BAB I PENHDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan. Makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.apalagi untuk anak dalam masa sekolah, makanan merupakan sumber untuk membuat anak cerdas. Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Healt Organization) adalah kesehatan ibu hamil dan anak. Anak yang berusia sekitar 6-12 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga digalakan untuk perkembangan mental yang mengacu pada skil anak. Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan mental anak. Karena tentunya fisk dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan. makanan yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENHDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat
seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang
perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan. Makanan yang beraneka ragam sangat
bermanfaat bagi kesehatan.apalagi untuk anak dalam masa sekolah, makanan merupakan
sumber untuk membuat anak cerdas. Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World
Healt Organization) adalah kesehatan ibu hamil dan anak.
Anak yang berusia sekitar 6-12 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling pesat
kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan menghasilkan pertumbuhan
yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, pendidikan juga
digalakan untuk perkembangan mental yang mengacu pada skil anak.
Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan mental anak. Karena
tentunya fisk dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan. makanan
yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain
yang dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga
adalah pihak pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga
akan gizi sangat berpengaruh disini. Untuk itu keduanya diperhatikan detile untuk masalah
asupan gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian gizi dan usia anak sekolah usia 6- 12 tahun?
2. Apa fungsi gizi untuk anak usia sekolah usia 6-12 tahun ?
3. Apa asupan makanan yang baik untuk anak usia sekolah usia 6-12 tahun?
4. Apa faktor yang mempengaruhi gizi pada anak sekolah usia 6-12 ?
5. Apa saja gangguan gizi pada anak sekolah usia 6-12 tahun?
6. Apa saja gizi seimbang untuk anak usia sekolah usia 6-12 tahun ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan adalah:
1. Mengetahui pengertian gizi dan usia anak sekolah usia 6-12 tahun.
2. Mengetahui fungsi gizi untuk anak usia sekolah usia 6-12 tahun.
3. Mengetahui apa saja asupan makanan untuk anak usia sekolah usia 6-12 tahun.
4. Mengetahui faktor yang mempengaruhi gizi pada anak sekolah usia 6-12 tahun.
5. Mengetahui gangguan gizi pada anak sekolah usia 6-12 tahun.
6. Mengetahui bagaimana upaya peningkatan gizi pada anak sekolah usia 6-12 tahun.
7. Mengetahui menu gizi seimbang pada anak usia sekolah usia 6-12 tahun.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi
Pengertian Gizi dan Zat Gizi, Kata gizi adalah berasal dari dialek bahasa Mesir yang
berarti "makanan". Gizi merupakan terjemahan dari kata "nutrition" yang dapat
diterjemahkan menjadi "nutrisi". Gizi dapat diartikan sebagai sesuatu yang mempengaruhi
proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat
mempertahankan kehidupan. Namun, sebenarnya gizi meliputi pengertian yang luas, tak
hanya mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-
cara memperoleh serta mengolah dan mempertimbakan agar tubuh tetap sehat. Disiplin ilmu
yang khusus mempelajari tentang gizi disebut Ilmu Gizi. Ilmu gizi adalah ilmu yang
mempelajari zat gizi dalam makanan dan penggunaanya dalam tubuh, meliputi pemasukan,
pencernaan, penyerapan, pengangkutan (transpor), metabolisme, interaksi, penyimpanan, dan
pengeluaran, semuanya termasuk proses zat gizi dalam tubuh.
Zat gizi atau nutrient adalah elemen yang ada dalam makanan yang dapat dimanfaatkan
secara langsung dalam tubuh seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Zat gizi merupakan substansi yang diperoleh dari makanan dan digunakan untuk
pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan jaringan tubuh. Zat gizi dapat dibagi menjadi zat
gizi organik dan zat gizi anorganik. Zat gizi organik terdiri dari karbohidrat, lemak, protein,
dan vitamin. Sedangkan zat gizi anorganik terdiri dari mineral dan air. Selain itu, zat gizi
dapat dikelompokkan berdasarkan sumbernya, berdasarkan fungsinya, dan berdasarkan
jumlahnya.
Zat gizi berdasarkan sumbernya terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Nabati: Sumber zat gizi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
b. Hewani: Sumber zat gizi yang berasal dari hewan.
Zat gizi berdasarkan fungsinya bagi tubuh dapat kita kategorikan menjadi:
a. Sumber tenaga bagi tumbuh: Zat gizi yang tergolong sumber tenaga adalah karbohidrat,
lemak, dan protein.
b. Pembangun dan penjaga tubuh: Zat gizi yang berfungsi sebagai pembangun dan penjaga
tumbuh adalah protein, lemak, mineral, dan vitamin.
c. Pengatur proses kerja di dalam tubuh: Zat gizi yang diperlukan untuk mengatur proses
metabolisme di dalam tubuh adalah protein, mineral, vitamin, dan air.
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 6-12 Tahun
Anak yang berusia 6-12 tahun merupakan usia sekolah, pertumbuhan anak seusia ini tetap
terjadi meskipun kecepatan pertumbuhannya sehebat yang terjadi pada masa bayi atau
padasaatremaja nanti. Rata-rata pertumbuhan tiap tahun seorang anak pada usia sekolah
adalah berkisar 3-3,5 kg untuk berat dan sekitar 6 cm untuk ketinggian (Behrman, 2004). Anak-
anak pada usia sekolah mempunyai dorongan pertumbuhan yang biasanya bertepatan dengan
perode peningkatan masukan dan anfsu makanan. Ketika memasuki periode pertumbuhan yang
lebih lambat, masukan dan nafsu makan seorang anak juga berkurang. Adanya variasi dalam hal
nafsu makan dan asupan makanan pada anak usia sekolah harus dipahami oleh para orang tua
agar dapat memberikan respon yang baik terhadap setiap kondisi yang terjadi pada anak.
Perkembangan anak masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Sebagai
orang tua harus mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anaknya terutama pada usia
ini karena pertumbuhan anak-anak sangat pesat yang harus diimbangi dengan pemberian
nutrisi dan gizi yang seimbang. Perkembangan anak usia sekolah di bagi menjadi dua
yaitu :
1. Perkembangan Fisiologik
Kekuatan otot, koordinasi motorik dan stamina anak usia sekolah meningkat secara progresif. Anak-anak mampu melakukan gerakan-gerakan dengan pola yang lebih kompleks, sehingga memacu mereka untuk mengikuti kegiatan-kegiatan seperti dansa, olahraga, gimnastik dan aktivitas fisik lainnya.
Selama awal periode usia sekolah, presentase lemak tubuh mencapai minimun 16% pada perempuan dan 13% pada laki-laki. Presentase lemak tubuh kemudian meningkat sebagai persiapan menghadapi dorongan pertumbuhan remaja. Peningkatan presentase lemk tubuh di masa pubertas terjadi lebih dini dan lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan nlaki-laki(19% perempuan dan 14% pada laki-laki).
Peningkatan lemak tubuh pada usia sekolah merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Perubahan ini pada umumnya tidak permanen, dan para orang tua juga harus berhati-hati agar tidak terlalu mempermasalahkan ukuran dan berat badan. Anak laki-laki pada usia sekolah mulai perhatian terhadap perkembangan otot tetapi sebenarnya peningkatan masa otot akan mulai terjadi ketika memasuki usia pertengahan remaja.
2. Perkembangan Kognitif
Pencapaian perkembangan yang paling pokok pada pertengahan usia sekolah adalah kemampuan diri, pengetahuan tentang apa yang akan dikerjakan dan kemampuan untuk melakukannya. Selama usia sekolah, anak-anak bergerak dari periode perkembangan praoperasional ke arah satu tindakan nyata. Tingkatan ini ditandai dengan kemampuan untuk mengarah kepada bergai aspek situasi pada saat bersamaan, amapu memiliki alasan yang lebih rasional dalam hal sebab-akibat, mampu menggolongkan kembali dan menggeneralisasikan, serta
mengurango egosentrisme, yang memungkinkan seorang anak melihat pandangan orang lain. Karakteristik kognitif yang dimiliki anak usia sekolah adalah sebagai berikut:
1. Anak sudah mampu memberikan perhatian pada beberapa aspek2. Anak mulai memiliki alasan rasional dan sistematik3. Anak mulai mengembangkan rasa percaya diri sendiri, semakin independen dan
mempelajari perannya dalam keluarga, di sekolah maupun di masyarakat.4. Egosentrisme anak mulai berkurang, anak mulai dapat menerima pendapat orang lain5. Terkait dengan pola makan, anak mulai menyadari pentingnya makanan bergizi untuk
pertumbuhan dan kesehatan, meyakini pentingnya waktu makan, serta mulai timbul konflik dalam pemilihan waktu makan
6. Pengaruh lingkungan terhadap anak mulai meningkat7. Anak mulai memisahkan diri dari keluarganya sendiri dengan menghabiskan waktu
malamnya di rumah teman atau menyendiri di kamarnya.C. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak :
1. Faktor genetik
Faktor keturunan — masa konsepsi
Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna
mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis
seperti temperamen
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
2. Faktor eksternal / lingkungan
Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan
sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor eksternal yang
cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang
kurang baik akan menghambatnya
1. Keluarga
2. Teman sebaya
3. Pengalaman hidup
4. Kesehatan
5. Lingkungan tempat tinggal
Pertumbuhan dan perkembangan anak usia 6-7 tahun :
membaca seperti mesin
mengulangi tiga angka mengurut ke belakang
membaca waktu untuk seperempat jam
anak wanita bermain dengan wanita
anak laki-laki bermain dengan laki-laki
cemas terhadap kegagalan
kadang malu atau sedih
peningkatan minat pada bidang spiritual
Fisik dan motorik
BB 16-23,6 kg, TB 106,6-123,5 cm, pemunculan gigi insisor mandibula tengah,
kehilangan gigi pertama, sering kembali menggigit jari, lebih menyadari tangan sebagai alat,
suka menggambar, melukis dan mewarnai
Mental
Mengembangkan konsep angka, mengetahui pagi atau siang, mengetahui bagaimana
yang cantik, jelek dr wajah, mematuhi 3 perintah sekaligus, mengetahui tangan kanan dan
kiri, mendefinisikan objek umum spt garpu, kursi.
Adaptif
Dimeja, menggunakan pisau untuk mengoleskan mentega, pada saat bermain,
memotong, melipat, menjahit dengan kasar bila diberi jarum, mandi tanpa pengawasan, tidur
sendiri, membaca dari ingatan, dan menikmati permainan mengeja.
Personal-sosial
Dapat berbagi dan bekerjasama dengan lebih baik, mempunyai cara sendiri untuk
melakukan sesuatu, sering cemburu terhadap adik, meningkatkan sosialisasi, dan akan curang
untuk menang.
Stimulasi motorik kasar yang bisa dilakukan:
Bermain kasti, basket, dan bola kaki. Kegiatan ini sangat baik untuk melatih
keterampilan menggunakan otot kaki. Anak juga belajar mengenal adanya aturan main,
sportivitas, kompetisi dan kerja sama dalam sebuah tim.
Berenang. Manfaat dari kegiatan ini sangat banyak karena melatih semua unsur motorik
kasar anak. Anak pun mendapat pelajaran dan latihan mengenai perbedaan berat jenis
maupun keseimbangan tubuh.
Lompat jauh. Manfaatnya hampir sama dengan bermain bola kaki dan sejenisnya. Pada
kegiatan ini anak mendapatkan point plus, yaitu prediksi terhadap jarak.
Lari maraton. Manfaatnya mirip sekali dengan lompat jauh, hanya caranya yang
berbeda.
Kegiatan outbound. Seperti halnya berenang, maka dengan ber-outbound semua
kemampuan motorik kasar dilatih. Malahan anak bisa mendapatkan hal yang lain, seperti
keberanian, survival, dan kedekatan dengan Maha Pencipta serta kesadaran pentingnya
menjaga keharmonisan antara manusia dengan hewan dan tumbuhan.
Stimulasi motorik halus:
Menggambar, melukis dengan berbagai media.
Membuat kerajinan dari tanah liat.
Membuat seni kerajinan tangan, misalnya membuat boneka dari kain perca.
Bermain alat musik seperti gitar, biola, piano dan sebagainya.
STIMULASI KOGNITIF
Sebelum menstimulasi kognisi anak, orang tua harus mengetahui terlebih dulu
perkembangan kognitifnya sesuai usia. Misalnya, untuk anak balita perkembangan
kognitifnya berkaitan dengan perkembangan berbagai konsep dasar seperti mengenal bau,
warna, huruf, angka, serta pengetahuan umum yang akrab dengan kehidupan sehari-harinya.
Disamping itu perkembangan kognitif berkaitan erat dengan perkembangan bahasa.
Aneka kegiatan yang bisa orang tua lakukan guna menstimulasi kognisi anak adalah:
Mengadakan acara mendongeng.
Membaca buku cerita, baik dilakukan oleh orang tua atau si anak sendiri.
Menceritakan kembali suatu kisah dari buku cerita yang sudah dia baca.
Sharing mengenai pengalaman sehari-hari yang bisa dilakukan secara verbal, gambar
atau tulisan.
Berdiskusi tentang suatu tema.
Kegiatan-kegiatan tersebut sangat baik jika divariasikan dengan berbagai kegiatan,
seperti membuat kerajinan tangan atau games menarik. Sedangkan untuk anak 6-12 tahun,
perkembangan kognitifnya sangat berkaitan dengan kemampuan akademis yang dipelajari di
sekolah. Akan tetapi kemampuan kognitif bisa menjadi lebih optimal apabila otak kanan anak
mendapat stimulasi. Anak yang memiliki fungsi otak seimbang akan lebih responsif, kreatif,
dan fleksibel.
Kegiatan yang bisa dilakukan oleh anak 6-12 tahun adalah:
Ketika mempelajari berbagai kemampuan akademis, guru dan orang tua hendaknya
memperhatikan kondisi anak. Contohnya, saat anak sudah terlihat bosan seharusnya
secara otomatis materi yang disampaikan pada anak dibumbui atau diselingi dengan
permainan atau hal jenaka yang bisa membuat anak tertantang dan gembira. Ingat,
selingan seperti ini sebaiknya tetap pada konteks pembicaraan atau pembahasan.
Stimulasi otak kanan untuk menstimulasi kemampuan kognitif dapat dilakukan melalui
kegiatan music & movement (gerak dan lagu) atau dengan memainkan alat musik
tertentu. Bisa juga dengan melakukan kegiatan drama.
STIMULASI AFEKSI
Stimulasi afeksi dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal maupun
intrapersonal anak balita maupun 6-12 tahun. Manfaat utamanya adalah mengembangkan
rasa percaya diri, memupuk kemandirian, mengetahui dan menjalani aturan, memahami
orang lain, dan mau berbagi.
Cara memberikan stimulasi bisa dengan cara sebagai berikut:
Biarkan anak melakukan sendiri apa yang bisa ia lakukan.
Buatlah kesepakatan tentang berbagai hal yang baik/boleh dan tidak, serta
konsekuensinya. Tentu dengan bahasa yang bisa dipahami anak.
Berikan penghargaan untuk hal-hal yang dapat dilakukanya dengan baik atau lebih baik
dari sebelumnya. Bisa juga ketika anak dapat mengikuti aturan (terutama pada awal mula
diterapkan suatu aturan).
Berikan konsekuensi negatif atau punishment terhadap tingkah laku anak yang kurang
baik atau tidak sesuai dengan aturan. Untuk hal ini perlu mempertimbangkan usia anak.
Berikan perhatian untuk berbagai reaksi emosi anak. Contoh, saat dia sedih, gembira,
marah, berikanlah respons yang sesuai dengan kebutuhannya kala itu.
Anak difasilitasi untuk bermain peran.
Biasakan anak untuk mampu mengungkapkan perasaanya, baik secara verbal, tulisan,
ataupun gambar.
Biasakan mau berbagi dalam setiap kesempatan.
Khusus untuk anak 6-12 tahun, mulai perkenalkan dengan berbagai permainan dalam
rangka mengenalkan aturan main, sportivitas, dan kompetisi.
STIMULASI SPIRITUAL
Sifat spiritual berkaitan erat dengan kesadaran adanya Sang Pencipta. Di sinilah anak
belajar tentang kewajiban tertentu sebagai hamba Tuhan sesuai ajaran agama masing-masing.
Selain itu kecerdasan spiritual juga berkaitan dengan pemahaman bahwa ia menjadi bagian
dari alam semesta. Di sini anak memiliki peran tertentu supaya bisa hidup harmonis dengan
seluruh makhluk Tuhan. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan
kecerdasan spritual anak balita dan usia 6-12 tahun adalah sebagai berikut:
Lakukan diskusi bahwa semua benda di sekitarnya ada yang menciptakan. Contoh,
“Siapa yang membuat meja ini?” anak menjawab, “Tukang kayu.” Lalu kita berikan lagi
pemahaman padanya “Apakah sama meja ini dengan tukang kayu yang membuatnya?”
Mengaitkan materi-materi pelajaran atau hal-hal di sekitarnya dengan kebesaran Tuhan,
terlebih pada pelajaran ilmu pasti.
Memutarkan video tentang berbagai hal yang menakjubkan di alam dengan kebesaran
Sang Pencipta.
Menceritakan kisah manusia-manusia pilihan Tuhan.
Berdiskusi tentang berbagai hal dan apa yang dapat anak lakukan sebagai manusia yang
memiliki kelebihan dibanding makhluk lain di muka bumi.
Meminta anak untuk membuat karangan tentang berbagai pengalamannya ketika sedang
mengalami kesulitan dan apa yang dia lakukan. Ketika menemukan jalan keluar dari
kesulitan tersebut, kaitkan dengan betapa Tuhan itu sangat pengasih dan pemurah.
Memberikan pendidikan agama sekaligus membiasakannya menjalankan ibadah yang
dianjurkan dan diwajibkan.
Namun tak hanya itu yang bisa menjamin anak menjadi cerdas. Lingkungan di mana
anak berada sangat memegang peranan penting untuk membentuknya menjadi anak yang
bahagia dan sehat. Jika bicara ideal, beginilah seharusnya lingkungan anak balita dan anak
usia 6-12 tahun:
Dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung, di antaranya arena bermain lengkap
dengan prasarananya.
Lingkungan harus ramah anak, sekaligus memberi jaminan atas kesehatan, keamanan,
kenyamanan, dan keleluasaan bergerak.
Jika hal tersebut tidak memungkinkan untuk diwujudkan, cukuplah membuat lingkungan
yang bisa menerima dan memberi toleransi pada anak dalam berkegiatan. Temanilah
selalu anak saat berekplorasi. Biarkan dia bebas memilih apa yang akan dikerjakan
sepanjang tetap dalam koridor keamanan, kesehatan, dan kebaikan.
Jawablah sebisa mungkin setiap pertanyaan anak. Jika tidak bisa, ajak anak bersama-
sama mencari tahu jawaban dari sumber yang bisa dipercaya, semisal mencarinya dalam
kamus atau bertanya pada pakarnya.
D. Prinsip Gizi Untuk Usia Anak Sekolah Usia 6-12 Tahun
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) untuk Anak Sekolah dan Remaja :
1. Mengkonsumsi aneka ragam makanan
2. Mengkonsumsi makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3. Mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
4. Membatasi konsumsi lemak dan minyak (1/4 kecukupan energi)
5. Menggunakan garam beryodium
6. Mengkonsumsi makanan sumber zat besi
7. Membiasakan makan pagi
8. Minum air bersih yang aman dan dalam jumlah yang cukup
9. Melakukan aktivitas fisik secara teratur
10. Mengkonsumsi makanan yang aman
11. Membaca label pada makanan yang dikemas
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Seimbang
Kesehatan yang paling diperhatikan oleh WHO (World Healt Organization) adalah
kesehatan ibu hamil dan anak. Untuk itu keduanya diperhatikan detile untuk masalah asupan
gizi dan konsumsi makanan sehari-harinya. Kembali lagi ke WHO, mengapa perlunya
memperhatikan kebutuhan gizi anak usia sekolah, ada beberapa alasan mengapa kebutuhan
gizi anak sekolah sangat diperhatikan, berikut point-poinya :
Faktor yang mempengaruhi gizi pada usia anak sekolah.
1. Usia Sekolah adalah usia puncak pertumbuhan.
Anak Sd yang berusia sekitar 6-12 tahun merupakan masa-masa pertumbuhan paling
pesat kedua setelah masa balita. Dimana kesehatan yang optimal akan menghasilkan
pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian terhadap kesehatan sangatlah diperlukan,
pendidikan juga digalakan untuk perkembangan mental yang mengacu pada skil anak.
Asupan gizi diperlukan untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik dan mental anak. Karena
tentunya fisk dan mental merupakan sesuatu yang berbeda namun saling berkaitan. makanan
yang kaya akan nutrisi sangat mempengaruhi tumbuh kembang otak dan organ-organ lain
yang dibutuhkan anak untuk mencapai hasil pendidikan yang optimal, untuk itu keluarga
adalah pihak pertama yang harus memperhatikan asupan gizi anaknya. Pengetahuan keluarga
akan gizi sangat berpengaruh disini.
2. Selalu Aktif.
Semakin tinggi tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisi dan energi juga akan semaki banyak
diperlukan, anak usia SD atau Usia sekolah merupakan usia yang senang bermain. Senang
menghabiskan waktunya untuk belajar mengetahui lingkungan sekitar. Untuk itu perlunya
nutrisi dan asupan energi yang banyakuntuk menunjang aktifitas fisiknya. Sulitnya untuk
mengkonsumsi makanan bergizi adalah tantangan yang perlu dihadapi oleh orang tua. Untuk
itu pengetahuan mengenai gizi anak sangat disarankan untuk mempelajarinya.
3. Perubahan Sikap Terhadap Makanan.
Anak Usia Sd tidak dapat di tebak, apa selera makan yang saat ini sedang ia senangi,
perubahan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
pengaruh dari luar. Pada masa-masa inilah perhatian ibu terhadap pengaruh pola konsumsi