Top Banner
131

halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Apr 21, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi
Page 2: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi
Page 3: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi
Page 4: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi
Page 5: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Dan seandainya pohon

tinta,ditambahkan lagi tujuh lautan sesudah itu, niscaya tidak akan habis

kalimat Allah yang akan

Sembah sujudku sebagai tanda syukurku padaMu Atas kekuatan, ketabahan, dan

keberanian yang Engkau berikan kepada hamba hingga dengan penuh perjuangan

dan pengorbanan kuraih sebuah impian untuk menjadi seorang sarjana, namun ini

bukan akhir dari perjuanganku, melainkan awal dari sebuah perjalanan. Semua ini

takkan ku gapai tanpa izinMu ya Rabb...

Dengan setulus hati aku persembahkan karya kecil ini sebaga

Ayahanda Damril Dan Ibunda Yunida,

terhingga atas pengorbanan, perjuangan, cinta dan kasih sayang yang Papah dan

Ibu berikan untuk Uca selama ini. Tiada cinta yang suci selain

dan Ibu, yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan uca untuk tetap melanjutkan

studi hingga sarjana dan memperoleh gelar S.Pd. Papah maafkan uca yang yang

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan menjadi

tinta,ditambahkan lagi tujuh lautan sesudah itu, niscaya tidak akan habis

kalimat Allah yang akan dituliskan. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha

Bijaksana. (QS. Lukman: 27)

Alhamdulillah ......

Sembah sujudku sebagai tanda syukurku padaMu Atas kekuatan, ketabahan, dan

keberanian yang Engkau berikan kepada hamba hingga dengan penuh perjuangan

n pengorbanan kuraih sebuah impian untuk menjadi seorang sarjana, namun ini

bukan akhir dari perjuanganku, melainkan awal dari sebuah perjalanan. Semua ini

takkan ku gapai tanpa izinMu ya Rabb...

Dengan setulus hati aku persembahkan karya kecil ini sebaga

terimakasihku untuk :

Orang tuaku tercinta. . .

Ayahanda Damril Dan Ibunda Yunida, Terima kasih yang tiada

terhingga atas pengorbanan, perjuangan, cinta dan kasih sayang yang Papah dan

Ibu berikan untuk Uca selama ini. Tiada cinta yang suci selain kasih sayang Papah

dan Ibu, yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan uca untuk tetap melanjutkan

studi hingga sarjana dan memperoleh gelar S.Pd. Papah maafkan uca yang yang

pohon di bumi menjadi pena dan lautan menjadi

tinta,ditambahkan lagi tujuh lautan sesudah itu, niscaya tidak akan habis-habisnya

dituliskan. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha

Sembah sujudku sebagai tanda syukurku padaMu Atas kekuatan, ketabahan, dan

keberanian yang Engkau berikan kepada hamba hingga dengan penuh perjuangan

n pengorbanan kuraih sebuah impian untuk menjadi seorang sarjana, namun ini

bukan akhir dari perjuanganku, melainkan awal dari sebuah perjalanan. Semua ini

Dengan setulus hati aku persembahkan karya kecil ini sebagai tanda

Terima kasih yang tiada

terhingga atas pengorbanan, perjuangan, cinta dan kasih sayang yang Papah dan

kasih sayang Papah

dan Ibu, yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan uca untuk tetap melanjutkan

studi hingga sarjana dan memperoleh gelar S.Pd. Papah maafkan uca yang yang

Page 6: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

selalu lalai dan menyusahkan Papah sehingga Papah sering menjadi kesal, Pah

Uca ingin membuktikan kalau Uca bisa sukses walaupun caranya tidak sama

dengan yang telah uni Velly lalui. Pah tetap semangat melalui hari-hari mu yang

begitu melelahkan. Ca berharap umur Papah di panjangkan Allah SWT, semoga

Papah sehat selalu dan melihat Uca sukses dan membalas semua jerih payah

papah selama ini. Banyak waktu yang kita punya pah tapi tidak sekalipun kita

berbicara layaknya seorang ayah dan anaknya. Aku ingin seperti anak-anak yang

lainnya bisa dekat dengan ayahnya. Satu kata yang selalu ingin uca ucapkan untuk

papah adalah “uca sangat sayang papah”.

Dan untuk ibuku wanita paling sederhana yang kutemui seumur hidupku“i

love you mother”, sepahit apapun keadaan keluarga kita engkaulah pahlawan

kami bu, ibu yang selalu tabah menghadapi kami berempat, selalu mencari cara

agar kami tidak kekurangan, ibu aku tidak ingin engkau bekerja lagi, aku ingin ibu

dirumah mengurus rumah tangga. Aku tidak ingin ibu sakit, aku tidak ingin ibu

terlihat lebih tua dari umur ibu sebenarnya. Aku ingin ibu bahagia, doakan saja

anak mu ini mendapatkan pekerjaan yang bagus dan bisa membahagiakan ibu.

Kakak ku tercinta Velly Syafriani S.Pd engkau panutan bagi kami adik-

adik mu yang pemalas, engkau anak kesayangan kedua orang tua kita, setiap hal

yang engkau lakukan kami harus menirunya, terkadang kami bosan dengan sikap

kedua orang tua kita yang suka membandingkan engkau dengan kelakuan kami

uni. Tetapi kami sangat merindukan engkau, kami selalu menunggu kehadiranmu

saat musim liburan telah tiba. Terkadang kami sering kecewa saat liburan datang

Page 7: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

engkau tidak datang ke rumah dan pergi ke rumah suami mu. Uni aku sangat

menyanyangi mu, terimakasih uni untuk semua dorongan dan motivasi yang telah

engkau berikan, terimakasih atas kemarahan mu yang membuat aku menjadi tegar

seperti ini. Uni aku selalu merindukanmu.

Adik ku tersayang Yazid abdullah orang yang selalu membuat ku kesal

dan malas untuk pulang ke rumah, terimaksih sudah mendoakan ku untuk sukses

dalam ujian ku yang terakhir kemaren, dan terimaksih sudah mau mengantar ku

setiap aku ingin balik ke Bukittinggi. Usi febriani adik ku yang gendut,

terimakasih ci sudah menjadi adik yang rajin mengurus dapur sehingga aku bisa

mengerjakan tugas ku dengan tenang. Cepat kurus ya ci.

Keponakan-keponakanku tercinta Lindzy Mailanna si hitam manis,

makasih ana sudah menghibur ante dalam setiap kelelahan ante menghadapi

kuliah ini. Ante sangat bersyukur mempunyai ponakan yang pintar dan lucu

seperti ana.Untuk dedek kecil Lindzy Malikha Azeera makasih ya dedek

ganteng tetap lucu dan imut ya dek, semoga nantinya dedek bisa cantik seperti

ante. Hahah

Ibuk Linda Yarni S,Ag M.Si dan Ibuk Dr. Hasnawati M.Pd

,selaku pembimbing yang telah mengarahkan penulisan skripsi ini dari

awal sampai akhir hingga menjadi sebuah persembahan kecil , semoga

alloh SWT membalasnya dengan pahala yang setimpal. Amiiin.

Untuk adik-adik kos ku yang lucu dan menggemaskan Dwi,

Icut, Ales, Ira Ante, Dila, Yati, Desi, Ilel terimakasih sudah menemani

Page 8: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

kakak bergadang tiap malam mengerjakan skripsi, kakak berharap

persahabatan kita berlanjut sampai kita jadi nenek-nenek.

Sahabat-sahabatku Hasnaini Azizah dan Celly Anggraini,

terimakasih teman-teman sudah memberikan dorongan kepada ku untuk

mengerjakan skripsi ini, karena kalau tidak ada kalian sifat pemalas ku

mungkin akan berkembang.

Untuk Para Tea, Dewi Puspita, Pungki Syahfitri, Mella Syari,

Seila Deswita, Besri Yunanda, Apri Eza Puti, Aria Mustika, Merianis.

Terimakasih teman-teman sudah ada di kala sedih dan senang. Bersama

kalian masa perkuliahan yang 4 tahun lamanya ini tidak terasa sudah

akaan berlalu. Konflik diantara kita mengajarkan bahwa persabahatan itu

mahal, setelah sekian lama kita terpecah kita kembali lagi. Aku berharap

kita semua sukses bersama-sama. Dan untuk teman ku gotik jangan

menyerah tetap semangat gotik, semoga gotik cepat menyusul.

Untuk orang yang tidak bisa ku sebutkan namanya terimakasih

bang, selalu memberikan masukan yang positif bagi uca walau terkadang

uca tidak pernah mendengarkan nasehat abang, terimakasih bang sudah

memberikan warna-warna yang indah untuk beberapa tahun terakhir. Uca

berharap bang menemukan orang yang lebih menghargai bang dan

mencintai bang dengan tulus.

Page 9: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

ABSTRAK

Skripsi Ini Berjudul Upaya Guru Membantu Anak Usia Dini

Untuk Menyesuaikan Diri Di Tk Tunas Harapan Solok Bio-Bio Kab.

Lima Puluh Kota, di tulis oleh Yusra Meita Nim: 2612089. Jurusan

Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut

Agama Islam Negeri Bukittinggi.

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah anak masih belum

mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah. Anak yang

hanya memilih teman tertentu dalam bermain dan belajar di sekolah,

mereka berteman karena orangtua mereka saling mengenal. Anak suka

mengganggu dan mencari masalah dengan anak lain. Anak masih malu

untuk mengerjakan kegiatan sekolah. Anak suka menyendiri dan tidak

bergabung dengan anak lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui upaya yang dilakukan oleh guru membantu anak usia dini

menyesuikan diri. Kegunaan penelitian ini adalah untuk menambah

pengetahuan, wawasan dan keterampilan penulis dalam melakukan

penelitian tentang anak usia dini.

Page 10: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Jenis penelitian ini adalah penelitian Field Research dengan

metode deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data

berupa kata-kata tertulis dari manusia dan perilaku yang diamati. Informan

dalam penelitian ini adalah guru di TK Tunas Harapan Solok Bio-Bio Kab.

Lima Puluh Kota sebanyak 4 orang. Teknik pengumpulan data adalah

wawancara dan observasi, sedangkan teknik keabsahan yang penulis

gunakan yaitu teknik triangulasi data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya guru membantu anak

usia dini untuk menyesuaikan diri di TK Tunas Harapan Solok Bio-Bio

Kab.Lima Puluh adalah dengan memberikan rasa aman kepada anak dapat

diciptakan oleh guru dengan cara mengawasi anak dalam melakukan

aktivitas yang sedang dilakukan. Karena anak masih dalam usia yang dini

sehingga butuh pengawasan dan perhatian yang lebih. Memperlakukan

anak dengan penuh kasih sayang, ditunjukkan dengan sikap yang selalu

bersahabat, memberikan motivasi, memberikan pujian terhadap sikap

positif anak. Tidak membeda-bedakan anak, dalam hal pelayanan dan

perlakuan akademik di sekolah semua anak itu sama, tetapi dalam strategi

atau pendekatan kepada anak akan berbeda-beda karena karakter dan sifat

anak tersebut berbeda. Menghindari pemberian hukuman, hukuman

bukanlah cara yang tepat bagi anak yang melakukan kesalahan cara lain

yang dapat dilakukan adalah guru dapat menasehati anak dengan penuh

kasih sayang sehingga anak tidak merasa cemas serta takut. Membantu

anak melakukan interaksi dengan anak lain melalui kegiatan permainan

Page 11: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

kelompok, dengan ca

permainan. Setiap anak diberikan kesempatan untuk merespon teman yang

lain saat bermain sehingga anak mampu menjalin persahabatan dan

keakraban dengan temannya.

kelompok, dengan cara melibatkan semua anak dalam melakukan

permainan. Setiap anak diberikan kesempatan untuk merespon teman yang

lain saat bermain sehingga anak mampu menjalin persahabatan dan

keakraban dengan temannya.

KATA PENGANTAR

ra melibatkan semua anak dalam melakukan

permainan. Setiap anak diberikan kesempatan untuk merespon teman yang

lain saat bermain sehingga anak mampu menjalin persahabatan dan

Page 12: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Syukur Alhamdulillah penulis ucapan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa

mencurahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul “UPAYA GURU MEMBANTU ANAK USIA

DINI UNTUK MENYESUAIKAN DIRI DI TK TUNAS HARAPAN SOLOK

BIO-BIO KAB. LIMA PULUH KOTA”. Selanjutnya salawat beserta salam kita

mohonkan kepada Allah SWT semoga selalu tercurah pada junjung umat, pelita

dikala malam dan pelipur lara dikala duka yaitu Nabi Muhammad SAW.

Allahumma Shalli ‘Ala Muhammad, Wa’ala Ali Muhammad.

Tujuan dari penulisan skripsi ini yaitu untuk memenuhi salah satu syarat

dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd), dalam ilmu Bimbingan dan

Konseling di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukitinggi. Isi pokok skripsi ini

tentang usaha yang dilakukan oleh guru untuk membantu anak menyesuaikan diri.

Penulis menyadari dalam penulisan skipsi ini banyak mengalami kesulitan

dan rintangan, namun berkat kerja keras dan dorongan dari berbagai pihak penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

Teristimewa kedua orang tua tercinta, ayahanda Damril dan ibunda Yunida,

kakanda Velly Syafriani S,Pd, dan adinda Yazid Abdullah Dan Usi Febriani

beserta keluarga besar yang telah membantu penulis, baik secara moril maupun

secara materil dalam penulisan skripsi ini, sehingga skripsi ini rampung dan

menjadi sebuah karya kecil.

Page 13: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

selanjutnya penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rektor dan Wakil Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi,

yang telah memberikan fasilitas, sarana, dan segala kebutuhan

perkuliahan, sehingga penulis dapat menimba ilmu di kampus tercinta.

2. Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi yang telah memberikan fasilitas,

sarana, dan segala kebutuhan perkuliahan, sehingga penulis dapat

menimba ilmu di kampus tercinta.

3. Ketua Jurusan Bimbingan Konseling Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukitinggi yang telah memberikan fasilitas, sarana dan prasarana selama

penulis mengikuti perkuliahan.

4. Ibuk Dr. Hasnawati, M.Pd beserta Ibuk Linda Yarni, M.Si sebagai

pembimbing skripsi penulis, yang telah mengarahkan, membimbing, dan

mengoreksi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai

kaidah ilmiah yang berlaku.

5. Bapak dan Ibu Dosen bimbingan konseling IAIN Bukittinggi, yang telah

memberikan ilmu kepada penulis, sehingga penulis memperoleh ilmu yang

banyak.

Page 14: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

6. Karyawan dan karyawati perpustakaan IAIN Bukittinggi yang telah

menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepala Sekolah TK Tunas Harapan Solok Bio-Bio, majelis guru, serta

anak didik yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk

melakukan penelitian di TK Tunas Harapan Solok Bio-Bio.

8. Rekan-rekan seperjuangan terkhusus PBK C 2012 yang telah memberikan

sumbangan pemikiran dan motivasi dalam penulisan skripsi ini sehingga

penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis, penulis ucapkan

terima kasih, semoga apa yang telah diberikan itu dibalas oleh Allah SWT dengan

balasan yang setimpal. Amin.

Bukittinggi, Juli 2016

Penulis,

Yusra Meita

NIM. 2612089

Page 15: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGESAHAN TIM PENGUJI

SURAT PERNYATAAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1

B. Identifikasi Masalah..................................................................................12

C. BatasanMasalah........................................................................................12

Page 16: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

D. Rumusan Masalah.....................................................................................12

E. Tujuan Dan Kegunaan penelitian..............................................................12

F. Penjelasan Judul........................................................................................13

G. Sistematika Penulisan...............................................................................15

BAB II KAJIAN TEORI

A. Guru PAUD

1. Pengertian Guru PAUD........................................................................16

2. Peran Guru PAUD................................................................................18

3. Kualifikasi Dan Kompetensi Guru PAUD...........................................24

B. Anak Usia Dini

1. Pengertian Anak Usia Dini...................................................................27

2. Karakteristik Perkembangan AUD......................................................28

C. Penyesuaian Diri

1. Pengertian Penyesuaian Diri................................................................41

2. Penyesuaian Diri AUD.........................................................................42

3. Penyesuaian Diri Anak Dan Sekolah...................................................48

D. Upaya Guru Membantu Anak Usia Dini Dalam Menyesuaikan Diri........50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian...........................................................................................57

B. Lokasi Penelitian........................................................................................58

C. Informan Penelitian....................................................................................58

Page 17: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

D. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................59

E. Teknik Pengolahan Data............................................................................61

F. Teknik Keabsahan Data.............................................................................62

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil

Penelitian................................................................................

...........64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................81

B. Saran...........................................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kisi-Kisi Penelitian

Lampiran II Pedoman Wawancara

Page 18: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Lampiran III Hasil Wawancara

Lampiran IV Surat Keterangan Telah Melakukan Wawancara

Lampiran V Panduan Observasi

Lampiran VI Catatan Lapangan Observasi

Lampiran VII Surat Keputusan

Lampiran VIII Surat Izin Penelitian Kampus

Lampiran IX Surat Rekomendasi Penelitian Dari KESBANGPOL

Lampiran X Surat Keterangan Penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

Page 19: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Penyelenggaraan

pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang

diatur secara sistematis. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003).1

Dimana salah satu azas pendidikan adalah pendidikan sepanjang hayat

seirama dengan salah satu hadist Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :“

Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat ”, Yang artinya bahwa

pendidikan itu harus dikejar sepanjang masa dari manusia dilahirkan sampai ia

meninggal dunia. Maka pendidikan sangatlah penting untuk dimulai pada usia

sedini mungkin karena pada masa ini anak dalam masa keemasan nya (golden

age). Yaitu masa dimana anak cepat dalam menangkap pelajaran yang di

berikan.

1 Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Kuningan:Refika Aditama,

2009) h. 1-2

Page 20: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Penyelenggaraan pendidikan usia dini diatur pemerintah melalui

Departemen Pendidikan Nasional telah mengamanatkan dilaksanakannya

pendidikan rakyat indonesia sejak usia dini, dan menetapkan suatu rumusan

tentang PAUD yang terdapat pada UU No.20 Tahun 2013, pasal 1 butir 13,

yaitu:

“Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut”2

Sejak berlakunya UU No. 20 Tahun 2003 tersebut maka sistem pendidikan

sekarang terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan

menengah pertama, pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi yang

keseluruhannya merupakan kesatuan yang sistematik. Dimana PAUD

merupakan pendidikan yang pertama sebelum memasuki pendidikan dasar.

PAUD dapat dilaksanakan melalui jalur formal dan informal. Sebagaimana

dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 28 bahwa:

“PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, dan PAUD

dapat diselenggarakan dalam jalur pendidikan formal ( seperti taman

kanak kanak, raudhatul athfal atau bentuk lain yang sederajat) jalur

2 KDT, UU No 20 Tahun 2003 Tentang SPN(Jakarta,2007), h.27

Page 21: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

pendidikan non formal (seperti taman penitipan anak, kelompok bermain,

atau bentuk lain yang sederajat), serta jalur pendidikan yang informal

(seperti PAUD dalam keluarga atau yang dilaksanakan oleh

lingkungan)”3.

Pendidikan anak usia dini merupakan suatu usaha dan upaya yang

dilakukan untuk memberikan pendidikan kepada anak supaya anak siap untuk

menghadapi pendidikan dasar dimana lembaga ini dilakukan dalam lingkungan

keluarga, lembaga pendidikan, ataupun masyarakat kepada anak sejak dari usia

2 sampai 6 tahun untuk memberikan anak rangsangan baik secara fisik ataupun

psikis melalui kegiatan belajar sambil bermain, karena pendidikan anak usia

dini diintegritas melalui kegiatan belajar sambil bermain sehingga anak

memperoleh rangsangan yang tepat sesuai perkembangannya.

Anak usia dini adalah mereka yang berusia 3 sampai 6 tahun menurut

Biechler dan Snowman. Mereka biasanya mengikuti program pendidikan

prasekolah dan kinderganten. Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka

mengikuti program tempat penitipan anak (3 bulan-5 tahun) dan kelompok

bermain usia (3 tahun) sedangkan pada usia (4-6 tahun) biasanya mereka

mengikuti program taman kanak-kanak.4

3 KDT, UU No 20 Tahun 2003 Tentang SPN,..., h.14 4 Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Pra Sekolah(Jakarta: Rineka Cipta), h. 19

Page 22: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar di

sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia. Pada

masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamen dalam

kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir perkembangannya. Salah

satu periode yang menjadi ciri dari masa usia dini adalah the golden age atau

periode keemasan. Dimana semua potensi anak berkembang cepat, beberapa

konsep yang disandingkan untuk masa anak usia dini adalah masaa eksplorasi,

masa imitasi, masa bermain.

Pada masa ini anak mengalami masa peka dan kritis, masa peka

maksudnya masa terjadinya kematangan fisik dan psikis yang siap merespon

stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Sedangkan masa kritis merupakan

masa peletakan dasar struktur perkembangan kepribadian individu, karna

perkembangan yang di peroleh pada masa ini sangat berpengaruh terhadap

perkembangan berikutnya hingga dewasa.

Menurut Yuliana periode emas adalah tahun-tahun berharga bagi anak

untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai stimulus

terhadap perkembangan kepribadian, psikomotor, kognitif, agama dan moral.5

Sigmund freud dengan teori psikoanalisis klasik menambahkan bahwa masa

lima tahun pertama merupakan masa yang sangat menentukan perkembangan

manusia.6 Pada masa kanak-kanak mempunyai arti penting dalam pembinaan

anak dan menentukan penyesuaian diri yang sehat di masa depannya. Oleh

5 Yuliana, Home Schooling Group kurikulum Berbasis Akidah Islam (Jakarta:Al-Diina),

h.7 6 Taufik, Model-Model Konseling, (Padang: FIP UNP), h.3

Page 23: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

sebab itu kita sebagai pendidik harus memahami cara yang paling baik untuk

memperlakukan anak dalam semua tingkat pertumbuhannya yang pertama7.

Oleh sebab itu penyelenggaraan pendidikan anak usia dini harus sesuai

dengan kebutuhan anak agar tercapainya perkembangan yang optimal secara

fisik dan psikis, intelektual, motorik, sosio emosional dan bahasa. Karena

tujuan PAUD secara khusus adalah mengembangkan potensi kecerdasan

spiritual, intelegtual, emosional dan sosial pada masa keemasan

pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan

menyenangkan.8

Seperti yang disebutkan di atas bahwa penyelenggaraan pendidikan anak

usia dini memperhatikan perkembangan anak, maka diperlukan peran dari guru

karena guru merupakan tenaga pengajar yang akan membimbing dan

membantu siswa dalam belajar, maka upaya guru dalam membangun dan

mengembangkan aspek perkembangan agar anak dapat menjalani

perkembangannya secara baik sangat perlu diperhatikan. Artinya peran guru

bukan hanya untuk mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga membimbing

serta mengarahkan agar mengalami perubahan tingkah laku yang sesuai dengan

perkembangannya.

Sesuai dengan Permendikas No.56 Tahun 2009 yang menjelaskan bahwa

pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan,

melaksanakan proses pembelajaran dan menilai hasil pembelajaran, serta

7 Mustafa fahmi, kesehatan mental,(jakarta:bulan bintang, 1997), h.68 8 Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik.(Jakarta:Kencana, 2011), h.25

Page 24: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

melakukan bimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak. Seorang pendidik

harus memberikan contoh (modeling) bagi anak karena anak pada masa

(golden age) sangat mudah untuk menirukan apa saja yang dilihat dan

didengarkannya, sehingga seorang pendidik harus berhati hati dalam bertindak

dan berbicara di depan sang anak karena kepribadian orang terdekat akan

mempengaruhi perkembangan baik sosial maupun emosional anak.

Hurlock mengemukakan bahwa hubungan antara anak dengan sikap guru

ditentukan oleh sikap guru terhadap anak dan sikap anak terhadap gurunya.

Sikap ini bergantung pada bagaimana guru dan anak mempersepsi satu sama

lain. Agar anak mempunyai persepsi yang positif, guru harus bersikap terbuka,

jujur, dan menghargai anak. Sikap guru seperti ini akan menumbuhkan rasa

aman dan percaya diri pada anak sehingga anak mampu menyesuaikan diri

dengan baik dengan lingkungan. Sejak lahir manusia telah diajarkan tentang

bagaimana dapat hidup bersama dengan orang lain, dengan kata lain di dalam

diri manusia telah ditanamkan sejak kecil bagaiman cara bersoialisasi dengan

baik.

Hubungan yang terjadi pada umumnya dimulai dengan adanya saling

menyadari keberadaan satu dengan yang lainnya dan dilanjutkan dengan

adanya kontak antar pribadi sehingga terjadinya interaksi dan penyesuaian diri

terhadap lingkungan. Penyesuaian diri anak usia dini dapat diartikan sebagai

penyesuaian sosial, yaitu kesanggupan anak untuk dapat bereaksi secara efektif

dan harmonis terhadap realitas sosial dan situasi sosialnya, bisa menjalin

hubungan sosial dan situasi sosialnya, serta bisa menjalin hubungan sosial

Page 25: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

yang sehat. Menurut Hurlock penyesuaian diri diartikan sebagai keberhasilan

seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan

terhadap kelompok pada khususnya. Begitu juga dengan AUD, anak juga

diajarkan bagaimana ia bisa menyesuaikan diri dalam lingkungan keluarga,

sekolah dan teman sebaya.9

Penyesuaian diri pada anak usia dini (3-5 tahun) di tandai dengan adanya

inisiatif. Sedangkan perkembangan yang gagal pada diri anak ditandai dengan

adanya perasaan bersalah. Menurut erickson masa ini merupakan masa untuk

siap secara psikologis untuk menjalankan kegiatan yang dipilih sendiri. Inisiatif

bisa berkembang apabila anak pada masa ini diberi kesempatan untuk memilih

kegiatan yang berarti baginya secara bebas, mereka akan cenderung

mengembangkan pandangan yang positif yang ditandai oleh kemampuan

untuk mengambil inisiatif dan menangani secara tuntas hal-hal yang telah

dipilihnya10.

Perasaan bersalah akan muncul apabila mereka tidak diperkenankan untuk

mengambil keputusan sendiri sedikit-sedikitnya mengenai beberapa hal

penting, atau apabila pilihannya sendiri seringkali dipermalukan. Mereka akan

menahan diri untuk menetukan pendirian sendiri dan secara berangsur-angsur

mereka akan membiarkan orang lain membuat keputusan untuknya. Sikap yang

sebaiknya diambil pendidik lainnya adalah selalu memberi kesempatan pada

anak untuk beraktualisasi diri dengan berbagai percobaan yang ingin mereka

9 Hurlock, Psikologi Perkembangan.(Jakarta:Erlangga) H. 257 10 Taufik, model model konseling(padang:fip unp,2009)h.68-69

Page 26: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

lakukan dan kalau perlu merangsang mereka untuk melakukan berbagai

percobaan.

Dalam penyesuaian diri dengan lingkungan, tidak selalu terjadi

penyesuaian yang baik. Ada kalanya anak mengalami hambatan di dalam

proses penyesuaian diri. Penyesuaian diri yang gagal di sebabkan karena

ketidakmampuan anak dalam menghadapi hambatan-hambatan dan

mengatasinya. Kegagalan-kegagalan yang terjadi akan mengakibatkan

ketegangan, rasa frustasi, perasaan bersalah serta rend ah diri yang akan

membuat anak merasa tidak nyaman bila berada di lingkungan yang baru.

Agar anak bahagia, anak harus melakukan penyesuaian pribadi maupun

sosial yang baik. Oleh karena itu anak harus diterima cukup baik oleh orang

yang berarti dalam hidupnya agar ia berbahagia. Walaupun penerimaan dan

kasih sayang berjalan bersamaan, bila kasih sayang diharapkan memperbesar

kebahagiaan anak kasih itu harus. Betapa pentingnya kasih sayang orang lain

dalam tingkat penyesuaian anak. Horn mengatakan “seseorang yang kurang

memperoleh cinta kasih di masa kanak-kanak tidak berbahagia pada masa itu

dan juga mengembangkan nilai yang menyebabkan ketidakbahagiaan

berlangsung terus dalam kehidupan selanjutnya”11.

Anak yang memiliki penyesuaian diri yang buruk disebut “maladjusted”.

Mereka sering disebut anak “anak bermasalah”. Terdapat dua macm

penyesuaian diri yang salah, mencakup perilaku perilaku yang diterima secara

11 Hurlock,psikologi perkembangan anak,,,h.258

Page 27: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

sosial namun merupakan sumber konflik yang berkelanjutan, serius dan

mengganggu bagi anak. Salah satu penyebab utama penyesuaian buruk adalah

penolakan diri. Anak yang mempunyai sikap menolak dirinya tidak menyukai

dirinya sendiri. Sebagimana anak menolak teman bermain atau teman yang

tidak disukainya. Demikian juga mereka menolak dirinya bilamana mereka

merasa mereka tidak seperti yang diinginkannya12.

Bagi seorang anak penyesuaian diri yang baik dan ideal ditandai dengan

adanya semacam harmoni dalam, artinya mereka puas dengan dirinya.

Walaupun sewaktu-waktu ada kekecewaan dan kegagalan mereka berusaha

untuk mencapai tujuan. Jika mereka menganggap tujuan tersebut terlalu tinggi,

mereka bersedia memodifikasi tujuan agar cocok dengan kemampuan mereka.

Disamping membuat penyesuaian pribadi yang baik, anak yang baik

penyesuaiannya mempunyai harmonis dengan orang sekeliling mereka.

Anak yang mampu menerima dirinya sendiri sebagaimana mereka

menerima sebagai teman yang disukai. Bila anak cukup menyukai dirinya,

maka menunjang penerimaan sosial. Semakin banyak orang yang menyukainya

dan menerima mereka, makin senang anak dengan dirinya. Ini menunjang

penyesuaian pribadi dan sosial.

Guru anak usia dini dapat membantu anak untuk berpindah dari sifat egois

kepada berbagai kegiatan bersama. Taman kanak-kanak harus menyediakan

kesempatan yang cukup untuk pengembangan kelakuan itu melalui hubungan

12 Hurlock, psikologi perkembangan anak,,,h.266

Page 28: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

anak dengan kelompok teman-temannya di luar pekerjaan bersama. Dan

selanjutnya ini merupakan langkah penting dari penyesuaian dengan

lingkungan13. Pendidikan maju menuntut dari guru atau pendidik untuk

mengamati perkembangan anak dan harus sesuai dengan perkembangan

tersebut. Proses pendidikan, tersimpul dalam penciptaan penyesuaian antara

makhluk kecil itu dengan nilai-nilai yang diharuskan oleh lingkungannya

menurut kepentingannya dari perkembangan material dan spiritual.

Keberhasilan proses pendidikan tergantung kepada cara dan metoda yang

digunakan oleh pendidik dalam penyesuaian tersebut. Dan ia harus

mempelajari anak yang dituntut pembentukannya, sehingga ia dapat

menentukan kurikulum yang memungkinkan mereka mendapatkan berbagai

pengetahuan, sebagai dengan metoda penyampaian yang khusus bagi anak-

anak yang masih kecil pada umumnya dan bagi setiap tahap perkembangan

khususnya. Kurikulum baru tersebut dengan berbagai macam namanya ada

metode montesory atau teori dalton, semuanya tunduk kepada aturan dasar

yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan kegiatan yang dapat memberi

kesempatan bagi anak untuk nyata diri dan belajar cara menyesuaikan diri

dalam lingkungan tempat ia hidup14.

Berdasarkan hasil observasi di TK Tunas Harapan Solok Bio-Bio Kab.

Lima Puluh Kota pada tanggal 9 Februari 2016 diketahui bahwa: Terlihat anak

hanya memilih teman tertentu untuk bermain dan belajar di sekolah, mereka

13 Mustafa fahmi, penyesuaian diri (jakarta:bulan bintang)h.121 14 Mustafa fahmi, penyesuaian diri (jakarta:bulan bintang)h.121

Page 29: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

berteman karna orangtua mereka saling mengenal. Terdapat anak yang

mengganggu dan mencari masalah dengan anak lain. Ada beberapa anak yang

masih malu untuk mengerjakan kegiatan yang disuruh, Terdapat anak yang

suka menyendiri dan tidak bergabung dengan anak lain.

Berdasarkan wawancara dengan guru TK Tunas Harapan Solok Bio-Bio

Kab. Lima Puluh Kota pada tanggal 8 Februari 2016 yaitu dengan Ibuk Desri

wahyuni menuturkan bahwa, masih terdapat anak yang lebih suka menyendiri

saja dan tidak mau bergabung dengan anak lainnya. Terdapat anak yang

bermain dengan teman yang itu itu saja, anak tersebut tidak ingin teman

tersebut bergabung dengan orang lain. Masih ada anak yang enggan dan malu

untuk mengikuti kegiatan yang diperintahkan oleh guru (seperti enggan

menggangkat tangan saat berdo’a, malu melakukan gerakan senam). Terdapat

anak yang suka mengganggu dan mencari masalah dengan anak lain (berebut

mainan atau makanan).15

Permasalahan anak ini tentu tidak boleh di biarkan begitu saja karna

penyesuaian diri pada usia anak-anak akan sangat menentukan keberhasilan

anak menyesuaiakan diri dalam tahapan perkembangan selanjutnya. Begitu

juga pengaruh dari orang sekitar seperti guru sangat penting dalam proses

penyesuaian diri anak.

Maka dari itu kenyataan yang penulis dapatkan dilapangan. Penulis

mengangkat sebuah judul penelitian yaitu: “Upaya Guru Membantu Anak

15 Wawancara Pribadi Dengan Guru, Ibuk Desri Wahyuni, Senin (8 Februari 2016)

Page 30: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Usia Dini Untuk Menyesuaikan Diri Di TK Tunas Harapan Solok Bio-Bio

Kab. Lima Puluh Kota”

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian permasalahan yang terungkap dalam latar belakang,

maka identifikasi masalah dalam penelitian ini yang terkait dengan fenomena

di atas adalah:

1. Anak yang hanya memilih teman tertentu untuk bermain dan belajar di

sekolah, mereka berteman karna orangtua mereka saling mengenal.

2. Anak suka mengganggu dan mencari masalah dengan anak lain.

3. Anak masih malu untuk mengerjakan kegiatan rutin sekolah

4. Anak suka menyendiri dan tidak bergabung dengan anak lain

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka dapat dibatasi masalahnya

yaitu, maka penulis menetapkan batasan masalah pada upaya guru membantu

anak usia dini untuk menyesuaikan diri di TK Tunas Harapan Solok Bio-Bio

Kab. Lima Puluh Kota.

D. Rumusan masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimana upaya guru membantu anak usia dini untuk menyesuaikan diri di

TK Tunas Harapan Solok Bio-Bio Kab. Lima Puluh Kota?.

E. Tujuan dan kegunaan penelitian

Page 31: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Adapun tujuan dan kegunaan dari pelaksanaan penelitian yang akan

dilaksanakan di TK Tunas Harapan Solok Bio-Bio Kab. Lima Puluh Kota:

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui upaya guru

membantu anak usia dini untuk menyesuaikan diri di TK Tunas Harapan

Solok Bio-Bio Kab. Lima Puluh Kota.

2. Kegunaan Penelitian

a. Meningkatkan pemahaman guru tentang perkembangan anak usia dini.

b. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi guru dalam meningkatkan

penyesuaian diri pada anak usia dini.

c. Sebagai syarat untuk mencapai gelar S1, sesuai dengan ketentuan yang

berlaku di Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiyah Ilmu

Keguruan IAIN Bukittinggi.

d. Menambah pengetahuan, wawasan dan keterampilan penulis dalam

melakukan penelitian.

F. Penjelasan judul

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami kata-kata yang

terdapat dalam skripsi ini, maka penulis menjelaskan judul sebagai berikut:

Upaya : Usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud,

memecahkan persoalan, atau mencari jalan keluar16.

16 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2007). h .1250

Page 32: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Maksudnya adalah upaya guru untuk membantu

penyesuaian diri anak usia dini.

Guru : adalah pekerja profesional yang membutuhkan

keahlian hasil proses pendidikan yang dilaksanakan

oleh lembaga pendidikan keguruan17. Maksudnya

adalah tenaga pendidik yang mengajar di sekolah

bagi anak usia dini.

Penyesuaian diri : seberapa jauh kepribadian seseorang individu

berfungsi secara efisien dalam masyarakat, bagi

anak penyesuaian diri berarti merasa puas terhadap

dirinya sendiri18. Penyesuaian diri yang penulis

maksud adalah bagaimana seorang anak menerima

dirinya sendiri seperti dia menerima teman yang ia

sukai.

Anak usia dini : Periode perkembangan yang merentang dari masa

bayi hingga usia lima atau enam tahun periode ini

biasanya disebut periode pra sekolah19. Anak yang

dibahas disini yaitu anak dari umur 2 tahun sampai 6

tahun yang mengikuti pendidikan di TK Tunas

Harapan di Solok Bio-Bio Kab. Lima Puluh Kota.

17 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,2008), h.15 18 Hurlock, psikologi perkembangan,..,h.257 19 Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Pra Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta) h.19

Page 33: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Jadi, maksud dari judul penelitian ini adalah apa usaha yang dilakukan

oleh seorang propfesional yang membutuhkan keahlian hasil pendidikan dalam

memberikan sokongan kepada anak berusia 2 sampai 6 tahun yang mengikuti

pendidikan anak usia dini supaya mampu menerima dirinya sendiri dan juga

lingkungan di sekitarnya.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca, maka disini penulis membuat kerangka

pembahasan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan terdiri dari; latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, penjelasan judul, sistematika penulisan.

BAB II : Landasan teoritis terdiri dari; pembahasan tentang guru, terdiri dari

sub-sub bab, yaitu pengertian guru PAUD, peran dan tanggung

jawab serta kualifikasi dan komponen guru PAUD, pembahasan

tentang anak usia dini; terdiri dari sub-sub bagian yaitu, pengertian

anak usia dini dan aspek perkembangan anak usia dini. Kemudian

pembahasan tentang penyesuaian diri; terdiri dari su-sub bab, yaitu

pengertian penyesuaian diri, bentuk-bentuk penyesuaian diri,

pentingnya penyesuaian diri dalam kehidupan, faktor yang

mempengaruhi penyesuaian diri. Upaya guru yang dapat dilakukan

agar dapat menyesuaikan diri

Page 34: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

BAB III : Merupakan metodologi penelitian, terdapat jenis penelitian, lokasi

penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

pengolahan data, teknik keabsahaan data.

BAB IV: Merupakan hasil penelitian

BAB V : Merupakan penutup, terdapat kesimpulan dan saran

BAB II

LANDASAN TEORI

Page 35: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Guru PAUD

Pengertian guru PAUD

Pengertian guru PAUD secara bahasa adalah orang yang pekerjaannya

(profesi) adalah mengajar.20 Jadi dapat dikatakan bahwa setiap orang yang

menjadikan mengajar sebagai profesi adalah seorang guru.Menurut Hamzah

guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggungjawab dalam

mendidik, mengajar, dan membimbing anak. Dengan demikian yang disebut

guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program

pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola kelas agar anak dapat

belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan

akhir dari proses pendidikan.21

Jadi dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa guru adalah profesi

yang dilakukan oleh orang yang dewasa secara sadar dan bertanggungjawab

agar anak didik dapat belajar mencapai tingkat kedewasaan. Guru adalah

pekerja profesional yang membutuhkan keahlian hasil proses pendidikan yang

dilaksanakan oleh lembaga pendidikan keguruan.22 Oleh karena itu, sebagai

suatu profesi, guru merupakan suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus

dan tidak sembarangan orang. Hal ini sejalan dengan UU No 14 Tahun 2005

pasal 1 ayat 1 tentang guru dan dosen, yang berbunyi:

20Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.377 21 Hamzah, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT Bumi Kencana Aksara), h.17 22 Vina Sanjaya, Strategi Pe mbelajarn, (Jakarta: Kencana,2008), h.15

Page 36: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”23

Jadi sebagai pendidik guru tidak hanya mentransfer ilmu, akan tetapi

juga membimbing dan mengarahkan serta bertanggungjawab agar anak dapat

mengembangkan potensi dasar anak dapat mengembangkan potensi dasar dan

kemampuannya seoptimal mungkin sehingga mengalami perubahan tingkah

laku sebagaimana diharapkan.

Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa guru juga termasuk

pendidik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal. Sejalan dengan itu

berdasarkan Permendiknas No.58 Tahun 2009 dijelaskan bahwa:

“Pendidik usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan,

melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran,

serta melakukan bimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak

didik”24.

23KDT, UU No 20 Tahun Tentang Guru Dan Dosen(jakarta,2007), h.95 24 KDT, UU No 20 Tahun Tentang SPN (jakarta,2007), h,28

Page 37: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Dapat disimpulkan bahwa guru PAUD adalah tenaga propesional yang

tugasnya melaksanakan pembelajaran sekaligus pendidikan bagi anak dini

sesuai dengan perkembangan anak. Melaksanakan pembelajaran maksudnya

adalah tugas guru dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan mulai dari

merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran serta menilai hasil

pembelajaran.

Sedangkan melaksanakan pendidikan maksudnya adalah mendidik anak

melalui bimbingan, pengasuhan, perlindungan agar anak dapat

mengembangkan potensi dan kemampuannya ayang akan sangat bermanfaat

bagi perkembangan anak selanjutnya.

Peran Guru PAUD

Adapun peranan yang harus dilakuakan oleh guru PAUD demi

keberhasilan perkembangan anak adalah:

Peran guru dalam interaksi

Guru PAUD akan sering berinteraksi dengan anak dalam berbagai bentuk

perhatian, baik interaksi lisan maupun perbuatan. Guru harus berinisiatif

menvariasikan interaksi lisan, seperti dalam memberikan perintah dan bercakap

cakap dengan anak, atau yang bersifat interaksi nonverbal yang tepat seperti

memberi senyuman, sentuhan, pelukan, memegang, melalui kontak mata, dan

Page 38: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

berlutut atau duduk setingkat dengan anak sehingga membawa kehangatan dan

rasa hormat25.

Peran guru dalam pengasuhan

Guru PAUD harus mengasuh anak dengan sentuhan dan kasih sayang.

Pengasuhan yang dilakukan guru akan sangat bermanfaat bagi pemenuhan

kebutuhan psikologis anak26. Kontak fisik seperti pelukan atau sentuhan

maupun perhatian dan pengajaran dengan kasih sayang sangat penting dalam

mendorong perkembangan psikologi anak.

Peran guru dalam mengatur tekanan atau stress

Guru harus dapat membantu anak untuk belajar mengatur tekanan,

menciptakan permainan dan mempelajari lingkungan aman dari tekanan,

sehingga mempermudah anak menjalani perkembangannya tanpa tekanan dan

stress27. Guru dapat memberikan rasa aman dan mendorong anak untuk

mengutarakan perasaan dan membicarakan perasaan yang dirasakan oleh anak.

Peran guru dalam memberikan fasilitas

Anak-anak membutuhkan kesempatan untuk bermain imajinatif,

mengekspresikan diri, menemukan masalah, menyelidiki jalan alternatif dan

menemukan penemuan baru untuk mempertinggi perkembangan kreatifitas.

25 Ade Dwi Utami Dkk, Modul PLPG Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta, 2013),h.9 26 Ade Dwi Utami Dkk, Modul PLPG Pendidikan Anak Usia Dini,..., h. 9

27 Ade Dwi Utami Dkk, Modul PLPG Pendidikan Anak Usia Dini,..., h.9

Page 39: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Untuk itu guru perlu memfasilitasi dengan memberikan berbagai kegiatan dan

lingkungan belajar yang fleksibel serta berbagai sumber belajar28. Kesempatan

yang diberikan dapat mendorong timbulnya ekspresi diri anak.

Guru dapat memberikan dorongan pada anak untuk memilih aktivitasnya

sendiri, menemukan berbagai hal alternatif dan untuk menciptakan objek atau

ide baru yang memudahkan perkembangan kemampuan berfikir dan

penanganan masalah pada anak.

Peran guru dalam perencanaan

Para guru perlu merencanakan kebutuhan anak-anak untuk aktivitas

mereka, perhatian, stimulus, dan kesuksesan melalui keterpaduan kegiatan di

dalam kelas dan melalui implementasi desain kegiatan yang terencana29. Guru

juga merencanakan kegiatan rutin beserta peralihannya. Anak-anak harus dapat

berpindah secara efektif dari satu area ke area yang lain secara aman, tidak

terburu-buru dalam kelompok maupun individual sampai mereka telah siap.

Guru dapat mempersiapkan aktivitas dan menciptakan suasana yang dapat

menstimulasi anak dan membantu mereka memilih aktivitas alternatif yang

tergantung pada perubahan kondisi, perbedaan ketertarikan pada anak dan

situasi yang luar biasa.

Peran guru dalam pengayaan

28 Ade Dwi Utami Dkk, Modul PLPG Pendidikan Anak Usia Dini,..., h.10 29 Ade Dwi Utami Dkk, Modul PLPG Pendidikan Anak Usia Dini,...,h.10

Page 40: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Aspek lain dari peranan guru adalah memperkaya lingkungan belajar anak.

Guru harus menyediakan kesempatan belajar anak pada perkembangan yang

tepat. Hal yang dapat dilakukan guru yaitu30:

1) Guru menyiapkan lingkungan belajar untuk anak yang meliputi

eksplorasi aktif dan interaksi dengan orang dewasa, anak lain dan dengan

benda.

2) Anak-anak memilih sendiri aktivitas mereka dari berbagai macam area

belajar yang disediakan oleh guru, meliputi bermain peran, balok, sains,

matematika, permainan puzzle, membaca, mencatat, seni dan musik.

3) anak-anak diharapkan menjadi aktif secara fisik dan mental. Anak-anak

memilih diantara kegiatan yang telah dirancang oleh guru atau dari

inisiatif anak secara spontan.

4) Anak-anak bekerja secara individual atau dalam kelompok kecil atau

kelompok informal dalam waktu yang lebih banyak.

5) Anak-anak disediakan aktivitas belajar secara kongkret dengan barang-

barang dan orang-orang yang sesuai untuk pengalaman hidup mereka.

6) Guru bergerak diantara kelompok-kelompok dan individu untuk

memudahkan keterlibatan anak dengan barang-barang dan aktivitas-

aktivitas mereka dengan bertanya, memberikan saran atau menambahkan

barang-barang yang lebih kompleks atau ide-ide untuk suatu situasi.

30 Ade Dwi Utami Dkk, Modul PLPG Pendidikan Anak Usia Dini,...,h.11

Page 41: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

7) Guru menerima bahwa ada lebih dari satu jawaban yang benar. Guru

mengakui bahwa anak-anak belajar dari pemecahan masalah dirinya

secara langsung dalam pengalaman-pengalamannya.

Peran guru dalam menangani masalah

Guru dapat membantu anak menyelesaikan masalahnya baik masalah yang

berhubungan dengan proses belajar, ataupun maslah yang terjadi dalam

hubungan sosialnya. Guru dapat memahami kebutuhan anak, penyebab

timbulnya masalah pada anak dan mencari alternatif pemecahan masalah. Guru

juga dapat bekerja sama dengan orang tua dalam membantu menangani

masalah anak secara efektif.

Peran guru dalam pembelajaran

Dalam pembelajaran, guru PAUD membantu anak yang sedang tumbuh dan

berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahui anak dengan

memberikan informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi anak dalam

perkembangannya31. Pembelajaran yang diberikan harus dapat meransang anak

agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya agar dapat berkembang

seoptimal mungkin.

Peran guru dalam bimbingan dan pemeliharaan

Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh guru atau petugas

lainnya kepada anak didik dalam rangka memperhatikan kemungkinan adanya

hambatan atau kesulitan yang di hadapi oleh anak dalam rangka mencapai

perkembangan yang optimal, sedangkan pemeliharaan adalah suatu kegiatan

31 Ade Dwi Utami Dkk, Modul PLPG Pendidikan Anak Usia Dini,...,h.12

Page 42: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

yang dilakukan dengan sadar untuk mempengaruhi pertumbuhan fisik dan

perkembangan mental anak dengan cara tertentu untuk mencapai hasil

tertentu32.

Adapun tanggung jawab guru PAUD adalah sebagai berikut:

1) Menunjukkan perhatian kepada anak

2) Memiliki kepekaan terhadap individu anak

3) Mengembangkan hubungan yang alamiah dengan anak

4) Menggunakan otoritas orang dewasa secara bijaksana dalam membantu

pertumbuhan anak

5) Merancang kegiatan yang bermakna bagi anak

6) Mengenalkan displin sebagai suatu pengalaman belajar bagi anak dalam

menemukan kesalahan sebagi peluang potensi pembelajaran

7) Mengakui adanya kompetensi dalam diri anak

8) Mengorganisasi kurukulum yang berlandaskan pada perkembangan

kebiasaan yang tepat.

9) Bekerja sama dengan orangtua dalam tanggungjawab terhadap

perkembangan anak.

10) Memiliki dedikasi yang tinggi sebagai propesional dalam bidang

pendidikan anak.

11) Mampu menyuarakan kebutuhan anak pada orang tua, pihak sekolah,

pengelola dan masyarakat serta pembuat kebijakan.

12) Mengakui adanya kompetensi pada diri anaknya33.

32 Ade Dwi Utami Dkk, Modul PLPG Pendidikan Anak Usia Dini,...,h.12

Page 43: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Melihat peranan dan tanggung jawab tersebut, terbuktilah bahwa menjadi guru

PAUD bukanlah sekedar pekerjaan mengasuh atau menjaga anak, namun guru

PAUD adalah pekerjaan propesional yang memerlukan kesungguhan dan

loyalitas dalam pelaksanaanya.

Menjadi guru PAUD tidak bisa dilakukan sekedarnya saja, namun harus

mampu menyampaikan pembelajaran dan berinteraksi dengan anak secara

baik, membimbing anak agar tidak mengalami hambatan dalam

perkembangannya, mengupayakan pemecahan masalah yang tepat bagi anak

serta mengembangkan potensi yang dimilikinya agar anak dapat berkembang

secara optimal.

Oleh sebab itu, guru PAUD perlu mengarahkan segenap tenaga dan

mencurahkan banyak waktunya untuk meningkatkan kemampuannya demi

keberhasilan anak didik.

Kualifikasi dan kompetensi guru PAUD

Sebagai pekerja profesional, menjadi guru PAUD tidak bisa dilakukan

oleh sembarang orang saja, oleh sebab itu pemerintah mengeluarkan

Permendiknas No.58 Tahun 2009 dan menetapkan kualifikasi untuk guru

33 Ade Dwi Utami Dkk, Modul PLPG Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta, 2013),h.14

Page 44: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

PAUD. Kualifikasi merupakan pendidikan khusus untuk memperoleh

keahlian.34 Adapun kualifikasi akademik bagi guru PAUD adalah:

Memiliki ijazah D-II PGTK dari perguruan tinggi terakreditasi, atau

Memiliki ijazah minimal sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat dan

memiliki sertifikat pelatihan/ pendidikan/ kursus PAUD yang

terakreditasi.

Selain itu guru PAUD dalam menjalankan tugas dan peranannya juga

dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi. Kompetensi merupakan perilaku

rasional guna mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang

diharapkan.

Dengan demikian, suatu kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau

unjuk kerja yang dapat dipertanggungjawabkan (rasional) dalam upaya

mencapai suatu tujuan.35 Adapun standar kompetensi guru PAUD menurut

Permendiknas No.58 Tahun 2009 diantaranya yaitu:

a. Kompetensi kepribadian

Kompetensi ini adalah salah satu kemampuan personal yang harus dimiliki

oleh guru dengn cara mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,

arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi anak dan berakhlak mulia. 36adapun

kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru PAUD yaitu:

1) Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kebutuhan psikologis anak.

34 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ... h. 603 35 Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran, ... , h.18 36 Kusnandar, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses

Dalam Azasi Guru,(Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2007), h.75

Page 45: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

2) Bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma agama, budaya dan

keyakinan anak.

3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang memiliki budi pekerti luhur.

b. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan yang harus dimiliki guru yang

berhubungan dengan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum dan substansi

keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktural dan

metologi keilmuannya.37 Adapun kompetensi profesional yang harus dimiliki

guru PAUD yaitu:

1) Memahami tahapan perkembangan anak.

2) Memahami pertumbuhan dan perkembangan anak.

3) Memahami pemberian rangsangan pendidikan, pengasuhan dan

perlindungan.

4) Membangun kerjasama dengan orang tua dalam pendidikan,

pengasuhan dan perlindungan anak.

c. Potensi akademik

Kompetensi ini merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan

pembelajaran anak, mulai dari perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,

37 Kusnandar, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses

Dalam Azasi Guru, h.76

Page 46: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

evaluasi hasil belajar dan pengembangan anak untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya.38Adapun kompetensi pedagogik yang harus

dimiliki guru PAUD yaitu:

1) Merencanakan kegiatan program pendidikan, pengasuhan dan

perlindungan.

2) Melaksanakan proses pendidikan, pengasuhan dan perlindungan.

3) Melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil pendidikan,

pengasuhan dan perlindungan.

d. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif dengan anak, tenaga pendidikan, orang tua atau wali

anak dan masyarakat sekitar.39Adapun kompetensi sosial yang harus dimiliki

guru PAUD yaitu:

Beradaptasi dengan lingkungan.

Berkomunikasi secara efektif.

Oleh sebab itu pendidikan untuk anak usia dini tidak boleh dilakukan

oleh sembarangan orang, ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh

seorang guru dalam mendidik anak usia dini. Pendidik usia dini juga tidak

terlepas dari tanggung jawab yang harus diembannya.

38 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, ... , h.19 39 Kunandar, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses

Sertifikasi Guru, ... , h. 76

Page 47: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Anak Usia Dini

Pengertian anak usia dini

Anak usia dini menurut NAEYC (National Association for The Education

of Young Children) adalah anak yang berada pada rentang usia 0 – 8 tahun,

yang tercakup dalam program pendidikan di Taman Penitipan Anak, penitipan

anak pada keluarga, pendidikan prasekolah baik itu swasta ataupun negeri, TK,

dan SD40. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

di sepanjang rentang pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia.

Pada masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamen dalam

kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir perkembangannya.

Salah satu periode yang menjadi ciri dari masa usia dini adalah the golden

age atau periode keemasan. Dimana semua potensi anak berkembang cepat,

beberapa konsep yang disandingkan untuk masa anak usia dini adalah masa

eksplorasi, masa imitasi, masa bermain.Konsep tersebut diperkuat oleh fakta

yang ditemukan oleh ahli-ahli neurologi yang menyatakan bahwa pada saat

lahir otak bayi 100 sampai 200 miliar neuron atau sel syaraf yang siap

melakukan sambungan antarsel. Sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia

telah terjadi ketika usia 4 tahun, 80% telah terjadi ketika usia 8 tahun dan

mencapai titik kulminasi 100% ketika berusia 8 sampai 18 tahun. Hal ini

menunjukkan bahwa betapa meruginya suatu keluarga, masyarakat, dan bangsa

mengabaikan masa-masa penting yang berlangsung pada anak usia dini41.

40 Trianto, desain pengembangan pembelajaran tematik bagi anak usia dini tk dan anak

kelas awal(jakarta: kencana,2011) h, 6 41 Trianto, desain pengembangan pembelajaran tematik bagi anak usia dini tk dan anak

kelas awal(jakarta: kencana,2011) h, 6-7

Page 48: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Anak usia dini adalah mereka yang berusia 3 sampai 6 tahun menurut

Biechler dan Snowman. Mereka biasanya mengikuti program pendidikan

prasekolah dan kinderganten. Sedangkan di Indonesia, umumnya mereka

mengikuti program tempat penitipan anak (3 bulan-5 tahun) dan kelompok

bermain usia (3 tahun) sedangkan pada usia (4-6 tahun) biasanya mereka

mengikuti program taman kanak-kanak.42

karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini

Perkembangan fisik

Pertumbuhan selama awal masa kanak-kanak berlangsung lambat

dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan bayi. Awal masa kanak-kanak

merupakan masa pertumbuhan yang relatif seimbang meskipun terdapat

perbedaan musim, bulan juli sampai pertengahan desember merupakan saat

terbaik untuk peningkatan berat badan dan april sampai pertengahan untuk

peningkatan tinggi tubuh. Perkembangan fisik pada awal masa kanak-kanak

dalam segi pertambahan tinggi badan setiap tahunnya rata-rata tiga inci. Pada

usia tiga tahun anak rata-rata 46,8 inci. Pertambahan berat badan anak setiap

tahunnya tiga sampai lima pon. Pada usia enam tahun berat anak harus kurang

lebih tujuh kali berat pada waktu lahir. Anak perempuan rata-rata beratnya 48,5

pon dan anak laki-laki 49 pon.

Perbandingan tubuh sangat berubah wajah tetap kecil tetapi dagu tampak lebih

jelas dan leher memanjang. Gumpalan pada bagian-bagian tubuh berangsur-

angsur berkurang dan tubuh cenderung berbentuk kerucut, dengan perut yang

42 Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Pra Sekolah(Jakarta: Rineka Cipta), h. 19

Page 49: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

rata, dan bahu yang lebih luas dan lebih persegi. Lengan dan kaki lebih panjang

dan lebih lurus, tangan dan kaki tumbuh lebih besar. Perbedaan dalam postur

tubuh untuk pertama kali tampak jelas dalam awal kanak-kanak. Ada yang

posturnya gemuk lembek ada yang kuat berotot, dan ada yang relatif kurus.

Tingkat pengerasan otot bervariasi, otot menjadi lebih besar, kuat dan lebih

berat, sehingga anak menjadi tampak lebih kurus meskipun beratnya

bertambah. Anak-anak bertubuh endomorfik lebih banyak jaringan lemaknya

dari pada jaringan otot, mesomorfik mempunyai jaringan otot lebih banyak

daripada jaringan lemak dan yang bertubuh ektomorfik mempunyai otot-otot

yang kecil dan sedikit jaringan lemak.

Dalam masa kanak-kanak, kebiasaan fisiologis yang dasarnya sudah

diletakkan pada masa bayi menjadi semakin baik. Tidak perlu lagi disediakan

makanan khusus dan anak belajar makan pada waktu-waktu tertentu. Jumlah

tidur yang dibutuhkan sehari-hari berbeda, bergantung pada berbagai faktor

tertentu seperti banyaknya kegiatan yang dilakukan pada siang hari. Anak-anak

usia tiga tahun tidur sekitar 12 jam perhari. Tahun-tahun berikutnya jumlah

tidur berkurang 1 jam dari tahun sebelumnya.

Pada masa kanak-kanak, anak laki-laki harus mempelajari keterampilan

bermain yang secara budaya sesuai dengan kelompok anak laki-laki dan

dilarang untuk menguasai keterampilan yang lebih dianggap lebih sesuai untuk

anak perempuan. Keterampilan dalam makan dan berpakaian sendiri yang

dimulai pada masa bayi disempurnakan dalam masa kanak-kanak. Kemajuan

Page 50: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

terbesar dalam keterampilan berpakaian umumnya antar usia 1,5 dan 3,5 tahun.

Menyisir rambut,mandi,dan mengikat tali.

Perkembangan kognitif

Sesuai dengan teori kognitif piaget, maka perkembangan kognitif pada masa

awal kanak-kanak dinamakan tahap proaperasional, yang berlangsung dari usia

2 samapai 7 tahun. Pada tahap ini, konsep yang stabil dibentuk, penalaran

mental muncul, egosentrisme mulai kuat dan kemudian melemah, serta

terbentuknya keyakinan terhadap hal yang magis.

Pada usia 2-4 tahun (symbolic thought) anak mengembangkan kemampuan

untuk menggambarkan atau membayangkan secara mental objek yang tidak

ada. Kemunculan pemikiran simbolis pada subtahap propesional ini dianggap

sebagai pencapaian kognitif yang paling penting melalui pemikiran simbolis,

anak-anak prasekolah dapat mengorganisir dan memproses apa yang mereka

ketahui. Anak akan dapat dengan mudah mengingat kembali dan

membandingkan objek-objek dan pengalaman yang telah diperolehnya jika

mempunyai nama dan konsep yang dapat menggambarkan karakteristiknya.

Simbol juga membantu anak mengkomunikasikan pada orang lain tentang apa

yang mereka ketahui, sekalipun dalam situsi yang jauh berbeda dengan

pengalaman sendiri.

Perkembangan bahasa

Seiring dengan kemunculan pemikiran simbolis, anak-anak mengalami

perkembangan bahasa yang pesat. Perkembangan bahasa yang cepat ini

Page 51: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

dianggap sebagai hasil perkembangan simbolisasi. Dengan demikian pada

masa kanak-kanak telah mengalami sejumlah nama-nama berbagai benda di

sekitarnya serta melihat hubungan fungsional antara benda-benda tersebut.

Di samping itu, pada masa ini penguasaan kosa kata anak meningkat pesat.

Anak menciptakan kalimat yang makin panjang dan makin bagus,

menunjukkan panjang pengucapan rata-rata majemuk. Sekali kali ia

menggunakan kata perangai, akhirnya timbul anak kalimat. Schaerlaekens

membedakan perkembangan bahasa masa awal kanak-kanak ini atas tiga, yaitu

periode kalimat satu kata, kalimat dua kata dari 1-2,5 tahun, dan periode

kalimat tiga kata dengan bertambahnya diferensiasi pada kelompok kata dan

kecakapan verbal43.

Sementara anak tumbuh dan berkembang, produk bahasa mereka meningkat

dalam kuantitas, keluasan dan kerumitannya. Anak usia dini biasanya telah

mampu mengembangkan keterampilan bicara dengan berbagai cara, antara lain

dengan bertanya melakukan dialog dan menyanyi. Sejak anak berusia dua

tahun anak memiliki minat yang kuat untuk menyebut nama benda. Minat

tersebut akan terus berlangsung dan meningkat yang sekaligus akan menambah

pembendaharaan kata yang telah dimiliki. Dengan menggunakan kata-kata

untuk menyebut benda-benda atau menjelaskan peristiwa, akan membantu

anak membentuk gagasan yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain44.

43 Desmita, psikologi perkembangan,(bandung: pt rosdakarya remaja, 2005) h. 139 44 Soemiarti patmonodewo, pendidikan anak prasekolah,..h. 28

Page 52: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Selama masa awal kanak-kanak, anak memiliki keinginan yang kuat untuk

belajar berbicara, disebabkan karena belajar berbicara merupakan sarana pokok

dalam sosialisasi. Anak-anak yang lebih mudah berkomunikasi dengan teman

sebaya akan labih mudah mengadakan kontak sosial dan diterima oleh

kelompok. Kedua, belajar berbicara merupakan sarana untuk memperoleh

kemandirian. Anak-anak yang tidak dapat mengemukakan keinginan dan

kebutuhannya, atau yang tidak dapat berusaha agar dimengerti oranglain

cenderung diperlakukan seperti bayi dan tidak berhasil memperoleh

kemandirian yang diinginkan.

Untuk meningkatkan komunikasi, anak-anak harus menguasai dua tugas

yang merupakan unsur penting dalam belajar berbicara. Pertama mereka harus

meningkatkan kemampuan untuk mengerti apa yang dikatakan orang lain dan

kedua, mereka harus meningkatkan kemampuan bicaranya sehingga dapat

dimengerti orang lain. Para orang tua atau pengasuh biasanya lebih

menekankan pada belajar berbicara sehingga tugas meningkatkan pengertian

secara tidak langsung dilakukan sendiri karena adanya keinginan yang kuat

untuk berkomunikasi sebagai sarana untuk kegiatan sosial.

Anak-anak sulit belajar mengucapkan bunyi tertentu dan kombinasi bunyi,

seperti huruf mati z,w,d,s, dan g dan kombinasi huruf mati st,sr,dr, dan fl.

Mendengarkan radio dan televisi dapat membantu belajar mengucapkan kata-

kata dengan benar. Kosa kata anak-anak meningkat pesat ketika ia belajar kata-

kata baru dan arti-arti baru untuk kata-kata lama. Dalam menambah kosa kata

anak-anak muda belajar kata-kata yang umum seperti”baik” dan “buruk”, dan

Page 53: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

“memberi” dan “menerima” dan juga banyak kata-kata dengan penggunaan

khusus seperti bilangan dan nama-nama warna.

Kalimat yang biasanya terdiri dari tiga atau empat kata sudah mulai disusun

oleh anak usia dua tahun dan biasanya oleh anak usia tiga tahun. Kalimat ini

banyak yang tidak lengkap, terutama terdiri dari kata benda dan kurang kata

kerja, kata depan dan kata penghubungsesudah usia tiga tahun, anak

membentuk kalimat yang terdiri dari enam sampai delapan kata. Isi

pembicaraan anak mulanya bersifat egosentris terutama berbicara tentang

dirinya sendiri, erkisar pada minat, keluarga, dan miliknya. Menjelang akhir

awal masa kanak-kanak mulailah pembicaraan yang bersifat sosial dan anak

berbicara tentang orang lain disamping dirinya sendiri. Namun banyak dari

pembicaraan sosial dan anak berbicara tentang orang lain dan di samping

dirinya sendiri.

Dengan bertambah besarnya kelompok main, pembiacaraan anak-anak lebih

bersifat sosial dan tidak lagi egosentris. Ia tidak lagi terlalu kritis, tidak banyak

mengajukan pertanyaan dan lebih banyak mengajukan pertanyaan yang lebih

banyak memberi perintah. Awal masa kanak-kanak terkenal dengan masa

tukang ngobrol, karena sesekali anak-anak dapat berbicara dengan mudah, ia

tidak putus-putusnya berbicara. Sebaliknya, ada anak-anak lain yang relatif

diam, yang tergolong diam.

Perkembangan emosi

Page 54: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Anak yang lebih muda mengalami hampir semua jenis emosi yang secara

normal dialami oleh orang dewasa. Namun, rangsangan yang membangkitkan

emosi dan cara anak mengungkapkan emosi sangat berbeda. Emosi yang

ditampilkan pada masa kanaka-kanak yaitu amarah penyebab amarah yang

paling umum adalah pertengkaran mengenai permainan, tidak tercapainya

keinginan dan serangan yang hebat dari anak lain. Anak mengungkapkan rasa

amarah dengan ledakan amarah yang ditandai dengan menangis, berteriak,

menggertak, menendang, melompat-lompat atau memukul.

Pembiasaan, peniruan, dan ingatan tentang pengalaman yang kurang

menyenangkan berperan penting dalam menimbulkan rasa takut, seperti

cerita-cerita, gambar-gambar, acara radio dan televisi dan film-film dengan

unsur yang menakutkan. Pala mulanya reaksi anak terhadap rasa takut adalah

panik, kemudian menjadi lebih khusus seperti lari, menghindar dan

bersembunyi, menangis dan menghindari situasi yang menakutkan.

Anak menjadi cemburu bila ia mengira bahwa minat dan perhatian orang

tua beralih kepada orang lain di dalam keluarga, biasanya adik yang baru

lahir. Anak yang lebih mudah dapat mengungkapkan kecemburuannya secara

terbuka atau menunjukkannya dengan kembali berperilaku sakit atau menjadi

nakal. Perilaku ini semua bertujuan untuk menarik perhatian. Anak memiliki

rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang baru dilihatnya juga mengenai tubuhnya

sendiri atau tubuh orang lain. Reaksi pertama, adalah dalam bentuk

penjelajahan sensomotorik, kemudian sebagai akibat dari tekanan sosila dan

hukuman, ia bereaksi da bertanya.

Page 55: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Anak-anak sendiri iri hati mengenai kemampuan atau barang yang dimiliki

orang lain iri hati ini di ungkapkan dalam bermacam-macam cara, yang

paling umum adalah mengeluh tentang barangnya sendiri, dengan

mengungkapkan keinginan untuk memiliki barang seperti yang dimiliki orang

lain atau dengan mengambil benda yang mebuatnya iri hati. Anak-anak

merasa gembira karena sehat, situasi yang tidak layak, bunyi yang tiba-tiba

tidak diharapkan, bencana ringan yang membodohi orang lain dan berhasil

melakukan tugas yang dianggap sulit. Anak mengungkapkan kegembiraannya

dengan tersenyum dan tertawa, bertepuk tangan, melompat-lompat atau

memeluk benda atau orang yang membuatnya bahagia.

Anak-anak merasa sedih karena kehilangan segala sesuatu yng dicintainya

atau yang dianggap penting bagi dirinya, apakah itu binatang, benda mati.

Secara khas anak mengungkapkan kesedihannya dengan menangis dan

dengan kehilangan minat terhadap kegiatan normalnya, termasuk makan.

Anak-anak belajar mencintai orang, binatang atau benda yang

menyenangkannya. Ia mengungkapkan kasih sayang secara lisan bila sudah

besar tetapi ketika masih kecil anak akan menyatakannya secara fisik dengan

memeluk, menepuk, dan mencium objek kasih sayangnya.

Perkembangan sosial

salah satu tugas perkembangan awal masa kanak-kanak yang penting adalah

memperoleh latihan dan pengalaman pendahuluan yang diperlukan untuk

menjadi anggota “kelompok” dalam akhir masa kanak-kanak. Jadi pada awal

masa kanak-kanak sering disebut sebagai masa prakelompok. Dasar untuk

Page 56: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

sosilalisasi diletakkan dengan meningkatnya hubungan antara anak dengan

teman-temannya dari tahun ke tahun. Anak tidak hanya lebih banyak bermain

dengan anak-anak lain tetapi juga lebih banyak berbicara.

Jenis hubungan sosial lebih penting daripada jumlahnya. Kalau anak

menyenangi hubungan dengan orang lain meskipun hanya kadang-kadang

saja, maka sikap terhadap kontak sosial mendatangkan lebih baik daripada

hubungan sosial yang sering tetapi sifat hubungannya kurang baik. Anak

yang lebih menyukai interaksi dengan manusia daripada benda akan lebih

mengembangkan kecakapan sosial sehingga mereka lebih populer daripada

anak yang interaksi sosialnya terbatas.

Manfaat yang diperoleh anak dengan diberikannya kesempatan untuk

berhubungan sosial akan sangat mempengaruhi oleh tingkat kesenangan

hubungan sosial sebelumnya. Pada usia dua dan tiga tahun, anak

menunjukkan minat yang nyata untuk melihat anak-anak lain dan berusaha

mengadakan kontak sosial dengan mereka. Ini dikenal sebagai bermain

sejajar, yaitu bermain sendiri-sendiri, tidak bermain dengan anak-anak lain.

Kalaupun terjadi kontak, makan kontak ini cenderung bersifat prkelahian,

bukan kerja sama. Bermain sejajar merupakan bentuk kegiatan sosial yang

pertama-tama dilakukan dengan teman-teman sebaya.

Perkembangan berikutnya adalah bermain asosiatif, dimana anak terlibat

dalam kegiatan yang menyerupai kegiatan meningkatnya kontak sosial, anak

terlibat dalam bermain kooperatif, dimana ia menjadi anggota kelompok dan

saling berinteraksi. Sekalipun anak sudah bermain dengan anak lain, ia masih

Page 57: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

sering berperan sebagai penonton, mengamati anak lain bermain dengannya.

Dari pengalaman mengamati ini, anak muda belia belajar bagaimana anak

lain mengadakaan kontak sosial dan bagaimana anak lain mengadakaan

kontak sosial dan bagaimana perilakunya dalam berbagai situasi sosial.

Kalau pada saat anak berusia empat tahun telah mempunyai pengalaman

sosialisasi pendahuluan, biasanya ia mengerti dasar-dasar permainan

kelompok, sadar akan pendapat orang lain dan berusaha memperoleh

perhatian dengan cara berlagak, dan menonjolkan diri. Dalam tahun-tahun

selanjutnya ia memperhalus perilaku sosialnya dan mempelajari pola perilaku

baru yang lebih dapat diterima teman-temannya.

Perilaku sosial anak pada masa kanak-kanak ini diantaranya meniru agar

sama dengan kelompok, anak meniru sikap dan perilaku orang yang sangat ia

kagumi. Persaingan yaitu keinginan untuk mengungguli dan mengalahkan

orang-orang lain sudah tampak pada usia empat tahun. Ia dimulai di rumah

dan kemudian berkembang dalam bermain dengan anak di luar rumah. Pada

akhir tahun ketiga bermain kooperatif dan kegiatan kelompok mulai

berkembang dan meningkat dalam frekuensi maupun lamanya berlangsung,

bersamaan dengan meningkatnya kesempatan untuk bermain dengan anak

lain.

Rasa simpati kadang-kadang timbul sebelum usia tiga tahun. Semakin

banyak kontak bermain, semakin cepat simpati akan berkembang. Seperti

halnya simpati, empati membutuhkan pengertian tentang perasaan dan emosi

orang lain tetapi di samping itu juga membutuhkan kemampuan untuk

Page 58: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

membayangkan diri sendiri di tempat ora ng lain. Relatif hanya sedikit anak

yang dapat melakukan hal ini sampai awal masa kanak-kanak akhir.

Menjelang berakhirnya awal masa kanak-kanak dukungan dari teman-teman

menjadi lebih penting daripada persetujuan orang-orang dewasa. Anak

beranggapan bahwa perilaku nakal dan perilaku mengganggu merupakan cara

untuk memperoleh dukungan dari teman-teman sebaya.

Dari pengalaman bersama orang lain, anak mengetahui bahwa salah satu

cara untuk memperoleh persetujuan sosial adalah dengan membagi mainan

untuk anak lain. Lambat laun sifat mementingkan diri sendiri berubah

menjadi sifat murah hati. Dalam semua tahapan usia, teman-teman terbagi

dalam tiga kelompok. Pembagian peranannya dalam sosialisasi anak

dijelaskan tiga bagian yaitu yang pertama rekan, adalah orang yang

memuaskan kebutuhan akan teman dengan berada dalam lingkungan yang

sama diman ia dapat dilihat dan didengar. Tidak terdapat interaksi antar

individu dan rekan. Dalam setiap tahap, rekan bisa saja laki-laki atau

perempuan dan dari segala umur. Kedua. Teman bermain, orang dengan siapa

individu terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan. Usia dan jenis kelamin

secara keseluruhan. Usia dan jenis kelamin secara keseluruhan tidak

sepenting seperti minat dan keterampilan yang sama dengan yang dimiliki

individu. Anak lebih menyukai teman bermain yang sejenis. Ketiga, teman

baik bukan hanya teman bermain yang cocok tetapi juga seseorang pada siapa

individu dapat berkomunikasi dengan bertukar pendapat dan saling dapat

dipercaya dan dengan meminta atau memberi nasehat.

Page 59: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Berikut ini ada beberapa karakteristik umum yang dimiliki oleh anak usia

dini menurut soemiarti patmonodewo:

Memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar.

Anak usia dini sangat ingin tahu tentang dunia sekitarnya. Pada masa

bayi rasa ingin tahu ini ditunjukkan dengan meraih benda yang ada dalam

jangkauannya kemudian memasukkannya ke mulutnya. Pada usia 3-4 tahun

anak sering membongkar pasang segala sesuatu untuk memenuhi rasa ingin

tahunya. Anak juga mula gemar bertanya meski dalam bahasa yang masih

sangat sederhana45.

Merupakan pribadi yang unik

Meskipun banyak kesamaan dalam pola umum perkembangan anak usia

dini, setiap anak memiliki kekhasan tersendiri dalam hal bakat, minat, gaya

belajar, dan sebagainya. Keunikan ini berasal dari faktor genetis dan juga

lingkungan. Untuk itu pendidik perlu menerapkan pendekatan individual

dalam menangani anak usia dini46.

Suka berfantasi dan berimajinasi

Fantasi adalah kemampuan membentuk tanggapan baru dengan pertolongan

tanggapan yang sudah ada. Imajinasi adalah kemampuan anak untuk

menciptakan obyek atau kejadian tanpa didukung data yang nyata.

Anak usia dini sangat suka membayangkan dan mengembangkan berbagai hal

jauh melampaui kondisi nyata. Bahkan terkadang mereka dapat menciptakan

45 Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Pra Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.32

46 Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Pra Sekolah,.., h.32

Page 60: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

adanya teman imajiner. Teman imajiner itu bisa berupa orang, benda, atau

pun hewan47.

Masa paling potensial untuk belajar

Masa itu sering juga disebut sebagai “golden age” atau usia emas. Karena

pada rentang usia itu anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

sangat pesat di berbagai aspek. Pendidik perlu memberikan berbagai stimulasi

yang tepat agar masa peka ini tidak terlewatkan begitu saja. Tetapi

mengisinya dengan hal-hal yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang

anak.

Menunjukkan sikap egosentris

Pada usia ini anak memandang segala sesuatu dari sudut pandangnya

sendiri. Anak cenderung mengabaikan sudut pandang orang lain. Hal itu

terlihat dari perilaku anak yang masih suka berebut mainan, menangis atau

merengek sampai keinginannya terpenuhi. Seorang pendidik harus

mengetahui apa saja karakteristik yang dimiliki anak usia dini supaya dalam

memberikan pengajaran yang tepat dan sesuai bagi anak, sehingga potensi

anak baik secara fisik maupun psikis dapat berkembang secara optimal.

Penyesuaian Diri

Pengertian Penyesuaian Diri

47 Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Pra Sekolah,...,h. 33

Page 61: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Mustafa Fahmi mendefinisikan penyesuaian diri sebagai suatu proses

dinamika yang berlangsung terus menerus dengan mengubah prilakunya untuk

mendapatkan hubungan yang lebih antara diri dan lingkungannya.48Gerungan

memberikan definisi tentang penyesuaian diri yang berarti mengubah diri

sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai

dengan keadaan atau keinginan diri.49

Dalam proses dinamika, interaksi individu dengan lingkungan tidak hanya

dalam bentuk kegiatan-kegiatan luar saja atau kegiatan jasmaniah saja tetapi

juga kegiatan yang bersifat rohaniah seperti berpikir. Karena pada hakikatnya

berpikir adalah proses interaksi dengan lingkungan, hanya saja kegiatan itu

tidak nampak karena berpikir merupakan kegiatan yang bersifat rohaniah.

Dari beberapa pengertian penyesuaian diri di atas dapat diartikan sebagai

sebuah usaha atau cara strategis yang dilalui oleh individu untuk

mempertahankan eksistensinya dalam membina hubungan yang serasi dan

harmonis dengan orang lain ataupun dengan lingkungannya. Penyesuaian diri

dengan orang lain diartikan dengan interaksi dengan orang lain, dimana

diharapkan adanya saling mengerti, memahami orang lain, mampu mengatasi

atau menangani tekanan atau kecemasan, mampu mengekspresikan perasaan

atau pendapat.

Dalam berinteraksi, kepribadian dan kemampuan untuk saling

menyesuaikan diri dengan orang lain merupakan kemampuan untuk

48 Mustafa Fahmi, Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h. 45

49 W.A. Gerungan , Psikologi Sosial, (Bandung: PT. Eresco, 1987), cet. 10, h. 57

Page 62: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

menyesuaikan diri terhadap pribadi serta kebiasaan orang lain. Seperti

kemampuan untuk menyelesaikan konflik dan perbedaan pendapat yang

umumnya terjadi secara normal dan alami dalam suatu hubungan. Keberhasilan

dalam proses penyesuaian diri terletak pada kemampuan untuk saling

menyesuaikan sudut pandang antara individu, karena ketidak sesuaian sudut

pandang akan membuat permasalahan, akibatnya akan mengalami gangguan

dalam penyesuaian diri. Maka untuk mencapai penyesuaian yang baik harus

memiliki kemampuan untuk saling memberi dan menerima secara terbuka.

Penyesuaian Diri Anak Usia Dini

Dalam tahun-tahun pertama masa kanak-kanak bentuk penyesuaian belum

begitu berkembang sehingga belum sedemikian berkembang sehingga belum

memungkinkan anak selalu untuk berhasil dalam bergaul dengan teman

temannya. Pada masa inilah pola perilaku sosial dibentuk, dalam penelitian

longitudinal bahwa anak yang pada usia 2,5 tahun bersikap ramah dan aktif

secara sosial akan terus seperti itu sampai usia 7,5 tahun50. Istilah

“penyesuaian” mengacu pada seberapa jauhnya kepribadian seorang individu

berfungsi secara efisien dalam masyarakat. Terdapat pola perilaku tertentu

yang secara karakteristik dikaitkan dengan anak yang berpenyesuaian baik dan

pola yang dikaitkan dengan mereka yang berpenyesuaian buruk. Anak yang

berpenyesuaian baik memiliki semacam harmoni dalam, artinya mereka merasa

puas dengan dirinya. Walaupun sewaktu-waktu ada kekecewaan dan kegagalan

yang mereka berusaha terus untuk mencapai tujuan. Jika mereka menganggap

50 Hurlock, psikologi perkembangan(edisi kelima),,, h.119

Page 63: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

tujuan tersebut terlalu tinggi, mereka bersedia memodifikasi tujuan agar cocok

dengan kemampuan mereka.

Disamping membuat penyesuaian pribadi yang baik, anak yang baik

penyesuaiannya mempunyai hubungan harmonis dengan orang sekeliling

mereka. anak yang dapat menyesuaikan diri ditandai dengan menerima dirinya

sebagaimana mereka menerima sebagai teman orang lain yang disukai. Bila

anak cukup menyukai dirinya, maka menunjang penerimaan sosial. Semakin

banyak orang yang menyukai dan menerima mereka, semakin senang anak

akan dirinya dan semakin kuat menerima dirinya. Ini menunjang penyesuaian

pribadi dan sosial yang baik.

Pada saat-saat tertentu dalam hidup, penerimaan diri mudah bagi anak, pada

saat lain hal itu hampir tak mungkin. Sebagai contoh, mudah bagi bayi

menerima diri karena orang yang berarti dalam hidupnya menunjukkan kasih

sayang dan perhatian padanya. Tetapi dengan bertambahnya usia, kecaman,

bentakan, kerutan alis, dan tempelengan sering menggantikan pernyataan kasih

sayang bayi. Akibatnya, anak kecil mulai kurang menerima dirinya dan lebih

menolak dirinya. Titik terendah dalam hubungan keluarga dan sosial,

sebagaimana diterangkan sebelumnya, terjadi pada masa puber. Demikian pula

penerimaan diri mencapai titik terendah. Dengan bertambahnya usia evaluasi

diri anak kurang menguntungkan daripada sebelumnya akibat sikap sosial yang

negatif.

Page 64: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Evaluasi diri yang kurang menguntungkan ini sebagian disebabkan oleh

cara anak diperlakukan orang yang berarti baginya dan sebagian dari

kesenjangan antara kepribadian yang didambakan yang didasarkan atas

pendapat orang lain. Karena pentingnya penerimaan diri untuk penyesuaian

pribadi dan sosial yang baik, telah diupayakan untuk menemukan apa yang

dilakukan untuk melawan kemerosotan penerimaan diri yang umum terjadi

pada anak dengan pertambahan usia.

Agar anak bahagia, anak harus melakukan penyesuaian pribadi maupun

sosial yang baik. Oleh karena itu anak harus diterima cukup baik oleh orang

yang berarti dalam hidupnya agar ia berbahagia. Walaupun penerimaan dan

kasih sayang berjalan bersamaan, bila kasih sayang diharapkan memperbesar

kebahagiaan anak kasih itu harus. Betapa pentingnya kasih sayang orang lain

dalam tingkat penyesuaian anak. Horn mengatakan “seseorang yang kurang

memperoleh cinta kasih di masa kanak-kanak tidak berbahagia pada masa itu

dan juga mengembangkan nilai yang menyebabkan ketidakbahagiaan

berlangsung terus dalam kehidupan selanjutnya51.

Terdapat dua kondisi penting untuk mencapai penyesuaian baik yang

esensial untuk kebahagiaan. Pertama ialah bimbingan untuk membantu anak

belajar menjadi realistis tentang dirinya dan kemampuannya. Sikap realitas ini

akan menghilangkan kecenderungan menggunakan mekanisme defensif yang

akan memperburuk penyesuaian pribadi maupun sosial. Anak yang realitas

tentang dirinya tidak mengharapkan sesuatu yang melebihi kemampuannya.

51 Hurlock,psikologi perkembangan anak,,,h.258

Page 65: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Akibatnya mereka tidak perlu mencari-cari alasan untuk membenarkan

kegagalan atau ketidaksempurnaan.

Kondisi kedua untuk mencapai tingkat penyesuaian yang membawa

kebahagiaan pada masa kanak-kanak adalah bimbingan dalam belajar

sebagaimana bersikap dengan cara yang akan membantu penerimaan sosial dan

kasih sayang orang lain. Anak cepat menyadari bahwa dalam kehidupan sosial

mereka harus memenuhi pola yang disetujui secara sosial oleh kelompok bila

mereka ingin diterima sebagai anggota kelompok. Jika meraka

mengembangkan konsep diri atau pola perilaku yang tidak mengntungkan

penerimaan sosial, kesempatan mereka kecil untuk diterima sebagai anggota

kelompok. Karena itulah dalam pola penyesuaian yang akan memenuhi pola

yang disetujui kelompok.

Anak yang memiliki penyesuaian diri yang buruk disebut “maladjusted”.

Mereka sering disebut anak “anak bermasalah”. Terdapat dua macam

penyesuaian diri yang salah, pertama mencakup perilaku perilaku yang

diterima secara sosial namun merupakan sumber konflik yang berkelanjutan,

serius dan mengganggu bagi anak. Salah satu penyebab utama penyesuaian

buruk adalah penolakan diri. Anak yang mempunyai sikap menolak dirinya

tidak menyukai dirinya sendiri. Sebagimana anak menolak teman bermain atau

teman yang tidak disukainya. Demikian juga mereka menolak dirinya bilamana

mereka merasa mereka tidak seperti yang diinginkannya52.

52 Hurlock, psikologi perkembangan anak,,,h.266

Page 66: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Kedua penerimaan yang tumbuh dari rasa tidak puas yang terjadi bila anak

membandingkan dirinya dengan teman sebaya atau bila orang tua dan guru

membandingkan mereka secara merugikan dengan saudara kandung atau teman

sekelas. Anak yang menolak diri tidak dapat mengharapkan melakukan

penyesuaian pribadi dan sosial yang baik. Tidak seorangpun orang yang

berpenyesuaian diri yang buruk dapat untuk berbahagia. Itulah sebabnya

penyesuaian buruk merupakan bahaya yang serius di masa kanak-kanak. Untuk

menjadi orang yang berpenyesuaian baik, semua anak harus mempunyai masa

kanak-kanak yang cukup bahagia karena masa kanak-kanak merupakan adalah

saat diletakkan landasan untuk kehidupan kelak.

Dalam periode prasekolah, anak dituntut untuk mampu menyesuaikan diri

dengan berbagai orang dari berbagai tatanan, yaitu keluarga, sekolah dan teman

sebaya. Perkembangan sosial biasanya dimaksudkan sebagai perkembangan

tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku

di dalam masyarakat dimana anak berada. Reaksi mereka terhadap rasa dingin,

bosan, atau lapar berupa tangisan, yang sulit dibedakan.

Pada usia 2 tahun anak mencoba memantapkan identitas dirinya yang selalu

ingin menunjukkan kemauan dan kemampuannya dengan pernyataan”inilah

saya, saya bisa”. Tidak jarang pada masa itu anak dianggap keras kepala. Pada

usia 3 tahun mereka memantapkan hubungannya dengan anggota keluarga dan

orang di luar keluarga. Mereka mulai mengembangkan siasat apa yang

diinginkan dan melakukan identifikasi mengenai peran jenis kelamin.

Page 67: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Kemampuan sosialisasi anak adalah hasil dari belajar, bukan sekedar

kematangan saja. Perkembangan sosial diperoleh dari kematangan dan

kesempatan belajar dari berbagai respon lingkungan terhadap anak.

Perkembangan sosialisasi yang optimal diperoleh dari respon yang diberikan

oleh tatanan kelas pada masa awal anak masuk sekolah. Yang berupa tatanan

sosial yang sehat dan sasaran yang memberikan kesempatan kepada anak untuk

mengembangkan konsepdiri yang positif. Keterampilan sosial dan kesiapan

untuk belajar secara formal. Sementara kegiatan bermain juga mempunyai

fungsi dalam mengembangkan aspek sosial anak53.

Penyesuaian diri pada anak usia dini (3-5 tahun) di tandai dengan adanya

inisiatif. Sedangkan perkembangan yang gagal pada diri anak ditandai dengan

adanya perasaan bersalah. Menurut Erickson masa ini merupakan masa untuk

siap secara psikologis untuk menjalankan kegiatan yang dipilih sendiri. Inisiatif

bisa berkembang apabila anak pada masa ini diberi kesempatan untuk memilih

kegiatan yang berarti baginya secara bebas, mereka akan cenderung

mengembangkan pandangan yang positif yang ditandai oleh kemampuan

untuk mengambil inisiatif dan menangani secara tuntas hal-hal yang telah

dipilihnya54.

Perasaan bersalah akan muncul apabila mereka tidak diperkenankan untuk

mengambil keputusan sendiri sedikit-sedikitnya mengenai beberapa hal

penting, atau apabila pilihannya sendiri seringkali dipermalukan. Mereka akan

53 Soemiarti patmonodewo, pendidikan anak prasekolah,,,h.28 54 Taufik, model model konseling(padang:fip unp,2009)h.68-69

Page 68: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

menahan diri untuk menetukan pendirian sendiri dan secara berangsur-angsur

mereka akan membiarkan orang lain membuat keputusan untuknya. Sikap yang

sebaiknya diambil pendidik lainnya adalah selalu memberi kesempatan pada

anak untuk beraktualisasi diri dengan berbagai percobaan yang ingin mereka

lakukan dan kalau perlu merangsang mereka untuk melakukan berbagai

percobaan55.

Penyesuaian Diri Anak Dan Sekolah

Sikap akhlaki dan sosial sebagai salah satu pokok dari penyesuaian diri adalah

hasil pendidikan yang terjadi dalam lingkup kelompok-kelompok anak di

sekolah. Walaupun demikian permulaan dan dasar-dasar dari penyesuaian itu

mulai dari rumah. Dalam hal ini kita ingat sebuah peribahasa yang populer

mengatakan bahwa “anak datang ke sekolah membawa rumahnya”. Yang

berarti bahwa rumah mempunyai peranan pokok dalam menegakkan tiang-

tiang pertama, dalam proses pembentukan sikap, moral, serta keterampilan

dalam proses penyesuaian diri.

Taman kanak-kanak memainkan peranan penting dalam pembentukan

kejiwaan anak dan proses penanaman sikap dan kaidah-kaidah ahlak dan

sosial, seperti menghargai hak orang lain dan keharusan meninggalkan

keinginan pribadi atau mengubahnya, agar sejalan dengan kehidupan

kelompok.

Anak pada umur masuk taman kanak-kanak antara tiga dan empat tahun

dikebanyakan negara menampakkan sifat, bahwa mereka masih dalam tingkat

55 Taufik, model-model konseling(padang:fip unp)h.68-69

Page 69: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

memusatkan segala sesuatu kepada dirinya dan hampir selalu tunduk kepada

dorongan-dorongan pribadinya, sedangkan sisi sosial dari sikapnya

berhubungan dengan oran dewasa. Mungkin guru taman kanak-kanak dapat

membantu anak untuk berpindah dari sifat egois kepada berbagai kegiatan

bersama. Taman kanak-kanak harus menyediakan kesempatan yang cukup

untuk pengembangan kelakuan itu melalui hubungan anak dengan kelompok

teman-temannya di luar pekerjaan bersama. Dan selanjutnya ini merupakan

langkah penting dari penyesuaian dengan lingkungan56.

Pendidikan maju menuntut dari guru atau pendidik untuk mengamati

perkembangan anak dan harus sesuai dengan perkembangan tersebut. Proses

pendidikan, tersimpul dalam penciptaan penyesuaian antara makhluk kecil itu

dengan nilai-nilai yang diharuskan oleh lingkungannya menurut

kepentingannya dari perkembangan material dan spiritual. Keberhasilan proses

pendidikan tergantung kepada cara dan metoda yang digunakan oleh pendidik

dalam penyesuaian tersebut. Dan ia harus mempelajari anak yang dituntut

pembentukannya, sehingga ia dapat menentukan kurikulum yang

memungkinkan mereka mendapatkan berbagai pengetahuan, sebagai dengan

metoda penyampaian yang khusus bagi anak-anak yang masih kecil pada

umumnya dan bagi setiap tahap perkembangan khususnya.

Kurikulum baru tersebut dengan berbagai macam namanya ada metode

montesory atau teori dalton, semuanya tunduk kepada aturan dasar yang

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan kegiatan yang dapat memberi

56 Mustafa fahmi, penyesuaian diri (jakarta:bulan bintang)h.121

Page 70: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

kesempatan bagi anak untuk nyata diri dan belajar cara menyesuaikan diri

dalam lingkungan tempat ia hidup.

Upaya Guru Membantu Penyesuaian Diri Pada Anak Usia Dini

Kita tahu bahwa tahun-tahun pertama dari masa kanak-kanak mempunyai

arti penting dalam pembinaan anak dan penyesuaian diri yang sehat di masa

depannya. Oleh karena itu kita sebagai pendidik harus memahami cara yang

paling baik untuk memperlakukan anak dalam semua tingkat pertumbuhannya

yang pertama. Lingkungan dimana anak dibesarkan sangat berpengaruh

terhadap pertumbuhannya. Jika lingkungan tersebut membantu dalam

pemenuhan biologis dan kejiwaan anak, hal itu sangat mempengaruhi

perilakunya secara menonjol, yaitu pada tanda kegembiraan dan cara

penyesuaian dirinya. Menurut mustafa fahmi Beberapa cara yang dapat

dilakukan oleh pendidik dalam membantu anak usia dini untuk menyesuaikan

dirinya adalah:

Memberikan rasa aman kepada anak

Anak akan merasa aman, jika ada orang dewasa yang dikenalnya. Guru

sebagai tenaga pengajar dan orang tua bagi anak selama berada di sekolah

harus memberikan rasa kenyamanan bagi anak sebagaimana yang didapatkan

anak dirumah. Sehingga anak tidak merasa takut dan canggung saat berada

disekolah dan mampu berinteraksi dengan warga sekolah lainnya57. Rasa

aman terhadap anak dapat diciptakan oleh guru dengan cara mengawasi anak

dalam melalukan aktivitas yang sedang dilakukan, supaya apabila anak

57 Mustafa fahmi, Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat,...,h,87

Page 71: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

mengalami kesulitan saat bermain guru langsung cepat tanggap. Misalnya

anak terjatuh saat bemain, guru dapat langsung membantu anak untuk berdiri

atau saat bermain anak terjatuh dan mengalami luka yang parah maka guru

bisa melarikan anak segera ke rumah sakit. Itulah beberapa cara yang dapat

dilakukan oleh guru supaya anak merasa dirinya aman saat berada disekolah.

Memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang

Perasaan anak bahwa ia disayangi oleh lingkungannya pada umumnya

adalah sangat penting bagi pertumbuhannya, bukan hanya dari segi emosi

saja, akan tetapi juga dari segi biologi dan mental juga. Telah banyak

penelitian membuktikan bahwa anak yang disayangi adalah anak yang

bahagia. Akan tetapi rasa sayang itu hendaknya sungguh timbul dari hati,

bukan hanya sekedar lahirnya saja yang dipaksakan dari luar. Semakin

mantap rasa kasih sayang yang didapatkan anak dari lingkungan maka

semakin terbantulah penyesuaian anak dengan lingkungan58. Kasih sayang

yang dimaksudkan disini adalah bagaimana cara seorang guru memperlalukan

anak seperti anaknya sendiri dengan cara selalu berkata lemah lembut kepada

anak, menerima anak dengan penuh kehangatan, apabila anak melakukan hal

yang baik atau tindakan positif guru memberikan pujian dan senyuman,

dengan cara tersebut anak merasa dirinya dikasihi dan disayangi oleh

lingkungan.

58 Mustafa fahmi, Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat,...,h,87

Page 72: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Tidak membeda-bedakan anak

Guru sebagai orang tua anak di sekolah tidak boleh membedakan antara

anak satu dengan yang lain dalam hal yang mereka rasa mengurangkan harga

dirinya, memberi nama atau gelar-gelar yang lucu, atau memuji temen-

temannya serta menyebutkan kebaikan mereka, misalnya guru berkata :” si a

anak yang pintar, sedang kamu anak yang pemalas”. Anak akan merasa

minder dan rendah diri apabila guru berkata demikian59. Guru harus

memberikan perlakuan yang adil kepada anak, baik pada anak yang cepat

dalam perkembangannya atau yang agak lambat. Guru harus mengganggap

anak itu sama, mereka adalah pribadi yang baru berkembang dan berada pada

usia keemasan yang sangant menentukan perkembangan anak di masa depan.

Jadi guru harus berhati-hati dalam bertindak terhadap anak, misalnya terjadi

suatu pertengkaran antara anak saat bermain guru tidak boleh memihak salah

satu anak tapi guru merangkul keduanya sehingga mereka kembali menjadi

damai. Anak adalah pribadi yang memiliki keunikan tertentu dalam dirinya

sehingga guru harus memahami dan menghargai setiap keunikan anak.

Menghindari hukuman

Ancaman dan hukuman serta peringatan dalam berbagai tingkatannya akan

menetap dalam pikiran anak. Misalnya anak melakukan kesalahan karena

bertengkar atau mengganggu anak lain di sekolah, guru tidak boleh

memberikan hukuman kepada anak sebab hukuman hanya akan menjadi

59 Mustafa fahmi, Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat,...,h,88

Page 73: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

sumber kecemasan, ketakutan, dan rasa tidak aman60. Hukuman bukanlah

cara yang tepat bagi anak yang melakukan kesalahan cara lain yang dapat

dilakukan adalah guru dapat menegur anak dengan cara yang penuh kasih

sayang sehingga anak tidak merasa cemas serta takut.

Apabila kesalahan yang dilakukan anak karena bertengkar dengan anak

lain guru dapat mengajarkan anak bagaimana cara meminta maaf. Guru tidak

boleh memarahi anak karna kemarahan yang dilontarkan oleh guru hanya

akan membuat anak menjadi takut pada guru bukan pada kesalahan yang

dilakukannya. Maka dari itu guru dapat memberikan penjelasan kepada anak

bahwa perbuatan yang dilakukannya sangat dilarang dan tidak boleh

dilakukan. Selain beberapa poin yang di sampaikan di atas Janice juga

menyampaikan bahwa peran guru sangatlah istimewa dalam membantu anak-

anak usia dini dalam pengembangan kemampuan sosial dan penyesuaian diri

demi penerimaan lingkungan sekolah dan teman sebaya61.

Guru sebagai seorang yang mendidik dan mengajarkan anak di sekolah

dapat menciptakan suasana yang dapat mendukung kemampuan interaksi

sosial anak melalui berbagai permaian sosial seperti pemainan asosiatif dan

kooperatif dengan permainan yang dilakukan dapat memacu hubungan dan

kerjasama antar anak. Kondisi yang dapat diciptakan oleh guru menciptakan

penyesuaian diri melalui permainan sebagai berikut:

60 Mustafa fahmi, Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat,...,h,87 61 Janice, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini,(jakarta: kencana:2003) ,h. 136

Page 74: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

1. Melakukan permainan dalam kelompok

Permainan kelompok sangat menunjang terjadinya interaksi sosial pada anak,

apalagi permainan bersama dalam kelompok. Anak dibagi oleh guru atas

beberapa kelompok dimana kegiatan yang dilakukan anak adalah

menggalang hubungan dengan anak lain untuk mebicarakan, merencanakan,

dan melaksanakan kegiatan bermain62. Dengan adanya permaianan dalam

kelompok maka anak akan semakin mudah untuk mengenal teman yang lain

dan menjalin persahabatan sehingga terciptalah suatu kenyamanan dalam

interaksi sosialnya dan anak mampu menyesuaikan diri dengan baik.

2. Menyediakan fasilitas dan sarana yang mendukung permainan.

Penataan fisik ruangan kelas baik di dalam dan di luar ruangan. Penataan

ruangan termasuk seluruh aksesoris yang digunakan seperti: bentuk dan

ukuran ruang, pola pemasangan lantai, bahan dan ukuran, warna, jumlah

dan berbagai mainan yang digunakan63. Ruang yang digunakan untuk

pembelajaran harus bisa menarik dan mengundang anak untuk bermain.

Segala sesuatu dan setiap tempat harus mengandung unsur pendidikan.

Ruangan belajar yang digunakan hendaknya luas dan memberikan ruang

gerak bagi anak dalam kegiatan berkelompok. Kegiatan berkelompok

biasanya di lakukan dengan cara membagi anak menjadi 2-3 kelompok.

62 Moeslichatoen,metode mengajar di taman kanak-kanak,(jakarta: rineka

cipta,1998),h.37 63 Janice, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini,...,h. 136

Page 75: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

3. Membantu anak-anak memulai kontak dengan anak lain.

Saat anak-anak meninggalkan keluarga mereka dan pergi ke sekolah, mereka

harus berhubungan dengan orang-orang baru di sekitar mereka, terutama

teman sebaya mereka. Para guru bisa membantu anak berteman dengan anak

lain dengan cara guru mencatat dan mengamati mana anak yang diterima oleh

kelompok dan mana yang dikucilkan oleh kelompok, perhatikan anak yang

sering mengacau dan agresif lisan atau fisik. Setelah ditentukan, guru

memutuskan apakah anak itu harus menyelesaikan sendiri masalah

pertemanan mereka atau guru yang harus membantu mereka64.

4. Membantu anak-anak mendapatkan akses ke permainan.

Di dalam kelas tidak semua anak ikut bermain ada anak pengamat, anak

pemalu, anak baru dan ada yang ingin bergabung tapi tidak mengetahui

caranya. Beberapa anak mencoba tetapi ditolak disinilah anak membutuhkan

guru untuk memulai permainan. Guru dapat membantu mereka dengan

melatihkan kemampuan komunikasi pada anak-anak yang tidak diterima

dalam permainan kelompok sehingga anak dapat berinteraksi dengan anak

lain dan melakukan penyesuaian65.

5. Membantu anak-anak belajar menyelesaikan konflik

Permainan kelompok tidak hanya mengajarkan anak-anak kemampuan sosial

memperoleh dan mempertahankan peran dalam permainan, tetapi juga

memberi anak kesempatan belajar bergaul bersama. Berbagai konflik sering

64 Janice, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini,...,h. 136

65 Janice, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini,...,h. 136

Page 76: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

muncul di ruang kelas. Anak- anak harus mampu menyelesaikan

ketidakcocokan tersebut dalam cara yang positif, tugas guru adalah

membantu mereka mempelajari berbagai penyelesaian66. Itulah beberapa

tahapan yang dapat dilakukan oleh guru dalam membantu anak supaya bisa

menyesuaiakan diri dengan baik, sehingga tidak ditemui lagi anak yang

mengucilkan dirinya, ataupun anak yang sibuk dengan dirinya sendiri.

66 Janice, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini,..., h. 137

Page 77: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalah yang akan diteliti maka jenis penelitian ini adalah

penelitian deskriptif (field research) merupakan suatu bentuk penelitian yang

paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena

yang ada.67 Jadi, pada penelitian ini penulis akan mendeskripsikan fenomena

yang terjadi di TK Tunas Harapan Solok Bio-Bio Kab. Lima Puluh Kota.

Pendekatan penelitian yang penulis lakukan adalah pendekatan dengan

metode kualitatif yaitu penelitian yang di tujukan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,

persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.68

Maksudnya adalah penelitian yang di tujukan untuk mendeskripsikan dan

menganalisis upaya yang dilakukan oleh guru dalam membantu anak usia dini

menyesuaikan diri. Jadi dalam penelitian ini penulis akan menggambarkan atau

mendeskripsikan bagaimana fenomena yang terjadi di lapangan mengenai

upaya guru membantu anak usia dini menyesuaikan diri TK Tunas Harapan

Solok Bio-Bio Kab. Lima Puluh Kota.

67 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitan pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 72 68 Nana , Metode Penelitan pendidikan, h. 60

Page 78: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Tunas Harapan Solok Bio-Bio Kec. Harau

Kab. Lima Puluh Kota, Payakumbuh. Alasan penulis menetapkan lokasi ini

sebagai tempat penelitian karena disinilah penulis pernah bersekolah tapi tidak

sampai tamat disebabkan penulis tidak mampu untuk menyesuikan diri dengan

teman-teman yang baru dikenal, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan

penelitian di sekolah ini.

C. Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, orang-orang yang menjadi sumber data disebut

informan69. Informasi adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi

informasi tentang situasi dan kondisi, ia memiliki banyak pengalaman tentang

latar belakang penelitian, ia berkewajiban secara sukarela menjadi anggota tim

penelitian, walaupun bersifat informal70.

Adapun yang menjadi informasi dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Informan kunci adalah orang yang dijadikan sumber informan utama

dalam penelitian, dalam hal ini yang menjadi sumber informasi utama

yaitu semua guru yang mengajar TK Tunas Harapan Solok Bio-Bio Kab.

Lima Puluh Kota yang berjumlah 4 orang.

69 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ... , h.285 70 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian , (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), h.310

Page 79: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

2. Informan pendukung adalah informan tambahan, informan ini ada setelah

adanya informan kunci, yang menjadi informan pendukung adalah

seluruh anak yang menjadi peserta didik TK Tunas Harapan Solok Bio-

Bio Kab. Lima Puluh Kota yang berjumlah 30 orang beserta orangtua.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara lengkap dan tepat, maka dalam

penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung.71 Dengan demikian observasi

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk melihat dan

mengamati suatu kegiatan yang terjadi di lapangan sehingga diperoleh

data yang diperlukan dalam penelitian.

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan pengamatan langsung

untuk memperoleh gambaran mengenai upaya guru untuk membantu

anak menyesuaikan diri di TK Tunas Harapan solok Bio-Bio. Dalam

pelaksanaanya , penulis menggunakan pedoman observasi agar aspek

atau komponen yang diamati lebih jelas dan terarah. Adapun cara

pengumpulan data observasi dilakukan dengan membuat catatan

lapangan.

71 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, ... , h. 220

Page 80: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan

makna dalam suatu topik tertentu.72 Wawancara dilakukan oleh peneliti

dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan di jawab

secara lisan pula oleh informan untuk memperoleh data atau informasi

secara lebih luas dan mendalam.

Dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang

lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi

dan fenomena yang terjadi. Dalam penelitian ini penulis melakukan

wawancara terbuka, yaitu wawancara yang dilakukan peneliti dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dibatasi jawabannya,

artinya pertanyaan yang mengundang jawaban terbuka.73 Jadi, informan

diberi kebebasan untuk menjawab pertanyaan yang penulis ajukan.

Dalam pelaksanaanya, penulis melakukan wawancara terstruktur

dengan memakai pedoman wawancara supaya wawancara yang

dilakukan tidak melenceng dari pedoman wawancara yang ada sehingga

pedoman wawancara berfungsi sebagai pengendali agar wawancara yang

dilakukan terarah.74 Adapun cara pencatatan data wawancara dilakukan

72 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2009), h. 317 73 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif. Analisis Data. (Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada, 2012), h.51 74 Kholid Narbuko Dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Pt Bumi Aksara, 1997) Cet. Ke-1, h. 95

Page 81: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

dengan pencatatan secara tertulis bersamaan dengan daftar pertanyaan

wawancara.

Jadi, penulis akan melakukan wawancara terhadap guru dengan

menggunakan pedoman wawancara dalam bentuk pertanyaan terbuka

untuk mengetahui upaya guru membantu anak usia dini untuk

menyesuaikan diri di TK Tunas Harapan Solok Bio-Bio Kab. Lima Puluh

Kota.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pekerjaan mengumpul, menyusun, dan

menjabarkan dokumen dari segala macam jenis dalam seluruh lapangan

aktivitas manusia75. Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai

kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. Dokumentasi yang penulis

gunakan dalam penelitian ini adalah berupa foto.

E. Teknik pengolahan Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis yang

di peroleh dari hasil wawancara, observasi, dan bahan-bahan lain sehingga

mudah dipahami dan semuanya dapat diinformasikan kepada orang lain,

analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain.76 Jadi, analisis data yang akan dilakukan yaitu:

75 Nana sudjana, penelitian dan penilaian pendidikan,( bandung: sinar baru, 1989), cet ke-1 h. 197 76 Sugiyono, metode penelitian pendidikan, ... , h. 332

Page 82: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

1. Menelaah dan menyusun seluruh data yang diperoleh dari hasil

observasi dan wawancara.

2. Merangkum data pada hal-hal yang penting dan menyusunnya ke

dalam suatu pola.

3. Membuat kesimpulan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam

melaksanakan analisis data ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Pada

awalnya menghimpun sumber data kemudian mencatat sumber data yang

sudah dikumpulkan, selanjutnya membahas masalah secara mendalam dengan

menginterpretasikan pandangan ahli agar pemasalahan tersebut bisa

terpecahkan dan terakhir merumuskan kesimpulan sehingga munculnya teori-

teori baru.

F. Teknik Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data penulis menggunakan teknik triangulasi

data. Triangulasi data adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara, dan berbagai waktu.77 Dengan demikian, terdapat triangulasi

sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu.

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam

penelitian ini, penulis melakukan triangulasi sumber dengan empat orang yang

berbeda, yaitu terhadap empat orang guru yang mengajar di TK Tunas Harapan

Solok Bio-Bio Kab. Lima Puluh Kota.

77Sugiyono, metode penelitian pendidikan,, h. 372

Page 83: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam

penelitian ini, penulis melakukan triangulasi teknik dengan teknik yang

berbeda, yaitu data hasil wawancara dicek dengan observasi.

Triangula waktu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data hasil observasi atau wawancara dalam waktu dan situasi yang

berbeda. Dalam penelitian ini, triangulasi dilakukan dengan melihat kesesuaian

data yang diperoleh dari waktu ke waktu tidak mengalami perubahan atau

tetap.

Dalam metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan data secara

triangulasi atau gabungan, maka kepastian datan lebih terjamin, selain itu

dengan metode kualitatif, data yang diperoleh diuji kredibilitasnya,dan

penelitian berakhir setelah data itu jenuh, maka kepastian data akan diperoleh.

Peneliti menguji setiap sumber informasi dan bukti-bukti temuan untuk

mendukung sebuah tema. Hal ini menjamin bahwa penelitian akan menjadi

akurat karena informasi berasal dari berbagai sumber informasi, individu, atau

proses. Dalam era ini, penelitian terdorong untuk mengembangan suatu laporan

yang akurat dan kredibel.

Page 84: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Upaya Guru Membantu Anak Usia Dini Untuk Menyesuaikan Diri

Temuan peneliti tentang upaya yang dilakukan oleh guru

membantu anak usia dini untuk menyesuaikan diri, sebagai berikut:

1. Memberikan Rasa Aman Kepada Anak

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan guru tentang menciptakan

rasa aman saat anak bermain, Ibuk Isma menyatakan bahwa:

“Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi anak dapat dilakukan dengan cara mengawasi anak saat bermain, apalagi permainan tersebut baru bagi anak”78

Tidak berbeda dengan pendapat Ibuk Isma Ibuk Tati mengatakan bahwa:

“Mengingat anak masih usia dini tentunya pengawasan dan perhatian kita sangat membantu mereka dalam bermain bersama temannya, semisalnya anak mengalami suatu kecelakaan saat bermain saya tentunya akan segera melakukan tindakan yang tepat untuk mengatasinya, dan selalu memberikan rasa aman dan motivasi agar anak tidak merasa trauma atau merasa takut, apabila kecelakan di sekolah yang dialami anak serius maka itu adalah tangguang jawab sekolah”79.

Wawancara selanjutnya dengan Ibuk Winda, beliau menyatakan bahwa:

“Anak akan merasa aman jika selalu diawasi saat bermain, ini dikarenakan saat permainan berlangsung bisa saja pertengkaran terjadi, jadi harus mengawasi anak supaya tidak berebut mainan untuk menghindari pertengkaran diantara anak80”.

Sedangkan menurut Ibuk Ides81 :

78 Wawancara dengan Ibuk Ismawati, selasa (19 juli 2016) 79 Wawancara dengan Ibuk Tati, sabtu (23 juli2016) 80 Wawancara dengan Ibuk Winda, jum’at (22 juli 2016) 81 Wawancara dengan Ibuk Ides, senin (18 juli 2016)

Page 85: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

“Rasa aman dapat diciptakan dengan cara memperhatikan anak saat anak bermain, apabila anak mengalami kecelakan misalnya terjatuh saat bermain paling diberi obat merah, handsaplas atau kain kasa yang ada disekolah, tetapi kalau lukanya terlalu besar kita bawa kerumah sakit,dengan adanya perhatian dari guru anak merasa terlindungi”. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru maka dapat

disimpulkan bahwa memberikan rasa aman terhadap anak dapat diciptakan

oleh guru dengan cara mengawasi anak dalam melalukan aktivitas yang sedang

dilakukan. Karena anak masih dalam usia yang dini sehingga butuh

pengawasan dan perhatian yang lebih. Supaya apabila anak mengalami

kesulitan saat bermain guru langsung cepat tanggap dan memberikan tindakan

yang tepat sehingga anak merasa aman dan tidak merasa trauma atau takut.

Misalnya anak terjatuh saat bemain, guru dapat langsung membantu anak

untuk berdiri atau saat bermain anak terjatuh dan mengalami luka maka guru

dapat memberikan pertolongan pertama dan apabila parah maka guru bisa

melarikan anak segera ke rumah sakit karna anak yang mengalami kecelakaan

di sekolah adalah sepenuhnya tanggung jawab sekolah. Itulah beberapa cara

yang dapat dilakukan oleh guru supaya anak merasa dirinya aman saat berada

disekolah.

Selanjutnya berdasarkan observasi yang penulis lakukan, pada tanggal 18

juli 2016 pada hari senin, di lapangan pada pukul 08.50 semua guru melakukan

pengawasan terhadap anak baik saat belajar atau bermain. Saat belajar guru

mengawasi anak supaya mengerjakan tugas yang diberikan, dan saat bermain

guru juga ikut serta ke lapangan bermain untuk mengawasi anak supaya tidak

terjatuh dan berebut mainan. Guru akan cepat merangkul anak yang suka

Page 86: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

cemas dan takut. Misalnya saja anak yang bernama ringga sangat takut untuk

permisi ke kamar mandi karna dia ingin buang air, guru langsung

merangkulnya dan membawa anak ke kamar mandi.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan

bahwa upaya guru membantu anak untuk menyesuaikan diri dengan melakukan

pengawasan sesuai dengan teori. Anak akan merasa aman, jika ada orang

dewasa yang dikenalnya. Guru sebagai tenaga pengajar dan orang tua bagi

anak selama berada di sekolah harus memberikan rasa kenyamanan bagi anak

sebagaimana yang didapatkan anak dirumah. Sehingga anak tidak merasa takut

dan canggung saat berada disekolah dan mampu berinteraksi dengan warga

sekolah lainnya82.

2. Memperlakukan Anak Dengan Penuh Kasih Sayang

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan guru terkait dengan

memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang, Ibuk Tati menyatakan bahwa:

“ Kasih sayang kepada anak dapat ditunjukkan dengan sikap yang selalu bersahabat, memberikan motivasi, memberikan pujian terhadap sikap positif anak. Selalu berkomunikasi dengan anak, memperhatikan kondisi dan situasi anak, terkadang ada hal yang perlu penegasan, namun itu tentunya sesuai dengan psikologis anak, dengan menunjukkan kesabaran serta kehangatan menghadapi anak juga termasuk rasa kasih sayang kepada anak sehingga anak akan betah dan aman serta nyaman dengan setiap permainan”.

Wawancara selanjutnya dengan Ibuk Winda ia menyatakan bahwa

kasih sayang dapat diciptakan:

“Dengan cara memperhatikan dan mengawasi anak bermain dan belajar,selalu menggunakan perkataan yang lemah lembut kepada anak mengusahakan agar

82 Mustafa fahmi, Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat,...,h,87

Page 87: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

tidak membentak apabila anak tersebut nakal serta menerima anak dengan kehangatan”

Sedangkan Ibuk Ides menuturkan bahwa:

“Ketika anak datang ke sekolah anak di beri pujian dan sanjungan seperti ‘sepatunya bagus ya, ikat rambutnya baru ya’ atau saat anak sedang membuat gambar ‘sekarang sudah pintar ya’,usahakan untuk selalu berkata lemah lembut tapi tidak pada setiap kondisi kita harus berlemah lembut, misalnya saat anak bermain di luar sedang bel masuk sudah berbunyi kita harus berteriak, kita juga harus memahami anak itu satu persatu karena anak memiliki kepribadian yang berbeda beda jadi cara berkomunikasi anak yang satu berdeda dengan yang lainnya”.

Ibuk Isma juga menjelaskan bahwa:

“Kasih sayang dapat kita tunjukkan dengan cara memberikan perhatian kepada

anak baik berupa pujian atau dengan sentuhan, bisa saja kita mengelus-elus punggung anak saat anak merasa tidak nyaman atau takut, anak akan merasa ia terlindungi dan disayangi”

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan menunjukkan sikap yang kasih

sayang kepada anak dapat dilakukan dengan sikap yang selalu bersahabat,

memberikan motivasi, memberikan pujian terhadap sikap positif anak. Selalu

berkomunikasi dengan anak, memperhatikan kondisi dan situasi anak, terkadang

ada hal yang perlu penegasan, namun itu tentunya sesuai dengan psikologis anak,

dan dengan menunjukkan kesabaran serta kehangatan menghadapi anak. Selalu

berkata lemah lembut kepada anak, menerima anak dengan penuh kehangatan,

bisa juga dengan cara memberikan sentuhan secara fisik misalnya mengelus

punggung anak merangkul anak saat anak merasa takut dan tidak nyaman dengan

cara tersebut anak merasa dirinya dikasihi dan disayangi oleh lingkungan.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada tanggal 18 juli 2016 hari senin

di ruangan tkb saat perkenalan murid , setiap tindakan yang dilakukan sangat

Page 88: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

penuh dengan kasih sayang. Guru berkata lemah lembut kepada anak, guru

memberikan pujian bagi anak yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Menerima anak dengan penuh kehangatan, tetapi ada salah satu guru yang ditakuti

oleh anak di sekolah karena suara Ibuk itu besar dan nada suaranya selalu

meninggi, pada hari ini siswa dipersilahkan untuk memperkenalkan diri di depan

kelas, zizi, ringga, ikhlas, cinta, keci dan walid malu malu untuk berdiri.

Kemudian guru menghampiri anak tersebut dan menuntunnya ke depan kelas guru

juga merangkul anak dengan penuh kasih sayang dan kehangatan dengan

mengelus-ngelus punggung sang anak agar tidak takut lagi.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa

upaya yang dilakukan oleh guru membantu anak untuk menyesuaikan diri dengan

memberikan kasih sayang sudah sesuai dengan teori. Namun masih ada salah

seorang guru yang masih belum melaksanakannya. Perasaan anak bahwa ia

disayangi oleh lingkungannya pada umumnya adalah sangat penting bagi

pertumbuhannya, bukan hanya dari segi emosi saja, akan tetapi juga dari segi

biologi dan mental juga. Telah banyak penelitian membuktikan bahwa anak yang

disayangi adalah anak yang bahagia. Akan tetapi rasa sayang itu hendaknya

sungguh timbul dari hati, bukan hanya sekedar lahirnya saja yang dipaksakan dari

luar. Semakin mantap rasa kasih sayang yang didapatkan anak dari lingkungan

maka semakin terbantulah penyesuaian anak dengan lingkungan83.

83 Mustafa fahmi, Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat,...,h,87

Page 89: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

3. Tidak Membeda-Bedakan Anak

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru tentang menganggap

semua anak itu sama. Ibuk Tati menjelaskan bahwa:

“Dalam perlakuan atau pelayanan pendidikan kita tidak boleh membedakan setiap anak, namun dalam pendekatan dan strategi tentu setiap anak harus dikenali dulu watak dan sifatnya”.

Wawancara selanjutnya dengan buk Isma, beliau menyatakan bahwa:

“Dilihat dari karakter tidak ada anak yang sama, mereka berbeda satu sama

lain maka berbeda pula cara menghadapinya, tetapi dalam hal pelayanan akademik mereka semua sama”

Sedangkan menurut Ibuk Ides, ia menuturkan:

“Di sekolah semua anak itu sama, apakah orangtuanya petani, pejabat atau anak

guru pun status mereka sama, yang membedakan mereka adalah sifat mereka dan cara menghadapinya dalam belajar”

Tidak jauh berbeda dengan keterangan di atas, Ibuk Winda juga menambahkan

bahwa:

“Semua anak itu sama dalam hal pelayanan akademik sekolah”

Guru harus memberikan perlakuan yang adil kepada anak, baik

pada anak yang cepat dalam perkembangannya atau yang agak lambat.

Guru harus mengganggap anak itu sama, mereka adalah pribadi yang baru

berkembang dan berada pada usia keemasan yang sangat menentukan

perkembangan anak di masa depan. Dalam hal pelayanan dan perlakuan

akademik di sekolah semua anak itu sama, tetapi dalam strategi atau

pendekatan kepada anak akan berbeda-beda karena karakter anak tersebut

berbeda. Guru harus berhati-hati dalam bertindak terhadap anak, misalnya

terjadi suatu pertengkaran antar anak saat bermain guru tidak boleh

Page 90: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

memihak salah satu anak tapi guru merangkul keduanya sehingga mereka

kembali menjadi damai. Anak adalah pribadi yang memiliki keunikan

tertentu dalam dirinya sehingga guru harus memahami dan menghargai

setiap keunikan anak.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis laksanakan, diketahui

bahwa guru tidak pernah membeda-bedakan anak. Baik dalam hal kasih

sayang, perhatian, dan, pelayanan terhadap anak. Semua anak di

perlakukan sama baik kepada anak yang merupakan keponakan bagi guru,

atau anak guru itu sendiri. Guru tidak memberikan hak keistimewaan bagi

anaknya yang juga bersekolah di sana. Sehingga anak merasa dirinya

diterima apa adanya dan mendapatkan hak yang sama di sekolah, ini

penulis ketahui saat masuk ke dalam kelas yang dibina Ibuk Winda, pada

tanggal 20 juli 2016 yaitu pada hari rabu di ruangan TKb dimana Ibuk

Winda merupakan orang tua dari azim siswa di TK Tunas harapan ini.

Ibuk Winda tidak pernah membeda-bedakan antara anaknya dengan siswa

lain, baik saat bermain atau belajar. Bahkan Ibuk Winda lebih suka

mengajar anak selain azim, dan menyerahkan azim kepada Ibuk Ides.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas, dapat

disimpulkan bahwa upaya guru membantu anak untuk menyesuaikan diri

dengan tidak membeda-bedakan anak adalah sesuai dengan teori. Guru

sebagai orang tua anak di sekolah tidak boleh membedakan antara anak

satu dengan yang lain dalam hal yang mereka rasa mengurangkan harga

dirinya, memberi nama atau gelar-gelar yang lucu, atau memuji temen-

Page 91: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

temannya serta menyebutkan kebaikan mereka, misalnya guru berkata :” si

a anak yang pintar, sedang kamu anak yang pemalas”. Anak akan merasa

minder dan rendah diri apabila guru berkata demikian84.

4. Menghindari Pemberian Hukuman

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru tentang

menghilangkan pemberian hukuman atas kesalahan yang dilakukan anak

Ibuk Tati menuturkan bahwa:

“Apabila anak melakukan kesalahaan pertama saya mendekati anak dengan memberikan rasa tenang dulu, kemudian apabila kondisi memungkinkan saya akan menasehati anak dan membimbing untuk melakukan tindakan yang tepat. Saya pernah menegur dan membentak anak sesuai kondisi anak dan sebatas ketegasan sesuai psikologis anak. Dan setiap kesalahan yang dilakukan anak saya selalu dan memotivasi anak untuk meminta maaf”.

Ibuk Isma menuturkan:

“Jika anak melakukan suatu tindakan kesalahan jelaskan kepada anak bahwa tindakannya itu salah, serta memberikan penjelasan dan pengertian kalau tindakannya itu mengganggu dan tidak disukai orang di sekitarnya”.

Ibuk Winda menjelaskan:

“Tindakan yang dapat dilakukan apabila anak melakukan kesalahan yaitu dengan cara menasehatinya dengan cara yang lemah lembut untuk mengurangi kesalahannya. Berikan penjelasan bahwa apa yang dilakukannya adalah perbuatan yang tidak baik. Serta selalu mengajarkan anak-anak untuk meminta maaf dan memberi tahu kalau kita sesama manusia harus saling memanfaatkan”.

Hukuman bukanlah cara yang tepat bagi anak yang melakukan kesalahan cara

lain yang dapat dilakukan adalah guru dapat menegur anak dengan cara yang

penuh kasih sayang sehingga anak tidak merasa cemas serta takut. Kesimpulan

84 Mustafa fahmi, Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat,...,h,88

Page 92: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

dari wawancara di atas adalah Apabila kesalahan yang dilakukan anak karena

bertengkar dengan anak lain guru dapat mengajarkan anak bagaimana cara

meminta maaf. Guru tidak boleh memarahi anak karena kemarahan yang

dilontarkan oleh guru hanya akan membuat anak menjadi takut pada guru bukan

pada kesalahan yang dilakukannya. Maka dari itu guru dapat memberikan

penjelasan kepada anak bahwa perbuatan yang dilakukannya sangat dilarang dan

tidak boleh dilakukan. Menasehati anak itu harus dengan lemah lembut supaya

anak tidak mengulangi kesalahannya.

Selanjutnya berdasarkan hasil observasi penulis saat mengamati Ibuk Ides pada

tanggal 19 juli 2016 di ruangan TKb pada pukul 08.30 yaitu hari selasa, guru tidak

pernah memberikan hukuman kepada anak, seperti anak yang mencoret dinding

yang dilakukan guru adalah menegurnya. Sedangkan anak yang suka mengganggu

teman dan berkelahi dengan teman, guru mendamaikan mereka dan mengajarkan

untuk saling meminta maaf.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa

membantu anak menyesuaikan diri dengan cara tidak memberikan hukuman

adalah sesuai dengan teori. Ancaman dan hukuman serta peringatan dalam

berbagai tingkatannya akan menetap dalam pikiran anak. Misalnya anak

melakukan kesalahan karena bertengkar atau mengganggu anak lain di sekolah,

guru tidak boleh memberikan hukuman kepada anak sebab hukuman hanya akan

menjadi sumber kecemasan, ketakutan, dan rasa tidak aman85.

85 Mustafa fahmi, Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat,...,h,87

Page 93: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

5. Membantu Anak Melakukan Interaksi Melalui Permainan Kelompok

Berdasarkan wawancara denga Ibuk Tati:

“Saya selalu berusaha melibatkan semua anak dalam melakukan permainan dan memberikan kesempatan kepada setiap anak untuk mengajak teman bermain”.

Wawancara selanjutnya dengan Ibuk Isma, beliau menuturkan:

“Permainan sangat cocok untuk membantu anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, dengan adanya permainan anak berbaur, dan mulai berkomuniksai dengan anak lain”

Sedangkan menurut Ibuk Ides, ia menyatakan bahwa:

“ Anak dapat berinteraksi bila diberikan kesempatan untuk merespon teman yang

lain saat belajar, misalnya saja saat menggambar anak bisa menjalin hubungan dengan anak lain ketika memakai pensil warna secara bergantian

Wawancara selanjutnya dengan Ibuk Winda, ia menuturkan bahwa:

“Dengan mengadakan permainan kelompok anak dapat berinteraksi dengan teman

yang belum dikenalnya” Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa cara yang dapat

dilakukan supaya anak mampu untuk berinteraksi dengan temannya adalah

dengan cara selalu berusaha melibatkan semua anak dalam melakukan

permainan. Setiap anak diberikan kesempatan untuk merespon teman yang

lain saat belajar sehingga anak mampu menjalin persahabatan dan

keakraban dengan temannya

Wawancara tentang permainan yang mendukung terjadinya

interaksi antara anak, Ibuk Tati menyampaikan bahwa:

“Banyak jenis permainan kelompok yang membantunya untuk berinteraksi, seperti salah satunya dalam permainan membangun atau menyusun balok, atau

Page 94: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

permainan fisik seperti kambing harimau, namun fasilitas yang mendukung permainan tersebut belum lengkap. Untuk memulai interaksi dengan anak lain saya berusaha menciptakan suatu permainan yang mengembangkan kemampuan berkomunikasi anak seperti: permainan mencari teman permainan menyusun kata atau huruf”.

Selanjutnya wawancara dengan Ibuk Isma, beliau menuturkan bahwa:

“Permainan yang cocok untuk proses interaksi pada anak adalah bermain pada area

memasak, balok, pasir dan air, area drama, bermain di luar, dll. Untuk mendukung permainan tersebut sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang memadai”

Sedangkan menurut Ibuk Ides, ia menuturkan bahwa:

“Permainan yang mendukung interaksi anak di sekolah bisa berupa permainan bola,

main ayunan melalui permainan itu anak dapat berkenalan satu sama lainnya”.

Ibuk Winda juga menambahkan bahwa:

“Permainan kelompok seperti permainan bola kaki, bermain kejar kejaran, dan petak umpet sangat membantu anak dalam berinteraksi”

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa tentang

permainan yang mendukung terjadinya interaksi antara anak adalah

permainan yang melibatkan banyak anak dalam permainan tersebut.

Seperti salah satunya dalam permainan membangun atau menyusun balok,

atau permainan fisik seperti kambing harimau, namun fasilitas yang

mendukung permainan tersebut belum lengkap. Untuk memulai interaksi

dengan anak lain saya berusaha menciptakan suatu permainan yang

mengembangkan kemampuan berkomunikasi anak seperti, permainan

mencari teman permainan menyusun kata atau huruf”.

Dari hasil observasi yang penulis dilakukan, setiap hari guru

mengajarkan anak untuk melakukan permainan yang bermanfaat dan

mendidik obsrvasi dilakukan pada hari selasa, 19 juli 2016 di ruangan Tka

Page 95: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

kelas yang dibina oleh Ibuk Nurtati. Salah satu permainan yang

mendukung interaksi antara anak yaitu permainan “tangkap teman” yang

diajarkan. Anak di suruh untuk berdiri dan membentuk lingkaran.

Kemudian mereka berputar sambil bernyanyi, ketika lagu yang di

nyanyikan berbunyi “tangkap teman” maka anak-anak diharuskan untuk

menangkap teman yang ada di sebelah atau didepannya. Anak-anak

menjadi ceria dan tidak canggung lagi untuk mulai interaksi dengan

teman-temannya.

Wawancara selanjutnya terkait dengan cara yang lakukan supaya

anak mendapatkan teman bermain.

Ibuk Tati menyatakan bahwa:

“Mengajak dan memotivasi anak yang sulit bergaul untuk dapat bermain dengan temannya atau meminta anak yang mudah bergaul untuk mengajak anak tersebut bermain”

Wawancara selanjutnya dengan Ibuk Isma:

“Agar anak mau memulai kontak atau interaksi maka setiap anak diperkenalkan di

depan kelas supaya saling mengenal satu sama lain”.

Ibuk Ides juga menambahkan bahwa:

“Dapat dilakukan dengan cara membagi anak dalam beberapa kelompok kecil, dimana kelompok tersebut diacak dan di ubah setiap harinya”

Sedangkan menurut Ibuk Winda:

“Dengan cara membimbing anak yang kurang mampu untuk melakukan kontak

sampai ia merasa percaya diri untuk memulai pertemanan” Dari wawancara di atas tentang cara yang dapat dilakukan supaya

anak mendapatkan teman dalam bermain adalah mengajak dan memotivasi

anak yang sulit bergaul untuk dapat bermain dengan temannya atau

Page 96: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

meminta anak yang mudah bergaul untuk mengajak anak tersebut bermain.

Dapat juga dilakukan dengan cara membagi anak dalam beberapa

kelompok kecil, dimana kelompok tersebut diacak dan di ubah setiap

harinnya. agar anak mau memulai kontak atau interaksi maka setiap anak

diperkenalkan di depan kelas supaya saling mengenal satu sama lain.

Dari hasil observasi yang penulis lakukan pada tanggal 18 juli

2016 hari selasa di ruangan kelas TKb, supaya anak mendapatkan teman

dalam permainan adalah dengan memperkenalkan anak itu terlebih dahulu,

setiap anak diminta untuk berdiri di depan kelas untuk memperkenalkan

dirinya, siapa nama lengkap, nama panggilan, dan asalnya. Dengan

demikian anak akan mengetahui siapa teman-temannya di sekolah. Dan

anak tidak takut atau ragu lagi saat menyapa atau mengajak temannya

bermain.

Wawancara selanjutnya tentang anak suka diam dan menyendiri

tindakan apa yang dilakukan guru, Ibuk Tati menuturkan bahwa:

“Akan mengajak anak itu bercerita dan menanyakan kenapa dia suka diam atau menyendiri, terkadang anak tersebut mengalami suatu masalah di rumah atau di lingkungannya”.

Sedangkan Ibuk Isma menuturkan bahwa:

“Jika anak banyak diam dan suka menyendiri maka tindakan yang saya lakukan

adalah mengajak anak tersebut”.

Wawancara selanjutnya dengan Ibuk Ides, ia menyatakan bahwa:

“Terkadang juga di jumpai anak yang diam kita akan menyuruh anak tersebut bergabung dengan anak lain tetapi kalau anak suka menyendiri dikarenakaan

Page 97: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

beberapa faktor misalnya temannya jahil, nakal, suka mencubit, akhirnya anak itu memilih menyendiri”

Wawancara selanjutnya dengan Ibuk Winda:

“Dengan cara mendekati anak tersebut dan mendampingi anak supaya mau

bergabung dalam permainan yang sedang dilakukan”

Dari wawancara yang dilakukan dengan guru tentang anak yang

banyak berdiam diri dan menyendiri adalah dengan cara mendekati anak

tersebut dan mendampingi anak supaya mau bergabung dalam permainan

yang sedang dilakukan. Atau dengan cara bercerita dan menanyakan

kenapa dia suka diam atau menyendiri, terkadang anak tersebut mengalami

suatu masalah di rumah atau di lingkungannya.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 21 juli 2016 di ruangan

TKa, anak yang suka diam dan menyendiri yang dilakukan oleh guru

adalah, mengajak anak tersebut untuk bermain dan mendampingi anak

tersebut ini terjadi pada iklas murid binaan ibuk tati. Guru akan manemani

anak tersebut untuk membimbingnya dengan penuh kesabaran sampai

anak tersebut mau melakukannya sendiri. Dan bagi anak yang suka

menyendiri guru berusaha untuk mendekatinya dan memberikan dorongan

supaya anak tersebut mau bermain.

Wawancara agar anak mau mempertahankan peran dalam

permainan dan tidak bosan, Wawancara dengan Ibuk Tati, beliau

menuturkan bahwa:

“Terlibat dalam permainan dan berusaha memotivasi serta menciptakan suasana yang menyenangkan anak”.

Page 98: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Wawancara selanjutnya dengan Ibuk Isma, beliau menyatakan bahwa:

“Agar anak tidak bosan dalam permainan yang sedang dijalankannya, permainan

yang disuguhkan kepada anak selalu berbeda setiap harinya, misalnya hari ini permainan drama besoknya permainan menyusun lego, begitu seterusnya”

Sedangkan menurut Ibuk Ides, ia menuturkan bahwa:

“Dalam bermain itu terkadang anak mudah bosan dalam bermain dan suka merebut

mainan anak lain maka dari itu alat permainan itu di bagi rata atau dipakai bergantian sehingga tidak terjadi perkelahian”

Tidak jauh berdeba dengan pendapat di atas Ibuk Winda menambahkan

bahwa:

“Dengan cara mengadakan permainan yang membuat anak gembira dan senang akan membuat anak menjadi tidak mudah bosan”

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru maka

dapat di simpulkan bahwa supaya anak mempertahankan perannya dalam

permainan dan tidak bosan bermain adalah guru terlibat dalam permainan

tersebut, sehingga anak menjadi aktif untuk bermain. Selain itu guru juga

dapat mengakalinya dengan membagi permainan itu sama rata, atau

menerapkan permainan yang berbeda setiap harinya. Berdasarkan

observasi yang penulis lakukan hari rabu tanggal 20 juli 2016 di ruangan

kelas Ibuk Isma, diketahui bahwa anak yang mudah bosan dalam belajar di

karenakan oleh pemainan yang di ajarkan guru itu-itu saja. Maka dari itu

guru mensiasatinya dengan cara melakukan permainan yang berbeda

setiap harinya.

Apabila terjadi pertengkaran saat permainan berlangsung apa yang

Ibuk lakukan Wawancara dengan Ibuk Tati, beliau menyatakan bahwa:

Page 99: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

“Menemukan sebab pertengkaran dan memberikan nasehat kepada anak serta meminta mereka saling memanfaatkan dengan mengaitkan/memasukkan unsur agama”

Wawancara selanjutnya dengan Ibuk Isma:

“Kita harus memberikan pengertian tentang apa yang dipertengkarkan anak

tersebut”

Ibuk Ides juga menuturkan bahwa:

“Kadang perkelahian tidak terelakkan juga ada anak yang jahil ingin mainan temannya sampai anak tersebut menangis, anak itu akan di nasehati tentang kesalahannya.

Sedangkan Ibuk Winda munuturkan bahwa:

“Mencari tahu asal muasal pertengkarannya dan menyuruh anak untuk bermaaf-

maafan”

Dari hasil wawancara yang dilakukan tentang pertengkaraan yang

terjadi saat anak bermain dapat disimpulkan sebagai berikut pertengkaran

terjadi pasti ada sebabnya, guru harus mencari tau asal muasal

pertengkaran tersebut dan menasehati bahwa perbuatannya itu salah. Kita

juga bisa mengaitkan pertengkaran itu dengan unsur agama sehingga anak

menjadi sadar dan bermaaf-maafan.

Dari hasil observasi yang penulis lakukan 19 juli 2016 hari selasa

di ruangan kelas Ibuk Tati, diketahui bahwa menganggu teman, mencubit

teman, atau menjambak rambut teman bisa saja terjadi saat berada di

sekolah. Ada salah seorang siswa yang suka menjambak rambut temannya

sampai ia menangis dan tidak mau lagi berada di kelas yang sama.

Tindakan yang dilakukan guru adalah mencari asal muasal pertengkaran

Page 100: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

tersebut, kenapa sang anak mengganggu temannya. Lalu setelah diketahui

penyebabnya kedua anak itu dinasehati dan di ajarka untuk meminta maaf.

Wawancara tentang bagaimana mengajari atau menuntun anak

untuk menyelesaikan permasalahan,

Wawancara dengan Ibuk Tati, beliau menuturkan bahwa:

“Iya, dengan cara begitu berarti kita berusaha menawarkan sikap-bijaksana dalam diri anak” Sedangkan menurut Ibuk Isma, beliau menyatakan bahwa:

“ Anak di bimbing untuk meminta maaf dan untuk memaafkan supaya tidak terjadi pertengkaran lagi di masa yang akan datang dan anak menjadi mandiri”

Selanjutnya Ibuk Ides menyatakan bahwa:

“ Biasanya anak itu dibantu untuk menyelesaikan masalahnya dengan dibimbing oleh guru”

Sedangkan menurut Ibuk Winda, ia menyatakan bahwa:

“ Sudah menjadi kewajiban bagi guru mengajaarkan hal yang baik bagi anaknya di sekolah, supaya anak nanti mampu menyelesaikan masalahnya sendi tanpa bergantung lagi pada guru”

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru tentang

membimbing atau mengajari anak untuk menyelesaikan masalahnya

adalah sebagai berikut bahwa sudah kewajiban bagi guru untuk

membimbing anaknya dalam kebaikan, terutama bagi perkembangan anak

pada tahapan selanjutnya sehingga anak menjadi mandiri dan bijak

menghadapi segala masalah yang dihadapinya.

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa guru membantu anak menyesuaikan sudah sesuai

dengan teori. Guru sebagai seorang yang mendidik dan mengajarkan anak

Page 101: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

di sekolah dapat menciptakan suasana yang dapat mendukung kemampuan

interaksi sosial anak melalui berbagai permaian sosial seperti pemainan

asosiatif dan kooperatif dengan permainan yang dilakukan dapat memacu

hubungan dan kerjasama antar anak86.

86 Mustafa fahmi, Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat,...,h,87

Page 102: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari deskripsi dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

Memberikan rasa aman kepada anak dapat ditunjukkan dengan cara selalu

mengawasi anak baik saat belajar ataupun dalam bermain.

Memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang ditunjukkan dengan sikap yang

selalu bersahabat, memberikan motivasi, memberikan pujian terhadap sikap

positif anak.

Tidak membeda-bedakan anak dalam hal pelayanan dan perlakuan akademik di

sekolah sebab semua anak itu sama.

Hukuman bukanlah cara yang tepat bagi anak yang melakukan kesalahan

melainkan dengan cara menasehati anak dengan penuh kasih sayang.

Membantu anak melakukan interaksi dengan anak lain melalui kegiatan

permainan kelompok adalah dengan selalu berusaha melibatkan semua anak

dalam melakukan permainan.

Page 103: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

B. SARAN

Setelah penulis melakukan penelitian tentang upaya guru membantu anak usia

dini untuk menyesuaikan diri , maka berikut ini saran dan harapan penulis kepada:

1. Guru

a. Guru diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang tugas

perkembangan anak usia dini.

b. Guru diharapkan dapat mengidentifikasi karakter anak usia dini.

c. Guru diharapkan mampu membimbing anak dalam menyesuaikan diri di

sekolah.

2. Kepala sekolah

Diharapkan kepada kepala sekolah untuk melengkapi sarana dan prasarana

yang mendukung perkembangan anak seperti wahana permainan dan ruangan

belajar yang nyaman. Karena sarana dan prasarana merupakan hal sangat

mendukung terlaksanya proses belajar mengajar.

Page 104: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

DAFTAR PUSTAKA

A Sahertian, Piet.1994.Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Ade Dwi Utami Dkk.2013.Modul Plpg Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta.

Desmita.2005.Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosda Karya Remaja.

Depdiknas.2007.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Emzir.2012.Metodologi Penelitian Kualitatif. Analisis Data. Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada.

Fahmi, Mustafa.1977. Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat. Jakarta: Bulan Bintang.

Hadiyanto.2000. Manajemen Peserta Didik. Padang: Unp Press.

Hamzah.Profesi Keguruan.Jakarta: PT Bumi Kencana Aksara.

Hurlock.1980, Psikologi Perkembangan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.

, Perkembangan (Jilid Dua).Jakarta: Erlangga

J. Beaty, Janice.2013.Observasi Perkembangan Anak Usia Dini(Edisi Ke Tujuh).Jakarta: Kencana.

KDT.2007. UU No 20 Tahun 2003 Tentang SPN.Jakarta.

Kusnandar.2007.Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada.

Moeslichatoen.1998.Metode mengajar di taman kanak-kanak.jakarta: rineka cipta.

Narbuko, Kholid Dan Ahmadi, Abu.1997. Metodologi Penelitian. Jakarta: Pt Bumi Aksara, Cet. Ke-1.

Patmonodewo, Soemiarti.2008.Pendidikan Pra Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

R. S. Satmoko.1995.Psikologi Tentang Penyesuaian Dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: Ikip Semarang Press.

Sanjaya, Wina.2008. Strategi Pembelajaran.Jakarta: Kencana.

Saondi, Ondi.2009.Etika Profesi Keguruan. Kuningan:Refika Aditama.

Page 105: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Sri Rumini Dan Siti Sundari.2004.Perkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta: Pt. Rineka Cipta.Cet Ke. 1.

Sugiyono.2009.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto1980.Manajemen Pengajaran. Jakarta: Aneka Cipta.

Sujanto, Agus.1998.Psikologi Perkembangan. Jakarta: Pt Rineka Cipta.

Syaodih Sukmadinata, Nana.2009.Metode Penelitanpendidikan. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.

Taufik.2009.Model-Model Konseling. Padang: Fip Unp

Trianto.2011.Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta:Kencana.

Usman Effendi Dan Juhaya S. Praja.1984.Pengantar Psikologi. Bandung: Angkasa.

W.A. Gerungan Dipl1.987.Psikologi Sosial, Bandung: Pt. Eresco. Cet. 10.

Yuliana.2013. Home Scooling Group Usia Dini Berbasis Aqidah Islam.Jakarta:Al-Dinii

Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja.Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya

Page 106: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Ismawati

Jabatan : Guru

Hari/Tanggal : Selasa, 19 Juli 2016

1. Saat anak bermain adakah ibuk mengawasi anak-anak?

“iya, karena anak dalam permainannya perlu pengawasan apalagi kalau alat

bermainnya baru bagi anak”

2. Saat anak bermain anak merasa takut dan cemas apa tindakan yang ibuk

lakukan?

“apabila anak merasa cemas dan takut saat bermain, misalnya anak takut

salah dan dia menangis maka saya akan merangkul anak tersebut

kemudian mendampinginya sampai anak tersebut tenang kembali ”

3. Saat anak bermain dan mengalami kecelakaan yang serius seperti luka-luka dan

berdarah apa ibuk membawa anak tersebut kerumah sakit?

“apabila anak mengalami cidera akan dilakukan pertolongan pertama dan

berlanjut. Kalau tidak menimbulkan cidera cukup memberi pengertian

dan menasehati anak untuk berhati-hati”

4. Bagaimana cara ibuk menunjukkan kasih sayang kepada anak?

“kasih sayang kepada anak dapat kita tunjukkan dengan cara memberikan

perhatian kepada anak baik berupa pujian atau sentuhan, bisa saja kita

mengelus-elus punggung anak saat anak merasa tidak nyaman atau takut,

sehingga anak menjadi disayangi dan nyaman”

5. Bagaimana cara ibuk berkomunikasi dengan anak? Apakah ibuk selalu berkata

lemah lembut kepada anak?

“saya selalu berusaha untuk bertutur kata lemah lembut kepada anak”

Page 107: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

6. Bagaimana cara yang ibuk lakukan supaya sabar menghadapi anak?

“supaya saya sabar menghadapi anak-anak saya selalu berusaha menekankan

dalam hati bahwa anak yang saya ajar di sekolah sama dengan anak saya

yang di rumah, jadi saya menganggap mereka sebagai anak sendiri ”

7. Apakah ibuk memperlakukan anak dengan menerimanya dengan penuh

kehangatan?

“iya, anak-anak membutuhkan kehangatangan. Maka dari itu saya selalu

berusaha untuk membina hubungan yang akrab dan hangat dengan

anak”

8. Apabila anak melakukan kegiatan secara positif, apa yang ibuk lakukan?

“memuji tindakan yang dilakukan anak, dan mendorong anak tersebut untuk

mempertahankan kemampuannya”

9. Adakah ibuk berlaku adil pada seluruh anak?

“alhamdulillah saya sudah berlaku adil kepada seluruh anak”

10. Adakah ibuk menganggap setiap anak itu sama?

“tidak, sebab setiap anak itu memiliki karakter dan keunikan yang berbeda

jadi cara menghadapinya juga berbeda”

11. Apakah ibuk pernah memihak atau mengistimewakan salah seorang anak?

“Tidak”

12. Bagaimana cara ibuk menghargai setiap keunikan yang dimiliki anak?

“dengan mensuport keunikan yang dimiliki anak secara positif”

13. Bagaimana tindakan yang ibuk lakukan apabila anak melakukan kesalahan?

“menjelaskan kepada anak kalau tindakannya salah”

14. Apakah ibuk menegur anak apabila melakukan kesalahan di sekolah?

Page 108: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

“iya, serta memberikan penjelasan dan pengertian kalau tindakannya

tersebut salah”

15. Apakah ibuk pernah membentak anak saat anak melakukan suatu kesalahan?

“tidak pernah”

16. Apabila anak melakukan kesalahan apakah ibuk berusaha memberikan

penjelasan atas tindakan yang dilakukan anak?

“iya, harus dijelaskan supaya anak tidak mengulangi perbuatan yang sama

untuk kedua kalinya ”

17. Atas kesalahan yang dilakukan anak, apakah ibuk mengajari anak untuk

meminta maaf?

“iya, anak diajarkan untuk rendah hati dan selalu berhubungan baik dengan

teman-temannya, jadi apabila anak salah akan diajarkan bagaimana cara

meminta maaf”

18. Bagaimana cara ibuk agar anak dapat berinteraksi dengan teman sebaya?

“memperkenalkan teman kepada anak dan mengajaknya bermain

bersama”

19. Menurut ibuk permainan kelompok seperti apa yang dapat mebantu anak

berinteraksi dengan anak lain?

“bermain pada area memasak, balok, pasir dan air, area darama dan

bermain diluar”

20. Apakah di sekolah disediakan fasilitas dan sarana yang mendukung

terciptanya permainan yang mengacu interaksi sosial diantara anak?

“Ada namun belum memadai”

21. Bagaimana cara ibuk membantu anak supaya mau memulai kontak dengan

anak lainnya?

Page 109: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

“dengan cara memperkenalkan anak di depan kelas secara bergantian,

sehingga anak mengetahui siapa saja teman-temannya dan mudah untuk

memulai untuk berteman”

22. Bagaimana cara yang ibuk lakukan supaya anak mendapatkan teman

bermain?

“dengan adanya perkenalan anak menjadi tau bagaimana sikap dan sifat

teman-temannya”

23. Apa yang ibuk lakukan apabila anak suka diam dan menyendiri dan tidak

bergabung dalam kegiatan yang dilakukan?

“jika anak banyak diam dan suka menyendiri maka tindakan yang saya

lakukan adalah mengajak anak tersebut dengan penuh kasih sayang”

24. Bagaimana cara yang ibuk lakukan agar anak mempertahankan peran dan

tidak mudah bosan dalam permainan yang sedang dilakukan anak?

“permainan yang disuguhkan pada anak selalu berbeda setiap harinya,

misalnya hari ini permainan drama besoknya permainan menyusun lego,

begitu seterusnya”

25. Apabila terjadi pertengkaran dalam permaianan yang sedang berlangsung apa

yang ibuk lakukakan?

“kita harus memberikan pengertian tentang apa yang di pertengkarkan anak

tersebut”

26. Apabila terjadi pertengkaran dalam permainan apakah ibuk mengajarkan atau

menuntun anak untuk menyelesaikannya?

“anak dibimbing untuk meminta maaf dan untuk memaafkan supaya tidak

terjadi pertengkaran lagi di masa yang akan datang dan anak menjadi

mandiri”

Page 110: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

PEDOMAN WAWANCARA

Nama :Nurtati, S,Pd

Jabatan :Kepala Sekolah

Hari/Tanggal : Sabtu, 23 Juli 2016

27. Saat anak bermain adakah ibuk mengawasi anak-anak?

“Ada, mengingat mereka masih usia dini tentunya pengawasan dan perhatian

kita sangat membantu dalam bermain bersama temannya”

28. Saat anak bermain anak merasa cemas atau takut apa tindakan yang ibuk

lakukan?

“saya tentunya akan segera melakukan tindakan yang tepat untuk

mengatasinya, dan selalu memberikan rasa aman dan motivasi”

29. Saat anak bermain dan mengalami kecelakaan yang serius seperti luka-

luka dan berdarah apa ibuk membawa anak tersebut kerumah sakit?

“Tentu, karena selama mereka berada di sekolah merekalah bertanggung

jawab sekolah sepenuhnya”

30. Bagaimana cara ibuk menunjukkan kasih sayang kepada anak?

“menunjukkan sikap yang bersahabat, memberikan motivasi, memberikan

pujian terhadap sikap positif anak”

31. Bagaimana cara ibuk berkomunikasi dengan anak? Apakah ibuk selalu

berkata lemah lembut kepada anak?

“dalam hal berkomunikasi dengan anak, saya selalu memperhatikan kondisi

dan situasi anak, terkadang ada hal yang perlu penegasan namun itu

tentunya sesuai dengan psikologis anak”

32. Bagaimana cara yang ibuk lakukan supaya sabar menghadapi anak?

Page 111: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

“pertama saya memandang tugas ini adalah ibadah dan mencari ridho

allah,kemudian saya selalu memandang secara pedagogik, bahwa anak itu

unik dan menyenangkan”

33. Apakah ibuk memperlakukan anak dengan menerimanya dengan penuh

kehangatan?

“dengan kehangatan dan kasih sayang anak akan merasa aman dan nyaman

dalam melakukan setiap permainan”

34. Apabila anak melakukan kegiatan secara positif, apa yang ibuk lakukan?

“Saya selalu memberikan pujian bahkan berupa hadiah”

35. Adakah ibuk berlaku adil pada seluruh anak?

“inshaa allah saya sudah adil”

36. Adakah ibuk menganggap setiap anak itu sama?

“dalam perlakukan atau pelayanan pendidikan tidak boleh membedakan

setiap anak, namun dalam pendekatan dan strategi tentu setiap anak

harus dikenali dulu watak dan karakternya”

37. Apakah ibuk pernah memihak atau mengistimewakan salah seorang anak?

“Tidak pernah”

38. Bagaimana cara ibuk menghargai setiap keunikan yang dimiliki anak?

“saya senantiasa menerima keunikan anak dan berusaha menemukan strategi

dan langkah-langkah yang tepat dalam menghadapinya”

39. Bagaimana tindakan yang ibuk lakukan apabila anak melakukan kesalahan?

“pertama saya akan mendekati anak dan memberikan rasa tenang dulu,

kemudian apabila kondisi memungkinkan saya akan menasehati anak

membimbing untuk tindakan yang tepat”

40. Apakah ibuk menegur anak apabila melakukan kesalahan di sekolah?

Page 112: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

“iya, sesuai kondisi anak”

41. Apakah ibuk pernah membentak anak saat anak melakukan suatu kesalahan?

“pernah, namun sebatas ketegasan sesuai dengan psikologis anak”

42. Apabila anak melakukan kesalahan apakah ibuk berusaha memberikan

penjelasan atas tindakan yang dilakukan anak?

“iya saya selalu berusaha memberikan penjelasan kepada anak tentang

tindakan yang tidak baik dan mengaitkan dengan unsur agama”

43. Atas kesalahan yang dilakukan anak, apakah ibuk mengajari anak untuk

meminta maaf?

“selalu, dan memotivasi, serta memberikan alasan”

44. Bagaimana cara ibuk agar anak dapat berinteraksi dengan teman sebaya?

“selalu berusaha melibatkan semua anak dalam melakukan permainan

dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengajak teman

bermain”

45. Menurut ibuk permainan kelompok seperti apa yang dapat mebantu anak

berinteraksi dengan anak lain?

“banyak jenis permainan yang membantunya untuk berinteraksi,

seperti salah satunya, dalam permainan membangun atau menyusun

balok, atau permainan fisik seperti kambing dan harimau”

46. Apakah di sekolah disediakan fasilitas dan sarana yang mendukung

terciptanya permainan yang mengacu interaksi sosial diantara anak?

“Ada namun belum lengkap”

47. Bagaimana cara ibuk membantu anak supaya mau memulai kontak dengan

anak lainnya?

Page 113: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

“berusaha menciptakan suatu permainan yang mengembangkan kemampuan

berkomunikasi anak, seperti permainan mencari teman atau permainan

menyusun kata atau huruf”

48. Bagaimana cara yang ibuk lakukan supaya anak mendapatkan teman

bermain?

“mengajak anak dan memotivasi anak yang sulit bergaul untuk dapat

bermain dengan temannya/meminta anak yang mudah bergaul untuk

mengajak anak tersebut bermain”

49. Apa yang ibuk lakukan apabila anak suka diam dan menyendiri dan tidak

bergabung dalam kegiatan yang dilakukan?

“akan mengajak anak bicara dan menanyakan kepada dia kenapa suka diam

atau menyendiri, terkadang anak tersebut mengalami suatu maslah

dirumah atau lingkungannya”

50. Bagaimana cara yang ibuk lakukan agar anak mempertahankan peran dan

tidak mudah bosan dalam permainan yang sedang dilakukan anak?

“terlibat dalam permainan dan berusaha memotivasi serta menciptakan

suasana yang menyenangkan anak”

51. Apabila terjadi pertengkaran dalam permaianan yang sedang berlangsung apa

yang ibuk lakukakan?

“saya akan menemukan sebab pertengkaran dan memberikan nasehat kepada

anak serta meminta mereka untuk saling memaafkan dengan mengatakan

atau memasukkan unsur agama”

52. Apabila terjadi pertengkaran dalam permainan apakah ibuk mengajarkan atau

menuntun anak untuk menyelesaikannya?

“dengan cara begitu berarti kita telah berusaha menanamkan sikap bijaksana

dalam diri anak”

Page 114: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

PEDOMAN WAWANCARA

Nama :Winda Yulia S,Pd

Jabatan :guru

Hari/Tanggal : Jum’at, 22 Juli 2016

53. Saat anak bermain adakah ibuk mengawasi anak-anak?

“Ada, setiap guru selalu mengawasi anak bermain agar anak tidak berkelahi,

berebutan mainan karena sarana dan prasarana yang belum lengkap dan

mencukupi”

54. Saat anak bermain anak merasa cemas dan takut apa tindakan yang ibuk

lakukan?

“tindakan yang saya lakukan apabila anak merasa takut atau cemas adalah

berusaha untuk berada sedekat mungkin dengan anak itu dan

menenangkannya”

55. Saat anak bermain dan mengalami kecelakaan yang serius seperti luka-

luka dan berdarah apa ibuk membawa anak tersebut kerumah sakit?

“iya, tetapi kalau luka anak tidak terlalu parah tindakan pertama yang

dilakukan adalah membawa anak ke uks sekolah”

56. Bagaimana cara ibuk menunjukkan kasih sayang kepada anak?

“dengan cara memperhatikan dan mengawasi anak saat bermain atau

belajar”

57. Bagaimana cara ibuk berkomunikasi dengan anak? Apakah ibuk selalu

berkata lemah lembut kepada anak?

“selalu menggunakan perkataan yang lemah lembut kepada anak”

58. Bagaimana cara yang ibuk lakukan supaya sabar menghadapi anak?

“dengan mengusahakan tidak membentak anak apabila anak nakal”

Page 115: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

59. Apakah ibuk memperlakukan anak dengan menerimanya dengan penuh

kehangatan?

“iya suasana di sekolah harus hangat supaya anak merasa seperti di rumah

sendiri”

60. Apabila anak melakukan kegiatan secara positif, apa yang ibuk lakukan?

“mendukung dan mendampingi anak untuk memajukan kegiatan yang anak

sukai agar anak senang”

61. Adakah ibuk berlaku adil pada seluruh anak?

“iya, saya selalu berusaha adil”

62. Adakah ibuk menganggap setiap anak itu sama?

“iya, saya menganggap semua anak itu sama, sama-sama membutuhkan

perhatian dukungan dan kasih sayang”

63. Apakah ibuk pernah memihak atau mengistimewakan salah seorang anak?

“Tidak, karena semua anak itu sama apabila nampak oleh anak guru

mengistimewakan salah satu anak ini nantinya akan menjadi kurangnya

semangant anak, karena anak menganggap gutu tidak memperhatikannya

dan hanya anak itu saja yang diperhatikan”

64. Bagaimana cara ibuk menghargai setiap keunikan yang dimiliki anak?

“menghargai kelebihan dan kekurangan anak”

65. Bagaimana tindakan yang ibuk lakukan apabila anak melakukan kesalahan?

“dengan cara menasehatinya secara lemah lembut dan mengajari anak untuk

tidak mengulangi perbuatannya”

66. Apakah ibuk menegur anak apabila melakukan kesalahan di sekolah?

Page 116: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

“iya, teguran saya berikan apabila anak sudah dilarang untuk melakukan

suatu tindakan tetapi ia tetap mengulanginya”

67. Apakah ibuk pernah membentak anak saat anak melakukan suatu kesalahan?

“tidak”

68. Apabila anak melakukan kesalahan apakah ibuk berusaha memberikan

penjelasan atas tindakan yang dilakukan anak?

“iya, usaha yang dilakukan adalaah memberi penjelasan bahwa apa yang

dilakukannnya adalah perbuatan yang tidak baik”

69. Atas kesalahan yang dilakukan anak, apakah ibuk mengajari anak untuk

meminta maaf?

“iya, guru selalu mengajarkan anak-anak untuk meminta maaf”

70. Bagaimana cara ibuk agar anak dapat berinteraksi dengan teman sebaya?

“dengan mengadakan permainan kelompok yang dapat membuat anak

dapat berinteraksi dengan temannya seperti permainan bola kaki, kejar-

kejaran, main petak umpet”

71. Menurut ibuk permainan kelompok seperti apa yang dapat mebantu anak

berinteraksi dengan anak lain?

“ya dengan permainan yang sudah saya katakan tadi permainan

tersebut merupakan permainan kelompok yang beranggotakan 5-10

orang sehingga anak diharuskan untuk berada didalam kelompok yang

sudah ditentukan dan menjalin kerja sama dengan anggota yang lain”

72. Apakah di sekolah disediakan fasilitas dan sarana yang mendukung

terciptanya permainan yang mengacu interaksi sosial diantara anak?

“Ada namun belum lengkap”

Page 117: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

73. Bagaimana cara ibuk membantu anak supaya mau memulai kontak dengan

anak lainnya?

“pertama-tama mendampingi anak, apabila suasana sudah semakin akrab

anak akan memulai kontak dengan sendirinya”

74. Bagaimana cara yang ibuk lakukan supaya anak mendapatkan teman

bermain?

“bisa dengan permainan kelompok dan bisa juga dengan memasangkan anak

(berpasang-pasangan) misalnya permainan memasak anak dipasangkan

berdua-berdua”

75. Apa yang ibuk lakukan apabila anak suka diam dan menyendiri dan tidak

bergabung dalam kegiatan yang dilakukan?

“saya akan mendekati anak, dan bertanya kenapa diam saja, apabila anak

diam karena malu maka saya akan mendampinginya”

76. Bagaimana cara yang ibuk lakukan agar anak mempertahankan peran dan

tidak mudah bosan dalam permainan yang sedang dilakukan anak?

“dengan cara mengadakan permainan yang membuat anak menjadi tidak

bosan, misalnya dengan membuat permainan yang memang sangat di

sukai atau digemari anak”

77. Apabila terjadi pertengkaran dalam permaianan yang sedang berlangsung apa

yang ibuk lakukakan?

“mencari tahu asal mula pertengkarannya dan menyuruh anak untuk saling

bermaaf-maafan”

78. Apabila terjadi pertengkaran dalam permainan apakah ibuk mengajarkan atau

menuntun anak untuk menyelesaikannya?

“iya, supaya nantinya apabila terjadi permasalahan yang sama. Anak tau

harus bagimana”

Page 118: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

PEDOMAN WAWANCARA

Nama :Desri Wahyuni S.Pd

Jabatan :Guru

Hari/Tanggal : senin, 18 Juli 2016

79. Saat anak bermain adakah ibuk mengawasi anak-anak?

“iya, tentu saja anak-anak harus diawasi baik dalam bermain atau dalam

belajar supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan”

80. Saat anak bermain anak merasa cemas dan takut apa tindakan yang ibuk

lakukan?

“di sekolah guru harus menciptakan rasa aman dan nyaman pada anak,

sehingga anak tidak merasa cemas atau takut. Namun apabila anak

merasa cemas dan takut guru pasti akan bertanya pada anak tersebut,

tentang apa yang ditakutinya”

81. Saat anak bermain dan mengalami kecelakaan yang serius seperti luka-

luka dan berdarah apa ibuk membawa anak tersebut kerumah sakit?

“kalau lukanya tidak terlalu parah palingan kita akan memberikan

pertolongan pertama pada anak, seperti membawa ke ruangan UKS lalu

memberi obat merah dan handsaplas”

82. Bagaimana cara ibuk menunjukkan kasih sayang kepada anak?

“ketika anak baru datang ke sekolah, saya akan menyapa anak dengan penuh

kasih sayang dan memberikan pujian kepada anak apabila anak rapi

datang ke sekolah”

83. Bagaimana cara ibuk berkomunikasi dengan anak? Apakah ibuk selalu

berkata lemah lembut kepada anak?

Page 119: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

“kalau misalnya guru dekat dengan anak tentu saja kita berkata lemah

lembut, tetapi saata anak jauh di lapangan tidak mungkin lembut lagi

karena tidak akan terdengar”

84. Bagaimana cara yang ibuk lakukan supaya sabar menghadapi anak?

“kita sebagai seorang guru harus selalu sabar terhadap setiap tindakan yang

dilakukan anak”

85. Apakah ibuk memperlakukan anak dengan menerimanya dengan penuh

kehangatan?

“iya, karena apabila anak tidak merasa nyaman, anak tidak akan mau lagi

dataang ke sekolah”

86. Apabila anak melakukan kegiatan secara positif, apa yang ibuk lakukan?

“dengan memberika puji-pujian kepada anak, misalnya sekarang kamu sudah

pintar ya”

87. Adakah ibuk berlaku adil pada seluruh anak?

“iya kita harus selalu adil kepada anak, karena anak akan merasa sedih

apabila di beda-bedakan”

88. Adakah ibuk menganggap setiap anak itu sama?

“kami tidak pernah membeda-bedakan anak semua anak sama saja, baik itu

anak petani, anak pejabat, anak guru, anak wali nagari . tidak ada

perlakuan istimewa menurut status sosial orangtua”

89. Apakah ibuk pernah memihak atau mengistimewakan salah seorang anak?

“mengistimewakan anak tentunya tidak, tetapi bila ada salah satu anak

menonjol pada bidang menyanyi atau menggambar maka anak tersebut

dilatih lagi supaya apabila ada lomba anak tersebut bisa mewakili

sekolah”

90. Bagaimana cara ibuk menghargai setiap keunikan yang dimiliki anak?

Page 120: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

“tergantung keunikan anak itu sendiri, ada yang suka main lari-larian, ada

yang suka menulis, ada yang suka menggambar, jadi kita harus paham

apa yang di suka dan mendorongnya”

91. Bagaimana tindakan yang ibuk lakukan apabila anak melakukan kesalahan?

“misalnya nak mencoret dinding atau mencolek teman, kita tidak boleh bilang

dia nakal, tapi dijelaskan bahwa pekerjaannya itu salah dan menyuruh

anak tersebut minta maaf”

92. Apakah ibuk menegur anak apabila melakukan kesalahan di sekolah?

“kesalahan anak itu kan berbeda-beda, ada yang langsung menendang teman,

atau main tangan, apabila kesalahan anak sudah fatal maka anak akan

ditegur”

93. Apakah ibuk pernah membentak anak saat anak melakukan suatu kesalahan?

“tidak pernah”

94. Apabila anak melakukan kesalahan apakah ibuk berusaha memberikan

penjelasan atas tindakan yang dilakukan anak?

“iya, misalnya anak yang menendang temannya, akan diberi penjelasan

apabila kita menendang teman sakit tidak nak, nanti jika temannya

membalas pasti bertengkar nak,”

95. Atas kesalahan yang dilakukan anak, apakah ibuk mengajari anak untuk

meminta maaf?

“ya pasti, siapa yang memulai bertengkar disuruh meminta maaf, tetapi

terkadang anak yang menangis yang meminta maaf kepada temannya

supaya dia tidak mengganggu lagi”

96. Bagaimana cara ibuk agar anak dapat berinteraksi dengan teman sebaya?

“menyuruhnya untuk berkenalan dengan teman”

97. Menurut ibuk permainan kelompok seperti apa yang dapat mebantu anak

berinteraksi dengan anak lain?

Page 121: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

“permainan bola bisa, ayunan seperti yang kita punya disana anak bisa

berkenalan dan tertib saat bermain”

98. Apakah di sekolah disediakan fasilitas dan sarana yang mendukung

terciptanya permainan yang mengacu interaksi sosial diantara anak?

“alhamdulillah, sekarang sudah lebih baik sekarang ada ayunan, tangga

majemuk dll”

99. Bagaimana cara ibuk membantu anak supaya mau memulai kontak dengan

anak lainnya?

“dengan memulai permainan dengan anak lain yang belum dikenal di

lingkungan rumahnya”

100. Bagaimana cara yang ibuk lakukan supaya anak mendapatkan teman

bermain?

“mengenalkan anak saat anak bermain”

101. Apa yang ibuk lakukan apabila anak suka diam dan menyendiri dan tidak

bergabung dalam kegiatan yang dilakukan?

“anak menyendiri di karenakan beberapa faktor, misalnya temannya jahil

atau suka mencubit jadi, dia itu tidak suka di cubit, ada juga anaak yang

memilih bermain sendiri seperti anak yang suka menggambar atau main

masakan”

102. Bagaimana cara yang ibuk lakukan agar anak mempertahankan peran dan

tidak mudah bosan dalam permainan yang sedang dilakukan anak?

“kalau anak laki-laki permainannya bermain bola menyusun balok, anak

perempuan main memasak-masak, jadi anak memang menyukai

permainan tersebut sehingga anak senang bermain ”

103. Apabila terjadi pertengkaran dalam permaianan yang sedang berlangsung apa

yang ibuk lakukan?

Page 122: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

“misalnya dalam bermain masih istirahat anak berebutan mainan kita suruh

anak untuk bergantian bermain, sehingga anak tidak bertengkar lagi.

Atau menyuruh salah satu anak untuk berpisah satu bermain di luar yang

satunya di dalam”

104. Apabila terjadi pertengkaran dalam permainan apakah ibuk mengajarkan atau

menuntun anak untuk menyelesaikannya?

“iya pasti, karena apabila sempat terjadi pertengkaran pada anak saya akan

mengajari anak untuk minta maaf”

Page 123: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Catatan Lapangan Observasi

Hari, Tanggal : Selasa, 19 Juli 2016

Tempat : Ruangan Tka

Waktu :09.00

Guru :Nurtati Spd

Komponen yang diamati : Membantu anak memulai permainan

Membantu anak menyelesaikan konflik

Catatan :

Pada hari ini siswa dibimbing oleh ibuk tati di ruangan tka, terlihat anak

masih ragu dan canggung untuk mendekati anak lainnya. Maka dari itu buk tati

mengajarkan suatu permainan yaitu “tangkap teman” dalam permainan tersebut

anak-anak disuruh untuk berdiri dan membentuk lingkaran sambil bernyanyi.

Kemudian di beri aba-aba tanggkap teman disebelahnya, anak-anak merasa

senang dan terjalin suasana yang akrab.

Pada hari ini sempat terjadi pekelahian antara cinta dan iklas, iklas

merupakan anak yang agak aktif dari yang lain. Iklas suka usil pada anak

perempuan, salah satunya adalah cinta, iklas menjambak rambut cinta sehingga

cinta merasa kesakitan dan menangis. Guru langsung menghampiri cinta dan

menenangkanya, setelah diketahui penyebabnya cinta dan iklas dipertemukan dan

guru membantu menyelesaikan konflik tersebut.

Page 124: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Catatan Lapangan Observasi

Hari, tanggal : Rabu, 20 Juli 2016

Tempat : Ruangan Tkb

Waktu :08.00

Guru :Winda Yulia,Spd

Komponen yang diamati : tidak membeda-bedakan anak

Catatan :

Ibuk winda merupakan orangtua dari azim siswa di tk tunas

harapan ini, ibuk winda tidak pernah membeda-bedakan antara anak nya

dengan siswa lain, baik saat belajar atau bermain, atau pemberian fasilitas

kepada anak. Saat belajar buk winda tidak terpaku pada perkembangan

anaknya. Bahkan buk winda lebih suka mengajar anak selain azim, dan

menyerahkan azim kepada ibuk ides.

Page 125: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Catatan Lapangan Observasi

Hari, tanggal : selasa, 19 Juli 2016

Tempat : Ruangan Tkb

Waktu : 08.30

Guru : Desri Wahyuni, Spd

Komponen yang diamati : memberikan pujian kepada anak,

menegur anak saat melakukan kesalahan

Catatan :

Tugas yang diberikan ibuk ides pada hari ini yaitu membuat lingkaran.

Alat-alat seperti buku gambar, pencil, pensil warna dibagikan sama banyak pada

setiap anak. Ada anak yang cepat tanggapnya mengerjakan tugas yang diberikan,

ada pula anak yang sedikit lambat. Buk ides memang sabar menghadapi anak

tersebut, dan bagi anak yang cepat menyelesaikannya beliau selalu memberikan

pujian “sudah pintar anak ibuk ya”.

Pada saat itu ada anak yang memainkan pencil warna, dia memukul-

mukulkan pencil-pensil tersebut pada buku dan lantai sehingga banyak yang

patah, ibuk ides tidak langsung marah beliau, menasehati anak tersebut sampai

anak tersebut mengerti bahwa tindakannya itu merugikan teman-temannya.

Page 126: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

Catatan lapangan observasi

Hari, tanggal : senin, 18 juli 2016

Tempat : Ruangan Tkb

Waktu :08.50

Guru :ismawati

Komponen yang diamati :Merangkul anak saat merasa cemas

Mengawasi anak saat bermaina

Catatan :

Pada hari ini seluruh siswa memperkenalkan dirinya satu persatu di depan

kelas. Beberapa siswa takut dan cemas untuk berdiri di depan kelas, yaitu zizi

ringga ikhlas zivi cinta keci dan walid. Kemudian guru menghampiri anak

tersebut dan menuntunnya ke depan kelas guru juga merangkul anak dengan

penuh kehangantan dan mengeus-ngelus punggung sang anak supaya anak tidak

takut lagi.

Buk isma selalu mengawasi anak saat bermain terutama bagi anak yang

bermain ayunan dan naik tangga, karna permainan tersebut cukup

mengkhawatirkan, ibuk isma selalu menerapkan disiplin pada anak misalnya

melalui bermain. Anak-anak disuruh untuk antri, setiap anak mendapatkan

Page 127: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi

kesempatan main selama 3 menit, buk isma menyuruh anak yang sedang bermain

untuk perhitung sampai waktunya habis.

Page 128: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi
Page 129: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi
Page 130: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi
Page 131: halaman persembahan - e-Campus IAIN Bukittinggi