Page 1
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 1
GUBERNUR JAWA TIMUR
NOTA PERTANGGUNGJAWABAN
GUBERNUR JAWA TIMUR DALAM RANGKA PENYAMPAIAN
LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPJ)
MENGENAI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAN
PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2009
KEPADA DPRD PROVINSI JAWA TIMUR
Surabaya, Mei 2010
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dan Salam Sejahtera, Yth. Sdr. Ketua dan Para Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur; Sdr. Segenap Anggota Komisi dan Fraksi DPRD Provinsi
Jawa Timur;
Page 2
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 2
Sdr. Para Kepala SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, serta;
Sdr. Hadirin dan Undangan, yang berbahagia.
Mengawali sambutan saya pada agenda sidang
paripurna hari ini, marilah sejenak kita panjatkan rasa puji
syukur yang sedalam-dalamnya kehadirat ALLAH SWT. Karena
atas berkat limpahan rachmat, hidayah serta karunia-NYA
semata, pada hari ini kita semua masih diberikan kekuatan
serta kesehatan lahir dan bathin. Sehingga dapat menghadiri
agenda sidang paripurna mengenai pertanggungjawaban kami
atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Jawa Timur Tahun
Anggaran 2009 kepada DPRD.
Semoga TUHAN YANG MAHA KUASA senantiasa
memberikan ridlo’NYA kepada kita sekalian, sehingga kita
semua dapat mengikuti seluruh rangkaian agenda sidang
paripurna ini dari awal hingga purna nanti.
Sebelum saya menyampaikan nota
pertanggungjawaban tahun anggaran 2009, terlebih dahulu
ijinkan saya menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada
Page 3
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 3
segenap Anggota Dewan Yang Terhormat, yang telah berkenan
hadir dalam sidang paripurna hari ini sehingga memenuhi
jumlah quorum yang ditentukan.
Kehadiran Anggota Dewan dalam sidang paripurna
penyampaian pertanggungjawaban kami kepada DPRD,
tentunya sangat penting. Selain untuk memenuhi kewajiban
Kepala Daerah kepada DPRD, adalah juga untuk memberikan
kejelasan bahwa sidang paripurna ini dapat berlanjut hingga
tahapan akhir pendapat akhir fraksi-fraksi, yang kami harapkan
“Dapat Menerima” laporan pertanggungjawaban kami secara
keseluruhan.
Sidang Dewan dan Hadirin Yang Terhormat,
Dalam kesempatan yang baik ini, secara khusus saya
perlu menyampaikan ucapan “SELAMAT” kepada segenap
Anggota Dewan Yang Terhormat, yang telah terpilih dan
dilantik menjadi wakil rakyat untuk periode masa kerja tahun
2009-2014.
Page 4
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 4
Masyarakat tentunya sangat berharap bahwa
pelantikan wakil rakyat ini bukanlah sekedar seremonial belaka,
untuk membuktikan bahwa demokrasi telah berjalan dengan
baik.
Akan Tetapi, lebih jauh dari itu masyarakat sangat
menaruh harapan besar kepada seluruh Anggota Dewan yang
terpilih, agar dapat lebih memaknai amanat kepercayaan yang
diberikan oleh rakyat, sekaligus dapat menampung serta
mewujudkan berbagai aspirasi yang berkembang di
masyarakat.
Selain itu, keberadaan DPRD diharapkan dapat menjadi
jembatan utama aspirasi masyarakat antara eksekutif dengan
legislatif. Sehingga fenomena yang berkembang dan
permasalahan aktual dan krusial di masyarakat, cepat teratasi
dengan tuntas serta membawa hasil perubahan positif yang
dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Disisi lain, pihak pemerintah daerah juga berharap
banyak terhadap eksistensi DPRD selaku legislatif, agar dalam
Page 5
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 5
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan selama lima
tahun masa bakti kedepan dapat menjalankan peran dan
fungsinya sebaik mungkin.
Baik itu sebagai mitra kesejajaran dan mitra kerja
eksekutif dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah,
maupun dalam menjalankan fungsi legislasi, pengawasan dan
anggaran sesuai dengan aturan perundangan maupun harapan
masyarakat.
Selanjutnya, kami juga berharap agar dalam
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah selama lima
tahun masa bakti kedepan, Pemerintah Daerah Provinsi
mendapatkan dukungan penuh dari segenap Anggota Dewan
Yang Terhormat. Khususnya terhadap kebijakan-kebijakan pro
rakyat untuk meningkatkan pelayanan publik, kesejahteraan
masyarakat, dan mengentas kemiskinan di Jawa Timur.
Nuansa tersebut, tentunya memiliki keberpihakan
kepada masyarakat untuk tetap teguh komitmen terhadap
nasib rakyat maupun kepada pemerintah daerah, dalam hal
Page 6
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 6
mengaktualisasikan persoalan-persoalan krusial dan kinerja
kebijakan-kebijakan Pemerintah Daerah, khususnya yang
berdampak meluas, sehingga dapat membawa perubahan
positif terhadap kinerja social dan ekonomi masyarakat Jawa
Timur secara keseluruhan.
Kami sangat memahami bahwa untuk dapat
mewujudkan visi dan misi kami lima tahun kedepan, tentunya
sangatlah memerlukan dukungan semua pihak, baik pelaku-
pelaku pembangunan maupun semua unsur dan elemen
masyarakat yang terlibat secara langsung dalam aktivitas
perekonomian daerah.
Oleh karena itu, kita perlu untuk tetap menjaga
harmonisasi kehidupan pada setiap tingkat sosial di
masyarakat, karena dengan terjaganya stabilitas harmonisasi
kehidupan sosial masyarakat, akan dapat memperkuat dan
mendorong mobilisasi serta mempercepat tujuan dan sasaran
pembangunan daerah secara adil, merata dan menyeluruh.
Page 7
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 7
Kita semua tentu sangat berharap, agar suasana
harmoni dalam hubungan kerjasama antara eksekutif, legislatif
dan seluruh stakeholder untuk masa waktu lima tahun
kedepan, dapat berjalan seiring, seirama, terpadu, sinergis dan
menyeluruh, sehingga menghasilkan kinerja yang optimal
dalam mewujudkan apa yang kita inginkan bersama dalam
jangka menengah mendatang.
Pimpinan Dewan dan Segenap Anggota Dewan Yang
Terhormat,
Pada kesempatan yang baik ini pula, ijinkan kami
selaku Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur
menyampaikan ucapan banyak terima kasih kepada seluruh
masyarakat Jawa Timur, yang telah memberikan kepercayaan
penuh kepada kami untuk memimpin Jawa Timur periode
tahun 2009-2014.
Page 8
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 8
Kepercayaan besar dari rakyat ini tidak lain adalah
merupakan bentuk penghargaan dan penghormatan sekaligus
penganugerahan derajat yang tinggi dari masyarakat Jawa
Timur kepada kami. Penghargaan, penghormatan dan
penganugerahan ini, tidak lain adalah merupakan amanah dari
ALLAH SWT. Oleh karena itu, pada kesempatan ini sudah
sepatutnya kami mengucap puji syukur “ALHAMDULILLAH”
yang sedalam-dalamnya kepada ALLAH SWT.
Kami sangat memahami bahwa entitas kepercayaan
rakyat, selain mengemban amanat yang membawa misi aspirasi
masyarakat dan beban tugas untuk menyelenggarakan tugas
pemerintahan daerah dengan sebaik-baiknya, adalah juga
mengandung makna bahwa kami harus dapat mewujudkan
kepercayaan kembali kepada masyarakat dalam bentuk proses
pemberdayaan yang dinamis dan berkelanjutan menuju
kesejahteraan.
Memahami besarnya kepercayaan rakyat untuk
memilih kami sebagai Kepala Daerah lima tahun kedepan, tentu
Page 9
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 9
saja kami akan selalu menjaga dan memelihara amanah ini
dengan sebaik-baiknya.
Insyaallah, dengan didukung oleh semua lapisan
masyarakat, kami akan dapat mewujudkan kehendak
masyarakat Jawa Timur untuk memberikan pelayanan umum
yang optimal serta mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan.
Dalam kesempatan ini pula, perlu kami sampaikan
kepada Segenap Anggota Dewan Yang Terhormat, bahwa
laporan pertanggungjawaban tahun anggaran 2009 ini adalah
merupakan laporan pertanggungjawaban yang pertama dari
keseluruhan lima tahun masa jabatan kami tahun 2009-2014.
Belajar dari pengalaman kewajiban pelaporan Kepala
Daerah kepada DPRD tahun-tahun sebelumnya, serta mengikuti
perkembangan kondisi reformasi birokrasi, walaupun secara
keseluruhan laporan terdahulu telah dapat diterima oleh
Segenap Anggota Dewan, akan tetapi kami masih merasa
Page 10
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 10
bahwa laporan tersebut belum memenuhi harapan Segenap
Anggota Dewan Yang Terhormat.
Beberapa catatan rekomendasi yang diberikan legislatif
kepada eksekutif pada laporan-laporan sebelumnya, hal ini
menunjukkan bahwa masih perlu adanya pembenahan dan
perbaikan, khususnya dalam substansi muatan LKPJ yang kami
laporkan.
Oleh karena itu, agar muatan laporan
pertanggungjawaban kami kedepan semakin lebih baik dan
memiliki muatan sesuai yang diharapkan serta lebih
berkualitas, kami telah berinisiatif untuk melakukan kerjasama
melalui kegiatan asistensi atau pendampingan dengan BPKP
Perwakilan Provinsi Jawa Timur, dengan tujuan semata-mata
untuk memperbaiki kinerja sistem pelaporan kami kepada
DPRD.
Harapan kami, semoga dengan pendampingan ini
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur mendapatkan
bimbingan, arahan serta masukan-masukan yang sifatnya
Page 11
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 11
progresif dan bermanfaat sesuai yang kita harapkan, sehingga
kewajiban laporan kami kepada DPRD semakin memenuhi
harapan Segenap Anggota Dewan Yang Terhormat.
Pimpinan Dewan dan Segenap Anggota Dewan Yang
Terhormat,
Tentu saja, kami sangat memahami bahwa sebagai
seorang Kepala Daerah dalam wilayah yang cukup luas seperti
Jawa Timur, memiliki peran dan fungsi yang sangat besar dan
strategis dalam memberikan kontribusi terhadap kemajuan
bangsa Indonesia.
Sebagai seorang Kepala Daerah tentunya kami memiliki
beberapa tugas dan wewenang utama yang sangat penting
sebagaimana diatur dalam Pasal 25 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu
mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah dengan
menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Page 12
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 12
Kewajiban tersebut yaitu memberikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam bentuk Laporan
Keterangan Pertanggung Jawaban Kepala Daerah kepada DPRD,
seperti yang kami sampaikan saat ini.
Selain itu, penyampaian pertanggungjawaban ini juga
merupakan amanat Pasal 27 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, serta Pasal: 17 Ayat
1 Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah,
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Kepala Daerah
kepada DPRD dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat.
Dengan telah melaksanakan kewajiban-kewajiban
Kepala Daerah, hal ini menunjukkan bahwa kami sebagai
Gubernur telah berupaya sebaik mungkin untuk dapat
menjalankan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan, sesuai dengan azas umum penyelenggaraan
pemerintahan yang meliputi asas kepastian hukum, asas tertib
Page 13
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 13
penyelenggaraan negara, asas keterbukaan serta asas
akuntabilitas.
Laporan pertanggungjawaban ini, merupakan wujud
kinerja tahapan tahun pertama yang sekaligus penjabaran dari
seluruh implementasi lima tahun tahapan yang ditetapkan
dalam Peraturan Gubernur Nomor 57 Tahun 2008 tentang
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Jawa
Timur Tahun 2009.
Selanjutnya, perlu kami sampaikan bahwa laporan ini
secara yuridis merupakan wujud kinerja atas implementasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah, yang tertuang didalam
Nota Kesepakatan Bersama (MoU) Nomor:
188/4/NK/013/2009 dan Nomor: 160/05/NK/060/2009 Tanggal
16 Juli 2009 Agustus 2009 tentang Kebijakan Umum Perubahan
APBD (KUA) Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009 serta
Nomor 188/5/NK/013/2009 dan 160/06/NK/060/2009 Tanggal
16 Juli 2009 tentang Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
(PPAS) APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009.
Page 14
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 14
Secara legalitas, laporan ini merupakan implementasi
daripada kebijakan perencanaan dan penganggaran
pembangunan daerah yang secara teknis operasional
merupakan tindak lanjut daripada Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 Tanggal 29 Desember 2008
tentang APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009 serta
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2009
tentang Perubahan APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran
2009.
Ketentuan perencanaan dan penganggaran untuk
tahun anggaran 2009 tersebut, secara keseluruhan ditetapkan
dalam Peraturan Gubernur Nomor 58 Tahun 2009 Tanggal 10
September 2009 tentang Penjabaran Perubahan APBD Provinsi
Jawa Timur Tahun Anggaran 2009.
Pimpinan Dewan dan Segenap Anggota Dewan Yang
Terhormat,
Page 15
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 15
Dengan berlandaskan pada Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) Tahun 2009 serta memperhatikan kondisi permasalahan
maupun kebutuhan masyarakat, Tema Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009
adalah “Memperkokoh Sendi-Sendi Kesejahteraan Masyarakat
dan Peningkatan Upaya Penanganan Kemiskinan”.
Melalui tema tersebut, Pembangunan Jawa Timur
Tahun 2009 ditetapkan dengan koridor 7 Agenda
Pembangunan yang diprioritaskan untuk Meningkatkan
Pelayanan Dasar Masyarakat, Memperkuat Kualitas
Pertumbuhan Ekonomi yang Didukung oleh Pembangunan
Pertanian, Infrastruktur Dasar dan Energi serta Pemantapan
Reformasi Birokrasi di Bidang Kelembagaan dan Kebijakan
Publik.
Adapun, strategi pembangunan Jawa Timur Tahun
2009 dioperasionalkan melalui Dual Track Strategy yang
memfokuskan pada Optimalisasi Pelayanan Sosial Dasar dan
Peningkatan Kualitas Pertumbuhan Ekonomi.
Page 16
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 16
Fokus strategi tersebut, didukung oleh 4 (empat) pilar
utama yaitu Reformasi Birokrasi, Pembangunan Infrastruktur,
Pembenahan Kebijakan Publik dan Regulasi serta Alternatif
Sumber-sumber Pembiayan Pembangunan.
Strategi ganda dengan 4 pilar utama dimaksud,
merupakan wujud implementasi satu tahapan dari Visi
“Terwujudnya Jawa Timur yang makmur dan Berakhlak dalam
Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia”, yang
diimplementasikan melalui Misi “Mewujudkan Makmur
Bersama Wong Cilik melalui APBD untuk Rakyat”.
Selain itu, strategi ganda dalam rangka mewujudkan
visi dan misi tersebut, memberikan kontribusi terhadap 4
(empat) strategi pokok pembangunan yang meliputi antara lain
Pertama, Pembangunan berkelanjutan berpusat pada rakyat
yang mengedepankan partisipasi rakyat dalam merencanakan,
melaksanakan dan mengawasi program pembangunan yang
menyangkut hajat hidup mereka sendiri. Kedua, Keberpihakan
kepada masyarakat miskin. Ketiga, Pengarusutamaan gender.
Page 17
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 17
Keempat, Keseimbangan pemerataan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan agroindustri
atau agrobisnis.
Empat strategi pokok tersebut, selanjutnya kami
realisasikan melalui 9 (Sembilan) Agenda Utama Pembangunan,
yang hasilnya kami aplikasikan kedalam 18 Prioritas Program
Pembangunan, yaitu meliputi:
1. Agenda Meningkatkan Lapangan Kerja dan Kualitas
Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan, terutama Bagi
Masyarakat Miskin.
Agenda ini diimplementasikan melalui Program
Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan
Pendidikan dan Program Peningkatan Aksesibilitas dan
Kualitas Pelayanan Kesehatan.
2. Agenda Memperluas Lapangan Kerja, Meningkatkan
Efekvifitas Penanggulangan Kemiskinan, Memberdayakan
Ekonomi Rakyat, terutama Wong Cilik dan Meningkatkan
Kesejahteraan Sosial Rakyat.
Page 18
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 18
Agenda ini kami implementasikan kedalam Program
Perluasanan Lapangan Kerja. Program Peningkatan
Efektivitas Penanggulangan Kemiskinan, dan Program
Peningkatan Kesejahteraan Sosial Rakyat.
3. Agenda Meningkatkan Percepatan Pemerataan dan
Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas dan
Berkelanjutan, terutama melalui Pengembangan
Agroindustri/Agrobisnis, serta Pembangunan dan
Perbaikan Infrastruktur, terutama Pertanian dan
Pedesaan.
Agenda ini dilaksanakan melalui Program Revitalisasi
Pertanian dan Pengembangan Agroindustri/Agrobisnis.
Program Pemberdayaan Koperasi UMKM. Program
Peningkatan Investasi, ekspor Non Migas dan Pariwisata.
Program Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur.
Dan, Program Pembangunan dan Pemeliharaan
Infrastruktur.
Page 19
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 19
4. Agenda Memelihara Kualitas dan Fungsi Lingkungan
Hidup, serta Meningkatkan Perbaikan Pengelolaan
Sumber Daya Alam dan Penataan Ruang.
Agenda ini diimplementasikan melalui Program
Pemeliharaan Kualitas dan Fungsi Lingkungan Hidup serta
Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Penataan
Ruang.
5. Agenda Mewujudkan Percepatan Reformasi Birokrasi dan
Meningkatkan Pelayanan Publik.
Agenda ini dilaksanakan melalui Program Percepatan
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Peningkatan
Pelayanan Publik.
6. Agenda Meningkatkan Kualitas Kesalehan Sosial demi
Terjaganya Harmonisasi Sosial.
Agenda ini kami implementasikan melalui Program
Peningkatan Kualitas Kesalehan Sosial demi Terjaganya
Harmonisasi Sosial.
Page 20
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 20
7. Agenda Meningkatkan Kualitas Kehidupan dan Peran
Perempuan, serta Terjaminnya Kesetaraan Gender dan
Meningkatkan Peran Pemuda serta Mengembangkan dan
Memasyarakatan Olahraga.
Agenda ini dilaksanakan melalui Program Peningkatan
Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan di Semua
Bidang dan Terjaminnya Keseteraan Gender. Program
Peningkatan Peran Pemuda dan Pengembangan Olahraga.
8. Agenda Meningkatkan Keamanan dan Ketertiban,
Supremasi Hukum dan Penghormatan Hak Asasi Manusia.
Agenda ini dimplementasikan melalui Program
Penghormatan, Pengakuan dan Penegakan Hukum dan
Hak Asasi Manusia. Program Peningkatan Keamanan dan
Ketertiban dan Penanggulangan Kriminalitas.
9. Agenda Mewujudkan Percepatan Penanganan Rehabilitasi
dan Rekonstruksi Sosial Ekonomi Dampak Lumpur Panas
LAPINDO.
Page 21
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 21
Agenda ini dilaksanakan melalui Program Percepatan
Penanganan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sosial Ekonomi
Dampak Lumpur Panas Lapindo.
Dari 9 (Sembilan) agenda utama yang diaplikasikan
kedalam 18 prioritas program dan arah kebijakan umum
tersebut, secara keseluruhan hasilnya telah memberikan
kontribusi terhadap kinerja makro 5 (lima) Indicator Kinerja
Utama, dengan hasil kinerja tahun 2009 sebagai berikut :
1) Tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,08 persen
2) Prosentase Penduduk Miskin terhadap Jumlah Penduduk
Jawa Timur sebesar 16,68 persen
3) Prosentase Pertumbuhan Ekonomi sebesar 5,01 persen
4) Indeks Disparitas Wilayah sebesar 116,02
5) Indeks Pembangunan Manusia sebesar 70,98.
Adapun, uraian lengkap mengenai indikator kinerja utama
secara garis besar, akan kami sampaikan pada halaman
berikutnya.
Page 22
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 22
Selanjutnya, perlu kami sampaikan bahwa dalam
laporan keterangan pertanggungjawaban saya tahun 2009 ini,
memang tidak terlepas dari dukungan kontribusi kinerja
Penjabat Gubernur Sementara, yang bekerja sejak bulan
Agustus 2008 sampai dengan awal bulan Pebruari 2009.
Sehingga, hasilnya dapat menjadi nilai tambah sekaligus
menjadi landasan mobilisasi kinerja kami di tahun 2009.
Pimpinan Dewan dan Segenap Anggota Dewan Yang
Terhormat,
Pada kesempatan ini sekali lagi perlu kami sampaikan,
bahwa penyampaian laporan nota pertanggungjawaban kami
ini adalah untuk memenuhi prinsip kepatuhan dan ketaatan
sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 3
Tahun 2007, yang menekankan laporan pertanggungjawaban
agar disampaikan kepada DPRD paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah tahun anggaran berakhir.
Page 23
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 23
Oleh karena itu, dengan memperhatikan ketentuan
tersebut, maka data keuangan yang disajikan dalam laporan ini
adalah berdasarkan laporan keuangan tahun 2009 yang belum
diperiksa atau belum diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK).
Hal ini mohon dapatnya dipahami oleh Segenap
Anggota Dewan Yang Terhormat, mengingat untuk dapat
menyampaikan laporan yang “Audited”, kami harus menunggu
hasil akhir pemeriksaan BPK yang disertai dengan opini pada
bulan Juni 2010 mendatang, tentunya hal ini melebihi masa
waktu 3 (tiga) bulan yang ditetapkan.
Selanjutnya, sesuai dengan amanat Pasal 17 Ayat 1
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tersebut, kami
akan menyampaikan laporan pertanggungjawaban dengan
sistimatika per bab yang terdiri dari Bab I mengenai
Pendahuluan. Bab II mengenai Kebijakan Pemerintah Daerah.
Bab III mengenai Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan
Daerah. Bab IV mengenai Penyelenggaraan Urusan
Page 24
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 24
Pemerintahan Daerah. BAb V mengenai Penyelenggaraan Tugas
Pembantuan. Bab VI mengenai Penyelenggaraan Tugas Umum
Pemerintahan serta Bab VII Penutup.
Laporan tersebut, selengkapnya kami sampaikan
kepada Segenap Anggota Dewan Yang Terhormat secara
bersamaan dalam bentuk “LAMPIRAN”. Adapun Nota
Pengantar Pertanggungjawaban yang kami sampaikan ini, agar
tidak terkesan terlalu panjang dan memakan waktu lama,
ijinkan kami menyampaikan nota pertanggungjawaban ini
khusus mengenai hal-hal yang bersifat penting dan strategis
saja.
Laporan kami secara keseluruhan meliputi Pertama,
Laporan Kinerja Program Kerja 100 (seratus) Hari. Kedua,
Laporan Kinerja Agregat Makro Ekonomi dan Social. Dan Ketiga,
Laporan Kinerja Program Pembangunan yang dilaksanakan oleh
seluruh SKPD Provinsi, sebagai wujud implementasi tahunan
dari 9 Agenda Utama yang dijabarkan kedalam 18 Prioritas
Program Pembangunan Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun
Page 25
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 25
2009-2014. Keempat, Kinerja Keberhasilan Pembangunan Jawa
Timur atau Penghargaan Yang Diterima Gubernur dari
Pemerintah Pusat.
Pimpinan Dewan, Segenap Anggota Dewan serta Hadirin dan
Undangan Yang Terhormat,
Berikut ini, Nota Pertanggungjawaban
Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan di Jawa
Timur Tahun Anggaran 2009 kami sampaikan “secara garis
besar dan ringkas”, sebagai berikut:
Laporan Pertanggungjawaban Kami yang Pertama, mengenai
Kinerja Program 100 (Seratus) Hari Kerja.
Kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah Jawa
Timur tahun 2009 diawal masa pemerintahan kami sebagai
Kepala Daerah yaitu berupa Kinerja Program 100 Hari Kerja.
Kinerja program ini merupakan kinerja pertama kami
dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan lebih, sejak kami dilantik
bulan Pebruari 2009 yang lalu, dan sekaligus merupakan
Page 26
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 26
langkah awal kami untuk memulai tugas dan kewajiban sebagai
kepala daerah di tahun 2009 dari periode masa jabatan kami
selama lima tahun kedepan.
Program 100 Hari Kerja ini tetap mengacu pada
Tujuan, Sasaran dan Strategi daripada Visi dan Misi kami yang
dituangkan dalam dokumen RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun
2009-2014 melalui “APBD untuk Rakyat”.
Perlu kami sampaikan bahwa kinerja program dalam
100 Hari Kerja, merupakan upaya serius kami diawal
kepemimpinan untuk segera dapat mengatasi dan mengurangi
permasalahan actual, krusial dan mendasar bagi masyarakat
Jawa Timur, yakni meliputi permasalahan Pendidikan,
Kesehatan, Kesetaraan Gender, Perumahan, Penanganan
Generasi Muda, Perbaikan Infastruktur, Coorporate Social
Responsibility serta Lingkungan.
Secara garis besar, fokus sasaran program kerja 100
Hari mencakup 7 (tujuh) Sasaran Program Prioritas dan 4
(empat) Isu Actual, yaitu antara lain:
Page 27
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 27
1. Program Pendidikan
Program ini diarahkan untuk pemberian Biaya Operasional
Sekolah (BOS) gratis bagi wajib belajar pendidikan dasar 9
tahun baik umum maupun agama melalui kerjasama
sharing anggaran antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur
dengan Pemerintah Kabupaten Sampang dan Bondowoso
sebagai pilot project.
Sasaran pilot project kepada dua kabupaten tersebut
dengan pertimbangan menurut data mutakhir, daerah di
Jawa Timur yang termasuk katagori daerah yang memiliki
kualitas sumber daya manusia terendah yang ditunjukkan
oleh indicator indeks pembangunan manusia terendah dari
seluruh kabupaten di Jawa Timur.
Program ini menyerap dana sharing APBD Kabupaten
Sampang sebesar 5,390 Milyar Rupiah dan Sharing dana
APBD Provinsi sebesar 8,084 Milyar Rupiah. Sedangkan dari
Page 28
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 28
dana APBD Kabupaten Bondowoso sebesar 2,831 Milyar
Rupiah dan sharing dana APBD Provinsi sebesar 4,247
Milyar Rupiah.
Sasaran program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar
Dikdas) 9 tahun ini adalah SD atau MI atau SDLB atau
Diniyah Ula, juga SMP atau MTs atau SMPLB atau Diniyah
Wusto.
2. Program Kesehatan
Program ini diarahkan untuk pelayanan pengobatan gratis
dan pemberian gratis alat kontrasepsi kepada para
akseptor KB khususnya pasangan usia subur bagi
masyarakat miskin melalui kerjasama sharing anggaran
antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebesar 40 persen
dengan Pemerintah Kabupaten Gresik dan Kota Kediri
masing-masing sebesar 60 persen sebagai pilot project.
Sasaran program ini difokuskan pada pelayanan dasar
kesehatan di Puskesmas dan RSUD Kelas III yang dijamin
oleh Pemerintah atau gratis, untuk selama kurun waktu 6
Page 29
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 29
(enam) bulan mulai dari Bulan Juni 2009 sampai dengan
Bulan Desember 2009.
Program ini menyerap dana sharing APBD Kabupaten
Gresik sebesar 9,048 Milyar Rupiah dan sharing dana APBD
Provinsi sebesar 6,031 Milyar Rupiah. Sedangkan dana
sharing APBD Kota Kediri sebesar 3,523 Milyar Rupiah dan
sharing dana APBD Provinsi sebesar 2,348 Milyar Rupiah.
Sasaran program Pelayanan Kesehatan Gratis di Puskesmas
dan Kamar Kelas III Rumah Sakit Pemerintah ini
diprioritaskan kepada pasien masyarakat miskin, berjumlah
sebanyak 1 Juta 200 Ribu Orang melalui program Jaminan
Kesehatan Daerah (JAMKESDA).
3. Program Pemberdayaan Perempuan dan KB
Program ini diarahkan untuk memberikan hak yang sama
kepada perempuan dalam melaksanakan dan menikmati
hasil pembangunan, serta untuk percepatan pengendalian
laju pertumbuhan penduduk di daerah-daerah yang tingkat
produktivitasnya tinggi.
Page 30
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 30
Adapun pelaksanaannya melalui kerjasama antara
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Kodam
V/Brawijaya dan Kepala BKKBN Provinsi Jawa Timur.
Sasaran program dengan alokasi dana seluruhnya
mencapai sebesar 2 Milyar Rupiah tersebut, diperuntukkan
bagi daerah-daerah yang memiliki laju pertumbuhan
penduduk sangat tinggi, sehingga mampu mengendalikan
tingkat kehamilan kepada lima puluh ribu Sembilan ratus
peserta usia subur per alat kontrasepsi.
Selain itu, sasaran pelayanan KB pada daerah rendah telah
mampu melayani 12 Kabupaten yang meliputi Kabupaten
Jombang, Malang, Tulungagung, Bangkalan, Mojokerto,
Banyuwangi, Pasuruan, Gresik, Probolinggo, Situbondo,
Bondowoso, dan Sampang serta 2 Kota meliputi Kota
Probolinggo dan Surabaya).
4. Program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)
Program ini diarahkan untuk perbaikan rumah tidak layak
huni meliputi pekerjaan Lantai, Dinding, Ventilasi (Pintu
Page 31
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 31
dan Jendela) serta lainnya, yang tersebar di seluruh daerah
kabupaten di Jawa Timur. Pelaksanaannya dilakukan
dengan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur
dengan Kodam V/Brawijaya secara bertahap yakni Tahap I
dan II.
Sasaran program ini pada tahap I di launching di Kabupaten
Pamekasan pada tanggal 8 Mei 2009 diperuntukkan bagi
10.000 unit rumah tidak layak huni dengan biaya dari dana
murni APBD Provinsi sebesar 59,8 Milyar Rupiah lebih yang
tersebar di 10 Kabupaten di Jawa Timur yaitu Kabupaten
Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Jember,
Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Trenggalek dan
Pacitan.
Sedangkan, pada Tahap II di launching di Kabupaten
Jombang pada tanggal 14 Juli 2009 dengan dana P-APBD
Provinsi sebesar 50 Milyar Rupiah untuk perbaikan 10.000
unit rumah tidak layak huni di 10 daerah lainnya masing-
masing merenovasi 1.000 rumah yaitu Kabupaten
Page 32
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 32
Banyuwangi, Lumajang, Pasuruan, Jombang, Madiun,
Ponorogo, Magetan, Ngawi, Bojonegoro dan Tuban.
Kebijakan program ini pada tahun 2009 telah memperbaiki
sebanyak 20.000 unit rumah tidak layak huni pada 20
daerah Kabupaten di Jawa Timur.
5. Program Anti Narkoba
Program ini diarahkan untuk memerangi penyalahgunaan
narkoba di Jawa Timur yang menduduki peringkat kedua di
Indonesia setelah DKI Jakarta. Pelaksanaannya dilakukan
dengan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur
dengan Polisi Daerah (POLDA) Jawa Timur.
Sasaran program ini dipergunakan untuk kegiatan operasi
narkoba di tempat hiburan, kegiatan penyelidikan dan
penyidikan serta kegiatan pengungkapan kasus. Kegiatan
ini didukung dana APBD Provinsi sebesar 1 Milyar Rupiah
dengan target capaian selama 6 (enam) bulan untuk 3
(tiga) Kota Besar di Jawa Timur yaitu Kota Surabaya,
Malang dan Kediri.
Page 33
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 33
Kebijakan program dengan kegiatan operasi narkoba
ditempat hiburan telah dilakukan pada 10 tempat hiburan
di 3 Kota Besar selama 6 (enam) bulan. Dari kegiatan
tersebut telah dilakukan penyelidikan dan penyidikan
dengan target sebanyak 3 unit untuk setiap bulan sebanyak
15 kasus.
Dengan demikian, kebijakan program ini selama 6 bulan
telah berhasil mengungkap sekaligus mengurangi kasus
narkoba secara drastic dari sebanyak 2.575 kasus dan
23.287 tersangka menjadi sebanyak 764 kasus dengan
sebanyak 1.001 tersangka.
6. Program Penanganan Infrastruktur
Program ini diarahkan untuk peningkatan pelayanan dasar
masyarakat untuk mendukung kelancaran distribusi barang
yang merupakan urat nadi perekonomian yang sangat vital
bagi masyarakat perdesaan di Jawa Timur, yaitu melalui
upaya perbaikan maupun pemeliharaan Jalan dan
Page 34
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 34
Jembatan, khususnya untuk ruas jalan Nasional maupun
Provinsi.
Sasaran program ini ditetapkan dengan slogan “Tiada Hari
Tanpa Tambal Jalan”. Selama tahun 2009, kegiatan
penambalan pada jalan-jalan yang berlubang kurang lebih
sebanyak 10.000 jalan berlubang baik yang lubangnya kecil,
sedang maupun besar khususnya Jalan Provinsi dan
Nasional.
Perbaikan lubang jalan ini nantinya akan dilakukan pada
ruas jalan Nasional sepanjang lebih kurang 1.899,21 Km
melalui dana APBN dan ruas jalan Provinsi sepanjang
2.000,98 Km melalui dana APBD Provinsi.
Perbaikan Ruas Jalan Provinsi memang mendapat
perhatian ekstra, karena sebagian besar umurnya sudah
melebihi waktu perencanaan 5-7 tahun, selebihnya harus
dilakukan pelapisan lagi.
Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Provinsi pada tahun
2009 telah mengalokasikan dana APBD Provinsi untuk
Page 35
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 35
pembangunan konstruksi atau fisik jalan dan jembatan
sebesar 125 Milyar Rupiah, karena setiap kilometernya
membutuhkan dana sekitar 800 Juta Rupiah.
Kebijakan program ini telah berhasil memperbaiki ruas
jalan Provinsi sepanjang 2.000,98 Km dengan penanganan
pemeliharaan sepanjang 1.975,78 Km dan penanganaan
peningkatan sepanjang 25,2 Km.
Pada tahun 2010, kami akan membenahi infrastruktur jalan
poros desa dan air bersih pada 1.250 desa terpencil atau
terisolasi yang memiliki keterbatasan akses dan sulit atau
rawan air. Tujuannya, agar Desa-Desa terpencil dapat
berkembang baik secara ekonomi maupun social.
7. Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Program
Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL)
Program ini diarahkan untuk merangkul pihak-pihak
BUMN/Perbankan dan Perusahaan Swasta di Jawa Timur
Page 36
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 36
agar bersedia secara sukarela bekerjasama dengan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui pola kemitraan.
Untuk keberlanjutan program CSR/PKBL, maka pada
tanggal 18 Januari 2010 telah dilakukan penandatangan
MoU antara pemerintah provinsi Jawa Timur dengan
perusahaan BUMN, BUMD, dan Swasta. Dengan adanya
penandatanganan MoU ini diharapkan dapat dilakukan
berbagai langkah terkait dengan koordinasi, integrasi,
sinkronisasi dan sinergi antara program-program
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan program CSR/PKBL
yang dilaksanakan oleh BUMN/BUMD maupun Perusahaan
Swasta.
Sasaran program ini adalah untuk meningkatkan peran
swasta maupun dunia usaha (sebagai good business ethics)
agar dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat
serta lingkungan sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kegiatan ini secara keseluruhan
mampu menghimpun dana CSR sebesar 15 Trilyun Rupiah
Page 37
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 37
melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). Dana
tersebut berasal dari 14 Perusahaan Swasta, BUMN
maupun BUMD yang beroperasi di Jawa Timur.
Dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dialokasikan dana
APBD Provinsi sebesar 171 Milyar Rupiah lebih, yang
didukung penyaluran dana Corporate Social Responsibility
(CSR) dan PKBL.
Kebijakan program ini telah mampu membina Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang meliputi
Pembinaan, Pendampingan, Perkuatan, Kewirausahaan,
Bantuan Sarana dan Prasarana, Pembukaan Lapangan kerja
serta Pemberdayaan.
Dari kegiatan CSR/PKBL di Jawa Timur ini ditaksir terjadi
perputaran uang sector swasta mencapai 300 Trilyun
Rupiah dalam setahun. Diperkirakan dana yang disisihkan
untuk CSR yang mencapai 15 Trilyun Rupiah nilainya setara
dengan 2 kali daripada total APBD Provinsi Jawa Timur
Tahun 2009.
Page 38
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 38
Namun demikian, program ini dilakukan masih merupakan
inisiatip daripada masing-masing perusahaan, sehingga
obyek sasaran dari CSR masih banyak yang belum tepat
sasaran yang diharapkan, sehingga kedepan program
pemberdayaan masyarakat dan bina lingkungan ini perlu
untuk diintegrasikan, agar lebih efektif dan
berkesinambungan serta menyesuaikan karakteristik
tempat dimana CSR dilaksanakan serta memperhatikan
potensi dan kondisi permasalahan di masing-masing
daerah Kabupaten/Kota.
Selain itu, kinerja program 100 Hari terkait dengan
perkembangan social dan isu-isu actual meliputi
Penanggulangan Bencana Banjir, Relokasi Jalan Tol akibat
Lumpur Sidoarjo, Penanganan DP4 Pilpres/Wapres, Penertiban
Stren Kali Wonokromo dan Percepatan Pembangunan Jalan Tol.
Penanganan isu actual mendesak penanggulangan
Bencana Banjir dilakukan untuk 2 (dua) Wilayah Sungai Besar di
Page 39
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 39
Jawa Timur yaitu Wilayah Sungai Bengawan Solo dan Sungai
Brantas.
Penanggulangan banjir pada wilayah Sungai Bengawan
Solo dilakukan sejak awal tahun 2009 melalui berbagai upaya
antara lain dengan mempercepat upaya pelaksanaan pekerjaan
infrastruktur pengendalian banjir dengan biaya sebesar 225
Milyar Rupiah meliputi Pengerukan/Normalisasi Floodway
Sedayu Lawas.
Normalisasi ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan
fungsi By Pass/Flood Way Sungai Bengawan Solo ke Laut Jawa
di Plangwot Sedayu Lawas akibat sedimentasi. Perbaikan ini
membutuhkan anggaran sebesar 15 Milyar Rupiah dan mampu
mengurangi kapasitas waktu genangan banjir dari sebelumnya
mencapai kurang lebih 10 hari menjadi 2-3 hari saja.
Selanjutnya, penanggulangan banjir dengan melalui
Pembangunan Tanggul KANOR Kabupaten Bojonegoro.
Pembangunan tanggul Sungai Bengawan Solo pada Ruas
Page 40
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 40
Bojonegoro-Babat di Desa KANOR sebanyak 7 (tujuh) Desa
dengan panjang tanggul seluruhnya 17,865 Km.
Pada tahun 2009 pembangunan konstruksi didukung
dana dari APBN sebesar 17 Milyar Rupiah, dan sharing dana
antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten
Bojonegoro sebesar 2 Milyar Rupiah.
Penanggulangan banjir juga dilakukan melalui
perbaikan Door Lat sebanyak 64 unit dari total seluruhnya 184
unit, dimana 120 unit merupakan kewenangan Kabupaten
Bojonegoro. Perbaikan ini menggunakan dana pasca bencana
Bengawan Solo.
Selain itu, upaya penanggulangan banjir juga dilakukan
melalui percepatan Pembangunan Tanggul Rawa Jabung yang
berfungsi pula untuk tampungan air untuk kepentingan air baku
irigasi persawahan serta kebutuhan air untuk memenuhi
aktivitas hidup masyarakat sekitar.
Sedangkan, penanggulangan banjir Wilayah Sungai
Brantas dilakukan untuk perbaikan Tebing dan normalisasi
Page 41
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 41
Sungai di Wilayah Sungai Pekalen Sampean, Wilayah Sungai
Welang Rejoso dan Wilayah Sungai Brantas. Perbaikan ini
membutuhkan alokasi dana sebesar 65 Milyar Rupiah.
Disamping itu, dukungan dana stimulus lainnya
digunakan untuk peningkatan pengelolaan jaringan irigasi, guna
mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional
(P2BN) dan Peningkatan Irigasi Tambak di Provinsi Jawa Timur
dengan alokasi dana sebesar 66 Milyar Rupiah.
Penanganan isu actual lainnya adalah Relokasi Jalan
TOL karena akibat luapan Lumpur lapindo di Sidoarjo. Relokasi
ini dilakukan pada ruas jalan tol di wilayah Porong mencapai
sepanjang 11,7 Km.
Saat ini pengadaan tanah yang sudah dibayar sampai
dengan akhir Maret 2010 sudah mencapai 70,24 persen, untuk
mengganti Tanah Sawah/Basah dan Tanah Kering yang hingga
kini masih terus dilakukan negosiasi dengan para pemiliknya.
Page 42
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 42
Relokasi jalan tol yang diawali sejak bulan Juni 2009 ini
menurut rencana akan selesai pada tahun 2010 mendatang.
Selain itu, penanganan isu actual oleh Pemerintah
Provinsi juga dilakukan dengan membantu KPU Provinsi
bekerjasama dengan KPU Kabupaten/Kota dan Dinas
Kependudukan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menyusun
mekanisme Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4)
melalui pemutakhiran Daftar Rumah Tangga (DRT).
Hasil pemutakhiran ini kemudian direkonsiliasi dan
diteliti selanjutnya diserahkan kepada Bupati/Walikota untuk
disampaikan kepada KPU Kabupaten/Kota dan Gubernur untuk
diserahkan kepada KPU Provinsi sebagai bahan penyusunan
Daftar Pemilih Sementara (DPS).
Penanganan isu actual juga dilakukan dengan
melakukan Penertiban Stren Kali Wonokromo bekerjasama
dengan pemerintah Kota Surabaya. Dari penghuni sebanyak
364 Kepala Keluarga telah direlokasi ke tempat baru yaitu
Rusunawa Kampung Randu 3 (tiga) TWIN BLOK sebanyak 288
Page 43
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 43
Unit Hunian. Sedangkan sisanya di Rusunawa Wonorejo 2 (dua)
TWIN BLOK sebanyak 192 Unit Hunian.
Namun dari sebanyak 364 Kepala Keluarga eks warga
stren Kali tersebut mendaftar sebanyak 233 Kepala Keluarga,
sedangkan sisanya pindah ke rumah/tempat tinggalnya sendiri.
Penanganan isu actual lainnya dilakukan untuk
Percepatan Pembangunan Jalan Tol, meliputi Jalan Tol Trans
Jawa sebanyak 10 Ruas sepanjang 653 Km dan Jalan Tol Non
Trans Jawa sebanyak 30 Ruas sepanjang 820,521 Km, sehingga
total sebanyak 40 Ruas sepanjang 1.473,52 Km.
Sedangkan yang terletak di Provinsi Jawa Timur terdiri
dari 3 (Tiga) Ruas jalan Tol Trans Jawa sepanjang 192 Km dan 5
(Lima) Ruas jalan Tol Non Trans Jawa sepanjang 122,11 Km.
Namun, karena permasalahan terbatasnya anggaran
dan sulitnya pembebasan tanah warga sehingga proses
pelaksanaan percepatan pembangunan Jalan Tol agak
terganggu. Oleh karena itu, terkait dengan pembebasan tanah
Pemerintah Provinsi telah melakukan upaya koordinasi dan
Page 44
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 44
pendekatan dengan pihak Kanwil BPN Provinsi dan Kantor BPN
Kabupaten/Kota terkait, pihak sindikasi Perbankan,
Departemen PU, BPJT, PT. Jasa Marga dan instansi terkait
lainnya untuk mencari solusi terbaik dan efektif.
Dari hasil pertemuan tersebut pihak BPN dan Panitia
Pengadaan Tanah (P2T) Kabupaten/Kota terkait menyatakan
kesediaan dan kesiapannya untuk mendukung kelancaran
proses pembebasan tanah.
Demikian pula, dengan sindikasi perbankan dibawah
koordinator Bank Jatim, telah bersedia membantu dengan
memberikan dana pinjaman untuk pembangunan Ruas Jalan
Tol Surabaya-Mojokerto, Mojokerto-Kertosono, Porong-
Gempol, Gempol-Pasuruan, Gempol-Pandaan dan utamanya
untuk investor ruas jalan Tol Waru-Tanjung Perak.
Pimpinan Dewan serta Segenap Anggota Dewan Yang Terhormat,
Page 45
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 45
Laporan Pertanggungjawaban yang Kedua, mengenai Kinerja
Agregat/Makro Ekonomi dan Social.
Kami memahami bahwa banyak alat ukur yang
digunakan sebagai dasar pengukuran indikator kinerja makro
sosial dan ekonomi untuk Jawa Timur. Namun, kami menyadari
sepenuhnya bahwa pengukuran kinerja dengan menggunakan
semua indikator sosial dan ekonomi sebagai dasar pengukuran
keberhasilan kinerja, tentunya sesuatu hal yang amat ideal.
Namun, kami memiliki komitmen realistis yaitu dengan
menggunakan pendekatan tolok ukur kinerja dan indikator
kinerja yang bersifat spesifik, yakni fokus terhadap kondisi
permasalahan krusial di Jawa Timur yang perlu penanganan
segera, ini menjadi komitmen kami untuk pro rakyat khususnya
kepada masyarakat miskin.
Selain itu, penentuan sebanyak 5 (lima) Indikator
Kinerja Utama (IKU), dengan pertimbangan memiliki jangkauan
kinerja yang dapat diukur, mudah dicapai, kemampuan sumber
daya serta memiliki batasan waktu yang ditetapkan yaitu
Page 46
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 46
selama jangka waktu menengah lima tahun mendatang dapat
terealisasi secara nyata dan menyeluruh.
Oleh karena itu, untuk memenuhi unsur legalitas serta
dapat diterima oleh semua pihak khususnya oleh Segenap
Anggota Dewan Yang Terhormat, kami menetapkan lima
Indikator Kinerja Utama tersebut dalam Peraturan Gubernur
Nomor 38 Tahun 2008 tentang RPJMD Provinsi Jawa Timur
Tahun 2009-2014, sebagai dasar pengukuran tingkat
keberhasilan kinerja kami selama periode masa bakti lima
tahun kedepan.
Pengukuran target capaian kinerja tersebut sebanyak 5
(lima) Indikator Kinerja Utama Jawa Timur, yang selanjutnya
akan menjadi dasar penilaian keberhasilan pembangunan di
Jawa Timur yaitu meliputi Tingkat Pengangguran Terbuka,
Prosentase Penduduk Miskin terhadap Jumlah Penduduk,
Prosentase Pertumbuhan Ekonomi ADHK 2000, Indeks
Disparitas Wilayah dan Indeks Pembangunan Manusia.
Page 47
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 47
Perlu kami sampaikan pula, dalam laporan ini selain
mengenai capaian indicator kinerja utama, kami juga akan
menyampaikan indicator-indikator lain yang memiliki
keterkaitan langsung sebagai pendukung, sehingga dapat
menjadi bahan pemikiran dan pertimbangan bagi Segenap
Anggota Dewan Yang Terhormat, bahwa variable-variabel
indicator terkait tersebut memang memiliki pengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan dan penurunan kinerja perekonomian
Jawa Timur secara keseluruhan, sehingga mempengaruhi
capaian kinerja terhadap target yang ditetapkan.
Kinerja perekonomian Jawa Timur pada tahun 2009 ini
tidak terlepas dari perkiraan perkembangan ekonomi global
yang masih kurang kondusif. Walaupun, beberapa indicator
makro tetap dapat tumbuh positif, namun pertumbuhannya
sedikit banyak masih dipengaruhi oleh kondisi krisis keuangan
global yang sedikit banyak berimbas didalam negeri, sehingga
berpengaruh terhadap penurunan kinerja pada beberapa
indicator makro ekonomi.
Page 48
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 48
Ketidakpastian kondisi eksternal tersebut memang
bukan menjadi kendala besar bagi Jawa Timur untuk dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara signifikan.
Namun, kondisi ini apabila terus berlangsung dalam waktu yang
cukup lama, bukan tidak mungkin apabila perekonomian Jawa
Timur akan semakin turun pertumbuhannya.
Apalagi pada tahun 2010 ini kita mulai memasuki pasar
perdagangan bebas China dan Asia Tenggara (CAFTA), sehingga
mau tidak mau kita harus terlibat dalam jaringan persaingan
produk barang dan jasa yang semakin ketat.
Oleh karena itu, kita harus mampu mencari terobosan-
terobosan baru melalui kebijakan ekonomi kreatif, untuk
meningkatkan daya saing lokal agar mampu mendorong kinerja
perekonomian Jawa Timur lebih berkualitas, konsisten dan
berkelanjutan.
Namun demikian, kita patut mensyukuri bahwa
ditengah ketidakpastian situasi ekonomi eksternal, Jawa Timur
masih mampu menjaga kinerja makro ekonomi lainnya,
Page 49
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 49
sehingga tidak sampai menimbulkan perekonomian Jawa Timur
terjadi stagflasi.
Adapun, capaian 5 (lima) Indicator Kinerja Utama (IKU)
Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 secara ringkas dapat kami
sampaikan sebagai berikut:
Pertama, Capaian Indikator Kinerja Utama “Tingkat
Pengangguran Terbuka”. Tingkat Pengangguran Terbuka di
Jawa Timur tahun 2009 mencapai sebesar 5,08 persen
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008 yang
mencapai sebesar 6,42 persen.
Penurunan ini menunjukkan bahwa meskipun kinerja
pertumbuhan ekonomi tidak sebaik tahun lalu, namun tidak
sampai berdampak terhadap pengurangan tenaga kerja.
Peranan sektor informal sebagai penyangga perekonomian
ditengah krisis keuangan Negara-nagara maju, telah
menciptakan peluang kerja dan menumbuhkan kesempatan
kerja baru.
Page 50
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 50
Kondisi ini nampak dari jumlah pengangguran di Jawa
Timur tahun 2009 menurun menjadi sebanyak 1 Juta 33 Ribu
512 Orang, yang berarti menurun sebesar 262 Ribu 801 Orang
atau turun 25,43 persen, dibandingkan jumlah pengangguran
tahun 2008 sebanyak 1 Juta 296 ribu 313 Orang.
Kondisi krisis keuangan global yang terjadi di tahun
2008 lalu, sedikit banyak berpengaruh terhadap perilaku
masyarakat untuk mengambil inisiatif sebagai upaya antisipasi
apabila terjadi pengurangan tenaga kerja oleh perusahaan.
Namun, berbagai kebijakan fiscal Pemerintah yang bersifat
insentif mampu mengendalikan jumlah perusahaan yang akan
melakukan pemutusan hubungan kerja, sehingga jumlah
pengangguran tidak semakin banyak.
Melihat kondisi yang mengkawatirkan ini, tidak bisa
kita pungkiri kalau kemudian masyarakat mencari alternative
untuk mempertahankan pendapatannya, yakni dengan
mempekerjakan anggota rumah tangga usia produktif maupun
Page 51
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 51
yang sudah memasuki masa pensiun untuk masuk kembali ke
pasar kerja demi kelangsungan hidupnya.
Tidak adanya pengurangan tenaga kerja yang begitu
drastis dimasa krisis keuangan global oleh perusahaan di Jawa
Timur, ini menunjukkan bahwa imbasnya tidak berpengaruh
besar dan masih dapat diatasi dengan meningkatnya
perkembangan sektor UKMK serta kinerja ekspor antar pulau,
khususnya ke Wilayah Timur Indonesia yang meningkat cukup
tinggi.
Namun, disisi lain penurunan kinerja perdagangan
ekspor ke beberapa Negara tujuan yang terkena dampak krisis,
jelas sangat mempengaruhi jumlah permintaan barang dan jasa
dalam negeri yang berimbas pula pada transaksi perusahaan,
sehingga berdampak pada turunnya pendapatan perusahaan
dan pendapatan riil para pekerja.
Selanjutnya, sebagai pendukung capaian kinerja tingkat
pengangguran terbuka, perlu kami sampaikan capaian indicator
Page 52
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 52
kinerja dari aspek Ketenagakerjaan di Jawa Timur, sebagai
berikut:
Jumlah orang yang bekerja di Jawa Timur bertambah
dari sebanyak 18 Juta 882 Ribu 280 Orang pada tahun 2008
menjadi sebanyak 19 Juta 305 Ribu 60 Orang di tahun 2009.
Peningkatan ini ditunjukkan dengan meningkatnya rasio
penduduk yang bekerja di Jawa Timur tahun 2008 sebesar
93,58 naik menjadi sebesar 94,92 di tahun 2009, artinya dari
100 angkatan kerja terdapat 94,92 atau 95 orang pekerja.
Selain itu, jumlah pengangguran di Jawa Timur tahun
2009 menurun menjadi sebanyak 1 Juta 33 Ribu Orang
dibandingkan tahun 2008 sebanyak 1 Juta 296 Ribu Orang.
Kemudian, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tahun
2009 mencapai sebesar 69,25 sedikit menurun dibandingkan
tahun 2008 sebesar 69,32.
Perbaikan kinerja tingkat pengangguran terbuka di
Jawa Timur juga dapat dilihat dari kinerja pendukung lainnya
sebagai berikut:
Page 53
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 53
Dilihat dari hasil Sensus Penduduk Tahun 2000 di Jawa
Timur jumlah penduduk usia 5 tahun keatas yang bekerja
sebanyak 16,84 Juta Anak. Dari sejumlah tersebut, sebesar 2,81
persen merupakan pekerja berusia 5 – 14 tahun adalah pekerja
anak.
Sedangkan, persentase pekerja dibawah umur sebesar
1,0 persen. Namun, dari hasil SAKERMAS BPS Provinsi Jawa
Timur Tahun 2009, persentase pekerja dibawah umur turun
menjadi sebesar 0,59 persen, ini berarti terjadi penurunan
sebesar 0,41 persen selama kurun waktu tahun 2000 – 2009.
Data jumlah penduduk angkatan kerja dan jumlah
penduduk yang bekerja dapat ditunjukkan dengan besaran
angka ratio penduduk yang bekerja atau dikenal dengan
Tingkat Kesempatan Kerja (TKK). Angka Ratio Penduduk yang
Bekerja atau tingkat kesempatan kerja tahun 2009 di Jawa
Timur mencapai sebesar 94,92 persen naik dibandingkan tahun
2008 sebesar 93,58 persen. Hal ini menunjukkan bahwa dari
Page 54
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 54
sebanyak 100 angkatan kerja di Jawa Timur terdapat 95 orang
pekerja.
Sedangkan, Jumlah Angkatan Kerja Usia 15 Tahun
Keatas di Jawa Timur tahun 2009 terjadi kenaikan dari
sebanyak 20 Juta 450 Ribu Orang atau naik sebesar 1,35
persen, bila dibandingkan tahun 2008 yang mencapai sebanyak
20 Juta 178 Ribu 590 Orang.
Jumlah penyerapan tenaga kerja untuk penduduk usia
kerja 15 tahun keatas yang bekerja menurut lapangan
pekerjaan utama tahun 2009 mencapai sebanyak 19 Juta 305
Ribu 60 Orang, meningkat dibandingkan tahun 2008 sebanyak
18 Juta 882 Ribu 280 Orang.
Berdasarkan distribusi sektoral atau menurut lapangan
pekerjaan utama maupun menurut status pekerjaan utama di
Jawa Timur, jumlah tenaga kerja yang terserap pada tahun
2009 masih didominasi oleh sektor Pertanian sebesar 42,90
persen, dibandingkan tahun 2008 peningkatan jumlah tenaga
kerja terjadi pada 3 (tiga) sektor yaitu sektor Jasa, Transportasi
Page 55
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 55
dan Perdagangan masing-masing sebesar 8,21 persen, 7,68
persen dan 4,17 persen. Sementara sektor Industri,
Pertambangan, Keuangan, Listrik, Gas dan Air Bersih
mengalami penurunan jumlah tenaga kerja.
Selanjutnya, penyerapan tenaga kerja dilihat dari
tingkat penyerapan secara rata-rata di Jawa Timur yang
ditunjukkan dengan indikator Incremental Labour Output Ratio
(ILOR), disemua sector PDRB secara keseluruhan juga terjadi
perbaikan.
ILOR Jawa Timur tahun 2009 rata-rata mencapai
sebesar 0,03 persen lebih baik dibandingkan tahun 2008 rata-
rata hanya sebesar 0,02 persen. Sedangkan menurut per tahun
mengalami perbaikan, dari sebesar 0,01 persen pada tahun
2008 menjadi sebesar 0,03 persen di tahun 2009.
Mencermati kondisi tersebut, ini menunjukkan bahwa
perbandingan antara penambahan penyerapan tenaga kerja
dengan penambahan nilai ouput memang masih kecil. Namun,
seiring dengan berkurangnya jumlah pengangguran di Jawa
Page 56
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 56
Timur, angka ILOR meningkat lagi menjadi sebesar 0,03. Ini
artinya, bahwa setiap penambahan 100 juta rupiah dalam PDRB
sudah mampu menyerap 3 (tiga) orang tenaga kerja.
Dengan demikian, secara keseluruhan dapat dikatakan
bahwa dengan masih rendahnya ILOR, ini berarti masih
menunjukkan rendahnya tingkat penyerapan tenaga kerja yang
ditimbulkan oleh peningkatan nilai output di wilayah Jawa
Timur.
Namun, kondisi ini masih menunjukkan trend positif
dilihat dari jumlah tenaga kerja usia 15 tahun keatas di tahun
2009 mencapai sebanyak 19 Juta Orang, dengan pengertian ada
penambahan tenaga kerja sebanyak 135 Ribu Orang, sehingga
meningkatkan kontribusi terhadap PDRB menjadi sebesar 17
Trilyun Rupiah lebih.
Apabila dibandingkan dengan tahun 2008, bertambah
menjadi sebanyak 18 Juta 882 Ribu 277 Orang, yang berarti
hanya bertambah sebanyak 130 Ribu 856 tenaga kerja.
Page 57
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 57
Penambahan ini memberikan kontribusi peningkatan PDRB
sebesar 16,9 Trilyun Rupiah lebih.
Perbaikan penurunan pada indicator tingkat
pengangguran terbuka ini, telah mampu menurunkan jumlah
kemiskinan di Jawa Timur secara keseluruhan juga mengalami
penurunan.
Hal ini nampak dari prosentase penduduk diatas garis
kemiskinan di Jawa Timur tahun 2009 terjadi perbaikan yaitu
sebesar 83,20 persen, meningkat bila dibandingkan tahun 2008
yang mencapai sebesar 81,30 persen.
Perbandingan antara nilai PDRB sektor pertanian dan
jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor Pertanian masih
terlihat timpang dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.
Hal ini dikarenakan, tingkat produktivitas sektor Pertanian dari
tahun ke tahun masih sangat rendah, jika dibandingkan dengan
produktivitas sektor lainnya.
Page 58
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 58
Kondisi inilah yang sering menimbulkan kesenjangan
pendapatan antara tenaga kerja di sektor pertanian dengan
tenaga kerja di sektor lainnya.
Sementara itu, sebagian besar penduduk miskin di
Jawa Timur adalah mereka yang bekerja di sektor pertanian.
Untuk itu, dibutuhkan dukungan teknologi pertanian yang lebih
canggih dalam meningkatkan besaran PDRB, yang diharapkan
akan dapat meningkatkan kesejahteraan petani di Jawa Timur.
Adapun, indikator makro lainnya yang sangat relevan
dan memiliki pengaruh langsung terhadap tingkat
pengangguran terbuka yaitu investasi, khususnya dalam hal
penyerapan tenaga kerja dan kualitas pendidikan, yang terkait
dengan kompetensi daya saing tenaga kerja. Kinerja investasi
tersebut, kami sampaikan sebagai berikut:
Investasi di Jawa Timur memang tidak sebaik tahun-
tahun sebelumnya, hal ini sudah mulai terasa sejak terjadi krisis
global pada bulan Agustus 2007 dan di bulan Oktober 2008
semakin terasa berimbas didalam negeri.
Page 59
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 59
Akibat krisis tersebut, beberapa negara-negara
kapitalis dan negara-negara tujuan ekspor Jawa Timur yang
mengalami krisis keuangan, tentunya sangat sulit untuk dapat
melakukan ekspoitasi investasi ke Indonesia, utamanya ke Jawa
Timur.
Kondisi ini menyebabkan investasi di Jawa Timur tahun
2009 baik melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
maupun Penanaman Modal Asing (PMA) terjadi penurunan,
baik pada jumlah proyek maupun nilai investasinya.
PMDN di Jawa Timur tahun 2009 mencapai sebesar 36
proyek dengan nilai investasi cukup besar yaitu mencapai
sebesar 25 Trilyun 405 Milyar 226 Juta Rupiah, dan menyerap
tenaga kerja Indonesia sebanyak 15 Ribu 95 Orang.
Nilai investasi ini jauh lebih kecil bila dibandingkan
tahun 2008 dengan jumlah proyek sebanyak 34 proyek, tetapi
nilainya mencapai sebesar 19 Trilyun 912 Milyar 810 Juta
Rupiah dan mampu menyerap Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Page 60
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 60
sebanyak 25 Ribu 438 Orang. Ini berarti ada peningkatan
investor dengan nilai investasi mencapai sebesar 2,86 persen.
Disisi lain, PMA di Jawa Timur tahun 2009 mencapai
sebanyak 96 proyek, dengan nilai investasi mencapai sebesar 1
Milyar 561 Juta 787 Ribu Dollar Amerika dan menyerap Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) sebanyak 17 Ribu 790 Orang.
Besaran ini masih dibawah tahun 2008 dengan jumlah
proyek sebanyak 93 proyek, dengan nilai investasi mencapai
sebesar 2 Milyar 676 Juta 883 Ribu Dollar Amerika, dan
menyerap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebanyak 40 Ribu 293
Orang dan menyerap Tenaga Kerja Asing sebanyak 5 Orang. Hal
ini berarti terjadi penurunan yang cukup besar yaitu sebesar
47,14 persen.
Namun, kita patut bersyukur bahwa turunnya investasi
di Jawa Timur tidak berimbas besar terhadap Tingkat
Kesempatan Kerja (TKK) di Jawa Timur di tahun 2009, yang
justru bertambah menjadi sebanyak 19,12 Juta Orang, yang
berarti meningkat sebesar 0,26 atau naik 1,38 persen, bila
Page 61
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 61
dibandingkan tahun 2008 yang berjumlah sebanyak 18,86 Juta
Orang.
Penurunan indicator tingkat pengangguran terbuka ini,
tidak terlepas dari meningkatnya dukungan indicator
pendidikan di Jawa Timur yang terus mengalami perbaikan
kualitas, baik dari sisi partisipasi, rata-rata lama sekolah
maupun mutu kelulusan di berbagai tingkat pendidikan.
Hal ini ditunjukkan dengan indikator Angka Partisipasi
Murni (APM) Jawa Timur tahun 2008-2009 terjadi peningkatan
pada jenjang SD dan SLTA, walaupun tidak diikuti oleh jenjang
SLTP. Pada jenjang SD APM mencapai sebesar 0,29 persen
point, yaitu dari sebesar 97,42 persen pada tahun 2008 menjadi
sebesar 97,71 persen di tahun 2009.
Untuk jenjang SLTA, APM tahun 2009 mencapai
sebesar 51,96 persen meningkat sebesar 2,27 persen point
dibandingkan tahun 2008 sebesar 49,69 persen. Sementara,
APM SLTP turun sebesar 14,30 persen point yaitu dari sebesar
Page 62
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 62
99,74 persen pada tahun 2008 menjadi sebesar 85,44 persen di
tahun 2009.
Terjadinya penurunan pada APM SLTP yang relatif
besar ini, dikarenakan semakin besarnya jumlah murid di luar
kelompok usia 13-15 tahun. Hal ini disebabkan besarnya
keterlibatan penduduk usia kurang dari 7 tahun pada jenjang
SD.
Selain itu, disebabkan terbukanya kesempatan dari
aspek ekonomi, geografis dan regulasi atau kebijakan, yang
menyebabkan penduduk yang telah berusia diatas 15 tahun,
namun belum bersekolah atau menamatkan pendidikan di
tingkat SLTP, dapat kembali melanjutkan pendidikannya di
tingkat SLTP.
Selanjutnya, Angka Partisipasi Sekolah (APS)
SMU/SMK/MA usia 16-18 tahun tahun 2009 mencapai sebesar
61,75 yang berarti naik, bila dibandingkan tahun 2008 sebesar
59,26. Sedangkan, Angka Kelulusan tahun 2009 mencapai
Page 63
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 63
sebesar 99,25 meningkat bila dibandingkan tahun 2008 sebesar
89,96.
Dengan turunnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
dari sebesar 6,42 persen (2008) menjadi 5,08 persen (2009), hal
ini menunjukkan bahwa capaian indicator kinerja utama tingkat
pengangguran terbuka tahun 2009, mampu menunjukkan hasil
yang baik. Pencapaian penurunan tersebut, ini berarti capaian
kinerja telah melampaui target yang ditetapkan dalam
dokumen RPJMD pada kisaran target sebesar 6,20 persen
sampai dengan 6,40 persen.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh
krisis eksternal di Jawa Timur tidak begitu besar terhadap
perusahaan, sehingga tidak terjadi pengurangan tenaga kerja.
Dengan, bertambahnya jumlah anggota rumah tangga usia
produktif dan memasuki masa pensiun yang masuk dalam
pasar tenaga kerja serta dunia wirausaha mandiri, telah
menimbulkan pendapatan masyarakat bertambah dan
Page 64
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 64
meningkatkan permintaan agregat masyarakat Jawa Timur
dibandingkan tahun sebelumnya.
Indikasi banyaknya ibu rumah tangga yang masuk ke
pasar kerja baik sebagai pekerja tidak dibayar atau pekerja
keluarga maupun tenaga kerja usia lanjut karena pensiun serta
kembali masuk dalam pasar kerja sebagai pekerja yang
berstatus pengusaha mandiri, mampu menurunkan tingkat
pengangguran di Jawa Timur.
Pimpinan Dewan dan Segenap Anggota Dewan Yang
Terhormat,
Kedua, Capaian Indikator Kinerja Utama “Prosentase
Penduduk Miskin terhadap Jumlah Penduduk”. Jawa Timur
sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar kedua
setelah Provinsi DKI Jakarta memang memiliki potensi sumber
daya manusia yang besar. Namun, potensi besar ini bila tidak
berkualitas dan rendah produktivitasnya, justru akan menjadi
beban dan permasalahan bagi Jawa Timur.
Page 65
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 65
Terkait dengan permasalahan penduduk miskin ini,
perlu kami sampaikan bahwa pada bulan September 2008 yang
lalu, BPS telah melaksanakan Program Pendataan Perlindungan
Sosial (PPLS), dengan sasaran utama wilayah yang berdekatan
dengan Kota Surabaya dan Jembatan Suramadu, dikenal
dengan sebutan GREMAKERTOSUSILA (yaitu Kabupaten Gresik,
Madura meliputi Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan
dan Sumenep, kemudian Kabupaten dan Kota Mojokerto, Kota
Surabaya, Kabupaten Sidoarjo serta Kabupaten Lamongan).
Pada saat dilakukan pendataan terhadap Rumah
Tangga Miskin di wilayah tersebut, telah tercatat sebanyak 880
Ribu 716 Rumah Tangga Miskin (RTM). Data tersebut
selanjutnya ditetapkan sebagai “Data Dasar atau Titik Nol
diawal masa kepemimpinan kami yang dilantik pada Bulan
Pebruari 2009.
Selanjutnya, pada bulan Oktober 2009 BPS melakukan
survey secara sampling, khususnya terhadap 10 (Sepuluh)
Kabupaten/Kota di wilayah GREMAKERTASUSILA. Hal ini,
Page 66
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 66
dimaksudkan untuk melihat dampak dan perkembangan pasca
kebijakan program kemiskinan dilaksanakan. Dari hasil survey
BPS tersebut, tercatat sebanyak 868 Ribu 230 Rumah Tangga
Miskin (RTM).
Jumlah ini berarti menunjukkan bahwa selama 8
(Delapan) bulan program dilaksanakan, telah terjadi penurunan
jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) yaitu menjadi sebanyak
868 Ribu 230 RTM, yang berarti menurun sebanyak 12 Ribu 486
Rumah Tangga Miskin (RTM) atau turun sebesar 1,42 persen.
Dari penurunan tersebut, jumlah penurunan terbesar
terjadi di Kabupaten Lamongan yaitu sebanyak 2 Ribu 569 RTM,
diikuti Kabupaten Sumenep sebanyak 2 Ribu 352 RTM dan
Kabupaten Gresik sebanyak 2 Ribu 53 RTM, Kemudian
Kabupaten Kota Surabaya 1.597 RTM, dan Kabupaten
Mojokerto sebanyak 1.106 RTM. Sedangkan, Kabupaten lainnya
yaitu meliputi Kabupaten Sampang, Bangkalan, Pamekasan,
Sidoarjo, dan Kota Mojokerto penurunannya masih dibawah
1.000 RTM.
Page 67
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 67
Perlu diketahui bahwa pelaksanaan survey oleh BPS di
wilayah GREMAKERTOSUSILA pada bulan Oktober 2009
kemarin, tentunya belum termasuk jumlah penurunan Rumah
Tangga Miskin yang terjadi pada bulan Oktober, Nopember dan
Desember 2009. Tentu saja, penurunan jumlah Rumah Tangga
Miskin sebesar 1,42 persen tersebut masih dapat meningkat
lagi di akhir tahun 2009.
Selanjutnya, perlu kami sampaikan bahwa perhitungan
Prosentase Penduduk Miskin terhadap Jumlah Penduduk Jawa
Timur adalah menggunakan “basic needs approach” atau
pendekatan kebutuhan dasar, dimana pada tahun 2009
mencapai sebesar 16,68 persen, yang berarti terjadi penurunan
sebesar 1,83 atau turun 9,89 persen, bila dibandingkan tahun
2008 yang mencapai sebesar 18,51 persen.
Jumlah tersebut ditunjukkan dengan Prosentase
Penduduk Miskin secara keseluruhan menurut Katagori 2 dan 3
nampak terjadi penurunan, dari sebelumnya sebesar 18,51
Page 68
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 68
persen pada tahun 2008, kini tersisa menjadi sebesar 16,68
persen di tahun 2009.
Prosentase dimaksud menunjukkan bahwa Jumlah
Penduduk Miskin di Jawa Timur terjadi penurunan dari sekitar 7
Juta 20 Ribu Jiwa pada tahun 2008, turun menjadi 6 Juta 22
Ribu 600 Jiwa di tahun 2009 yang berarti menurun 997 Ribu
400 Jiwa atau turun 14,21 persen.
Program-program strategis Jawa Timur yang diarahkan
pada sasaran masyarakat miskin, antara lain melalui Program
Gerdutaskin, Anti Poverty Program, Bantuan Biaya Pendidikan
Gratis bagi Masyarakat Miskin, Rehabilitasi Rumah Tidak Layak
Huni dan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin serta
program sejenis lainnya, termasuk program-program dari Pusat
seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri, baik Perkotaan maupun Perdesaan dengan melalui
sistim sharing anggaran.
Ternyata implementasi program-program tersebut,
cukup efektif dan benar-benar menyentuh sasaran pada factor-
Page 69
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 69
faktor penyebab atau factor-faktor yang berkorelasi dengan
kemiskinan.
Dengan sasaran meliputi antara lain karakteristik
individu, maupun sasaran rumah tangga, komunitas, wilayah,
sector, serta karakteristik makronya, sehingga mampu
meningkatkan derajat social masyarakat dari dibawah garis
kemiskinan menjadi mendekati garis kemiskinan dan diatas
garis kemiskinan.
Selanjutnya, kinerja Prosentase Penduduk Miskin juga
dapat dilihat pada capaian kinerja indicator pendukung lainnya
yaitu Indeks Keparahan Kemiskinan dan Rasio Tingkat
Ketergantungan, sebagai berikut:
Indeks Keparahan Kemiskinan atau Poverty Severity
Index di Jawa Timur tahun 2009 sebesar 0,76 terjadi penurunan
dibandingkan tahun 2008 sebesar 0,93.
Rasio Tingkat Ketergantungan Masyarakat Jawa Timur
semakin menurun, pada tahun 2009 mencapai sebesar 39,87
lebih rendah bila dibandingkan tahun 2008 sebesar 40,36.
Page 70
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 70
Selain itu, perbaikan kondisi masyarakat miskin di Jawa
Timur, juga dapat dilihat dari kinerja indicator lainnya dari sisi
penerimaan dan pengeluaran seperti Pendapatan per Kapita,
Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Nelayan, Indeks Daya Beli
Masyarakat, dan Tingkat Konsumsi Masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi dengan inflasi terkendali
tersebut, memberikan kontribusi positif pada indicator
Pendapatan per kapita menurut ADHB masyarakat Jawa Timur
tahun 2009 mengalami perbaikan peningkatan.
Dilihat dari perkembangan PDRB per kapita Atas Dasar
Harga Berlaku di Jawa Timur dari tahun ke tahun, nampak
semakin menunjukkan peningkatan. Peningkatan PDRB per
kapita tersebut, disebabkan karena pertumbuhan PDRB ADHB
yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan
penduduk.
Walaupun, pada tahun 2008 imbas Krisis Keuangan
Global sudah mulai berimbas ke Negara-negara lain, akan
tetapi PDRB perkapita Jawa Timur masih terus meningkat
Page 71
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 71
walaupun kurang proporsional yaitu mencapai sebesar 18,35
Juta Rupiah atau meningkat sebesar 1,66 Juta Rupiah atau naik
9,95 persen dibanding tahun 2008 sebesar 16,69 Juta Rupiah.
Sedangkan, Pendapatan per Kapita masyarakat dilihat
dari tingkat kesejahteraan petani yang diukur dengan Indeks
Nilai Tukar Petani (NTP) tahun 2009 sebesar 98,19 (dengan
perhitungan tahun dasar 2007 = 100), mengalami penurunan
sebesar 2,27 persen bila dibandingkan NTP tahun 2008 yaitu
sebesar 100,47.
Penurunan ini, disebabkan kenaikan indeks harga yang
diterima petani sebesar 5,13 persen, lebih kecil bila
dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar
petani sebesar 7,53 persen.
Meskipun menurun, namun rata-rata indeks harga
yang diterima petani pada tahun 2009 mengalami kenaikan
sebesar 5,13 persen. Kenaikan ini disebabkan naiknya indeks
harga pada semua sub sektor baik sub sector Tanaman
Page 72
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 72
Hortikultura, Peternakan, Tanaman Perkebunan Rakyat,
Perikanan serta Tanaman Pangan.
Jika dilihat dari masing-masing sub sector tahun 2009,
NTP tertinggi yaitu sub sector Peternakan sebesar 106,90 dan
terendah sub sector Tanaman Pangan sebesar 92,56. Kenaikan
NTP tertinggi terjadi pada sub sector Tanaman Hortikultura
sebesar 7,89 persen sedangkan penurunan tertinggi pada sub
sector Tanaman Pangan sebesar 6,49 persen.
Disisi lain, pendapatan masyarakat dilihat dari tingkat
kesejahteraan nelayan yang diukur dengan Indeks Nilai Tukar
Nelayan (NTN) tahun 2009 sebesar 141,25, meningkat
dibandingkan tahun 2008 sebesar 139,97. Kenaikan ini terjadi
pada bulan Januari – Maret 2009 dimana curah hujan cukup
tinggi namun cuaca masih mendukung nelayan untuk
memperoleh ikan dalam jumlah yang cukup banyak.
Pada bulan April musim kemarau datang
mengakibatkan harga ikan mengalami penurunan. Kenaikan
harga ikan terjadi karena adanya musim angin yang panjang,
Page 73
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 73
menyebabkan banyak nelayan jarang melaut, sehingga
kelangkaan ikan di pasaran mengakibatkan mahalnya harga
ikan.
Indikator lainnya yang terkait dengan tingkat
pengangguran terbuka yaitu Indeks Daya Beli. Indeks Daya Beli
Masyarakat Jawa Timur tahun 2009 sebesar 64,77 meningkat
sebesar 0,85 atau naik 1,33 persen bila dibandingkan tahun
2008 yang mencapai sebesar 63,92.
Tingkat Konsumsi Masyarakat Jawa Timur, dilihat dari
Persentase Konsumsi Rumah Tangga non Pangan tahun 2009
mencapai sebesar 47,26 persen, menurun sebesar 4,38 atau
turun 8,48 persen bila dibandingkan tahun 2008 sebesar 51,64
persen. Kemudian, dilihat dari Angka Konsumsi Rumah Tangga
per Kapita tahun 2009 sebesar 380,16 meningkat sebesar 9,20
atau naik 2,48 persen bila dibandingkan tahun 2008 sebesar
370,96.
Dari sisi permintaan, konsumsi masih menjadi factor
pendorong pertumbuhan ekonomi, karena moment bulan
Page 74
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 74
puasa dan lebaran pada bulan September 2009. Sedangkan,
pada sisi penawaran menunjukkan bahwa tiga sector utama
pendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mampu tumbuh
dengan baik. Hal ini karena untuk memenuhi permintaan
masyarakat yang terus meningkat pada bulan September 2009
yang lalu.
Capaian kinerja Prosentase Penduduk Miskin terhadap
Jumlah Penduduk Jawa Timur tahun 2009 mencapai sebesar
16,68 persen tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2008
sebesar 18,51 persen, ini menunjukkan bahwa hasil kinerja
tersebut mencapai target kinerja yang ditetapkan dalam
RPJMD Tahun 2009-2014 yaitu berada pada kisaran 16,50
persen sampai dengan 16,90 persen.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jumlah
penduduk miskin Jawa Timur terjadi penurunan, selain karena
implementasi kebijakan Pemerintah Jawa Timur dalam
berbagai prioritas program pokok dan penunjang, untuk
pengentasan penduduk miskin cukup efektif dan tepat sasaran.
Page 75
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 75
Selain itu, keberhasilan program pengentasan
kemiskinan di Jawa Timur, juga tidak terlepas dari dukungan
program-program pengentasan kemiskinan dari Pemerintah
Pusat yang cukup signifikan.
Penurunan jumlah kemiskinan di Jawa Timur ini,
mencerminkan bahwa jumlah masyarakat miskin di Jawa Timur
yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, baik
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan makanan maupun
non makanan yang bersifat mendasar, semakin lama semakin
berkurang jumlahnya.
Ketiga, Capaian Indikator Kinerja Utama “Prosentase
Pertumbuhan Ekonomi menurut ADHK 2000”. Laju
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2009 meskipun tidak
sebaik tahun 2008, namun masih mampu tumbuh positif
ditengah ketidakpastian ekonomi eksternal.
Pertumbuhan ekonomi dilihat dari PDRB Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Jawa Timur Tahun 2009 sebesar 320 ribu
Page 76
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 76
211 Milyar Rupiah meningkat dibandingkan tahun 2008 sebesar
304 Ribu 923 Milyar Rupiah.
Namun, bila Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur
ditinjau dari PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) terjadi
peningkatan signifikan, pada tahun 2009 mencapai sebesar 684
Ribu 231 Milyar Rupiah, meningkat bila dibandingkan tahun
2008 sebesar 619 Ribu 4 Milyar Rupiah, yang berarti meningkat
sebesar 65,23 Trilyun Rupiah atau naik 10,54 persen.
Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur
tahun 2009 mencapai sebesar 5,01 persen, sedikit menurun
sebesar 0,93 atau turun 15,66 persen, bila dibandingkan tahun
2008 yang mencapai sebesar 5,94 persen.
Krisis yang berdampak meluas tersebut, menjadikan
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur turut melamban, namun
berkat kebijakan Pemerintah dan kinerja sektor swasta yang
menguntungkan, sehingga bisa menjaga kondisi perekonomian
Jawa Timur masih tetap berada dalam suasana kondusif.
Page 77
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 77
Ditinjau secara sektoral, penurunan ini terjadi selain
adanya penurunan sektor perdagangan dari ekspor
perdagangan ke luar negeri terutama ke negara-negara tujuan
ekspor yang terkena dampak krisis keuangan, juga disebabkan
produktivitas sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yang terkontraksi
hingga mencapai sebesar 7,45 persen. Hal ini terjadi karena
produksi harga per kwh listrik selama tahun 2009 berjalan
stagnan.
Meskipun, pertumbuhannya tidak sebaik tahun
sebelumnya, namun pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tahun
2009 tumbuh lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Nasional
yang mencapai sebesar 4,50 Persen.
Dilihat dari pertumbuhan PDRB sektoral yang
merupakan sector-sektor strategis dan potensial di Jawa Timur,
nampaknya kontribusi pertumbuhan sector PDRB mengalami
perubahan.
Komponen sektor yang memberikan kontribusi besar
terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tahun 2009
Page 78
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 78
berasal dari produktivitas Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
mencapai sebesar 506,41 Juta Rupiah. Meskipun, mengalami
penurunan bila dibandingkan tahun 2008 sebesar 547,19 Juta
Rupiah. Diikuti dengan sector Lembaga Keuangan sebesar
143,45 Juta Rupiah dan sector Pertambangan dan Penggalian
sebesar 112,94 Juta Rupiah.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik ini didukung
oleh kontribusi tiga sector tertinggi yaitu sektor Pertambangan
dan Penggalian yang meningkat mencapai sebesar 22,22
persen, diikuti oleh Sektor Keuangan meningkat sebesar 13,78
persen, dan kemudian Sektor Industri Pengolahan meningkat
sebesar 7,35 persen.
Secara keseluruhan, menurunnya produktivitas
sektoral disebabkan adanya ketimpangan output yang
dihasilkan dibandingkan impornya. Hal ini karena minimnya
penggunaan teknologi, sumber daya manusia serta pasar. Oleh
karena itu, output yang dihasilkan tidak seimbang dengan
penggunaan tenaga kerjanya, khususnya di sektor Pertanian.
Page 79
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 79
Selanjutnya, sektor perdagangan tahun 2009 masih
terjadi peningkatan, hal ini nampak dari produktivitasnya
meningkat sebesar 3,23 persen. Peningkatan kinerja ekspor
non migas tahun 2009 tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya,
hal ini mencerminkan bahwa transaksi ekspor dan impor
perdagangan Jawa Timur tahun 2009 cenderung fluktuatif,
namun lebih kearah trend positif karena meningkatnya
kontribusi ekspor dalam negeri antar pulau, sehingga surplus
neraca perdagangan non migas Jawa Timur tetap terkendali,
walaupun kurang proporsional.
Hal ini nampak dari kinerja ekspor non migas Jawa
Timur tahun 2009 mencapai sebesar 10.011,87 Juta Dolar
Amerika atau naik sebesar 0,41 persen dibanding tahun 2008
sebesar 9.970,61 Juta Dolar Amerika. Kinerja Impor Non Migas
Jawa Timur tahun 2009 sebesar 9.130,22 Juta Dolar Amerika
atau mengalami penurunan sebesar 20,16 persen dibanding
tahun 2008 sebesar 11.435,47 Juta Dolar Amerika.
Page 80
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 80
Perkembangan nilai ekspor non migas Jawa Timur
tahun 2009 kapasitasnya sebanyak 3 Juta 84 Ribu 432 ton
dengan nilai sebesar 4 Juta 378 Ribu 509 Ribu Dolar Amerika.
Sedangkan impor non migas kapasitasnya mencapai 5 Juta 280
Ribu 531 ton dengan nilai sebesar 3 Juta 794 Ribu 727 Ribu
Dolar Amerika.
Dari penurunan transaksi ekspor dan impor non migas
tersebut, neraca perdagangan non migas Jawa Timur tahun
2009 masih mengalami surplus sebesar 881,65 Ribu Dollar
Amerika, yang berarti masih lebih baik bila dibandingkan
dengan tahun 2008 yang terjadi defisit sebesar minus 523,93
Ribu Dollar Amerika.
Peningkatan kinerja ekspor non migas Jawa Timur
tahun 2009 masih tetap diperoleh dari Negara tujuan yaitu
Jepang, Amerika, RRC, Malaysia, Singapura, Korea Selatan,
Thailand, Australia, Jerman dan Vietnam, dengan komoditi
utama ekspor non migas meliputi Pengolahan Tembaga, Timah,
Pulp dan Kertas, Pengolahan Kayu, Besi Baja, Mesin-mesin dan
Page 81
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 81
Otomotif, Kimia Dasar, Makanan dan Minuman, Tekstil, ALat-
alat Listrik, Pengolahan Kelapa Sawit, Kulit, Barang Kulit dan
Alas Kaki.
Kontribusi nilai ekspor Jawa Timur terhadap Nasional
tahun 2009 sebesar 16,91 persen meningkat dibandingkan
tahun 2008 sebesar 10,30 persen. Besaran kontribusi ini
diperoleh dari realisasi nilai ekspor non migas Jawa Timur tahun
2009 sebesar 4,55 Milyar Dollar Amerika sedangkan nasional
sebesar 26,90 Milyar Dollar Amerika.
Namun, kita patut bersyukur walaupun terjadi
penurunan kinerja sector industry dan perdagangan di Jawa
Timur ditengah kondisi krisis keuangan global di Negara-negara
maju yang belum pulih, disisi lain justru kinerja sector riil
mengalami pertumbuhan yang menggembirakan.
Hal ini nampak dari peranan UKM terutama sejak krisis
moneter tahun 1998 dapat dipandang sebagai katup
penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional
Page 82
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 82
maupun regional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan
ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.
Kinerja UMKM dalam beberapa tahun terakhir
menunjukkan peningkatan, dilihat dari indicator Kontribusi
UKM terhadap PDRB ADHB Jawa Timur mencapai sebesar 53
persen. Perkembangan sektor UMKM yang demikian,
menyiratkan bahwa terdapat potensi yang besar atas kekuatan
domestik, jika hal ini dapat dikelola dan dikembangkan dengan
baik tentu akan dapat mewujudkan usaha menengah yang
tangguh. Oleh karena itu, kedepan pengembangan UKM
menjadi salah satu fokus pembangunan nasional dan
khususnya di Jawa Timur.
Jumlah UKM di Jawa Timur sampai dengan tahun 2009
seluruhnya sebanyak Empat Juta Dua Ratus Sebelas Ribu Lima
Ratus Enam Puluh Dua (4.211.562) Pengusaha Kecil dan
Menengah (PKM). Jumlah UKM terbanyak terdapat pada UKM
dengan omzet dibawah 50 Juta Rupiah sebanyak Tiga Juta Lima
Page 83
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 83
Ratus Delapan Puluh Tiga Ribu Enam Ratus Sembilan Puluh
Sembilan (3.583.699) Pengusaha Kecil (PK).
Diikuti, dengan omzet antara 50 Juta Rupiah sampai
dengan 500 Juta Rupiah sebanyak Lima Ratus Sembilan Puluh
Tujuh Ribu Tujuh Ratus Tiga Puluh Tujuh (597.737) Pengusaha
Kecil (PK). Kemudian, omzet antara 500 Juta Rupiah sampai
dengan 2 Milyar Rupiah sebanyak Dua Puluh Empat Ribu
Seratus Dua Puluh Delapan (24.128) Pengusaha Kecil (PK).
Serta, omzet diatas 2 Milyar Rupiah sebanyak Lima Ribu
Sembilan Ratus Sembilan Puluh Delapan (5.998) Pengusaha
Menengah (PM).
Sedangkan, Jumlah UKM Non BPR/LKM pada tahun
2009 meningkat sebesar 2,91 persen dari 2 Juta 651 Ribu 855
UKM pada tahun 2008 menjadi 2 Juta 728 Ribu 669 UKM pada
tahun 2009.
Perkembangan UKM tersebut tidak terlepas dari
lembaga keuangan sebagai sumber pembiayaan usahanya.
Keterbatasan akses sumber-sumber pembiayaan yang dihadapi
Page 84
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 84
oleh UMKM terutama dari lembaga-lembaga keuangan formal
seperti perbankan, menyebabkan mereka bergantung pada
sumber-sumber informal.
Sumber-sumber lembaga keuangan informal yang
dikenal dengan Lembaga Keuangan Mikro ini beraneka ragam
bentuknya, mulai dari rentenir hingga berkembang dalam
bentuk unit-unit simpan pinjam, koperasi dan bentuk-bentuk
yang lain.
Jumlah UKM BPR/LKM tahun 2008 naik 7,24 persen
menjadi 11.697 usaha dan pada tahun 2009 naik sebesar 4,80
persen menjadi 12.259 usaha. Dengan semakin meningkatnya
jumlah UKM BPR/LKM dan pentingnya peranan UKM BPR/LKM
dalam pembangunan ekonomi, khususnya dalam
pengembangan dan pemberdayaan UMKM, sehingga
keberadaannya menjadi signifikan dalam menumbuhkan
perekonomian di Jawa Timur.
Selain itu, Koperasi juga merupakan salah satu badan
usaha yang memiliki kontribusi besar dalam pembangunan
Page 85
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 85
ekonomi, karena kegiatan usaha koperasi lebih banyak
berhubungan langsung dengan ekonomi kerakyatan.
Pada tahun 2009, jumlah koperasi aktif di Jawa Timur
sebanyak 15 Ribu 609 Unit dari 19 Ribu 331 Unit Koperasi yang
ada atau sebesar 80,75 persen dari total koperasi. Persentase
koperasi aktif pada tahun 2009 meningkat sebesar 4,08 persen
point dibanding dengan tahun 2008 sebanyak 14 Ribu 304 Unit
dari 18 Ribu 656 Unit Koperasi yang ada atau sebesar 76,67
persen.
Kami patut bersyukur, disaat negara-negara maju
mengalami ketidakpastian perekonomian, kinerja pertumbuhan
ekonomi Jawa Timur tetap tumbuh kondusif meskipun
melamban.
Suasana kondusif ini setidaknya mampu menghasilkan
capaian kinerja secara keseluruhan tetap terkendali, sehingga
perekonomian tetap bergairah dan dapat meningkatkan
kreatifitas masyarakat Jawa Timur dalam beraktivitas ekonomi.
Page 86
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 86
Selanjutnya, kinerja pertumbuhan ekonomi dilihat dari
indikator PDRB ADHK 2000 tahun 2009 mencapai sebesar
320,21 Milyar Rupiah lebih, yang berarti meningkat sebesar
15,29 Milyar Rupiah lebih atau naik 4,77 persen bila
dibandingkan tahun 2008 sebesar 304,92 Milyar Rupiah lebih.
Kenaikan PDRB tersebut, dilihat dari prosentase
pertumbuhan PDRB ADHK menurut year on year mengalami
peningkatan, dari sebesar 4,73 persen pada tahun 2008
menjadi sebesar 4,90 persen di tahun 2009.
Besaran indicator PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi
tersebut dipengaruhi oleh laju inflasi Jawa Timur pada Tahun
2009 menurut tahun kalender sebesar 3,62 persen, sedangkan
menurut year on year yang mencapai sebesar 2,81 persen.
Apabila dibandingkan laju inflasi tahun 2008 sebesar 9,66
persen jauh lebih terkendali.
Laju inflasi Jawa Timur tahun 2009 mencapai sebesar
3,62 persen sedikit lebih tinggi dibandingkan laju inflasi
Nasional yang mencapai sebesar 2,78 persen. Rendahnya inflasi
Page 87
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 87
nasional tahun 2009 ini disebabkan beberapa laju inflasi kota-
kota besar di Pulau Jawa, cenderung memiliki inflasi yang lebih
rendah dari Jawa Timur, sehingga berpengaruh besar terhadap
inflasi nasional secara umum.
Namun, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
laju inflasi Jawa Timur tahun 2008 memang lebih baik, bila
dibandingkan laju inflasi nasional yang mencapai sebesar 11,06
persen.
Penyebab meningkatnya laju inflasi di Jawa Timur
akhir-akhir ini lebih banyak dipengaruhi oleh adanya kebijakan
pemerintah yang terkait dengan harga seperti naiknya harga
cukai rokok, harga premium dan solar, konversi energy yang
berdampak naiknya harga minyak tanah, kemudian naiknya
tarif air minum dan harga elpiji. Kenaikan tersebut, membawa
dampak naiknya harga komoditas lain seperti makanan jadi.
Selain itu, laju inflasi juga dipengaruhi oleh naiknya
harga beberapa komoditas utama seperti beras, minyak
goreng, gula pasir dan emas perhiasan serta biaya sekolah
Page 88
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 88
swasta. Namun, pengaruh pendorong utama laju inflasi tahun
2009 yaitu dari kenaikan harga gula pasir, emas perhiasan,
beras dan mobil, disamping naiknya harga bumbu-bumbuan
seperti bawang putih, cabe merah dan cabe rawit.
Tekanan inflasi tertinggi berasal dari sumbangan
komoditas Gula Pasir yang mencapai sebesar 0,4894, diikuti
oleh Beras sebesar 0,4767, Emas Perhiasan sebesar 0,2702,
Harga Mobil sebesar 0,2448 dan Bawang Putih sebesar 0,2318.
Apabila, kita cermati lebih dalam bahwa sumbangan
tekanan inflasi terbesar di Jawa Timur pada tahun 2009 berasal
dari kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau,
yang dipengaruhi oleh kenaikan harga pada sub kelompok
Minuman yang tidak beralkohol sebagai akibat kenaikan harga
komoditas gula pasir.
Pengaruh terbesar laju inflasi adalah akibat kenaikan
harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada Kelompok
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,28
persen. Disusul Kelompok Perumahan sebesar 0,20 persen, lalu
Page 89
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 89
Kelompok Sandang sebesar 1,53 persen, Kelompok Kesehatan
sebesar 0,14 persen, kemudian Kelompok Pendidikan, Rekreasi,
dan Olahraga sebesar 0,21 persen dan Kelompok Transportasi,
Komunikasi dan Jasa Keuangan sebesar 0,02 persen. Sedangkan
Kelompok Bahan Makanan justru mengalami deflasi sebesar
0,78 persen.
Ini berarti, dua sector tersebut turut memberikan
sumbangan terhadap penurunan tingkat inflasi, akibat tekanan
kenaikan harga kebutuhan barang dan jasa pada moment
puasa dan lebaran bulan September 2009 yang lalu. Sehingga,
inflasinya masih lebih baik dibandingkan Provinsi Yogyakarta
yang mencapai sebesar 0,09 persen.
Sepuluh komoditas yang memberikan sumbangan
terbesar terhadap terjadinya inflasi adalah Emas Perhiasan,
Bawang Merah, Bahan Bakar Rumah Tangga, Cabe Rawit, Mie,
Beras, Nasi (Makanan Jadi dengn campuran utama dari nasi
rames), Pasir, Tahu Mentah dan Rokok Kretek Filter.
Page 90
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 90
Sedangkan, sepuluh komoditas yang memberikan
sumbangan deflasi adalah Cabe Merah, Daging Ayam Ras, Telur
Ayam ras, Jeruk, Jagung Muda, Daging sapi, Kelapa, Minyak
Goreng, Nangka Muda dan Gula Pasir.
Beberapa indicator makro ekonomi lain yang juga
menunjukkan peningkatan yaitu Pendapatan per Kapita
masyarakat Jawa Timur, pada tahun 2009 mencapai sebesar
18,35 Juta Rupiah lebih, yang berarti meningkat sebesar 1,59
Juta Rupiah lebih, bila dibandingkan tahun 2008 yang sebesar
16,76 Juta Rupiah lebih.
Peningkatan pendapatan Jawa Timur yang diperoleh
dari kontribusi meningkatnya jumlah konsumsi masyarakat,
naiknya pendapatan masyarakat, serta jumlah pengeluaran
pemerintah tersebut, ternyata masih dipengaruhi oleh
turunnya kontribusi ekspor non migas Jawa Timur, sebagai
akibat imbas krisis keuangan global yang dialami beberapa
Negara tujuan ekspor Jawa Timur.
Page 91
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 91
Turunnya kinerja Pertumbuhan Ekonomi yang
berakibat lambannya kinerja perekonomian Jawa Timur tahun
2009, ini masih mampu diimbangi oleh perbaikan kinerja
indicator makro ekonomi lainnya seperti Perkembangan ICOR,
Perkembangan Jumlah dan Investasi Berskala Nasional (PMDN
maupun PMA), Perkembangan Jumlah UKM non BPR/LKM
UKM.
Tolok ukur kinerja investasi diukur dengan
menggunakan indicator Incremental Capital Output Ratio
(ICOR). Melalui ICOR dapat diketahui kebutuhan investasi
komoditi pertanian prioritas di masa mendatang.
Perkembangan ICOR Jawa Timur tahun 2009 mencapai sebesar
3,60 meningkat sebesar 0,56 atau naik 18,42 persen bila
dibandingkan tahun 2008 sebesar 3,04.
Semakin besarnya nilai ICOR Jawa Timur dibanding
tahun sebelumnya, ini berarti tingkat efisiensi pemanfaatan
modal investasi di daerah, dan tambahan modal yang harus
Page 92
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 92
diinvestasikan untuk memperoleh tambahan suatu unit output
masih belum efisien dalam penggunaan modal.
Jawa Timur untuk dapat meningkatkan pertambahan
pendapatan atau PDRB tiap satu unit, harus membutuhkan
dana investasi di Jawa Timur tahun 2009 mencapai sebesar
3,60 Milyar Rupiah lebih, meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya yang membutuhkan aliran dana investasi sebesar
3,04 Milyar Rupiah lebih.
Kondisi ini menggambarkan bahwa peningkatan nilai
investasi di Jawa Timur masih lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan nilai produksi pertanian. Hal ini dapat dimaklumi,
mengingat kondisi Jawa Timur sebagian besar potensi
daerahnya dimanfaatkan untuk lahan pertanian dibandingkan
untuk produktivitas industri.
Disisi lain, perkembangan Investasi Berskala Nasional
baik PMDN maupun PMA di Jawa Timur merupakan kinerja
yang paling terimbas langsung dengan krisis keuangan global,
juga mengalami penurunan cukup tajam.
Page 93
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 93
Perkembangan investasi di Jawa Timur selama dua
tahun terakhir cenderung mengalami penurunan, baik
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman
Modal Asing (PMA).
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Tahun 2009
mencapai nilai investasi sebesar 9 Juta 506 ribu 602 Rupiah
dengan jumlah proyek sebanyak 36 proyek dan menyerap
Tenaga Kerja Local/dari Indonesia sebanyak 15 Ribu 95 Orang,
yang berarti jumlah investornya turun sebesar 11,43 persen
dengan penurunan nilai investasi sebesar 52,31 persen,
dibandingkan tahun 2008 PMDN yang mencapai sebesar 19
Juta 912 ribu 810 Rupiah dengan jumlah proyek sebanyak 34
proyek dan menyerap Tenaga Kerja Indonesia sebanyak 25 Ribu
438 Orang.
Adapun, Penanaman Modal Asing (PMA) Tahun 2009
sebesar 1 Milyar 561 Juta 787 Ribu Dolar Amerika, dengan
jumlah proyek sebanyak 96 proyek dan menyerap Tenaga Kerja
Indonesia sebanyak 17 Ribu 790 Orang. Ini berarti, jumlah
Page 94
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 94
investornya turun sebesar 5,38 persen dengan nilai investasi
sebesar 47,14 persen, dibandingkan tahun 2008 PMA sebesar 2
Milyar 676 Juta 883 Ribu Dolar Amerika dengan jumlah proyek
sebanyak 93 proyek dan menyerap Tenaga Kerja Indonesia
sebanyak 40 Ribu 293 Orang dan Tenaga Kerja Asing sebanyak
5 Orang.
Penurunan nilai investasi di Jawa Timur khususnya
pada Penanaman Modal Asing (PMA) ini, selain imbas krisis
juga dikarenakan para investor masih menunda investasinya
sambil melihat perkembangan ekonomi eksternal yang mulai
membaik maupun kondisi internal yang lebih menguntungkan.
Namun, kondisi ini masih merupakan berita baik
karena Provinsi Jawa Timur masih dianggap menjanjikan
sebagai daerah tujuan investasi asing maupun lokal. Investor
umumnya menganggap kondisi infrastruktur Jawa Timur lebih
baik dari pada daerah lain di Indonesia, seperti keberadaan
pelabuhan ekspor dan bandar udara berskala internasional
Page 95
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 95
serta tersedianya fasilitas perumahan, pendidikan, dan
kesehatan yang baik.
Investasi PMDN di Jawa Timur pada tahun 2009 yang
diminati adalah di Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo,
Kabupaten Gresik, Kabupaten Pasuruan dan Kota Malang,
dengan bidang usaha yang diminati meliputi Industri Kimia,
Industri Kertas, Industri Mineral Non Mineral, Industri Makanan
serta Industri Logam Dasar.
Sedangkan, investasi PMA di Jawa Timur tahun 2009
berasal dari Negara Taiwan, Korea Selatan, RRC, Jepang dan
Singapura, dengan bidang usaha yang diminati meliputi
Perdagangan, Industri Kimia, Industri Barang Logam, Industri
Makanan serta Industri Kayu.
Dengan melihat potensi investasi Jawa Timur yang
cukup beragam dan belum dikembangkan dengan baik, pada
tahun 2009 Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah berusaha
keras untuk dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan.
Kebijakan optimalisasi ini dilakukan melalui kerjasama dengan
Page 96
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 96
para dunia usaha dan pihak perbankan, sehingga dapat
memetakan peluang dan tantangan investasi lima tahun
kedepan.
Enam peluang investasi yang dapat dimanfaatkan oleh
dunia usaha ataupun investor untuk menanamkan modalnya,
meliputi Pelabuhan Peti Kemas di Tanjung Bulu Pandan,
Bangkalan, Madura, kemudian Pengelolaan Limbah di Gresik,
Industri Tepung Ketela Pohon, Industri Marmer dan Granit, lalu
Pembangkit Listrik Panas Bumi (Geothermal) serta Sentra Bisnis
di Kaki Jembatan Suramadu baik sisi Madura dan khususnya
pada sisi Surabaya.
Setiap tahunnya nilai investasi PMA di Jawa Timur
mengalami kenaikan yang cukup pesat. Namun, untuk tetap
dapat menarik minat investor asing, dibutuhkan iklim usaha
yang kondusif serta menyiapkan peraturan daerah yang terkait
dengan penanaman modal dan membentuk Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP). Pembentukan PTSP tersebut,
Page 97
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 97
merupakan pelopor dalam memberikan kemudahan izin
penanaman investasi di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
Dengan semakin meningkatnya sistem pelayanan
perijinan investasi di Jawa Timur, diharapkan akan dapat
mengoptimalkan konsep pelayanan satu pintu bagi investor
yang akan menanamkan modalnya di Jawa Timur.
Untuk mendorong investor masuk lebih banyak lagi ke
Jawa Timur, Pemerintah Provinsi juga menggagas pembentukan
Forum Komunikasi Insan Investasi (FORKII).
Selanjutnya, FORKII mengagendakan pertemuan rutin
antara investor dan pemerintah setiap dua bulanan atau tiga
bulanan sekali. Pertemuan ini merupakan wadah antara para
Pebisnis dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta
Pemerintah Kabupaten/Kota, guna membahas persoalan
investasi dan permasalahan yang timbul serta langkah upaya
pemecahannya.
Berbagai upaya untuk meningkatkan investasi di Jawa
Timur telah dilakukan, diantaranya melalui Revitalisasi Sister
Page 98
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 98
Provice Jawa Timur-Osaka, sebagai alternatif pembiayaan
pembangunan. Tujuannya untuk mengembangkan pola
kerjasama yang sesuai dengan potensi dan kondisi masing-
masing daerah.
Sementara itu, upaya peningkatan investasi juga
dilakukan melalui kerjasama ekonomi Bilateral antara
Indonesia-Jepang, yang mencakup 11 (Sebelas) bidang, yaitu
antara lain bidang kesehatan, kepemudaan, lingkungan, dan
pelabuhan.
Sedangkan, kerjasama lain yang dilakukan dengan MoU
yaitu 6 (Enam) Sister City/Province Arrangements, meliputi
Jakarta-Tokyo, Yogyakarta-Kyoto, Surabaya-Kochi, Medan-
Ichikawa, Jawa Timur-Osaka Prefecture dan Irian Jaya-
Yamagata Prefecture.
Walaupun, saat ini masih belum bisa memberikan
kontribusi besar bagi perekonomian Jawa Timur, namun
implementasi kebijakan luar negeri tersebut menjadi bagian
Page 99
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 99
penting dari rekonstruksi ekonomi yang akan dibangun
Indonesia, khususnya bagi Jawa Timur.
Kami yakin, kebijakan kerjasama bilateral ini nantinya
akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, sehingga
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lebih baik
dari sebelumnya.
Investasi dilihat dari indikator Perkembangan Industri
Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga pada tahun 2009 berjumlah
sebanyak 684 Ribu 155 Unit Usaha, meningkat bila
dibandingkan tahun 2008 sebanyak 686 Ribu 756 Unit Usaha.
Industri tersebut mampu menyerap kerja sebanyak 1 Juta 572
Ribu 875 Orang naik sebanyak 15 Ribu 573 Orang dibandingkan
tahun 2008 sebanyak 1 Juta 557 Ribu 302 Orang.
Nilai investasi industry kecil dan menengah tahun 2009
mencapai sebesar 24 Ribu 50 Milyar Rupiah meningkat
dibandingkan tahun 2008 sebesar 11 Ribu 898 Milyar Rupiah.
Adapun nilai produksinya mencapai sebesar 61 Ribu 7 Milyar
naik dibandingkan tahun 2008 sebesar 5 Ribu 704 Milyar.
Page 100
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 100
Produksi Pertanian Tanaman Pangan dan Hotikultura di
Jawa Timur tahun 2009, Padi sebanyak 11 Juta 259 Ribu 85 Ton,
Jagung sebanyak 5 Juta 266 Ribu 720 Ton, Ubi Kayu sebanyak 3
Juta 222 Ribu 636 Ton, Ubi Jalar sebanyak 162 Ribu 607 Ton,
Kedelai sebanyak 355 Ribu 260 Ton, Kacang Tanah sebanyak
216 Ribu 474 Ton, Kacang Hijau sebanyak 83 Ribu 629 Ton.
Sedangkan, produksi Tanaman Hortikultura, untuk
Jeruk Besar sebanyak 40 Ribu 454 Ton, Jeruk Siem sebanyak
881 Ribu 173 Ton, Mangga sebanyak 3 Juta 990 Ribu 772 Ton,
Pisang sebanyak 5 Juta 64 Ribu 390 Ton, Jambu Biji sebanyak 67
Ribu 903 Ton, kemudian Jambu Air sebanyak 43 Ribu 593 Ton,
Manggis sebanyak 71 Ribu 836 Ton, Apel sebanyak 589 Ribu
630 Ton, Cabe Merah sebanyak 48 Ribu 369 Ton, Bawang
Merah sebanyak 38 Ribu 834 Ton serta Kentang sebanyak 127
Ribu 259 Ton.
Selanjutnya, produksi komoditi Perkebunan Jawa Timur
Tahun 2009, untuk Tebu sebanyak 999 Ribu 555 Ton,
Tembakau sebanyak 72 Ribu 911 Ton, Kapas sebanyak 1 Ribu
Page 101
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 101
78 Ton, Kelapa sebanyak 187 Ribu 793 Ton, Kopi sebanyak 37
Ribu 728 Ton, Cengkeh sebanyak 8 Ribu 129 Ton, Karet
sebanyak 19 Ribu 868 Ton, Kapuk Randu sebanyak 23 Ribu 39
Ton, Kakao sebanyak 16 Ribu 166 Ton, Teh sebanyak 3 Ribu 108
Ton, Jambu Mente sebanyak 11 Ribu 180 Ton, Serat Karung
sebanyak 1.425 Ton serta lain-lain sebanyak 17 Ribu 49 Ton.
Kemudian, produksi Tebu atau Gula tahun 2009
mencapai sebanyak 999 Ribu 555 Ton, memberikan kontribusi
sebesar 48,65 persen terhadap produksi nasional sebanyak 2
Juta 54 Ribu 762 Ton, meningkat dibandingkan kontribusi tahun
2008 sebesar 48,23 persen.
Sedangkan, produksi hasil ternak tahun 2009, untuk
Daging sebanyak 246 Ribu 315 Ton, Telur sebanyak 247 Ribu
379 Ton dan produksi Susu sebanyak 511 Ribu 242 Ton.
Selanjutnya, produksi Perikanan Jawa Timur tahun
2009, dari hasil penangkapan laut mencapai sebanyak 386 Ribu
151 Ton dan hasil perairan umum sebanyak 11 Ribu 822,40
Ton. Kemudian dari hasil budidaya, untuk Budidaya Laut
Page 102
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 102
sebanayak 76 Ribu 687,10 Ton, Budidaya Tambak sebanyak 80
Ribu 474,50 Ton, Budidaya Kolam sebanyak 40 Ribu 344,40
Ton, Budidaya Sawah Tambak sebanyak 47 Ribu 268,70 Ton,
Budidaya Mina Padi sebanyak 149,20 Ton dan Budidaya
Karamba sebanyak 2 Ribu 678,60 Ton.
Capaian Prosentase Pertumbuhan Ekonomi menurut
ADHK 2000 Jawa Timur tahun 2009 sebesar 5,01 persen, ini
menunjukkan bahwa prosentase pertumbuhannya sedikit lebih
rendah dibawah pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tahun
2008.
Namun, capaian kinerja pertumbuhan ini menunjukkan
hasil yang menggembirakan, karena ditengah kondisi
perekonomian eksternal sedang mengalami masa-masa sulit,
capaian pertumbuhan ekonomi Jawa Timur justru mampu
melampaui target yang ditetapkan dalam RPJMD pada kisaran
4,00 persen sampai dengan 4,50 persen. Selain itu, yang lebih
membanggakan lagi bahwa besaran pertumbuhan ekonomi
Page 103
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 103
tersebut, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional
sebesar 4,50 persen.
Perlu kami sampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi
Jawa Timur pada tahun 2009 mulai termasuk dalam 8 (delapan)
Provinsi dari 33 (tiga puluh tiga) Provinsi se Indonesia, yang
selama lima tahun terakhir ini pertumbuhan ekonominya
konsisten mencapai diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi
nasional. Ketujuh Provinsi lainnya tersebut yaitu Provinsi Papua
Barat, Sulawesi Tenggara, Jambi, Sulawesi Tengah, Sumatera
Barat, Sumatera Utara dan DKI Jakarta.
Kita harapkan ditahun-tahun mendatang pertumbuhan
ekonomi Jawa Timur terus meningkat, sehingga tetap menjadi
Provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi konsisten diatas
rata-rata nasional, sebagaimana yang dialami oleh 7 (tujuh)
Provinsi tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan program-
program pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Timur beserta seluruh Stakeholder, untuk dapat
Page 104
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 104
meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menurunkan
jumlah masyarakat miskin telah membuahkan hasil yang
semakin nyata dan menggembirakan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa upaya
Pemerintah Jawa Timur, melalui kebijakan 9 agenda utama dan
18 prioritas program pembangunan yang dilaksanakan melalui
koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergitas dengan seluruh
stakeholder dan dukungan kinerja seluruh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota se Jawa Timur, serta beberapa kebijakan-
kebijakan lainnya telah mampu menjaga stabilitas
perekonomian Jawa Timur pada posisi cukup aman dan
terkendali.
Disisi lain, menurunnya kinerja sector industry dan
perdagangan akibat krisis serta masih rendahnya investasi di
Jawa Timur pada tahun 2009 apabila terus berlanjut, tentunya
akan menjadi permasalahan dan kendala bagi Jawa Timur
karena dapat menghambat percepatan pertumbuhan ekonomi
tahun 2010.
Page 105
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 105
Namun, penurunan kinerja sektor industri dan
perdagangan tersebut, masih tertutupi oleh perkembangan
kinerja sektor riil, yang saat ini telah mampu menjadi alternatif
kekuatan ekonomi Jawa Timur yang dapat dibanggakan dimasa
mendatang. Karena, terus menunjukkan perkembangan yang
sangat berarti bagi perekonomian di Jawa Timur, sehingga
diharapkan dapat menjadi kekuatan pasar lokal dan inter
regional didalam negeri.
Keempat, Capaian Indikator Kinerja Utama “Indeks
Disparitas Wilayah”. Indeks Disparitas Wilayah Jawa Timur
meskipun terjadi perbaikan dan peningkatan, namun secara
keseluruhan kita mengakui bahwa tingkat kesenjangan antar
wilayah di Jawa Timur masih belum merata.
Hal ini nampak dari capaian Indeks Disparitas Wilayah
Jawa Timur dilihat dari Indeks Disparitas Koefisen Varians
Williamson tahun 2009 mencapai sebesar 116,02 mengalami
penurunan sebesar 0,06 atau turun 0,05 persen, dibandingkan
tahun 2008 sebesar 115,96.
Page 106
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 106
Penurunan ini menunjukkan bahwa upaya Pemerintah
Jawa Timur untuk mengurangi tingkat kesenjangan antar
wilayah atau daerah belum menuai hasil, meskipun berbagai
upaya telah dilakukan khususnya di daerah tertinggal, namun
belum menampakkan hasil yang menggembirakan.
Oleh karena itu, kedepan akan menjadi perhatian besar
kami untuk dapat memperkecil tingkat kesenjangan ini,
sekaligus mewujudkan tingkat pemerataan pendapatan
maupun perkembangan ekonominya, sehingga kesenjangan
antara daerah satu dengan daerah yang lainnya tidak terlalu
besar.
Kesenjangan yang masih besar ini kedepan akan
ditelusuri lebih cermat lagi, apakah timbul diakibatkan oleh
adanya perbedaan-perbedaan di daerah baik itu dilihat dari
ukuran-ukuran kemajuan masyarakat dan wilayahnya.
Masyarakatnya, bisa kita lihat dari derajat pendidikan,
derajat kesehatan, prosentase pengangguran dan prosentase
kemiskinan. Sedangkan, dilihat dari wilayahnya yaitu diukur
Page 107
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 107
dari penyediaan infrastruktur seperti pelayanan jalan, listrik,
telepon, perbankan, serta pelayanan dasar.
Selain itu, kebijakan jangka menengah di masing-
masing wilayah Kabupaten/Kota, memiliki perbedaan baik
secara politis, karakteristik daerah maupun kebutuhan
mendasarnya. Hal ini, sebagai akibat terpilihnya Kepala Daerah
yang baru merupakan sosok pemimpin yang harus memiliki visi
dan misi serta prioritas program pembangunan yang mampu
menampung asipirasi masyarakat local sesuai dengan kondisi
permasalahan di daerah maupun harapan masyarakat
konstituennya.
Menurut Kementerian Pembangunan Daerah
Tertinggal (PDT) pada tahun 2007-2008 masih terdapat 7
kabupaten di Jawa Timur yang berstatus sebagai daerah
tertinggal yaitu meliputi Kabupaten Situbondo, Bondowoso,
Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Trenggalek, dan Pacitan.
Namun, pada akhir tahun 2009 hingga awal 2010 saat
ini tercatat tinggal 2 (dua) Kabupaten yang berstatus daerah
Page 108
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 108
tertinggal yaitu Kabupaten Sampang dan Pacitan. Sedangkan, 6
(enam) daerah termasuk Kabupaten Madiun tidak lagi
berstatus sebagai daerah tertinggal, tetapi dalam pembinaan
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT).
Tingkat kesenjangan ekonomi antar wilayah di suatu
wilayah umumnya berfluktuasi seiring dengan tingkat
perubahan PDRB per kapitanya. Pendapatan per Kapita
masyarakat Jawa Timur tahun 2009 mencapai sebesar 18,35
Juta Rupiah lebih, meningkat dibandingkan tahun 2008 sebesar
16,69 Juta Rupiah lebih.
Selain itu, tingkat kesenjangan wilayah juga dapat
dilihat dari Produktivitas Daerah Setiap Sektor, Pemerataan
Pendapatan, Persentase Konsumsi Rumah Tangga Non Pangan,
dan Indeks Gini Ratio.
Produktivitas Daerah Setiap Sektor tahun 2009
tertinggi berasal dari sector Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar
506,41 Juta Rupiah, disusul dengan sector Lembaga Keuangan
Page 109
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 109
sebesar 143,45 Juta Rupiah dan sector Pertambangan dan
Penggalian sebesar 112,94 Juta Rupiah.
Pemerataan Pendapatan dilihat dari distribusi
pengeluaran penduduk, cenderung mengalami perbaikan. Pada
tahun 2009 untuk distribusi pengeluaran kelompok 40 persen
bawah sebesar 19,86 persen, kelompok 40 persen menengah
sebesar 37,59 persen dan kelompok 20 persen atas sebesar
42,55.
Dari tiga klasifikasi tersebut, penduduk Jawa Timur
secara keseluruhan, tingkat kesenjangannya semakin menurun,
berarti ketimpangan pendapatan yang terjadi, semakin lama
masuk klasifikasi ketimpangan pendapatan masyarakat katagori
rendah.
Persentase Konsumsi Rumah Tangga Non Pangan
masyarakat di Jawa Timur yang menggambarkan proporsi
pengeluaran untuk kebutuhan untuk makanan sebesar 52,73
persen, naik dibandingkan tahun 2008 sebesar 48,36 persen.
Sedangkan, non makanan tahun 2009 mencapai sebesar 47,27
Page 110
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 110
persen, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008
sebesar 51,64 persen.
Namun, peningkatan pengeluaran makanan tersebut
masih belum menunjukkan derajat kesejahteraan penduduk
Jawa Timur, hal ini dikarenakan makin tingginya perubahan
harga yang tidak sebanding dengan perkembangan
pendapatan.
Kondisi ini mencerminkan bahwa pola pengeluaran
kebutuhan konsumsi penduduk masih lebih besar proporsinya
bila dibandingkan dengan pengeluaran untuk kebutuhan non
pangan.
Indeks Gini Ratio Jawa Timur tahun 2009 dilihat dari
persentase total rata-rata konsumsi per kapita sebulan,
menurut status wilayah dan kuintil penduduk terjadi perbaikan.
Untuk Kota sebesar 0,30 persen, Desa sebesar 0,23 persen,
sedangkan Kota dan Desa mencapai sebesar 0,29 persen.
Kondisi ini berarti menunjukkan bahwa kuintil
penduduk berdasarkan konsumsi terjadi peningkatan, apabila
Page 111
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 111
dibandingkan dengan tahun 2008 untuk Kota sebesar 0,31
persen dan Desa sebesar 0,25 persen sehingga Kota dan Desa
sebesar 0,30 persen.
Selain itu, tingkat kesenjangan wilayah Kabupaten/Kota
juga dapat dilihat dari Keterbandingan Angka PDRB per kapita
Kabupaten/Kota terhadap PDRB per Kapita Provinsi yaitu
sebesar 18,35 Juta Rupiah.
PDRB per Kapita yang berada diatas rata-rata Jawa
Timur adalah 7 (tujuh) Kabupaten/Kota yaitu meliputi Kota
Kediri, Surabaya, Malang, Mojokerto dan Probolinggo serta
Kabupaten Sidoarjo dan Gresik berada diatas rata-rata PDRB
per Kapita Jawa Timur tahun 2009. Tertinggi adalah Kota Kediri
dengan PDRB per Kapita mencapai sebesar 204,80 Juta Rupiah
dan yang mendekati atau masih diatas rata-rata Jawa Timur
yaitu Kota Probolinggo sebesar 19,32 Juta Rupiah.
Sedangkan, 31 (tiga puluh satu) Kabupaten/Kota
lainnya masih dibawah rata-rata Jawa Timur yaitu yang
mendekati Kabupaten Tulungagung sebesar 15,88 Juta Rupiah
Page 112
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 112
dan yang terendah Kabupaten Pacitan sebesar 5,40 Juta
Rupiah.
Capaian Indeks Disparitas Wilayah Jawa Timur yang
ditunjukkan dengan indikator Indeks Disparitas Williamson
tahun 2009 mencapai sebesar 116,02. Besaran ini menunjukkan
adanya penurunan walaupun sangat kecil. Hal ini
menggambarkan bahwa perkembangan daerah-daerah
tertinggal masih rendah sekali, sehingga hasilnya masih belum
mencapai target yang ditetapkan yaitu pada kisaran antara
115,10 sampai dengan 115,30.
Ini menunjukkan bahwa daerah-daerah di Jawa Timur
masih terdapat kesenjangan baik yang disebabkan oleh
perbedaan pada pendapatan per kapita, pemerataan distribusi
pendapatan, penurunan pengangguran, pembebasan
kemiskinan serta penghapusan ketidakadilan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa daerah
yang masih termasuk dalam kuadran IV dengan katagori PDRB
per kapita rendah dan Pertumbuhan Ekonomi juga rendah di
Page 113
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 113
Jawa Timur pada tahun 2009 masih cukup banyak yaitu
sebanyak 25 daerah terdiri dari 23 Kabupaten dan 2 Kota.
Sedangkan 6 Kabupaten/Kota masuk kuadran I
(katagori PDRB per Kapita Tinggi dan Pertumbuhan Ekonomi
Tinggi), dan 6 daerah Kabupaten/Kota lainnya masuk kuadran II
(katagori PDRB per Kapita Rendah tetapi Pertumbuhan
Ekonomi Tinggi) dan 1 Kota Kediri masuk Kuadran III (katagori
PDRB per Kapita Tinggi tetapi Pertumbuhan Ekonomi Rendah).
Masih tingginya disparitas wilayah di Jawa Timur, ini
dilihat dari perbandingan absolute antar Kabupaten/Kota di
Jawa Timur dalam kuadran tahun 2009 meskipun tahun 2009
ada penambahan 2 daerah (Kota Mojokerto dan Kabupaten
Sidoarjo) yang pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan
dari kuadran IV dengan katagori PDRB dan Pertumbuhan
Ekonomi sama rendahnya, meningkat masuk dalam kuadran I
dengan katagori PDRB per Kapita Tinggi dan Pertumbuhan
Ekonomi Tinggi.
Page 114
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 114
Namun disisi lain, terjadi penurunan kinerja
pertumbuhan ekonomi pada 6 daerah (antara lain, Kota
Madiun dan Blitar serta Kabupaten Tuban, Jombang, Jember
dan Lamongan), yang sebelumnya berada di kuadran II dengan
katagori PDRB per Kapita rendah dan Pertumbuhan Ekonomi
tinggi, kini turun masuk dalam kuadran IV dengan katagori
PDRB per Kapita rendah dan Pertumbuhan Ekonomi rendah,
sehingga menyebabkan kontribusi pertumbuhan ekonominya
terhadap Jawa Timur menjadi berkurang atau mengecil.
Dengan belum tercapainya target capaian kinerja
mengenai Tingkat Kesenjangan Antar Wilayah/Daerah
Kabupaten/Kota di Jawa Timur tersebut, tentu saja kedepan
kami akan bekerja keras untuk dapat mewujudkan pemerataan
perekonomian dan tingkat kesejahteraan masyarakat utamanya
mampu mengurangi tingkat kesenjangan masyarakat miskin.
Upaya mengurangi tingkat kesenjangan ini akan
ditinjau dari berbagai permasalahan yang ada di masing-masing
daerah secara menyeluruh. Baik itu, diakibatkan oleh adanya
Page 115
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 115
distorsi perdagangan antar daerah, perbedaan sistem
pembangunan perkotaan dan perdesaan maupun dalam hal
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh
masing-masing daerah.
Selain itu, kami juga akan meningkatkan koordinasi
antar daerah sebaik mungkin serta mensinergikan berbagai
kebijakan-kebijakan antar daerah yang dapat dipadukan,
sehingga diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi
daerah yang tertinggal serta dapat mendongkrak tingkat
kesejahteraan masyarakat miskin di daerah secara lebih
merata.
Pimpinan Dewan dan Segenap Anggota Dewan Yang
Terhormat,
Kelima, Capaian Indikator Kinerja Utama “Indeks
Pembangunan Manusia”. Indeks pembangunan manusia
secara keseluruhan diukur dari pencapaian rata-rata, meliputi 3
dimensi dasar pembangunan manusia.
Page 116
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 116
IPM merupakan indeks komposit yang digunakan untuk
mengukur pencapaian rata-rata suatu daerah terhadap tiga hal
mendasar pembangunan manusia, meliputi lama hidup, yang
diukur dengan usia harapan hidup ketika lahir; pendidikan yang
diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah dan angka melek
huruf penduduk usia 15 tahun ke atas; serta standar hidup
layak yang diukur dengan pengeluaran per kapita yang telah
disesuaikan menjadi paritas daya beli.
Tiga dimensi dasar tersebut antara lain Hidup yang
sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup
saat kelahiran, Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat
baca tulis pada orang dewasa dengan bobotnya dua per tiga
dan Kombinasi pendidikan dasar, menengah dan atas atau
disebut dengan gross enrollment ratio, dengan bobot satu per
tiga serta standard kehidupan yang layak diukur dengan Produk
Domestik Bruto Regional (PDRB) dalam paritas kekuatan beli
atau purchasing power parity.
Page 117
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 117
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur dari
tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2009
mencapai sebesar 70,98 meningkat bila dibandingkan tahun
2008 sebesar 70,38. Besaran ini masih menempatkan posisi
IPM Jawa Timur termasuk dalam katagori menengah atas, yaitu
antara 66,00 sampai dengan 79,99.
Peningkatan ini masih perlu ditingkatkan lagi, karena
belum didukung indeks daya beli yang besarnya masih dibawah
indeks harapan hidup dan indeks pendidikan yang mencapai
besaran rata-rata diatas 70,00.
Untuk mencapai IPM dalam katagori tinggi yaitu
mencapai diatas 80,00 sampai dengan 100, Pemerintah Provinsi
Jawa Timur harus melibatkan berbagai unsur seperti Korporat,
LSM, Media Massa, serta Lembaga dan Organisasi yang lain
seperti organisasi keagamaan, untuk mengupayakan perbaikan
pada indeks daya beli mencapai 65-70, sedangkan indeks
harapan hidup dan pendidikan ditingkatkan lagi menjadi diatas
75,00.
Page 118
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 118
IPM Jawa Timur tahun 2009 yang mencapai sebesar
70,98 lebih baik dari tahun 2008 sebesar 70,38, kondisi ini
mencerminkan terjadi peningkatan pada tiga indeks atau
indicator pendukungnya yaitu Indeks Lama Hidup, Indeks
Pendidikan dan Indeks Tingkat Kemampuan Memenuhi
Kebutuhan Hidup atau Tingkat Kesejahteraan.
Indeks Lama Hidup atau Usia Harapan Hidup
(Longetivity) dilihat dari indikator Angka Harapan Hidup Waktu
Lahir (life expectacy at birth), di Jawa Timur tahun 2009
mencapai sebesar 69,15 persen naik dibandingkan tahun 2008
sebesar 69,10 persen.
Indeks Pendidikan atau Pengetahuan (Knowledge),
yang dilihat dari indikator Angka Melek Huruf (Literacy Rate)
dan indikator Rata-rata lama Sekolah (Mean Years School),
untuk Angka Melek Huruf (AMH) Penduduk Usia 15 Tahun
Keatas tahun 2009 di Jawa Timur sebesar 88,53 persen
meningkat sebesar 1,21 atau naik 1,39 persen dibandingkan
tahun 2008 sebesar 87,32 persen.
Page 119
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 119
Sedangkan, indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di
Jawa Timur tahun 2009 sebesar 7,17 tahun, meningkat apabila
dibandingkan tahun 2008 sebesar 7,14 tahun.
Adapun, Indeks Daya Beli atau Standar Hidup Layak
(Decent Living) dilihat dari indikator Konsumsi per Kapita di
Jawa Timur tahun 2009 mencapai sebesar 64,77 persen,
meningkat sebesar 0,85 atau naik 1,33 persen bila
dibandingkan tahun 2008 sebesar 63,92 persen.
Beberapa indicator pendukung kinerja yang dapat
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Timur
termasuk dalam katagori menengah atas, dan kedepannya
masih dapat ditingkatkan lagi menjadi katagori tinggi, secara
singkat dapat kami sampaikan sebagai berikut:
Kinerja pembangunan manusia yang meningkat ini,
juga didukung dari kinerja Bidang Pendidikan lainnya, seperti
Rasio Murid SMK terhadap SMU, Angka Putus Sekolah/Drop
Out (APS/DO), Angka Buta Huruf (ABH), Angka Partisipasi Murni
(APM), Angka Partisipasi Sekolah (APS).
Page 120
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 120
Secara keseluruhan beberapa indicator tersebut diatas,
ada yang mengalami kenaikan dan beberapa indicator yang
lainnya masih fluktuatif.
Rasio Murid SMK terhadap SMU tahun 2009 sebesar
70,12 meningkat dibandingkan tahun 2008 sebesar 69,70. Ini
artinya, bahwa tingkat kemampuan anak-anak di Jawa Timur
dalam menempuh pendidikan masih banyak yang mampu
bertahan tertinggi sampai di kelas dasar tingkat SLTP saja dan
kemudian dropout.
Namun demikian, putus sekolahnya bukan dikarenakan
ketidakmampuan dalam biaya, tetapi dikarenakan kultur
budaya, membantu orang tua bekerja dan lain-lain.
Angka Buta Huruf (ABH) di Jawa Timur baik dilihat dari
usia 10 tahun keatas maupun usia 10-40 tahun terjadi
penurunan, pada tahun 2009 masing-masing mencapai sebesar
8,00 persen dan 2,00 persen bila dibandingkan tahun 2008
sebesar 10,70 persen dan 2,29 persen.
Page 121
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 121
Angka Partisipasi Murni (APM) di Jawa Timur secara
keseluruhan terjadi peningkatan. Pada tahun 2009 untuk
kelompok usia 7-12 tahun sebesar 97,71 persen bila
dibandingkan tahun 2008 sebesar 97,42 persen. Untuk usia 13-
15 tahun dari sebesar 99,74 persen (2008) menjadi sebesar
85,44 persen. Sedangkan usia 16-18 tahun dari sebesar 49,69
persen (2008) naik menjadi sebesar 51,96 persen.
Peningkatan semua indicator pendidikan tersebut, hal
ini menunjukkan bahwa kebijakan Pemerintah Provinsi dalam
memenuhi target 20 persen untuk anggaran pendidikan dari
total APBD Provinsi Jawa Timur, yang diikuti dengan kebijakan
program bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) serta
bantuan biaya sekolah gratis bagi masyarakat miskin di Jawa
Timur, telah mendorong kemajuan pengetahuan dan
penguasaan masyarakat terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan.
Selain itu, kinerja pembangunan manusia juga
merupakan kontribusi kinerja Bidang Kesehatan lainnya,
Page 122
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 122
seperti indikator Persentase Persalinan oleh Tenaga Medis,
Angka Kematian Bayi, Banyaknya Fasilitasi Kesehatan
Masyarakat, Banyaknya Puskesmas dan Posyandu, Banyaknya
Tenaga Paramedis di Puskesmas, serta Cakupan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat Miskin.
Angka Persentase Persalinan oleh Tenaga Medis di
Jawa Timur tahun 2009 sebesar 85,01 naik dibandingkan tahun
2008 sebesar 83,71. Sedangkan, Angka Kematian Ibu
Melahirkan per 100.000 persalinan tahaun 2009 sebanyak 260
per 100.000 kelahiran, menurun bila dibandingkan tahun 2008
sebesar 326 per 100.000 kelahiran.
Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2009 sebesar 31,41
per 1.000 kelahiran hidup, yang berarti menurun sebesar - 0,17
atau turun 0,54 persen bila dibandingkan tahun 2008 sebesar
31,58 per 1.000 kelahiran hidup.
Apabila diperhatikan menurut jenis kelamin, Angka
Kematian Bayi (AKB) tahun 2009 pada laki-laki selalu lebih
Page 123
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 123
tinggi dibandingkan dengan bayi perempuan, yaitu sebesar
35,87 untuk bayi laki-laki dan 26,73 untuk bayi perempuan.
Angka-angka ini harus terus diupayakan lagi untuk
turun, meskipun angka yang dicapai sudah cukup baik. Sebab,
dengan semakin menurunnya AKB, hal ini merupakan
gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan
pelayanan kesehatan masyarakat.
Turunnya angka kematian bayi ini antara lain didukung,
karena adanya peningkatan penolong persalinan oleh tenaga
medis, keberhasilan program KB, peningkatan pelayanan dan
penyediaan fasilitas kesehatan yang telah dilakukan oleh
pemerintah. Disisi lain, penurunan ini disebabkan sudah
semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat akan
kesehatan.
Kemudian, Jumlah Balita Gizi Buruk di Jawa Timur
tahun 2009 sebesar 4,33 persen, menurun bila dibandingkan
tahun 2008 mencapai sebanyak 4,47 persen.
Page 124
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 124
Banyaknya Fasilitasi Kesehatan Masyarakat di Jawa
Timur meliputi Rumah Sakit Umum dan Khusus mencapai tahun
2009 sebanyak 56 buah bertambah dibandingkan tahun 2008
sebanyak 54 buah. Jumlah Puskesmas tahun 2009 sebanyak
936 buah naik dibandingkan tahun 2008 sebanyak 934 buah.
Kemudian, jumlah Puskesmas Pembantu sebanyak
2.290 buah naik dibandingkan tahun 2008 sebanyak 2.285
buah. Puskesmas Keliling sebanyak 1.210 buah bertambah
dibandingkan tahun 2008 sebanyak 1.203 buah.
Selanjutnya, jumlah Pos Pelayanan Terpadu
(POSYANDU) sebanyak 49,062 buah naik dibandingkan tahun
2008 sebanyak 49.042 buah.
Jumlah Tenaga Medis pada Rumah Sakit Umum
Pemerintah tahun 2009 sebanyak 5.450 Orang meningkat
dibandingkan tahun 2008 hanya sebanyak 3.142 Orang.
Jumlah Tenaga Medis pada Puskesmas tahun 2009
sebanyak 2.450 Orang bertambah bila dibandingkan tahun
2008 sebanyak 2.236 Orang.
Page 125
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 125
Sedangkan, jumlah Tenaga Paramedis pada Rumah
Sakit Umum Pemerintah tahun 2009 mencapai sebanyak 9.305
Orang naik dibandingkan tahun 2008 sebanyak 9.294 Orang,
dan jumlah Tenaga Paramedis pada Puskusmes sebanyak
1.8.000 Orang bertambah dibandingkan tahun 2009 sebanyak
17.858 Orang.
Kinerja pembangunan manusia juga ditunjukkan oleh
kontribusi kinerja indicator standar hidup layak lainnya seperti
indicator Rasio Permukiman Layak Huni masyarakat Jawa Timur
tahun 2009 sebesar 0,94. Kemudian, Persentase Penduduk
Berakses Air Minum sebesar 92,78 persen meningkat
dibandingkan tahun 2008 sebesar 91,45 persen.
Capaian kinerja Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Jawa Timur tahun 2009 sebesar 70,98 kinerja ini menunjukkan
bahwa hasilnya telah melampaui target yang ditetapkan dalam
RPJMD Tahun 2009-2014 yaitu pada kisaran antara 68,90
sampai dengan 69,00.
Page 126
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 126
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa
Timur, ini disebabkan meningkatnya capaian kinerja pada
ketiga variable pembangunan manusia yaitu Angka Melek
Huruf, Angka Usia Harapan Hidup dan Daya Beli Masyarakat.
Walaupun, kenaikannya tidak begitu signifikan namun
naiknya kontribusi pada kualitas pendidikan dan pendapatan
per kapita masyarakat, telah mampu memperbaiki kualitas
pembangunan manusia di Jawa Timur.
Dari keseluruhan capaian kinerja 5 (lima) Indicator
Kinerja Utama Jawa Timur tersebut, 4 (empat) indicator
kinerja utama meliputi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT),
Penurunan Prosentase Penduduk Miskin, Prosentase
Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM), capaiannya telah memenuhi target tahunan yang
ditetapkan dalam dokumen RPJMD Tahun 2009-2014 dan
bahkan dua diantaranya telah melampaui target yang
ditetapkan. Sedangkan, 1 (satu) indicator kinerja utama yaitu
Page 127
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 127
Indeks Disparitas Wilayah meskipun capaian kinerjanya
mengalami peningkatan, namun besaran nilanya masih
dibawah target yang ditetapkan.
Pimpinan dan Segenap Anggota Dewan, Hadirin serta
Undangan Yang Kami Hormati,
Berikutnya, Laporan Pertanggungjawaban Kami yang
Ketiga, yaitu mengenai Capaian Kinerja atas Pelaksanaan 9
(Sembilan) Agenda Utama, yang diimplementasikan melalui
18 (Delapan Belas) Prioritas Program Pembangunan Jawa
Timur.
Wujud terhadap pelaksanaan prioritas program
tersebut, merupakan wujud implementasi daripada
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Jawa
Timur, yang dialokasikan kedalam urusan wajib dan pilihan.
Hal ini, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan
Gubernur Jawa Timur Nomor 58 Tahun 2009 tentang
Page 128
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 128
Penjabaran Perubahan APBD Provinsi Jawa Timur Tahun
Anggaran 2009.
Didalam ketentuan tersebut, ditetapkan kebijakan
program dan kegiatan tahun 2009 dengan alokasi dana APBD
Provinsi Jawa Timur yang berupa Belanja Daerah, yaitu total
sebesar 8,39 Trilyun Rupiah lebih.
Dari belanja daerah tersebut, dialokasikan untuk
Belanja Tidak Langsung sebesar 4,78 Trilyun Rupiah lebih dan
Belanja Langsung sebesar 3,62 Trilyun Rupiah lebih.
Selain itu, penyelenggaraan pemerintahan daerah Jawa
Timur tahun 2009 juga didukung dengan dana APBN yang
berupa Dana Perimbangan total sebesar 1,38 Trilyun Rupiah
lebih, dengan rincian dari Dana Bagi Hasil sebesar 179,81 Milyar
Rupiah lebih, Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 1,18 Trilyun
Rupiah lebih dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar 18,20
Milyar Rupiah lebih.
Alokasi dana APBD Provinsi tersebut, secara
keseluruhan dialokasikan kedalam Urusan Wajib dan Urusan
Page 129
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 129
Pilihan, yang terkait dengan pelayanan dasar dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Adapun, hasil kinerjanya secara
garis besar kami sampaikan, sebagai berikut:
Urusan Pendidikan, capaian kinerja mengenai urusan
pendidikan secara keseluruhan menunjukkan peningkatan. Hal
ini, nampak dari capaian indikator kinerja Angka Melek Huruf
mengalami peningkatan, juga meningkatnya Angka Partisipasi
Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) menurut
Kelompok Umur, serta meningkatnya Rasio Kelulusan Tingkat
Sarjana (S1), Pasca Sarjana (S2) dan Doktoral (S3).
Walaupun, masih belum diikuti dengan indikator APK
Usia SD-MI (7-12 Tahun) dan APM Usia SLTP-MTs (13-15 Tahun)
yang masih mengalami penurunan.
Urusan Kesehatan, kinerja yang dicapai secara
keseluruhan mengalami perbaikan atau peningkatan. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya indikator Angka Usia
harapan Hidup (UHH), menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB),
menurunnya Persentase Balita Bergizi Buruk, meningkatnya
Page 130
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 130
Perkembangan Rasio Akseptor KB, meningkatnya Rasio Dokter
dan Rasio Tenaga Medis per Satuan Penduduk.
Selain itu, ditunjukkan dengan tetap terpeliharanya
indicator Rasio Posyandu per Satuan Balita dan Rasio Rumah
Sakit per Satuan Penduduk.
Urusan Pekerjaan Umum, pada tahun 2009 panjang
jalan provinsi dengan kondisi baik sepanjang 1.600,78 km atau
sebesar 80 persen dari panjang jalan yang menjadi tanggung
jawab Pemerintah Provinsi Jawa Timur (sepanjang 2.000,98
km).
Selanjutnya, Persentase panjang jembatan provinsi
dalam kondisi baik dibandingkan dengan keseluruhan panjang
jembatan provinsi yang ada. Pada tahun 2009 panjang
jembatan provinsi dengan kondisi baik sepanjang 1.153,10
Meter atau sebesar 95,14 persen dari panjang jalan yang
menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Jawa Timur
(sepanjang 1.216,00 Meter).
Page 131
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 131
Sedangkan, upaya perbaikan infrastruktur pengairan
pemenuhan kebutuhan pelayanan irigasi dan penanggulangan
banjir dilihat dari 3 (tiga) indikator kinerja, Persentase luas
irigasi dalam kondisi baik dibandingkan dengan keseluruhan
luas irigasi yang ada. Pada tahun 2009 irigasi dengan kondisi
baik seluas 105.457 Ha atau sebesar 63 persen dari luas irigasi
yang ada di Provinsi Jawa Timur (167.289 Ha).
Selain itu, indicator Peningkatan jumlah ketersediaan
air baku untuk berbagai kebutuhan, pada tahun 2009 jumlah air
baku untuk berbagai keperluan yang tersedia di Provinsi Jawa
Timur sebanyak 19.339.957 Juta M3.
Kemudian, menurunnya luas genangan banjir pada
tahun 2009 genangan banjir di Provinsi Jawa Timur seluas
25.445 Ha, dibandingkan dengan genangan banjir pada tahun
2008 seluas 26.410 Ha, terjadi penurunan sebesar 965 Ha.
Sedangkan, urusan Cipta Karya dan Penataan Ruang
ditunjukkan dengan indikator “Persentase tersusunnya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota sesuai
Page 132
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 132
ketentuan”. Indikator ini menggambarkan jumlah
kabupaten/Kota yang telah menyusun dokumen RTRW sesuai
ketentuan peraturan perundangan dibandingkan dengan
jumlah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur.
Pada tahun 2009 jumlah Kabupaten/Kota yang telah
menyusun dokumen RTRW sesuai ketentuan perundangan
sebanyak 4 Kab/Kota atau sebesar 10,53 % dari jumlah
Kab/Kota di Provinsi Jawa Timur (38 Kab/Kota). Kondisi ini
meningkat bila dibandingkan tahun 2008.
Urusan Perumahan, ditunjukkan dengan indikator
Persentase Penduduk Perdesaan yang Memiliki Akses Sarana
Sanitasi, pada tahun 2009 sebanyak 11.014.509 Jiwa atau
sebesar 46,10 persen dari jumlah penduduk pedesaan di
Provinsi Jawa Timur sebanyak 23.374.452 Jiwa.
Dibandingkan dengan tahun 2008 pada tahun 2009
jumlah penduduk pedesaan yang memiliki akses sarana sanitasi
naik sebanyak 450 jiwa, namun belum sebanding dengan
Page 133
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 133
kenaikan jumlah penduduk pedesaan, sehingga persentasenya
menurun.
Hal ini, disebabkan pemeliharaan atau perawatan
sarana sanitasi belum memadai dan masih kurangnya
kesadaran dari masyarakat, sehingga perlu dilakukan sosialisasi
kepada masyarakat.
Sedangkan, indikator Persentase penduduk pedesaan
yang memiliki akses sarana air bersih, pada tahun 2009
sebanyak 11.304.591 jiwa atau sebesar 47,31 % dari jumlah
penduduk pedesaan di Provinsi Jawa Timur sebanyak
23.374.452 jiwa.
Dibandingkan dengan tahun 2008 pada tahun 2009
jumlah penduduk pedesaan yang memiliki akses sarana air
bersih naik sebanyak 45.720 jiwa. Namun belum sebanding
dengan kenaikan jumlah penduduk pedesaan, sehingga
persentasenya menurun.
Page 134
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 134
Hal ini, disebabkan pemeliharaan/perawatan sarana air
bersih belum memadai dan masih kurangnya kesadaran dari
masyarakat.
Urusan Perencanaan Pembangunan, capaian
kinerjanya dapat dilihat dari indicator Ketepatan Waktu dalam
Proses Penyusunan dan Penetapan Dokumen Perencanaan
Pembangunan dalam bentuk Peraturan Daerah, khususnya
mengenai Peraturan Daerah mengenai Penetapan Dokumen
Pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2010
oleh DPRD, yang mampu diselesaikan pada bulan Oktober
2009.
Perbaikan kinerja dalam proses penyusunan dan
penetapan dokumen tersebut, telah ditunjukkan dengan
diperolehnya penghargaan dari Pemerintah Pusat (Menteri
Keuangan), yaitu penghargaan terbaik sebagai Pemerintah
Provinsi yang berhasil di bidang ketepatan waktu dalam proses
penyusunan dan penetapan dokumen Pelaksanaan APBD
Page 135
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 135
Provinsi, yang sekaligus merupakan wujud kinerja perencanaan
pembangunan di Jawa Timur.
Urusan Perhubungan, capaian kinerjanya ditunjukkan
dengan indikator Peningkatan Fasilitas LLAJ/Perlengkapan
Jalan. Indikator peningkatan fasilitas LLAJ/Perlengkapan jalan
tersebut meliputi untuk marka jalan dan rambu lalu lintas jalan
raya, tingkat kebutuhan dibanding dengan yang terpasang
tahun 2009, jumlahnya masih sangat kecil.
Selain itu, dari indikator persentase peningkatan
pelayanan angkutan darat masih terdapat 1.343 perlintasan
pintu kereta api yang belum ada pintu keretanya dan hanya 24
buah yang telah terpasang (Alarm Early Warning). Hal ini,
disebabkan adanya keterbatasan kebutuhan dana dan adanya
skala prioritas pembangunan yang segera didahulukan.
Sedangkan, untuk kebutuhan angkutan jalan raya
selama tahun 2009 telah dikeluarkan ijin sebanyak 4.021 Ijin,
dan juga untuk upaya peningkatan ketertiban di jalan raya telah
dilaksanakan pembinaaan kepada 850 Pengemudi.
Page 136
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 136
Untuk persentase peningkatan pelayanan angkutan
laut sampai tahun 2009 telah dilaksanakan peningkatan
pelabuhan laut sebanyak 6 Pelabuhan dari 17 rencana lima
tahun kedepan.
Selain itu, capaian kinerjanya juga ditunjukkan dengan
indicator pendukung lainnya yaitu fasilitasi Jumlah Pelabuhan
Laut, pada tahun 2009 sebanyak 45, Pelabuhan Udara sebanyak
3 dan Terminal Bus sebanyak 58 dengan kondisi yang cukup
terpelihara dengan baik.
Urusan Lingkungan Hidup, pada tahun 2009
Kabupaten Kota yang diukur sebanyak 23 Kabupaten/Kota,
yang tidak memenuhi baku mutu hanya 1 (satu)
Kabupaten/Kota yang tidak memenuhi baku mutu, sehingga
realisasinya 96 persen dengan capaiain kinerja sebesar 96
persen, namun apabila dibandingkan dengan realisasi tahun
2008 sebesar 89 persen mengalami kenaikan 7 persen.
Sedangkan, indikator Cakupan Pengawasan Air Limbah
Industri (CPALI), untuk mengukur kepatuhan industri yang
Page 137
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 137
memenuhi baku mutu air limbah, pada tahun 2009 mencapai
sebanyak 42 industri, yang memenuhi baku mutu ALI dari 60
industri atau sebesar 70 persen, capaian ini berarti terealisasi
sepenuhnya pada tahun 2009, sehingga capaian kinerja 100
persen.
Selain itu, dilihat dari capaian kinerja pendukung juga
nampak semakin membaik. Hal ini ditunjukkan dengan
indikator Persentase Penduduk Berakses Air Minum sebesar 51
persen di Perkotaan, meningkat dibandingkan tahun 2008
sebesar 48,5 persen. Sedangkan, di Perdesaan sebesar 46,5
persen untuk perpipaan dan non perpipaan.
Selanjutnya, Persentase Rumah Tinggal yang
Bersanitasi tahun 2009 sebesar 77,00 meningkat dibandingkan
tahun 2008 sebesar 74,41. Kemudian, Persentase Penanganan
Sampah tahun 2009 sebesar 53 meningkat dibandingkan tahun
2008 sebesar 52.
Urusan Kependudukan, dengan sasaran administrasi
kependudukan diukur dengan indicator Persentase Penduduk
Page 138
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 138
ber KTP. Target persentase penduduk ber KTP pada Tahun 2009
adalah sebesar 76,43 persen, sedangkan realisasi sebesar
76,02% sehingga capaian kinerjanya sebesar 99,46 persen atau
sebanyak 23.624.768 Jiwa dari jumlah penduduk yang wajib
KTP sebanyak 31.073.809 Jiwa.
Hal ini, disebabkan kurangnya kesadaran penduduk
melengkapi identitas diri berupa KTP dan kurangnya sosialisasi
terhadap masyarakat.
Sedangkan, dilihat dari capaian kinerja pendukung
lainnya, ditunjukkan dengan indicator laju pertumbuhan
penduduk Jawa Timur tahun 2009 sebesar 0,52 lebih rendah
bila dibandingkan tahun 2008 sebesar 0,54. Juga, ditunjukkan
dengan indicator Rasio Penduduk ber-KTP per Satuan
Penduduk sebesar 41,29 persen pada tahun 2009 meningkat
dibandingkan tahun 2008 sebesar 23,20 persen.
Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak, indikator kinerja yang digunakan meliputi 4 (empat)
indikator, yaitu Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga
Page 139
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 139
Pemerintahan. Indikator ini menggambarkan partisipasi
perempuan di lembaga pemerintahan dibandingkan jumlah
pekerja perempuan yang ada.
Pada tahun 2009 jumlah perempuan di lembaga
pemerintahan sebanyak 186.578 Orang atau sebesar 29 persen
dibandingkan dengan jumlah keseluruhan pekerja perempuan
sebanyak 639.013 Orang. Persentase Partisipasi Perempuan di
Lembaga Pemerintahan sebesar 43,88 persen meningkat
dibandingkan tahun 2008 sebesar 42,81 persen.
Kemudian, indicator Angka Melek Huruf Perempuan
Usia 15 Tahun Keatas. Indikator ini menggambarkan
perempuan usia 15 tahun keatas yang melek huruf dibanding
jumlah perempuan usia 15 tahun keatas yang ada.
Pada tahun 2009 jumlah perempuan usia 15 tahun
keatas yang melek huruf sebanyak 13 Juta 470 Ribu Orang atau
sebesar 79,9 persen dari seluruh perempuan usia 15 tahun
keatas yang ada di Provinsi Jawa Timur sebanyak 16 Juta 899
Ribu 740 Orang.
Page 140
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 140
Sedangkan, indikator Persentase Tindak Kekerasan
terhadap Perempuan dan Anak yang diselesaikan. Indikator ini
menggambarkan jumlah kejadian kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT) yang dapat diselesaikan. Pada tahun 2009
terdapat 129 Kejadian KDRT, yang seluruhnya dapat
diselesaikan sehingga persentasenya sebesar 100 persen.
Rasio Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) tahun
2009 sebesar 0,00667 sedikit meningkat dibandingkan tahun
2008 sebesar 0,00573.
Selain itu, indikator Jumlah Organisasi Perempuan,
indikator ini mengambarkan jumlah organisasi perempuan yang
ada sampai dengan tahun 2009 di provinsi Jawa Timur
sebanyak 219 Organisasi.
Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera,
pencapaian sasaran pada urusan keluarga berencana dan
keluarga sejahtera digunakan 2 (dua) indikator yaitu Prevalensi
Peserta KB Aktif. Indikator ini menggambarkan jumlah peserta
KB aktif dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur.
Page 141
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 141
Pada tahun 2009 jumlah peserta KB aktif sebanyak 5
Juta 338 Ribu 700 Orang atau sebesar 69,4 persen,
dibandingkan dengan jumlah keseluruhan Pasangan Usia Subur
(PUS) sebanyak 7 Juta 688 Ribu 18 Orang.
Persentase akseptor KB meningkat dari sebesar 59,54
persen pada tahun 2008 menjadi sebesar 63,45 persen, yang
berarti naik dari 595 akseptor KB menjadi 634 akseptor KB
setiap 1.000 pasangan usia subur.
Kemudian, indicator Persentase Jumlah Keluarga Pra
Sejahtera dan Sejahtera-I. Indikator ini menggambarkan jumlah
keluarga pra sejahtera dan sejahtera-I. Pada tahun 2009 jumlah
keluarga pra sejahtera dan sejahtera-I mencapai sebanyak 235
Ribu 289 Keluarga.
Dilihat dari indicator pendukung lainnya yaitu Jumlah
Kelompok Binaan PKK sebesar 8.658 PKK meningkat
dibandingkan tahun 2008 sebesar 7.653 PKK.
Page 142
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 142
Urusan Sosial, pencapaian indikator sasaran pada
urusan sosial yaitu Penurunan Jumlah PMKS. Indikator ini
menggambarkan jumlah PMKS di Provinsi Jawa Timur.
Pada tahun 2009 jumlah PMKS yang terdapat di
Provinsi Jawa Timur sebanyak 8.384.349 jiwa yang terinci atas
28 jenis PMKS antara lain anak terlantar, wanita rawan sosial,
penyandang cacat, pengemis, gelandangan dan lainnya.
Dibandingkan tahun 2008 dengan jumlah PMKS sebanyak
9.146.565 jiwa terdapat penurunan sebanyak 762.216 jiwa.
Kemudian, indicator Jumlah PMKS yang Ditangani.
Indikator ini menggambarkan jumlah PMKS yang ditangani di
Provinsi Jawa Timur. Pada tahun 2009 jumlah PMKS yang
ditangani di Provinsi Jawa Timur sebanyak 32.807 jiwa.
Sedangkan jumlah PMKS yang ditangani tahun 2008 sebanyak
41.593 jiwa. Terdapat penurunan sebanyak 8.786 jiwa.
Penanganan PMKS bukan saja dilakukan oleh Pemerintah,
namun juga melibatkan peran serta masyarakat secara umum.
Page 143
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 143
Selain itu, kinerjanya dapat dilihat dari indikator
pendukung lainnya yaitu Rasio Jumlah Penduduk yang Terkena
Dampak Lapindo dibanding Penerima Ganti Rugi sebesar 90,04
persen, meningkat dibandingkan tahun 2008 sebesar 75,79
persen.
Urusan Tenaga Kerja, dengan sasaran “Meningkatnya
Kualitas Ketenagakerjaan, Kesempatan Kerja dan Perlindungan
Tenaga Kerja”, diukur dengan indikator kinerja Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang menggambarkan
perkembangan jumlah penduduk angkatan kerja.
Pada tahun 2009 TPAK mencapai sebanyak 20 Juta 350
Ribu Angkatan Kerja dari jumlah keseluruhan penduduk usia
15-64 tahun atau sebesar 69,50 persen, terealisasi sebanyak 20
Juta 338 Ribu 568 Angkatan Kerja atau sebesar 69,27 sebesar,
sehingga capaian kinerjanya mencapai sebesar 99,67 persen.
Dibandingkan tahun 2008, terjadi kenaikan penduduk angkatan
kerja sebanyak 159 Ribu 978 Angkatan Kerja atau naik 0,79
persen.
Page 144
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 144
Urusan Koperasi dan UKM, dengan sasaran
“Meningkatnya Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang
sehat dan berdaya saing”, diukur dengan indikator kinerja
Persentase Jumlah Koperasi Aktif, yaitu menggambarkan
jumlah koperasi yang masih aktif menjalankan usaha
perkoperasian.
Pada tahun 2009 Persentase Koperasi Aktif sampai
dengan tahun 2009 sebesar 80,75 persen meningkat
dibandingkan tahun 2008 sebesar 76,67 persen, ini artinya
terealisasi sebanyak 15 Ribu 634 Koperasi Aktif.
Kemudian, indikator Persentase Koperasi Sehat yang
menggambarkan jumlah koperasi yang melaksanakan RAT,
pada tahun 2009 sebesar 60,00 persen, terealisasi sebanyak 9
Ribu 91 Koperasi yang melaksanakan RAT atau 58 persen,
sehingga capaiannya 96,67 persen.
Namun, dibandingkan dengan tahun 2008 jumlah
koperasi yang melaksanakan RAT mengalami kenaikan
sebanyak 2.634 Koperasi atau naik 40,79 persen. Tidak
Page 145
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 145
tercapainya indikator kinerja ini, salah satunya karena
beberapa koperasi mengalami permasalahan internal, baik
kelembagaan maupun usahanya yang mengganggu koperasi
secara keseluruhan.
Selanjutnya, indikator Persentase Usaha Mikro dan
Kecil (UMK) yang menggambarkan perkembangan jumlah
usaha mikro dan kecil, pada tahun 2009 target jumlah Usaha
Mikro dan Kecil (UMK) mencapai sebanyak 4.205.564 UMK dari
sebanyak 4.211.562 UMK di Jawa Timur, atau sebesar 99,86
persen, ini artinya terealisasi seluruhnya, sehingga capaiannya
adalah 100 persen.
Kemudian, indikator Persentase UKM yg Mendapat
Bantuan Modal, yang menggambarkan perkembangan jumlah
UKM yang mendapat bantuan modal. Pada tahun 2009 target
jumlah UKM yang mendapat bantuan modal sebanyak 18.00
persen dari 4.211.562 UKM di Jawa Timur atau sebesar 42,74
persen, yang berarti terealisasi seluruhnya, sehingga
capaiannya adalah 100 persen.
Page 146
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 146
Dilihat dari capaian indikator pendukung lainnya yaitu
Perkembangan Jumlah BPR/LKM mencapai sebanyak 12.259
BPR/LKM, artinya meningkat dibandingkan tahun 2008
sebanyak 11.697 BPR/LKM.
Sedangkan, indikator Perkembangan Jumlah UKM non
BPR/LKM, mencapai sebanyak 2.728.669 UKM non BPR/LKM,
yang berarti meningkat dibandingkan tahun 2008 sebanyak
2.651.855 UKM non BPR/LKM.
Urusan Penanaman Modal Daerah, ditunjukkan oleh
indicator perkembangan ICOR tahun 2009 sebesar 3,69
meningkat dibandingkan tahun 2008 sebesar 3,04.
Perkembangan Jumlah Investasi Berskala Nasional
(PMDN/PMA) sebanyak minus 29,69 turun dibandingkan tahun
2008 sebanyak 19,63. Kemudian, Perkembangan Nilai Investasi
Berskala Nasional (PMDN/PMA) sebesar minus 50,91 menurun
dibandingkan tahun 2008 sebesar 213,00.
Urusan Kebudayaan dan Pariwisata, dilaksanakan
melalui 4 (empat) program meliputi Program Pengembangan
Page 147
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 147
Nilai Budaya (PPNB), Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
(PPKB), Program Pengelolaan Keragaman Budaya (PPKB) dan
Program Pengelolaan Kerjasama Kekayaan Budaya (PPKKB).
Dari program dan kegiatan tersebut, telah banyak
kebijakan yang dilaksanakan baik mencakup kesenian budaya
daerah, jenis kesenian daerah, agenda kerjasama budaya
fasilitasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kekayaan
nilai budaya, kesenian dan perfilman.
Selain itu, kegiatan budaya juga dilakukan melalui
Partisipasi 2 Tim Kesenian, Pengiriman Atraksi Kesenian Jatim,
Gebyar Budaya Nusantara, Pawai Budaya Nusantara Tahun
2009 Pengiriman Pesona Budaya Jatim serta Pesona Budaya
Jatim 2009.
Kegiatan yang bersifat regional, nasional dan
internasional juga dilakukan melalui Pengiriman Parade Tari
Nusantara di Jakarta, Kegiatan Parade Tari Nusantara 2009 di
Gedung Langen Sasono Budoyo Taman Mini Indonesia Indah
Jakarta, dan Pengiriman Kesenian Pada Pesta Kesenian di Bali,
Page 148
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 148
kemudian kegiatan pengiriman Tim Kesenian Jatim pada Pesta
Kesenian Bali XXXI Tahun 2009, Pengiriman Kesenian Pada
Kemilau Nusantara, Pengiriman Kesenian ke Negara lain.
Urusan Pemuda dan Olahraga, pencapaian kinerja
sasaran adalah meningkatnya prestasi olahraga dan pemuda.
Indikatornya adalah bertambahnya jumlah klub olah raga dan
gedung olah raga, yang menggambarkan animo masyarakat
dalam berolah raga, yang sekaligus merupakan embrio bagi
meningkatnya pembibitan, pembinaan dan prestasi olah raga.
Pada tahun 2009 telah terjadi peningkatan jumlah
gedung olah raga per 10.000 Penduduk, walaupun jumlah
gedung olah raga belum mencapai 1 gedung untuk 10.000
Penduduk atau hanya 0,13 Gedung per 10.000 Penduduk tahun
2008 dan 0,15 Gedung olah raga per 10.000 Penduduk untuk
tahun 2009.
Demikian juga, untuk klub olah raga belum mencapai 1
klub olah raga untuk 10.000 penduduk, tetapi sudah ada
Page 149
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 149
peningkatan jumlah yaitu 0,35 Klub per 10.000 Penduduk tahun
2008 dan 0,38 Klub per 10.000 Penduduk tahun 2008.
Sebagai barometer keberhasilan pembibitan dan
pembinaan, prestasi, khususnya prestasi olah raga pelajar,
Jawa timur telah berhasil menduduki peringkat satu untuk
POPNAS (Pekan Olah Raga Pelajar Nasional), yang dilaksanakan
dua tahun sekali, berturut-turut tahun 2007 dan tahun 2009
atau perolehan medali emasnya ada peningkatan 5 medali
emas dibanding POPNAS tahun sebelumnya, yaitu 40 Emas
pada tahun 2007 dan 45 Emas di tahun 2009.
Sedangkan, jumlah organisasi pemuda yang semakin
banyak menjadi salah satu indikator terciptanya iklim yang
kondusif bagi generasi pemuda untuk mengaktualisasikan diri
dan mengembangkan segenap potensi, bakat dan minat, serta
terbukanya peran yang lebih luas dalam pembangunan, sampai
tahun 2009 telah terjadi trend yang semakin meningkat dari
sebanyak 388 Organisasi tahun 2008 menjadi 827 Organisasi
pada tahun 2009.
Page 150
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 150
Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri,
pencapaian indikator sasaran pada urusan kesatuan bangsa dan
politik dalam negeri dilakukan melalui 7 (tujuh) program yaitu
Program Program Penyempurnaan dan Penguatan
Kelembagaan Demokrasi, Pengembangan wawasan
Kebangsaan, Pendidikan Politik Masyarakat, Peningkatan
Kesadaran Hukum dan HAM, Pemeliharaan Kantrantibmas dan
Pencegahan Tindak Kriminal, Pemulihan Konflik serta Penataan
Hubungan Pemerintah dan Masyarakat.
Dari program/kegiatan tersebut dapat dilihat dari
kinerja jumlah LSM, Ormas dan Orsospol yang dibina sebanyak
688 Organisasi, meningkat dibandingkan tahun 2008 sebanyak
550 Organisasi, terdapat kenaikan sebanyak 138 Organisasi.
Kemudian, kegiatan peningkatan partisipasi
masyarakat dalam memahami berbagai permasalahan yang
berkembang telah dilakukan kepada 241 aparat dalam
pelaksanaan Rakor/lokakarya. Indikator ini menggambarkan
Page 151
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 151
terwujudnya harmonisasi antar kelompok masyarakat di Jawa
Timur.
Urusan Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah,
capaian kinerja urusan ini dilakukan melalui program
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah,
Peningkatan Kerjasama, serta Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik.
Dari program/kegiatan tersebut ditunjukkan dengan
kinerja Meningkatnya Pemahaman Pengurus APDESI Dan AKD
terhadap Perundang-Undangan tentang Desa di 38
Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Tersedianya Data Pengelolaan
TKD dan Sitem Magement Adm. Desa/Kelurahan sebanyak 20
Kabupaten.
Kemudian, Terlaksananya Proses Peresmian
Pemberhentian dan Pengangkatan Pimpinan/Anggota DPRD
Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota se Jawa Timur,
Terselenggaranya Peringatan Hari Otonomi Daerah Ke 13 di
Tingkat Provinsi dan Kab/Kota di Jawa Timur, Terlaksananya
Page 152
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 152
Fasilitasi Pemilihan Umum di Wilayah Provinsi Jawa Timur,
Meningkatnya Kualitas Pembina Aparatur Desa di 38
Kabupaten/Kota.
Selain itu, Terlaksananya Pembekalan Kapasitas
Aparatur Desa kepada 450 Kepala Desa/BPD dari 29
Kabupaten/Kota di Jawa Timur, Meningkatnya Pengetahuan
Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa terhadap
Pembuatan RPJMDesa di Jawa Timur serta Terlaksananya
pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Madiun, Probolinggo
dan Kediri.
Urusan Ketahanan Pangan, pencapaian sasaran
meningkatnya ketahanan pangan diukur dengan indikator
kinerja Ketersediaan Bahan Pangan (Beras) per 1000 Penduduk.
Indikator ini menggambarkan peningkatan ketersediaan bahan
pangan masyarakat Jawa Timur.
Ketersediaan pangan pada tahun 2009 ditargetkan
sebesar 178,90 kg per 1.000 penduduk, terealisasi sebesar
181,78 kg sehingga capaian kinerjanya sebesar 101,61 persen,
Page 153
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 153
dibandingkan dengan tahun 2008 yang sebesar 158,18 kg
mengalami peningkatan sebesar 23,60 kg atau 14,92 persen.
Hal tersebut disebabkan ketersediaaan beras dari
tahun ke tahun mengalami kenaikan pada tahun 2007 produksi
beras sebesar 6.111.319 ton, tahun 2008 produksinya sebesar
6.808.602 ton naik sebesar 11,41 persen, selanjutnya tahun
2009 produksi beras sebesar 7.012.769 ton atau naik sebesar
204.167 ton atau 2,99 persen.
Naiknya tingkat produksi dari tahun ketahun tersebut,
berarti Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mampu
menyediakan pangan yang cukup bagi seluruh penduduk Jawa
Timur.
Kemudian, indikator Angka kecukupan gizi merupakan
indikator yang menggambarkan kecukupan gizi masyarakat
sesuai Standar Minimal di tingkat Konsumsi (Kal/kapita/hari).
Kwantitas konsumsi pangan penduduk Jawa Timur
dapat dilihat dari jumlah pangan (Volume pangan dengan
satuan Gram /Kap/Hari; zat gizi dengan satuan Kkal/Kap/Hari
Page 154
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 154
dan satuan Gram Protein/Kap/Hari) maupun Tingkat Konsumsi
Energi (TKE) dan Protein (TKP).
Jumlah konsumsi energi penduduk Jawa Timur tahun
2009 ditargetkan 1.940 Kkal/Kap/hari terealisasi sebesar 1.964
Kkal/Kap/hari dengan capaian kinerja sebesar 101,24 persen,
dibandingkan tahun 2008 yang sebesar 1.956 Kkal/Kap/hari
mengalami kenaikan sebesar 0,41 persen.
Walaupun, tingkat konsumsi energi penduduk Jawa
Timur tahun 2009 mengalami peningkatan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya namun masih berada di bawah
Angka Kecukupan Energi (AKE) sebesar 2.000 Kkal/kap/hari.
Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa, dengan
sasaran meningkatnya pemberdayaan masyarakat desa” diukur
dengan indikator kinerja, Persentase jumlah Kelompok
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPMK/LKMD) yang
dibina, yang menggambarkan perkembangan Kelompok
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPMK/LKMD) yang
dibina.
Page 155
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 155
Pada tahun 2009 jumlah kelompok lembaga
pemberdayaan masyarakat yang dibina ditargetkan sebanyak
304 Pokmas yang dibina, terealisasi seluruhnya, sehingga
tingkat capaian kinerjanya sebesar 100 persen.
Sedangkan, dilihat dari indikator Persentase
Peningkatan Kapasitas BUMDES yang dibina pada tahun 2009,
jumlah BUMDES yang dibina ditargetkan sejumlah 29 BUMDES
yang tersebar di 28 Kabupaten/Kota, dan terealisasi
seluruhnya, sehingga tingkat capaian kinerjanya sebesar 100
persen.
Selanjutnya, dilihat dari capaian kinerja pendukung
lainnya ditunjukkan dengan indicator Perkembangan Jumlah
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tahun 2009 sebesar 5,76
persen, meningkat signifikan dibandingkan tahun 2008 sebesar
minus 8,41 persen. Juga, indicator Jumlah Kelompok Binaan
PKK tahun 2008 sebanyak 7.653 Kelompok PKK meningkat
menjadi sebanyak 8.658 Kelompok PKK di tahun 2009.
Page 156
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 156
Urusan Statistik, meskipun kinerjanya dapat diukur
akan tetapi hasilnya tidak dapat kami laporkan. Hal ini
dikarenakan secara organisasi merupakan lembaga vertikal
yang berada diluar hirarkhie Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Namun, indikasi capaian kinerjanya dapat dilihat dari
hasil kerjasama yang dilakukan dalam bentuk Buku Kinerja
Makro Sosial dan Ekonomi Jawa Timur dalam setiap periode
tertentu, yang didalamnya memuat capaian kinerja atas
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Jawa Timur.
Dalam buku tersebut terdapat lampiran yang meliputi
Indikator Kinerja Utama, Indikator Prioritas Pembangunan
Ekonomi, Indikator Prioritas Pembangunan Sosial serta
Indikator Prioritas Pembangunan Lainnya, seluruhnya
berjumlah 85 Indikator Kinerja, yang dapat digunakan sebagai
pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Urusan Kearsipan, pencapaian indikator sasaran pada
urusan kearsipan ditunjukkan dengan indikator Persentase
penerapan pengelolaan arsip secara baku. Indikator ini
Page 157
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 157
menggambarkan jumlah SKPD yang telah menerapkan arsip
secara baku di lingkungan Provinsi Jawa Tmur.
Pada tahun 2009 jumlah SKPD yang telah menerapkan
pengelolaan arsip secara baku sebanyak 40 SKPD atau 62,50
persen dari seluruh SKPD yang ada sebanyak 64 SKPD.
Dibandingkan dengan tahun 2008 yang realisasinya
sebanyak 30 SKPD atau 46,87 persen, terdapat kenaikan
sebesar 15,63 persen. Sedangkan, jika dibandingkan dengan
target tahun 2009 yang sebanyak 44 SKPD, maka capaiannya
sebesar 90 persen.
Kemudian, indicator Peningkatan Jumlah SDM
Pengelola Kearsipan. Indikator ini menggambarkan jumlah SDM
pengelola kearsipan yang ada di Provinsi Jawa Timur.
Pada tahun 2009 jumlah SDM pengelola arsip sebanyak
12 orang. Dibandingkan tahun 2008 sebanyak 13 orang maka
terdapat penurunan 1 orang. Hal ini terjadi disebabkan peminat
untuk bekerja di bidang kearsipan masih kurang.
Page 158
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 158
Urusan Perpustakaan, pencapaian indikator sasaran
pada urusan perpustakaan, ditunjukkan dengan indicator
Jumlah Koleksi Judul Buku yang Tersedia di Perpustakaan
Provinsi. Indikator ini menggambarkan jumlah koleksi judul
buku yang terdapat di Perpustakaan Provinsi Jawa Timur.
Pada tahun 2009 jumlah jumlah judul buku yang ada di
perpustakaan sebanyak 3.286 buah buku, jika dibandingkan
dengan tahun 2008 yang sebanyak 1.050 buah buku,
mengalami kenaikan sebanyak 2.236 buah buku.
Kemudian, indicator persentase pengunjung
perpustakaan. Indikator ini menggambarkan jumlah
pengunjung perpustakaan Provinsi Jawa Timur dibandingkan
dengan jumlah orang dalam populasi yang harus dilayani.
Pada tahun 2009 jumlah pengunjung perpustakaan
sebanyak 562 Ribu 850 orang, atau 37,53 persen, dari jumlah
orang dalam populasi yang harus dilayani sebanyak 1 Juta 5
Ratus Ribu orang.
Page 159
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 159
Dibandingkan dengan tahun 2008 dengan jumlah
pengunjung sebanyak 345 Ribu 646 orang atau 21,7 persen dari
populasi yang harus dilayani, terdapat kenaikan 217 Ribu 204
orang atau 15,83 persen.
Urusan Komunikasi dan Informasi, pencapaian sasaran
pada urusan komunikasi dan informatika digunakan 3 (tiga)
indicator. Untuk indicator Jumlah SKPD yang memiliki sistem
database yang terintegrasi.
Indikator ini menggambarkan jumlah SKPD di Provinsi
Jawa Timur yang database-nya telah terintegrasi dengan
menggunakan teknologi serat optik (fiber optic) atau tergabung
dalam website (www.jatimprov.go.id).
Pada tahun 2009 terdapat 14 SKPD yang terintegrasi
dengan menggunakan teknologi serat optik (fiber optic) dari 59
SKPD yang ada atau sebesar 24 persen, sedangkan yang telah
tergabung dalam website jatimprov.go.id sebanyak 47 SKPD
atau sebesar 80 persen.
Page 160
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 160
Kemudian, indicator Jumlah Media Komunikasi dan
Informasi. Indikator ini menggambarkan jumlah media
komunikasi dan informasi yang digunakan Pemerintah Provinsi
Jawa Timur. Sampai dengan tahun 2009 terdapat 9 (sembilan)
jenis media komunikasi dan informasi yang digunakan oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Sedangkan, indicator Jumlah Penyedia Jasa Titipan dan
Penyelenggara Telekomunikasi Berijin. Indikator ini
menggambarkan jumlah penyedia jasa titipan dan
penyelenggara telekomunikasi di Provinsi Jawa Timur yang
memiliki ijin.
Selain itu, juga ditunjukkan dengan indicator kinerja
pendukung yaitu Persentase Penduduk yang Menggunakan
HP/Telepon tahun 2009 sebesar 66,91 meningkat dibandingkan
tahun 2008 sebesar 57,78.
Selanjutnya, untuk Urusan Pilihan yang meliputi
Urusan Pertanian, Kehutanan, Energi dan Sumber Daya
Mineral, Pariwisata, Perdagangan dan Perindustrian,
Page 161
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 161
mengingat cakupannya cukup luas dan menyeluruh serta tidak
memperpanjang waktu, hasil kinerjanya dapat dicermati pada
Buku Lampiran LKPJ Tahun 2009, yang telah kami sampaikan
sebelumnya kepada Segenap Anggota Dewan Yang Terhormat.
Pimpinan Dewan dan Segenap Anggota Dewan Yang
Terhormat,
Selanjutnya, Laporan Pertanggungjawaban Yang Keempat
mengenai Kinerja Keberhasilan Pembangunan Jawa Timur
atau Penghargaan yang Kami Terima dari Pemerintah Pusat.
Keberhasilan pembangunan bagi suatu daerah
sangatlah penting, selain sebagai ukuran pencapaian tujuan
dan sasaran dalam mewujudkan Visi dan Misi Kepala Daerah,
adalah juga sebagai alat motivasi untuk mendorong semua
elemen masyarakat yang terlibat dalam proses pembangunan
agar dapat bekerja lebih baik lagi, khususnya dalam upaya
Page 162
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 162
memperbaiki dan meningkatkan bidang-bidang pembangunan
lainnya yang masih perlu penanganan sebagaimana ditetapkan
dalam 9 Agenda Utama Jawa Timur Tahun 2009-2014.
Beberapa penghargaan tingkat nasional yang diperoleh
Jawa Timur atas keberhasilannya penyelenggaraan
pemerintahan daerah tahun 2009 antara lain meliputi
penghargaan Bidang Pemerintahan, Pembangunan Ekonomi,
Sosial-Kemasyarakatan, serta Pariwisata dan Budaya.
Penghargaan Bidang Pemerintahan diperoleh dari
Presiden berupa Anegerah Parahita Ekapraya (APE) pada
tanggal 22 Desember 2009 di Jakarta. Penghargaan Kinerja
Keuangan dari Menteri Keuangan pada tanggal 2 Nopember
2009.
Penghargaan bidang ini juga diterima atas prestasi
Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang telah menuntaskan Wajib
Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) 9 Tahun yang berupa
Pengharagaan Widya Krama. Selain itu, Juara Umum Lomba
Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional di Jakarta.
Page 163
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 163
Selain itu, Jawa Timur juga memperoleh penghargaan
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) Terbaik serta
penghargaan Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Terbaik yang diraih oleh 8 Kabupaten dan 1 Kota yaitu
Kabupaten Sidoarjo, Pasuruan, Gresik, Tuban, Sumenep,
Malang, Lamongan, Bangkalan serta Kota Surabaya.
Penghargaan lainnya, yaitu Bidang Pelayanan Publik
memperoleh Skor Integritas Tertinggi untuk Pelayanan Publik
atas survey Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap 4
(empat) bidang layanan antara lain Pelayanan RSUD KElas B,
Pengadaan Barang dan Jasa di Lingkungan Pemerintah Provinsi,
Izin Trayej Antar-Kota Dalam Provinsi serta Izin Pendirian
Koperasi/UKM Tingkat Provinsi.
Pengharagaan Bidang Pemerintahan lainnya dalam
Lomba Desa diterima oleh Kelurahan Sukorame Kabupaten
Gresik sebagai Juara I Kelurahan Terbaik dan Juara Harapan II
diterima oleh Desa Gonggang Kabupaten Magetan sebagai
Desa Terbaik.
Page 164
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 164
Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga memperoleh
penghargaan sebagai juara Lomba Wahana Tata Nugraha
Nasional yang diraih Kabupaten Tulungagung dan Lumajang
serta Kota Madiun, Surabaya, Mojokerto dan Probolinggo.
Penghargaan Bidang Ekonomi meliputi penghargaan
Ketahanan Pangan pada tanggal 2 Nopember 2009 di Jakarta.
Penghargaan bidang ini juga diterima PT. Bank Pembangunan
Daerah Jawa Timur (BPD. JATIM) sebagai bank kredit
Ketahanan Pangan dan Energy terbaik.
Selain itu, penghargaan Tokoh Penggerak Koperasi
Utama dari Ketua Dekopindo Pusat pada tanggal 8 Nopember
2009 di Surabaya. Juga, penghargaan Pemuda Pelopor Bidang
Kewirausahaan dan penghargaan Pemuda Pelopor Bidang
Teknologi Tepat Guna (TTG) dari Presiden di Jakarta.
Penghargaan dibidang Investasi, Kabupaten Sidoarjo
masuk sebagai nominator mewakili Jatim, bersama dengan 5
Kabupaten lainnya yaitu Sragen dan Kudus dari Provinsi Jawa
Page 165
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 165
Tengah, Jembrana dari Provinsi Bali, Bangka dari Provinsi
Sumatera Selatan dan Purwakarta dari Provinsi Jawa Barat.
Walaupun, permasalahan lumpur Lapindo di Sidoarjo
belum dapat diatasi secara keseluruhan, namun Pemerintah
Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2009 mampu berhasil meraih
penghargaan sebagai pemenang Terbaik II dan menerima piala
“Investasi Award” dari Pemerintah Pusat/Menko
Perekonomian.
Penghargaan ini merupakan apresiasi pemerintah
kepada Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur, yang dinilai
terbaik memberikan pelayanan terbaik dalam rangka untuk
menarik dan meningkatkan penanaman modal di Jawa Timur.
Penghargaan Bidang Sosial-Kemasyarakatan diterima
Jawa Timur dari Presiden sebagai Peserta KB Terbanyak di
Indonesia yang tercatat Museum Rekor Indonesia (MURI)
dengan Tema “Pelayanan Alat Kontrasepsi KB Suntik dengan
Peserta Terbanyak berjumlah 8.276 Orang peserta.
Page 166
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 166
Penghargaan bidang ini juga diterima oleh PO. AKAS
I/NNR sebagai Juara-I Lomba Awak Kendaraan Umum Teladan
(AKUT) Tingkat Nasional.
Sedangkan Bidang Sosial Budaya juga diterima dari
Presiden sebagai Pemuda Pelopor Terbaik Bidang Seni Budaya
dan Pariwisata. Juara Umum Nasional Parade Tari Nusantara,
Juara Umum Nasional Parade Budaya Nusantara serta 3 Besar
Nasional Festival Musik Tradisional Anak. Serta, penghargaan
Prestasi Adi Bahasa pada tanggal 26 Mei 2009 di Jakarta.
Pimpinan Dewan dan Segenap Anggota Dewan Yang
Terhormat,
Selanjutnya, kami sampaikan ucapan banyak terima
kasih kepada Pimpinan Dewan dan Segenap Anggota Dewan
Yang Terhormat, juga kepada Seluruh Jajaran SKPD di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta Seluruh
Hadirin dan Undangan, atas perhatiannya untuk bersama-sama
Page 167
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 167
mengikuti pembahasan nota laporan pertanggungjawaban
kami dari awal hingga akhir.
Kami juga menyampaikan mohon maaf yang sebesar-
besarnya, khususnya kepada segenap Anggota Dewan Yang
Terhormat, apabila kami dalam menyampaikan laporan
pertanggungjawaban tahun anggaran 2009 masih terdapat
kekurangan-kekurangan maupun kekeliruan-kekeliruan, baik
yang mencakup substansi maupun diluar substansinya.
Khususnya, apabila ditemui terdapat narasi maupun
data kuantitatif yang telah kami sampaikan baik dalam “Nota
Pertanggungjawaban, Eksekutif Summary maupun Buku
Lampiran LKPJ Tahun 2009” apabila ditemui adanya perbedaan
data kuantitatif maupun kualitatifnya.
Kondisi data yang berbeda ini, mohon dapatnya
dimaklumi oleh Segenap Anggota Dewan Yang Terhormat,
mengingat data yang tertera dalam laporan ini memang masih
bersifat “Data Sementara”, sebagaimana yang diperoleh dari
sumber BPS Provinsi Jawa Timur.
Page 168
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 168
Hal ini bukanlah semata-mata kami melakukan
tindakan yang kurang koordinatif, tetapi dikarenakan hal yang
terkait dengan data kuantitatif setiap saat selalu mengalami
perkembangan yang sangat dinamis, sehingga dapat dipahami
apabila BPS setiap saat selalu meng“up-date data” dalam
melakukan inventarisasi maupun identifikasi data dinamis, agar
betul-betul memiliki nilai sahih, valid serta akuntabel.
Atas terjadinya perbedaan tersebut, kami akan
memberikan tanggapan sekaligus konfirmasi dalam bentuk
koreksi penyempurnaan, yang akan disampaikan pada agenda
sidang paripurna jawaban eksekutif.
Tentu saja kami berharap, semoga apa yang kami
sampaikan tadi, tidak menimbulkan permasalahan bagi
Segenap Anggota Dewan Yang Terhormat untuk mencermati
kinerja kami lebih lanjut.
Akhir kata, dengan mengucap “Syukur Alhamdullillah”,
kami akhiri nota pengantar pertanggungjawaban ini, seraya
berharap semoga Segenap Anggota Dewan Yang Terhormat
Page 169
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 169
dapat mencermati lebih jauh, memahami kondisi dan muatan
laporan secara keseluruhan, serta memberikan masukan, saran,
pendapat maupun kritikan yang bersifat konstruktif.
Selain itu, kami juga berharap agar laporan ini
memperoleh tanggapan positif dari Segenap Anggota Dewan,
sehingga dapat dibahas lebih lanjut dalam agenda sidang
paripurna Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi, dan menyatakan
“DAPAT MENERIMA” laporan kami secara keseluruhan.
Namun demikian, kami menyadari sepenuhnya bahwa
sebaik apapun kinerja yang dihasilkan pada tahun 2009, kami
merasa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan di Jawa
Timur tahun 2009.
Oleh karena itu, kami mengharapkan masukan
penyempurnaan dalam bentuk rekomendasi positif, yang
bermanfaat sebagai bahan perbaikan kinerja kami pada tahun-
tahun mendatang.
Page 170
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur TA.2009 170
Sekian, laporan keterangan pertanggungjawaban kami,
mohon maaf atas kekurangan dan terima kasih atas segala
perhatiannya.
Wabillahii Taufik Wal Hidayah, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
GUBERNUR JAWA TIMUR
Dr. H. S O E K A R W O