Page 1
1
GREEN SYNTHESIS NANOPARTIKEL EMAS MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN Etlingera elatior UNTUK MODIFIKASI ELEKTRODA
GLASSY CARBON SEBAGAI PENDETEKSI 4-NITROFENOL
Rachmat Hidayanto1, Yoki Yulizar2, Rahmat Wibowo3
1,2,3Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia,
[email protected]
Abstrak
Nanopartikel emas (AuNP) telah berhasil disintesis dengan menggunakan ekstrak daun kecombrang(Etlingera elatior) fraksi air sebagai agen pereduksi dan penstabil. Konsentrasi optimum ekstrak adalah 63 x 10-4%(w/v) dengan kestabilan selama 7 hari. Nanopartikel emas dikarakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer UV-Visible ,Fourier Transform Infra Red (FTIR) , Particle Size Aanalizer (PSA), X-Ray Difractometer (XRD),dan Transmission Elekctron Miscroscopy (TEM). Spektrum UV-Vis menunjukkan nilai panjang gelombang makssimum pada range 534-536 nm. Karakterisasi FTIR menunjukkan bahwa senyawa golongan alkaloid, flavonoid, polifenol, tannin, dan saponin berperan sebagai agen penstabil. Distribusi ukuran rata-rata partikel berada pada 53.00 nm ditunjukkan oleh pengukuran PSA sedangkan karakterisasi TEM menunjukkan ukuran rata-rata sebesar 16-19 nm. Kristal AuNP@EDK yang terbentuk adalah face centered cubic. AuNP@EDK hasil sintesis selanjutnya digunakan untuk memodifiasi elektroda glassy carbon dengan metode drop casting untuk mendeteksi 4-nitrofenol(4-NP). AuNP yang dilapiskan secara drop casting pada permukaan elektroda glassy carbon dapat meningkatkan sensitifitas elektroda glassy carbon terhadap senyawa 4-NP dengan reprodusibilitas baik selama 10 kali pengukuran. Elektroda glassy carbon memiliki nilai batas deteksi sebesar 18.33 µM sementara elektroda GC sebesar 0.019 µM. Kata kunci : 4-Nitrofenol, ekstrak daun kecombrang, Glassy Carbon, Green Synthesis
Abstract
Gold nanoparticles(AuNP) have been synthesized by using a leaf extract kecombrang (Etlingera elatior) water fraction as reductor and stabilizing agent. The optimum concentration of the extract is 63 x 10-4% (w / v) with the stability for 7 days. Gold nanoparticles were characterized using UV-Visible spectrophotometer, Fourier Transform Infra Red (FTIR) , Particle Size Aanalizer (PSA), X-Ray Difractometer (XRD),dan Transmission Elekctron Miscroscopy (TEM). UV-Vis spectra show makssimum wavelength in the range 534-536 nm. FTIR characterization showed that the compound of alkaloids, flavonoids, polyphenols, tannins and saponins acted as a stabilizing agent. The average size distribution of the particles is at 53.00 nm shown by PSA measurement while TEM characterization showed an average size of 16-19 nm. Crystal of AuNP@EDK formed is a face centered cubic. Synthesized AuNP@EDK then used to modify glassy carbon electrode with drop casting method to detect 4-nitrophenol (4-NP).AuNP are coated by drop casting on the glassy carbon electrode surface can increase the sensitivity of the glassy carbon electrode to the compound 4-NP with good reproducibility during 10 measurements. Glassy carbon electrode has limit of detection of 18.33 µM while AuNP/GC electrode has limit of detection of 0,019 µM. Keyword : 4-Nitropheenol, kecombrang leaf extract, Glassy Carbon, Green Synthesis Pendahuluan
Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1959 oleh Richard Feyman dari
California Institute of Technology, disiplin ilmu mengenai nanoteknologi terus berkembang
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 2
2
pesat(Tuutijarvi et al., 2009; Bar et al., 2009). Beberapa penyababnya adalah keunggulan
sifat dan luasnya aplikasi dari nano material dibandingkan dengan bulk material. Bidang
medis (Sanvicens dan Marco 2008), industri berbasis katalis (Kalaiselvi et al., 2014), dan
sensor senyawa kimia (Chen dan Lo,2014) merupakan beberapa bidang yang telah
menggunakan nano material.
Salah satu cara yang umum digunakan dalam sintesis nanoparrtikel emas adalah dengan
mereduksi ion emas menjadi logam emas yang kemudian proses pembentukan kristalnya
dikontrol oleh adanya agen penstabil. Namun beberapa senyawa yang umum digunakan
sebagai agen pereduksi seperti natrium tetraborohidrat (NaBH4) (Wagner et al., 2008),
hidrazin (Kawasaki et al., 2007), tetraklorida karbon (Theodore dan Kunz, 2005), dan sodium
sitrat (Schulz-Dobrick, et al., 2005) merupakan polutan bagi lingkungan ketika nano material
diproduksi secara masal(Bar et al., 2009).
Istilah “green synthesis” muncul sebagai rute alternatif dalam proses pembuatan nano
meterial. Istilah ini merujuk kepada penggunaan sistem biologi seperti ragi(Tian et al.,2010),
jamur (Fu et al.,2006), bakteri(Merin et al., 2010), dan ekstrak tanaman (Roy, 2013) yang
mudah didegradasi. Salah satu sistem biologi yang menarik peneliti adalah ekstrak tanaman
dikarenakan kemudahan dalam pembuatan, banyak tersebar, aman dalam penanganan, dan
banyaknya metabolit yang terdapat didalamnya (Roy, 2013). Di Indonesia penelitian tentang
ekstrak tanaman sebagai biomaterial dalam sintesis nano partikel baru berkembang beberapa
tahun terakhir . Beberapa ekstrak tanaman yang digunakan dalam sintesis nano partikel
diantaranya Azadiracta indica (Mimba), Centella asiatica (pegagan), Cerbera manghas
(Bintaro), Dillenia indica (Dillenia), Diospyros blancoi (Bisbul), Murraya paniculata
(Kemuning), Pometia pinnata (Matoa), Phalleria macrocarpa (Handayani et al., 2010), dan
Terminalia catappa(Lembang et al., 2010). Namun belum adanya laporan mengenai
pengunaan ektrak daun Etlingera elatior(Kecombrang).
Kecombrang merupakan tenaman yang banyak tumbuh di wilayah Asia Tenggara
termasuk Indonesia. E.W.C. Chan et al. (2009), melaporkan kandungan total fenolik dari
spesies etlingera didaerah peninsular Malaysia banyak terdapat dibagian daun lebih besar
dibandingkan akar. Senyawa golongan fenolik ini dapat digunakan sebagai anti bakteri gram
positif namun tidak bisa sebagai bakteri gram negatifSementara ekstrak kecombrang dalam
fasa air terdapat beberapa golongan senyawa seperti yaitu alkana, alkena, alkohol, asam
lemak, ester, dan fenol dimana tiga senyawa utama yang tedapat dalam jumlah besar adalah
3- metil-1-okso-2-buten 1-(21,41, 51-trihidroksi fenil), 1- dodekanol, serta 1-
tetradekena(Sukandar., et al., 2010). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 3
3
senyawa golongan tersebut mampu menjadi agen penstabil dan pereduksi dalam sintesis nano
partikel emas. Shashi Prabha Dubey et al. (2010), melaporan ekstrak air daun tanaman Sorbus
aucuparia yang digunakan sebagai reduktor untuk sintesis perak dan emas nanopartikel dari
larutan garam mereka
Senyawa turunan benzena telah diketahui banyak berperan dalam bidang industri
berbasis bahan kimia. Namun dalam praktiknya banyak senyawa turunan benzena memiliki
bahaya bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Salah satu senyawa turunan benzena yang
cukup banyak bersinggunan dalam kehidupan manusia adalah nitrofenol yang dapat berupa 3
isomer yaitu orto-nitrofenol, meta-nitrofenol, dan para-nitrofenol. Senyawa para-nitrofenol
atau dikenal juga 4-nitrofenol (4-NP) banyak digunakan sebagai bahan intermediet dalam
industri farmasi, zat warna dan pestisida, seperti fenitrothion dan parathion insektisida yang
dapat membalikkan dihidrolisis untuk membentuk 4-NP (Yin et al., 2010 dan Castillo et al.,
1997). Menurut EPA di Amerika, senyawa ini telah digolongkan sebagai prioritas polutan
dikarenakan toksisitas dan persisten(Yin et al.,2010). Inhalasi akut atau penelanan 4-NP
dalam waktu singkat bagi manusia dapat menyebabkan sakit kepala, mengantuk, mual dan
sianosis(P. Mulchandani et al., 2005).
Dengan banyaknya bahaya yang ditimbulkan oleh senyawa tersebut, deteksi
keberadaan senyawa tersebut menjadi hal yang penting. Beberapa metode telah
dikembangkan dalam deteksi 4-NP seperti spektrometri, arus injeksi, HPLC, elektroforesis
kapiler, dan sensor elektrokimia (Xu, Liu, Zhang, Duan, Xu, & Zhou, 2011). Salah satu
metode yang cukup banyak dikembangkan dalam deteksi 4-NP adalah dengan elektrokimia.
Metode ini memiliki keunggulan dalam hal kemudahan, biaya yang rendah, waktu
pengukuran yang cepat, dan Btas deteksi yang cukup baik (Chang et al., 2006).Metode HPLC
hanya mampu medeteksi 4-NP hingga konsentrasi 2,5μM(Almasi et al.,2011), metode
sspektorfotometri mampu medeteksi hingga konsentrasi 0.1μM(Toral et al.,1999) sementara
metode elektrokimia mampu medeteksi sampai konsentrasi 0.04μM(Sergio et al., 2015).
Modifikasi komponen dalam motode ini pun dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi
dan kinerja metode ini. Salah satunya adalah modifikasi dalam elektroda yang digunakan.
Elektroda Glassy Carbon(GC) merupakan salah satu elektroda yang cukup mudah didapat
dan memiliki beberapa keunggulan seperti kekuatan tinggi, ketahanan pada suhu tinggi,
permeasi gas yang rendah dan ketahanan yang sangat tinggi terhadap serangan kimia
(Odutemowo et al., 2015). Beberapa modifikasi elektroda glassy carbon (GC) yang
dilakukan antara lain menggunakan polimer seperti film poly(asam glutamat) (Zou et al.,
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 4
4
2015), senyawa organik seperti trietilen glikol (Ren et al., 2015), dan nanopartikel
termodifikasi seperti nanopartkel emas (Idris. et al., 2015). Modifikasi elektroda GC
menggunakan nanopartikel menjadi salah satu cara yang cukup banyak dikembangkan karena
memberikan hasil yang cukup memuaskan. Sener Saglam et al. (2015), melaporkan
modifikasi elektroda GC dengan nanopartikel emas dengan menggunakan film poly(o-
fenilenediamin–anilin) sebagai agen penstabil mampu digunakan sebagai pendeteksi senyawa
nitroaromatik. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan dilakukan sintesis
nanopartikel emas menggunakan ektrak daun kecombrang yang dapat digunakan untuk
memodifikasi elektroda GC sehingga mampu meningkatkan kemampuan elektroda GC dalam
mendeteksi senyawa 4-nitrofenol.
Tinjuan Teoritis
Nano Parikel Emas
Salah satu jenis nano partikel yang menarik perhatian bagi para peneliti adalah nano
partikel emas(AuNP). Nano partikel emas telah lama dikenal dan digunakan oleh manusia
akibat warna unik yang timbul saat berinteraksi dengan sinar visible. Beberapa tahun terakhir,
sifat optis-elektronik ini banyak diteliti dan digunakan dalam aplikasi teknologi seperti
photovoltaic organik, sensor, agen pengobatan, konduktor elektronik dan bahkan sebagai
katalis(Huang et al., 2003). Kelebihan lain dari AuNP adalah kestabilan yang tinggi,
biokopabilitas yang baik terhadap tubuh, dan kemudahan dalam pengontrolan ukuran partikel
saat proses sintesis (Huang dan El-Sayed, 2010).
Kecombrang (Etlingera elatior)
Kecombrang (Etlingera Elatior) merupakan sejenis tumbuhan rempah yang bagian
bunga, buah, serta bijinya umum dimanfaatkan sebagai bahan sayuran. Tanaman ini tersebar
dari mulai Asia Tenggara, Australia, dan Hawaii(Chan., et al., 2011). Nama lainnya adalah
kincung (Medan), kincuang dan sambuang (Minangkabau) serta siantan (Malaya). Daunnya
tersusun berselang-seling dalam satu batang. Bunga kecombrang berbentuk seperti gasing
dan bertangkai, dilengkapi pula dengan daun yang melindunginya berwarna sama.
Kecombrang juga memiliki buah yang berbongkol mirip buah kelapa sawit, berbentuk bulat
dengan rambut halus di bagian luarnya dan berwarna ketika sudah masak. Di daerah Jawa
barat, kuntum kecombrang dimasak dan dijadikan lalapan. Sementara di Jawa Tengah
kecombrang dijadikan pecel dengan cara dikukus dan masih banyak lagi masakan khas
nusantara yang berbahan dasar kecombrang.
4-Nitrofenol
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 5
5
Senyawa 4-NP merupakan salah satu limbah industri yang banyak dihasikan oleh
industri farmasi, zat warna dan pestisida, seperti fenitrothion dan parathion insektisida yang
dapat dihidrolisis untuk membentuk 4-NP (Yin et al., 2010 dan Castillo et al., 1997).
Senyawa tersebut berupa kristal berwarna agak kekuningan, tanpa bau, kemudian dapat
menimbulkan rasa seperti terbakar (HSDB, 1991). Senyawa tersebut cukup larut dalam air
dingin dan karbon disulfida, dan larut baik dalam alkohol, kloroform, aseton, pirimidin,
toluena, benzena panas, air panas, eter, larutan alkali hidroksida, dan karbonat. Senyawa
tersebut dapat menyublim dan sedikit menguap dengan sedikit pemanasan (HSDB, 1991). 4-
Nitrophenol, dapat meledak jika dicampur dengan dietil fosfit melalui pemanasan suhu
tinggi. Ketika dipanaskan untuk dekomposisi, senyawa ini memancarkan asap beracun dari
nitrogen oksida (Sax, 1989).
Elektrokimia
Elektrokimia merupakan studi reaksi di mana partikel bermuatan (ion atau elektron)
melintasi antarmuka antara dua fase materi, biasanya logam (elektroda) dan larutan
konduktif, atau electrolit.(Lower, 1994). Beberapa reaksi yang merupakan proses
elektrokimia antara lain proses elektroforesis, korosi, electroanalitical sensor, baterai, fuel
cell, elektroplating dll(Allen J., 2001). Reaksi pada elektrokimia melibatkan reaksi reduksi-
oksidasi (redoks). Dalam proses reaksi oksidasi, elektron akan dilepaskan sehingga bilangan
oksidasi suaru atom akan meningkat. Sementara dalam proses reaksi reduksi, elektron akan
ditangkap oleh atom sehingga terjadi penurunan bilangan oksidasi (Chang,2005).
Proses elektrokimia melibatkan elektroda dimana elektroda tempat terjadinya proses
oksidasi dinamakan anoda, sementara katoda adalah elektroda tempat terjadinya proses
reduksi. Proses elektroda (reaksi) berlangsung di permukaan elektroda dimana selama proses
menghasilkan ketidakseimbangan kecil dalam muatan listrik dari elektroda dan larutan
.(Lower, 1994). Selama proses oksidasi akan selalu diiringi oleh reaksi reduksi dan
sebaliknya.
Elektroda Glassy Carbon
Glassy Carbon(GC) adalah salah satu jenis alotrop karbon yang juga dikenal sebgai
karbon vitreous. Material ini merupakan bahan yang memiliki sifat karbon murni yang
digabungkan dengan sifat kaca dan keramik. Tidak seperti grafit, GC memiliki struktur mirip
fullerene. Hal ini menyebabkan berbagai macam sifat material unik. GC memiliki sifat fisik
dan kimia diantaranya ketahanan dalam suhu yang tinggi, ketahanan terhadap asam dan
korosi, impermeabel terhadap gas dan cairan, kekerasan dan ketahanan yang tinggi, dan
termal ekspansi yang rendah (Zittel, 1970). Sifat fisik dan kimia dari GC telah menjadi bahan
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 6
6
elektroda yang menarik dan banyak diterapkan. Jenkins dan Kawamura (2001) menganalisis
mekanisme karbonisasi dan struktur GC menggunakan teknik yang berbeda dan
menyimpulkan bahwa bahan ini terdiri dari molekul pita aromatik, secara berorientasi secara
acak dengan cara yang rumit.
Metode
Hasil Penelitian
Preparasi Ekstrak Daun Kecombrang
Daun kecombrang yang digunakan dalam penelitian kali ini berasal dari perkebunan
didaerah Cibinong, Jawa Barat. Hasil identifikasi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
menunjukkan bahwa daun kecombrang yang digunakan berasal dari suku zingiberaceae dan
berjenis Etlingera Elatior(Jack)R.M.Sm
Preparasi daun kecombrang dimulai dengan mencuci ±5 kg daun kecombrang segar
untuk membersihkannya dari debu dan partikulat lain yang menempel. Daun kecombrang
yaang sudah bersih dijemur diudara terbuka selama 10 hari tanpa terkena sinar matahari
langsung dengan tujuan untuk mengurangi kadar air dalam daun.
Gambar 1 a). Daun kecombrang segar b). Daun kecombrang kering yang telah dihaluskan
Ekstraksi Sampel
a b
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 7
7
1000200030004000400
600
800
1000
Ekstrak EDK
Bilangan Gelombang (cm -1)
% T
1073
.43
1265
.36
1713
.83
3352
.43
2953
.14
1618
.35
1521
.90
1437
.03
Proses penarikan senyawa matabolit sekunder dari daun keconbrang dilakukan
dengan maserasi dengan pelarut metanol pada suhu ruang. Metanol dipilih sebagai pelarut
dikarenakan metanol memiliki gugus polar dan non polar rantai pendek sehingga mampu
mearik senyawa yang memiliki kepolaran sedang.
Ekstrak metanol kasar yang didapat dimurnikan dengan cara ekstraksi. Proses Fraksi
metanol yang didapat yaitu sebanyak 85 mL kemudian dipekatkan pada suhu di bawah 40oC
dengan mengguanakan vacuum rotatory eveporator hingga volume ±9 mL untuk mengurangi
kadar metanol dalam larutan. Fraksi kental metanol diencerkan kembali dengan aquabides
hingga bervolume 85 mL dan diekstraksi lebih lanjut menggunakan etil asetat 1:1(v/v) secara
bertahap dengan volume masing-masing 30 mL, 30 mL, dan 25 mL selama 1 jam setiap kali
ekstraksi. Proses ekstraksi dilakukan hingga terbentuk dua fasa yaitu fraksi air yang berada
dibagian atas dengan warna coklat bening dan fraksi etil asetat dibagian bawah dengan warna
coklat gelap. Etil asetat akan memisahkan senyawa semipolar dari fraksi air. Fraksi air yang
didapat kemudian digunakan untuk sintesis AuNP. EDK yang didapat selanjutnya dihitung
kadar senyawa metabolitnya dan didapatkan ekstrak padat sebanyak 3.519 gram sehingga
persen rendemen dari 50 gram serbuk daun kecombrang adalah sebesar 7.038%.
Karakterisasi Ekstrak Daun Kecombrang
Berdasarkan hasil uji fitokimia terlihat bahawa selama proses ektraksi terpenoid yang
semula ada dalam fraksi metanol telah hilang dari EDK. Terpenoid yang memiliki kepolaran
rendah kemungkinan telah terekstraksi kedalam n-heksana. Hasil uji fitokimia EDK
menunjukkan masih terkandungnya beberapa senyawa seperti flavonoid, alkaloid, tannin,
polifenol, dan saponin.
Gambar 2. Spektra FTIR ekstrak daun kecombrang konsentrasi 4.14%(w/v) Berdasarkan data spektrum FTIR diatas didapatkan beberapa gugus yang terdapat
dalam senyawa seperti hidroksil pada bilangan gelombang 3352,41 cm-1, karbonil pada
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 8
8
bilangan gelombang 1713,83 cm-1, cincin benzena pada bilangan gelombang 1618,35 dan
1521,90 cm-1 yang merupakan gugus dalam senyawa flavonoid, polifenol dan tannin.
Kehadiran gugus aromatis C-N pada bilangan gelombang 1073,43 cm-1 menandakan
keberadaan senyawa alkaloid. Senyawa saponin dibuktikan dari keberadaan ikatan rangkap
C=C pada bilangan gelombang 1713,83 cm-1 , C-H aromatis pada bilangan gelombang
1437,03 cm-1 , dan karbonil pada bilangan gelombang 1713,83 cm-1 .
Pembuatan Larutan HauCl4 0.001 M
Proses pembuatan AuNP dilakukan dengan cara bottom-up dimana AuNP dibuat dari
ion emas. Ion emas didapatkan dari larutan HAuCl4 yang akan terionisasi menjadi ion H+,
Au3+,dan Cl-. Larutan HauCl4 dibuat dengan cara melarutkan 0.3 gram emas kedalam
aquaregia(HCl 37%:HNO3 65% 1:4(mol:mol)). Proses oksidasi Au(0) menjadi Au(III) dapat
terjadi akibat adanya oksidator kuat yaitu NO3- yang akan menjadi gas NO2.Au(III) yang
terbentuk kemudian akan membentuk kompleks dengan ion Cl- sebagai ligan membentuk ion
tetrakloro aurat(III),[AuCl4]-,yang diseimbangkan oleh kation H+ dari larutan. Persamaan
reaksi yang terjadi adalah :
Au(s) + 4HCl(aq) + HNO3(aq) HAuCl4(aq) + NO(g) + 2H2O(g)
Proses oksidasi logam Au(0) menjadi ion Au(III) juga dibantu oleh pemanasan pada
suhu 120oC untuk mempercepat proses oksidasi. Proses pemanasan dilakukan hingga
terbentuk hablur berwarna putih mengilap.
Gambar 3. Spektra UV-Vis Senyawa HAuCl4 1.10-4M
Hasil karakterisasi spektrofotometer UV-Vis pada Gambar 3 menunjukkan nilai
panjang gelombang maksimum pada 210 nm dengan absorbansi sebesar 1.11. Nilai panjang
gelombang ini masuk kedalam nilai panjang gelombang ion [AuCl4]-.
Sintesis dan Karakterisasi Nanopartikel Emas dengan Variasi Konsentrasi Ekstrak
Daun Kecombrang
200 400 600 8000
0.5
1
Panjang Gelombang (nm)
Abs
orba
nsi
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 9
9
Gambar 4. Kurva Absorbansi AuNP terhadap waktu sintesis pada setiap konsentrasi ekstrak Gambar 4 menunjukkan pembentukan AuNP pada setiap konsentrasi yang diukur
setiap waktu. Pada Gambar 4.4 tersebut dapat dilihat bahwa konsentrasi optimum
pembentukan AuNP adalah pada konsentrasi 6,3x10-3%(w/v). Pemilihan kondisi optimum ini
didasarkan pada besarnya absorbansi yang sebanding dengan konsentrasi AuNP yang
dihasilkan pada wakru yang lebih singkat. Kurva hubungan konsentrasi ekstrak terhadap
absorbansi AuNP masih berbanding lurus pada konsentrasi dibawah 6,3x10-3%(w/v) dimana
semakin besar konsentrasi ekstrak semakin banyak AuNP yang terbentuk. Hal ini dapat
terjadi karena semakin banyak agen pereduksi yang ditambahkan semakin banyak AuNP
yang direduksi dan dihasilkan. Namun semakin banyak konsentrasi ekstrak ditambahkan
menyebabkan absorbansi AuNP yang menurun yang menunjukkan bahwa konsentrasi AuNP
yang dihasilkan menurun. Hal ini dapat terjadi dikarenakan terdapatnya persaingan reduksi
antara ion Au3+ dengan ekstrak daun sendiri sehingga AuNP yang dihasilkan jumlahnya
menurun(Yasmin, Akbar et. al, 2014).
Gambar 5. Spektum UV-Vis AuNP dengan konsentrasi ekstrak 6,3x10-4% pada berbagai waktu
sintesis Spektrum UV-Vis pada konsentrasi optimum ekstrak 6,3x10-3%(w/v) ditunjukkan
pada gambar 5 yang memperlihatkan bahwa waktu optimum sintesis AuNP pada kondisi
tersebut adalah 60 menit.
0 100 200 3000
0.2
0.4
0.6
0.8
waktu(menit)
Absorbansi
9.10-4%2,7.10-3%
6,3.10-3%4,5.10-3%
9.10-3%1,1.10-2%
200 400 600 8000
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Panjang Gelombang (nm)
Abs
oban
si
10 menit30 menit40 menit50 menit60 menit70 menit80 menit90 menitEDK 6,3.10-3%Larutan HAuCl4
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 10
10
Gambar 6. Hubungan panjang gelombang maksimum dan absorbansi AuNP pada konsentrasi ekstrak 6,3 x 10-
3%(w/v)
Gambar 4.6. menunjukkan pada waktu 60 menit memperlihatkan nilai absorbansi
yang sudah cukup besar dan panjang gelombang maksimum yang rendah. Absorbansi
berkaitan dengan jumlah spesi zat yang menyerap cahaya dimana nilainya berbanding lurus
dengan jumlah spesi zat tersebut. Sementara nilai panjang gelombang menunjukkan besarnya
energi yang dibutuhkan untuk elektron bertransisi. Pada kondisi atom emas bebas, atom
logam emas memiliki nilai energi transisi tertentu, tetapi saat atom-atom logam emas tersebut
berikatan secara ikatan logam, maka akan terbentuk band gap yang nilainya akan lebih kecil
dibanding energi yang dibutuhkan untuk elektron valensi ion emas bertransisi akibat adanya
overlap antara orbital hibrida yang terbentuk. Namun, emas yang berinteraksi dengan cahaya
hanya atom emas pada permukaan sehingga serapan sinar akan dipengaruhi oleh luas
permukaan dan banyaknya atom emas yang membentuk cluster. Semakin banyak emas yang
membentuk ikatan semakin kecil band gap yang dihasilkan sehingga energi yang dibtuhkan
untuk transisi elektronik semakin mengecil akibatnya nilai panjang gelombang maksimum
serapan akan bergeser kearah yang lebih besar.(Oxtoby et al.,2005)
Gambar 7. Spektrum FTIR AuNP pada kondisi optimum dengan spektrum FTIR ekstrak 6,3x10-3%(w/v)
531 532 533 534 535 536 537 538 539
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0 20 40 60 80 100
Panj
ang
Gel
omba
ng
Abs
orba
nsi
Waktu (menit)
Absorbansi
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 11
11
Spektra IR pada Gambar 7 menunjukkan perubahan yang signifikan pada bilangan
gelombang 3352.43 cm-1 pada ekstrak yang merupakan puncak dari gugus O-H yang awalnya
melebar menjadi lebih sempit dan bergeser kearah bilangan gelombang 3419.89 cm-1. Hal ini
terjadi akibat penurunan jumlah ikatan hidrogen antar senyawa metabolit sekunder dalam
ekstrak setelah berinteraksi dengan AuNP. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya pergesaran
pada bilangan gelombang 1382.06 cm-1 yang merupakan puncak streching C-O dari alkohol
kearah bilangan gelombang 1395.58 cm-1. Pergeseran kearah bilangan gelombang lebih tinggi
ini menunjukkan terjadinya pelemahan ikatan hidrogen menjadi ikatan kovalen koordinasi
dengan logam emas. Penurunan jumlah ikatan hidrogen dapat terjadi akibat perannya sebagai
agen pengstabil maupun menjadi egen pereduksi. Gugus C-N pada ekstrak daun kecombrang
juga mengalami pergeseran bilangan gelombang dari 1073.43 cm-1 menjadi 1177.59 cm-
1yang menunjukkan terjadinya interaksi dengan AuNP. Gugus lain yang mengalami
pergeseran adalah pada ikatan C-C aromatis yang bergeser kebilangan gelombang 1640.83
cm-1. Pergeseran tersebut dapat terjadi akibat interaksi ikatan rangkap yang kaya akan
elektron dengan orbital kosong emas AuNP yang mengakibatkan berubahnya kekuatan ikatan
antara atom karbon pada sistem aromatis baik tunggal dan rangkap. Pada bilangan gelombang
1713.83 cm-1 dan 1618.3 cm-1 tidak terjadi pergeseran yang menandakan bahwa tidak adanya
interaksi antara AuNP dengan gugus karbonil pada senyawa metabolit sekunder ekstrak daun
kecombrang. Berdasarkan perubahan yang terjadi dapat disimpulkan bahwa interaksi ekstrak
daun kecombrang dengan AuNP sebagai agen penstabil adalah pada gugus O-H, C-N dan
C=C pada cincin aromatis.
Gambar 8 Kurva distribusi ukuran AuNP@EDK dengan konsentrasi ekstrak 6,3.10-3 %(w/v) menggunakan PSA
Gambar 8 menunjukkan rata-rata distribusi ukuran partikel berada pada 53.85
nm.Namun ukuran AuNP yang terukur pada PSA merupakan ukuran keseluruhan dari AuNP
dan capping agen. Munculnya satu puncak pada pengukuran dengan nilai polidispersitas
indeks sebesar 0.357 yang rendah yang menunjukkan homogenitas ukuran yang baik dari
AuNP yang dihasilkan.
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 12
12
Pada AuNP@EDK hasil sintesis pada kondisi optimum ini didapatkan nilai zeta
potensial yang cukup negatif yaitu -22.3 mV seperti ditujukkan Gambar 9. Hal tersebut
menandakan stabilitas AuNP@EDK yang cukup baik. Bentuk kurva yang tajam
menunjukkan bahwa homogenitas nilai zeta potensial pada setiap permukaan AuNP.
Gambar 9. Kurva zeta potensial AuNP pada konsentrasi ekstrak optimum 6,3x10-3%(w/v)
Gambar 10. Kurva zeta potensial ektrak daun kecombrang 4.14%(w/v)
Nilai zeta potensial yang negatif ini didapatkan dari ekstrak daun kecombrang yang
mengalami prubahan muatan menjadi lebih negatif seperti ditunjukkan pada Gambar 10
dimana nilai zeta potensial ekstrak daun kecombrang sebesar -14.7 mV. Nilai zeta potensial
ekstrak sebelum dan sesudah digunakan sebagai agen pereduksi dan penstabil yang menjadi
lebih negatif ini dapat diakibatkan oleh perubahan muatan total ekstrak daun kecombrang
akibat beberapa hal seperti deprotonasi ketika terjadi proses reduksi Au(III) menjadi Au(0).
Gambar 11. Pencitraan TEM AuNP pada kondisi optimum ekstrak dengan perbesaran A. 38.000 kali B.68.000 kali C.
690.000 kali D. SAED pattern AuNP@EDK
Gambar 11. menunjukkan hasil karakterisasi menggunakan TEM menunjukkan
ukuran AuNP yang dihasilkan memiliki diameter rata-rata 16-19 nm dengan bentuk sperik
dan terdispersi merata. Bentuk AuNP diwakili oleh gambar yang berwarna gelap sementara
lingkungan sekitar berwarna keabuan menuju terang. Perbedaan warna ini dikarenakan
A B C D
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 13
13
perbedaan densitas dan kristanilitas zat(Carabineiro, Sonia et. al.,2012). Densitas yang besar
akan mampu menghalangi elektron yang ditembakkan kesampel untuk mencapai detektor
sehingga akan mebentuk permukaan gelap. Warna gelap yang merata pada bentuk AuNP
menunjukkan bahwa kristanilitas AuNP yang cukup baik.
Gambar 12. Pola difraksi pengukuran XRD dari nanopartikel emas dengan konsentrasi ekstrak 6.3 10-3%(w/v)
Hasil pengukuran XRD pada Gambar 4.12 menunjukkan pundak pada nilai 2 theta
38.2125, 44.3800, 64.7800, 77.6300, dan 81.6000. Nilai ini tidak jauh berbeda dari nilai data
JCPDS No 96-110-0139 kristal Au yang memiliki nilai 2 theta sebesar 38.185, 44.393,
64.657, 77.549, 81.724. Perbadingan nilai 2 theta yang muncul pada AuNP@EDK dengan
kristal emas pada data JCPDS ditunjukkan pada gambar 12. Berdasarkan data JCPDS
tersebut diketahui bahwa kristal emas yang terbentuk memiliki bentuk kristal fcc(face
centered cubic). Bentuk melebar pada sisi sebelah kiri yang menandakan keberadaan struktur
amorf berasal dari pelat kaca yang digunakan. Puncak ini dapat muncul dikarenakan lapisan
nanopartikel emas yang terbentuk terlalu tipis dan tidak merata sehingga kaca sebagai tempat
pelapis dapat memberikan pola difraksi.
AuNP yang telah disintesis memiliki batas dimana partikel tersebut tetap dapat
bertahan dalam bentuk partikel terdispersi dalam air. Salah satu faktor yang mempengaruhi
ketahanan AuNP agar dapat tetap terdispersi dalam bentuk koloid adalah waktu. Gambar 13
memperlihatkan kestabilan AuNP selama 21 hari.
200 300 400 500 600 700 8000
0.2
0.4
0.6
0.8
Panjang Gelombang (nm)
Abs
orba
nsi
1 hari2 hari3 hari4 hari8 hari10 hari21 hari
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 14
14
Gambar 13. Spektrum UV-Vis AuNP dengan konsentrasi ekstrak 6,3x10-3% (w/v) selama 21 hari.
Spektrum UV-Vis pada Gambar 14 menunjukkan bahwa AuNP memiliki kestabilan
dalam hal homogenitas ukuran AuNp yang dihasilkan dimana puncak serapan yang
dihasilkan tidak melebar.
Gambar 14. Hubungan panjang gelombang dan absorbansi AuNP@EDK dalam 21 hari
4.4. Modifikasi Elektroda Glassy Carbon dengan Nanopartikel Emas Melalui Metode
Drop Casting
Peoses pengamplasan dilakukan dengan menggunakan serbuk α-alumina 0.3 µm dan
0.005 µm. Pemilihan serbuk α-alumina sebagai agen pembersih dikarenakan α-alumina
memiliki kristal dengan kekerasan yang cukup tinggi (indeks mohr 9) yang tahan terhadap
goresan dengan benda lain sehingga saat proses pengamplasan dilakukan α-alumina tidak
akan mengalami kerusakan. Pengamplasan dimulai dengan ukuran serbuk α-alumina yang
lebih besar terlebih dahulu yaitu 0.3 µm lalu dilanjutkan dengan serbuk α-alumina yang
berukuran lebih kecil yaitu 0.05 µm. Pembersihan selanjutnya dilakukan secara elektrokimia
Gambar 15. Voltamogram elektroda GC dengan larutan H2SO4 0.05M terhadap elektroda Ag/AgCl
Voltamogram proses pembersihan electroda GC pada Gambar 15 menunjukkan tidak
adanya puncak reaksi oksidasi maupun reduksi. Larutan H2SO4 ini mampu menjadi oksidator
senyawa senyawa yang masih menempel pada permkaan elektroda sehingga mampu terlepas
ke larutan H2SO4. Tidak adanya puncak reaksi oksidasi maupun reduksi pada potensial yang
diberikan menunjukkan bahwa tidak ada pengotor yang berifat elektroaktif pada permukaan
530
531
532
533
534
535
0.4
0.5
0.6
0.7
0 5 10 15 20 25
Panj
ang
Gel
omba
ng
Abs
orba
nsi
Waktu(hari)
Absorbansi
-1 0 1
0
0.00005
0.0001
Potensial (V)
Aru
s (A
)
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 15
15
elektroda yang akan mengganggu proses analisis dan elektroda telah siap digunakan dan
dimodifikasi.
Gambar 16. Karakterisasi elektrokimia elektroda GC terhadap K3Fe(CN)6 5 dengan variasi scan rate
Berdasarkan kurva pada gambar 16 diperoleh luas permukaan elektroda GC sebesar
0.6756 cm2 yang didapat dengan menghubungkan kurva pada Gambar 4.19 dengan
persamaan Randles-Savcik. Hasil pengukuran secara geometri didapatkan luas permukaan
elektroda adalah sebesar 0.7 cm2. Perbandingan nilai luas permukaan secara elektrokimia
dan geometri yang mendekati 1 menunjukkan terdapat kekasaran pada permukaan (surface
roughness) elektroda. Nilai kekasaran ini masih cukup ideal sebagai elektroda untuk proses
elektrokimia.
Gambar 17. Siklik voltamogram elektroda GC dan elektroda AuNP/GCE terhadap larutan 4-nitrofenol
pada konsentrasi 10 µM
Berdasarkan Gambar 17 dapat dilihat bahwa modifikasi AuNP pada permukaan
elektroda GC memberikan respon arus yang berbeda sehingga dapat disimpulkan bahwa
AuNP telah berhasil dilapiskan pada permukaan elektroda GC.
Penentuan Batas Deteksi 4-Nitrofenol pada Elektroda GC dan Elektroda AuNP/GC
-1 0 1
-0.0005
0
0.0005
Aru
s (A
)
Potensial (V)
Scanrate 50mV/sScanrate 80mV/sScanrate 120 mV/sScanrate 250 mV/s
-0.5 0 0.5 1
0
0.00005
0.0001
0.00015
Potensial (V)
Aru
s (A
)
Bare GCEAuNP/GCE
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 16
16
Gambar 18. Cyclic votamogram eletktroda GC terhadap variasi larutan 4-NP(a) 0 µM (b) 5 µM (c) 10 µM (d) 25
µM (e) 50 µM (f) 100 µM (g) 400 µM (h) 600 µM (i) 800 µM (j) 1000 µM
Gambar 19. Cyclic votamogram eletktroda AuNP/GC terhadap variasi larutan 4-NP(a) 0 µM (b) 5 µM (c) 10 µM
(d) 25 µM (e) 50 µM (f) 100 µM (g) 400 µM (h) 600 µM (i) 800 µM (j) 1000 µM
Penentuan batas deteksi elektroda GC dan AuNP/GCE dilakukan untuk mengetahui
konsentrasi minimum 4-NP yang dapat dideteksi oleh kedua tersebut. Gambar 18 dan 19
menunjukkan persamaan linier kurva kalibrasi. Perhitungan menggunakan persamaan 3So/a
pada yang dihubungkan dengan kurva kalibrasi menunjukkan nilai batas deteksi untuk
elektroda GC adalah sebesar 18.33 µM sedangkan untuk elektroda AuNP/GCE sebesar 0.019
µM. Nilai tersebut dapat dijadikan alasan bahwa pada pengukuran 4-NP pada konsentrasi 10
µM menggunakan elektrod GC tidak menunjukkan perbedaan dengan larutan buffer fosfat
pH 7 sebagai blanko.
Nilai batas deteksi lektroda AuNP/GCE yang lebih rendah dibandingkan dengan
elektroda GC menunjukkan bahwa AuNP hasil green synthesis mampu meningkatkan kinerja
elektroda GC dalam mendeteksi 4-NP. AuNP yang berukuran kecil pada permukaan
elektroda GC mampu meningkatkan situs aktif tempat terjadinya proses elektrokimia 4-NP.
Paulo et al., (2014) melaporkan bahwa beberapa senyawa organik sebagai agen penstabil
bermuatan dalam sistem nanopartikel mampu menjadi agen pentransfer elektron yang baik
sehingga mampu meningkatkan kinetika dan termodinamika pada proses elektrokimia. Agen
penstabil yang terbuat dari ekstrak daun kecombrang diduga memiliki peran yang sama
dengan agen penstabil yang dilaporkan oleh Paulo et al. dalam peningkatan respon arus pada
deteksi 4-NP. Senyawa metabolit sekunder yang esktrak daun kecombrang memiliki banyak
-0.5 0 0.5 1
-0.0002
-0.0001
0
0.0001
Potensial (V)
Aru
s (A
)
-0.5 0 0.5 1-0.0004
-0.0002
0
0.0002
0.0004
Potensial (V)
Aru
s (A
)
-0.5 0 0.5
0.00004
0.00006
0.00008
0.0001
-0.5 0 0.5 10
0.00005
0.0001
a
j
a
j
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 17
17
elektron terdelokalisasi mampu meningkatkan proses transfer elektron selama siklus
berlangsung.
Kesimpulan
Nanopartikel Au telah berhasil disintesis dengan menggunakan ekstrak daun kecombrang
fraksi air dalam kondisi suhu dan cahaya ruang dengan rata-rata ukuran partikel sebesar 16-
19 nm berbentuk sperik Pola difraksi XRD menunjukkan bentuk kristal AuNP yang terbentuk
adalah face centered cubic. Konsentrasi optimum ekstrak dalam larutan sebesar 6,3x10-
3%(w/v). Nanopartikel Au pada kondisi optimum tersebut memiliki kestabilan yang baik
selama 7 hari. Berdasarkan spektrum IR, Senyawa golongan flavonoid, alkaloid, saponin,
polifenol dan tannin merupakan golongan senyawa yang diduga sebagai agen pereduksi dan
penstabil. Nanopartikel Au hasil sintesis dapat digunakan untuk modifikasi elektroda glassy
carbon secara drop casting yang mampu meningkatkan sensitifitas elektroda GC sebagai
pendeteksi 4-Nitrofenol.
Saran
a. Melakukan variasi kondisi sintesis AuNP@EDK seperti konsentrasi HAuCl4, pH, dan
suhu
b. Melakukan variasi kondisi pengukuran pada pengukuran sensor seperti pH, dan
jumlah penetesan pada drop casting
c. Melakukan pengujian terhadap 4-NP dengan adanya interferensi seperti isomer
Melakukan pengukuran terhadap kestabilan elektroda AuNP/GC
Daftar Referensi
Al Lafi ,Abdul G. dan Jamal Al Abdullah.(2015). Cesium and cobalt adsorption on synthetic
nano manganese oxide: A two dimensional infra-red correlation spectroscopic
investigation. Journal of Molecular Structure,1093(2015).13–23.
Allen, J. Bard., Larry R. Faulkner.(2001). Electrochemical Methods fundamentals and
application. New York: John Wiley & sons
Anastas, P. T.; Warner, J. C. (September, 2015)Green Chemistry: Theory and Practice,
Oxford University Press: New York, 1998, p.30.
http://advancinggreenchemistry.org/green-chem-101/what-is-gc/#sthash.5pd17VkE.dpuf
Arutselvi, R., T. Balasaravanan, P. Ponmurugan, N. Muthu Saranji, and P.Suresh. (2012).
Phytochemical Screening and Comparative Study of Anti Microbial Activity of Leaves
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 18
18
and Rhizomes of Turmeric Varieties. Asian Journal of Plant Science and Research, 2
(2): 212-219
ASTM 2456-06 Standard Terminology Relating to Nanotechnology. Available at:
http://www.astm.org/Standard/index.shtml
Bar H, Bhui DK, Sahoo GP, Sarkar P, De SP, Misra A. Green synthesis of silver
nanoparticles using latex of Jatropha curcas. Colloids Surf A(2009);339:134–9.
Bar,Harekrishna, et al.(2009). Green synthesis of silver nanoparticles using seed extract of
Jatropha curcas. Colloids and Surfaces A: Physicochem. Eng. Aspects 348 (2009) 212–
216
C.C,Chang, Chen, C.L., Liu, J.S. dan Chang, C.H., (2006), The Electro-Oxidation of
Formaldehide at a Boron Doped Diamond Electrode, Analitical Letters, 39, 2581-2589
Carabineiro, Sonia A.C.(2012). Analytical electron microscopy of gold nanoparticles on
nano/microdiamond supports. Current Microscopy Contributions to Advances in Science
and Technology(A.Méndez-Vilas,Ed.)
Castillo,M, R. Domingues, M.F. Alpendurada, D. Barcelo, Persistence of selected pesticides
and their phenolic transformation products in natural waters using off-line liquid solid
extraction followed by liquid chromatographic techniques, Anal. Chim. Acta 353
(1997):133–142.
Das, J, P. Velusamy(2014). Catalytic reduction of methylene blue using biogenic gold
nanoparticles from Sesbania grandiflora L. JTICE-888; No. of Pages 6
Daizy Philip, C.Unni.(2010). Extracellular biosynthesis of gold and silver nanoparticles using
Krishna tulsi(Ocimum sanctum) leaf. Physica E,43 (2011) 1318–1322.
Dubeya, Shashi Prabha, Manu Lahtinenb, Mika Sillanpääa.(2010). Bioprospective of Sorbus
aucuparia leaf extract in development of silver and gold nanocolloids. Colloids and
Surfaces B: Biointerfaces 80 (2010):26–33.
Dekanski, Aleksandar et al.,(2001). Glassy carbon electrodes: I. Characterization and
electrochemical activation. Carbon. 39(2001): 1195–1205
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 19
19
Dubeya,Shashi Prabha, Manu Lahtinenb, Mika Sillanpääa.(2010). Green synthesis and
characterizations of silver and gold nanoparticles using leaf extract of Rosa rugosa.
Colloids and Surfaces A: Physicochem. Eng. Aspects 364 (2010):34–41
Dubeya ,Shashi Prabha, Manu Lahtinenb, Mika Sillanpääa.(2010). Tansy fruit mediated
greener synthesis of silver and gold nanoparticles. Process Biochemistry 45(2010):1065–
1071.
EWC , Chen Lim YY, Ling SK, Tan SP, Lim KK, Khoo MGH.(2009) Caffeoylquinic acid
from leaves of Etlingera species (Zingiberaceae). LWT - Food Sci Technol 2009;
42:1026-30
Fu, M., Li, Q., Sun, D., Lu, Y., Ning, H.N., Deng, X., Wang, H.,Huang, J., 2006. Rapid
preparation process of silvernanoparticles by bioreduction and their
characterizations.Chinese Journal of Chemical Engineering 14, 114–117.
Gable,K.(2013). FTIR Spectroscopy. kamis 06 agustus 2015,
http://chemistry.oregonstate.edu/courses/ch361-464/ch362/irinstrs.htm.
Gao, Yachen. (2007). Size effect of optical limiting in gold nanoparticles. Chemical Physics
336 (2007):99–102
H. Yin, Y. Zhou, S. Ai, X. Liu, L. Zhu, L. Lu, Electrochemical oxidative determination of 4-
nitrophenol based on a glassy carbon electrode modified with a hydroxyapatite
nanopowder, Microchim. Acta 169 (2010) 87–92.
Huang D.; Liao F.; Molesa, S.; Redinger, D.; Subramanian, V. Journal of the
Electrochemical Society(2003), 150, G412-417.
Idris. O. A et al., (2015). Electroanalysis of selenium in water on an electrodeposited gold-
nanoparticle modified glassy carbon electrode. Journal of Electroanalytical Chemistry,
758, (2015), 7–11
ISO ISO/TS 27687.(200)8 Nanotechnologies - Terminology and definitions for nano objects -
nanoparticle, nanofibre and nanoplate. September 2015,
http://www.iso.org/iso/home/news_index/news_archive/news.htm?refid=Ref1161
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 20
20
Jae Yong Song, Hyeon-Kyeong Jang, Beom Soo Kim.(2009). Biological synthesis of gold
nanoparticles using Magnolia kobus and Diopyros kaki leaf extracts. Process
Biochemistry 44 (2009) 1133–1138.
Ju-Jie Ren, et al., (2015). The selectivity of triethylene glycol modified glassy carbon
electrode for charged and uncharged pieces. Chinese Chemical Letters, 26( 2015): 1421–
1425
Kawasaki, H., K. Nishimura, R. Arakawa. (2007). Influence of The Counterions of
Cetyltrimetylammonium Salts on The Surfactant Adsorption onto Gold Surfaces and The
Formation of Gold Nanoparticles. J. Phys. Chem. C, 111:2683-2690.
Kissinger, Peter T.(2000). Cyclic Voltammetry. Perdue University
Kumar, Dhiraj. 2012. Controlling the Size and Size Distribution of Gold Nanoparticles:A
Design of Experiment Study. International Journal of
Nanoscience.11,(2)(2012):1250023
Lower, Stephen K. (2000). Electrochemistry. Simon Fraser, University.
Merin, D.D., Prakash, S., Bhimba, B.V., 2010. Antibacterialscreening of silver nanoparticles
synthesized by marine microalgae. Asian Pacific Journal of Tropical Medicine.3:797–
799.
Mulchandani, P, C.M. Hangarter, Y. Lei, W. Chen, A. Mulchandani, amperometric microbial
biosensor for p-nitrophenol using moraxella sp.-modified carbon paste electrode,
Biosens. Bioelectron. 21 (2005):523–527.
N, Sanvicens , Marco MP. Multifunctional nanoparticles–properties and prospects for their
use in human medicine. Trends Biotechnol.26(2008):425–33
Odutemowo,O.S. et al.(2015). High temperature annealing studies of strontium ion implanted
glassy carbon. doi:10.1016/j.nimb.2015.10.054
Oxtoby, David W et al.,(2005). Kimia Modern. Erlangga: Jakarta
Pawar, Harshal., Mugdha Karde, Nilesh Mundle, Pravin Jadhav and Kavita Mehra.(2014).
Phytochemical Evaluation and Curcumin Content Determination of Turmeric Rhizomes
Collected From Bhandara District of Maharashtra (India). Med chem, 4 (8): 588-591
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 21
21
Devi ,P. Renuga., et al.(2014). Synthesis and characterization of Arabic gum capped gold
nanoparticles for tumor-targeted drug delivery. Materials Letters 139 (2015) 241 – 244.
Roy, Nidhija., et al.(2013). Green synthesis of silver nanoparticles: An approach to overcome
toxicity. Environmental toxicology and pharmacology.36(2013):807–812.
Saglam, Sener et al.,(2015). Electrochemical sensor for nitroaromatic type energetic materials
using gold nanoparticles/poly(o-phenylenediamine–aniline) film modified glassy carbon
electrode. Talanta. 139.2015:181-188
Sax, N.I.( 1975) Dangerous Properties of Industrial Materials. 4th ed. New York: Van
Nostrand Reinhold, p. 972
Schulz-Dobrick, M., K.V Sarathy, M. Jansen. (2005). Surfactant-free Synthesisand
Functionalization of Gold Nanoparticles. J. Am. Chem. Soc.,127:1281.
Sérgio da Silva,Paulo, et. al.(2014). Gold nanoparticles hosted in a water-soluble
silsesquioxane polymerapplied as a catalytic material onto an electrochemical sensor
fordetection of nitrophenol isomers. Journal of Hazardous Materials 273 (2014):70–77
Shu-Hua Lo., et al., (2015). Colorimetric detection of chromium(III) using O-phospho-l-
serine dithiocarbamic acid functionalized gold nanoparticles. Sensors and Actuators B:
Chemical. 220(2015):772–778.
Suresh ,Gopal.(2014). Green synthesis of silver nanoparticles using Delphinium denudatum
root extract exhibits antibacterial and mosquito larvicidal activities. Spectrochimica Acta
Part A: Molecular and Biomolecular Spectroscopy 127 (2014) 61–66
Sukandar ,Dede, Nani Radiastuti, Ira Jayanegara, Adeng Hudaya.(2010). Karakterisasi
Senyawa Aktif Antibakteri Ekstrak Air Bunga Kecombrang (Etlingera elatior) Sebagai
Bahan Pangan Fungsional. Valensi, 2(1), (2010),333-339
T,Tuutijarvi, Lu J, Sillanpaa M, Chen G. J.Hazard Mater 2009;166:1415–20.
Theodore, L & R.G. Kunz. (2009). Nanotechnology: Environmental Implication
and Solution. John Wiley & Sons, Inc., New Jersey: xvi + 378 hlm.
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016
Page 22
22
Wagner, J., Tshikhudo, T.R., Kohler, J.M. (2008). Microfluidic Generation of Metal
Nanoparticles by Borohydride Reduction. Chem. Eng. J. 135, S104-S109.
Xiaohua Huang, Mostafa A. El-Sayed.(2010). Gold nanoparticles: Optical properties and
implementations in cancer diagnosis and photothermal therapy. Journal of Advanced
Research .1(2010):13–28
Xu, X., Liu, Z., Zhang, X., Duan, S., Xu, S., & Zhou, C. (2011). Electrochimica Acta, 142-
149.
Xuechou, Zou, et al.(2015). Interfacial electron transfer of glucose oxidase on poly(glutamic
acid)-modified glassy carbon electrode and glucose sensing. Analytical Biochemistry,
doi:10.1016/j.ab.2015.08.007
Yasmin, Akbar et al.,(2014). Optimization and stabilization of gold nanoparticles by using
herbal plant extract with microwave heating. doi:10.1186/s40580-014-0012-8
Green Synthesis ..., Rachmat Hidayanto, FMIPA UI, 2016