LAPORAN PRAKTIKUM KLINIK TANAMAN “Hama dan Penyakit pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Oleh: Monita Puspitasari (0810211020) Aswin Fajri (0810212108) PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM KLINIK TANAMAN“Hama dan Penyakit pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.)
Oleh:Monita Puspitasari (0810211020)
Aswin Fajri (0810212108)
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS ANDALAS
PADANG2011
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 1
Laporan Hasil Pengamatan Lapangan
Praktikum lapangan ini diadakan pada tanggal 2 April pada pukul 10.00 WIB Di
daerah Jorong Bukit Tamasu, Kanagarian Balimbiang, Kecamatan Rambatan, Kabupaten
Tanah Datar, Propinsi Sumatera Barat.
Berikut ini adalah hama dan penyakit yang ditemui di tempat daerah tersebut :
A. Hama yang menyerang tanaman kakao
1. Penggerek Buah Kakao (PBK atau Pod Borer)
Gambar 1 (larva dan imago):
Ordo : Lepidoptera
Famili : Gracillariidae
Genus : Conopomorpha
Spesies : Conopomorpha cramerella Snell
Bioekologi :
Serangga dewasa hama PBK berupa ngengat (moth) yang berukuran kecil
(panjangnya saat beristirahat sekitar 7 mm). Ngengat memiliki warna dasar cokelat dengan
warna putih berpola zig-zag di sepanjang sayap depan, serta berakhir pada spot berwarna
kuning oranye berpola batik di ujung sayap. Ukuran antena lebih panjang daripada sayap da
tubuh ngengat, serta mengarah kebelakang. Ngengat aktif terbang, kawin dan meletakkan
telur pada malam hari,yaitu sejak pukul 18.00 – 07.00 keesokan harinya. Pada siang hari,
ngengat bersembunyi di tempat yang terlindung dari sinar matahari, yaitu di bagian bawah
cabang horisontal dengan diameter 0-5 cm dan lebih dari 20 cm.
Ngengat PBK tidak mampu terbang jauh dengan arah terbang yang tidak menentu.
Seekor serangga jantan hanya mampu terbang 153 m dilapangan terbuka, tetapi jika
dilakukan penangkapan menggunakan feromonsek, ngengat jantan mampu terbang 800 m.
Ngengat betina meletakkan telur hanya dipermukaan kakao. Buah adalah yang memiliki alur
dalam pada permukaannya dan panjang buah lebih dari 8 cm. Lama hidup ngengat betina 5 –
8 hari dan mampu menghasilkan telur sebanyak 100-200 butir.
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 2
Telur berbentuk oval dengan panjang 0,45-0,50 mm dan lebar 0,25-0,30 mm pipih da
berwarna oranye saat baru panjangnya lebih dari 10 cm. Lama stadium telur 2- 7 hari.
Larva yang baru menetas dari telur berwarna putih transparan dengan panjang sekitar
1 mm. Larva langsung menggerek ke dalam buah dan makan permukaan dalam kulit buah,
daging buah, dan saluran makanan ke biji (plasenta). Pada pertumbuhan penuh panjangnya 12
mm dan berwarna (pupa), larva membuat lubang keluar dari kulit buah dengan diameter
1mm. Segera setelah berada di luar buah, larva tersebut akan merayap di permukaan buah
atau menjatuhkan diri dengan pertolongan benang sutera untuk mencari temapat
berkepompong. Sebelum menjadi kepompong larva terlebih dahulu memintal benang sutera
untuk membuat rumah kepompong (kokon).
Selain melekat di permukaan buah, kepompong juga terdapat di daun hijau, dau
kering, batang, cabang, ranting, gulam karung, keranjang, kotak tempat bauah segar, bahakan
dikendaraan yang digunakan untuk mengankut hasil panen atau bahan apa saja yang dapat
digunakan oleh ulat tersebut. Kokon berbentuk ioval, berwarna kuning kotor, serta panjang
13-18 mm dan lebar 6 – 7 mm. Kepompong berwarna cokelat dengan panjang 6-7 mm dan
lebar 1,0 – 1,5 mm. Lama stadium kepompong 5-8 hari. Perkembangan dari telur sampai
menjadi dewasa memerlukan waktu 27 – 34 hari.
Gejala dan kerugian yang ditimbulkan :
Penggerek buah kakao (PBK) umumnya menyerang buah kakao yang masih muda
dengan panjang sekitar 8 cm. Stadium yang menimbulkan kerusakan adalah stadium larva.
Larva PBK memakan daging buah dan saluran makanan yang menuju biji, tetapi tidak
menyerang biji. Gejala serangan baru tampak dari luar saat buah ,masak berupa kulit buah
berwarna pudar dan timbul belang berwarna kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat
lubang gerekan bekas keluar larva serta jika dikocok tidak berbunyi , jika dibelah, daging
buahnya akan tampak berwarna hitam, biji-biji melekat satu sama lain dengan wana hitam,
keriput, dan ringan. Akibat serangan hama ini kerugian yang ditimbulkannya bisa mencapai
80% biji kakao kering.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Daerah Bebas PBK
Daerah yang masih bebas dari serangan PBK disarankan melakukan pencegahan
dengan melaksanakan karantina dan monitoring PBK. Sebagai strategi penanggulangan hama
PBK secara nasional, pelaksanaan karantina sebaiknya memenuhi standar peraturan domestik
dan internasional. Tindakan karantina tersebut antara lain tidak memasukkan bahan tanaman
kakao dari daerah terserang, membatasi lalu lintas manusia dan kendaraan dari dan daerah
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 3
terserang PBK, tidak mengizinkan masuknya kendaraan atau bahan-bahan yang dapat
dihinggapi oeh PBK dari daerah terserang PBk, serta memeriksa ada tidaknya PBK di
kendaraan atau manusia yang memasuki kebun.
Sementara itu, dalam penerapan konsep pengendalian hama terpadu dengan
monitoring, terdapat tiga kegiatan pokok yang harus dilakukan yaitu pengamatan,
pengambilan keputusan, dan pelaksanaan pengendalian. Kegiatan tersebut merupakan satu
kesatuan yang harus dilaksanakan secara berkesinambungan.
Teknik pengamatan PBK dilakukan saat panen di tempat pengumpulan hasil (TPH).
Setiap TPH diambil 100 buah contoh untuk diamati serangan PBK-nya, pengamatan
dilakukan dengan cara membelah buah kakao dan menghitung jumlah buah yang
menunjukkan gejala serangan PBK. Terdapat tiga katagri serangan yaitu : serangan rigan
(jika kurang dari 10% biji tidak dapat dikeluarkan dari kulit buah), serangan sedang (jika 10-
50 % biji tidak dapat dikeluarkan dari kulit buah), dan serangan berat (jika lebih dar 50% biji
tidak dapat dikeluarkan dari kulit buah).
Di samping itu, perlu juga dilakukan pngaturan sanitasi disekitar TPH dengan cara
membuat lubang sanitasi di dekat TP, memesukkan kulit buah, plasenta buah bususk, dan
semua sisa panen ke dalam lubang pada hari itu, lalu menutupnya dengan tanah setebal 20
cm. Tiga bulan kemudian, kompos dapat diangkat untuk digunakan sebagai pupuk dan
lubangnya digunakan lagi.
2. Daerah Serangan PBK
- Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk bertujuan membatasi tajuk tanaman kakao tidak lebih dari 4 m.
Hal ini benrtujuan untuk memudahkan pemanenan dan penyemprotan insektisida.
Seharusnya penagturan tinggi tajuk ini dilakukan sejak awal pertumbuhan kakao.
Pembatasan dilakukan dengan memotong semua cabang yang arahnya ke atas di luar
batas 3-4 m. Pada tanaman dewasa yang sebelumnya jenis pangkasan ini tidak dilaksanakan,
dengan terpaksa cabang-cabang yang diameternya besar harus dipotong. Alat potong adalah
gergaji yang tajam dan luka potongan ditutup dengan ter (asal cair) atau obat penutup luka
lain. Perlu diperhatikan, jorket menghindari lapuk dan pecahnya bagian ini. Karenanya,
cabang-cabang kecil yang menutup jorket tersebut perlu dipertahankan. Pemangkaasan berat
ini dilakukan setahun dua kali, yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.
Pemangkasan pemeliharaan dilakukan lebih sering misanya dua bulan sekali.
- Metode Panen Sering
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Andalas 4
Panen sering saat buah masak awal yang diikuti sanitasi dapat menekan populasi
PBK. Rotasi panen dianjurkan satu minggu dan diajurkan agar buah segera dipecah pada hari
itu juga untuk mencegah keluarnya ulat dari buah untuk berkepompong. Kulit buah, buah
busuk, plasenta dan sisa-sisa panen segera ditanam dan ditimbun dengan tanah setebal 20 cm
untuk membunuh ulat yang terdapat didalam kulit buah dan plasenta.
- Pegendalian Hayati
Pengendalian hayati pBK dapat dilakukan dengan memanfaatkan jamur
entomopatogen ( Beauveria basiana dan Phaecilomyces fumosoroseus) dan semut hitam
(Dolichodeus thoracicus). Pemanfaatan semut hitam ini sudah banyak dilakukan untuk
pengendalian Helopeltis spp. Populasi semut hitam yang berlimpah di perkebunan kakao
dapat menurunkan persentase serangan PBK di malaysia dan Indonesia. Peningkatan populasi
semut hitam dapat dilakukan dengan cara menyediakan sarang yang terbuat dari lipatan daun
kelapa atau daun kakao.
Penyemprotan jamur Beauveria bassiana isolat Bby 725 padabuah kakao muda dan
cabang horiontal mampu melindungibuah tersebut dari serangan PBK hingga 54-60,5 %
(juniantoda Sulityowati, 2000). Dosis yang digunakan 50-100 gram spora/ha menggunakan
knapsack sprayer dengan volume semprot 250 ml/ph atau 250 l/ha.
- Sanitasi
Sanitasi bisa dilakukan seperti yang dilakukan di daerah bebas PBK.
- Penyemprotan Insektisida
Jenis insektisida yang dianjurkan adalah dari golongan sintetik piretroid, sperti