KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL Pengertian status gizi Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit (Beck. 2000 : 1). Manfaat Nutrisi a. Nutrisi untuk pertumbuhan. Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan rambut terus berganti, sel – sel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang masak agar zat makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh b. Makanan sebagai suku cadang. Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan rambut terus berganti, sel – sel tubuh terus bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang masak agar zat makanan dapat dipakai untuk pekerjaan tubuh. Untuk itu, setelah sakit kita perlu banyak makan makanan bergizi. Begitu juga untuk yang menjalani operasi atau yang baru melahirkan. c. Makanan sebagai bensin tubuh.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL
Pengertian status gizi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak.
Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan
antara kebutuhan dan masukan nutrient. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan
pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit (Beck. 2000 : 1).
Manfaat Nutrisi
a. Nutrisi untuk pertumbuhan.
Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ tubuh dapat berfungsi
dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan rambut terus berganti, sel – sel tubuh terus
bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang masak agar zat makanan dapat
dipakai untuk pekerjaan tubuh
b. Makanan sebagai suku cadang.
Dengan makanan bergizi, tubuh manusia tumbuh dan dipelihara. Semua organ tubuh dapat berfungsi
dengan baik. Bagian tubuh yang rusak diganti. Kulit dan rambut terus berganti, sel – sel tubuh terus
bertumbuh. Sel-sel tubuh memasak dan mengolah zat makanan yang masak agar zat makanan dapat
dipakai untuk pekerjaan tubuh.
Untuk itu, setelah sakit kita perlu banyak makan makanan bergizi. Begitu juga untuk yang menjalani
operasi atau yang baru melahirkan.
c. Makanan sebagai bensin tubuh.
Makanan juga dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, menyapu, juga
berkebun. Dalam keadaan tidurpun tubuh tetap membutuhkan tenaga untuk bernafas, degup jantung,
serta tenaga memasak zat makanan dan memakainya. Namun, makanan perlu diatur agar sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Jumlahnya harus memadai, dan mutunya sesuai dengan kebutuhan sehari-
hari (Nadesul, 1995 : 68).
Cara Pengukuran Status Gizi
Kenaikan berat badan ibu hamil secara tepat tidak diketahui. Hal ini diketahui bahwa kenaikan
berat badan ibu selama kehamilan memberikan kontribusi yang sangat penting bagi proses dan output
persalinan. Peningkatan berat badan yang adekuat akan memperkecil terjadinya resiko terjadinya
persalinan small gestational age (SGA) atau preterm.Kebutuhan peningkatan berat badan untuk setiap
wanita berbeda-beda. Faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan berat badan ditentukan oleh
tinggi badan dan berat badan, apakah wanita tersebut memiliki berat badan normal, kurang atau lebih
sebelum kehamilan. Metode yang biasa digunakan dalam menentukan kondisi berat badan dan tinggi
badan adalah body mass index (BMI). Formula ini digunakan untuk menghitung BMI adalah
BMI = Berat/Tinggi2
BMI dapat diintepretasikan dalam kategori sebagai berikut :
a. Kurang dari 19,8 adalah berat kurang atau rendah
b. 19,8 sampai dengan 26,0 normal
c. 26,0 sampai dengan 29 adalah berat lebih atau tinggi
d. Lebih dari 29 obesitas.
Wanita dengan kategori rendah, peningkatan berat badan idealnya saat hamil adalah 12,5
sampai dengan 18 kg. Sedangkan untuk wanita dengan BMI normal, peningkatan berat badan
idealnya pada saat hamil adalah 11,5 sampai dengan 16 kg dan untuk wanita dengan BMI yang lain,
peningkatan berat badannya antara 7 sampai dengan 11,5. Remaja disarankan untuk meningkatkan
berat badannya lebih dari porsi yang ditetapkan karena ditakutkan jika mengikuti porsi diatas maka
janinnya kecil. Remaja yang mengalami sakit selama 2 – 3 tahun setelah memperoleh haid
pertamanya diperkirakan memiliki resiko tinggi disebabkan oleh permasalahan nutrisi karena telah
ditetapkan bahwa ibu dan janin memliki ketergantungan pada nutrisi.Telah ditemukan bukti bahwa
wanita yang memiliki usia sampai dengan 19 tahun kebutuhan nutrisinya pada saat kehamilan harus
sangat diperhatikan terutama melalui bimbingan. Wanita dengan tinggi badan kurang dari 157 cm
kenaikan berat badannya disarankan mendekati batas bawah kenaikan berat badan yang
direkomendasikan untuk mengurangi meningkatnya resiko akibat timbulnya komplikasi yang sifatnya
mekanis.
Untuk kehamilan kembar pada saat ini belum ditemukan rekomendasi yang sesuai dengan
menggunakan dasar BMI. Pada kehamilan kembar untuk memperoleh hasil yang terbaik disarankan
untuk menaikan berat badan sebesar 20 kg (Wong, 1997 : 180).
Pola Kenaikan berat badan
Kenaikan berat badan memegang peranan penting dalam kehamilan. Kenaikan berat badan
rendah pada awal kehamilan akan menyebabkan terjadinya SGA pada janin. Kenaikan berat badan
yang tidak adekuat pada setengah akhir kehamilan berdasarkan hasil pengamatan menunjukan
terjadinya kelahiran preterm. Resiko ini ditemukan waupun pada akhir kemilan dicapai sesuai dengan
range yang direkomendasikan.
Kenaikan berat badan optimal tergantung pada tahapan kehamilan. Pada trimester pertama dan
kedua kenaikan berat badan banyak disebabkan oleh kenaikan organ pendukung kehamilan,
sedangkan pada trimester ketiga yang mempengaruhi kenaikan berat badan adalah pertumbuhan janin.
Pada trimester kenaikan berat badan rata-rata adalah antara 1 sampai dengan 2 kg pada wanita. Untuk
trimester kedua dan ketiga pada wanita dengan berat badan normal kenaikannya diharapkan 0,4 kg per
minggu. Untuk wanita dengan berat badan lebih, kenaikan berat badannya adalah 0,3 kg dan untuk
wanita dengan berat badan kurang kenaikannya adalah 0,5. Untuk asupan kalori pada trimester
pertama diharpakan tidak ada perubahan dari kebiasaan, pada trimester kedua dan ketiga asupan
kalorinya harus dinaikan sebesar 300 kkal per hari lebih dari biasanya. Kenaikan ini dapat dicapai
dengan mudah melalui asupan susu, yogurt, atau keju, buah-buahan, sayuran, sereal, nasi atau roti.
Sebuah bagan disusun untuk memonitor perkembangan kenaikan berat badan selama kehamilan
untuk wanita dengan berat badan normal, kurang atau lebih. Kenaikan berat badan dicatakan sesuai
dengan hasil pengukuran. Setiap ibu hamil diharapkan dapat mengerti pola peningkatan berat badan
dan kenaikan berat badan yang direkomendasikan. Untuk meningkatkan pengendalian kenaikan berat
badan sangath membutuhkan peran ibu hamil sendiri dalam memantau kenaikan berat badannya danb
berusaha memenuhi kenaikan berat badan sesuai dengan yang direkomendasikan oleh BMI.
Kenaikan berat badan yang tidak adekuat (kurang dari 1 kg perbulan untuk wanita normal, 0,5
kg perhari untuk wanita dengan berat badan kurang) atau kenaikan berat badan berlebih (3 kg / bulan)
harus segera memperoleh perhatian. Kemungkinan penyimpangan dari berat yang direkomendasikan
diantaranya adalah kesalahan pengukuran, kesalahan pencatatan, pengaruh berat pakaian, dan
terjadinya akumulasi cairan. Kenaikan berat badan yang terlalu tinggi disebabkan oleh akumulasi
cairan, kenaikannya lebih dari 3 kg perbulan, terutama setelah 21 minggu usia kehamilan, dan dapat
menyebabkan terjadinya hipertensi (Wong, 1997 : 180). Penelitian yang dilakukan oleh Yudomustopo
(2007) menunjukkan adanya hubungan antara hipertensi dengan terjadinya persalinan preterm,
dimana pada 68% ibu yang menderita hipertensi, mengalami persalinan preterm.
Gizi pada Ibu Hamil
Kehamilan adalah suatu kejadian yang hampir selalu ditunggu-tungguSaat ini pun Ibu pada
umumnya sudah mengerti bagaimana seharusnya ia lebih menjaga kondisi tubuh demi untuk
kelancaran kehamilan dan perkembangan janin dalam kandungan. Jika sebelumnya ia makan hanya
untuk dirinya sendiri, kini ia harus mencukupi kebutuhan gizinya untuk janinnya pula.
Normalnya, sang ibu mengalami peningkatan berat badan selama kehamilan berlangsung.
Kenaikan berat badan yang optimal akan berdampak baik pada kehamilan maupun output
persalinannya kelak. Dengan berat badan yang ideal untuk seorang ibu hamil, pertumbuhan janin pada
umumnya akan berlangsung normal. Komplikasi timbulnya gangguan kesehatan dan penyakit lain
juga bisa dihindari. Hal ini pun memberikan efek pada pasca persalinan yaitu kesehatan ibu selama
laktasi.
Menurut National Academy of Science, variasi kenaikan berat badan ibu hamil tergantung
pada berat badan ibu sebelum hamil. Khususnya bisa diketahui dengan menilai body mass index
(BMI). Berikut rekomendasi yang disarankan untuk kenaikan total berat badan pada ibu hamil
berdasarkan berat badan sebelum hamil.
Untuk bisa mencukupi dan menyeimbangkan gizi pada saat hamil dan menyusui, komposisi
zat gizi harus diperhatikan. Kalori dicukupi namun jangan terlalu banyak, hanya 17%, protein 25%
dan vitamin dan mineral 20 – 100%.
Pemberian suplemen vitamin dan mineral ternyata masih merupakan pro dan kontra. Menurut
keterangan yang bersumber dari Institute of Medicine (USA), semua suplemen vitamin dan mineral
kecuali Fe tidak ada menfaatnya. Namun tetap saja hal itu menjadi pro dan kontra sehingga beberapa
pihak dari kalangan medis masih menjadikan suplemen vitamin dan mineral sebagai suplemen ibu
hamil untuk menjamin tercukupinya zat gizi pada bumil tersebut.
Ibu hamil seharusnya memiliki kadar hemoglobin (Hb) > 11 g/dl. Pada saat post partum
minimal harus 10 g/dl. Jika ibu mengalami anemia terutama penyebab yang paling sering adalah
karena kekurangan zat besi (Fe) risiko persalinan yang abnormal akan meningkat, demikian pula
dengan risiko infeksi ibu dan kecenderungan perdarahan yang akan berdampak pada morbiditas dan
mortalitas ibu dan bayi. Kondisi anemia kekurangan zat besi puncaknya sering terjadi pada trimester
II dan III. Kondisi tersebut bisa saja disebabkan karena asupan Fe yang kurang, adanya infeksi parasit
dan interval kehamilan yang pendek. Keadaan anemia seringkali menyebabkan ibu jatuh dalam
kondisi mudah lelah, kekuatan fisik menurun, timbulnya gejala kardiovaskuler, predisposisi infeksi,
risiko peripartum blood loss, dan risiko gangguan penyembuhan luka. Sedangkan bagi janin kondisi
kekurangan Fe hingga < 9 g/dl meningkatkan risiko persalinan preterm, intrauterine growth
retardation (IUGR), dan intrauterine fetal death (IUFD). Plasenta pun terkena imbasnya yaitu bisa
mengalami hipoksia kronik dan angiogenesis. Hipotesis Baker mengatakan bahwa terdapat hubungan
antara gangguan pada plasenta dan pertumbuhan janin yang mempengaruhi risiko berkembangnya
penyakit pada janin tersebut setelah dewasa seperti timbulnya penyakit kardiovaskuler dan diabetes
mellitus.
Vitamin A untuk ibu dan bayi berguna sebagai imunomodulator bagi kekebalan mukosa.
Namun penggunaanya tidak boleh terlampau banyak. Suplemen vitamin A tidak boleh melebihi dosis
yang telah direkomendasikan dalam Recommended Dietary Allowance yaitu sejumlah > 15.000
IU/hari. Konsumsi yang terlalu banyak akan meningkatkan risiko cacat bawaan janin.
Kebutuhan kalium dan fosfor umumnya pada ibu hamil tidak meningkat. Namun jika diet
kalsium rata-rata kurang dari yang dianjurkan untuk orang sehat dan normal yaitu sejumlah < 600 per
hari ditakutkan akan meningkatkan risiko terjadinya pre eklampsia dan kualitas bayi yang menurun.
Namun hal ini masih menjadi perdebatan pula tentang kebenarannya.
Zinc, termasuk mineral yang penting dikonsumsi oleh ibu. Diet rendah zinc akan
meningkatkan risiko janin lahir prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan. Zinc ditengarai
mampu meningkatkan berat lahir dan lingkar kepala. Untuk itu, konsumsi Zinc paling tidak harus
sudah dimulai sejak hamil 19 minggu dengan dosis 15 mg/hari.
Jika mengamati suplemen ibu hamil, beberapa komponen diantaranya adalah asam folat, AA
DHA, FOS (Prebiotik) dan Ginger. Kekurangan Asam folat kurang dari 0,24 mg/hari pada kehamilan
< 28 minggu akan meningkatkan risiko cacat pada janin, persalinan kurang bulan, serta berat bayi
lahir rendah, misalnya meningocele. Defisiensi asam folat juga mengganggu pertumbuhan sistem
saraf pusat, jika terjadi gangguan pada hari ke-16 pasca fertilisasi akan berdampak pada pembentukan
kepala yang terjadi pada hari ke-22 hingga 26 sehingga bisa terjadi encephali, bayi tanpa tempurung
kepala dan otak. Hal tersebut juga bisa berdampak pada gangguan pembentukan tulang belakang
sehingga janin bisa menderita spina bifida.
Pada ibu yang mengalami kondisi defisiensi asam folat disertai dengan defisiensi vitamin B6,
B12, penyakit ginjal, hati, serta minum obat-obatan akan terjadi hiperhomosisteinemia. Keadaan ini
berpotensi menyebabkan berbagai cacat bawaan seperti kelainan jantung, pembuluh darah, kelainan
saraf pusat, abortus, prematuritas, solusio plasenta, janin mati dalam kandungan (IUFD), pre-
eklamsia, maupun eklamsia. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan pemenuhan kebutuhan
vitamin B6, B12 dan asam folat selama hamil. Kebutuhan asam folat untuk wanita tidak hamil adalah
sebesar 100 mg/hari sedangkan untuk wanita hamil adalah berkisar antara 500 – 1000 mg/hari. Bagi
ibu-ibu yang pernah melahirkan bayi dengan kelainan saraf pusat dianjurkan untuk mengkonsumsi
asam folat dengan dosis 4000 mg (4 mg)/hari mulai 1 bulan sebelum hamil sampai dengan usia hamil
3 bulan. Rekomendasi yang dianjurkan CDC tahun 1992 terbagi dalam dosis profilaksis 0,4 mg / hari
untuk wanita usia reproduksi serta dosis 4 mg / hari mulai 1 bulan sebelum rencana kehamilan sampai
dengan trimester 1, untuk wanita dengan risiko terjadinya kecacatan syaraf janin. Asam folat banyak
terdapat pada kacang-kacangan dan buah-buahan. Namun dalam makanan ini keadaan bahan asam
folat yaitu poliglutamat, bersifat tidak stabil. Mengonsumsi suplemen asam folat, karena dalam
suplemen ia berbentuk monoglutamat yang lebih stabil.
Lemak yang baik bagi pertumbuhan janin adalah jenis LC PUFA (long chain poly-
unsaturated fatty acid) yang terdiri dari asam amino, DHA dan asam lemak tak jenuh yang diperlukan
untuk pembentukan otak, hati dan retina. Dengan cukupnya zat-zat tersebut diharapkan bayi akan
lahir dalam usia cukup bulan. AA dan DHA berperan dalam pembentukan membran sel, endothel,
serta jaringan saraf. Pada kehamilan bermanfaat untuk mencapai berat lahir yang optimal,
mencukupkan usia kehamilan dan mencegah preeklampsia. Pada ibu menyusui juga bermanfaat untuk
mencapai tumbuh kembang bayi yang optimal.
Salah satu komposisi suplemen ibu hamil yaitu Zingiber officinale yang di Indonesia dikenal
dengan nama jahe. Bahan ini sebenarnya masih dipertanyakan efek terapeutiknya. Menurut Tyler dan
Foster, 1996, fungsinya saat ini merupakan obat herbal untuk memperbaiki distress saluran
pencernaan. Misalnya untuk mengurangi insiden mual dan muntah selama kehamilan. Menurut
Backon 1991, jahe meningkatkan aktivitas tromboksan sintetase yang berdampak pada testosteron –
binding, memodifikasi sex steroid dependent serta diferensiasi otak janin. Namun hal tersebut masih
dipertanyakan pula oleh para ahli. Efek jahe tersebut tergantung pula pada dosis dan durasi
konsumsinya.
Salah satu lagi bahan yang bermanfaat bagi ibu hamil adalah prebiotik. Bahan berasal dari
jenis fruktoolgisakarida (FOS), tidak dihidrolisis maupun diabsorbsi di saluran cerna bagian atas.
Memiliki mekanisme kerja merangsang pertumbuhan bakteri komensal dalam kolon (Bifidobacteria
dan Lactobacillus), merubah mikroflora menjadi bermanfaat, menjaga kesehatan usus, menambah
jumlah spesimen saccharolitic serta mengurangi mikroorgansime yang patogen. Oligosakarida dalam
makanan diubah mnejadi fruktosa kemudian dibuah lagi mnejadi fruktooligosakarida (FOS) sehingga
berfungsi sebagai prebiotik. Prebiotik ini juga berfungsi untuk melindungi mukosa saluran cerna dari