MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM DISUSUN OLEH : FARHAM ASSAGGAF D51113008 KHAERUL FAJRI D51113009 PALLAWA RUKKA HAMTY D51113010 TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA
MAKALAHPENDIDIKAN AGAMA
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
DISUSUN OLEH :
FARHAM ASSAGGAF D51113008
KHAERUL FAJRI D51113009
PALLAWA RUKKA HAMTY D51113010
TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT,
yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Hakikat Manusia Menurut
Islam”.Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Agama Islam di
Universitas Negeri Makassar.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih
banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas
dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Metode Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia Menurut Islam
1. Pengertian Hakikat
2. Pengertian Manusia
B. Tujuan Penciptaan Manusia
C. Fungsi dan Peran Manusia
D. Tanggungjawab Manusia Sebagai Hamba dan
Khalifah Allah SWT
E. Asal Mula Manusia “ Teori Evolusi
Darwin dan Teori Al Qur’an
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang manusia dan agama dalam Islam
adalah membicarakan sesuatu yang sangat klasik namun
senantiasa aktual. Berbicara tentang kedua hal tersebut
sama saja dengan berbicara tentang kita sendiri dan
keyakinan asasi kita sebagai makhluk Tuhan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘manusia’
diartikan sebagai ‘makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain); insan; orang’ (1989:558).
Menurut pengertian ini manusia adalah makhluk Tuhan
yang diberi potensi akal dan budi, nalar dan moral
untuk dapat menguasai makhluk lainnya demi kemakmuran
dan kemaslahatannya. Dalam bahasa Arab, kata ‘manusia’
ini bersepadan dengan kata-kata nâs, basyar, insân,
mar’u, ins dan lain-lain. Meskipun bersinonim, namun
kata-kata tersebut memiliki perbedaan dalam hal makna
spesifiknya.Kata nâs misalnya lebih merujuk pada makna
manusia sebagai makhluk sosial.Sedangkan kata basyar
lebih menunjuk pada makna manusia sebagai makhluk
biologis.Begitu juga dengan kata-kata lainnya.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian hakikat dan manusia itu ?
2) Apa saja tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan
peran manusia ?
3) Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai hamba dan
khalifah Allah SWT ?
4) Bagaimana konsep manusia dalam islam?
C. Metode Penulisan
1) Membaca buku yang bersangkutan untuk materi hakikat
manusia dalam islam
2) Memperdalam poin – poin yang telah diberikan
3) Sesuai dengan Teori yang telah diberikan
D. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pengertian hakikat dan manusia.
2) Untuk mengetahui tujuan penciptaan manusia serta
fungsi dan peran manusia
3) Untuk mengetahui tanggung jawab manusia sebagai
hamba dan khalifah Allah SWT
4) Untuk mengetahui konsep manusia dalam islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
1. Pengertian Hakikat
Menurut bahasa hakikat berarti kebenaran atau
sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala
sesuatu.Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti
dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa
sesuatu.Karena itu dapat dikatakan hakikat syariat
adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu
sendiri.Dikalangan tasauf orang mencari hakikat diri
manusia yang sebenarnya karena itu muncul kata-kata
diri mencari sebenar-benar diri.Sama dengan pengertian
itu mencari hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan
rahasia.Hakikat adalah berupa apa yang membuat sesuatu
terwujud. Dengankata lain dapat dirumuskan, Hakikat
adalah unsur utama yang mengujudkan sesuatu. Hakikat
mengacu kepada faktor utama yang lebih fundamental.
Faktor utama tersebut wajib ada dan merupakan suatu
kemestian.Hakekat selalu ada dalam keadaan sifatnya
tidak berubah-rubah. Tanpa faktor utama tersebut
sesuatu tidak akan bermakna sebagai wujud yang kita
maksudkan. Karena hakekat merupakan faktor utama yang
wajib ada, maka esensi-nya itu tidak dapat dipungkiri
atau dinafikan. Keberadaannya (eksistensi-nya) itu di
setiap tempat dan waktu tidak berubah. Dengan kata lain
hakikat itu adalah pokok atau inti dari yang ada. Tidak
akan pernah ada sebuah atribut jika tidak ada hakikat.
2. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata
“manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi
(mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia
dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau
seorang individu.Manusia adalah makhluk paling sempurna
yang pernah diciptakan oleh Allah swt.Kesempurnaan yang
dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan
tugas mereka sebagai khalifah di muka dumi ini.Al-Quran
menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.
Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu
pengetahuan sangat bergantung metodologi yang digunakan
dan terhadap filosofis yang mendasari.
Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia
sebagai homo volens (makhluk berkeinginan).Menurut
aliran ini, manusia adalah makhluk yang memiliki
perilaku interaksi antara komponen biologis (id),
psikologis (ego), dan social (superego).Di dalam diri
manusia tedapat unsur animal (hewani), rasional
(akali), dan moral (nilai).
Para penganut teori behaviorisme menyebut manusia
sebagai homo mehanibcus (manusia mesin).Behavior lahir
sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (aliran yang
menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif
dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam
bawa sadar yang tidak nampak).Behavior yang
menganalisis prilaku yang Nampak saja.
Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia
terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap
lingkungannya, tidak disebabkan aspek.
Para penganut teori kognitif menyebut manusia
sebagai homo sapiens (manusia berpikir). Menurut aliran
ini manusia tidak di pandang lagi sebagai makhluk yang
bereaksi secara pasif pada lingkungannya, makhluk yang
selalu berfikir.Penganut teori kognitif mengecam
pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak
nyata karena tampak tidak mempengaruhi peristiwa.
Padahal berpikir , memutuskan, menyatakan, memahami,
dan sebagainya adalah fakta kehidupan manusia.
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa
kata yang berbeda dengan makna manusia, akan tetapi
memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan
dan al-nas.
Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali
salah satunya al-kahfi : innama anaa basyarun mitlukum
(sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti
kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat
biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung
kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20), manusia makan dan
minum (al-mu’minuum : 33).
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65
kali, diantaranya (al-alaq : 5), yaitu allamal insaana
maa lam ya’ (dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada
sifat psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk
yang berpikir, diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-
ahzar : 72). Insan adalah makhluk yang menjadi
(becoming) dan terus bergerak maju ke arah
kesempurnaan.
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-
zumar : 27 walakad dlarabna linnaasi fii haadzal
quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah kami
buatkan bagi manusia dalam al-quran ini setiap macam
perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia
sebagai makhluk social atau secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai
makhluk biologis, psikologis, dan social. Manusia
sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang
tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau
makhluk lain.
Sebenarnya manusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :
1. Jasmani. Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.
2. Ruh. Terbuat dari cahaya (nur).Fungsinya hanya untuk menghidupkan
jasmani saja.
3. Jiwa. Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan
yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia.Potensi yang dimiliki
manusia dapat di kelompokkan pada dua hal yaitu potensi fisik dan
potensi rohania.Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya
menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk social dan sekaligus
makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk social untuk
menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan hidupnya, karena
manusia tidak hidup dengan baik tanpa ada orang lain. Dengan kata lain
manusia baru bisa mencapai kepuasan dan memenuhi segala
kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.
B. TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA
Manusia diciptakan Allah bukan secara main-main,
Artinya:“Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu
main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami?” [Al-Mu’minun: 115]
Untuk mengemban amanah atau tugas keagamaan:
Artinya:“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada
langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk
memikul amanat itu, dan mereka khawatir tidak dapat melaksanakannya
(berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu
sangat dzalim dan sangat bodoh.” [Al-Ahzab; 72]
Untuk Mengabdi atau Beribadah
Artinya :“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar
mereka beribadah kepadaKu”. [Adz-Dzariyat: 56]
Ayat ini mengindikasikan tentang tujuan
penciptaan manusia sebagai hamba Allah. Indikasi ini
dapat dipahami dari klausa kata “Li ya’budun” yang
berarti agar mereka mengabdi kepada-Ku.Maksudnya Allah
menciptakan manusia dengan tujuan untuk menyuruh mereka
beribadah kepada Allah, bukan karena Allah membutuhkan
manusia. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu
Abbas: Atinya, melainkan supaya mereka mau tunduk
beribadah kepada-Ku, baik secara sukarela maupun
terpaksa”. Dan itu pula yang menjadi pilihan Ibnu
Jarir. Sedangkan Ibnu Juraij menyebutkan: “Yakni supaya
mereka mengenal-Ku.
Seorang hamba perlu taat dan patuh kepada semua
arahan tuannya, lebih-lebih lagi jika diberi dan
dikurniakan dengan segala macam bantuan, kemudahan dan
keamanan oleh tuannya. Oleh itu, kita mesti melakukan
segala arahan dengan penuh pengertian bahwa kita
menyerahkan segala-galanya kepada tuan kita.
Kata kunci ‘penyerahan’ ini yang menjadi intipati
kepada Islam yaitu penyerahan secara keseluruhan
terhadap Allah SWT.Mereka yang dipandang oleh Allah
dengan pangkat ‘Hamba’ ini pasti beroleh keuntungan di
dunia dan di akhirat.
Tanggungjawab sebagai abdi merupakan suatu
tanggungjawab individu atau fardhu ain.Ia meliputi
kepada kemestian untuk memahami lapangan akidah dan
tauhid, syariat dan akhlak.
Untuk menjadi Khalifah
Dari segi bahasa, khalifah bermaksud pengganti.Ia
menjelaskan bahawa Allah mengamanahkan manusia sebagai
‘pengganti’ untuk mentadbir bumi dengan merujuk kepada
manual dan panduan daripadaNya. Mengingat kejadian yang
diabadikan dalam Al-Qur’an, ketika Allah Swt berdialog
dengan malaikat soal rencana menciptakan khalifah di
bumi.
Artinya:“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata,
“Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan
mensucikan na
ma-mu?”Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.” [Al-Baqarah: 30]
Dan Allah menjadikan kita (manusia) di muka bumi,
yang dibedakan derajat satu dengan yang lain, untuk
menguji manusia.
Artinya:“Dan Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di bumi,
dan Dia mengangkat derajat sebagian kamu diatas yang lain, untuk
mengujimu atas (karunia) yang diberikan-Nya kepadamu.
Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat member hukuman, dan sungguh,
Dia Maha pengampun, Maha penyayang .” [Al-An-‘Am: 165]
Amanah ini sangat besar dan berat.Perkara ini
merupakan suatu tanggungjawab sosial atau fardhu
kifayah yang perlu dilaksanakan bagi menjamin kehidupan
yang harmoni, aman dan adil.Ia meliputi segala aspek
kehidupan seperti cabang seperti memberi peluang
pendidikan, memastikan bidang pertanian dan penghasilan
bahan makan yang halal lagi baik, menyediakan kemudahan
kesehatan serta tempat kediaman yang baik. “Setiap dari
kamu merupakan pemimpin dan setiap dari kamu akan ditanya
mengenai apa yang kamu pimpin.” (hadis riwayat Bukhari no. 893 dan
Muslim no. 1829).
Untuk menjadi da’i
Artinya: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang
makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli kitab beriman, tentu itu lebih baik bagi mereka.Diantara
mereka ada yang beriman, namun kebanyakan diantara mereka adalah
orang-orang fasik.” [Ali Imran: 110]
C. FUNGSI DAN PERAN MANUSIA
Di dalam Al Qur’an disebutkan fungsi dan peranan
yang diberikan Allah kepada manusia yaitu :
Menjadi abdi Allah. Secara sederhana hal ini
berarti hanya bersedia mengabdi kepada Allah dan
tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk
tidak mengabdi kepada nafsu dan syahwat.Yang
dimaksud dengan abdi adalah makhluk yang mau
melaksanakan apapun perintah Allah meski terdapat
resiko besar di dalam perintah Allah. Abdi juga
tidak akan pernah membangkang terhadap Allah. Hal
ini tercantum dalam QS Az Dzariyat : 56“Dan tidak
Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembahKu”
Menjadi saksi Allah. Sebelum lahir ke dunia ini,
manusia bersaksi kepada Allahbahwa hanya Dialah
Tuhannya.Yang demikian dilakukan agar mereka tidak
ingkar di hari akhir nanti.Sehingga manusia sesuai
fitrahnya adalah beriman kepada Allah tapi orang
tuanya yang menjadikan manusia sebagai Nasrani atau
beragama selain Islam. Hal ini tercantum dalam QS
Al A’raf : 172
“Dan (ingatlah), keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap
jiwa mereka (seraya berfirman):”Bukankah Aku ini
Tuhanmu?”. Mereka menjawab:”Betul (Engkau Tuhan
Kami),kami menjadi saksi”.(Kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan:”Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini(keesaan
Tuhan)”
Khalifah Allah sebenarnya adalah perwakilan Allah
untuk berbuat sesuai dengan misi yang telah
ditentukan Allah sebelum manusia dilahirkan yaitu
untuk memakmurkan bumi. Khalifah yang dimaksud Allah
bukanlah suatu jabatan sebagai Raja atau Presiden
tetapi yang dimaksud sebagai kholifah di sini adalah
seorang pemimpin Islam yang mampu memakmurkan alam
dengan syariah-syariah yang telah diajarkan
Rosulullah kepada umat manusia.Dan manusia yang
beriman sejatilah yang mampu memikul tanggung jawab
ini.Karena kholifah adalah wali Allah yang
mempusakai dunia ini.
Sehingga seorang khalifah harus benar-benar memiliki
akhlak Al Quran dan Al Hadis. Dengan berpedoman pada
QS Al Baqarah:30-36, maka status dasar manusia
adalah sebagai khalifah (makhluk penerus ajaran
Allah) sehingga manusia harus :
1. . Belajar. Manusia sebagai khalifah harus mau
belajar. Obyek belajar nya adalah ilmu Allah
yang berwujud Al Quran dan ciptaanNya.Hal ini
tercantum juga di dalam QS An Naml: 15-16 dan
QS Al Mukmin: 54
2. Mengajarkan Ilmu. Khalifah yang telah
diajarkan ilmu Allah maka wajib untuk
mengajarkannya kepada manusia lain.Yang
dimaksud dengan ilmu Allah adalah Al Quran dan
juga Al Bayan
3. Membudayakan Ilmu. Ilmu Allah tidak hanya untuk
disampaikan kepada manusia lain tetapi juga
untuk diamalkan sehingga ilmu yang terus
diamalkan akan membudaya. Hal ini tercantum
pula di dalam QS Al Mu’min:35
Dari ketiga peran tersebut,maka semua yang dilakukan
oleh khalifah harus untuk kebersamaan sesama umat
manusia dan hamba Allah serta pertanggungjawabannya
kepada Allah, diri sendiri, dan masyarakat.
D. TANGGUNGJAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA DAN KHALIFAH
ALLAH SWT
Tanggungjawab Manusia Sebagai Hamba Allah SWT
Manusia memiliki banyak tanggungjawab sebagai hamba
Allah SWT
Kelompok kami menyimpulkan tanggungjawab sebagai hamba
Allah SWT sebagai berikut :
1. Manusia diciptakan Allah swt dengan tanggung
jawab yang luas yang perlu dilaksanakan, kerana ia
akan disoalkan tentang amanah yang diberikan
kepadanya di hari akhirat nanti. Allah swt,
mencipta manusia dengan tujuan tertentu yaitu
untuk dikembalikan semula kepadaNya, dan mereka
dipertanggung jawabkan atas setiap usaha dan amal
yang berkaitan dengan perintah keagamaan semasa ia
hidup di dunia. Mereka akan diadil dan diberi
pembalasan di hari pembalasan sama ada ditempatkan
di Syurga tau neraka.
2. Sabda Nabi saw, dari Ibnu Umar ra katanya, "
Saya mendengar rasulullah saw bersabda",
maksudnya:
"Semua orang dari engkau sekalian itu adalah
pengembala, dan dipertanggung jawabkan terhadap
apa yang digembalainya. Seorang pemimpin adalah
pengembala dan akan ditanya tentang
pengembalaanya;
Seorang lelaki adalah pengembala dalam keluarganya
dan akan ditanya tentang pengembalaannya; Seorang
isteri adalah pengembala di rumah suaminya dan
akan ditanya tentang pengembalaannya;
Seorang khadam juga pengembala dalam harta tuannya
dan akan ditanya tentang pengembalaanya. Maka
semua orang dari kamu sekalian adalah pengembala
dan akan ditanya tentang pengembalaannya."
- ( Muttafaq 'alaih) Tanggung jawab manusia
terhadap allah swt adalah seperti berikut:
1) Mengabdikan diri kepada Allah swt dengan beriman dan
melakukan amal soleh mengikut syariat yang
ditetapakan oleh agama melalui RasulNya.
2) Melaksanakan amanah Allah swt memelihara dan
mengawal agama Allah serta ajaran Allah swt seperti
FirmanNya; Surah Al Ahzab; 72 "Sesungguhnya Kami
telah kemukakan tanggung jawab amanah (Kami) kepada
langit dan bumi serata gunung-gunung (untuk memikul)
maka mereka enggan memikulnya dan bimbang tidak
dapat meyempurnakannya (kerana tidak ada pada mereka
persediaan untuk memikulnya) dan (pada ketika itu)
manusia (dengan persediaan yang ada padanya) sanggup
memikulnya. (ingatlah) sesungguhnya tabiat
kebanyakan manusia adalah suka melakukan kezaliman
dan suka pula membuat perkara-perkara yang tidak
patut dikerjakan." - (Surah Al Ahzab: 72)
3) Melaksanakan amar makruf, nahi mungkar, iaitu
sebagai khalifah Allah swt bertanggung jawab
menyebarkan Islam, meninggikan kalimah Allah swt dan
supaya manusia menjadi orang Islam.
Firman Allah swt,: " Dan hendaklah ada di antara
kamu segolongan umat yang menyeru (berdakwah) kepada
kebajikan (mengembangkan Islam). Dan menyeru berbuat
kebaik, serta melarang dari kemungkaran (buruk dan
keji ). Dan mereka yang bersifat demikian ialah
orang-orang yang berjaya."- ( Surah Ali imran: 104)
4) Menjaga kesucian agama, dengan menegakkan Islam
dengan berdakwah dan melaksanakan syariat Islam
yang telah ditetapkan agama.
5) Bertanggung jawab menjauh dan memelihara diri dan
keluarga dari azab neraka.
Tanggungjawab Manusia Sebagai Khalifah Allah SWT
Antara anugerah utama Allah kepada manusia ialah
pemilihan manusia untuk menjadi khalifah atau wakilNya
di bumi.Dengan ini manusia berkewajiban menegakkan
kebenaran, kebaikan, mewujudkan kedamaian, menghapuskan
kemungkaran serta penyelewengan dan penyimpangan dari
jalan Allah.
Firman Allah SWT :
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat:
Sesungguhnya Aku jadikan di bumi seorang Khalifah.
Berkata Malaikat: Adakah Engkau hendak jadikan di muka
bumi ini orang yang melakukan kerusakan dan menumpahkan
darah, sedangkan kami sentiasa bertasbih dan bertaqdis
dengan memuji Engkau? Jawab Allah: Aku lebih mengetahui
apa yang kamu tidak ketahui.”
(Al-Baqarah:30)
Di kalangan makhluk ciptaan Allah, manusia telah
dipilih oleh Allah melaksanakan tanggungjawab
tersebut.Ini sudah tentu kerana manusia merupakan
makhluk yang paling istimewa.
Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya Kami telah kemukakan tanggungjawab
amanah (Kami) kepada langit dan bumi serta gunung-
ganang (untuk memikulnya), maka mereka enggan
memikulnya dan bimbang tidak dapat menyempurnakannya
(kerana tidak ada pada mereka persediaan untuk
memikulnya); dan (pada ketika itu) manusia (dengan
persediaan yang ada padanya) sanggup memikulnya.
(Ingatlah) sesungguhnya tabiat kebanyakan manusia
adalah suka melakukan kezaliman dan suka pula membuat
perkara-perkara yang tidak patut dikerjakan.”(Al-Ahzab:
72)
- Optimalisasi Kemampuan
Dengan berbagai kelebihan tersebut, sangat penting
bagi manusia untuk dapat mengembangkan diri dan
mengoptimalkan kemampuanya.Optimalisasi kemampuan
tercermin dalam pemanfaatan kemampuan dari manusia
itu sendiri terhadap potensi-potensi yang
dimilikinya.Manusia diberikan kelebihan fisik
tersebut guna memasimalkan tugas kekhalifahan di
bumi.Dengan otak manusia diharapkan kehidupan di
bumi secara umum dapat berkembang dengan baik dan
terjaga dari kerusakan.Dengan tangan, manusia
diharapkan memiliki kemampuan mencipta, dalam arti
memnafaatkan potensi sumber daya dari Allah.Dengan
lisan manusia diharapkan memiliki kemampuan
komunikasi yang baik.Dari hal-hal tersebut di atas
maka jelaslah bahwa optimalisasi kemampuan
tercermin dari optimalisasi potensi materi yang
dimiliki oleh manusia dari Allah.Sekarang kita
bisa melihat hasilnya yaitu dengan adanya kapal,
pesawat terbang, motor, mobil, dan teknologi
lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk
kemashlahatan makhluk- manusia, hewan, dan
tumbuhan.
- Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Sesungguhnya semua fasilitas yang sudah tersedia
di dunia secara gratus seperti tumbuhan, binatang,
angin, udara, air dan apapun adalah untuk manusia.
Tentunya hal tersebut dimaksudkan untuk membantu
kekhalifahan manusia di bumi.Allah berkali-kali
mengatakan bahwa dalam melakukan sesuatu hal,
janganlah pernah melampaui batas.Artinya manusia
harus bisa berlaku normal sebagaimana adanya.
Allah mengatakan bahwasanya potensi-potensi alam
itu tidak akan pernah habis tetapi hal tersebut
berlaku apabila manusia memnafaatkan dengan
sewajarnya dan sebenarnya hal negatif ini tidak
akan terjadi apabila manusia taat dan patuhpada
perintah Allah. Janganlah melampaui batas.
Optimalisasi alam bukanlah dengan tindakan
mengeruk sebanyak-banyaknya potensi alam
semesta.Akan tetapi, optimalisasi sebenarnya
dimaksudkan untuk mengatur semaksimal mungkin
perihal pengelolaan alam.Sehingga tidak terjadi
ketidakseimbangan ekosistem. Hutan tidak akan
habis hanya oleh karena alasan industrialisasi
atau perluasan masalah tempat tinggal. Dengan
potensi otak manusia telah diberi akal untuk
berpikir bagaimana menyeimbangakan segala potensi
kehidupan dan alam semesta.
E. Asal Mula Manusia “Teori Evolusi Darwin dan Nabi
Adam a.s”
Jika kita berdebat tentang asal mula manusia, maka
yang terpikir pertama kali dipikiran adalah teori
evolusi Charles Darwin. Dalam teori evolusi Charles
Darwin dijelaskan bahwa manusia pertama adalah kera,
sedangkan dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur'an,
dijelaskan bahwa manusia pertama adalah Nabi adam a.s.
Namun, hingga saat ini para ilmuwan masih terus mencari
bukti untuk memastikan asal mula manusia.
1. Teori Asal Mula Manusia menurut Charles Darwin
Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern
berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama
proses evolusi tanpa bukti ini yang diduga telah
dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan
bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia
modern dan nenek moyangnya. Ditetapkanlah empat
kelompok dasar sebagai berikut di bawah ini :
a. Australophithecines
b. Homo habilis
c. Homo erectus
d. Homo sapiens
Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia
yang mirip kera tersebut oleh evolusionis digolongkan
sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari
selatan". Australophitecus, yang tidak lain adalah
jenis kera purba yang telah punah, ditemukan dalam
berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan
kuat dan tegap, sementara yang lain lebih kecil dan
rapuh dan lemah. Dengan menjabarkan hubungan dalam
rantai tersebut sebagai "Australopithecus > Homo
Habilis> Homo erectus > Homo sapiens," evolusionis
secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini
adalah nenek moyang jenis selanjutnya.
2. Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an (Nabi Adam
a.s)
Proses penciptaan manusia menurut al-qur’an ada 6
tingkat =
1. Nutfah (Q.S. al – insan : 2)
2. Alaqah (Q.S. al – mukminun : 14)
3. Mudghah (Q.S. al – mukminun : 14), (Q.S. al hajj :
05)
4. Izam dan Lahm (Q.S. al – mukminun : 14)
5. Nasy’ah halqan akhar
6. Nafkhur-ruh (Q.S. al - a’raf : 172)
Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia,
ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang asal-usul
manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut
manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam
Al-Quran, kejadian itu diabadikan.
"...Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat
kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka,
apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan
ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan
bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).
Firman inilah yang membuat malaikat bersujud
kepada manusia, sementara iblis tetap dalam
kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman
Allah.Inilah dosa yang pertama kali dilakukan oleh
makhluk Allah yaitu kesombongan.Karena kesombongan
tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah
dipastikan masuk neraka.Kemudian Allah menciptakan Hawa
sebagi teman hidup Adam.Allah berpesan pada Adam dan
Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di surga,
namun Iblis menggoda mereka sehingga terjebaklah Adam
dan Hawa dalam kondisi yang menakutkan.Allah menghukum
Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan pada
akhirnya Adam dan Hawa bertaubat.Taubat mereka diterima
oleh Allah, namun Adam dan Hawa menetap dibumi. Baca
Surat Al-Baqarah Ayat 33-39.
Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal
sehingga memiliki kecerdasan, bisa menerima ilmu
pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri.Inilah
keunikan manusia yang Allah ciptakan untuk menjadi
penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara bumi
yang Allah ciptakan.Dari Adam inilah cikal bakal
manusia diseluruh permukaan bumi.Melalui pernikahannya
dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke
berbagai benua diseluruh penjuru bumi; menempati
lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya
diseluruh penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman
Allah SWT yang berbunyi:
"...Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami
angkut mereka didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-
Isra' [17]: 70)
Demikianlah dua pendapat tentang asal mula manusia.
Tentang siapa sebenarnya manusia pertama di bumi,
mugkin kami lebih memilih bahwa Adam a.s adalah manusia
pertama sesuai dengan apa yang ada dalam Al-Quran.
Apakah kalian setuju bahwa Nabi Adam a.s adalah nenek
moyang manusia?Tergantung pada kepercayaan kalian
masing-masing.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi manusia merupakan makhluk yang luar biasa
kompleks.Sedemikian sempurna manusia diciptakan oleh
Sang Pencipta dan manusia tidak selalu diam karena
dalam setiap kehidupan manusia selalu ambil bagian.
Kita sebagai manusia harus menjadi individu yang
berguna untuk diri sendiri dan orang lain.
Manusia itu tidak sepenuhnya sempurna, dalam hal
agama kita juga mempunyai banyak kekurangan maka dari
itu kita harus saling menghargai dan mengasihi karena
kita sama-sama makhluk yang diciptakan tidak ada
bedanya , selain itu dalam hidup manusia juga terdapat
banyak aturan yang harus kita patuhi sebagai umat
manusia.
A. Saran
Dari penulisan makalah ini penulis menyarankan
agar kita sebagai manusia harus menjadi individu yang
berguna untuk diri sendiri dan orang lain. Manusia itu
tidak sepenuhnya sempurna, dalam kehidupan yang kita
jalani pasti selalu ada masalah yang tidak bisa kita
selesaikan, oleh karena itu juga membutuhkan bantuan
dari orang lain, karena manusia adalah makhluk social.
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abudin. 1998. AL-Qur’an dan Hadits (Dirasah Islamiyah.Jakarta : PT. aaaaaaRaja Grafindo Persada.
Departemen Agama RI.2001. Pendidikan Agama Islam PadaPerguruan aaaaaTinggi Umum. Jakarta : Direktorat JenderalKelembagaan Agama Islam.
Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Materi Instruksional PendidikanAgama Islam, aaaaaJakarta : Direktorat Perguruan TinggiAgama Islam, 2004
Machendrawaty & Ahmad. 2004. Pengembangan MasyarakatIslam. Jakarta : aaaaaRineka Cipta.
Muhammadong.2009. Pendidikan Agama Islam. Makassar : TimDosen aaaaaaPendidikan Agama Islam Universitas NegeriMakassar.
Abdullah, Abd. Malik.2009. Pendidikan Agama Islam.Makassar : TimDosen Penididikan Agama Islam Universitas NegeriMakassar.
http://tugasku-4u.blogspot.com/2013/05/makalah-hakikat-manusia-menurut-islam.html
http://suaratauhid.com/tujuan-agung-penciptaan-jin-dan-manusia-adalah-beribadah-hanya-kepada-allah.html
http://limubermanfaat.blogspot.com/2011/01/fungsi-dan-
peran-manusia.html
http://fahiroh-sukma.blogspot.com/2012/03/tujuan-
penciptaan-manusia.html
http://raden-ganis-saputra.blogspot.com/2012/06/tanggung-jawab-manusia-sebagai-hamba.html