Top Banner
Guru Dan Penguatan Pendidikan Karakter: Implementasi Gerakan National Revolusi Mental (Aryni Ayu IV) GURU DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER: IMPLEMENTASI GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL (Studi Kasus Di SMAN 3 Jember) Aryni Ayu W SMANEGERI 3 JEMBER Jl. Basuki Rahmal No. 26 Jember e-mai I :aryn [email protected] Naskah masuk: 07-08-2017 Rcvisi akhir: 27-10-2017 Disetujui terbit: 06-11-2017 TEACHERS AND CHARACTER EDUCATION STRENGTHENING: IMPLEMENTATION OF THE NATIONAL MOVEMENT OF THE MENTAL REVOLUTION (A Case Study at SMA Negeri 3 Jember) Abstract This study aims to looks at character education which is a part of mental revolution which contains elements of education, character development, nationalism, ana ethics. It also looks at the teacher, who is the central figure in education and is always associated with the formation of character development. National education which is based on the Law on National Education (No. 20/ 2003) aims to develop the learners' potential and shape their character in order that they become, individuals who are devotedly pious to God Almighty, healthy, proficient, knowledgeable, creative, independent, as well as to become responsible and democratic citizens. So that, eventually the learners can contribute to build a dignified civilization and nation. According to Lickona, character education is a deliberate attempt to help a person so as to understand, pay attention, and perform core ethical values, including values ??in national education. The data of this qualitative research were drawn from library research, observation, practice teaching, and in-depth interviews with related respondents. The results of this study indicate that the relation between teachers and character education refers to the functional structural theory of Robert K. Merton. His theory indicates that members and the bodv cannot be separated. Strategies to implement character education can be executed through: (I) providing a real model, (2) inculcating discipline, (3) establishing conducive atmosphere, (5) integrating and internalizing. Keywords: teacher, character education, mental revolution Abstrak Penelilian ini bertujuan unluk mendeskripsikan dan menganalisis gum dan pendidikan karakter sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental yang mengandimg unsur pendidikan, pengembangan karakter, wawasan kebangsaan, dan etika. Gum sebagai tokoh sentral dalam pendidikan, selalu berhubungan dengan pembentukan pengembangan karakter. Pendidikan nasional berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watakserta peradaban bangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkernbangnya patensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman danbertakwa kepada Tuhan Yang Mafia Esa, berakhlakmulia, senal, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga negarayang demokratis serta bertanggungjawab. Pendidikan Karakter menunit Lickona merupakan suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga dapat memahami, memperhatikan, dan melafiukan nuai-nilai etika yang intiter masuk nilai-nilai dali tujuan pendidikan nasional. Metode yang digunakan dalam penelilian ini adalah penelilian kualitatif dengan teknik kepustakaan, pengamatan, praktik mengajar, dan wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa guru dan pendidikan karakter sejalinya merujuk pada leori slrukluralfungsional Robert K. Merton sebuah slruklur organis yang dapat dipisahkan antara anggota dan tubuhnya. Strategi untuk pendidikan karakter dapat diimplementasikan melalui: (I) memberikan model nyata, (2) menanamkan disiplin, (3) membentuk kebiasaan, (4) menciplakan aimosfer yang kondusif (5) inlegrasi dan internalisasi di SMA Negeri 3 Jember. mandiri, am lak Kata kunci : guru, pendidikan karakter, revolusi mental, SMAN 3 Jember 93
12

GURU DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER: …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: GURU DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER: …

Guru Dan Penguatan Pendidikan Karakter: Implementasi Gerakan National Revolusi Mental (Aryni Ayu IV)

GURU DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER:IMPLEMENTASI GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL

(Studi Kasus Di SMAN 3 Jember)Aryni Ayu W

SMANEGERI 3 JEMBERJl. Basuki Rahmal No. 26 Jember

e-mai I:[email protected]

Naskah masuk: 07-08-2017Rcvisi akhir: 27-10-2017

Disetujui terbit: 06-11-2017

TEACHERS AND CHARACTER EDUCATION STRENGTHENING:IMPLEMENTATION OF THE NATIONAL MOVEMENT OF

THE MENTAL REVOLUTION(A Case Study at SMA Negeri 3 Jember)

AbstractThis study aims to looks at character education which is a part of mental revolution which

contains elements of education, character development, nationalism, ana ethics. It also looks at theteacher, who is the central figure ineducation and is always associatedwith the formation of characterdevelopment. National education which is based on the Law on National Education (No. 20/ 2003)aims to develop the learners' potential andshape their character in order that they become, individualswho are devotedly pious to God Almighty, healthy, proficient, knowledgeable, creative, independent,as well as to become responsible and democratic citizens. So that, eventually the learners cancontribute to build a dignified civilization and nation. According to Lickona, character education is adeliberate attempt to help a person so as to understand, pay attention, and perform core ethical values,including values ??in national education. The data of this qualitative research were drawn fromlibrary research, observation, practice teaching, and in-depth interviews with related respondents.The results of this study indicate that the relation between teachers and character education refers tothe functional structural theory of Robert K. Merton. His theory indicates that members and the bodvcannot be separated. Strategies to implement character education can be executed through: (I)providing a real model, (2) inculcating discipline, (3) establishing conducive atmosphere, (5)integrating and internalizing.

Keywords: teacher, charactereducation, mental revolution

AbstrakPenelilian ini bertujuan unluk mendeskripsikan dan menganalisis gum dan pendidikan karakter

sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental yang mengandimg unsur pendidikan,pengembangan karakter, wawasan kebangsaan, dan etika. Gum sebagai tokoh sentral dalampendidikan, selalu berhubungan dengan pembentukan pengembangan karakter. Pendidikan nasionalberdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 bertujuan mengembangkan kemampuan danmembentuk watakserta peradaban bangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupanbangsa, bertujuan untuk berkernbangnya patensi peserta didik agar menjadi manusia yang berimandanbertakwa kepada Tuhan Yang Mafia Esa, berakhlakmulia, senal, berilmu, cakap, kreatifdan menjadi warga negarayang demokratis serta bertanggungjawab. Pendidikan Karakter menunitLickona merupakan suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga dapatmemahami, memperhatikan, dan melafiukan nuai-nilai etika yang intiter masuk nilai-nilai dalitujuan pendidikan nasional. Metode yang digunakan dalam penelilian ini adalah penelilian kualitatifdengan teknik kepustakaan, pengamatan, praktik mengajar, dan wawancara mendalam denganpihak-pihak terkait. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa guru dan pendidikan karaktersejalinya merujuk pada leori slrukluralfungsional Robert K. Merton sebuah slruklur organis yangdapat dipisahkan antara anggota dan tubuhnya. Strategi untuk pendidikan karakter dapatdiimplementasikan melalui: (I) memberikan model nyata, (2) menanamkan disiplin, (3) membentukkebiasaan, (4) menciplakan aimosfer yang kondusif (5) inlegrasi dan internalisasi di SMA Negeri 3Jember.

mandiri,

am

lak

Kata kunci : guru, pendidikan karakter, revolusi mental, SMAN 3 Jember

93

Page 2: GURU DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER: …

Jahtra Vol. 1 2, No. 2, Desembcr 2017 ISSN 1907-9605

moral seperti kejujuran, keadilan, danmematulii kode elik profesional. MenururLickona' sekolah dan guru hams mendidikkaraktcr, khususnya mclalui pcngajaran yangdapat mengembangkan kecerdasan spiritual,sosial, dan moral sebagai perwujudanpcndidikan karaktcr. Guru dan pcndidikankarakter adalah katalis insan yang cerdas,berkarakter, dan berbudaya.

Pendidikan karakter diarahkan untukmemberikan tekanan pada nilai-nilai tertentuscpcrti rasa hormat, tanggungjawab, jujur,peduli, dan add, serta membantu siswa untukmemahami, memperhatikan, dan melakukannilai-nilai tcrscbut dalam kchidupan siswasendiri. Karakter sebagai carrasein, dipe-ngaruhi oleh nurturer by self dan culturalneighbourhood. Gcrakan Nasional RcvolusiMental merupakan benang merah darilerselenggaranya pembangunan bangsa yangbcsar. Gagasan yang sudah ada scjakpemerintahan Presiden Soekarno ini diran-cang untuk membenahi mental bangsa yanglamt dalam sctclab kolonialismc bcrabad-abad. Tidak hanya pembangunan material,melainkan sikap nasionalis dan kepantasandiri masitig-masing individu untukmembangun bangsanya bersaing denganpengaruli globalisasi. Di bidang pendidikan,gerakan nasional revolusi mental diimple-mcntasikan mclalui Paneasila dan pcndidik¬an karakter untuk mengubah cara pikir, carakerja, dan cara hidup siswa menjadi karakterpcnuh intcgritas, ctos kerja, dan gotongroyong. Kerjasama yang baik antara sekolab,gum, masyarakat dan siswa akan menghasil¬kan kcscharian baru yang Icbih tnaju untuksebuab bangsa besar. Selain itu, melaluikomunikasi antar budaya yang diterapkan didalam kclas oleh guru mclalui pcndidikanmultikultural, dapat membantu terseleng-garanya tujuanpendidikan nasional.4

l.PENDAHULUANPendidikan karakter akhir-akhir ini

semakin banyak dipcrbincangkan di tengah-tengah masyarakat Indonesia, terutama olehkalangan akademisi. Karena itu, pendidikanIndonesia pcrlu dirckonstruksi ulang agardapat menghasilkan lulusan yang lebihberkualitas dan siap menghadapi “dunia’'masa depan yang pcnuh dengan problcmadan tantangan globalisasi serta dapatmenghasilkan lulusan yang memilikikaraktcr mulia. Salah sam pcrsoalan kmsialbangsa Indonesia, terutama yang berkaitandengan penyiapan SDM siap kompetisi di eraglobal adalah krisis nilai-nilai karaktcr.Anthony Giddens1 menyebutkan, negarayang terbagi-bagi secara tidak langsung darinegara produsen, distributor, dan negarakonsumen akibat globalisasi menunjukkanketidaksiapan karakter sebuah bangsa.

Kcgiatan pcndidikan dan pembelajarantidak lepas dari peran guru sebagai edukatoryang berinteraksi dengan murid. Gummembentuk kchidupan sosial tertentu didalam kelas, dan mempengaruhi pengalamansiswa tentang keanggotaan masyarakat dansckolah, yang membentuk karaktcr instrinsikdan ekstrinsik.7 Pentingnya karakter menjaditujuan pendidikan nasional menghadapitantangan globalisasi. Dalam abadkreatifini,kepastian adalah perubahan itu sendiri. Tidakhanya pembahan ilmu pengetahuan dantcknologi juga pcrgcscran aspek nilai danmoral dalam kehidupan bermasyarakat.Lingkungan sekolah saat ini memiliki peransangat bcsar pembentukan karaktcr siswa.Peran guru sangat dipentingkan sebagaiseorang model sekaligus mentor siswa dalammewujudkan pcrilaku berkarakter mcliputiolah pikir, olah hati dan olah rasa. Masya¬rakat berharap para guru dapat menampilkanpcrilaku yang mcnccrminkan nilai-nilai

Dalam bukunya “Runaway World: IIow Globalization is Reshaping Our Lives" Giddens memaparkan keresahannya mengenaikchidupan nation-statesyang menginginkan dibongkamya Negara kemakmuran dimana sangat mengurangi anggaran negara schingga dapatmenjadi sol usi bagi proses kemajuannegara-negara dunia keliga,

Pernyataan Bryk, 1988; Goodlad, 1992; Hansen, 1993; Strike. 1 996 dalam bukunya berjudul “Influence of Peer Rffects on T,earningOutcomes : A Review of The Literature" menyatakan pombclajaran di kclas sangat dipengaruhi oleh keberagaman knltur didalam kclas,etnisitas. tlan pendidikan lingkungan masyarakat.

Thomas T.iekonamenulis:What is EffectiveCharacterF.dueation?”mengembangkananali sis tentang pendidikan karakter sebagai intidari nilai-nilai ctik, kesempatan dalam tindakan moral, evaluasi dari pciididikan sckolah yang mcmanifcstasikair karakterbaik.

Paparan Iwan EkaSctiavvan, Asistcn Dcputi Nilai dan Rrcativitas Budaya Mcndikbud, "Gcrakan Nasional Rcvolusi Mental,” pada 28Juni 2017 di I,an Lai RKmentrian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta PusaL.

94

Page 3: GURU DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER: …

Guru Dan Penguatan Pendidikan Karakter: Implementasi Gerakan National Revolusi Mental (Aryni Ayu IV)

Tujuan pendidikan nasional berlaku disemua daerah NKRI, termasuk di Jember,Jawa Timur. Penerapan pendidikan karaktertidak mcndapat pcngccualian. Scluruhperangkat pendidikan daerah diharuskanmentaati peraturan lnpres no. 12 tahun 2016bcrisi mcngcnai tata aturan implctncntasipendidikan karakter dan Pancasila, sertaradikalisasi terhadap materi yang ber-tcntangan dcngan Pancasila. Satu dari sckiansekolah yang melakukan implementasipendidikan karakter adalah SMA Negeri 3Jcmbcr. Wilayah yang dijadikan tcmpatpenelitian didasarkan pada kriteria, antaralain: (1) Kabupaten Jember menempati posisikctiga dacrah dcngan tingkat pendidikantinggi di Jawa Timur dan berpotensi besarsebagai pusat pembelajaran di sekitarwilayah karcsidcnan Bcsuki, (2) SMAN 3Jember adalah salah satu sekolah terkorn-petitif di wilayah Jember, implementasiradikalisasi atas paham yang bertentangandengan Pancasila, serta (3) satu visi searahdengan tujuan pendidikan nasional untukmcningkatkan peran siswa sebagai agenpembaharuan generasi bangsa, berkarakter,dan berbudaya. Penelitian mengenai peranguru dan pendidikan karakter mcmang sudahsering dibahas secara umum, namun dalamhal bagian dari gerakan revolusi mental yangsudah dicctuskan Prcsidcn Sockamo sejaktahun 1950 belum mendapat porsi yangcukup dalam tataran pendidikan. Oleh karenaitu, penulis tertarik untuk mengkajinya danberusaha menjelaskan secara inplisit daneksplisit mengenai peran guru dalammenumbubkan pendidikan karakter dikalangan siswa terutama di SMA Negeri 3Jember.

11. PENGEMBANGAN KARAKTERSISWA

Secara historis, pendidikan dalamterminologi memiliki tujuan untuk mem-bantu manusia menjadi cerdas {smart) danberkepribadian baik {good). Tcoritis mcn-jadikan manusia yang brilliant, menjadi halwajib bagi kebannyakan budaya dalammasyarakat. Dcgradasi kualitas moral dalamkebidupan manusia Indonesia dewasa ini,terutama di kalangan siswa, menuntutdiscienggarakannya pendidikan karakter.Terbukti adanya fakta menyangkut pem-beritaan pem-W/y-an antar siswa sekolahdasar dan sckolah mcncngah di salab satupusat perbelanjaan Jakarta, pem-hully-ansalab satu mahasiswa di UniversitasGunadbarma dan masalah sosial lainnya.Sekolah tersebut sudah labir sejak didirikan-nya Akademia Plato (350 SM). Selainmemberi nilai cdukasi, sekolab dituntutmemainkan peran dan tanggungjawabnyauntuk menanamkan dan mengembangkannilai-nilai yang baik. Hal ini dilakukanseiring perkembangan budaya global dikalangan masyarakat urban. Siswa tidak lagiterfokus hatiya pada sisi akademis, guru dansekolah dituntut untuk membantu para siswamembentuk dan membangun karakterdengan nilai-nilai yang baik {goodvalues).

Dalam perspektif lebih luas, mengetahuiyang baik berarti dapat memahami danmembedakan antara yang baik dan buruk.Mengapa suatu hal disebut 'baik', dan apamanfaat bersikap 'baik'. Pengembangankarakter mcrupakan carrase'm yang berarti toengrave (melukis, menggambar), sepertiorang yang melukis kertas, memabat batuatau metal. Bcrakar dari pengertian yangseperti itu, character kemudian diartikansebagai tanda atau ciri yang khusus, dankarenanya mclahirkan suatu pandanganbabwa karakter adalah 'pola perilaku yangbersifat individual, keadaan moralscscorang'. Sctelah mclcwati tabap anak-anak, seseorang memiliki karakter, cara yangdapat diramal-kan bahwa karakter seseorangberkaitan dcngan pcrilaku yang ada di sekitardirinya. Karakter yang baik berkaitan dengan

Pcnclitian berjudul “Guru dan Penguat¬an Pendidikan Karakter: ImplementasiGerakan Nasional Revolusi Mental” inimenggunakan pcnclitian kualitatif, dcnganpengumpulan data berupa pengamatan, studipustaka, dan pengambilan data padalembaga-lcmbaga terkait. Pcndckatan yangdigunakan bersifat ekstrinsik yang berusabamemaksimalkan objektivitas dan kebenaraninformasi serta mcnctralkan pandanganterhadap suatu wilayah penelitian.

95

Page 4: GURU DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER: …

Jahtra Vol. 1 2, No. 2, Desembcr 2017 ISSN 1907-9605

kelemahan-kelemahan. Terdapattujuh alasanmengapa pendidikan karakler itu harusdisampaikan. Ketujuh alasan yang dimaksudadalah: (1) cara tcrbaik untuk mcnjaminsiswa memiliki kepribadian yang baik dalamkehidupannya, (2) cara untuk meningkatkanprcstasi akadcmik, (3) scbagian siswa tidakdapat membentiik karakter yang kuat bagidirinya di tempat lain, (4) persiapan siswauntuk incngbormati pihak atau orang lain dandapat hidup dalani masyarakat yangberagam, (5) berangkat dari akar masalahyangbcrkaitan dcngan problem moral-sosial,seperti ketidaksopanan, ketidakjujuran,kekerasan, pelanggaran kegiatan seksual,dan ctos kerja (bclajar) yang rendab, (6)persiapan terbaik untuk menyongsongperilaku di tempat keija, (7) pembelajarannilai-nilai budaya yang mcrupakan bagiandari kerja peradaban. Secara sederhana,perlunya pendidikan karakter dapatdikembangkan sebagai scgala usaba yangdapat dilakukan untuk mem-pengaruhikarakter siswa.7 Pendidikan karakter sengajadikembangkan untuk membantu scscorangagar dapat memahami, memperhatikan, danmelakukan inti nilai-nilai etika.

Berpedoman pada pendidikan pengem-bangan karakler alas penjelasan para pakarpendidikan, seorang guru dapat menyesuai-kan diri atas jenis karakter apa yangdibutuhkan untuk para siswa. Selain itu, jugabagaimana mengembangkannya disesuaikankultur tempat tinggal sckolah dan latarbelakang siswa. Hal ini dilakukan bertujuanuntuk menghendaki agar siswa mampumcmahami nilai-nilai tersebut, memperhati¬kan secara lebih mendalam mengenaibenamya nilai-nilai itu. Periode selanjutnyaadalah mclakukan apa yang diyakininya,sekalipun harus menghadapi tantangan dantekanan baik dari luar maupun dari dalamdirinya. Dcngan kata lain, siswa mcliliki'kesadaran untuk memaksa diri' melakukan

mengetahui yang baik ( knowing the good),mencinlai yang baik ( loving the good), danmelakukan yang baik (acting the good).Kctiga ideal ini satu sama lain sangatberkaitan. Seseorang lahir dalam keadaanbodoh, dorongan-dorongan primitifyang adadalam dirinya kemungkinan dapat metnerin-tahkan atau menguasai akal sehatnya. Maka,efek yang mengiringi pola pengasuhan danpendidikan scscorang akan dapat mengarab-kan kecenderungan, perasaan, dan nafsubesar menjadi beriringan secara hannoni atasbimbingan akal dan juga ajaran agatna.

Kondisi multikullural Indonesiamenuntut gcncrasi mcmiliki kepribadian ber-budaya. Sanggup menghargai setiap perbe-daan di sekitarnya. Pembelajaran multikul-tikultual adalah bagian dari pengembangankarakter. Sikap bersedia menjadi generasiberbudaya adalah suatu kebijakan praktis.Mcmiliki kebijakan praktis berarti menge¬tahui keadaan apa yang diperlukan. Menge¬tahui, misalnya, siswa dapat merencanakankegiatan, seperti bagaimana siswa mcngcr-jakan pekerjaan rumah, menghabiskan waktudengan keluarga ataupun teman-lemannya.Memiliki pengaturan waktu yang fleksibeldan tepat guna dalam setiap kegiatan.Kebijakan praktis tidak semala-mata lenlangmana-jemen waktu, melainkan berkaitanpula dcngan prioritas dan pemilihan sesuatuyang baik dalam semua suasana kehidupan.5Sejatinya, karakter yang baik sebagai tingkahlaku yang benar, tingkah laku yang benardalam hubungannya dengan orang lain danjuga dengan diri sendiri.6

Pengembangan karakter terkait denganperan guru sebagai pusat perananpendidikan. Baik di dalam maupun di luarkelas, guru memiliki status sosial pentingmenunjang pengembangan karakter baiksiswa. Karakter baik sclalu dalam perspektif,dan tidak seorang pun yang memiliki semuakebajikan itu, karena seliap orang memiliki

Kevin Ryan karyaberjudul “Those Who Can leach" terbitan Cengage Learning (USA) (1995:5) menyatakan pendidikan yang baikbergantung pada pemilihan prioritas dan pemajuan pcscrta didik.

0 Aristolclcs, Akadcmia Platonik (3X4-322 SM) dalam Charles Hutmncs terbitan UNESCO tahiin 1 999 mengenai peran sekolab yangmengalami perkembangan sesuai tuntutan masyarakat gl obal

Pentingnya pendidikan karakterdapat dilihatdalam artikel “Sociological Perspectiveof Roleof TheTeacher in 21st Century"terbitanSAGE pub London (2015:32) karya Vlarthin Bandadan Paul Peter yang berisikan peranan guru dalam sckolah untuk mcningkatkan karakteratas latar belakang karakler global dan degradasi moral,

96

Page 5: GURU DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER: …

Guru Dan Penguatan Pendidikan Karakter: tmplementasi Gerakan National Revolusi Mental (Aryni Ayu IV)

nilai-nilai itu. Pengertian yang disampaikanLickona memperlihatkan adanya prosesperkembangan yang melibatkan pengetahu-an ( moral knowing ), pcrasaan ( moralfeeling), dan tindakan (moral action),sekaligus juga memberikan dasar yang kuatuntuk membangun pendidikan karakter yangkoheren dan komprehensif.

Bagian penting dari pengembangankarakter diantaranya adalah moral knowingdan moral feeling, sisi emosional menyang-kutkesadaran (conscience), penghargaan diri(self-esteem), empati, berkelakuan baik( loving the good), kontrol emosi, dankerendahan hati. Sisi cmosional dari karakterseringkali diabaikan dalam pembahasan-pembahasan mengenai pendidikan karakter.Sunggub sccara sederbana, mengetahui yangbenar tidak menjamin perilaku yang benar.Banyak orang yang sangal pandai ketikabcrbicara mengenai yang benar dan yangsalah, tetapi justru mereka memilihperbuatan yang salah. Tahap mengerliscorang manusia mengenai sisi cmosionaldari karkater yang baik didahului pertamakali oleh, yakni: (a) Conscience (Kesadaran).Kesadaran memiliki dua sisi: sisi kognitif(pengetahuan tentang sesuatu yang benar),dan sisi emosional (perasaan adanyakewajiban untuk melakukan apa yang benaritu). Kesadaran yang matang, disatnpingadanya perasaan kewajiban moral, adalahkemampuan untuk mengonstruksikankcsalaban. Apabila scscorang dengankesadarannya merasa berkewajiban untukmenunjukkan suatu perbuatan dengan caratertentu, maka scscorang itu pun dapatmenunjukkan cara untuk tidak melakukanperbuatan yang salah. Bagi kebanyakanorang, kesadaran adalah pcrsoalan moral itas.Orang yang matang kedewasaannyamemiliki komitmen terhadap nilai-nilaimoral dalam kchidupannya, karena nilai-nilai itu memiliki akar yang kuat dalam moraldiri mereka sendiri (moral self hati nurani).Scpcrti, scscorang tidak dapat berbobong danmenipu karena mereka telah mengidentifi-kasikan dengan tindakan moral. Jikamclakukan bal tersebut, dirinya mcrasa 'tclahkeluar dari karakter' karena bertentangan

dengan nilai-nilai yang telahdikomilmenkan. Menjadi seseorang yangsecara pribadi memiliki komitmen terhadapnilai-nilai moral mcmcrlukan prosesperkembangan, dan membantu siswa dalamproses ini merupakan tantangan bagi setiapguru pendidikan karakter, (b) Self-esteem(penghargaan diri). Ketika seorang manusiamemiliki ukuran tertentu tentang terhadappenghargaan diri, maka pribadi itu akanmenilai dirinya sendiri. Ketika seseorangmelakukan introspeksi, maka dirinya telahmampu menghargai atau menghormatidirinya sendiri. Sebagai pribadi, seseorangtidak akan menyalah-gunakan anggota tubuhatau pikirannya atau mengizinkan pihak-pihak lain untuk menyalahgunakan dirinyadalam perbuatan yang salah. Ketika orangmcmiliki peng-hargaan diri, maka dirinyatidak akan bergantung pada restu atau izinpihak lain. Pembelajaran yang memperlihat¬kan siswa dengan penghargaan diri yangtinggi memiliki tingkat halangan yang lebihbesar bagi sejawatnya untuk memberitekanan kepadanya. Ketika siswa mcmilikipeng-hargaan yang positif terhadap dirinyasendiri, maka dia (siswa) akan lebih sukamcmpcrlakukan orang lain dengan cara-carayang positif pula. Sebaliknya, ketika siswasecara personal kurang memiliki peng-hormatan terhadap diri sendiri, maka baginyajuga sangat sulit untuk mengembangkan rasahormat kepada pihak lain. Penghargaan diriyang tinggi tidak dengan sendirinya dapatmenjamin karakter yang baik. Hal ini bisaterjadi karena penghargaan diri yangdimilikinya tidak didasarkan pada karakteryang baik, seperti misalnya karena kepemi-likan, kecantikan atau kegantengan,popularitas,atau kckuasaan.

Salah satu tantangan sebagai pendidikadalah membantu siswa untuk mengembang¬kan penghargaan diri yang didasarkan padanilai-nilai seperti tanggungjawab, kejujuran,dan kebaikan, atau didasarkan padakeyakinan pada kemampuan diri untukkebaikan. (c) Empathy (empati). Empatiadalah identifikasi dengan, atau seakan-akanmcngalami, keadaan yang dialami pihak lain.Empati memungkinkan seseorang untuk

97

Page 6: GURU DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER: …

Jantra Vol. 1 2, No. 2, Desembcr 2017 ISSN 1907-9605

memasuki perasaan yang dialami pihak lain.Empali merupakan sisi emosional dariperspective-taking.

Orang yang memiliki karakter yangbaik,s adalah orang yang melakukan tindakan'dcngan scpcnuh hati1, 'dcngan ailus', 'dcngangagah berani', 'dengan penuh kasih ataumurah hati', dan 'dengan penuli kejujuran'.Orang mclakukan pcrilaku yang baik adalahkarena didasarkan kekuatan kebiasaan.Karena alasan-alasan di alas, sebagai bagiandari pcndidikan moral, maka harus banyakkesempatan yang diberikan kepada siswauntuk mengembangkan kebiasaan baik, danmcmbcrikan praktik yang cukup untukinenjadi orang baik. Dengan demikian,memberikan kepada siswa pengalaman-pcngalaman bcrkcnaan dcngan pcrilakujujur, sopan,danadil.

Ada sejumlah hal yang perlu diperhati-kan dalam mengembangkan model holistikyang dapat disebutkan seperti: segala sesuatuyang ada di sekolah diorganisasikan secaramcnycluruh yang mclibatkan pimpinan,siswa, karyawan, dan masyarakat sekitar.Sekolah merupakan komunitas moral, yangsccara tegas memperlihatkan ikatan antarapimpinan, guru, siswa, karyawan, dansekolah. Pembelajaran sosial dan emosionalditekankan seperti halnya pembelajaranakademik. Kerjasama dan kolaborasi dian-tara para siswa harus lebih diperhatikan danditekanan, daripada dcngan mcnonjolkanpersaingan. Nilai-nilai seperti kejujuran, rasahomat, kepedulian, dan kedisiplinan harusmenjadi pelajaran schari-hari baik di dalammaupun di luar kelas. Para siswa diberikankesempatan yang luas untuk mempraktikkandan mclaksanakan pcrilaku moral mclaluiberbagai kegiatan. Disiplin dan managemenkelas diaralikan pada pemecahan masalah,sclain tetap mcnycim-bangkan dibcrlaku-kannya pemberian pujian dan hukuman.Model yang menempatkan guru sebagaipusat di kclas harus digantikan dcngan model

yang demokratis. Guru dan siswa bersama-sama membangun kebersamaan, melaksa-nakan nomia-norma yang disepakati, danmcmccahkan masalah.

Segenap pimpinan sekolah, guru,karyawan, petugas parkir atau kebersihansekalipun, dan masyarakat, secara bersama-sama punya kewajiban untuk membangunkulmr sckolah dcngan karakter yang baik.Karakter ini harus diperlihatkan oleh merekaketika melakukan komunikasi dan interaksidcngan semua warga sckolah. Karakter iniharus mereka perlihatkan dalam bentuk tuturkata, pakaian, dan perilaku. Melaluipcmodclan bersama ini diharapkan adatrantnisi yang dapat membangun karakterpara siswa dan warga sekolah secarakcscluruhan. Pcngcmbangan karakter diSMAN 3 Jember, sebagai salah satu sekolahfavorit di Kabupaten Jember yang telahmenjadi bagian dari program pcmcrintahmelalui gerakan nasional revolusi mental,merupakan gambaran ideal unluk penerapanpengetahuan (moral knowing), perasaan{moral feeling), dan tindakan {moral action)dari pendidikan karakter. Dengan demikian,sekolah tersebut siap untuk melakukanpendidikan karakter.9

III. GERAKAN NASIONALREVOLUSI MENTAL SEBAGAIPENDIDIKAN KARAKTERGerakan Nasional Revolusi Mental me-

rupakan bagian dari telaah pemerintahmenghadapi persaingan dan tantanganglobalisasi. Sejak globalisasi semakinberkembang, batas-batas antar negara {theboundaries of slate) menjadi samar-samar,gerak kemajuan menjadi tidak stabil, hampirtidak memiliki batas (open-ended), dansclalu berubah. Sam sisi, terlihat tradisio-nalitas atau lokalitas dapat menjadi akar kuatuntuk menyaring segala sesuatu dari prosesglobalisasi. Di sisi lain, Indonesia pasca

Scorang politikus konservatis yang berpendapat pentingnya pendidikan moral akibat pengaruh global di Arncrika Scrikat. Gcncrasiumversilas. Pendapat Bennet dapat dilihat dalain bukunya “Is College Worth it?: Arnuda wajlb mendapal pendidikan moral sainpai di

i'ormcr United of States Sccrctaiy ofiiducation and a Libcral”tcrbitau USA(2010:24).Paparan Lutfi Isa, Kcpala Dinas Pendidikan dan Kcbudayaan Provinsi Javva Timur cabang Jember, 27 Juli 2017 di Hall Dinas

Pendidikan Kahupaten Jember dalam rapalVIKKS.se JawaTimur

98

Page 7: GURU DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER: …

Guru Dan Penguatan Pendidikan Karakter: tmplementasi Gerakan National Revolusi Mental (Aryni Ayu IV)

reformasi menunjukkan tradisionalitasmenghasilkan gejala navitisme yang diikutidengan meningkatnya sentimen atas dasaragama dan ras yang tcrbawa sampai padaranah pendidikan, sampai hari ini. RevolusiMental dalam masyarakat multikulturidcalnya bcrtujuan untuk mcmprotnosikankesadaran kultural {cultural awareness),kesempatan yang sama untuk belajar bagisemua individu dan kclompok masyarakat,mempromosikan identitas diri sekaligusmenghargai keberbedaan karakter masing-masing ctnis. Intcrkultural sebagai bagiandari revolusi mental dan pendidikan karakterdiadaptasikan sebagai jalan tengah atasberagam konflik yang terjadi denganmengadaptasikan pendidikan silang budaya(cross cultural) di masyarakat terutamapcscrtadidik.

Revolusi Mental adalah gerakan seluruhrakyat Indonesia bersama Pcmcrintah untukmemperbaiki karakter bangsa menjadiIndonesia yang lebih baik. Revolusi di jamankemerdekaan adalah scbuah perjuanganfisik, perang melawan penjajah dansekulunya, untuk mempertahankan NegaraKesatuan Republik Indonesia. Gerakannasional revolusi mental semakin relevanbagi bangsa Indonesia era kekinian tengahmenghadapi tiga problem pokok bangsayaitu; mcrosot-nya wibawa negara,merebaknya intoleransi, dan terakhirmelemahnya sendi-sendi perekonomiannasional. Mclalui gcrakan revolusi mental,Presiden Jokovvi bertekad membawaIndonesia menjadi bangsa yang berdaulatsccara politik, berdiri di kaki sendiri sccaraekonomi, dan berkepribadian dalamkebudayaan. Dalam kehidupan sehari-hari,praktek revolusi mental adalah menjadimanusia yang berintegritas, mau bekeijakeras, dan punya semangat gotong royong.Pcmcrintahan Presiden Jokowi berkomitmenuntuk jadi pelopor gerakan revolusi mentalkepada masyarakat agar menjadi gerakansosial, karena pclaku revolusi mental adalahseluruh rakyat Indonesia.

Revolusi Mental adalah jargon yangdiusung Presiden Joko Widodo saat masa

kampanye. Meuurut Jokowi Revolusi mentalberarti warga Indonesia hams kembalimengenal dan menjalankan karakter orisinilbangsa Indonesia yang santun, berbudipekerti, bergotong royong, berkepribadian,dan berbudaya yang dimasukkan dalamtujuan pendidikan nasional. Pendidikankarakter adalah jawaban dan katalisator dariprogram gerakan nasional revolusi mental.

IV. PENDIDIKAN KARAKTER DISMANEGER13JEMBERGerakan Nasional Revolusi Mental

yang tclah dicanangkan bcrtujuan meng¬hasilkan generasi Indonesia cerdas, ber¬budaya, dan berkarakter. Salah satu langkahtepat pclaksanaan program pcmcrintabadalah penguatan di bidang karakter. Strategipelaksanaan pendidikan karakter yangditcrapkan di salah satu sckolah di dacrah,yakni SMA Negeri 3 Jember dapat dilakukanmelalui empat cara, yaitu: (1) pembelajaran(teaching), (2) kctcladanan (modeling), (3)penguatan (reinforcing), dan (4) pembiasaan(habituating). Efektivitas pendidikan karak¬ter sangat ditentukan oleb adanya pem¬belajaran (teaching), keteladanan(modeling), penguatan (reinforcing), danpembiasaan (habituating) yang dilakukansccara screntak dan bcrkclan jutan.Pendekatan yang strategis terhadappelaksanaan ini melibakan tiga komponenyang saling terkait satu sama lain, yaitu: (1)sekolah, (2) keluarga, dan (3) masyarakat.

Pcngcmbangan nilai-nilai karakterdalam penelitian ini adalah dengan meng-analisis dari sisi kompetensi pedagogik,kompetensi profcsional, kompetensi kepri-badian dan kompetensi sosial. KompetensiPedagogik mengembangkan nilai-nilaikarakter dari kompetensi pedagogik dinilaidari pembuatan raneangan pembelajarandengan mengintegrasikan nilai-nilai karakteryang akan dikembangkan. Sclain itu, jugaketersediaan perlengkapan mengajar ter-masuk mediadan alat peraga sebelumkegiatan pembelajaran bcrlangsung, pen-dalaman materi ajar, ketepatan waktu saat

99

Page 8: GURU DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER: …

Jahtra Vol. 1 2, No. 2, Descmbcr 2017 ISSN 1907-9605

masuk dan ke luar kelas, dan pembiasaansiswa berdoa sebelum pelajaran dimulai. Haltidak kalah penting adalah penggunaanmctodc yang bcrvariasi, penggunaan mediayang bervariasi, pemberian motivasi agarsiswa percaya diri dalam setiap kesempatan,upayamendorong siswa untuk sclalubertanggung jawab dalam kegiatan belajar.Faktor lain adalah pembiasaan anak untuklebih mandiri dalam setiap kegiatan,pembiasaan agar siswa membersihkanlingkungan sekolah, pembiasaan siswa untukmcmclihara taman sckolah, pembiasakansiswa agar menghargaipendapat orang lain,upaya membiasakan tertib, teliti dan rapidalam mengerjakan tugas yang diberikanupaya pembiasaan agar siswa taat padaaturan, pembiasaan siswa selalu berpakaiansopan dan rapi. Juga, pembiasaan agar siswamembersihkan lingkungan sekolah,pembiasaan siswa untuk memelihara tamansckolab. Juga faktor pengondisian agar siswabisa saling berbagi dalam kegiatan pem¬belajaran, pengondisian agar siswa ber-sahabat dengan teman tanpa membedakanagama, suku, etnis dan status ekonomi,pemberian kesempatan kepada siswa untukbcrintcraksi, upaya mendorong setiap anakuntuk membantu temannya yang mengalamikesulitan. Didukung pula dengan pemberiankesempatan kepada siswa untuk bertanya danmengemukakan pendapatnya, pemberiankeleluasaan agar semua siswa terlibat aktifdalam setiap pembelajaran, upaya agarproses pembelajaran berlangsung dalamsuasana yang menyenangkan, upayamclaksanakan pembelajaran mcngacu padareneana yang telah disusun, upaya membagiwaktu dengan lepat sesuai dengan rencanayang ada, pemberian bantuan pada siswayang mengalami kesulitan belajar tanpamengorbankan siswa lainnya, pelaksanaanevaluasi dengan mctodc yang tepat dalamkaitannya dengan karakter siswa, upayamengolah hasil pengamalan Lerhadapkarakter anak sesuai dengan cara yang tclahditetapkan, penggunaan hasil evaluasipendidikan karakter untuk membuat rencanaprogram sclanjutnya, pendokumentasikanhasil pengamatan terhadap karakter anak

seeara lengkap. Dari hasil perhitunganangket yang telah dibagikan kepadaresponden penelitian diperoleh skor 8894dan skortcoritis maksimum 10500. Dengandemikian, rasio total skor hasil kompetensipedagogik guru terhadap total skormaksimum tcoritik adalah 0,85%. Sclanjut¬nya, kategorisasi hasil tersebut mengacupada distribusi kuartil, maka dapat dikatakanbabwa pengembangan nilai-nilai karaktermelalui kompetensi pedagogik guru secaraumum berkategori tinggi.

Pengembangan nilai-nilai karaktermelalui kompetensi profesional dilihat dariupaya pemberian pcrlakuan kepada setiapsiswa sesuai dengan keunikannya masing-masing, upaya pengenalan karakterisliksetiap siswa, kctcrampilan dalam memberi-kan rangsangan untuk mengoptimalkanpembentukan karakter siswa, lujuan dalammclaksanakan proses pendidikan karakter.Pengembangan nilai-nilai karakter melaluikompetensi kepribadian dilihat dari,ketepatan waktu datang kc sckolab, upayaguru untuk tampil rapi dan bersih, upaya gurubertutur kata lembut kepada siswa, upayaguru menghargai semua siswa tanpamembedakan agama, suku, dan budaya.

Berdasarkan perhitungan angket yangtclah disebarkan diperoleh perhitunganbahwa skor emperis yang diperoleh sebesar2508, dan skor teoritis maksimum adalah2700. Dengan demikian rasio total skor basilkompetensi professional guru terhadap totalskor maksimum teoritik adalah 0,93%.Sclanjutnya, kategorisasi hasil tersebutmengacu pada distribusi kuartil, maka dapatdikatakan bahwa pengembangan nilai-nilaikarakter mclalui kompetensi kepribadianguru secara umum berkategori tinggi.Pengembangan nilai-nilai karakter melaluikompetensi sosial dilibat dari upaya guruuntuk meningkatkan pengetahuan dankelerampilan dalam pendidikan karakterdengan teman sejawat, upaya guru meng-komunikasikan peningkatan karakter positifanak kepada orang tua secara teratur, upayasiswa mengikuti kegiatan yang berkaitandengan program pendidikan karakter di

100

Page 9: GURU DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER: …

Guru Dan Penguatan Pendidikan Karakter: Implementasi Gerakan National Revolusi Mental (Aryni Ayu IV)

Ketika komponen sekolah sepenuhnyaakan menerapkan dan melaksanakan nilai-nilai (karakter) tertentu (prioritas), makasctiap nilai yang akan ditanamkan ataudipraktikkan tersebut hams senantiasadisampaikan oleh gum melalui pembelajaranlangsung (sebagai mata pclajaran) ataumengintegrasikannya dalam setiap matapelajaran. Nilai-nilai prioritas tersebutsclanjutnya barus juga dimodclkan(diteladankan) secara teratur dan ber-kesinambungan oleh semua warga sekolah,scjak dari pctugas parkir, pctugas kcbcrsiban,petugas keamanan, karyawan administrasi,gum, dan pimpinan sekolah. Selanjutnya,nilai-nilai itu dipcrkuat olcb pcnataanlingkungan dan kegiataan-kegiatan dilingkungan sekolah (kampus). Penataanlingkungan antara lain dcngan mcncmpatkanbanner (spanduk-spanduk) yang mengarahdan memberikan dukungan bagi terbentuk-nya suasana kcbidupan sckolah yang bcr-karakter terpuji. Penguatan dapat puladilakukan dengan melibatkan komponenkcluarga dan masyarakat bcrbasiskanPancasila, NKRI, UUD, danAgama.10

Komponen keluarga meliputi pengem-bangan dan pembentukan karakter di rutnah.Pihak sekolah dapat melibatkan para orangtua untuk lebih peduli terhadap perilaku paraanak-anak mcrcka. Scdangkan komponenmasyarakat atau komunitas secara umumadalah sebagai wahana praktik atau sebagaialat kontrol bagi pcrilaku siswa dalammengembangkan dan membentuk karaktermereka. Pihak sekolah, SMAN 3 Jemberdiantaranya mclakukan komunikasi daninteraksi dengan keluarga dan masyarakatdari waktu ke waktu secara periodik.Pcmbiasaan (habituation) dapat dilakukan disekolah dengan berbagai cara danmenyangkut banyak hal seperti disiplinwaktu, ctika berpakaian, ctika pcrgaulan,perlakuan siswa terhadap karyawan, guru,dan pimpinan, dan sebaliknya. Dalamwawancara salah satu kcpala sekolab diJember, Dr. Roshid selaku pimpinan SMAN3 Jember menyatakan pembiasaan yang

10 Wawancara Muhamad .Muslim di Kantor Dcpancmcn Agama Kabupatcn Jember, Ponyuluh Agama Dcpartcmcn Agama KabupatcnJember, 1 2 Juli 2017

sekolah, dan upaya gum melibatkan orangtua siswa dalam membangun karakter positifsiswa.

Berdasarkan hasil perhitungan angketyang telah dibagikan kepada responden, skoremperis yang dipcrolcb sebesar 81 0, dan skorteoritis maksimum adalah 1200. Dengandemikian rasio total skor hasil konrpetensisosial gum terhadap total skor maksimumteoritik adalah 0,675%. Selanjutnya,kategorisasi hasil tersebut mengacu padadistribusi kuartil, maka dapat dikatakanbahwa pengembangan nilai-nilai karaktermelalui kompetensi sosial guru secara umumberkategori sedang.

Berdasarkan kajian pendidikan karkaterserta sistem yang diolah berdasarkankcarifan lokal Kota Jember mcmiliki caratersendiri untuk melaksanakan pendidikankarakter. Di antaranya melalui pendekatankomprehensif dan holistik, yaitu pendekatanyang meliputi dimensi kognitif, emosiol, danperilaku, dengan melibatkan dan menginte¬grasikannya kc dalam semua aspekkehidupan di sekolah. Pendekatan ini dapatjuga dikatakan sebagai suatu reformasi yangmcnycluruh dalam kcbidupan sckolah.Pendekatan komprehensif menyebutkanadanya dua belas poin yang harus dilakukandalam pendidikan karakter, yaitu: (1)mengembangkan sikap peduli di dalam dandi luar kelas, (2) gum berperan sebagaipembimbing {caregiver),model, dan mentor,(3) menciptakan komunitas kelas yangpeduli, (4) memberlakukan disiplin yangkuat dan wawasan kebangsaan, (5)menciptakan lingkungan kelas yangdemokratis, (6) mengajarkan karaktermclalui kurikulum, (7) mcmbcrlakukanpembelajaran kooperatif, (8)mengembangkan “keprigelan” suara hati danmendorong dilakukannya rcflcksi moral, (9)mengajarkan eara-eara menyelesaikankonflik, (10) menjadikan orang tua/walisiswa dan masyarakat sebagai patner dalampendidikan karakter, (11) menciptakanbudaya karakter yang baik di sekolah.

101

Page 10: GURU DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER: …

Jahtra Vol. 1 2, No. 2, Desembcr 2017 ISSN 1907-9605

Berpikir tugas-tugas. Demokratis. Caraberfikir, bersikap, dan berlindak yangmenilai sama hak dan kewajiban dirinya danorang lain. (7) Rasa Ingin Tahu. Sikap dantindakan yang selalu berupaya untukmengetahui lebih mendalam dan meluas dariscsuatu yang dipclajarinya, dilihat, dandidengar. (8) Semangat Kebangsaan. Caraberpikir, ber-tindak, dan berwawasan yangmcncmpatkan kcpcntingan bangsa dannegara di atas kepentingan diri dankelompoknya. (11) Cinta Tanah Air. Caraberfikir, bersikap, dan berbuat yangmenunjukkan kesetiaan, kepedulian, danpenghargaan yang tinggi terhadap bahasa,lingkungan fisik, sosial, bndaya, ckonomi,dan politik bangsa. (12) Menghargai Prestasi.Sikap dan tindakan yang mendorong dirinyauntuk menghasil-kan scsuatu yang bergunabagi masyarakat, dan mengakui, sertamenghormati keber-hasilan orang lain. (13)Bcrsaliabat/Komu-niktif. Tindakan yangmemperlihatkan rasa senang berbicara,bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.(14) Cinta Damai. Sikap, perkataan, dantindakan yang menyebabkan orang lainmerasa senang dan aman atas kehadirandirinya.12

dilakukan oleh pimpinan, guru, siswa, dankaryawan, dalam disiplin suatu lenibagapendidikan merupakan langkah yang sangatstrategis dalam membentuk karakter sccarabersama.

Nilai-nilai yang dikembangkan dalampendidikan budaya dan karakter bangsaIndonesia secara kliusus diidentifikasi dariempat sumber: (1) Agama, (2) Pancasila, (3)Budaya, dan (4) Tujuan Pendidikan.11Masyarakat Indonesia adalah masyarakatyang beragama, oleh karena itu kchidupanindividu, masyarakat, dan bangsa selaludidasari pada ajaran agama. Negara KesatuanRcpublik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidnpan kebangsaan dan kenegara-an yang disebut Pancasila, oleh karena ilusudah semestinya kalau Pancasila menjadisumber nilai dalam berkehidupan. Posisibudaya sebagai sumber nilai juga tidak dapatdiabaikan, demikian juga dengan tujuanpendidikan nansional yang di dalamnya telahdirumuskan kualitas yang harus dimilikiwarga negara Indonesia.

Nilai-nilai yang ditanamkan dan dikem¬bangkan pada sekolah-sekolah di Indonesiabeserta dcskripsinya adalab (1) Rcligius.Sikap dan perilaku patuh dalam melaksana-kan ajaran agama yang dianutnya, toleranterhadap pclaksanaan ibadah agama lain, danhidup rukun dengan pemeluk agama lain. (2)Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upayamenjadikan dirinya sebagai orang yangselalu dapat dipercaya dalam perkataan,tindakan, danpekerjaan. (3) Toleransi. Sikapdan tindakan yang menghargai perbedaanagama, suku, etnis, pendapat, sikap, dantindakan orang lain yang berbeda daridirinya. 4) Disiplin. Tindakan yangmenunjukkan perilaku tertib dan patuh padaberbagai ketentuan dan peraluran. (5) KeijaKcras. Pcrilaku yang menunjukkan upayasungguh-sungguh dalam mengatasi berbagaiham-batan belajardan tugas, serta menye-lesaikan tugas dengan sebaiknya. (6) Krcatif.

Di SMA Negeri 3 Jember, penilaianpencapaian pendidikan karakter didasarkanpada indikator yang sudah ditentukan.Sebagai contoh, indikator untuk nilai jujur disuatu semester dirumuskan dengan“mengatakan dengan sesungguhnya perasa-an dirinya mengenai apa yang dilihat,diamati, dipelajari, atau dirasakan” makaguru mengamati (mclalui berbagai cara)apakah yang dikatakan seorang peserta didikitu jujur mewakili perasaan dirinya. Mungkinsaja pcscrta didik menyatakan perasaannyaitu secara lisan tetapi dapat juga dilakukansecara tertulis atau bahkan dengan bahasatubuh. Perasaan yang dinyatakan itumungkin saja memiliki gradasi dari perasaanyang tidak berbeda dengan perasaan umumteman sckclasnya sampai bahkan kepada

paparan H. Karim, Komisi li penanganan bidang Pendidikan DPRD Provinsi Jawa Timur di Gcdung DPRD Provinsi, pada 28 Juli2017

' Pengembangan Pendidikan Bndaya dan Karakler Bangsa yang diboat oleb Pusal Kurikulnm Kemendikbud Jakarla (2010:74) berisitentang pengembangan pendidikan bndaya dan karakter bangsa mclalni integrasi mata pelajaran. pengembangan diri. dan budaya sckolah,inembanlu seliap sekolah menyiapkan generasi cerdas, berbudaya, dan inLeleklual.

102

Page 11: GURU DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER: …

Guru Dan Penguatan Pendidikan Karakter: tmplementasi Gerakan National Revolusi Mental (Aryni Ayu IV)

yang bertentangan dengan perasaan umumteinan sekelasnya. Penilaian dilakukansecara terns menerus, setiap saat guru beradadi kclas atau di sckolah. Model anecdotalrecord (catatan yang dibuat guru ketikamelihat nadanya perilaku yang berkenaandengan nilai yang dikembangkan) sclaludapat digunakan guru. Selain itu, guru dapatpula memberikan tugas yang berisikan suatupcrsoalan atau kejadian yang memberikankesempatan kepada peserta didik untukmenunjukkan nilai yang dimilikinya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwapengembangan nilai-nilai karakter di sekolahyang dilakukan oleb siswa sccara umumberjalan dengan baik, dilihat dari kompetensipedagogik, kompetensi professional, dankompetensi kepribadian. Namun, untukkompetensi sosial belum eukup maksimaldilihat dari data angkel dan wawancaramcndalam yang dilakukan. Dengandemikian, dapat disimpulkan bahwa gurumemiliki tanggung jawab besar dalammenghasilkan gcncrasi yangberkarakter.

inanusia Indonesia yang seeara umum masihirrasional, pesimis, mitos, dan tidak disiplin.Hal ini menjadi tantangan dan pekeijaanbesar bagi bangsa Indonesia untuk mcm-benahi karakter kebangsaan generasi kini danmendatang. Pendidikan karakter sebagaisalah satu jalan untuk mengembalikanmanusia pada kesadaran moralnya harusselalu dikawal oleh semua pihak.

Keluarga, lembaga pendidikan, mediamassa, masyarakat, dan pemerintah harusbahu membahu bekerjasama dalam tanggungjawab ini. Tanpa keterlibatan semua pihak,ideal-ideal dari dilaksanakannya pendidikankarakter banya akan berakhir di tataranwaeana dan gagasan. Pendidikan karakteryang tengah berlangsung dan diterapkan disalah satu sckolah mcncngah di dacrahJember, Jawa Timur yakni SMA Negeri 3Jember merupakan satu dari bukti kongkritupaya membantu pemcrintah mewujudkangenerasi berbudaya dan berkarakter.Tanlangan paling besar dalam penerapan iniadalah dukungan dari scgala elemenmasyarakat terinasuk siswa, guru sebagaitokoh pendidikan, pemangku kebijakanterkait. Apalagi jika tidak untuk mewujudkantujuan pendidikan nasional menghasilkan

IH.PENUTUPPresiden Jokowi menyebutkan karakter

generasi bangsa Indonesia yang berwawasan global, bertindak baik, berkarakter baik, danberbudaya.DAFTARPUSTAKAAan, dkk., 2015. Penyerbvkan SilangRudaya.Jakarta Selatan: Yayasan Nabil.Aitnon dan Anis, 2013. “Analisis Konsumsi Masvarakat Indonesia”, Jurnal Kajian Ekonomi

Vol.INo. 2. Jakarta: UNJ.Balitbang Puskur, 2010. Pengembangan Pendidikan Budayadan Karakter Bangsa: Pedoman

Sekolah.Jakarta: Kcmdiknas Balitbang Puskur.Banda, 2016. Sociological Perpective of The Role of The Teacher in The 2f Century. Kwame

Nkrumah University: International Journal of Humanities Social Science andEducation (IJHSSE). Vol. 3, Issue 1.

Bennet, 2011. “Is College Worth it?” USA: Thomas Nelson Inc.Giddens, A., 1999. Runaway’ World: How Globalization is Reshaping Our Lives. London:

Great Britain by Profdc Books.Lickona, T., 1995. What is Effective Character Education. USA: Simon and Suchester

Publisher.Aric Budiman, 2017. “Gcrakan Penguatan Pendidikan Karakter,” Staf Ahli Mcndikbud

Bidang Pembangunan Karakter.

103

Page 12: GURU DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER: …

Jantra Vol. 1 2, No. 2, Desembcr 2017 ISSN 1907-9605

H. Karim, 2017. “Peran Tokoh Masyarakat dalam Pengembangan Karakter” di GedungDPRD Provinsi Jawa Timur pada 28 Juli2017.

Iwan EkaSctiawan,Asistcn Dcputi Nilai dan Krcativitas Budaya Mcndikbud. 2017. “GcrakanNasionalRevolusi Mental”. Jakarta.

Lutfi Isa di Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Kepala Dinas Pendidikan dan KebudayaanProvinsi Jawa Timur Cabang Jcmbcr, 2017. “Pcngcmbangan PendidikanKarakter dan Fullday School”, pada 27 Juli 2017.

Ryan,K., 1995.Those Who Can Teach. USA: Concage Learning.Suyata, 2011, “Pendidikan Karakter: Dimcnsi Filosofis,” dalam Darmiyati Zucbdi (cd).

Pendidikan Karaktcy dalam\Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta: UNY--Press

DAFTARINFOIiMAN

Pendidikan PekerjaanNo Mama Umur AlamatH.Muqit SI 53 tahun Wakil Bupati Jember Dusun Verbalan R 1 .1 0 RW, 22,

Periode 2016-2021 l)esa Karangbaijo, Kec. Silo,Kabupaten Jember

2_ Dr.Roshid S3 43 lahun KcpalaSMANcgcri 2 Jcmbcr.Tembcr

M.Muslim,M.Sy

42 tahun PeuyuluhAgamaIslam KantorKementriau Agama

Kepala DinasPendidikan danKebudayaan ProvinsiJawaTimur CabangJember_

TegalBesarPermail JemberKabupaten Jember

3 S2

-4- l .utfi IM.Pd

-S2- 48 lal JcmHer■537

5 H. Karim SI 32tahun Komisi T DcwanPerwakilan RakyatDaerah ProvinsiJawa Timur

Ciputra WorldRcal F.statc,Surabaja.

104