Top Banner
.4. G. LOKON, Sulawesi Utara Komplek G. Lokon (G. Lokon, Kawah Tompaluan dan G.Empung), dilihat dari puncak G.Mahawu) (PVMBG, 2009) KETERANGAN UMUM Nama Kawah : Tompaluan Lokasi : a. Geografi: Lokon 01 o 21,5' LU dan 124 o 47,5' BT Empung 01 o 22' LU dan 124 o 47,5' BT b. Administrasi: Kota Tomohon, Sulawesi Utara Ketinggian : Lokon 1579,5 m dml Empung 1340 m dml Tompaluan 1140 m dml Kota Terdekat : Tomohon, Tondano, Manado Tipe Gunungapi : Strato Pos Pengamatan Gunungapi : Desa Kakaskasen, Kota Tomohon (01 o 20' 38,76” LU dan 124 o 50' 21,90” BT) ketinggian 826 m dpl PENDAHULUAN Cara Mencapai Puncak Pendakian menuju Kawah Tompaluan yang merupakan pusat kegiatan G. Lokon saat ini dimulai dari Kakaskasen atau Kinilow, Perjalanan ditempuh selama 1,5 jam dengan menyusuri lembah (sungai kering) Pasahapen. Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi Sumberdaya alam yang utama berupa produk erupsi gunungapi, yaitu batu (lava) dan pasir (lahar). Batuan lava tersebar di bagian timur G. Lokon, disekitar Pasahapen, kini telah dikelola/ditambang oleh masyarakat maupun perusahaan swasta untuk keperluan
16

G._LOKON

Dec 23, 2015

Download

Documents

lkm
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: G._LOKON

.4. G. LOKON, Sulawesi Utara

Komplek G. Lokon (G. Lokon, Kawah Tompaluan dan G.Empung), dilihat dari puncak G.Mahawu) (PVMBG,

2009)

KETERANGAN UMUM

Nama Kawah : Tompaluan

Lokasi : a. Geografi: Lokon 01o 21,5' LU dan 124o 47,5' BT

Empung 01o 22' LU dan 124o 47,5' BT

b. Administrasi: Kota Tomohon, Sulawesi Utara

Ketinggian : Lokon 1579,5 m dml

Empung 1340 m dml

Tompaluan 1140 m dml

Kota Terdekat : Tomohon, Tondano, Manado

Tipe Gunungapi : Strato

Pos Pengamatan

Gunungapi

: Desa Kakaskasen, Kota Tomohon

(01o 20' 38,76” LU dan 124o 50' 21,90” BT) ketinggian 826 m dpl

PENDAHULUAN

Cara Mencapai Puncak

Pendakian menuju Kawah Tompaluan yang merupakan pusat kegiatan G. Lokon

saat ini dimulai dari Kakaskasen atau Kinilow, Perjalanan ditempuh selama 1,5 jam

dengan menyusuri lembah (sungai kering) Pasahapen.

Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi

Sumberdaya alam yang utama berupa produk erupsi gunungapi, yaitu batu (lava)

dan pasir (lahar). Batuan lava tersebar di bagian timur G. Lokon, disekitar Pasahapen, kini

telah dikelola/ditambang oleh masyarakat maupun perusahaan swasta untuk keperluan

Page 2: G._LOKON

bangunan maupun jalan. Begitu pula dengan pasir yang berasal dari lahar, pada aliran

sungai Pasahapen.

Wisata

Geowisata yang ditawarkan adalah areal perkemahan (camping ground) dan

mendaki gunung (hiking) atau jalan - jalan di sekitar lereng, yang merupakan areal

perkebunan rakyat. Areal perkemahan di lereng bagian timur, di sekitar lembah

Pasahapen atau pada jalur/route pendakian ke kawah. Air bersih dapat diperoleh pada

mata air di bagian hilir Kali Pasahapen atau air yang tergenang pada kali tersebut (jika

musim hujan). Untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh lk. 1,5 jam jalan kaki dari desa

Kakaskasen I atau lk. 2 jam dari jalan raya Manado - Tomohon.

Salah satu sudut penginapan yang terletak di sekitar kaki G. Lokon

SEJARAH KEGIATAN

Tahun Kegiatan

1829 Maret, terjadi eksplosif uap di pelana (Graafland, 1901).

1893 29 Maret, Menurut kakak beradik Sarasin (1901), telah bekerja dua buah “boccaï”

sejumlah batu dilontarkan demikian pula bom siput selama berbulan-bulan.

1930 Agustus, (Steup, 1931).

1942 3 september, erupsi abu, (Djatikoesoemo, 1952).

1949 Menurut Sudrajat (1952) mulai ada kenaikan tingkat kegiatan pada 14 September

dengan erupsi kecil, tetapi erupsi sebenarnya mulai pada 2 Juli 1951 untuk

berlangsung terus-menerus hingga akhir 1951.

1952 Kegiatan erupsi sebagai lanjutan dari dalam 1951. Erupsi agak besar terjadi pada 27

dan 28 Mei. Kegiatan baru menurun dan berhenti dalam November.

1953 Kegiatan masih terjadi.

1958 Kegiatan erupsi mulai pada 19 Pebruari dengan sebuah erupsi kecil yang

memuntahkan lapili di sekitar kawah. Kemudian erupsi terjadi pada 4, 16 - 17 Maret, 3

- 4 Mei. Kegiatannya berlangsung sepanjang tahun.

1959 Kegiatan erupsi sejak Pebruari 1958, dilanjutkan dalam 1959, berlangsung terus

sampai berakhir pada 23 Desember. Selama satu tahun ini terjadi erupsi abu diselingi

erupsi kuat yang melontarkan batu. Hujan abu turun di sekitarnya. Dalam Agustus,

September dan November tidak terjadi erupsi.

Page 3: G._LOKON

1961 Pada 19 Mei, Setelah istirahat lk. 2 tahun, terjadi lagi erupsi abu. Kegiatannya

berlangsung terus sepanjang tahun. Erupsi abu kuat yang besar terjadi 2 kali yakni

pada 24 Oktober dan 20 November.

1962 Tidak ada keterangan lebih lanjut.

1965-1966 Kenaikan kegiatan.

1969 Fasa eruptiva mulai pk. 00.10 pada 27 November. Esok harinya eksplosif pk. 21.57

menyebabkan erupsi abu setinggi 400 m. Hujan pasir belerangan . Kegiatan

bertambah pada akhir tahun. Siswowidjoyo (1970) mengatakan, bahwa luncuran awan

panas sepanjang lembah Pasahapen lk. 2 km jauhnya ke arah Kinilow.

1970 Dari April hingga Desember terjadi erupsi abu.

1973 September, peningkatan kegiatan.

1974 28 Januari, Erupsi abu.

1975 Pembentukan kubah lava.

1976 2 Januari, terjadi erupsi, sumbat lava dihancurkan.

1977 8 Maret, 5, 6, 27 April, 8, 13, 15, 17 Mei, 8, 13 - 15 September, terjadi erupsi, sinar

api.

1982 Peningkatan kegiatan, asap bertambah tebal.

1983 Hembusan asap.

1986 Erupsi freatik, lahar ke S. Pasahapen.

Terjadi erupsi, 24 Maret, 5, 7, 12, 27 April, 18 Mei, Juni, 14 Juli setinggi 3000 m.

Agustus erupsi abu kecil. 4 September dengan tinggi erupsi 1500 m.

1987 6 Januari, 11, 21 Maret, 10, 13 Mei, Erupsi abu

1988 21 April, 17, 18, 21 Juli, Erupsi abu

1989 21 Agustus, 5 September, terjadi erupsi.

1990 21 April, 5 Mei, terjadi erupsi.

1991 12 Januari, 6, 28 Maret, 10 - 11, 17, 26 - 28 Mei, 1 - 30 Juni, 4 - 7. 9. 11 Juli, Erupsi

abu

19 September, 24 Oktober, terjadi erupsi dan pertumbuhan kubah lava.

25 Oktober, awan panas ke S. Pasahapen sejauh 1000 m, tinggi asap 2000 m.

26 - 31 Oktober, 1, 6, 12, 17, 20, 24 November, 1 Desember, terjadi erupsi.

1993 April, kegiatan meningkat berupa gempa tremor.

Juni - September, kegiatan meningkat berupa swarm gempa vulkanik.

1997 12 Desember, terjadi erupsi freatik di dasar kawah, membentuk lubang dengan

diameter lk. 5m.

2000 7 Juli, terbentuk lubang baru di dasar kawah. Lubang yang berdiameter lk. 7 m,

berbentuk seperti sumur memancarkan cahaya merah.

2001 28 Januari pukul 19.20 WITA, terjadi erupsi disertai oleh lontaran material pijar (bom

vulkanik) yang jatuh di sekitar Kawah Tompaluan.

26 Maret, pukul 14.40 WITA terjadinya erupsi abu. Erupsi ini disertai dengan suara

gemuruh/dentuman. Warna asap hitam tebal dengan tinggi asap lk. 1000 meter di

atas bibir kawah, kemudian tertiup angin ke arah timur dan utara. Pada erupsi kali ini

tidak disertai dengan lontaran material pijar.

20 Mei, pukul 20.14 WITA terjadi erupsi dari kawah Tompuluan tinggi abu erupsi

sekitar 900 meter di atas bibir kawah. Warna abu erupsi kelabu hitam dan tertiup

angin ke arah utara, erupsi disertai dengan lontaran material pijar setinggi 400 meter

dan jatuh di sekitar kawah.

2002 9 Februari, pukul 14.10 wita, terjadi erupsi abu. Hembusan asap berwarna hitam tebal

mencapai tinggi 1000 m tertiup angin ke arah tenggara. Endapan abu tersebar di

sekitar Desa Kakaskasen III, Talete I, Talete II, Rurukan dan sebagian di sekitar

Tondano dengan ketebalan antara 0,5 - 2 mm.

10 April, pukul 23.00 wita terjadi erupsi. Dalam suasana gelap terlihat lontaran

material pijar dan jatuh kembali ke dalam kompleks kawah. Asap erupsi mencapai

tinggi 1000 m di atas bibir kawah.

Page 4: G._LOKON

12 April, pukul 18.16 wita erupsi susulan terjadi. Dalam suasana yang sudah mulai

redup terlihat lontaran material pijar dan jatuh kembali ke dalam kompleks kawah.

Asap erupsi mencapai tinggi 1000 m di atas bibir kawah.

13 April, pukul 06.30 dan 08.03 terjadi erupsi abu. Asap erupsi berwarna kelabu

setinggi antara 50 - 75 m di atas bibir kawah.

23 Desember, pukul 05.32 terjadi erupsi abu. Asap erupsi berwarna kelabu mencapai

tinggi 800 m di atas bibir kawah.

2003 Februari – April, terjadi 30 kali erupsi, 9 kali diantaranya disertai abu dengan

ketinggian lebih dari 1000 m berwarna abu-abu kehitaman.

Erupsi terbesar terjadi pada 23 Februari, ketinggian abu erupsi mencapai 2500 m.

Erupsi berakhir 1 April.

2007 Pada akhir bulan Desember terjadi peningkatan kegiatan

Karakter Erupsi

Berdasarkan catatan sejarah erupsi, pada umumnya erupsi G. Lokon berupa erupsi

abu disertai lontaran batu pijar, kadang-kadang mengeluarkan lava pijar dan awan panas.

Erupsinya berlangsung beberapa hari.

Bila terjadi erupsi besar, maka bahaya utama erupsi G. Lokon atau bahaya primer

(bahaya langsung akibat erupsi) adalah luncuran awan panas, lontaran piroklastik (bom

vulkanik, lapili, pasir dan abu) dan mungkin aliran lava. Sedangkan bahaya sekunder

(bahaya tidak langsung dari erupsi) adalah lahar hujan yang terjadi setelah erupsi apabila

turun hujan lebat di sekitar puncak.

Gejala G. Lokon menjelang meletus pada umumnya berupa menebalnya asap

kawah, tingginya berfluktuasi antara 400 - 600 m di atas bibir kawah. Makin lama asap

tersebut makin menebal dan suatu saat akan berubah warna menjadi kelabu, yang

menandakan bahwa material berukuran abu sudah terbawa keluar.

Erupsi G. Lokon Desember 2002 (Farid, 2002)

Kondisi Kawah Tompaluan 7 Agustus 2009

Page 5: G._LOKON

Perioda Erupsi

Sebelum tahun 1800 selang waktu erupsi sangat lama (400 tahun), tetapi sesudah

1949 menunjukkan peningkatan frekuensi yang sangat tajam, selang waktu erupsi

bervariasi antara 1 - 4 tahun, rata-rata 3 tahun. Erupsi besar terakhir terjadi tahun 1991.

GEOLOGI

Morfologi

Geomorfologi kompleks Lokon-Empung dibagi menjadi 4 satuan, yaitu Satuan

Geomorfologi Kerucut, Kawah, Punggungan Rendah & Bergelombang serta Geomorfologi

Dataran.

Satuan Geomorfologi kerucut menempati daerah sekitar tubuh G. Lokon dan G.

Empung. G. Lokon mempunyai puncak yang datar tanpa kawah dengan kemiringan antara

30 - 70o. Sedangkan G. Empung mempunyai dua buah kerucut terpancung, yaitu Empung

Muda di bagian barat dan Empung Tua di bagian timur, yang masing-masing mempunyai

kawah di puncaknya. Pola aliran sungainya adalah radier dengan lembah yang berbentuk

“V”, dengan tebing yang relatif curam. Vegetasi penutupnya berupa alang-alang yang

cukup tebal.

Satuan geomorfologi kawah terdapat di kawah Tompaluan dan Kawah Empung.

Kawah Tompaluan merupakan kawah paling aktif saat ini yang terbentuk sekitar tahun

1828, sedangkan Kawah Empung tidak aktif lagi.

Satuan geomorfologi Perbukitan Rendah & Bergelombang menempati sebagian

besar lerang kompleks Lokon - Empung, merupakan morfologi yang membentuk

punggungan yang landai serta bergelombang, sudut lerengnya <300. Batuan

pembentuknya berupa piroklastik dan lava. Sebagian besar daerah ini dimanfaatkan

sebagi lahan pertanian.

Satuan geomorfologi Dataran menempati sepanjang pantai bagian utara, sekitar

daerah Malalyang dan dataran tinggi Kakaskasen pada elevasi lebih kurang 800 m.

Umumnya digunakan sebagai daerah persawahan dan perkebunan kelapa.

Page 6: G._LOKON

Peta Geologi G. Lokon (Mulyadi, 1990)

GEOFISIKA

Seismik

Jenis gempa yang terekam di G. Lokon terdiri dari gempa Vulkanik A, Vulkanik B,

Tektonik, Letusan dan Hembusan.

Sebaran episenter gempa vulkanik untuk periode Mei – Juni 2008 terkonsentrasi di

kawah Tompaluan dengan radius kurang dari 1 km. Disamping itu terdapat beberapa

gempa dengan episenter berada di di barat laut kawah. Hiposenter gempa-gempa

tersebut berkedalaman 50 m hingga 10000 m di bawah Kawah Tompaluan. Berdasarkan

hiposenternya, terdapat dua kelompok gempa yang dominan yaitu masing-masing pada

kedalaman 0,05 - 1 km di bawah Kawah Tompaluan dan 2 – 3 km di bawah Kawah

Tompaluan. Sepanjang pengamatan (Mei – Juni 2008) tidak terlihat migrasi hiposenter

dari dalam ke dangkal.

Page 7: G._LOKON

Jumlah harian Gempa Vulkanik Dalam, Dangkal, dan Tektonik periode Januari 1991 – Desember 2008

Sebaran episenter gempa vulkanik di G. Lokon periode Mei – Juni 2008

Sebaran hiposenter gempa vulkanik di G. Lokon periode Mei – Juni 2008 dalam arah Barat - Timur

01020304050607080

0

40

80

120

160

200

01020304050607080

Tectonic

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2001

2000

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

1991

1992

VTB

Num

ber

of

Eart

hquakes

eruptioneruption eruption

VTA

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

Barat-Timur(km)

Selat

an -

Utara

(km)

Kawah

14-31 Mei

1-5 Juni

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5-10

-9

-8

-7

-6

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

Barat-Timur(km)

Keda

lam

an(k

m)

Kawah

14-31 Mei

1-5 Juni

Page 8: G._LOKON

Sebaran hiposenter gempa vulkanik di G. Lokon periode Mei – Juni 2008 dalam arah Selatan - Utara

Geomagnet

Analisa kualitatif dilakukan dengan menarik kelurusan-kelurusan kontras harga

magnetik dan menganalisa klosur-klosur harga magnetik pada Peta Kontur Anomali

Magnetik Resdiual. Hasil analisa kualitatif menunjukkan bahwa:

a. Pada daerah penyelidikan terdapat kelurusan-kelurusan kontras harga magnetik, yang

diinterpretasikan sebagai kelurusan struktur sesar, dengan arah relatif timur-barat dan

arah baratdaya-timurlaut. Kelurusan struktur sesar yang arahnya baratdaya-timurlaut

umurnya lebih tua dibandingkan dengan kelurusan struktur sesar yang arahnya relatif

barat-timur.

b. Kawah Tompaluan, yang merupakan pusat kegiatan G. Lokon sekarang, diapit oleh

dua buah sesar yang berarah baratdaya-timurlaut serta dipotong oleh sebuah sesar

yang berarah relatif barat-timur

c. Kawah Tompaluan berada pada zona dengan nilai magnetik yang tinggi (>400 nT),

yang merupakan defleksi batuan intrusi yang muncul ke perrmukaan atau batuan

vulkanik yang didominasi oleh lava, dan diapit oleh dua zona anomali magnet rendah,

< -200 nT, (batuan yang bersifat nonmagnetik) di bagian utara dan selatan Kawah

Tompaluan. Nilai anomali magnetik rendah ,< -200 nT, merupakan defleksi dari batuan

vulkanik yang telah mengalami pelapukan tinggi (batuan yang telah mengalami

demagnetisasi akibat panas) yang diperkirakan berhubungan dengan keberadaan

sumber panas. Hasil analisa kuantitatif dengan melakukan pemodelan 2 dimensi

terhadap garis penampang A-B yang memotong terhadap Kawah Tompaluan yang

dimulai dari arah Gunung Empung – Kawah Tompaluan – Gunung Lokon:

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5-10

-9

-8

-7

-6

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

Selatan-Utara(km)

Ked

alam

an(k

m)

Kawah

14-31 Mei

1-5 Juni

Page 9: G._LOKON

: Kurva Model : Kurva Observasi

Model Magnetik 2 Dimensi Penampang A-B sampai kedalaman 2700 meter

a. Dibawah Kawah Tompaluan terdapat sebuah body (body 2) dengan suseptibilitas

0,0052 cgs (≈ 0,065312 SI) yang diapit oleh dua body (body 1, dibagian utara Kawah

Tompaluan, dan body 3 dibagian selatan Kawah Tompaluan) yang mempunyai harga

suseptibilitas masing-masing 0,014 cgs (≈ 0,17584 SI).

b. Keberadaan body 1 dan body 3 berhubungan dengan nilai anomali magnet rendah (< -

600 nT) pada daerah tersebut. Penulis menginterpretasikan bahwa body 1 dan body 3

merupakan batuan intrusi yang telah mengalami pelapukan tinggi akibat

demagnetisasi akibat panas yang berasal dari magma yang menerobos batuan pada

bidang lemah akibat sesar di daerah tersebut.

c. Body 2 (dibawah Kawah Tompaluan) merupakan defleksi dari nilai anomali magnet

tinggi (> 400 nT) yang diinterpretasikan sebagai batuan intrusi yang muncul ke

purmakan atau batuan vulkanik yang didominasi oleh lava. Dimensi dari body 2 hampir

menyerupai segitiga yang menyumbat terhadap intrusi magma pada body 1 dan body

3. Hal ini sesuai dengan pendapat S.Wittiri (2006) yang menyebutkan bahwa pada

Kawah Tompaluan terdapat sumbat lava yang selain menutup lubang kawah, juga

menjadi penopang lantai dan dinding kawah agar tetap stabil.

DEFORMASI

Pengamatan deformasi dilakukan dengan EDM dengan membandingkan dengan

hasil pengukuran sebelumnya (Nopember 2006, Mei 2007, Nopember 2007, dan

Desember 2007). Selisih jarak miring hasil pengukuran Mei 2008 terhadap hasil

pengukuran sebelumnya umumnya mengalami pemanjangan. Pemanjangan jarak miring

Bod 1

Bod 2

Bod Bod

A B

KAWAH

Page 10: G._LOKON

untuk periode Mei 2008 - Desember 2007 tercatat dengan nilai terbesar di LAVA sebesar

3,65 cm dan terkecil di Empung yaitu 0,34 cm.

Selisih jarak miring POS – TMPperiode Nopember 2006 Hingga Mei 2008

Jarak miring POS – LAVA periode Nopember 2006 – Mei 2008

Jarak miring POS – KEBUN Periode Nopember 2006 – Mei 2008

Selisih jarak miring POS – LKN periode Nopember 2007 terhadap Mei 2007dan Nopember 2006

POS - LAVA

3867.1600

3867.2000

3867.2400

3867.2800

25 N

ov 2

006

27 N

ov 2

006

29 N

ov 2

006

31 M

ei 2

007

2 Ju

ni 2

007

26 N

ov 2

007

28 N

ov 2

007

9 D

es 2

007

12 D

es 2

007

17 D

es 2

007

24 D

es 2

007

30 D

es 2

007

20 M

ei 2

008

22 M

ei 2

008

Jara

k m

iring

(m

)

Nopember 2006

Juni 2007

Desember 2007

Nopember 2007 Mei 2008

POS - KEBUN

3115.6000

3115.6400

3115.6800

3115.7200

25 N

ov 2

006

26 N

ov 2

006

27 N

ov 2

006

28 N

ov 2

006

29 N

ov 2

006

2 Ju

ni 2

007

3 Ju

ni 2

007

26 N

ov 2

007

27 N

ov 2

007

28 N

ov 2

007

29 N

ov 2

007

4 De

s 20

07

9 De

s 20

07

20 M

ei 2

008

21 M

ei 2

008

22 M

ei 2

008

Jara

k (m

)

Nopember 2006

Juni 2007

Nopember- Desember 2007 Mei 2008

POS - LOKON

4923.0400

4923.0800

4923.1200

4923.1600

4923.2000

3 Jun

i 200

7

26 N

ov 20

07

28 N

ov 20

07

1 Des

2007

9 Des

2007

12 D

es 20

07

14 D

es 20

07

17 D

es 20

07

22 D

es 20

07

28 D

es 20

07

31 M

ei 20

08

2 Jun

i 200

8

4 Jun

i 200

8

Juni 2007

Nopember 2007Desember 2007

Mei 2008

POS - EMPUNG

5039.6000

5039.6400

5039.6800

5039.7200

5039.7600

3 Ju

ni 2

007

27 N

ov 2

007

29 N

ov 2

007

4 D

es 2

007

11 D

es 2

007

13 D

es 2

007

15 D

es 2

007

19 D

es 2

007

27 D

es 2

007

30 D

es 2

007

23 M

ei 2

008

25 M

ei 2

008

27 M

ei 2

008

29 M

ei 2

008

31 M

ei 2

008

Jara

k m

irin

g (m

)

Juni 2007

Desember 2007 Mei 2008

Nopember 2007

Page 11: G._LOKON

Leveling

Titik ukur Leveling terdiri dari ; DLK1, DLK2, DLK3, DLK14, DLK5 dan DLK6,

dimana jarak dari satu titik ukur terhadap yang lainnya lk. 400 m. Titik ukur DLK1 sampai

DLK4 dipasang secara berderet berarah tangensial terhadap kawah, sedangkan DLK5

dan DLK6 dipasang radial terhadap G. Lokon, demikian juga dengan titik ukur tambahan

DL1, DL2, DL3 dan DL4.

Hasil pengukuran Leveling yang dilakukan pada Juni 1998 tercamtum pada tabel di

bawah ini :

Perubahan Beda Tinggi pada bulan Juni 1998 relatif terhadap bulan Juli 1997 dan Mei 1996

TITIK

UKUR

JARAK

(m)

BEDA

TINGGI

Mei 1996

(m)

BEDA

TINGGI

Juni 1997

(m)

BEDA

TINGGI

Juli 1998

(m)

PERUBAHAN

BEDA TINGGI

Mei 96 - Jul 97

(m)

PERUBAHAN

BEDA TINGGI

Jul97 - Jun 98

(m)

DLK10 457 -22,22422 -22,22420 0,00002

DL1 472 -9,85758 -9,85521 0,00237

DL2 420 -3,5602 -3,56310 0,0029

DL3 498 -4,88088 -4,88088 0,0008

DL4 416 6,85494 14,64898 14,64456 -0,00442

DLK1 402 3,03382 6,84645 6,84881 -0,00849 0,00236

DLK2 470 +3,19453 3,03244 3,03243 -0,00138 -0,00001

DLK3 530 13,99127 +3,20189 3,20368 +0,00736 0,00179

DLK4 240 - 13,97964 -0,01163

GEOKIMIA

Kimia Batuan

Berdasarkan analisa kimia sample material erupsi 1991 G. Lokon, diperoleh unsur-

unsur kimia sebagai berikut :

Hasil Analisa Kimia material erupsi 1991 G. Lokon

Unsur Pumice (%) Abu (%) Lava (%)

SiO2 58,32 57,09 57,80

Al2O3 17,25 16,61 17,55

Fe2O3 0,59 2,57 0,84

FeO 5,74 4,74 5,64

CaO 8,09 8,66 8,17

MgO 2,67 3,69 2,81

Na2O 2,55 2,36 2,53

K2O 1,52 0,91 1,55

MnO 0,13 0,14 0,13

TiO2 0,66 0,70 0,71

P2O5 0,14 0,14 0,11

H2O- 0,53 0,80 0,69

HD (*) 1,43 1,21 1,18

Jumlah 99,62 99,71 99,62

(*) Hilang dibakar

Page 12: G._LOKON

Kimia Air

Conto air diambil di bagian timur G. Lokon atau tepatnya desa

Kakaskasen, dengan suhu 30 C, pH = 6,4, tidak berasa, tidak berbau dan jernih. Hasil

analisa selengkapnya dari mata air G. Lokon dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Hasil analisis kimia air G. Lokon (Januari 1999)

Unsur (ppm)

SiO2 51,83

Al 0,00

Fe 0,00

Ca 82,80

Mg 54,30

Na 19,30

K 3,54

Mn 0,00

Li 0,003

NH3 15,59

SO4 380,87

H2S 9,87

HCO3 125,50

Cl - 65,82

B 0,18

pH 6,4

DHL 740

Kimia Gas

Untuk mengetahui kemungkinan adanya akumulasi gas (SO2) yang masih

tersimpan di bawah permukaan G. Lokon, maka dilakukan pengukuran kecepatan emisi

SO2 dengan alat COSPEC dari tanggal 23 - 30 Juli 2000. Hasil pengukuran kecepatan

emisi rata-rata SO2 G. Lokon disajikan dalam tabel dibawah.

Hasil pengukuran kecepatan emisi rata-rata gas SO2 (COSPEC)

No Tanggal Rata-rata (ton/hari)

Minimun (ton/hari)

Maksimum (ton/hari)

1. 23 Juli 2000 70,51 35,89 98,88

2. 24 Juli 2000 24,73 21,43 29,21

3. 25 Juli 2000 22,44 16,94 28,50

4. 26 Juli 2000 38,67 26,82 52,66

5. 27 Juli 2000 36,70 20,43 55,62

6. 28Juli 2000 36,35 28,14 44,00

7. 29 Juli 2000 41,49 27,99 62,20

8. 30 Juli 2000 32,31 23,56 39,16

MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

Sistem Pemantauan

Pemantauan G. Lokon dilakukan secara menerus baik visual maupun

kegempaannnya dari Pos Pengamatan yang terletak di Kakaskasen, Kota Tomohon.

Page 13: G._LOKON

Visual

Pengamatan visual dilakukan dengan mengamati cuaca dan aktivitas G. Lokon,

meliputi tinggi, warna dan tekanan asap yang keluar dari kawah G. Lokon.

Seismik

Pemantauan kegempaan dilakukan dengan menempatkan 4 sensor seismometer di

tubuh G. Lokon.

STASIUN POSISI GEOGRAFI

LINTANG UTARA BUJUR TIMUR TINGGI, meter (Ellipsoid)

WLAN 01o 20’ 58,30” 124

o 48’ 08,00” 1020

SEAR 01o 22’ 12,30” 124

o 47’ 59,12” 1190

TTWR 01o 21’ 39,09” 124

o 47’ 37’ 00” 1336

EMP 01o 22’ 06,00” 124

o 48’ 01,00” 1177

KIN 01o 22’ 00,60” 124

o 48’ 59,40” 914

Semua sinyal gempa ditransmisikan ke Pos Lokon dengan system Radio dan

direkam secara analog (stasiun Empung) dengan rekorder jenis PS-2 dan secara digital

untuk semua stasiun.

PETA KAWASAN RAWAN BENCANA

Pendahuluan

Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi adalah peta petunjuk tingkat kerawanan

bencana suatu daerah apabila terjadi erupsi/kegiatan gunungapi. Peta Kawasan Rawan

Bencana Gunungapi menjelaskan tentang jenis dan sifat bahaya gunungapi, daerah

rawan bencana, arah/jalur penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos

penanggulangan bencana.

Kawasan Rawan Bencana II

Adalah daerah yang letaknya terdekat dengan sumber bahaya, sehingga

kemungkinan akan terlanda oleh bahaya langsung, berupa luncuran awan panas, lontaran

batu (pijar), hujan abu lebat dan lahar. Tanpa memperhitungkan arah tiupan angin pada

saat terjadi erupsi, daerah bahaya ini diperkirakan meliputi wilayah dalam radius lk. 3,5 km

berpusatkan kawah aktif di puncak G. Lokon. Kawasan Rawan Bencana II ini dibedakan

menjadi dua, yaitu :

a. Kawasan rawan terhadap aliran masa berupa awan panas dan aliran lahar/banjir

Page 14: G._LOKON

b. Kawasan rawan terhadap material lontaran dan jatuhan seperti lontaran batu (pijar dan

hujan abu lebat).

Kawasan Rawan Bencana I

Adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar/banjir, meliputi lambah atau daerah

aliran sepanjang sungai-sungai yang berhulu di daerah puncak. Selama erupsi membesar,

kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu dan lontaran batu

(pijar). Kawasan ini dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Kawasan rawan terhadap lahar/banjir. Kawasan ini terletak di sepanjang sungai/ di

dekat lembah sungai atau bagian hilir sungai yang berhulu di daerah sekitar kawah.

b. Kawasan rawan terhadap hujan abu tanpa memperhatikan arah tiupan angin dan

kemungkinan terkena lontaran batu (pijar).

Page 15: G._LOKON

Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Lokon

Page 16: G._LOKON

DAFTAR PUSTAKA

Kadarsetia, E dan Saefudin, A., 1999, Laporan Penyelidikan Kimia Air, G. Tangkoko, G.

Lokon dan G. Ambang, Sulawesi Utara, Arsip Direktorat Vulkanologi.

Katili, J.A dan Sudrajat, A., 1986, Lokon Sumber Kesuburan dan Pusat Bencana Tanah

Minahasa.

Kristianto, 1996, Evaluasi Kegiatan G. Lokon Tahun 1995, Arsip Direktorat Vulkanologi.

Kusumadinata, K., 1979. Data Dasar Gunungapi, Direktorat Vulkanologi, Bandung, hal.

661 – 665.

Matahelemual, 1985, G. Lokon - Empung, Berita Berkala Vulkanologi, Direktorat

Vulkanologi.

Mulyadi, D., Hendrasto, M., Imam Suradji., 1990, Laporan Pemetaan Geologi G.

Lokon - Empung, Sulawesi Utara, Arsip Direktorat Vulkanologi.

Palgunadi, S., dkk., 1994, Laporan Penyelidikan Geofisika Terpadu Magnet dan

Potensial Diri (SP) G. Lokon, Sulawesi Utara, Arsip Direktorat Vulkanologi.

Solihin A, 1996, Increasing in Seismic Activity in 1995 - 1996 at Lokon Volcano, North

Sulawesi, Indonesia, JICA, Arsip Direktorat Vulkanologi.

Suganda, O.K., dkk., 1999, Laporan Penyelidikan Deformasi G. Lokon, Sulawesi Utara

dengan Metode EDM dan Leveling, Arsip Direktorat Vulkanologi.

Sumailani, A.R dan Karnaen, P., 1990, Pemetaan situasi sekitar kawah/lereng sebelah

timur G. Lokon, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Arsip Direktorat

Vulkanologi.

Wikartadipura, S., 1988, Laporan Pemetaan Daerah Bahaya G. Lokon - Empung di

Minahasa, Sulawesi Utara, Arsip Direktorat Vulkanologi.

Wittiri S.R dan Solihin, A., 1994, Gunung Lokon, Arsip Direktorat Vulkanologi.

Wittiri S.R, 1991, Erupsi Gunung Lokon 1991, Arsip Direktorat Vulkanologi.

Yasa, S. dkk, 2007 Penyellidikan Geomagnet G. Lokon, Laporan, Pusat Vulkanologi

dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung

Yohana, T., dkk., 1996, Laporan Penyelidikan Gaya Berat G. Lokon, Sulawesi Utara,

Arsip Direktorat Vulkanologi.