Top Banner
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI.................................................... ......................................................1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.................................. ........................................3 1.2. Tujuan Penulisan................................. ......................................4 1.3. Definisi................................ .......................................... ............4 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Hambatan Komunikasi 1
50

hambatan komunikasi

Feb 03, 2016

Download

Documents

hellositty

ilmu komunikasi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: hambatan komunikasi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI..........................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..........................................................................3

1.2. Tujuan Penulisan.......................................................................4

1.3. Definisi......................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Hambatan Komunikasi

2.1.1. Hambatan dalam Komunikasi.........................................9

2.1.2. Hambatan dalam Komunikasi Massa..............................6

2.1.3. Motivasi Terpendam........................................................8

2.1.4. Prasangka.........................................................................8

2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

2.2.1. Faktor pada Komponen Komunikan.............................13

2.2.2. Faktor pada Komponen Komunikator...........................15

BAB III KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan.............................................................................29

3.2. Saran.......................................................................................30

1

Page 2: hambatan komunikasi

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 3: hambatan komunikasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan

tatanan kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Manusia tidak bisa

hidup sendirian. Aktivitas komunikasi dapat terlihat pada setiap aspek

kehidupan sehari-hari manusia. Oleh karena itu, komunikasi memegang

peranan yang sangat penting dalam kaitannya dengan pembentukan

masyarakat.

Komunikasi adalah proses dimana seseorang biasanya atau

komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang

bahasa (verbal maupun non verbal) ke penerima sebagai komunikan. Dalam

proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian

(mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses

komunikasi.

Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu

kelancaran jalannya proses komunikasi. Sehingga informasi atau gagasan

yang disampaikan tidak dapat diterima atau dimengerti dengan jelas oleh

penerima pesan. Semakin besar suatu masyarakat yang berarti semakin

banyak manusia yang dicakup, cenderung akan semakin banyak masalah

yang timbul, akibat perbedaan-perbedaan di antara manusia yang banyak itu

dalam pikirannya, perasaannya, kebutuhannya, keinginannya, sifatnya,

tabiatnya, pandangan hidupnya, kepercayaannya, aspirasinya, dll.

Atas dasar uraian diatas, penulis akan membahas hambatan dalam

komunikasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dengan

mengangkat judul “Hambatan Komunikasi”.

3

Page 4: hambatan komunikasi

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan utama dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa saja hambatan dalam komunikasi.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi

komunikasi.

1.3. Definisi

Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antarmanusia. Yang

dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain

dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Jika kita melihat

hakikat komunikasi sebagai suatu sistem, gangguan komunikasi bisa terjadi

pada semua elemen atau unsur-unsur yang mendukungnya, termasuk faktor

lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Menurut Badudu-Zain hambatan

dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami.

Di dalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan

menghadapi berbagai hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi

manapun tentu akan memengaruhi efektivitas proses komunikasi tersebut.

Dalam konteks komunikasi dikenal juga gangguan. Menurut Shannon dan

Weaver (1949) gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang

mengganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses komunikasi

tidak dapat berlangsung secara efektif.

Sedangkan rintangan komunikasi dimaksudkan ialah adanya hambatan

yang membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung sebagaimana

harapan komunikator dan penerima. Meski gangguan komunikasi dapat

dibedakan, tetapi sebenarnya rintangan komunikasi bisa juga terjadi

disebabkan karena adanya gangguan.

4

Page 5: hambatan komunikasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Hambatan Komunikasi

2.1.1. Hambatan dalam Komunikasi

Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif.

Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak

mungkinlah seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-

benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang bisa merusak

komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan

hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi

komunikator kalau ingin komunikasinya sukses. Definisi Hambatan

Komunikasi

1. Gangguan

Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang

menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan

mekanik dan gangguan semantik.

a. Gangguan Mekanik (mechanical, channel noise)

Yang dimaksudkan dengan gangguan mekanik ialah

gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau

kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai contoh ialah gangguan

suara ganda (interferensi) pada pesawat radio disebabkan dua

pemancar yang berdempetan gelombangnya, gambar meliuk-

liuk atau berubah-ubah pada layar televisi, atau huruf yang

tidak jelas, jalur huruf yang hilang atau terbalik, atau halaman

yang sobek pada surat kabar.

Termasuk gangguan mekanik pula adalah bunyi

mengaung pada pengeras suara atau riuh hadirin atau bunyi

kendaraan lewat ketika seseorang berpidato dalam suatu

pertemuan.

5

Page 6: hambatan komunikasi

b. Gangguan Semantik (semantic noise)

Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan

komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan

semantik tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa.

Lebih banyak kekacauan mengenai pengertian suatu istilah

atau konsep yang terdapat pada komunikator, akan lebih

banyak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan

semantik terjadi dalam salah pengertian.

Pada hakikatnya orang-orang yang terlibat dalam

komunikasi menginterpretasikan bahasa yang menyalurkan

suatu pesan dengan berbagai cara, karena itu mereka

mempunyai pengertian yang berbeda. Seorang komunikan

mungkin menerima suatu pesan dengan jelas sekali, baik

secara mekanik maupun secara phonetik, secara fisik berlaku

dengan keras dan jelas, tetapi disebabkan kesukaran pengertian

(gangguan semantik) komunikasi menjadi gagal.

Semantik adalah pengetahuan mengenai pengertian kata-

kata yang sebenarnya atau perubahan pengertian kata-kata.

Lambang kata yang sama mempunyai pengertian yang berbeda

untuk oarng-orang yang berlainan. Ini disebabkan dua jenis

pengertian mengenai kata-kata: ada yang mempunyai

pengertian denotatif dan yang mempunyai pengertian

konotatif.

Pengertian denotatif (denotative meaning) adalah

pengertian suatu perkataan yang lazim terdapat dalam kamus

yang secara umum diterima oleh orang-orang dengan bahasa

dan kebudayaan yang sama.

Pengertian konotatif (conotative meaning) adalah

pengertian yang bersifat emosional latar belakang dan

pengalaman seseorang.

6

Page 7: hambatan komunikasi

Sebagai contoh secara denotatif semua orang akan setuju

bahwa anjing adalah binatang berbulu, berkaki empat. Secara

konotatif, banyak orang yang menganggap anjing sebagai

piaraan yang setia, bersahabat dan panjang ingatan. Tetapi

untuk orang-orang lainnya, perkataan anjing mengkonotasikan

binatang yang menakutkan dan berbahaya

Perkataan demokrasi secara konotatif untuk bangsa

Amerika lain dengan untuk bangsa Rusia, lain pula dengan

untuk bangsa Indonesia dan banyak contoh lain. Karena itu

bahasa merupakan komponen penting dalam komunikasi,

sebab dengan adanya faktor konotasi tersebut komunikasi bisa

gagal.

2. Kepentingan

Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif

dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan

hanya memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan

kepentingannya. Apabila kita tersesat dalam hutan dan beberapa

hari tak menemui makanan sedikitpun, maka kita akan lebih

memperhatikan perangsang-perangsang yang mungkin dapat

dimakan daripada lain-lainnya.

Andai kata dalam situasi demikian kita dihadapkan pada

pilihan antara makanan dan sekantong berlian, maka pastilah kita

akan memilih makanan. Berlian barulah akan diperhatikan

kemudian. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian

kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran

dan tingkah laku kita yang merupakan sifat reaktif terhadap

segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan

dengan suatu kepentingan.

Setiap peraturan yang dikeluarkan, apakah itu mengenai

perburuhan, perkawinan, kurikulum baru, dll ada saja yang

7

Page 8: hambatan komunikasi

merasa dirugikan. Pihak yang berkepentingan biasanya tidak

mengajukan tanggapan dengan alasan yang sungguh-sungguh,

tetapi seringkali mengetengahkan argumentasi dan alasan

tersembunyi (disguised argumentation and reasons).

3. Motivasi Terpendam

Motivation atau motivasi akan mendorong seseorang

berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan

dan kekurangannya.

Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda

dengan orang lainnya, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke

tempat, sehingga karenanya motivasi itu berbeda dalam

intensitasnya. Demikianlah pula intensitas tanggapan seseorang

terhadap suatu komunikasi.

Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang

semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima

dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya,

komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tak sesuai

dengan motivasinya. Dalam pada itu sering kali pula terjadi

seorang komunikator tertipu oleh tanggapan komunikan yang

seolah-olah tampaknya khusus (attentive) menanggapinya,

sungguhpun pesan komunikasi tak bersesuain dengan

motivasinya.

Tanggapan semu dari komunikan itu tentunya mempunyai

motivasi terpendam. Mungkin sekali seorang pegawai seolah-olah

menaggapi komunikasi dari atasannya secara attentive,

kendatipun ada yang tak disetujuinya. Hal itu dulakukannya

mungkin sekali karena si pegawai itu berkeinginan naik pangkat,

ingin menyenangkan hati atasannya, dll.

4. Prasangka

8

Page 9: hambatan komunikasi

Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan

atau hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena

orang yang mempunyai prsangka belum apa-apa sudah bersikap

curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan

komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk

menarik kesimpulan atas dasar sangkaan/dugaan tanpa

menggunakan pikiran yang rasional.

Emosi seringkali membutakan pikiran dan pandangan kita

terhadap fakta yang nyata bagaimanapun, oleh karena sekali

prasangka itu sudah mencekam, maka seseorang tak akan dapat

berpikir secara objektif dan segala apa yang dilihatnya selalu akan

dinilai secara negatif. Sesuatu yang objektif pun akan dinilai

negatif. Prasangka bukan saja dapat terjadi terhadap suatu ras,

seperti sering kita dengar, melainkan juga terhadap agama,

pendirian politik, kelompok, pendek kata suatu perangsang yang

dalam pengalaman pernah memebri kesan yang tidak enak.

Suatu pidato yang disusun dengan baik dengan dibumbui

fatwa-fatwa agam oleh seorang yang pernah atau diduga

tersangkut dalam peristiwa G-30-S/PKI akan ditanggapi dengan

prasangka oleh khalayak, kendati pun pidato itu menceritakan

hal-hal yang benar.

Seorang politikus yang di suatu tempat mengemukakan

suatu analisis yang ternyata meleset, akan ditanggapi dengan

penuh prasangka apabila iia kembali berpidato di tempat tersebut.

Contoh berikutnya adalah dari sebuah eksperimen. Dua

kelompok murid sekolah dilatih untuk suatu pertunjukan.

Kelompok pertama terdiri dari anak-anak orang kaya, kelompok

dari anak-anak buruh rendah. Kelompok kedua terdiri dari anak-

anak buruh rendah dilatih sedemikian rupa, sehingga tak ada

kesalahan, sedangkan kelompok anak-anak orang kaya disengaja

untuk membuat kesalahan. Setelah pertunjukan selesai, para

9

Page 10: hambatan komunikasi

penonton diminta menilai kelompok mana yang membuat

kesalahan. Kebanyakan menjawab, bahwa anak-anak buruh

rendah yang berbuat kesalahan paling banyak. Hal ini

menunjukkan, bahwa dalam menilai suatu pun berlaku rasa

simpati dan tidak simpati. Jadi terdapat prasangka bahwa anak-

anak orang kaya tak dapat berbuat lebih banyak kesalahan

daripada anak buruh rendah.

Terdapat juga jenis dan deskripsi lain dari hambatan dalam

komunikasi, yaitu:

Jenis Hambatan Deskripsi

Fisik Hal menyangkut ruang fisik, lingkungan

Biologis Hambatan karena ketidaksempurnaan anggota

tubuh

Intelektual Hambatan yang berhubungan dengan kemampuan

pengetahuan

Psikis Hambatan yang menyangkut faktor kejiwaan,

emosional, tidak saling percaya, penilaian

menghakimi

Kultural Hambatan yang berkaitan dengan nilai budaya,

bahasa

Sebetulnya, kesulitan berkomunikasi yang paling besar berada

dalam diri kita sendiri. Kurang yakin, kurang percaya diri,

memandang orang lain kurang, lebih mendominasi, apalagi tinggi

hati adalah sesuatu yang harus di swicth dan melatih kebalikannya.

Faktor yang menghambat komunikasi: (Blais, Kathleen Koening,

dkk, 2002)

1. Tahap perkembangan

2. Jenis kelamin

10

Page 11: hambatan komunikasi

3. Peran dan hubungan

4. Karakteristik sosiokultural

5. Nilai persepsi

6. Ruang dan teritorial

7. Lingkungan

8. Kesesauaian

9. Sikap interpersonal

Faktor penghambat komunikasi: (Kariyoso, 1994)

1. Kecakapan yang kurang dalam berkomunikasi

2. Sikap yang kurang tepat

3. Kurang pengetahuan

4. Kurang memahami sistem sosial

5. Prasangka yang tidak beralasan

6. Jarak fisik, komunikasi menjadi kurang lancar bila jarak antara

komunikator dengan reseptor berjalan

7. Tidak ada persamaan persepsi

8. Indera yang rusak

9. Bebicara yang berlebihan

10. Mendominasi pembicaraan, dll

2.1.2. Hambatan dalam Komunikasi Massa

Setiap kegiatan komunikasi, apakah komunikasi antarpersonal,

komunikasi kelompok, komunikasi media dan komunikasi massa sudah

dapat dipastikan akan menghadapi berbagai hambatan. Hambatan dalam

kegiatan komunikasi yang mana pun tentu akan memengaruhi efketivitas

proses komunikasi tersebut. Pada komunikasi massa, jenis hambatannya

relatif lebih kompleks sejalan dengan kompleksitas komponen

komunikasi massa.

11

Page 12: hambatan komunikasi

Setaip komunikator selalu menginginkan komunikasi yang

dilakukannya dapat mencapai tujuan. Oleh karenanya seorang

komunikator perlu memahami setiap jenis hambatan komunikasi, agar ia

dapat mengantisipasi hambatan tersebut.

1. Hambatan Psikologis

Hambatan komunikasi massa yang termasuk dalam hambatan

psikologis adalah kepentingan (interest), prasangka (prejudice),

stereotip (stereotype), dan motivasi (motivation). Disebut sebagai

hambatan psikologis karena hambatan-hambatan tersebut merupakan

unsur-unsur dari kegiatan psikis manusia.

a. Kepentingan  (Interest)

Kepentingan atau interest akan membuat seseorang selektif dalam

menanggapi atau menghayati pesan. Orang hanya memperhatikan

perangsang (stimulus) yang ada hubungannya dengan

kepentingannya. Effendy (komala dalam karlinah, dkk. 1999)

mengemukakan secara gamblang bahwa apabila kita tersesat dalam

hutan dan beberapa hari tak menemui makanan sedikitpun, maka

kita akan lebih memperhatikan perangsang-perangsang yang

mugkin dapat dimakan dari pada yang lain-lainnya.

Andaikata dalam situasi demikian kita dihadapkan pada pilihan

antara makanan dan sekantong berlian, maka pastilah kita akan

memillih makanan. Berlian baru akan diperhatikan kemudian.

Lebih jauh Effendy mengemukakan, kepentingan bukan hanya

memengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya

tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita.

b. Pransangka (prejudice)

Menurut Sears, prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang

seseorang atau kelompok lain, dan sikap serta perilakunya terhadap

mereka (komala, dala Karlinah, dkk. 1999). Untuk memperoleh

12

Page 13: hambatan komunikasi

gambaran yang jelas mengenai prasangka, maka sebaiknya kita

bahas terlebih dahulu secara singkat pengertian persepsi.

Presepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, pada komala, dalam

karlinah. 1999) persepsi itu ditentukan oleh faktor personal dan

faktor situasional. David Krech dan Richard S. Crutchfield

(komala, dalam Karlinah. 1999) menyebutkan sebagai faktor

fungsional dan faktor struktural.

Faktor personal atau fungsional itu antara lain adalah kebutuhan

(need), pengalaman masa lalu, peran dan status. Jadi yang

menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus, tetapi

karakteristik orang yang memberikan respon pada stimulus itu.

Faktor situasional atau struktur yang menentukan persepsi berasal

semata-semata dari sifat stimulus secara fisik. Menurut Kohler, jika

kita ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti

fakta-fakta yang terpisah; kita harus memandanganya dalam

hubungan keseluruhan. Untuk memahami seseorang, kita harus

melihat dalam konteks, dalam linkungan dan dalam masalah yang

dihadapinya.

Pembahasan tentang persepsi sekalipun singkat telah memberikan

gambaran yang jelas, bahwa persepsi memang dapat menentukan

sikap orang terhadap stimulus (benda, manusia, peristiwa) yang

dihadapinya.

Pada umumnya prasangka dilakukan oleh suatu kelompok

masyarakat tertentu terhadap kelompok masyarakat lainnya karena

perbedaan suku ras dan agama. Seperti prasangka orang kulit putih

terhadap orang Negro di Amerika Serikat, Nazi terhadap orang

Yahudi di Eropa. Prasangka merupakan jenis sikap yang secara

sosial sangat merusak.

13

Page 14: hambatan komunikasi

Berkenaan dengan kegiatan komunikasi, prasangka merupakan

salah satu rintangan atau hambatan bagi tercapainya suatu

tujuan.komunikasi yang mempunyai prasangka, sebelum pesan

disampaikan sudah bersikap curiga dan menentang komunikator.

Prasangka seringkali tidak didasarkan pada alasan-alasan yang

objektif,sehingga prasangka komunikan pada komunikator tidak

ditujukan pada logis dan tidaknya suatu pesan atau manfaat pesan

itu bagi dirinya, melainkan menentang pribadi komunikator.

Menurut Effendy (Komala, dalam Karlinah. 1999), dalam

prasangka,emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas

dasar prasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional.

Untuk mengatasi hambatan komunikasi yang berupa prasangka

yang ada pada komunikasi, maka komunikator yang akan

menyampaikan pesan melalui media massa sebaiknya komunikator

yang netral, dalam arti ia bukan orang yang kontroversial.

c. Stereotip (Stereotype)

Prasangka sosial bergandengan dengan stereotip yang merupakan

gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat-sifat dan watak

pribadi orang atau golongan lain yang bercorak negatif

(Gerungan,pada komala, dalam Karlinah, dkk. 1999). Stereotip

mengenai orang lain atau itu sudah terbentuk pada orang yang

berprasangka, meski sesungguhnya orang yang berprasangka itu

belum bergaul dengan orang yang diprasangkainya.

d. Motivasi (Motivation)

Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif

tertentu. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupisemua

penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri

manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu.

14

Page 15: hambatan komunikasi

Gerungan menjelaskan,dalam mempelajari tingkah laku manusia

pada umumnya, kita harus mengetahui apa yang dilakukannya,

bagaimana ia melakukannya dan mengapa ia melakukan itu,

dengan kata lain kita sebaik-baiknya mengetahui know what, know

how, dan know why.dalam masalah ini, persoalan know why

adalah berkenaan dengan pemahaman motif-motif manusia dalam

perbuatanya, karena motif memberi tujuan dan arah pada tingkah

laku manusia.

Seperti kita ketahui, keinginan dan kebutuhan masing-masing

individu berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ketempat,

sehingga motif juga berbeda-beda. Motif seseorang bisa bersifat

tunggal, bisa juga bergabung. Misalnya, motif seseorang

menonoton acara “seputar indonesia” yang disiarkan RCTI adalah

untuk memperoleh informasi

(motif tunggal), tapi bagi seseorang lainya adalah untuk

memperoleh informasi, sekaligus juga pengisi waktu luang (motif

bergabung).

Contoh lain, seseorang menonton acara “Dialog Terbuka” yang

disiarkan oleh ANTV mengenai topik hukum memiliki motif

tunggal karena sesuai dengan profesinya, penonton lainya memiliki

motif bergabung, yakni menambah wawasan dan pengisi waktu

luang. Atau mungkin ada juga penonton lainnya yang menonton

acara tersebut hanya karena tidak bisa tidur. Hal ini berlaku pula

pada orang-orang yang membaca media cetak, surat kabar atau

majalah. Bagi seseorang yang khusus menyediakan waktu untuk

membaca surat kabar akan memiliki motif yang berbeda dengan

seorang lainnya yang membaca surat kabar atau majalah di ruang

tunngu dokter.

2.   Hambatan Sosiokultural

a. Aneka Etnik

15

Page 16: hambatan komunikasi

Belasan ribu pulau yang membenteng dari sabang sampai

merauke merupakan kekayaan alam Indonesia yang tidak

ternilai harganya. Tiap-tiap pulau di huni oleh etnik yang

berbeda. Pulau-pulau besar, seperti pulau jawa, Sumatra,

Sulawesi, Kalimantan, Papua terbagi menjadi beberapa bagian,

dimana tiap bagian memiliki budaya yang berbeda.

b. Perbedaan Norma Sosial

Perbedaan budaya sekaligus juga menimbulkan perbadaan

norma sosial yang berlaku pada masing-masing etnik. Norma

sosial dapat didefinisikan sebagai suatu cara, kebiasaan, tat

krama dan alat istiadat yang disampaikan secara turun

temurun, yang dapat memberikan petunjuk bagi seseorang

untuk bersikap dan bertingkah laku dalam masyarakat

(disarikan dari Soekanto, 1982: 194).

Norma sosial mencerminkan sifat-sifat yang hidup pada suatu

masyarakat dan dilaksanakan sebagai alat pengawas secara

sadar dan tidak sadar oleh masyarakat terhadap anggota-

anggotanya.

Mengingat beragam norma sosial yang berlaku di indonesia,

maka tidak tertutup kemungkinan terhadap pertentangan nilai,

dalam arti kebiasaan dan adat istiadat yang dianggap baik bagi

suatu masyarakat, dianggap tidak baik bagi masyarakat lainnya

dan sebaliknya.

c. Kurang Mampu Berbahasa Indonesia

Keragaman etnik telah menyebabkan keragaman bahasa yang

digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Dapat dikatakan,

jumlah bahasa yang ada di indonesia adalah sebanyak etnik

yang ada. Seperti kita ketahui bersama bahwa masyarakat

Batak memiliki berbagai macam bahasa batak. Masyarakat di

Papua, Kalimantan juga demikian keadaannya. Jadi sekalipun

bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang selalu kita

16

Page 17: hambatan komunikasi

ucapkan pada saat memperingati sumpah pemuda, kita tidak

dapat menutup mata akan kenyataan yang ada, yakni masih

masih adanya masyarakat Indonesia, terutama di daerah

terpencil yang belum bisa berbahasa Indonesia. Hal ini dapat

menyulitkan penyebarluaskan kebijakan dan program-program

pemerintah.

Kita ambil contoh, suatu saat pemerintah akan mengeluarkan

kebijakan baru yang harus segera diketahui dan dilaksanakan

oleh seluruh masyarakat Indonesia.cara yang paling tepat dan

cepat untuk mengkomunikasikan pesan itu adalah melalui

media massa ( radio siaran ,surat kabar, dan televisi). Sesuai

dengan karaktristik media massa, dalam waktu bersamaan

pesan akan diterima oleh sejumlah besar komunikan. Masalah

akan timbul manakala komunikan tidak bisa berbahasa

indonesia, atau kemampuan berbahasa indonesianya minim. Ini

berarti pesan tidak sampai pada mereka. Dalam menanggulangi

masalah ini, pemerintah akan menggunakan aparat setempat

atau para petugas penyuluh, atau para opinion leader untuk

mengkomunikasikan kebijakan dan program pemerintah

dengan menggunakan bahasa daerah setempat.

d. Faktor Semantik

Semantik adalah pengetahuan tentang pengertin atau makna

kata yang sebenarnya. Jadi hambatan semantik adalah

hambatan mengenai bahasa, baik bahasa yang digunakan

oleh komunikator, maupun  bahasa yang digunakan oleh

komunikan. Hambatan semantis dalam suatu proses

komunikasi dapat terjadi dalam beberapa bentuk.

Pertama, komunikator salah mengucapkan kata-kata atau

istilah sebagai akibat bebrbicara terlalu cepat. Pada saat ia

berbicara, pikiran dan perasaan belum terformulasika,

17

Page 18: hambatan komunikasi

namun kata-kata terlanjur terucapkan. Maksudnya akan

mengatakan “ demokrasi” jadi “demonstrasi”; partisipasi

menjadi “ partisisapi”; ketuhanan”jadi “kehutanan”, dan

masih banyak lagi kata-kata yang sering salah diucapkan

karena tergesa-gesa.

Kedua, adanya perbedaan makna makna dan penegrtian

untuk kata atau istilah yang sama sebagai akibat aspek

psikologi. Misalnya kata “Gedang”akan berarti”pepaya”

bagi orang sund, namun berarti “ pisang” menurut orang

jawa. Sedangkan kata “pepaya” untuk orang jawa adalah “

kates”.

Ketiga, adalah adanya pengertian yang konotatf.

Sebagaiman kita ketahui semantik pengetahuan mengenai

pengertian kata-kata yang sebenarnya. Kata-kata yang

sebenarnya itu disebut pengertain denotatif, yaitu kata-kata

yang lazim diterima oleh orang-orang dengan bahasa dan

kebudayaan yang sama (Efendy, pada komala, dalam

karlina, dkk, 1999).

e. Pendidikan Belum Merata

Penduduk indonesia pada saat ini sudah mencapai 200 juta

jiwa dan tersebar diseluruh pulau dan Nusantar. Ditinaju

dari sudut pendidikan, maka tingkat pendidikan rakyat

indonesia belum merata. Di perkotaan, relatif banayak

penduduk yang dapat menyelesaikan pendidikan sampai

jenjang perguruan tinggi, tetapi di desa-desaterpencil,

jangankan menyelesaikan perguruan tinggi kesempatan

untuk menyelesaikan pendidikan dasar pun relatif kecil. Ini

adalah kenyataan yang tidak bisa dihindari, namun amat

disadari oleh pemerintah, sehingga untuk

18

Page 19: hambatan komunikasi

menanggulanginya pemerintah telah mencanangkan

program pendidikan sembilan tahun.

f. Hambatan Mekanis

Hambatan komunikasi massa lainnya adalah hambatan

teknis sebagai konsekuensi penggunaan media massa yang

dapat disebut sebagai hamabatn mekanis. Hambatan

mekanis pada media televisi terjadi pada saat stasiun atau

pemancar penerima mendapat gangguan baik secara teknis

maupun akibat cuaca buruk, sehingga gambar yang diteima

pada pesawat televisi tidak jelas, buram, banayak garis atau

tidak ada gambar sama sekali.

3. Hambatan Interaksi Verbal

Devito, pada komala, dalam karlinah, dkk. 1999, mengemukakan

tujuh jenis hamabatan yang sering terjadi pada komunikasi antara

persona yang ia sebut sebagai baries to verbal interaction. Dari

ketujuh jenis hamabtan interaksi verbal tersebut beberapa pula

diantaranya dapat pula terjadi pada komunikasi mass, namun

dengan sedikit perbedaan. Apabila pda komunikasi antarapesona

ahmbatan-hambatan itu dapat terjadi pada pihak komunikator dan

komunikan sekaligus secara bersama-sama atau masing-masing,

maka pada komunikasi massa hambatan tersebut pada umumnya

terjadi pada pihak komunika. Jenis-jenis hamabatan itu di

antaranya adalah :

a. Polarisasi

Polarisasi ( polarization ) kencenderungan untuk melihat dunia

dalam bentuk lawan kata dan menguraikannya dalam bentuk

ekstrem, seperti baik atau buruk, positif atau negatif, sehat atau

sakit, pandai atau bodoh, dan lainlain. Kita mempunyai

kecenderungan kuat untuk melihat titik-titik ekstrem dan

19

Page 20: hambatan komunikasi

mengelompokkan manusia, objek, dan kejadian dalam bentuk

lawan kata yang ekstrem.

Diantara dua kutub atau dua sisi yang berlawanan itu,

sebagaian besar manusia atau keadaan berada di tengah-

tengah. Di antara yang sanagt miskin dan yang sangat kaya,

kenyataannya lebih banyak yang sedang-sedang saja. Di antara

yang sangat baik dan sangat buruk, lebih banyak yang cukup

baik.

b. Oreintasi Intensional

Oreintasi intensional ( intensional orientation ) mengcau pada

kecenderungan kita untuk melihat manusia, objek dan kejadian

sesuai dengan ciri yang melekat pada mereka. Orientasi

intensio-nal terjadi bila kita bertindak seakan-akan label adalah

lebih penting daripada orangnya sendiri.

Dalam proses komunikasi massa, orentasi internasioal

biasanya dilakukan oleh komunikan terhadap komunikator,

bukan sebaliknya. Misalnya, seorang presenter yang  berbicara

dilayar televisi, dan kebetulan wajah presenter tersebut tidak

manarik ( kuarang cantik/ganteng ), maka komunikan akan

intensional menilainya sebagai tidak menarik sebelum kita

mendengar apa yang dikatakannya. Cara mengatasi oreintasi

intensional adalah dengan ekstensionalisas, yaitu dengan

memberikan perhatian utama kita pada manusia, benada atau

kajadian-kejadian di dunia ini sesuai dengan apa yang kita

lihat.

c. Evaluasi Statis

Pada suatu hari kita melihat seorang komunikator X berbicara

melalui pesawat televisi. Menurut presepsi kita, cara

berkomunikasi dan materi komunikasi yang dikemukakan

komunikator tersebut tidak baik, sehingga kita membuat

abstraksi tentang komunikator  itupun tidak baik. Evaluasi kita

20

Page 21: hambatan komunikasi

tentang komunikator X bersifat statis tetap seperti itu dan tidak

beruba. Akibatnya, mungkin selamanya kita tidak mau

menonton atau mendengar komunikator X berbicara. Tetapi

seharusnya kita menyadari bahwa komunikastor X dari waktu

ke waktu dapat berubah, sehingga beberapa tahun kemudian ia

dapat menyampaikan pesan secara baik dan menarik.

d. Indiskriminasi

Indiskriminasi ( indiscrimination ) terjadi bila ( komunikan )

memusatkan perhatian pada kelompok orang, benda atau

kejadian dan tidak mampu melihat bahwa masing-masing

bersifat unik atau khas dan perlu diamati secara individual.

Indiskriminasi juga merupakan inti dari stereotip. Stereotip

adalah gambaran mental yang menetap tentang kelompok

tertentu yang kita anggap berlaku untuk setiap orang ( anggota)

dalam kelompok tersebut tanpa memperhatikan adanya

kekhasan orang bersangkutan. Terlepas dari apakah stereotip

itu positif atau negatif, masalah yang ditimbulkan tetap sama.

Sikap ini membut kita mengambil jalan pintas yang seringkali

tidak tepat.

2.1.3.Gangguan Komunikasi

Meski gangguan dan rintangan komunikasi dapat dibedakan, tetapi

sebenarnya rintangan komunikasi bisa juga terjadi disebabkan karena

adanya gangguan. Gangguan atau rintangan komunikasi pada dasarnya

dapat dibedakan atas enam macam, yaitu:

1. Gangguan Teknis

Gangguan teknis terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam

berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang

ditransmisi melalui saluran mengalami kerusakan (channel noise).

21

Page 22: hambatan komunikasi

Misalnya gangguan pada stasiun radio atau tv, gangguan jaringan

telepon, rusaknya pesawat radio sehingga terjadi suara bising dan

semacamnya.

2. Gangguan Semantik dan Psikologis

Gangguan semantik ialah gangguan komunikasi yang disebabkan

karena kesalahan pada bahasa yang digunakan (Blake, 1979).

Gangguan semantik sering terjadi karena:

a. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa

asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.

b. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang

digunakan oleh penerima.

c. Struktur bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa

yang digunakan oleh penerima.

d. Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi terhadap

simbol-simbol bahasa yang digunakan.

Seperti halnya dengan gangguan teknis, maka gangguan

semantik meupakan suatu hal yang sangat peka dalam komunikasi.

Banyak kecelakaan transportasi udara terjadi karena kesalahan

semantik. Misalnya dalam bulan Januari 1990 pesawat Aviance

dengan nomor penerbangan 52, telah mengalami kecelakaan

pendaratan di Kennedy International Airport New York.

Kecelakaan ini terjadi karena kesalahan pengertian bahasa.

Pilot yang mangawaki pesawat Aviance menyampaikan kepada

pengatur lalu lintas udara di bandara 45 menit sebelum pesawat

mendarat. “ we need a priority, we are low on fuel” (kami

memerlukan prioritas dalam keadaan bahan bakar terbatas). Karena

kata priority ditafsirkan lain oleh petugas bandara bukan

emergency (dalam kedaan darurat), dan masih tersedia bahan

cukup meski dalam keadaan terbatas, maka pesawat tidak diberi

22

Page 23: hambatan komunikasi

kesempatan mendarat lebih awal. Akibatnya pesawat meledak di

udara dan 73 orang tewas dalam peristiwa tragis ini.

Ketika diselidiki oleh Dewan Keamanan Transportasi Udara

Amerika Serikat, ditemukan bahwa pilot dalam kehidupan sehari-

harinya memakai bahasa Spanyol. Oleh karena itu, bahasa inggris

yang digunakannya dinilai tidak dalam “keadaan darurat”,

sekalipun dikatakan memerlukan prioritas.

Di sini kita melihat bahwa gangguan semantik telah

menimbulkan persepsi yang keliru sehingga menimbulkan

tanggapan yang salah. Persepsi adalah proses internal dalam diri

seseorang yang menerima informasi untuk membuat praduga

sementara (kesimoulan sementara) terhadap stimuli yang diterima

oleh salah satu pacaindra, sebelum dinyatakan dalam bentuk

pendapat atau tanggapan.

Selain rintangan semantik, juga terdapat rintangan psikologis.

Rintangan psikologis terjadi karena adanya gangguan yang

disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya

rasa curiga penerima kepada sumber, situasi berduka atau karena

gangguan kejiwaan sehingga dalam penerimaan dan pemberian

informasi tidak sempurna.

3. Rintangan Fisik

Rintangan fisik ialah rintangan yang disebabkan karena kondisi

geografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak

adanya saran kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi, dll.

Dalam komunikasi antarmanusia, rintangan fisik bisa juga

diartikan karena adanya gangguan organik, yakni tidak

berfungsinya salah satu pancaindra pada penerima.

4. Rintangan Status

23

Page 24: hambatan komunikasi

Rintangan status ialah rintangan yang disebabkan karena jarak

sosial diantara peserta komunikasi, misalnya perbedaan status

antara senior dan junior atau atasan dan bawahan. Perbedaan

seperti ini biasanya menuntut perilaku komunikasi yang selalu

memperhitungkan kondisi dan etika yang sudah membudaya

dalam masyarakat, yakni bawahan cenderung hormat pada

atasannya, atau rakyat pada raja yang memimpinnya.

5. Rintangan Kerangka Berpikir

Rintangan kerangka berpikir ialah rintangan yang disebabkan

adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak

tehadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi. Ini

disebabkan karena latar belakang pengalaman dan pendidikan

yang berbeda. Dalam studi yang pernah dilakukan oleh William

(1974) tentnag efektivitas pembaruan program KKN di pedesaan,

ditemukan bahwa mahasiswa KKN cenderung menggunakan

kerangka berpikir teoritis, sementara penduduk desa cenderung

berpikir pada hal-hal yang bersifat praktis. William lebih jauh

mneyatakan bahwa, rintangan yang sulit diatasi pada hakikatnya

berada antara pikiran seseorang dengan orang lain.

6. Rintangan Budaya

Rintangan budaya ialah rintangan yang terjadi disebabkan karena

adanya perbedaan norma, kebiasaaan dan nilai-nilai yang dianut

oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi. Di negara-

negara berkembang masyarakat cenderung menerima informasi

dari sumber yang banyak memiliki kesamaan dengan dirinya,

seperti bahasa, agama, dan kebiasaan lainnya.

2.1.4.Hambatan Terhadap Komunikasi Efektif

a. Hambatan individual.

24

Page 25: hambatan komunikasi

Hambatan ini dapat terjadi karena adanya perbedaan individu,

misalnya perbedaan pola pikir, usia , kemampuan, status, atau

hambatan psikologis.

b. Hambatan mekanik.

Hambatan mekanik dapat terjadi karena adanya hambatan pada

struktur organisasi, misalnya ada ketidak jelasan garis wewenang

dalam struktur organisasi, atau juga dapat terjadi karena materi

komunikasi yang tidak jelas karena struktur kalimat yang tidak

baik, istilah yang digunakan terlalu sulit, dan lain-lain.

c. Hambatan fisik.

Hambatan ini dapat terjadi karena pemilihan media komunikasi

yang tidak tepat, jarak yang terlalu jauh antara pengirim dan

penerima, atau karena kondisi lingkungan.

d. Hambatan semantik. Hambatan semantik dapat terjadi karena

sebuah kata memiliki beberapa arti kata yang berbeda-beda,

sehingga menimbulkan interpretasi yang berbeda pula.

2.2. Fungsi -fungsi yang Mempengaruhi Komunikasi

2.2.1. Faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan informasi

1. Penerima :

a. Keterampilan berkomunikasi

b. Kebutuhan

c. Tujuan yang diinginkan

d. Sikap, nilai, kepercayaan, dan kebiasaan-kebiasaan

e. Kemampuan untuk menerima

f. Kegunaan pesan

2. Pesan :

a. Tipe dan model pesan

25

Page 26: hambatan komunikasi

b. Karakteristik dan fungsi pesan

c. Struktur pengolahan pesan

d. Kebaharuan atau aktualitas pesan

3. Sumber :

a. Kredibilitas dan kompetensi dalam bidang yang disampaikan

b. Kedekatan dengan penerima

c. Motivasi dari perhatian

d. Kesamaan dengan penerima (homophily)

e. Cara penyampaiannya

f. Daya tarik

4. Media :

a. Tersedianya media

b. Kehandalan (daya liput) media

c. Kebiasaan menggunakan media

d. Tempat dan situasi

2.2.2. Faktor yang Memengaruhi Komunikasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi (Suryani : 2005)

1. Kredibilitas

Kredibilitas terdapat dan berpengaruh pada sumber atau

komunikator. Kredibilitas komunikasi sangat mempengaruhi

keberhasilan proses komunikasi, karena hal ini mempengaruhi

tingkat kepercayaan sasaran atau komunikasi terhadap pesan yang

disampaikan.

Kredibilitas komunikator :

Expert (ahli dalam bidang tersebut)

Skill (harus memiliki kemampuan dalam bidangnya)

26

Page 27: hambatan komunikasi

Kompetensi (memiliki kompetensi)

Trust (harus bisa dipercaya)

Apabila komunikator memenuhi kriteria ini maka pesan yang

disampaikan pada komunikan dapat dimengerti dan mencapai

tujuan komunikasi.

2. Isi pesan

Pesan yang disampaikan hendaknya mengandung isi yang

bermanfaat bagi sasaran. Hasil komunikasi akan lebih baik jika isi

pesan yang disampaikan memnuhi syarat sebagai berikut:

Pesan harus direncanakan

Pesan menggunakan bahsa yang dapat dimengerti kedua

belah pihak

Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi

penerima.

Pesan harus berisi hal-hal yang mudah dipahami.

Pesan yang disampaikan tidak samar-samar.

3. Kesesuaian dengan kepentingan saasaran

Kesesuaian dengan kepentingan sasaran terdapat dan berperan

pada pesan. Pesan yang disampaikan harus berhubungan dengan

kepentingan sasaran.

4. Kejelasan

Kejelasan terdapat dan berperan pada pesan. Kejelasan pesan yang

disampaikan sangat berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi.

Pesan yang kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan

sehingga antara komunikan dan komunikator dapat berbeda

persepsi tentang pesan yang disampaikan. Hal ini akan sangat

mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi yang dijalankan.

5. Kesinambungan dan konsistensi

Kesinambungan dan konsistensi terdapat pada pesan. Pesan yang

akan disampaikan harus konsistensi dan berkesinambungan.

6. Saluran

27

Page 28: hambatan komunikasi

Saluran terdapat dan berperan pada media. Media yang digunakan

harus disesuaikan dengan pesan yang ingin disampaikan.

7. Kapabilitas sasaran

Kapabilitas sasaran terdapat pada komunikan. Dalam

menyampaikan pesan, komunikator harus memperhitungkan

kemampuan sasaran dalam menerima pesanan.

8. Psikologis (Rahmat J dalam Suryani : 2005)

Seperti sikap, pengalaman hidup, motivasi, kepribadian dan

konsep.

9. Sosial (eliss gates dan Kenwarthy dalam Suryani : 2005)

Seperti usia, jenis kelamin, kelas sosial, suku, bahasa, kekuasaan,

dan peran sosial.

10. Setting lingkungan

Suasana yang hiruk pikuk atau penuh kebisingan akan

mempengaruhi baik atau tidaknya pesan diterima oleh komunikan,

suara bising yang diterima komunikan saat proses komunikasi

berlangsung membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit

diterima. Oleh karena itu, sebelum proses komunikasi

dilaksanakan, lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa

supaya tenang dan nyaman.

11. Main reading / Persepsi

Persepsi adalah interpretasi dari pesan yang disampaikan kepada

penerima pesan. Inti dari mengirim pesan adalah memahami

persepsi orang. Perasaan nyaman atau kurang nyaman yang

muncul dalam proses komunikasi baik interpersonal maupun

organisasi sesungguhnya lahir dari persepsi. Inti dari mengirim

pesan adalah memahami persepsi orang. Nyaman berhubungan

dengan orang lain berarti adanya dominasi persepsi mengenai

orang tersebut dan tidak nyaman berarti adanya dominasi negatif

mengenai orang tersebut.

12. Waktu

28

Page 29: hambatan komunikasi

Komunikasi yang berlangsung dan dilakukan pada waktu yang

kurang tepat mungkin diterima dengan kurang tepat pula.

Misalnya, apabila perawat memberikan penjelasan kepada orang

tua tentang cara menjaga kesterilan luka pada saat orang tua

sedang sedih, tentu saja pesan tersebut kurang diterima dengan

baik oleh orang tua karena perhatian orang tua tidak berfokus pada

pesan yang disampaikan perawat, melainkan pada perasaan

sedihnya.

William G.Scott yang mengutip pendapat Babcock dalam Thoha

(1977) mengatakan bahwa ada 5 faktor yng mempengaruhi proses

komunikasi:

1. The Act (perbuatan)

Perbuatan komunikasi menginnginkan pemakaian lambang-

lambang yang dapat dimengerti secara baik dan hubungan-

hubungan yang dilakukan oleh manusia. Pada umumnya

lambang-lambang tersebut dinyatakan dengan bahasa atau

dalam keadaan tertentu tanda-tanda lain dapat pula

dipergunakan.

2. The Scene (adegan)

Adegan sebagai salah satu faktor dalam komunikasi ini

menekankan hubungan dengan lingkungan komunikasi.

Adegan ini menjelaskan apa yang dilakukan, simbol apa

yang digunakan, dan arti dari apa yang dikatakan. Dengan

kata lain adegan adalah sesuatu yang akan dikomunikasikan

dengan melalui simbol apa, sesuatu itu dapat

dikomunikasikan.

3. The Agent (pelaku)

Individu-individu yang mengambil bagian dalam hubungan

komunikasi dinamakan pelaku-pelaku komunikasi. Pengirim

dan penerima yang terlibat dalam hubungan komunikasi ini,

29

Page 30: hambatan komunikasi

adalah contoh dari pelaku-pelaku komunikasi tersebut. Dan

peranannya seringkali saling menggantikan dalam situasi

komunikasi yang berkembang.

4. The Agency (perantara)

Alat-alat yang dipergunakan dalam komunikasi dapat

membangun terwujudnya perantara. Alat-alat itu selain dapat

berwujud komunikasi lisan, tatap muka, juga alat komunikasi

tertulis, seperti surat perintah, memo, buletin, nota, surat

tugas, dan sejenisnya.

5. The Purpose (tujuan)

Menurut Grace dalam Thoha 1977, ada 4 macam tujuan,

yaitu:

Tujuan fungsional (the functional goals) adalah tujuan

yang secara pokok bermanfaat untuk mencapai

tujuan-tujuan organisasi/lembaga.

Tujuan manipulasi (the manipulative goals) adalah

tujuan yang dimaksudkan untuk menggerakan orang-

orang yang mau menerima ide-ide yang disampaikan,

yang sesuai ataupun tidak dengan nilai dan sikapnya.

Tujuan keindahan (the aesthetics goals) adalah tujuan

untuk menciptakan tujuan-tujuan yang bersifat

kreatif. Komunikasi ini dipergunakan untuk

memungkinkan seseorang mampu mengungkapkan

perasaan tadi dalam kenyataan.

Tujuan keyakinan (the confidence goals) adalah

tujuan yang bermaksud untuk menyakinkan atau

mengembangkan keyakinan orang-orang pada

lingkungan.

30

Page 31: hambatan komunikasi

BAB III

KESIMPULAN dan SARAN

1.1. Kesimpulan

Kita berinteraksi ke sesama manusia dengan cara melakukan komunikasi.

Komunikasi dapat dilakukan dengan cara sederhana sampai kompleks, dan

teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.

Dari uraian diatas kami dapat menyimpulkan bahwa komunikasi adalah

proses dimana seseorang biasanya atau komunikator mengoperkan

stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non

verbal) ke penerima sebagai komunikan. Maka akan timbulah suatu

hambatan-hambatan dalam penyampaian pesan ini yang mana hambatan-

hambatan itu sangat mempengaruhi seorang penyampai pesan. Mana kala

hambatan itu ada akan menyebabkan proses dalam komunikasi tidak

efektif. Hambatan – hambatan tersebut terdiri dari : hambatan psikologis,

hambatan sosiokultural, dan hambatan interaksi verbal.

1.2. Saran

Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat dijadikan panutan

kita semua untuk menyampaikan pesan serta untuk memberikan informasi

secara jelas dan dapat diterima khususnya oleh komunikan. Kami

mengucapkan rasa maaf sebesar-besarnya jika ada penulisan yang tidak

tepat serta penjelasan yang belum rinci. Tidak lupa pula kami meminta

kritikan dan saran yang membangun kepada kawan-kawan terhadap

makalah ini untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

31

Page 32: hambatan komunikasi

DAFTAR PUSTAKA

Husnan, Djaelan dkk. 2013. Islam Universal. Jakarta: Hartomo Media Pustaka.

Drs. Suprapto, Tommy. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: CAPS

Ardianto, Elvinaro, dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta:

Simbiosar

Cangara, Hafied. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers

Effendy, Onong. 2000. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra

Aditya Bakti

Nurbasanah, Nunung. 2010. Ilmu Komunikasi Dalam Konteks Keperawatan.

Jakarta: Trans Info Media

32