BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pengertiannya secara umum obat adalah semua bahan tunggal
dan campuran yang digunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam
maupun luar guna mencegah, meringankan ataupun menyembuhkan
penyakit.
Menurut SK Menkes RI No 90/Kab/B.VII/1971, obat adalah bahan
atau panduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau untuk
memperelok badan atau bagian badan manusia.
Sediaan obat dibagi menjadi sediaan solid, semisolid, dan
liquid. Bentuk-bentuk sediaan obat dapat berupa tablet, pil,
kapsul, sirup, emulsi, serbuk, krim, suspensi, salep, pasta, obat
tetes, larutan, dan lain-lain. Berbagai macam bentuk sediaan obat
ini dimaksudkan untuk :
a. Melindungi obat dari kerusakan akibat udara
b. Melindungi obat dari kerusakan akibat asam lambung (jika
oral)
c. Memudahkan penggunaan obat untuk tujuan terapi
d. Membuat pelepasan obat yang teliti, tepat, dan aman
e. Menghilangkan rasa pahit atau rasa tidak enak pada obat
f. Membuat serbuk yang tidak larut atau tidak stabil dalam
larutan menjadi bentuk suspensi.
Obat mempunyai khasiat yang bermacam-macam, yaitu : obat
analgesic-antipiretik, obat antidiare, obat antihipertensi, obat
anti cacing, obat antimalaria, obat anti TBC (OAT), obat anti
amoeba, obat antianemia, dan masih banyak khasiat lainnya.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sediaan obat tetes?
2. Apa saja macam-macam obat tetes?
3. Bagaimana sifat dan kandungan tetes telinga dan tetes
hidung?
4. Bagaimana cara penggunaan obat tetes telinga dan obat tetes
hidung?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sediaan obat liquid dalam bentuk obat tetes
(guttae)
2. Untuk mengetahui macam-macam obat tetes berdasarkan lokasi
penggunaannya
3. Untuk mengetahui sifat dan kandungan tetes telinga dan tetes
hidung
4. Untuk mengetahui cara penggunaan obat tetes telinga dan obat
tetes hidung
1.4 Manfaat
1. Mengetahui sediaan obat dalam bentuk obat tetes
2. Memahami macam-macam obat tetes berdasarkan lokasi
penggunaannya
3. Memahami sifat dan kandungan tetes telinga dan tetes
hidung
4. Memahami cara penggunaan obat tetes telinga dan obat tetes
hidung
BAB IIISI
2.1 Pengertian GuttaeGuttae adalah sediaan cair berupa larutan,
emulsi, atau suspensi. Dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar,
digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang
menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes
baku dalam Farmakope Indonesia.
Guttae terdiri dari :- Guttae Nasales- Guttae Oris- Guttae
Opthalmic- Guttae Auriculares
2.2 Guttae Auriculares (Tetes Telinga)Definisi, Sifat dan
Kandungan Tetes Telinga
Tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga
dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga (FI III : 10). Tetes
telinga merupakan cairan untuk pengobatan saluran pendengaran
eksternal dan kadang-kadang telinga tengah serta kebanyakan
memiliki efek lokal. Tetes telinga umumnya berbentuk larutan,
emulsi atau suspensi dari satu atau lebih zat aktif dalam cairan
yang cocok untuk penggunaan pada meatus auditori (rongga telinga)
tanpa tekanan berbahaya pada gendang telinga namun pada pembuatan
guttae auriculares, biasanya bentuk yang paling sering digunakan
adalah bentuk larutan. Bagian luar telinga yang tertutup kulit,
mudah terkena kondisi dermatologi, maka guttae auriculares paling
banyak berbentuk larutan.Tetes telinga mengandung cairan pembawa,
bila tidak dinyatakan lain cairan pembawa yang digunakan bukan air.
Cairan pembawa yang digunakan harus memiliki kekentalan yang sesuai
agar obat mudah menempel pada dinding telinga, biasanya berupa
gliserin dan propilenglikol. Selain itu bisa juga menggunakan
etanol, heksilenglikol, dan minyak lemak nabati. Tetes telinga juga
mengandung zat aditif seperti pengawet, antioksidan, buffer, agen
viskositas, atau surfaktan. Antioksidan seperti natrium disulfida
dan penstabil lainnnya juga dimasukkan dalam formulasi obat telinga
jika dibutuhkan.. Larutan yang dipakai ke dalam telinga ini
biasanya mengandung :
Antibiotik
- Asam borat
Sulfonamida
- NaCl
Anastetik lokal
- Gliserin
Peroksida ( H2O2 )
- Propilenglikol
Fungisida
- Heksilenglikol
Etanol
- Minyak lemak nabati
Terdapat 6 sifat fisik kimia yang harus diperhatikan dalam
pembuatan guttae auriculares, yaitu :
1. Kelarutan Kebanyakan senyawa obat larut dalam cairan pembawa
yang umum digunakan pada sediaan tetes telinga, jika senyawa obat
tidak larut dalam cairan pembawa maka bisa dibuat sediaan suspensi.
Bila sediaan berupa suspensi maka sebagai zat peensuspensinya
digunakan sorbitan (span) atau polisorbat (tween)
2. Viskositas Viskositas sediaan tetes telinga penting untuk
diperhatikan karena dapat menjamin sediaan bisa lama berada di
dalam saluran telinga.
3. Sifat surfaktan Dengan adanya surfaktan akan membantu proses
penyebaran sediaan dan melepaskan kotoran pada telinga. 4.
Pengawet
Beberapa guttae auriculares memerlukan pengawetan terhadap
pertumbuhan mikroba. Apabila pengawetan diharuskan, maka bahan yang
umumnya dipakai adalah klorobutanol (0,5%), timerosal (0,01%) dan
kombinasi paraben
5. Sterilisasi Sediaan tetes telingan tidak perlu dibuat secara
steril, yang penting bersih.
6. pH Optimum
Kecuali dinyatakan lain pH tetes telinga adalah 5,0-6,0 dan
harus disimpan dalam wadah tertutup rapat. pH optimum untuk larutan
berair yang digunakan pada telinga utamanya adalah dalam pH asam
(5,0-6,0). Larutan alkali biasanya tidak diinginkan karena tidak
fisiologis dan menyediakan media yang subur untuk penggandaan
infeksi. Ketika pH telinga berubah dari asam menjadi alkali,
bakteri dan fungi akan tumbuh lebih cepat. Administrasi dan Cara
Menggunakan Tetes Telinga1. Cucilah tangan anda dengan air dan
sabun. 2. Pastikan kondisi ujung botol atau pipet tetes tidak
rusak.
3. Bersihkan telinga bagian luar dengan menggunakan air hangat
atau kain lembab dengan hati-hati, kemudian dikeringkan.
A. Untuk dewasa: tarik daun telinga ke atas dan ke belakang
untuk meluruskan saluran telinganya.
B. Untuk anak kurang dari 3 tahun: tarik daun telinga ke bawah
dan ke belakang untuk meluruskan saluran telinganya.
4. Hangatkan obat tetes telinga dengan memegang botolnya
menggunakan tangan selama beberapa menit. Kocok botol obat
tetes.
5. Miringkan kepala sehingga telinga yang akan diberikan obat
menghadap ke atas
6. Teteskan obat sesuai dengan dosis pemakaian pada lubang
telinga. Pertahankan posisi kepala 2-3 menit. Tekan secara lembut
kulit penutup kecil telinga atau gunakan kapas steril untuk
menyumbat lubang telinga agar obat dapat mencapai dasar saluran
telinga.
7. Pasang kembali tutup botol tetes telinga dengan rapat, jangan
menyeka atau membilas ujung botol tetes.
8. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun untuk membersihkan
sisa obat yang mungkin menempel.
Dalam membuat resep obat tetes telinga, penting bagi farmasis
untuk pertama-tama menentukan bagaimana obat tetes tersebut akan
digunakan. Farmasis harus memastikan bahwa pasien atau orang tua
memahami pemakaian pada telinga dan frekuensi penggunaan. Untuk
memfasilitasi penerimaan pasien, farmasis perlu memastikan bahwa
pasien tahu bahwa botol atau wadah harus dihangatkan di dalam
kepalan tangan terlebih dahulu, dan jika produk tersebut berupa
suspensi, dikocok terlebih dahulu sebelum mengambil cairan obat di
dalamnya dengan pipet. Farmasis juga harus menjelaskan perlunya
menyimpan obat di tempat yang aman di luar jangkauan anak-anak dan
di luar suhu ekstrim.
Ketika obat diteteskan ke dalam telinga, agar obat dapat masuk
lebih dalam ke telinga, daun telinga perlu diangkat dan ditarik
sedikit ke belakang. Untuk anak-anak, daun telinga perlu ditarik ke
arah bawah dan belakang. Untuk kenyamanan, akan lebih mudah jika
ada orang lain yang membantu penggunaan obat tetes telinga pada
pasien.
Beberapa tetes telinga berdasarkan formulasinya memiliki pH
rendah, hal ini akan menimbulkan sensasi seperti tersengat pada
saat penggunaan. Oleh karena itu, pasien harus diberikan peringatan
sebelumnya, terutama pada anak-anak yang memiliki tabung
timpastonomi di dalam telinganya. Pasien juga harus mengerti berapa
lama atau berapa hari produk itu perlu digunakan. Untuk tetes
telinga antibiotik, tidak perlu menghabiskan seluruh isi di dalam
botol karena terapi dapat berlangsung mulai dari 20 sampai 30 hari
tergantung pada regimen dosis. Oleh karena itu, pasien harus
diinstruksikan untuk tetap menggunakkan obat tetes pada 3 hari
setelah gejala pada telinga menghilang. Produk untuk melawan otitis
externa dapat memakan waktu 7 sampai 10 hari sebelum dapat
menunjukkan efeknya.
Jenis-Jenis Tetes Telinga
Guttae auriculares biasanya diteteskan atau dimasukkan dalam
jumlah kecil ke dalam saluran telinga untuk melepaskan kotoran
telinga (lilin telinga), untuk mengobati infeksi dan untuk
mengobati peradangan atau rasa sakit pada telinga.. Guttae
auriculares dibedakan menjadi dua berdasarkan fungsinya, yaitu
:
1. Guttae Auriculares untuk Melepaskan Kotoran Telinga
Kotoran telinga merupakan campuran sekresi kelenjar keringat dan
kelenjar sebasea dari saluran telinga bagian luar. Pengeluaran
kotoran telinga yang terlalu lama dapat menyebabkan kotoran telinga
menjadi kering dan melekat pada sel sel epitel sehingga menimbulkan
rasa gatal dan gangguan pendengaran. Kotoran telinga secara alami
diproduksi oleh tubuh untuk melindungi kulit di dalam telinga.
Kadang-kadang menumpuk dan menjadi keras, menyebabkan masalah
dengan pendengaran. Tetes telinga Sodium bikarbonat dapat digunakan
untuk melunakkan kotoran telinga yang mengeras dan tidak
memungkinkan untuk dihilangkan.Telah lama, minyak mineral encer,
minyak nabati dan hidrogen peroksida digunakan untuk melunakkan
kotoran telinga. Baru baru ini, kondesat dari triethanolamin
polipeptida oleat yang diformulasikan dalam propilen glikol
digunakan sebagai pengemulsi kotoran telinga sehingga membantu
pengeluaran kotoran. Selain itu, penggunaan karbamida peroksida
dalam gliserin anhidrat juga dapat melepaskan oksigen yang bisa
mengganggu keutuhan kotoran telinga yang terjepit sehingga
mempermudah pengeluaran kotoran telinga.
Tata cara dalam membuang kotoran telinga biasanya dimulai dengan
tahapan seperti penggunaan tetes telinga yang sudah dijelaskan
sebelumnya hanya saja ada beberapa langkah tambahan yaitu setelah
obat masuk ke dalam rongga telinga, masukkan gumpalan kapas ke
dalam telinga untuk mencegah keluarnya obat selama 15-30 menit.
Setelah itu, semprot rongga telinga dengan air hangat
perlahan-lahan menggunakan penyemprot telinga dari karet yang
lunak. 2. Guttae Auriculares untuk Antiinfeksi, Analgetik dan
Antiradang
Obat obat yang digunakan pada permukaan bagian luar telinga
untuk melawan infeksi adalah zat zat seperti kloramfenikol,
kolistin sulfat, neomisin, polimiksin B sulfat dan nistatin yang
berfungsi melawan infeksi jamur yang diformulasikan ke dalam bentuk
tetes telinga (larutan atau suspensi) dalam gliserin anhidra atau
propilenglikol. Zat pembawa yang kental ini memungkinkan kontak
antara obat dan jaringan telinga lebih lama. Selain itu, sifat
zatnya yang higroskopis menarik kelembapan dari jaringan telinga
sehingga mengurangi peradangan.Untuk membantu mengurangi rasa sakit
yang sering menyertai infeksi telinga, beberapa guttae auriculares
juga mengandung bahan analgetik seperti antipirin dan anestetika
lokal seperti lidokain, dibukain dan benzokain dalam pelarut
propilen glikol dan gliserin anhidrida. Pengobatan permukaan bagian
luar telinga dari infeksi sering dipertimbangkan dengan pengobatan
secara sistemik, yaitu pemberian antibiotik secara oral.
Guttae auriculares dengan zat antiradang hidrokortison dan
deksametason natrium fosfat dituliskan dalam resep untuk efeknya
terhadap pembengkakan dan peradangan, yang sering disertai alergi
serta gatal gatal pada telinga saat atau setelah pengobatan
terhadap infeksi telinga tersebut. Larutan hidrogen peroksida,
campuran alkohol untuk digosokkan dan asam asetat (5%) dalam etil
alkohol (85%) sering digunakan sebagai pencuci telinga untuk
mencegah terjadinya infeksi atau iritasi sesudah berenang.
Tabel 12.12. Contoh Beberapa Sediaan Tetes Telinga KomersilNama
ProdukPabrikBahan AktifZat PembawaKegunaan / Indikasi
Americaine OticMedevaBenzokainGliserin, polietilen glikol
300Anastesi lokal untuk meredakan sakit telinga dan pruritis di
otitis media, telinga perenang (infeksi telinga bagian luar), serta
kondisi yang serupa
Auralgan Otic SolutionAyerst-WyethAntipirin, benzokainGliserin
anhidratOtitis media akut
Cerumenex Ear DropsPurdue FrederickTriethanolamin poli-peptid
oleat-kondensat, Propilen glikolSerumenolitik agen untuk
menghilangkan kotoran telinga
Chloromycetin OticParke-DavisKloramfenikolPropilen
glikolAntiinfektif
Cortisporin Otic SolutionGlaxo WellcomePolimiksin B sulfat,
neomisin sulfat, hidrokortisonGliserin, propilen glikol, air untuk
suntikanInfeksi bakteri superfisial
Debrox DropsSmithKline BeechamKarbamid peroksidaGliserin
`anhidroMembersihkan kotoran telinga
PediOtic SuspensionMonarchPolimiksin B sulfat, neomisin sulfat,
hidrokortisonMinyak mineral, propilen gliko, air untuk
suntikanInfeksi bakteri superfisial
Metreton Ophthalmic / Otic SolutionSchering-PloughPrednisolon
sodium fosfatLarutanAnti inflamasi
Otobiotic Otic SolutionSchering-PloughPolimiksin B sulfat,
hidrokortisonPropilen glikol, gliserin, airInfeksi bakteri
superfisial
Vosol Otic SolutionWallaceAsam asetatPropilen glikolAntibakteri
/ anti jamur
Dr. Rosina
SIP:11/04/091/10
SID:012/04/094/10
Jl. Arjuna no.80 A Batu
Praktek Sore :15.00 20.00
No.14Malang, 10-12-2012
R/Guttae Aurie Natrie Carb 10 mL
See f.m.s
S 3 dd 1 gtt aurie
Pro: Rita
Usia: 15 tahun
Alamat : Jl. Progo10. Malang
Contoh Resep Tetes Telinga
Guttae Aurie Natrium Karbonat (FMS hal. 91)Natr Carb
eryst1Glycerin4Aquadesad10I.Kelengkapan Resep
Tidak ada paraf dokter
II.Monografi
Nama ZatGOUDTMKhasiatReferensi
Natrium KarbonatBKeratolitikumFI III hal. 400
GliserinBWetting agent, Pemanis FI III hal. 271
AquadesBPelarutFI III hal. 96
III.Perhitingan Dosis MaksimumIV.Perhitungan Bahan
1.Natrium Carbonat :1/10x 10 mL=1 g
2.Glycerin :4/10x 10 mL
= 4 mL
3.Aquadest = 5 mL
VI.Cara Pembuatan1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyetarakan timbangan3. Mengkalibrasi botol 10 mL4.
Menimbang natrium carbonat 1 g, dimasukan kedalam beaker glass,
ditambah dengan aquadest secukupnya, dilarutkan hingga larut5.
Memasukkannya dalam botol6. Mengukur glycerin 4mL, dimasukan
kedalam botol no. 5 dikocok hingga homogen7. Ditambahkan aquadest
dimasukan kedalam botol hingga tanda kalibrasi8. Ditutup dan beri
etiket biru (topikal)VII. Penandaan
1. Wadah : botol kaca berpipet2. Etiket : biru
2.3 Guttae Nasales (Preparat Hidung)Guttae nasales atau tetes
hidung adalah obat yang digunakan untuk hidung dengan cara
meneteskan obat ke dalam rongga hidung, dapat mengandung zat
pensuspensi, pendapar (FI III : 10).
Label sediaan tetes hidung harus mengandung hal-hal berikut (BP
2001) :
1. nama dan jumlah bahan aktif 2. instruksi penggunaan sediaan
tetes hidung 3. tanggal kadaluarsa
4. kondisi penyimpanan sedian tetes hidungCairan pembawa yang
biasa digunakan adalah air dengan pH antara 5,5-7,5 dengan
kapasitas sedang, isotonis atau hampir isotonis. Cairan pembawa
lain bisa digunakan propilenglikol dan parafin liquid. Tidak boleh
menggunakan cairan pembawa minyak mineral atau minyak lemak.
Larutan yang berminyak tidak mampu menyebar pada membran mukosa.
Etanol berkonsentrasi dan turunannya tidak dapat digunakan sebagai
pelarut untuk tetes hidung karena mereka melumpuhkan aktivitas
silia. Sedangkan zat pengental (untuk menghasilkan viskositas
larutan yang seimbang dengan viskositas mucus hidung agar aksi
cilia tidak terganggu) sering digunakan Metil Selulosa (tilosa)
0,1-0,5% dan CMC Na 0,5-2%. Kalau bisa larutan dibuat isotonis (0.9
% NaCI) atau sedikit hipertonis dengan memakai NaCl atau
dekstrosa.Kecuali dinyatakan lain, disimpan dalam wadah tertutup
rapat.Kandungan dalam tetes hidung
1. Zat Pensuspensi
Sorbitan (span), Polisorbat (tween), dan surfaktan lain yang
cocok dengan kadar tidak lebih dari 0.01% b/v
2. Zat Pendapar
Zat yang cocok dengan pH 6.5 dan dibuat isotonis menggunakan
Natrium Chlorida secukupnya
3. Zat Pengawet
Benzalkonium Chlorida 0.01% b/v 0.1% b/v atau Karbutanol 0.5 % -
0.7 % 4. Viskositas
Viskositas yang cocok dengan tetes hidung biasanya dipertahankan
dengan metilselulosa atau lendir hidroksietilselulosa. Turunan asam
Polyacryl juga dapat digunakan.
Syarat pembuatan guttae nasales :
1. Tidak boleh menggunakan cairan pembawa minyak mineral atau
minyak lemak
2. Sebagai cairan pembawa umumnya digunakan air
3. Jangan menggunakan obat yang cenderung akan mengerem fungsi
rambut getar epitel
4. pH larutan sebaiknya diatur sekitar 5,5-6,5
5. Usahakan agar larutan isotonik
6. Usahakan menggunakan penambahan bahan yang menaikkan
viskositas agar mendekati sekret lendir hidung
7. Hindari penggunaan larutan obat yang bereaksi alkali
8. Pemberian guttae nasales pada bayi tidak boleh mengandung
menthol
9. Harus tetap stabil selama dalam pemakaian
10. Harus mengandung antibakteri
11. Zat aktif berkhasiat dekongestan, anestetik lokal atau
antiseptik
Penggunaan tetes hidung:
1. Tetes hidung diterapkan untuk terapi lokal.
Tujuan yang paling sering adalah untuk mengurangi edema pada
selaput lendir, sehingga mengurangi sekresi.2. Tetes hidung untuk
hidung tersumbatMisalnya : ephedrini racemici hydrochloridum
Tetes hidung Natrium Klorida dapat digunakan terhadap hidung
tersumbat. Hidung yang tersumbat sering terjadi pada bayi di bawah
usia enam bulan. Hal ini biasanya disebabkan oleh lendir yang
terkumpul dalam hidung yang sulit dibersihkan oleh bayi. Hidung
tersumbat tidak disebabkan oleh pilek atau infeksi - meskipun
infeksi dapat memperburuk keadaan. Seorang bayi yang hanya
dikatakan mengalami hidung tersumbat akan dinyatakan baik, tetapi
mungkin akan mendengus saat bernapas. Namun, bayi akan mengalami
sulit makan jika bayi tidak bisa bernapas dengan baik melalui
hidungnyaCara penggunaan tetes hidung :1. Bersihkan lubang hidung
anda
2. Arahkan kepala Anda kebelakang
3. Pegang botol atau penetes di atas lubang hidung Anda. Pijit
dengan lembut botol atau penetes dengan jumlah tetesan yang benar
ke lubang hidung, perhatikan dengan baik jangan sampai botol atau
pipet penetesnya menyentuh hidung.
4. Pertahankan posisi kepala Anda selama beberapa menit untuk
memungkinkan tetesn dari obat mengalir ke bagian belakang
hidung.
5. Ulangi prosedur ini untuk lubang hidung lain jika disarankan
untuk melakukannya oleh dokter atau apoteker
Guttae nasales yang banyak beredar diperuntukkan bagi pemakaian
dalam hidung mengandung zat adrenergik dan digunakan untuk
aktivitas pemampatan pada mukosa hidung. Guttae nasales berbentuk
paling banyak dipakai pada hidung yang mampat. Preparat ini dibuat
isotonis terhadap cairan hidung dengan pH sekitar 5,5 6,5, didapar
untuk menjaga stabilitas obat dan distabilkan serta diawetkan
sesuai dengan kebutuhannya. Pengawet yang digunakan sama dengan
pengawet yang digunakan untuk guttae opthalmic.Konsentrasi zat
adrenergik pada kebanyakan larutan dekongestan hidung sangat rendah
dan berkisar antara 0,5 1,0%. Larutan dekongestan hidung digunakan
dalam pengobatan rinitis pada demam biasa, untuk vasomotor
(gangguan pada membran mukosa karena adanya peningkatan aktivitas
saraf parasimpatis), riniti karena alergi, dan untuk sinusitis
Pemakaian larutan dekongestan yang terlalu sering dapat menimbulkan
edema kronik pada mukosa hidung. Oleh karena itu, pemakaiannya
disarankan hanya untuk jangka waktu pendek dan tidak boleh terlalu
sering. Kebanyakan larutan untuk pemakaian pada hidung dikemas
dalam botol tetes atau dalam botol semprot plastik, biasanya berisi
15-30 mL obat. Produk-produk tetes hidung harus dicek
kestabilitasannya dan ditutup rapat selama waktu tidak dipakai.
Pasien harus dinasihati bahwa bila larutan hilang warnanya atau
mengandung bahan yang mengendap, maka obat tersebut tidak boleh
dipakai lagi dan harus dibuang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Guttae adalah sediaan cair yang digunakan dengan cara
diteteskan. Guttae dapat dibedakan menjadi gutte oris, opthalmic,
nasales, dan auriculares berdasarkan lokasi penggunaannya. Guttae
auriculares digunakan untuk telinga sedangkan guttae nasales
digunakan untuk hidung. Komponen-komponen guttae adalah zat pembawa
, zat pendapar, zat pengawet, dan surfaktan.LABORATORIUM FORMULASI
RESEP FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA
APOTEKER : KELOMPOK GUTTAE
NO : 1TGL : 9.11.2013
RITA
SEHARI TIGA KALI SATU TETES
8