Top Banner
i HALAMAN JUDUL SIKAP PESERTA DIDIK PADA INSTRUKTUR DAN PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA PELATIHAN KERJA DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN LATIHAN KERJA (BBPLK) SEMARANG skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Anjar Sima Kartika 1201413066 JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017
69

HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

Aug 14, 2019

Download

Documents

phunghanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

i

HALAMAN JUDUL

SIKAP PESERTA DIDIK PADA INSTRUKTUR DAN

PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA

PELATIHAN KERJA DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN

LATIHAN KERJA (BBPLK) SEMARANG

skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan

oleh

Anjar Sima Kartika

1201413066

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan di sidang panitia

ujian skripsi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang

Semarang, April 2017

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Achmad Rifai RC, M.Pd Dr. Tri Suminar, M.Pd

NIP. 195908211984031001 NIP. 196705261995122001

Mengetahui,

a.n. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Sekretaris

Dr. Tri Suminar, M.Pd

NIP. 196705261995122001

Page 3: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang, pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 20 April 2017

Panitia :

Ketua Sekretaris

Dr. Sungkowo Edy Mulyono, S.Pd, M.Si Bagus Kisworo, S.Pd., M.Pd

NIP. 1968070422005011001 NIP. 197911302006041005

Penguji Utama

Drs. Ilyas, M. Ag

NIP. 196606011988031003

Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II

Dr. Achmad Rifai RC, M.Pd Dr. Tri Suminar, M.Pd

NIP. 195908211984031001 NIP. 196705261995122001

Page 4: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini adalah benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian

atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, April 2017

Yang menyatakan

Anjar Sima Kartika

NIM. 1201413066

Page 5: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Orang yang bahagia bukanlah pada lingkungan tertentu, melainkan orang

dengan sikap-sikap tertentu (Hugh Downs)

Kunci keberhasilan adalah usaha, doa, dan restu orang tua (Penulis).

Persembahan:

Dengan tidak mengurangi rasa syukur pada Allah SWT atas segala Rahmat

dan Hidayah-Nya. Karya ini dengan penuh rasa syukur penulis persembahkan

untuk :

1. Ibu Tinuk yang selalu mendoakan, memberi dukungan dan mencurahkan kasih

sayangnya

2. Alm. Bapak Sohimin yang semasa hidupnya selalu menghabiskan waktunya

bersama saya dan menjadikan saya perempuan yang mandiri

3. Adikku Wening dan Ulung, seseorang yang menjadi sosok kakak bagi saya

Said Surya Pratama yang selalu memberikan kebahagiaan tersendiri

4. Keluarga saya selama diperantauan Winda, Intan, Lana, Desi, Evi, Nisa,

Nadia, Sakti, Ruli, Hesty yang selalu membantu saya

5. Teman-teman seperjuangan PLS angkatan 2013 atas kebersamaannya

6. Teman-teman HIMA PLS 2014 dan HIMA PLS 2015 yang telah

memberikanku pengalaman yang sangat luar biasa

7. Almamaterku

Page 6: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang dengan ridho-Nya penulis dapat

menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Sikap Peserta Didik Pada

Instruktur dan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Belajar Pada Pelatihan Kerja

di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak

yang mendukung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Hanya ucapan terima

kasih dan doa yang dapat penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah

membantu pembuatan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri

Semarang,

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian,

3. Dr. Utsman, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang,

4. Dr. Achmad Rifai RC, M.Pd dan Dr. Tri Suminar, M.Pd. Pembimbing,

yang telah menuntun, membimbing, dan memberi pengarahan dalam

penyusunan skripsi ini,

5. Drs. Sukiyo M, M.Pd Kepala Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja

yang telah memberikan izin penelitian,

6. Seluruh Staff dan Instruktur di BBPLK Semarang yang telah membantu

dalam proses penelitian,

7. Seluruh Peserta Pelatihan Kerja Tahap II Tahun 2017, sebagai responden

yang telah memberikan waktu dan kerjasamanya selama penelitian,

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan

dapat memberikan kontribusi di dunia pendidikan. Terima kasih.

Penulis

Page 7: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

vii

ABSTRAK

Kartika, Anjar Sima. 2017. Sikap Peserta Didik Pada Instruktur dan

Pengaruhnya Terhadap Motivasi Belajar Pada Pelatihan Kerja di Balai Besar

Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang. Skripsi Jurusan Pendidikan

Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing I Dr. Achmad Rifai RC, M.Pd. Pembimbing II Dr. Tri Suminar,

M.Pd.

Kata kunci : Sikap, Motivasi Belajar, Pelatihan Kerja, BBPLK

Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri

seseorang atau rangsangan dari luar yang mampu mengarahkan tingkah lakunya

dalam kegiatan pembelajaran kearah tujuan belajar. Motivasi belajar pada

pelatihan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah sikap

terhadap instruktur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sikap

peserta didik pada instruktur terhadap motivasi belajar pada pelatihan kerja di

Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan expost

facto. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 128 peserta pelatihan kerja

pada tahap II tahun anggaran 2017 yang terdiri dari 7 jenis pelatihan.

Pengambilan sampel menggunakan teknik propability sampling proportionate

random sampling. Sampel diambil masing – masing 75 % dari tiap jenis pelatihan

atau sejumlah 96 peserta pelatihan kerja. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah teknik kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini yaitu

analisis deskriptif persentase dan analisis regresi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) motivasi belajar pada pelatihan

kerja sebagian besar dalam kategori sangat tinggi dengan persentase 60,5 %, dan

sikap peserta didik pada instruktur sebagian besar dalam kategori sangat tinggi

pula dengan persentase 50 %. (2) Ada pengaruh yang positif antara sikap peserta

didik pada instruktur dengan motivasi belajar pada pelatihan kerja. Hal ini

ditunjukkan dari hasil analisis data diperoleh nilai Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (144,169>

3,94). Sedangkan nilai R square = 0,605 yang berarti bahwa besarnya kontribusi

sikap peserta didik pada instruktur terhadap motivasi belajar pada pelatihan kerja

sebesar 60,5%.

Saran Penelitian ini adalah : (1) Instruktur hendaknya selalu meningkatkan

kepemimpinannya di dalam kelas sehingga dapat mengelola kelas dengan baik

serta membuat pembelajaran menjadi nyaman dan menyenangkan serta

memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam menumbuhkan motivasi

peserta didik dalam belajar. (2) Pengelola hendaknya berusaha untuk memenuhi

segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang

kondusif agar peserta didik merasa nyaman untuk belajar serta selalu mengadakan

monitoring dan evaluasi mengenai proses pembelajaran instruktur di dalam kelas

untuk meningkatkan pelayanan dalam proses pelatihan kerja.

Page 8: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

PERNYATAAN ..................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

ABSTRAK ……………………………………………………………………….vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah......................................................................................... 8

1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 9

1.5. Penegasan Istilah ........................................................................................ 10

BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................... 11

2.1. Sikap ........................................................................................................... 11

2.1.1. Pengertian Sikap.............................................................................. 11

2.1.2. Komponen Sikap ............................................................................. 12

2.1.3. Ciri-Ciri Sikap ................................................................................. 14

2.1.4. Fungsi Sikap .................................................................................... 17

2.1.5. Pembentukan dan Perubahan Sikap ................................................ 18

2.1.6. Pengukuran Sikap ........................................................................... 24

2.2. Motivasi Belajar ......................................................................................... 26

2.2.1. Pengertian Motivasi Belajar ............................................................ 26

2.2.2. Macam-Macam Motivasi Belajar .................................................... 30

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar .................... 32

2.2.4. Fungsi Motivasi Belajar .................................................................. 35

Page 9: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

ix

2.2.5. Pengukuran Motivasi Belajar .......................................................... 36

2.3. Instruktur .................................................................................................... 37

2.3.1. Pengertian Instruktur ....................................................................... 37

2.3.2. Tugas dan Peran Instruktur ............................................................. 38

2.3.3. Kepemimpinan Instruktur dalam Kelas .......................................... 40

2.4. Pelatihan ..................................................................................................... 45

2.5. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 47

2.6. Hipotesis ..................................................................................................... 49

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 50

3.1. Jenis Penelitian ........................................................................................... 50

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................... 50

3.3. Populasi dan Sampel ................................................................................... 51

3.4. Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran ................................................. 53

3.5. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 55

3.6. Validitas dan Reliabilitias ........................................................................... 56

3.7. Teknik Analisis Data .................................................................................. 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 65

4.1. Gambaran Umum BBPLK Semarang .......................................................... 65

4.1.1. Sejarah BBPLK Semarang .............................................................. 65

4.1.2. Tugas dan Fungsi ............................................................................ 66

4.1.3. Visi dan Misi ................................................................................... 66

4.1.4. Kejuruan dan Jenis Pelatihan .......................................................... 67

4.1.5. Keadaan Fisik dan Fasilitas ............................................................. 68

4.1.6. Keadaan Ketenagaan dan Peserta Pelatihan .................................... 68

4.1.7. Struktur Organisasi ......................................................................... 71

4.2. Hasil Penelitian ............................................................................................ 73

4.2.1. Sikap Peserta Didik pada Instruktur ................................................ 73

4.2.2. Motivasi Belajar pada Pelatihan Kerja ............................................ 77

4.2.3. Pengaruh Sikap Peserta Didik pada Instruktur Terhadap Motivasi

Belajar pada Pelatihan Kerja ......................................................... 83

4.3. Pembahasan ................................................................................................... 87

Page 10: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

x

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 91

5.1. Simpulan ..................................................................................................... 91

5.2. Saran………………… ............................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 93

Page 11: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan sikap (Dikutip dari Walgito, 2008, h. 133) ........................... 22

Gambar 2.2. Hierarki Kebutuhan Maslow (dikutip dari Uno, 2016, h.41) ........... 28

Gambar 2.3. Kerangka Berpikir ............................................................................ 49

Gambar 3.1. Skema Hubungan Variabel Independen-Dependen ......................... 54

Gambar 4.1. Struktur Organisasi BBPLK Semarang ............................................ 71

Gambar 4.2. Diagram Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Peserta Didik pada

Instruktur ................................................................................................ 77

Gambar 4.3. Diagram Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar pada

Pelatihan Kerja ....................................................................................... 82

Page 12: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.Populasi Penelitian ................................................................................ 52

Tabel 3.2.Sampel Penelitian .................................................................................. 53

Tabel 3.3.Skor Alternatif Jawaban ........................................................................ 54

Tabel 3.4.Hasil Analisis Validitas Instrumen Variabel X (Sikap Peserta Didik

pada Instruktur) ...................................................................................... 55

Tabel 3.5.Hasil Analisis Validitas Instrumen Variabel Y (Motivasi Belajar) ...... 58

Tabel 3.6.Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Sikap Peserta Didik pada Instruktur)

dan Variabel Y (Motivasi Belajar) ......................................................... 60

Tabel 3.7.Kategorisasi Skor Variabel Sikap Peserta Didik pada Instruktur dan

Motivasi Belajar ..................................................................................... 62

Tabel 4.1.Daftar Jenis Pelatihan di BBPLK Semarang......................................... 67

Tabel 4.2.Data Ketenagaan Menurut Pendidikan ................................................. 69

Tabel 4.3.Data Peserta Pelatihan Tahun 2017 (Maret)..........................................70

Tabel 4.4.Distribusi Frekuensi Indikator Penilaian Peserta Didik Mengenai

Kepemimpinan Instruktur ...................................................................... 74

Tabel 4.5.Distribusi Frekuensi Indikator Respon Peserta Didik Mengenai

Kepemimpinan Instruktur ...................................................................... 75

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Indikator Tindakan Peserta Didik Mengenai

Kepemimpinan Instruktur ...................................................................... 76

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Peserta Didik pada Instruktur .... 77

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Indikator Mempunyai Tujuan Dalam Mengikuti

Pelatihan ................................................................................................. 78

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Indikator Aktif Dalam Proses Kegiatan

Pelatihan………...……………………………………..……………….78

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Indikator Ulet Menghadapi Tugas .................... 79

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Indikator Rasa Ingin Tahu Tinggi .................... 89

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Indikator Yakin Terhadap Kemampuan Diri .... 80

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Indikator Berusaha Menjadi Yang Terbaik di

Kelas ....................................................................................................... 80

Page 13: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

xiii

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar pada Pelatihan

Kerja…………………………………………………………………81

Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 83

Tabel 4.14. Hasil Uji Linieritas ............................................................................. 84

Tabel 4.15. Model Regresi .................................................................................... 85

Tabel 4.16. Hasil Uji Keberartian Model Persamaan Regresi .............................. 85

Tabel 4.17. Hasil Koefisien Determinasi dan Koefisien Korelasi ........................ 86

Page 14: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ........................................................................................................... 97

1. Kisi-Kisi Instrumern Penelitian ................................................................ 98

2. Pengujian Instrumen Penelitian .............................................................. 100

3. Instrumen Penelitian ............................................................................... 105

4. Data Peserta Pelatihan Tahap II Tahun 2017 ......................................... 109

Lampiran 2 ......................................................................................................... 113

1. Data Hasil Pengujian Variabel Sikap Peserta Didik pada Instruktur ...... 114

2. Data Hasil Pengujian Variabel Motivasi Belajar pada Pelatihan Kerja .. 116

3. Data Hasil Penelitian Variabel Sikap Peserta Didik pada Instruktur ...... 118

4. Data Hasil Penelitian Variabel Motivasi Belajar pada Pelatihan Kerja .. 122

Lampiran 3 .......................................................................................................... 126

1. Hasil Uji Validitas ................................................................................... 127

2. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................... 129

3. Hasil Pengujian Normalitas dan Linieritas ............................................. 130

4. Hasil Pengujian Regresi Linier Sederhana .............................................. 131

Lampiran 4 .......................................................................................................... 132

1. Surat Ijin Penelitian ................................................................................. 133

2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................................. 134

Page 15: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan diartikan sebagai usaha membina kepribadian sesuai dengan

nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Setiap negara atau bangsa selalu

menyelenggarakan pendidikan demi cita-cita nasional bangsa. Jalur pendidikan di

indonesia dibagi menjadi tiga, seperti yang dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (10)

UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa : Satuan

pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan

jenis pendidikan. Menurut Sutarto (2007:9) pendidikan non formal merupakan

pendidikan yang diselenggarakan di luar sistem pendidikan persekolahan yang

berorientasi pada pemberian layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat

ang karena sesuatu hal tidak dapat mengikuti pendidikan formal di sekolah. Pasal

26 ayat (3) menyatakan bahwa : Pendidikan nonformal meliputi pendidikan

kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan

pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan

pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik.

Salah satu pendidikan non formal berupa pelatihan yang berfungsi sebagai

penambah, pelengkap, dan pengganti pendidikan formal untuk meningkatkan

keterampilan dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

Page 16: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

2

khususnya dunia kerja yang terus berkembang. Tersedianya Sumber Daya

Manusia (SDM) yang kompeten merupakan salah satu target yang harus

dicapai dalam pembangunan nasional saat ini. Upaya tersebut dapat

diwujudkan antara lain melalui pelatihan kerja. Pelatihan kerja adalah salah

satu model satuan pengelolaan lembaga pelatihan. Pelatihan kerja dapat

didefinisikan sebagai perbuatan sadar dari manajemen dengan cara mengupayakan

terjadinya proses belajar dalam pekerjaan atau berkaitan dengan pekerjaan

(Kamil, 2012:113).

Program pelatihan kerja salah satunya diselenggarakan oleh Balai Besar

Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang yang merupakan Unit

Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) Kementerian Ketenagakerjaan RI bertanggung

jawab kepada Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas. Melalui

Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Semarang yang mempunyai tugas

untuk melaksanakan pengembangan pelatihan, pemberdayaan, dan sertifikasi

tenaga kerja, dan tenaga pelatihan yang bekerja sama dengan 36 perusahaan di

Kota Semarang dan sekitarnya. Masyarakat yang ingin meningkatkan

keterampilannya untuk memasuki dunia kerja dapat mengikuti pelatihan kerja

sesuai dengan kejuruan yang diminati. Kejuruan tersebut diantaranya adalah las,

teknik otomotif, manufaktur, teknik listrik, teknik elektronika, teknik refrigerator,

bisnis dan manajemen, teknik informatika, bangunan, garmen apparel, dan tata

busana. Program pelatihan kerja disini bertujuan untuk meningkatkan

keterampilan dan kinerja individu. Peningkatan kinerja akan berwujud sebagai

Page 17: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

3

perubahan dari diri individu secara terukur dalam hal pengetahuan, keterampilan,

keahlian, sikap, dan perilaku sosial.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan pengelolaan pelatihan

secara efektif dan efisien terutama dalam proses pembelajaran pelatihan. Dalam

menciptakan pelatihan yang bermutu dapat dimulai dari menganalisis setiap

komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses pembelajaran.

Sutarto (2013:46) menyebutkan komponen-komponen pendidikan nonformal

sebagai berikut :

komponen-kompenen pendidikan nonformal yakni peserta didik (raw

input); resource input yang terdiri sumber daya manusia, kurikulum,

sarana/prasarana, dan manajemen; environmental input yang terdiri dari

ekonomi, politik, teknologi; masukkan tersebut diproses dalam tranformasi

dan interaksi yaitu kegiatan pembelajaran yang menghasilkan lulusan

(output).

Dari uraian tersebut peserta didik merupakan masukan utama dalam pelatihan,

sehingga dalam proses pembelajaran yang diperhatikan pertama kali adalah

peserta didik, bagaimana keadaan dan kemampuanya, setelah itu menentukan

komponen yang lainnya.

Dalam belajar, setiap peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-

beda. Menurut Sardiman (2016:120) karakteristik siswa yang perlu diperhatikan

salah satunya yang berkenaan dengan perbedaan kepribadian seperti sikap,

perasaan, dan minat. Pengetahuan mengenai karakteristik peserta didik memiliki

arti penting dalam interaksi belajar mengajar. Sehingga instruktur sebagai seorang

pendidik harus dapat mengelola kelas sedemikian rupa dan memilih metode

pembelajaran yang tepat agar terjadi proses interaksi dari masing-masing

komponen pembelajaran pelatihan.

Page 18: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

4

Dari karakteristik diatas, sikap mempunyai peranan penting dalam

membentuk tingkah laku dalam belajar. Sikap siswa yang positif, terutama kepada

guru dan mata pelajaran merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar

siswa tersebut. Sebaliknya sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaran,

apalagi jika diiringi dengan kebencian kepada guru atau pada mata pelajaran dapat

menimbulkan kesulitan belajar siswa (Syah, 2010:132). Seorang instruktur harus

terlebih dahulu menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri, terhadap mata

pelajaran, dapat meyakinkan siswa tentang manfaat bidang studi itu untuk

kehidupan peserta didik. Dengan demikian akan memunculkan sikap positif

peserta didik terhadap bidang studi tersebut sekaligus terhadap instruktur yang

mengajarkannya.

Pelatihan yang diselenggarakan di Balai Besar Pengembangan Latihan

Kerja (BBPLK) Semarang peserta didik memilih sendiri kejuruan yang akan

diambil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai berkaitan dengan keahlian yang

akan didapat guna meningkatkan keterampilannya dalam bekerja. Dalam hal ini

instruktur tidak perlu lagi meyakinkan manfaat tentang bidang studi yang

diajarkan karena mereka sudah mengetahui manfaat dari bidang studi bagi

kehidupannya. Namun, sikap peserta didik terhadap instruktur akan berbeda-beda

karena pada dasarnya peserta didik merupakan individu yang unik. Seperti yang

dijelaskan oleh Sunarto & Hartono (2013:15) minat dan sikap individu terhadap

sekolah dan mata pelajaran tertentu, kebiasaan-kebiasaan kerja sama, kecakapan

atau kemauan untuk berkonsentrasi pada pelajaran merupakan faktor-faktor

perbedaan di antara para siswa.

Page 19: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

5

Sikap merupakan produk dari kegiatan belajar yang diperoleh melalui

proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku peran (pendidik-

murid, orang tua – anak, dan sebagiannya). Karena sikap itu dipelajari, sikap juga

dapat diubah dan dimodifikasi (Rifa’i, 2012:138). Hubungan positif instruktur

dengan peserta didik sangat penting di dalam proses belajar mengajar.

Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun

sempurnanya metode yang digunakan, namun jika hubungan instruktur-peserta

didik tidak harmonis maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan

(Sardiman, 2016:147). Untuk mewujudkan hubungan yang harmonis maka harus

membangun sikap positif antara instruktur dengan peserta didik.

Dalam membangun sikap positif, tidak hanya peserta didik saja yang

dituntut untuk bersikap positif. Sebagai instruktur harus mampu menjadikan

dirinya sebagai teladan, sehingga instruktur juga harus membangun sikap positif

terlebih dahulu. Siswanto (2013:52) mengemukakan bahwa :

Sikap positif pembimbing adalah sikap-sikap yang dapat diterima oleh

peserta didik dan sikap positif pesera didik adalah sikap-sikap yang dapat

diterima oleh pembimbing. Sikap pembimbing atau instruktur yang dapat

diterima oleh peserta didik adalah adil, tidak membeda-bedakan, emosi

stabil, terbuka, konsisten, cekatan, membatu, ramah, menghargai proses,

tidak suka memihak. Sikap peserta didik yang dapat diterima oleh

pembimbing atau instruktur adalah mau bertanya, suka berlatih, menjawab

dengan kesungguhan, rajin, tepat waktu, ringan tangan, suka diskusi,

saling menghargai, suka membuat contoh dengan kalimat sendiri. Dalam

keadaan semacam itu dapat dikembangkan komunikasi dua arah.

Dari pengertian diatas, instruktur dapat menanyai dan mengungkapkan keadaan

peserta didik dan sebaliknya peserta didik mengajukan berbagai persoalan-

persoalan dan hambatan yang sedang dihadapi saat proses belajar mengajar.

Page 20: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

6

Sehingga dengan keadaan tersebut akan sangat membantu peserta didik dalam

mengatasi kesulitan belajar.

Untuk mewujudkan sikap positif peserta didik pada instruktur selain

membangun sikap yang diterima oleh peserta didik, pendidik harus menjadi

pemimpin dalam aktivitas belajar. Adam & Decey dalam Prihatin (2013:84)

peranan guru dalam proses pembelajaran antara lain sebagai pengajar, pemimpin

kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, perencana, supervisor,

motivator, dan konselor. Instruktur sebagai pemimpin aktivitas belajar dalam

pelatihan harus dapat membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk menjadi

pembelajar yang baik serta dapat menjadi motivator untuk memfasilitasi peserta

didiknya agar bersikap positif dan memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Dalam jurnal nasional Fadhilah & Bisri (2010:584) mengatakan bahwa

sikap terhadap kepemimpinan guru pembimbing berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa. Ini berarti sebagai seorang guru pembimbing, harus mempunyai

kepekaan terhadap sikap siswa. Kaitannya dengan proses pembelajaran pelatihan

dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa sama hal nya dengan prestasi belajar,

sikap positif peserta didik terhadap kepemimpinan instruktur di kelas perlu

dibangun untuk meningkatkan motivasi belajar pada diri peserta didik.

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan

belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek itu dapat tercapai

(Sardiman, 2016:75). Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas

Page 21: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

7

belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Ada

beberapa ciri-ciri tentang motivasi yang dikemukakan oleh Sardiman (2016:102)

antara lain: tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan

minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat

bosan pada tugas-tugas yang rutin/mekanis.

Motivasi belajar pada setiap peserta didik pasti berbeda-beda yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah sikap. Menurut

pengamatan di lapangan bahwa latar belakang peserta didik yang mengikuti

pelatihan di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Semarang berbeda-beda

mulai dari latar belakang pendidikan terakhir yang ditempuh, usia peserta didik,

status, dan tujuan dalam mengikuti pelatihan. Pendidikan terakhir peserta didik

bermacam-macam ada yang lulusan SD, lulusan SMP, lulusan SMA/SMK,

bahkan Sarjana. Usia peserta didik pun beragam bahkan ada yang sudah berusia

diatas 30 tahun. Status peserta didik ada yang sudah menikah ada juga yang belum

menikah. Tujuan mengikuti pelatihan juga berbeda-beda, ada yang mengikuti

pelatihan karena ingin bekerja atau membuka usaha ada juga yang ikut pelatihan

hanya untuk mengisi waktu luang. Dengan keberagaman latar belakang tersebut

mereka berada pada satu kelas yang sama, sehingga sikap peserta didik terhadap

instruktur dan motivasi setiap peserta didik akan berbeda-beda pula.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada saat kegiatan pelatihan

berlangsung peserta didik ada yang membangun sikap positif terhadap instruktur

seperti aktif bertanya, belajar mandiri, dan tidak berbicara sendiri saat pelajaran

berlangsung tetapi ada juga yang tidak membangun sikap positif terhadap instruktur

Page 22: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

8

seperti tidur di kelas saat instruktur sedang memberikan materi pelajaran, berbicara

ketika instruktur sedang memberikan arahan, dan masuk kelas tidak tepat waktu

terutama setelah istirahat pertama. Sejalan dengan penelitian Senjawati (2015:102)

mengatakan bahwa warga belajar dapat dikatakan memiliki motivasi yang rendah

apabila seseorang yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa,

perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka menganggu kelas, sering

meninggalkan pelajaran akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar. Dengan

adanya permasalah tersebut motivasi belajar yang ditimbulkan peserta didik akan

berbeda antara yang membangun sikap positif terhadap instruktur dengan peserta

didik yang tidak membangun sikap positif terhadap instruktur.

Dari permasalah tersebut penulis bermaksud melaksanakan penelitian

dengan mengangkat judul “Sikap Peserta Didik Pada Instruktur dan Pengaruhnya

Terhadap Motivasi Belajar Pada Pelatihan Kerja di Balai Besar Pengembangan

Latihan Kerja (BBPLK) Semarang”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, masalah yang akan diteliti adalah

“Adakah pengaruh sikap peserta didik pada instruktur terhadap motivasi belajar

pada pelatihan kerja di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK)

Semarang?”

1.3. Tujuan Penelitian

Dari permasalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah

menganalisis pengaruh sikap peserta didik pada instruktur terhadap motivasi

Page 23: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

9

belajar pada pelatihan kerja di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja

(BBPLK) Semarang.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memiliki manfaat secara teoritis yaitu menambah

khasanah keilmuan bidang psikologi belajar orang dewasa yang berkaitan dengan

sikap peserta didik pada instruktur dan motivasi belajar peserta didik dalam

pelatihan.

1.4.2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada

pihak-pihak yang terkait, yaitu:

1.4.2.1. Bagi Pendidik atau Instruktur

Manfaat penelitian ini bagi pendidik atau instruktur yaitu memberikan

gambaran tentang sikap-sikap peserta didik terhadap instruktur dan dapat

dijadikan masukan instruktur di dalam proses belajar mengajar, agar penyampaian

materi pelatihan dapat lebih memahami sikap-sikap peserta didik dalam menerima

materi pelatihan.

1.4.2.2. Bagi Lembaga

Manfaat penelitian ini bagi lembaga yaitu dapat digunakan sebagai bahan

acuan dalam melakukan kontrol terhadap proses belajar mengajar pelatihan,

metode pengajaran yang tepat bagi peserta didik, dengan demikian dapat

meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Page 24: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

10

1.5. Penegasan Istilah

Dalam penelitian ini, ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar tidak

terjadi salah penafsiran. Sehingga topik yang disajikan dapat dipahami arti, tujuan

dan maksudnya, yakni sebagi berikut :

1.5.1. Sikap Peserta Didik Pada Instruktur

Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak dengan cara

tertentu terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun

negatif. Sikap peserta didik pada instruktur adalah kecenderungan peserta didik

pada instruktur untuk bertindak secara positif atau negatif. Dalam penelitian ini

sikap peserta didik pada instruktur lebih ditujukan terhadap kepemimpinan

instruktur di dalam kelas.

1.5.2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar yaitu suatu dorongan tenaga dalam diri seseorang yang

mempengaruhi adanya tindakan atau kegiatan belajar agar tujuan yang

diharapkan tercapai.

Page 25: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

11

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1.Sikap

2.1.1. Pengertian Sikap

Sikap atau attitude dapat didefinisikan dengan berbagai cara. Para ahli sendiri

mempunyai pandangan yang berbeda-beda, walaupun pada dasarnya tidak

bertentangan antara satu dengan yang lanniya. Trow dalam Djaali (2007:114)

mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa

jenis tindakan pada situasi yang tepat. Gerungan (2009:161) mengartikankan sikap

sebagai kesediaan bereaksi terhadap sesuatu hal. Thursione dalam Ahmadi

(2007:150) sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif

yang berhubungan dengan objek psikologi. Objek psikologi meliputi : simbol, kata-

kata, slogan, orang, lembaga, ide, dan sebagainnya. Sikap senantiasa terarahkan

kepada sesuatu hal, suatu objek. Tidak ada sikap tanpa ada objeknya.

Seseorang tidak dilahirkan dengan sikap pandangan ataupun sikap

perasaan tertentu, tetapi sikap-sikap tersebut dibentuk sepanjang

perkembangannya. Seperti definisi sikap menurut Allport yang menunjukkan

bahwa sikap itu tidak muncul seketika atau dibawa lahir, tetapi disusun dan

dibentuk melalui pengalaman serta memberikan pengaruh langsung pada respon

seseorang (Djaali 2007:114). Harlen mendefinisikan sikap adalah kesiapan atau

kecenderungan seseorang untuk bertindak dalam menghadapi suatu objek atau

Page 26: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

12

situasi tertentu (Djaali 2007:114). Sehingga dengan adanya sikap menyebabkan

seseorang akan bertindak secara khas terhadap objek-objeknya.

Dari uraian diatas, secara umum sikap atau attitude dapat didefinisikan

sebagai suatu kecenderungan untuk melakukankan sesuatu hal baik secara positif

atau negatif terhadap suatu objek. Dalam istilah kecenderungan, terkandung

pengertian arah tindakan yang dilakukan seseorang. Arah tersebut bersifat

mendekati atau menjauhi suatu objek.

2.1.2. Komponen Sikap

Pada hakekatnya sikap adalah suatu interelasi dari berbagai komponen,

komponen-kompenen tersebut yaitu :

1) Komponen Kognitif

Komponen kognitif yaitu komponen yang berkaitan dengan

pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan

bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap (Walgito, 2008:127).

Mar’at dalam Dayakisni, dkk (2009:114) komponen kognitif yaitu komponen

yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang

tentang objek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu

keyakinan tertentu tentang objek sikap tersebut.

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang

berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan sebagai komponen

kognitif tidak selau akurat. Kadang-kadang kepercayaan itu terbentuk justru

dikarenakan kurang atau tiadanya informasi yang benar menganai objek yang

dihadapi (Azwar, 2014:24-26).

Page 27: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

13

2) Komponen Afektif

Komponen afektif yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa

senang atau tidak senang terhadap suatu objek sikap. Rasa senang merupakan

hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.

Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif (Walgito,

2008:128). Jadi, sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai

kebudayaan atau sistem yang dimilikinya (Dayakisni, dkk, 2009:114). Secara

umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap

sesuatu.

3) Komponen Konatif

Komponen konatif yaitu komponen yang berhubungan dengan

kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan

intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak

atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap (Walgito, 2008:128). Dengan

demikian sikap seseorang pada suatu objek sikap merupakan manifestasi dari

konstelasi ketiga komponen tersebut yang saling berinteraksi untuk

memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap objek sikap.

Azwar (2014:27) mengemukakan bahwa komponen perilaku atau

konatif dalam stuktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau

kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaiatan dengan

objek sikap yang dihadapi. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa

kepercayaan, dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Maksudnya,

bagaimana orang berperilaku secara konsisten, selaras dengan kepercayaan

Page 28: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

14

dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Kecenderungan berperilaku

secara konsisten, selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk

tendensi perilaku terhadap objek.

Keterkaitan tiga komponen tersebut harus selaras dan konsisten agar bisa

memunculkan sikap tertentu. Objek sikap akan dipersepsi oleh peserta didik yang

dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman dan keyakinan, hal ini berkaitan

dengan kognitif. Afeksi akan mengiringi hasil kognitif terhadap objek sikap

sebagai aspek evaluatif yang bersifat positif atau negatif. Hasil evaluasi tersebut

akan mengaitkan dengan segi konatif berupa kesiapan untuk berperilaku. Hal ini

menunjukkan bahwa sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam

mengambil suatu tindakan. Karena orang yang memiliki sikap, mampu memilih

secara tegas di antara beberapa kemungkinan.

2.1.3. Ciri-Ciri Sikap

Sikap mempunyai mempunyai segi-segi perbedaan dengan pendorong-

pendorong lain yang ada dalam diri manusia. Untuk membedakan sikap dengan

pendorong-pendorong yang lain, ada beberapa ciri dari sikap, yaitu :

1) Sikap tidak dibawa sejak lahir.

Seperti yang dikemukakan oleh Gerungan (2009:163) sikap dibentuk

atau dipelajari orang sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan

dengan objeknya. Sikap dapat dipelajari dan karenanya sikap itu dapat

berubah. Sikap mempunyai kecenderungan stabil, sekalipun sikap dapat

mengalami perubahan bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat

tertentu yang mempermudah berubahnya sikap seseorang.

Page 29: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

15

Karena sikap tidak dibawa sejak lahir, maka sikap sebagai daya

dorong akan berbeda dengan motif biologis yang juga sebagai daya dorong,

karena yang akhir ini telah ada sejak individu dilahirkan sekalipun motif

tersebut dalam manifestasinya mengalami perubahan-perubahan (Walgito,

2008:132).

2) Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada

sekumpulan objek-objek.

Gerungan (2009:163) objek attitude dapat merupakan satu hal

tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Bila

seseorang mempunyai sikap yang negatif pada seseorang, orang tersebut akan

mempunyai kecenderungan untuk menunjukkan sikap yang negatif pula pada

kelompok di mana seseorang tersebut tergabung di dalamnya. Disini terlihat

adanya kecenderungan untuk menggeneralisasikan objek sikap (Walgito,

2008: 132)

3) Sikap berhubungan dengan objek sikap.

Attitude tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi

terhadap suatu objek. Dengan kata lain, attitude terbentuk, dipelajari, atau

berubag senantiasa berkaitan dengan suatu objek tertentu yang dapat

dirumuskan dengan jelas (Gerungan, 2009:163).

Sikap terbentuk melalu proses persepsi terhadap objek. Hubungan

yang positif atau negatif antara individu dengan objek tertentu, akan

menimbulkan sikap tertentu pula dari individu terhadap objek tersebut

(Walgito, 2008:132).

Page 30: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

16

4) Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi.

Sikap terhadap sesuatu objek tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan

tertentu yang bersifat positif tetapi juga dapat bersifat negatif terhadap objek

tersebut (Walgito, 2008:132). Disamping itu sikap juga mengandung motivasi,

seperti yang diungkapkan oleh Gerungan (2009:164) attitude mempunyai

segi-segi motivasi, berarti segi dinamis menuju ke suatu tujuan, berusahan

mecapai suatu tujuan. Attitude dapat merupakan suatu pengetahuan, tetapi

pengatahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan bertindak sesuai

dengan pengetahuan.

Ciri-ciri sikap juga disebutkan oleh Brigham dalam Dayakisni, dkk

(2009:115) ada beberapa ciri sifat dasar dari sikap, yaitu :

1) Sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah laku;

2) Sikap ditujukan mengarah kepada objek psikologis atau kategori, dalam hal

ini skema yang dimiliki orang menentukan bagaimana mereka

mengkategorikan target object dimana sikap diarahkan;

3) Sikap dipelajari;

4) Sikap mempengaruhi perilaku. Mengukuhi suatu sikap yang mengarah pada

suatu objek memberikan satu alasan untuk berperilaku mengarah pada objek

itu dengan suatu cara tertentu.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan ciri-ciri sikap tidak dibawa sejak

lahir, sikap berhubungan dengan objek dan sikap mempengaruhi perilaku

seseorang. Kaitannya dalam penelitian ini bahwa sikap mempunyai segi motivasi,

bahwa seseorang bersikap berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya.

Page 31: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

17

2.1.4. Fungsi Sikap

Menurut Katz dalam Walgito (2008:128-129) ada empat fungsi sikap,

yaitu:

1) Fungsi instrumental, atau fungsi penyesuaian, atau fungsi manfaat.

Fungsi ini berkaitan dengan sarana-tujuan. Di sini sikap merupakan

sarana untuk mencapai tujuan. Bila objek sikap dapat membantu seseorang

dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersikap positif terhadap objek

sikap tersebut, demikian sebaliknya bila objek sikap menghambat dalam

pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif terhadap objek sikap

yang bersangkutan. Karena itu fungsi ini juga disebut fungsi manfaat, yaitu

sampai sejauh mana manfaat objek sikap dalam rangka pencapaian tujuan.

Fungsi ini juga disebut sebagai fungsi penyesuaian, karena dengan sikap yang

diambil oleh seseorang, orang akan dapat menyesuaikan diri dengan secara

baik terhadap sekitarnya.

2) Fungsi pertahan ego

Sikap yang diambil oleh seseorang pada waktu orang yang

bersangkutan terancam keadaan dirinya atau egonya. Demi mempertahakan

egonya, orang yang bersangutan mengambil sikap tertentu. Brigham dalam

Dayakisni,dkk (2009:116) sikap ini mencerminkan kepribadaian individu yang

bersangkutan dan masalah-masalah yang belum mendapatkan penyelesaian

secara tuntas, sehingga individu berusaha mempertahankan dirinya secara

tidak wajar karena ia merasa takut kehilangan statusnya.

Page 32: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

18

3) Fungsi ekspresi nilai

Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu

untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam dirinya. Dengan mengekpresikan

diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat menunjukkan keadan

dirinya. Dengan individu mengambil sikap tertentu terhadap nilai tertentu, ini

menggambarkan keadaan sistem nilai ang ada pada individu yang

bersangkutan. Sistem nilai apa yang ada pada diri individu dapat dilihat dari

sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan terhadap nilai tertentu.

4) Fungsi pengetahuan

Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti, dengan

pengalamnnya, untuk memperoleh pengetahuan. Elemen-elemen dari

pengalamannya yang tidak konsisten dengan apa yang diketahui individu,

akan disusun kembali atau diubah sedemikian rupa hingga menjadi konsisten.

Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu objek sikap

yang bersangkutan.

2.1.5. Pembentukan dan Perubahan Sikap

Seperti yang telah dipaparakan di atas sikap tidak dibawa sejak dilahirkan,

tetapi dibentuk sepanjang perkembangan individu yang bersangkutan. Sikap

terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami individu. Dalam interaksi

sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan

yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku

masing-masing individu.

Page 33: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

19

Individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek

psikologis yang dihadapinya. Azwar (2014:30-38) faktor-faktor yang

mempengaruhi pembentukan sikap, yaitu :

1) Pengalaman Pribadi

Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk

dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai

pengalaman berkaitan dengan objek psikologis. Pembentukan kesan atau

tanggapan terhadap objek merupakan proses kompleks dalam diri individu

yang melibatkan individu yang bersangkutan.

Untuk menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah

meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk

apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan

faktor masyarakat emosional. Dalam situasi yang melibatka emosi,

penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama berbekas.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen

sosial yang ikut mempengaruhi ssikap kita. Diantara orang yang biasanya

dianggap penting bagi individu adalah orangtua, orang yang status sosialnya

lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami,

dan lain-lain.

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting.

Page 34: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

20

Kecenderungan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik

dengan orang yang dianggap penting tersebut.

3) Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap.

Apabila kita hidup dalam budaya yang mempunyai norma longgar bagi

pergaulan heteroseksual, mungkin kita mempunyai sikap yang mendukan

terhadap masalah kebebasan pergaulan tersebut. Apabila kita hidup dalam

budaya sosial yang mengutamakan kehidunpan berkelompok maka kita

mempunyai sikap negatif terhadapat kehidupan individualisme.

Tanpa kita sadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap

kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap kita, karena

kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu. Kepribadian

yang telah mapan dan kuat yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan

dalam pembentukan sikap individual.

4) Media Massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah, dll, mempunyai pengaruh besar dalam

pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi

sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pesan-pesan yang berisi

sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya sikap. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh

Page 35: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

21

informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar efektif dalam

menilai sesutau hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya

meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

Pemahaman akan baik buruk garis pemisah antara yang boleh dilakukan dan

tidak boleh dilakukan diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan

serta ajaran-ajarannya. Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama sangat

menentukan sistem kepercayaan maka tida heran jika konsep tersebut ikut

berperanan dalam membentuk sikap individu terhadap sesuatu hal.

6) Pengaruh faktor emosional

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi

yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

pertahan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan

segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan

sikap yang lebih konsisten dan bertahan lama.

Selain pembentukan sikap, berkaitan dengan hal tersebut Ahmadi

(2007:157), menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap,

yaitu:

1) Faktor intern : yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri.

Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan

mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Pilihan terhadap

Page 36: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

22

pengaruh dari luar biasanya disesuaikan dengan motif dan sikap dalam diri

seseorang, terutama yang menjadi minat perhatiannya.

2) Faktor ekstern : yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi seseorang. Faktor ini

berupa interaksi sosial diluar kelompok. Seperti interaksi anatara manusia

dengan hasil kebudayaan manusia, yaitu surat kabar, radio, televisi, majalah

dll.

Untuk menjelaskan bagaimana pembentukan dan perubahan sikap akan

dijelaskan pada bagan berikut :

Gambar 2.1. Bagan sikap (Dikutip dari Walgito, 2008, h. 133)

Faktor Internal

- Fisiologis

- Psikologis

Faktor Eksternal

- Pengalaman

- Situasi

- Norma-norma

- Hambatan

- Pendorong

Sikap

Reaksi

Objek Sikap

Page 37: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

23

Dari bagan tersebut dapat dikemukakan bahwa sikap yang ada pada diri

seseorang akan dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan

psikologis, serta faktor eksternal. Faktor eksternal dapat berwujud situasi yang

dihadapi oleh individu, norma-norma yang ada dalam masyarakat, semua ini akan

berpengaruh pada sikap yang ada pada diri seseorang. Kemudian reaksi yang

dapat diberikan individu terhadap objek sikap dapat bersifat positif maupun

bersifat negatif.

Sherif dalam Ahmadi (2007:158) mengemukakan bahwa sikap itu dapat

diubah atau dibentuk apabila terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara

manusia dan adanya komunikasi dari satu pihak. Namun, faktor ini masih

tergantung pada adanya sumber penerangan itu memperoleh kepercayaan orang

banyak atau tidak dan ragu-ragu atau tidaknya menghadapi fakta serta isi sikap

baru itu.

Dalam proses belajar mengajar pada intinya adalah interaksi antara peserta

didik dengan instruktur, dengan interaksi tersebut terjadi proses saling

mempengaruhi. Dalam jurnalnya Limpo, dkk (2013:45), ketika pembelajaran

berlangsung, guru dapat berpartisipasi aktif dengan memberikan dukungan yang

cukup serta memberikan perlakuan yang setara bagi seluruh siswa, apabila

lingkungan kelas yang diciptakan oleh guru bersifat konsisten, maka siswa akan

belajar untuk membentuk sikap positif terhadap kegiatan belajar dan terhadap

mata pelajaran yang diajarkan.

Proses tersebut akan terlaksana dengan baik dan menghasilkan pengaruh

yang positif jika antara peserta didik dan instruktur memiliki hubungan timbal

Page 38: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

24

balik dalam suasana yang menyenangkan. Oleh karena itu, pembentukan atau

pengubahan sikap ke arah yang positif perlu diciptakan untuk meningkatkan

motivasi belajar peserta didik.

2.1.6. Pengukuran Sikap

Dalam pengukuran sikap ada beberapa macam cara, yang garis besarnya

dapat dibedakan secara langsung dan secara tidak langsung. Menurut Walgito

(2008:156) pengukuran sikap secara langsung yaitu subjek secara langsung

dimintai pendapat bagaimana sikapnya terhadap sesutau masalah atau hal yang

dapat dihadapkan kepadanya. Dalam hal ini dapat dibedakan langsung tidak

berstruktur dan langsung terstruktur.

Pengukuran sikap secara langsung tak berstruktur merupakan cara

pengkuran sikap yang cukup sederhana, dalam arti tidak diperlukan persiapan

yang cukup mendalam guna mengadakan pengukuran sikap tersebut. Pengukuran

sikap ini dapat dilakukan dengan cara wawancara bebas, pengamatan langsung

atau dengan surve. Dari hasil wawancara atau pengamatan langsung tersebut

kemudian ditarik kesimpulan tentang bagaimana sikap subjek terhadap suatu

objek tertentu.

Pengukuran sikap secara langsung yang berstruktur yaitu pengukuran

sikap dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sedemikian

rupa dalam suatu alat yang ditentukan, dan langsung diberikan kepada subjek

yang diteliti. Pengukuran sikap salah satunya dikemukakan oleh Likert.

Pengukuran sikap model Likert dikenal dengan pengukuran sikap skala Likert.

Walgito (2008:167) dalam menciptakan alat ukur Likert menggunakan

Page 39: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

25

pernyataan-pernyataan, dengan menggunakan lima alternatif jawaban atau

tanggapan atas pernyataan-pernyataan tersebut. Subjek yang diteliti memilih salah

satu dari lima alternatif jawaban yang disediakan. Lima alternatif jawaban yang

dikemukakan oleh Likert adalah sangat setuju (5), setuju (4), tidak mempunyai

pendapat (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1).

Dalam tiap-tiap pernyataan akan memberikan gambaran bagaimana

seseorang menganggapi pernyataan tersebut. Angka-angka dalam kurung di atas

merupakan skor atau nilai dari masing-masing jawaban terhadap pernyataan

tersebut. Nilai terendah adalah 1, dan nilai tertinggi adalah 5. Bila pernyataan

positif, dan seseorang sangat setuju terhadap pernyataan tersebut, maka orang

bersangkutan memperoleh skor 5, begitu pula sebaliknya. Jumlah nilai yang

dicapai oleh seseorang menggambarkan sikap orang terhadap sesuatu objek sikap.

Dalam membuat pernyataan sikap diperlukan pedoman penulisan

pernyataan sehingga dapat dijamin kesahihan dari apa yang ingin dicapai. Kriteria

yang disarankan menurut Edwards dalam Azwar (2014: 114-118) untuk

pernyataan sikap yaitu : 1) Hindari pernyataan yang berhubungan dengan masa

lampau; 2) Hindari pernyataan yang bersifat fakta atau yang dapat ditafsirkan

sebagai fakta; 3) Hindari pernyataan yang ambigu; 4)Hindari pernyataan yang

tidak relevan dengan objek psikologis yang diamati; 5) Hindari pernyataan yang

kemungkinannya dibenarkan oleh hampir setiap orang atau tak seorangpun yang

membenarkannya; 6) Pilih pernyataan yang diperkirakan mencakup jangkauan

skala afektif yang diinginkan; 7) Usahakan bahasa pernyataan yang sederhana,

jelas dan langsung; 8) Pernyataan seharusnya singkat, tidak melebihi 20 kata;

Page 40: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

26

9)Setiap pernyataan seharusnya memuat hanya satu pemikiran secara lengkap; 10)

Hindari penggunaan kata umum seperti “semua”, “selalu”, “tak seorangpun” dan

“tak pernah” yang sering menimbulkan arti ganda dalam pernyataan; 11) Hati –

hati dalam menggunakan kata – kata seperti “hanya”, “sekedar”, “semata – mata”

dan “lain – lain” dalam pernyataan; 12) Jika mungkin, pernyataan sebaiknya

dibuat dalam bentuk kalimat sederhana daripada dalam bentuk kalimat yang

rumit; 13) Hindari penggunaan kata negatif lebih dari satu kali.

Walgito (2008:169) pengukuran sikap secara tidak langsung yaitu

pengukuran sikap dengan menggunakan alat-alat tes, baik yang proyektif maupun

yang non-proyektif. Misalnya dengan Rorschach, TAT, dan dengan melalui

analisis yang cukup rumit, peneliti dapat mengetahui bagaimana sikap seseorang

terhadap keadaan sekitarnya.

Pengukuran sikap dalam penelitian ini adalah menggunakan pengukuran

sikap secara langsung berstruktur dengan memberikan pernyataan-pernyataan

yang menggambarkan sikap peserta didik pada instruktur dengan skala Likert.

Dengan indikator : 1) Penilaian peserta didik mengenai kepemimpinan instruktur;

2) Respon peserta didik mengenai kepemimpinan instruktur; 3) Tindakan yang

dilakukan peserta didik mengenai kepemimpinan instruktur.

2.2. Motivasi Belajar

2.2.1. Pengertian Motivasi Belajar

Banyak para ahli yang mengemukakan pengertian motivasi dengan

berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni

Page 41: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

27

sebagai suatu pendorong yang mengubah energi seseorang ke dalam bentuk

aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2016:73), motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling

dan didahului dengan tanggapan terhadap tujuannya. Hamalik (2009:173)

Perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa

kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya,

maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan

segala upaya yang dapat ia lakukan.

Motivasi adalah suatu dorongan tenaga dalam diri seseorang. Dorongan itu

ditandai adanya dorongan afeksi dari reaksi-reaksi dalam mencapai tujuan.

Motivasi tidak saja menumbukan dan mengarahkan perilaku, tetapi lebih dari itu

yakni mendorong perilaku sampai kepada tercapainya suatu tujuan (Siswanto,

2013:47).

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang

tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas

belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak

menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum

tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan

kebutuhannya.

Maslow dalam Djamarah (2008:149) sangat percaya bahwa tingkat laku

manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Maslow

Page 42: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

28

mengemukakan teori kebutuhan yang digambarkan secara hierarkis seperti

berikut:

Gambar 2.2. Hierarki Kebutuhan Maslow (dikutip dari Uno, 2016, h.41)

1) Kebutuhan fisiologis merupakan dorongan-dorongan untuk memenuhi

kebutuhan jasmaniah, seperti kebutuhan akan makanan, perumahan,

pakaian, udara untuk bernafas dan sebagainya.

2) Kebutuhan akan rasa aman merupakan dorongan untuk menjaga atau

melindungi diri dari gangguan, misalnya dengan menyediakan jaminan

melalui pengambilan polis asuransi.

3) Kebutuhan cinta kasih atau sosial adalah hubungan antara manusia, cinta

kasih dan kasih sayang yang diperlukan pada tingkat ini, merupakan

kebutuhan untuk membina hubungan baik, kasih sayang, persaudaraan

baik dengan jenis kelamin yang sama maupun berbeda.

Aktualisasi

Diri

Penghargaan

Cinta Kasih

Rasa Aman

Kebutuhan Fisiologis

Page 43: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

29

4) Kebutuhan akan penghargaan, manusia sebagai makhluk sosial yang dalam

kehidupannya selalu berinteraksi dengan orang lain, ingin mendapatkan

penerimaan dan penghargaan dari yang lainnya.

5) Kebutuhan aktualisasi diri, ditempatkan paling atas pada hirarki Maslow dan

berkaitan dengan keinginan pemenuhan diri. Melalui berbagai bentuk

upaya belajar dan pengalaman individu berusaha mengaktualkan semua

potensi yang dimilikinya.

Teori Maslow ini dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan

manusia. Teori ini dalam dunia pendidikan dilakukan dengan cara memenuhi

kebutuhan peserta didik, agar dapat mencapai hasil belajar yang maksimal dan

sebaik mungkin. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang

memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikendaki oleh

subjek belajar itu dapat tercapai (Sadirman, 2016:75).

Selain teori Maslow terdapat teori motivasi lain yang dikembangkan oleh

para ilmuwan yaitu teori harapan. Inti dari teori ini adalah kuatnya kecenderungan

seseorang bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan harapan

bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu (Siagian, 2012:179).

Ada tiga konsep esensial yang mendasari motivasi manusia menurut Danim

(2012:34), yaitu pengharapan, nilai, dan perantaraan. Pengharapan yaitu

kepercayaan bahwa usaha seseorang akan membawa hasil tertentu. Nilai adalah

tingkat kesenangan atau kesukaan yang ada dalam diri individu untuk

Page 44: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

30

mendapatkan keuntungan. Sedangkan perantara yaitu sejauh mana hasil kedua

dapat dicapai. Kuatnya motivasi belajar tergantung pada pandangan tentang

betapa kuatnya keyakinan yang terdapat dalam diri peserta didik bahwa ia akan

mencapai apa yang sedang diusahakan (Siagian, 2012:180). Dalam kegiatan

belajar peserta didik hendaknya mempunyai suatu harapan sehingga hal tersebut

dapat memicu timbulnya motivasi belajar untuk mewujudkan tujuannya dalam

belajar.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.

Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam

belajar (Uno, 2016:23). Perananya yang khas adalah dalam penumbuhan gairah,

merasa senang dan semangat untuk belajar. Menurut Utami, dkk (2014 : 132)

Motivasi belajar pada umumnya dapat mempertinggi prestasi dan memperbaiki

sikap peserta didik terhadap tugas-tugas yang di bebankan pada peserta didik.

Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang kuat, akan mempunyai banyak

energi untuk belajar.

Dari uraian-uraian diatas, disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan

suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

mampu mengarahkan tingkah lakunya dalam kegiatan pembelajaran kearah

tujuan belajar.

2.2.2. Macam-Macam Motivasi Belajar

Djamarah (2008:149-151), menyebutkan macam-macam motivasi belajar

yang dilihat dari sudut pandang motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi

Page 45: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

31

seseorang yang disebut motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri

seseorang yang disebut motivasi ekstrinsik.

1) Motivasi Intrinsik

Adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu

dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan

untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik

dalam dirinya maka ia secara sadar akan melakukan kegiatan belajar

yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Seseorang yang

memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Kegiatan ini

dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif bahwa mata pelajaran yang

dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan di masa

mendatang.

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena

adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak

didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar.

Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar

yang dipelajarinya. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau

belajar, berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi

untuk belajar.

Hamalik (2013:112) mengemukakan motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik saling berkaitan satu dengan lainnya. Motivasi intrinsik sering disebut

motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari dalam diri peserta didik, misalnya

Page 46: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

32

keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan

pemahaman, mengembangkan sikap untuk berhasil, menikmati kehidupan,

keinginan untuk diterima oleh orang lain. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi

yang disebabkan oleh faktor dari luar situasi belajar, seperti : angka, kredit, ijazah,

tingkatan, hadiah, persaingan; yang berdifat negatif adalah sarkasme, ejekan, dan

hukuman. Antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sulit untuk

menentukan mana yang lebih baik. Yang dikendaki adalah timbulnya motivasi

intrinsik, tetapi motivasi ini tidak mudah dan tidak selalu dapat timbul. Sedangkan

motivasi ekstrinsik tetap diperlukan dalam belajar, sebab tidak semua

pembelajaran menarik minat peserta didik. Ada kemungkinan peserta didik belum

menyadari pentingnya bahan pelajaran yang disampaikan. Dalam keadaan tersebut

peserta didik perlu dimotivasi agar belajar.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang

memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan untuk menjadi orang yang

terdidik, yang berpengetahuan. Bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak

baik karena dalam belajar mengajar tetap penting. Kemungkinan keadaan peserta

didik yang berubah-ubah dan keadaan dalam proses pembelajaran kurang menarik

bagi pesera didik sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti yang dikutip

dalam jurnal internasional Gilakjani, dkk (2012:15) menjelaskan bahwa:

Page 47: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

33

“Motivation is a crucial factor in learning a foreign language,

which is influenced by different variables: personality variables, the

attitudes of learners, their learning styles”.

Motivasi merupakan faktor penting dalam belajar, yang dipengaruhi oleh variabel

yang berbeda: variabel kepribadian, sikap peserta didik, gaya belajar. Sejalan

dengan pendapat tersebut Rifa’i, dkk (2012:137-144) menyatakan bahwa terdapat

enam faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik, yaitu : 1)Sikap;

2)Kebutuhan; 3)Rangsangan; 4)Afeksi; 5)Kompetensi; 6)Penguatan.

1) Sikap

Sikap merupakan kombinasi dari konsep, informasi, dan emosi yang

dihasilkan di dalam predisposisi untuk merespon orang, kelompok, gagasan,

peristiwa, atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan.

Sikap memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar peserta didik

karena sikap itu membantu peserta didik dalam merasakan dunianya dan

membantu seseorang merasa aman di suatu lingkungan yang pada awalnya

tampak asing.

2) Kebutuhan

Kebutuhan merupakan kondisi yang dialami oleh individu sebagai kekuatan

internal yang memandu peserta didik untuk mencapai tujuan. Semakin kuat

seseorang merasakan kebutuhan, semakin besar peluangnya untuk mengatasi

perasaan yang menekan di dalam memenuhi kebutuhannya. Semua orang

merasakan kebutuhan tidak pernah berakhir. Kebutuhan mana yang dialami

peserta didik sekarang ini akan bergantung pada sejarah belajar individu,

situasi sekarang, dan kebutuhan terakhir yang dipenuhi.

Page 48: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

34

3) Rangsangan

Rangsangan merupakan perubahan di dalam persepsi atau pengalaman dengan

lingkungan yang membuat seseorang bersifat aktif. Rangsangan secara

langsung membantu memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. Apabila

peserta didik tidak menaruh perhatian pada pembelajaran maka sedikit sekali

belajar akan terjadi dalam diri pesrta didik.

4) Afeksi

Afeksi berkaitan dengan pengalaman emosional kecemasan, kepedulian, dan

pemilikan dari individu atau kelompok pada saat belajar. Peserta didik

merasakan sesuatu saat belajar, dan emosi peserta didik tersebut dapat

memotivasi perilakunya kepada tujuan.

5) Kompetensi

Teori kompetensi mengasumsikan bahwa peserta didik secara alami berusaha

keras untuk berinteraksi dengan lingkungannya secara efektif. Kesadaran

kompetensi memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku, peserta didik yang

sedang belajar dan mengalami kemajuan dalam belajar merupakan peserta

didik yang termotivasi untuk melanjutkan usaha belajarnya. Apabila peserta

didik mengetahui bahwa dia merasa mampu terhadap apa yang dipelajari, dia

akan merasa percaya diri.

6) Penguatan

Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan

kemungkinan respon. Penguatan yang efektif, seperti penghargaan terhadap

hasil kara peserta didik, pujian, penghargaan sosial, dan perhatian.

Page 49: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

35

Berdasarkan faktor-faktor yang disebutkan diatas dapat disimpulkan

bahwa sikap peserta didik mempunyai peran dalam membangun motivasi belajar.

Sikap memiliki pengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar peserta didik. Sikap

membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan (teman,

pendidik, kelas, sekolah) yang asing sehingga akan menimbulkan kenyamanan

dalam belajar yang akan menimbulkan motivasi.

2.2.4. Fungsi Motivasi Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar pasti ditemukan peserta didik yang malas

berpartisipasi dan yang aktif berpartisipasi. Motivasi belajar dianggap sangat

penting dalam upaya belajar mengajar. Baik motivasi intrinsik maupun motivasi

ekstrinsik sama berfungsi sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi

perbuatan. Sadirman (2016:85) menjelaskan fungsi motivasi belajar sebagai

berikut:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini meruapakn motor penggerak dari

setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus

dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-

perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Page 50: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

36

Dari fungsi-fungsi diatas dapat dikatakan bahwa seseorang melakukan

suatu usaha karena adanya motivasi. Peserta didik yang ingin mendapatkan

sesuatu dari pembelajaran tertentu tidak mungkin dipaksakan. Sesuatu yang

dipelajari tersimpan sesuatu yang akan dicari atau yang disebut dengan tujuan

belajar yang akan dicapai. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah memberikan

motivasi belajar peserta didik.

2.2.5. Pengukuran Motivasi Belajar

Pengukuran motivasi belajar menurut Schunk, Pintrich & Meece (2010:

13): 1) Observasi Langsung, contoh - contoh perilaku dari pilihan tugas, usaha

dan kegigihan; 2) Penilaian Skala, penilaian yang dilakukan oleh pengamat

terhadap murid pada berbagai karakteristik yang mengindikasikan motivasi; 3)

Pelaporan Diri, penilaian individu mengenai dirinya sendiri; 4) Kuesioner,

penilaian skala tertulis pada items(unit-unit pertanyaan), atau jawaban-jawaban

terhadap pertanyaan-pertanyaan; 5) Wawancara, respons lisan terhadap

pertanyaan-pertanyaan; 6) Ingatan kembali yang terstimulasi, ingatan kembali

tentang berbagai pemikiran yang menyertai kinerja diri pada berbagai waktu; 7)

Penyuaraan pemikiran, verbalisasi pemikiran, tindakan, dan emosi diri sambil

mengerjakan sebuah tugas; 8) Dialog, percakapan antara dua atau lebih individu.

Metode pengukuran motivasi dapat disesuaikan berdasarkan pemilihan

model pembelajaran yang akan digunakan maupun berbagai alasan seperti

karakteristik peserta didik dan masalah penelitian.

Page 51: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

37

Menurut Uno (2016:23) indikator motivasi belajar, yaitu : adanya hasrat

dan keinginan belajar; adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; adanya

harapan dan cita-cita masa depan; adanya penghargaan dalam belajar; adanya

kegiatan yang menarik dalam belajar; adanya lingkungan belajar yang kondusif,

sehingga memungkinkan seseorang dapat belajar dengan baik. Sejalan dengan hal

tersebut Sadirman (2016:83), motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki

ciri-ciri sebagai berikut : 1) Tekun menghadapi tugas; 2) Ulet menghadapi

kesulitan; 3) Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik

mungkin; 4) Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah; 5) Lebih

senang bekerja mandiri; 6) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin; 7) Dapat

mempertahankan pendapatnya; 8) Tidak mudah melepas hal yang diyakini; 9)

Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Bedasarkan uraian diatas, indikator motivasi belajar pada pelatihan kerja

adalah : 1) Mempunyai tujuan dalam mengikuti pelatihan kerja; 2) Aktif dalam

proses kegiatan pelatihan kerja; 3) Ulet menghadapi tugas; 4) Rasa ingin tahu

tinggi; 5) Yakin terhadap kemampuan diri; 6) Berusaha menjadi yang terbaik di

kelas.

2.3. Instruktur

2.3.1. Pengertian Instruktur

UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas menjelaskan bahwa pendidik

adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,

Page 52: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

38

pamong belajar, widyaiswara, instruktur, fasilitator, dan sebutuan lain yang sesuai

kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia

dini pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Sedangkan instruktur adalah sebutan pendidik dalam program pelatihan.

Hamalik (2007:144), instruktur (pelatih) adalah tenaga kependidikan yang

bertugas dan berfungsi melaksanakan pendidikan dan pelatihan.

2.3.2. Tugas dan Peran Instruktur

Dalam pelaksanaan pelatihan instruktur mempunyai beberapa tugas yang

harus dilaksanakan dalam pembelajaran. Menurut Permenakertrans No. 8 tahun

2014, tugas instruktur adalah sebagai berikut : 1)Membantu peserta pelatihan

dalam merencanakan proses pelatihan; 2) Membimbing peserta melalui tugas-

tugas pelatihan yang dijelaskan dalam pelatihan; 3) Membantu untuk

memahami konsep dan menjawab pertanyaan peserta pelatihan; 4) Membantu

mencari sumber informasi tambahan yang diperlukan peserta pelatihan; 5)

Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan; 6) Mendatangkan

seorang ahli dari tempat kerja jika diperlukan; 7) Menguji/mengamati dan

mengumpulkan bukti-bukti serta membuat catatan-catatan kemajuan pelatihan

untuk setiap peserta pelatihan; 8) Mengevaluasi pencapaian kompetensi peserta

per individu.

Page 53: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

39

Selain tugas-tugas diatas, pelaksanaan pelatihan dalam rangka pelaksanaan

suatu proses pembelajaran, di mana instruktur harus mengembangkan peran-peran

tertentu. Berbagai peranan instruktur yang dikemukakan oleh Hamalik (2007:145-

147), adalah sebagai berikut :

1) Peranan sebagai pengajar; instruktur berperan menyampaikan pengetahuan

dengan menyajikan berbagai informasi yang diperlukan berupa konsep-

konsep, fakta, dan informasi yang dapat memperkaya wawasan pengetahuan

para peserta pelatihan dengan cara melibatkan mereka secara aktif untuk

mencari pengetahuan sendiri yang mereka butuhkan.

2) Peranan sebagai pemimpin kelas; instruktur berperan sebagai pemimpin kelas

secara keseluruhan sehingga dari peranannya itu pelatih perlu menyusun

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian selama berlangsungnya

proses pembelajaran.

3) Peranan sebagai pembimbing; instruktur perlu memberikan bantuan dan

pertolongan bagi peseta pelatihan yang mengalami kesulitan dalam proses

pembelajaran/pelatihan yang pada akhirnya mengarahkan peserta lebih aktif

dan mandiri. Bentuk bimbingannya dapat berupa mengarahkan, memotivasi,

membantu memecahkan masalah dan lain-lain.

4) Peranan sebagai fasilitator; instruktur berperan menciptakan kondisi

lingkungan pelatihan agar peserta pelatihan belajar aktif sehingga proses

pembelajaran menjadi efektif.

5) Peranan sebagai peserta aktif; instruktur dapat berperan serta sebagai peserta

aktif dalam kegiatan diskusi dengan cara memberikan informasi, mengarahkan

Page 54: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

40

pemikiran, menunjukkan jalan pemecahan (problem solving), dan sumber-

sumber yang diperlukan.

6) Peranan sebagai ekspeditor; instruktur melakukan pencarian, penjelajahan,

dan penyediaan mengenai sumber-sumber yang diperlukan oleh kelas atau

kelompok peserta, baik dari sumber-sumber tercetak, dari masyarakat, dari

lembaga atau instansi lainnya, dalam rangka menunjang kegiatan belajar

peserta.

7) Peranan sebagai perencana pembelajaran; instruktur berperan menyusun

perencanaan pembelajaran, mulai dari rencana materi pelatihan yang disusun

berdasarkan GBPP, perencanaan harian dan perencanaan suatu acara

pertemuan.

8) Peranan sebagai pengawas; instruktur harus melakukan pengawasan secara

terus menerus agar proses pelatihan senantiasa terarah, kendala-kendala yang

dihadapi peseta pelatihan segera tertangani, disiplin kelas dapat dibina dengan

baik dan ketertiban kelas terjaga.

9) Peranan sebagai motivator; instruktur perlu secara berkelanjutan

menggerakkan motivasi belajar peserta pelatihan supaya kegiatan belajarnya

lebih aktif.

10) Peranan sebagai evaluator; instruktur berperan melakukan penilaian pada pra-

proses-akhir pelatihan melalui tes, petanyaan lisan, pengamatan dan lain-lain

agar peserta pelatihan mengetahui kemajuan belajarnya, mengetahui kesulitan

belajarnya dan membantunya dengan bimbingan.

Page 55: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

41

11) Peranan sebagai konselor; instruktur dapat berperan memberikan penyuluhan

tentang kesulitan pribadi dan sosial peserta pelatihan.

12) Peranan sebagai penyidik sikap dan nilai; sistem nilai yang dijadikan panutan

dan sikap hidup bagi semua peserta pelatihan, mengingat semuanya akan

didayagunakan sebagai tenaga kerja yang melayani masyarakat dan dibina

sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan.

2.3.3. Kepemimpinan Instruktur dalam Kelas

Menurut Makawimbang (2012:6) secara sederahana kepemimpinan

memiliki definisi sebagai kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

mempengaruhi orang lain. Sedangkan menurut Danim (2012:56) Kepemimpinan

adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk

mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang

tergabung di dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumya. Jadi, kepemimpinan merupakan suatu kemampuan seseorang untuk

mempengaruhi orang lain sehingga orang lain mengikuti semua keinginan seorang

pemimpin.

Pemimpin dalam sebuah pembelajaran di kelas adalah guru. Seperti yang

dikemukakan oleh Soedomo dalam Suprijanto (2008:47) bahwa pendidik

mempunyai fungsi sebagai pemimpin kegiatan belajar. Menurut Katzenmeyer &

Moller dalam Danim (2010:177) mengemukakan bahwa “Guru adalah pemimpin

di dalam dan di luar kelas, dengan mengindentifikasi dan memberikan kontribusi

kepada komunitas pembelajar guru dan pemimpin, dan mempengaruhi orang lain

bagi peningkatan mutu praktik pendidikan”. Kepemimpinan instruktur dapat

Page 56: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

42

digambarkan sebagai seseorang yang terus berupaya untuk memberikan dorongan

peserta didik untuk belajar.

Kartono (2016:146) mengemukakan bahwa kepemimpinan merupakan

kekuatan dinamis yang bisa menumbuhkan motivasi, aspirasi, koordinasi dan

integrasi pada organisasi, yang semuanya ssangat penting bagi pencapaian tujuan

bersama. Kaitanya dalam pembahasan ini adalah instruktur sebagai pemimpinan

dalam pembelajaran di kelas dapat menjadi motivator dalam meningkatkan

kegairahan dan pengembangan belajar peserta didik.

Kepemimpinan memiliki beberapa peranan, menurut Covey dalam Rivai

& Mulyadi (2011:156) membagi peran kepemimpinan menjadi tiga bagian yaitu :

1) Pencari alur, menentukan visi dan isi yang pasti; 2) Penyelaras, memastikan

bahwa struktur sistem dan proses operasional organisasi memberikan dukungan

pada pencapaian visi dan misi; 3) Pemberdaya; menggerakkan semangat dalam

diri orang-orang dalam mengungkapkan bakat, kecerdikan dan kreativitas untuk

mampu mengerjakan apapun dan konsisten dengan prinsip yang disepakati.

Sedangkan peran kepemimpinan guru menurut Harris dalam Danim

(2010:180) berteori bahwa ada empat dimensi dari peran kepemimpinan guru :

brokering, kepemimpinan partisipatif, mediasi, dan penempatan hubungan.

Melaui broker guru mampu menerjemahkan ajaran perbaikan sekolah

dalam praktik. Ketika beroperasi dalam peran kepemimpinan partisiparif,

guru merasa menjadi bagian dari perubahan atau pengembangan

pendidikan. Pemimpin guru adalah sumber penting informasi dan

keahlian, serta dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya melalui bertindak

sebagai mediator. Dan akhirnya, dengan membangun hubungan dengan

sesama, dapat dikembangkan sebagai model dari teknik-teknik

kepemimpinan guru.

Page 57: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

43

Dari teori tersebut dapat dikatakan bahwa peran kepemimpinan instruktur akan

menciptakan hubungan instruktur dengan peserta didik dalam proses belajar-

mengajar. Instruktur dalam ini harus dapat membimbing dan mengarahkan

kegiatan belajar peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Untuk menjadi pemimpin dalam pembelajaran instruktur harus memiliki

karakteristik seorang pemimpin yang baik. Menurut Danim (2010:188) yang

dibutuhkan untuk menjadi pemimpin guru, yakni :

1) Kredibilitas atau menjadi pemimpin yang kredibel

Seorang pemimpin tidak mungkin membangun lingkungan belajar, kecuali

dia mampu menjadi pembelajar seumur hidup. Pemimpin guru perlu tampil

kredibel dan datang dengan kemauan untuk berubah dan bertumbuh dengan

tetap konsisten pada bidang tugas mereka.

2) Memiliki keterampilan berkomunikasi

Keterampilan lain yang dapat membantu seorang pemimpin

mengembangkan lingkungan belajar adalah memperluas jaringan komunikasi.

Komunikasi adalah alat perekat yang dapat mempertahankan struktur

organisasi bersama-sama. Seorang pemimpin guru harus menjadi pendengar

yang baik. Pemimpin tidak dapat membina lingkungan belajar kecuali mereka

mendengarkan semua orang disekitranya.

Pemimpin harus terbuka untuk ide-ide baru. Menurut Sardiman

(2016:145) guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar sudah barang

Page 58: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

44

tentu ide-ide itu meruapakan ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak

didiknya. Berbagi pengetahuan dan keahlian adalah keterampilan lain yang

dibutuhkan oleh instruktur sebagai pemimpin. Instruktur tidak hanya harus

terbuka untuk belajar hal-hal baru, tetapi juga harus membantu orang lain

belajar hal-hal baru.

3) Memiliki kepercayaan kepada kolega

Mempercayai kolega, tanpa kepercayaan tidak akan ada pemberdayaan

orang-orang di tempat kerja, juga tidak ada pendelegasian tugas-tugas kritis

dan memberikan kesempatan kepada orang untuk menentukan pilihan dan

membantu membangun kompetensi.

Menurut Rivai & Mulyadi (2011:21) pemimpin yang tidak jujur tidak

akan dipercaya dan akhirnya tidak mendapat dukungan dari pengikutnya.

Kepercayaan diciptakan melalui saling menghormati, mengakui keahlian

masing-masing, dan komitmen bekerjasama.

Selain karakteristik yang dijelaskan pada urain diatas, seorang pemimpin

guru harus memenuhi persyaratan menjadi pemimpin guru, yaitu : 1) Rendah hati

dan sederhana; 2) Bersifat suka menolong; 3) Sabar dan memiliki kestabilan

emosi; 4) Percaya kepada diri sendiri; 5) Jujur, adil dan dapat dipercaya; 6)

Keahlian dalam jabatan (Makawimbang, 2012:30).

Dalam jurnal internasional Fatiha (2014:124), menjelaskan :

The teacher plays an important role in developing student's motivation

throughout his personal behavior. Considering all the actions that are

done by the teacher, there is a very good trace and influence on

student's motivation. It is very important for the teacher to sustain

student's motivation; the teacher has, therefore, a lot to do with his

physical appearance the classroom. He has to be careful about how to

Page 59: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

45

respond to his students, especially when he is giving them

instructions, feedback, and correcting their mistakes. In other words,

the teacher should facilitate interaction and try to make good rapport

between his/her students, use warm up to get all students involved in the

activities.

Yang berarti bahwa guru memainkan peranan yang penting dalam

mengembangkan motivasi siswa terhadap perilaku pribadinya. Mengingat semua

tindakan yang dilakukan oleh guru, merupakan panutan dan berpengaruh pada

motivasi siswa. Hal ini sangat penting bagi guru untuk mempertahankan motivasi

siswa; Oleh karena itu, banyak yang harus dilakukan guru terhadap

penampilannya di kelas. Guru harus berhati-hati tentang bagaimana menanggapi

siswanya, terutama ketika ia memberi instruksi, umpan balik, dan mengoreksi

kesalahan mereka. Dengan kata lain, guru harus memfasilitasi interaksi dan

mencoba untuk membuat hubungan yang baik antar siswanya, dengan

menggunakan keramahan agar seluruh siswa dapat terlibat dalam kegiatan

pembelajaran.

Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seorang instruktur

yang menjadi pemimpin dalam pembelajaran dapat membawa peserta didiknya

untuk menjadi pembelajar yang baik di kelas. Instruktur harus menjalankan peran

kepemimpinannya dalam kelas agar dapat mencipktakan hubungan yang harmonis

dengan peserta didik dalam kegiatan belajar. Instruktur harus memenuhi

karakteristik sebagai pemimpin, setidaknya instruktur harus kredibel, pandai

berkomunikasi, jujur dan memahami peserta didiknya. Dengan kepemimpinan

instruktur yang baik dapat membentuk sikap positif siswa terhadap instruktur

sehingga dalam kegiatan pembelajaran akan menimbulkan motivasi belajar pada

masing-masing peserta didik.

Page 60: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

46

2.4.Pelatihan

Pelatihan adalah proses untuk menumbuh-kembangkan pengetahuan,

keterampilan, menyebarluaskan informasi dan memperbaharui tingkah laku serta

membantu individu atau kelompok pada suatu organisasi agar lebih efektif dan

efisien di dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam pekerjaan

(Sutarto, 2013 : 4).

Simamora dalam Kamil (2012:4) mengartikan pelatihan sebagai

serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian,

pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seorang individu.

Sedangkan Suprijanto (2008:158) mengartikan pelatihan sebagai salah satu

metode dalam suatu pertemuan yang biasa digunakan dalam meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, dan mengubah sikap peserta dengan cara yang

spesifik.

Pelatihan diselenggarakan baik terkait dengan kebutuhan dunia kerja

maupun dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas. Menurut Dale S. Beach

(Kamil, 2012:10) mengemukakan, “The objective of training is to achieve a

change in the behavior of those trained”. Pelatihan bertujuan untuk

memperoleh perubahan dalam tingkah laku mereka yang dilatih. Sementara itu

dari pengertian pelatihan yang dikemukakan Edwin B. Flippo, secara lebih

rinci tampak bahwa tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan seseorang.

Secara umum pelatihan bertujuan untuk untuk mengembangkan keahlian,

sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif;

Page 61: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

47

untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan

secara rasional; dan untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan

kemauan kerjasama (Moekijat dalam Sutarto, 2013:9).

Dalam pendidikan luar sekolah terdapat berbagai model pelatihan. Model-

model itu terutama dilihat dari tujuan pelatihan yang kemudian menetukan proses

pelatihan. Pemilihan suatu model pelatihan terutama didasarkan pada kebutuhan.

Akebutuhan menunjuk pada kebutuhan belajar warga belajar atau kebutuhan

organisasi akan pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan.

Model-model pelatihan dalam pendidikan luar sekolah yang dikemukakan

oleh Kamil (2012:35), yaitu : model magang atau pemagangan, model internship,

model pelatihan kerja, model pelatihan keaksaraan, model pelatihan

kewirausahaan, dan model pelatihan manajemen peningkatan mutu

Pelatihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelatihan kerja.

Pelatiha kerja menurut Kamil (2012:113) adalah perbuatan sadar dari manajemen

dengan cara mengupayakan terjadinya proses belajar dalam pekerjaan atau

berkaitan dengan pekerjaan. Menurut Permenakertrans No. 8 tahun 2014,

pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,

meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,

sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai

dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

Menurut Practon dan Tornton dalam Kamil (2012:114), pelatihan kerja

yang ideal bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan puas terhadap tuntutan

organisasi dan operasi kerja sejak hari pertama masuk kerja; memperoleh

Page 62: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

48

kemajuan sebagai kekuatan yang produktif dalam organisasi dengan jalan

mengembangkan secara rutin kebutuhan keterampilan, pengetahuan, sikap.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan kerja adalah proses

untuk meningkatkan keterampilan seseorang dalam bidang tertentu sesuai dengan

jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan dengan tujuan agar lebih mudah

dalam menyesuaikan diri terhadap tuntutan kerja dan memperoleh kemajuan

dalam kerampilan, pengetahuan serta sikap.

2.5. Kerangka Berpikir

Sikap peserta didik terhadap instruktur merupakan penilaian peserta didik

kepada instruktur baik secara positif maupun negatif. Dalam penelitian ini

penilaian peserta didik kepada instruktur terkait dengan kepemimpinan instruktur

dalam kelas. Penilaian peserta didik mengenai kepemimpinan instrukur tersebut

akan menimbulkan respon senang atau tidak senang terhadap instruktur yang akan

diwujudkan melalui ungkapan atau tindakan dalam proses belajar mengajar. Sikap

peserta didik satu dengan yang lain terhadap instruktur akan berbeda-beda, karena

sikap seseorang terbentuk karena beberapa faktor yaitu pengalaman pribadi,

pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa,

lembaga pendidikan dan lembaga agama, pengaruh faktor emosional.

Sikap setiap peserta didik pada instruktur yang berbeda-beda menjadi

penyebab peserta didik memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda pula, karena

sikap berkaitan erat dengan motivasi. Dalam proses belajar mengajar motivasi

belajar memegang peranan yang penting dalam memberi gairah, semangat dan

Page 63: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

49

rasa senang dalam belajar sehingga peserta didik mempunyai keinginan kuat

untuk melaksanakan kegiatan belajar. Hal ini ditandai dengan peserta didik

mempunyai tujuan dalam mengikuti pelatihan kerja, aktif dalam proses kegiatan

pelatihan kerja, ulet menghadapi tugas, rasa ingin tahu tinggi, yakin terhadap

kemampuan diri, dan berusaha menjadi yang terbaik di kelas.

Secara garis besar kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

Page 64: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

50

Gambar 2.3. Kerangka Berpikir

2.6. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “Terdapat pengaruh

sikap peserta didik pada instruktur terhadap motivasi belajar pada pelatihan kerja

di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang”.

Indikator sikap peserta didik

pada instruktur:

1. Penilaian peserta didik

mengenai kepemimpinan

instrukur

2. Respon peserta didik mengenai

kepemimpinan instruktur

3. Tindakan yang dilakukan

mengnai kepemimpinan

instruktur

Motivasi belajar :

1. Mempunyai tujuan dalam

mengikuti pelatihan kerja

2. Aktif dalam proses kegiatan

pelatihan kerja

3. Ulet menghadapi tugas

4. Rasa ingin tahu tinggi

5. Yakin terhadap kemampuan

diri

6. Berusaha menjadi yang

terbaik di kelas.

Faktor-faktor pembentukan

sikap :

1. Pengalaman pribadi

2. Pengaruh orang lain yang

dianggap penting

3. Pengaruh kebudayaan

4. Media massa

5. Lembaga pendidikan dan

lembaga agama

6. Pengaruh faktor emosional.

Page 65: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

92

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan

sebagai berikut :

1. Sikap peserta didik pada instruktur dan motivasi belajar pada pelatihan

kerja di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Semarang sebagian

besar masuk dalam kategori sangat tinggi sehingga sikap peserta didik

pada instruktur dan motivasi belajar pada pelatihan kerja dapat dikatakan

baik.

2. Ada pengaruh yang positif antara sikap peserta didik pada instruktur

dengan motivasi belajar pada pelatihan kerja di Balai Besar

Pengembangan Latihan Kerja Semarang.

5.2.Saran

5.2.1. Bagi Instruktur

Instruktur hendaknya selalu meningkatkan kepemimpinannya di dalam

kelas sehingga dapat mengelola kelas dengan baik serta membuat

pembelajaran menjadi nyaman dan menyenangkan, selain itu instruktur

hendaknya selalu memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam

membantu menumbuhkan minat peserta didik dalam belajar, sehingga peserta

didik dapat bersikap positif pada instruktur dan meningkatkan motivasi

Page 66: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

93

belajarnya, contoh seperti melalui pendekatan individual kepada peserta didik

yang memiliki motivasi belajar yang rendah.

5.2.2. Bagi Pengelola BBPLK Semarang

Pengelola hendaknya berusaha untuk memenuhi segala sesuatu yang

dibutuhkan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif agar

peserta didik merasa nyaman untuk belajar. Kemudian mengadakan

monitoring dan evaluasi mengenai proses pembelajaran instruktur di dalam

kelas untuk meningkatkan pelayanan dalam proses pelatihan kerja serta

meningkatkan kinerja intstruktur dalam memberikan pembelajaran.

Page 67: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

94

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

________________. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara.

Azwar, Saifuddin. 2014. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Danim, Sudarwan. 2010. Kepemimpinan Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

______________. 2012. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.

Jakarta : Rineka Cipta.

Dayakisni, Tri. Hudaniah. 2009. Psikologi Sosial. Malang : UMM Press.

Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Fadhilah. Bisri, Slamet Riyadi. Hubungan Motivasi Belajar dan Sikap Terhadap

Guru Pembimbing dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas 8 di SMP Negeri 8

Surakarta. Jurnal Nasional. Manajemen Bisnis Syariah

No:01/Th.IV/Januari 2010. Surakarta : Pascasarjana Universitas Islam

Batik.

Fatiha, Mouili. Sliman. Mustapha. Yahia. 2014. Attitudes and motivations in

learning english as a foreign langauge. International Journal of Arts &

Sciences. 07(03):117-128. Algeria : University of Bechar.

Gerungan, W.A. 2009. Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika Aditama.

Gilakjani, Abbas P. Leong. Sabuori. 2012. A Study on the Role of Motivation in

Foreign Language Learning and Teaching. International Journal Modern

Education and Computer Science. 7:9-16.

Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan dengan

Pendekatan Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.

______________. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru

Algensindo.

______________. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Sinar Baru

Algensindo.

Page 68: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

95

Kamil, Mustofa. 2012. Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).

Bandung: Alfabeta.

Kartono, Kartini. 2016. Pemimpin dan Kepemimpinan (Apakah Kepemimpinan

Abnormal itu ?). Jakarta : PT Rajagrafindo Peersada.

Limpo, Joice Novita. Oetomo & Suprapto. Pengaruh Lingkungan Kelas Terhadap

Sikap Siswa untuk Pelajaran Matematika. Jurnal Nasional. Humaniora

Vol. X, No.1, Januari 2013. Surabaya: Fakultas Psikologi, Universitas

Pelita Harapan Surabaya.

Makawimbang, Jerry H. 2012. Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu.

Bandung : Alfabeta.

Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis

Data Sekunder). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Nurrizalia, Mega. Ardiwinata, Jajat S. Pengaruh Motivasi Belajar, Proses

Pembelajaran dan Lingkungan Sosial Terhadap Sikap Berwirausaha

Pemuda (Studi Pada Santri Mukim Program Pendidikan Akhlak

PlusWirausaha Pesantren Daarut Tauhiid Bandung). Junal Nasional.

Pendidikan Luar Sekolah Vol 11, No 2 (2015). Bandung : Departemen

Pendidikan Luar Sekolah FIP, Universitas Pendidikan Indonesia.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 8

Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis

Kompetensi.

Prihatin, Titi. 2013. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : Deepublish.

Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data

Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Yogyakarta

: Gava Media.

Resti, Ria. 2012. “Hubungan Antara Sikap Siswa Terhadap Guru Dengan

Motivasi Belajar pada Bidang Studi IPA pada Siswa SMP X Kelas VIII

Baleendah Bandung”. Diploma Tesis : UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Rifa’i, Achmad. 2008. Aplikasi Statistika Untuk Menganalisis Data Penelitian

Pendidikan. Semarang : Unnes Press.

Rifa’i, Achmad. Anni, Chatarina Tri. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang :

UPT UNNES PRESS.

Rivai, Veithzal & Mulyadi, Deddy. 2011. Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Sardiman. 2016. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Page 69: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/29725/1/1201413066.pdf · Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang muncul dalam diri seseorang atau rangsangan dari luar yang

96

Schunk, D.H. Pintrich, P.R. & Meece, J.L. 2010. Motivation in education: Theory,

research, and applications (3rd ed.). Upper Saddle River : Pearson

Education.

Senjawati, Riski Arum & Fakhruddin. Motivasi Warga Belajar Dalam Mengikuti

Pendidikan Kesetaraan Program Kelompok Belajar Paket C di Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat Tunas Bangsa Brebes. Journal of Nonformal

Education, Vol. 3, No.1, Tahun 2017, Halaman 40-46. Semarang :

Universitas Negeri Semarang.

Siagian, Sondang P. 2012. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Siswanto. 2013. Membangun Motivasi Belajar Pendidikan Non Formal.

Semarang: UNNES PRESS.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta.

________. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sunarto. Hartono, Agung. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

Sutarto, Joko. 2007. Pendidikan Non Formal (Konsep Dasar, Proses

Pembelajaran, dan Pemberdayaan Masyarakat). Semarang : UNNES

PRESS.

_____________. 2013. Manajemen Pelatihan. Yogyakarta : Deepublish.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan (Dengan Pendekatan Baru).

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Uno, Hamzah B. 2016. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Utami, Sri. Nashori & Rachmawati. Pengaruh Pelatihan Adversity Quotient Untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal

Nasional. Intervensi Psikologi Vol. 6 No. 1 Juni 2014. Yogyakarta :

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta.

Walgito, Bimo. 2008. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta : CV Andi

Offset.