Top Banner
EDFF Harus Tumbuhkan Ekonomi Rakyat 11 RKPA 2013, dari Pangan hingga Perdamaian 06 Sabang Dulu, Sabang Kini 05 PENJABAT Gubernur Tarmizi A Karim berharap kehadiran kegiatan Aceh- EDFF mampu mendorong pertumbuhan perekonomian Aceh, dalam rangka meningkatkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat. Ia juga berharap penyelenggaraan konferensi tahunan “Aceh Cocoa and Coffee Conference” dapat membangun dan memperkuat kemitraan dalam rangka mentransformasikan kemajuan yang telah dicapai. RKPA 2013 diarahkan pada 7 prioritas pembangunan yang merupakan kesinambungan dari program pembangunan 5 tahun lalu. Ke-7 prioritas kegiatan RKPA 2013 adalah: 1).Pemantapan ketahanan pangan dan nilai tambah produksi, 2).Integrasi infrastruktur pendukung MP3EI, 3).Pencapaian target MDGs, 4).Peningkatan kualitas sumber daya manusia, 5).Optimalisasi fungsi kawasan perdagangan bebas Sabang, 6).Pemantapan reformasi birokrasi, dan 7).Penguatan keberlanjutan perdamaian Aceh. Edisi 21 TAHUN III APRIL 2012 Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat KOTA SABANG sebelum Perang Dunia II adalah kota pelabuhan terpenting dibandingkan Temasek (sekarang Singapura). Sabang telah dikenal luas sebagai pelabuhan alam bernama Kolen Station oleh pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1881. OPTIMALISASI FUNGSI KAWASAN PERDAGANGAN DAN PELABUHAN BEBAS SABANG PENGUATAN KEBERLANJUTAN PERDAMAIAN PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN DAN NILAI TAMBAH PRODUK PERTANIAN MEMANTAPKAN REFORMASI BIROKRASI PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA 7 PRIORITAS PEMBANGUNAN ACEH 2013 3 Untuk tribun.com
16

Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

Mar 07, 2016

Download

Documents

Tabloid Bulanan Bappeda Aceh Edis April 2012
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

EDFF Harus Tumbuhkan Ekonomi Rakyat11

RKPA 2013, dari Pangan hingga Perdamaian06

Sabang Dulu, Sabang Kini05

Penjabat Gubernur Tarmizi A Karim berharap kehadiran kegiatan Aceh-EDFF mampu mendorong pertumbuhan perekonomian Aceh, dalam rangka meningkatkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat. Ia juga berharap penyelenggaraan konferensi tahunan “Aceh Cocoa and Coffee Conference” dapat membangun dan memperkuat kemitraan dalam rangka mentransformasikan kemajuan yang telah dicapai.

RKPa 2013 diarahkan pada 7 prioritas pembangunan yang merupakan kesinambungan dari program pembangunan 5 tahun lalu. Ke-7 prioritas kegiatan RKPA 2013 adalah: 1).Pemantapan ketahanan pangan dan nilai tambah produksi, 2).Integrasi infrastruktur pendukung MP3EI, 3).Pencapaian target MDGs, 4).Peningkatan kualitas sumber daya manusia, 5).Optimalisasi fungsi kawasan perdagangan bebas Sabang, 6).Pemantapan reformasi birokrasi, dan 7).Penguatan keberlanjutan perdamaian Aceh.

Edisi 21 Tahun IIIaPRIL 2012

Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

Kota Sabang sebelum Perang Dunia II adalah kota pelabuhan terpenting dibandingkan Temasek (sekarang Singapura). Sabang telah dikenal luas sebagai pelabuhan alam bernama Kolen Station oleh pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1881.

OPTIMALISASI FUNGSIKAWASAN PERDAGANGAN DANPELABUHAN BEBAS SABANG

PENGUATANKEBERLANJUTAN

PERDAMAIAN

PEMANTAPANKETAHANANPANGAN DANNILAI TAMBAHPRODUKPERTANIAN

MEMANTAPKANREFORMASI BIROKRASI

PENINGKATAN KUALITASSUMBER DAYA MANUSIA

7 PRIORITAS PEMBANGUNAN ACEH 2013

3Untuk

tribun.com

Page 2: Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 21 | aPRil 20122

perlu disahkan melalui qanun sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 54/2010, paling lambat enam bulan setelah pelantikan gubernur terpilih. Draft RPJM yang telah disusun ini nantinya akan disesuaikan dengan visi misi gubernur terpilih, dan harus mampu menjabarkan capaian-capaian yang telah ditetapkan dalam RPJP.

Prosesi suksesi pucuk pimpinan tidak boleh membuat pem-bangunan macet atau jalan di tempat. Program/kegiatan yang sudah tercantum dalam RKPA 2012 harus terus berlanjut. Se-mentara untuk tahun 2013 nanti, selain memfokuskan pada tujuh program prioritas yang meliputi pemantapan ketahanan pangan, integrasi infrastruktur pendukung MP3EI, pencapaian target MDGs, peningkatan kualitas SDM, optimalisasi fungsi kawasan perdagangan bebas Sabang, reformasi birokrasi, dan penguatan keberlanjutan perdamaian Aceh, juga perlu men-data kegiatan-kegiatan tahun-tahun sebelumnya yang belum fungsional untuk dimasukkan dalam daftar prioritas.

Seluruh kegiatan pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah harus dapat difungsikan dan bermanfaat bagi masyarakat. Setiap kegiatan pembangunan yang sudah dimu-lai ia harus diselesaikan hingga tuntas dan dapat dimanfaat-

Di tengah hangatnya situasi pesta demokrasi Pemili-han Umum Kepala Daerah (Pemilukada), Bappeda Aceh tetap konsisten menjalankan tugasnya dalam menyiapkan perenca-naan pembanguna untuk tahun 2013 mendatang. Pembangu-nan termasuk perencanaan pembangunan tahun 2013 tidak boleh berhenti, walaupun gubernur terpilih belum ditetapkan oleh Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh. Tidak hanya itu, saat ini Bappeda Aceh bahkan sedang menyiapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) untuk periode 2012-2017.

Baik Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) 2013 maupun RPJMA 2012-2017 harus sejalan dengan Rencana Pembangu-nan Jangka Panjang Aceh (RPJPA) 2005-2025 serta selaras dengan fokus pembangunan pemerintah pusat. Penyiapan RP-JMA 2012-2017 adalah untuk memastikan keberlanjutan pem-bangunan setelah ditetapkan gubernur terpilih agar tetap ber-jalan sesuai mekanisme dan tidak mandeg. Sebab, menurut perundang-undangan yang ada, tiga bulan setelah pelantikan gubernur terpilih, sebuah daerah harus sudah memiliki naskah RPJM sebagai acuan dalam menjalankan pembangunan jangka menengah lima tahun mendatang. Naskah RPJM ini kemudian

kan. Oleh karena itu, seluruh instansi, baik di level provinsi maupun kabupaten/kota, perlu melakukan pendataan seluruh kegiatan pembangunan tahun-tahun yang lalu untuk dimasuk-kan dalam Rencana Kerja Pemerintah 2013. Selanjutnya setiap keluaran dari kegiatan pembangunan itu akan menjadi asset milik negara dan ia harus dapat dimanfaatkan secara optimal.

Dengan mempertimbangkan berbagai aspek dalam me-nyusun RKPA 2013 serta RPJM 2012-2017, maka tatkala Aceh sudah memiliki gubernur defenitif nantinya, seluruh program pembangunan akan dapat digerakkan dengan cepat sesuai time schedule yang ada, walaupun mungkin terdapat beberapa item pembangunan yang tertuang dalam RKPA dan RPJM perlu disesuaikan dengan visi misi pimpinan terpilih. Kebijakan sep-erti ini tidak hanya berlaku bagi instansi pemerintah Provinsi Aceh, melainkan juga perlu dilakukan oleh setiap kabupaten/kota, terutama 17 kabupaten/kota yang saat juga sedang be-rada dalam proses suksesi bupati/walikota. Dengan demikian, prosesi suksesi kepemimpinan tidak membuat kegiatan pem-bangunan terhambat. Keduanya dapat berjalan sesuai aturan dan dalam koridor masing-masing. Semoga!

n ir iskandar msc

OPINI

Alamat Redaksi Bappeda Aceh Jl.Tgk. H. Muhammad Daud Beureueh No. 26 Banda Aceh Telp. (0651) 21440 Fax. (0651) 33654 | Web: bappeda.acehprov.go.id email: [email protected], [email protected]

Redaksi menerima kiriman berita kegiatan pembangunan Aceh dan opini dari masyarakat luas. Tulisan diketik dengan spasi ganda dan disertai identitas dan foto penulis, dapat pula dikirim melalui pos atau e-mail

Redaksi

Salam Redaksi

Dewan Pengarah Gubernur Aceh, Wakil Gubernur Aceh, Sekretaris Daerah, Asisten I, II dan III Setda Aceh | Penanggung Jawab Kepala Bappeda Aceh | Wakil Penanggung Jawab Sekretaris Bappeda Aceh | Pemimpin umum Michel OC | Pemimpin Redaksi Aswar Liam, Redaktur Pelaksana Hasan Basri M. Nur | Dewan Redaksi M. Zain, Ridwan, Cut Triana |Sekretaris Redaksi Farid Khalikul Reza, Nanda Yuniza | Bendahara Zulliani | Editor Zamnur Usman | Reporter Heri Hamzah, D Zamzami, Fauzi Umar | Lay out & editor foto Irvan | Ilustrasi kartun dan grafis Jalaluddin Ismail | Reportasi dan Notulensi Bulqaini Ilyas | Fotografer RA Karamullah | IT Candra | Staf Logistik dan Layanan Umum Iskandar J, Firdaus, Akkar Arafat, Rizki Ratih Emelia.

Tahun 2013 adalah awal kiprah nyata kepemimpinan Aceh baru hasil Pemi-lukada April 2012 ini. Berbeda den-

gan tahun 2012 yang merupakan tahun tran-sisi dari kepemimpinan sebelumnya, kegiatan pembangunan pada tahun 2013 sepenuhnya berada di bawah kendali kepemimpinan baru sejak dari perencanaan hingga evaluasi. Me-nariknya, pada tahun 2013 adalah dimulainya tahap industrialisasi Aceh berbasis non-migas. Setidaknya era industri ini telah disebutkan dalam rancangan RPJP Aceh 2005-2025 yang hingga saat ini belum diqanunkan.

Industrialisasi Aceh tampaknya menjadi keniscayaan. Sebab, bertumpu pada perta-nian semata tidak cukup kuat untuk mening-katkan kesejahteraan masyarakat. Rancangan RPJPA menghitung bahwa produktifitas pet-ani Aceh -dihitung dari rasio PDRB tetap sektor pertanian dibagi tenaga kerja di sektor tersebut- hanya sekitar Rp 10 juta setahun. Artinya pendapatan petani di Aceh kurang dari satu juta/bulan.

Di sisi lain, sejarah mencatat bahwa ham-pir seluruh negara kaya di dunia pernah me-lalui tahap industrialisasi (kecuali beberapa negara penghasil minyak). Sebut saja Jepang atau Korea Selatan mengalami peningkatan kesejahteraan secara cepat melalui jalan indus-trialiasasi. Bahkan Cina yang dikenal sebagai factory of the world hanya membutuhkan 12 ta-hun untuk menggandakan pendapatan PDB per kapitanya dan sekarang menjadi kekuatan ekonomi kedua di dunia (The Economist, 7/12/2011). Selain itu, keberadaan industri di Aceh merupakan kebutuhan. Produktifitas rendah sektor primer akan meningkatkan mi-grasi tenaga kerja ke sektor yang lebih men-janjikan. Gejala ini ditunjukkan dengan makin menurunnya proporsi sektor pertanian seb-agai sumber mata pencaharian.

Industri IntegratifIndustri identik dengan produktifitas

tinggi, nilai tambah, teknologi, SDM, per-modalan dan institusi yang relevan. Perali-han dari karakter agraris ke industri memer-lukan proses transformasi. Proses ini perlu dikelola dan diantisipasi sehingga berjalan mulus pada era industri yang dikehendaki bersama, yaitu kesejahteraan masyarakat yang merata. Sebagai contoh menarik adalah apa yang terjadi di Kabupaten Abdiya ten-tang mesin pemanen padi (Serambi Indone-sia, 15/3/2011). Penggunaan teknologi ini dapat meningkatkan produktifitas panen. Di balik itu, teknologi ini akan mengurangi ke-butuhan buruh tani pemanen sehingga ada efek pengangguran. Lebih luas lagi, mesin pemanen padi ini tidak membelanjakan hasil upah dari panen -karena ongkosnya kembali pada pemilik mesin- dibanding apabila upah panen diberikan kepada buruh tani sehingga forward linkage dan efek pemerataan ekonomi dari teknologi ini terasa lebih kecil. Ini bisa disebut dilema teknologi atau Luddite Fallacy.

Sebenarnya teknologi pemanen padi membutuhkan tenaga kerja, namun bukan tipe buruh tani melainkan operator, teknisi dan tenaga pendukung lainnya seperti penyu-plai suku cadang. Dengan makin murah dan mudah tersedianya teknologi, maka dilema teknologi perlu dihindari dengan melakukan transformasi di sisi lain seperti transformasi sumber daya manusia dari tidak trampil (bu-ruh tani) menjadi trampil (teknisi/supplier). Karenanya dibutuhkan sebuah institusi yang bernama kebijakan industri yang integratif guna mengawal proses transformasi agraris-industri secara sempurna.

Dani Rodrik, dalam salah satu artikelnya berjudul “Industrial Policy for 21st Century” me-nyebutkan bahwa prinsip kebijakan industri

adalah kolaborasi strategis antara pemer-intah dan rakyat (swasta) dengan tujuan mengetahui secara bersama tentang kendala transformasi industri yang dihadapi dan me-nentukan tindakan apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan kendala. Karenanya, kebijakan industri harus bersifat integratif dengan menyentuh permasalahan di sisi sup-ply maupun demand. Pelibatan pihak swasta bukan saja akan membuat beban pemerintah lebih ringan namun juga mempercepat terca-painya tujuan industrialisasi Aceh yaitu pen-ingkatan kesejahteraan masyarakat.

Semua rakyat mempunyai insentif un-tuk menjadi sejahtera dan apa yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah menjaga dan memperkuat insentif tersebut. Ini meru-pakan prinsip yang harus menjadi pedoman pemerintah dalam perumusan kebijakan industri di Aceh. Di sisi supply, Pemerintah Aceh perlu menyediakan infrastruktur dasar pendukung industri seperti jalan, pelabu-han, telekomunikasi, kelistrikan dan air ber-sih. Penyediaan infrastruktur dasar ini tidak mungkin dilakukan melalui kemampuan anggaran Pemerintah Aceh semata, namun perlu dukungan Pemerintah Pusat dan juga peran sektor swasta melalui investasi.

Komunikasi intens, kepercayaan dan penghilangan tetek bengek kendala investasi menjadi sebuah keharusan. Di sisi demand, in-dustri membutuhkan kewirausahaan, tenaga trampil dan kemudahan akses finansial serta kepastian baik regulasi maupun keamanan agar tumbuh. Program Pemerintah Aceh tahun 2013 melalui paket kebijakan indus-tri perlu melakukan penguatan SDM dalam jangka pendek maupun menengah melalui program sekolah kejuruan dan job training serta program stimulan terkait peningkatan kewirausahaan.

Kemudian, akses finansial dapat di-jembatani dengan penguatan manajemen usaha sehingga bankability embrio industri skala kecil dan menengah di Aceh dapat tumbuh cepat dan marak. Jika ini berhasil, fungsi fasilitasi Pemerintah Aceh tidak harus mengeluarkan banyak anggaran, cukup men-ghubungkan pemberi modal (perbankan) dan pengusaha. Kesemua ini membutukan integrasi program yang melibatkan seluruh komponen pemerintahan.

Meski demikian, perlu juga diingat bah-wa kebijakan industri harus bersifat dinamis dan jangka panjang. Ketika tahap pertama industrialiasi pertanian Aceh berhasil, ia be-rarti petani lebih sejahtera, dapat menyeko-lahkan anak-anaknya ke jenjang lebih tinggi, pendapatan pemerintah pun meningkat dari pajak dan sumber pendapatan lainnya serta kondisi ekonomi global berubah sehingga fokus industrialisasi secara otomatis bergan-ti. Karena itu, fleksibilitas dan penyesuaian fokus dari kebijakan dan program serta keg-iatan pembangunan industri harus tetap di-perlukan.

Akhirnya, sejalan dengan momentum saat ini, kesempatan Musyawarah Perenca-naan Pembangunan (Musrenbang) tahun 2012 yang sedang berlangsung perlu dilak-sanakan dengan kesadaran atas pentingnya integrasi usulan program dan kegiatan pem-bangunan tahun 2013 dapat diraih sehingga Rencana Kerja Pemerintah Aceh 2013 men-jadi bagian awal dari kebijakan industri yang baik untuk menyongsong era baru industri non-migas di Aceh dan menjadi sebab pen-ingkatan kesejahteraan masyarakat. Semoga!

n Penulis adalah PNS di Bapppeda Aceh, email: [email protected]

http://www.cakrawalakaifa.blogspot.com

Menyongsong Era Industri Baru melalui Kebijakan Integratif

Oleh : Marthunis Muhammad

Pembangunan Harus Tetap Jalan

Page 3: Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 21 | aPRil 2012 3CERMIN

MaKna menegakkan shalat atau ”wayuqimunashalah” tidak sebatas dalam tatacara ibadahnya saja, tetapi lebih luas dari itu bahwa makna me-negakkan shalat adalah bagaimana shalat tersebut tercermin dalam ke-hidupan. Shalat belum tegak secara benar kalau belum mampu terefleksi dalam kehidupan kesaharian.

Gerakan shalat yang dinamis ber-diri – ruku – sujud menggambarkan

umat Islam sesungguhnya umat yang dinamis, aktif dan kreatif. Gerakan shalat juga melambangkan perjalanan hidup manusia ketika berdiri sebagai simbol keberdayaan bahwa ia kuat, sehat masih muda, punya harta, punya kekuasaan. Namun tidak selamanya, ada masanya kita le-mah, sakit, tua dan tidak punya apa-apa lagi, sebagaimana yang disimbolkan oleh gerakan ruku dan akhirnya semua kita akan tersungkur mencium tanah masuk liang kubur yaitu kematian yang disimbulkan oleh gerakan sujud.

Shalat diakhiri dengan salam kekanan dan kekiri yang merupakan simbol kedamaiaan, orang yang selesai sha-lat akan menebarkan salam keselamatan kepada seluruh penghuni alam. Subhanallah betapa indahnya ketika shalat tercermin dalam kehidupan Allah berfirman : dalam surah Al Ankabut ayat 45 ” ...Sesungguhnya shalat itu mence-gah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Shalat sangat dianjurkan dilaksanakan dengan berja-maah karena melalui jamaah banyak manfaat yang bisa kita dapatkan diantaranya melalui jamaah ada pelajaran in-dah yaitu tentang kehidupan bermasyarakat. Dalam shalat Jamaah ada Imam dan ada Makmum, Imam ibarat Pemim-pin dalam kehidupan nyata dan Makmum adalah Rakyat. Lihatlah akhlak yang diajarkan dalam shalat jamaah ba-gaimana indahnya hubungan antara Imam dan Makmum. Ketika Imam keliru dalam membaca ayat maka Makmum yang ”faham/cerdas” membantu Imam meluruskannya, de-mikian ketika Imam lupa dalam rangkaiaan gerakan shalat maka Makmum mengucapkan ”subhanallah” sebagai simbol bahwa hanya Allah yang sempurna sedang manusia sering lupa tidak terkecuali pemimpin. Shalat Jamaah juga men-gajarkan kebesaran jiwa seorang pemimpin yaitu ketika Imam yakin bahwa dia telah batal maka dengan keikhlasan sang Imam akan bergeser meninggalkan posisinya untuk diganti oleh Imam lain yang lebih berhak.

SIMBOL SHALATTafakkur Oleh: Ir. Faizal Adriansyah, M.Si

Teknologi SelularUntukPendidikan

Di eRa globalisasi ini perkembangan teknologi informasi terus melesat tajam. Ia bukan lagi hal baru di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda. Salah satu wujud kemajuan itu adalah di bidang tekonologi

selular. Dengan adanya teknologi selular, semua dapat dengan mudah men-

gakses informasi-informasi yang berguna untuk pendidikan. Dan

juga tentunya bisa menjalin komunikasi dengan sesama karena ia mampu memberi kita kemudahan yang luar biasa, baik dalam

mengakses informasi maupun dalam berko-

munikasi.Dengan

teknologi infor-masi selular, banyak kemu-dahan yang bisa kita da-patkan untuk mendukung

proses pendidi-kan yang sedang

berjalan. Kita tidak mesti lagi meng-

habiskan dana untuk membeli buku dan men-

cari referensi-referensi di setiap perpustakaan, kita

cukup dengan mengakses situs-situs edukasi melalui fasili-

tas internet yang ada pada selular di tangan masing-masing. Dengan demikian kita dapat memanfaatkan setiap detik untuk membaca buku dan informasi-informasi actual dari berb-agai belahan dunia, hanya dengan mengakses informasi di selular kapan saja dan di mana saja secara cepat dan ekonomis.

Terkadang, teknologi selular yang kian canggih itu membuat khawatir sebagian orang, karena informasi yang diakses tidak semua bersifat positif, banyak juga yang ber-bau negatif. Akan tetapi, itu semua tergan-tung pada individu masing-masing sebagai pengguna jasa informasi apakah dia akan menggunakan tekonologi itu untuk hal positif atau negatif. Yang perlu diketahui bahwa ham-pir semua selular yang beredar sekarang me-muat aplikasi-aplikasi yang memudahkan para pengguna dalam mengakses semua informasi. Ini dapat membuat generasi muda ketergan-tungan pada teknologi sehingga malas untuk berpikir. Lalu dengan seiring berjalannya wak-tu akan membawa generasi muda yang lama-kelamaan akan merugikan masa depannya, dan di yakini akan terbentuknya masyarakat yang individualisme. Untuk itu, kita harus mampu memilah-milah fungsi tekonologi seh-ingga dampak negatif dapat ditekan.

nurul Maulidar

Mahasiswi Jurusan Adab Perpustakaan dan Komunikasi (APK) IAIN Ar-Raniry

Email: [email protected]; fb: nu-eroel chichi mauli, Twitter : @nurolmaulichi-chimoli

FOTO: RA KARAMULLAH

Page 4: Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 21 | aPRil 20124 LAPORAN UTAMA

Untuk mencapai kemakmuran, Aceh sebagai wilayah Indonesia ba-gian barat yang berbatasan langsung

dengan negara luar, perlu merancang pem-bangunan yang terfokus dan berorientasi ekspor. Jika tidak, maka cita-cita kemandirian Aceh tidak mungkin dapat terwujud dan Aceh akan tetap bergantung pada Suma-tera Utara. Demikian disampaikan Prof. Dr. A. Rahman Lubis, Staf Ahli Gubernur Aceh bidang Ekonomi dan Pembangunan-dalam wawancara jarak jauh dengan Taban-gun Aceh, Selasa (20/3/12).

A.Rahman Lubis yang juga pernah men-

jadi Kepala Bappeda Aceh mengatakan, di-perlukan perubahanmindset para pengam-bil kebijakan dan seluruh stakeholder untuk bahu-membahu dan peduli sehingga pem-bangunan Aceh tidak cilet-cilet dan mem-berikan dampak ekonomi yang besar bagi rakyat. Selama ini, kataRahman Lubis, ada kesan pembangunan di Aceh hendak meng-garap semuanya sehingga tidak fokus dan tidak tuntas.

“Aceh memiliki lahan yang luas dan kare-nanya tidak perlu memaksa dengan teknologi rekayasa seperti Singapura dengan lahan dan sumberdaya alam yang terbatas, tapi Aceh

Menurut Bapak apa yang harus di-lakukan kepala pemerintahan Aceh yang baru nanti untuk mempercepat tercapain-ya kesejahtraan dan kemakmuran rakyat lima tahun ke depan?

Menurut kami, yang sangat utama adalah bagaimana membangun kemandirian ekono-mi rakyat di segala bidang untuk bisa men-jadi penopang hidup keluarga dan negerinya. Setiap daerah mempunyai potensi keung-gulan masing-masing. Potensi keunggulan itulah yang perlu diangkat dan dijadikan pro-

gram utama dan prioritas di daerah itu. Tapi, untuk keseimbangan, bidang usaha lainnya juga perlu pembinaan.

Selain membangun kemandirian eko-nomi rakyat, langkah apalagi yang harus dijalankan pemerintahan yang baru nan-ti?

Pembangunan antara pedesaan dan perkotaan harus seimbang. Ini penting di-jaga, karena ia mempunyai dampak yang sangat luas. Antara lain untuk mencegah

banyaknya terjadi urbanisasi (perpindahan masyarakat desa ke kota).

Apa yang harus dilakukan pemerintah baru untuk menjaga keseimbangan tadi agar tidak terjadi arus urbanisasi?

Kepala pemerintahan yang baru, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kotan-ya, perlu menjalin hubungan kemitraan kerja yang harmonis dengan legislatif (DPRA/DPRK). Tanpa hubungan yang harmonis, program pro-rakyat yang sudah bagus sekali pun dibuat dalam APBA dan APBK, tidak akan bisa berjalan dengan baik, kendati sim-tem pengendalian APBA dan APBK yang dilakukan sudah baik.

Bidang usaha apa saja yang harus diprogramkan dan dilaksanakan untuk mempercepat kemandirian ekonomi raky-at di pedesaan?

Cukup banyak. Tapi perlu terlebih da-hulu dilakukan penelitian yang benar, kemu-dian dibuat program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang dituang-kan dalam dalam qanun, agar semua kepala pemerintahan dan wakil kepala pemerin-tahan yang menjabat nanti terikat dan wajib melanjutkan semua program yang telah disu-sun, sehingga pelaksanannya tidak terputus.

Misalnya, di wilayah pantai timur–utara dan pantai barat–selatan, memiliki potensi keunggulan usaha dalam bidang pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan dan lainnya. Buatlah program yang mampu memandirikan masyarakat pada usaha tersebut secara berkelanjutan, dari mulai memfasilitasi pembangunan in-frastruktur, permodalan, teknologinya sam-pai pada pembangunan jaringan pemasaran hasilnya harus kuat dan meluas.

Supaya cepat berjalan, apa yang ha-rus dilakukan pemerintah baru untuk hal

tersebut?Ekonomi Cina bisa bangkit dengan cepat

dari keterpurukan dan akan mengalahkan Amerika, akibat jumlah penduduknya yang sangat banyak itu, karena pemerintahnya terus memotivasi rakyatnya untuk mandiri dalam ekonomi keunggulan lokal daerahnya masing-masing, dan menjadikan desa sebagai penopang ekonomi keluarga dan negaranya.

Semangat membangun seperti itu sudah dimiliki rakyat Aceh sejak zaman kerajaan Aceh masa lampau, seperti Sultan Iskan-dar Muda. Tinggal sekarang ini bagaimana pemerintah yang baru memberi motivasi dan mengelolanya agar sumber energi se-mangat kerja keras yang dimiliki rakyat itu bisa kembali bergerak dan berputar dengan kencang untuk mengantarkan diri dan neger-inya menjadi negeri yang damai, penegakan hukumnya berjalan dengan baik, makmur, bermartabat dan sejahtera.

Untuk bidang lainnya seperti pendidi-kan, kesehatan, agama, sosial budaya dan politik, apa perlu diubah?

Hal-hal yang sudah berjalan dengan baik dan berada di atas relnya semunaya perlu di-lanjutkan. Pemerintah yang baru perlu meny-empurnakannya dan menyelaraskan dengan kebijakan nasional, serta terus mengembang-kan kekhususan atau keistimewaan yang ada.

Misalnya pemberian bantuan pendidikan bagi anak yatim piatu, putus sekolah, terlan-tar dan fakir miskin, beasiswa kepada maha-siswa S1, S2 dan S3, pelayanan berobat gratis kepada masyarakat, bantuan dana gampong dan lainnya, program pro rakyat seperti ini perlu dilanjutkan. Selain itu, jangan lupa mencari dan menciptakan sumber peneri-maan yang baru, untuk mengantisipasi jika dana otsus berakhir nantinya. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dimiliki bisa meng-gantikannya sebagai sumber pembiayaan pembangunan yang baru. [***]

harus fokus pada sumberdaya alam dan ling-kungan yang ada dan dimiliki saat ini untuk diolah dan dipasarkan ke dunia luar,” ujar guru besar Fakultas Ekonomi Unsyiah ini.

Rahman Lubis menambahkan, walau-pun Pemerintah Aceh telah menetapkan 7 skala prioritas pembangunan Aceh, namun hal yang paling mendesak untuk dilakukan adalah sektor pemberdayaan ekonomi dan infrastruktur yang mendukung kegiatan eko-nomi dan investasi serta sektor pendidikan dan kesehatan sebagai pendukungnya.

“Secara teoritis pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan bangkit apabila dikelola dengan baik dari hulu sampai hilir dalam suatu cluster bisnis. Upaya dan gagasan ini telah lama digaungkan bahkan sejak Guber-nur Aceh Prof. Majid Ibrahim namun hing-ga saat ini belum membuahkan hasil. Hal itu antara lain dapat dilihat dari ketergantun-gan Aceh yang sangat tinggi pada Sumatera Utara,” sambung dia.

Rahman menyarankan, pembangu-nan Aceh harus dirancang dengan orien-tasi ekspor, karena letak Aceh yang sangat strategis dan berbatasan langsung dengan negara-negara luar. Jika pembangunan Aceh tetap berorientasi pada domestik, maka produk-produk Aceh akan kalah bersaing dengan provinsi-provinsi tetangga. Rahman

memberikan contoh Kabupaten Aceh Besar dan Aceh Tengah dapat difokuskan untuk pengembangan ternak untuk kebutuhan ekspor. Begitu juga Bireuen untuk pengem-bangan kedelai, namun ekspor ke luar tetap dilakukan melalui freeport Sabang.

Berkaitan dengan persoalan tersebut, man-tan Kepala Bappeda Aceh ini menawarkan agar Pemerintah Aceh dapat memformulasi-kan dan memprioritaskan pembangunan yang fokus serta berorientaasi pada penciptaan la-pangan kerja dan adanya keterkaitan antarsek-tor ekonomi (backward dan forward linkage) dan keterkaitan antardaerah dengan komoditi unggulan masing-masing (value added). Ket-erlibatan masyarakat dan dukungan infra-struktur yang baik sangat dibutuhkan untuk mendorong percepatan pembangunan Aceh dimasa akan datang.

Untuk itu, Rahman menawarkan agar Pemerintah Aceh dapat mengadopsi konsep “one village one commodity” yang telah berhasil dilaksanakan Negara Thailand secara kon-sisten dan berkesinambungan yang telah membawa Thailand sebagai negara peng-hasil dan pengekspor utama, khususnya produk-produk pertanian sehingga produk pertanian Thailand dengan mudah dapat di-jumpai di berbagai belahan dunia, termasuk di Aceh. [fzu]

Pembangunan Harus Fokus dan Berorientasi Ekspor

Pemerintah Aceh dapat memformulasikan dan memprioritaskan pembangunan yang fokus serta

berorientaasi pada penciptaan lapangan kerja dan adanya keterkaitan antarsektor ekonomi dan

keterkaitan antardaerah dengan komoditi unggulan masing-masing”

-- a. RahMan LubiS --Guru Besar Fakultas Ekonomi Unsyiah

Pj Gubernur Aceh, Ir Tarmizi A Karim M.Sc

Gubernur Baru Harus Mandirikan RakyatLiMa calon Gubernur Aceh, pada tanggal 22 Maret 2012 dalam sidang paripurna khusus DPRA telah menyampaikan

visi dan misi pembangunannya yang akan dilaksanakan jika nanti mereka menang dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur yang telah digelar 9 April 2012 kemarin. Visi dan misi tadi belumlah cukup untuk mengantarkan rakyat Aceh ke depan gerbang kemakmuran dan kesejahtraan jika kemandirian

ekonomi rakyat belum bisa dibangun secara permamen oleh kepala pemerintahan yang baru nanti. Apa saja yang harus dilakukan gubernur terpilih untuk periode 2012-2017, ikuti petikan wawancara wartawan Tabangun Aceh dengan penjabat Gubernur Aceh, ir tarmizi a Karim M.Sc, di Pendopo Gubernur Aceh, Selasa (10/4/2012).

Page 5: Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 21 | aPRil 2012 5LAPORAN UTAMA

FOTO: google.comPeLabuhan Sabang tempo dulu

PEnGEMBanGan Kawasan Sa-bang menjadi Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas, hingga saat

ini masih terhambat dengan regulasi dari pemerintah pusat, terutama pascapenerbi-tan Peraturan Pemerintah (PP) No.83 Tahun 2010. Hal ini menjadi salah satu topik hangat yang dibahasa dalam pertemuan dengan Tim Pengawas Pelaksanaan Undang-undang Pemerintah Aceh dan Otsus Papua DPR-RI, BPKS dan Pemko Sabang di Aula Hotel Sa-bang Hill, Kota Sabang, Rabu (14/3/2012).

Anggota Tim Pemantau Pelaksanaan Undang-undang Pemerintah Aceh (UUPA) dan Otsus Papua, Ir. Nova Iriansyah, dalam pengantarnya berharap masyarakat Sabang, Aceh, dan Indonesia pada umumnya, untuk mempercepat Pengembangan Kawasan Sa-bang agar dapat maju dan berkembang pesat seperti pada era freeport tempo dulu.

Sementara Plt Kepala BPKS Sabang, Ir T Maksal Saputra MT, menyampaikan, pas-cakeluarnya Peraturan Pemerintah No. 83 Tahun 2010, sejumlah kewenangan yang se-harusnya dapat dilaksanakan BPKS Sabang, belum dapat dilaksanakan dengan baik. Sebabnya, karena masih tersangkut dengan sejumlah regulasi lain yang dipersyaratkan pada PP No.83/2010, antara lain berupa kebijakan, norma, standar dan prosedur (KNSP) di bidang perikanan dan kelautan, perdagangan, perhubungan, pertambangan dan energi, pariwisata, serta lingkungan hidup.

“Dari sejumlah kewenangan yang diberi-kan tersebut baru kewenangan di bidang perindustrian dari Kementerian Perindustri-an dan Status BPKS dari Kementerian Pen-dayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang telah dikeluarkan Pemerintah Pusat,” ungkap Maksal.

Nova Iriansyah memahami persoalan substansi yang dihadapi BPKS. Nova ber-janji untuk memanggil kementerian/lem-baga terkait untuk bekerja serius dan me-limpahkan kewenangannya kepada Dewan Kawasan Sabang (DKS) dalam tahun ini. Menurutnya, hal ini sebagai konsekwensi logis dari Pelaksanaan amanah Undang-undang No. 37 tahun 2000 dan UUPA No. 11 tahun 2006 serta Peraturan Pemerintah No.83 tahun 2010.

Nova merasa kecewa, karena untuk reg-ulasi saja butuh waktu lebih dari 10 tahun. Padahal BPKS telah berulangkali melakukan koordinasi dan pertemuan dengan kemen-terian terkait untuk mempercepat keluarnya KNSP. Bahkan untuk saat ini turut difasili-tasi kantor Wakil Presiden.

Pertemuan ini turut dihadari Anggota Tim Pemantau Pelaksanaan UUPA dan Otsus Papua-DPR RI lainnya Faisal Amin dan Rahadi Zakaria. “Diharapkan ke depan apabila semua KNSP tersebut telah dikelu-arkan Pemerintah, maka semua pengurusan perizinan usaha dapat dilakukan di Sabang, tidak perlu lagi harus ke Jakarta lagi,” ungkap Nova Iriansyah. [fzu]

Pelabuhan Sabang Terhambat Regulasi

“Dari sejumlah kewenangan yang diberikan tersebut

baru kewenangan di bidang perindustrian

dari Kementerian Perindustrian dan Status BPKS dari Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang telah

dikeluarkan Pemerintah Pusat.”

-- iR t MaKSaL -- Plt. Kepala BPKS Sabang

“Diharapkan ke depan apabila semua

KNSP tersebut telah dikeluarkan Pemerintah, maka semua pengurusan

perizinan usaha dapat dilakukan di Sabang, tidak perlu lagi harus

ke Jakarta lagi.”

-- noVa iRianSYah --

AnggotaTim Pemantau UUPA dan

Otsus Papua

Kota SaBanG adalah salah satu kota di Aceh. Kota ini berupa kepu-lauan di seberang utara pulau Su-

matera, dengan Pulau Weh sebagai pulau ter-besar. Sabang terdiri dari 2 kecamatan dan 18 kelurahan. Mempunyai luas 118 km2, dengan populasi penduduk 35.220 jiwa (2008). Kota Sabang merupakan zona ekonomi bebas In-donesia, ia sering disebut sebagai titik paling utara Indonesia, tepatnya di Pulau Rondo.

Sabang merupakan wilayah administratif paling utara, dan berbatasan langsung den-gan negara tetangga yaitu Malaysia, Thai-land, dan India. Sabang terletak di tempat sangat strategis. Ia dikelilingi oleh Selat Malaka di Utara, Samudera Hindia di Sela-tan, Selat Malaka di Timur dan Samudera Hindia di Barat. Berikut adalah pulau-pu-lau yang masuk dalam kawasan Sabang: Pulau Klah (0,186 km²), Pulau Rondo (0,650 km²), Pulau Rubiah (0,357 km²), Pulau Seu-lako (0,055 km²), dan Pulau Weh (121 km²).

Kota Sabang sebelum Perang Dunia II adalah kota pelabuhan terpenting dibanding-kan Temasek (sekarang Singapura). Sabang telah dikenal luas sebagai pelabuhan alam bernama Kolen Station oleh pemerintah ko-lonial Belanda sejak tahun 1881. Pada tahun 1887, Firma Delange dibantu Sabang Ha-ven memperoleh kewenangan menambah, membangun fasilitas dan sarana penunjang pelabuhan. Era pelabuhan bebas di Sabang dimulai pada tahun 1895, dikenal dengan is-tilah vrij haven dan dikelola Maatschaappij Zeehaven en Kolen Station yang selanjutnya dikenal dengan nama Sabang Maatschaappij. Perang Dunia II ikut memengaruhi kondisi Sabang dimana pada tahun 1942 Sabang diduduki pasukan Jepang, kemudian dibom pesawat Sekutu dan mengalami kerusakan fisik hingga kemudian terpaksa ditutup.

Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Sabang menjadi pusat pertahanan Angka-

tan Laut Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan wewenang penuh dari pemerintah melalui Keputusan Menteri Pertahanan RIS Nomor 9/MP/50. Semua aset pelabu-han Sabang Maatschaappij dibeli Pemerin-tah Indonesia. Kemudian pada tahun 1965 dibentuk pemerintahan Kotapraja Sabang berdasarkan UU No 10/1965 dan dirintis-nya gagasan awal untuk membuka kembali sebagai Pelabuhan Bebas dan Kawasan Per-dagangan Bebas.

Gagasan itu kemudian diwujudkan dan diperkuat dengan terbitnya UU No 3/1970 tentang Perdagangan Bebas Sabang dan UU No 4/1970 tentang ditetapkannya Sa-bang sebagai Daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Atas alasan pembu-kaan Pulau Batam sebagai Kawasan Perda-gangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Sabang terpaksa dimatikan berdasarkan UU No 10/1985. Kemudian pada tahun 1993 dibentuk Kerja Sama Ekonomi Regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Trian-gle (IMT-GT) yang membuat Sabang sangat strategis dalam pengembangan ekonomi di kawasan Asia Selatan.

Pada tahun 1997 di Pantai Gapang, Sa-bang, berlangsung Jambore Ilmu Pengeta-huan dan Teknologi yang diprakarsai BPPT

dengan fokus kajian ingin mengembangkan kembali Sabang. Disusul kemudian pada ta-hun 1998 Kota Sabang dan Kecamatan Pulo Aceh dijadikan sebagai Kawasan Pengem-bangan Ekonomi Terpadu (KAPET) yang bersama-sama KAPET lainnya, diresmikan oleh Presiden BJ Habibie dengan Keppes No. 171 tahun 1998 pada tanggal 28 Sep-tember 1998.

Era baru untuk Sabang, ketika pada tahun 2000 terjadi Pencanangan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas oleh Presiden KH. Ab-durrahman Wahid di Sabang dengan diter-bitkannya Inpres No. 2 tahun 2000 pada tanggal 22 Januari 2000. Kemudian diter-bitkannya Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 2000 tang-gal 1 September 2000 selanjutnya disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas

dan Pelabuhan Bebas Sabang.Aktivitas Pelabuhan Bebas dan Perda-

gangan Bebas Sabang pada tahun 2002 mulai berdenyut dengan masuknya barang-barang dari luar negeri ke kawasan Sabang. Tetapi pada tahun 2004 aktivitas ini terhenti karena Aceh ditetapkan sebagai Daerah Darurat Militer.

Sabang juga mengalami gempa dan tsu-nami pada tanggal 26 Desember 2004, na-mun karena palung-palung di Teluk Sabang yang sangat dalam mengakibatkan Sabang selamat dari tsunami. Sehingga kemudian Sa-bang dijadikan sebagai tempat transit udara dan laut yang membawa bantuan untuk korban tsunami di daratan Aceh. Badan Re-kontruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias menetapkan Sabang sebagai tempat transit untuk pengiriman material konstruksi dan lainnya yang akan dipergunakan di daratan Aceh. [wikipedia.org]

Sabang Dulu, Sabang Kini

Kota Sabang sebelum Perang

Dunia II adalah kota pelabuhan terpenting

dibandingkan Temasek (sekarang

Singapura).

Page 6: Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 21 | aPRil 20126 LAPORAN UTAMA

PEMErIntah Aceh melalui Bap-peda Aceh saat ini sedang menyu-sun Rencana Kerja Pemerintah Aceh

(RKPA) yang akan dilaksanakan pada tahun 2013 nanti. Meskipun tahun 2012 ini meru-pakan masa transisi karena dalam proses suksesi gubernur dan wakil gubernur mela-lui Pemilukada, namun pembangunan tidak boleh berhenti. Pembangunan Aceh harus tetap berjalan dan ia harus selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005–2025, dan sejalan dengan isu-isu strategis pembangunan nasional.

RKPA 2013 merupakan satu kesatuan dari RPJP yang akan dicapai secara berta-hap per lima tahun melalui RPJM (Rencana Pembangunan Menengah). RPJP itu dica-pai dalam empat tahapan RPJM. RPJM itu sendiri disesuaikan dengan visi misi guber-nur terpilih dan ia harus tetap sejalan RPJP agar capaian pembangunan terarah dan ter-ukur (lihat table).

RKPA 2013 diarahkan pada tujuh priori-tas pembangunan yang merupakan kesinam-bungan dari program pembangunan lima tahun lalu. Ketujuh prioritas kegiatan dalam RKPA 2013 adalah: 1). Pemantapan keta-hanan pangan dan nilai tambah produksi, 2). Integrasi infrastruktur pendukung MP3EI, 3). Pencapaian target Millennium Development Goals (MDGs 2015), 4). Peningkatan kuali-tas sumber daya manusia, 5). Optimalisasi fungsi kawasan perdagangan bebas Sabang, 6). Pemantapan reformasi birokrasi, dan 7). Penguatan keberlanjutan perdamaian Aceh.

“Dengan mempertimbangkan berbagai peraturan dan kebijakan termasuk isu-isu strategis nasional, maka RKPA 2013 diarah-kan pada tujuh prioritas pembangunan yang

menjadi estafet dari pembangunan tahun-tahun sebelumnya serta selaras dengan visi pembangunan nasional. Untuk itu, seluruh kabupaten/kota diharapkan dapat mengacu pada tujuh fokus yang telah dirumuskan itu, sehingga sinergi antara fokus pembangunan pusat, provinsi dan kabupten/kota dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan,” ungkap Kepala Bappeda Aceh, Ir Iskandar M.Sc kepada Tabangun Aceh, Rabu (4/4/2012) pagi di ruang kerjanya.

Menurut Iskandar, ketahanan pangan menjadi fokus utama dari 7 fokus pemban-gunan Aceh pada tahun 2013. Dalam hal ini, kata dia, ketahanan pangan dimaksud akan diarahkan pada peningkatan produksi dan nilai tambah pertanian dan perikanan kelau-tan. “Termasuk di dalamnya swasembada beras, jagung, kedelai, daging, ikan, perke-bunan utama seperti kopi, kakao, karet dan sawit,” katanya.

Iskandar mengingatkan agar pembangu-nan disesuaikan dengan cluster masing-mas-ing daerah sehingga terfokus pada satu atau dua produk unggulan saja. ”Kabupaten/kota tidak perlu membuka cluster-cluster baru, tapi cukup dengan mengoptimalkan saja cluster-cluster yang sudah ada sehingga pembangu-nan terfokus dan mempunyai identitas khas,” sambung mantan Deputi Pemberdayaan Ekonomi pada Badan Rehabilitasi dan Re-konstruksi (BRR) NAD-Nias itu.

kriteria tDBh dan otsusDitambahkan Iskandar, Gubernur telah

menetapkan pagu indikatif yang dananya bersumber dari Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas (TDBH Migas) dan dana Otonomi Khusus (Otsus) untuk setiap kabu-paten/kota di Aceh. Persyaratan dan kriteria

pemanfaatn TDBH Migas dan Dana Otsus 2013 antara lain tidak diberikan dalam ben-tuk dana tunai, akan tetapi diberikan dalam bentuk pagu indikatif untuk membiayai pro-gram/kegiatan.

Selanjutnya, kegiatan yang diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota merupakan kegiatan prioritas berdasarkan RPJMD serta kegiatan yang belum tuntas dan fungsional pada tahun sebelumnya; kegiatan yang bersi-fat pembangunan fisik harus dilengkapi den-gan dokumen perencanaan yang sah; sasaran pembangunan/pengembangan sesuai den-gan pengembangan potensi wilayah, alokasi dana sumber Otsus dialokasikan sebesar 20% yang Untuk pendidikan dan beberapa kriteria lainnya.

Ketujuh prioritas pembangunan Aceh di atas, lanjut Iskandar, adalah untuk mewu-judkan kesejahteraan rakyat, yang antara lain diukur oleh indikator meningkatnya pertum-buhan ekonomi, menurunnya jumlah pen-duduk miskin miskin, berkurangnya angka pengangguran, serta menurunkan inflasi (li-hat table).

Ditanya berapa kebutuhan anggaran pembangunan Aceh untuk tahun 2013, Is-kandar menyebut angka sekitar Rp 22,3 trili-un. “Idealnya Rp 12 triliun dari APBN dan Rp 8,3 triliun dari APBA,” pungkas Iskandar.

Mencegah overlappingDitanya bagaimana kiat Bappeda dalam

mencegah tumpang tindihnya (overlapping) pembangunan Aceh, mengingat banyaknya sumber dana pembangunan di Aceh, Is-kandar menyebutkan, Bappeda Aceh telah menyiapkan suatu sistem electronic planning dan budgetting menjadi satu kesatuan peren-canaan yang terpadu sehingga akan mencegah

tumpang tindih kegiatan pembangunan yang dana bersumber dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota.

“Sistem elektronik tersebut bertumpu pada data perencanaan basis data ke pu-sat data geospasial. Diharapkan pada tahun 2015 sistem tersebut akan berjalan dalam in-tegrasi planning dan budgetting dalam satu kesatuan perencanaan yang tak terpisahkan”, papar Iskandar yang pernah menjadi Ketua Harian Badan Kesinambungan Rekonstruksi Aceh itu. [hasan basri m nur]

RKPA 2013, dari Ketahanan Pangan hingga Penguatan Perdamaian

inDiKatoR MaKRo tahaP i tahaP ii tahaP iii tahaP iV

PDRB 5-6 % 8-9 % 9-10 % 11-12 %

TINGKAT KEMISKINAN 18-19 % 9-10 % 7-8 % 0,05

TINGKAT PENGANGGURAN 8% 8% 7% 5%

CAPAIAN PEMBANGUNAN ACEH

tahaPan PeMbangunan Ke-1 (2005 – 2012) 1. Masa Transisi2. Reintegrasi3. Kapasitas produksi4. Rehabilitasi lingkungantahaPan PeMbangunan Ke-2 (2013 – 2017) 1. Konsolidasi (Penuntasan Kegiatan non-

fungsional) 2. Pencapaian MDGs3. Fokus Pada Peningkatan Produksi dan Nilai

Tambah pertanian dan Perikanan Kelautan tahaPan PeMbangunan Ke-3 (2018 – 2022) 1. Maturasi (Pendewasaan)2. Fokus pada pengembangan industri

pengolahan (manufacture)tahaPan PeMbangunan Ke-4 (2023 – 2025) 1. Competitiveness2. Fokus pada daya saing3. Peletakan dasar-dasar masyarakat berbasis

pengetahuan (knowledge based society)

Tahapan Pelaksanaan RPJPA 2005 - 2025

“Dengan mempertimbangkan berbagai peraturan dan kebijakan

termasuk isu-isu strategis nasional, maka RKPA 2013 diarahkan pada tujuh prioritas pembangunan yang menjadi estafet dari pembangunan

tahun-tahun sebelumnya serta selaras dengan visi pembangunan

nasional.”

-- ir iskandar M.Sc --Kepala Bappeda Aceh

1 Reformasi Birokrasi dan tata Laksana

2 Pendidikan

3 Kesehatan

4 Penanggulangan Kemiskinan

5 Ketahanan pangan

6 Infrastruktur

7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha

8 Energi

9 Lingkungan Hidup dan pengelolaan Bencana

10 Daerah tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik

11 Kebudayaan, Kreatifitas dan Inovasi Tehnologi

7 Proritas Pembangunan aceh (Draft RPjM 2013-2017)

1 Pemantapan Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk Pertanian

2 Integragi Infrastruktur Mendukung MP3EI

3 Pencapain Target MDG's Tahun 2015

4 Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia

5 Optimalsasi Fungsi Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas Sabang

6 Memantapkan Reformasi Birokrasi

7 Penguatan Keberlanjutan Perdamain

11 Prioritas Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II 2010-

2914

FOTO: FARID REZAiRigaSi di Blang Bintang, Aceh Besar (01/2012).

Page 7: Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 21 | aPRil 2012 7LAPORAN UTAMA

KonflIk Aceh tidak hanya me-nelan korban jiwa, tapi juga harta benda yang tak terhitung jumlahn-

ya. The Multi-Stakeholder Review of Post-Conflict Programming in Aceh(World Bank, 2009) mem-perkirakan jumlah biaya yang tertelan konflik Aceh mencapai 10,7 Dolar Amerika Serikat, yang kalau dirupiahkan tidak kurang dariRp 107,4 triliun (10,7 miliar dollar AS). Itu baru hitungan dari sisi pemerintah saja, belum ter-masuk kerugian harta benda rakyat Aceh.

Perekenomian provinsi menanggung 61 persen atau Rp 65,5 triliun (6,5 miliar dollar AS) dari keseluruhan biaya konflik, sementa-ra biaya yang harus ditanggung pemerintah pusat mencapai Rp 41,9 triliun (4,2 miliar dollar AS). Angka ini hampir dua kali lipat dari biaya kerusakan dan kerugian yang di-akibatkan bencana tsunami pada Desember

2004. Kerugian ekonomi akibat konflik de-lapan kali lebih besar dibandingkan dengan biaya kerusakan yang ditimbulkan.

Dua bencana dahsyat ini (konflik ser-ta gempa bumi dan tsunami) telah men-empatkan Aceh pada jurang ketertinggalan yang jauh dan, bahkan bisa dibilang kembali ke titik nol. Akibat konflik, ekonomi Aceh menjadi tersendat. Aceh menjadi satu-satun-ya provinsi di Indonesia yang terus-menerus mengalami tingkat pertumbuhan yang ren-dah atau negatif.

“Bencana alam melengkapi pender-itaan dengan banyaknya korban nyawa se-lain kerusakan infrastruktur fisik, ekonomi, dan sosial pada skala masif,” kata Mahruzal, Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Keistimewaan dan Sumberdaya Manusia (P2KSDM) Bappeda Aceh, kepada Tabangun

Aceh, pekan ini.Namun di samping berbagai kerugian

yang ditimbulkan, kejutan tsunami pada bulan Desember 2004, diyakini banyak orang sebagai katalisator kesepakatan damai yang tercapai pada bulan Agustus 2005, mel-alui nota kesepahamanbersama (MoU) anta-ra Pemerintah Indonesia dan GAM yang ditandatangani, di Helsinki, Finlandia. Sejak itu, Aceh memulai babak baru kehidupan dalam suasana damai.

Perdamaian di Aceh, kata Mahruzal, memberikan ruang ideal bagi tumbuhnya kesejahteraan dan harus dijaga dengan hati-hati. “Pengalaman internasional menunjuk-kan bahwa banyak masyarakat yang baru selesai dari konflik kembali terjebak kepada kekerasan karena proses reintegrasi berjalan timpang, sektoral, dan tidak adil,” ujarnya.

Penelitian Bank Dunia menyebutkan, ada 40 persen wilayah yang sudah damai, tetapi kemudian kembali lagi ke kancah kon-flik akibat penanganan sistem dan proses perdamaiannya tidak berjalan dengan baik.

Pelestarian perdamaian yang merupa-kan prasyarat bagi efektifitas pembangunan di Aceh harus dipastikan dengan program pembangunan yang terpadu dan menyentuh segala lapisan dan golongan masyarakat.

Proses reintegrasi pihak-pihak yang ber-tikai harus berjalan secara hati-hati dan sem-purna. Potensi kembali terjadinya konflik di Aceh saat ini masih cukup tinggi. Salah satu yang memanaskan konflik selama ini adalah buruknya sistem birokrasi dan kurangnya program pembangunan yang sensitif konflik.

BErIkut beberapa prinsip dasar pendekatan peka konflik sebagai acuan dalam perencanaan, pelak-

sanaan, pengendalian dan evaluasi program pembangunan.• Partisipatif: Program pembangu-

nan harus melibatkan seluruh elemen masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan mulai dari tingkat desa/gampong, kecama-tan, kabupaten/kota, propinsi hingga nasional.

• Inklusif: Aktor, isu dan persepsi men-jadi bagian integral dari proses pemban-gunan itu sendiri dengan tidak mem-bedakan suku, ras dan agama. Semua memiliki kesempatan yang sama dalam pemenuhan hak layanan dasar. Program pembangunan bukan menjadi milik salah satu kelompok atau golongan saja.

• netralitas (impartial): Tidak memi-hak kepada salah satu pihak yang ber-tikai, aktor atau isu dalam hubungannya penyelesaian masalah atau konflik yang terjadi dalam pelaksanaan pembangu-nan.

• transparansi; terbuka dan memberi-kan kemudahan dan akses kepada se-mua pihak untuk dapat memahami dan terlibat dalam proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan penga-wasan pembangunan.

• Menghormati kepemilikan masyarakat; Setiap hak yang menjadi milik masyarakat harus dihormati dan dilindungi terutama bagi masyarakat

rentan dan menderita akibat korban konflik.

• akuntabilitas; Bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang dilakukan berkaitan fungsi dan kedudukan para pemangku kepentingan dalam men-jalankan tugasnya kepada masyarakat.

• kemitraan dan koordinasi; Seluruh tindakan dan kebijakan yang dilaku-kan didasarkan pada keterpaduan dan pemahaman yang sama dengan mem-bangun relasi dan kerjasama berbagai pihak yang terlibat dalam proses pem-bangunan.

• koherensi dan saling melengkapi; Setiap pemangku kepentingan akan berperan sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Setiap elemen akan saling berkaitan dan masing-masing memberikan kontribusi terhadap upaya penyelesaian masalah dan perdamaian.

• ketepatan waktu; Setiap persoalan atau masalah memerlukan batas waktu penyelesaian agar tidak berjalan ber-larut-larut yang akan mengganggu pen-capaian tujuan pembangunan, bahkan akan menimbulkan konflik baru yang sulit untuk diselesaikan.

• Berkeadilan; Pengalokasian dan distri-busi sumber daya pembangunan harus memberikan kesempatan yang seim-bang (distributional equity) antarkelom-pok dan antarwilayah, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan dan tepat sasaran. [cut triana dewi/dari berba-gai sumber]

SecaRa khusus pendekatan peka konflik (conflict sensitivity ap-proach) merupakan suatu cara

dalam mencapai tujuan melalui kebija-kan, strategi dan operasional dengan menjembatani informasi (information linkage) program pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pen-gawasan dengan konteks konflik (conflict environment) melalui beberapa cara;• Mengintegrasikan kerangka kerja per-

damaian (peace building) dan prinsip-prinsip transformasi konflik ke dalam strategi kebijakan pemerintah daerah.

• Mengkaitkan analisis peka konflik (conflict sensitivity analysis) dengan tujuan pembangunan.

• Memastikan keseluruhan proses pem-bangunan yang dilakukan peka terha-dap dinamika konflik masyarakat.

• Melakukan percepatan terhadap tin-dakan melalui kebijakan, program dan kegiatan yang diperlukan dalam pen-anganan konflik dengan melibatkan lintas sektor dan lintas pelaku.

Merawat Perdamaian dengan Pembangunan Peka Konflik

Prinsip-prinsip PendekatanPembangunan Peka Konflik

Melibatkan Lintas Sektor

“Pengalaman internasional menunjukkan bahwa banyak masyarakat yang baru selesai dari konflik kembali terjebak

kepada kekerasan karena proses reintegrasi berjalan timpang,

sektoral dan tidak adil.”

-- MahRuZaL --Kepala Bidang P2KSDM

Bappeda Aceh

Perencanaan pembangunan harus peka konflik untuk dapat meminimalisir potensi konflik yang disebabkan oleh pembangunan itu sendiri. “Saat ini pendekatan pembangu-nan konvensional sudah mulai banyak di-gantikan dengan pendekatan pembangunan peka konflik,” ujarnya. [cut triana dewi]

aspek Perbedaan Pendekatan Pembangunan Konvensional Pendekatan Pembangunan Peka Komplik

Kebijakan Arah Pemabangunan Lebih di Proritaskan terkait dengan isu-isu pertumbuhan ekonomi, penanggulangan kemiskinan dan penyediaan infrastruktur dasar

Arah pembangunan lebih di titik beratkan pada isu-isu perubahan dan peningkatan kelompok masyarakat rentan, kesenjangan pembangunan, keadilan, distribusi sumber daya dan perdamaian secara berkelanjutan

Perencanaan Perencanaan lebih bersifat top-down dan adminitratif; menggunakan pendekatan Komprehensif ;• lKewilayahan• Admitratif• Subtansi/Sektor

Perencanaan Top-down dan bottom-up dan partisipatif; Menggunakan pendekatan Komprehensif dan integratif:• Lintas Wilayah• Lintas Sektor• Dinamika Perubahan

Pelaksanaan • Program pembangunan dilaksanakan oleh lembaga atau tenaga ahli yang kompeten di bidangnya

• Pemerintah sebagai pelaksana kegiatan• Dilaksanakan lansung oleh unit kerja teknis• Berorientasi pada hasil

* Program pembangunan dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat, pemerintah hanya berfungsi sebagai regulator dan kontrol kualitas• Masyarakat sebagai pelaksana kegiatan• Dilaksanakan melalui proses kerja lintas sektor dan

forum musyawarah• Lebih mengutamakan proses dari pada hasil

Partisipasi masyarakat

• Masyarakat hanya sebagai pemanfaat pembangunan

• Melaksanakan peran sesuai dengan tugas dan fungsinya

• Masyarakat sebagai perencana, pelaksana, pemamfaat dan pengawas kegiatan pembangunan

• Berbagai peran dan memberikan kontribusi dalam pelaksanaan pembangunan

Dampak • Meningkatnya laju pertumbuhan• Meningkatkan kesenjangan antar wilayah

dan antar kelompok • Ekpsloitasi sumber daya alam• Meningkatkan ketegangan akibat tidak

meratanya distribusi sumber daya

• Mengurangi kesenjangan dan keterisolasian• Mempercepat kohesi Sosial• Optimalisasi sumber daya alam• mengurangi ketegangan antar wilayah dan antar

kelompok

Perbedaan Pendekatan Pembangunan Konvensional dan Pembangunan Peka Konflik

FOTO: cmi.fi

PenanDatanganan MoU RI-GAM di Helsinki 2005.

Page 8: Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 21 | aPRil 20128

FOTO-FOTO: R. A. KARAMULLAH

KONFERENSI Coklat dan Kopi Aceh di Hotel Hermes Palace Banda Aceh pada tanggal 14 s.d 15 Maret 2012. Acara ini diikuti oleh para petani kopi dan coklat, pegawai dinas-dinas terkait hingga beberapa NGO yang berada di Aceh.1. Para peserta mengikuti acara Konferensi Coklat dan Kopi.2. Ir Iskandar, M.Sc, Kepala Bappeda Aceh, memberi arahan

sekaligus membuka konferensi tersebut yang berlangsung selama 2 hari di Hotel Hermes Palace Banda Aceh.

3. Salah satu stand milik petani coklat di konferensi itu.

Konferensi Coklat dan Kopi Aceh

Rapat Forum SKPA/Pra-Musrenabang

RAPAT Forum SKPA/Pra-Musrenabang RKPA 2013 di Ruang Rapat Bappeda Provinsi Aceh pada tanggal 26 Maret s.d 3 April 2012.

1

3

2

Page 9: Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 21 | aPRil 2012 9

FOTO: DOK. BAPPEDA ACEH

UNTUK mengetahui dan memastikan pembangunan sesuai perencanaan pada awal tahun 2012 Bappeda Aceh melakukan kunjungan monitoring dan evaluasi terhadap proyek pembangunan yang dijalankan pada tahun anggaran 2012.

1. Pasar tradisional di Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah 2. Linning irigasi di Kabupaten Bireuen3. Gudang Alsintan di Kabupaten Aceh Tenggara4. Pembangunan pasar impres di lokasi pasar lama, Kota Takengon 5. Saung tani di Kabupaten Bireuen.

Kunjungan Monitoring dan Evaluasi pembangunan

1

2

3

4

5

4

Page 10: Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 21 | aPRil 201210 LAPORAN KHUSUS

KEPala Badan Perencanaan Pem-bangunan Daerah (Bappeda) Aceh, Iskandar MSc, mengatakan, sektor

pertanian merupakan faktor utama pening-katan perekonomian Aceh, sektor ini men-jadi prioritas untuk dikembangkan ke depan.

Ada 4 komoditas yang akan menjadi an-dalan, yakni kakao, kopi, kelapa sawit, dan karet. Hal ini dikatakannya pada acara Aceh Cocoa-Coffee Conference 2012, di Hermes Palace Hotel Banda Aceh, Rabu-Kamis (14-15 Maret 2012).

Iskandar mengatakan, untuk menuju ke sana, pemerintah daerah akan memperce-pat pembangunan infrastruktur, deregulasi tata ruang, revitalisasi sekolah kejuruan, dan pelatihan untuk mendorong peningkatan ka-pasitas petani.

Mengenai masih rendahnya kredit untuk sektor pertanian, hal tersebut disebabkan minimnya kemampuan petani untuk dapat mengakses kredit perbankan. Ke depan,

Pemerintah Provinsi Aceh akan mendorong agar petani semakin mudah mendapatkan akses perbankan.

Sementara itu, di kesempatan yang sama, Kepala Cabang Bank Indonesia Banda Aceh, Mahdi Muhammad, mengatakan, sektor per-tanian tak hanya penyumbang terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh, namun juga sektor yang menunjang pertumbuhan ekonomi di provinsi ini. Na-mun, sebagai sektor yang mempunyai peran signifikan dalam perekonomian, pengem-bangan sektor ini masih terbelakang.

Pada 2011 pertumbuhan ekonomi di Aceh tumbuh signifikan, yaitu sebesar 5,02 persen dari 2,79 persen pada tahun 2010. Peningkatan pertumbuhan hanya terjadi pada sektor pertanian dan sektor jasa-jasa dengan pertumbuhan masing-masing 6,74 persen dan 4,43 persen.

Sementara sektor-sektor lainnya tumbuh melambat, kata Mahdi, dalam makalah tertu-

Maikussaleh sedang berupaya melahirkan klon kakao unggul Aceh yang nantinya di-harapkan mampu meningkatkan produk-tivitas kakao di Provinsi Serambi Mekkah. Alumni Aceh Cocoa Fellowship 2011 ini mengaku sudah mengumpulkan 13 kloning kakao untuk diseleksi. “11 klon dari enam kabupaten lokasi penelitian yaitu Bireun, Pidie Jaya, Aceh Barat Daya, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara. Dua lagi dari Sulawesi dan Jember,” kata Lukman.

Klon-klon tersebut sudah ditanam di tanam dua hari lalu di lingkungan Universitas Mali-kussaleh, kemudian nantinya akan diseleksi untuk dijadikan klon kakao unggul dari Aceh. “Dari hasil seleksi ini diharapkan akan hadir klon unggul dari Aceh,” ujar Lukman. Dengan adanya klon unggul tersebut, di-harapkan produksi dan mutu kakao Aceh ke depan semakin baik, sehingga kesejahter-aan petani kakao di Aceh meningkat.(yayan zamzami)

RENDAHNYA produktivitas kakao yang dihasilkan petani di Aceh saat ini, disebabkan masih belum adanya

bibit unggul di Aceh. Selain itu, pengola-han yang masih tradisional juga menjadi pe-nyebab lainnya.

Peneliti kakao dari Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh, kota Lhokseu-mawe, Aceh, Lukman mengatakan, adanya klan (benih) unggul akan sangat mempen-garuhi produktivitas kakao.

“Sayangnya Aceh belum memiliki klan kakao unggul, kendati demikian kami sedang melakukan pengumpulan sejumlah klon un-tuk dihibridisasi dan menghasilkan klon ter-baik dan unggul,” jelas Lukman seusai Kon-ferensi Kakao dan Kopi Aceh 2012 di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, Rabu-Kamis

(14-15 Maret 2012).Menurut Lukman, Aceh berada di per-

ingkat satu dengan lahan kakao terluas di Su-matera, yakni mencapai 72,773 hektare. Be-gitu juga dengan petani tercatat paling ban-yak dibanding Provinsi lain di Pulau Andalas. Namun dari segi produksi, Aceh hanya berada di peringkat tiga dengan jumlah produksi kakao pertahun hanya menca-pai sekitar 23,840 ton kakao atau rata-rata 328 Kilogram per hektare. Aceh berada di bawah Sumatera Barat yang produksi kakao mencapai 30 ton lebih pertahun, serta Su-matera Utara yang mencapai lebih 35 ton. Lukman mengatakan untuk mengatasi per-masalahan ini sangat diperlukan klon kakao unggul dan manajemen pertanian yang ba-gus. Saat ini, Fakultas Pertanian Universitas

lisnya pada acara Aceh Cocoa-Coffee Con-ference 2012 di Banda Aceh.

Konferensi ini diselenggarakan oleh Multi Donor Fund (MDF), Swisscontact, International Organization for Migra-tion, Forum Kakao Aceh, dan Pemerintah Provinsi Aceh.

Dalam struktur PDRB, sektor pertanian di Aceh memiliki kontribusi 27,70 persen hingga triwulan keempat 2011. Sektor ini didominasi sektor tanaman pangan, seperti padi-padian, jagung, umbi-umbian, dan ka-cang-kacangan.

Sektor pertanian di Aceh sebagian besar masuk kategori sektor mikro kecil dan me-nengah (MKM). Statistik kredit menunjuk-kan, sektor MKM pertanian hanya memiliki pangsa sebesar 0,76 persen . Jauh dibanding penyaluran kredit untuk sektor perdagangan yang mencapai 25,96 persen. Padahal, kredit permodalan sangat dibutuhkan pelaku sek-tor pertanian, khususnya petani untuk dapat

mengembangkan usaha pertaniannya.Dari segi tingkat non performing loan (NPL)

atau kredit bermasalah, sektor pertanian hanya menunjukkan angka 7,89 persen atau jauh di bawah sektor konstruksi yang mencapai 34,49 persen. Tingkat NPL sektor pertanian juga tercatat lebih rendah dibanding sektor industri pengolahan dan perdagangan, yang masing-masing mencapai 9,95 persen dan 8,17 persen.

Mahdi menyebutkan, ada beberapa fak-tor yang menyebabkan rendahnya kredit di sektor MKM, khususnya pertanian, di anta-ranya adalah lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses pada sumber pembi-ayaan, kurangnya akses pema saran ke pasar potensial, dan kualitas barang yang dihasil-kan belum terstandardisasi.

Usaha sektor pertanian, lanjut Mahdi, biasanya belum mencapai skala ekonomis sehingga biaya overhead-nya tinggi dan me-nyebabkan keuntungan petani sangat minim.(yayan zamzami)

Kredit permodalan sangat dibutuhkan pelaku sektor pertanian, khususnya petani untuk

dapat mengembangkan usaha pertaniannya.”

-- MahDi MuhaMMaD --Kepala Cabang Bank Indonesia Banda Aceh

Bank Harus Permudah Akses untuk Petani

Saat ini, Fakultas Pertanian Universitas Maikussaleh sedang berupaya melahirkan klon kakao unggul Aceh

yang nantinya diharapkan mampu meningkatkan produktivitas kakao di Aceh.”

-- LuKMan --Peneliti Kakao dari FP Unimal

Aceh Akan Produksi Benih Kakao Unggul

FOTO: www.kemang.org

FOTO: www.kemang.org

haji DauD (duduk) memperlihatkan hasil kakaonya

M aLi mengaku, kebunnya sudah memperlihatkan hasil yang baik setelah mengikuti program rehab kebun yang difasilitasi oleh ActionAid Australia - Yayasan Keumang dalam Proyek AEDFF yang didanai Multi Donor Fund.

Page 11: Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 21 | aPRil 2012 11LAPORAN KHUSUS

PEnjaBat Gubernur Aceh Ir Tarmi-zi A Karim MSc berharap kehadiran kegiatan Aceh-EDFF, khususnya pro-

gram pengembangan ekonomi kakao yang dilaksanakan oleh Swisscontact dan kopi yang dilaksanakan oleh IOM, mampu men-dorong pertumbuhan perekonomian daerah yang berkualitas.

“(Kedua program itu) harus mampu meningkatkan pendapatan dan mencip-takan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat, termasuk mendorong tumbuh-nya sektor swasta,” kata Tarmizi A Karim dalam sambutannya pada acara “Aceh Cocoa and Coffee Conference”, di Banda Aceh, Rabu (1403/2012).

Harapan itu diutarakan Gubernur Tarmizi Karim terkait masih rendahnya produktivitas hasil alam di Aceh. Pada-hal, di samping memiliki letak yang san-gat strategis, Aceh juga memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar. Di antaranya di bidang pertanian, perikanan

dan kelautan, kehutanan, pertambangan, dan energi.

“Hampir semua komoditi pertanian yang menjadi produk andalan nasional seperti kopi, kakao, kelapa sawit, dan karet, dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di Aceh, terutama karena didukung oleh faktor kesesuaian lahan dan agroklimat. Akan tetapi jika ditinjau dari sisi produktivitas, hasilnya tergolong masih sangat rendah karena belum diusahakan secara optimal,” ujarnya.

Selain belum diusukan secara optimal, kata Tarmizi, rendahnya pengembangan ko-moditas-komoditas andalan Aceh ini, terjadi karena masih belum terbangunnya sistem mata rantai produksi (supply chain) yang kuat dari hulu hingga ke hilir.

“Kondisi tersebut telah menyebabkan nilai tambah produksi daerah serta ketersedi-aan lapangan kerja masih terbatas, sehingga menjadi salah satu penyebab masih rendahn-ya daya saing daerah,” ujarnya.

Oleh karena itu, Gubernur Tarmizi A

Karim berharap kehadiran kegiatan Aceh-EDFF ini, mampu mendorong pertum-buhan perekonomian Aceh, dalam rangka meningkatkan pendapatan dan mencip-takan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat.

Terkait dua komoditas andalan (kakao dan kopi) yang sedang dikembangkan dalam program Aceh-EDFF oleh Swisscontact dan IOM, Gubernur Tarmizi A Karim menga-takan, kedua komoditas ini memiliki pasar yang prospektif dan harga jual yang tinggi. Hanya saja, masih terdapat kesenjangan yang cukup tinggi antara permintaan pasar khu-susnya ekspor dengan potensi dan ketersedi-aan serta kualitas produksi.

“Permasalahan di sisi on farm yang terkait langsung dengan kuantitas dan kuali-tas produksi berdampak bagi sisi off farm mulai dari penanganan paska panen hingga pemasaran,” ujarnya.

Indonesia, kata Gubernur, belum menja-di konsumen dominan bagi kakao dan kopi,

maka tingkat “ketergantungan” terhadap pasar ekspor (bahan mentah biji kakao dan biji kopi hijau) menjadi cukup tinggi diband-ing pasar domestik.

Hal ini tentu memerlukan pembenahan dalam lingkup off farm sekaligus (khususnya dalam hal regulasi terkait pasar ekspor), den-gan mengacu pada konsep bisnis yang me-nyentuh semua titik dalam mata rantai paso-kan. “Untuk itu tentu diperlukan adanya sin-ergitas antara pemerintah dan dunia usaha,” kata Gubernur.

Pada akhir sambutannya, Pj Gubernur Tarmizi A Karim berharap, penyelenggaraan konferensi tahunan bertajuk “Aceh Cocoa and Coffee Conference” ini, dapat memban-gun dan memperkuat kemitraan dalam rang-ka mentransformasikan kemajuan yang telah dicapai. Kamudian juga mencari berbagai al-ternatif dan terobosan terhadap tantangan- tantangan yang dihadapi serta memproyek-sikan target bersama yang akan ditempuh ke depan.[zamnur]

ProjECt Manager Swisscontact, Man-fred Borer, menyatakan komitmennya untuk terus berupaya memberdayakan

para petani kakao di Aceh, agar mampu meng-hasilkan biji kakao berkualitas impor.

“Kami terus mendorong agar petani da-pat menghasilkan biji kakao yang berkualitas sesuai dengan permintaan buyer. Hal ini kami lakukan dengan memberikan pelatihan lewat sekolah lapangan bagi petani kakao dan juga pelatihan kepada para pedagang,” kata Borer, pada acara “Aceh Cocoa and Coffee Confer-ence 2012” di Hermes Palace Hotel Banda Aceh, Rabu-Kamis (14-15 Maret 2012).

Sementara Ketua Forum Kakao Aceh, Hasanuddin Darjo, menyebutkan, pro-gram Peningkatan Ekonomi Kakao Aceh (PEKA) yang diusung Swisscontact di 5 ka-bupaten, telah banyak memberi perubahan pada sikap petani dan pedagang kakao.

“Hal ini membawa dampak yang sangat signifikan bagi kualitas dan kuantitas kakao yang ada sekarang. Misalnya, pedagang sudah paham berapa jumlah biji kakao kering yang

baik dalam 100 gram. Di tingkat petani juga paham, biji dengan kadar air berapa yang sesuai dengan kebutuhan pasar,” terang Darjo.

Hal ini diamini Husaini, salah satu pedagang kakao dari Bireuen yang hadir pada kegiatan ini. “Acara seperti ini sangat bermanfaat bagi kami pedagang. Memberi kami banyak pengetahuan dari hanya sek-edar menjual biji kakao yang kami beli dari petani,” katanya.(yayan zamzami)

EDFF Harus Mampu Tumbuhkan Ekonomi Rakyat Aceh

“Hampir semua komoditi pertanian yang menjadi produk andalan nasional seperti kopi,

kakao, kelapa sawit, dan karet, dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di Aceh, terutama karena didukung oleh faktor

kesesuaian lahan dan agroklimat.

-- taRMiZi a KaRiM --Penjabat Gubernur Aceh

“Kami terus mendorong agar petani dapat

menghasilkan biji kakao yang berkualitas sesuai

dengan permintaan buyer.”

-- ManFReD boReR --Project Manager

Swisscontact

Swisscontact Komit Berdayakan Petani Aceh

FOTO: RA KARAMULLAH

FOTO: www.swisscontact.or.id

“aceh Cocoa and Coffee Conference” di Hermes Palace Banda Aceh (14/03/12)

Swisscontact bersama Economic Development and Financing Facility (EDFF) meluncurkan program baru yang diberi nama Peningkatan Ekonomi Kakao Aceh (PEKA).

Page 12: Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 21 | aPRil 201212 TIPS

Bersumber dari Kitab Tajul Muluk Mahkota Raja) tulisan tagan abad 16 M, karangan Syech Abbas Kutaka-

rang dan Kitab Falaqiah wal Hikmah tulisan tangan abad 16 M karya Syech Abdurauf Syiah Kuala, serta wawancara dengan to-koh petani Aceh tentang penentuan bulan dalam tahun Hijriah, hari dan waktu awal menanam tumbuh-tumbuhan (keuneunong: buleun, uroe, saat atau jem penanaman serta pencegahan hama tanaman secara alamiah). Pola tanam dalam sistim ini dengan mem-perhatikan tiga aspek yaitu:a. Penentuan Bulan hijriah

Untuk jenis tanaman berbatang, berbiji, berbunga, berdaun dan berbuah diatas tanah ditanam pada waktu bulan naik dalam tahun hijriah yaitu 1 s/d 15 hari bulan sedangkan tanaman yang berbuah dan berakar didalam tanah, ditanam pada waktu bulan turun pada tahun hijriah, yaitu 16 s/d 30 hari bulan.

Terhadap tanaman yang hasilnya diatas tanah, makin naik bulan makin baik untuk memulai awal penanaman, demikian juga sebaliknya semakin turun bulan hijriah, semakin baik untuk awal penanaman yang hasilnya di dalam tanah.B. Penentuan hari dan jenis tanaman

• Pada hari Ahad menanam segala jenis tanaman yang berbatang, seperti : kulit manis, jati, mahoni, cemara laut, karet dan sebagainya.

• Pada hari Senin menanam segala jenis

tanaman yang berbuah dalam tanah, seperti: kentang, singkong, ubi, jahe, kunyit, bawang dan sebagainya.

• Pada hari Selasa menanam segala jenis tanaman yang berbiji, seperti: padi, jagung, kacang hijau, merica, pinang, kemiri, kopi dan sebagainya.

• Pada hari Rabu menanam segala jenis tanaman yang berbunga, seperti bunga mawar, melati, cempaka, kenanga, ke-muning, melur, anggrek dan sebagainya.

• Pada hari Kamis menanam segala jenis tanaman berdaun seperti: nilam, sawi, bayam, kol dan sebagainya.

• Pada hari Jum’at menanam segala jenis tanaman yang berbuah diatas tanah, seperti: kelapa, mangga, pepaya, pisang, cabai, terong, tomat dan sebagainya.

• Pada hari Sabtu menanam segala jenis tanaman yang berakar didalam tanah, yang dimaksud akar didalam tanah ini adalah yang biasa digunakan untuk pen-gobatan, seperti: ginseng, akar wangi, akar ilalang dan sebagainya.

C. Penentuan waktu• Jika hari Ahad dilakukan pada saat pagi-

pagi atau setelah shalat ashar• Jika hari Senin dilakukan pada hampir

tengah hari atau sebelum shalat zhuhur• Jika hari Selasa dilakukan pada waktu

dhuha ( jam 7 s/d 10 pagi)• Jika hari Rabu dilakukan pada tengah

hari atau setelah shalat ashar

• Jika hari Kamis dilakukan pada pagi-pagi atau tengah hari

• Jika hari Jum’at dilakukan pada waktu setelah selesai shalat jum’at

• Jika hari Sabtu dilakukan pada waktu dhuha atau pagi-pagi

• Dalam melaksanakan sistem ini harus memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:

• Harap ditanam pada waktu musim ta-nam atau musim hujan

• Jika tidak hujan, maka penyiraman tanaman dilakukan pada waktu sore/

malam hariPemupukan tumbuhan dilakukan

sore hari, tolong dijaga agar lahan tempat tanaman selalu lembab atau basah. Setelah dimu lai awal penanaman pertama pada waktu-waktu yang ditentukan diatas, selan-jutnya dapat diteruskan penanamannya pada esok hari berikutnya, tanpa harus mengikuti ketentuan di atas lagi.

Jadwal ini berlaku untuk pembibitan/penanaman. Awal pengambilan hasil dilaku-kan pada waktu air surut. [Muhammad Iqbal lambhuk]

1. jangkrik dan daun pandan wangi untuk mencegah hama tikus

Jika sawah/kebun banyak tikus, maka peliharalah jangkrik di sawah. Ternyata suara jangkrik dapat membisingkan telinga tikus, sekaligus mengusirnya, atau dengan menebar-kan daun pandan wangi, sebab aromanya ti-dak disukai tikus. Caranya daun pandan wangi dipotong-potong, disebar disekitar tanaman bila sudah kering diganti yang baru (lebih baik lagi jika pandan wangi ditanam di sekelil-ing sawah/kebun seperti pagar, lalu taburkan jangkrik. Dengan cara demikian Insya Allah tikus tidak akan mendekati tempat itu lagi. Pandan wangi juga berfungsi untuk meng-harumkan butiran padi di sawah/ladang).

2. Manfaat abu dapur dan daun pinang

Untuk memberantas hama wereng, ulat, belalang dll di kebun/sawah, ambillah abu dapur dan campurkan air (1 liter abu dicampurkan dengan 3 liter air) lalu rebus atau tumbuklah daun pinang yang sudah tua kemudian diaduk-aduk, dan setelah dingin percikkan ke tanaman. Lakukanlah beberapa kali sampai hamanya habis (untuk 10 liter air dicampur 3 kg abu bakar dan 1 kg daun pinang atau lebih kurang 2 pelepah tandan).

3. Manfaat semut merah & tulang binatang

Membasmi hama tanaman muda seperti: cabe, tomat, kacang kuning, dll dengan cara mengikat tulang atau kulit binatang yang ba-sah (baru) pada sepotong ranting, lalu tancap-kan didekat tanaman yang hampir berbunga, kemudian tebarkan semut merah (serangga), maka semut merah akan memakan hama sekaligus membersihkan batang & daun tanaman. Fungsi tulang & kulit, hanya untuk memikat atau membetahkan semut. Jika me-manen hasil, semprotkan air pada tanaman, maka semut akan berkumpul ditulang atau sangkarnya, dan panen dapat dilakukan.

Untuk tanaman tua seperti nangka, mangga dll, tulang/kulit cukup diikat pada pohon/ranting, lalu tebarkan semut merah. Jika mau panen ikatlah tulang/kulit yang baru diujung tali, dan sambungkan ke pohon yang ingin dipanen hasilnya, maka semut segera berkumpul di tulang atau kulit yang baru se-hingga panen dapat dilakukan. Ingat! Hanya semut merah (serangga) yang dapat menjadi predator untuk memberantas hama tanaman.

4. Manfaat cacingAgar tanaman menjadi subur, tanamlah

pada tanah yang gembur, dengan cara me-masukkan cacing ke dalam tanah, guna mem-

buat pori-pori tanah sehingga merangsang pertumbuhan akar sekaligus membersihkan hama di akar tanaman, sebelum cacing dita-nam, tanah harus disiram air, fungsinya un-tuk mengusir jika ada semut-semut kecil dan memudahkan cacing membuat sarangnya.

5. Manfaat sumur di sawah/kebunSumur di sawah/kebun jangan ditem-

bok (semen). Agar berfungsi untuk menjaga kelembaban tanah sehingga tanah tidak retak-retak di waktu musim panas, di musim kema-rau dapat menyiram tanaman, ikan-ikan yang ada di sumur di sawah dapat memangsa hama seperti: bibit keong, ulat, belalang, dll, serta ikan-ikan tersebut dapat dikonsumsi petani.

f. agar sumur banyak airCara menggali sumur agar air selalu ban-

yak adalah dengan mengetahui sumber mata air dangkal yang permanen di dalam tanah. Caranya dengan melihat embun pagi di musim kemarau, jika ada tumpukan embun di sawah/kebun yang lama keringnya. Se-mentara embun-embun di sekitarnya sudah kering, di situlah diperkirakan sumber mata air dangkal, untuk memastikannya harus dili-hat 2-3 hari, guna meyakinkan lagi, ambillah batok kelapa yang tidak berlubang, lalu tan-capkan di tanah tempat tumpukan embun tersebut selama 24 jam, bila bagian dalam ba-tok kelapa tetap basah setelah 24 jam, maka di situlah sumur digali pada musim kemarau di waktu pagi-pagi, hari ke 15 bulan hijriah (pertengahan bulan arab). Jika air dalam sumur payau asin atau kurang jernih, maka tanamlah pohon cemara laut (bak aron) 3 atau 5 meter di samping sumur.

7. Manfaat bakong atjehUntuk mengatasi hama pengerek batang,

masukkan tembakau (bakong atjeh) kedalam lubang batang yang dimakan ulat, dan tutup dengan tanah yang basah. Tembakau asli juga bermanfaat untuk memberantas hama wereng (gesong, sialee-alee, ulat, dll). Den-gan cara merendam dan aduk-aduk tem-bakau kedalam air dan campurkan abu bakar, bila air sudah berubah warna agak cokelat, semprotlah atau percikkan ketanaman. (un-tuk 10 liter air campurkan 3 ons tembakau

asli dan 3 kg abu bakar).8. Cara mengumpulkan hama

keongBila di sawah banyak keong yang meng-

ganggu tanaman, maka ambillah batang pepaya atau daunnya, lalu simpan di pinggir sawah minimal 24 jam, nanti keong tersebut akan berkumpul dan menempel di batang pepaya, kemudian ambil keong tersebut untuk pakan ternak (lele, bebek, ayam, dll) atau dikubur dalam tanah kering, kemudian batang pepaya tersebut disimpan lagi di dalam sawah.

9. Cara pengolahan tanahSetelah tanah dibersihkan dan sebelum

tanah dicangkul, terlebih dahulu ditebarkan pupuk kandang dan abu hasil pembakaran sampah tanaman (3 kg pupuk kandang dicam-pur 1 kg abu bakar) dengan ketebalan maksi-mal seruas jari tangan yang disebarkan secara merata dilahan pertanian, kemudian disiram selama 2 minggu, agar pupuk larut dan men-yatu serta dingin dalam tanah, baru kemudian tanah dicangkul/dibajak. Setelah tanah betul-betul matang, tanamlah tumbuhan (palawija).

10. Cara membuat pupukJemurlah kotoran ternak (ayam atau be-

bek atau sapi atau kambing, dan lain-lain) lalu dicampur dengan abu hasil pembakaran sampah. Perbandingannya 1 karung abu bakar dicampur dengan 3 karung kotoran ternak, lalu disimpan di dalam lubang tanah atau masukkan ke dalam goni. Jangan lupa cara penggunaannya betul-betul memperha-tikan ketentuan atau petunjuk yang tertulis di atas tadi. Sebab abu bakar dan pupuk sangat-lah panas bagi tanaman. Jika salah menggu-nakannya menyebabkan tanaman kering atau mati. Harap diingat bahwa semakin lama campuran pupuk dan abu bakar ditanah la-han pertanian maka semakin dingin dan baik untuk tanaman demikian pula sebaliknya.

Demikianlah cara pemberantasan hama tanaman serta pemupukan & pengolahan tanah secara alamiah, semoga bermanfaat. Jangan lupa berdoa diwaktu menanam dan memetik hasil, dan zakat wajib hukumnya. [Muhammad Iqbal lambhuk]

Bertani dengan Biaya Murah

TIPS Mencegah Hama secara Alamiah

FOTO: IRFAN M.NUR

Petani sedang membersihkan tanaman (pade tajok) di lereng bukit kawasan Lamteuba, Aceh Besar.

Page 13: Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 21 | aPRil 2012 13HABA BAPPEDA

Untuk melihat tingkat perkem-bangan dan kemajuan pencapaian beberapa kegiatan pembangunan

yang telah dilaksanakan, maka perlu dilaku-kan pengendalian dan evaluasi secara terpadu di seluruh wilayah Aceh. Hal ini diperlukan guna memperoleh gambaran tentang efekti-fitas pelaksanaan sebuah program/kegiatan terhadap manfaaat yang dapat diberikan ke-pada masyarakat. Hasil evaluasi akan men-jadi pembelajaran dan bahan pertimbangan dalam menentukan arah kebijakan perenca-naan pembangunan di masa mendatang. De-mikian dikatakan Ir Hamdani, M.Si, Kepala bidang Penelitian Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Bappeda Aceh, kepada Taban-gun Aceh, Sabtu (7/4/2012), saat ditemui di ruang kerjanya.

Menurut Ir Hamdani, M.Si, pada tahun 2011 Bappeda telah melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) secara ter-padu ke seluruh Aceh dengan melibatkan berbagai instansi terkait, dengan sasaran yang ingin dicapai, yaitu: terlaksananya koor-

dinasi terkait pelaksanaan pembangunan di kabupaten/kota; melihat secara langsung objek kegiatan terpilih tahun 2011 di kabu-paten/kota dan teridentifikasinya kegiatan yang berlanjut dan tidak selesai (putus kon-trak) yang didanai melalui APBA.

“Dari hasil pantauan tim di lapangan pada tahun 2011 secara sekeluruhan realiasi proyek terutama proyek fisik dapat terlak-sana sesuai dengan target yang telah ditetap-kan. Namun hal yang sangat penting adalah seberapa besar dampaknya bagi masyarakat, apakah bangunan yang telah dibangun terse-but efektif harus menjadi perhatian kita ber-sama. Pembangunan yang telah selesai agar dapat difungsionalkan segera sehingga ke-beradaannya bermanfaat bagi masyarakat,” pinta Hamdani.

hemat rp 215 milyarHamdani juga menyampaikan tentang

Realisasi keuangan pelaksanaan APBA Ta-hun Anggaran 2011 hingga tanggal 30 De-sember 2011 mencapai 93,50%. Adapun target yang direncanakan sebesar 91,00 %

hingga akhir tahun 2011. Sedangkan real-isasi fisik mencapai 99,5 %, sedangkan yang direncanakan adalah 100,00 %. Ditinjau dari deviasi target, maka reallisasi keuangan plus (+) target 2,5 %, sedangkan realisasi fisik -0,50 %. (Lihat grafik Kurva S)

Jika ditinjau dari jenis pekerjaan strat-egis yang telah dilaksanakan, maka kegiatan APBA 2011 terbagi atas 2 (dua) kategori pekerjaan, yaitu pekerjaan konstruksi, peker-jaan non konstruksi. Pekerjaan konstruksi teridentifikasi sebanyak 2.732 paket dengan nilai total kontrak Rp. 2,017 trilyun. Sedan-gkan pekerjaan non konstruksi 1.102 paket dengan pagu total Rp 589,552 milyar. Dari paket pekerjaan konstruksi tahun 2011, jika dilihat dari segi nilai kontrak, maka Pemerin-tah Aceh dapat menghemat anggaran sebe-sar 10,3% dari anggaran Rp 2,085 triliun tersebut, atau dengan kata lain Pemerintah Aceh dapat melakukan forecast sebesar Rp. 215,158 milyar.

Di akhir pembicaraan dengan Tabangun Aceh, Hamdani mengatakan, pelaksanaan

APBA tahun 2011 tentunya juga masih me-nyisakan pekerjaan yang masih perlu dilan-jutkan. “Dari hasil identifikasi diketahui ter-dapat 121 paket kegiatan yang masih perlu dilanjutkan, baik yang disebabkan oleh putus kontrak maupun kegiatan yang sifatnya ber-lanjut. Kegiatan yang tidak tidak dapat dis-elesaikan/putus kontrak berjumlah 29 paket kegiatan, sedang sisanya sejumlah 92 paket kegiatan merupakan kegiatan yang dilaksan-akan secara bertahap/berlanjut,” demikian Hamdani. [aswar liam]

Hasil Monev 2011, Banyak Pembangunan yang belum Fungsional

“Hal yang sangat penting adalah seberapa besar dampaknya bagi masyarakat, apakah bangunan yang telah dibangun tersebut efektif harus menjadi perhatian kita bersama. Pembangunan yang telah selesai agar dapat difungsionalkan segera sehingga keberadaannya bermanfaat,”

ir. hamdani, M.SiKepala Bidang Penelitian, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Bappeda Aceh

Progres (%)bLt bL total

Keu Fis Keu Fis Keu Fis

Real 3o Nop 71,11 71,11 64.15 76,55 66,54 74,68

Kenaikan 19,89 19,89 27,85 23,15 24,46 24,82

Devisi (-) 0,00 0,00 0,00 0,30 0,00 0,50

Target 31 Des 91,00 91,00 92,00 100,00 91,00 100,00

Real s.d 30 Des 92,94 92,94 93,81 99,70 93,51 99,50

Pagu Rp 2.739.530.705.870 5.235.169.294.130 7.974.772.200.000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov DesRENC KEU 0 0 0 0 10 21 32 46 53 60 72 91REAL KEU 0 0 0 0 6 18 28 40 49 59 67 94RENC FIS 0 0 0 0 4 16 35 50 60 70 85 100REAL FIS 0 0 0 0 4 11 25 41 53 68 75 100KEU 2010 0 0 0 0 6 17 27 40 47 54 63 91FIS 2010 0 0 0 0 6 15 34 49 56 68 76 99

no SKPa Pagu (Rp.M)

Real 30 Des 2011

Fisik Keu1 Pengairan 403.16 98.7 96.52 BMCK 1,352.58 95.1 92.53 Dishubkom 131.06 98.2 88.14 Distamben 54.22 100.0 97.85 Bapedal 19.81 99.0 95.06 Bappeda 35.46 96.8 93.77 Disnaker 103.71 97.5 88.48 Disperindak 110.25 99.2 97.09 DPKKA 488.06 99.0 90.610 PPKA 1,831.32 95.2 95.211 Binves 11.20 100.0 99.912 BPBA 9.75 91.3 91.313 Distan 165.56 98.9 95.614 DKP 136.26 100.0 93.115 Diskeswan 115.55 97.3 92.616 Dishutbun 226.67 97.0 91.817 BP.Luh 42.67 99.0 98.218 Dinkes 642.01 99.0 97.319 RSUZA 126.71 99.0 92.220 RSJ 35.22 99.2 94.921 RSIA 28.90 100.0 93.822 Dispora 73.51 91.0 87.723 Disbudpar 48.74 98.5 92.624 Disdik 853.23 98.2 93.325 Dinsos 84.85 99.0 96.826 BKPP 26.77 97.4 97.127 MPD 4.55 93.5 92.728 SI 45.02 100.0 92.429 Arpus 25.34 100.0 99.830 Dayah 98.96 100.0 98.331 Kesbagpol 11.74 100.0 99.132 Inspektorat 24.82 95.3 95.033 B.Mal 70.83 100.0 99.234 Satpol PP 22.01 100.0 99.835 MPU 11.82 100.0 88.436 MAA 5.01 99.0 93.537 BP2T 6.29 100.0 99.538 BP3A 10.37 100.0 98.839 BPM 90.29 100.0 91.740 Sekwan 90.14 99.1 77.841 P.Aceh 31.84 100.0 98.742 Sekda 229.28 100.0 89.3

- Setda 158.09 100.0 93.0- Biro Umum 34.95 100.0 90.1- Biro Isra 8.96 100.0 88.9- Biro Tapem 9.82 100.0 92.4- Biro Hukmas 5.36 100.0 99.1- Biro Adpem 7.16 100.0 78.6- Biro Ekonm 3.87 100.0 90.8- Biro Organ 1.07 100.0 98.4total aceh 7,974.70 93.5 99.5

FOTO: FARID REZAPeMbangunan gedung Balai Latihan Kerja (BLK) di Blang Kejereun, Gayo Lues.

Page 14: Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 21 | aPRil 201214 APA KATA MEREKA

PEMErInta-han sekarang sudah membaik dibanding dulu. Contohnya, sebelum tsunami, roti sele samahani belum begitu terk-enal, dengan berkah tsunami banyak orang berdatangan kemari

untuk beli roti, baik itu dari Sigli, Bireun maupun lainnya sehingga menjadi dikenal masyarakat luas dan menjadi salah satu ma-kanan favorit. Kami berharap ke depan pen-jualannya lebih meningkat lagi pada tahun 2013. Untuk itu, pemerintah perlu memban-tu mempromosikan produk-produk kami, juga produk-produk dari daerah lainnya.

jakfarPenjual roti sele khas Samahani______________

kaMI di Desa Meulingge Kecama-tan Pulo Aceh Ka-bupaten Aceh Besar ini masih hidup dalam keadaan serba kekurangan. Guru belum memadai di sekolah-sekolah. Hanya ada guru kontrak. Sedangkan guru PNS tidak pernah mengajar dan tidak menetap disini. Makanya murid SD di sini banyak hari liburnya. Puskesmas ada, tapi tidak ada bidan. Kami harus menyebrangi lautan selama 2 jam untuk menemui bidan di Ibukota kecamatan di Lampuyang. Biaya berobat Rp 10.000 tambah biaya perjalanan Rp 20.000. Pelabuhan pun dibangun jauh dari bibir pantai. Jadi kami harus memban-gun jembatan kayu untuk mencapai kesana yang kadang-kadang rusak pula. Pejabat

bantuan yang layak untuk memajukan pembangunan di daerah masing-masing. Jangan terlalu memfokus-kan pembangunan di kota, sehingga pembangunan di daerah terabaikan. Selain perlu memfokuskan pembangunan infrastruktur, saya berharap pemerintah bisa memikirkan kemajuan fasilitas pendidikan. Dengan membangun perpustakaan lengkap dengan buku-buku dan tempat yang ny-aman, maka dapat meminimalisir kemalasan generasi muda dalam hal membaca. Selain itu, tidak ada salahnya sesekali membuat event yang dapat membangkitkan semangat membaca.

riska firmanilaMahasiswa Fakultas Dakwah

______________

BaGI saya Musrenbang kali ini memiliki arti yang sangat penting, apal-agi sebagai pelaku pembangunan se-hingga diharapkan kepada kita semua hendaknya dalam menyusun program

dan kegiatan agar terukur dan tepat sasaran menuju penciptaan masyarakat yang adil dan sejahtera. Sebagai Kepala Bappeda, kami telah menyusun progam pembangu-nan Abdya untuk tahun 2013 sesuai dengan kaedah-kaedah perencanaan yaitu melalui pendekatan parsitipaatif, teknokratif, politis dan button-up atau top down. Program-program yang disusun tersebut sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan

tidak pernah datang kemari. Listrik, Sarana Jalan, juga belum memadai. Kami harap kekurangan-kekurangan ini dapat dimini-malisir pada tahun 2013 nanti.

M. Dahlan Masyarakat Desa Meulingge

______________

PEMBan-Gunan membu-tuhkan dana. Dari situlah akarnya, tergantung berapa banyak dana. Saat ini Aceh masih me-miliki Dana Alokasi Umum (DAU) dari pusat, angka APBA setiap tahun bahkan mencapai triliunan rupiah, belum lagi yang bersumber dari APBN. Untuk itulah perlu ada konsultan pembangunan. Aspek penun-jang adalah dagang/niaga. Mengapa IMT/GT tidak ada gaungnya lagi? Sabang tunggu apa lagi? Panggil putra putri terbaik Aceh untuk maksimalkan perniagaan. Ekspor barang Aceh langsung dari pelabuhannya ke Negara tetangga seperti ke Malaysia. Sangat banyak orang Aceh di Malaysia, pasti ada yang bisa dipakai. Jadikan seperti duta Aceh di Penang untuk mensupport perniagaan tersebut, ajak pemerintah Malaysia sebagai backingnya. Ekonomi Swedia maju karena perdagangan dan ekspor impor, padahal Swedia minus SDA.

asnawi aliPengamat politik Indonesia asal Aceh di

Swedia______________

Saya berharap ke depan pemerintah harus benar-benar memperhatikan pem-bangunan di daerah atau kabupaten, karena daerah/kabupaten sangat membutuhkan

keunggulan komperatif wilayah Abdya. Kami beraharap kepada provinsi agar mem-percepat selesainya jalan tembus Babah Rot-Terangon (Gayo Lues), menyelesaikan pem-bangunan pelabuhan perikanan di Abdya serta memperbaiki beberapa jaringan irigasi. Kepada pemerintah Provinsi maupun pusat agar terus memperhatikan Abdya dan men-jadikan Abdya sebagai basis pertanian dan agro industry.

jasman, S.PdKepala BAPPEDA Kabupaten ABDYA

______________

SElaku alumnus institut seni dan kini berprofesi sebagai seniman dengan kon-sentrasi pada seni lukis kaligrafi, saya sangat berharap agar Pemer-intah Aceh mulai tahun 2013 nanti memberikan perhatian khusus pada kehidupan seni budaya. Karya-karya seni anak bangsa akan memberikan sumbangan tersendiri dalam mengharumkan negeri sehingga orang-orang luar akan menilai kita sebagai bangsa berperadaban. Saat ini, saya telah menghasilkan banyak karya seni lukis kaligrafi, sudah dikoleksi oleh sejumlah orang penting di Indonesia hingga man-canegara. Karya saya bahkan ikut dipajang di Galleri Nasional Indonesia di Jakarta. Untuk itu, saya sangat berharap agar Pemer-intah Aceh pada tahun 2013 mulai memikir-kan untuk mendirikan sebuah Museum Ka-ligrafi beridentitas Islam di Aceh. Museum ini diyakini akan menjadi salah satu identitas khas Aceh dan akan mampu menarik perha-tian negara-negara Islam lain di dunia.

Said akramPelukis Kaligrafi Nasional, berdomisi di

Banda Aceh

PEMBANGUNAN 2013

Page 15: Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 21 | aPRil 2012 15

Gambar mewarnai di atas diperuntukkan bagi siswa-siswi TK/SD/MI. Warnailah, lebih baik menggunakan PaSteL/KRaYon. Gunting (boleh difoto copy) dan kirimkan ke alamat redaksi d/a Bappeda Aceh Jl.Muhammad Daud Beureueh Banda Aceh, dengan mengisi identitas diri. Di sudut kiri amplop ditulis “MEWARNAI”. BRI (Bank Rakyat Indonesia) menyediakan 6 bingkisan sekolah kepada 6 karya terbaik. Hadiah akan dikirim ke alamat sekolah masing-masing.

Nam

a Sis

wa

: ..

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

..

Nam

a Sek

olah

:

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

Ala

mat

Sek

olah

:

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

Kela

s

:

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Alamat Rumah : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sekolah / Alamat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

TTS ini diperuntukkan bagi siswa-siswi SD/MI. Kirimkan jawaban ke alamat redaksi, d/a Bappeda Aceh, Jl.Muhammad Daud Beureueh Banda Aceh, dengan menyertai potongan TTS dan menulis identitas diri (Nama, TTL, Alamat Sekolah). Di sudut kiri amplop ditulis TTS Anak. Hadiah akan dikirim ke alamat sekolah masing-masing (redaksi)bRi (bank Rakyat indonesia) menyediakan bingkisan untuk masing-masing pemenang:

Mendatar :1.Si Meong 4.Buku berisi kumpulan kata beserta artinya 7.Hangus 10.Mata uang Uni Eropa 11.Membuat (Bhs. Inggris) 12.Tempat tinggal Raja 14.Nama Bulan 15.Alat pernapasan pada ikan 17.Jenis pakaian wanita 19.Salah satu bilangan 21.Benda luar angkasa 24.Kegiatan atau pekerjaan mengambil hasil dari dalam bumi 26.Nama bulan dalam Tahun Hijriyah 30.Pendapatan Asli Daerah (singkat) 31.Kuno dan bernilai tinggi 34.Salah satu jenis batu perhiasan 36.Pekerjaan, kegiatan (Bhs. Inggris) 37.Udara yang berhembus 38.Kumpulan kata 42.Setengah, sebagian 45.Kepala kereta api 48.Jaminan 51.Laut di bagian timur Indonesia 55.Nama lain untuk Jahe 58.Menanam pohon (Bhs. Aceh) 59.Bermain (Bhs. Inggris) 60.Pencemaran udara, air, dan sebagainya 61.Harus 62.Kantor Berita Indonesia.Menurun :1.Pekerja/Buruh kasar 2.Ongkos, upah dari suatu pekerjaan 3.Pertanda 4.Surat kabar 5.Musyawarah Perencanaan Pembangunan (singkat) 6.Senyum (Bhs. Inggris) 7.Hujan rintik-rintik 8.Teliti 9.Jalan kecil 13.Naas, apes 16.Pulau 18.Satu ikatan 20/52.Kabupaten di Aceh yang beribukota Jeuram 21.Bahan penyubur tanaman 22.Analisa Dampak Lingkungan (singkat) 23.Masa, zaman 27.Mata uang Jepang 28.Lumrah, biasa 29.Penghasil madu 32.Kata ganti milik 33.Kodok 34.Tidak lupa 35.Umur, usia (Bhs. Inggris) 39.Kamu, saudara 40.Salah satu waktu shalat 41.Alat pengikat 42.Kursi empuk yang biasanya ditempatkan di ruang tamu 43.Huruf pertama Hijaiyah 44.Berkata, berucap 46.Berdoa (Bhs. Latin) 47.Minyak pelumas 48.Kelompok atau kumpulan orang yang dibentuk untuk tujuan tertentu 49.Parit, selokan 50.Lembu 53.Binatang padang pasir 54.Benua yang kita diami 55.Hak Asasi Manusia (singkat) 56.Cara menyambung besi 57.Zat yang mengeluarkan panas.

Edisi 21

Edisi 21

nama-nama pemenang Mewarnai tabloid tabangun aceh edisi 20:1.Sarah guevara aisha, Kelas III/3 A, Min Manggeng Desa Paya, 2.asyraf, Kelas II, SD Neg. 9 Lut Tawar, Jln. Kartini – Takengon, 3.tM. Rifai, Kelas OB, TK Cut Meutia, Cek Ditiro - Banda Aceh, 4.Mutia, Kelas VI, SDN Lamkuyet Desa Lamkuyet - Aceh Besar, 5.Mona Khairan, Kelas Bintang, TK/IT Al- Azhar, Lamgugob, 6.hilma huriya, Kelas 3 SD, Sekolah Sukma Bangsa Panggoi, Muara Dua – Lhokseumawe.

Rubrik Kreatifitas Anak terselenggara atas dukungan dan kerjasama dengan

nama-nama pemenang ttS tabloid tabangun aceh edisi 20 :1.Shyva annisa, Kelas IV, SDN No. 4 Banda Aceh, 2.Dian Morica, Kelas III. A, SD. Negeri 10 Komplek Panteriek - Banda Aceh, 3.Muhammad aqil Khaasyi, Kelas V.C, Min Beungcala Kuta Baro Aceh Besar, 4.ikhsan andryan Paradiso, Kelas III. A, SDN I Puntuet (Bl. Mangat), 5.Riza Mulyana, Kelas III. A, SD Neg. 1 Bintah Kec. Madat, 6.t. alfa Ramadhana, Kelas V. B, SDN I – Lhokseumawe.

jaWaban ttS eDiSi 20 :Mendatar : 1.Tiba, 3.Kapal, 6.Kail, 8.Semut, 10.Bakau, 12.Punah, 15.Uganda, 17.Petaka, 19.Rice, 21.Kera, 23.Supaya, 25.Selalu, 28.Rondo, 29.Perangai, 32.Sinabang, 35.Andai, 38.Iris, 40.Rodi, 42.Arti, 44.Sira, 45.Stamina, 47.Garansi, 50.Kasihan, 54.Ana, 56.Rim, 57.Balam, 58.Dayah, 60.JIN, 61.Bau, 62.Apa, 63.AEU, 64.Nya, 65.Tahun, 66.Maret, 67.Ubi.Menurun : 1.Temu, 2.Asin, 3.KTP 4.PTN, 5.LBH 6.Kuat, 7.Lama, 9.Muara, 11.Kapal, 13.USE, 14.ASK, 16.Akper, 18.Agara, 20.Ceria, 22.Erosi, 23.Sapai, 24.Yen, 26.Eja, 27.Ungsi, 30.Aksara, 31.Giat, 33.Nasi, 34.Berani, 36.Nusa, 37.Asli, 39.Raga, 41.Dosa, 43.Isi, 44.Sak, 46.MAN, 47.Gurun, 48.Rimba, 49.Sia, 51.ASA, 52.Hijau, 53.Nanti, 54.Aman, 55.Adam, 57.But, 59.HUT.

Page 16: Gubernur Baru Harus Mandirikan Rakyat

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 21 | aPRil 201216

AntarkanSekolah Kejuruan

Jamal jadi PengusahaPErSaInGan di era globalisasi

kian ketat. Banyak orang menge-luhkan sulitnya mendapatkan

pekerjaan. Karena itulah dibutuhkan keberanian, kegigihan dan persiapan sejak dini agar kita mampu bersaing dalam menapaki hidup ini. Begitulah antara lain “petuah” yang disampaikan Jamaluddin ST saat bincang-bincang dengan Tabangun Aceh, Senin (9/4/2012) malam di studio Glamour di bilangan Batoh, Banda Aceh.

“Kegigihan dan pendidikan yang tepat akan membuat seseorang sukses dalam meniti persaingan hidup yang kian ketat. Saya sudah merasakan manfaat sekolah kejuruan sejak usia remaja, serta pen-galaman bekerja sejak usia kanak-kanak. Semua itu menjadi bekal sangat berguna dalam hidup saya,” ujar Jamaluddin.

Pria tampan kelahiran Reubee, Pidie, tahun 1974 lalu ini tampak sudah kenyang pengalaman dalam meniti hidup sejak ke-cil. “Saat masih sekolah SD dulu saya su-dah terbiasa membantu orang tua pergi ke sawah di hari libur. Tidak hanya itu, saya juga menjual es batu di bulan puasa dan setiap hari mengedar es lilin ke kios-kios,” sambung alumnus Universitas Iskandar Muda (Unida) ini.

Setamat SD, Jamaluddin melanjutkan sekolah ke sekolah kejuruan, yaitu Sekolah Teknik (ST) dan kemudian Sekolah Teknik Menengah (STM). Di ST dia mengam-bil jurusan Teknik Pekerjaan Logam, sementara di STM mengambil jurusan Gambar Bangunan. “Saat sekolah di STM, saya sering diberi tugas menggambar bangunan oleh guru dan itu cukup meny-enangkan,” kenang Jamal.

Ketika tamat STM, Jamal memilih fakultas yang mengajarkan keterampilan khusus sebagai tempat mengasah keter-ampilan diri. Di Unida dia mengambil ju-

melindungi perusahaan lokal. Jika tidak, dana-dana Aceh, terutama dana APBA, akan disedot perusahaan luar. “Siapa pun yang pimpin Aceh ke depan perlu menga-komodir masalah ini agar dapat mengu-rangi pengangguran. Selain itu, pengusaha lokal lebih paham kondisi Aceh dan lebih bertanggungjawab. Dengan adanya UUPA, maka sangat memungkinkan pen-gusaha lokal untuk diberdayakan. Kami harap agar turunan UUPA (qanun atau pergub, red) mampu melindungi perusa-haan lokal,” pinta dia.

Kepada generasi muda Jamal berpe-san agar memilih bersekolah di sekolah kejuruan agar memiliki keterampil. “Saya sudah merasakan manfaat sekolah keju-ruan. Dengan adanya keterampilan, kita mudah mendapatkan pekerjaan. Kerja itu tidak mesti menjadi PNS atau bekerja pada orang lain, tapi yang terbaik adalah membuka usaha sendiri sehingga tercipta lapangan kerja lebih banyak”, katanya.

“Saya ingat sebuah kisah Kp Aree, Pidie, orang-orang yang membuka usaha sendiri lebih diutamakan untuk dijadikan menantu daripada karyawan atau PNS. Karena itulah kemudian muncul pengu-saha-pengusaha muda di sana. Jangan takut ber-wira usaha karena Aceh masa lampau dikenal dunia karena perda-gangan,” pungkasn-ya. [hasan basri m.nur]

rusan Teknik Sipil. Bukan Jamal namanya kalau tidak memanfaatkan waktu luang di celah-celah kesibukan kuliah. Dia tidak menyia-nyiakan waktu dengan hura-hura atau kongkow-kongkow.

“Sambil kuliah saya bekerja pada sebuah perusahaan konsultan di Banda Aceh, dan menjelang tamat kuliah saya sudah mendirikan perusahaan pribadi, CV. Ie Krueng Reubee Consultant. Pe-rusahaan ini sekarang telah meningkat statusnya menjadi PT. Reubee Consultant dengan grade III,” ujarnya bangga.

Jamal sangat yakin, sukses tidaknya seseorang sangat tergantung pada usaha-usaha yang disemai yang bersangkutan. Selain itu, katanya, semangat pantang menyerah harus dimiliki setiap orang. “Jangan sampai karena gagal satu kali lalu takut membuka usaha di masa-masa berkutnya,” ujar suami Rita Herlina, kar-yawan BRI Banda Aceh.

Selain memimpin beberapa perusa-haan, pemuda Pidie yang dikenal aktif di beberapa organisasi sosial ini tercatat se-bagai Sekretaris Ikatan Nasional Konsul-tan Indonesia (INKINDO) Aceh. Melalui INKINDO Jamal mengupayakan terjalin-nya komunikasi antara konsultan dengan stakeholder-stakeholder, terutama pimpi-nan daerah agar perusahaan-perusahaan lokal diberi kepercayaan dalam mengerja-kan pekerjaan di Aceh.

“Hasil survey yang kami lakukan pada tahun 2009, ditemukan satu SKPA yang banyak mengelola proyek fisik tapi hanya 23 persen memakai perusahaan lokal. Pemerintah terutama DPRA kemudian memberi respon positif dan menegur SKPA tersebut,” ungkap mantan Ketua Ikatan Mahasiswa dan Masyarakat Delima (Ipedalma), Pidie, itu.

Jamal berharap Pemerintah Aceh agar membuat peraturan yang bisa

Pemerintah Aceh agar membuat peraturan yang bisa melindungi

perusahaan lokal. Jika tidak, dana-dana Aceh, terutama dana APBA, akan disedot

perusahaan luar.

FOTO: RA KARAMULLAH