Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Di
era ini setiap orang dapat dengan mudah memperoleh obat yang dibutuhkan
dengan cara membeli di apotek-apotek terdekat. Bahkan obat juga dapat
dengan mudah dibeli di warung-warung pinggir jalan.
Begitu mudahnya manusia memperoleh ramuan yang dapat membantu
memulihkan kesehatan dalam waktu yang relative singkat. Tidak dapat
dibayangkan dahulu untuk mencari obat tidaklah semudah seperti saat ini.
Seseorang harus berkutat dengan berbagai macam ramuan yang diyakini
dapat menyembuhkan suatu penyakit tanpa ada kejelasan tentang kandungan
apa saja yang ada didalam ramuan tersebut.
Pada awalnya semua ilmu pengobatan berawal dari coba-coba. Apabila
suatu ramuan berhasil menyembuhkan suatu penyakit, maka ramuan tersebjut
akan digunakan seterusnya secara turun-temurun untuk menyembuhkan
penyakit yang sama. Hal inilah yang mendasari lahirnya ilmu tentang
pengobatan.
Perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa banyak perubahan
disegala aspek kehidupan. Tidak terkecuali ilmu pengobatan. Selama
berabad-abad lamanya, setelah ditemukannya teknologi-teknologi yang dapat
membantu manusia dalam melakukan berbagai penelitian, pengobatan pun
turut mengalami kemajuan. Obat yang pada awalnya hanya diproduksi
terbatas dan terkadang hanya terdapat di daerah tertentu kini dapat
dimanfaatkan dan dikonsumsi secara universal. Hal ini salah satunya
merupakan dampak karena adanya kemajuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Oleh karena itu, penulis membuat makalah berjudul “Sejarah Farmasi”
yang akan membahas sejarah dunia pengobatan atau sejarah dari farmasi serta
perkembangannya hingga saat ini.
1
Page 2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana sejarah awal mula ilmu kefarmasian ?
1.2.2 Bagaimana perkembangan ilmu farmasi hingga saat ini ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui sejarah awal mula ilmu kefarmasian
1.3.2 Untuk mengetahui perkembangan ilmu farmasi hingga saat ini
1.4 Manfaat
1.4.1 Dapat mengetahui sejarah awal mula ilmu kefarmasian
1.4.2 Dapat mengetahui perkembangan ilmu farmasi hingga saat ini.
2
Page 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 AWAL MULA FARMASI
Farmasi berasal dari kata “PHARMACON” yang berarti obat atau racun.
Sedangkan pengertian farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang
meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan, pengembangan, produksi,
pengolahan, peracikan, informasi obat dan distribusi obat.
Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan
tradisional yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan
Wilayah Asia lainnya. Mulanya “ilmu pengobatan” dimiliki oleh orang tertentu
secara turun-temurun dari keluarganya. Di negara Cina, para tabib mendapatkan
ilmunya dari keluarga secara turun-temurun. Itu gambaran “ilmu farmasi” kuno di
Cina.
Sedangkan di Yunani, yang biasanya dianggap sebagai tabib adalah
pendeta. Dalam legenda kuno Yunani, Asclepius, Dewa Pengobatan menugaskan
Hygieia untuk meracik campuran obat yang ia buat. Oleh mmasyarakat Yunani,
Hygiea disebut sebagai apoteker (Inggris : apothecary). Sedangkan di Mesir,
praktek farmasi dibagi dalam dua pekerjaan, yaitu : Yang mengunjungi orang
sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan racikan obat.
Buku tentang bahan obat-obatan pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735
SM. Para pengguna awal Cina dikenal pada materia medica adalah Shennong
Bencao Jing (Herb-Akar Klasik Petani Divine), datang kembali ke abad 1. Bahan-
bahan tersebut dikumpulkan selama dinasti Han dan dikaitkan dengan mitos
Shennong . Literatur sebelumnya termasuk daftar resep untuk penyakit tertentu,
3
Page 4
dicontohkan oleh "Resep untuk 52 Penyakit" manuskrip, ditemukan di makam
Mawangdui, disegel di 168 SM.
Dioscorides, De Materia Medica , Byzantium, abad ke-15
Kemudian sekitar tahun 400 SM berdirilah sekolah kedokteran di Yunani.
Salah seorang muridnya adalah Hipocrates yang menempatkan profesi tabib pada
tataran etik yang tinggi. Ilmu farmasi secara perlahan berkembang.
Dokter dan apoteker, ilustrasi dari Medicinarius (1505) oleh Hieronymus
Brunschwig .
Di dunia Arab pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh
para ilmuawan Arab menyebar luas sampai ke Eropa. Pada masa ini sudah mulai
dibedakan peran antara seorang herbalist dengan kedokteran terjadi pada tahun
1240 ketika Kaisar Frederick II dari Roma melakukan pemisahan tersebut.
Maklumat yang dikeluarkan tentang pemisahan tersebut menyebutkan bahwa
masing-masing ahli ilmu mempunyai keinsyafan, standar etik, pengetahuan, dan
4
Page 5
keterampilan sendiri-sendiri yang berbeda dengan ilmu lainnya. Dengan keluarnya
maklumat kaisar ini, maka mulailah sejarah baru perkembangan ilmu farmasi
sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka lambang Ilmu
Farmasi dan Kedokteran Berbeda. Ilmu Farmasi memakai lambang cawan dililit
ular sedangkan kedokteran tongkat dililit ular.
Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia.
Mulai Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang
pertama didirikan di Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekarang
sekolah tersebut bernama Philadelphia College of Pharmacy and Science). Setelah
itu, mulailah era baru ilmu farmasi dengan bermunculannya sekolah-sekolah
tinggi dan fakultas-fakultas di universitas.
Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga ditentukan
perkembangan ilmu farmasi. Sekarang ini banyak sekali organisasi ahli farmasi
baik lingkup nasional maupun internasional. Di Inggris, organisasi profesi
pertama kali didirikan pada tahun 1841 dengan nama “The Pharmaceutical
Society of Great Britain”. Sedangkan, di Amerika Serikat menyusul 11 tahun
kemudian dengan nama “American Pharmaceutical Association”. Organisasi
internasionalnya akhirnya didirikan pada tahun 1910 dengan nama “Federation
International Pharmaceutical”.
Sejarah industri farmasi modern dimulai 1897 ketika Felix Hoffman
menemukan cara menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra
karbon dan lima atom ekstra hidrogen ke adlam sari pati kulit kayu willow. Hasil
penemuannya ini dikenal dengan nama Aspirin, yang akhirnya menyebabkan
lahirnya perusahaan industri farmasi modern di dunia, yaitu Bayer. Selanjutnya,
perkembangan (R & D) pasca Perang Dunia I. Kemudian, pada Perang Dunia II
para pakar berusaha menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat TBC,
hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.
Sejak saat itulah, dunia farmasi terus berkembang dengan didukung oleh
berbagai penemuan di bidang lain, misalnya penggunaan bioteknologi. Sekolah-
sekolah farmasi saat ini hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat perkembangan
ilmu, kalau boleh kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman (karena di
sanalah industri obat pertama berdiri).
5
Page 6
Perkembangan farmasi boleh dibilang dimulai ketika berdirinya pabrik
kina di Bandung pada tahun 1896. Kemudian, terus berjalan sampai sekitar tahun
1950 di mana pemerintah mengimpor produk farmasi jadi ke Indoneisa.
Perusahaan-perusahaan lokal pun bermunculan, tercatat ada Kimia Farma,
Indofarma, Biofarma, dan lainnya. Di dunia pendidikan sendiri, sekolah tinggi
atau fakultas farmasi juga dibuka di berbagai kota.
2.1 PERKEMBANGAN FARMASI
Melihat dunia kefarmasian dari sudut pandang sejarah mungkin termasuk
sesuatu yang langka di Indonesia, tak terkecuali di kalangan para farmasis sendiri.
Padahal,sejarah merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk
merumuskan rencana masa depan yang lebih baik. Berikut ini perkembangan
dunia farmasi mulai dari zaman pra sejarah.
1. Zaman Prasejarah
Farmasi telah ada sejak pemikiran manusia mulai berkembang meski
dalam bentuk yang sangat sederhana. Manusia purba belajar dengan
menggunakan insting dan observasi terhadap burung-burung dan hewan-hewan
buas. Mereka juga memanfaatkan air dingin, daun, kotoran, dan lumpur. Dengan
berbagai usaha yang bersifat coba-coba, manusia purba mempelajari berbagai hal
untuk menolong sesamanya. Dalam waktu singkat, mereka dapat menggunakan
pengetahuannya dan bermanfaat bagi orang lain. Meskipun menggunakan metode
yang masih kasar, beberapa obat masa kini berasal dari sumber-sumber yang telah
digunakan oleh nenek moyang kita tersebut.
6
Page 7
2. Farmasi pada Masa Babylonia Kuno
Babylon, permata bagi Mesopotamia kuno, sering disebut juga sebagai
tempat munculnya peradaban manusia, adalah yang pertama menemukan dan
melaksanakan praktek peracikan obat. Para ahli penyembuh ketika itu (sekitar
2600 SM) melaksanakan tiga peran berbeda secara bersamaan sebagai agamawan,
dokter, dan apoteker. Naskah-naskah medik ditulis di atas tablet tablet tanah liat
yang berisikan gejala-gejala penyakit, resep dan cara peracikan obat, dan juga
doa-doa. Orang-orang babylon telah berhasil menemukan hal-hal penting dalam
upaya penyembuhan penyakit yang pada masa sekarang dikenal dengan
farmasetik modern, ilmu kedokteran, serta kegiatan-kegiatan spiritual.
3. Farmasi pada Masa Cina Kuno
Kefarmasian di Cina menurut legenda pertama kali dikembangkan oleh
Shen Nung (sekitar 2000 SM). Seorang kepala suku yang telah mencari dan
menginvestigasi khasiat obat dari ratusan herbal. Beliau diyakini mencobakan
beberapa herbal tersebut terhadap dirinya sendiri, serta menulis Pen T-Sao
7
Page 8
pertama, tulisan tentang herbal-herbal asli yang berisikan 365 jenis obat-obatan.
Sesuatu yang masih dipuja oleh orang cina asli penghasil obat sebagai wujud
perlindungan Tuhan untuk mereka. Shen Nung secara menakjubkan menguji
beberapa herbal, kulit kayu, dan akar yang diperoleh dari ladang, rawa-rawa, dan
hutan yang masih dikenal dalam bidang kefarmasian hingga kini. Menggunakan
background “Pa Kua”, suatu simbol matematis dari penciptaan dan kehidupan.
Tanaman-tanaman obat yang ditemukan oleh Shen Nung antara lain podophyllum,
rhubarb, ginseng, stramonium, kulit kayu cinnamon, dan jugaseperti yang berada
di tangan bocah pada gambar, ma huang, atau disebut juga ephedra.
4. Papyrus Ebers
Praktek pengobatan di Mesir telah berlangsung sejak tahun 2900 SM dan
mereka juga diketahui memiliki catatan formula obat fenomenal, Papyrus Ebers,
yang dibuat sejak 1500 SM. Papyrus Ebers tersebut memuat sekitar 800 formula
dan 700 macam obat-obatan. Pusat farmasi di Negara Mesir kuno diselenggarakan
oleh dua orang pejabat negara yang bertindak sebagai Ahli Farmasi di suatu
ruangan yang disebut sebagai “Rumah Kehidupan”. Dengan seting kira-kira
seperti gambar ini, Papyrus Ebers didiktekan oleh seorang ahli farmasi mengenai
prosedur formulasi yang sedang dikerjakan.
8
Page 9
5. Bapak Botani: Theophrastus
Theoprastus (sekitar 300 SM) adalah sosok ilmuan Yunani kuno ternama
yang dikenal sebagai filosof besar dan ahli dalam ilmu alam dan disebut-sebut
sebagai Bapak Botani. Berbagai observasi dan pengamatan yang dilakukannya
mengenai medis dan herba merupakan suatu pencerahan bagi pemahaman
manusia. Beliau bertindak sebagai pengajar bagi sekumpulan siswa yang
mempunyai minat yang sama dengannya. Di dalam gambar ini Beliau
memperagakan tanaman Belladonna, dan di belakangnya terletak bunga
pomegranate, senna, dan juga manuskrip-manuskrip perkamen. Siswa juga terlihat
menggunakan papan gading yang dilapisi madu warna sebagai alat tulis.
6. Sang Toksikolog: Mithridates VI
Mithridates VI adalah seorang raja negeri Pontus (sekitar 100 SM) yang
senantiasa bertempur melawan kekaisaran Romawi. Beliau adalah ilmuan
toksikologi yang menemukan tidak hanya tentang berbagai jenis racun, namun
juga bagaimana mencegah dan mengobati efek racun. Mithridates VI tanpa
9
Page 10
banyak pertimbangan menggunakan tubuhnya sendiri dan juga tubuh para tahanan
sebagai "kelinci percobaan" dalam mengujicoba berbagai racun dan antiracun.
tampak dalam gambar, di belakang Mithridates terletak rhizotomists, offering
fresh, flowering aconite, ginger,dan gentian. Dan di kanan bawah gambar terletak
dua buah wadah biang sampanye. formula yang diramu Mithridates yang paling
terkenal adalah suatu panantidotal yang populer digunakan selama kurang lebih
seribu tahun yang dikenal dengan Mithridatum.
7. Terra Silgillata: Merek Obat Pertama
Orang-orang masa lampau telah mempelajari manfaat dari merek dagang
yang merupakan identitas suatu barang yang digunakan untuk meraih konsumen.
salah satu therapeutic agent yang memakai merek dagang adalah Terra Sigillata
(cap Bumi), suatu tablet tanah liat yang berasal dari pulau Mediteranean di
Lemnos sebelum tahun 500 SM. setiap tahunnya tanah liat digali di terowongan
Lemnian dihadiri oleh pemerintah dan pendeta-pendeta. tanah liat dicuci, disuling,
dan digulung dengan ketebalan tertentu, tanah liat itu dibentuk seperti pastilles
dan diberi cap oleh para pendeta wanita, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari.
Lalu tablet-tablet itu didistribusikan secara komersial.
10
Page 11
7. Dioscorides
Dengan adanya berbagai pencapaian dalam dunia ilmu pengetahuan serta
perkembangan yang memotivasi banyak orang melakukan observasi atau studi
intensif oleh para saintis, penelitian menjadi kian penting bagi kebutuhan
perdagangan dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Pedanios
Dioscorides (abad pertama masehi), adalah saintis yang telah berkontribusi dalam
bidang kefarmasian. Untuk mempelajari Materia Medica, Beliau melakukan
kerjasama dengan tentara romawi di seluruh dunia. Dia mencatat hasil-hasil
observasi, menyampaikan tentang cara yang baik dalam mengumpulkan,
menyimpan, dan menggunakan obat-obatan. Berbagai uji coba yang telah
dilakukannya terus digunakan sampai pada abad keenam.
8. Galen
Galen adalah sosok dari masa lalu yang sampai sekarang masih sangat
dihormati oleh profesi farmasi dan kedokteran. Galen (tahun 130-200
M)merupakan pakar praktisi dan pendidikan farmasi dan kedokteran di Roma.
11
Page 12
metode yang diterapkannya dalam menyiapkan dan meracik obat telah digunakan
di dunia barat selama 1500 tahun, dan namanya sendiri telah diasosiasikan dengan
metode peracikannya yang dikenal dengan galenika. Beliau adalah penemu dari
formula krim dingin, yang secara esensial adalah sama dengan krim yang kita
kenal sekarang. banyak prosedur-prosedur yang ditemukan Galen masih
digunakan di laboratorium peracikan modern masa kini.
9. Damian dan Cosmas
Identiknya dua professional kesehatan, farmasi dan kedokteran, digam-
barkan secara menarik oleh pasangan kembar, Damian (Farmasis) dan Cosmas
(Dokter). Pasangan tersebut merupakan keturunan arab yang beragama nasrani.
Mereka memasukkan unsur religius dalam pengetahuan mereka untuk membantu
pasien. Karir mereka berahir pada tahun 303 M secara martir dan selama berabad-
abad makam mereka di Kota Syiria (Cyprus) dianggap suci. Mereka termasuk dari
deretan saintis penting yang menyokong kefarmasian dan kedokteran.
10. Hipocrates
Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu
Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi Farmasi. Seorang dokter yang
mendignosis penyakit, juga sekaligus merupakan seorang “Apoteker” yang
menyiapkan obat. Semakin lama masalah penyediaan obat semakin rumit, baik
formula maupun pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu keahlian
tersendiri. Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan
pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang
12
Page 13
terkenal “Two Silices”. Dari sejarah ini, satu hal yang perlu direnungkan adalah
bahwa akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama.
Dampak revolusi industri merambah dunia farmasi dengan timbulnya
industri-industri obat, sehingga terpisahlah kegiatan farmasi di bidang industri
obat dan di bidang “penyedia/peracik” obat (=apotek). Dalam hal ini keahlian
kefarmasian jauh lebih dibutuhkan di sebuah industri farmasi dari pada apotek.
Dapat dikatakan bahwa farmasi identik dengan teknologi pembuatan obat.
Pendidikan farmasi berkembang seiring dengan pola perkembangan
teknologi agar mampu menghasilkan produk obat yang memenuhi persyaratan
dan sesuai dengan kebutuhan. Kurikulum pendidikan bidang farmasi disusun lebih
ke arah teknologi pembuatan obat untuk menunjang keberhasilan para anak
didiknya dalam melaksanakan tugas profesinya.
Dilihat dari sisi pendidikan Farmasi, di Indonesia mayoritas farmasi belum
merupakan bidang tersendiri melainkan termasuk dalam bidang MIPA
(Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) yang merupakan kelompok ilmu murni
(basic science) sehingga lulusan S1-nya pun bukandisebut Sarjana Farmasi
melainkan Sarjana Sains.
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (1997) dalam “informasi
jabatan untuk standar kompetensi kerja” menyebutkan jabatan Ahli Teknik Kimia
Farmasi, (yang tergolong sektor kesehatan) bagi jabatan yang berhubungan erat
dengan obat-obatan, dengan persyaratan : pendidikan Sarjana Teknik Farmasi.
Buku Pharmaceutical handbook menyatakan bahwa farmasi merupakan bidang
yang menyangkut semua aspek obat, meliputi : isolasi/sintesis, pembuatan,
pengendalian, distribusi dan penggunaan.
Silverman dan Lee (1974) dalam bukunya, “Pills, Profits and Politics”,
menyatakan bahwa :
1. Pharmacist lah yang memegang peranan penting dalam membantu dokter
menuliskan resep rasional. Membanu melihat bahwa obat yang tepat, pada
waktu yang tepat, dalam jumlah yang benar, membuat pasien tahu mengenai
“bagaimana,kapan,mengapa” penggunaan obat baik dengan atau tanpa resep
dokter.
13
Page 14
2. Pharmacist lah yang sangat handal dan terlatih serta pakart dalam hal
produk/produksi obat yang memiliki kesempatan yang paling besar untuk
mengikuti perkembangan terakhir dalam bidang obat, yang dapat melayani
baik dokter maupun pasien, sebagai “penasehat” yang berpengalaman.
3. Pharmacist lah yang meupakan posisi kunci dalam mencegah penggunaan obat
yang salah, penyalahgunaan obat dan penulisan resep yang irrasional.
Sedangkan Herfindal dalam bukunya “Clinical Pharmacy and Therapeutics”
(1992) menyatakan bahwa Pharmacist harus memberikan “Therapeutic
Judgement” dari pada hanya sebagai sumber informasi obat.
Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru dalam pendidikan
farmasi, karena pendidikan farmasi yang semula menjadi bagian dari MIPA,
berubah menjadi suatu bidang yang berdiri sendiri secara utuh.rofesi farmasi
berkembang ke arah “patient oriented”, memuculkan berkembangnya Ward
Pharmacy (farmasi bangsal) atau Clinical Pharmacy (Farmasi klinik).
Di USA telah disadari sejak tahun 1963 bahwa masyarakat dan profesional
lain memerlukan informasi obat tang seharusnya datang dari para apoteker.
Temuan tahun 1975 mengungkapkan pernyataan para dokter bahwa apoteker
merupakan informasi obat yang “parah”, tidak mampu memenuhi kebutuhan para
dokter akan informasi obat Apoteker yang berkualits dinilai amat jarang/langka,
bahkan dikatakan bahwa dibandingkan dengan apotekeer, medical representatif
dari industri farmasi justru lebih merupakan sumber informasi obat bagi para
dokter.
Perkembangan terakhir adalah timbulnya konsep “Pharmaceutical Care”
yang membawa para praktisi maupun para “profesor” ke arah “wilayah” pasien.
Secara global terlihat perubahan arus positif farmasi menuju ke arah akarnya
semula yaitu sebagai mitra dokter dalam pelayanan pada pasien. Apoteker
diharapkan setidak-tidaknya mampu menjadi sumber informasi obat baik bagi
masyarakat maupun profesi kesehatan lain baik di rumah sakit, di apotek atau
dimanapun apoteker berada.
14
Page 15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2.1. Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan
tradisional yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil,
Cina, dan Wilayah Asia lainnya
3.2.2. Perkembangan farmasi diantaranya Zaman Prasejarah, Farmasi pada
Masa Babylonia Kuno, Farmasi pada Masa Cina Kuno, Papyrus
Ebers, Bapak Botani: Theophrastus, Sang Toksikolog: Mithridates VI,
Terra Silgillata: Merek Obat Pertama, Dioscorides, Galen, Damian
dan Cosmas, Hipocrates, dan perkembangan terakhir adalah timbulnya
konsep “Pharmaceutical Care”.
15
Page 16
DAFTAR PUSTAKA
http://dheelis.wordpress.com/2012/04/30/sejarah-farmasi/ (diakses tanggal 23
September 2012)
http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_pharmacy (diakses tanggal 23
September 2012)
16