Page 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMINJAMAN ALAT
DI KAMAR ALAT INTERCAMP ATMI SURAKARTA
Skripsi
GREGORIUS ADINUGROHO.W
I 1309014
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
Page 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMINJAMAN ALAT
DI KAMAR ALAT INTERCAMP ATMI SURAKARTA
Skripsi
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
GREGORIUS ADINUGROHO.W
I 1309014
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
Page 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Page 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan yang telah memberikan
penyertaan dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan laporan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, dan do’a
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis dengan segenap
kerendahan hati dan rasa syukur mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menuntunku dan menerangiku. Berkat
dan rencana-Nya selalu menjadi yang terbaik untukku.
2. Bapak Kusno Adi Sambowo, ST, Ph.D, selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Dr. Cucuk Nur Rosyidi, ST, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik
Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Wakhid Ahmad Jauhari, ST, MT selaku Ketua Program S-1 Non
Reguler Jurusan Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Yusuf Priyandari, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak
Irwan Iftadi, M.Eng, selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
memberikan pengarahan dan bimbingan serta waktu yang tak ternilai
harganya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
6. Bapak Ilham Priadythama, ST, MT, selaku dosen penguji skripsi I dan Ibu
Fakhrina Fahma, STP, MT, selaku dosen penguji skripsi II yang telah
bersedia menguji, memberikan arahan dan masukan untuk skripsi ini.
7. Bapak Ir. Murman Budijanto, MT selaku pembimbing akademik yang
telah membimbing dan mengarahkan dalam perkuliahan di Teknik
Industri.
8. Segenap Bapak dan Ibu dosen Teknik Industri yang telah memberikan
ilmu pengetahuan dan pengalamannya.
9. Para staf dan karyawan Jurusan Teknik Industri, atas segala bantuan dan
perhatiannya dalam kegiatan kuliah dan penyelesaian kskripsi ini.
10. Bapak YV.Yudha Samodra.HM, ST, M.Eng, selaku Academic Vice
Director Politeknik ATMI Surakarta dan Bapak Agus Kurniawan, ST,
Page 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
selaku Kepala WBS, atas ijin, saran dan bantuannya selama penelitian di
Kamar Alat Intercamp
11. Bapak Wahono, Bapak Purwoto, Bapak Nugroho, Bapak Prin, segenap
Instruktur WBS dan staff serta segenap mahasiswa Politeknik ATMI
Surakarta, terima kasih atas bantuan, saran dan waktu yang telah diberikan
selama penelitian di Kamar Alat Intercamp.
12. Keluarga tercinta : J.B.Wiryanto dan C.M.Karyanti serta adikku Sylvia
Hadiani.W yang selalu mendukung, menyemangati dan mendoakan
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
13. Keluarga besar Tukangan, Ambarawa, Cebongan dan Burikan yang telah
menyemangati dan mendoakanku dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Fransisca Dikna Romana yang selalu menemaniku dalam suka maupun
duka, dengan setia dan kasih sayangnya telah menguatkan serta
memotivasiku.
15. Saudara Doni, Agni, Poponk, Hoedi, Hendri, Hary Ucox, Jo, Febri, Hari
Sajiwo, Indah, Pinrih, Dina, Nurul, Yoga, Gogor, Anggono dan teman-
teman Transfer Teknik Industri angkatan 2009 lainnya, terima kasih atas
dukungan, bantuan serta solidaritasnya. Semoga kekompakan dan
silaturahmi diantara kita akan terus terjalin.
16. Seluruh pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas
segala bimbingan, bantuan, kritik, dan saran dalam penyusunan tugas akhir
ini.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis dengan senang hati dan terbuka sangat mengharapkan
berbagai masukan maupun kritikan dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa maupun siapa saja yang
membutuhkannya.
Surakarta, Maret 2012
Penulis
Page 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Gregorius Adinugroho.W, NIM : I1309014. PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMINJAMAN ALAT DI KAMAR ALAT INTERCAMP ATMI SURAKARTA
. Surakarta : Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Maret 2012.
Akademi Tehnik Mesin Industri (ATMI) Surakarta merupakan institusi pendidikan yang menitikberatkan perkuliahan pada kerja praktek bengkel dan ditunjang dengan sarana yang lengkap. Alat kerja sebagai sarana penunjang disimpan secara terpusat di suatu bagian yang disebut dengan Kamar Alat. Sistem yang berjalan saat ini memiliki beberapa permasalahan terkait informasi data alat kerja dan administrasi peminjaman alat kerja. Permasalahan tersebut timbul karena informasi yang ada berupa informasi lisan dan tidak ada dokumen tertulis yang mencatat data-data tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini merancang sistem informasi peminjaman alat yang berbasis komputer.
Tahapan penelitian dimulai dari proses identifikasi permasalahan dalam sistem sekarang, perancangan prosedur usulan, lalu dilanjutkan perancangan basis data untuk sistem informasi. Tahap identifikasi sistem sekarang dan prosedur usulan disajikan dalam bentuk flowchart. Perancangan basis data menggunakan Entity-Relationship Diagram (ERD) untuk mengetahui semua entitas yang terlibat dan hubungan yang terjadi antar entitas. Graphic User Interface (GUI) dikembangkan dengan menggunakan software Visual Basic 6.
Penelitian ini menghasilkan prosedur baku dalam proses peminjaman alat dan sistem informasi berbasis komputer untuk mengelola data alat kerja dan administrasi peminjaman alat kerja di Kamar Alat Intercamp. Sistem informasi tersebut ditujukan untuk mendukung dan memudahkan mahasiswa dan petugas dalam kerja praktek. Sistem informasi ini dirancang supaya dapat diakses melalui jaringan LAN (local area network) ATMI Surakarta.
Kata kunci : sistem informasi, peminjaman alat kerja, flowchart, entity relationship diagram (ERD), ATMI Surakarta. xvii + 112 halaman; 72 gambar; 61 tabel; 4 lampiran Daftar Pustaka : 14 (1995-2011)
Page 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT
Gregorius Adinugroho.W, NIM : I1309014. TOOL MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM DEVELOPMENT IN INTERCAMP TOOL ROOM ATMI SURAKARTA
. Surakarta : Departement of Industrial Engineering, Faculty of Engineering, Sebelas Maret University, Maret 2012.
Akademi Tehnik Mesin Industri (ATMI) Surakarta is an education institution which focuses the lectures on practical workshop and also supports the students with complete facilities. Tools as the supporting facilities are stored centrally in an area called Kamar Alat. The existing system has problems related to the information about tools catalogue and tool circulation administration. These problems occured because the existing information is in verbal form and there is no written document to record these data. Therefore, this research design a computer-based tool circulation information system.
The stages of this research consist of identification problems in the existing system, design new procedures and the database design for the information system. Identification phase of the existing system and the new procedure are presented in flowcharts. The database design use Entity-Relationship Diagram (ERD) to discover all entities which involved in the system and relationships between them. The Graphic User Interface (GUI) is developed using Visual Basic 6 software.
This research has developed standard procedures of tool circulation and a computer-based information system for managing the tools catalogue and tool circulation administration in Kamar Alat Intercamp. The information system is intended to support and facilitate students and staff in the practical lectures. The information system is designed to be accessible over the LAN (Local Area Network) of ATMI Surakarta.
Keyword: information system, tools circulation process, flowchart, entity relationship diagram (ERD), ATMI Surakarta. xvii + 112 pages; 72 pictures; 61 tables; 4 attachments References : 14 (1995-2011)
Page 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
LEMBAR VALIDASI .................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ILMIAH ................. iv
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ I-1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... I-5
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... I-5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... I-6
1.5 Batasan Masalah ....................................................................... I-6
1.6 Asumsi Penelitian ..................................................................... I-6
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................... I-6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum ATMI Surakarta .......................................... II-1
2.1.1 Visi ATMI Surakarta .................................................... II-2
2.2 Dasar Teori...... ........................................................................ II-2
2.2.1 Sistem... ........................................................................ II-2
2.2.2 Informasi ....................................................................... II-5
2.2.3 Sistem Informasi ........................................................... II-6
2.2.4 Basis Data ..................................................................... II-8
2.2.5 Perancangan ERM ........................................................ II-9
2.2.6 ERD...... ........................................................................ II-10
2.2.7 Arsitektur Client-Server ............................................... II-12
Page 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
2.2.8 Metode Pengembangan Sistem Informasi .................... II-14
2.2.9 Tahapan Metode Prototyping ....................................... II-15
2.2.10 Kode Baris (barcode) ................................................... II-17
2.2.11 Penelitian Terdahulu. .................................................... II-20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahap Identifikasi Masalah ...................................................... III-2
3.1.1 Studi Lapangan ............................................................. III-2
3.1.2 Studi Literatur ............................................................... III-2
3.1.3 Identifikasi Masalah ..................................................... III-2
3.1.4 Perumusan Masalah ...................................................... III-3
3.2 Tahap Perancangan Sistem ....................................................... III-3
3.2.1 Identifikasi Sistem Sekarang ........................................ III-3
3.2.2 Perancangan Sistem ...................................................... III-5
3.2.3 Validasi ......................................................................... III-7
3.3 Tahap Implementasi dan Analisis Hasil ................................... III-8
3.3.1 Implemantasi ................................................................ III-8
3.3.2 Analisis Hasil ................................................................ III-8
3.3.3 Kesimpulan dan Saran .................................................. III-8
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Analisis Sistem Sekarang ......................................................... IV-1
4.1.1 Karakteristik Peminjaman ............................................ IV-1
4.1.2 Analisis Alur Peminjaman Saat Ini .............................. IV-9
4.1.3 Identifikasi dan Analisis Kebutuhan SIM .................... IV-14
4.1.4 Aturan – aturan lain ...................................................... IV-19
4.2 Diagram Proses Usulan ............................................................ IV-21
4.2.1 Form Peminjaman Usulan ............................................ IV-21
4.2.2 Prosedur Peminjaman Usulan ....................................... IV-23
4.2.3 Prosedur Pengembalian Usulan ................................... IV-24
4.2.4 Prosedur Tukar Koin Usulan ........................................ IV-26
4.3 Perancangan Kerangka Kerja Sistem ....................................... IV-28
4.4 Perancangan Basis Data ........................................................... IV-30
4.4.1 Identifikasi Mahasiswa ................................................. IV-31
Page 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
4.4.2 Identifikasi Alat Kerja .................................................. IV-32
4.4.3 Identifikasi Basis Data .................................................. IV-39
4.5 Perancangan Interface Program ............................................... IV-46
4.5.1 Perancangan GUI .......................................................... IV-46
4.5.2 Perancangan Hak Akses User ....................................... IV-60
4.5.3 Pembuatan Sistem Informasi ....................................... IV-61
4.6 Validasi ............ ........................................................................ IV-62
BAB V ANALISIS HASIL
5.1 Hasil Implementasi ................................................................... V-1
5.2 Analisis Sistem Usulan ............................................................. V-2
5.3 Rencana Instalasi Sistem .......................................................... V-4
5.3.1 Rencana Konversi Sistem ............................................. V-4
5.3.2 Faktor Penentu Keberhasilan ........................................ V-5
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ....... ...................................................................... VI-1
6.2 Saran ............... ........................................................................ VI-1
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Page 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Daftar ide rancangan................................................................. ................ IV-18
Tabel 4.2. Data identifikasi mahasiswa...................................................... ............... IV-32
Tabel 4.3. Klasifikasi alat potong............................................................. ................. IV-34 Tabel 4.4. Klasifikasi alat ukur................................................................ .................. IV-35
Tabel 4.5. Klasifikasi alat pendukung....................................................... ................. IV-36
Tabel 4.6. Identifikasi lokasi penyimpanan................................................ ............... IV-37
Tabel 4.7. Kode lokasi Kamar Alat............................................................ ................ IV-37
Tabel 4.8. Kode jenis alat kerja................................................................. ................. IV-38
Tabel 4.9. Tabel data petugas.................................................................... ................. IV-39
Tabel 4.10. Tabel data mahasiswa............................................................... ................ IV-40
Tabel 4.11. Tabel kode prodi........................................................................ ............... IV-40 Tabel 4.12. Tabel kode operasi..................................................................... ............... IV-40
Tabel 4.13. Tabel material............................................................................ ............... IV-40
Tabel 4.14. Tabel jenis alat........................................................................... ............... IV-40
Tabel 4.15. Tabel spesifikasi alat................................................................ ................. IV-40
Tabel 4.16. Tabel lokasi penyimpanan......................................................................... IV-41
Tabel 4.17. Tabel rak penyimpanan........................................................ ..................... IV-41
Tabel 4.18. Tabel peminjaman..................................................................................... IV-41 Tabel 4.19. Tabel kerusakan.................................................................... .................... IV-41
Tabel 4.20. Tabel peminjaman detail........................................................................ ... IV-41
Tabel 4.21. Tabel kode kamar alat................................................................. .............. IV-42
Tabel 4.22. Kamus data petugas............................................................. ..................... IV-42
Tabel 4.23. Kamus data mahasiswa........................................................... .................. IV-42
Tabel 4.24. Kamus data kode prodi.......................................................... ................... IV-42
Tabel 4.25. Kamus data kode operasi................................................................ .......... IV-42
Tabel 4.26. Kamus data jenis alat............................................................... ................. IV-43 Tabel 4.27. Kamus data spesifikasi alat...................................................... ................. IV-43
Tabel 4.28. Kamus data lokasi penyimpanan..................................................... .......... IV-43
Tabel 4.29. Kamus data rak penyimpanan................................................ ................... IV-43
Tabel 4.30. Kamus data peminjaman................................................... ........................ IV-43
Tabel 4.31. Kamus data kode kamar alat........................................................... .......... IV-43
Tabel 4.32. Kamus data kerusakan............................................................... ............... IV-44
Tabel 4.33. Kamus peminjaman detail....................................................... .................. IV-44
Page 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Tabel 4.34. Kamus data data material....................................................... ................... IV-44
Tabel 4.35. Rancangan hak akses user........................................................ ................ IV-61
Tabel 4.36. Kelas valid dan invalid dari Form Input Petugas..................................... . IV-63
Tabel 4.37 Sample data dummy Form Input Petugas..................................... ............. IV-63
Tabel 4.38. Kelas valid dan invalid dari Form Input Mahasiswa................................. IV-63
Tabel 4.39. Sample data dummy Form Input Mahasiswa.................................... ........ IV-64
Tabel 4.40. Kelas valid dan invalid dari Form Input Prodi.......................................... IV-64
Tabel 4.41. Sample data dummy Form Input Prodi...................................................... IV-64
Tabel 4.42. Kelas valid dan invalid dari Form Input Kode Operasi............................. IV-64
Tabel 4.43. Sample data dummy Form Input Kode Operasi.................................... .... IV-65
Tabel 4.44. Kelas valid dan invalid dari Form Input Material................................... .. IV-65
Tabel 4.45. Sample data dummy Form Input Material.................................... ............. IV-65
Tabel 4.46. Kelas valid dan invalid dari Form Input Jenis Alat................................... IV-65
Tabel 4.47. Sample data dummy Form Input Jenis Alat................................... ........... IV-65
Tabel 4.48. Kelas valid dan invalid dari Form Input Spesifikasi Alat........................ . IV-66
Tabel 4.49. Sample data dummy Form Input Spesifikasi Alat.................................... . IV-66
Tabel 4.50. Kelas valid dan invalid dari Form Input Kode Kamar Alat...................... IV-66
Tabel 4.51. Sample data dummy Form Input Kode Kamar Alat................................. . IV-66
Tabel 4.52. Kelas valid dan invalid dari Form Input Lokasi Penyimpanan................. IV-67
Tabel 4.53. Sample data dummy Form Input Lokasi Penyimpanan............................ . IV-67
Tabel 4.54. Kelas valid dan invalid dari Form Input Rak Penyimpanan...................... IV-67
Tabel 4.55. Sample data dummy Form Input Rak Penyimpanan............................... .. IV-67
Tabel 4.56. Kelas valid dan invalid dari Form Input Peminjaman............................... IV-68
Tabel 4.57. Sample data dummy Form Input Peminjaman................................... ...... IV-68
Tabel 4.58. Kelas valid dan invalid dari Form Input Kerusakan................................. IV-68
Tabel 4.59. Sample data dummy Form Input Kerusakan.................................... ......... IV-68
Tabel 4.60. Kelas valid dan invalid dari Form Input Peminjaman Detail.................... IV-69
Tabel 4.61. Sample data dummy Form Input Peminjaman Detail............................. ... IV-69
Page 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Karakteristik suatu sistem.................................................... ................ II-
Gambar
4
2.2. Pilar-pilar informasi yang berguna................................................ ..... II-6
Gambar 2.3. Komponen dari sistem informasi................................................. ........ II-7
Gambar 2.4. Notasi kardinalitas crows foot.............................................................. II-10
Gambar 2.5. Lambang entitas pada ERD.................................................. ............... II-11
Gambar 2.6. Lambang relasi pada ERD.................................................... ............... II-11
Gambar 2.7. Lambang atribut pada ERD.................................................. ............... II-12
Gambar 2.8. Arsitektur client - server...................................................... ................ II-12
Gambar 2.9. Model thin client.................................................................. ................ II-13
Gambar 2.10. Model fat client.................................................................... ................ II-13
Gambar 2.11. Tahapan metode Prototyping............................................... ................ II-16
Gambar 2.12. Barcode dengan kode 39...................................................................... II-18
Gambar 2.13. Barcode dengan kode ITF.................................................................... II-19
Gambar 2.14. Barcode dengan kode 128.................................................................... II-20
Gambar 2.15. Barcode 2D.......................................................................... ................ II-20
Gambar 3.1. Metodologi Penelitian.......................................................... ................ III-1
Gambar 4.1. Bentuk koin mahasiswa ATMI............................................ ................ IV-2
Gambar 4.2. Kamar Alat pada kampus Intercamp.............................................. ...... IV-3
Gambar 4.3. Toolman yang sedang melayani peminjaman...................... ................ IV-4
Gambar 4.4. Keadaan Kamar Alat pada peak time................................... ................ IV-5
Gambar 4.5. Kegiatan mahasiswa TLE.................................................... ................ IV-6
Gambar 4.6. Rak F pada Kamar Alat Intercamp..................................... ................. IV-6
Gambar 4.7. Layout laci penyimpanan twist drill..................................................... IV-7
Gambar 4.8. Bevel Protector................................................................... ................. IV-8
Gambar 4.9. Twist drill dan Shell End Mill............................................ .................. IV-8
Gambar 4.10. Alur peminjaman alat sekarang........................................ ................... IV-10
Gambar 4.11. Alur pengembalian alat sekarang........................................ ................. IV-11
Gambar 4.12. Alur proses tukar koin sekarang........................................ .................. IV-13
Gambar 4.13. Rekapitulasi kesulitan mahasiswa Tk.I................................ ................ IV-15
Gambar 4.14. Rekapitulasi kesulitan mahasiswa TLE................................ ............... IV-15
Gambar 4.15. Faktor penyebab kesulitan mahasiswa Tk.I......................... ................ IV-16
Gambar 4.16. Faktor penyebab kesulitan mahasiswa TLE......................... ............... IV-16
Gambar 4.17. Form Peminjaman usulan...................................................... .............. IV-22
Page 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Gambar 4.18. Alur peminjaman usulan................................................... ................... IV-23
Gambar 4.19. Alur pengembalian usulan......................................................... .......... IV-25
Gambar 4.20. Alur tukar koin usulan.................................................... ..................... IV-27
Gambar 4.21. Kerangka kerja sistem............................................................ .............. IV-28
Gambar 4.22. Kartu mahasiswa ATMI Surakarta...................................... ................ IV-32
Gambar 4.23. Alat potong dalam kerja praktek.......................................... ................ IV-33
Gambar 4.24. Alat ukur dalam kerja praktek............................................. ................ IV-35
Gambar 4.25. Alat pendukung dalam kerja praktek.................................... ............... IV-36
Gambar 4.26. Contoh barcode lokasi dengan kode tipe 128...................................... IV-38
Gambar 4.27. Contoh kartu identifikasi lokasi........................................... ................ IV-38
Gambar 4.28. ERD dari proses peminjaman............................................... ............... IV-39
Gambar 4.29. Relasi antar tabel.................................................................. ................ IV-45
Gambar 4.30. Form Log In.......................................................................... ............... IV-46
Gambar 4.31. Form Utama......................................................................... ................ IV-47
Gambar 4.32. Drop down menu pemakaian................................................ ............... IV-47
Gambar 4.33. Drop down menu input data................................................. ................ IV-48
Gambar 4.34. Drop down menu cari data.................................................. ................. IV-48
Gambar 4.35. Form Kamar Alat........................................................ ......................... IV-48
Gambar 4.36. Form Rak Penyimpanan...................................................... ................ IV-49
Gambar 4.37. Form Detail Lokasi Penyimpanan....................................... ................ IV-49
Gambar 4.38. Form Jenis Alat................................................................... ................. IV-50
Gambar 4.39. Form Spesifikasi Alat........................................................... ............... IV-51
Gambar 4.40. Form Material...................................................................... ................ IV-51
Gambar 4.41. Form Operasi Kerja............................................................. ................ IV-52
Gambar 4.42. Form Data Petugas............................................................. ................. IV-52
Gambar 4.43. Form Data Mahasiswa......................................................... ................ IV-53
Gambar 4.44. Form Data Prodi................................................................. ................. IV-53
Gambar 4.45. Form Peminjaman................................................................................ IV-54
Gambar 4.46. Form Peminjaman Detail.................................................................. ... IV-55
Gambar 4.47. Form Kerusakan.................................................................... .............. IV-55
Gambar 4.48. Form Pencarian Alat Kerja................................................................. . IV-56
Gambar 4.49. Laporan persediaan alat versi cetak.................................................. ... IV-56
Gambar 4.50. Form Detail Informasi Alat................................................................. . IV-57
Gambar 4.51. Form Detail Lokasi Penyimpanan Alat................................................ IV-58
Gambar 4.52. Form Pencarian Peminajaman............................................................ . IV-58
Page 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Gambar 4.53. Laporan peminjaman alat versi cetak................................................... IV-59
Gambar 4.54. Form Pembuatan Barcode Lokasi....................................................... . IV-60
Gambar 4.55. Barcode lokasi versi cetak................................................................. .. IV-60
Gambar 5.1. Sistem konversi langsung..................................................... ............... V-5
Page 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I - 1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,
penentuan tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi dan
sistematika penulisan. Keseluruhan pokok bahasan dalam bab ini diharapkan
memberikan gambaran umum tentang penelitian.
1.1 Latar Belakang
Informasi merupakan suatu sumber daya yang penting dalam sebuah institusi.
Apabila informasi dapat dikelola dengan baik, sebagaimana sumber daya lainnya,
informasi dapat membantu mengembangkan dan memperbaiki kinerja institusi
tersebut. Pengelolaan yang baik dari sekumpulan informasi dapat dilihat dari
kecepatan penyampaian, kemudahan akses, akurat dan relevan (Jogiyanto, 2005).
Oleh karena informasi merupakan sumber daya yang penting, perancangan sistem
informasi yang tepat dan adanya dukungan manajemen dapat menghasilkan
perbaikan dan kemajuan bagi institusi tersebut.
Akademi Tehnik Mesin Industri (ATMI) Surakarta merupakan institusi
pendidikan yang memfokuskan diri dalam mencetak ahli madya yang mahir di
bidang proses manufaktur. Lulusan ATMI diharapkan mampu mengerjakan dan
merekayasa proses manufaktur di dunia industri dengan baik. Oleh karena itu,
ATMI Surakarta menitikberatkan perkuliahan pada kerja praktek bengkel dan
ditunjang dengan sarana dan prasarana yang lengkap. Pada kerja praktek bengkel,
setiap mahasiswa difasilitasi dengan satu mesin dan kelengkapan kerja lainnya.
Mesin–mesin tersebut ditata pada stasiun kerja seperti stasiun kerja milling,
stasiun kerja bubut dan stasiun kerja gerinda. Adapun kelengkapan kerja lainnya
disimpan secara terpusat di suatu bagian yang disebut dengan Kamar Alat.
Kamar Alat merupakan bagian yang dikhususkan untuk mengelola alat kerja
untuk membantu kegiatan perkuliahan dan produksi yang melibatkan mahasiswa,
karyawan, instruktur dan semua civitas akademika di ATMI. Kamar Alat
merupakan tempat penyimpanan dan peminjaman alat kerja. Proses penyimpanan
dan administrasi peminjaman alat kerja ini dilayani oleh satu hingga dua orang
Page 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I - 2
petugas yang disebut dengan Toolman. Kadangkala proses peminjaman alat di
Kamar Alat Intercamp juga dibantu oleh mahasiswa tingkat akhir yang menjalani
proses Teaching and Learning Exercise (TLE). Tugas utama dari mahasiswa TLE
adalah mendampingi mahasiswa Tingkat I dalam kerja praktek bengkel, namun
mahasiswa TLE dapat membantu melayani proses peminjaman ketika Toolman
tidak berada di tempat. Proses peminjaman alat di Kamar Alat memiliki suatu
prosedur yang unik atau khas, yaitu menggunakan koin sebagai tanda jaminan
peminjaman. Setiap mahasiswa akan diberikan satu set koin yang terdiri dari
sepuluh buah koin pada awal tahun ajaran dan pada akhir tahun ajaran yang sama,
satu set koin tersebut harus dipertanggungjawabkan dan dikembalikan dengan
jumlah yang lengkap. Kesepuluh koin tersebut yang memiliki punching berupa
nomor koin yang sama. Dalam kegiatan praktek bengkel, setiap satu koin dapat
ditukarkan dengan satu buah alat kerja yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Koin ini
akan diletakkan pada tempat alat yang dipinjam oleh mahasiswa sebagai tanda
jaminan. Proses peminjaman ini dilayani oleh Toolman.
Pada saat ini, ATMI Surakarta memiliki dua kampus, yaitu kampus utama
yang terletak di Karangasem dan kampus II/International Campus (Intercamp)
yang terletak di Blulukan. Kampus Intercamp merupakan kampus untuk
memusatkan semua kegiatan perkuliahan untuk mahasiswa Tingkat I. Selain
mahasiswa Tingkat I, pada kampus Intercamp terdapat juga mahasiswa Tingkat II
dan III untuk program studi Teknik Mekatronika dan Teknik Perancangan Mesin.
Masing-masing kampus tersebut memiliki sejumlah Kamar Alat. Kampus
Karangasem memiliki sebelas Kamar Alat dan kampus Intercamp memiliki satu
Kamar Alat. Alat-alat kerja yang disimpan pada masing-masing Kamar Alat
berbeda-beda dan semua mahasiswa ATMI Surakarta diperbolehkan untuk
meminjam alat kerja yang dibutuhkannya di Kamar Alat manapun.
Pengelolaan alat kerja dan proses peminjaman di semua Kamar Alat ATMI
Surakarta yang dilakukan saat ini masih bersifat manual dan berjalan dengan
cukup baik. Namun terdapat beberapa kesulitan terkait proses peminjaman alat
kerja. Penyebaran angket dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi
mengenai kesulitan-kesulitan dan faktor-faktor penyebab terjadinya kesulitan
dalam proses peminjaman alat. Penyebaran angket dan wawancara dilakukan
Page 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I - 3
kepada Toolman sebagai petugas Kamar Alat, mahasiswa TLE sebagai personil
yang membantu melayani peminjaman dan mahasiswa Tingkat I yang melakukan
proses peminjaman alat kerja di Kamar Alat Intercamp. Penyebaran angket dan
wawancara tersebut hanya dilakukan di Kamar Alat Intercamp karena Kamar Alat
ini memiliki perbedaan yang unik dengan Kamar Alat yang lain. Perbedaanya
yaitu terdapat mahasiswa TLE yang membantu melayani proses peminjaman dan
mahasiswa yang melakukan proses peminjaman alat kerja di Kamar Alat
Intercamp mayoritas adalah mahasiswa Tingkat I. Pada Kamar Alat lain, semua
mahasiswa termasuk mahasiswa TLE tidak diijinkan untuk melayani peminjaman.
Disamping itu, mahasiswa Tingkat I merupakan mahasiswa tingkat awal yang
belum mengenal jenis-jenis alat kerja dengan baik sehingga kerap mengalami
kesulitan dalam mengenali alat kerja.
Berdasarkan data angket yang diperoleh, terdapat beberapa kesulitan yang
sering dialami oleh mahasiswa dalam proses peminjaman alat kerja. Kesulitan-
kesulitan tersebut kemudian dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu teknis dan
administratif. Kelompok teknis merupakan kesulitan-kesulitan yang disebabkan
oleh kondisi teknis, yang berkaitan erat dengan kondisi, persediaan dan
keterbatasan alat kerja yang ada saat ini, sedangkan kelompok administratif
merupakan kesulitan-kesulitan yang disebabkan oleh kegiatan administasi dan
kualitas pelayanan dalam proses peminjaman. Dari hasil penyebaran angket
tersebut diketahui bahwa kesulitan-kesulitan yang termasuk dalam kelompok
teknis sebanyak 37%, dan 62% lainnya didominasi oleh kesulitan-kesulitan yang
termasuk dalam kelompok administratif.
Hasil dari penyebaran angket menunjukkan bahwa kesulitan administratif
yang paling sering dialami mahasiswa adalah terhambatnya proses peminjaman
bila Toolman sedang tidak berada di tempat. Masalah ini dapat diatasi dengan
bantuan dari mahasiswa TLE namun menimbulkan masalah yang lain, yaitu
proses peminjaman membutuhkan waktu lebih lama karena mahasiswa TLE tidak
hafal letak penyimpanan alat kerja yang akan dipinjam. Proses peminjaman yang
lebih lama akan menghambat kerja praktek bengkel mahasiswa yang disebut
dengan kompetensi. Menurut Politeknik ATMI Solo (2011), praktek kompetensi
diselenggarakan dalam jam praktek bengkel dan waktu penyelenggaraannya diatur
Page 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I - 4
oleh instruktur yang bersangkutan. Dalam proses pengerjaan kompetensi,
mahasiswa harus mengerjakan tugas dalam batas waktu yang disediakan untuk
mendapatkan nilai yang baik. Solusi lainnya adalah menambah jumlah Toolman di
Kamar Alat kampus Intercamp, namun hal tersebut bukanlah solusi yang optimal
karena akan menambah beban penggajian setiap bulannya untuk petugas baru dan
tidak memaksimalkan tingkat efektifitas dari petugas yang sudah ada.
Mahasiswa Tingkat I juga mengalami kesulitan saat mengambil kembali
koinnya di Kamar Alat. Hai ini terjadi karena mahasiswa terkadang lupa pada alat
kerja yang telah dipinjamnya karena pada saat digunakan di bengkel tercampur
dengan alat–alat kerja yang dipinjam oleh mahasiswa lain. Alat-alat kerja dapat
tercampur karena dalam kerja praktek kadangkala terjadi pinjam meminjam
dengan mahasiswa lainnya sehingga menyebabkan tertukarnya alat kerja.
Akibatnya, terjadi ketidaksesuaian antara koin jaminan yang berada di lokasi
penyimpanan alat kerja yang dikembalikan dengan nomor koin mahasiswa yang
mengembalikan sehingga pengembalian alat tersebut ditolak oleh Toolman dan
mahasiswa tidak dapat mengambil koin miliknya. Masalah lain yang timbul
adalah terjadinya kesalahan pengembalian koin oleh Toolman saat mahasiswa
mengembalikan alat kerja. Hal ini terjadi karena semua informasi mengenai
administrasi peminjaman dilakukan secara manual, dalam hal ini hanya
mengandalkan buku rekap dan ingatan dari Toolman. Banyaknya jumlah
mahasiswa dan alat kerja membuat Toolman tidak hafal nomor koin yang dimiliki
oleh setiap mahasiswa.
Kesulitan administratif lainnya yaitu kesulitan yang dialami Toolman dalam
proses rekap peminjaman alat. Proses rekap ini hanya dilakukan satu minggu
sekali dan tidak dapat dilakukan sewaktu-waktu karena membutuhkan waktu
pemeriksaan yang cukup lama. Hal ini terjadi karena proses rekap dilakukan
secara manual, yaitu dengan cara membuka laci penyimpanan satu persatu dan
mencatat alat apa saja yang masih dipinjam oleh mahasiswa. Kegunaan dari
proses rekap ini adalah untuk mengetahui alat kerja yang masih dipinjam
mahasiswa. Jika rekap ini tidak dilakukan, maka terjadi kekurangan persediaan
alat kerja.
Page 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I - 5
Kedua kampus ATMI Surakarta yang terpisah jarak cukup jauh juga
menimbulkan permasalahan, terutama pada informasi persediaan alat kerja yang
dibutuhkan. Informasi mengenai persediaan dan kondisi dari alat kerja tidak dapat
terpantau dengan baik dan sulit untuk diakses karena dilakukan pengelolaan
dengan cara manual, yaitu langsung mendatangi Kamar Alat setempat atau
menggunakan telepon untuk bertanya pada Toolman yang terkait.
Oleh karena itu, masalah–masalah tersebut dapat diatasi dengan
menggunakan sistem informasi peminjaman alat berbantukan komputer yang
dapat mengelola data alat kerja dan administrasi peminjaman. Dengan adanya
sistem informasi ini, diharapkan informasi mengenai peminjaman alat dapat lebih
mudah dan lebih cepat disampaikan karena dibantu oleh proses komputerisasi
sehingga dapat membantu perkerjaan Toolman dan mahasiswa TLE pada
khususnya serta meningkatkan kinerja kerja praktek mahasiswa dan institusi
ATMI pada umumnya serta meningkatkan efektifitas dan efisiensi petugas Kamar
Alat dalam melayani proses peminjaman alat kerja.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini akan mengembangkan sistem
informasi peminjaman alat di Kamar Alat Intercamp ATMI Surakarta. Aplikasi
yang dikembangkan berbasis client–server yang memanfaatkan jalur Local Area
Network (LAN) untuk memudahkan ATMI Surakarta yang memiliki dua kampus
sehingga dapat saling memonitor persediaan alat kerja. Adapun metode yang
digunakan adalah Metode Prototyping.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang mengenai prosedur dan permasalahan yang
timbul dalam proses peminjaman alat di Kamar Alat ATMI Surakarta, sehingga
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “ Bagaimana
merancang sistem informasi berbantukan komputer yang dapat mengelola data
alat kerja dan administrasi peminjaman di Kamar Alat Intercamp ATMI
Surakarta”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
Page 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I - 6
1. Merancang prosedur baku dalam proses peminjaman dan pengembalian alat
kerja di Kamar Alat Intercamp ATMI Surakarta yang berbantukan komputer.
2. Merancang sistem informasi pengelolaan alat kerja dan administrasi
peminjaman di Kamar Alat Intercamp ATMI Surakarta.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Memudahkan tugas Toolman dalam mencatat administrasi peminjaman alat
dan data alat kerja serta menghemat waktu dalam pencarian koin yang hilang
di laci penyimpanan.
2. Memudahkan mahasiswa kerja praktek yang membutuhkan alat kerja.
3. Memudahkan tugas mahasiswa TLE saat membantu Toolman dalam mencari
alat kerja yang tersimpan di laci penyimpanan.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Rancangan sistem informasi difokuskan pada proses pengelolaan administrasi
peminjaman dan data alat kerja.
2. Data identifikasi yang digunakan hanya data mahasiswa ATMI Surakarta.
1.6 Asumsi Penelitian
Asumsi yang digunakan dalam penelitian yaitu tidak ada perubahan proses
peminjaman alat kerja selama penelitian dilakukan.
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan sistematika penelitian merupakan ilustrasi singkat mengenai bab-
bab utama yang terdapat dalam tugas akhir ini. Sistematika penulisan memberikan
gambaran dari langkah-langkah penelitian yang diperlukan dalam tugas akhir ini.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi, dan sistematika
penulisan.
Page 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I - 7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai sejarah ATMI Surakarta, visi misi,
pengertian sistem informasi, perancangan program, dan database.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tahapan yang dilalui selama penelitian mulai dari
identifikasi masalah sampai penarikan kesimpulan, beserta penjelasan
dan gambar diagramnya.
BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi data yang telah dikumpulkan, perancangan model dan
pembuatan sistem informasi.
BAB V : ANALISIS HASIL
Bab ini membahas analisis hasil rancangan yang dilakukan dalam
penelitian ini.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian ini berisi kesimpulan hasil dari semua tahap yang telah dilalui
selama penelitian beserta saran-saran yang berkaitan dengan penelitian
ini.
Page 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Mengenai ATMI Surakarta
Akademi Tehnik Mesin Industri Surakarta (ATMI) di bawah naungan
Yayasan Karya Bakti Surakarta, berdiri pada tahun 1968 untuk menjawab
tantangan kekosongan tenaga ahli yang sangat dibutuhkan dalam proses
industrialisasi di Indonesia. Usaha ini diawali dengan pendirian bengkel praktek
yang dilengkapi dengan mesin-mesin perkakas konvensional atas bantuan
pemerintah Swiss, organisasi-organisasi sosial dari Swiss dan Jerman.
Tuntutan finansial untuk mampu mandiri dalam waktu yang relatif singkat
mendorong ATMI untuk menerapkan terobosan baru dalam sistem pendidikan
teknik yakni pola sekolah teknik dengan basis produksi. Dengan cara ini beban
biaya pendidikan yang tinggi bisa diatasi lewat keterlibatan siswa dalam
menghasilkan barang-barang yang bisa dipasarkan, disamping siswa sendiri bisa
langsung berorientasi pada dunia industri yang sebenarnya. Oleh karena pada diri
siswa sejak dini sudah ditanamkan sense of quality
Semangat inovasi yang menjiwai ATMI sejak awal secara konsisten terwujud
pula lewat kemauan untuk mengikuti perkembangan teknologi industri. Dengan
cepat ATMI melengkapi unit industri penunjang pendidikannya dengan sarana-
sarana mesin teknologi maju seperti CAD, CAM,
dan disiplin yang kuat, produk-
produk hasil kerja mereka dengan cepat bisa diterima di pasar industri bahkan
menjadi tolok ukur kualitas yang bisa diandalkan.
wire cut , EDM dan CNC.
Variasi produk-produknya pun semakin beragam, menyangkut antara lain Office
& School Furnitures, Hospital Equipments, Workshop Equipments, Mold-Dies
Sekarang ini ATMI mempunyai tiga program studi, yang terdiri dari :
,
berbagai jenis mesin, dan berbagai macam produk sesuai pesanan pelanggan.
1) Teknik Mesin Industri
2) Teknik Mekatronika
3) Teknik Perancangan Mekanik dan Mesin
Page 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-2
2.1.1.Visi ATMI Surakarta
Visi dasar ATMI Surakarta adalah menciptakan sebuah dunia industri yang
adil, hormat akan martabat manusia, dan bertanggung jawab atas keseimbangan
lingkungan.
Merupakan kewajiban ATMI surakarta dalam visi pendidikannya untuk
mendidik kaum muda menjadi tenaga profesional yang mampu membantu
perkembangan bangsa menuju masyarakat industri yang adil dan makmur. Fokus
pendidikan tidak hanya pada kemampuan teknis, tetapi juga tanggung jawab
moral dan sosial yang tercermin pada visinya, dirumuskan dalam sebuah trilogi
dengan bahasa latin, yaitu :
• Competencia (dalam keterampilan teknis)
• Conscientia (dalam tanggung jawab moral)
• Compassio (dalam pengaruh sosial dari kegiatan industri)
2.2 Dasar Teori
Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai teori-teori yang akan digunakan
dalam proses perancangan. Teori yang digunakan dalam perancangan yaitu teori
mengenai sistem informasi dan basis data.
2.2.1.Sistem
Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan sumber daya yang
berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu (Hopwood dan Bodnar,2000). Dalam
mendefinisikan suatu sistem terdapat dua macam pendekatan, yaitu pendekatan
prosedur dan pendekatan komponen. Pendekatan prosedur mendefinisikan sistem
sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur–prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama–sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan
sasaran yang tertentu. Pendekatan komponen mendefinisikan sistem sebagai
kumpulan elemen–elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Karakteristik sistem yang baik terlihat dari elemen–elemen penyusunnya.
Riswanto (2007) menjelaskan delapan elemen yang harus dimiliki oleh sistem
yang baik. Elemen–elemen tersebut yaitu :
Page 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-3
a. Komponen
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen–komponen yang saling
berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.
Komponen sistem terdiri dari komponen yang berupa subsistem atau bagian –
bagian dari sistem.
b. Batasan sistem (boundary)
Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem lain atau dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan
suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batasan suatu sistem
menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
c. Lingkungan luar sistem (environment)
Lingkungan luar sistem adalah di luar batas dari sistem yang mempengaruhi
operasi sistem. Lingkungan yang bersifat menguntungkan harus tetap dijaga,
sedangkan yang bersifat merugikan harus dikendalikan supaya tidak
mengganggu kelangsungan hidup sistem.
d. Penghubung sistem (interface)
Penguhubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem
dengan subsistem lainnya. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi
masukan (input) untuk subsistem lain melalui penghubung.
e. Masukan sistem (input)
Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem, dapat berupa
perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).
Maintenance input adalah energi yang dimasukkan agar sistem dapat
beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk menghasilkan
keluaran.
f. Keluaran sistem (output)
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna.
g. Pengolahan sistem
Suatu sistem menjadi bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi
keluaran. Sistem produksi akan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi,
sistem akuntansi akan mengolah data menjadi laporan.
Page 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-4
h. Sasaran sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran
dari sistem sangat menentukan input yang dibutuhkan sistem dan keluaran
yang akan dihasilkan sistem.
Elemen–elemen kerja sistem dapat terlihat pada Gambar 2.1 berikut ini :
Gambar 2.1 Karakteristik suatu sistem
Sumber : Riswanto, 2007
Sistem dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai karakteristiknya.
Beberapa klasifikasi sistem adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan bentuknya
i. Sistem abstrak (abstract system)
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran–pemikiran atau ide–
ide yang tidak tampak secara fisik.
ii. Sistem fisik (physical system)
Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik.
b. Berdasarkan sifatnya :
i. Sistem alami (natural sistem)
Sistem alami adalah sistem yang terjadi melalui proses alam dan tidak
dibuat oleh manusia. Misalnya sistem perputaran bumi.
ii. Sistem buatan manusia (human made system)
Merupakan sistem yang dibuat oleh manusia yang melibatkan interaksi
antara manusia dengan mesin (human machine- system).
Page 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-5
c. Berdasarkan perilakunya :
i. Sistem tertentu (deterministic system)
Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang
sudah dapat diprediksi, sebagai keluaran sistem yang dapat diramalkan.
ii. Sistem tak tentu (probabilistic system)
Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat
diprediksi karena mengandung unsur probabilistik.
d. Berdasarkan lingkungannya :
i. Sistem tertutup (close system)
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengaruh dan tidak
berhubungan dengan lingkungan luar, sistem bekerja otomatis tanpa ada
turut campur lingkungan luar. Secara teoritis sistem tertutup ini ada,
namun pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar–benar tertutup,
yaitu relatively closed system.
ii. Sistem terbuka (open system)
Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan
lingkungan luarnya. Sistem ini menerima input dan output dari lingkungan
luar atau subsistem lainnya. Karena sistem terbuka terpengaruh lingkungan
luar, maka harus mempunyai pengendali yang baik.
2.2.2.Informasi
Informasi dan data adalah dua hal yang berbeda walaupun keduanya sangat
erat hubungannya. Data adalah bahan untuk informasi, dirumuskan sebagai
kumpulan dari simbol–simbol yang teratur yang menyatakan suatu keadaan,
jumlah, tindakan, pikiran dan lain sebagainya (Davis,1995). Sedangkan informasi
didefinisikan sebagai data yang telah diproses ke dalam bentuk yang berarti bagi
pemakai dan mempunyai nilai atau manfaat untuk pengambilan keputusan saat ini
atau mendatang (Davis,1995).
Kualitas dari suatu informasi (quality of information) menurut Jogiyanto
(2003) adalah sebagai berikut:
a. Akurat (accurate), berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan
tidak bias atau menyesatkan. Akurat berarti informasi harus jelas dan
mencerminkan maksudnya.
Page 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-6
b. Tepat pada waktunya (timelines), berarti informasi yang akan datang pada
penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan
memiliki nilai lagi.
c. Relevan (relevance), berarti informasi tersebut memiliki manfaat untuk
pemakainya.
Informasi yang berguna didukung oleh tiga pilar utama yaitu relevansi,
keakuratan dan tepat waktu. Jogiyanto (2003) menggambarkan pilar informasi ,
terlihat pada Gambar 2.2 berikut :
Gambar 2.2 Pilar–pilar informasi yang berguna
Sumber : Jogiyanto, 2003
2.2.3.Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan separangkat komponen yang saling
berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan
pengawasan organisasi. Pada hakikatnya, sistem informasi adalah suatu sistem
yang berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan dan pemrosesan data, baik
yang dilakukan secara manual dan atau berbantukan komputer dalam proses
pengambilan keputusan.
Suatu sistem informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang
diorganisasikan, bilamana dieksekusi dapat menyediakan informasi untuk
mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian dalam organisasi.
Jogiyanto (2003) menggambarkan komponen-komponen yang terdapat dalam
sistem informasi, seperti pada Gambar 2.3 berikut :
Rele
van
Tepa
t Wak
tu
Akur
at
Informasi berguna
Page 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-7
Gambar 2.3 Komponen dari sistem informasi
Sumber : Jogiyanto, 2003
a. Komponen Input
Input merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi. Komponen ini
merupakan bahan dasar dalam pengolahan informasi. Input yang masuk dapat
langsung diolah menjadi informasi atau jika belum dibutuhkan dapat disimpan
terlebih dahulu di storage dalam bentuk basis data.
b. Komponen Model
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi berasal dari data yang diambil
dari basis data yang diolah lewat suatu model–model tertentu. Model yang
digunakan pada sistem informasi dapat berupa model logika yang
menunjukkan suatu proses perbandingan logika atau model lainnya.
c. Komponen Output
Produk dari sistem informasi adalah output berupa informasi yang berguna
bagi pemkainya. Output merupakan komponen yang harus ada di sistem
informasi. Output dari sistem informasi dibuat dengan menggunakan data yang
ada di basis data dan diproses dengan menggunakan model tertentu.
d. Komponen Basis Data
Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan
perangkat lunak untuk mengolahnya.
e. Komponen Teknologi
Teknologi merupakan komponen yang penting di sistem informasi. Tanpa
adanya teknologi yang mendukung, maka sistem informasi tidak akan dapat
Page 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-8
menghasilkan informasi yang tepat waktunya. Teknologi mempercepat sistem
informasi dalam pengolahan datanya. Komponen teknologi dapat
dikelompokkan ke dalam dua macam kategori,yaitu teknologi sistem komputer
(perangkat keras dan perangkat lunak) dan teknologi sistem komunikasi.
f. Komponen Kontrol
Kontrol digunakan untuk menjamin bahwa informasi yang dihasilkan oleh
sistem informasi merupakan informasi yang akurat. Sistem kontrol dalam
sistem informasi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu sistem pengendali
umum dan sistem pengendali aplikasi. Sistem pengendali umum terdiri dari
kontrol organisasi, dokumentasi, perangkat keras, keamanan fisik, keamanan
data dan komunikasi. Sedangkan sistem pengendali aplikasi terdiri dari
pengendalian masukan, pengendalian proses dan pengendalian keluaran.
Dari beberapa definisi sistem informasi tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa sistem informasi digunakan dalam proses pengambilan keputusan dan
pengendalian dalam organisasi. Fungsi sistem informasi bertanggung jawab untuk
pengolahan data. Fungsi sistem informasi dalam organisasi telah berevolusi dari
pencatatan manual menjadi pencatatan terkomputerisasi dengan menggunakan
teknologi sistem informasi.
Peran utama dari SIM menurut Jogiyanto (2003) adalah:
1. Agar organisasi dapat beroperasi lebih efisien
2. Agar organisasi dapat beroperasi lebih efektif
3. Agar organisasi dapat berkomunikasi lebih baik
4. Agar organisasi dapat berkolaborasi lebih baik
5. Agar organisasi dapat meningkatkan usahanya dan lebih kompetitif
2.2.4.Basis Data
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan
digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Database merupakan salah
satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis
dalam menyediakan informasi bagi para pemakai. Penerapan database dalam
sistem informasi disebut dengan database system.
Page 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-9
Sistem basis data (database system) adalah suatu sistem informasi yang
mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacam-macam
di dalam suatu organisasi. Dengan sistem basis data ini tiap-tiap orang atau bagian
dapat memandang database dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Bagian
kredit dapat memandangnya sebagai data piutang, bagian penjualan dapat
memandangnya sebagai data penjualan, bagian personalia dapat memandangnya
sebagai data karyawan, bagian gudang dapat memandangnya sebagai data
persediaan. Semuanya terintegrasi dalam sebuah data yang umum. Berbeda
dengan sistem pengolahan data tradisional, sumber data ditangani sendiri-sendiri
untuk tiap aplikasinya.
2.2.5 Perancangan Basis Data dengan Entity-Relationship Model (ERM)
Database digunakan untuk menyimpan data yang terstruktur. Struktur data
ini dapat didesain menggunkan beberapa variasi teknis. Salah satu diantaranya
adalah entity-relationship modeling atau ERM. Model Entity-Relationship pada
awalnya disampaikan oleh Peter di tahun 1976 sebagai suatu cara untuk
menyatukan jaringan dan menggambarkan relational database. Singkatnya, ERM
adalah sebuah model konseptual dari data yang menggambarkan keadaan yang
sebenarnya dari entities dan relationships.
Hasil akhir dari proses ERM adalah Entity-Relationship Diagram (ERD).
Model data membutuhkan notasi grafis untuk merepresentasikannya. ERD adalah
tipe dari model konseptual atau semantic data model. Ada dua jenis
penggambaran ERD menurut Wahyudi (2008), yaitu :
1. Binary relationships : ada lebih dari satu entitas.
2. Recursive relationships : hanya ada satu entitas.
Jenis–jenis relasi antar entitas dalam ERD jenis binary relationship menurut
Wahyudi (2008) adalah :
1. One-to-one, yaitu satu elemen di entitas (A) tepat berasosiasi dengan satu
elemen di entitas (B). Contoh : pekerja dangan stasiun kerja.
2. One-to-many, yaitu satu elemen di entitas (A) berasosiasi nol,satu, atau lebih
elemen yang berada di entitas (B), tetapi untuk satu elemen di entitas (B) hanya
Page 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-10
berelasi dengan satu elemen di entitas (A). Contoh : Departemen dengan
proyek yang dikerjakan.
3. Many-to-many, yaitu satu elemen di entitas (A) berasosiasi dengan nol, satu,
atau lebih elemen di entitas (B), dan satu elemen di entitas B berasosiasi
dengan nol, satu, atau lebih elemen di entitas (A). Contoh : pekerja dengan
proyek yang dikerjakan.
Gambar 2.4 Notasi kardinalitas crows foot
Sumber : Wahyudi, 2008
One-to-one, One-to-many dan Many-to-many sering disebut dengan derajat
kardinalitas (Cardinality degree). Derajat kardinalitas mendefinisikan relasi di
antara sejumlah entitas. Dalam perkembangannya ada berbagai variasi atau cara
yang berbeda dalam menuliskan notasi kardinalitas. Berikut penggambaran notasi
kardinalitas berdasarkan crows foot, terlihat pada Gambar 2.4.
2.2.6 ERD (Entity-Relationship Diagram)
ERD merupakan output/hasil akhir dari proses analisis entity-relationship
model. Unsur – unsur yang terdapat dalam ERD menurut Wahyudi (2008) adalah :
1. Entitas (Entity)
Entitas adalah objek yang (harus) ada di suatu unit usaha yang akan dibuat
komputerisasinya, atau entitas adalah sebuah objek yang unik yang bisa
dibedakan antara satu objek dengan objek lainnya (discrete object). Entitas
juga dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang nyata atau abstrak tentang data
yang akan kita simpan. Tiap entitas dibagi dalam lima kelas, yaitu : aturan
(rules), kejadian (events), lokasi (locations), sesuatu yang nyata (tangible
things), atau konsep (concepts). Entitas diklasifikasikan sebagai mandiri
(independent) atau bergantung (dependent). Sebuah independent entity adalah
Page 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-11
entitas yang tidak menggantungkan diri pada entitas lainnya untuk
mengidentifikasinya. Sebuah dependent entity adalah entitas yang tergantung
pada entitas lainnya untuk mengidentifikasinya. Dengan kata lain, keberadaan
dependent entity tidak ada artinya tanpa adanya independent entity. Setiap
entitas (kecuali dependent entity) harus memiliki kunci atribut (entity’s primary
key). Misalkan, pada data sekolah, entitas yang wajib ada yakni MURID.
Dalam laporan hasil belajar, terdapat pihak ORANG TUA. Keberadaan entitas
ORANG TUA tergantung dari entitas MURID. Notasi grafis entitas dalam
penggambaran ERD terlihat pada Gambar 2.5 berikut :
Gambar 2.5 Lambang entitas pada ERD
Sumber : Wahyudi, 2008
2. Relasi (Relationship)
Relasi adalah keterhubungan atau keterkaitan antara satu entitas dengan satu
atau lebih entitas lain. Contoh, di universitas ada entitas MAHASISWA dan
ada entitas DOSEN. Kedua entitas tersebut secara alamiah akan berkaitan,
misalkan dalam hal “DOSEN mengajar MAHASISWA”. Kardinalitas
didefinisikan sebagi banyaknya kejadian (occurences) dari sebuah entitas atas
satu kejadian dari entitas lain yang berhubungan. Sebagai contoh, seorang
DOSEN akan memberi nilai kepada banyak MAHASISWA, dan jika dibalik,
seorang MAHASISWA mendapat nilai dari banyak DOSEN. Notasi grafis
relasi dalam penggambaran ERD terlihat pada Gambar 2.6 berikut :
Gambar 2.6 Lambang relasi pada ERD
Sumber : Wahyudi, 2008
3. Atribut (attribute)
Atribut atau field adalah suatu karakteristik yang digunakan untuk
menggambarkan seluruh bagian dari record. Kata lain dari atribut adalah
elemen data. Contohnya, elemen data untuk mahasiswa terdiri dari Nama,
Alamat, Tempat dan Tanggal Lahir, NIM dan sebagainya yang dibutuhkan oleh
universitas. Sebuah atribut atau kombinasi dari beberapa atribut yang dapat
Page 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-12
mengidentifikasi secara unik (tunggal dan hanya ada satu) dari seluruh record
yang ada disebut dengan kunci primer (primary key) atau pengidentifikasian
(identifier). Sebagai contoh, pada lingkungan kampus, NIM tidak ada yang
sama antara para mahasiswa, sehingga NIM dapat dipilih sebagai kunci primer.
Notasi grafis relasi dalam penggambaran ERD terlihat pada Gambar 2.7
berikut :
Gambar 2.7 Lambang atribut pada ERD
Sumber : Wahyudi, 2008
2.2.7 Arsitektur Client-Server
Arsitektur client-server dimodelkan sebagai satu set layanan yang
disediakan oleh server dan satu atau lebih client yang memakai layanan server.
Client tidak perlu menyadari keberadaan server, tetapi juga sebaliknya tidak
mengetahui keberadaan client lain. Contoh arsitektur client-server dapat dilihat
pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Arsitektur client-server
Sumber : Proboyekti, 2008
Arsitektur client-server memiliki struktur yang terdiri dari 3 lapisan yang
harus ada, yaitu :
1. Lapisan Presentasi, yang berhubungan dengan penyajian informasi ke user dan
dengan semua interaksi user.
2. Lapisan Pemrosesan Aplikasi, yang berhubungan dengan implementasi logika
aplikasi.
Page 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-13
3. Lapisan Manajemen Data, yang berhubungan dengan operasi database.
Arsitektur client-server yang paling sederhana disebut dengan arsitektur
client-server two tier, dimana arsitektur client-server two tier memiliki dua
bentuk, yaitu :
1. Model Thin Client
Pada model ini, semua pemrosesan aplikasi dan manajemen data dilakukan
pada server. Client bertanggungjawab untuk menjalankan perangkat lunak
presentasi yang biasanya hanya berbentuk interface sistem atau Graphic User
Interface (GUI). Model thin client dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Model thin-client
Sumber : Proboyekti, 2008
Kelebihan :
a. Biaya lebih rendah.
b. Lebih cocok untuk model jaringan yang sederhana.
Kekurangan :
a. Menempatkan beban berat pemrosesan pada server.
b. Adak kekuatan pemrosesan yang besar, yang tersedia pada PC modern dan
tidak digunakan pada client.
2. Model Fat Client
Pada model ini, server hanya bertanggung jawab pada manajemen data.
Perangkat client bertanggungjawab pada logika aplikasi dan interaksi dengan
user. Model fat client dapat dilihat pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Model fat client
Sumber : Proboyekti, 2008
Page 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-14
Kelebihan :
a. Menggunakan kekuatan pemrosesan yang besar dan mendistribusikan
pemrosesan logika aplikasi dan presentasi pada client.
b. Server hanya menangani seluruh transaksi database.
c. Pendistribusian pemrosesan lebih efektif.
Kekurangan :
a. Manajemen sistemnya lebih kompleks.
b. Biayanya lebih besar.
2.2.8 Metode Pengembangan Sistem Informasi
Dalam mengembangkan sebuah sistem informasi, metode yang digunakan
disesuaikan dengan sistem yang berjalan, sumber daya sistem informasi, hasil
yang diinginkan dari sistem informasi dan jadwal pemakaian sistem informasi
tersebut (Jogiyanto,2003). Metode–metode yang dapat digunakan dalam
mengembangkan sistem informasi adalah :
1. Metode System Development Life Cycle (SDLC)
Merupakan metode pengembangan secara konvensional yang biasanya
dikerjakan oleh seorang analis sistem (system analyst), yaitu orang yang didik
khusus untuk mengembangkan sistem secara profesional. Alasan
menggunakan seorang analis sistem pada metode ini karena digunakan untuk
mengembangkan sistem informasi yang kompleks, sehingga permasalahan
dapat dipecahkan dan kebutuhan pemakai sistem dapat diidentifikasi dangan
benar. Tahapan yang harus dilalui saat menggunakan metode ini adalah tahap
analisis, perancangan, implementasi dan perawatan sistem.
2. Metode Paket
Pengembangan metode paket adalah dengan cara membeli paket perangkat
lunak yang sudah ada. Paket ini dikembangkan oleh pihak ketiga, yaitu analis
sistem penjual paket. Paket yang sudah dibeli dapat dioperasikan oleh
departemen sistem informasi atau langsung digunakan oleh pemakai sistem.
Paket aplikasi banyak tersedia di pasaran karena banyak aplikasi bisnis yang
bersifat umum, seperti misalnya aplikasi akuntansi, keuangan dan aplikasi–
aplikasi lainnya. Paket yang tersedia dapat berupa program aplikasi
sederhana, misalnya hanya aplikasi penggajian atau aplikasi persediaan saja,
Page 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-15
sampai dengan aplikasi yang lengkap dan kompleks seperti ERP. Jika paket
tersedia, perusahaan tidak perlu merancang dan menulis sendiri program
aplikasinya.
3. Metode Prototyping
Merupakan metode pangembangan secara bertahap, yaitu dengan
menggembangkan suatu prototype yang sederhana dan ditingkatkan dari
waktu ke waktu, sampai pada akhirnya selesai dikembangkan. Prototype
dikembangkan oleh sistem analis dan hasilnya dapat dioperasikan langsung
oleh pemakai sistem.
4. Metode End User Development (EUD)
Dalam menggunakan metode ini, pengembangannya dilakukan oleh pemakai
sistem itu sendiri dan hasilnya juga akan digunakan oleh pemakai sistem itu
sendiri. Faktor penentunya adalah efek dari sistem yang akan dikembangkan.
Jika efeknya sempit, yaitu hanya pada individu pemakai sistem yang
sekaligus pangembang sistem itu saja, metode EUD tepat digunakan.
Sebaliknya, jika efeknya luas sampai ke organisasi, maka dapat berbahaya
karena jika terjadi kesalahan akan berpengaruh pada pemakai lainnya dan
organisasi secara luas.
5. Metode Outsourcing
Pengembangan metode ini dilakukan oleh pihak ketiga sekaligus dioperasikan
oleh pihak ketiga. Pemakai sistem dapat menerima informasi secara periodik
dari pihak ketiga atau dapat menggunakan teminal yang dihubungkan ke
tempat pihak ketiga yang mengoperasikannya. Metode ini biasanya
digunakan jika tidak memiliki sumber daya yang baik, misalnya tidak
mempunyai analis yang berkualitas dan tidak mempunyai teknologi yang
memadai.
2.2.9 Tahapan Pengembangan Sistem dengan Metode Prototyping
Pertimbangan utama dalam penggunaan metode ini adalah jadwal
pemakaian sistem informasi yang harus segera, tidak dapat menunggu terlalu
lama. Metode prototyping banyak digunakan untuk mengembangkan sistem
informasi yang harus segera dioperasikan jika tidak, permasalahan tidak dapat
diselesaikan secara cepat dan proses pengambilan keputusan menjadi terlambat.
Page 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-16
Prototype adalah bentuk dasar atau model awal dari suatu sistam atau bagian dari
suatu sistam. Setelah dioperasikan, prototype ditingkatkan terus sesuai dengan
kebutuhan pemakai yang meningkat juga.
Prototyping adalah proses pengembangan secara cepat untuk digunakan
terlebih dahulu dan ditingkatkan terus menerus, sampai didapatkan sistem yang
utuh. Proses membangun sistem ini dengan membuat prototype atau model awal,
mencobanya, meningkatkannya dan mencobanya lagi dan meningkatkannya dan
seterusnya sampai didapatkan sistem yang lengkap, yang disebut dengan proses
iteratif dari pengembangan sistem. Tahapan–tahapan yang dilakukan dalam
pengembangan sistem metode prototyping menurut Jogiyanto (2003) terlihat pada
Gambar 2.11.
Gambar 2.11 Tahapan metode Prototyping
Sumber : Jogiyanto, 2003
1. Identifikasi kebutuhan pemakai
Perancang sistem dapat mewawancarai pemakai sistem tentang kebutuhan
pemakai sistem yang paling minimal terlebih dahulu.
Page 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-17
2. Membangun prototype
Prototype dibangun oleh pembuat sistem dengan cepat. Hal ini dimungkinkan
karena pembuat sistem hanya membangun bagian yang paling mendasar
dahulu dari keseluruhan sistem. Hal lainnya yang memungkinkan pembuat
sistem membangun prototype dengan cepat adalah dengan menggunakan alat–
alat bantu generasi terbaru seperti DBMS dan CASE.
3. Menggunakan prototype
Pemakai sistem dianjurkan untuk menggunakan prototype, sehingga dapat
menilai kekurangan–kekurangan dari prototip, sehingga dapat memberi
masukan kepada pembuat sistem.
4. Merevisi dan meningkatkan prototype
Pembuat sistem memperbaiki prototype berdasarkan keinginan dari pemakai
sistem atau berdasarkan pengalamannya untuk membuat sistem sejenis yang
baik. Jika prototype belum lengkap, maka proses iterasi diulangi lagi dari
nomer 3.
5. Jika prototype sedah lengkap dan telah menjadi sistem yang dikehendaki,
proses iterasi dihentikan.
Kelebihan dari metode prototyping :
1. Sistem dapat dikembangkan dengan cepat.
2. Dapat mengakomodir ketidakpastian dalam rancangan.
3. Melibatkan pemakai sistem dalam tahapan pengembangan.
Kekurangan dari metode prototyping :
1. Kualitas sistem kurang baik karena basis data tidak terintegrasi dengan baik.
2. Dokumentasi dari perancangan sistem kurang baik.
2.2.10 Kode Baris (Barcode)
Di awal perkembangannya, penggunaan barcode dilakukan untuk
membantu proses pemeriksaan barang-barang secara otomatis pada supermarket.
Tetapi, saat ini barcode sudah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti
misalnya digunakan sebagai kartu identitas, kartu kredit dan untuk pemeriksaan
secara otomatis pada perpustakaan. Barcode adalah sebuah bentuk artificial
identifier. Barcode merupakan sebuah kode mesin yang dapat dibaca. Barcode
terdiri dari sebuah bentuk bar dan spasi (hitam dan putih) dalam rasio tertentu.
Page 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-18
Barcode digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis yang
disusun berderet sejajar horisontal. Untuk membantu pembacaan secara manual
dicantumkan juga angka-angka dibawah barcode tersebut. Angka-angka tersebut
tidak mendasari pola barcode yang tercantum. Ukuran dari barcode tersebut dapat
diperbesar maupun diperkecil dari ukuran nominalnya tanpa tergantung dari mesin
yang membaca. Alat yang digunakan untuk membaca barcode adalah barcode
scanner. Penggunaan barcode scanner sangat mudah sehingga pengguna
(operator) hanya memerlukan sedikit latihan. Barcode scanner dapat membaca
informasi/data dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada mengetikkan
data dan memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi.
Terdapat dua bentuk barcode yang banyak digunakan saat ini yaitu
barcode satu dimensi (1D) dan barcode dua dimensi (2D). Untuk barcode 1D
terdapat berbagai jenis kode, yaitu :
1. Kode 39 (code 3 of 9)
Kode 39 dapat mengkodekan karakter alphanumerik yaitu angka desimal dan
huruf besar serta tambahan karakter spesial -.*$/%+. Satu karakter dalam
kode 39 terdiri dari 9 elemen yaitu 5 bar (garis vertikal hitam) dan 4 spasi
(garis vertikal putih) yang disusun bergantian antara bar dan spasi. 3 dari 9
elemen tersebut memiliki ketebalan lebih tebal dari yang lainnya, oleh
karenanya kode ini biasa disebut juga code 3 of 9, 3 elemen yang lebih tebal
tersebut terdiri dari 2 bar dan 1 spasi. Elemen yang lebar mewakili digit biner
1 dan elemen yang sempit mewakili digit biner 0. Aplikasi barcode jenis code
39 adalah untuk inventory, asset tracking dan digunakan pada tanda pengenal
identitas. Contoh gambar barcode dengan kode 39 terlihat pada Gambar 2.12.
Gambar 2.12 Barcode dengan kode 39
Sumber : Applied Barcode, 2011
2. Kode ITF (Interleaved 2 of 5)
Kode ITF hanya dapat mengkodekan angka saja dan sering digunakan pada
produk–produk yang memiliki kemasan dengan permukaan yang tidak rata
Page 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-19
(misalkan corrugated box), hal ini disebabkan struktur dan cara pengkodean
ITF yang unik. Setiap karakter pada kode ITF dikodekan dengan 5 elemen,
yaitu 2 eleman tebal dan 3 elemen sempit, dimana elemen tebal mewakili
digit biner 1, sedangkan elemen tipis mewakili digit biner 0 dengan
perbandingan ketebalan antara elemen tebal dengan elemen tipis 2:1 sampai
dengan 3:1. Keunikan dari kode ITF adalah pengkodean karakternya
tergantung pada posisi, sesuai dengan namanya interleaved, atau lebih
jelasnya sebagai berikut : karakter pertama dikodekan menggunakan bar
setelah start character, sedangkan karakter kedua dikodekan menggunakan
spasi secara interleaved pada karakter pertama, karena sifat berpasang-
pasangan itulah panjang message termasuk check character haruslah genap.
Jika jumlahnya ganjil maka harus ditambahkan karakter 0 pada awal message.
Contoh gambar barcode dengan kode ITF terlihat pada Gambar 2.13.
Gambar 2.13 Barcode dengan kode ITF
Sumber : Applied Barcode, 2011
3. Kode 128
Kode 128 adalah barcode dengan kerapatan tinggi, dapat mengkodekan
keseluruhan simbol ASCII (128 karakter) dalam luasan yang paling minim
dibandingkan dengan barcode jenis lain, hal ini disebabkan karena kode 128
menggunakan 4 ketebalan elemen (bar atau spasi) yang berbeda (jenis lain
kebanyakan menggunakan 2 ketebalan elemen yang berbeda). Setiap karakter
pada kode 128 dikodekan menjadi 3 bar dan 3 spasi (atau 6 elemen) dengan
ketebalan masing–masing elemen 1 kali sampai 4 kali ketebalan minimum
(module), jika dihitung dengan satuan module, maka setiap karakter kode 128
terdiri dari 11 module, kecuali untuk stop character yang terdiri dari 4 bar
Page 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-20
dan 3 spasi (13 module). Jumlah total module untuk bar selalu genap,
sedangkan untuk spasi selalu ganjil, selain itu kode 128 memiliki 3 sub set
karakter yang bersesuaian dengan start character-nya. Kode 128 ideal untuk
aplikasi seperti shipping and warehouse management (pengaturan maskapai
pelayaran dan pengelolaan gudang). Contoh gambar barcode dengan kode
128 terlihat pada Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Barcode dengan kode 128
Sumber : Applied Barcode, 2011
Barcode 2D adalah barcode yang dikembangkan lebih dari sepuluh tahun
lalu, tetapi baru sekarang ini mulai populer. Barcode 2D ini memiliki
beberapa keuntungan dibandingkan linear bar codes (barcode 1D) yaitu,
dengan menggunakan barcode 2D, informasi atau data yang besar dapat
disimpan di dalam suatu ruang (space) yang lebih kecil. Contoh barcode 2D
adalah “symbology PDF417” yang dapat menyimpan lebih dari 2000 karakter
di dalam sebuah ruang (space) yang berukuran 4 inch persegi (in2). Contoh
gambar barcode 2D terlihat pada Gambar 2.15.
Gambar 2.15 Barcode 2D
Sumber : Applied Barcode, 2011
2.2.11 Penelitian Terdahulu Mengenai Sistem Informasi
Sistem informasi peminjaman alat telah dikembangkan oleh beberapa
peneliti, diantaranya Antoni (2009), Oktarina (2006) dan Alberto (2009). Antoni
(2009) merancang aplikasi penyewaan alat berat berbasis web pada PT. Global
Page 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-21
Prima Sarana. Aplikasi ini memberikan informasi penyewaan, perpanjangan,
pengembalian dan pembayaran penyewaan alat berat, serta informasi produk-
produk yang tersedia. Perancangan aplikasi ini menggunakan Macromedia
Dreamweaver 8 sebagai tampilan antar muka, PHP sebagai bahasa pemrograman,
Apache sebagai web server, dan MySQL sebagai basis data.
Oktarina (2006) merancang aplikasi sistem informasi peminjaman alat di
bengkel Polman Timah Bangka berbasis client-server. Aplikasi ini memperbaiki
sistem peminjaman dan pengembalian alat serta pengolahan data yang manual.
Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah Metode Prototipe karena
pemakai secara langsung terlibat dalam proses. Perancangan sistem menggunakan
Flow Map, DFD, Diagram Konteks, Kamus Data dan ERD. Sistem informasi
yang diusulkan menggunakan sistem komputerisasi dengan jaringan client-server.
Dan, implementasi sistem menggunakan program Borland Delphi 7.0.
Alberto (2009) merancang aplikasi sistem informasi peminjaman alat
bantu pengajaran di Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bandung.
Aplikasi ini memperbaiki sistem peminjaman dan pengembalian alat bantu ajar
seperti laptop dan projector. Metode pengembangan sistem yang digunakan
adalah Metode System Development Live Cycle (SDLC).
Page 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai metodologi penelitian, yaitu tahapan-
tahapan yang dilalui oleh peneliti yang membentuk sebuah alur yang sistematis.
Alur metodologi penelitian bisa dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Metodologi penelitian
Page 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-2
3.1 Tahap Identifikasi Masalah
3.1.1. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan dengan cara mengamati secara langsung proses
peminjaman alat yang berjalan saat ini untuk mengetahui gambaran umum
mengenai permasalahan yang ada. Dilakukan pengamatan secara langsung selama
tiga hari di Kamar Alat ATMI Intercamp pada tanggal 5 April 2011 sampai
dengan 7 April 2011. Pengamatan dikhususkan di Kamar Alat Intercamp karena
terdapat perbedaaan yang mencolok dalam pelayanan peminjaman, jika
dibandingkan dengan Kamar Alat lain yang ada di ATMI Surakarta, yaitu adanya
mahasiswa TLE yang membantu kegiatan pelayanan peminjaman dan mahasiswa
yang melakukan proses peminjaman alat kerja di Kamar Alat Intercamp mayoritas
adalah mahasiswa Tingkat I. Pada Kamar Alat lain, semua mahasiswa termasuk
mahasiswa TLE tidak diijinkan untuk melayani peminjaman, dan mahasiswa
Tingkat I merupakan mahasiswa tingkat awal yang belum mengenal jenis-jenis
alat kerja dengan baik sehingga kerap mengalami kesulitan dalam mengenali alat
kerja.. Hasil studi lapangan dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat latar
belakang dan perumusan masalah.
3.1.2. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mempertajam pemahaman terhadap teori–
teori yang berkembang terkait dengan penelitian dan juga bertujuan untuk
mengetahui metode apa yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
yang diteliti. Adapun pustaka yang ditinjau meliputi tulisan-tulisan terkait dengan
sistem informasi manajemen, basis data, pemrograman dan perancangan Graphic
User Interface (GUI) yang baik.
3.1.3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil studi lapangan pendahuluan, dapat diidentifikasikan
bahwa masalah terjadi pada proses peminjaman yang saat ini berjalan di Kamar
Alat ATMI Intercamp adalah semua kegiatan administrasi peminjaman dan
pengelolaan data yang berhubungan dengan alat kerja dan mahasiswa masih
bersifat manual, yaitu mengandalkan ingatan petugas Kamar Alat/Toolman.
Page 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-3
Pengelolaan data yang bersifat manual ini menyebabkan timbulnya
permasalahan-permasalahan yang lain seperti kesulitan dan pemborosan waktu
dalam pencarian letak alat kerja oleh personil lain yang tidak hafal letak
penyimpanan alat kerja. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan
untuk merancang sistem informasi berbasis komputer yang dapat mengelola data
alat kerja dan administrasi peminjaman dengan baik.
3.1.4. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dilakukan untuk merangkum permasalahan yang terjadi
pada proses peminjaman alat, yaitu tidak adanya pengelolaan informasi yang baik
mengenai data administrasi peminjaman dan data alat kerja. Oleh karena itu, pada
penelitian ini akan difokuskan pada perancangan sistem informasi berbasis
komputer yang berbasis client–server dengan menggunakan metode Prototyping.
Metode ini digunakan karena sistem yang dirancang dapat dikembangkan dengan
cepat, dapat mengatasi ketidakpastian dalam rancangan dan melibatkan pemakai
sistem dalam tahapan pengembangan.
3.2 Tahap Perancangan Sistem
3.2.1. Identifikasi dan Analisis Sistem Sekarang
Identifikasi sistem sekarang dilakukan untuk mengenali sistem yang
berjalan saat ini secara lebih rinci dan mendalam. Hasil identifikasi sistem saat ini
berguna untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan yang ada dari sistem
sekarang. Kekurangan tersebut akan menujukkan kebutuhan yang harus dipenuhi
sistem usulan, yang akan dijawab oleh ide rancangan sistem usulan. Adapun
tahapan-tahapan dalam proses identifikasi sistem sekarang yaitu :
A. Pengenalan karakteristik peminjaman alat di Kamar Alat
Proses pengenalan karakteristik peminjaman dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan langsung dalam proses peminjaman alat dan perkuliahan di
Intercamp selama kurang lebih satu minggu yang dimulai pada tanggal 11
April 2011 sampai dengan 15 April 2011. Adapun karakteristik yang diamati
adalah proses peminjaman dengan menggunakan koin, gambaran mengenai
Kamar Alat, petugas yang melayani peminjaman, layout laci penyimpanan,
identifikasi alat kerja dan jadwal kuliah praktek bengkel.
Page 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-4
B. Analisis terhadap alur peminjaman saat ini
Dari pengamatan lapangan pada sistem sekarang yaitu pada proses peminjaman
alat kerja, pengembalian dan proses tukar koin, dapat diketahui aliran kegiatan
dalam proses peminjaman saat ini. Aliran kegiatan tersebut digambarkan dalam
diagram alir/flowchart dan kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui
kelemahan yang ada pada aliran kegiatan proses peminjaman saat ini.
C. Identifikasi permasalahan sekarang
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai permasalahan yang terjadi dalam
proses peminjaman saat ini, dilakukan penyebaran angket dan wawancara
dengan para personil yang sehari-harinya terlibat dalam proses peminjaman
alat kerja di Kamar Alat Intercamp. Penyebaran angket dilaksanakan pada
tanggal 11 April 2011 sampai dengan 5 Mei 2011. Angket disebarkan kepada
mahasiswa Tingkat I yang sehari-harinya merupakan konsumen/personil yang
meminjam alat kerja di Kamar Alat kampus Intercamp dan kepada mahasiswa
TLE yang merupakan pelaksana/personil yang bertugas membantu melayani
proses peminjaman alat kerja. Sedangkan untuk Toolman selaku petugas
Kamar Alat terkait, dilakukan wawancara lisan dengan pertanyaan terstruktur.
Adapun pertanyaan dalam angket dan wawancara tersebut hampir serupa, yaitu
menggali permasalahan seputar proses peminjaman alat di Kamar Alat yang
sering dialami dalam kerja praktek bengkel sehari-hari dan apakah faktor
penyebab munculnya kesulitan-kesulitan tersebut. Penyusunan pertanyaan dan
jawaban yang disediakan dalam angket tersebut dilakukan bersama Toolman
sebagai petugas yang setiap hari melayani proses peminjaman dan memahami
karakteristik peminjaman alat kerja tersebut. Bentuk angket yang disebarkan
adalah angket yang sederhana dan telah disediakan beberapa jawaban. Hal ini
dilakukan karena waktu luang mahasiswa dalam kegiatan kerja praktek
bengkel sangat sedikit, waktu istirahat yang singkat dan padatnya kegiatan
perkuliahan kerja praktek sehingga bentuk angket tersebut akan mempersingkat
waktu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Permasalahan
dan faktor yang muncul nantinya akan dikelompokan menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok teknis dan administratif. Kelompok teknis merupakan kesulitan
dan faktor-faktor yang berkaitan erat dengan kondisi, persediaan dan
Page 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-5
keterbatasan alat kerja yang ada saat ini. Sedangkan kelompok administratif,
berkaitan dengan kegiatan administasi dalam proses peminjaman alat dan
kualitas pelayanan peminjaman. Oleh karena penelitian ini berkaitan dengan
kegiatan administrasi, maka pengamatan lebih difokuskan pada faktor-faktor
yang bersifat administratif.
D. Analisis kebutuhan sistem informasi
Dari angket dan wawancara yang telah dilakukan, maka dapat diketahui
kekurangan dan permasalahan-permasalahan yang terjadi dan dialami oleh
mahasiswa serta Toolman pada sistem sekarang. Kekurangan tersebut nantinya
akan diatasi dengan sistem informasi yang dirancang dalam penelitian ini.
Kekurangan-kekurangan yang ada merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi
oleh sistem usulan, yang akan dijawab dengan ide rancangan sistem usulan.
E. Aturan-aturan lain
Aturan-aturan lain yang akan dibahas meliputi aturan saat terjadi kerusakan
alat kerja, kehilangan alat kerja dan keterlambatan pengembalian alat kerja,
yang berguna untuk lebih mengenali karakteristik peminjaman alat kerja di
ATMI Surakarta.
3.2.2. Perancangan Sistem
Perancangan sistem merupakan tahap perancangan dan pembangunan sistem
informasi untuk mengatasi masalah–masalah yang terjadi pada sistem sekarang.
Adapun unsur-unsur perancangan yang berada didalamnya adalah :
A. Diagram proses usulan
Diagram usulan merupakan alur proses peminjaman yang baru, yang sesuai
dengan rancangan skema program sehingga proses administrasi peminjaman
alat kerja dapat dilakukan dengan lebih baik dan teratur. Diagram usulan
digambarkan dalam bentuk flowchart untuk mengetahui tahapan aktivitas yang
dilakukan oleh mahasiswa Tingkat I dan Toolman/mahasiswa TLE, selaku
personil yang terlibat dalam sistem usulan. Pada prosedur usulan juga
dijelaskan mengenai Form Peminjaman sebagai tanda bukti peminjaman dan
dokumen pengendali proses peminjaman. Diagram usulan terdiri dari alur
peminjaman usulan, alur pengembalian usulan dan alur tukar koin usulan.
Page 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-6
B. Perancangan kerangka kerja sistem
Pada tahap ini, dirancang framework/kerangka kerja sistem dari sistem
informasi yang akan dibangun. Dengan perancangan kerangka kerja yang tepat,
diharapkan sistem informasi dapat berjalan dengan baik dan optimal. Dalam
perancangan kerangka kerja akan dijelaskan mengenai keseluruhan unsur-
unsur yang terlibat didalamnya yaitu mahasiswa, petugas, civitas akademika
ATMI Surakarta, komputer server lokal dan server pusat, serta aliran data
mengenai proses peminjaman alat kerja.
C. Perancangan basis data
Pada tahap ini yang dilakukan adalah perancangan basis data yang mendukung
sistem informasi. Adapun data yang dibutuhkan yaitu identifikasi mahasiswa
yang terdiri dari NIM, nomor koin, barcode kartu mahasiswa. Sedangkan
untuk identifikasi alat kerja terdiri dari pengelompokan alat kerja dan
identifikasi lokasi penyimpanan. Selanjutnya, dimasukkan data-data yang telah
dikumpulkan sebelumnya dan diintegrasikan dengan sistem informasi yang
dirancang. Pendekatan yang digunakan dalam perancangan basis data dengan
Entity-Relationship Diagram (ERD). Basis data yang dirancang, diolah dengan
menggunakan software MySQL Database.
Tahapan dalam perancangan basis data ini adalah :
1. Identifikasi Entity-Relationship Diagram (ERD)
ERD berguna untuk menjelaskan/menggambarkan hubungan antar entitas
yang terlibat dalam proses peminjaman yaitu mahasiswa, alat , lokasi
penyimpanan dan petugas dengan relasi yang terjadi yaitu proses
peminjaman dan pencatatan kerusakan.
2. Pembentukan tabel data
Tabel data dibentuk untuk mempercepat proses penyampaian dan menjamin
keakuratan informasi yang disimpan dalam basis data.
3. Pembentukan kamus data
Berdasarkan tabel data yang sudah ada sebelumnya, tahap selanjutnya
adalah pembentukan kamus data yang berkaitan dengan field yang ada pada
masing-masing tabel. Kamus data ini meliputi komponen tabel beserta tipe
datanya, ukuran, keterangan dan contoh datanya.
Page 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-7
4. Menentukan relasi antar tabel
Tahap ini akan menunjukkan hasil akhir tabel yang telah dirancang dalam
bentuk diagram relasi. Dengan adanya penggambaran diagram relasi maka
pembuatan basis data yang dipakai dalam sistem informasi akan semakin
mudah.
D. Perancangan Interface
Tahapan dalam perancangan interface adalah :
1. Perancangan Graphic User Interface (GUI)
Meliputi tata letak setiap fitur yang digunakan pada sistem informasi dan
fungsi masing-masing tombol yang terdapat pada interface, supaya pemakai
mudah mengerti dan tidak kesulitan dalam mengoperasikan program.
2. Perancangan hak akses
Perancangan hak akses akan mengatur wewenang masing-masing user
dalam mengakses data dalam sistem informasi. Ditujukan untuk menjamin
keamanan dan kelengkapan data serta mengantisipasi terjadinya perubahan
data oleh user yang tidak berwenang.
3. Pembuatan sistem informasi
Tahap ini adalah penulisan kode menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0.
Dengan didukung MySQL sebagai basis datanya untuk menyimpan data-data
yang diperlukan oleh sistem informasi.
3.2.3. Validasi
Validasi adalah pengujian sistem informasi yang telah dibuat untuk
mengetahui apakah dapat berjalan dengan baik atau tidak, adakah kesalahan pada
sistem dan dapat diterapkan atau tidak pada sistem nyata. Tahap validasi sistem
dengan cara membagi input ke dalam kelas valid dan invalid. Setelah itu peneliti
mengambil sampel dari kelas tersebut untuk mengetahui fungsi yang diuji apakah
berjalan dengan baik atau tidak.
Kriteria yang diukur dalam uji validasi program yaitu :
1. Menghasilkan rancangan sistem informasi yang mampu menyimpan, mengelola
dan menyajikan informasi peminjaman alat dengan tepat.
• Pengujian dengan menggunakan metode black box, yaitu input “legal”
yang dimasukkan akan menghasilkan output yang benar dan tepat.
Page 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-8
• Kriteria validasi adalah : input data dummy yang dimasukkan pada tiap
fungsi menghasilkan output sesuai dengan yang diharapkan.
2. Rancangan sistem informasi dapat menyimpan, mengelola dan menyajikan
informasi secara cepat dengan menggunakan interface yang user friendly dan
waktu respon yang cepat.
3.3 Tahap Implementasi dan Analisis Hasil
Tahap akhir dari penelitian ini adalah penerapan sistem informasi yang telah
dibuat untuk mengetahui keefekifannya dalam mengatasi masalah yang terjadi dan
menganalisis hasilnya.
3.3.1. Implementasi
Implementasi merupakan penerapan/penggunaan sistem informasi yang
telah dirancang untuk membantu petugas Kamar Alat dalam pencatatan
administasi, memasukkan data peminjaman dan alat kerja, pencarian data
mengenai informasi peminjaman dan alat kerja, serta pembuatan laporan sesuai
dengan kebutuhan petugas Kamar Alat. Untuk mengimplementasikan sistem
informasi, dilakukan simulasi dari proses peminjaman dan pencarian alat kerja
untuk mewakili kondisi nyata dari sistem.
3.3.2. Analisis Hasil
Dari simulasi yang telah dilakukan, dianalisis dan ditinjau hasil dari
simulasi tersebut mengetahui keefektifan dan kelancaran akses dari sistem
informasi yang telah dirancang.
Kriteria dari keefektifan sistem informasi yaitu dapat menyimpan data yang
berkaitan dengan alat kerja dan mahasiswa pada field basis data yang benar.
Sedangkan kriteria dari kelancaran akses yaitu tombol fungsi dan tombol navigasi
dalam sistem informasi dapat berfungsi dengan baik dan tidak terjadi
error/munculnya bug pada saat digunakan.
3.3.3. Kesimpulan dan Saran
Tahap akhir ini akan berisi tinjauan ulang, apakah tujuan penelitian sudah
dapat dicapai dan memberikan saran untuk perbaikan dan pengembangan untuk
penelitian selanjutnya.