Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Di era ini setiap orang dapat dengan mudah memperoleh obat yang dibutuhkan dengan cara membeli di apotek-apotek terdekat. Bahkan obat juga dapat dengan mudah dibeli di warung-warung pinggir jalan. Begitu mudahnya manusia memperoleh ramuan yang dapat membantu memulihkan kesehatan dalam waktu yang relative singkat. Tidak dapat dibayangkan dahulu untuk mencari obat tidaklah semudah seperti saat ini. Seseorang harus berkutat dengan berbagai macam ramuan yang diyakini dapat menyembuhkan suatu penyakit tanpa ada kejelasan tentang kandungan apa saja yang ada didalam ramuan tersebut. Pada awalnya semua ilmu pengobatan berawal dari coba-coba. Apabila suatu ramuan berhasil menyembuhkan suatu penyakit, maka ramuan tersebjut akan digunakan seterusnya secara turun-temurun untuk menyembuhkan penyakit yang sama. Hal inilah yang mendasari lahirnya ilmu tentang pengobatan. Perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa banyak perubahan disegala aspek kehidupan. Tidak terkecuali ilmu pengobatan. Selama berabad-abad 1
23

hal pokok

Dec 22, 2015

Download

Documents

filsafat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: hal pokok

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obat merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Di

era ini setiap orang dapat dengan mudah memperoleh obat yang dibutuhkan

dengan cara membeli di apotek-apotek terdekat. Bahkan obat juga dapat

dengan mudah dibeli di warung-warung pinggir jalan.

Begitu mudahnya manusia memperoleh ramuan yang dapat membantu

memulihkan kesehatan dalam waktu yang relative singkat. Tidak dapat

dibayangkan dahulu untuk mencari obat tidaklah semudah seperti saat ini.

Seseorang harus berkutat dengan berbagai macam ramuan yang diyakini

dapat menyembuhkan suatu penyakit tanpa ada kejelasan tentang kandungan

apa saja yang ada didalam ramuan tersebut.

Pada awalnya semua ilmu pengobatan berawal dari coba-coba. Apabila

suatu ramuan berhasil menyembuhkan suatu penyakit, maka ramuan tersebjut

akan digunakan seterusnya secara turun-temurun untuk menyembuhkan

penyakit yang sama. Hal inilah yang mendasari lahirnya ilmu tentang

pengobatan.

Perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa banyak perubahan

disegala aspek kehidupan. Tidak terkecuali ilmu pengobatan. Selama

berabad-abad lamanya, setelah ditemukannya teknologi-teknologi yang dapat

membantu manusia dalam melakukan berbagai penelitian, pengobatan pun

turut mengalami kemajuan. Obat yang pada awalnya hanya diproduksi

terbatas dan terkadang hanya terdapat di daerah tertentu kini dapat

dimanfaatkan dan dikonsumsi secara universal. Hal ini salah satunya

merupakan dampak karena adanya kemajuan dan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Oleh karena itu, penulis membuat makalah berjudul “Sejarah Farmasi”

yang akan membahas sejarah dunia pengobatan atau sejarah dari farmasi serta

perkembangannya hingga saat ini.

1

Page 2: hal pokok

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana sejarah awal mula ilmu kefarmasian ?

1.2.2 Bagaimana perkembangan ilmu farmasi hingga saat ini ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui sejarah awal mula ilmu kefarmasian

1.3.2 Untuk mengetahui perkembangan ilmu farmasi hingga saat ini

1.4 Manfaat

1.4.1 Dapat mengetahui sejarah awal mula ilmu kefarmasian

1.4.2 Dapat mengetahui perkembangan ilmu farmasi hingga saat ini.

2

Page 3: hal pokok

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 AWAL MULA FARMASI

 

Farmasi berasal dari kata “PHARMACON” yang berarti obat atau racun.

Sedangkan pengertian farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang

meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan, pengembangan, produksi,

pengolahan, peracikan, informasi obat dan distribusi obat.

Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan

tradisional yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan

Wilayah Asia lainnya. Mulanya “ilmu pengobatan” dimiliki oleh orang tertentu

secara turun-temurun dari keluarganya. Di negara Cina, para tabib mendapatkan

ilmunya dari keluarga secara turun-temurun. Itu gambaran “ilmu farmasi” kuno di

Cina.

Sedangkan di Yunani, yang biasanya dianggap sebagai tabib adalah

pendeta. Dalam legenda kuno Yunani, Asclepius, Dewa Pengobatan menugaskan

Hygieia untuk meracik campuran obat yang ia buat. Oleh mmasyarakat Yunani,

Hygiea disebut sebagai apoteker (Inggris : apothecary). Sedangkan di Mesir,

praktek farmasi dibagi dalam dua pekerjaan, yaitu : Yang mengunjungi orang

sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan racikan obat.

Buku tentang bahan obat-obatan pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735

SM. Para pengguna awal Cina dikenal pada materia medica adalah Shennong

Bencao Jing (Herb-Akar Klasik Petani Divine), datang kembali ke abad 1. Bahan-

bahan tersebut dikumpulkan selama dinasti Han dan dikaitkan dengan mitos

Shennong . Literatur sebelumnya termasuk daftar resep untuk penyakit tertentu,

3

Page 4: hal pokok

dicontohkan oleh "Resep untuk 52 Penyakit" manuskrip, ditemukan di makam

Mawangdui, disegel di 168 SM.

Dioscorides, De Materia Medica , Byzantium, abad ke-15

Kemudian sekitar tahun 400 SM berdirilah sekolah kedokteran di Yunani.

Salah seorang muridnya adalah Hipocrates yang menempatkan profesi tabib pada

tataran etik yang tinggi. Ilmu farmasi secara perlahan berkembang.

Dokter dan apoteker, ilustrasi dari Medicinarius (1505) oleh Hieronymus

Brunschwig .

Di dunia Arab pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh

para ilmuawan Arab menyebar luas sampai ke Eropa. Pada masa ini sudah mulai

dibedakan peran antara seorang herbalist dengan kedokteran terjadi pada tahun

1240 ketika Kaisar Frederick II dari Roma melakukan pemisahan tersebut.

Maklumat yang dikeluarkan tentang pemisahan tersebut menyebutkan bahwa

masing-masing ahli ilmu mempunyai keinsyafan, standar etik, pengetahuan, dan

4

Page 5: hal pokok

keterampilan sendiri-sendiri yang berbeda dengan ilmu lainnya. Dengan keluarnya

maklumat kaisar ini, maka mulailah sejarah baru perkembangan ilmu farmasi

sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka lambang Ilmu

Farmasi dan Kedokteran Berbeda. Ilmu Farmasi memakai lambang cawan dililit

ular sedangkan kedokteran tongkat dililit ular.

  Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia.

Mulai Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang

pertama didirikan di Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekarang

sekolah tersebut bernama Philadelphia College of Pharmacy and Science). Setelah

itu, mulailah era baru ilmu farmasi dengan bermunculannya sekolah-sekolah

tinggi dan fakultas-fakultas di universitas.

  Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga ditentukan

perkembangan ilmu farmasi. Sekarang ini banyak sekali organisasi ahli farmasi

baik lingkup nasional maupun internasional. Di Inggris, organisasi profesi

pertama kali didirikan pada tahun 1841 dengan nama “The Pharmaceutical

Society of Great Britain”. Sedangkan, di Amerika Serikat menyusul 11 tahun

kemudian dengan nama “American Pharmaceutical Association”. Organisasi

internasionalnya akhirnya didirikan pada tahun 1910 dengan nama “Federation

International Pharmaceutical”.

  Sejarah industri farmasi modern dimulai 1897 ketika Felix Hoffman

menemukan cara menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra

karbon dan lima atom ekstra hidrogen ke adlam sari pati kulit kayu willow. Hasil

penemuannya ini dikenal dengan nama Aspirin, yang akhirnya menyebabkan

lahirnya perusahaan industri farmasi modern di dunia, yaitu Bayer. Selanjutnya,

perkembangan (R & D) pasca Perang Dunia I. Kemudian, pada Perang Dunia II

para pakar berusaha menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat TBC,

hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.

  Sejak saat itulah, dunia farmasi  terus berkembang dengan didukung oleh

berbagai penemuan di bidang lain, misalnya penggunaan bioteknologi. Sekolah-

sekolah farmasi saat ini hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat perkembangan

ilmu, kalau boleh kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman (karena di

sanalah industri obat pertama berdiri).

5

Page 6: hal pokok

  Perkembangan farmasi boleh dibilang dimulai ketika berdirinya pabrik

kina di Bandung pada tahun 1896. Kemudian, terus berjalan sampai sekitar tahun

1950 di mana pemerintah mengimpor produk farmasi jadi ke Indoneisa.

Perusahaan-perusahaan lokal pun bermunculan, tercatat ada Kimia Farma,

Indofarma, Biofarma, dan lainnya. Di dunia pendidikan sendiri, sekolah tinggi

atau fakultas farmasi juga dibuka di berbagai kota.

2.1 PERKEMBANGAN FARMASI

Melihat dunia kefarmasian dari sudut pandang sejarah mungkin termasuk

sesuatu yang langka di Indonesia, tak terkecuali di kalangan para farmasis sendiri.

Padahal,sejarah merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk

merumuskan rencana masa depan yang lebih baik. Berikut ini perkembangan

dunia farmasi mulai dari zaman pra sejarah.

1. Zaman Prasejarah

Farmasi telah ada sejak pemikiran manusia mulai berkembang meski

dalam bentuk yang sangat sederhana. Manusia purba belajar dengan

menggunakan insting dan observasi terhadap burung-burung dan hewan-hewan

buas. Mereka juga memanfaatkan air dingin, daun, kotoran, dan lumpur. Dengan

berbagai usaha yang bersifat coba-coba, manusia purba mempelajari berbagai hal

untuk menolong sesamanya. Dalam waktu singkat, mereka dapat menggunakan

pengetahuannya dan bermanfaat bagi orang lain. Meskipun menggunakan metode

yang masih kasar, beberapa obat masa kini berasal dari sumber-sumber yang telah

digunakan oleh nenek moyang kita tersebut.

6

Page 7: hal pokok

2. Farmasi pada Masa Babylonia Kuno

Babylon, permata bagi Mesopotamia kuno, sering disebut juga sebagai

tempat munculnya peradaban manusia, adalah yang pertama menemukan dan

melaksanakan praktek peracikan obat. Para ahli penyembuh ketika itu (sekitar

2600 SM) melaksanakan tiga peran berbeda secara bersamaan sebagai agamawan,

dokter, dan apoteker. Naskah-naskah medik ditulis di atas tablet tablet tanah liat

yang berisikan gejala-gejala penyakit, resep dan cara peracikan obat, dan juga

doa-doa. Orang-orang babylon telah berhasil menemukan hal-hal penting dalam

upaya penyembuhan penyakit yang pada masa sekarang dikenal dengan

farmasetik modern, ilmu kedokteran, serta kegiatan-kegiatan spiritual.

3. Farmasi pada Masa Cina Kuno

Kefarmasian di Cina menurut legenda pertama kali dikembangkan oleh

Shen Nung (sekitar 2000 SM). Seorang kepala suku yang telah mencari dan

menginvestigasi khasiat obat dari ratusan herbal. Beliau diyakini mencobakan

beberapa herbal tersebut terhadap dirinya sendiri, serta menulis Pen T-Sao

7

Page 8: hal pokok

pertama, tulisan tentang herbal-herbal asli yang berisikan 365 jenis obat-obatan.

Sesuatu yang masih dipuja oleh orang cina asli penghasil obat sebagai wujud

perlindungan Tuhan untuk mereka. Shen Nung secara menakjubkan menguji

beberapa herbal, kulit kayu, dan akar yang diperoleh dari ladang, rawa-rawa, dan

hutan yang masih dikenal dalam bidang kefarmasian hingga kini. Menggunakan

background “Pa Kua”, suatu simbol matematis dari penciptaan dan kehidupan.

Tanaman-tanaman obat yang ditemukan oleh Shen Nung antara lain podophyllum,

rhubarb, ginseng, stramonium, kulit kayu cinnamon, dan jugaseperti yang berada

di tangan bocah pada gambar, ma huang, atau disebut juga ephedra.

4. Papyrus Ebers

Praktek pengobatan di Mesir telah berlangsung sejak tahun 2900 SM dan

mereka juga diketahui memiliki catatan formula obat fenomenal, Papyrus Ebers,

yang dibuat sejak 1500 SM. Papyrus Ebers tersebut memuat sekitar 800 formula

dan 700 macam obat-obatan. Pusat farmasi di Negara Mesir kuno diselenggarakan

oleh dua orang pejabat negara yang bertindak sebagai Ahli Farmasi di suatu

ruangan yang disebut sebagai “Rumah Kehidupan”. Dengan seting kira-kira

seperti gambar ini, Papyrus Ebers didiktekan oleh seorang ahli farmasi mengenai

prosedur formulasi yang sedang dikerjakan.

8

Page 9: hal pokok

5. Bapak Botani: Theophrastus

Theoprastus (sekitar 300 SM) adalah sosok ilmuan Yunani kuno ternama

yang dikenal sebagai filosof besar dan ahli dalam ilmu alam dan disebut-sebut

sebagai Bapak Botani. Berbagai observasi dan pengamatan yang dilakukannya

mengenai medis dan herba merupakan suatu pencerahan bagi pemahaman

manusia. Beliau bertindak sebagai pengajar bagi sekumpulan siswa yang

mempunyai minat yang sama dengannya. Di dalam gambar ini Beliau

memperagakan tanaman Belladonna, dan di belakangnya terletak bunga

pomegranate, senna, dan juga manuskrip-manuskrip perkamen. Siswa juga terlihat

menggunakan papan gading yang dilapisi madu warna sebagai alat tulis.

6. Sang Toksikolog: Mithridates VI

Mithridates VI adalah seorang raja negeri Pontus (sekitar 100 SM) yang

senantiasa bertempur melawan kekaisaran Romawi. Beliau adalah ilmuan

toksikologi yang menemukan tidak hanya tentang berbagai jenis racun, namun

juga bagaimana mencegah dan mengobati efek racun. Mithridates VI tanpa

9

Page 10: hal pokok

banyak pertimbangan menggunakan tubuhnya sendiri dan juga tubuh para tahanan

sebagai "kelinci percobaan" dalam mengujicoba berbagai racun dan antiracun.

tampak dalam gambar, di belakang Mithridates terletak rhizotomists, offering

fresh, flowering aconite, ginger,dan gentian. Dan di kanan bawah gambar terletak

dua buah wadah biang sampanye. formula yang diramu Mithridates yang paling

terkenal adalah suatu panantidotal yang populer digunakan selama kurang lebih

seribu tahun yang dikenal dengan Mithridatum.

7. Terra Silgillata: Merek Obat Pertama

Orang-orang masa lampau telah mempelajari manfaat dari merek dagang

yang merupakan identitas suatu barang yang digunakan untuk meraih konsumen.

salah satu therapeutic agent yang memakai merek dagang adalah Terra Sigillata

(cap Bumi), suatu tablet tanah liat yang berasal dari pulau Mediteranean di

Lemnos sebelum tahun 500 SM. setiap tahunnya tanah liat digali di terowongan

Lemnian dihadiri oleh pemerintah dan pendeta-pendeta. tanah liat dicuci, disuling,

dan digulung dengan ketebalan tertentu, tanah liat itu dibentuk seperti pastilles

dan diberi cap oleh para pendeta wanita, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari.

Lalu tablet-tablet itu didistribusikan secara komersial.

10

Page 11: hal pokok

7. Dioscorides

Dengan adanya berbagai pencapaian dalam dunia ilmu pengetahuan serta

perkembangan yang memotivasi banyak orang melakukan observasi atau studi

intensif oleh para saintis, penelitian menjadi kian penting bagi kebutuhan

perdagangan dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Pedanios

Dioscorides (abad pertama masehi), adalah saintis yang telah berkontribusi dalam

bidang kefarmasian. Untuk mempelajari Materia Medica, Beliau melakukan

kerjasama dengan tentara romawi di seluruh dunia. Dia mencatat hasil-hasil

observasi, menyampaikan tentang cara yang baik dalam mengumpulkan,

menyimpan, dan menggunakan obat-obatan. Berbagai uji coba yang telah

dilakukannya terus digunakan sampai pada abad keenam.

8. Galen

Galen adalah sosok dari masa lalu yang sampai sekarang masih sangat

dihormati oleh profesi farmasi dan kedokteran. Galen (tahun 130-200

M)merupakan pakar praktisi dan pendidikan farmasi dan kedokteran di Roma.

11

Page 12: hal pokok

metode yang diterapkannya dalam menyiapkan dan meracik obat telah digunakan

di dunia barat selama 1500 tahun, dan namanya sendiri telah diasosiasikan dengan

metode peracikannya yang dikenal dengan galenika. Beliau adalah penemu dari

formula krim dingin, yang secara esensial adalah sama dengan krim yang kita

kenal sekarang. banyak prosedur-prosedur yang ditemukan Galen masih

digunakan di laboratorium peracikan modern masa kini.

9. Damian dan Cosmas

Identiknya dua professional kesehatan, farmasi dan kedokteran, digam-

barkan secara menarik oleh pasangan kembar, Damian (Farmasis) dan Cosmas

(Dokter). Pasangan tersebut merupakan keturunan arab yang beragama nasrani.

Mereka memasukkan unsur religius dalam pengetahuan mereka untuk membantu

pasien. Karir mereka berahir pada tahun 303 M secara martir dan selama berabad-

abad makam mereka di Kota Syiria (Cyprus) dianggap suci. Mereka termasuk dari

deretan saintis penting yang menyokong kefarmasian dan kedokteran.

10. Hipocrates

Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu

Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi Farmasi. Seorang dokter yang

mendignosis penyakit, juga sekaligus merupakan seorang “Apoteker” yang

menyiapkan obat. Semakin lama masalah penyediaan obat semakin rumit, baik

formula maupun pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu keahlian

tersendiri. Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan

pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang

12

Page 13: hal pokok

terkenal “Two Silices”. Dari sejarah ini, satu hal yang perlu direnungkan adalah

bahwa akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama.

Dampak revolusi industri merambah dunia farmasi dengan timbulnya

industri-industri obat, sehingga terpisahlah kegiatan farmasi di bidang industri

obat dan di bidang “penyedia/peracik” obat (=apotek). Dalam hal ini keahlian

kefarmasian jauh lebih dibutuhkan di sebuah industri farmasi dari pada apotek.

Dapat dikatakan bahwa farmasi identik dengan teknologi pembuatan obat.

Pendidikan farmasi berkembang seiring dengan pola perkembangan

teknologi agar mampu menghasilkan produk obat yang memenuhi persyaratan

dan sesuai dengan kebutuhan. Kurikulum pendidikan bidang farmasi disusun lebih

ke arah teknologi pembuatan obat untuk menunjang keberhasilan para anak

didiknya dalam melaksanakan tugas profesinya.

Dilihat dari sisi pendidikan Farmasi, di Indonesia mayoritas farmasi belum

merupakan bidang tersendiri melainkan termasuk dalam bidang MIPA

(Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) yang merupakan kelompok ilmu murni

(basic science) sehingga lulusan S1-nya pun bukandisebut Sarjana Farmasi

melainkan Sarjana Sains.

Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (1997) dalam “informasi

jabatan untuk standar kompetensi kerja” menyebutkan jabatan Ahli Teknik Kimia

Farmasi, (yang tergolong sektor kesehatan) bagi jabatan yang berhubungan erat

dengan obat-obatan, dengan persyaratan : pendidikan Sarjana Teknik Farmasi.

Buku Pharmaceutical handbook menyatakan bahwa farmasi merupakan bidang

yang menyangkut semua aspek obat, meliputi : isolasi/sintesis, pembuatan,

pengendalian, distribusi dan penggunaan.

Silverman dan Lee (1974) dalam bukunya, “Pills, Profits and Politics”,

menyatakan bahwa :

1. Pharmacist lah yang memegang peranan penting dalam membantu dokter

menuliskan resep rasional. Membanu melihat bahwa obat yang tepat, pada

waktu yang tepat, dalam jumlah yang benar, membuat pasien tahu mengenai

“bagaimana,kapan,mengapa” penggunaan obat baik dengan atau tanpa resep

dokter.

13

Page 14: hal pokok

2. Pharmacist lah yang sangat handal dan terlatih serta pakart dalam hal

produk/produksi obat yang memiliki kesempatan yang paling besar untuk

mengikuti perkembangan terakhir dalam bidang obat, yang dapat melayani

baik dokter maupun pasien, sebagai “penasehat” yang berpengalaman.

3. Pharmacist lah yang meupakan posisi kunci dalam mencegah penggunaan obat

yang salah, penyalahgunaan obat dan penulisan resep yang irrasional.

Sedangkan Herfindal dalam bukunya “Clinical Pharmacy and Therapeutics”

(1992) menyatakan bahwa Pharmacist harus memberikan “Therapeutic

Judgement” dari pada hanya sebagai sumber informasi obat.

Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru dalam pendidikan

farmasi, karena pendidikan farmasi yang semula menjadi bagian dari MIPA,

berubah menjadi suatu bidang yang berdiri sendiri secara utuh.rofesi farmasi

berkembang ke arah “patient oriented”, memuculkan berkembangnya Ward

Pharmacy (farmasi bangsal) atau Clinical Pharmacy (Farmasi klinik).

Di USA telah disadari sejak tahun 1963 bahwa masyarakat dan profesional

lain memerlukan informasi obat tang seharusnya datang dari para apoteker.

Temuan tahun 1975 mengungkapkan pernyataan para dokter bahwa apoteker

merupakan informasi obat yang “parah”, tidak mampu memenuhi kebutuhan para

dokter akan informasi obat Apoteker yang berkualits dinilai amat jarang/langka,

bahkan dikatakan bahwa dibandingkan dengan apotekeer, medical representatif

dari industri farmasi justru lebih merupakan sumber informasi obat bagi para

dokter.

Perkembangan terakhir adalah timbulnya konsep “Pharmaceutical Care”

yang membawa para praktisi maupun para “profesor” ke arah “wilayah” pasien.

Secara global terlihat perubahan arus positif farmasi menuju ke arah akarnya

semula yaitu sebagai mitra dokter dalam pelayanan pada pasien. Apoteker

diharapkan setidak-tidaknya mampu menjadi sumber informasi obat baik bagi

masyarakat maupun profesi kesehatan lain baik di rumah sakit, di apotek atau

dimanapun apoteker berada.

14

Page 15: hal pokok

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2.1. Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan

tradisional yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil,

Cina, dan Wilayah Asia lainnya

3.2.2. Perkembangan farmasi diantaranya Zaman Prasejarah, Farmasi pada

Masa Babylonia Kuno, Farmasi pada Masa Cina Kuno, Papyrus

Ebers, Bapak Botani: Theophrastus, Sang Toksikolog: Mithridates VI,

Terra Silgillata: Merek Obat Pertama, Dioscorides, Galen, Damian

dan Cosmas, Hipocrates, dan perkembangan terakhir adalah timbulnya

konsep “Pharmaceutical Care”.

15

Page 16: hal pokok

DAFTAR PUSTAKA

http://dheelis.wordpress.com/2012/04/30/sejarah-farmasi/ (diakses tanggal 23

September 2012)

http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_pharmacy (diakses tanggal 23

September 2012)

16