MAKALAH GURU CERDAS DAN MENCERDASKAN ANAK BANGSA YANG BERWAWASAN GLOBAL Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pengembangan Profesi Keguruan Dosen Pengampu : Prof. Dr. Armai Arief, M.A dan Busahdiar, MA Disusun Oleh : MUSLIYADI 1110016100025 PENDIDIKAN BIOLOGI 7A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
34
Embed
Guru cerdas dan mencerdaskan anak bangsa yang berwawasan global
Makalah Guru Cerdas dan Mencerdaskan Anak Bangsa yang Berwawasan Global
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH
GURU CERDAS DAN MENCERDASKAN ANAK BANGSA
YANG BERWAWASAN GLOBAL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pengembangan Profesi Keguruan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Armai Arief, M.A dan Busahdiar, MA
Disusun Oleh :
MUSLIYADI
1110016100025
PENDIDIKAN BIOLOGI 7A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1434H /2013 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan
petunjuk-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah sebagai tugas mata kuliah
Pengembangan Profesi Keguruan.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan dan saran.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Ciputat, Desember
2013
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................1
B. Perumusan masalah ........................................................2
C. Tujuan...............................................................................2
D. Metodologi Penulisan .......................................................2
mengkosolidasikan dan menyakinkan serta mendukung orang lain, dan
menggunakanya untuk meciptakan bentuk ekspresi baru.
6. Kecerdasan Spasial
Kecerdasan Spasial merupakan kemampuan untuk mengenali pola ruang secara
akurat, menginterpretasikan ide grafis dan spasial serta menterjemahkan pola ruang
secara tepat.5
7. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musical merupakan kemampuan untuk mengerti dan mengembangkan
teknik musical, merespon terhadap music, menggunakan music sebagai sarana untuk
berkomunikasi, menginterpretasikan bentuk dan ide musical, dan menciptakan
pertunjukan dan komposisi yang ekspresif.
8. Kecerdasan Logika Matematika
Kecerdasan logika matematika merupakan kemampuan mengunakan angka-
angka untuk menghitung dan mendeskripsikan sesuatu, menggunakan konsep
matematis, menganalisa berbagai permasalahan secara logis, menerapkan matematika
pada kehidupan sehari-hari, peka terhadap pola tertentu, serta menelaah secara ilmiah.
9. Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan Linguistik merupakan kemampuan untuk menggunakan bahasa
untuk mendeskripsikan kejadian, membangun kepercayaan dan kedekatan,
mengembangkan argument logika dan retorika, atau mengungkapkan ekspresi dan
metafora.
Kecerdasan yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru yaitu :6
1) Kecerdasan spiritual
2) Kecerdasan emosional dan sosial,
3) Kecerdasan intelektual dan
4) Kecerdasan kinestetik
5 http://knowladge-school.blogspot.com/2012/11/definisi-cerdas-dan jeni-jeinis.html6 Tim pengembang. Kebijakan Pengembangan Profesi guru. Rayon 134 UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2013
evaluasi ini harus dilaksanakan secara kesinambungan yang pelaksanaannya tetap
dikendalikan dari pusat kemudian di delegasikan kepada daerah. Bila akhirnya hal ini
betul-betul diterapkan guru bukan hanya mempunyai kualitas yang mumpuni sebagai
seorang pendidik, tapi juga sebagai pribadi yang mampu menjadi panutan.
Mengingat pentingnya peran yang diemban oleh sistem pendidikan, maka
perlu dilakukan upaya perbaikan dan dinamisasi sistem pendidikan untuk menjawab
tantangan global. Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh sistem pendidikan
adalah era globalisasi. Pendidikan formal di sekolah tidak lagi menjadi satu-satunya
sumber belajar bagi para siswa, namun banyak sumber belajar lain (misalnya
internet). Perkembangan teknologi ini harus disikapi dengan strategi yang mampu
membuat perkembangan teknologi informasi menjadi aspek pendukung suksesnya
pendidikan di Indonesia, bukan sebagai bumerang.
Dalam pelaksaan strategi menjadikan teknologi informasi sebagai aspek
pendukung pendidikan, dibutuhkan keutuhan seluruh komponen sistem pendidikan.
Guru merupakan salah satu komponen yang mutlak harus disiapkan. Saat ini, berbagai
macam bentuk teknologi informasi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan pelajar. Guru
sebagai tenaga pendidik dituntut mampu melakukan adaptasi agar terjadi proses
interaksi pembelajaran guru-murid yang mampu menguasai teknologi, guru harus
lebih bisa menguasai teknologi terlebih dahulu. Guru dituntut untuk mampu menjadi
fasilitator proses pembelajaran dengan teknologi informasi dan turut berperan dalam
menanggulangi banyaknya informasi negatif yang merusak moral bangsa.
Akan tetapi, realita yang ada mengungkapkan bahwa kemampuan guru di
Indonesia dalam penguasaan teknologi informasi masih rendah. LPMP Kalimantan
Tengah menyatakan prihatin masih banyak guru yang gagap teknologi saat mengikuti
uji kompetensi guru secara online.
Inilah tantangan profesi guru. Apakah perannya akan digantikan oleh
teknologi, informasi, atau guru yang memanfaatkan teknologi informasi untuk
menunjang peran profesinya. Tidak semua guru dapat dicekoki teknologi informasi
secara instan. Proses penguasaan teknologi informasi harus dilakukan secara bertahap
dan diimbangi dengan penanaman berbagai prinsip nilai mengenai strategi
menghadapi tantangan perkembangan teknologi informasi.11
11 Prof. Dr. ravik Karsidi, M.S. Seminar Nasional Pendidikan. Profesionalisme Guru dan Peningkatan Mutu Pendidikan di Era Otonomi Daerah. Wonogiri 23 juli 2005
11
a) Open Mind dan Selektif
Open mind adalah sebuah pemikiran terbuka terhadap ide-ide dan hal baru.
Open mind merupakan salah satu paradigma yang harus dimiliki oleh seorang guru
dalam upaya mewujudkan professionalisme sebagai tenaga pendidik, khususnya
dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi informasi. Open mind
merupakan landasan pola pikir dasar yang wajib dimiliki untuk mewujudkan guru
profesional yang mau berkembang.
Salah satu penyebab matinya paradigma open mind pada guru adalah hasil
dari pendidikan masa lampau yang tertanam pada dirinya sehingga menimbulkan
paradigma tertutup. Hal ini membentuk paradigma anti ide baru, memegang teguh
budaya turun-temurun yang telah ia pegang tanpa mau merefleksi diri dan berbenah.
Salah satu paradigma baru yang memiliki nilai positif adalah kolaborasi dan
penguasaan teknologi. Kolaborasi dan penguasaan teknologi adalah kebudayaan yang
diperlukan generasi muda untuk dapat bersaing di era global. Guru adalah pihak yang
memegang andil besar dalam menanamkan budaya kolaborasi dan penguasaan
teknologi tersebut.
Di sisi lain, sumber informasi juga memiliki sisi yang negatif. Apabila kita
tidak berhati-hati dalam mencari infromasi, hal tersebut dapat merusak moral bangsa.
Maka dari itulah, sebaiknya guru memiliki paradigma open mind yang selektif.
Selektif dalam memilih informasi yang sesuai denga kebutuhan dan manfaat. Selektif
memilih informasi yang akan disampaikan, serta mampu menjadi benteng bagi para
murid dari informasi yang merusak misalnya pornografi, kekerasan, budaya asing
yang tidak relevan dengan jati diri bangsa.
b) Lifelong Learning
Pengetahuan akan berkembang menjadi 2 kali lipat hanya dalam jangka waktu
5,5 tahun. Ini berakibat pengetahuan dalam bidang tertentu menjadi kadarluarsa hanya
dalam waktu 2,5 tahun. Welker (1992)12 mengemukakan bahwa profesionalisme guru
dapat dicapai bila guru ahli (expert) dalam melaksanakan tugas, dan selalu
mengembangkan diri.
Teknologi informasi bukan merupakan kurikulum yang diajarkan pada masa
pendidikan guru pada masa lampau. Namun, pada era globalisasi ini guru-guru di
12 Miguel Ma. Vareka. Education for Tomorrow, APEID, Unesco PROAP, Bangkok, 1990
12
Indonesia dihadapkan pada realita bahwa penguasaan teknologi adalah sebuah
keharusan bagi para tenaga pendidik. Untuk menjawab tantangan tersebut, dibutuhkan
sebuah paradigma Lifelong learning atau belajar sepanjang hayat. Mau belajar dan
senantiasa mengembangkan diri secara terus-menerus.
c) Fasilitator
Sistem pendidikan saat ini adalah sistem pendidikan siswa aktif. Dimana,
pusat dari proses pembelajaran adalah murid. Murid aktif dalam mencari sumber
belajarnya sendiri. Dan guru berperan sebagai fasilitator atau partner dalam belajar.
Guru dituntut dapat membantu murid dalam mencari sumber belajar dan agar murid
dapat menguasai teknologi informasi, mampu mencari sumber belajar dari berbagai
data yang relevan dan mendapatkan informasi yang membangun dari internet.
d) Pembinaan Bertahap dan Berkelanjutan
Pembinaan dan fasilitasi guru agar mampu menguasai teknologi adalah mutlak
diperlukan dalam realisasi penanaman paradigma open mind dan selektif, lifelong
learning, serta perannya sebagai fasilitator. Pembinaan yang dilakukan adalah secara
bertahap dan konsisten dan berkelanjutan. Pembinaan dapat diinisiasi dan dilakukan
secara mandiri, oleh pihak sekolah maupun dinas pendidikan. Tahapan pembinaan
dan penanaman paradigma melek teknologi dimulai dari awal pendidikan calon guru.
Tahapan awal pembinaan dimulai dengan membuka wawasan guru tentang
perkembangan dunia IT dan pengenalan awal perangkat teknologi sederhana untuk
menciptakan paradigma open mind dan selektif. Selanjutnya dalam keberlanjutan
program pembinaan ini, pengenalan teknologi semakin canggih dan komprehensif
diikuti penanaman nilai lifelong learning agar pengembangan diri tidak hanya
berhenti di program yang diwajibkan namun guru secara mandiri dan berkelanjutan
akan belajar mengembangkan kemampuannya. Pada akhirnya, diharapkan keluaran
guru yang senantiasa mau belajar menguasai IT dan mampu menjalankan perannya
sebagai fasilitator atau partner belajar bagi murid. Pengawasan dan refleksi juga wajib
dilaukan untuk memastikan program berjalan dengan baik.
3. Menguasai Bahasa Internasional
Bahasa adalah alat komunikasi efektif dan efisien dalam menyampaikan
informasi, ide, gagasan, dan perintah. Dengan menguasai bahasa, kita dapat
menyampaikan gagasan kepada orang lain. Kurangnya penguasaan bahasa mustahil
13
informasi yang yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Bahasa yang
minimal harus dikuasai adalah bahasa Inggris karena Bahasa Inggris adalah bahasa
universal yang digunakan dalam dunia teknologi.
2.3 Pengembangan Guru Cerdas dan Mencerdaskan
Kemampuan atau skill guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas . Oleh karena itu, pengembangan kemampuan
guru menjadi hal yang mutlak untuk diperhatikan. Tidak hanya kemampuan dalam arti
kecerdasan secara personal guru itu sendiri tetapi juga dalam hal kemampuan guru tersebut
untuk bisa mencerdaskan peserta didiknya. Dengan kemampuan guru yang demikian
diharapkan ilmu dan keterampilan guru dapat “ditransfer” secara efektif kepada peserta
didiknya.
Pengembangan kemampuan guru cerdas dan mencerdaskan merupakan hal yang
penting sekaligus merupakan hal yang tidak akan pernah selesai. Pengembangan kemampuan
guru memerlukan kesinambungan dan evaluasi secara terus menerus tanpa henti.
Pengembangan demi pengembangan selalu terus diperlukan demi mencapai kualitas
pendidikan yang terbaik seiring pekembangan di zamannya.
Dalam hal pengembangan kecerdasan guru, menjadi suatu hal yang tidak asing lagi di
dunia pendidikan. Namun yang selama ini mungkin sedikit kurang diperhatikan adalah
bagaimana mengembangkan kemampuan guru dalam hal mencerdaskan anak didiknya.
Kemampuan guru dalam mencerdaskan peserta didik ini haruslah menjadi titik perhatian
penting yang tidak boleh dipisahkan dengan kemampuan kecerdasan personal guru itu
sendiri.
Setiap guru memiliki potensi besar untuk cerdas dan mencerdaskan. Pasalnya, (1)
setiap orang sebenarnya adalah cerdas dan kreativ, (2) kecerdasan dan kreativitas dibawa
sejak lahir, (3) setiap orang dapat belajar menjadi cerdas dan kreatif, dan (4) kecerdasan dan
kreativitas dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran. 13
Kuncinya ada pada komitmen untuk berkeinginan kuat mengembangkan kecerdasan
dan kreativias sekaligus menjaga kualitas kecerdasan dan kemampuan kreativitas dan
konsisten dalam memperbaiki diri agar lebih baik. Pada ranah kepribadian maupun sosial, ada
beberapa sikap yang dapat dikembangkan agar guru dapat menjadi lebih cerdas dan
mencerdaskan, yaitu:14
13 http ://Lima Problem Guru Cerdas dan Kreatif _ Motivasi _ Psikologi dan Pengembangan diri.htm 14 http: //PENDIDIK CERDAS DAN MENCERDASKAN _ pgsdpunya.htm
14
1) Memiliki rasa ingin tahu. Semangat bertanya untuk menambah khasanah pengetahuan
yang dimilikinya.
2) Berpikir positif dan optimis dalam menghadapi masalah.
3) Mau dan mampu menghargai kritik dari orang lain sebagai jembatan loncatan hidup
yang lebih prestatif.
4) Mengarahkan peserta didik dengan bijak dan santun.
5) Berbaik sangka kepada peserta didik
6) Memberi hukuman yang mendidik
7) Bersikap tegas tapi sabar
8) Memberikan penugasan kepada peserta didik sesuai denan kapasitas kemampuannya
9) Memiliki sikap ulet dan bertanggung jawab.
10) Menghindari penggunaan sikap mengancam kepada peserta didik
11) Berusaha menjadi pengayom, pembimbing dan inspirator peserta didik.
12) Menjaga kestabilan emosi diri sendiri
13) Melupakan kesalahan dan bersikap pemaaf
14) Menghargai kreatifitas dan pendapat peserta didik
15) Memberikan penghargaan moral dan material.
16) Menjauhi ejekan dan sindiran
Pada ranah kompetensi pedagogik dan profesional, ada beberapa cara yang
dapat dikembangkan agar guru dapat menjadi lebih cerdas dan mencerdaskan, yaitu:
a) Pengembangan Diri
1. Mengikuti diklat fungsional
2. Kegiatan kolektif guru yang meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian guru
b) Publikasi Ilmiah
1. Presentasi pada forum ilmiah
2. Melaksanakan publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan ilmu pada bidang
pendidikan formal
3. Melaksanakan publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman guru
c) Karya Inovatif
1. Menemukan teknologi tepat guna
2. Menemukan/menciptakan karya seni
3. Membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum
4. Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya
15
Langkah lain yang dilakukan oleh sekolah untuk mengembangkan guru cerdas
dan mencerdskan adalah melalui peningkatan pemanfaatan teknologi informasi yang
sedang berkembang sekarang ini dan mendorong guru untuk menguasainya. Melalui
teknologi informasi yang dimiliki baik oleh daerah maupun oleh individual sekolah,
guru dapat melakukan beberapa hal diantaranya:
1) Melakukan penelusuran dan pencarian bahan pustaka
2) Membangun program penelitian Artificial Intellegence (kecerdasan buatan) untuk
memodelkan sebuah rencna pengajaran
3) Memberi kemudahan untuk mengakses apa yang disebut virtual classroom ataupun
virtual university
4) Pemasaran dan promosi hasil karya penelitian
Dengan memanfaatkan teknologi informasi maka guru dapat secara cepat
mengakses materi pengetahuan yang dibutuhkan sehingga guru tidak terbatas pada
pengetahuan yang dimiliki dan hanya bidang studi tertentu yang dikuasai tetapi
seyogyanya guru harus mampu menguasai lebih dari bidang studi yang ditekuninya
sehingga bukan tidak mungkin suatu saat guru tersebut akan mendalami hal lain yang
masih berhubungan erat dengan bidang tugasnya guna meningkatkan kinerja ke arah
yang lebih baik.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa Pendidik cerdas dan
mencerdaskan adalah pendidik yang memiliki kecerdasan dan mampu mengembangkan
potensi yang dimiliki oleh diri sendiri dan setiap individu atau peserta didik secara optimal,
meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada tuhan yang maha esa, berilmu, kreatif dan
menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Guru akan mampu untuk mencerdaskan bangsa, memajukan pembangunan bangsa ini
adalah guru yang profesional yang mampu melaksanakan peran tugasnya. Guru dituntut
untuk mampu menjadi fasilitator proses pembelajaran dengan teknologi informasi dan turut
berperan dalam menanggulangi banyaknya informasi negatif yang merusak moral bangsa.
Pengembangan kemampuan guru cerdas dan mencerdaskan merupakan hal yang
penting sekaligus merupakan hal yang tidak akan pernah selesai. Pengembangan kemampuan
guru memerlukan kesinambungan dan evaluasi secara terus menerus tanpa henti.
Pengembangan demi pengembangan selalu terus diperlukan demi mencapai kualitas
pendidikan yang terbaik seiring pekembangan di zamannya.
Langkah lain yang dilakukan oleh sekolah untuk mengembangkan guru cerdas dan
mencerdskan adalah melalui peningkatan pemanfaatan teknologi informasi yang sedang
berkembang sekarang ini dan mendorong guru untuk menguasainya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Cornel. W.F. 1974. The Foundation of Education
Dikutif dari Miguel MA. Vareka. Education for Tomorrow. APEID, Unesco PROAP,
Bangkok. 1990, oleh Santoso S. Hamidjojo
http ://Lima Problem Guru Cerdas dan Kreatif _ Motivasi _ Psikologi dan Pengembangan
diri.html
http: //PENDIDIK CERDAS DAN MENCERDASKAN _ pgsdpunya.html