Top Banner
ANALISIS ETIKA BISNIS PT GO-JEK INDONESIA Disusun oleh: Anita Azahra 1201130319 Arie Prabowo 1201130320 Deasy Ayu Larashati 1201134085 Dewangga Laksono G 1201130325 Mochmad Raynaldi 1201130320 Muammar Izhar Meizan 1201130429 Prayogi Ariesandy 1201134107 Sulistiyo Wibowo 1201130346 MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS TELKOM UNIVERSITY
26

Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

Apr 11, 2017

Download

Business

sulistyo wibowo
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

ANALISIS ETIKA BISNIS PT GO-JEK INDONESIA

Disusun oleh:

Anita Azahra 1201130319

Arie Prabowo 1201130320

Deasy Ayu Larashati 1201134085

Dewangga Laksono G 1201130325

Mochmad Raynaldi 1201130320

Muammar Izhar Meizan 1201130429

Prayogi Ariesandy 1201134107

Sulistiyo Wibowo 1201130346

MANAJEMEN BISNIS TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TELKOM UNIVERSITY

2016

Page 2: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PT GO-JEK INDONESIA1.1.1 Profil PT GO-JEK Indonesia

GO-JEK adalah sebuah perusahaan teknologi berjiwa sosial yang

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor

informal di Indonesia. Kami bermitra dengan sekitar 200.000 pengendara ojek

yang berpengalaman dan terpercaya di Indonesia, untuk menyediakan berbagai

macam layanan, termasuk transportasi dan pesan antar makanan. Kegiatan GO-

JEK bertumpu pada tiga nilai pokok: kecepatan, inovasi, dan dampak sosial. GO-

JEK telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta,

Bandung, Bali, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang, Palembang,

dan Balikpapan dengan rencana pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun

mendatang.

Aplikasi GO-JEK dapat diunduh di Apple Store dan Google Play. Dengan

menggunakan aplikasi GO-JEK, Pelanggan dapat memesan GO-JEK Driver untuk

mengakses semua layanan kami. Cara penggunaan aplikasi GO-JEK tersebut juga

terbilang mudah karena Pelanggan hanya perlu memasukan alamat untuk

mengetahui biaya penggunaan layanan. Di samping itu, GO-JEK memiliki

beberapa keunggulan diantaranya adalah layanan transportasi, gaya hidup dan

logistik di dalam satu aplikasi, transaksi mudah dan cashless dengan GO-PAY,

penyimpanan alamat tujuan dan GPS yang akurat untuk proses order yang lebih

cepat, harga yang transparan sebelum konfirmasi pemesanan, memantau Driver

dengan foto dan informasi kontak, serta sistem rating jasa untuk peningkatan

layanan berkelanjutan. Di sisi lain, para Driver GO-JEK mengatakan bahwa

pendapatan mereka meningkat semenjak bergabung sebagai mitra, mereka juga

mendapatkan santunan kesehatan dan kecelakaan, serta mendapat akses ke

lebih banyak Pelanggan melalui aplikasi kami.

Page 3: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

Gambar 1.1 Logo GO-JEK Indoenesia

1.1.2 Visi dan Misi PT GO-JEK Indonesia

GO-JEK memiliki dua visi utama yaitu, untuk mengatasi permasalahan

pengangguran yang ada dan membantu semua Pemerintah Daerah dalam

mengintegrasikan seluruh transportasi publik dengan GO-JEK.

1.1.3 Layanan PT GO-JEK Indonesia

Untuk lebih memuaskan kebutuhan dan keinginan Pelanggannya, GO-JEK

menyediakan beberapa layanan yang sesuai dengan komitmen utama GO-JEK,

yakni memberikan tingkat keamanan dan kenyamanan yang terbaik bagi

Pelanggan serta kemudahan pembayaran sehingga Pelanggan tidak perlu

khawatir soal uang kembalian atau membawa uang tunai, maka GO-JEK

menyediakan fasilitas layanan GO-PAY yang membantu layanan berkendara GO-

JEK kini semakin praktis. Top up saldo GO-PAY dengan mudah dan instan lewat

ATM, mobile banking, dan internet banking dari BCA, Bank BRI, dan Mandiri,

diantaranya sebagai berikut.

Page 4: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

Gambar 1.2 Layanan GO-JEK

1. GO-RIDE

Layanan transportasi sepeda motor yang dapat mengantar Pelanggan

ke berbagai tempat, lebih mudah dan lebih cepat. Layanan ini

beroperasi di sepuluh kota besar, termasuk Jakarta, Bandung, Bali,

Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Palembang, Semarang,

Balikpapan, Solo, Batam, Malang, Manado, Samarinda. Dengan

jumlah lebih dari 200 ribu Drivers, mereka siap untuk melayani

Pelanggan dalam waktu seketika.

2. GO-CAR

Layanan transportasi menggunakan mobil untuk mengantar

Pelanggan kemanapun dengan nyaman.

3. GO-FOOD

Layanan pesan antar makanan nomor 1 di Indonesia. GO-FOOD

memiliki lebih dari 30.000 daftar restoran.

4. GO-SEND

Layanan kurir instan yang dapat Pelanggan gunakan untuk mengirim

surat dan barang dalam waktu 60 menit.

5. GO-BOX

Page 5: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

Layanan pindah barang ukuran besar menggunakan truk bak/blind

van.

6. GO-MART

Layanan yang bisa Pelanggan gunakan untuk berbelanja ribuan jenis

barang dari berbagai macam toko.

7. GO-MASSAGE

Layanan jasa pijat kesehatan profesional langsung ke rumah

Pelanggan.

8. GO-CLEAN

Layanan jasa kebersihan profesional untuk membersihkan kamar kos,

rumah dan kantor Pelanggan

9. GO-GLAM

Layanan jasa perawatan kecantikan untuk manicure-pedicure, cream

bath, waxing, dan lainnya langsung ke rumah Pelanggan.

10. GO-BUSWAY

Layanan untuk memonitor jadwal layanan bus transjakarta dan

memesan GO-RIDE untuk mengantar Pelanggan ke sana.

11. GO-PAY

Layanan dompet virtual untuk transaksi Pelanggan di dalam aplikasi

GO-JEK.

12. GO-TIX

Layanan informasi acara dengan akses pembelian dan pengantaran

tiket langsung ke tangan Pelanggan.

13. GO-MED

Layanan terintegrasi untuk membeli obat-obatan, vitamin dan

kebutuhan medis lainnya dari apotek berlisensi.

14. GO-AUTO

Layanan auto care, auto service, dan towing & emergency untuk

memenuhi kebutuhan otomotif Pelanggan.

Page 6: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )
Page 7: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fenomena GO-JEK VS Ojek Konvensional

Tahun 2011, GO-JEK hadir di Indonesia sebagai social enterpreneurship

inovatif untuk mendorong perubahan sektor transportasi informal agar dapat

beroperasi secara profesional. Manajemen GO-JEK menerapkan sistem bagi hasil

dengan pengemudi ojek yang berada di bawah naungannya. Pembagiannya

adalah, 80% penghasilan untuk pengemudi ojek dan 20%-nya untuk GO-JEK.

Nadiem Makarim adalah pendiri sekaligus sebagai orang yang pertama kali

memiliki ide jenius untuk membuat sistem berbasis online untuk

menghubungkan sopir ojek dengan penumpang lewat teknologi internet

smartphone, yaitu Aplikasi GO-JEK. Fenomena kesuksesan GO-JEK kini bisa

dibilang semakin melambung tinggi, terbukti tak henti-hentinya beberapa media

online ternama terus memberitakan GO-JEK, mulai dari segi positif hingga

negatifnya.

Ojek pangkalan adalah sebuah komunitas, sebuah paguyuban para

tukang – tukang ojek. Di sana ada aturan - aturan tak tertulis yang berlaku,

seperti ada antrian, ada bagi-bagi rejeki dan ada pelanggan-pelanggan lokal.

Namun menurut para sopir ojek konvensional, keberadaan Driver GO-JEK dinilai

berpotensi merebut penumpang sehingga berakibat berkurangnya pendapatan

harian mereka. Persaingan antara layanan jasa trasportasi sepeda motor

berbasis aplikasi GO-JEK dan ojek reguler yang cenderung mengarah kepada

tindak kekerasan. Perseteruan kedua kubu tersebut dibahas khusus di Istana

Negara pada awal September 2015, saat Presiden Jokowi mengajak makan siang

sejumlah pengemudi, termasuk tukang ojek regular dan pengendara GO-JEK.

Pada acara tersebut para penGO-JEK di pangkalan dan GO-JEK curhat kepada

Presiden Jokowi mengenai persaingan yang mereka hadapi.

Page 8: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

Gambar 2.1 Ilustrasi Persamaan dan Perbedaan GO-JEK dan Ojek Konvensional

Dengan adanya hal tersebut, tinggal bagaimana manajemen GO-JEK bisa

menciptakan solusinya guna mengurangi potensi gesekan agar perselisihan antar

sesama sopir ojek bisa dihindari.Di sisi lain, Gubernur DKI Jakarta, Basuki

Purnama alias Ahok mengatakan bahwa ia berkeinginan untuk mengintegrasikan

GO-JEK dengan Bus Transjakarta dalam konsep Smart City. Ia pun lantas

menawarkan kerjasama kepada pihak GO-JEK dengan tujuan agar pengguna

Busway dan GO-JEK dapat lebih mudah merencanakan perjalanan.

Disamping itu, kehadiran GO-JEK memang merupakan realitas menarik,

tetapi juga kontroversial. Pasalnya, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kendaraan roda dua

bukanlah angkutan umum. Namun, GO-JEK diketahui telah mengantongi SIUP

(Surat Izin Usaha Perdagangan)

Namun dibalik itu semua terdapat beberapa kelemahan dan kekurangan

dari GO-JEK maupun ojek konvensional, yaitu :

a). Kelebihan :

1. Pelayanan yang lebih profesional

Selain menyediakan helm bagi pengendara dan penumpang (lengkap

dengan masker dan penutup rambut), GO-JEK juga melengkapi supir-

Page 9: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

supirnya dengan perangkat yang menunjang pemesanan dan aktivitas

lainnya.

2. Layanan pesan antar

Selain mengantar penumpang, konsumen juga banyak menggunakan

layanan GO-JEK untuk kurir dan pemesanan makanan. Artinya? Kita bisa

pesan makanan dari manapun, termasuk dari warung sate kesukaan yang

tidak punya delivery service!

3. Diskon dan harga promosi

Semua orang suka diskon. Ini yang digunakan oleh GO-JEK untuk menarik

massa. Mulai dari potongan harga untuk pengguna pertama hingga

promosi jelang bulan puasa.

4. Tidak perlu ke pangkalan

Aplikasi GO-JEK memungkinkan pengguna untuk memesan ojek tanpa

harus ke pangkalan. Mereka bisa mendapatkan ojek di manapun dan

kapanpun.

5. Potensi kerja paruh waktu

Bagi pengemudi, GO-JEK memberikan keleluasaan dalam bekerja. Artinya,

siapapun —asal punya SIM dan STNK— bisa jadi supir ojek tanpa harus

mangkal.

Namun, bukan berarti GO-JEK tidak memiliki kekurangan. Kami

menghimpun beberapa keluhan dari pengguna di media sosial.

b). Kekurangan :

1. Server aplikasi yang mengalami gangguan

Seperti aplikasi digital lainnya, server GO-JEK mengalami gangguan

sehingga pengguna tidak bisa memesan layanan.

2. Kesalahan teknis juga terkadang terjadi pada penggunaan GO-JEK Credit,

alat pembayaran sejenis pulsa. Ada yang mengeluh kreditnya terpakai,

namun layanan tidak datang, ada pula supir yang kebingungan karena

tidak paham sistem ini. Entah ini kesalahan teknis atau akal-akalan supir,

masalah credit cukup menjadi sorotan pengguna layanan GO-JEK.

3. Sulitnya mencari supir GO-JEK

Page 10: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

Penggunaan aplikasi berarti konsumen harus bergantung pada sistem

pencarian di sana. Terkadang, aplikasi tidak berhasil mendapatkan supir

yang dibutuhkan, padahal banyak supir GO-JEK berkeliaran di daerah

tersebut.

2.2 Order Fiktif GO-JEK

Tukang ojek yang tadinya memiliki penghasilan yang tidak tetap, seakan

mendapat angin segar dengan jumlah uang yang bisa mereka dapatkan dengan

menjadi Driver GO-JEK. Pembagian pendapatan antara Driver dan pihak GO-JEK

yakni sebesar 80% bagi Driver itu sendiri, dan 20% bagi pihak GO-JEK. Bahkan

dalam 1 hari, Driver bisa memperoleh bonus pendapatan dari GO-JEK setiap

berhasil mengantarkan 10 Pelanggan. Dalam sebuah artikel disebutkan bahwa

seorang Driver GO-JEK dapat memperoleh penghasilan bersih setidaknya Rp 3

juta per bulan. Menurut artikel ini, Tukang ojek yang bernaung di GO-JEK juga

telah mencapai 7.500 Driver di area Jabodetabek saja. Jumlah Driver GO-JEK

bahkan tidak berhenti di situ, tetapi terus menerus bertambah. Ironisnya,

pertambahan jumlah Driver GO-JEK dengan pertambahan jumlah pelanggan

mengalami perbedaan. Jumlah pelanggan yang menggunakan GO-JEK tidaklah

sebanyak jumlah Driver-nya.

Hal ini kemudian menimbulkan adanya suatu persaingan di antar Driver

itu sendiri. Mereka harus “berebut” penumpang agar bisa memperoleh

keuntungan yang besar. Peristiwa ini kemudian menjadi salah satu faktor adanya

“Order Fiktif”.

Order Fiktif merupakan suatu tindakan pemesanan GO-JEK yang

dilakukan oleh Driver, seolah-olah mengantarkan seorang Pelanggan. Driver

menggunakan dua ponsel dengan dua aplikasi di dalamnya. Di satu ponsel ia

berperan sebagai Pelanggan, dan di ponsel lainnya berperan sebagai Driver.

Tindakan ini semata-mata bertujuan mendapatkan bonus yang besar karena

aplikasi akan merekam jumlah Pelanggan yang diantarkan oleh Driver. Semakin

banyak record Pelanggan, semakin besar bonus yang didapatkan.

Page 11: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

Maka dengan adanya kejadian ini, Driver GO-JEK dinilai melanggar

perjanjian kerja yang dimuat dalam Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan) yakni dijelasakan

bahwa "perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan

pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan

kewajiban para pihak". Sesuai dengan Asas Pacta Sun Servanda dalam Pasal 1338

KUHPerdata, perjanjian kerja antara GO-JEK dengan Driver berlaku sebagai

undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Apabila dalam perjanjian kerja

antara GO-JEK dan Driver terdapat hal yang dilarang seperti “order fiktif”, maka

Driver telah melakukan suatu bentuk pelanggaran perjanjian (wanprestasi).

Adapun sanksi dari wanprestasi Driver bergantung pada isi perjanjian kerja itu

sendiri. Disamping itu, order fiktif GO-JEK mengakibatkan kerugian finansial

tidak langsung terasa, tetapi perlahan-lahan kualitas GO-JEK akan dinilai

menurun karena Pelanggan yang tak kunjung dilayani oleh Driver.

Order fiktif juga dapat dikatakan sebagai tindakan penipuan dari sudut

pandang hukum pidana seperti dimuat dalam Pasal 378 KUHP. Pasal 378 KUHP

berbunyi, “Barangsiapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau

orang lain dengan melawan hak, baik dengan memakai nama palsu atau keadaan

palsu, baik dengan akal dan tipu muslihat, maupun dengan karangan perkataan-

perkataan bohong, membujuk orang supaya memberikan sesuatu barang,

membuat utang atau menghapuskan piutang, dihukum karena penipuan, dengan

hukuman penjara selama-lamanya empat tahun.” Oleh karena itu Driver yang

melakukan tindakan order fiktif dapat dijerat dengan pasal penipuan serta

terancam hukuman penjara maksimal selama 4 tahun.

2.3 Pajak Transportasi Online

Layanan transportasi roda dua (ojek) dan taksi online yang makin marak

memicu perdebatan di kalangan sejumlah pihak. Bahkan Gubernur DKI Jakarta,

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak melarang keberadaan layanan tersebut asal

menyetor pajak dengan benar. setiap pengusaha angkutan di Jakarta diwajibkan

untuk membayar sekitar 25 hingga 28 persen dari total pendapatannya setiap

Page 12: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

tahun. Pajak tersebut seharusnya juga dibayarkan oleh transportasi aplikasi.

Sebagai gambaran, Ahok memberikan contoh bagaimana transportasi yang

berbasis aplikasi ini di negara lain mendapatkan izin resmi dari pemerintah

setempat. Namun demikian, mereka menempeli kendaraan tersebut dengan

stiker khusus dan tetap membayar pajak online kepada pemerintah. Dengan

adanya penempelan di setiap kendaraan yang digunakan untuk alat transportasi

secara online tersebut, maka pemerintah bisa menarik pajak online kepada

mereka yang menyediakan jasa transportasi online. Menurut Direktur

Jenderal/Dirjen Pajak Kementerian Keuangan, potensi penerimaan Pajak

Penghasilan (PPh) dari layanan GO-JEK, Uber Taxi, Grabtaxi maupun Grab Bike

cukup besar.

Hal ini terlihat dari jumlah yang berkisar 2.000 orang lebih pengemudi

ojek yang tergabung dalam GO-JEK belum lagi dengan layanan sejenisnya. Jika

ribuan orang ini dipungut PPh dari hasil pemotongan gajinya, maka negara akan

mendapat tambahan penerimaan pajak. Maka sebagai salah satu perusahaan

lokal yang memberikan benefit kepada kota, pemerintah, dan negara, sejak 2015

GO-JEK telah menghasilkan dan mebayar pajak untuk pemerintah dan menjadi

perusahaan pada sektor ojek menghasilkan dan membayar pajak. Menurut

pendiri gojek ini merupakan salah satu sejarah dimana ojek membayar pajak dan

dapat menghasilkan pajak yang cukup besar untuk Negara.

2.4 Aplikasi GO-JEK

Page 13: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

Gambar 2.4 Tampilan Aplikasi Go-jek

Driver GO-JEK disebut telah melakukan pelanggaran privasi terhadap para

penumpangnya. Diantaranya adalah teror melalui SMS, karena Pelanggan

memberikan review yang buruk. Review yang buruk tentu bisa menyebabkan

Driver GO-JEK tersebut kehilangan pekerjaannya. Karenanya, beberapa dari

mereka ada yang nekat mengirim SMS bernada kasar, serta memberi ancaman

kepada Pelanggan yang memberikan review buruk tersebut.

Hal tersbeut dapat terjadi karena ketika Pelanggan mulai memesan GO-

JEK lewat aplikasi mobile, maka nama Pelanggan akan tercantum di smartphone

Driver, beserta destinasi yang inginkan. Setelah itu, Driver dapat menghubungi

nomor telepon Pelanggan, untuk mengkonfirmasi titik jemput. Kemudian jika

Pelanggan meminta untuk diantar ke rumah atau ke kantor, maka secara tidak

langsung ia juga akan mengetahui alamat rumah atau alamat kantor Pelanggan

tersebut. Sehingga dalam sekali perjalanan saja, Driver sudah bisa mengetahui

data-data Pelanggannya. Hal itu jelas merupakan sebuah pelanggaran privasi

yang rentan disalahgunakan, dan akibatnya bisa jadi menyeramkan.

Page 14: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

Kasus tersebut dapat terjadi karena belum ada payung hukum yang

menaungi aplikasi GO-JEK tersebut. Kemenhub baru meluncurkan aturan bagi

penyedia transportasi berbasis aplikasi yang disebut sebagai Penyelenggaraan

Angkutan Umum dengan Aplikasi Berbasis Teknologi Informasi, seperti halnya

Grab Car dan Uber. Penyediaan aplikasi bisa dilakukan sendiri atau bekerja sama

dengan perusahaan aplikasi yang sudah berbadan hukum Indonesia. Sistem

pembayaran angkutan tersebut juga boleh sekaligus dalam aplikasi, asalkan

tetap mengikuti ketentuan di bidang informasi dan transaksi elektronik. Bila

perusahaan angkutan umum, bekerja sama dengan perusahaan aplikasi, maka

perusahaan aplikasi tidak boleh bertindak sebagai penyelenggara angkutan.

Artinya, perusahaan aplikasi tidak boleh mengatur tarif, merekrut pengemudi,

dan menentukan besaran penghasilan pengemudi.

Perusahaan penyedia aplikasi juga diwajibkan memberi akses monitoring

pelayanan, data seluruh perusahaan angkutan umum yang bekerja sama, data

seluruh kendaraan dan pengemudi, dan alamat kantornya sendiri. Sedangkan

perusahaan aplikasi yang menyediakan jasa angkutan orang menggunakan

kendaraan bermotor diwajibkan mengikuti ketentuan pengusahaan angkutan

umum yang dimuat dalam Pasal 21, 22, dan 23 Permen No 32 tahun 2016.

Ketentuan tersebut antara lain meminta perusahaan aplikasi mendirikan badan

hukum Indonesia.

2.5 Tarif Promo Rp 15.000

Masa promosi tarif pengguna aplikasi GO-JEK perlahan mulai disesuaikan

setelah sempat kembali menggunakan tarif flat Rp 10 ribu, kini tarif GO-JEK

dipatok per kilometer dengan beberapa syarat dan ketentuan. Tarif GO-JEK di

luar rush hour yakni, antara pukul 16.00 WIB sampai dengan 19.00 WIB akan

dipatok Rp 15 ribu untuk 6 kilometer pertama dan Rp 2.500 per kilometer

berikutnya.

Pemberlakukan tarif rush hour ini juga hanya dilakukan pada hari Senin hingga

Jumat. Sementara di luar rush hour, pengguna GO-JEK akan dikenakan tarif datar

sebesar Rp 15 ribu dengan jarak maksimum 25 kilometer.

Page 15: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

Sementara, untuk layanan lainnya seperti Instan Kurir, Berbelanja, GO-

Food di Kota Jakarta dan semua layanan GO-JEK di kota-kota lainnya akan

berlaku tarif promo Rp. 10 ribu. Banyaknya pesanan yang didapatkan para

pengemudi pada masa promosi ini, dapat dimanfaatkan untuk menabung hingga

nanti pasar layanan ojek panggilan berbasis aplikasi matang dengan sendirinya.

Akan tetapi sistem pembayaran transportasi online tersebut juga boleh

sekaligus dalam aplikasi, asalkan tetap mengikuti ketentuan di bidang informasi

dan transaksi elektronik. Tarif tesebut seharusnya diatur oleh Organda, bukan

aplikasi itu sendiri yang nantinya dapat memancing persaingan yang tak sehat.

Dan jika ada kerugian atau musibah, maka asuransinya juga tidak dijamin.

2.6 Grab Bike & Uber

Gambar 2.6 Logo Grab, Uber dan Go-jek

startup unicorn GrabTaxi membuka layanan GrabBike di Jakarta. GrabTaxi

menggelontorkan dana sebesar $340 juta (Rp4,5 triliun) untuk meluncurkan layanan ini.

Seperti yang dikemukakan CEO dan Co-Founder GrabTaxi, Anthony Tan, pengguna dapat

mencoba layanan ini secara gratis selama hampir dua minggu. GrabBike melaporkan

telah mendapat 8.000 pengguna layanan ini dalam seminggu pertama peluncurannya.

Bagaimanapun, karena ranah transportasi Indonesia menampilkan salah satu peluang

Page 16: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

terbesar di Asia Tenggara, GrabBike tidak dapat secara mudah memenangkan pasar ini

tanpa menghadapi banyak rintangan. Khususnya di Jakarta, salah satu tantangannya

datang dari pesaing lokal Go-Jek.

Namun karena peluang pasar ini masih di tahap awal, siapapun masih dapat

bermain di ranah ini. Baik Go-Jek atau GrabBike tetap bisa memenangkan hati

masyarakat dengan berbagai cara. GrabBike, Uber, dan GO-JEK mereka saling

mengeluarkan promo-promo dengan harga yang hampir sama dikisaran Rp.

10.000 – Rp 25.000 dengan jarak tempuh antara 1-25 kilometer, sedangkan jika

lebih dari itu pengguna di kenakan biaya tambahan sebesar Rp 2000 setiap

kilometernya.

Berbeda dengan para ojek konvensional dimana para ojek konvesional

mereka memasang tarif lebih mahal dari ojek online saat ini, hal ini

menyebabkan mulai menurunnya peminat ojek konvesional disamping ojek

online mudah di dapat para pengguna juga kebanyak memilih ojek online Karena

tarif yang lebih murah.

Tidak hanya pengguna layanan saja yang di untungkan para Driver pun

mengaku pendapatan mereka meningkat setelah mendapatkan order dengan

aplikasi online. Mereka tak lagi perlu ngetem di sudut-sudut jalan untuk

menunggu rejeki datang. Cukup dengan aplikasi, order langsung terlihat, mereka

bergegas, mengambil penumpang sampai tujuan, lalu mendapatkan fee yang

langsung masuk ke rekening mereka.

Pembagian hasil memang berbeda di setiap aplikasi ridesharing yang ada.

Dalam sebulan, seorang driver bisa meraup pendapatan hingga Rp7 jutaan.

Apalagi, driver tidak dituntut untuk selalu standby. Tak heran jika banyak yang

menjadikan platform ini sebagai pekerjaan sampingan.

Di Indonesia sendiri pembagian keuntungan di setiap perusahaan aplikasi

ridesharing ini berbeda beda, untuk Go-jek sendiri mereka membagi hasil dengan

skema yaitu 70 persen untuk Driver dan 30 persen untuk perusahaan. Sedangkan

GrabBike lebih mengutungkan lagi dimana pembagian keuntungannya yaitu 90

persen untuk driver dan hanya 10 persen untuk perusahaan, lain halnya dengan

Uber perusahaan ini sudah tersebar luas di 60 negara di dunia menjadikan dan

Page 17: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

uber ini merupakan pioneer yang memunculkan pertama kali aplikasi ridesharing

ini.

Tidak hanya ojek saja layanan yang ditawarkan para pelaku industry ini

beragam mulai dari layanan antar paket, makanan hingga yang taksi secara

online. Hal ini menambah masalah baru dimana para taksi konvensional merasa

mulai tersaingi dengan adanya layanan taksi online yang di keluarkan oleh para

perusahaan ridesharing ini.

Tarif yang ditawarkan oleh oleh grab dan Uber sesuai dengan jarak yang

di tempuh oleh pelanggan yang memakai jasa tersebut, namun berbeda dengan

Go-car layanan taksi yang ditawarkan oleh Go-jek tarif layanan Go-car ini

memiliki tarif yang Flat dimana pengguna akan dikenai biaya sesuai dengan tarif

awal saat mereka melakukan pemesanan yang tertera pada di smartphone

mereka.

2.7 Taxi Konvensional

Pada masa ini dengan pertumbuhan pengguna smartphone yang semakin

meningkat dimana hampir setiap orang memiliki smartphone, mereka merasa

sangat di mudahkan dengan tidak hanya aspek komunikasi para pengguna

smartphone sekarang ini juga dimudahkan untuk mencari transportasi umum

seperti Taxi, Ojek dll.

Berbeda dengan taxi konvensional yang masih harus menunggu dan

mencari taxi di pinggir jalan, jika tidak ingin menunggu pengguna taksi

konvensional harus menelfon jasa taksi konvensional kebanyakan orang enggan

untuk menelfon Karena dikenakan biaya yang tidak murah untuk melakukan

panggilan telfon. Dengan adanya perusahaan transportasi online mencari

transportasi umum seperti taxi dan ojek pun semakin mudah dan murah, para

pengguna aplikasi transportasi online ini hanya membutuhkan koneksi internet

untuk mendapatkan transportasi online tanpa harus mengeluarkan biaya

tambahan untuk menelfo taksi maupun ojek, sehingga pengguna taksi

konvensional menurun pada saat ini.

Page 18: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

Namun hal tersebut malah membuat keadaan semakin ricuh dengan

muncunya aksi demonstrasi yang dilakukan para supir angkutan (taksi)

konvensional di daerah Jakarta pada Maret 2016 lalu. Aksi demonstrasi ini terjadi

akibat banyaknya penolakan dari para supir angkutan (taksi) konvensional

terhadap angkutan berbasis online, seperti GO-JEK. Perseteruan ini bermula saat

pengemudi GO-JEK dianiaya supir taksi yang sedang melakukan demonstrasi.

Para pengemudi GO-JEK kemudian membalas dengan melempari konvoi sopir

taksi di jalan raya.

Gambar 2.2 Demonstrasi Taksi Konvensional dan GO-JEK

Hal ini jelas-jelas menyalahi etika bisnis dimana dalam prinsip-prinsip

etika bisnis terdapat salah satu yang penting yaitu tanggung jawab moral,

persoalan pelik yang harus dijawab pada tempat pertama adalah manakah

kondisi bagi adanya tanggung jawab moral. Seperti di lingkungan perusahaan ada

banyak interaksi antar pribadi maupun institusi yang terlibat di dalamnya.

Dengan begitu kecenderungan untuk terjadinya konflik dan terbukanya

penyelewengan sangat mungkin terjadi. Baik dalam tataran manajemen ataupun

personal dalam setiap team maupun hubungan perusahaan dengan lingkungan

Page 19: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

sekitar. Dengan adanya prinsip tersebut dapat dikatakan bahwa perusahaan

harus bertanggung jawab atas tindakan dan kegiatan bisnisnya yang mempunyai

pengaruh atas orang-orang tertentu, masyarakat, serta lingkungan dimana

perusahaan itu beroperasi. Maka, secara negatif itu berarti suatu perusahaan

harus menjalankan kegiatan bisnisnya sedemikian rupa sehingga tidak merugikan

pihak-pihak tertentu dalam masyarakat.

Page 20: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

DAFTAR PUSTAKA

Adityahadi. (2015). Ngerinya Pelanggaran Privasi yang Dilakukan GO-JEK dan GrabBike Terhadap

Penumpang Mereka. Aitinesia. Tersedia dalam http://aitinesia.com/ngerinya-pelanggaran-privasi-yang-dilakukan-GO-JEK-dan-grabbike-terhadap-penumpang-mereka/

Admin. (2015). GO-JEK Tidak Sesuai Dengan Peraturan. Ilegal kah. Tersedia dalam http://www.sindikat.co.id/blog/GO-JEK-tidak-sesuai-dengan-peraturan-

ilegal-kah

Admin. (2016). Kapolda Metro Jaya: 83 Sopir Taksi dan Go-Jek Diperiksa. Tersedia dalam

http://lintasgojek.blogspot.co.id/2016/03/kapolda-metro-jaya-83-sopir-taksi-dan.html

Ariyanti, Fiki. (2015). Kementerian Keuangan Incar Pajak GO-JEK. Liputan 6. Tersedia dalam

http://bisnis.liputan6.com/read/2260881/kementerian-keuangan-incar-pajak-GO-JEK

Maulana, Aqmal. (2016). Kemenhub: Uber dan GrabCar Diatur, GO-JEK Nanti Dulu. CNN Indonesia.

Tersedia dalam http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20160427153444-185-126988/kemenhub-uber-dan-grabcar-diatur-GO-JEK-nanti-dulu/

Prihadi, Susetyo Dwi. (2015). Mulai 16 September Tarif GO-JEK Dihitung per Kilometer. CNN

Indonesia. Tersedia dalam http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150915224746-185-78999/mulai-16-september-tarif-GO-JEK-dihitung-per-kilometer/

PT GO-JEK Indonesia. (2016). Tentang GO-JEK. Tersedia dalam https://www.GO-JEK.com/

Rahadian, Lalu. (2015). Ahok Belum Bisa Jawab Soal Pengaturan GO-JEK. CNN Indonesia. Tersedia

dalam http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150727130042-20-68338/ahok-belum-bisa-jawab-soal-pengaturan-GO-JEK/

Page 21: Gojek (analisis etika bisnis perusahaan gojek )

Ramadhan, Bilal. (2015). GO-JEK Versus Ojek Pangkalan. Republika. Tersedia dalam

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/15/09/28/nvdoyd330-GO-JEK-versus-ojek-pangkalan

Saputra, Aditya. (2010). Etika Bisnis Dalam Bidang Jasa Transportasi Darat. Tersedia dalam

https://adieintro.wordpress.com/2010/11/01/etika-bisnis-dalam-bidang-jasa-transportasi-darat/

S, Tus Rachmawati. (2016). Analisis Etika Bisnis di Perusahaan GO-JEK. Tersedia dalam

http://rachmawatituss.blogspot.co.id/2016/07/analisis-etika-bisnis-di-perusahaan-go.html