuron pergerakan Na dan KAmbang potensial aksi : -60 mV depolarisasiAnestesi lokal mencegah depolarisasi dengan memblok saluran Na sehingga menghambat aliran Na masuk ke dalam sel.

Page 42: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia
Page 43: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia
Page 44: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Difusi anestesi lokal melewati membran neuron penting dlm blok neuron derajat ionisasi obatDalam larutan : molekul tidak bermuatan (basis) dan kationProporsi basis dan kation dalam larutan tergantung dari pKa obat dan pH larutan Rumus : pH = pKa + log [basis]

[kation]pH larutan turun keseimbangan mengarah ke kationpH larutan naik keseimbangan mengarah ke basis

Page 45: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

bentuk basis berdifusi melalui membran ke aksoplasmaDi aksoplasma terjadi keseimbangan antara bentuk basis dg kationKation terikat di reseptor di saluran Na menghambat aliran Na

Page 46: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia
Page 47: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Dasar farmakologi anestesi lokal

Aromatik group – intermediate chain – amine groupAmino ester dan amino amida

Metabolisme Stabilitas dlm larutan

Reaksi alergi

Amida Di hepar oleh sitokrom p450

stabil jarang

Ester Di plasma oleh pseudokolinesterase

Tidak stabil Metabolitnya:Asam PAB

Page 48: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia
Page 49: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia
Page 50: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Profil anestesi lokalLipid solubility potensi : semakin tinggi kelarutan semakin poten. Prokain vs etidokainProtein binding durasi : semakin tinggi ikatannya semakin lama. Prokain vs etidokainpKa onset : semakin mendekati pH jaringan semakin cepat.Aktivitas vasodilator intrinsik : potensi dan durasi, terutama tempat selain ruang SA. In vivo : Mepivakain vs lidokain, potensi sama tetapi durasi lebih lama M. In vitro : M vs L, durasi sama, potensi L > M

Page 51: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

TambahanpKa : pH dimana perbandingan kation dan basis 50% : 50%pH lar trn kation naik, pH lar naik basis naikOnset dipengaruhi oleh jumlah basis

pKa lidokain : 7,8pH lar 7,8 kation : basis = 50 : 50pH lar 7,4 65 : 35

pKa tetrakain : 8,4pH lar 8,4 kation : basis = 50 : 50pH lar 7,4 95 : 5

Page 52: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Klasifikasi anestesi lokal1. Potensi rendah durasi pendek :

prokain dan kloroprokain2. Potensi dan durasi intermediet :

lidokain, mepivakain, dan prilokain3. Potensi tinggi durasi panjang :

tetrakain, bupivakain, dan etidokain

Page 53: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Mekanisme anestesi spinalKetika anestesi lokal disuntikkan ke

dalam LCS (di T9 puncture lumbar) :Corda spinal perifer : 1,38 mcg/mlCSF : 0,83 mcg/mlCorda spinal interior : 0,59 mcg/mlSpinal roots : 0,32 mcg/mlGanglion dorsalis : 0,16 mcg/ml

Page 54: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia
Page 55: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Differensial BlockBlok simpatis lebih tinggi 2-3 segmen daripada blok sensoris dan blok sensoris lebih tinggi daripada blok motorik:

1. Konsentrasi obat semakin sefalad semakin sedikit

2. Pada serabut bermielin, untuk mencegah konduksi paling tidak 3 nodus ranvier yang terblok

3. Blok akan terjadi bila > dari 3 NR terekspos oleh konsentrasi obat

Page 56: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia
Page 57: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia
Page 58: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia
Page 59: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kualitas anestesi

spinal1. Obat anestesi lokal2. Dosis obat3. Penambahan vasokonstriktor4. Barisitas larutan5. Penambahan opioid6. kehamilan

Page 60: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Dosis obat Semakin tinggi dosis onset semakin cepat, durasi dan kualitas blok meningkat tidak linierPenambahan bupivakain 10 mg 15 mg : durasi + 60 mnt, 15 mg 20 mg : -Dosis konsentrasi dan volumeVolume tidak mempengaruhi kualitas, penyebaran dan durasi anestesi0,5% = 0,5 gr/100 ml

Page 61: Handbook of Spinal Anaesthesia and Analgesia

Penambahan vasokonstriktorEpinefrin (0,2 – 0,3 mg) dan fenilefrin (2-5 mg)