Top Banner
LAPORAN BIOLOGI DASAR “Golongan Darah pada Manusia” Oleh : Nama : Yuni Andriani NIM : 140210101042 Kelompok : 2
24

gOLONGAN DARAH

Apr 01, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: gOLONGAN DARAH

LAPORAN BIOLOGI DASAR

“Golongan Darah pada Manusia”

Oleh :

Nama : Yuni Andriani

NIM : 140210101042

Kelompok : 2

Page 2: gOLONGAN DARAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

I. Judul : Golongan Darah pada Manusia

II. Tujuan : Setelah selesai praktikum ini

mahasiswa diharapkan dapat

menjelaskan penggolongan darah pada

manusia

III. Dasar Teori

Darah adalah cairan yang terdapat dalam

tubuh yang berfungsi mengangkut zat-zat dan

oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,

mengangkut bahan bahan kimia hasil metabolisme

dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap

virus atau bakteri. Darah adalah cairan

jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah

mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel

di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan

tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa

metabolisme, dan mengandung berbagai bahan

penyusun sistem imun yang bertujuan

mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit..

(Mulyono,2009)

Volume darah manusia adalah sekitar 8% dari

berat tubuhnya. Darah tersusun atas dua

Page 3: gOLONGAN DARAH

komponen yaitu yang pertama plasma darah

kemudian yang kedua sel-sel darah dan keping-

keping darah. Di dalam tubuh, sel-sel darah

tidak dapat memisah dari plasma darah karena

teradu selama proses sirkulasi. Sel-sel darah

dan keping-keping darah dapat dipisahkan dari

plasma darah dengan melalui proses

sentrifugasi.

(Waluyo,2010:175)

1. Plasma darah

Plasma darah adalah cairan yang berwarna

kekuning-kuningan, tersusun atas air, dan bahan

terlarut yaitu protein, lemak, asam lemak, asam

amino, glukosa, hormon, enzim, antibodi, garam

mineral.

Fungsi dari plasma darah adalah:

Sebagai pelarut bahan-bahan kimia

Membawa mineral-mineral terlarut,

glukosa, asam amino, vitamin,

karbondioksida dan bahan-bahan buangan

Menyebarkan panas dari organ yang lebih

panas ke organ yang lebih dingin

Menjaga keseimbangan antara cairan di

dalam sel dan cairan di luar sel.

Plasma darah mengandung protein seperti

lipoprotein, fibrinogen berfungsi dalam

pembekuan darah, globulin berperan dalam

Page 4: gOLONGAN DARAH

pertahanan tubuh, albumin berperan dalam

membantu aliran darah dan mengatur tekanan

osmotik darah, antihemophilic globulin

berfungsi mencegah hemofilia, tromboplastin

berfungsi dalam proses pembekuan darah bersama

protombin dan fibrinogen, immunoglobulin

berfungsi untuk kekebalan tubuh (antibodi).

Protein-protein tersebut dapat dipisahkan dari

plasma dan membentuk cairan yang disebut serum

(Waluyo, 2010: 175)

2. Sel darah

a. Sel darah merah (Eritrosit)

Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakram,

dengan diameter 7,5 m dan ketebalan 2 m.

Tengah-tengah dari cakram tersebut lebih tipis

(1 meter) daripada tepinya. Bentuk “bikonkaf”

ini dapat mempercepat pertukaran gas-gas antara

sel-sel dan plasma darah. Pada orang dewasa,

sel darah merah dibentuk dari sel-sel “pokok”

yang terletak dalam sumsum tulang, terutama

dalam tulang-tulang rusuk, sternum (tulang

dada), dan vertebrata (tulang-tulang belakang).

Pada waktu mula-mula dibentuk, sel darah merah

mempunyai sebuah nukleus dan hemoglobin tidak

begitu banyak. Akan tetapi, ketika dewasa

jumlah hemoglobin dalam sel naik sampai 280

juta molekul – menunjukkan 90% bobot bersih

Page 5: gOLONGAN DARAH

sel. Kemudian pada akhir dari proses sintesis

hemoglobin ini, nukleus diperas keluar dari

sel.

(Kimball, 1990: 516).

b. Sel darah putih (Leukosit)

Leukosit merupakan sel yang memiliki fungsi

khusus untuk mempertahankan tubuh dari serangan

mikroorganisme. Leukosit merupakan sel yang

memiliki sifat seperti Amoeba, yaitu bentuknya

dapat berubah-ubah, leukosit dapat bergerak

bebas, bahkan dapat keluar dari pembuluh darah

dan masuk ke dalam jaringan lain yang

terinfeksi mikroorganisme. Ukuran leukosit

lebih besar dari eritrosit, tetapi jumlahnya

dalam tubuh lebih sedikit. Darah manusia

memiliki lima macam leukosit tetapi berdasarkan

ada dan tidaknya granuler pada selnya. Kelima

macam leukosit tersebut dapat dikelompokkan

menjadi dua kelompok yaitu leukosit yang

bergranuler (granulosit) dan tidak bergranula

(agranulosit). (Waluyo,2010:178-180)

c. Keping darah

Trombosit atau keping-keping darah memiliki

bentuk tidak teratur, tidak memiliki inti sel

dan berukuran sangat kecil ( hanya berdiameter

2 m). Jumlahnya di dalam darah sekitar 150-

400 /ribu. Trombosit berperan dalam proses

Page 6: gOLONGAN DARAH

pembekuan darah apabila terjadi luka pada

pembuluh darah, dengan demikian darah tidak

banyak terbuang. Trombosit beredar di dalam

darah dan dibentuk oleh sel-sel besar yang ada

di dalam sumsum tulang. Mekanisme pembekuan

darah adalah sebagai berikut.: Saat pembuluh

darah terluka atau terpotong, darah akan

keluar. Trombosit akan pecah dan membebaskan

enzim trombokinase. Enzim ini akan mengubah

protombin menjadi trombin dengan bantuan ion

kalsium dan vitamin K. Trombin yang terbentuk

selanjutnya akan mengubah fibrinogen menjadi

benang-benang fibrin yang akan menutup luka

sehingga pendarahan akan dihentikan (Waluyo,

2010: 178-180).

Dalam dunia kedokteran golongan darah manusia

dibagi menjadi empat, yaitu A, B, AB, dan O.

Pembagian ini dilakukan karena adanya perbedaan

jenis karbohidrat dan protein pada permukaan

membran sel darah merah. Untuk mengetahui jenis

golongan darah seseorang perlu dilakukan uji

laboratoriom. Selama ini untuk pengujian

golongan darah sering digunakan metode ABO,

yang prosesnya dilakukan secara manual atau

dengan cara meneteskan tiga jenis cairan atau

reagen pada sampel darah. Jenis golongan darah

sangat penting pada saat tranfusi darah,

Page 7: gOLONGAN DARAH

seseorang harus menerima darah dari golongan

darah yang sama dengan pendonor.

(Melati,2011:48)

Golongan darah pada manusia ada 3 macam,

yaitu sistem ABO, sistem MN dan sistem rhesus.

1. Sistem ABO

Sistem ABO yang sering digunakan yaitu

ditemukan oleh K. Landsteiner pada tahun 1900,

menggolongkan darah manusia menjadi 4 macam

diantaranya:

Golongan darah A, yaitu apabila di dalam sel

darah merahnya mengandung aglutinogen A dan

serumnya dapat membuat aglutinin (beta)

Golongan darah B, yaitu apabila di dalam sel

darah merahnya mengandung aglutinogen B dan

serumnya dapat membuat aglutinin (alfa)

Golongan darah AB, yaitu apabila di dalam sel

darah merahnya mengandung aglutinogen A dan

aglutinogen B, tetapi serumnya tidak dapat

membuat aglutinin

Golongan darah O, yaitu apabila di dalam sel

darah merahnya tidak terdapat aglutinigen,

tetapi serum darahnya dapat membuat aglutinin

alfa dan aglutinin beta.

(Waluyo,2010:173-174)

2. Sistem MN

Page 8: gOLONGAN DARAH

Pada tahun 1972, K. Landsteiner dan P. Levine

telah menemukan golongan darah sistem MN,

akibat ditemukannya antigen M dan antigen N

pada sel darah merah manusia. Sistem ini

digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:

Golongan darah M, mengandung antigen M

Golongan darah N, mengandung antigen N

Golongan darah MN, mengandung antigen M dan

antigen N (Waluyo, 2010: 173-174).

3. Sistem Rhesus

Pada sistem Rhesus dikenal 2 jenis darah

yaitu Rhesus + dan Rhesus (-). Rhesus (+)

mengandung antigen faktor Rhesus dalam

eritrositnya, tak ada aglutininnya dalam

plasma. Sedangkan orang yang berjenis Rhesus –

tak mengandung antigen faktor Rhesus, juga tak

mengandung aglutininnya dalam plasma. Kalau

donor Rh+, resipien Rh- tak terjadi

penggumpalan karena pada darah resipien itu

tidak ada aglutininnya. Kalau donor Rh-,

resipien Rh+ juga tak terjadi penggumpalan

karena tak ada aglutinin resipien dan tak ada

antigen donor yang harus digumpalkan.

(Yatim,1987:213)

Pada kaum ibu hamil sistem Rhesus ini ada

juga peranannya sekedar. Kalau ibu itu

mengandung embrio berjenis Rh+ (suami Rh+)

Page 9: gOLONGAN DARAH

sedang ia berjenis Rh-, sebagian antigen

embrionya akan merembes ke dalam peredaran

darah ibu dan terbentuk aglutinin. Sampai bayi

lahir belum apa-apa. Tapi kalau ibu mengandung

embrio berjenis Rh+ kedua kalinya, dalam

tubuhnya sudah terbentuk banyak aglutinin.

Sehingga mampu menggumpalkan eritrosit

embrionya, lahirlah bayi yang mengidap anemia

yang parah dan sering menyebabkan kematian sang

bayi

(Yatim, 1987: 213).

Kita mengenal 4 macam golongan darah yaitu :

A, B, AB dan O. Dalam system golongan darah

terdapat dua macam sel darah A dan B serta dua

macam plasma yaitu anti A dan anti B. Berikan

kombinasi yang mungkin terjadi :

a) Individu dengan A pada sel darah merahnya,

memiliki anti B pada plasmanya

b) Individu dengan B pada sel darah merahnya,

memiliki anti A pada plasmanya

c) Individu dengan A dan B sel darah

merahnya, tidak memiliki anti A dan anti B

pada plasmanya

d) Individu dengan tidak memiliki A dan B

pada sel darah merahnya, memiliki anti A

dan anti B pada plasmanya

Page 10: gOLONGAN DARAH

(Tim Pengampu mata kuliah biologi

dasar,2015:11)

Darah memiliki antigen dan antibodi, dimana

setiap masing-masing antigen dan antibodi

terdiri dari A dan B, untuk lebih jelas melihat

karakteristik golongan darah berdasarkan

antigen dan antibodi.(Melati,2011:49)

Karakteristik golongan darah system ABO

Golongan darah Antigen Antibodi

A A BB B AAB A dan B -O - A dan B

(Melati,2011:49)

Orang yang tidak memiliki antigen-A maupun

antigen-B, tetapi memiliki anti-A maupun anti-B

di dalam serum atau plasma darahnya, dimasukan

dalam golongan darah O. Adapun orang yang

memiliki antigen-A maupun antigen-B, tatapi

tidak memiliki anti-A maupun anti-B di dalam

serum atau plasma darah, dimasukan dalam

golomgam darah AB. Untuk menghindari jangan

sampai terjadi penggumpalan darah, maka sebelum

dilakukan transfusi darah, baik darah si-

pemberi (donor) maupun darah si-penerima

(resipien) harus diperiksa terlebih dahulu

berdasarka system ABO. Interaksi yang terjadi

Page 11: gOLONGAN DARAH

selama transfusi darah antara berbagai macam

antigen dalam eritrosit dengan zat anti dalam

serum atau plasma darah.

(Suryo,1984: 254-257)

Tabel interaksi antara alel – alel IA, IB dan i yang

menyebabkan terjadinya 4 golongan darah, yaitu O,

A, B, dan AB

Golongan

darah

(Fenotip)

Antigen

dalam

Eritrosit

Alel dalam

kromosom

Genotip

O - I IiA A IA IAIA atau IA

iB B IB IB IB atau IB

iAB A dan B IA dan IB IA IB

(Suryo, 1984: 254-257)

IV. Metode Penelitian

IV.1 Alat dan Bahan :

IV.1.1 Alat

a) Lanset/jarum steril

b) Jarum pentul

c) Spidol

d) Gelas Obyek

e) Kertas Putih

IV.1.2 Bahan

Page 12: gOLONGAN DARAH

a) Serum A dan B

b) Alkohol 70%

c) Kapas

d) Darah segar manusia

IV.2 Langkah Kerja

Dengan menggunakan spidol, tariklah garis

tengah lurus pada pada sisi panjang yang

membagi sisi gelas obyek menjadi dua bagian

yang sama. Dipojok kiri atas gelas obyek

tuliskan A dan dipojok kanan atas tuluskan

Mencuci tangan anda sampai bersih.

Mengambil segumpal kapas dengan pinset.

Mencelupkan kedalam alkohol dan gosoklah

pada ujung jari manistangan anda. Biarkan

alkohol mongering. Menusukkan bagian

tersebut dengan menggunakan lanset yag

Menutup bekas tusukan dengan kapas yang

telah dicelupkan ke dalam alkohol.

Meneteskan segera serum anti A pada

bagian A gelas obyek, Mengaduk sampai

merata dengan tusuk gigi.

Page 13: gOLONGAN DARAH

V. Hasil Pengamatan

NO Ke

l

Nama

Probandus

Anti A Anti B Gologan

Darah1 I Mega Dwi

Rahayu

‒ ‒ O

2 II Yuni Andriani ‒ B

Meletakkan setetes anti B pada darah

dibagian B gelas obyek, Mengaduk sampai

Membandingkan kedua bagian A dan B pada

gelas obyek, jika :

a) Terjadi penggumpalan pada bagian A, anda

bergolongan darah A

b) Terjadi penggumpalan darah pada bagian

B, anda bergolongan darah B

c) Terjadi penggumpalan darah pada bagian A

dan B, anda bergolongan darah AB

d) Tidak terjadi penggumpalan , anda

bergolongan darah O

Page 14: gOLONGAN DARAH

3 II

I

Reza Rizaldy ‒ ‒ O

4 IV Lusia Dwi

Minarti

‒ ‒ O

5 V Yudi Anggara ‒ B6 VI Susanti ‒ ‒ O7 VI

I

Hanifah Nur

Rohma

‒ ‒ O

Keterangan :

(‒) : Tidak Menggumpal

() : Menggumpal

VI. Pembahasan

Pada pengamatan kali ini adalah mempelajari

golongan darah pada manusia. Penggolongan darah

pada manusia dibagi menjadi 3 macam yaitu yang

pertama adalah penggolongan darah dengan system

ABO. Dalam system penggolongan darah ini

terdapat 4 golongan darah manusia, yaitu

golongan darah A, B, AB dan O. Penggolongan

darah yang kedua adalah dengan system MN,

penggolongan darah manusia terdiri dari

golongan darah M, N dan MN. Penggolongan darah

manusia yang ketiga adalah system Rhesus, yang

terdiri dari dua macam yaitu rhesus positif dan

rhesus negatif.

Page 15: gOLONGAN DARAH

Mekanisme penggumpalan darah pada golongan

darah B yaitu darah diteteskan pada gelas obyek

yang telah dibagi menjadi dua bagian yang sama

ditandai dengan sebuah garis, bagian satu

berlebel A dan bagian yang lain berlebel B.

Darah pada gelas obyek yang berlebel A ditetesi

dengan serum A (anti-A) dan yang berlebel B

ditetesi dengan serum B (anti-B). Jika darah

sampel tersebut diteteskan dengan anti-A tidak

menggumpal sedangkan diteteskan dengan anti-B

menggumpal, maka golongan darah tersebut adalah

golongan darah B karena darah tersebut hanya

memiliki antigen B pada eritrositnya.

Mekanisme penggumpalan darah pada golongan

darah O yaitu darah diteteskan pada gelas obyek

yang telah dibagi menjadi dua bagian yang sama

ditandai dengan sebuah garis, bagian satu

berlebel A dan bagian yang lain berlebel B.

Darah pada gelas obyek yang berlebel A ditetesi

dengan serum A (anti-A) dan yang berlebel B

ditetesi dengan serum B (anti-B). Bila darah

sampel tersebut diteteskan dengan anti-A tidak

menggumpal dan diteteskan dengan anti-B tidak

menggumpal, maka darah bergolongan darah O

karena tidak memiliki aglutinogen ( antigen )

sama sekali pada eritrositnya.

Page 16: gOLONGAN DARAH

Mekanisme penggumpalan darah pada golongan

darah AB yaitu darah diteteskan pada gelas

obyek yang telah dibagi menjadi dua bagian yang

sama ditandai dengan sebuah garis, bagian satu

berlebel A dan bagian yang lain berlebel B.

Darah pada gelas obyek yang berlebel A ditetesi

dengan serum A (anti-A) dan yang berlebel B

ditetesi dengan serum B (anti-B). Bila darah

sampel tersebut diteteskan dengan anti-A

menggumpal dan diteteskan dengan anti-B

menggumpal, maka darah bergolongan darah AB

karena memiliki aglutinogen A dan B pada

eritrositnya.(Tidak ada dihasil pengamatan)

Mekanisme penggumpalan darah pada golongan

darah A yaitu darah diteteskan pada gelas obyek

yang telah dibagi menjadi dua bagian yang sama

ditandai dengan sebuah garis, bagian satu

berlebel A dan bagian yang lain berlebel B.

Darah pada gelas obyek yang berlebel A ditetesi

dengan serum A (anti-A) dan yang berlebel B

ditetesi dengan serum B (anti-B). Bila darah

sampel tersebut diteteskan dengan anti-A

menggumpal dan diteteskan dengan anti-B tidak

menggumpal, maka darah bergolongan darah A

karena hanya memiliki aglutinogen A pada

eritrositnya. (Tidak ada dihasil pengamatan)

Page 17: gOLONGAN DARAH

Darah golongan A diteteskan dengan anti-A

mengalami penggumpalan. Hal ini disebabkan

karena darah golongan A mempunyai aglutinogen A

pada eritrositnya dan aglutinin B (anti-B) pada

plasmanya. Penggumpalan akan terjadi ketika

diteteskan dengan anti-A, hal ini dikarenakan

pada eritrositnya mengandung aglutinogen A.

Sehingga jika diberi antinya (anti-A) maka akan

terjadi proses aglutinasi (penggumpalan). Jika

aglutinogen A bertemu dengan dengan aglutinin

(anti A) maka akan terjadi proses aglutinasi

(penggumpalan).

Pada praktikum ini, penentuan golongan darah

dilakukan pada 7 mahasiswa/mahasiswi yaitu

sebagai berikut :

1. Mega Dwi Rahayu

Darah Mega Dwi Rahayu ketika diteteskan

dengan serum A (anti-A) pada lebel A tidak

mengalami penggumpalan, sedangkan pada label B

yang diditeteskan dengan serum B (anti-B)

mengalami penggumpalan. Hal ini menunjukkan

bahwa golongan darah mega dwi rahayu adalah

golongan darah B karena darahnya (eritrositnya)

hanya mengandung antigen B.

2. Yuni Andriani

Darah Yuni Andriani ketika diteteskan dengan

serum A (anti-A) tidak mengalami penggumpalan

Page 18: gOLONGAN DARAH

begitupun pada lebel B yang ditetesi serum B

juga tidak mengalami penggumpalan. Hal ini

menunjukkan bahwa golongan darah Yuni Andriani

adalah golongan darah O karena darahnya

(eritrositnya) tidak mengandung antigen A

maupun B.

3. Reza Rizaldy

Darah Reza Rizaldy ketika diteteskan dengan

serum A (anti-A) tidak mengalami penggumpalan

begitupun pada lebel B yang ditetesi serum B

juga tidak mengalami penggumpalan. Hal ini

menunjukkan bahwa golongan darah Reza Rizaldy

adalah golongan darah O karena darahnya

(eritrositnya) tidak mengandung antigen A

maupun B.

4. Lusia Dwi Minarti

Darah Lusia Dwi Minarti ketika diteteskan

dengan serum A (anti-A) tidak mengalami

penggumpalan begitupun pada lebel B yang

ditetesi serum B juga tidak mengalami

penggumpalan. Hal ini menunjukkan bahwa

golongan darah Lusia Dwi Minarti adalah

golongan darah O karena darahnya (eritrositnya)

tidak mengandung antigen A maupun B.

5. Yudi Anggara

Darah Yudi Anggara ketika diteteskan dengan

serum A (anti-A) pada lebel A tidak mengalami

Page 19: gOLONGAN DARAH

penggumpalan, sedangkan pada label B yang

diditeteskan dengan serum B (anti-B) mengalami

penggumpalan. Hal ini menunjukkan bahwa

golongan darah Yudi Anggara adalah golongan

darah B karena darahnya (eritrositnya) hanya

mengandung antigen B.

6. Susanti

Darah Susanti ketika diteteskan dengan serum

A (anti-A) tidak mengalami penggumpalan

begitupun pada lebel B yang ditetesi serum B

juga tidak mengalami penggumpalan. Hal ini

menunjukkan bahwa golongan darah Susanti adalah

golongan darah O karena darahnya (eritrositnya)

tidak mengandung antigen A maupun B.

7. Hanifah Nur Rahma

Darah Hanifah Nur Rahma ketika diteteskan

dengan serum A (anti-A) tidak mengalami

penggumpalan begitupun pada lebel B yang

ditetesi serum B juga tidak mengalami

penggumpalan. Hal ini menunjukkan bahwa

golongan darah Hanifah Nur Rahma adalah

golongan darah O karena darahnya (eritrositnya)

tidak mengandung antigen A maupun B.

Pada pengamatan golongan darah Yudi Anggara

memiliki golongan darah B, ini berbeda dengan

pemeriksa dirumah sakit yang menyatakan bawah

golongan darah Yudi Anggara adalah golongan

Page 20: gOLONGAN DARAH

darah A. Perbedaan ini disebabkan karena adanya

kesalahan pada saat melakukan pengamatan

dilaboratorium misalnya dalam meneteskan

reagen, kadar dalam meneteskan reagen,

ketidaktelitian kita dalam mengamati apakah

darah tersebut mengalami penggumpalan atau

tidak, cara meyimpan reagen dan suhu ruangan.

Hal tersebut adalah salah satu penyebab

terjadinya golongan darah probandus berbeda

dengan aslinya karena pada dasarnya golongan

darah pada manusia tidak dapat berubah karena

golongan darah manusia sudah terbentuk sejak

manusia masih berupa embrio berumur 2 minggu.

Golongan darah pada manusia ada empat macam

yaitu : A, B, AB dan O. Seseorang dikatakan

bergolongan darah A, jika pada eritrositnya

mengandung aglutinogen A dan pada plasma

darahnya mengandung aglutinin B. Seseorang

dikatakan bergolongan darah B, jika pada

eritrositnya mengandung aglutinogen B dan pada

plasma darahnya mengandung aglutinin A.

Seseorang dikatakan bergolongan darah AB, jika

pada eritrositnya mengandung aglutinogen A dan

B, sedangkan pada plasma darahnya tidak

mengandung aglutinin A maupu B. Seseorang

dikatakan bergolongan darah O, jika pada

eritrositnya tidak mengandung aglutinogen A

Page 21: gOLONGAN DARAH

maupun B, sedangkan pada plasma darahnya

mengandung aglutinin A dan B.

VII. Penutup

VII.1 Kesimpulan

Terdapat tiga macam penggolongan darah pada

manusia, yaitu Yang pertama sistem ABO yang

membagi golongan darah manusia menjadi golongan

A,B, AB dan O. Seseorang dikatakan bergolongan

darah A, jika pada eritrositnya mengandung

aglutinogen A dan pada plasma darahnya

mengandung aglutinin B. Seseorang dikatakan

bergolongan darah B, jika pada eritrositnya

mengandung aglutinogen B dan pada plasma

darahnya mengandung aglutinin A. Seseorang

dikatakan bergolongan darah AB, jika pada

eritrositnya mengandung aglutinogen A dan B,

sedangkan pada plasma darahnya tidak mengandung

aglutinin A maupu B. Seseorang dikatakan

bergolongan darah O, jika pada eritrositnya

tidak mengandung aglutinogen A maupun B,

sedangkan pada plasma darahnya mengandung

aglutinin A dan B. Yang kedua Penggolongan

darah dengan sistem MN yang membagi golongan

darah manusia menjadi 3 golongan, yaitu

golongan darah M, golongan darah N dan golongan

darah MN. Yang ketiga adalah penggolongan darah

Page 22: gOLONGAN DARAH

Rhesus yang dibagi menjadi golongan darah

rhesus negative dan rhesus positif.

VII.2 Saran

Sebaiknya tempat duduk yang ada

dilaboratorium ditambah agar ketika

melakukan pre test mahasiswa satu dengan

mahasiswa tidak berdesakan untuk mencari

tempat duduk sehingga tidak mengganggu

mahasiswa yang lain dalam mengerjakan soa-

soal pre test.

Page 23: gOLONGAN DARAH

DAFTAR PUSTAKA

Kimball, John W. 1990. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta

: Erlangga

Melati,dkk. 2011. Desain dan Pembuatan Alat

Pendeteksi Golongan Darah menggunakan

Mikrokontroler.Jurnal Genetic.Vol.6.Hal.48.

Universitas Sriwijaya. [8 April 2015]

Mulyono, Kris Cahyo. 2006. Struktur Darah.

http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/

protocol/struktur%20Darah.pdf

[7 april 2015]

Suryo. 1984. Genetika. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press

Tim Pengampu Mata Kuliah Biologi Dasar. 2015.

Petunjuk praktikum Biologi Dasar. Jember :

Universitas Jember

Page 24: gOLONGAN DARAH

Waluyo, Joko. 2010. Biologi umum. Jember :

Universitas Jember

Yatim,Wildan.1987. Biologi Modern. Bandung : Tarsito